10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni
media cetak ataupun elektronik. Seperti yang dikatakan oleh Rakhmat dalam buku
karangan Wiryanto (2000:1) mengatakan “Komunikasi massa adalah suatu tipe
komunikasi manusia (human commnication) yang lahir bersamaan dengan mulai
digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan
komunikasi.” Sedangkan Nurudin (2007:3-4) Menjelaskan “Pada dasarnya
komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan
elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).” Jadi
dengan demikian komunikasi massa itu adalah komunikasi melalui media massa yang
ditunjukan kepada orang banyak dengan harapan pesan yang disampaikan melalui
media massa tersebut dapat sampai secara serentak kepada orang banyak.
Surat kabar, majalah, radio, televisi, film adalah sebagian dari media komunikasi
massa. Model komunikasi massa pada dasarnya memiliki lima elemen penting yaitu
masukan dari sumber berita, organisasi media massa, pesan-pesan yang disampaikan,
khalayak massa (mass audience) dan pesan balik (feedback).
Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam
area geografis yang luas namun mempunyai perhatian dan minat terhadap isu yang
sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka
digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Komunikator
11
dapat berbentuk organisasi, misalnya tim redaksi surat kabar atau Lembaga Swadaya
Masyarakat yang menyatakan protes terhadap kebijakan pemerintah. Isi pesan dalam
komunikasi massa relatif bersifat umum, disampaikan secara serentak dan sangat
terstruktur. Umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda. Komunikator cenderung
sulit mengetahui umpan balik dengan segera. Untuk mengetahuinya harus dilakukan
survei atau penelitian terhadap respon khalayak.
McQuail (1996 : 7) menyatakan komunikasi massa hanya merupakan salah satu
proses komunikasi yang berlangsung dalam tingkat masyarakat luas yang identifikasinya
ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan
kegiatan sebenarnya). Senada dengan hal tersebut, Wiryanto (2000:16) juga
mendefinisikan “Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan
alat-alat yang kita kenal dengan nama media massa, seperti surat kabar, majalah, radio
film, dan televisi komunikasi maya. Komunikasi massa juga sering disebut komunikasi
media massa.”
2.1.1 Media Komunikasi Massa
Menurut Cangara (200:134) karakteristik dari media massa sendiri adalah :
a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak
orang yakni mulai dari proses pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian
informasi.
b. Berisifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan
terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Hal ini karena terjadi reaksi dan
umpan balik biasanya memerlukan waktu dan sifatnya tertunda.
12
c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena
ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang
disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
d. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televise, surat kabar dan
semacamnya.
e. Bersifat terbuka, artinya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa
mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.
Jadi, media komunikasi dapat diartikan sebagai media yang digunakan dalam
proses pentransferan baik itu berupa gambar, informasi maupun suara kepada khalayak
yang bersifat massal. Media komunikasi massa identik dengan hubungan komunikasi
antara satu sumber dengan yang melembaga kepada masyarkat umum. Sasaran dari
media komunikasi massa sendiri adalah masyarakat umum dalam jumlah yang sangat
banyak dan jangkauan yang seluas mungkin.
Media komunikasi massa dalam melakukan proses komunikasi dapat mengatasi
segala rintangan baik itu berupa jarak dan waktu karena memiliki kecepatan dan dapat
melakukannya secara serentak. Selain itu media komunikasi massa sifatnya terbuka
artinya siapa saja boleh mengakses setiap informasi tanpa mengenal jenis kelamin, suku
bangsa, agama dan pekerjaaan.
2.1.2 Radio Siaran
Radio adalah media komunikasi massa elektonik yang output pesannya hanya
berupa suara. Seperti yang dikatakan Moeryanto Ginitng dalam buku Broadcasting radio
karangan Triartanto, yang dikutip Ritonga (1996:93) , Radio adalah alat komuniksai
massa yang menggunakan lambang komunikasi berbunyi.
13
Radio siaran selain media informasi dalam masyarakat, juga sebagai produk
bisnis suatu perusahaan media massa, karena stasiun radio tanpa dikelola oleh suatu
perusahaan yang disebut perusahaan radio tidak mungkin terjadi, karena dalam produksi
siaran radio membutuhkan sumber daya dan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu stasiun
radio ini harus dikelola oleh suatu perusahaan dengan manajemen yang baik. Radio
siaran yang menjadi media informasi ini merupakan lahan bisnis yang menggiurkan
sehingga para pengusaha berlomba-lomba untuk mendirikan perusahaan radio. Radio
sebagai produk bisnis, artinya radio siaran dapat dijadikan sebagai lahan untuk
mendapatkan keuntungan seperti produk bisnis lainnya.
Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya, yaitu :
• Auditori.
