BAB IV
DESKRIPSI FILM TANDA TANYA
4.1 Sinopsis
Film Tanda Tanya “?” bercerita tentang problema kehidupan manusia yang
penuh dengan perbedaan, baik itu agama dan etnis. Kedua perbedaan yang acap kali
menjadi prahara dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia ini diangkat dalam sebuah
cerita. Tanda Tanya “?” bercerita tentang kehidupan 3 keluarga yang berbeda latar
belakang agama, etnis maupun konflik. Cerita yang mengambil setting di kota
Semarang ini, menyuguhkan banyak perbedaan-perbedaan yang sering menjadi
permasalahan di negeri ini.
Pertama, adalah keluarga Soleh. Soleh, yang diperankan oleh Reza Rahardian
adalah seorang suami yang beragama Islam dan taat beribadah. Revalina S.Temat,
sebagai Menuk, istri Soleh adalah sosok perempuan cantik berkerudung yang kalem,
taat agama dan hormat kepada suami. Soleh dan Menuk dikaruniai satu anak
perempuan, dan mereka tinggal bersama-sama dengan adik Soleh. Berbagai prahara
dan konflik muncul pada keluarga ini, ketika kondisi ekonominya mulai goyah.
Kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah adik Soleh, menjadi sebuah desakan konflik
yang besar karena Soleh adalah seorang suami pengangguran. Alhasil perekonomian
keluarganya hanya ditanggung oleh istrinya, Menuk, dengan gaji pas-pasan karena
hanya bekerja sebagai pelayan restoran “Conton Chinnese Food” milik Tan Kat Sun.
Konflik harga diri yang dirasakan Soleh karena ia belum bekerja sedangkan istrinya
bekerja keras setiap hari, membuat Soleh sempat mengucapkan kata perpisahan
“cerai” dengan Menuk. Namun keinginan untuk bercerai urung dilakukan, karena
Soleh akhirnya mendapatkan pekerjaan. Wajah sumringah dan semangatnya kembali
bangkit, saat ia diterima sebagai anggota Banser NU yang selama ini ia idam-
idamkan. Tak terlalu bahagia, dirasakan oleh Menuk, istrinya ketika mendapatkan
kabar ini. Saat menerima kabar dari Soleh bahwa ia mendapatkan pekerjaan, muncul
34
ketakutan di wajah Menuk, karena tugas seorang Banser NU cukup berbahaya dan
bisa mengorbankan jiwa.
Keluarga kedua yakni keluarga Tan Kat Sun, seorang Tiong Hoa yang
mempunyai istri dan satu anak, Ping Hen (Hendra). Tak Kat Sun yang beragama
Kong Hu Cu, memiliki restoran masakan cina, yang diberi nama “Conton Chinnese
Food”. Kebaikannya kepada pegawai-pegawainya membuat ia dikenal sebagai
seseorang yang memiliki toleransi agama yang tinggi, karena sebagian besar
pegawainya adalah Muslim. Hal-hal kecil ia selalu perhatikan, seperti mengingatkan
Sholat kepada pegawai-pegawainya, selalu mengucapkan
“Assalamualaikum/waalaikumsalam” dan memberikan kesempatan libur panjang
pada hari raya Idul Fitri. Namun kebaikannya tak membawa kebaikan pada kondisi
keluarganya. Ping Hen anaknya, memiliki sifat keras dan tidak peduli pada usaha
orangtua nya. Jangankan membantu usaha orangtua nya, setiap hari ia selalu
bersenang-senang dengan teman-temannya dan kadang terlibat selisih dengan
tetangga. Sifatnya yang pemarah dan keras dipicu karena kekecewaannya pada masa
lalu. Hubungan percintaanya dengan Menuk harus kandas di tengah jalan karena
perbedaan agama.
Rika seorang pemeran yang dilakonkan oleh Endhita, cukup menyita
perhatian dan menjadi perbincangan banyak tetangganya. Keberaniannya dalam
mengambil langkah untuk merubah kehidupannya, menjadi pemicu keputusan yang
diambilnya untuk pindah agama. Perceraian di masa lalu akibat orang ketiga,
dianggap oleh sebagian orang menjadi alasan utama merubah keyakinan dari seorang
muslimah menjadi seorang Katholik. Kemandirian dan teguh pada pendirian,
membuat perempuan berambut pendek ini menjadi sangat menarik di mata Surya.
