Transcript
Page 1: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN FASILITAS

PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN TASIKMADU

KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2007 DAN PREDIKSI TAHUN 2013

Skripsi

Oleh :

SITI PUJI HASTUTI

NIM. K5404059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

ii

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN FASILITAS

PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN TASIKMADU

KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2007 DAN PREDIKSI TAHUN 2013

Oleh :

Siti Puji Hastuti

NIM K5404059

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd

NIP. 19560420 198303 1 003

Pembimbing II

Dra. Inna Prihartini, M.S

NIP. 19570207 198303 2 002

Page 4: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 10 Maret 2010

Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Drs. Partoso Hadi, M.Si ……………… Sekretaris : Setya Nugraha, S.Si, M.Si ……………… Anggota I : Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd ……………… Anggota II : Dra. Inna Prihartini, M.S ………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 1987021 001

DAFTAR ISI

Page 5: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

v

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK........................................................................ v

HALAMAN MOTTO ............................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii

KATA PENGANTAR .......................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

DAFTAR PETA .................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................. 6

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 6

1. Pengertian Pertumbuhan Penduduk .............................................. 6

2. Pengertian Pendidikan .................................................................. 15

3. Pengertian Fasilitas Pendidikan ................................................... 21

4. Penggabungan Sekolah Dasar ...................................................... 25

B. Penelitian yang relevan .................................................................... 27

C. Kerangka Berfikir ............................................................................ 29

BAB III. METODELOGI PENELITIAN .............................................. 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 31

B. Metode Penelitian ............................................................................ 31

C. Sumber Data .................................................................................... 32

D. Teknik Sampling ............................................................................. 33

Page 6: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

vi

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 33

F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 33

G. Prosedur Penelitian .......................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 38

A. Deskripsi Daerah Penelitian ...................................................... 38

1. Keadaan Fisik ..................................................................... 38

2. Keadaan Penduduk ............................................................ 40

3. Sarana dan Prasarana Daerah ................................................ 50

4. Sarana dan Prasarana SD/MI ................................................ 55

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian.............................................. 61

1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Usia 7-12 Tahun.... 61

2. Penyediaan Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar.................... 66

C. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................ 78

1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Usia 7-12 Tahun ... 78

2. Penyediaan Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar ................. 80

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................ 86

A. Kesimpulan .............................................................................. 86

B. Implikasi .................................................................................. 87

C. Saran ....................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

vii

ABSTRAK

Siti Puji Hastuti. ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2007 DAN PREDEKSI TAHUN 2013. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui pertumbuhan dan persebaran penduduk usia Sekolah Dasar (7-12 tahun) di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007-2013; (2) Mengetahui penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007-2013.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif geografis. Variabel dalam penelitian ini adalah pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk usia 7-12 tahun dan penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar yang meliputi gedung, ruang kelas, tenaga guru dan tenaga perpustakaan di Kecamatan Tasikmadu. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi, dan observasi lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah eksponensiil dan proyeksi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan penduduk sebesar -0,48%; (2) Penduduk Kecamatan Tasikmadu yang berusia 7-12 tahun tersebar di 10 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 5.214 jiwa, jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Papahan dengan jumlah sebanyak 696 jiwa dan yang paling sedikit berada di Desa Buran yaitu 300 jiwa. Pada tahun 2013 yang akan datang jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu diperkirakan akan berkurang menjadi 5.066 jiwa. (3) Penyediaan fasilitas pendidikannya meliputi; (a) jumlah gedung SD/MI di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 berjumlah 28 gedung Sekolah Dasar pada tahun 2013 diperkirakan akan berkurang sebanyak 8 gedung. (b) Jumlah Ruang kelas pada tahun 2007 mengalami kelebihan 2 buah, sedangkan pada tahun 2013 jumlah ruang kelas yang dibutuhkan hanya 122 buah sehingga di Kecamatan Tasikmadu terdapat kelebihan 52 buah, untuk itu diperlukan penggabungan Sekolah Dasar sebanyak 8 buah agar lebih efektif dan efisien. (c) Jumlah tenaga guru yang ada di Kecamatan Tasikmadu pada Tahun 2007 adalah sebanyak 243 orang, sedangkan pada tahun 2013 hanya dibutuhkan sebanyak 167 guru sehingga di Kecamatan Tasikmadu terdapat kelebihan jumlah guru sebanyak 76 orang. (d) Jumlah tenaga perpustakaan yang dibutuhkan untuk SD/MI di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 adalah 33 orang, yang paling banyak adalah Desa Papahan sebanyak 5 orang, yang paling sedikit adalah 2 orang yang berada di Desa Buran, Desa Gaum, dan Desa Wonolopo.

Page 8: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

viii

ABSTRACT

Siti Puji Hastuti. ANALYSIS OF GROWTH POPULATION AND THE PROVISION OF FACILITIES BASIC EDUCATION SCHOOL IN TASIKMADU DISTRICT KARANGANYAR REGENCY IN 2007 AND PREDICTION 2013. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University of Surakarta, March 2010.

The purpose of this study is: (1) Knowing the growth and spread of primary school age population (7-12 years) in Tasikmadu district Karanganyar regency 2007-2013; (2) Knowing the provision of educational facilities Elementary School in Tasikmadu district Karanganyar regency 2007-2013.

This research is a geographical descriptive method. The variables used in the research are the growth and spread of primary school age population (7-12 years) and the provision of educational facilities Elementary School are building, classrooms, teachers, and librarian. The data collecting technique applied that is documentation, and observation of field. The data analytical technique applied is eksponensiil and projection.

Based on the research results can be concluded: (1) The number of age residents 7-12 years in Tasikmadu district in the year 2007 experiencing growth of resident equal - 0,48%; (2) The district Resident of Tasikmadu having age 7-12 years spread over in 10 villages with number of residents 5.214 child, number of residents is many to resides in Papahan with number of 696 men and fewest resided in Buran that is 300 child. In the year 2013 which will come number of age residents 7-12 years in Tasikmadu district decreases to become 5.066 child. (3) The provision of educational facilities Elementary School in Tasikmadu are; (a) Number of buildings SD/MI in Tasikmadu the year 2007 amounts to 28 elementary school in the year 2013 will estimated decrease counted 8 building; (b) The number of class rooms in the year 2007 experiencing excess of 2 class, while in the year 2013 class room amounts required only 122 class so that in Tasikmadu district there is excess of 52 class, for the purpose is required merger of elementary school counted 8 build of that more efficient and effectively. (c) The number of the teachers in Tasikmadu district at year 2007 is 243, while in the year 2013 only required 167 teachers for the purpose in Tasikmadu district there is excess of number of 76 teachers. (d) The number of librarian required for SD/MI in Tasikmadu district in the year 2013 is 33 mans who at most is Papahan about 5 man, fewest is 2 man is residing in Buran village, Gaum village, and Wonolopo village.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Page 9: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

ix

Penduduk merupakan suatu kelompok organisasi yang terdiri dari

individu-individu yang sejenis dan mendiami suatu daerah dengan batas-batas

tertentu. Penduduk suatu daerah dapat juga meliputi seluruh manusia yang hidup

di tahun yang sama dan menempati daerah yang sama. Menurut Undang-Undang

RI No.10 tahun 1992 yang dimaksud penduduk adalah orang yang dalam

fungsinya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara,

dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas

wilayah negara pada waktu tertentu (Mantra, 2003:3).

Kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial dan ekonomi

yang dilaksanakan Indonesia selama tiga dekade yang lalu telah berhasil

menurunkan angka kelahiran dan kematian sehingga mampu menghambat laju

pertumbuhan penduduk dari 2,3 % pada periode 1971-1980 menjadi 1,4 % per

tahun pada periode 1990-2000 meskipun jumlah penduduk Indonesia masih

akan terus bertambah. Di daerah yang pertumbuhan penduduknya telah menurun,

terjadi perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan penurunan

proporsi anak-anak usia di bawah 15 tahun disertai dengan peningkatan pesat

proporsi penduduk usia kerja dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut

(lansia) secara perlahan, sedangkan di daerah yang tingkat pertumbuhan

penduduknya masih tinggi, proporsi penduduk usia 0-14 tahun masih besar

sehingga memerlukan investasi sosial dan ekonomi yang besar pula untuk

penyediaan sarana tumbuh kembang, termasuk pendidikan dan kesehatan.

Proporsi penduduk muda Indonesia semakin menurun akibat semakin

rendahnya angka fertilitas. Penurunan ini akan menyebabkan semakin

menurunnya jumlah anak-anak yang masuk Sekolah Dasar. Bila ukuran seperti

perubahan jumlah murid digunakan, bisa jadi ditemukan penurunan jumlah murid

di Sekolah Dasar dengan interpretasi terjadi penurunan partisipasi sekolah.

Namun, bila digunakan angka partisipasi sekolah, maka akan ditemukan

peningkatan partisipasi di tingkat SD yang disebabkan semakin rendahnya jumlah

penduduk usia Sekolah Dasar. (www.datastatistik-Indonesia.com)

Dinamika perubahan struktur penduduk belum sepenuhnya teratasi dalam

pembangunan pendidikan. Penurunan penduduk usia muda terutama kelompok

1

Page 10: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

x

usia Sekolah Dasar sebagai dampak positif program Keluarga Berencana

menyebabkan turunnya jumlah siswa yang bersekolah pada jenjang SD/MI dari

tahun ke tahun. Pada saat yang sama terjadi pula perubahan struktur usia SD/MI

dengan semakin menurunnya siswa yang berusia lebih dari 12 tahun dan

meningkatnya siswa yang berumur kurang dari 7 tahun. Hal tersebut terus

dipertimbangkan dalam menyediakan fasilitas pelayanan pendidikan sehingga

efisiensi dapat terus ditingkatkan. (www.pdankjatim.net)

Pada dekade tahun 1970-80an, kebijakan pendidikan dasar bagi murid

sekolah dasar diwujudkan dengan pembangunan gedung-gedung Sekolah Dasar

sampai ke wilayah-wilayah pedesaan yaitu melalui pogram INPRES SD. Sampai

pertengahan tahun 1990an, usaha pemerintah tersebut menunjukkan hasil yang

cukup menggembirakan dengan melihat fakta-fakta di lapangan terutama di

pedesaan banyak anak-anak yang berduyun-duyun ke sekolah-sekolah dan banyak

gedung-gedung Sekolah Dasar yang telah di bangun. (Tilaar, 2003:29)

Kebijakan Presiden tersebut dilaksanakan seiring dengan adanya program

pengontrolan kelahiran yaitu melalui program Keluarga Berencana. Akibat

pelaksanaan program ini terjadi penurunanan laju pertumbuhan penduduk yaitu

pada periode tahun 1971-1980 laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar

2,3 %, pada periode tahun 1980-1990 dan 1990-2000 laju pertumbuhan penduduk

terus menurun, masing-masing menjadi 1,9 % dan 1,3 %. (Mantra, 2003:150).

Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk sejak tahun 2000 yang

cenderung mengalami penurunan, maka akan mempengaruhi jumlah penduduk

sehingga jumlah siswa yang bersekolah terutama di usia Sekolah Dasar (7-12

tahun) semakin menurun, oleh karena itu fasilitas pendidikan yang tersedia supaya

disesuaikan dengan jumlah penduduk yang ada agar lebih efektif dan efisien.

Persebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan kesulitan dalam

penyediaan dan pemerataan sarana pendidikan, hal ini disebabkan oleh kondisi

geografis yang berbeda-beda di setiap wilayah. Perbedaan itu dapat ditinjau dari

faktor fisis dan non fisis, kedua faktor tersebut dijelaskan oleh Nursid

Sumaatmadja yaitu bahwa faktor fisis dapat diperhatikan kondisi tanah, air,

morfologi, iklim, dan sumber daya alam yang ada dalam lapisan kulit bumi kita

Page 11: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xi

ini. Faktor yang termasuk non fisis meliputi kondisi kependudukan, ekonomi,

budaya, politik dan hal-hal yang erat hubungannya dengan perilaku kehidupan

manusia.

Dampak dari masalah kependudukan di Indonesia adalah merosotnya

kualitas penduduk. Masalah kualitas penduduk yang dimaksud adalah masalah

tingkat kehidupan penduduk itu sendiri terutama bila dilihat dari kemakmuran dan

fasilitas hidup yang tersedia. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal

pembangunan bila kualitasnya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban

pembangunan bila kualitasnya rendah. Salah satu indikator untuk mengetahui

kualitas penduduk disuatu daerah adalah dengan melihat keadaan tingkat

pendidikan di daerah tersebut.

Kecamatan Tasikmadu merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Karanganyar, terdiri dari 10 desa, dengan luas 27,60 km2. Berdasarkan

data dari lapangan pada tahun 2007 jumlah penduduk usia Sekolah Dasar (7-12

tahun) di Kecamatan Tasikmadu berjumlah 5.214 jiwa, dengan jumlah gedung

Sekolah Dasar yang ada sampai saat ini adalah 28 gedung, sedangkan jumlah

ruang kelasnya adalah 174 buah, dan siswa yang tercatat pada SD/MI di

Kecamatan Tasikmadu yaitu 5.032 siswa, maka apabila dilihat dari jumlah siswa

dan jumlah ruang kelasnya terlihat masih banyak sekolah yang mengalami

kekurangan jumlah murid.

Keadaan pendidikan yang cukup memprihatinkan seperti yang telah

diterangkan di atas, menuntut adanya kebijaksanaan dari pemerintah. Salah satu

langkah yang harus ditempuh adalah dengan adanya pelaksanaan program

penggabungan (Regrouping) Sekolah Dasar untuk efisiensi biaya perawatan

gedung Sekolah Dasar dan peningkatkan mutu Sekolah Dasar.

Melihat kondisi dan fenomena sosial yang menarik ini maka penelitian ini

diarahkan untuk menganalisis pertumbuhan penduduk dan persebarannya di

Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 dan 2013; Alasan menggunakan tahun

2007 karena pada tahun tersebut pemerintah Kabupaten Karanganyar

mengeluarkan kebijakan yaitu Keputusan Bupati Karanganyar No. 890/7/2007

tentang pembentukan tim pendirian, pengintegrasian, dan penghapusan sekolah

Page 12: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xii

formal dan non formal sebagai upaya pemecahan masalah mengenai kelebihan

sarana gedung Sekolah akibat dari penurunan jumlah anak usia Sekolah Dasar

yang nantinya akan digunakan untuk melakukan proyeksi jumlah penduduk pada

6 tahun yang akan datang di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 dihubungkan

dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, sehingga akan ditemukan kesimpulan-

kesimpulan yang berguna untuk merencanakan pembangunan fasilitas pendidikan

pada tahun yang akan datang, sebagai upaya untuk memecahkan masalah

pendidikan yang berhubungan dengan masalah kependudukan.

Bertolak belakang dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PERTUMBUHAN

PENDUDUK DAN PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH

DASAR DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2007 DAN PREDIKSI TAHUN 2013”.

B. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk usia Sekolah

Dasar di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007 dan

2013 ?

2. Bagaimana penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan

Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007 dan 2013 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pertumbuhan dan persebaran penduduk usia Sekolah Dasar di

Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007 dan 2013.

2. Mengetahui penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan

Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007 dan 2013.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat antara lain:

1 Manfaat Teoritis

Page 13: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xiii

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu yang bersifat teoritis khususnya pada bidang geografi

dalam membantu memecahkan masalah-masalah sosial, khususnya masalah

kependudukan dan dapat dipakai sebagai acuan pengembangan penelitian

yang sejenis.

2 Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan pemerintah sebagai

salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil alternatif kebijakan

yang akan dikerjakan.

b. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pembuatan media

pembelajaran di kelas XI SMA yaitu pada kompetensi dasar kemampuan

memprediksi dinamika perubahan antroposfer dan dampaknya terhadap

kehidupan dimuka bumi dengan materi pokok Antroposfer yang

memiliki indikator sebagai berikut:

Meganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis

kelamin.

Menghitung pertumbuhan penduduk suatu wilayah.

Menyajikan informasi kependudukan melalui peta, tabel dan

grafik / diagram.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dapat diartikan sebagai bertambah atau

berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu

tertentu (Mudjiman, 1988: 146). Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah

dipengaruhi oleh besarnya kelahiran, kematian, migrasi masuk, dan migrasi

keluar. Pertumbuhan penduduk terjadi bila jumlah kelahiran lebih besar daripada

jumlah kematian, sedang jumlah pendatang tidak lebih kecil dibanding penduduk

yang pergi dari daerah tersebut.

Page 14: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xiv

Pertumbuhan penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh besarnya kelahiran,

kematian, dan migrasi penduduk (Rusli, 1983: 35). Penduduk akan bertambah

jumlahnya kalau ada bayi yang lahir dan penduduk yang datang, dan penduduk

akan berkurang jumlahnya kalau ada penduduk yang mati dan yang meninggalkan

wilayah tersebut.

