BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II.1 Perencanaan Strategis
II.1.1 Visi dan Misi
Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
dilakukan secara terencana, terpadu dan profesional. Hal tersebutlah yang
membedakan antara pekerjaan sosial dan pekerjaan amal. Untuk mencapai
profesionalitas dalam penanganan masalah sosial, Dinas Sosial Daerah
Istimewa Yogyakarta telah menetapkan visi dan misi dan fungsi
pengembangan sosial.
Visi dari Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai
berikut :
“penggerak dan penyelenggara pembangunan bidang kesejahteraan
sosial yang profesional guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
mandiri, berkarakter, dan berbudaya”
Visi ini mengandung makna
Dinas Sosial akan menjadi penggerak dalam pembangunan
kesejahteraan sosial dengan cara mengembangkan kemampuan dan
profesionalitas lembaga-lembaga kesejahteraan sosial dan tenaga
kesejahteraan sosial dalam menanggulangi permasalahan kesejahteraan
sosial. Dinas Sosial juga akan menggali dan mendayagunakan potensi dan
sumber-sumber kesejahteraan sosial untuk mendukung penanganan PMKS.
Peran sebagai penggerak juga akan dijalankan dengan cara melakukan
melakukan advokasi dan sinergi sehingga penyelenggaraan pelayanan
kesejahteraan sosial mendapat dukungan dari satuan perangkat kerja daerah
lain baik dari pemerintah DIY maupun Pemerintah kabupaten/kota.
Dinas Sosial juga akan menjadi penyelenggara pembangunan
kesejahteraan sosial dengan melaksanakan program pelayanan dan
rehabilitasi sosial, perlindungan, bantuan dan jaminan sosial serta
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 29
pemberdayaan dan pengembangan partisipasi sosial masyarakat. Dalam
menjalankan perannya sebagai penyelenggara, Dinas Sosial mengedepankan
partisipasi penuh dari masyarakat dan menjalin kemitraan strategis dengan
lembaga –lembaga pelayanan lainnya.
Penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial yang profesional
akan dilakukan oleh sumber daya manusia yang profesional baik sumber daya
aparatur maupun tenaga kesejahteraan sosial masyarakat. Pekerja Sosial
Profesional, Pekerja Sosial Fungsional dan tenaga kesejahteraan sosial yang
terlatih akan berada pada garda depan dalam pelayanan kepada PMKS.
Selain itu Dinas Sosial juga menggunakan tenaga profesional lain dari sesuai
dengan kebutuhan pelayanan. Karakter pelayanan kesejahteraan sosial yang
akan dibangun adalah multidisiplin dan multi profesi.
Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang terpenuhi
kebutuhan hidupnya baik material, spiritual maupun sosialnya. Masyarakat
yang sejahtera adalah juga masyarakat yang dapat hidup layak, bermartabat
dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya.
Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang mampu menggali
dan memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimilikinya untuk memenuhi
kebutuhannya, mempunyai ketrampilan dalam pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, menghadapi tantangan serta memberi kontribusi
kepada kemajuan masyarakat dan peradaban bangsa. Masyarakat yang
mandiri adalah masyarakat yang sudah tidak bergantung sepenuhnya kepada
pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan.
Masyarakat yang berkarakter adalah masyarakat yang mempunyai
kualitas moral, filosofi, nilai-nilai dan jiwa yang menghargai harkat dan
martabat manusia. kualitas moral yang dimiliki masyarakat yang berkarakter
adalah moral yang inklusif, tidak mendiskriminasi, mempunyai kepedulian,
empathi dan kesetiakawanan sosial yang tinggi, menjaga harmoni, menerima
perbedaan, mengutamakan dialog dan mencegah tindakan kekerasan.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 30
Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang mampu
mengenali, menggali dan mengggunakan budaya lokal sebagai landasan
berpijak dalam membangun kehidupan masyararakat dan peradaban.
Masyarakat yang berbudaya adalah juga masyarakat yang mempunyai
ketahanan yang tinggi dalam mendialogkan budaya lokal dengan budaya
kontemporer, sehingga kearifan lokal tetap terjaga dan semakin berkembang
seriing dengan perubahan jaman dan perkembangan peradaban baru.
Untuk mewujudkan Visi Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, maka misi
yang akan dijalankan adalah :
1. Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan sosial,
rehabilitasi sosial serta pemberdayaan dan pengembangan sosial;
2. Mengembangkan partisipasi masyarakat, lembaga atau organisasi
sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
3. Mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai keperintisan,
kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial.
