TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
1.1. Pengawasan dan Pengendalian Mutu
Dalam proyek pembangunan Panghegar Dago Resort, Golf, Spa dan
Club House Bandung diperlukan adanya pengawasan agar pembangunan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, sehingga tidak ada
keluhan dari pemilik proyek maupun pihak-pihak yang terkait lainnya. Pada
awal kontrak telah disepakati dalam rencana kerja dan syarat (RKS), selama
pelaksanaan dan pekerjaan berlangsung maka pengawasam akan dilakukan
terus untuk memeriksa kemajuan dan membandingkannya dengan rencana
kerja.
1.1.1. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Berikut merupakan rincian dari rencana kerja dan syarat (RKS)
pada proyek Panghegar Dago Resort, Golf, Spa, dan Club House
Bandung yang meliputi pengawasan pekerjaan yang kami tinjau :
1. RKS Pengawasan dan Pengendalian terhadap Beton Ready
Mixed
Adapun syarat beton ready mixed berdasarkan RKS yang
berlaku pada proyek ini, adalah sebagai berikut:
a. Beton ready mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-
mixed yang disetujui, pengukuran, pencampuran dan
pengiriman sesuai dengan ACI 301-74, ACI committee 304
dan ASTM C 94 - 92a.
b. Pemeriksaan bagi Pengawas yang ditunjuk diadakan jalan
masuk ke proyek dan ketempat pengantaran contoh atau
pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap waktu.
Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan
pengantaran beton harus diperiksa oleh Pengawas yang
ditunjuk sebelum pengadukan beton.
c. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan
campuran yang sesuai dengan yang telah diuji di
laboratorium dan disetujui, serta secara konsisten harus
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 109
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
dikontrol bersama-sama oleh Kontraktor dan Supplier beton
ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima
adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
laboratorium.
d. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak
boleh melampaui 35 derajat (C).
e. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan
instruksi yang diberikan dari pabrik. Bila dipakai dua atau lebih
bahan tambahan, maka bahan tambahan harus ditambahkan
secara terpisah untuk bahan yang lain dan mengikuti instruksi
pabrik. Bahan tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71
dan ACI 212.1R-64.
f. Menambahkan air pada batching plant dan/atau pada
lapangan proyek pada kesempatan terakhir yang
memungkinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang
ditunjuk. Air tidak boleh ditambahkan selama pengangkutan
beton.
g. Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan
lain apapun hanya boleh dilakukan bila diijinkan dan di
bawah supervisi dari Pengawas yang ditunjuk.
h. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air
yang akurat dan alat untuk menghitung putaran.
i. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah
semen dan agregat dituang ke dalam mixer.
j. Beton harus dituangkan seluruhnya di lapangan proyek dalam
waktu satu setengah jam atau sebelum truk mixer mencapai
300 putaran yang mana yang lebih dulu, setelah semen dan
agregat dituang ke dalam mixer. Dalam cuaca panas, batasan
waktu harus diturunkan seperti ditentukan oleh Pengawas
yang ditunjuk.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 110
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
k. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal)
tidak diijinkan.
l. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu
perbedaan (deviasi) pada slump atau sifat pengecoran, harus
diberikan ukuran yang disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk
untuk menjaga kondisi normal. Penggumpalan beton karena
agregat yang panas, air, semen atau kondisi lainnya tidak
diijinkan, dan beton harus ditolak.
m. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72
(Recommended Practice for Consolidation of Concrete).
2. RKS Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Bahan
Semen
Berikut merupakan syarat-syarat dan ketentuan
penyimpanan semen berdasarkan RKS:
a. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal
setara dengan Semen Tiga Roda yang sesuai dengan syarat-
syarat :
- Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972).
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate).
- Mendapat Persetujuan Perencana / pengawas.
b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang
sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam -
macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur
yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
c. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan.
Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya
dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 111
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air,
diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm
dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m atau maksimum 10 sak,
setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut
urutan pengirimannya.
d. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-
kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak,
membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test
lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan
dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
Agregat
Syarat dan ketentuan penyimpanan agregat pada
proyek ini berdasarkan RKS adalah sebagai berikut:
a. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat
kasar) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-
1956)
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Tidak Mudah Hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan
tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya.
b. Semua agregat harus bersih, keras dan mempunyai sifat
kekekalan (tahan lama) seperti disyaratkan. Mencuci,
memproses, memisahkan, mencampur dan sebagainya harus
dilaksanakan seperlunya untuk mendapatkan gradasi dan
syarat-syarat mekanik yang disyaratkan.
c. Agregat boleh berasal dari sumber/tambang atau sumber alam
lain dan harus diproses seperlunya untuk memenuhi
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 112
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
persyaratan spesifikasi. Semua sumber harus disetujui oleh
"Pengawas yang ditunjuk" seperti dinyatakan dalam kondisi
umum dari kontrak.
A. Agregate halus (Pasir)
Agregate halus terdiri dari pasir.
a. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang
diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar
lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus
dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3.
b. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran
partikel-partikel seperti yang ditentukan di pasal 3.5.
dari NI-2. PBI'71.
c. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4
mm harus minimum 2% berat; sisa di atas ayakan 1
mm harus minimum 10% berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.
d. Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat,
sebagai berikut :
- Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur
maksimum 10%.
- Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur
maksimum 15%.
e. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga
terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
f. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus
untuk semua mutu beton.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 113
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
(Sumber: www.google.com)
Gambar 3.108 Penyimpanan Pasir Beton yang Baik
B. Agregat kasar (kerikil dan/atau batu pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil
desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih
kecil dari 30 mm, keras, kuat dan bebas dari lumpur,
tanah liat dan bahan-bahan organik.
a. Gradasi dari agregat kasar harus sesuai dengan PBI –
1971
b. Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti
dinyatakan di PBI - 1971 NI - 2 Bab 3.5. Sisa di atas
ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa di atas ayakan 4
mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih
antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10%
berat.
c. Mutu koral ; butir-butir keras, bersih dan tidak
berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih
maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat
aktif alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 114
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
d. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat
sebagai berikut :
- Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur
maksimum 12%.
- Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang
hancur maksimum 18%.
e. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan
bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji
20t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19
mm lebih dari 24% berat.