Mantra (2003: 85) mengemukakan rumus-rumus yang digunakan dalam

menghitung pertumbuhan penduduk yaitu:

1. Pertumbuhan Penduduk Geometris (Geometris Growth)

Pertumbuhan penduduk geomtris adalah pertumbuhan penduduk bertahap

(discreate), yaitu dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya

pada akhir tahun dari suatu periode. Rumus yang digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan penduduk secara geometris yaitu:

Pt = Po(1+r)t

Dimana:

Pt : Banyaknya penduduk pada tahun akhir

Po : Banyaknya penduduk pada tahun awal

r : Angka pertumbuhan penduduk

t : Jangka waktu (dalam banyaknya tahun)

2. Pertumbuhan Penduduk Eksponensial (Exponential Growth)

Pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang

berlangsung terus-menerus (continous). Rumus yang digunakan untuk

mengetahui pertumbuhan penduduk secara eksponensial yaitu:

Pt = Po.ert

Dimana:

Pt : Banyaknya penduduk pada tahun akhir

Po : Banyaknya penduduk pada tahun awal

r : Angka pertumbuhan penduduk

t : Jangka waktu

e : Angka eksponensial (2,71828)

6

Page 15: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xv

3. Pertumbuhan Penduduk Arithmatic (Pertumbuhan Penduduk Hitung)

Pertumbuhan penduduk arithmatic adalah pertumbuhan penduduk dengan

jumlah (absolut number) sama setiap tahun. Rumus yang digunakan untuk

mengetahui pertumbuhan penduduk secara arithmatic yaitu:

Pn = Po(1+rn)

Dimana:

Pn : Banyaknya penduduk pada tahun n

Po : Banyaknya penduduk pada tahun awal (dasar)

r : Angka pertumbuhan penduduk

n : Periode waktu dalam tahun

Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh kelahiran (Fertilitas), kematian

(Mortalitas), dan migrasi (Migration). Berikut ini akan dijelaskan variabel yang

mempengaruhi pertumbuhan penduduk sebagai berikut:

1. Kelahiran (Fertilitas)

Kelahiran (fertilitas) merupakan hasil reproduksi yang nyata dari seorang

wanita atau sekelompok wanita di suatu daerah tertentu. Jadi fertilitas menyangkut

banyaknya bayi yang lahir hidup (Hatmadji, 1981: 57)

Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda

kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya.

(Mantra, 2003: 145)

Ukuran dasar kelahiran (fertilitas) yang sering digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate = CBR)

Tingkat fertilitas kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup

pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Atau

dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut:

kPBCBR

Dimana:

CBR = Crude Birth Rate atau Tingkat Kelahiran Kasar

Page 16: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xvi

P = Penduduk pertengahan tahun

B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

(Hatmadji, 1981: 7)

b. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate = GFR)

Tingkat fertilitas umum adalah perbandingan jumlah kelahiran dengan

jumlah penduduk perempuan usia 15 – 49 tahun. Jadi sebagai penyebut tidak

menggunakan jumlah penduduk pertengahan tahun tetapi jumlah penduduk

perempuan pertengahan tahun umur 15 – 49 tahun. Tingkat kelahiran ini dicari

dengan menggunakan rumus:

k

tahunnpertengahapadaumurwanitapendudukJumlah

tertentutahunpadakelahiranJumlahGFR

4915

Atau

kPf

BGFR

)4915(

Dimana:

GFR = Tingkat Fertilitas Umum

B = Jumlah kelahiran

Pf (15 – 49) = Jumlah penduduk perempuan umur 15 - 49 tahun pada

pertengahan tahun.

k = Bilangan konstan biasanya 1.000

(Mantra, 2003: 151)

c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate = ASFR)

Tingkat fertilitas menurut umur adalah banyaknya kelompok setiap 1000

wanita pada kelompok umur tertentu. Angka kelahiran menurut umur dapat

dihitung dengan rumus berikut:

k

tahunnpertengahapadaiumurkelompokperempuanJumlah

iumurkelompokpadabayikelahiranJumlahASFRi

Atau

Page 17: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xvii

kPfBASFR

i

ii

Dimana:

Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i

Pfi = Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun

k = Bilangan konstan biasanya 1.000

(Mantra, 2003: 152)

d. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates = TFR)

Tingkat fertilitas total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-

laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa

reproduksinya dengan catatan:

Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri

masa reproduksinya;

Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu

tertentu.

Tingkat fertiilitas total dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

iASFRTFR 5

Dimana:

TFR = Total Fertility Rate

å = Penjumlah tingkat fertilitas menurut umur

ASFRi = Tingkat fertilitas menurut umur ke 1 dari kelompok berjenjang 5

tahunan.

(Mantra, 2003: 158)

2. Kematian (Mortalitas)

Kematian atau mortalitas adalah salah satu kompenen proses demografi

yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya tingkat

mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan

penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat

kesehatan masyarakat di daerah tersebut.

Page 18: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xviii

Budi Utomo (1981: 86) menyebutkan bahwa peristiwa kematian atau

yang dimaksud mati ialah peristiwa hilangnya semua tanda – tanda kehidupan

secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup, disamping

mortalitas dikenal istilah morbidilitas yang diartikan sebagai penyakit atau

kesakitan. Penyakit dan kesakitan dapat menimpa manusia lebih dari satu kali dan

selanjutnya rangkaian mordbiditas ini atau sering disebut morbiditas kumulatif

pada akhirnya menghasilkan peristiwa yang disebut kematian.

Ukuran dasar kematian (mortalitas) yang sering digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate = CDR)

Tingkat kematian kasar didefinisikan sebagai banyaknya kematian pada

tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Dengan rumus

dapat ditulis sebagai berikut:

kPmDCDR

Dimana:

CBR = Crude Death Rate atau Tingkat Kematian Kasar

D = Jumlah kematian pada tahun tertentu

Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

b. Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin

(Age SpecificDeath Rate = ASDR)

Tingkat kematian kasar didefinisikan sebagai angka yang menyatakan

banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu, tiap 1000 penduduk dalam

kelompok umur yang sama. Dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut:

k

tahunnpertengahapadaiumurkelompokpendudukJumlah

iumurkelompokpendudukkematianJumlah

iUmurKelompokKematianTingkat

Atau

kPmDASDR

i

ii

Page 19: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xix

Dimana:

ASDR i = Tingkat kematian menurut umur

Di = Jumlah kematian pada tahun tertentu

Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

c. Tingkat Kematian Bayi

Angka kematian bayi atau tingkat kematian bayi berasal dari Infant

Mortality Rate (IMR) merupakan indikator yang sangat berguna, tidak saja

terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk

keseluruhan dan kondisi ekonomi dimana penduduk tersebut bertempat

tinggal. Angka kematian bayi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

k

tertentutahunpadahidupkelahiranJumlah

tertentutahunpadabayikematianJumlah

BayiKematianTingkat

Atau:

kB

DoIMR

Dimana:

IMR = Tingkat Kematian Bayi

Do = Jumlah kematian pada tahun tertentu

B = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

3. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain

dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan (Munir, 1981: 116). Hal ini

senada dengan yang dimaksudkan oleh Daldjoeni (1982: 44) yang menyebutkan

bahwa migrasi adalah gerakan penduduk dari region satu menuju region yang lain

untuk menempatinya secara permanen.

Page 20: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xx

Munir (1981: 123) membagi ukuran-ukuran dalam migrasi adalah sebagai

berikut:

a. Angka Mobilitas

Angka mobilitas adalah perbandingan dari banyaknya penduduk yang

pindah secara lokal (mover) dalam jangka waktu tertentu dengan banyaknya

penduduk. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah:

kPMm

Dimana:

m = Angka mobilitas

M = Jumlah mover

P = Jumlah penduduk

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

b. Angka Migrasi Masuk

Angka migrasi masuk adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran

yang masuk per 1000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun.

Rumus yang digunakan adalah:

kPImi

Dimana:

mi = Angka migrasi masuk

I = Jumlah migrasi masuk

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

c. Angka Migrasi keluar

Angka migrasi keluar adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran

yang keluar per 1000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun.

Rumus yang digunakan adalah:

kPOmo

Dimana:

Mo= Angka migrasi keluar

Page 21: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxi

O = Jumlah migrasi keluar

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

d. Angka Migrasi Neto

Angka migrasi neto adalah selisih banyaknya migran yang masuk dan

keluar ke dan dari suatu daerah dalam satu tahun. Rumus yang digunakan

adalah:

kP

OImn

Dimana:

Mn = Angka migrasi neto

I = Jumlah migrasi masuk

O = Jumlah migrasi keluar

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

e. Angka Migrasi Bruto

Angka migrasi bruto adalah angka yang menunjukkan banyaknya

kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan keluar dibagi jumlah

penduduk tempat asal yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah:

kPPOImn

Dimana:

Mn= Angka migrasi bruto

I = Jumlah migrasi masuk

O = Jumlah migrasi keluar

P = Jumlah penduduk tempat tujuan

k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000

Dari ketiga faktor di atas yang berupa fertilitas, mortalitas, dan migrasi

dapat dihitung besarnya pertumbuhan penduduk, yaitu selisih antar fertilitas

dengan mortalitas ditambah selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar, atau

Page 22: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxii

perubahan jumlah dalam waktu satu tahun, sebagai akibat dari adanya selisih

antara jumlah kelahiran dan kematian.

Untuk menghitung pertumbuhan penduduk bertahap atau pertumbuhan

penduduk tahunan dapat ditulis dalam rumus sebagai berikut:

Pt = Po + (B – D) + (I – E)

Dimana:

Pt = Banyaknya penduduk pada tahun akhir

Po = Banyaknya penduduk pada tahun awal

B = Banyaknya kelahiran

D = Banyaknya kematian

I = Banyaknya migrasi masuk

E = Banyaknya migrasi keluar

(Enoch, 1992: 134)

Variabel pertumbuhan yang dihitung dalam penelitian ini meliputi:

1. Penduduk kelompok usia 7-12 tahun

Penduduk kelompok usia 7-12 tahun merupakan batasan dalam penelitian

ini, kaitannya dengan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar yang dibutuhkan.

2. Murid Sekolah Dasar

Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional murid / peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 1), sedangkan menurut

Vembriarto (1981: 2) pendidikan adalah proses akulturasi pada anggota

Page 23: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxiii

masyarakat yang masih muda oleh anggota-anggota masyarakat yang lebih tua

dalam proses institusional yang berupa pengertian, norma-norma, pengetahuan

dan teknologi dalam masyarakat diserahkan kepada generasi baru.

a. Dasar dan Tujuan Pendidikan

Dasar adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai landasan untuk berpijak

dan dari sanalah segala aktivitas yang berdiri diatasnya termasuk aktivitas

penduduk akan dijiwai atau diwarnainya. Tujuan adalah sesuatu yang akan

diraih dengan melakukan aktivitas tersebut.

Pemerintah Indonesia telah menggariskan dasar pendidikan dan

pengajaran Pasal 2 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional berbunyi pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Suatu rencana tidak akan terarah bila belum diketahui tujuannya.

Demikian pula pendidikan, menurut pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun

2003 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

b. Jenjang Pendidikan

Tirtarahardja dan La Sulo, (1994: 264) berpendapat bahwa jenjang

pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan

kedalaman bahan pengajaran.

Menurut pasal 1 butir 8 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 menyatakan

bahwa jenjang pendidikan yang diterapkan berdasarkan tingkat perkembangan

peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.

Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Menurut pasal

17 butir 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bahwa Pendidikan Dasar

diselenggarakan untuk ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam

masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan

Page 24: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxiv

untuk mengikuti pendidikan menengah, pendidikan dasar berbentuk Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat

serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),

atau bentuk lain yang sederajat. Sementara itu pendidikan menengah menurut

pasal 18 burtir 1 adalah merupakan lanjutan pendidikan dasar serta

menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial

budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut

dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi, pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain

yang sederajat. Pasal 19 butir 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003

menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan Diploma (D1, D2, D3, D4),

Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor yang diselenggarakan oleh

Perguruaan Tinggi.

Pada bab V pasal 6 UU No 2 tahun 1989 mengenai peserta didik yang

berisi warga negara yang berumur 6 (enam tahun) berhak mengikuti

pendidikan dasar, sedangkan pasal 14 UU No 14 tahun 1989 berisi warga

Negara yang berumur 7 (tujuh) tahun berkewajiban mengikuti pendidikan

dasar atau pendidikan dasar setara sampai tamat, dari kedua pasal diatas kita

dapat mengambil kesimpulan bahwa penduduk pada kelompok umur 7-12

tahun wajib untuk mengikuti pendidikan dasar program 6 tahun yang terdiri

atas Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan pendidikan setara SD.

Hal ini sesuai dengan program pembangunan nasional yang berawal dari pelita

V mengenai pilot project atau perintisan wajib belajar sampai sekolah

menengah yang mengambil jenjang umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun sebagai

dasar pendataan untuk selanjutnya dapat diambil keputusan program-program

selanjutnya.

c. Jalur Pendidikan

Page 25: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxv

Philip H. Copmbs seorang ahli perencanaan pendidikan dalam Vembriarto

(1981: 22) mengklasifikasikan bentuk-bentuk pendidikan menjadi 3 golongan

yaitu:

1). Pendidikan Informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang

dari pengalaman sehari-hari dengan sadar ataupun tidak sadar sejak

seseorang lahir sampai mati, di dalam keluarga dalam pekerjaan atau

pergaulan sehari-hari.

2). Pendidikan formal yang kita kenal dengan pendidikan sekolah yang

teratur bertingkat dan mengikuti peraturan-peraturan yang jelas dan

ketat.

3). Pendidikan non formal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar

dilakukan tetepi tidak terlalu mengikuti peraturan yang tetap dan

ketat.

Kemudian menurut pasal 13 butir 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, juga menjelaskan tentang jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat

saling melengkapi dan memperkaya. Adapun penjelasannya terdapat dalam

pasal 1 butir 11, 12 dan 13 yaitu sebagai berikut:

1). Pendidikan formal

Pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.

a) Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk

lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau berbentuk lainnya yang

sederajat.

b) Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah

berbentuk SMA (Sekolah Menengah Atas), MA (Madrasah

Page 26: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxvi

Aliyah), SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), dan MAK

(Madrasah Aliyah Kejuruan) atau bentuk lain yang sederajat.

c) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan menengah yang

mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister,

Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh Perguruan

Tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi,

Institut atau Universitas. Perguruan Tinggi dapat

menyelenggarakan program akademik, profesi dan atau vokasi.

2). Pendidikan nonformal

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan berfungsi sebagai pengganti, penambah

dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung

pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta

didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan

ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian

profesional.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan

ketrampilan dan pelatiahan kerja, pendidikan kesetaraan, serta

pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus,

lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar

masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang

memerlukan bekal pengetahuan, ketrampilan, kecakapan hidup, dan

sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja,

usaha mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi.

Page 27: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxvii

Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil

program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian

penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau

Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan.

3). Pendidikan Informal

Kegiatan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil

pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan

nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar

nasional pendidikan.

Pendidikan yang mencakup tiga kriteria diatas keberadaannya

sangat penting menurut Undang–Undang Pendidikan Tahun 2003

adalah:

a) Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang

pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan

melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.

Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman

Kanak – Kanak (TK), Raudhotul Athfal (RA), atau bentuk lain

yang sederajat.

Pendidikan anak usia dini ini pada jalur pendidikan informal

berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang

diselenggarakan oleh lingkungan.

b) Pendidikan Kedinasan

Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang

diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemeritah non

departemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur

pendidikan formal dan informal.

c) Pendidikan Keagamaan.

Page 28: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxviii

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan atau

kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Pendidikan keagamaan berfungsi

mempersiapkan pesarta didik menjadi anggota masyarakat yang

memahami dan mengamalkan nilai – nilai ajaran agamanya dan

atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaan

diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan

informal. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah,

pesantren, pasraman, dan bentuk lain yang sejenis.

d) Pendidikan jarak jauh

Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada jalur, jenjang, dan

jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan

layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak

dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.

Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk,

modus, dan cakupan, yang didukung oleh sarana dan layanan

belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai

dengan standar nasional pendidikan.

e) Pendidikan Khusus dan Pendidikan layanan khusus

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik

yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,

dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Pendidikan layanaan khusus merupakan pendidikan bagi peserta

didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang

terpencil.

3. Pengertian Fasilitas Pendidikan

Perkembangan anak didik akan dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan

faktor lingkungan. Bakat anak didik akan berkembang apabila didukung oleh

tersedianya fasilitas maupun lingkungan yang memadai. Sebaliknya bakat yang

Page 29: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxix

ada pada seseorang tidak dapat berkembang jika tidak ada fasilitas maupun

lingkungan yang mendukung. Jadi fasilitas belajar akan menunjang keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain fasilitas belajar adalah

segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar.

Sarana pendidikan merupakan semua fasilitas yang ditentukan dalam

proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian

tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sarana

pendidikan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar

yang meliputi gedung belajar, perkantoran, ruang belajar, ruang UKS, tenaga

perpustakaan, buku pelajaran dan prasarana yang lain termasuk guru sebagai

pendidik. Sarana prasarana menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 24 tahun

2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI adalah perlengkapan

yang diperlukan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang diperlukan untuk

menjalankan fungsi satuan pendidikan.

Pada umumnya semakin lengkap fasilitas pendidikan akan memperlancar

dan membuat semakin efektif proses belajar mengajar, semakin efektif proses

belajar mengajar merupakan indikator peningkatan kualitas yang lebih baik.

Penyediaan fasilitas pendidikan merupakan upaya pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan sosial untuk meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.