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan misi yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah :
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar, perlindungan dan
peningkatan keberfungsian sosial, kemanirian serta keberdayaan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
2. Meningkatkan pengetahuan, memperkuat komitmen dan
kemampuantenaga kesejahteraan sosial masyarakat dalam
penanganan PMKS dan mengembangkan kemampuan LKS dan
dunia usaha dalam menyelenggarakan pelayanan kesos yang
profesional;
3. Menumbuhkan semangat nasionalisme serta kesetiakawanan sosial
bagi masyarakat dan generasi muda, dan menjamin kesejahteraan
keluarga pahlawan sebagai bentuk penghargaan terhaap jasa-jasa
para pahlawan.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 31
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, sasaran-sasaran
strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima
tahun adalah sebagai berikut:
Tabel II.1Sasaran Strategis
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN KONDISI AWAL
TARGET AKHIR 2017
1 Meningkatnya kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial dan kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS )
1 Prosentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mengalami peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial
Persen 6,54 20,30
2 Meningkatnya pengetahuan, kemampuan, partisipasi dan jangkauan pelayanan Peksos, Penyuluh, Tenaga kesejahteraan sosial masyarakat, dan masyarakat, LKS, Karang Taruna, WKSBM, dan CSR dalam penyelenggaraan UKS
1 Prosentase kenaikan cakupan dan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan oleh tenaga kesejahteraan sosial dan lembaga kesejahteraan sosial
Persen 69,95 80,39
3 Terwujudnya masyarakat yang inclusif, memiliki kepedulian dan kesetiakawanan sosial serta memiliki jiwa nasionalisme, kebangsaan dan menghargai budaya bangsa Kesetiakawanan sosial serta memiliki jiwa nasionalisme, kebangsaan dan menghargai budaya bangsa
1 Prosentase berkembangnya modal sosial masyarakat melalui kegiatan kesetiakawanan sosial, dan peningkatan jiwa nasionalisme pada generasi muda dan masyarakat
Persen 70,00
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 32
II.1.3 Strategi
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, makalangkah
selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai.
Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi
untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.
II.1.3.1 Misi 1
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pada misi pertama maka
digunakan strategi dan kebijakan seperti pada tabel berikut :
Tabel II.2Strategi Kebijakan Misi 1
No SASARAN
CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGI KEBIJAKAN
Misi 1 : Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial serta pemberdayaan dan pengembangan social
1. Meningkatnya kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial dan kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Peningkatan jumlah dan kualitas pelayanan
Memperluas jangkauan dan kualitas pelayanan
1. Optimalisasi fungsi pelayanan trauma
1. Meningkatkan kinerja pelayanan di Trauma center
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 33
No
SASARANCARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGI KEBIJAKAN
Misi 1 : Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial serta pemberdayaan dan pengembangan social
center
2. Optimalisasi pendampingan usaha ekonomi
2. Memperkuat dan dan memfasilitasi pengembangan usaha ekonomi
3. Intensifikasi pengurangan resiko bencana
3. Meningkatkan tindakan kesiapsiagaan dan mitigasi
4. Membangun sistem informasi yang cepat dan gudang logistik yang mudah diakses
4. Meningkatkan kualitas manajemen logistic
5. Segmentasi dan perluasan kepesertaan askesos
5. Memetakan kelompok rentan dan meningkatkan jumlah peserta askesos
6. Pelatihan wira usaha dan Penguatan permodalan
6. Memberdayakan usaha ekonomi melalui fasilitasi pelathan dan permodalan
7. Optimalisasi pelayanan dan rehabilitasi sosial
7. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas
8. Advokasi pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas
8. Memperjuangkan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
9. Membangun sinergi antar SKPD dalam memberikan pemenuhan hak.
9. Kemitraan dengan dunia usaha
10.Membangun kemitraan dengan dunia usaha
10. Peningkatan partisipasi organisasi penyandang disabilitas
11.Meningkatkan partisipasi organisasi penyandang disabilitas
11. Perlindungan, penyelamatan dan pengentasan
12.Memberi perlindungan, menyelamatkan dan mengentaskan kehidupan tuna sosial ke dalam kehidupan yang bermartabat.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 34
No
SASARANCARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGI KEBIJAKAN
Misi 1 : Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial serta pemberdayaan dan pengembangan social
12. Pelayanan multi agency
13.Memberdayakan potensi dan kemampuan dengan melibatkan berbagai service provider
13. Intensifikasi program outreach
14.Memperluas sasaran pelayanan dengan menjangkau populasi kunci
14. Optimalisasi TC 15.Meningkatkan kinerja layanan rehabilitasi melalui TC
15. Peningkatan jumlah sasaran
16.Memperluas jangkauan pelayanan
