8/13/2019 Bab Sinkop
1/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSinkop merupakan salah satu penyebab penurunan kesadaran yang banyak ditemukan di
Unit Gawat Darurat (UGD). Sinkop adalah kehilangan kesadaran sementara dengan awitan akut
yang diikuti dengan jatuh, dan dengan pemulihan spontan dan sempurna tanpa intervensi. Sinkop
merupakan gejala dari suatu penyakit sehingga harus dicari etiologinya.1
Di Amerika diperkirakan 3% dari kunjungan pasien digawat darurat disebabkan oleh
sinkop dan merupakan 6% alasan seseorang datang kerumah sakit. Angka rekurensi dalam 3
tahun diperkirakan 34%. Sinkop sering terjadi pada orang dewasa, insiden sinkop meningkat
dengan meningkatnya umur. Hamilton mendapatkan sinkop sering pada umur 15-19 tahun, lebih
sering pada wanita dari pada laki-laki, sedangkan pada penelitian Framingham mendapatkan
kejadian sinkop 3% pada laki-laki dan 3,5% pada wanita, tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan wanita. Penelitian Framingham di Amerika Serikat tentang kejadian sinkop dari tahun 1971
sampai 1998 (selama 17 tahun) pada 7814 individu, bahwa insiden sinkop pertama kali terjadi
6,2/1000 orang/tahun. Sinkop yang paling sering terjadi adalah sinkop vasovagal (21,1%),
sinkop cardiac (9,5%) dan 36,6% sinkop yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan evaluasi dan pengobatan pasien dengan sinkop tersebut dapat
mencapai 800 juta dolar Amerika. Sedangkan di Eropa dan Jepang kejadian sinkop adalah 1-
3,5%. Sinkop vascular merupakan penyebab sinkop yang terbanyak, kemudian diikuti oleh
sinkop cardiac.2,3
8/13/2019 Bab Sinkop
2/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS2
Penatalaksanaan sinkop tergantung etiologinya. Untuk itulah tinjauan kepustakaan ini
ditulis agar dapat mendiagnosis sinkop berdasarkan etiologinya supaya sinkop dapat dicegah
ataupun diterapi.
B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan sinkop?2. Apa yang dapat menyebabkan sinkop?3. Bagaimana patofisiologi sinkop?4. Bagaimana penatalaksanaan sinkop?
C. Tujuan Penulisan ReferatTujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang sinkop yang meliputi
definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan.
D. Manfaat Penulisan Referat1. Menambah wawasan ilmu kedokteran pada umumnya dan sinkop pada khususnya.2. Sebagai bahan pertimbangan dan pembelajaran bagi tenaga kesehatan dalam mengelola
pasien dengan sinkop.
3. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraanklinik senior dibagian Ilmu Neurologi Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.
8/13/2019 Bab Sinkop
3/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.DefinisiSinkop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata syn dan koptein yang artinya
memutuskan. Sehingga definisi sinkop (menurut European Society of Cardiology:ESC), adalah
suatu gejala dengan karakteristik klinik kehilangan kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat
sementara, dan biasanya menyebabkan jatuh. Onsetnya relatif cepat dan terjadi pemulihan
spontan. Kehilangan kesadaran tersebut terjadi akibat hipoperfusi serebral.3,4
B.EtiologiKegiatan sebelum sinkop dapat memberikan petunjuk mengenai penyebab gejala. Sinkop
dapat terjadi pada saat istirahat, dengan perubahan postur, pada tenaga, setelah latihan, atau
dengan situasi tertentu seperti batuk, atau berdiri lama. Sinkop terjadi dalam waktu 2 menit
berdiri menunjukkan hipotensi ortostatik.3
Secara garis besar, penyebab sinkop dibagi menjadi dua. Akibat kelainan jantung (cardiac
sinkop) dan penyebab bukan kelainan jantung. Pembagian ini sangat penting, karena
berhubungan dengan tingkat risiko kematian. Penyebab sinkop dapat diklasifikasikan dalam lima
kelompok yaitu vascular-cardiac, neurologi, sinkop refleks, sinkop metabolik dan sinkop lain-