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm
lebih dari 22% atau dengan mesin pengaus Los
Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih
dari 50% .
f. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
(terhadap berat kering) yang diartikan lumpur adalah
bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar harus
dicuci.
g. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali
yang dapat merusak beton.
h. Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus
sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.
i. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang
mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan
Pengawas.
i. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara
keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 115
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air, dalam proporsi
campuran yang akan dipakai.
j. Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk
mengadakan test kualitas dari agregat-agregat
tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh
Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang
diakui atas biaya Kontraktor.
k. Dalam hal adanya perubahan sumber
dari mana agregat tersebut disupply, maka
Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan
kepada Pengawas.
l. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak
terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
Air
Persyaratan air yang digunakan dalam proyek ini berdasarkan
RKS adalah sebagai berikut:
a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-
pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna,
tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek
merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-
syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2-1971) dan diuji
oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib
dengan biaya ditanggung oleh pihak Kontraktor.
b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan
untuk dipakai.
c. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m dan
kombinasi sulfat (SO3) tidak melebihi 1000 p.p.m. Apabila
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 116
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
dipandang perlu. Konsultan Pengawas dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.
Besi Beton
Syarat dan ketentuan pengecekan serta pemeriksaan mutu
tulanagan berdasarkan RKS adalah sebagai berikut:
a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat:
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak,
karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan
sebagainya).
- Dari jenis baja mutu U-24 untuk < 13 mm dan U50
untuk D 13 (ulir) dan D10 (ulir).
- Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-ketentuan PBI 1971.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.
b. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari
ketentuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan
perencana/pengawas.
c. Besi beton harus disupply dari satu sumber
(manufacture) dan tidak diperkenankan untuk mencampur-
adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus
disertakan dengan Mill Certificate.
d. Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian
mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai
dengan petunjuk Pengawas. Batang percobaan diambil
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 117
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
dibawah kesaksian Pengawas. Jumlah test besi beton
dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 55
ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi beton juga akan
dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
pengawas.
e. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-
gambar atau mendapat persetujuan pengawas.
Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus
menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak
bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh
lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi
beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas,
kulit giling atau bahan-bahan lain yang
merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang
tepat.
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena
kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi (R.K.S.) diatas,
harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima
instruksi tertulis dari pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.
Admixture dan Surface Treatments
Menurut RKS penyimpanan admixture ini yaitu :
a. Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan,
waktu pengikatan dan pengerasan maupun maksud-maksud
lain dapat dipakai bahan admixture.
b. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest
dan disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas.
c. Admixture yang telah disimpan lebih dari 6 bulan dan telah
rusak, tidak boleh dipergunakan.
d. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu,
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 118
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai hal
tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan
nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi,
jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu.
e. Berikut ini adalah bahan-bahan admixture dan bahan-bahan
untuk Surface Treatment yang dapat digunakan sebagai
referensi untuk produk yang setara.
Tabel 3.9 Bahan Admixture dan Surface Treatment
(Sumber: Rencanca Kerja dan Syarat)
Penggunaan FOSROC SIKASikalatex
Bonding Agent Nitobond EP Sika Top 77DSikabond
Release AgentReebol & Reebol
EmulsionSika-Form-Oil-LSD
Curing Compounds Concure WB Antisol E WhiteConcure 75 Antisol E 125Concure P Antisol S
Concure PI
Water reducingImproved Workability
Increased StrengthCement Saving
Risk of Segregation & Bleeding minimized
Conplast P211
Plastocrete-NPlastocrete-NC
SpecialSikament-NNSikament-LNSikament-163Sikament-520
Super Plasticing, Water Reducing, Strength
Accelerating Admixture, Increased Workability,
Self Compacting, Acceleration of Strength,
Reduce Permeability, Reduced Segregation
Conplast SP430D Plastiment-VZ
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 119
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Retarding Admixture, Long Distance Deliveries,
For Concreting in Hot Weather Conditions, to
Prevent Pump Blokages, in Large Pours and
Slipforming to Prevent Cold Joints, Improved
Workability, Gives Controlled Retardation of Set Time, Extends Placing Time, Reduce Bleeding &
Segregation
Conplast RP264(M)
Plastocrete-RMCPlastiment-AR
Plastiment RTD-01Plastocrete-R
Sika Retardor-025Sika-Retarder
f. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang
seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan
cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu admixture
3. RKS Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Mutu
Tulangan
Beberapa hal yang harus di cek pada pekerjaan tulangan di
lapangan berdasarkan RKS adalah sebagai berikut:
a. Diameter tulangan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
direncanakan.
b. Jarak antar tulangan sesuai dengan gambar kerja.
c. Jumlah penulangan harus sesuai dengan gambar kerja.
d. Pemasangan beton decking, meliputi
e. Pada saat penulangan harus dipasang beton deking yang
tebalnya ≤ ukuran selimut beton yang ada pada gambar kerja.
f. Sambungan tulangan seperti pada sambungan antara kolom
dan balok (expansion joint) serta bengkokan pada tulangan
harus sesuai dengan daftar bengkokan tulangan.
g. Tulangan pendukung (standing support) jika ada pada gambar
kerja juga harus dilakukan pengecekan terhadap jumlah dan
posisinya.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 120
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
h. Pengecekan terhadap penulangan tumpuan dan lapangan
disesuaikan dengan gambar kerja
3.4.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan di Lapangan
(Quality Control)
Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan
standard, maka mutu bahan untuk struktur harus sesuai dengan
standard kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian
mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian dan pelaksanaan.
Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah
beton itu sendiri, besi dll. Sedangkan untuk pengendalian mutu
pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan struktur
yaitu beton bertulang. Pengawasan dan pengendalian mutu proyek
meliputi:
1. Pengawasan dan Pengendalian terhadap Beton
Beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus,
semen, air dan sedikit tambahan bahan admixture / additive jika
diperlukan, Bahan-bahan tersebut dicampur sehingga homogen
dengan perbandingan yang telah direncanakan.
Proporsi dari unsur pembentuk beton ini harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga terpenuhi syarat-syarat:
1. Kelecakan tertentu yang memudahkan adukan ditempatkan
pada bekisting (workability) dan kehalusan muka (finishability)
beton basah, yang ditentukan dari :
1. Volume pasta adukan
2. Keenceran pasta adukan
3. Perbandingan campuran agregat kasar dan halus
4. Kekuatan rencana dan ketahanan (durability) pada kondisi
beton setelah mengeras
2. Ekonomis dan optimum dalam pemakaian semen.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 121
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971.
Kekuatan dan penggunaan beton berdasarkan komponen struktur
yang digunakan pada proyek ini yaitu :
Tabel 3.10 Kebutuhan Kekuatan Setiap Komponen Struktur (Sumber: Rencana Kerja dan Syarat)
Pada proyek ini, beton yang digunakan adalah beton ready
mix yang suppliernya berasal dari PT. Pioneer Beton dan PT.