16. Reunifikasi 17.Melaksanakan reunifikasi bagi anak-anak yang masih berada dalam asuhan LKSA
17. Mediasi, Advokasi 18.Membangun jaringan dengan aparat penegak hukum (kepolisian dan pengadilan), bapas
18. Peningkatan kualitas pelayanan di RPSA
19.Meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas tenaga kesejahteraan sosial anak
19. Segmentasi wilayah, pemetaan PMKS dan sinergi antar SKPD
20.Mengintegrasikan penanggulangan kemiskinan dengan penanganan PMKS lainnya yang bersinergi dengan pelayanan pada SKPD lainnnya
20. Peningkatan kualitas layanan LK3
21.Mengembangkan kapasitas LK3 dalam menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan
21. Kampanye social 22.Melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat tentang PMKS dan penyelenggaraan kesejahteraan social
Adapun program dan kegiatan pada misi 1 sebagai berikut :
1. Program Pelayanan dan Perlindungan Lanjut Usia Terlantar terdiri
dari kegiatan :
a. Bantuan Permakanan Bagi Lanjut Usia Terlantar
b. Bimbingan Sosial UEP Lanjut Usia Terlantar
c. Fasilitasi Pelayanan Lanjut Usia melalui Home Care
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 35
d. Jaminan Sosial Lanjut Usia
e. Forum Komunikasi Orsos Lanjut Usia
f. Pelaksanaan KIE dan Kampanye Sosial dalam rangka HALUN
g. Kajian Penanganan Lanjut Usia
2. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo terdiri dari
kegiatan :
a. Pendidikan dan Pelatihan bagi penghuni panti asuhan / jompo
3. Program Rehabilitasi Sosial terdiri dari kegiatan :
a. Pelayanan Sosial Lanjut Usia
b. Rehabilitasi dan perlindungan sosial anak
c. Rehabilitasi sosial tuna sosial
d. Rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan
e. Rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza
4. Program Perlindungan dan Pemberdayaan bagi Korban Tindak
Kekerasan, Pekerja Migran Bermasalah Sosial Psikologis dan
Korban Traffiking terdiri dari kegiatan:
a. Fasilitas Modal Usaha bagi Korban Tindak Kekerasan
b. Fasilitasi Modal Usaha Pekerja Migran Bermasalah
5. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial terdiri dari kegiatan:
a. Kegiatan Perlindungan sosial Korban Tindak Kekerasan dan
Pekerja Migran
b. Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial
c. Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
d. Jaminan kesos/ bantuan tunai bersyarat/ PKH
6. Program Peningkatan Kwalitas Informasi Kesejahteraan Sosial
terdiri dari kegiatan :
a. Perlindungan dan Jaminan Pengganti Pendapatan Pekerja
Mandiri Sektor Informal dan Relawan Sosial termasuk TKSK
b. Sosialisasi Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
c. Pemulangan / Meneruskan Perjalanan Orang Terlantar
d. Pemulangan dan Pemakaman Jenazah Terlantar
e. Pemulangan PMKS ke daerah asal
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 36
7. Program Penanganan dan Penanggulangan Bencana terdiri dari
kegiatan :
a. Kampung Siaga Bencana ( KSB )
b. Sarasehan Keserasian Sosial
c. Penanganan Masalah-Masalah Strategis yang Menyangkut
Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa
8. Program Pelayanan dan Perlindungan Anak bermasalah sosial
terdiri dari kegiatan :
a. Rekomendasi Adopsi Bagi Anak Terlantar
b. Pelayanan dan perlindungan sosial bagi anak terlantar luar
panti
c. Rumah perlindungan sosial bagi anak terlantar luar panti
d. Bimbingan sosial dan pendampingan ABH
e. Bimbingan sosial anjal hasil penjangkauan
f. Bantuan permakanan bagi anak cacat
g. Pengasramaan murid SLB
h. Pemberian jaminan hidup pada anak dengan HIV/AIDS
i. Rumah perlindungan sosial anak dan pelayanan bagi PMKS
trauma center termasuk korban bencana
9. Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, terdiri dari kegiatan :
a. Penumbuhan USEP keluarga miskin (KM)
b. Bimbingan Pemantapan dan Pengembangan KUBE
c. Penumbuhan Lembaga Keuangan Mikro
d. Pembentukan Forum KUBE
e. Bimbingan pemantapan dan pengembangan USEP
f. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan PKH oleh tim
g. Pelatihan Ketrampilan dan Bantuan Pemberdayaan Bagi
Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE)
10. Program Pembinaan Para Penyandang Disabilitas dan Eks
Trauma terdiri dari kegiatan :
a. Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang Cacat dan Eks
Trauma
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 37
b. Pengembangan Usaha Mandiri Penyandang Cacat
c. Revitalisasi Paca
d. Family Gathering untuk Penyandang Cacat
e. Asistensi Keluarga Penyandang Cacat
11. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (eks
narapidana, PSK, Narkoba dan penyakit sosial lainnya) terdiri dari
kegiatan :
a. Pembinaan mental sosial dan pemulangan pasca razia
b. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan berusaha bagi tuna
susila
c. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan berusaha bagi
gelandangan dan pengemis
d. Penanganan permasalahan sosial kelompok minoritas
e. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan berusaha bagi eks
warga binaan permasyarakatan
f. Fasilitasi bagi ODHA
g. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan berusaha bagi eks
korban napza
12. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
terdiri dari kegiatan :
a. Penanggulangan kemiskinan perdesaan
b. Penanggulangan kemiskinan perkotaan
c. Pemberdayaan keluarga dan kelembagaan sosial masyarakat
II.1.3.2Misi 2