lain.4
8/13/2019 Bab Sinkop
4/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS4
A. Jantung dan sirkulasi
Gambar 1. Gangguan sirkulasi jantung
1. Vasodepressor.
Merupakan penyebab yang paling lazim cenerung bersifat familial. Sinkop vasodepressor
terjadi jika individu yang rentan berhadapan dengan situasi yang membuat stress. Gejala
prodromal: kegelisahan, pucat, kelemahan, mendesah, menguap, diaphoresis, dan nausea. Gejala-
gejala ini mungkin diikuti dengan kepala terasa ringan, penglihatan kabur, kolaps, dan LOC (loss
of consciousness). Kadang-kadang tejadi kejang klonik ringan, tetapi tidak diindikasikan
penanganan kejang, kecuali terdapat tanda-tanda lain yang menunjuk kea rah ini. Serangan
berlangsung singkat dan cepat pulih jika berbaring. Episode ini dapat berulang.
Sinkop Vasodepressor dapat terjadi pada:
Seseorang dengan kondisi normal yang dipengaruhi oleh emosi yang tinggi Pada seseorang yang merasakan nyeri hebat setelah luka, khususnya pada daerah
abdomen dan genitalia.
Selama latihan fisik yang keras pada orang-orang yang sensitive.4
8/13/2019 Bab Sinkop
5/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS5
2.Hipotensi Orthostatik
Gambar 2. Berdiri
Definisi Hipotensi Orthostatik adalah apabila terjadi penurunan tekanan darah sistolik
20mmHg atau tekanan darah diastolik 10 mmHg pada posisi berdiri selama 3 menit. Pada saat
seseorang dalam posisi berdiri sejumlah darah 500-800 ml darah akan berpindah ke abdomen
dan eksremitas bawah sehingga terjadi penurunan besar volume darah balik vena secara tiba-tiba
ke jantung. Penurunan ini mencetuskan peningkatan refleks simpatis. Kondisi ini dapat
asimptomatik tetapi dapat pula menimbulkan gejala seperti kepala terasa ringan, pusing,
gangguan penglihatan, lemah, berbedebar-debar, hingga sinkop. Sinkop yang terjadi setelah
makan terutama pada usia lanjut disebabkan oleh retribusi darah ke usus.
Hipotensi ortostatik merupakan penurunan tekanan darah seseorang sedang dalam posisi tegak.
Keadaan ini terjadi berbagai keadaaan:
a. Hipovolemia (perdarahan, muntah, diare,diuretik).b. Gangguan pada reflex normal (nitrat, vasodilator, penghambat kanal kalium,
neuroleptik).
8/13/2019 Bab Sinkop
6/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS6
c. Kegagalan autonom. Primer atau sekunder. Diabetes paling sering menyebabkanneuropati otonom sekunder, sedangkan usia lanjut merupakan penyebab lazim kegagalan
otonom primer. Paling tidak telah dicerminkan oleh tiga sindroma
1) Disautonomia akut atau subakutPada penyakit ini, seorang dewasa atau anak yang tampak sehat mengalami palisis
parsial atau total pada system saraf parasimpatis dan simpatis selama beberapa hari
atau beberapa minggu. Refleks pupil menghilang sebagaimana halnya dengan fungsi
lakrimasi, saliva serta perspirasi, dan terdapat impotensi, paresis otot-otot kandung
kemih dan usus serta hipotensi ortostatik. Penyakit tersebut dianggap merupakan
suatu varian dari polyneuritis idiopatik akut yang ada hubungannya dengan sindroma
Guillain-Bard. Kesembuhan mungkin dapat dipercepat dengan prednisone.
2) Insufisiensi autonom pascanglionik kronisKeadaan ini merupakan penyakit yang menyerang usia pertengahan dan usia
lanjut. Penderita berangsur-angsur mengalami hipotensi ortostatik kronik yang
kadang-kadang bersamaan dengan gejala impotensi dan gangguan sfingter. Gejala
pucat atau mual. Lakil-laki lebih sering terkena, tampaknya ireversibel.