Adhimix. Pengendalian mutu beton ready mix yang disupply dari
PT. Pioneer Beton dan PT. Adhimix ini adalah pengecekan nilai
slump yang dilakukan oleh staff Quality Control. Setiap
kedatangan truck mixer kelokasi proyek diambil tiga sampel
untuk beton K-350 dan tiga sampel benda uji beton K-400 untuk
jenis pekerjaan struktur atas yang kemudian di uji tekan
dilaboratorium.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.109 Truk Mixer PT. Adhimix (Ready Mix)
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 122
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Dalam pemilihan material yang dipakai, pasti terdapat
keuntungan dan kerugian masing-masing. Keuntungan dengan
menggunakan beton ready mixed adalah :
a. Menghindari kotornya proyek karena penimbunan material.
b. Mempercepat pekerjaan pengecoran.
c. Bila terjadi penurunan mutu beton, kontraktor bisa meminta
pertanggung jawaban pada supplier ready mixed.
d. Menjamin mutu hasil pengecoran.
Sedangkan kerugian dari penggunaan beton ready mixed ini
adalah:
a. Bila terjadi kelebihan beton akibat pemesanan, maka tanggung
jawab ada pada kontraktor.
b. Jika pada saat pengecoran terjadi pembatalan akibat cuaca
seperti hujan, maka adukan harus dibuang jika terlalu lama
disimpan di dalam mixer. Hal ini tentunya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
c. Terjadinya keterlambatan pengecoran apabila terjadi
kesalahpahaman komunikasi antara kontraktor dan supplier
ready mixed.
2. Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Bahan
Kualitas pekerjaan yang baik, salah satunya didapat dari
bahan yang memenuhi standar yang ditetapkan. Untuk itu perlu
adanya pengawasan dan pengendalian mutu bahan di lapangan
yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara
penggunaan, perawatan, dan pemeliharaannya. Pengawasan dan
pengendalian terhadap mutu bahan meliputi:
1. Semen
Semen Portland yang digunakan yaitu jenis I menurut
N.I.8 1965 atau type 1 menurut ASTM C.150 dan menurut
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 123
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
S.400 menurut standar cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (N.I.8-1972).
Semen ini digunakan sebagai bahan perekat pada
campuran beton yang digunakan untuk konstruksi umum
seperti: membuat jalan, selokan, kolom praktis dan lain-lain
yang termasuk non structural.
Salah satu pengawasan yang dilakukan adalah
penyimpanan semen Portland yang disimpan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah + 10 cm dan ditumpukkan sesuai dengan
syarat penumpukkan semen yaitu semen disimpan dalam
gudang agar terhindar dari kerusakan-kerusakan yang akan
mengurangi mutu semen.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.110 Penyimpanan Semen di Lapangan
2. Agregat
Pada proyek ini pengawasan yang dilakukan terhadap
aggregat yaitu agregat tersebut ditempatkan di tempat yang
elevasinya lebih tinggi agar apabila hujan, material ini tidak
akan tergenang. Selain itu, pada saat hujan material agregate
di tutupi terpal untuk menjaga mutu agregate dan agregat
tidak tergerus oleh air hujan.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 124
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.111 Penyimpanan pasir di Lapangan
3. Air
Pada proyek ini, air berasal dari area proyek itu sendiri
yang diambil dengan cara pengeboran dan dibantu dengan
alat pompa jet pump. Kualitas air telah diuji kelayakannya
dilaboratorium yang dirujuk MK.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.112 Proses Pengeboran dan Jet Pump
4. Admixture
Pada proyek ini penggunaan admixture adalah Concure
75 produksi Fosroc yang digunakan pada pekerjaan curing
metode curing compound dan cairan integral pada pekerjaan
pengecoran. Untuk pengawasan bahan admixture ini
disimpan dalam gudang dan dipisahkan dari material lainnya.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 125
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
5. Pengendalian Terhadap Mutu Beton
Untuk pengendalian mutu beton ready mix dilakukan dengan
cara berikut:
a. Pengujian Nilai Slump
Tes slump adalah tes untuk mengetahui seberapa
mudah beton dikerjakan. Kemudahan beton dikerjakan
adalah parameter mudahnya beton untuk di angkut, dicor
dan dipadatkan. Secara mudah bahwa tes slump ini untuk
mengukur keenceran campuran beton sebelum dicor. Jika
nilai slump beton tinggi maka beton semakin mudah untuk
diangkut, dicor dan dipadatkan. Akan tetapi nilai slump
dalam beton mempunyai nilai ambang batas, artinya beton
tidak boleh mempunyai nilai slump yang terlalu tinggi dan
juga tidak boleh mempunyai nilai slump yang terlalu
rendah. Jadi kesimpulannya secara tidak langsung tes
slump ini tidak berpengaruh pada kekuatan beton hanya
berpengaruh pada kemudahan untuk dikerjakan.
Pada proyek ini, supplier beton berasal dari PT.
Pioneer Beton dan PT. Adhimix sebagai sub kontraktor
beton. Beton segar yang akan dicorkan sebelumya
dilakukan pengujian kedatangan material yang dilakukan
dengan tes slump secara berkala setiap akan melakukan
pengecoran. Cek slump ini dilakukan tiap kedatangan 30
m3 untuk beton K-350 dan K-400, cek slump dilakukan
setiap kedatangan truck mixer.
Alat-alat Untuk Melakukan Tes Slump :
1. Tabung kerucut tes slump
2. Skop kecil / cetok
3. Mistar / pengaris
4. Besi diameter 16 mm untuk memadatkan
5. Papan untuk meratakan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 126
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Selama pelaksanaan Kontraktor diharuskan
mengadakan slump test menurut syarat-syarat dalam PBI
1971. Maksimum slump beton antara 10 – 18 cm. Cara
pengujian slump adalah sebagai berikut :
Tahapan pengujian nilai slump adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan peralatan untuk pengujian slump meliputi
kerucut abram yang memiliki diameter puncak 100
mm, diameter dasar 200 mm, dan tinggi 300 mm.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.113 Beton Segar dan Kerucut Abrams
2. Letakkan kerucut abram pada bidang datar dan
tuangkan adukan beton segar sebanyak tiga lapis,
masing-masing lapisan setinggi 1/3 kerucut. Tumbuk
menggunakan besi penumbuk sebanyak 25 kali tiap
lapisan agar udara yang terkandung dalam beton
keluar.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.114 Pengisian Beton Segar ke Kerucut Abrams
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 127
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.115 Penumbukan Beton di dalam Kerucut Abrams
3. Setelah kerucut abram terisi penuh, ratakan bagian
atas menggunakan batang penumbuk.
4. Angkat perlahan kerucut abram secara vertikal dengan
hati-hati.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.116 Proses Pengangakatan Kerucut Abrams
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.117 Beton yang Sudah Dilepas dari Kerucut Abrams
5. Setelah kerucut dibuka, lakukan pengukuran nilai
slump dengan cara mengukur menggunakan kerucut
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 128
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
yang dibalik dan diletakkan berdampingan dengan
beton. Simpang penumbuk besi secara horizontal dan
ukur penurunan beton menggunakan meteran.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.118 Pengukuran Nilai Slump
6. Jika nilai slump sudah sesuai, maka pengecoran dapat
dilakukan. Apabila nilai slump tidak sesuai dengan
ketentuan, biasanya beton ditambahkan zat aditif
supaya kelecakan beton terpenuhi.