Secara spesifik fasilitas pendidikan yang diterapkan dalam penelitian ini

adalah :

a. Gedung Sekolah Dasar

Gedung diartikan sebagai bangunan (rumah), baik untuk kantor, rapat, atau

tempat pertunjukan. Sekolah diartikan sebagai lembaga pendidikan yang

memiliki unsur personel didalam lingkungan sekolah (kepala sekolah, guru,

karyawan dan murid) dan sebagai lembaga formal yang ada dibawah instansi

atasan baik itu kantor dinas / kantor wilayah departemen yang bersangkutan

(Arikunto, 1986: 5). Sekolah Dasar merupakan bentuk satuan pendidikan

dasar yang menyelenggarakan program 6 tahun. Berdasarkan pengertian diatas

Page 30: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxx

maka dapat disimpulkan bahwa gedung sekolah dasar merupakan suatu

bangunan untuk kegiatan bersekolah sebagai lembaga pendidikan dasar yang

menyelenggarakan program pendidikan 6 tahun.

Menurut Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 24 tahun 2007

tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI bangunan gedung sekolah

adalah gedung yang sebagian atau seluruhnya berada di atas lahan, yang

berfungsi sebagai tempat untuk pembelajaran pada pendidikan formal.

Adapun data tentang jumlah kebutuhan gedung Sekolah Dasar yang ideal

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TampungDaya

DasarSekolahSiswaJumlahSekolahGedungJumlah

Keterangan :

Daya Tampung SD : 40/ Rombongan Belajar

( Sumber : SK Mendiknas No. 060/U/2002)

b. Ruang Belajar

Ruang belajar (ruang kelas) merupakan ruangan yang dibatasi oleh dinding

atau sekat lain yang digunakan untuk tempat belajar murid. Secara spesifik

disebutkan dalam Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 24 tahun

2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI adalah sebagai

berikut:

1) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek

yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat

khusus yang mudah dihadirkan.

2) Banyak minimum ruang kelas sama dengan banayak rombongan

belajar.

3) Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/ peserta didik.

4) Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaaan

yang memadai.

5) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru

dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya.

Page 31: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxi

Kebutuhan ruang kelas yang ada di Kecamatan Tasikmadu menurut

pedoman pelaksanaan penggabungan Sekolah Dasar dapat dihitung dengan

rumus dibawah ini:

c. Tenaga Guru

Menurut Undang-undang No.2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan

diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan bertugas

melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan

pelayanaan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan

pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdiaan kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga pengajar,

merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama

mengajar, pada pendidikan dasar dan menengah.

Perhitungan kebutuhan guru Sekolah Dasar didasarkan pada jumlah

kelas/rombongan belajar dengan rumus:

Kebutuhan guru SD adalah kebutuhan guru yang diberi tugas untuk mengajar

seluruh mata pelajaran selain pendidikan jasmani dan kesehatan serta

pendidikan agama. (http://www.pmptk.net/).

Jumlah guru SD adalah Jumlah guru sebanyak rombongan belajar yang

mengajar seluruh mata pelajaran kecuali agama dan jasmani olahraga

ditambah 1 orang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan 1

orang guru Pendidikan Agama.

(Pedoman Standar Pelayanaan Minimal Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah

Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, 2006: 12).

Dapat juga dirumuskan sebagai berikut:

402013Pr thDasarSekolahSiswaoyeksiJumlahkelasRuangKebutuhanJumlah

Page 32: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxii

KG = ∑K + 1 GA + 1 GP

Keterangan:

KG = Kebutuhan Guru SD

∑K = Jumlah Kelas

GA = Guru Agama

GP = Guru Penjas

(Sumber: http://www.pmptk.net/)

d. Perpustakaan

Perpustakaan sekolah menurut Sumardji (1998: 15), merupakan

perpustakaan yang diselenggarakan dan dikelola oleh sekolah baik di tingkat

Sekolah Dasar sampai tingkat sekolah lanjutan guna menunjang proses belajar

mengajar di Sekolah, selain itu perpustakaan sekolah merupakan sarana

edukatif di sekolah yang langsung dibutuhkan untuk mempertinggi daya serap,

kemampuan penalaran murid dalam proses pendidikan serta membantu

memperluas cakrawala pengetahuan guru dalam kegiatan mengajar. Menurut

Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 24 tahun 2007 tentang

standar dan prasarana untuk SD/MI disebutkan bahwa:

1) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik

dan guru dalam memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan

pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus

tempat petugas mengelola perpustakaan.

2) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas.

3) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan

yang memadai untuk membaca buku.

4) Ruang perpustakaan terletak dibagian sekolah yang mudah dicapai.

Untuk mengetahui besar kecilnya jumlah petugas yang akan mengelola

Perpustakaan Sekolah tergantung pada besar kecilnya sekolah tersebut,

perhitungannya mengunakan rumus sebagai berikut:

Pustakawan = petugasxSDmuridJumlah 1150

Page 33: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxiii

Bila murid dari suatu sekolah baru berkisar 200 orang, tenaga pengelola

perpustakaan cukup seorang. (http://library.usu.ac.id/).

4. Penggabungan Sekolah Dasar (Regrouping)

Penurunan jumlah anak usia Sekolah Dasar (7-12 tahun) yang ada saat ini

merupakan akibat dengan adanya pelaksanaan program Keluarga Berencana dari

pemerintah untuk mensejahterakan rakyat sehingga dapat mempengaruhi

perubahan jumlah siswa Sekolah Dasar. Perubahan penduduk usia Sekolah Dasar

(7-12 tahun) akan mempengaruhi jumlah gedung Sekolah Dasar yang dibutuhkan,

untuk mengatasi kelebihan gedung Sekolah Dasar akibat penurunan jumlah anak

usia Sekolah Dasar (7-12 tahun), maka pemerintah melakukan pengintegrasian /

pengabungan Sekolah Dasar. Keputusan Mendiknas No. 060/U/2002 tentang

pedoman pendirian sekolah, pengintegrasian sekolah merupakan peleburan /

penggabungan 2 atau lebih sekolah sejenis menjadi satu sekolah.

Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 480/C/Kep/I/1992 tentang pembakuan

tipe sekolah pada jenjang pendidikan dasar menegaskan bahwa dengan

mempertimbangkan optimalisasi daya tampung, efisiensi pemakaian sarana dan

prasarana, penggunaan tenaga secara optimal serta keserasian dan wawasan

lingkungan maka pemerintah membagi 3 tipe Sekolah Dasar, sebagai berikut :

Tabel 1. Pembagian Tipe Sekolah Dasar

No. Tipe SD

Jumlah Kelas

Peserta didik

Tenaga Pendidikan KS Gr Kls Gr Ag Gr Or

1. A 12 480 1 12 1 1

2. B 6 240 1 6 1 1

3. C 6 90 1 2 - -

Penetapan perlu tidaknya suatu penggabungan (regrouping) SD menurut

Pedoman Pelaksanaan Penggabungan Sekolah Dasar oleh Tim Pembina Pusat

Page 34: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxiv

Pembagunan gedung Sekolah Dasar tahun 1999/2000 ditentukan oleh kriteria

teknis pendidikan dengan indikator sebagai berikut:

Daya Tampung (DT) SD/ sederajat yang ada pada tingkat desa / kelurahan

merupakan indikator makro untuk memperkirakan adanya kelebihan atau

kekurangan gedung sekolah / ruang kelas

x 100 %

*) Meliputi SD/MI

Nilai prosentase DT menunjukkan indikasi perlu tidaknya penggabungan

(regrouping) SD

Apabila :

a. DT > 100% berarti terdapat kelebihan kapasitas, merupakan indikasi perlu

penggabungan

b. DT < 100% berarti terdapat kekurangan kapasitas, merupakan indikasi perlu

SD tetap / dikembangkan.

Adapun kriteria umum yang perlu dipenuhi dalam kegiatan penggabungan

(regrouping) Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

Sekolah dasar yang akan digabung dan yang akan menerima

penggabungan berlokasi pada satu komplek / lingkungan.

Jarak antara sekolah hasil penggabungan tidak terlalu jauh untuk ditempuh

oleh para siswa.

Sekolah yang akan digabung mempunyai jumlah siswa pada tiap kelas

kurang dari 20 siswa.

Penggabungan Sekolah Dasar merupakan kebijaksanaan pemerintah

khususnya dalam bidang Pendidikan Dasar dalam rangka efisiensi pembiayaan.

Kegiatan penggabungan (regrouping) ini merupakan dalam upaya peningkatan

mutu, serta efisiensi biaya bagi perawatan gedung sekolah dan sekolah yang

ditinggalkan dimungkinkan penggunaanya untuk rencana pembukaan SMP

kecil/SMP kelas jauh atau setara sekolah lanjutan sesuai kebutuhan setempat

untuk menampung lulusan Sekolah Dasar (SD). Penyebaran jumlah murid yang

tersebutdesadisekolahusiaanakJumlahdesasatudikelasruangkapasitasJumlahDT *)

Page 35: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxv

tidak merata di antara setiap Sekolah Dasar Negeri merupakan salah satu alasan

dalam Penggabungan (regrouping) Sekolah Dasar.

B. Penelitian yang Relevan

1. Edy Santoso dan Danial Achmad (1996) dalam buku Jurnal Ilmu Pendidikan

yang berjudul: Perencanaan Kebutuhan Ruang Belajar dan Guru Sekolah

Dasar Negeri dalam kaitannya dengan anak usia sekolah di Kotamadya

Bandarlampung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

perkiraan tentang: (1) jumlah anak usia Sekolah Dasar di Kotamadya

Bandarlampung pada tahun ajaran 1991/1992 sampai dengan 1994/1995; (2)

kebutuhan ruang belajar dan gedung sekolah bagi pelayanan kebutuhan belajar

anak usia Sekolah Dasar pada tahun ajaran 1991/1992 sampai dengan

1994/1995; (3) kebutuhan guru dan penyebarannya di Kotamadya

Bandarlampung pada tahun ajaran 1991/1992 sampai dengan 1994/1995.

Analisis data yang digunakan adalah analisis prediksi. Pertama adalah prediksi

arus siswa berdasarkan laju pertanbahan penduduk usia Sekolah Dasar di

Kotamadya Bandarlampung. Atas dasar arus siswa itu, dibuat perhitungan

kebutuhan kelas pada setiap Sekolah Dasar dengan rasio 40:1. Berdasarkan

raiso guru dalam hal ini digunakan guru kelas sebagai pedoman, maka angka

rasio guru dengan murid adalah 1:40. atas dasar data penelitian awal maka

dapat diketahui perkiraan arus siswa, kebutuhan guru, dan kebutuhan ruang

belajar pada lima tahun yang akan datang pada setiap Kecamatan di

Kotamadya Bandarlampung. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Jumlah murid

di Kotamadya Bandarlampung rata-rata menurun, (2) Di Kotamadya Bandar

Lampung terdapat kelebihan guru; yaitu pada tahun ajaran 1991/1992 terdapat

3.230 orang guru, sedangkan untuk tahun proyeksi hanya dibutuhkan

sebanyak 1.963 orang guru; (3) Pada tahun ajaran 1991/1992 hanya terdapat

1.400 ruang kelas, sedangkan untuk tahun proyeksi dibutuhkan sebanyak

1.965 ruang kelas, dengan demikian ruang kelas yang tersedia masih

mengalami kekurangan.

2. Tri Yunianto Agung Setiawan (2005) Analisis Pertumbuhan Penduduk dan

Perencanaan Penyediaan Fasilitas Gedung Sekolah Dasar di Kecamatan

Page 36: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxvi

Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2004 dan Prediksi tahun 2010. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui pertumbuhan dan persebaran

penduduk usia SD di Kecamatan Ungaran tahun 2004 dan 2010. (2)

Mengetahui penyediaan gedung SD di Kecamatan Ungaran Tahun 2004 dan

2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan populasi

anak usia 6-12 tahun yang ada di Kecamatan Ungaran. Teknik Analisis yang

digunakan deskriptif kualitatif. Pengambilan dengan langkah-langkah sebagai

berikut: (1) menghitung tingkat pertumbuhan penduduk usia SD; (2)

menghitung jumlah penduduk usia 6-12 tahun; (3) menghitung kebutuhan

gedung Sekolah Dasar tahun 2010; (4) Memetakan persebaran data yaitu:

memetakan pertumbuhan dan persebaran penduduk usia SD. Hasil dari

penelitian ini adalah: (1) jumlah penduduk usia 6-12 tahun di Kecamatan

Ungaran Pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan penduduk sebesar -0,85%;

(2) penduduk Kecamatan Ungaran yang berusia 6-12 tahun tersebar di setiap

kelurahan; (3) Gedung Sekolah Dasar yang tersedia pada tahun 2004 tersebar

di 21 desa/kelurahan dan Gedung sekolah Dasar yang berjumlah 65 buah pada

tahun 2010 akan mengalami pengurangan gedung seiring dengan kebijakan

pemerintah terkait dengan regrouping Sekolah Dasar karena kurang

terpenuhinya jumlah siswa ideal suatu Sekolah Dasar. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Penelitian yang Relevan

Peneliti Judul Data Metode Analisis Hasil

Edy Santoso, Danial Achmad (Jurnal penelitian yang tidak dipublikasikan) dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.1996

Perencanaan Kebutuhan Ruang Belajar dan Guru Sekolah Dasar Negri dalam Kaitannya dengan Anak Usia Sekolah Dasar di Kotamadya Bandarlampung.

Jumlah Murid Jumlah Guru Jumlah Ruang

Belajar

Deskriptif Survai

Prediksi

1). Jumlah murid di Kotamadya Bandarlampung rata-rata menurun.

2). Di Kotamadya Bandarlampung terdapat kelebihan guru.

3). Ruang kelas yang tersedia masih mengalami kekurangan.

Page 37: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxvii

Tri Yunianto Agung Setiawan Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2005

Analisis Pertumbuhan Penduduk dan Perencanaan Penyediaan Fasilitas Gedung Sekolah Dasar di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2004 dan Prediksi Tahun 2010.

Jumlah Anak usia 6-12 tahun

Jumlah Siswa Jumlah

Gedung

Deskriptif Kualitatif

Proyeksi Eksponensi

il

1) Jumlah penduduk usia 6-12 tahun di Kecamatan Ungaran Pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan penduduk sebesar -0,85%

2) Penduduk Kecamatan Ungaran yang berusia 6-12 tahun tersebar di setiap kelurahan

3) Gedung SD yang tersedia pada tahun 2004 tersebar di 21 Kelurahan

Dan Gedung SD yang berjumlah 65 buah pada tahun 2010 akan mengalami pengurangan.

Siti Puji Hastuti Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010

Analisis Pertumbuhan Penduduk dan Penyediaan Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2007 dan Prediksi Tahun 2013

Jumlah Anak usia 7-12 tahun

Jumlah Murid Jumlah

Gedung Jumlah Ruang

Kelas Jumlah Guru Jumlah Tenaga Perpustakaan

Deskriptif Geografis KkKkkkkkkkkkua

Proyeksi Eksponensi

il

---------------------------

C. Kerangka Berfikir

Analisis jumlah dan pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun sangat

diperlukan sebagai implikasi dari UU No 2 tahun 1989 tentang wajib belajar

pendidikan dasar dalam rangka penyediaan fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar

yang telah disediakan maupun yang akan dibutuhkan. Analisis jumlah dan

pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun meliputi: (i) perhitungan pertumbuhan

penduduk usia 7-12 tahun periode 2001- 2007; (ii) perhitungan jumlah penduduk

usia 7-12 tahun periode 2013 dan mengetahui persebarannya ditiap desa. Analisis

penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar meliputi; (i) analisis penyediaan

gedung Sekolah Dasar; (ii) analisis kebutuhan tenaga guru; (iii) analisis jumlah

ruang kelas yang ada, dan (iv) analisis jumlah tenaga perpustakaan yang

dibutuhkan.

Setelah menganalisis dua variabel diatas diharapkan dapat membantu

perencanaan pendidikan yang akan dilaksanakan, dimana dalam perencanaan

Page 38: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxviii

tersebut memperhatikan keadaan daerahnya. Kecamatan Tasikmadu sebagian

besar berupa wilayah dataran rendah. Penduduk tertinggi Kecamatan Tasikmadu

berada di Kelurahan Suruh dengan jumlah 6.675 jiwa, karena dekat dengan pusat

kota yang memiliki aksesibilitas yang mudah dengan fasilitas dan pelayanan

umum, sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling padat berada di Desa

Papahan dengan kepadatan 2,886 jiwa/km2, karena memiliki sarana dan prasarana

yang memadai, memiliki aksesibilitas yang mudah, serta dekat dengan kota

Kecamatan Karanganyar. Adapun uraian kerangka pemikiran diatas dapat dilihat

dalam skema berikut ini:

Gambar 1. Diagram Alir Pemikiran

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten

Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Alasan penelitian dilakukan di daerah ini

karena adanya fenomena jumlah penduduk usia Sekolah Dasar (7-12 tahun) yang

Keadaan Daerah

Pertumbuhan Penduduk - Anak Usia 7-12 Tahun - Murid SD

Fasilitas Pendidikan - Gedung Sekolah - Ruang Belajar - Tenaga Guru - Tenaga Perpustakaan

Perencanaan Pendidikan

Keserasian Anak Usia 7-12 Tahun dengan Fasilitas Pendidikan Tingkat SD

Page 39: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xxxix

semakin menurun akibat pelaksanaan program Keluarga Berencana sehingga

dapat mempengaruhi jumlah fasilitas pendidikan Sekolah Dasar yang dibutuhkan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari proposal, perijinan, penelitian,

analisis data, sampai penyusunan laporan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan:

Jan-Mei’08 Juni-Juli’08 Agst-Des’08 Jan-Mei’09 Juli-Mar’10

1. Proposal √

2. Perijinan √

3. Penelitian √

4. Analisis Data √

5. Penyusunan Laporan √

B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan penelitian yang benar-benar sesuai dengan situasi dan kemampuan guna

mengungkapkan desain penelitian. Tika (1997: 2) menyatakan bahwa metode

penelitian geografi dapat diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang

metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan

pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik

lingkungan fisik maupun sosial. Metode ilmiah merupakan langkah-langkah yang

dipakai untuk melakukan penelitian dan membuat pemecahan masalah.