Radio adalah “suara” untuk didengar, isi siaran bersifat “sepintas lalu”
dan tidak dapat diulang.
• Transmisi.
Proses penyebarluasan atau penyampaian materi siaran kepada pendengar
melalui pemancaran (transmisi).
• Mengandung gangguan, seperti timbul-tenggelam (fading) dan gangguan teknis
(channel noise factor).
• Theatre of Mind.
Radio mencipta gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata
dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang
dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiarnya sendiri.
14
• Identik dengan musik.
Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi
media utama untuk mendengarkan musik. Radio dapat memberi kejutan karena
pendengar tidak tahu lagu apa yang akan disajikan dan berbeda dengan
memutar kaset atau Compact Disc (CD) yang sudah bisa ditebak urutan
lagunya.
Filosofi manajemen radio menurut Ward Quall (dalam Masduki, 2004 : 28)
adalah :
• Stasiun radio harus mendedikasikan diri untuk lokalisme dan
keterlibatannya dalam segenap kegiatan masyarakat lokal.
• Stasiun radio harus mendukung dan mengembangkan partisipasi
pendengarnya, menjadikan pendengar bagian dari operasi radio dalam
beragam bentuk.
• Kontrol kebijakan atas materi iklan sebagai pemasok dominan keuangan
radio dari segi panjang durasi dan relevansinya terhadap pendengar.
Radio siaran adalah institusi yang tergolong kecil sehingga pembagian kerjanya
tidak terlampau rumit, umumnya hanya terbagi tiga yaitu (Masduki, 2004:30):
‐ Produksi siaran, bertugas mengelola seluruh proses produksi sampai siap on
air acara siaran.
‐ Pemasaran siaran, yaitu mengelola pemasukan iklan, keuangan, personalia,
dan kehumasan, termasuk mengurusi klub pendengar.
‐ Teknik siaran mengelola stabilitas peralatan teknis siaran selama 24 jam.
15
2.1.3 Format Program Radio
Tingkat persaingan radio di kota-kota besar dewasa ini cukup ketat dalam
mereubut perhatian pendengar. Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar
menarik perhatian masyarakat. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak
mengharuskan pengelola stasiun untuk mengacu pada kebutuhan pendengar yang
menjadi target stasiun radio. Mc Cavitt (dalam Morissan, 2008:108) menjelaskan bahwa
“the programming of most stations is dominate by one principal content element or
sound, known as format” jadi suatu program sebagian besar stasiun radio didominasi
oleh satu elemen isi atau suara utama yang dikenal dengan format.
Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran pendengar
secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetensi dengan media lainnya disuatu lokasi
siaran. Format siaran lahir dan berkembang seiring dengan tuntutan spesialisasi siaran
akibat maraknya pendirian stasiun radio. Menurut Morissan (2008:109) format siaran
dapat ditentukan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografis pendengar seperti
kelompok umur, jenis kelamin, profesi hingga geografis.
Dalam buku Morissan (2008: 111) menyatakan seluruh format stasiun radio
dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok besar yaitu format musik, format informasi
dan format khusus. Format musik adalah format yang paling umum digunakan oleh
hampir seluruh stasiun radio komersil. Namun demikian, menentukan format musik dari
suatu stasiun radio dewasa ini menjadi semakin sulit karena fragmentasi jenis musik
yang cendrung semakin beragam sehingga beberapa jenis musik cendrung mirip satu
sama lain.
Format informasi terbagi menjadi dua bagian yaitu: dominasi berita (all news)
dan dominasi perbincangan (all talks atau all news). Format ketiga adalah kombinasi
16
dari dua format yang pertama yang dinamakan news-talk atau talk news. Format all
news misalnya terdiri dari atas berita lokal, regional, nasional dan international. Target
audience dari format ini adalah pendengar berusia antara 25 sampai 54 tahun dengan
tingkat pendidikan yang baik. Sementara format khusus adalah format yang dikhususkan
untuk audience bedasarkan etnis dan agama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1 Program Radio (Mc Cavitt dalam Morissan, 2008: 112)
17
2.1.4 Program Radio
Ketika kita mendengar suatu program radio, biasanya ada suatu keteraturan yang
dirasakan pendengar. Keteraturan yang dimaksud melingkupi waktu, durasi, komposisi,
segment acara, rotasi lagu serta susunan acara. Setiap program yang tersaji pasti
mempunyai pesan didalamnya.
Pengertian program dalam konteks broadcasting merupakan suatu acara atau
paket sajian berisi muatan kata-kata terucap dan tertulis, gambar statis dan bergerak,
lagu, music efek suara serat cahaya yang bertujuan disuguhkan atau disampaikan
melalui media elektronik, baik televisi atau radio kepada khalayak. Menurut Triartanto
(2010:99) Program radio siaran hanya berisi bahsa tuturan kata-kata penyiar, reporter,
narator, nara sumber musik, lagu dan efek suara yang disusun dan dikemas sedemikian
rupa dalam bentuk program agar menarik minat untuk didengar.
Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini
menyebabkan stasiun radio hampir tidak pernah melibatkan pihak-pihak luar dalm
produksinya. Memproduksi program radio memerlukan kemampuan dan keterampilan
sehingga menghasilkan produksi program yang menarik didengar. Menurut Wahyudi
(1994:17-18) yang dikutip dari buku karangan Triartanto, dari aspek karakteristiknya
jenis siaran terbagi dua, yaitu:
1. Siaran karya artistik
Siaran yang diproduksi melalui pendekatan artistik yaitu proses produksi
mengutamakan unsur keindahan. Yang termasuk kedalam siaran karya
artistik seperti program sequence, program kuis, program drama, program
variety show, dll.
18
2. Siaran karya Jurnalistik
Siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik yaitu proses
produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses
penyajian kepada khalayak. Yang termasuk dalam siaran karya jurnalistik
adalah program buletin berita, program air magazine, program talk show,
reportase, dll.
Berita radio
Berita radio adalah laporan atas suatu peristiwa atau pendapat
yang penting atau menarik. Siaran berita adalah sajian fakta yang
diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Format penyajian
berita radio terdiri dari dua, pertama siaran langsung yaitu reporter
mendapatkan fakta atau peristiwa dari lapangan dan pada saat
bersamaan melaporkannya dari lokasi dan yang kedua kemasan
beritanya hanya berupa teks berisi ringkasan berita yang diambil dari
koran, internet dan media lainnya yang kemudian diolah menjadi
berita radio yang dibacakan oleh penyiar.
Talkshow
Perbincangan radio atau talkshow pada dasarnya adalah
kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Program
perbincangan biasanya diarahkan oleh seorang host bersama satu atau
beberapa nara sumber untuk membahas sebuah topik yang sudah
dirancang sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, urutan proses
talkshow adalah pertama pembukaan yang berisi perkenalan topik,
19
latar belakang, narasumber dan informasi interaksi dengan pendengar
jika memang akan dilakukan deminkian. Kedua, diskusi utama yang
berisi pertanyaan awal penyiar, tanggapan nara sumber dan interaksi
pendengar. Ketiga, penutup yang berisi kesimpulan dan ucapan
terima kasih.
Air magazine
Majalah Udara atau air magazine
adalah program berkala yang menyajikan beragam topik dalam satu
penyajian programnya. Berisi dengan beberapa segment didalamnya
tiap satu edisi program. Majalah udara memiliki ciri-ciri seperti
memiliki segmen khusus yang disajikan disetiap edisi, berdurasi
maksimal 1 jam, mempunyai target pendengar khusus, Isi program
sangat terstruktur dan Musik hanya digunakan untuk backsound atau
bumper program.
Sequence
Program sequence adalah program harian berdurasi panjang
antara satu sampai empat jam setiap satu edisinya. Program ini seperti
acara pagi yang menggunakan musik sebagai daya tarik
pendengarnya dan mempunyai target sasaran pendengar yang umum.
2.1.5 Program Berita Radio
Program berita radio adalah suatu kajian beragam berita aktual bedasarkan suatu
peristiwa dan fakta yang dikemas dalam tingkatan gradasi sangat penting, penting dan
kurang penting.
20
Berita radio adalah laporan atas suatu peristiwa atau pendapat yang penting atau
menarik. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah
jurnalistik radio. Format penyajian berita radio terdiri dari dua, pertama siaran langsung
yaitu reporter mendapatkan fakta atau peristiwa dari lapangan dan pada saat bersamaan
melaporkannya dari lokasi dan yang kedua kemasan beritanya hanya berupa teks berisi
ringkasan berita yang diambil dari koran, internet dan media lainnya yang kemudian
diolah menjadi berita radio yang dibacakan oleh penyiar.
Bentuk berita yang lazim dan sering diputar di radio adalah :
a. Berita tulis (writing news / adlibs / spot news), adalah berita pendek yang
bersumber dari media lain atau ditulis ulang.
b. Berita sisipan (news with insert), adalah laporan yang dilengkapi atau
digabungkan dengan sisipan suara narasumber.
c. News feature, adalah berita atau laporan jurnalistik panjang yang lebih
bersifat human interest.
d. Phone in news, adalah berita yang disajikan melalui laporan langsung
reporter via telepon.
e. Buletin berita (news bulletin), adalah gabungan dari beberapa berita
pendek yang disajikan dalam satu blok waktu.