3) Insufisiensi autonom praganglionik kronisPada keadaan ini, gejala hipotensi ortostatik dengan anhidrosis yang bervariasi,
impotensi dan gangguan sfingter terjadi bersama dengan kelainan yang mengenal
system saraf pusat. Kelainan tersebut mencakup (1) tremor, rigiditas ekstrapiramidal
serta akinesia (sindroma Shy-Drager), (2) degenerasi serebelum progressive yang
pada sebagian kasus bersifat familial dan (3) kelainan sereberal serta ekstrapiramidal
yang lebih bervariasi (degenerasi striatonigra).4
8/13/2019 Bab Sinkop
7/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS7
3.Obstruksi aliran keluar. Stenosis aorta, stenosis mitral, stenosis pulmonal. Pasien dapat dating
dengan sinkop akibat latihan fisik. Malfungsi katup secara mekanik juga dapat menyebabkan
obstruksi aliran keluar.
4.Infark atau iskemia miokardium
5.Aritmia
a.Bradiaritmia: sindrom sinus sakit (sick sinus syndrome, blok nodus AV, dll)
b.Takiaritmia: PSVT, sindrom Wolf-Parkinson-White, takikardia ventrikel, dll
Ada dua kelainan jantung yang sering menjadi penyebab pingsan. Pertama adanya
hambatan pada aliran darah di pompa jantung. Seperti pada pompa air yang katupnya
rusak, fungsi pompa jantung pun bisa terganggu dan volume darah yang dihasilkan
menurun.
Gambar 3. Penurunan volume darah
8/13/2019 Bab Sinkop
8/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS8
Penurunan jumlah darah yang dikeluarkan oleh jantung ini akan menyebabkan
penurunan perfusi otak dan memicu pingsan. Hal ini terjadi pada kondisi
penyempitan katup- katup jantung, kelainan otot jantung, penumpukan cairan di
selaput jantung, tumor dalam jantung, dan lain-lain. Kedua adalah gangguan irama
jantung (aritmia). Bayangkan apabila irama jantung tiba-tiba melambat. Tentu saja
terjadi penurunan aliran darah di otak. Begitu pula jika ia memompa terlalu cepat.
Pengisian ruang-ruang jantung menjadi tidak maksimal, dan kekuatan pompa
menurun drastis. Contoh melambatnya irama adalah sick sinus syndrome (SSS).4,5
6.Hipersensitivitas sinus karotis.
Sinkop dapat terjadi saat bercukur atau memakai kerah yang ketat. Hal ini umum terjadi
pada pria dengan usia lebih dari 50 tahun. Aktivasi dari baroreseptor sinus karotis meningkatan
impuls yang dibawa ke badan Hering menuju medulla oblongata. Impuls afferen ini
mengaktivkan saraf simpatik efferen ke jantung dan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan sinus
arrest atau Atrioventricular block, vasodilatasi. Pemijatan salah satu atau kedua sinus karotikus,
khususnya pada orang usia lanjut, menyebabkan (1) perlambatan jantung yang bersifat refleks
(sinus bradikardia, sinus arrest, atau bahkan blok atrioventrikel), yang disebut respons tipe vagal,
dan (2) penurunan tekanan arterial tanpa perlambatan jantung yang disebut respons tipe
depressor. Kedua tipe respons sinus karotikus tersebut dapat terjadi bersama-sama.5
B.Metabolik
Episode biasanya diperkuat jika mengerahkan tenaga tetapi dapat terjadi jika pasien
berbaring. Awitan dan pemulihan biasanya lama. Penyebab Sinkop Metabolik Penyebab
metabolik pada sinkop sangat jarang, hanya berkisar 5% dari seluruh episode sinkop.
8/13/2019 Bab Sinkop
9/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS9
1 Hipoksia, seperti pirau pada penyakit jantung congenital2 Hiperventilasi, menyebabkan vasokontriksi serebrum dengan gejala kesulitan bernafas,
ansietas, parestesia tangan atau kaki, spasme karpopedal, dan kadang-kadang nyeri dada
unilateral atau bilateral. Pasien dapat mengalami serangan ulangan jika melakukan
hiperventilasi dalam lingkungan yang terkendali.