Teman Rika yang diperankan oleh Agus Kuncoro sangat memperhatikannya dan Abi,
anak Rika. Tak jarang, Surya selalu membantunya dengan menemani Abi untuk “les
ngaji” disamping kesibukan Rika dengan pekerjaannya dan pelajaran babtis yang
rutin ia ikuti. Drama percintaan Surya dan Rika tetap berjalan meskipun mereka beda
35
agama namun ia dan Surya saling mencintai dan memutuskan untuk menjalin
hubungan.
Berbagai konflik muncul dalam film ini ketika berbagai perbedaan agama
dipicu menjadi faktor masalah di masyarakat di saat tidak ada toleransi antara satu
dengan yang lainnya. Tan Kat Sun, yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Tan
adalah salah satu warga yang memiliki toleransi tinggi akan perbedaan itu. Restoran
“Chinnese Food” nya yang berdiri di tengah-tengah kehidupan mayoritas agama
Islam, menimbulkan konflik-konflik kecil hingga besar. Seperti pada salah satu
adegan saat salah seorang pengunjung yang mengenakan Jilbab mengurungkan
niatnya untuk makan di restoran itu karena restoran ini menyediakan masakan babi
yang haram untuk umat Muslim. Selain masakan dengan menggunakan daging Babi,
restorannya juga menyediakan masakan dengan daging ayam dan sapi. Meskipun
begitu, dalam cerita pak Tan selalu memisahkan alat-alat memasak untuk masakan
Babi dan bukan Babi. Ia memberikan tanda “merah” dan tidak bertanda “merah” pada
sondet, talenan, penggorengan, piring, pisau bahan sendok dan garpu. Tanda ‘merah’
adalah tanda yang ia berikan untuk alat memasak dengan menggunakan daging Babi,
sedang yang tidak bertanda adalah yang tidak menggunakan daging Babi. Selain
toleransi yang ia berikan kepada pelanggan, ia juga selalu mengingatkan
karyawannya untuk Sholat, meskipun ia beragama Kong Hu Cu.
Selain berbicara tentang makanan haram, film ini menjadi kontroversial pada
adegan Surya yang menerima tawaran Rika, untuk memerankan drama Penyaliban
Yesus pada peringatan hari raya Paskah. Surya adalah seorang aktor figuran dengan
bayaran yang tidak banyak. Cita-citanya adalah ingin menjadi seorang pahlawan pada
peran utama, inilah salah satu alasannya menerima tawaran untuk memerankan
Yesus. Keputusan Surya menerima peran tersebut atas dukungan Ustadz pada
pembicaraan yang mereka lakukan di mushola.
Pada akhir cerita, demi menjalankan tugasnya ketika mengamankan perayaan
misa Natal umat Katholik, Soleh mengorbankan nyawanya. Ia terkapar terkena
ledakan bom saat membawa bom keluar dari gedung gereja. Akhirnya Menuk
36
menikah dengan Hendra (Ping Hen) yang memutuskan untuk pindah keyakinan
menjadi seorang Muslim. Demi mengenang jasa Soleh, gapura “Pasar Baru” di
wilayah tersebut, diganti menjadi “Pasar Soleh”.
4.2 Tokoh dan Karakter
4.2.1 Tokoh
a) Menuk : Revalina S. Temat
b) Soleh : Reza Rahardian
c) Rika : Endhita
d) Surya : Agus Kuncoro
e) Hendra : Rio Dewanto
f) Tan Kat Sun : Hengky Soelaiman
4.2.2 Karakter
a) Menuk
Menuk adalah seorang wanita Muslim cantik, yang taat menjalankan
ibadahnya dan taat kepada suaminya yaitu Soleh. Pekerja keras dan memiliki
pendirian teguh. Ia bekerja di restoran cina "Chanton Chinese Food" yang
dikelola oleh keluarga Tan Kat Sun. Ia pernah memiliki masa lalu bersama
dengan Ping Hen yang merupakan anak dari Tan Kat Sun.
b) Soleh
Suami adalah suami dari Menuk, yang beragama Islam. Dalam film ini
digambarkan sedang frustasi karena tak kunjung mendapat pekerjaan hingga
pada puncaknya ia meminta cerai dari menuk. Namun berkat kesabaran dan
keyakinan dari menuk ia berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai seorang
anggota banser NU (Nadatul Ulama). Karena profesi inilah yang pada
akhirnya menghantarkan ia untuk menjemput ajalnya ketika sedang
mengamankan gereja pada waktu malam natal.
c) Rika
37
Ia berprofesi sebagai pemilik toko buku. Seorang janda beranak satu yang
baru pindah agama menjadi Katolik setelah bercerai dari suaminya. Hal inilah
yang membuat ia mendapat hinaan dan cacian dari orang-orang sekitarnya.