Nawawi (1987 : 63) metode deskriftif adalah prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

atau obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana

adanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif geografis yaitu

merupakan suatu metode penelitian dengan cara memecahkan suatu masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan keadaan berdasarkan fakta yang menghasilkan

data deskriftif secara spasial tentang data yang diamati. Deskriftif geografis dalam

31

Page 40: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xl

penelitian ini adalah uraian tentang gedung Sekolah Dasar, uraian tentang sebaran

anak usia 7-12 tahun.

C. Sumber Data

1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika, 1997:67).

Data primer diperoleh berdasarkan observasi melalui pengukuran di lapangan

dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) yaitu berupa data

koordinat lokasi SD/MI di Kecamatan Tasikmadu.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang

dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. (Tika, 1997:67). Data

sekunder diperoleh dari dokumentasi dari instansi terkait. Data sekunder

penelitian ini adalah:

a. Jumlah gedung, jumlah siswa, jumlah guru, jumlah ruang kelas, jumlah ruang

perpustakaan yang diperoleh dari Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan

Tasikmadu.

b. Data penduduk diperoleh dari Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka tahun

2007/2008 yang diperoleh dari Kantor Badan Statistik Kabupaten

Karanganyar.

c. Data jumlah anak usia 7-12 tahun diperoleh dari Kantor Kecamatan

Tasikmadu.

D. Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan populasi sehingga tidak menggunakan sampel.

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan populasi meliputi

anak usia 7-12 tahun yang ada pada masing-masing desa di Kecamatan

Tasikmadu.

E. Teknik Pengumpulan Data

1 Dokumentasi

Page 41: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xli

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu pengumpulan data

yang dilakukan dengan melihat sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini sumber tertulis berdasarkan data yang

ada terdapat di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu, Kantor

Badan Statistik Kabupaten Karanganyar, Bakosurtanal.

2 Observasi

Tika (1997:68) Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data

dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematis

terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Hal ini bertujuan

untuk melihat keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu secara langsung.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi kemudian dianalisis

agar dapat dibaca dengan mudah dan memberikan informasi yang dibutuhkan.

Penelitian ini menggunakan asumsi bahwa anak usia Sekolah Dasar di Kecamatan

Tasikmadu bersekolah di masing-masing desa. Hal ini berarti anak usia Sekolah

Dasar di Buran bersekolah di Desa Buran. Analisis data dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengitung pertumbuhan penduduk usia SD (7-12 tahun) untuk tahun

2007-2013 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung angka pertumbuhan penduduk usia SD (7-12 tahun)

pada tahun 2007 berdasarkan jumlah penduduk usia SD (7-12

tahun) pada tahun 2001 dengan menggunakan rumus eksponsial

sebagai berikut:

Pt = Po.ert

Dimana:

Pt : Banyaknya penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2007

Po : Banyaknya penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2001

r : Angka pertumbuhan penduduk usia SD (7-12 tahun)

t : Jangka waktu (tahun)

e : Angka eksponensial (besarnya 2,71828)

Page 42: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xlii

(Mantra, 2006:87)

Alasan menggunakan tahun 2001 sebagai tahun dasar (Po)

untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk usia SD pada

tahun 2007 di Kecamatan Tasikmadu, Tingkat pertumbuhan

tersebut nantinya akan digunakan untuk melakukan proyeksi

jumlah penduduk pada 6 tahun yang akan datang di Kecamatan

Tasikmadu pada tahun 2013 dengan langkah seperti dibawah ini:

b. Menghitung jumlah penduduk usia Sekolah Dasar tahun 2013

dengan rumus Proyeksi Penduduk, rumusnya yaitu sebagai berikut:

Pn = (1 + r )n x Po

Dimana:

Pn : Jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2013

Po : Jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2007

r : Tingkat pertumbuhan penduduk usia SD (7-12 tahun) dalam

persen (%) dibagi 100

n : Jangka waktu tahun 2007-2013 (6 tahun)

(Suwartono, 2000: 29)

2. Mengitung persebaran penduduk usia SD (7-12 tahun) untuk tahun

2007-2013, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pn = (1 + r )n x Po

Dimana:

Pn : Jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2013

Po : Jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2007

r : Tingkat pertumbuhan penduduk usia SD (7-12 tahun) dalam

persen (%) dibagi 100

n : Jangka waktu tahun 2007-2013 (6 tahun)

(Suwartono, 2000: 29)

3. Menghitung Fasilitas Pendidikan

a. Data jumlah gedung Sekolah Dasar

Adapun data tentang jumlah gedung Sekolah Dasar yang ideal

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 43: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xliii

Keterangan:

Daya Tampung SD : 40/ Rombongan Belajar

( Sumber : SK Mendiknas No. 060/U/2002)

b. Menghitung kebutuhan jumlah guru/tenaga mengajar di Sekolah

Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dengan langkah berikut:

Perhitungan kebutuhan guru Sekolah Dasar didasarkan pada

jumlah kelas/rombongan belajar dengan rumus:

Kebutuhan guru SD adalah kebutuhan guru yang diberi tugas untuk

mengajar seluruh mata pelajaran selain pendidikan jasmani dan

kesehatan serta pendidikan agama. (http://www.pmptk.net/).

Jumlah guru SD adalah Jumlah guru sebanyak rombongan belajar

ditambah 1 orang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan, dan 1 orang guru Pendidikan Agama.

(Pedoman Standar Pelayanaan Minimal Penyelenggaraan

Pendidikan Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, 2006: 12).

Dapat juga dirumuskan sebagai berikut:

KG = ∑K + 1 GA + 1 GP

Keterangan:

KG = Kebutuhan Guru SD

∑K = Jumlah Kelas

GA = Guru Agama

GP = Guru Penjas

(Sumber: http://www.pmptk.net/)

c. Menghitung jumlah Kebutuhan Ruang Kelas di Kecamatan

Tasikmadu menurut pedoman pelaksanaan penggabungan Sekolah

Dasar dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

2013TasikmaduKecdiSekolahGedungJumlah

TasikmaduKecdiSDTampungDayarataRatathDasarSekolahSiswaoyeksiJumlah

2013Pr

Page 44: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xliv

d. Untuk mengetahui besar kecilnya jumlah petugas yang akan

mengelola Perpustakaan Sekolah tergantung pada besar kecilnya

sekolah tersebut, perhitungannya mengunakan rumus sebagai

berikut:

Pustakawan = petugasxSDmuridJumlah 1150

Bila murid dari suatu sekolah baru berkisar 200 orang, tenaga

pengelola perpustakaan cukup seorang. (http://library.usu.ac.id/).

G. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Tahap ini merupakan kegiatan paling awal sebelum penelitian. Dalam

tahap ini dilakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang berhubungan

dengan daerah penelitian ataupun masalah penelitian. Hal ini dilakukan dengan

melakukan studi pustaka untuk berbagai literature, laporan, jurnal, dan berbagai

buku.

2. Penyusunan Proposal Penelitian

Penyusunan proposal merupakan tahap awal dari penelitian. Penyusunan

proposal merupakan semua rencana penelitian yang akan dilakukan meliputi

pendahuluan, landasan teori serta metode penelitian.

3. Pengumpulan Data

Tahap berikutnya adalah kegiatan lapangan yang bertujuan untuk mencari

data. Pengumpulan data dan informasi dengan melakukan observasi langsung ke

lapangan dengan menggunakan Global Positioning Sistem (GPS), dilakukan

pengukuran untuk mengetahui titik-titik koordinat pada masing-masing sekolah

yang ada. Analisis Dokumentasi juga dilakukan untuk menambah informasi

402013Pr thDasarSekolahSiswaoyeksiJumlahkelasRuangKebutuhanJumlah

Page 45: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xlv

penelitian. Pengumpulan data dilakukan pada instansi-intansi terkait antara lain

Kantor Kecamatan Tasikmadu, Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu, Badan

Pusat Statisik Kabupaten Karanganyar yang memiliki data yang dibutuhkan.

4. Analisis Data

Tahap analisis data adalah kegiatan menganalisis data dan

mengorganisasikan data yang diperoleh. Analisis data yang digunakan adalah

proyeksi dan eksponensiil.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap Penulisan laporan merupakan tahap akhir setelah tahap-tahap

terdahulu selesai dilakukan kemudian disusun dalam sebuah skripsi yang

memaparkan hasil pengolahan data yang dilakukan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Keadaan Fisik

a. Letak Astronomis

Berdasarkan Peta Rupa Bumi Lembar 1408-344 Karanganyar skala

1:25.000, Kecamatan Tasikmadu secara astronomis terletak di antara 70 32’ 32”

LS sampai dengan 70 35’ 31” LS dan 1100 53’ 58” BT sampai dengan 1100 58’

51” BT.

b. Letak dan Batas Administrasi

Secara administratif Kecamatan Tasikmadu termasuk Kabupaten

Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Batas administrasi Kecamatan Tasikmadu

adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mojogedang

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan.

Jaten

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar

Page 46: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xlvi

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jaten dan Kecamatan

Kebakkramat

Peta Administrasi Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada Peta 1.

c. Luas Daerah

Luas daerah penelitian secara keseluruhan adalah 27,59 km2 yang terdiri

dari sepuluh desa. Adapun luas masing-masing-masing desa dapat dilihat pada

tabel 4 berikut ini :

38

Page 47: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xlvii

Page 48: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xlviii

Tabel 4. Luas Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Nama Desa Luas Km2 %

1. Buran 2,08 7,54 2. Papahan 2,29 8,30 3. Ngijo 2,34 8,46 4. Gaum 3,41 12,36 5. Suruh 2,63 9,53 6. Pandeyan 2,27 8,23 7. Karangmojo 2,95 10,69 8. Kaling 2,87 10,40 9. Wonolopo 2,42 8,77

10. Kalijirak 4,34 15,72 Jumlah 27,60 100

Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan luas

wilayah (desa) yang ada di Kecamatan Tasikmadu. Desa Kalijirak merupakan

desa yang memiliki wilayah terluas sekitar 15,72% dari seluruh luas daerah

penelitian, sedangkan Desa Buran adalah desa yang memiliki wilayah tersempit

yaitu 7,54% dari seluruh luas daerah penelitian.

2. Keadaan Penduduk

Pembahasan tentang keadaan penduduk Kecamatan Tasikmadu akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 sebanyak

55.379 jiwa, yang terdiri dari 27.532 jiwa penduduk laki-laki dan 27.847 jiwa

penduduk perempuan. Penduduk sebanyak 55.379 jiwa tersebut tersebar di 10

desa di Kecamatan Tasikmadu. Jumlah dan Persebaran penduduk Kecamatan

Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:

Page 49: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xlix

Tabel 5. Jumlah dan Persebaran Penduduk Tiap Desa di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Nama Desa Penduduk Kecamatan Tasikmadu

Laki-laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1. Buran 2.364 2.285 4.649 8,39 2. Papahan 3.273 3.337 6.610 11,94 3. Ngijo 2.721 2.789 5.510 9,95 4. Gaum 2.540 2.472 5.012 9,05 5. Suruh 3.377 3.298 6.675 12,05 6. Pandeyan 2.693 2.822 5.515 9,96 7. Karangmojo 2.829 2.820 5.649 10,20 8. Kaling 2.670 2.785 5.455 9,85 9. Wonolopo 2.230 2.294 4.524 8,17

10. Kalijirak 2.835 2.945 5.780 10,44 Jumlah 27.532 27.847 55.379 100

Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa Desa Suruh sebanyak 6.675

jiwa dan Desa Papahan sebanyak 6.610 jiwa merupakan desa yang memiliki

jumlah penduduk yang paling banyak penduduknya dibandingkan dengan desa

lain, hal ini disebabkan karena dekat dengan pusat kota yang memiliki

aksesibilitas yang mudah yaitu dilewati oleh jalan raya Solo-Tawangmangu yang

menghubungkan antara Kota Surakarta dengan Kabupaten Karanganyar sehingga

banyak tersedia fasilitas dan pelayanan umum, data tentang persebaran penduduk

dapat dilihat pada peta 2.

Jumlah penduduk di suatu daerah selalu berubah dari waktu kewaktu.

Penduduk akan bertambah jumlahnya kalau ada penduduk yang lahir dan yang

datang, dan penduduk akan berkurang jumlahnya kalau ada penduduk yang mati

dan yang meninggalkan daerah tersebut. Barclay (1984: 3) berpendapat bahwa

setiap perubahan jumlah penduduk (baik pertambahan atau pengurangan) disebut

pertumbuhan. Komponen yang mempengaruhi perubahan penduduk yaitu

fertilitas, mortalitas dan migrasi. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat

kelahiran, tingkat kematian, dan tingkat migrasi yang menentukan jumlah

penduduk, komposisi umur dan laju pertambahan atau penurunan penduduk.

Page 50: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

l

Page 51: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

li

Tabel 6. Perubahan Penduduk di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No Nama Desa Perubahan Penduduk Kecamatan Tasikmadu Lahir Mati Datang Pergi

1. Buran 54 23 62 26 2. Papahan 46 26 50 27 3. Ngijo 52 28 52 30 4. Gaum 51 29 53 19 5. Suruh 43 29 60 42 6. Pandeyan 51 21 51 22 7. Karangmojo 42 25 48 23 8. Kaling 46 20 43 18 9. Wonolopo 56 31 52 24

10. Kalijirak 48 26 46 28 Jumlah 487 258 517 259

Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan data diatas dapat dihitung:

1) Fertilitas

Berdasarkan data perubahan penduduk Kecamatan Tasikmadu diatas

maka dapat diketahui bahwa kelahiran yang terjadi di Kecamatan Tasikmadu pada

tahun 2007 yaitu sebanyak 487 jiwa, dengan jumlah bayi laki-laki 258 jiwa dan

bayi perempuan 229 jiwa, maka dari data tersebut dapat dihitung angka kelahiran

kasar yaitu:

kPmBCBR

1000379.55

487CBR

= 8,79 dibulatkan menjadi 9

Jadi kesimpulannya setiap 1.000 orang penduduk di Kecamatan

Tasikmadu pada tahun 2007 terdapat 9 bayi yang lahir dalam satu tahun.

2) Mortalitas

Berdasarkan data perubahan penduduk Kecamatan Tasikmadu diatas maka

dapat diketahui bahwa kematian yang terjadi di Kecamatan Tasikmadu pada tahun

2007 adalah sebanyak 258 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki yang

meninggal 134 jiwa, sedangkan penduduk perempuan yang meninggal 124, maka

dapat dihitung angka kematian kasarnya yaitu:

Page 52: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lii

kPmDCBR

1000379.55

258CBR

= 4,65 dibulatkan menjadi 5

Jadi kesimpulannya setiap 1000 orang penduduk di Kecamatan Tasikmadu

pada tahun 2007 terdapat 5 orang yang meninggal dalam satu tahun.

3) Tingkat Pertambahan Penduduk

Pertambahan penduduk alami dapat diketahui dengan mengurangi jumlah

kelahiran dengan jumlah kematian secara keseluruhan, maka dapat dihitung

pertambahan penduduk di Kecamatan Tasikmadu yaitu:

Pertumbuhan Penduduk Alami = B – D

= 487 – 258

= 229

Jadi di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 rata-rata pertambahan

penduduk alaminya adalah 229 jiwa.

b. Jumlah Penduduk Usia Sekolah Dasar (7-12 tahun)

Jumlah dan Persebaran penduduk usia 7-12 Tahun di Kecamatan

Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini:

Tabel 7. Jumlah dan Persebaran Usia 7-12 Tahun di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Nama Desa Anak Usia 7-12 Tahun Jiwa %

1. Buran 300 5,75 2. Papahan 696 13,35 3. Ngijo 487 9,34 4. Gaum 539 10,44 5. Suruh 569 10,91 6. Pandeyan 534 10,24 7. Karangmojo 493 9,46 8. Kaling 512 9,82 9. Wonolopo 559 10,72

10. Kalijirak 525 10,07 Jumlah 5.214 100 Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Page 53: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

liii

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk usia 7-12

tahun di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 adalah sebesar 5.214 jiwa. Penduduk

usia 7-12 tahun tertinggi terdapat di Desa Papahan sebesar 696 jiwa atau 13,35%

dari seluruh populasi anak usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu hal ini

disebabkan karena Desa Papahan dekat dengan pusat kota Kabupaten

Karanganyar yang yang memiliki banyak fasilitas dan pelayanan umum,

sedangkan jumlah terendah terletak di Desa Buran sebesar 300 jiwa atau sebesar

5,75% karena luas daerahnya yang paling sempit dibanding desa lain sehingga

penduduknya juga sedikit jumlahnya.

c. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk alami adalah banyaknya penduduk persatuan unit

wilayah, jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa

jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk

tertentu, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas

daerah pertanian, atau luas daerah pedesaan.