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pada misi kedua maka digunakan
strategi dan kebijakan seperti pada tabel berikut :
Tabel II.3Strategi Kebijakan Misi 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 38
No SASARANCARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGI KEBIJAKAN
Misi 2 : Mengembangkan partisipasi masyarakat, lembaga atau organisasi sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai
2. Meningkatnya pengetahuan, kemampuan, partisipasi dan jangkauan pelayanan Peksos, Penyuluh, Tenaga kesejahteraan sosial masyarakat, dan masyarakat, LKS, Karang Taruna, WKSBM, dan CSR dalam penyelenggaraan UKS
1. Peningkatan kapasitas 1. Mengembangkan kemampuan TKSM dalam penanganan PMKS
2. Peningkatan kapasitas manajemen dan sarana prasarana
2. Mengembangkan kemampuan manajerial pengelola LKS dan memfasilitasi sarana dan prasarana
3. Sosialisasi 3. Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang regulasi perijinan pengumpulan sumbangan sosial
Adapun program dan kegiatan pada misi 2 sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Kualitas Informasi Kesejahteraan Sosial
terdiri dari kegiatan :
a. Penyuluhan sosial desa
b. Penyuluhan sosial melalui kesenian traisional
c. Penyuluhan sosial melalui media cetak
d. Penyuluhan sosial melalui media elektronik
e. Sosialisasi program penanganan PMKS
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 39
2. Program Pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) terdiri dari kegiatan :
a. Penyegaran TAGANA dalam rangka kesiapsiagaan
penanggulangan bencana
b. Pembinaan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga (LK3)
c. Pelatihan dan penataran PSM
d. Pelatihan dan penataran TKSK
e. Fasilitasi binjut bagi orsos
f. Bimbingan konsultasi timbale balik orsos
g. Bimbingan penumbuhan UEP embrional orsos desa
h. Bimbingan manajemen karang taruna
i. Bimbingan UEP bagi karang taruna
j. Temu karya daerah karang taruna
k. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha
l. Penguatan kelembagaan wahana kesejahteraan sosial
berbaisis masyarakat
3. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial terdiri dari kegiatan :
a. Perlindungan sosial korban bencana alam
4. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
terdiri dari kegiatan :
a. Pemberdayaan keluarga dan kelembagaan sosial masyarakat
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur terdiri
dari kegiatan :
a. Pembinaan, pengembangan kualitas profesi dan penilaian
angka kredit jabatan fungsional tertentu
b. Forum optimalisasi pengembangan kinerja aparatur
II.1.3.3Misi 3
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pada misi kedua maka digunakan
strategi dan kebijakan seperti pada tabel berikut :
Tabel II.4Strategi Kebijakan Misi 3
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 40
No SASARANCARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGI KEBIJAKAN
Misi 3 : Mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan social
1. Terwujudnya masyarakat yang inclusif, memiliki kepedulian dan kesetiakawanan sosial serta memiliki jiwa nasionalisme, kebangsaan dan menghargai budaya bangsa
1. Peningkatan kualitas pemeliharaan
1. Meningkatkan kualitas pemeliharaan taman makam pahlawan
2. Peningkatan kualitas layanan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada keluarga pahlawan
3. Pembangunan karakter
3. Melakukan pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan pada generasi muda anggota Karang Taruna
4. Kampanye sosial 4. Membangun nilai-nilai kesetiakwanan sosial
Adapun program dan kegiatan pada misi 3 sebagai berikut :
1. Program Pembinaan Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan,
Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial terdiri dari kegiatan :
a. Pemberdayaan kesetiakawanan sosial bagi pelajar antar
sekolah
b. Ziarah wisata pengenalan nilai-nilai kepahlawanan
c. Fasilitasi penanaman nilai-nilai kepahlawanan
d. Napak tilas rute perjuangan
e. Fasilitasi upacara ziarah rombongan di TMP
f. Fasilitasi peringatan hari besar nasional
g. Fasilitasi usulan pemberian gelar pahlawan dan penghargaan
satya lencana kebhaktian sosial
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 41
2. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan terdiri dari
kegatan :
a. Pelestarian kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan
sosial
II.1.4 Rencana Kegiatan Tahunan (RKT)
Dalam rangka penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini,
sasaran, indikator kinerja dan target mengacu pada substansi yang
telah termuat dalam Indikator Kinerja Utama (IKU). Dengan terjadinya
dinamika permasalahan sosial dan fluktuasi peningkatan permasalahan
kesejahteraan sosial yang perlu ditangani dengan pengembangan
program/ kegiatan secara cepat dan tepat dalam penanganan PMKS di
dukung melalui anggaran APBD dan APBN, sehingga sasaran,
indikator kinerja yang akan diukur beserta target kinerja untuk tahun
2014dapat dilaksanakan dan tersaji pada tabel berikut :
Tabel II.4Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target1 Meningkatnya
kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial dan kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Prosentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mengalami peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial.
