20
Identifikasi Masalah
Desain Kuesioner
Pengumpulan Data
Analisis Data
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada tahap ini menjelaskan tentang metodologi penelitian mengenai
kegiatan, prosedur, dan metode yang digunakan dalam penelitian. Alur dari
penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Alur Metode Penelitian
3.1 Identifikasi Masalah
Pada gambar 3.1 adalah tampilan utama dari website SMA IPIEMS
Surabaya. Pada tampilan awal terdapat beberapa menu seperti profil dan
informasi, berita, galeri foto, buku tamu, dan kontak dari SMA IPIEMS Surabaya.
21
Selain itu juga terdapat beberapa info seperti pengumuman, dan agenda yang
memiliki informasi penting untuk para siswa-siswi.
Gambar 3.2 Tampilan utama website SMA IPIEMS Surabaya
Setelah mengetahui apa saja konten yang terdapat pada website
http://www.sma-ipiems-sby.sch.id/ kemudian dilakukan analisis kualitas website
berdasarkan pada Webqual. Kerangka konseptual dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Kerangka Konseptual Webqual Barnes dan Vidgen
Terdapat tiga dimensi dalam model WebQual terkait dengan kualitas
website. Dalam penelitian ini dimensi tersebut selanjutnya digunakan sebagai
variabel bebas. Tiga dimensi kualitas website tersebut adalah :
Kualitas penggunaan
Kualitas Informasi
Kualitas Interaksi
Kepuasan Pengguna
22
1. Dimensi Kualitas Penggunaan (Usability Quality) sebagai variabel X1.
2. Dimensi Kualitas Informasi (Information Quality) sebagai variabel X2.
3. Dimensi Kualitas Interaksi (Interaction Quality) sebagai variabel X3.
Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel terikat (Y) adalah kepuasan
pengguna (User Satisfaction).
3.2 Desain Kuesioner
Kuesioner dirancang dan digunakan untuk menentukan pengaruh kualitas
website terhadap tingkat kepuasan pelanggan dengan beberapa proses, yaitu:
a) Perancangan Konstruk
Definisi dari konstruk adalah elemen dari kuesioner yang digunakan untuk
mendefinisikan tujan dari penilaian sebuah sebuah kuesioner terhadap objek
kuesioner. Konstruk untuk penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.4
b) Konsep Konstruk
Setelah menyusun rancangan konstruk, proses selanjutnya adalah
dengan mendefinisikan masing-masing konstruk ke dalam konsep yang dapat
menjelaskan fungsi dari masing-masing konstruk tersebut. Berikut ini adalah
konsep konstruk untuk kuesioner pengaruh kualitas website SMA IPIEMS
Kuesioner
Konstruk 1 Kualitas
Penggunaa
Konstruk 2 Kualitas
Informasi
Konstruk 3 Kualitas Interaksi
Konstruk 4 Kepuasan Pengguna
Gambar 3. 4 Konstruk Kuesioner Pengaruh Kualitas Website
Terhadap Kepuasan Pelanggan
23
Surabaya terhadap kepuasan pengguna menggunakan metode Webqual 4.0
berdasarkan gambar 3.4.
1. Konstruk 1: Kualitas Penggunaan (Usability)
Konstuk ini dibuat untuk menilai tingkat kemudahan pengoprasian website
SMA IPIEMS Surabaya.
2. Konstruk 2:Kualitas Informasi (Informastion Quality).
Konstuk ini dibuat untuk menilai tingkat kualitas informasi website SMA
IPIEMS Surabaya.
3. Konstruk 3: Kualitas Interaksi (Interaction Quality).
Konstuk ini dibuat untuk menilai tingkat kualitas interaksi antara
pengguna dengan website SMA IPIEMS Surabaya dilihat dari keamanan
dan kepercayaan pengguna.