Kepadatan penduduk setiap desa di wilayah Kecamatan Tasikmadu pada

tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8. Kepadatan Penduduk Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007

No. Nama Desa Luas (Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2) 1. Buran 2,08 4.649 2.235 2. Papahan 2,29 6.610 2.886 3. Ngijo 2,34 5.510 2.355 4. Gaum 3,41 5.012 1.470 5. Suruh 2,63 6.675 2.538 6. Pandeyan 2,27 5.515 2.430 7. Karangmojo 2,95 5.649 1.915 8. Kaling 2,87 5.455 1.901 9. Wonolopo 2,42 4.524 1.869

10. Kalijirak 4,34 5.780 1.332 Jumlah 27,60 55.379 2.006 Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 kepadatan

penduduk Kecamatan Tasikmadu adalah 2.006 jiwa/km2. Desa yang memiliki

Page 54: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

liv

kepadatan penduduk paling tinggi adalah Desa Papahan yaitu 2.886 jiwa/km2, hal

ini disebabkan karena memiliki sarana dan prasarana yang memadai, memiliki

aksesibilitas yang mudah, serta dekat dengan kota Kecamatan Karanganyar

sebagai pusat kota sehingga banyak fasilitas dan pelayanan umum.

d. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk pada hakekatnya merupakan gambaran susunan

penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut

karakterisik yang sama (Rusli, 1983: 35). Beberapa jenis komposisi penduduk

antara lain komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, pendidikan,

mata pencaharian, agama, bahasa dan lain-lain.

Kegunaan dari komposisi penduduk antara lain:

1) Untuk mengetahui sumber daya manusia yang ada baik menurut umur maupun

jenis kelamin.

2) Untuk mengambil suatu kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.

3) Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lain.

Dalam penelitian ini akan diuraikan komposisi menurut umur dan jenis

kelamin, mata pencaharian dan pendidikan.

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dapat pula disebut struktur umur

penduduk, biasanya digolongkan menurut umur satu tahunan atau lima tahunan.

Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor yang saling berpengaruh

satu sama lain yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Data struktur tersebut dapat

digunakan untuk mengetahui besarnya rasio jenis kelamin dan rasio beban

tanggungan.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kecamatan

Tasikmadu dengan menggunakan interval lima tahunan dapat dilihat pada tabel 9

dibawah ini:

Page 55: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lv

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan TasikmaduTahun 2007.

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa %

0 – 4 2.309 2.117 4.426 7,99 5 – 9 2.410 2.289 4.699 8,49

10 – 14 2.585 2.387 4.972 8,98 15 – 19 2.797 2.591 5.388 9,73 20 – 24 2.568 2.378 4.946 8,93 25 – 29 2.354 2.204 4.558 8,23 30 – 34 2.223 2.101 4.324 7,81 35 – 39 2.055 2.026 4.081 7,37 40 – 44 1.846 1.780 3.626 6,55 45 – 49 1.560 1.529 3.089 5,58 50 – 54 1.197 1.190 2.387 4,31 55 -59 1.015 1.020 2.035 3,67 60 – 64 871 875 1.746 3,15 65 – 69 696 1.355 2.051 3,70 70 – 74 568 1.086 1.654 2,99

75 ke atas 478 919 1.397 2,52 Jumlah 27.532 27.847 55.379 100

Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui rasio jenis kelamin dan rasio beban

tanggungan untuk wilayah Kecamatan Tasikmadu :

a). Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (1998: 5) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki

terhadap jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.

Berdasarkan tabel 12 diatas untuk Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007

diketahui jumlah penduduk laki-laki 27.532 jiwa dan jumlah penduduk

perempuan 27.847 jiwa. Besarnya rasio jenis kelamin dapat diketahui dengan

rumus sebagai berikut :

Rasio jenis kelamin = 100

perempuanpendudukjumlahlakilakipendudukJumlah

Rasio jenis kelamin = 100847.27532.27

= 98,87 dibulatkan menjadi 99

Page 56: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lvi

Hasil perhitungan diatas menunjukkan rasio jenis kelamin di Kecamatan

Tasikmadu pada tahun 2007 adalah 99, artinya setiap 100 penduduk perempuan

terdapat 99 penduduk laki-laki.

b). Rasio beban tanggungan

Rasio beban tanggungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk

dibawah usia 15 tahun dan diatas 65 tahun yang merupakan kelompok usia non

produktif terhadap jumlah penduduk berusia 15 64 tahun yang merupakan

kelompok usia produktif. Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui penduduk usia 0

14 tahun berjumlah 14.097 jiwa dan penduduk berusia diatas 65 tahun berjumlah

5.120 jiwa, sedangkan penduduk yang berusia 15 64 tahun berjumlah 36.180

jiwa. Rasio beban tanggungan di Kecamatan Tasikmadu diketahui dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Rasio beban tanggungan = 100)6415(

)65()140(

PPP

Rasio beban tanggungan = 100180.36

120.5097.14

= 100180.36217.19

= 53,11 dibulatkan menjadi 53

Hasil perhitungan diatas menunjukkan rasio beban tanggungan di

Kecamatan Tasikmadu adalah 53, artinya setiap 100 penduduk usia produktif

harus menaggung beban ekonomi 53 penduduk yang tidak produktif.

2) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat memberikan

gambaran tentang struktur ekonomi suatu daerah. Komposisi penduduk menurut

mata pencaharian di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Page 57: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lvii

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007

No. Mata Pencaharian Banyaknya Jiwa %

1. Petani Sendiri 7.128 15,41 2. Buruh Tani 5.682 12,28 3. Pengusaha 305 0,66 4. Buruh Industri 15.117 32,68 5. Buruh Bangunan 3.016 6,52 6. Pedagang 2.281 4,93 7. Pengangkutan 226 0,49 8. PNS/TNI/Polri 2.030 4,39 9. Pensiunan 560 1,21

10. Lain-lain 9.911 21,43 Jumlah 46.256 100

Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk

Kecamatan Tasikmadu mempunyai mata pencaharian sebagai buruh industri

15.117 jiwa atau 32,68%, karena di Kecamatan Tasikmadu terdapat industri baik

industri besar, maupun industri kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

sektor industri menjadi sektor utama kegiatan ekonomi penduduk, sedangkan

yang lain mempunyai mata pencaharian di luar sektor industri. Mata pencaharian

terkecil di Kecamatan Tasikmadu adalah pengangkutan sebanyak 226 orang

karena sebagian besar masyarakatnya sudah memiliki sepeda dan sepeda motor

sehingga transportasi umum jarang dimanfaatkan masyarakat.

3) Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat memberikan gambaran

tentang tingkat pendidikan penduduk suatu daerah. Tingkat pendidikan penduduk

di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini :

Page 58: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lviii

Tabel 11. Komposisi Penduduk 5 tahun ke atas menurut Pendidikan tertinggi di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007

No. Tingkat Pendidikan Banyaknya Jiwa %

1. Tidak / Belum Pernah Sekolah 4.105 8,06 2. Belum Tamat SD 5.033 9,88 3. Tidak Tamat SD 2.149 4,22 4. Tamat SD 17.046 33,45 5. Tamat SMP 11.689 22,94 6. Tamat SMA 9.037 17,73 7. Tamat Akademi / Perguruan Tinggi 1.896 3,72

Jumlah 50.955 100 Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Tingkat pendidikan penduduk merupakan dasar dari pengetahuan

penduduk, Nursid Sumaatnmadja (1980:33) berpendapat bahwa latar belakang

pendidikan dapat mengungkapkan berbagai gejala dan aspek kehidupan yang

harus dikembangkan. Tingkat pendidikan yang rendah, menjadi penghambat

pembangunan khususnya dalam pengembangan sarana pendidikan.

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa penduduk di Kecamatan

Tasikmadu yang tidak / belum pernah Sekolah yaitu 4.105 jiwa atau (8,06%),

belum tamat SD yaitu 5.033 atau (9,88%), tidak tamat SD yaitu 2.149 atau

(4,22%), sedangkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah adalah tingkat

pendidikan tamat SD yaitu 17.046 jiwa (33,45%), kemudian tamat SMP 11.689

jiwa (22,94%), tamat SMA 9.037 jiwa (17,73%), sedangkan yang tamat

Akademi/Perguruan Tinggi 1.896 (3,72%). Banyaknya tamatan SMA di

Kecamatan Tasikmadu karena lapangan pekerjaan dibidang industri yaitu menjadi

buruh industri dan karyawan swasta, merupakan lapangan pekerjaan yang paling

banyak, sehingga untuk dapat bekerja sebagai buruh industri/karyawan swasta

diharuskan tamat SLTA.

3. Sarana dan Prasarana Daerah

Keadaan kehidupan penduduk dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang

tersedia. Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Tasikmadu yang di ada

dalam penelitian yaitu:

Page 59: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lix

a. Sarana dan Prasarana Transportasi

Sarana transportasi sangat penting peranannya untuk menghubungkan

masyarakat dari daerah yang satu ke daerah lainnya dengan cepat dan mudah.

Sarana transportasi yang digunakan oleh penduduk Kecamatan Tasikmadu dapat

di lihat pada tabel 12 berikut :

Tabel 12. Sarana dan Prasarana Transportasi di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Sarana Transportasi Jumlah (buah) Persen (%)

1. Mobil Pribadi 604 2,23 2. Sepeda 15.594 57,47 3. Sepeda Motor 10.733 39,55 4. Angkudes/kota 32 0,12 5. Truck/Colt 63 0,23 6. Ojek 8 0,03 7. Becak 99 0,36 8. Andong/Dokar 3 0,01

Jumlah 27.136 100 Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk

penduduk di Kecamatan Tasikmadu lebih memilih menggunakan sepeda ataupun

sepeda motor untuk mobilitas hal ini disebabkan karena kondisi jalan yang

menghubungkan antar desa sudah cukup memadai dan kebanyakan beraspal.

Gambar 2. Sarana Transportasi Sepeda

Page 60: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lx

b. Sarana Komunikasi

Sarana komunikasi mempunyai arti penting bagi perkembangan daerah.

Sarana komunikasi yang memadai sangat membantu arus informasi sehingga

pengetahuan penduduk meningkat. Sarana komunikasi yang digunakan oleh

penduduk Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat tabel 13 berikut ini:

Tabel 13. Sarana dan Prasarana Komunikasi di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Sarana Komunikasi Jumlah (buah) Persen (%) 1. Telephon Kabel 333 89,76 2. Wartel 34 9,16 3. Warnet 3 0,81 4. Kantor Pos 1 0,27

Jumlah 371 100 Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa jumlah sarana komunikasi

yang paling banyak adalah telephon kabel yaitu sebesar 89,76% hal ini

disebabkan karena telepon kabel lebih cepat dalam menerima informasi, mudah

menggunakanya serta efisien.

Gambar 3. Sarana Komunikasi Telephon

c. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Penyediaan fasilitas kesehatan dapat mempengaruhi tingkat kesehatan

penduduk, semakin lengkap fasilitas kesehatan yang dipunyai maka tingkat

kesehatan masyarakatnya semakin baik. Untuk mengetahui sarana kesehatan yang

ada di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 14 dibawah ini:

Page 61: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxi

Tabel 14. Sarana / Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Jenis Sarana Kesehatan Banyaknya Jumlah %

1. Rumah Sakit 1 0,82 2. Rumah Bersalin 8 6,56 3. Poliklinik 1 0,82 4. Puskesmas 1 0,82 5. Puskesmas Pembantu 3 2,46 6. Dokter 10 8,19 7. Bidan 16 13,11 8. Posyandu 70 57,38 9. Polindes 9 7,38

10. Apotik 3 2,46 Jumlah 122 100

Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Tasikmadu terdiri dari sebuah

Rumah Sakit, 8 unit rumah sakit bersalin, sebuah poliklinik, sebuah puskesmas, 3

unit puskesmas pembantu, 70 unit posyandu, 9 unit polindes, dan 3 unit apotik,

sedangkan tenaga kesehatanya terdiri atas 10 orang dokter, dan 16 orang bidan.

Gambar 4. Sarana Kesehatan

d. Sarana dan Prasarana Perekonomian

Tingkat kemajuan dan keberhasilan pendidikan di suatu wilayah tidak

dapat dipisahkan dari tingkat kemajuan dan keberhasilan perekonomian karena

semakin lengkap sarana perekonomian yang dimiliki maka semakin besar peluang

penduduk untuk maju. Sarana dan prasana perekonomian yang ada di Kecamatan

Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:

Page 62: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxii

Tabel 15. Sarana dan prasarana perekonomian di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Jenis Prasarana Banyaknya Jumlah %

1. Pasar 4 0,20 2. Supermarket / swalayan 1 0,05 3. Warung / kedai makan 234 11,49 4. Toko / Warung Kelontong 501 24,59 5. Hotel / Losmen 1 0,05 6. Bank Umum 4 0,20 7. BPR 5 0,25 8. KUD 1 0,05 9. Koperasi Simpan Pinjam 17 0,83

10. Bengkel Motor / Mobil 34 1,67 11. Bengkel Elektronik 18 0,88 12. Foto Copy 12 0,59 13. Potong Rambut 21 1,03 14. Salon Kecantikan 36 1,77 15. Bengkel Las 27 1,32 16. Persewaan Alat Pesta 42 2,06 17. Rice Mill 52 2,55 18 Industri Besar 2 0,10 19. Indusri Kecil 1.025 50,32

Jumlah 2.037 100 Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa penduduk di Kecamatan

Tasikmadu yang paling banyak bergerak dibidang industri khususnya industri

kecil yaitu 50,32%, kemudian Toko/Warung Kelontong sebanyak 24,59% dan

Warung / kedai makan 11,49%.

Gambar 6. Sarana Perekonomian Bengkel Las

e. Sarana Peribadatan.

Page 63: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxiii

Berdasarkan data statistik Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 penduduk

Tasikmadu beragama Islam 97,67%, beragama Kristen 1,06%, beragama Khatolik

1,19 % dan beragama Hindu 0,06% dan beragama Budha 0,02%. Sarana

peribadatan yang ada di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 15

berikut :

Tabel 16. Sarana Peribadatan di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Jenis Prasarana Banyaknya Jumlah %

1. Masjid 115 76,16 2. Langgar 33 21,85 3. Gereja 3 1,99 Jumlah 151 100

Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa jumlah sarana peribadatan di

Kecamatan Tasikmadu yang paling banyak adalah masjid yaitu 76,16% kemudian

langgar 21,85% dan gereja 1,99%.

Gambar 5. Sarana Peribadatan

4. Sarana dan Prasarana Pendidikan SD/MI

Tingkat pendidikan dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengukur

keberhasilan pembangunan pendidikan dalam suatu wilayah. Dengan tingkat

pendidikan yang semakin tinggi maka keberhasilan pembangunan di suatu

wilayah dimungkinkan menjadi semakin besar, khususnya pembangunan di

bidang pendidikan. Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Tasikmadu

yang dalam penelitian yaitu:

a. Gedung SD/MI

Page 64: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxiv

Gambar 7. Sarana Gedung SDN 03 Pandeyan

Kategori Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu di bagi menjadi 2 yaitu

Sekolah Dasar Negri (SDN) dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN). Sarana

mengenai jumlah dan persebaran gedung SD/MI di Kecamatan Tasikmadu pada

tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 17 diberikut ini :

Tabel 17. Jumlah dan Persebaran Gedung SD dan MI di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

No. Nama Desa Jumlah Gedung

Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)

1. Buran 2 - 2. Papahan 3 - 3. Ngijo 2 - 4. Gaum 2 - 5. Suruh 3 - 6. Pandeyan 3 - 7. Karangmojo 3 1 8. Kaling 3 - 9. Wonolopo 3 - 10. Kalijirak 3 -

Jumlah 27 1 Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 17 dapat dideskripsikan sebagai berikut, pada tahun

2007 jumlah gedung Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu adalah 28 gedung

tersebar di 10 Desa/Kelurahan. Desa yang memiliki paling banyak gedung adalah

Desa Karangmojo, yaitu 3 gedung Sekolah Dasar dan satu gedung Madrasah yaitu

Page 65: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxv

Page 66: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxvi

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Karangmojo. Pembangunan gedung Madrasah

Ibtidaiyah Negeri yang ada di Kecamatan Tasikmadu ditempatkan pada Desa

Karangmojo, hal ini disebabkan karena Desa Karangmojo memiliki jumlah

penduduk yang banyak, serta merupakan pusat tempat kegiatan keagamaan islam

yang ada di Kecamatan Tasikmadu yang mayoritas penduduknya beragama islam.

Setelah Desa Karangmojo diikuti Desa Papahan, Desa Suruh, Desa Kalijirak,

Desa Wonolopo, Desa Pandeyan, dan Desa Kaling yang rata-rata memiliki 3

gedung Sekolah Dasar, kemudian desa yang memiliki 2 gedung Sekolah Dasar

adalah Desa Buran, Desa Gaum, dan Desa Ngijo. Jumlah gedung yang tidak sama

juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang tidak sama, pembangunan gedung

Sekolah Dasar memang dilakukan untuk menampung jumlah penduduk yang

berusia 7-12 tahun sehingga bisa mengenyam pendidikan dasar 9 tahun yang

dimulai dengan tingkat Sekolah Dasar.