% 14,29
Prosentase peningkatan kesejahteraan lanjut usia terlantar
% 7,84
Prosentase keterpenuhan kebutuhan psikososial pada korban tindak kekerasan
% 4,86
Prosentase keterpenuhan kebutuhan psikososial pada pekerja migran bermasalah social
% 7,11
Prosentase pemenuhan kebutuhan dasar bagi pekerja mandiri sektor informal saat terjadi situasi darurat
% 0,11
Prosentase keterpenuhan kebutuhan psikososial pada korban bencana social
% 100
Prosentase keterpenuhan kebutuhan psikososial pada korban bencana alam
% 8,54
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 42
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan TargetProsentase kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rawan bencana
% 100
Prosentase anak balita terlantar yang mencapai kesejahteraan, terlindungi didalam keluarga secara permanen
% 5,33
Prosentase anak terlantar yang mencapai tumbuh kembang optimal
% 4,67
Prosentase ABH yang mencapai perkembangan psiko sosial dan perubahan perilaku, kembali ke dalam keluarga dan mengalami kemajuan dalam fungsi sosialnya
% 10,93
Prosentase anak jalanan yang mencapai pemulihan kondisi fisik, psikosisal dan kembali dalam pengasuhan keluarga
% 14,6
Prosentase anak disabilitas yang terpenuhi, terlindungi dan terjamin tumbuh kembang, kualitas hidup dan kesejahteraannya.
% 5,4
Prosentase AMPK yang terlindungi dan terjamin tumbuh kembang, kualitas hidup dan kesejahteraannya.
% 8
Prosentase Anak KTK yang terlindungi dan terjamin tumbuh kembang, kualitas hidup dan kesejahteraannya.
% 3,92
Prosentase penyandang disabilitas yang mengelola usaha mandiri
% 4,9
Prosentase tuna susila yang mengelola usaha mandiri/ bekerja secara normatif dan diterima dalam kehidupan sosial masyarakatnya
% 22,29
Prosentase tingkat perkembangan konsep diri, stabilitas psikososial, minat, harapan dan perilaku gelandangan untuk hidup normatif
% 12,42
Prosentase tingkat perkembangan konsep diri, stabilitas psikososial, minat, harapan dan perilaku pengemis untuk hidup normatif
% 20,1
Prosentase tingkat perkembangan konsep diri, stabilitas psikososial, minat, harapan dan perilaku pemulung untuk hidup normatif
% 8,62
Prosentase kelompok minoritas yang mengelola usaha mandiri/ bekerja secara normatif dan diterima dalam kehidupan sosial masyarakatnya
% 1,36
Prosentase BWBLP yang mengelola usaha mandiri/ bekerja secara normatif dan
% 1,39
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 43
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Targetditerima dalam kehidupan sosial masyarakatnyaProsentase ODHA yang mengelola usaha mandiri/ bekerja secara normatif dan diterima dalam kehidupan sosial masyarakatnya
% 2,83
Prosentase tingkat perkembangan psikososial dan perubahan perilaku pada korban penyalahgunaan napza sehingga mampu hidup normatif di masyarakat
% 2,52
Prosentase keluarga miskin dan keluarga fakir miskin yang telah mengalami peningkatan pendapatan dan meningkat kesejahteraan hidupnya.
% 4,7
Prosentase Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) yang telah mengalami peningkatan pendapatan dan meningkat kesejahteraan hidupnya.
% 5,11
Prosentase RTSM eks anggota PKH yang telah mengalami peningkatan pendapatan dan meningkat kesejahteraan hidupnya.
% 0,09
Prosentase keluarga bermasalah sosial psikologis yang mampu mengatasi permasalahannya dan kembali dapat menjalankan peran, tugas dan fungsinya sebagai keluarga
% 18,18
2 Meningkatnya pengetahuan, kemampuan, partisipasi dan jangkauan pelayanan Peksos, Penyuluh, Tenaga kesejahteraan sosial masyarakat, dan masyarakat, LKS, Karang Taruna, WKSBM, dan CSR dalam penyelenggaraan UKS
Prosentase kenaikan cakupan dan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan oleh tenaga kesejahteraan sosial dan lembaga kesejahteraan sosial
% 75,07
Prosentase peningkatan kualitas pelayanan Pekerja Sosial dalam UKS
% 100
Prosentase peningkatan kapasitas diri dan kualitas pelayanan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
% 5,06
Prosentase peningkatan kualitas pelayanan Penyuluh Sosial dalam UKS
% 100
Prosentase peningkatan kapasitas diri dan kualitas pelayanan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
% 100
Prosentase meningkatnya kualitas manajemen pelayanan kesos LKS
% 15,67
Prosentase penigkatan penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial (UKS) oleh Karang Taruna (KT)
% 36,3
Prosentase peningkatan kesadaran dunia usaha dalam Usaha Kesejahteraan Sosial
% 88,61
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 44
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target(UKS) melalui Corporate Social responsibility (CSR)Prosentase peningkatan kualitas manajemen pelayanan kesos WKSBM
% 100
Prosentase Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan PMKS dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan UKS
% 55,25
Prosentase peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan LK3 dalam menangani keluarga bermasalah sosial psikologis
% 100
Prosentase Kesiapsiagaan tagana di wilayah rawan bencana
% 100
Prosentase Kesiapsiagaan tenaga pelopor di wilayah rawan bencana
% 100
3 Terwujudnya masyarakat yang inclusive, memiliki kepedulian dan kesetiakawanan sosial serta memiliki jiwa nasionalsisme, kebangsaan dan menghargai budaya bangsa
Prosentase berkembangnya modal sosial masyarakat melalui kegiatan kesetiakawanan sosial dan peningkatan jiwa nasionalisme pada generasi muda dan masyarakat
% 45
Prosentase berkembangnya modal sosial masyarakat melalui kegiatan kesetiakawanan sosial
% 4,21
Prosentase peningkatan jiwa nasionalisme pada generasi muda dan masyarakat
% 2,81
Prosentase peningkatan jaminan kesejahteraan keluarga pahlawan, perintis kemerdekaan dan janda perintis kemerdekaan
% 100
Prosentase peningkatan kerapian, kebersihan dan keindahan TMPN/MPN (4 TMP dan 19 MPN) TMPN: Kusumanegara (YK); Kusuma Bangsa (BTL); Bakti Pertiwi (GK); Giri Peni (KP)
% 73
II.2 PenetapanKinerja Tahun 2014
Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan
untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya
yang dimiliki oleh instansi. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis,
indikator kinerja utama, beserta target kinerja dan anggaran.