Jurnalistik radio memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan karakteristik
radio itu sendiri :
Bahasa Tutur
Gaya penulisan jurnalistik radio menggunakan “bahasa tutur”,
bahasa obrolan, atau percakapan sehari-hari. Karakteristik bahasa tutur
antara lain :
21
• Kalimatnya pendek-pendek
• Menggunakan kata-kata yang biasa diucapkan (spoken words)
• Satu ide satu kalimat, menghindari anak kalimat
• Sedapat mungkin satu kalimat bisa disampaikan dalam satu nafas
• Tidak menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung harus
diubah menjadi kalimat tidak langsung. Ingat, kita “menceritakan”
orang berbicara apa, dimana, bagaimana, kenapa, dan sebagainya.
Disuarakan
Teknis penyajiannya berupa suara, sesuai dengan sifat radio yang
auditori (untuk didengar). Berita atau informasi yang disajikan di radio
semata-mata mengandalkan suara. Semua pesan disampaikan dalam
bentuk suara, tidak ada cara lain. Tidak ada gambar atau foto, bahkan
pendengar pun tidak bisa melihat ekspresi wajah (facial expression),
gerakan tubuh (gesture). Maka, yang harus jelas dilakukan adalah
bersuara dengan jelas.
Tidak dapat diulang
Informasi yang disampaikan penyiar atau pembaca beritatidak
dapat diulang. Tidak seperti di media cetak yang bisa mengulang bacaan,
pendengar tidak bisa kembali kepada bagian yang terlewatkan. Pendengar
hanya memiliki satu kesempatan untuk mendengarkan berita. Karenanya,
berita radio harus pasti benar, akurat, dan jelas sejak awal, tidak ada
kesempatan kedua.
Langsung
22
Dapat menyajikan pendapat atau peristiwa yang sedang terjadi,
juga pendapat narasumber secara langsung.
Batasan Waktu
Penulisan naskah dibatasi detik, menit, dan jam, namun bisa juga
tidak terbatas, berbeda dengan media cetak yang dibatasi kolom dan
halaman. Karenanya sajian fakta dan data peristiwa dilakukan secara
singkat atau garis besarnya saja, tidak detil. Sampaikan inti berita
secepatnya, jangan sampaikan pengantar yang panjang.
Enak didengar dan mudah dimengerti
Penggunaan kalimat singkat, padat, sederhana, dan jelas sehingga
memenuhi “rumus mudah didengar” ELF (Easy Listening Formula), yaitu
susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah
dimengerti pada pendengaran pertama.
2.2 Produksi Siaran Radio
2.2.1 Proses Produksi Siaran Radio
Produksi siaran sangat terkait dengan program yang diselenggarakan oleh sebuah
stasiun radio. Program merupakan salah satu produk dari sebuah acara stasiun radio.
Program acara radio merupakan mata cara yang diproduksi oleh sebuah stasiun radio
sebagai bagian dari siaran yang memberi pesan dan disusun dalam satu kemasan yang
kemudian ditunjukan kepada khalayak. Berikut adalah dua bentuk dari produksi acara
radio:
• Bentuk produksi acara radio on air
23
Produksi acara yang dilakukan secara langsung dari ruang siaran radio
tanpa melalui tahap pengeditan dan penggabungan materi secara mekanik.
• Bentuk produksi acara radio off air
Produksi acara yang dilakukan di dalam ruang produksi yang meliputi
sejumlah tahap sampai sebuah paket acara siap untuk disiarakan. Biasanya
untuk paket acara yang disiarkan 1 minggu sekali dilakukan secara off air
demi menghasilkan kesempurnaan audiotif.
Prinsip-prinsip mengerjakan produksi acara radio sebagai media publik, menurut
Robert McLeish (dalam Masduki, 2004:10) adalah :
‐ Untuk memaparkan semua ide baik yang radikal, tradisional, maupun pro
kemapanan.
‐ Membantu individu dan kelompok dalam masyarakat untuk bisa saling
berbicara dan mengembangkan sikap peduli sebagai anggota masyarakat
majemuk.
‐ Memobilisasi sumber daya publik dan pribadi baik dalam situasi darurat
maupun normal sehingga terjadi distribusi kekayaan, kesejahteraan dan
keamanan secara merata.
‐ Membantu pendengar mengembangkan persetujuan objektif dan
menentukan pilihan politik, membantu terjadinya debat sosial dan politik,
mengekspos isu-isu dan pilihan-pilihan rasional bagi publik dalam
melakukan aksi.
‐ Berfungsi sebagai pengontrol terhadap pengelola kekuasaan, menjalin
kontak dengan publik dalam proses komunikasi yang demokratis.