Walaupun begitu ia tidak memiliki dendam dan tidak mengajak anaknya yang
beragama Islam untuk pindah agama juga. Karena Surya memiliki kedekatan
dengan anaknya akhirnya ia pun jatuh cinta kepada Surya. Ia juga bersahabat
dengan Menuk.
d) Surya
Seorang pria beragama Islam yang berprofesi sebagai seorang aktor. Namun
keeksistensian dia didunia perfilman selama 10 tahun lebih tak kunjung
menghantarkan ia menjadi pemeran utama, selama ini ia hanya menjadi peran
pembantu saja. Ia pun akhirnya mendapatkan tawaran pekerjaan dari Rika
untuk memerankan tokoh Yesus ketika malam paskah. Namun ia bimbang
karena ia adalah seorang Muslim. Namun pada akhirnya tawaran itu pun
diterimanya. Karena Rika inilah ia akhirnya dipercaya kembali untuk
memerankan tokoh Yesus dan Santa Clause.
e) Hendra
Anak laki-laki Tan Kat Sun yang juga beragama Kong Hu Chu. Sifat Hendra
yang sangat berbeda dengan ayahnya membuat ia sering terlibat perkelahian
dengan etnis dan agama lain. Sebenarnya sifat ini hanyalah pelampisan karena
ia pernah jatuh cinta kepada Menuk namun Menuk memilih menikah kepada
Soleh yang seagama dengannya. Sifat Ping Hen berubah semenjak kejadian
perusakan restauran yang membuat ayahnya meninggal dunia. Ia pun akhirnya
pindah agama menjadi Islam.
f) Tan Kat Sun
Seorang pria beragama Kong Hu Chu merupakan pemilik restauran "Chanton
Chinese Food". Ia sangat menghormati dan menghargai keberadaan umat lain.
Misalkan memberikan waktu untuk shalat kepada para pegawainya yang
38
sebagian besar pemeluk agama Islam termasuk kepada si Menuk. Ia juga
selalu memisahkan peralatan untuk memasak makanan. Karena restauran itu
memiliki menu daging babi. Tan Kat Sung selalu menuntut anaknya untuk
mewariskan restaurannya karena ia menyadari hidupnya tidak akan lama lagi.
4.3 Tim Produksi
Director : Hanung Bramantyo
Producers : Erick Thohir (Executive Producer)
Hanung Bramantyo
Celerina Judisari
Writer : Titien Wattimena
Production : 2011 Mahaka Pictures & Dapur Film Production
Year
Duration : 100 menit
Cast : a) Revalina S. Temat
b) Reza Rahardian
c) Endhita
d) Agus Kuncoro
e) Rio Dewanto
f) Hengky Soelaiman
4.4 Penghargaan Film
Festival Film Indonesia (FFI) 2011
• Sutradara Terbaik (Hanung Bramantyo) – Nominasi
• Penulis Skenario Terbaik (Titien Wattimena) –
Nominasi
• Penulis Cerita Asli Terbaik (Hanung Bramantyo) –
Nominasi
39
• Pengarah Sinematografi Terbaik (Yadi Sugandi) –
Pemenang
• Pengarah Artisitk Terbaik (Fauzi) – Nominasi
• Penyunting Gambar Terbaik (Cesa David Lucmansyah)
– Nominasi
• Penata Suara Terbaik (Satrio Budiono & Saft
Daultsyah) – Nominasi
• Pemeran Pendukung Pria Terbaik (Agus Kuncoro) –
Nominasi
• Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Endhita) –
Nominasi
Festival Film Bandung 2012
• Sutradara Terpuji (Hanung Bramantyo) – Nominasi
• Penata Kamera Terpuji (Yadi Sugandi) – Nominasi
• Poster Terpuji Festival (Tanda Tanya) - Nominasi
4.5 Transkrip pendapat tentang film Tanda Tanya “?”
Sumber: Wawancara yang diambil pada menu “Behind the Scene pada DVD
Film Tanda Tanya “?”
Hanung Bramantyo (sutradara) dalam Press Conference
“ Sebenarnya ini bukan film komersil sebagaimana biasa begitu kan,
tapi bahwa ini nanti akan ditonton adalah harapan kita. Tapi ini adalah
sebuah film statement”
Agus Kuncoro (pemain)
40
“Ketika menerima script nya, saya baca, saya Cuma butuh 10 menit
untuk bilang ini bagus banget”. “Hanung tahu benarlah, apa yang dia
buat”.
Titien Wattimena (penulis naskah)
“Sebenarnya ketika saya menulis film ini bersama mas Hanung, yang
tertangkap dari film itu adalah tentang toleransi, batas toleransi, yang
udah tipis. Terus perbedaan besar, terus tidak adanya toleransi diantara
kita, itu ya berarti hanya itu yang saya tangkap, itu yang coba saya
potret dalam film ini.