Pembangunan gedung Sekolah Dasar kurang memperhatikan jumlah

penduduk dan daya tampung ideal setiap sekolah Dasar. Hal ini dapat dilihat pada

peta 3 bahwa Desa Karangmojo memiliki jumlah anak usia SD (7-12 tahun)

sebanyak 493 disitu memiliki 4 buah sarana gedung Sekolah Dasar yaitu SDN 01

Karangmojo, SDN 02 Karangmojo, SDN 03 Karangmojo dan MIN Karangmojo

sehingga berdampak sekolah kekurangan murid dan tidak terpenuhinya daya

tampung yang ideal dimana 1 sekolah minimal memiliki 40 jumlah murid, selain

itu letak gedungnya yang saling berdekatan satu sama lain juga merupakan salah

satu faktor sekolah mengalami kekurangan jumlah murid yaitu seperti pada

sekolah yang ada di Desa Gaum yaitu SDN 01 Gaum dan SDN 02 Gaum.

Penyebaran jumlah siswa yang tidak merata tidak terlepas dari kebijakan

para orang tua untuk menyekolahkan anaknya ditempat Sekolah Dasar yang lebih

baik dan berkualitas, sehingga tidak semua penduduk di suaru desa/kelurahan

bersekolah di sekolah yang ada di desa/ kelurahan itu yaitu pada Desa Wonolopo

yang memiliki jumlah anak usia Sekolah Dasar (7-12 Tahun) sebanyak 559 anak,

yang sekolah di desanya hanya 348 jiwa berarti 211 anak bersekolah di desa lain.

Hal ini disebabkan karena pemilihan tempat sekolah bagi anak-anaknya sangat

dipengaruhi oleh pandangan orangtua yang memandang sekolah tertentu baik.

Page 67: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxvii

Kondisi geografis Kecamatan Tasikmadu yang relatif datar dan mempunyai

aksesibilitas yang mudah antar desa/kelurahan menyebabkan orang tua calon

siswa Sekolah Dasar menyarankan untuk bersekolah di sekolah yang baik

walaupun di luar kelurahan/desa tempat tinggal siswa tersebut.

b. Ruang Kelas

Gambar 8. Ruang Kelas

Sarana prasarana mengenai jumlah dan persebaran ruang kelas Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibditiyah (MI) di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007

dapat dilihat pada tabel 18 dibawah ini:

Tabel 18. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas Sekolah SD/MI di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007

No. Nama Desa Jumlah Ruang Kelas 1. Buran 12 2. Papahan 24 3. Ngijo 12 4. Gaum 12 5. Suruh 18 6. Pandeyan 18 7. Karangmojo 24 8. Kaling 18 9. Wonolopo 18 10. Kalijirak 18

Jumlah 174 Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 jumlah

ruang kelas/ruang belajar yang ada di Kecamatan Tasikmadu adalah 174 buah

tersebar diseluruh desa di Kecamatan Tasikmadu, dengan jumlah yang paling

Page 68: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxviii

banyak berada di Desa Papahan dan Desa Karangmojo adalah 24 buah, hal ini di

karenakan jumlah Sekolah Dasar yang dimiliki paling banyak dibandingkan

dengan desa lain. Ruang kelas yang ada di Kecamatan Tasikmadu cukup memadai

yaitu dengan melihat bahwa setiap Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu telah

memiliki minimal 6 buah ruang kelas.

c. Ruang Perpustakaan

Gambar 9. Ruang Perpustakaan

Sarana prasarana mengenai Perpustakaan yang ada di perpustakaan

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibditiyah (MI) di Kecamatan Tasikmadu tahun

2007 dapat dilihat pada tabel 19 dibawah ini:

Tabel 19. Jumlah dan Persebaran Perpustakaan SD/MI di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007

No. Nama Desa Banyaknya SD MI

1. Buran 2 - 2. Papahan 3 - 3. Ngijo 2 - 4. Gaum 2 - 5. Suruh 3 - 6. Pandeyan 3 - 7. Karangmojo 3 1 8. Kaling 3 - 9. Wonolopo 3 - 10. Kalijirak 3 -

Jumlah 27 1 Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008

Page 69: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxix

Berdasarkan tabel 19 dapat dideskripsikan sebagai berikut, pada tahun

2007 jumlah ruang perpustakaan Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu adalah

28 ruang perpustakaan Sekolah Dasar. Desa yang memiliki 2 buah ruang

perpustakaan adalah Desa Buran, Desa Ngijo, dan Desa Gaum sedangkan Desa

yang memiliki 3 buah ruang perpustakaan adalah Desa Papahan, Desa Suruh,

Desa Pandeyan, Desa Kaling, Desa Wonolopo dan Desa Kalijirak. Desa yang

memiliki paling banyak ruang perpustakaan adalah Desa Karangmojo yaitu 4

buah ruang perpustakaan. Keberadaan ruang perpustakaan sekolah berfungsi

sebagai tempat menyimpan bahan pustaka atau koleksi perpustakaan, untuk

kegiatan layanan perpustakaan dan sebagai tempat tenaga perpustakaan untuk

melaksanakan kegiatannya.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu : (1)

pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk usia 7-12 tahun yang meliputi :

(a) pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun, (b) jumlah dan persebaran anak usia

7-12 tahun pada tahun 2007-2013, dan (c) jumlah dan persebaran murid SD, (2)

penyediaan fasilitas pendidikan SD, yang meliputi: (a) jumlah dan persebaran

gedung sekolah, (b) jumlah dan persebaran tenaga guru, (c) jumlah dan persebaran

ruang kelas, dan (d) jumlah dan persebaran tenaga perpustakaan yang dibutuhkan.

1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Usia 7-12 Tahun

a. Pertumbuhan Penduduk Usia 7-12 Tahun

Pada tahun 2007 jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan

Tasikmadu sebesar 5.214 jiwa, sedangkan jumlah penduduk tahun 2001 sebanyak

5.367 jiwa, dengan demikian dalam kurun waktu antara tahun 2001-2007 jumlah

penduduk usia 7-12 tahun telah berkurang sebesar 153 jiwa, yang berarti

mengalami pertumbuhan penduduk sebesar -0,48 %. Berikut ini akan dijelaskan

mengenai perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun di

Kecamatan Tasikmadu tahun 2001-2007 dengan menggunakan rumus

eksponensial.

Page 70: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxx

Pt = Po.ert Dimana : Pt : Banyaknya penduduk pada tahun 2007

Po : Banyaknya penduduk pada tahun 2001

r : Angka pertumbuhan penduduk

t : Jangka waktu (6 tahun)

Dari rumus tersebut dapat dihitung angka pertumbuhan penduduk usia 7-

12 tahun Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2001-2007 yaitu sebagai berikut :

Pt = Po.ert

5.367 = 5.214 x 2,718282 r.6

367.5214.5 = 2,718282 r.6

0,971492453 = 2,718282 r.6

Log 0,971492453 = r.6 Log 2,718282

-0,012560568 = r.6 x 0,434294509

-0,012560568 = r. x 2,605767056

r = 605767056,2

80,01256056-

r = -0,48 %

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa selama kurun

waktu enam tahun yaitu antara tahun 2001-2007 angka pertumbuhan

penduduknya adalah sebesar -0,48% yang berarti dalam jangka waktu 6 tahun

penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu mengalami pengurangan

sebesar 0,48%. Hal ini dapat sebabkan oleh keberhasilan program Keluarga

Berencana (KB) yang sangat digencarkan pemerintah pusat maupun daerah dalam

beberapa dekade terakhir yang memiliki tujuan utama untuk mengurangi angka

pertumbuhan penduduk.

b. Jumlah dan Persebaran Anak Usia 7-12 Tahun

Untuk menentukan jumlah anak usia 7-12 tahun pada tahun 2013 yang

seharusnya duduk di bangku Sekolah Dasar disetiap Desa menggunakan rumus

proyeksi seperti dibawah ini:

Page 71: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxi

Pn = (1 + r )n x Po

Dimana: Pn : Jumlah penduduk pada tahun 2013

Po : Jumlah penduduk pada tahun 2007

r : Tingkat pertumbuhan penduduk dalam persen (%) dibagi 100

n : Jangka waktu tahun 2007-2013 (6 tahun)

Dari persamaan diatas tersebut dapat dihitung angka pertumbuhan

penduduk usia 7-12 tahun Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 yaitu sebagai

berikut :

Pn = (1 + r )n x Po

Pn = 6

1000,48-1

x 5.214

= 60048,01 x 5.214

= 69952,0 x 5.214

= 0,971543396 x 5.214

= 5.066 Jiwa

Adapun untuk menghitung jumlah penduduk usia 7-12 tahun tiap Desa di

Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 yaitu sebagai contoh penghitungan adalah

Desa Buran berikut ini :

Pn = (1 + r )n x Po

Pn = 6

100 0,48-1

x 300

= 60048,01 x 300

= 69952,0 x 300

= 0,971543396 x 300

= 291 Jiwa

Berikut akan disajikan jumlah dan persebaran Anak Usia 7-12 Tahun

yang ada di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 dan Prediksi tahun 2013 di tiap

desa:

Page 72: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxii

Tabel 20. Jumlah dan Persebaran Anak Usia 7-12 Tahun di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007 dan Prediksi tahun 2013.

No. Nama Desa Jumlah Anak Usia 7-12 Tahun (jiwa) 2007 2013

1. Buran 300 291 2. Papahan 696 676 3. Ngijo 487 473 4. Gaum 539 524 5. Suruh 569 553 6. Pandeyan 534 519 7. Karangmojo 493 480 8. Kaling 512 497 9. Wonolopo 559 543

10. Kalijirak 525 510 Jumlah 5.214 5.066 Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar Tahun 2007 dan

Hasil Perhitungan Proyeksi.

Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk usia 7-12

tahun pada tahun 2007 adalah 5.214 jiwa dengan jumlah yang paling banyak

adalah Desa Papahan yaitu 696 anak dengan tingkat kepadatan 2.886 jiwa/km2

dan jumlah yang paling sedikit adalah Desa Buran yaitu 300 anak, sedangkan

prediksi untuk tahun 2013 jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan

Tasikmadu adalah 5.066 anak maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk usia 7-

12 tahun di Kecamatan Tasikmadu akan mengalami penurunan sebesar 148 anak

dalam jangka waktu 6 tahun. Hal ini dipengaruhi karena adanya keberhasilan

program Keluarga Berencana (KB) yang semakin berkembang baik teknik

maupun alat-alat yang digunakan.

c. Jumlah dan Persebaran Murid Sekolah Dasar

Jumlah dan persebaran murid Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah

yang ada di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 dapat di deskripsikan sebagai

berikut: jumlah murid seluruhnya adalah 5.032 siswa sedangkan murid laki-laki

adalah 2.648 siswa lebih banyak daripada jumlah murid perempuan yaitu 2.384

siswa, jumlah murid terbanyak berada di Desa Papahan dengan jumlah 809 siswa

dan yang paling sedikit berada di Desa Buran yaitu 305 siswa. Jumlah dan

Page 73: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxiii

persebaran murid SD/MI setiap desa di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007 dapat

dilihat pada tabel 21 dibawah ini:

Tabel 21. Jumlah dan Persebaran Murid SD/MI Tiap Desa di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007 dan Prediksi Tahun 2013

No Nama Desa Laki-laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Tahun 2007 (jiwa)

Tahun 2013 (jiwa)

1. Buran 166 139 305 296 2. Papahan 426 383 809 786 3. Ngijo 218 188 456 424 4. Gaum 174 154 478 437 5. Suruh 325 291 616 599 6. Pandeyan 346 304 650 632 7. Karangmojo 315 297 612 595 8. Kaling 235 217 452 439 9. Wonolopo 177 171 348 338

10. Kalijirak 266 240 506 492 Jumlah 2.648 2.384 5.032 4.890 Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar Tahun 2007/2008

dan Hasil Perhitungan Proyeksi.

Data yang disajikan pada tabel 21 kemudian dibuat grafik seperti di

halaman berikutnya. Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui Jumlah Siswa

berdasarkan kelamin tiap Desa di Kecamatan Tasikmadu.

Gambar 10. Grafik Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan

Tasikmadu Tahun 2007

Grafik Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007

0100200300400500

Buran

Papah

an

Ngijo

Gaum

Suruh

Pande

yan

Karang

mojoKali

ngWono

lopo

Kalijira

k

Nama Desa

Laki-lakiPerempuan

Page 74: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxiv

Dari grafik dapat diketahui bahwasannya jumlah dan persebaran murid

SD/MI Tiap Desa di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007 yang paling tinggi berada

di Desa Papahan disebabkan oleh kualitas sekolah yang baik dan delat pusat kota

yang mempunyai sarana dan fasilitas yang lengkap, sedangkan yang paling rendah

berada di Desa Buran hal ini dikarenakan Desa Buran mempunyai wilayah yang

paling sempit dibandingkan dengan desa lain di Kecamatan Tasikmadu.

Apabila kita bandingkan antara tabel 20 dengan tabel 21 yaitu antara

jumlah anak usia 7-12 dengan jumlah murid usia 7-12 tiap desa di Kecamatan

Tasikmadu tahun 2007 terdapat perbedaan yang cukup besar. Apabila dilihat lebih

lanjut terdapat selisih yang bervariasi yang disebabkan oleh adanya anak yang

bersekolah diluar desanya untuk mendapat kualitas yang lebih baik. Peningkatan

yang paling besar adalah di Desa Papahan yang meningkat 113 anak dari

penduduk yang berusia 7-12 tahun sebesar 696 dengan jumlah siswa SD 809 jiwa,

hal ini tidak terlepas dengan kebijakan orang tua untuk menyekolahkan anak-

anaknya di sekolah yang lebih baik, sehingga tidak semua penduduk disuatu

desa/kelurahan bersekolah di sekolah yang ada di desa/kelurahan itu. Pemilihan

tempat sekolah bagi anak-anaknya sangat dipengaruhi oleh pandangan orangtua

yang memandang sekolah-sekolah tertentu yang baik. Kondisi geografis

Kecamatan Tasikmadu yang relatif datar dan mempunyai aksesibilitas yang

mudah antar desa/kelurahan menyebabkan orangtua calon siswa Sekolah Dasar

menyarankan untuk bersekolah di sekolah yang baik walaupun berada di luar

kelurahan/desa tempat tinggal siswa tersebut.

2. Penyediaan Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar

a. Jumlah dan Persebaran Gedung Sekolah Dasar

Sarana prasarana mengenai jumlah dan persebaran gedung Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibditiyah (MI) yang ideal di Kecamatan Tasikmadu tahun

2013 dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Page 75: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxv

Berdasarkan rumus diatas dapat dilihat bahwa proyeksi jumlah gedung SD

di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 adalah jumlah proyeksi siswa Sekolah

Dasar tahun 2013 dibagi dengan rata-rata daya tampung SD di Kecamatan

Tasikmadu 2007 hal ini dikarenakan tiap SD di Kecamatan Tasikmadu tidak

memiliki daya tampung yang sama dan diasumsikan memiliki jumlah ruang kelas

yang tetap sampai 2013,

= 248,57

sehingga dapat diperoleh:

= 19,67 dibulatkan menjadi 20

Jadi pada tahun 2013 jumlah Sekolah Dasar yang tepat di Kecamatan

Tasikmadu adalah 20 gedung. Data mengenai jumlah dan persebaran gedung

SD/MI di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada berikut ini:

TasikmaduKecdiSDTampungDayarataRatathDasarSekolahSiswaoyeksiJumlahTasikmaduKecdiSekolahGedungJumlah

2013Pr2013

57,248890.42013 TasikmaduKecdiSekolahGedungJumlah

TasikmaduKecamadiSDJumlahKelasRuangJumlah

TasikmaduKecSDTampungDayarataRatatan

40

2840174

TasikmaduKecSDTampungDayarataRata

Page 76: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxvi

Tabel 22. Jumlah dan Persebaran Gedung SD dan MI di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007 dan Prediksi tahun 2013.

No. Nama Desa 2007 2013 SD MI SD MI

1. Buran 2 - 1 - 2. Papahan 3 - 2 - 3. Ngijo 2 - 1 - 4. Gaum 2 - 1 - 5. Suruh 3 - 3 - 6. Pandeyan 3 - 3 - 7. Karangmojo 3 1 2 1 8. Kaling 3 - 2 - 9. Wonolopo 3 - 2 -

10. Kalijirak 3 - 2 - Jumlah 27 1 19 1 Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008

dan Hasil Analisis. Berdasarkan tabel 22 dapat diketahui bahwa jumlah gedung SD/MI di

Kecamatan Tasikmadu dari tahun 2007-2013 diperkirakan akan mengalami

pengurangan gedung Sekolah Dasar sebanyak 8 buah berdasarkan optimalisasi

daya tampung yang ada, namun dalam fakta dilapangannya tidak semua gedung

tersebut di regrouping hanya pada gedung yang memenuhi syarat dan ketentuan

saja yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar.