Dalam penyusunan penetapan kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA / DIPA. PK pada tabel berikut merupakan PK tahun 2014:
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 45
Tabel II.5 Penetapan Kinerja Tahun 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran Sumber
Dana RPJMD
Misi 1
Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
Sasaran :
Pendapatan masyarakat meningkat.
1 Meningkatnya kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial dan kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Prosentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mengalami peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial.
14.29 Program Pembinaan Panti Asuhan/ Jompo
6,725,518,300 APBD
Keg. Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penghuni Panti Asuhan/ Jompo
6,725,518,300
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)
1,380,052,800 APBD
Keg. Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Tuna Susila
101,604,000
Keg. Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Korban Napza
395,843,000
Keg. Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Warga Binaan Pemasyarakatan
200,876,000
Keg. Pembinaan Mental Sosial dan Pemulangan Penyandang Penyakit Sosial Pasca Razia
150,472,000
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 46
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran Sumber
Dana Keg. Fasilitasi Bagi ODHA 77,507,000
Keg. Penanganan Permasalahan Sosial Kelompok Minoritas
101,622,500
Keg. Shelter ODHA 72,609,300
Keg. Advokasi Sosial tentang Korban Penyalahgunaan Napza dan Bantuan Operasional Lembaga
18,340,000
Keg. Pelatihan Pendamping Korban Penyalahgunaan Napza
50,089,500
Keg. Pelatihan Pendamping Tuna Sosial
15,089,500
Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Gelandangan dan Pengemis
196,000,000
Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
1,825,351,175 APBD
Keg. Penumbuhan USEP Keluarga Miskin (KM)
347,602,825
Keg. Pelatihan Keterampilan dan Bantuan Pemberdayaan bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE)
663,680,000
Bimbingan Pemantapan dan Pengembangan KUBE
387,978,150
Keg. Penumbuhan Lembaga Keuangan Mikro
194,670,750
Pembentukan Forum K U B E 29,512,700
Keg. Bimbingan Pemantapan Dan Pengembangan USEP
29,539,250
Keg. Pembinaan Dan Pemantauan Pelaksanaan PKH Oleh Tim
71,190,000
Keg. Fasilitasi Modal Usaha Bagi RTSM PKH
101,177,500
Program Pembinaan Para Penyandang Disabilitas dan Eks Trauma
564,956,750 APBD
Keg. Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Penyandang Disabilitas Dan Eks Trauma
48,976,025
Keg. Pengembangan Usaha Mandiri Penyandang
239,889,800
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 47
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran Sumber
Dana Disabilitas
Keg. Revitalisasi Penyandang Disabilitas
127,621,300
Keg. Family Gathering untuk Penyandang Disabilitas
51,842,625
Keg. Asistensi Keluarga Penyandang Disabilitas
96,627,000
Program Pelayanan dan Perlindungan Anak Bermasalah Sosial
1,807,442,400 APBD
Keg. Rekomendasi Adopsi Bagi Anak Terlantar
64,355,000
Keg. Bimbingan Sosial Anjal hasil Penjangkauan
317,391,150
Keg. Bimbingan Sosial Dan Pendampingan A B H
5,550,000
Keg. Pelayanan dan Perlindungan Sosial Bagi Anak Terlantar Luar Panti
27,422,000
Keg. Rumah Perlindungan Sosial Bagi Anak Terlantar Luar Panti
329,094,900
Keg. Bantuan Permakanan Bagi Anak Cacat
218,161,300
Keg. Rumah Perlindungan Sosial Anak dan Pelayanan bagi PMKS Trauma Centre Termasuk Korban Bencana
304,340,000
Keg. Pengasramaan Murid SLB
533,584,950
Keg. Pemberian Jaminan Hidup pada Anak dengan HIV/AIDS
7,543,100
Program Pelayanan dan Perlindungan Lanjut Usia Terlantar
1,052,474,075 APBD
Keg. Bantuan Permakanan Bagi Lanjut Usia Terlantar
249,999,900
Keg. Bimbingan Sosial U E P Lanjut Usia Terlantar
172,540,075
Keg. Fasilitasi Pelayanan Lanjut Usia Melalui Home Care
219,646,000
Keg. Jaminan Sosial Lanjut Usia
180,270,250
Keg. Forum Komunikasi Orsos Lanjut Usia
11,327,950
Keg. Pelaksaaan KIE dan 18,689,900
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 48
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran Sumber
Dana Kampanye Sosial dalam rangka HALUN