7. Beberapa kemungkinan hasil tes slump dimana dapat
terjadi nilai terlalu tinggi atau nilai terlalu rendah.
Slump yang baik dapat dilustrasikan pada gambar
dengan inisial true, adapun untuk inisial shear dan
collapse beton masih terlalu encer dengan kata lain
bahwa nilai slump beton terlalu tinggi. Beton yang
terlalu encer walaupun mudah untuk dikerjakan akan
tetapi secara keseluruhan hasil akhir beton masih
kurang bagus,
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 129
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
(Sumber: www.google.com)
Gambar 3.119 Bentuk Kerutuhan Beton
Kategori keenceran beton dengan berbagai variasi nilai
slump:
Tabel 3.11 Nilai Slump (Sumber: Rencana Kerja dan Syarat)
Berdasarkan rekomendasi yang tercantum dalam
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat), berikut nilai
slump yang direkomendasikan berdasarkan jenis
konstruksinya.
Tabel 3.12 Rekomendasi Slump Pada Keadaan/Kondisi Normal
(Sumber: Rencana Kerja dan Syarat)
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 130
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump
dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm di atas harga maksimum.
Jika pengecoran menggunakan concrete pump dan placing boom
maka nilai slump bisa dinaikkan menjadi 14 – 18 cm, dengan
dicampur bahan palsticizer.
b. Pembuatan Benda Uji
Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda
uji. Test selama pekerjaan dengan membuat masing-masing 3 benda
uji silinder/kubus untuk beton K-350 dan K-400 dari setiap 30 m3
atau sebagian dari pada itu, atau dari pengecoran setiap hari, pilih
yang paling menentukan, dari setiap mutu beton yang berbeda dan
dari setiap perencanaan campuran yang dicor. Buat dan simpan
benda uji silinder/kubus tersebut sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Test satu silinder/kubus pada hari ke 7 dan test satu
silinder/kubus pada hari ke 28. Simpan satu silinder/kubus sebagai
cadangan untuk test pada hari ke 56, jika test pada hari ke 28 gagal.
Jika test silinder/kubus pada hari ke 28 berhasil, test silinder/kubus
cadangan untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua
silinder/kubus pada hari ke 28. Sediakan fasilitas pada lokasi proyek
untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan
penguji.
Benda uji pada proyek ini adalah beton berbentuk silinder
dengan ukuran diameter 15cm x 30cm yang akan dsilakukan
pengujian di laboratorium.
Adapun langkah-langkah pembuatan benda uji tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Meletakan cetakan diatas permukaan yang rata, bersih dan kuat,
Siapkan peralatan untuk pembuatan uji berupa silinder
berukuran 15 cm x 30 cm yang terbuat dari besi dan batang
penumbuk.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 131
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.120 Beton Segar, Cetakan Beton dan Batang Penumbuk
2. Isi cetakan masing-masing tiga lapis beton segar.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.121 Proses Pengisian Beton ke Dalam Cetakan
3. Tumbuk masing-masing lapis sebanyak 25 kali.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.122 Proses Penumbukan Beton di Dalam Cetakan
4. Setelah setiap lapisan ditumbuk pukul bagian sisi cetakan
menggunakan palu karet yang berfungsi untuk mengeluarkan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 132
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
udara dari dalam beton. Palu karet ini biasa disebut external
vibrator.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.123 Proses Pemukulan Menggunakan Palu Karet
5. Beton yang sudah dicetak kemudian diberi label. Dan siap untuk
dilakukan pengujian.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.124 Contoh Benda Uji
Pada proyek ini pembuatan benda uji dilakukan oleh
pihak sub kontraktor ready mix yang disaksikan oleh pengawas
dari pihak kontraktor. Benda uji yang telah dibuat dan akan di
tes secara independen, disimpan di tempat teduh dan dirawat
dengan cara disiram air setiap jangka waktu tertentu sebelum
diuji di laboraturium.
c. Pengujian sampel beton
Pada proyek ini pengujian benda uji dilaksanakan oleh pihak
sub kontraktor ready mix di laboratorium teknik sipil ITB yang
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 133
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
datanya akan diberikan kepada pihak kontraktor setelah pengujian
ketiga buah benda uji selesai. Pengujian dilakukan pada saat benda
uji berumur 3 hari, 7 hari dan 28 hari.
Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang memiliki nilai
kekuatan yang khas, maksudnya apabila beton tersebut diperiksa
dengan beberapa benda uji, nilai kekuatannya akan menyebar
dikarenakan nilai masing-masing benda uji memiliki kekuatan yang
berbeda, sehingga memiliki nilai rata-rata tertentu. Besar kecilnya
nilai penyebaran ini bergantung pada tingkat kesempurnaan dari
pelaksanaannya. Dengan menganggap nilai penyebarannya adalah
normal, maka ukuran dari besar kecilnya penyebaran tersebut
merupakan mutu dari pelaksanaannya. Ukuran mutu pelaksanaannya
adalah standar deviasi menurut rumus:
Dimana:
Sd = standar deviasi (kg/cm2)
= kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing
benda uji (kg/cm2)
= kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)
N = jumlah seluruh benda uji yang diperiksa, jumlah benda
uji minimal adalah 20 buah.
Berikut disajikan contoh perhitungan statistik benda uji oleh
QC, data hasil uji kuat tekan beton karakteristik K-300 yang diambil
sebanyak 20 sampel pada periode 10 Desember 2011 sampai dengan
tanggal 23 Desember 2011 yang dikerjakan oleh PT. Pioneer.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 134
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Tabel 3.13 Contoh Data Benda Uji dari PT. Pioneer (Sumber dari data perhitungan QC)
Tabel 3.14 Contoh Data Benda Uji dari PT.Pioneer (Sumber dari perhitungan QC)
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 135
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Tabel 3.15 Contoh Perhitungan Statistik Benda Uji dari PT. Pioneer (Sumber dari data
perhitungan QC)
Dari tabel 3.15 didapat hasil kuat tekan rata-rata (fcr) sebesar
359,50 kg/cm² dan nilai standar deviasi (sd) sebesar 18,77.
Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan benda uji
menyebar normal, maka kekuatan karakteristik beton adalah yang
dinyatakan dalam :
Dimana sd merupakan deviasi standar yang ditetapkan
sebelumnya.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 136
fcr=
= = 18,77
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Namun pada kenyataannya, ada kemungkinan sebesar 5% kekuatan
tidak memenuhi kuat tekan beton karakteristiknya. Selagi adanya
kemungkinan yang terjadi tidak jauh melebihi 5%, maka kekuatan beton
masih dapat diterima untuk digunakan.