24
Proses produksi terdiri dari tiga tahap, yaitu Pra Produksi, Produksi dan Pasca
Produksi. Berikut tahap-tahap dari proses produksi:
2.2.1.1 Proses Pra Produksi
Penemuaan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau
meminta penulis naskah mengembangkan gagasan sesudah riset, Meeting
konsep dengan penuangan ide atau smart konsep sebuah pertemuan antara
beberapa kerabat kerja adalah inti dari tahap pra produksi. Kemudian tahap
pra produksi ini dibagi kedalam Perencanaan dan persiapan. Berikut adalah
tahapan dari perencanaan dan persiapan:
• Perencanaan
Tahap pra produksi atau perencanaan adalah semua kegiatan
mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambilan rekaman suara. Dalam perencanaan ini
terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan
pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan
sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas.
Perencanan suatu program adalah unsur yang penting dalam
proses produksi suatu program. Perencanaan di atas kertas
merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya
akan diproduksi. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang
akan dibuat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
Menurut Pringle-Starr-Mccavit didalam buku Broadcasting
Radio (Triartanto, 2010:101) Perencanaan program adalah “The
25
development of short, medium and long-range plans to permit the
station to attain its programming and its financial objectives” Jadi
penulis artikan suatu pengembangan jangka pendek, menengah dan
panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan
tujuan programnya dan tujuan keuangannya.
Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain
penuangan ide (gagasan) ke dalam outline atau proposal, penulisan
naskah, penulisan rowndown, program meeting, production meeting,
dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca
produksi.
‐ Proposal
Konsep yang sudah disepakati menjadi tanggung jawab
produser untuk menuangkannya dalam bentuk paper yaitu
dalam bentuk proposal program radio. Dalam proposal ini
diterangkan berbagai aspek mengenai konsep program, mulai
dari sinopsis, kerabat kerja, peralatan yang dibutuhkan
hingga alokasi biaya. Juga dicantumkan berbagai
kemunkinan termasuk upaya lobby dll.
‐ Editorial meeting
Setelah proposal program siap maka dilakukan pertemuan
beberapa divisi yang saling berkaitan satu dengan konsep
program. Disini produserlah yang melakukan presentasi.
Divisi lain memberikan tanggapan atas segala kemunkinan
26
sesuai dengan situasi yang terjadi saat itu. Editorial meeting
juga menentukan layak atau tidak layaknya dan munkin atau
tidak munkinnya sebuah program dijalankan.
‐ Working Schedule
Setelah program dinyatakan layak atau dapat dijalankan,
maka kegiatan produksi lainnya dalan membuat jadwal kerja.
Jadwal kerja memuat kru yang bertugas, waktu kegiatan, apa
yang harus dipersiapkan saat produski termasuk budget dan
peralatan yang diperlukan
‐ Budget produksi
Faktor biaya menjadi salah satu yang menentukan sebuah
program. Masing-masing divisi harus menentukan biayanya
sehingga dirangkum dalam satu biaya produksi
‐ Mempersiapkan kerabat kerja
Kegiatan mempersipkan dan pembagian tugas serta
tanggung jawab sesuai dengan keahlian. Produser mempunya
wewenang untuk menetukan kerabat kerja dan job desk apa
saja yang diperlukan. Hal ini harus dilakukan agar tidak ada
tumpang tindih antara satu tugas dengan yang lainnya atau
antara personil satu dengan lainnya. Seleksi kerabat kerja
harus diterapkan secara objektif
‐ Mencari Talent
Proses ini adalah mencari penyiar yang akan menjadi
station id program radio. Mereka harus dapat mewakili dan
27
menjiwai konsep yang telah ditetapkan Segi yang harus
diperhatikan antar lain mempuyai kualitas vocal yang baik,
cerdas dan profesional dalam bekerja.
• Persiapan
‐ Perizinan
Perizinan meliputi tempat, liputan, keramaian, termasuk
masalah surat menyurat dan administrasi yang dibutuhkan.
Perizinan amat diperlukan sehingga proses pengerjaan
program tidak terhambat.
‐ Peralatan
Mempersiapkan peralatan untuk menunjang jalannya
teknis program.
2.2.1.2 Proses Produksi
Dalam proses pra produksi selesai, maka dilanjutkan dengan pelaksaan
produksi. Dalam memproduksi sebuah program, produserlah yang bertanggung
jawab program secara keseluruhan. Produser juga dituntut harus mampu bekerja
sama dengan tim kerja suatu program. Dalam proses ini difokuskan pada tulisan
atau script menjadi suatu informasi yang utuh untuk para pendengarnya. Berikut
adalah hal yang perlu diperhatikan selama proses produksi berlangsung:
• Bekerja sesuai dengan jadwal
Dalam tahanan ini apa yang sudah disusun sebelumnya harus
dilaksanakan agar jadwal tidak molor yang nantinya akan mempengaruhi
budget.