4. Konstruk 4: Kepuasan Penguna (User Satisfaction)
Konstruk ini dibuat untuk menilai tingkat kepuasan pelanggan terhadap
kualitas website.
c) Perancangan Pertanyaan Konstruk
1. Konstruk 1: Kualitas Penggunaan
Item 1 : Kemudahan untuk dipelajari
Pertanyaan: “Saya merasa mudah untuk mempelajari pengoprasian website
SMA IPIEMS Surabaya.”
Item 2 : Kemudahan untuk dimengerti.
Pertanyaan: “Saya merasa mudah memahami saat berinteraksi dengan
website SMA IPIEMS Surabaya.”
Item 3 : Kemudahan untuk ditelusuri.
24
Pertanyaan: “Saya merasa mudah menemukan link-link yang saya inginkan
(mudah bernavigasi) melalui website SMA IPIEMS Surabaya.”
Item 4 : Mudah digunakan
Pertanyaan: “Saya merasa website SMA IPIEMS Surabaya mudah untuk
digunakan.”
Item 5 : Tampilan yang menarik.
Pertanyaan: “Saya merasa tampilan website SMA IPIEMS Surabaya
memiliki tampilan yang menarik.”
Item 6 : Desain situs yang memiliki kesesuaian dengan jenis website
pendidikan.
Pertanyaan: “Saya merasa desain website SMA IPIEMS Surabaya sudah
sesuai dengan tampilan website pendidikan.”
Item 7 : Website memiliki kompetensi.
Pertanyaan: “Saya merasa website memiliki kompetensi”
Item 8 : Website memberikan kesan positif
Pertanyaan: “Saya merasa website memberikan kesan positif bagi saya.”
2. Konstruk 2: Kualitas Informasi
Item 1 : Keakuratan Informasi.
Pertanyaan: “Website SMA IPIEMS Surabaya menyediakan informasi
yang akurat.”
Item 2 : Informasi dapat dipercaya.
Pertanyaan: “Website SMA IPIEMS Surabaya memiliki informasi yang
dapat dipercaya.”
Item 3 : Informasi yang ter-update.
25
Pertanyaan: “Informasi yang diberikan oleh website SMA IPIEMS
Surabaya selalu ter-update.”
Item 4 : Informasi yang relevan (saling terkait).
Pertanyaan: “Website SMA IPIEMS Surabaya memiliki informasi yang
relevan sesuai dengan yang saya butuhkan.”
Item 5 : Informasi yang mudah dipahami.
Pertanyaan: “Website SMA IPIEMS Surabaya memiliki informasi yang
mudah dipahami.”
Item 6 : Informasi yang detail.
Pertanyaan: “Website SMA IPIEMS Surabaya memiliki informasi yang
detail.”
Item 7 : Format yang sesuai
Pertanyaan: “Website menyajikan informasi dalam format yang sesuai”
3. Konstruk 3: Kualitas Interaksi
Item 1 : Reputasi yang baik.
Pertanyaan: “Website SMA IPIEMS Surabaya memiliki reputasi yang
baik.”
Item 2 : Memiliki ruang personalisasi.
Pertanyaan: “Website SMA IPIEMS Surabaya memiliki ruang untuk
personalisasi.”
Item 3 : Ketersediaan ruang untuk komunitas.
Pertanyaan: “Website memberikan ruang untuk komunitas.”
Item 4 : Kemudahan untuk berkomnikasi.
26
Pertanyaan: “Saya merasa Website SMA IPIEMS Surabaya memiliki
kemudahan untuk melakukan komuniasi dengan organisasi (Sekolahan).”
4. Konstruk 4: Kepuasan Pelanggan
Item 1 : Rasa suka terhadap website
Pertanyaan: “Saya suka dengan website SMA IPIEMS Surabaya.”
Item 2 : Menyukai tampilan website
Pertanyaan: “Saya merasa suka dengan tampilan dan desain website SMA
IPIEMS Surabaya.”
Item 3 : Informasi dapat dipercaya.
Pertanyaan : “Saya merasa informasi yang terdapat dalam website SMA
IPIEMS Surabaya dapat diterima dan dipercaya.”
Item 4 : Interaksi dengan website.
Pertanyaan : “Saya merasa senang berinteraksi dengan website SMA
IPIEMS Surabaya.”