Berikut disajikan perhitungan kuat tekan karakteristik (f’c).
adalah beton karakteristik. Beton karakteristik adalah kekuatan
tekan dari sejumlah benda uji, benda uji yang dimaksud adalah benda uji
beton berbentuk kubus dengan sisi 15 cm pada umur 28 hari. Jika benda
uji tidak berbentuk kubus bersisi 15 cm melainkan berbentuk kubus bersisi
20 cm ataupun silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, maka
perbandingan kuat tekan .betonnya dinyatakan dalam tabel berikut:
Tabel 3.16 Perbandingan Kuat Tekan Beton (Sumber dari PBI 1971)
Ukuran Benda Uji Perbandingan Kekuatan Tekan
Kubus 15 x 15 x 15 cm 1,00Kubus 20 x 20 x 20 cm 0,95
Silinder 15 x 30 cm 0,83
Dari contoh perhitungan stastik yang dilakukan oleh QC diatas
dengan jumlah sampel sebanyak 20 dapat disimpulkan bahwa:
- Fcr =
- Sd = 18,77
- F’c = 328 kg/cm2
- Dengan nilai penyimpangan = 5,2%....... (memenuhi)
jadi K-300 tercapai.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 137
f’c = fcr-1,64 sd = 359,50 – 1,64*18,77 = 328,71 kg/cm²
penyimpangan = * 100% = * 100% = 5,2.......5% (kategori baik)
jadi K-300 tercapai.
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Namun dari perhitungan statistik diatas cara seperti itu tidak boleh
dilakukan. Karena yang dinamakan perhitungan statistik benda uji adalah
perhitungan yang dilakukan untuk benda uji yang memiliki tanggal, waktu
dan kondisi pengecoran yang sama. Perlu diketahui, meskipun benda uji
tersebut memiliki tanggal, waktu dan kondisi pengecoran yang sama,
belum tentu masing-masing benda uji tersebut memiliki kekuatan dan
mutu yang sama pula. Maka dari itu perhitungan statistik yang dilakukan
oleh pihak QC diatas adalah perhitungan yang perlu dihitung kembali,
karena mengkolektifkan semua benda uji dari tanggal kedatangan material
beton yang berbeda.
Berikut ini disajikan perhitungan statistik ulang dengan
menghitung masing-masing nilai standar deviasi sesuai dengan waktu
pengambilan benda uji. Perhitungan statistik ini menggunakan data yang
sama (table 3.14) dan mutu rencana K-300. Karena untuk perhitungan kuat
tekan harus dilakukan minimal 3 buah sampel maka contoh diambil no. 2 :
Dari hasil contoh perhitungan statistik ulang untuk no. 2 tersebut
didapatkan :
- Fcr =
- Sd = 3,54
- F’c = 344,74 kg/cm2 > 300 …..OK
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 138
fcr=
= = 3,54
f’c = fcr-1,64 sd = 350,55 – 1,64(8,41) = 344,74 kg/cm²
penyimpangan = * 100% = * 100% = 1,0% (memenuhi)
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
- Karena didalam pelaksanaan pembuatan beton memungkinkan terdapat
kekuatan yang tidak memenuhi syarat, yang besarnya diperhitungkan
sebesar 5%, maka dapat dihitung dengan rumus : * 100%
Dan didapat nilai penyimpangan = 1,0 %....... (memenuhi)
jadi K-300 tercapai.
Meskipun nilai hasil perhitungan QC dan perhitungan ulang yang
dilakukan perbedaan angka tidak berbeda jauh. Namun apabila cara
perhitungannya salah maka, jika tetap dilaksanakan dilapangan ini
sangat berbahaya, bisa menimbulkan kegagalan struktur bangunan
tersebut.
Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu mutu
beton dikatakan dicapai dengan memuaskan bila persyaratan berikut
terpenuhi :
1. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil benda uji yang masing
masing terdiri beberapa hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (f’c +
0,82 Sd).
2. Tidak satupun dari hasil uji tekan mempunyai nilai dibawah 0,85
f’c.
Setelah melakukan pengujian sub kontraktor membuat laporan
tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 139
F’c + 0,82 Sd = 344,74 + 0,82(354)
= 347,572
Maka, fcr = 350,55 > 347,572 (memenuhi syarat)
0,85 f’c = 0,85(344,74)
= 293,03
Maka, f’c = 344,74 > 293,03 (memenuhi
syarat)
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi
dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Pengawas
segera sesudah percobaan, paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah
pengecoran, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik,
deviasi standar, campuran adukan, berat silinder/kubus benda uji dan
data-data lain yang diperlukan.
3. Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Mutu Tulangan
Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang apakah
itu polos atau ulir, yang digunakan untuk penulangan beton.
Tulangan mempunyai fungsi yang sangat penting pada konstruksi
beton karena daya dukung struktur beton bertulang didapatkan dari
hasil kerjasama antara beton dengan tulangan. Dalam beton
bertulang, baja tulangan berfungsi sebagai penahan tarik karena
beton sangat lemah terhadap tarik.
Dalam pelaksanaan proyek ini mutu baja yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Baja tulangan polos dengan diameter < 13 mm memiliki mutu
BJTP-24 dengan tegangan leleh minimal (fy) 2400 kg/cm2.
Diameter yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan gambar
kerja.
b. Baja tulangan ulir dengan diameter ≥ 13mm memiliki mutu
BJTD-40 dengan tegangan leleh (fy) 3900 kg/cm2. Diameter yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan gambar kerja.
c. Wiremesh untuk pelat lantai dengan mutu U-50 dengan ukuran
15cm x 15cm.
Untuk melakukan pengendalian mutu tulangan, pada saat
material baja tulangan ini sampai di lokasi proyek, staf QC
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 140
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
melakukan pengecekan baja tulangan yaitu mengecek jumlah baja
tulangan, mengecek diameter dan panjang tulangan secara acak dan
kemudian tiap masing-masing diameter diambil 2 sampel baja
tulangan untuk di uji tarik dan uji tekan. Kemudian mengisi suatu
formulir yang disebut formulir Pemeriksaan Secara Acak Material
Besi Beton.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.125 Pengecekan material besi beton
Kemudian, untuk mengecek mutu tulangan, sampel uji yang
telah diambil di tes di Laboratorium yang telah di rujuk oleh MK.
Uji yang dilaksanakan untuk quality control baja tulangan ini adalah
uji tarik. Setelah hasil tes keluar, maka dilakukan analisa dan
kemudian staf QC mengisi form Analisa Test Benda Uji Besi Beton
untuk memonitoring besi tulangan yang digunakan.