3 Hipoglikemia, Jika gejala terjadi secara bertahap selama periode beberapa menit,hiperventilasi atau hipoglikemia sebaiknya dipertimbangkan. Keadaan hipoglikemia yang
berat biasanya terjadi akibat seuatu penyakit yang serius, seperti tumor pada sel pulau
langerhan ataupun penyakit adrenal, hipofise atau hepar yang lanjut, atau akibat
pemberian insulin dalam jumlah yang berlebihan. Gambaran klinisnya berupa gejala
kebingunan atau bahkan penurunan kesadaran. Kalau keadaaannya ringan, sebagaimana
lazim terjadi pada hipoglikemia. Diagnosis keadaan ini bergantung pada hasil anamnesis
riwayat medis dan pengukuran gula darah pada waktu serangan.
4 Intoksikasi alcohol
C.Neurologis5
Serangan iskemk sementara (TIA; transient ischemic attact) dapat menyebabkan sinkop tetapi
jarang terjadi. Agar terjadi hal ini system aktivasi reticular harus terkena. Jika terjadi selalu
terdapat manifestasi neurologic lainnya, seperti kelainan saraf cranial.
1 Migrain. Penyebab tersering kedua pada remaja. LOC diikuti dengan nyeri kepala.2 Kejang. Biasanya mudah dibedakan dengan aura, riwayat gerakan tonik klonik dan
keadaan pascaiktal
8/13/2019 Bab Sinkop
10/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS10
3 Peningkatan tekanan intracranial mendadak yang diperlihatkan dengan perdarahansubarachnoid atau kista koloid obstruktif pada ventrikel ketiga.
Terminologi ini merupakan bentuk dari seluruh sinkop yang berasal dari sinyal saraf SSP yang
berefek pada vaskular, khususnya pada Nucleus Tractus Solitarius (NTS). Sejumlah stimulus,
yang terbanyak bersala dari viseral, dapat menghilangkan respon yang berakibat pengurangan
atau hilang tonus simpatis dan diikuti dengan peningkatan aktivitas vagal. NTS pada medula
mengintegrasikan stimulus afferen dan sinyal baroreceptor dengan simpatis efferen yang
mempertahankan tonus vaskular. Beberapa studi mengatakan terdapat gangguan pada pengaturan
kontrol simpatis dan juga sinyal baroreceptor.
D.Refleks
Sinkop refleks disebabkan oleh gangguan pengisian jantung sebelah kanan dan hipoperfusi
serebral keseluruhan. Pasien biasanya sedang berdiri tegak sebelum suatu episode karena
pengumpulan darah akibat gravitasi berperan dalam penyebabnya. Penyebab yang potensial
antara lain, emboli atau infark paru, tamponade pericardium, hipertensi paru, uterus hamil karena
menekan vena kava inferior dan batuk, yang menurunkan beban awal dengan meningkatkan
tekanan intrathoraks.
E.Lain-lain
1 Sinkop batukKeadaan ini merupakan keadaan langka yang terjadi akibat serangan batuk yang ya
dijumpai pada laki-laki yang menderita bronchitis kronis. Setelah batuk-batuk kuat,
pasien tiba-tiba lemah dan kehilangan kesadarannya untuk sementara. Tekanan
8/13/2019 Bab Sinkop
11/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS11
intrathorakal meninggi dan mennganggu vena balik ke jantung sebagaimana halnya pada
maneuver valsava (ekshalasi dengan glottis tertutup).
2 Sinkop pascamiksi
Gambar 4. Kelainan katup
Suatu keadaan yang biasanya terlihat pada lansia selama atau sesudah urinasi.
Khususnya setelah bangkitan dari posisi berbaring, barangkali merupakan tipe khusus
sinkop vasodepressor. Diperkirakan bahwa pelepasan tekanan intravesikuler
menyebabkan vasodilatasi mendadak yang diperberat lagi dengan berdiri, dan bahwa
bradikardia yang terjadi lewat mediator vagal merupakan factor yang turut menyebabkan
sinkop tersebut.5
3 PsikogenikSerangan ansietas atau kecemasan acapkali diinterpretasikan sebagai perasaan mau
pingsan tanpa kehilangan kesadaran yang sesungguhnya. Gejala tersebut tidak disertai
dengan wajah yang pucat dan juga tidak menghilang setelah pasien dibaringkan.