Keg. Penanganan Lanjut Usia 200,000,000
Program Penanganan dan Penanggulangan Bencana
566,289,450 APBD
Keg. Kampung Siaga bencana (KSB)
150,884,400
Keg. Sarasehan Keserasian Sosial
30,997,700
Keg. Penanaganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa
384,407,350
Program Perlindungan dan Pemberdayaan Bagi Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran Bermasalah Sosial dan Korban Trafficing
60,702,600 APBD
Keg. Fasilitasi Modal Usaha Pekerja Migran Bermasalah
26,183,800
Keg. Fasilitasi Modal Usaha bagi Korban Tindak Kekerasan (KTK)
34,518,800
Program Peningkatan Kualitas Informasi Kesejahteraan Sosial
118,527,175 APBD
Keg. Pemulangan Dan Pemakaman Jenazah Terlantar
16,400,000
Keg. Pemulangan PMKS ke Daerah Asal
35,356,175
Keg. Pemulangan / Meneruskan Perjalanan Orang terlantar
66,771,000
Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
6,399,395,000 APBN
Keg. Penanggulangan kemiskinan perdesaan
3,323,000,000
Keg. Pemberdayaan keluarga dan kelembagaan sosial masyarakat
1,264,155,000
Keg. Penanggulangan kemiskinan perkotaan
1,812,240,000
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 49
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran Sumber
Dana Program Rehabilitasi Sosial 5,005,931,000 APBN
Keg. Rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza
157,325,000
Keg. Rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan
1,336,221,000
Keg. Rehabilitasi sosial Tuna Sosial
291,900,000
Keg. Rehabilitasi dan perlindungan sosial anak
2,236,535,000
Keg. Pelayanan Sosial Lanjut Usia
983,950,000
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
3,455,907,000 APBN
Keg. Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (DK)
2,212,126,000
Keg. Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial
248,255,000
Keg. Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan
199,490,000
Keg. Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai bersyarat / program keluarga harapan)
663,816,000
Keg. Asuransi Kesejahteraan Sosial
132,220,000
Meningkatnya pengetahuan, kemampuan, partisipasi dan jangkauan pelayanan Peksos, Penyuluh, Tenaga kesejahteraan sosial masyarakat, dan masyarakat, LKS, Karang Taruna, WKSBM, dan CSR dalam penyelenggaraan UKS.
Prosentase kenaikan cakupan dan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan oleh tenaga kesejahteraan sosial dan lembaga kesejahteraan sosial
75.07 Program Pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
2,785,593,600 APBD
Keg. Peningkatan Peran Aktif Masyarakat Dan Dunia Usaha
56,489,425
Keg. Pelatihan Dan Penataran P S M
171,500,000
Keg. Bimbingan Manajemen Karang Taruna
750,000,000
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 50
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran Sumber
Dana Keg. Bimbingan U E P Bagi
Karang Taruna 722,995,000
Keg. Fasilitasi Binjut Bagi Orsos
7,756,375
Keg. Bimbingan Konsultasi Timbal Balik Orsos
100,691,700
Keg. Bimbingan Penumbuhan UEP Embrional Orsos Desa
97,009,400
Keg. Fasilitasi Kelembagaan WKSBM
106,905,000
Keg. Pengembangan Kapasitas Diri Pendamping Kegiatan dan Rekonsiliasi
17,490,800
Keg. Pelatihan dan Penataran TKSK
153,998,000
Keg. Temu Karya daerah Karang Taruna
267,820,600
Keg. Penyegaran T A G A N A Dalam Rangka Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
221,200,000
Keg. Pembinaan Lembaga Konsultasi Kesejateraan Keluarga (LK3)
11,675,000
Keg. Peningkatan Kapasitas T A G A N A melalui Pendidikan dan Pelatihan
46,436,800
Keg. Bimbingan Jurnalistik Bagi PSKS
53,625,500
Program Peningkatan Kualitas Informasi Kesejahteraan Sosial
2,782,500,650 APBD
Keg. Pelaksanaan K I E Konseling Dan Kampanye Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( P M K S )
53,673,350
Keg. Penyusunan Kebijakan Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Bagi P M K S
383,249,500
Keg. Sosialisasi Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
91,830,000
Keg. Penyuluhan Sosial Desa 1,745,512,000
Keg. Penyuluhan Sosial Melalui Media Cetak
32,000,000
Keg. Penyuluhan Sosial melalui Media Elektronik
55,650,000
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 51
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran Sumber
Dana Keg. Perlindungan dan