Penyimpanan baja tulangan dalam lingkungan proyek sangat
penting untuk melindungi tulangan dari karat. Dalam proyek ini,
untuk mengendalikan mutu tulangan ini harus disimpan secara benar
sesuai dengan RKS. Kemudian untuk memonitoringnya, dilakukan
pengawasan penempatan material dengan mengisi Form
Pemeriksaan Penyimpanan dan Penempatan Material.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 141
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.126 Penyimpanan Material Besi Tulangan
4. Pengawasan dan Pengendalian Hasil Pengecoran di Lapangan
Begitu pengujian laboratorium telah lengkap dengan sesuai syarat,
pengujian dengan skala penuh memakai tempat dan peralatan yang akan
dipakai untuk pekerjaan permanen harus dilaksanakan. Tempat dan
peralatan harus dipelajari dan dicoba untuk pemenuhan persyaratan-
persyaratan sebelum percobaan-percobaan lapangan tersebut diadakan.
Pengujian seperti di atas harus dilakukan dan campuran
dimodifikasi sampai hasilnya memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditentukan. Untuk setiap trial mix, harus dibuat sedikitnya tiga
silinder/kubus untuk penilaian.
Selain itu, untuk melepas cetakan dan perancah (pada pekerjaan
beton), kuat tekan beton diambil dari contoh benda uji silinder/kubus
yang dibuat mengikuti ketentuan yang berlaku, selanjutnya diletakkan
dan dirawat sama dengan struktur beton pada tempat yang bersangkutan.
1. Pengecekan Awal
1. Pemeriksaan posisi dan tebal beton decking apakah telah
dapat sesuai dengan perencanaan.
Berikut merupakan tebal beton decking yang digunakan pada
proyek ini.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 142
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Tabel 3.17 Tebal Selimut Beton Minimum
(Sumber: Rencana Kerja dan Syarat)
2. Pemeriksaan tulangan. Pemeriksaan berdasarkan dimensi,
jumlah, jarak antar tulangan, dan pola ikatannya.
Juga dilakukannya inspeksi pembesian dua kali sebelum
pengecoran dengan kriteria keterimaan (toleransi) sebagai
berikut:
Jarak bersih ke bekisting ± 5 mm
Jarak minimum tulangan – 5 mm
Tinggi tulangan atas 2 cm = ± 5 mm
Tinggi tulangan atas 2 cm & ≤ 6 cm = ± 10 mm
Tinggi > 6 cm ± 25 mm
Toleransi arah melintang 50 mm
Toleransi arah memanjang ± 50 mm
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 143
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
3. Pemeriksaan bekisting dengan diadakannya inspeksi
bekisting yang dilakukan dua kali sebelum pengecoran
dengan kriteria keterimaan (toleransi) sebagai berikut:
Vertikaliti kolom, dinding panjang 3 m = 5mm
Vertikaliti kolom, dinding panjang max = 25 mm
Sudut kolom ekspos vertikal panjang 6 m = 5 mm
Sudut kolom ekspos vertikal panjang = 12 mm
Level sisi bawah plat panjang 3 m = 5 mm
Level sisi bawah plat panjang 6 m = 10 mm
Level sisi bawah palt panjang max = 20 mm
Level sisi bawah balok lintel, parapet dan garis ekspos
panjang 6 m = 5 mm
Level sisi bawah balok lintel, parapet dan garis ekspos
panjang max = 12 mm
Garis bangunan bentang max = 25 mm
Garis bangunan bentang 6 m = 12 mm
Garis bangunan tiap bentang = 12 mm
Posisi opening lantai dan dinding ± 5 mm
Posisi potongan melintang kolom, balok, dinding = - 5mm
Posisi potongan melintang kolom, balok, dinding = + 12
mm
Ukiran tutup pondasi dalam denah -5 mm
Ukiran tutup pondasi dalam denah + 50 mm
4. Pemeriksaan sudut-sudut dan sambungan bekisting, jangan
sampai ada celah yang dapat mengakibatkan keluarnya air
semen.
5. Bekisting harus sesuai dengan shop drawing dan sesuai
dengan leveling.
6. Pemeriksaan kekokohan dari bekisting. Bekisting harus
mampu menahan beban dari adukan beton yang belum
mengeras.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 144
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
7. Permukaan beton lama yang nantinya akan disambungkan
dengan beton baru harus mempunyai permukaan kasar dan
telah disapu dengan spesi adukan semen yang sesuai dengan
campuran beton baru.
8. Pemeriksaan kelayakan alat penggetar (internal atau external
vibrator). Untuk jumlah alat penggetar internal vibrator,
diperkirakan penyesuaiannya dengan tabel berikut.
Tabel 3.18 Jumlah Minimum Internal Vibrator
Kecepatan Mengecor Beton Jumlah Alat
4 m3 beton/jam 2
8 m3 beton/jam 3
12 m3 beton/jam 4
16 m3 beton/jam 5
20 m3 beton/jam 6
9. Pemeriksaan alat bantu seperti pipa tremi atau drop bucket.
10. Pemeriksaan kebersihan area yang akan di cor dari kotoran-
kotoran yang ada.
11. Permukaan sebelah dalam acuan yang nantinya menempel
dengan beton harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak
agar tidak berbekas.
12. Adonan beton harus mencapai surface saturated dry.
2. Pengecoran Beton
1. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada kondisi:
a. hujan, air hujan langsung terkena area pengecoran
b. temperatur udara melebihi 30°C
c. lembab nisbi dari udara kering kurang dari 40%
d. tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m²/jam.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 145
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Pada poin (a), tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan
protection weather shield yang salah satunya adalah dengan
mendirikan tenda penutup di atas area pengecoran apabila di
lokasi pengecoran sedang hujan.
Pada poin (b,c,d), pengecoran masih dapat dilakukan dengan
menambahkan admixture yang sesuai dengan keperluan dan
kondisi tempat pekerjaan. Penggunaan admixture hanya
diizinkan dalam kondisi mendesak dan darurat.
1. Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan
dan sebelum beton mengeras.
2. Pengecoran beton harus sesuai dengan siar pelaksanaan,
maksudnya pengecoran harus dilakukan tanpa berhenti
sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui
sebelumnya, atau sampai pekerjaan selesai. Hal ini
dimaksud untuk menjamin homogenitas beton dan kedap
airnya beton.
3. Jarak jatuh bebas beton harus pada ketinggian kurang dari
150 cm, apabila melebihi batas tersebut dapat
menyebabkan segregasi spesi beton. Dan dilarang untuk
menimbun beton dalam jumlah banyak pada satu tempat
dengan maksud untuk kemudian diratakan.
4. Melakukan tes slump selama pelaksanaan pengecoran di
lapangan, hal ini agar menjamin bahwa nilai air semen
tetap sesuai dengan mix design.
5. Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar. Posisi alat
penggetar harus lurus, untuk kondisi tertentu alat
penggetar bisa dimiringkan sebesar 45°. Pekerjaan ini
dilakukan agar semua sudut terisi, sela-sela di antara dan
di sekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser
kedudukan tulangan tersebut, membuat agar permukaan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 146
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
menjadi halus dan rata, mengeluarkan gelembung-
gelembung udara, dan mengisi semua rongga.
6. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus
mendapat persetujuan pengawas.
3. Curing
Perawatan beton (curing) adalah kegiatan penjagaan
beton setelah pengecoran dan finishing pengecoran agar
beton tetap lembab.
Dengan menjaga kelembaban beton, lekatan antara
pasta semen dan agregat akan menjadi sangat bagus sehingga
hal ini menjadikan beton berkualitas baik, kuat, dan tahan
lama. Sebaliknya, penguapan air yang terjadi setelah
pengecoran akan menjadikan beton jelek. Selain itu, proses
ini dapat menjadikan permukaan beton menjadi halus (tidak
banyak retak rambut pada permukaan beton), lebih awet, dan
memberikan perlindungan terhadap besi tulangan beton yang
lebih baik.
Perawatan beton sangat dibutuhkan segera jika keadaan
lokasi pengecoran memiliki suhu di atas 30°C, kontak
langsung dengan cahaya matahari, kelembababan udara
rendah, dan saat angin kencang. Hal-hal tersebut dapat
menyebabkan cepatnya proses penguapan air dalam beton .
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran
beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus
menerus selama paling sedikit 1 minggu, jika tidak
ditentukan lain. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton
harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan beton
dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa
waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan
dengan membasahi permukaan beton terus menerus atau
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 147
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
dengan menutupinya dengan karung basah atau dengan cara
lain yang disetujui Pengawas.
Fungsi utama curing adalah:
1. Mempertahankan jumlah air dalam beton selama proses
pengerasan awal
2. Mengurangi hilangnya air pada permukaan beton.
3. Mempercepat perkembangan kuat tekan menggunakan
panas serta penambahan kelembaban.
Metode curing yang dipakai:
1. Menggenangi beton dengan air
Menggenangi permukaan cor beton adalah cara yang
paling mudah dan murah. Namun hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa umur beton masih muda yang
menyebabkan beton belum cukup keras, sehingga
tekanan pengguyuran atau penyemprotan air harus kecil
agar tidak menimbulkan bekas pada permukaan beton.
Permukaan beton harus selalu lembab, maka dari itu
setiap kali beton sudah nampak mengering harus segera
dibasahi kembali dengan air.
Metode ini baik digunakan untuk permukaan cor
horizontal, misalnya pelat lantai atau dack beton.
2. Melapisi pernukaan beton dengan plastik
Menjaga agar penguapan air pada permukaan beton
sesedikit mungkin, artinya menjaga kelembaban beton
dengan menjaga menguapnya air dari permukaan beton.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyelimuti
permukaan beton dengan lembaran plastik. Lembaran
plastik yang biasanya digunakan adalah yaitu plastik
dengan ketebalan 4 mm.
Fungsi lembaran plastik menjaga agar jika terjadi
penguapan pada permukaan beton, maka permukaan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 148
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
beton akan tetap basah, karena air terperangkap antara
permukaan beton dan lembaran plastik.
Metode ini baik diterapkan dalam segala bentuk cor
beton, baik itu horizontal maupun vertikal, kecuali beton
yang bentuknya tidak beraturan. Kekurangan dari metode
ini yaitu dapat menyebabkan discoloration permukaan,
lebih terlihat bila lapisan plastik bergelombang, dan
diperlukan penambahan air secara periodik
Pada proyek ini lokasi yang digunakan untuk melakukan
metode Melapisi permukaan beton dengan plastik yaitu
pada lokasi yang memiliki kondisi temperature tinggi
atau yang terkena sinar matahari terik secara langsung.
3. Menggunakan curing compound
Penggunaan curing compound hanya dengan melumuri
beton dengan zat khusus yang senantiasa dapat menjaga
kelembaban beton. Curing compound ini dapat
membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk
menghalangi penguapan pada beton. Metode ini sangat
tepat digunakan untuk beton yang permukaannya tidak
teratur. Untuk bahan curing compound ini dipakai
Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1 liter
tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh
pengawas.
3.4.3 Pengawasan dan Pengendalian Waktu (Time Control)
Pada proyek ini, pengendalian waktu diatur dengan
menggunakan :
1. Time Schedule
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 149
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Time schedule merupakan jadwal atau waktu dimulainya
suatu pekerjaan hingga selesainya pekerjaan itu. Time schedule
disusun berdasarkan urutan pelaksanaan pekerjaan dan
merupakan pedoman agar pekerjaan dapat berjalan lancar,
efisien dan tepat waktu.
Time schedule ini dapat berupa jaringan kerja (network) dan
bangun balok (barchart)
Manfaat dari time schedule yaitu:
a. Sebagai pedoman kerja untuk pelaksana terutama
menyangkut batasan masing-masing pekerjaan.
b. Sebagai tolak ukur kemajuan setiap pekerjaan.
c. Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pekerjaan yang telah
dilakukan.
Pada proyek Panghegar Resort Golf and Spa ini Time
Schedule yang direncanakan sampai pekerjaan selesai adalah
selama 610 hari kalender.
2. Kurva S
Selain time schedule, untuk mengendalikan pengendalian
waktu proyek ada pula cara lain yaitu dengan menggunakan
kurva S. kurva S Adalah suatu kurva yang digunakan untuk
penegndalian, operasi proyek. Kurva ini berbentuk huruf S,
selain itu dipakai untuk menggambarkan nilai-nilai atau bobot
pekerjaan, bobot kumulatif pekerjaan, Biaya dan kumulatif
biaya, selain itu juga terdapat urutan pekerjaan.
Fungsi kurva S yaitu:
a. Menentukan waktu penyelesaian bagian-bagian proyek.
b. Menetukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
c. Menentukan waktu untuk menentukan material dan alat yang
dipakai.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 150
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Dari tahapan pekerjaan awal sampai kondisi 40%
pembangunan proyek ini berjalan sesuai rencana dan
menunjukan hasil pekerjaan yang bagus yaitu prestasi kerja
yang cepat dan baik tanpa ada keterlambatan pekerjaan.
(Master schedule Proyek Panghegar Resort Golf and Spa dapat
dilihat pada lampiran)
3.4.4 Pengawasan dan Pengendalian Teknis
Pengawasan dan pengendalian ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan atau permasalahan proyek melalui laporan kemajuan
proyek. Bentuk laporan kemajuan antara lain:
a. Laporan Harian
Penyediaan jasa wajib membuat buku harian sebagai bahan
laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan.