Pelaksanaan Regrouping Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu dihitung

dengan menggunakan rumus dibawah ini:

x 100 %

*) Meliputi SD/MI

Nilai prosentase DT menunjukkan indikasi perlu tidaknya penggabungan

(regrouping) SD

Apabila :

a. DT > 100% berarti terdapat kelebihan kapasitas, merupakan indikasi perlu

penggabungan

b. DT < 100% berarti terdapat kekurangan kapasitas, merupakan indikasi perlu

SD tetap / dikembangkan.

tersebutdesadisekolahusiaanakJumlahdesasatudikelasruangkapasitasJumlahDT *)

Page 77: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxvii

Misalnya:

1) Desa Buran

= 160 % (Regrouping / penggabungan)

Tabel 23. Analisis Penggabungan SD/MI di Kecamatan Tasikmadu Proyeksi Tahun 2013

No. Nama Desa Kapasitas ruang kelas

Jml Murid SD 2013 DT ( % ) Indikasi

1. Buran 480 296 162 % Regrouping 2. Papahan 960 786 123 % Regrouping 3. Ngijo 480 394 124% Regrouping 4. Gaum 480 319 150% Regrouping 5. Suruh 720 599 119 % Regrouping 6. Pandeyan 720 632 113 % Regrouping 7. Karangmojo 960 595 195 % Regrouping 8. Kaling 720 439 164 % Regrouping 9. Wonolopo 720 338 213 % Regrouping

10. Kalijirak 720 492 146 % Regrouping Sumber : Hasil Analisis data

Berdasarkan hasil tabel 23 dapat diketahui bahwa Sekolah yang

mempunyai indikasi untuk di regrouping sebanyak 10 buah dari 28 buah SD yang

berada di Kecamatan Tasikmadu yaitu berada di Desa Buran, Desa Papahan, Desa

Ngijo, Desa Suruh, Desa Pandeyan, Desa Karangmojo, Desa Kaling, Desa

Wonolopo, dan Desa Kalijirak. Namun hanya 8 desa yang memiliki persentase

yang relatif besar untuk di regrouping karena untuk Desa Suruh dan Desa

Pandeyan memiliki persentase yang relatif kecil dan jumlah murid yang seimbang

dengan jumlah fasilitas gedungnya selain itu dari segi letak yang starategis dengan

aksesibilitas yang mudah sehingga kemungkinan untuk tidak di regrouping masih

tinggi sehingga hal ini akan sesuai dengan jumlah Sekolah Dasar yang ideal di

Kecamatan Tasikmadu.

%100300480 x

%100300

4012 xxDT

Page 78: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxviii

Gedung Sekolah Dasar yang diperkirakan mengalami penggabungan di

Kecamatan Tasikmadu tahun 2013 adalah SDN 03 Papahan dikarenakan

penduduk usia Sekolah Dasar lebih memilih sekolah di SDN 01 Papahan dan

SDN 02 Papahan yang mutunya lebih baik serta memiliki sarana dan prasarana

yang lebih lengkap selain itu aksesnya juga mudah, kemudian SDN 01 Buran

yaitu dikarenakan letaknya yang lebih jauh dari permukiman penduduk sehingga

siswa lebih memilih sekolah yang lebih dekat, SDN 02 Ngijo dikarenakan

letaknya yang tidak stategis dan jauh dari permukiman penduduk, sedangkan

untuk SDN 01 Gaum dikarenakan lokasi sekolah yang saling berdekatan dengan

SDN 01 Gaum dan masih dalam satu area selain itu dilihat dari dari segi mutu

SDN 02 Gaum lebih baik, sehingga untuk efisiensi anggaran dapat digabung,

kemudian SDN 01 Kalijirak karena jumlah murid yang sedikit karena jumlah

penduduk usia Sekolah Dasar (7-12 tahun) lebih memilih ke desa lain yang

memiliki mutu dan kwalitas yang lebih baik, untuk SDN 03 Wonolopo karena

merupakan sekolah yang mempunyai jumlah murid paling sedikit dibanding

sekolah lainnya yaitu hanya 55 siswa sebab lokasi sekolah yang jauh dari

permukiman penduduk, sedangkan SDN 01 Kaling dikarenakan jumlah penduduk

usia 7-12 tahun yang sedikit sehingga masih banyak ruangan yang kosong dan

calon siswa lebih memilih sekolah yang mutunya lebih baik, dan SDN 01

Karangmojo dikarenakan letak Sekolah Dasar yang saling berdekatan yaitu antara

SDN 01 Karangmojo dan SDN 02 Karangmojo agar lebih efektif penyediaan

sarana prasarananya. Untuk itu dipredeksikan jumlah Sekolah Dasar yang ideal

pada tahun 2013 adalah 20 gedung Sekolah Dasar yaitu SDN 01 Papahan, SDN

02 Papahan, SDN 02 Buran, SDN 01 Ngijo, SDN 01 Suruh, SDN 02 Suruh, SDN

03 Suruh, SDN 02 Gaum, SDN 02 Kalijirak, SDN 03 Kalijirak, SDN 01

Wonolopo, SDN 02 Wonolopo, SDN 01 Pandeyan, SDN 02 Pandeyan, SDN 03

Pandeyan, SDN 02 Kaling, SDN 03 Kaling, SDN 02 Karangmojo, SDN 03

Karangmojo, dan MIN Karangmojo. Peta sebaran anak usia 7-12 tahun dan

sebaran Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu prediksi tahun 2013 dapat dilihat

pada peta 4.

Page 79: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxix

Page 80: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxx

Penyebaran jumlah murid yang tidak merata di antara setiap Sekolah

Dasar Negeri juga merupakan salah satu alasan dalam Penggabungan

(regrouping) SD, disamping itu dari sisi infrastruktur untuk mengantisipasi sarana

belajar sebagian besar SD yang tidak mempunyai alat peraga yang memadai dan

kondisi meja-kursi yang tidak layak pakai, selain itu bertujuan untuk efisiensi

anggaran dalam peningkatan pelayanan di bidang pendidikan khususnya

pendidikan Sekolah Dasar.

Pelaksanaan regrouping di Kecamatan Tasikmadu telah dimulai dengan

adanya berbagai pertimbangan dan kajian yang diawali dengan Keputusan Bupati

Karanganyar No.890/7/2007 tentang pembentukan tim pendirian, pengintegrasian,

dan penghapusan sekolah formal dan non-formal. Pemerintah Kabupaten

Karanganyar manyadari perencanaan konsep penggabungan Sekolah Dasar dapat

memberi harapan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran dan efisiensi

anggaran, antara lain dengan memecahkan masalah yang ada dengan upaya

pemanfaatan kelebihan karakteristik dari masing-masing daerah. Proses

Penggabungan (regrouping) SD dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan

kondisi dan potensi berdasarkan hasil pemetaan yang telah dilakukan oleh tim

penggabungan SD. Namun dalam pelaksanaannya, proses penggabungan juga

menghadapi kendala terutama pada perangkat institusi / lembaga (kepala sekolah,

penjaga sekolah dan guru) sehingga sampai saat ini belum ada tindakan lebih

lanjut dari pemerintah Kabupaten Karanganyar maupun Kecamatan Tasikmadu

b. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas

Sarana prasarana mengenai jumlah dan persebaran ruang kelas Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibditiyah (MI) di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007

dapat dilihat pada tabel 29 dibawah ini:

Page 81: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxi

Tabel 24 Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas Sekolah SD/MI di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007

No. Nama Desa Jumlah Ruang Kelas Jumlah Rombongan Belajar

1. Buran 12 12 2. Papahan 24 24 3. Ngijo 12 12 4. Gaum 12 12 5. Suruh 18 18 6. Pandeyan 18 18 7. Karangmojo 24 24 8. Kaling 18 18 9. Wonolopo 18 16

10. Kalijirak 18 18 Jumlah 174 172

Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 24 dapat diketahui bahwa ruang kelas/ruang belajar

yang terdapat di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 adalah 174 buah tersebar

diseluruh desa di Kecamatan Tasikmadu, dengan jumlah yang paling kecil adalah

berada di Desa Ngijo berada di Desa Buran, Desa Ngijo, dan Desa Gaum yaitu

masing-masing 12 buah dan yang paling banyak berada di Desa Papahan dan

Desa Karangmojo yaitu masing-masing 24 buah, sehingga di Kecamatan

Tasikmadu memiliki kelebihan 2 buah ruang kelas. Hal ini disebabkan oleh

adanya penurunan jumlah siswa SD/MI yang bersekolah di Kecamatan Tasikmadu

tahun 2007 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang mengakibatkan

adanya penurunan jumlah rombongan belajar sedangkan jumlah ruang kelas yang

cenderung tetap dari tahun ke tahun. Kebutuhan ruang kelas yang ada di

Kecamatan Tasikamadu untuk tahun 2013 menurut pedoman pelaksanaan

penggabungan Sekolah Dasar dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

402013Pr2013 thDasarSekolahSiswaoyeksiJumlahTasikmaduKecdikelasRuangKebutuhanJumlah

40890.4

12225,122 menjadidibulatkan

Page 82: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxii

Jadi pada tahun 2013 jumlah ruang kelas Sekolah Dasar yang tepat di

Kecamatan Tasikmadu adalah 122 ruang. Data mengenai jumlah dan persebaran

ruang kelas yang dibutuhkan SD/MI di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 25. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas Sekolah SD/MI di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2013

No. Nama Desa Proyeksi Jml Murid Tahun 2013

Jumlah Kebutuhan Ruang Kelas Th 2013

1. Buran 296 7 2. Papahan 786 20 3. Ngijo 394 10 4. Gaum 319 8 5. Suruh 599 15 6. Pandeyan 632 16 7. Karangmojo 595 15 8. Kaling 439 11 9. Wonolopo 338 8

10. Kalijirak 492 12 Jumlah 4.890 122

Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 25 dapat diketahui bahwa jumlah ruang kelas/ruang

belajar yang dibutuhkan di Kecamatan Tasikmadu untuk tahun 2013 adalah

sebanyak 122 buah, sedangkan jumlah ruang belajar yang ada pada tahun 2007

adalah 174 buah sehingga kelebihan 52 buah ruang kelas maka untuk mengatasi

hal tersebut perlu diadakan penggabungan Sekolah Dasar sebanyak 8 buah agar

lebih efektif dan efisien.

c. Jumlah dan Persebaran Guru SD dan MI

Pendidikan dapat terlaksana sebagai kegiatan belajar mengajar maka

diperlukan adanya guru dan murid, sebab dengan adanya guru dan murid yang

sesuai akan mengakibatkan proses belajar mengajar disuatu daerah akan dapat

berjalan dengan baik. Pendidik pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas guru

kelas yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan

sesuai dengan kebutuhan. Menurut Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nomor

24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI Guru Mata

Page 83: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxiii

pelajaran sekurang-kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia serta guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan. Jadi sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki enam

guru kelas dan 2 guru mata pelajaran agama dan olahraga dan mempunyai

kedudukan yang hampir sama. Jumlah total guru minimal yang harus dimiliki

sebuah Sekolah Dasar/MI ada 8 guru. Untuk mengetahui jumlah guru di

Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 25 berikut ini:

Tabel 26. Jumlah dan Persebaran Guru SD/MI di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007.

Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Karanganyar Tahun 2007/2008

Berdasarkan tabel 25 diatas dapat diketahui bahwa jumlah guru SD/MI

yang di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 yaitu sebanyak 243 orang, untuk

guru kelas sebanyak 181 orang dan guru agama sebanyak 34 orang dan guru

penjas sebanyak 28 orang, dimana kedudukan guru kelas, guru agama dan guru

penjas mempunyai kedudukan yang hampir sama. Untuk mengetahui kebutuhan

jumlah guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 dapat diketahui

dengan rumus sebagai berikut:

KG = ∑K + GA + GP

Keterangan: KG = Kebutuhan Guru SD di Kecamatan Tasikmadu

∑K = Total jumlah Kelas

GA = Jumlah Seluruh Guru Agama

GP = Jumlah Seluruh Guru Penjaskes.

No. Nama Desa

Jumlah SD/MI

Th 2007

Guru SD/MI Tahun 2007 Guru Kelas

Guru Agama

Guru Penjas Total

1. Buran 2 10 3 2 15 2. Papahan 3 25 5 3 33 3. Ngijo 2 17 3 2 23 4. Gaum 2 15 2 2 19 5. Suruh 3 19 4 3 26 6. Pandeyan 3 20 3 3 26 7 Karangmojo 4 24 4 4 32 8 Kaling 3 17 3 3 23 9 Wonolopo 3 16 3 3 22 10 Kalijirak 3 18 4 3 25 Jumlah 28 181 34 28 243

Page 84: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxiv

Dari persamaan diatas tersebut dapat dihitung kebutuhan guru Sekolah

Dasar (SD) di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 yaitu sebagai berikut :

KG = ∑K + GA + GP

= 174 + 34 + 28

= 236

Untuk proyeksi kebutuhan guru pada tahun 2013 dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

KG2013 = ∑K2013 + GA + GP

Keterangan: KG = Kebutuhan Guru SD di Kecamatan Tasikmadu th 2013

∑K = Total jumlah ruang kelas proyeksi th 2013

GA = Jumlah Seluruh Guru Agama

GP = Jumlah Seluruh Guru Penjaskes.

Dari persamaan diatas tersebut dapat dihitung kebutuhan guru Sekolah

Dasar (SD) di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 yaitu sebagai berikut :

KG2013= ∑K2013 + GA + GP

= 122 + 24 + 21

= 167

Tabel 27. Jumlah dan Persebaran Guru SD/MI di Kecamatan Tasikmadu Prediksi Tahun 2013.

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah guru SD (tenaga pengajar)

yang dibutuhkan di Kecamatan Tasikmadu proyeksi tahun 2013 adalah 167 orang,

No. Nama Desa

Jumlah SD/MI

Th 2013

Guru SD/MI Tahun 2013 Guru Kelas

Guru Agama

Guru Penjas Total

1. Buran 1 7 2 1 10 2. Papahan 2 20 3 3 26 3. Ngijo 1 10 2 1 13 4. Gaum 1 8 1 1 10 5. Suruh 3 15 4 3 22 6. Pandeyan 3 16 3 3 22 7 Karangmojo 3 15 3 3 21 8 Kaling 2 11 2 2 15 9 Wonolopo 2 8 2 2 12 10 Kalijirak 2 12 2 2 16 Jumlah 20 122 24 21 167

Page 85: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxv

dibandingkan dengan jumlah guru yang dibutuhkan tahun 2007 ada adalah 236

orang sedangkan jumlah guru yang ada tahun 2007 di Kecamatan Tasikmadu

adalah 243, sehingga di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 mengalami kelebihan

guru (tenaga pengajar) sebanyak 7 orang dan proyeksi untuk tahun 2013 akan

mengalami kelebihan guru sebesar 76 orang. Hal ini disebabkan oleh adanya

regroupinng 8 buah SD yang tersebar merata di Kecamatan Tasikmadu kecuali

Desa Suruh dan Pandeyan seperti yang tercantum dalam tabel 26. Walaupun

demikian kelebihan guru atau tenaga pengajar akibat adanya regrouping tidak

akan memiliki dampak negatif yang besar dan tidak akan secara signifikan

mengurangi tujuan dari efisiensi biaya, hal ini dikarenakan:

1. Terdapat beberapa guru yang telah mendekati masa pensiun sehingga tidak

akan ada masa kekosongan guru.

2. Kelebihan guru atau tenaga pengajar tersebut dapat direlokasikan ke

kecamatan lain yang lebih membutuhkan dengan mempertimbangkan

pengajar beberapa aspek seperti tempat tinggal, kenaikan jabatan dll.

3. Kelebihan jumlah guru kelas akan menguntugkan apalila diterapkan metode

guru bidang studi untuk beberapa pelajaran penting sesuai dengan

spesifikasi masing-masing sehingga murid akan mendapatkan kualitas

pengajaran yang lebih baik.

d. Jumlah dan Persebaran Tenaga Perpustakaan

Sarana prasarana mengenai Perpustakaan disini dibatasi pada kebutuhan

tenaga pustakawan yang ada di perpustakaan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibditiyah (MI) di Kecamatan Tasikmadu tahun 2013 dihitung dengan rumus

dibawah ini:

Prediksi Jumlah Pustakawan th 2013 =

= petugasxthmuridJumlahproyeksi 1150

2013

= 1150890.4 x

= 33

Page 86: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxvi

Tabel 27. Jumlah dan Persebaran Tenaga Pustakawan SD/MI di Kecamatan Tasikmadu dan Prediksi Tahun 2013.

No. Nama Desa Jumlah Murid Jumlah Kebutuhan Tenaga Perpustakaan

1. Buran 296 2 2. Papahan 786 5 3. Ngijo 394 3 4. Gaum 319 2 5. Suruh 599 4 6. Pandeyan 632 4 7. Karangmojo 595 4 8. Kaling 439 3 9. Wonolopo 338 2

10. Kalijirak 492 3 Jumlah 4.890 33

Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui bahwa prediksi jumlah petugas

perpustakaan Sekolah Dasar yang dibutuhkan oleh SD/MI di Kecamatan

Tasikmadu tahun 2013 adalah 33 orang, yang paling banyak adalah Desa Papahan

adalah 5 orang, sedang yang paling sedikit adalah Desa Buran, Desa Gaum, dan di

Desa Wonolopo yaitu 2 orang. Keberadaan Tenaga perpustakaan diharapkan

dapat membantu terlaksananya tujuan Perpustakaan Sekolah yaitu untuk

menunjang program belajar siswa dan mengajar guru di sekolah agar dapat

tercapai secara optimal sebagaimana tercantum dalam kurikulum sekolah. Peta

sebaran fasilitas pendidikan di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada peta 5.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Usia 7-12 Tahun

Jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu pada tahun

2007 sebanyak 5.214 jiwa, sedangkan pada tahun 2001 sebanyak 5.367 jiwa,

dengan demikian tingkat pertumbuhan penduduk usia (7-12 tahun) di Kecamatan

Tasikmadu periode 2001-2007 adalah sebesar -0,48 % yang berarti penduduk usia

7-12 tahun periode 2001-2007 mengalami penurunan sebesar 0,48 %.