Jaminan Pengganti Pendapatan Pekerja Mandiri Sektor Informal dan Relawan Sosial Termasuk TKSK
55,978,400
Keg. Sosialisasi Program Penanganan PMKS
364,607,400
Program Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Sosial
100,000,000 APBN
Keg. Penyuluhan Sosial 100,000,000
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
280,000,000 APBN
Keg. Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial
280,000,000
3 Terwujudnya masyarakat yang inclusif, memiliki kepedulian dan kesetiakawanan sosial serta memiliki jiwa nasionalisme, kebangsaan dan menghargai budaya bangsa
Prosentase berkembangnya modal sosial masyarakat melalui kegiatan kesetiakawanan sosial, dan peningkatan jiwa nasionalisme pada generasi muda dan masyarakat
45.00 Program Pembinaan Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial (K3S)
498,304,250 APBD
Keg. Forum Komunikasi Petugas Pengelola TMP, MPP, Dan MPN
13,255,000
Keg. Ziarah Wisata Pengenalan Nilai-Nilai Kepahlawanan
20,000,000
Keg. Fasilitasi Kesejahteraan Keluarga Pahlawan
66,133,500
Keg. Pemberdayaan Kesetiakawanan Sosial Bagi Pelajar Antar Sekolah
30,000,000
Keg. Fasilitasi Usulan Pemberian Gelar Pahlawan Dan Penghargaan Satya Lencana Kebhaktian Sosial
7,035,000
Keg. Fasilitasi Upacara Ziarah Rombongan Di TMP
8,670,650
Keg. Fasilitasi Peringatan Hari Besar Nasional
113,209,250
Keg. Fasilitasi Tempat- 36,678,550
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 52
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran Sumber
Dana tempat Bersejarah Perjuangan Bangsa
Keg. Fasilitasi Penanaman Nilai-nilai Kepahlawanan
8,559,000
Keg. Pemeliharaan TMPN/TMP, MPP, MPN dan tetenger
194,763,300
Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
661,767,000 APBN
Keg. Pelestarian Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial
661,767,000
II.3 Rencana Anggaran
Pada Tahun Anggaran 2014 Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar
Rp.56.585.599.073,- dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp
15.448.785.018,- dan Belanja Langsung Rp 41.136.814.055,- Melalui
mekanisme perubahan APBD 2014 menjadi Rp 57.368.969.885,-dengan
rincian Belanja Tidak Langsung Rp 15.714.192.583,- ,- dan Belanja Langsung
Rp 41.654.777.302,. .Adapun realisasi anggaran sebesar Rp
53.209.615.697,-( 92,75 %) dengan rincian untuk belanja tidak langsung Rp
15.233.089.005,- ( 26,55 %) belanja langsung sebesar Rp 37.976.526.692,- (
66,20 %). Pada Tahun 2014 ada target belanja Pendapatan sebesar Rp
391.650.000 realisasi sebesar Rp 390.400.000,- dana tersebut sudah disetor
ke kas daerah, sisa anggaran yang belum terealisasi / pelampauan sebesar
Rp 1.250.000,-
II.3.1 Target Belanja Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
Tabel II.6BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 5
3
Target Belanja
Uraian Target Prosentase
BelanjaTidakLangsung Rp. 15.714.192.583,- 100 %
BelanjaLangsung Rp. 41.654.777.302,- 100 %
Jumlah Rp. 57.368.969.885,- 100 %
Belanja Pendapatan Rp 391.650.000,- 100 %
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran belanja langsung Tahun 2014 yang dialokasikan untuk
pencapaian sasaran strategis Dinas Sosial Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Tabel II.3.2Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
No. Sasaran Anggaran Prosentase Keterangan
1 Meningkatnya kualitas hidup, kemandirian dan keberfungsian sosial dan kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Rp 24.262.093.800,- 91,36% Realisasi dari 27 indikator kinerja
2 Meningkatnya pengetahuan, kemampuan, partisipasi dan jangkauan pelayanan Peksos, Penyuluh, Tenaga kesejahteraan sosial masyarakat dan masyarakat, LKS, Karang Taruna, WKSBM, dan CSR dalam penyelenggaraan UKS
Rp 7.501.322.700,- 89,21% Realisasi dari 12 indikator kinerja
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 54
3 Terwujudnya masyarakat yang inclusif, memiliki kepedulian dan kesetiakawanan sosial serta memiliki jiwa nasionalisme, kebangsaan dan menghargai budaya bangsa
Rp 482.710.250,- 91,56% Realisasi dari 4 indikator kinerja
II.4 Instrumen Pendukung
Web Dinas Sosial : dinsos.jogjaprov.go.id
Web UPTD : pskw.jogjaprov.go.id
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 55