Buku harian harus disetujui oleh direksi pekerjaan dan konsultan
pengawas.
Laporan harian merupakah sebuah pertanggung jawaban
dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan yang sudah dijalankan
selama satu hari untuk kemudian dituangkan dalam bentuk
tertulis, laporan harian ini dibuat oleh kontraktor atau konsultan
pengawas untuk diberikan kepada owner atau pemilik proyek.
Dengan adanya laporan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan
dapat diarsipkan.
Laporan harian berisi :
a. Kuantitas dan macam bahan yang ada
b. Penempatan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja, jenis dan
kondisi peralatan
c. Keadaan cuaca
d. Catatan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
Masing-masing perusahaan kontraktor atau konsultan
pengawas biasanya mempunyai starandar formulir laporan harian
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 151
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
tersendiri untuk digunakan disetiap pekerjaan proyek. Dari 7
laporan harian tersebut maka dapat dibuat rekap selama satu
minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan merupakah sebuah pertanggung jawaban
yangi tersusun dari beberapa laporan harian dalam bentuk tertulis
mengenai kegiatan yang sudah dijalankan selama satu minggu.
Laporan mingguan ini dibuat oleh atau konsultan pengawas
untuk diberikan kepada owner atau pemilik proyek. Dengan
adanya laporan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan dapat
diarsipkan.
Sebelum membuat laporan mingguan maka terlebih dahulu
dibuat laporan harian proyek yang merupakan laporan per hari
mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan, dari 7 laporan
harian proyek tersebut maka dapat dibuat rekap selama satu
minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan.
Laporan mingguan proyek kontraktor berisi berbagai data
pekerjaan yang antara lain sebagai berikut:
1. Nomor laporan mingguan
2. Nama kontraktor dan nama konsultan
3. Judul laporan
4. Nama proyek yang dibuat laporan.
5. Periode tanggal dan waktu laporan
6. Jumlah tenaga kerja dan keahlian masing-masing tenaga kerja
selama satu minggu bekerja di proyek, dapat dibuat dalam
bentuk tabel untuk mengisi jumlah absen harian.
7. Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin
mengenai lokasi pekerjaan, nama pekerjaan dan besarnya
volume progres yang sudah diselesaikan selama satu minggu
penuh.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 152
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
8. Bahan atau material yang telah digunakan
9. Alat kerja yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan.
10. laporan curah hujan atau cuaca selama proses pelaksanaan
proyek berlangsung satu minggu , laporan ini cuaca ini dapat
digunakan kontraktor sebagai alasan keterlambatan kerja
untuk menghindari denda keterlambatan pekerjaan
dikemudian hari.
11. form perseyujuan konsultan pengawas atau managemen
konstruksi.
12. Form pengajuan kontraktor atau yang membuat laporan
mingguan proyek.
13. Lampiran -lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil
akhir kegiatan.
14. serta data-data lain menyesuaikan kebutuhan dan permintaan
pemilik proyek.
Masing-masing perusahaan kontraktor atau konsultan
pengawas biasanya mempunyai starandar formulir laporan
minggunan tersendiri untuk digunakan disetiap pekerjaan
proyek. dari laporan mingguan proyek ini kemudian dibuat
rekap dalam bentuk bulan selama 1 bulan penuh.
c. Laporan Bulanan
Laporan ini adalah hasil rekap dari laporan mingguan yang
meliputi catatan pekerjaan selama satu bulan dan persentase
kemajuan pekerjaan yang telah dikerjakan.
3.4.5 Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Keselamatan Kerja
Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar
para tenaga kerja dapat secara aman untuk melakukan pekerjaannya
sehari-hari. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang luas yaitu
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 153
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
perlindungan dari segi fisik yang mencakup kesehatan dan keselamatan
dari kecelakaan kerja.
Dalam proyek ini yang berperan mengawasi keselamatan para
pekerja adalah bagian pengawas yaitu PT. Hutama Karya. Pedoman K3
yang digunakan sesuai dengan standar :
a. ISO 14000, berisi tentang standar internasional bidang manajemen
lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh
dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan
lingkungannya
b. 1SO 19001, tentang standar untuk sistem manajemen mutu.
c. OHSAS 18001, tentang standar yang digunakan untuk kesehatan kerja
dan sistem manajemen keselamatan
Penggunaan alat-alat yang melekat pada pekerja:
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.128 Gambar Alat-Alat yang Melekat
Helm
Sarung tangan
Sepatu proyek
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 154
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
Kaca mata pelindung
Masker
Tali pengaman
Penyediaan obat-obatan P3K
Penyediaan tabung pemadam kebakaran
Rambu-rambu peringatan dan penanda
Papan K3
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.129 Papan K3
Rambu berupa tanda
Tabel 3.20 Rambu-Rambu K3
No. Jenis RambuLokasi
PenempatanWaktu
1. - Perimeter
- Void
- Selesai pengecoran
- Selama void belum
tertutup
2. Area penyimpanan
bahan bakar dan
daerah flammable
Saat material datang
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 155
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
No. Jenis RambuLokasi
PenempatanWaktu
3. Area instalasi listrik Sebelum Instalasi
Selesai
4. Area kerja yang
memungkinkan
kepala terbentur
sesuatu
Sesuai Kondisi
5. Area kerja/ Aktivitas
Bongkaran
6. Pada Scaffold yang
aman untuk
digunakan
Sebelum alat digunakan
7. Gerbang masuk
proyek
Setelah pagar selesai
didirikan
8. Ruang genset, panel,
storage tank, gudang
Setelah pagar selesai
didirikan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 156
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
No. Jenis RambuLokasi
PenempatanWaktu
9. Area tertentu/ lokasi
yang mudah
terbakar
Selama proyek berjalan
10. Pada Scaffold yang
tidak aman untuk
digunakan
Sesuai kondisi alat
11. Pada area pekerjaan
pengelasan
Sebelum pekerjaan
dimulai
12. Pada area pekerjaan
pabrikasi besi,
ducting dan pipa
metal
Sebelum pekerjaan
dimulai
13. Gerbang masuk
proyek
Selama proyek berjalan
14. Area dengan
ketinggian > 2m
Sebelum memulai
pekerjaan di ketinggian
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 157
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE
CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU
No. Jenis RambuLokasi
PenempatanWaktu
15. Tempat membuang
sampah
Selama proyek berjalan
16. Area tertentu/ lokasi
untuk merokok
Selama proyek berjalan
17. Di tempat
berkumpul dalam
keadaan darurat.
Selama proyek berjalan
18. Pada jalur evakuasi Selama proyek berjalan
19. Pada Pos P3K
(Pertolongan
Pertama Pada
Kecelakaan)
Selama proyek berjalan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 158