28
• Pengelolaan Perangkat Produksi
Setiap perangkat kerja mempunyai perlakukan dan perawatan yang
berbeda sesuai dengan kerentanan, kualitas dan bahannya. Penting untuk
merekrut tim yang mampu mengelola perangkat kerja sehingga
kualitasnya selalu terjamin.
• Manajemen Kerabat Kerja
Tidak boleh ada perlakukan khusus terhadap salah satu crew atau
divisi tertentu yang akan menimbulkan kecemburuan sosial. Ujung-
ujungnya produksi tidak berjalan optimal.
• Kualitas Suara
Proses merekam suatu naskah menjadi suatu informasi yang utuh
dan berkualitas untuk para pendengarnya didukung dengan kualitas suara
yang jernih tanpa gangguan. Jika diperlukan menggunakan peralatan
yang berkualitas prima.
2.2.1.3 Pasca Produksi
Tahap pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan suara
sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali.
Kegiatan yang termasuk dalam pascaproduksi antara lain penyuntingan (editing),
memberi ilustrasi, musik, efek dan lain-lain.
‐ Evaluasi Kerja
Dilakukan setiap hari untuk dipelajari dan sebagai bahan perbaikan untuk
produksi hari selanjutnya.
29
• Editing
Mengurangi dan menghilangkan noise yang terekam selama perekaman
suara. Serta menambahkan efek dan music sebagai pelengkapnya.
2.2.2 Proses Produksi Program Berita Radio
Dalam karya Jurnalistik radio terdapat penyajian pengemasan gradasi suatu
berita yang perlu diketahui masyarkat dari tingkat sangat penting, penting dan
kurang penting. Berikut adalah diagram proses produksi berita menurut Masduki
(2001:11)
Gambar 2.2 Proses Produksi Berita (Masduki, 2001:11)
30
Seorang jurnalis radio pada umumnya harus memiliki suatu keterampilan
dalam mengolah bahan berita untuk disajikan kepada pendengar. Memahami dan
penggunaan segala bahan berita hasil wawancara bagi seorang jurnalis radio
perlu dikuasai, sehingga dapat dipergunakan dalam bentuk beragam
programnnya.
Untuk itu, tuntutan yang harus dipenuhi dalam menyajikan karya jurnalistik
radio meliputi:
‐ Kemampuan reportase
Reporter radio dituntut kemampuannya untuk menggali sumber
berita, yang terkait dengan peristiwa. Reporter harus cepat tanggap mana
yang menjadi inti penting atau nilai beritanya. Laporan pandangan mata
yang didasarkan fakta dan data akurat dengan menggunakan bahasa yang
komunikatif, adalah salah satu syarat mutlak yang harus dikuasai seorang
reporter radio.
‐ Kemampuan mewawancarai
Reporter dilapangan atau penyiar di studio harus sanggup memahami
kaidah atau kita-kiat mewawancarai nara sumber. Walau pada praktiknya,
tidak semudah yang dibayangkan. Namun secara teoritis ada tiga hal
pokok yang perlu diperhatikan berkaitan dengan persiapan wawancara,
yaitu persiapan, pengaturan dan komunikasi (Beamen, 2002:92) dalam
buku broadcasting radio karangan Triartanto.
‐ Kemampuan mengantisipasi narasumber
31
Bagi stasiun radio berformat berita, kemampuan mencari dan membina
hubungan baik dengan nara sumber mutlak diperlukan, agar narasumber
tidak jera untuk tampil kembali diwawancarai. Karena bagaimanapun
seorang narasumber adalah satu bagian penting dalam program berita
radio dalam memperkuat suatu berita.
‐ Prosedur (SOP) Pemberitaan radio
Reporter mengirim lead berita ke redaksi news mengenai liputanya
di lapangan.
Jika redaksi news OK, Lanjutkan, Jika tidak berhenti.
Reporter membuat naskah berita
Penyiar di studio menghubungi via telephone ke reporter
Cek semua peralatan komunikasi (handphone dan tape recorder),
naskah, dan insert rekaman bila ada.
Jika Ok, lanjutkan
ON AIR
32
Gambar 2.3 Alur Proses Reportase ( Triartanto, 2010:155)
Dalam memproduksi suatu program berita, secara prosedur hampir sama
dengan membuat program-program lainnya, hanya ada penambahan SOP
(standar operasional prosedur) Jurnalistik didalamnya.
Berikut adalah proses produksi dari suatu program buletin radio:
1. Pra Produksi
Pra Produksi adalah langkah – langkah persiapan dalam
memproduksi suatu program berita radio. Dalam hal ini adalah program
acara radio. Pra Produksi terdiri dari :
• Rapat Agenda Setting oleh tim produksi untuk mempersiapkan
berita-berita yang akan disiarkan.