David Chalik (pemain)
“Alhamdulilah sih saya antusias walaupun waktu pertama itu saya
melihat skenarionya ini saya bilang, ini subahanawlah tidak main-main
gitu ya memberikan pemahaman seperti ini”.
Yadi Sugandi (penata photograph)
“Perbedaan-perbedaan sebenarnya tuh ada, tapi banyak dimanfaatkan
oleh orang, nggak tau oleh orang atau sekelompok, menjadi nggak asik
buat kita. Sebenernya yang kita mau ini kan, kan sebenarnya keakraban,
ya toleransi”.
Hengky Solaiman (pemain)
“Toleransi itu semakin menghilang, dikalahkan oleh egoisme, itu yang
saya lihat sekarang, mungkin tidak hanya di Indonesia, mungkin juga di
lain-lain tempat di dunia ini”.
Dedy Soetomo (pemain)
“Saya lihat Hanung ini, satu-satunya sineas yang berani menurut saya,
makannya wajib saya dukung”.
Cessa David (penyunting gambar)
“Saya pikir dia tipe director yang menciptakan tren, tiba-tiba dia berani
membuat film tentang religius, dan itu akhirnya menjadi sebuah tren.
Dan mungkin saya juga berharap film ini film tentang berbagai macam
41
budaya, agama, dan ras, ini juga bisa menjadi sebuah tren baru di
perfilman Indonesia.
Rio Dewanto (pemain)
“Film ini sangat penring, penting buat saya, penting buat semua temen-
temen, penting buat semua masyarakat Indonesia tentunya”.
Gleen Fredly (pemain)
“Saya sangat tertarik sekali, untuk bisa terlibat di film ini”.
Reza rahardian (pemain)
“Kata toleransi itu begitu lekat, dari mulai sekolah dasar sampe SD dan
SMA terus diulang-ulang, sehingga seharusnya wujudnya dari semua itu
adalah masyarakat yang toleran”.
Retno Damayanti (wardrobe)
“Menurut saya agama itu tidak ada konflik, pemeluknya yang konflik
sebetulnya”.
Sumber : Wawancara dalam menu “Behind the Scene” pada DVD Film Tanda
Tanya “?”, dalam acara Press Conference Launching Film Tanda Tanya
“?”
Hanung Bramantyo (sutradara)
“Film ini bener-bener saya jadikan jabang bayi yang akan keluar, yang
saya gadang-gadang bisa menjadi semacam sebuah kreasi yang muncul
dari lubuk hati saya”.
“Ya ini adalah film ke 14 saya yang saya akui lahir dari gagasan yang
liberal. Liberal itu dalam pengertian saya bebas, saya punya
kemerdekaan dalam menggagas sesuatu dan akhirnya kemudian didanai
gitu kan. Saya bebas melakukan eksplorasi visual, eksplorasi gagasan
dimana pada awalnya gagasan ini saya tawarkan kepada sebuah PH
(Production House) konvensional gitu, sebuah PH main stream menolak
dia, karena dianggap ini terlalu inilah, terlalu idealis kurang begini
42
kurang begitu. Akhirnya kita bikin ini sendiri dan di-support sama
temen yang bukan orang film, tapi mereka cukup punya potensi
pendanaan, cukup kreatif dan cerdas dalam menilai, punya estetika,
punya selera gitu kan, dan ternyata punya kegelisahan yang sama”
Erick Thohir (Eksekutif Producer)
“Ya dari grup MAHAKA tentu dalam berkarya selalu ingin berbuat
yang terbaik, karena itu kita tahu Hanung adalah sutrada yang terbaik.
Makannya kita mau bekerja sama dan tentu dari pengalaman lainnya,
kita bisa melihat track-record dari pada saudara Hanung sendiri banyak-
cukup mendalami film-film yang bertema religius juga. Nah pada
kesempatan ini juga, makannya MAHAKA ingin sekali, kebetulan
punya visi yang sama mengeluarkan film bertemakan toleransi, tetapi
tentu ada percintaannya, tidak jauh dari kehidupan bangsa kita. Kalau
kita lihat dari perjalanan juga bangsa Indonesia yang ber-Garuda
Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, itu kan kita berbeda. Tetapi bagaimana
kita menjadi satu bangsa, menjadi suatu kebanggaan daripada yang bisa
kita ciptakan bersama-sama untuk generasi yang masa datang”
Hanung Bramantyo (sutradara)
“Kalau kita bilang bahwa situasi keagamaan kita, relasi antar agama kita
sebut sebagai toleransi itu kok nggak pas. Kenapa? Karena toleransi kok
ada yang tidak toleran, terus kalo kita sebut, bahwa situasi agama kita
ini adalah situasi yang ke-Bhinekaan Tunggal Ika kok ya tidak pas.