8/13/2019 Bab Sinkop
12/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS12
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala lain yang menyertai, dan bagian dari serangan
tersebut dapat ditimbulkan kembali dengan hiperventilasi. Dua mekanisme yang
diketahui terlibat dalam proses terjadinya serangan tersebut adalah penurunan kadar
karbon dioksida sebagai akibat hiperventilasi dan pelepasan hormone epineprin.
Hiperventilasi akan mengakibatkan hipokapnia, alkalosis, peningkatan resistensi
serebrovaskuler dan penurunan aliran darah serebral.5
4 Nyeri ligamentosa atau visceral berat5 Dapat juga terjadi sebagai kelanjutan vertigo berat.
C. Patofisiologi 5,6Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa
detik atau menit, karena otak tidak mendapatkan cukup oksigen pada bagian-bagian otak yang
merupakan bagian kesadaran. Terdapat penurunan kesadaran aliran darah, pengisian oksigenasi
cerebral, resistensi serebrovaskuler yang dapat ditunjukkan. Jika iskemia hanya berakhir
beberapa menit, tidak terdapat efek pada otak. Iskemia yang lama mengakibatkan nekrosis
jaringan otak pada daerah perbatasan dari perfusi antara daerah vaskuler dari arteri serebralis
mayor.
Patofisiologi dari sinkop terdiri dari tiga tipe:
1. Penurunan output jantung sekunder pada penyakit jantung intrinsik atau terjadi
penurunan klinis volume darah yang signifikan.
2.Penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan atau venous return.
3.Penyakit serebrovaskular klinis signifikan yang mengarahkan pada penurunan perfusi
serebral. Terlepas dari penyebabnya, semua kategori ini ada beberapa factor umum, yaitu
8/13/2019 Bab Sinkop
13/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS13
gangguan oksigenasi otak yang memadai mengakibatkan perubahan kesadaran
sementara.
D. Manifestasi klinis 5Sebelum pingsan, pusing, atau kepala ringan terjadi pada 70% pasien mengalami sinkop.
Gejala lain, seperti vertigo, kelemahan, diaforesis, ketidaknyamanan epigastrium, mual,
penglihatan kabur atau pudar, pucat, atau parestesia, mungkin juga terjadi pada periode
presinkop
Suatu serangansinkop( pingsan ) mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :
1. Teriakan waktu serangan tidak ada.
2. Lama serangan berlangsung beberapa detik.
3. Tidak ada ngompol.
4. Setelah serangan biasanya penderita sadar penuh, meskipun ada perasaan lemas
dan lemah.
5. Gigitan lidah tidak terjadi.
6. Muka pucat.
7. Sinkopjarang timbul pada saat pasien berbaring, Sebelumsinkopbiasanya ada
rasa lapar, capek atau stress.
Posisi saat awitan serangan. Epilepsi dan serangan sinkop disebabkan hipoglikemia,
hiperventilasi, atau blok jantung mungkin tidak tergantung pada sikap tubuh. Kelemahan yang
disertai dengan penurunan tekanan darah (termasuk serangan karotis) dan dengan takikardia
ektopik hanya terjadi pada posisi duduk atau berdiri, sedangkan kelemahan yang disebabkan oleh
8/13/2019 Bab Sinkop
14/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS14
hipotensi ortostatik cenderung terjadi segera setelah perubahan posisi dari berbaring menjadi
berdiri.
Gejala penyerta. Gejala seperti palpitasi mungkin terjadi jika serangan disebabkan oleh
kecemasa atau hiperventilasi, takikardia ektopik, atau hipoglikemia. Keadaan mati rasa atau
perasaan perih pada tangan dan wajah akibat sering timbul karena hiperventilasi. Kejang yang
asli selama serangan kadang-kadang terjadi dengan blok jantung, asistol, atau takikardia
ventrikuler. Jika durasi serangan singkat, misalnya beberapa detik sampai beberapa menit, sinkop
sinus karotis atau salah satu dari beberapa bentuk hipotensi postual adalah mungkin. Durasi lebih
dari beberapa menit tetapi kurang dari satu jam menunjukkan hipoglikemia atau hiperventilasi.5
Anamnesis merupakan bagian evaluasi yang paling penting. Pasien dan saksi harus ditanyakan
tentang keadaan pencetus, gejala prodromal, perjalanan waktu awitan dan pemulihan, serta
riwayat pemberian obat-obatan. Dapat membantu membedakan sinkop kardiogenik atau
nonkardiogenik.