• Naskah berita
2. Produksi
Produksi adalah waktu dimana program acara tersebut dibuat atau
dengan kata lain “ proses eksekusi program”. Dimana memperhatikan
33
kriteria siaran yang berkualitas, baik, dan benar, maka diharapkan akan
mampu memberikan kontribusi kepada khalayak berupa hasil produksi
siaran yang benar-benar dapat dinikmati. Pada saat itu semua tim
melaksanakan tugas masing – masing sesuai dengan tugas yang telah
ditentukan pada saat rapat pra produksi.
3. Pasca Produksi
Proses pasca produksi adalah tahapan akhir sebuah program radio
yang telah diproduksi sebelum disiarkan kepada khalayak. Tahapan
pasca produksi meliputi :
‐ Editing
Editing ialah mereview semua yang sudah diproduksi kemudian
diedit atau dihilangkan bagian-bagian yang dirasa kurang penting atau
kurang bagus untuk disiarkan. Proses editing tersebut hanya berlaku
untuk program acara berita yang memberikan full Informasi dan
program acara hiburan (yang berupa Drama) yang dilakukan Taping/Off-
Air dan disiarkan/ di On-Air kan, berupa kaset rekaman.
‐ Pengisian suara atau voice over
Proses rekaman suara untuk memasukkan naskah berita yang
dibuat. Dalam proses pengisian suara (dubbing) ini dilakukan oleh
reporter yang melakukan liputan.
‐ Penambahan ilustrasi atau efek agar hasil produksi lebih menarik
34
Dalam setiap program acara radio baik informasi maupun hiburan,
pasti diperlukan efek untuk menunjang program acara tersebut pada saat
disiarkan/On-Air agar lebih menarik untuk didengarkan.
‐ Evaluasi hasil produksi sebelum disiarkan dan sesudah disiarkan
Evaluasi adalah tahap terakhir dalam proses ini, yaitu mereview
semua yang sudah dikerjakan untuk dibenarkan bagian- bagian yang
dianggap salah dan menambahkan bagian yang kurang bila perlu (bila
program acara disiarkan Taping / Off-Air berupa kaset rekaman).
Evaluasi dalam progam acara yang sudah di On-Air kan juga
menjadi tahap terakhir. Karena bila acara di siarkan secara On-Air,
pengevaluasian dilaksanakan sebagai acuan untuk memproduksi
program acara tersebut menjadi lebih baik dan variatif dari edisi siar
yang sudah disiarkan / On-Air kan.
2.3 Positioning
2.3.1 Pengertian Positioning
Dalam buku Consumer Behaviour jilid 2 karangan J.Paul Peter dan Jerry C Olsen
(2000:148) Strategi positioning adalah membentuk sebuah citra merek tertentu dalam
benak konsumen. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan suatu strategi yang
koheren yang dapat melibatkan semua elemen bauran pemasaran. Dengan demikian,
istilah positioning dapat dimaknai sebagai:
1. Pernyataan tentang apa arti produk dan bagaimana pelanggan dapat
mengevaluasinya
2. Upaya menempatkan produk atau merek dipasar tertentu ke dalam persepsi
pembeli.
35
3. Usaha mencitrakan merek dipasar tertentu dengan cara membangun persepsi
konsumen tentang keunikan atribut produk yang ditawarkan melalui
program komunikasi dan marketing mix lainnya.
4. Upaya untuk menjelaskan bahwa produk tampak lebih unggul dari merek-
merek saingannya dan membuat produk lebih menarik bagi pembeli dengan
melakukan perubahan penting pada barang itu sendiri, misalnya desain,
bungkus, harga, merek, dan komunikasi pemasarannya.
Menurut Kasali (1998:527) berpendapat bahwa “Positioning adalah strategi
komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk/merek/nama anda
mengandung arti tertentu dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap
produk/merek/nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.”
2.3.2 Product Positioning
Posisi produk adalah kumpulan persepsi, kesan dan perasaan kompleks yang
dimiliki konsumen untuk suatu produk dibandingkan dengan produk pesaing. Untuk itu,
strategi pemosisian yang tepat harus dioptimalkan agar dapat menciptakan keunikan
yang akan membantu merek dalam menghadapi persaingan, dengan demikian
pemosisian adalah upaya bagaimana merek “diletakkan” dalam benak pelanggan.
Pemosisian suatu merek (brand positioning) merupakan sebagaimana dari
masalah merek. Pada dasarnya sebuah merek merupakan persepsi pelanggan yang
menempatkan merek sebagai suatu proses penawaran merek oleh perusahaan kepada
pelanggan. Tujuan proses brand positioning yaitu untuk membuat tawaran ke dalam
merek. Bila sebuah merek itu sederhana dan memiliki kepribadian yang menyatu dengan
36
keinginan konsumen maka aktivitas-aktivitas yang dilakukan harus mengarah pada
upaya memenuhi keinginan konsumen sebagai targetnya.