Item 5 : Kemudahan Mengakses
Pertanyaan : “Website dapat diakses dengan menggunakan gadget apapun.
(Misal: Blackberry, Samsung, iPhone, dll)”
Contoh kuesioner yang akan diajukan kepada pengunjung website dapat dilihat
pada tabel 3.1
27
Tabel 3.1 Contoh tabel pertanyaan indikator kualitas penggunaan (Usability)
No. Pernyataan Keterangan
TS KS CS S SS
1. Saya merasa mudah untuk mempelajari
pengoperasian website SMA IPIEMS
Surabaya.
2. Saya merasa mudah memahami saat
berinteraksi dengan website SMA
IPIEMS Surabaya.
3. Saya merasa mudah menemukan link-link
yang saya inginkan (mudah bernavigasi)
melalui website SMA IPIEMS Surabaya.
4. Saya merasa website SMA IPIEMS
Surabaya mudah untuk digunakan
5. Saya merasa tampilan website SMA
IPIEMS Surabaya memiliki tampilan yang
menarik.
6. Saya merasa desain website SMA IPIEMS
Surabaya sudah sesuai dengan tampilan
website pendidikan.
7. Saya merasa website memiliki
kompetensi.
8. Saya merasa website memberikan kesan
yang positif bagi saya.
28
d) Operasional Variabel
Menurut Umi Narimawati (2007) menyatakan bahwa
“Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke
dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran”.
Selanjutnya obyek penelitian ke dalam dua variabel.
1. Variabel Bebas: Kualitas Penggunaan (XI), Kualitas Informasi (X2),
dan Kualitas Interaksi (X3). Menurut Umi Narimawati (2007), Variabel
bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi
variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang pengaruhnya
dapat diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk disesuaikan
dengan suatu gejala yang di observasi dalam kaitannya dengan variabel
lain.
2. Variabel Terikat: Kepuasan Pengguna (Y). Variabel terikat adalah
variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain (independent
variable). Dalam penelitian ini kepuasan pengguna adalah variabel
terikat (Y). Operasional variabel dalam penelitian ini dapat dilihat di
tabel 3.2 berikut.
29
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Indikator 1. Kualitas Penggunaan
(Usability) (XI) 1. Kemudahan untuk dipelajari
(X11) 2. Kemudahan untuk dimengerti
(X12) 3. Kemudahan untuk ditelusuri
(X13) 4. Mudah digunakan (X14) 5. Tampilan yang menarik (X15) 6. Desain Situs yang sesuai
dengan jenis website pendidikan (X16)
7. Website memiliki kompetensi (X17)
8. Website memberikan kesan positif (X18)
2. Kualitas Informasi (Information Quality) (X2)
1. Keakuratan Informasi (X21) 2. Informasi dapat dipercaya
(X22) 3. Informasi yang ter-update
(X23) 4. Informasi yang relevan
(saling terkait) (X24) 5. Informasi yang mudah
dipahami (X25) 6. Informasi yang detail (X26) 7. Website menyajikan informasi
dalam format yang sesuai (X27)
3. Kualitas Interaksi (Interaction Quality) (X3)
1. Reputasi yang baik (X31) 2. Memiliki ruang
personalisasi (X32) 3. Ketersediaan ruang untuk
komunitas (X33) 4. Kemudahan untuk
berkomnikasi (X34)
4. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) (Yx)
1. Rasa Suka terhadap website (Y11)
2. Rasa suka terhadap tampilan website (Y12)
3. Informasi dapat dipercaya (Y13)
4. Kemudahan Mengakses (Y14)
30
e) Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini pengukuran variabel dilaukan dengan menggunakan
skala likert. Prosedur pengukuran sebagai berikut:
1. Responden diberi pertanyaan-pertanyaan umum yang akan kemudian
akan digunakan sebagai acuan apakah responden masuk kriteria atau
tidak.