E.Pemeriksaan Fisik 6Pemeriksaan fisik lengkap adalah syarat bagi semua pasien yang datang di UGD. Perhatian
khusus harus diberikan pada aspek-aspek tertentu dari pemeriksaan fisik pada pasien yang datang
dengan sinkop.
1 Selalu menganalisis tanda-tanda vital (Tekanan darah dan nadi pada posisi berbaring danberdiri)
2 Auskultasi arteri subklavia dan arteri karotis
8/13/2019 Bab Sinkop
15/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS15
3 Pemeriksaan jantung yang menyeluruh dan lengkap dapat memberikan gambaranmengenai etiologi sinkop.
4 Pemeriksaan neurologis yang cermat sebagai barometer perbaikan ataupun perburukangejala. Status mental biasanya normal.
5 Identifikasi trauma
F.Pemeriksaan Neurologi 71 Disfungsi otonom
Pada disfungsi otonom, system saraf otonom tidak mampu menyesuaikan pada
perubahan posisi sehingga menyebabkan hipotensi ortostatik dan sinkop. Derajat sinkop
didasarkan pada lamanya pasien dapat berdiri sebelum akhirnya duduk. Impotensi dan
gangguan miksi merupakan jenis disfungsi otonom lainnya.
2 Test mengangkat kepalaTest dengan mengangkat kepala pasien sementara dalam posisi berbaring merupakan
teknik provokatif untuk mendiagnosis sinkop vasodepressor. Pengangkatan kepala hingga
mencapai sudut maksimum 60 sampai 700 biasanya akan mencetuskan hipotensi
simtomati atau sinkop dalam waktu 10 hingga 30menit pada pasien sindroma ini.
3 Gangguan Serebrovaskulara. Steal Syndromeb. TIA
4 NonSyncopal Attacka. Epilepsib. Katapleksi
8/13/2019 Bab Sinkop
16/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS16
c. Drop attack5 Evaluasi Psikiatri
G.Pemeriksaan Laboratorium 8Saat ini, tidak ada pengujian khusus memiliki kekuatan yang cukup untuk benar-benar
ditunjukkan untuk evaluasi sinkop. rekomendasi pedoman berbasis penelitian dan konsensus
tercantum di bawah ini. Pemeriksaan laboratorium harus diarahkan oleh anamnesa dan
pemeriksaan fisik, tetapi tidak semuanya.
Pemeriksaan darah rutin seperti elektrolit, enzim jantung, kadar gula darah dan
hematokrit memiliki nilai diagnostik yang rendah, sehingga pemeriksaan tersebut tidak
direkomendasikan pada pasien dengan sinkop kecuali terdapat indikasi tertentu dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisis, misalnya pemeriksaan gula darah untuk menyingkirkan
kemungkinan hipoglikemia dan kadar hematokrit untuk mengetahui kemungkinan adanya
perdarahan dan lain-lain. Pada keadaan sindrom QT memanjang keadaan hipokalemia dan
hipomagnesemia harus disingkirkan terlebih dahulu. Tes kehamilan harus dilakukan pada wanita
usia reproduksi, terutama yang akan menjalani head-up tilt testing atau uji elektrofisiologi.8
Sinkop akibat hipoglikemi adalah hilangnya kesadaran yang berhubungan dengan kadar
gula darah dibawah 40mg/dL dan disertai gelaja tremor, bingung, hipersalivasi, keadaan
hiperadrenergik dan rasa lapar.8
H. Imaging 91 Head CT scan (noncontrast)
8/13/2019 Bab Sinkop
17/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS17
Head CT scan tidak diindikasikan pada pasien nonfocal setelah peristiwa
syncopal. Tes ini memiliki hasil diagnostik rendah sinkop. Dari 134 pasien prospektif
dievaluasi untuk sinkop menggunakan CT scan, 39 pasien temuan abnormal pada scan.
Hanya 1 CT scan kepala adalah diagnostik pada pasien tidak diharapkan memiliki
patologi intrakranial. Dari scan yang tersisa, 5 menunjukkan hematoma subdural
dianggap sekunder untuk sinkop. Head CT scan mungkin secara klinis diindikasikan pada
pasien dengan defisit neurologis baru atau pada pasien dengan trauma kepala sekunder
sinkop.