Langkah-langkah untuk medorong brand positioning yang kuat menurut Susanto
A.B dan Hilmawan Wijanarko (2004:151-152) adalah:
1. Mencermati situasi lapangan
2. Menginformasikan identitas calon pelanggan dan realitas kehiduoan mereka.
3. Berfokus pada relevansinya dengan manfaat bagi pelanggan.
4. Menyusun dukungan yang dapat dipercaya
5. Mengvisualisasikan kepribadian.
6. Melakukan riset untuk mencari alternative-alternatif yang terkait
7. Menjaga kepercayaan.
2.3.3 Cara penentuan Positioning
Menurut Kasali (1998:538-542) berpendapat bahwa ada berbagai strategi
positioning yang dapat diimplementasikan, antara lain:
1. Positioning bedasarkan perbedaan produk
Perusahaan dapat menunjukkan kepada pasarnya dimana letak perbedaan
produknya terhadap pesaing (unique product feature).
2. Positioning bedasarkan manfaat produk
Manfaat produk dapat pula ditonjolkan sebagai positioning sepanjang dianggap
penting oleh konsumen.
3. Positioning bedasarkan pemakaian
Memosisikan produk sebagai yang terbaik dari segi pemakaian produk.
37
4. Postioning bedasarkan kategori produk
Positioning ini biasanya dilakukan pada produk-produk yang muncul dari suatu
kategori produk.
5. Positioning kepada pesaing
Memosisikan produk dengan membanding diri sebagai yang terbaik dari pesaing
yang disebutkan namanya atau tersirat.
6. Positioning melalui Imaginasi
Memosisikan produk dengan menggunakan imaginasi seperti tempat, orang, atau
benda-benda dan lain sebagainya.
7. Positioning bedasarkan masalah
Positioning yang digunakan produk-produk atau jasa baru yang belum begitu
dikenal. Produk baru biasanya diciptakan untuk member solusi terhadap masalah
yang dirasakan konsumennya.
2.3.4 Strategi menciptakan Radio Positioning
Di dunia media penyiaran radio, segala aspek terkait dengan positioning juga
merupakan hal penting. Di tengah situasi yang semakin kompetitif, usaha
penyelengaraan bisnis media radio diperlukan suatu strategi untuk menciptakan radio
positioning. Hal tersebut dilakukan karena pendengar akan mengingat suatu stasiun
radio sesuai citra atau image stasiunnya. Apakah stasiun tersebut dipersepsikan atau
dikesankan oleh benak pendengar sebagai radio yang sesuai dengan format dan target
pendengarnya. Semua itu diperlukan upaya yang terus menerus melalui konsep dan
strategi untuk menciptakan positioning. Di dalam dunia pemasaran upaya tersebut
dikenal dengan istilah STP (segmentation, targeting and positioning). Pada dunia
38
penyiaran radio, faktor segmentasi sangat penting. Tanpa segmentasi yang jelas,
program acara yang dirancang tidak memiliki tujuan dan arah.
Dalam menciptakan radio positioning, menurut Temmy Lesanpura seorang yang
pernah menjadi konsultan radio di berbagai kota dan prkatiksi periklanan, di dalam buku
Broadcasting radio (Triartanto, 2010:59) menjelaskan langkah-langkahnya dalam
beberapa hal. Untuk itu, stasiun radio tersebut harus:
1. Menjadi stara (stasiun radio) “Yang Pertama” dalam sebuah atau sesuatu hal.
2. Menampilkan station identity atau cirri khas
3. Menetapkan target audience atau segmentasi yang menerima posisi stara.
4. Nama dan slogan yang menarik dan tetap untuk menyatakan positioning
5. Sajian format yang sesuai dan konsisten yang dikehendaki audience
6. Musik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendengarnya.
7. Menyajikan keunggulan pada acara tertentu yang sesuai dengan format siaran.
8. Bahasa siaran yang sesuai dan menunjukan positioning stara.
9. Kegiatan off air yang sesuai dengan kebutuhan target audience
10. Air personality (penyiar) yang dapat membawa acara yang sesuai dengan
positioning
11. Tidak meniru stara lain atau menjadi “me too” station (stara pendengar)
12. Ditampilkan dalam falsafah perusahaan, struktur organisasi dan segala
sistemnya.
Dari uraian di atas dapat dicermati, sejumlah radio yang mampu menciptakan
positioningnya dibenak pendengar, dipastikan station radio tersebut akan terus dikenang
dan hingga kini tetap diakui keberadannya.