2. Responden diberi pilkihan untuk menjawab antara setuju atau tidak
setuju terhadap pernyataan yang diberikan peneliti atas dasar persepsi
masing – masing responden. Jawaban memiliki lima pilihan, yakni:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup Setuju (CS), Kurang Setuju
(KS), Tidak Setuju (TS).
3. Pemberian nilai (Scoring) atas jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan
nilai 5, Setuju (S) diberikan nilai 4, Cukup Setuju (CS) diberikan nilai
43, Kurang Setuju (KS) diberikan nilai 2, dan Tidak Setuju (TS)
diberikan nilai 1.
Tabel 3.3 Bobot Nilai Jawaban Responden
Jawaban Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Kurang Setuju 2
Tidak Setuju 1
31
f) Populasi dan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode slovin. Metode slovin sangat
cocok untuk digunakan dalam pengambilan sampel jika jumlah
populasinya sudah diketahui dengan pasti. Untuk metode slovin dapat
diambil dengan menggunakan rumus,
𝑛𝑛 =
𝑁𝑁1 + 𝑁𝑁𝑒𝑒2
( 7)
𝑛𝑛 = Jumlah sampel
𝑁𝑁 = Jumlah populasi
𝑒𝑒 = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 896 dengan tingkat batas
kesalahan 10% sehingga memiliki tingkat akurasi 90% maka
didapatkan jumlah sampelnya sebanyak 90 siswa.
g) Tabulasi Data
Angket atau kuesioner yang telah di isi dapat diberikan kepada
responden. Selanjutnya akan diseleksi kelengkapan pengisiannya, dan
kuesioner yang terisi lengkap yang hanya akan digunakan dalam
proses selanjutnya. Data yang sudah diseleksi dan disortir diberi kode
khusus sesuai dengan variabel dan klasifikasi variabel, dan selanjutnya
dapat proses tabulasi data menggunakan microsoft excel 2010.
32
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara:
1. Riset kepustakaan: dilakukan untuk memperoleh data-data, teori-teori,
dan studi literatur yang dapat mendukung pembuatan laporan ini.
2. Riset lapangan: dilakukan untuk memperoleh data-data dari responden
dengan cara kuesioner yang mengandung unsur Kualitas Penggunaan (Usability
Quality), Kualitas Informasi (Information Quality), dan Kualitas Interaksi
(Interaction Quality). Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan dari
bulan Februari-Maret. Kuesioner dititipkan kepada salah satu guru kemudian
dibagikan kepada para siswa-siswi SMA IPIEMS Surabaya.
3.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda. Diagram analisis data dapat di lihat pada Gambar 3.5.
33
Gambar 3.5 Diagram analisis data
Mulai
Kuesioner
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Asumsi: 1. Uji Normalitas Data 2. Multikolinearitas 3. Heteroskedastisitas 4. Autokorelasi 5. Linearitas
Analisis Regresi Linear Berganda: 1. Analisis Koefisien Determinasi (𝑅𝑅2) 2. Uji F 3. Uji t
Kesimpulan
Selesai
34
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
a.1 Uji Validitas
Menurut Masrun yang dikutip Sugiyono (2007:124) mengatakan :
Validitas yang tinggi dapat ditunjukkan dengan item yang mempunyai
korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi.
Apabila alat ukur tersebut berada < 0,3 (tidak valid) dan > 0,3 (valid).
Berdasarkan dari pengertian tersebut maka hal ini dilakukan untuk
mengetahui pertanyaan dan pernyataan mana yang valid dan mana yang
tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat
signifikan r kritis = 0,300 apabila alat ukur tersebut berada < 0,300 (tidak
valid). Pengujian statistik mengacu pada kriteria :
1. r hitung < r kritis maka tidak valid
2. r hitung > r kritis maka valid
Pengujian validitas menggunakan microsoft excel, dan tabulasi data yang
ada dimasukan ke SPSS dengan metode Corrected Item Total Correlation.
a.2 Uji Reliabilitas
. Uji keandalan bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul
data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan
atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari
sekelompok individual, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda.
Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan pernyataan yang sudah valid. Teknik perhitungan reliabilitas
kuesioner dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Statistical
35
Product and Service Solution (SPSS) 24 for windows. Item dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai kritis (antara 0,6
dan 0,7). (Sugiyono, 2003:124).
1. Jika nilai Alpha > 0,6 maka reliabel
2. Jika nilai Alpha < 0,6 maka tidak reliabel
b. Uji Asumsi
b.1 Uji Normalisasi Data
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data
yang diambil dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Berdistribusi normal atau mendekati normal merupakan
model regresi yang baik. Jika data tidak berada disekitar wilayah garis
diagonal dan tidak mengikuti garis diagonal atau tidak mengikuti pola
sebaran distribusi normal maka akan diperoleh taksiran yang bias. Metode
klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit.
Berdasarkan data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka
sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai
sampel besar.
b.2 Uji Multikolinearitas
Keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada
model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati
sempurna disebut multikolinearitas. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas.Mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas digunakan metode dengan melihat nilai Tolerance dan
VIF. Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai
36
Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati
terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian
menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10
maka tidak terjadi multikolinearitas.
b.3 Uji Autokorelasi
Keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk
pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut
runtun waktu disebut utokorelasi. Model regresi yang baik tidak ada
masalah autokorelasi. Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan uji
Durbin-Watson (DW test).
1. dU < DW < 4-dU maka H0 diterima (tidak terjadi autokorelasi)
2. DW < dL atau DW > 4-dL maka H0 ditolak (terjadi autokorelasi)
3. dL < DW < dU atau 4-dU <DW < 4-dL maka tidak ada keputusan yang
pasti
b.4 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
Homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut Heterokedastisitas.
Model yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Pendeteksiannya dilakukan dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED (Z predictor) dengan
residualnya SRESID (standardized residual). Deteksi terjadinya
37
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran titik-titik
pada sumbu Y. Jika data tersebut baik di atas maupun di bawah sumbu Y,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
b.5 Uji Linearitas
Linearitas merupakan bentuk hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen adalah linear. Untuk mengetahui apakah variabel
independen dan variabel dependen menunjukkan hubungan yang linear
atau tidak bisa dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi
Linearity dengan signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05.
Bila signifikasi linearity < 0,05 maka H0 diterima, yang berarti regresi
linear.
Bila signifikasi linearity ≥ 0,05 maka H1 ditolak, yang berarti regresi tidak
linear.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode regresi (dan korelasi) merupakan metode paling popular
dan banyak digunakan dalam praktik peramalan bisnis. Analisis regresi
merupakan metode statistik yang digunakan untuk mengidentifikasi
karakteristik dan kekuatan asosiasi atau hubungan antara dua atau lebih
variabel, yaitu satu atau lebih variabel bebas (independent variables) dan
satu variabel terikat/tergantung (dependent variables), menurut Tjiptono
dan Chandra (2005).
38
Analisis regresi linear yang digunakan adalah regresi linear
berganda karena untuk mengetahui pengaruh tiga variabel independen
secara serentak dan secara parsial terhadap variabel dependen.
Model persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
𝑟𝑟 = 𝑎𝑎 + 𝑏𝑏1𝑥𝑥1 + 𝑏𝑏2𝑥𝑥2 + 𝑏𝑏3𝑥𝑥3 ( 8)
dimana: 𝑟𝑟 = variabel dependen
𝑎𝑎 = konstanta
𝑏𝑏1, 𝑏𝑏2, 𝑏𝑏3 = koefisien regresi
𝑥𝑥1, 𝑥𝑥2, 𝑥𝑥3 = variabel independen
Pengujian yang dilakukan pada analisis regresi linear berganda
yaitu uji F dan uji t.
Langkah analisis regresi linear berganda dan prosedur pengujiannya
sebagai berikut:
1. Analisis koefisien determinasi
Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel
independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
bersama – sama terhadap variabel dependen.
3. Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh
39
signifikan terhadap variabel dependen (Y). Tujuan dari uji t adalah
untuk menguji koefisien regresi secara individual.