2 Thorax CT / Abdomen CT
Studi imaging ditunjukkan hanya dalam kasus-kasus tertentu, seperti kasus di
mana diseksi aorta, ruptur aneurisma aorta abdominal, atau embolus paru.
3 Brain MRI / arteriografi resonansi magnetik (MRA)
Tes-tes ini mungkin diperlukan dalam kasus-kasus tertentu untuk mengevaluasi
pembuluh vertebrobasilar dan yang lebih tepat dilakukan secara rawat inap dengan
konsultasi dengan ahli saraf atau seorang ahli bedah saraf.
4 Ventilasi-perfusi (V / Q) scanningTes ini cocok untuk pasien yang diduga pulmonary embolus.
5 EchocardiographyPada pasien dengan penyakit jantung diketahui, fungsi ventrikel kiri dan fraksi
ejeksi telah ditunjukkan untuk mempunyai hubungan prediksi yang akurat dengan
kematian. Echocardiography merupakan ujian pilihan untuk mengevaluasi penyebab
yang dicurigai jantung mekanik sinkop.
6 Elektrokardiografi
8/13/2019 Bab Sinkop
18/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS18
Mendapatkan EKG 12-lead standar di sinkop. Ini adalah tingkat A rekomendasi
konsensus 2007 pedoman Acep untuk sinkop. EKG digunakan di sebagian besar setiap
aturan pengambilan keputusan klinis9
Pada pasien dengan kelemahan atau sinkop yang ditandai dengan bradikardia,
seseorang harus membedakan yang disebabkan oleh kegagalan refleks neurogenik atau
kardiogenik (Stokes-Adam). Ekg harus bersifat menentukkan, tetapi meskipun tanpa
EKG, serangan Stokes-Adam dapat diketahui secara klinis dapat diketahui durasinya
lebih lama, dan sifat denyut jantung lambat yang menetap, adanya bunyi yang sinkron
yang dapat didengarkan dengan kontraksi atrial, dengan gelombang kontraksi atrial pada
pulsasi vena jugularis, dan dengan berbagai intensitas bunyi jantung pertama yang nyata
walaupun ritme teratur.
7 Holter monitor / loop recorder acaraIni adalah tes rawat jalan. Di masa lalu, semua pasien dengan sinkop dimonitor
selama 24 jam di rumah sakit. Kemudian, loop recorder dan sinyal-rata-rata perekam
acara diperbolehkan untuk pemantauan selama periode waktu lebih lama, yang
meningkatkan hasil mendeteksi aritmia.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa umur-cocok populasi asimptomatik memiliki
jumlah setara dengan peristiwa arrhythmic dicatat oleh pemantauan berjalan. perekam
Loop memiliki hasil diagnostik yang lebih tinggi dari evaluasi monitor Holter dengan
penghematan biaya marjinal.10
8 ElektroensefalografiElektroensefalografi (EEG) dapat dilakukan pada kebijaksanaan ahli saraf jika
kejang dianggap sebagai diagnosis alternatif yang mungkin.10
8/13/2019 Bab Sinkop
19/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS19
9 Stress testStress test studi elektrofisiologik / (EPS) memiliki hasil diagnostik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan monitor Holter dan harus diperoleh untuk semua pasien dengan
aritmia yang diduga sebagai penyebab sinkop. Sebuah tes stres jantung sesuai untuk
pasien yang diduga sinkop jantung dan yang memiliki faktor risiko untuk aterosklerosis
koroner. Tes ini dapat membantu dengan stratifikasi risiko jantung dan dapat
membimbing terapi masa depan.9,10
I. PENATALAKSANAAN 11,12
Pada sebagian besar kasus, keadaan mau pingsan atau fainting relative bersifat benigna.
Dalam menghadapi pasien yang pernah mengalami serangan ini, pertama-tama dokter harus
memikirkan sebab-sebab pinsan yang memerlukan emergensi. Diantara pelbagai keadaan yang
bisa memerlukan emergenci terdapat perdarahan internal yang bersifat massif serta infark
miokard yang dapat terjadi tanpa nyeri dan aritmia jantung. Pada usia lanjut tanpa penyebab
yang jelas curiga kemungkinan blok jantung total atau takiaritmia.