Karena di dalam bhineka tunggal ika itu ada kesadaran penuh kita
menyikap perbedaan itu sebagai suatu kekuatan. Tapi disini kita seolah-
olah digiring bahwa orang berbeda itu salah gitu. Nah sehingga
membuat kita itu menjadi bingung sekarang, situasi keagamaan kita ini
kita namai apa, makanya karena kita bingung, kita tidak tahu, kita kasih
aja ini tanda tanya besar.
43
“Tanda tanya itu bukan suatu hal yang tidak bisa kita terjemahkan ya.
Tetapi sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban sebenernya.
Jawaban itu datang dari siapa? Bisa datang dari diri kita masing-masing,
bisa datang dari siapapun, bahkan Presiden pun bisa menjawab ini
semua, Oh ini semestinya, kita harus begini, itu yang paling penting
sebenernya.
4.6 Kontoversi Film Tanda Tanya “?”
Setelah film ini muncul pada 7 April 2011 dan pada akhirnya film ini
mendapat serangan dari berbagai pihak seperti FPI, MUI, BANSER dan
beberapa tokoh masyarakat. Film ini kemudian tahan tayang hingga awal
2012. Berikut beberapa kontroversi seputar film ini yang penulis dapatkan
dari berbagai media massa. Beberapa kontorversi tersebut terdapat pada daftar
berikut ini:
1. Dialog Hanung Bramantyo dengan salah seorang penonton yang
berprofesi sebagai wartawan salah satu media massa, namun Hanung
tidak berkenan memberikan nama asli, hanya inisial. Data ini penulis
peroleh dari media jejaring sosial Facebook milik Hanung Bramantyo,
akun Facebook film Tanda Tanya “?” serta website resmi Dapur Film
yang diposting pada 15 April 2011. Dialog tersebut membicarakan
beberapa poin penting yang tersaji pada 10 poin yakni;
a) Hanung Bramantyo dituding sebagai sutradara yang penuh dengan
fitnah, kebencian dan merendahkan martabat Islam dan Umat
Islam
b) Adegan penusukkan Pastor pada awal cerita dan adegan
pengeboman gereja pada akhir cerita dinilai menuduh bahwa
pelaku adalah orang Islam
c) Film ini dituding mendukung permutadan pada cerita tokoh Rika
yang melakukan pindah agama
44
d) Film ini seolah-olah menghalalkan Babi, karena tokoh Menuk
yang berjilbab bekerja di restoran ini
e) Tokoh Ustadz dalam cerita dinilai tidak waras karena mengijinkan
Surya (Islam) memerankan sebagai Yesus yang disalib
f) Pindahnya keyakinan Hendra dari Kong Hu Cu menjadi Islam
dinilai hanya untuk menikahi seorang perempuan cantik, Menuk
g) Film ini memberikan pemahaman untuk membenci poligami dan
memperbolehkan permutadan (pindah agama)
h) Adegan pembacaan Asmaul Husna di gereja dianggap sebagai
pelecehan dan menghina Allah SWT
i) Islam dalam film diceritakan sebagai agama penindas dan umat
Islam sebagai umat yang kejam dan anti toleransi
j) Film ini mengajarkan kemusyrikan dimana semua agama itu pada
hakekatnya sama untuk menuju Tuhan yang sama.
2. Artikel yang ditulis oleh Sholiq Ramadhan dalam Majalah Suara Islam
Online edisi Rabu 13 April 2011 pada pukul 21:28 yang menyebutkan
bahwa film Tanda Tanya “?” merusak Akidah
3. Pencekalan stasiun TV SCTV oleh ormas FPI (Front Pembela Islam)
yang berencana akan menayangkan film Tanda Tanya “?” tepat pada
hari raya Idul Fitri 2011
4. Artikel pada surat kabar online Voa-islam edisi 28 agustus 2011 dengan
judul “SCTV Turut Membangun Kebencian Antar Umat Beragama, Jika
Tayangkan Film ‘?’
5. Berita tentang penolakan film Tanda Tanya “?” oleh Banser yang ditulis
oleh Kompas edisi 7 April 2011
6. Berita tentang protes FPI Tasikmalaya pada film Tanda Tanya “?”,
ditulis oleh Metronews.com Kamis, 28 April 2011 20:33 WIB
45
Recommended