Page 87: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxvii

Page 88: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxviii

Jumlah penduduk usia Sekolah Dasar yang paling banyak berada di Desa

Papahan yaitu 696 jiwa, dan yang paling sedikit berada di Desa Buran yaitu

sebanyak 300 jiwa. Pada tahun 2013 yang akan datang diperkirakan jumlah

penduduk Kecamatan Tasikmadu sebesar 5.066 jiwa, dengan jumlah penduduk

terbanyak di Desa Papahan yaitu sebesar 676 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

terkecil terdapat di Desa Buran dengan jumlah 291 jiwa.

Penurunan jumlah penduduk usia Sekolah Dasar akibat adanya program

Keluarga berencana berdampak pada jumlah siswa yang ada pendidikan Sekolah

Dasar. Semakin banyak penduduk yang berada di usia Sekolah Dasar (7-12 tahun)

maka akan semakin banyak dibutuhkan gedung Sekolah Dasar yang mampu

menampung jumlah penduduk yang berusia (7-12 tahun) dan berkesempatan

mengenyam pendidikannya di Sekolah Dasar, namun sebaliknya jika semakin

sedikit penduduk yang berada di usia Sekolah Dasar maka semakin banyak

gedung yang mengalami kekurangan jumlah murid, sehingga untuk mengatasi hal

tersebut pemerintah mengeluarkan program penggabungan (regrouping) Sekolah

Dasar agar efisiensi pembiayaan khususnya dalam bidang Pendidikan Dasar dapat

tercapai.

2. Penyediaan Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar

a. Jumlah dan Persebaran Gedung Sekolah Dasar

Gedung Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu tersebar di 10 desa,

dengan jumlah gedung terbanyak di miliki oleh Desa Karangmojo sebanyak 4

gedung yang terdiri gedung Sekolah Dasar maupun Madrasah Ibtidaiyah dan

jumlah gedung paling sedikit berada di Buran, Desa Ngijo, dan Desa Gaum

masing-masing hanya ada 2 gedung Sekolah Dasar. Jumlah gedung yang tidak

sama juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang tidak sama. Seperti diketahui,

jumlah penduduk usia Sekolah Dasar terbanyak di Desa Papahan, Desa Suruh,

Desa Pandeyan dan Desa Karangmojo. Pembangunan gedung Sekolah Dasar

memang dilakukan untuk menampung jumlah penduduk yang berusia 7-12 tahun

sehingga bisa mengenyam pendidikan dasar khususnya pendidikan Sekolah

Dasar.

Page 89: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

lxxxix

Pada tahun 2007 jumlah gedung Sekolah Dasar yang ada sebanyak 28

gedung, rata-rata jumlah murid tiap Sekolah Dasar sebesar 180 siswa. Jumlah ini

kurang ideal berdasarkan SK Mendiknas yang memberikan arahan tiap sekolah

dasar untuk berdaya tampung 240 siswa atau 40 siswa/kelasnya. Dengan demikian

jumlah dan persebaran gedung Sekolah Dasar pada tahun 2013 supaya ideal

ditentukan dengan melakukan perhitungan proyeksi jumlah siswa Sekolah Dasar

pada tahun 2013 dibagi dengan jumlah rata-rata daya tampung siswa tiap sekolah

hasil penghitungannya adalah pada tahun 2013 jumlah Sekolah Dasar yang tepat

di Kecamatan Tasikmadu adalah 20 gedung dan didistibusikan di seluruh

Kecamatan Tasikmadu.

Berdasarkan hasil tabel 23 dapat diketahui bahwa Sekolah yang akan di

regrouping sebanyak 10 buah dari 28 buah SD yang berada di Kecamatan

Tasikmadu yaitu berada di Desa Buran, Desa Papahan, Desa Ngijo, Desa Suruh,

Desa Gaum, Desa Pandeyan, Desa Karangmojo, Desa Kaling, Desa Wonolopo,

dan Desa Kalijirak. Namun hanya 8 desa yang memiliki persentase yang relatif

besar untuk di regrouping karena untuk Desa Suruh dan Desa Pandeyan memiliki

persentase yang relatif kecil sehingga kemungkinan untuk tidak di regrouping

masih tinggi sehingga hal ini akan sesuai dengan jumlah Sekolah Dasar yang ideal

di Kecamatan Tasikmadu.

Penggabungan (regrouping) Sekolah Dasar menurut Pedoman

Pelaksanaan Penggabungan Sekolah Dasar oleh Tim Pembina Pusat Pembagunan

gedung Sekolah Dasar tahun 1999/2000 ditentukan oleh kriteria teknis pendidikan

dengan indikator Daya Tampung (DT) SD/ sederajat yang ada pada tingkat desa /

kelurahan merupakan indikator makro untuk memperkirakan adanya kelebihan

atau kekurangan gedung sekolah hasilnya adalah Penggabungan (regrouping)

Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu paling ideal dilakukan pada 8 Desa yang

ada di Kecamatan Tasikmadu yaitu berada di Desa Buran, Desa Papahan, Desa

Ngijo, Desa Gaum, Desa Karangmojo, Desa Kaling, Desa Wonolopo, dan Desa

Kalijirak. Adapun sekolah yang jumlah siswanya kurang dari 240 siswa dilakukan

penggabungan dengan sekolah-sekolah terdekatnya yang berada dalam satu area

separti yang disebutkan dalam SK Mendiknas No.060/U/2002 dimana sekolah

Page 90: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xc

yang berada dalam satu lokasi dan mempunyai jumlah siswa kurang dari 240 anak

maka dilakukan penggabungan dengan sekolah lain yang sejenis dan berada

dalam satu lokasi atau satu kelurahan.

Pelaksanaan regrouping di Kecamatan Tasikmadu telah dimulai dengan

adanya berbagai pertimbangan dan kajian yang diawali dengan Keputusan Bupati

Karanganyar No 890/7/tahun 2007 tentang pembentukan tim pendirian,

pengintegrasian, dan penghapusan sekolah formal dan nonformal. Pemerintah

Kabupaten Karanganyar manyadari perencanaan konsep penggabungan Sekolah

Dasar dapat memberi harapan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran dan

efisiensi anggaran, antara lain dengan memecahkan masalah yang ada dengan

upaya pemanfaatan kelebihan karakteristik dari masing-masing daerah. Proses

Penggabungan (regrouping) SD dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan

kondisi dan potensi berdasarkan hasil pemetaan yang telah dilakukan oleh tim

penggabungan SD. Namun dalam pelaksanannya, proses penggabungan juga

menghadapi kendala terutama pada perangkat institusi/lembaga (kepala sekolah,

penjaga sekolah dan guru), sehingga sampai saat ini belum ada tindakan lebih

lanjut dari pemerintah Kabupaten Karanganyar maupun Kecamatan Tasikmadu.

Peta sebaran fasilitas pendidikan prediksi tahun 2013 di Kecamatan Tasikmadu

dapat dilihat pada peta 6.

b. Persebaran Guru SD dan MI

Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah guru SD (tenaga pengajar)

yang dibutuhkan di Kecamatan Tasikmadu proyeksi tahun 2013 adalah 167 orang,

dibandingkan dengan jumlah guru yang dibutuhkan tahun 2007 ada adalah 236

orang sedangkan jumlah guru yang ada tahun 2007 di Kecamatan Tasikmadu

adalah 243, sehingga di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 mengalami kelebihan

guru (tenaga pengajar) sebanyak 7 orang dan proyeksi untuk tahun 2013 akan

mengalami kelebihan guru sebesar 76 orang.

Page 91: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xci

Page 92: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xcii

Hal ini disebabkan oleh adanya regrouping 8 buah SD yang tersebar

merata di Kecamatan Tasikmadu kecuali Desa Suruh dan Pandeyan seperti yang

tercantum dalam tabel 26. Walaupun demikian kelebihan guru atau tenaga

pengajar akibat adanya regrouping tidak akan memiliki dampak negatif yang

besar dan tidak akan secara signifikan mengurangi tujuan dari efisiensi biaya,

selain kareana antisipasi beberapa guru yang telah mendekati masa pensiun,

kelebihan guru atau tenaga pengajar tersebut dapat di realokasikan ke kecamatan

lain yang lebih membutuhkan dengan mempertimbangkan beberapa aspek serta

dapat diterapkan metode guru bidang studi untuk beberapa pelajaran penting.

c. Persebaran Ruang Kelas SD dan MI

Ruang Kelas yang ada di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 untuk

SD dan MI berjumlah 174 kelas dan tersebar di 28 sekolah. Jumlah rombongan

belajar yang ada hanya berjumlah 172 rombongan maka masih ada 2 buah kelas

yang kosong. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah siswa SD/MI di

Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya

yang mengakibatkan penurunan jumlah rombongan belajar sedangkan jumlah

ruang kelas yang cenderung tetap dari tahun ke tahun sehingga untuk mengatasi

hal tersebut maka pihak sekolah biasanya memanfaatkannya dengan

menggunakannya untuk ruang agama, ruang praktek siswa ataupun ruang

serbaguna lainya. Hasil perhitungan kebutuhan jumlah ruang kelas yang ada di

Kecamatan Tasikmadu untuk tahun 2013 adalah sebanyak 122 ruang, sehingga

terdapat kelebihan 52 ruang maka untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan

melakukan penggabungan Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Tasikmadu yaitu

sebanyak 8 buah gedung.

d. Persebaran Tenaga Perpustakaan

Jumlah tenaga Perpustakaan Sekolah Dasar yang dibutuhkan oleh SD/MI

di Kecamatan Tasikmadu tahun 2013 berdasarkan hasil perhitungan adalah 33

orang, yang paling banyak adalah Desa Papahan adalah 5 orang, sedang yang

paling sedikit adalah Desa Buran, Desa Gaum, dan di Desa Wonolopo yaitu 2

Page 93: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xciii

orang. Tenaga perpustakaan ini dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan

perpustakaan sebab guru tidak mampu untuk mengelola perpustakaan secara

penuh sehingga memerlukan tenaga khusus yang dapat membantu agar tidak

mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar sehingga perpustakaan sekolah

agar dapat maju dan berkembang untuk menunjang keberhasilan proses belajar

mengajar di Sekolah Dasar.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Usia 7-12 tahun

Angka pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu periode 2001-2007 adalah sebesar -0,48 %, berarti dalam jangka waktu 6 tahun penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu mengalami pengurangan sebesar 0,48 %. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 tersebar di 10 desa. Jumlah terbanyak di Desa Papahan yaitu sebesar 696 jiwa, pada tahun 2013 diperkirakan turun menjadi 676 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Buran dengan jumlah 300 jiwa pada tahun 2013 diperkirakan menjadi 291 jiwa.

2. Penyediaan Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV proyeksi kebutuhan gedung yang ideal pada tahun 2013 adalah 20 gedung sedangkan pada tahun 2007 gedung SD dan MI yang ada di Kecamatan Tasikmadu berjumlah 28 sehingga diperlukan penggabungan (regrouping) Sekolah Dasar dengan tujuan efisiensi biaya anggaran pendidikan. Gedung SD yang di regrouping berada pada 8 desa yaitu Desa Buran, Desa Papahan, Desa Ngijo, Desa Gaum, Desa Karangmojo, Desa Kaling, Desa Wonolopo, dan Desa Kalijirak. Guru SD dan MI yang ada di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 berjumlah 243 orang dan tersebar di 28 sekolah. Berdasarkan perhitungan kebutuhan guru tahun 2007 di Kecamatan Tasikmadu mengalami kelebihan guru sebanyak 7 orang sedangkan untuk tahun 2013 kebutuhan guru di Kecamatan Tasikmadu adalah 167 orang yaitu yang paling banyak berada di Desa Papahan sebanyak 26 buah, yang paling sedikit berada di Desa Buran yaitu 10 orang. Kelas yang ada di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 untuk SD dan MI berjumlah 174 kelas sedangkan jumlah rombongan belajar di Kecamatan

86

Page 94: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xciv

Tasikmadu adalah 172 sehingga kelebihan 2 ruang kelas. Hasil perhitungan kebutuhan jumlah ruang kelas yang ada di Kecamatan Tasikmadu untuk tahun 2013 adalah sebanyak 122 ruang, sehingga terdapat kelebihan 52 ruang, maka untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan penggabungan Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Tasikmadu yaitu sebanyak 8 buah gedung agar lebih efektif dan efisien.

Jumlah tenaga Perpustakaan Sekolah Dasar yang dibutuhkan oleh SD/MI di Kecamatan Tasikmadu tahun 2013 adalah 33 orang, yang paling banyak adalah Desa Papahan adalah 5 orang, sedang yang paling sedikit adalah Desa Buran, Desa Gaum, dan di Desa Wonolopo yaitu 2 orang.

B. Implikasi

Pertumbuhan penduduk yang senantiasa mengalami pengurangan akibat adanya pelaksanaan program Keluarga Berencana di Indonesia, mempengaruhi jumlah penduduk yang bersekolah di SD/MI sehingga diperlukan kebijakan penggabungan Sekolah Dasar atau regrouping bagi Sekolah Dasar yang mengalami kekurangan murid untuk mengatasi masalah kelebihan tenaga guru, peningkatan mutu, serta efisiensi biaya pengelolaan Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pembuatan media pembelajaran di kelas XI SMA yaitu pada kompetensi dasar kemampuan memprediksi dinamika perubahan antroposfer dan dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi dengan materi pokok Antroposfer.

C. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan dan implikasi hasil penelitian diatas maka dapat diberikan saran-saran kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar, sebagai berikut:

1. Pembangunan gedung harus memperhatikan jumlah penduduk dan daya

tampung sehingga lebih efektif dan efisien.

2. Pelaksanaan program penggabungan Sekolah Dasar (Regrouping) menjadi

kebijakan pengelolaan Sekolah Dasar, sebagai akibat dari berkurangnya

jumlah penduduk usia Sekolah Dasar.

3. Mengoptimalkan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar dalam upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dasar dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa, Sebuah Pendekatan

Evaluatif. Jakarta: CV. Rajawali

Page 95: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xcv

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1988. Komposisi Penduduk. Jakarta : PT Manggala Putra Utama

Barclay, George.W. 1984. Teknik Analisa Kependudukan. Jakarta : Bina Aksara Daldjoeni. 1982. Pengantar Geografi. Bandung : Penerbit Alumni. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Pembakuan Tipe Sekolah Pada Jenjang Pendidikan Dasar. Jakarta : Direktorat Sarana Pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Standar Pelayanan Minimal

Penyeleggaraan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Enoch, Jusuf. 1992. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara. Ikhsan, Fuad. 2003. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta Koordinator Statistik Kecamatan Tasikmadu. 2008. Kecamatan Tasikmadu Dalam

Angka 2007/2008. BPS Kabupaten Karanganyar. Mantra, Ida Bagus. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Nur Cahaya. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. Mudjiman, Haris. 1988. Teknik Analisis Demografi. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret Press. Munir, Rozy., Dkk. 1981. Dasar-Dasar Demografi Edisi 2000. Jakarta : Lembaga

Demografi FE UI. Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah

mada University Press. Rusli, Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES Santoso, Edy dan Danial Achmad. 1996. Perencanaan Kebutuhan Ruang Belajar

dan Guru Sekolah Dasar Negri dalam kaitannya dengan anak Usia Sekolah di Kotamadya Bandarlampung. Jurnal Ilmu Pendidikan. Malang : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.

89

Page 96: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xcvi

Sudarsono, Widiyanti. 2000. BPK Demografi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press.

Sumardji. 1988. Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya. Yogyakarta :

Kanisius Sumatmadja, Nursid. 1980. Perspektif Studi Sosial. Bandung : Penerbit Alumni. Suwartono. 2000. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Surakarta :

Universitas Sebelas Maret Press. Tim Pembina Pusat Pembangunan Gedung Sekolah Dasar. 1998. Pedoman

Pelaksanaan Penggabungan Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Dalam Negri.

Tirtarahardja dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Tika, Much Pabundu. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Tilaar H.A.R. 1995. Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa Depan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2005. Solo : CV. Kharisma. Vembriarto, S. T. 1981. Pendidikan Sosial. Yogyakarta : Yayasan Pendidikan

Paramita. Yunianto, Tri. 2005. Analisis Pertumbuhan Penduduk dan Penyediaan Fasilitas

Gedung Sekolah Dasar di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2004 Prediksi Tahun 2010. Skripsi. Surakarta: FKIP UNS.

Surat Keputusan Bupati Karanganyar No. 890/7//2007. Tentang

Pembentukan Tim Pendirian, Pengintegrasian dan Penghapusan Sekolah Formal dan Nonformal.

Surat Keputusan Mendiknas No. 060/U//2002. Tentang Pedoman Pendirian Sekolah Dasar.

http://library.usu.ac.id/download/fs/perpus-zurni2.pdf, diakses 27 September 2009 http://www.datastatistik-Indonesia.com/component/option,com-Search/item,

132/index.php, diakes 26 Mei 2009

Page 97: ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYEDIAAN …/Analisis... · ii analisis pertumbuhan penduduk dan penyediaan fasilitas pendidikan sekolah dasar di kecamatan tasikmadu kabupaten

xcvii

http://www.pdankjatim.net/Dokumen/GRANDDESIGN.doc , diakses 23 Mei 2009

http://www.pmptk.net/file/pedoman/4.%20Perhitungan%20Perencanaan%20 Kebutuhan%20Guru.doc, diakses 19 Juli 2008

http://www.scribd.com/doc/19991473/PERMEN-NO-24-TAHUN-2007-

TENTANG-STANDAR-SARANA-PRASARANA, diakses 29 Mei 2008


Recommended