Pasien stadium awal diletakkan dalam posisi biasanya berbaring mendatar merupakan
satu-satunya cara untuk mengembalikan kesadaran penderita. Mengangkat kaki (tinggikan
tungkainya kurang lebih 20 cm) dapat mempercepat pemulihan karena bisa meningkatkan aliran
darah ke jantung dan otak. Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu.
Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar. Pastikan bahwa jalan
napasnya terbuka, napasnya lancar, dan denyut nadinya teraba kuat dan teratur. Jika penderita
terlalu cepat duduk atau disangga/digendong dalam posisi duduk, dapat terjadi episode pingsan
lain. Namun, pada kasus-kasus yang terus berulang dapat dibantu dengan bantuan obat-obatan.
8/13/2019 Bab Sinkop
20/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS20
Dokter mungkin meresepkan obat tekanan darah, antidepresan, pembuluh darah dan penggunaan
terapi tertentu.11
Pencegahan tergantung pada mekanisme yang terlibat. Pada keadaan sinkop vasovagal
yang biasanya ditemukan diantara para remaja dan cenderung terjadi pada saat mengalami
guncangab emosional, keletihan, perasaan lapar, dll. Tindakan yang menganjurkan pasien untuk
menghindari semua keadaan ini sudah memadai. Pada pasien hipotensi postural, pasien harus
diingatkan agar tidak bangkit secara mendadak dari tempat tidur. Sebaiknya pasien tidur dengan
ranjang yang ditinggikan sampai 8 hingga 12 inci bagian kepala oleh ganjal kayu dan
mengenakan sabuk perut elastic serta stocking elastis. Obat golongan dari efedrin dapat
bermanfaat jika pemakaiannya tidak menimbulkan insomnia.
Pada sindroma hipotensi postural yang kronis, preparat mineralkortikoid yang khusus
(tablet fludrohidrokortison asetat 0,1 hingga 0,2 mg/hari dalam dosis terbagi).12
Penanganan sinkop sinus karotikus meliputi pasien harus memakai pakaian kerah baju
yang longgar dan belajar berpaling dengan memutar seluruh badan serta bukan dengan memutar
kepala saja. Obat golongan atropine dan efedrin harus digunakan masing-masing pada pasien
bradikardia, pemasangan pacemaker dapat dilakukan pada ventrikel kanan12
Lebih lanjut Rawat Inap
Evaluasi Sinkop di Bagian Gawat Darurat Studi (Seeds) Data menunjukkan bahwa unit
sinkop khusus dengan pendekatan protokol untuk mengesampingkan penyebab jantung dari
sinkop mengurangi biaya rumah sakit dan lama tinggal tanpa mengorbankan kualitas
pelayanan.13
8/13/2019 Bab Sinkop
21/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS21
Pertimbangan merawat pasien sinkop dirumah sakit didasarkan pada 2 tujuan, yaitu
1.tujuan diagnosis, dan 2.terapi. Kasus sinkop yang pada evaluasi awal belum diketahui
penyebabnya dapat dirawat dirumah sakit. Untuk pasien yang telah didiagnosis pada evaluasi
klinis awal, keputusan merawat pasien dirawat dirumah sakit bergantung pada prognosis dari
etiologinya yang mendasari sinkop dan/atau perawatan yang dibutuhkan.13
J. PrognosisSinkop dari setiap etiologi pada pasien dengan kondisi jantung (untuk dibedakan dari
sinkop jantung) juga telah ditunjukkan untuk menyiratkan prognosis buruk. Pasien dengan kelas
fungsional NYHA III atau IV yang memiliki jenis sinkop memiliki tingkat kematian setinggi
25% dalam waktu 1 tahun. Namun, beberapa pasien melakukannya dengan baik setelah
perawatan bedah definitif atau penempatan alat pacu jantung.14
Sinkop noncardiac tampaknya tidak berpengaruh pada tingkat kematian keseluruhan dan
termasuk sinkop karena respon vasovagal, insufisiensi otonom, situasi, dan posisi ortostatik.14
Sinkop Vasovagal memiliki prognosis seragam yang sangat baik. Kondisi ini tidak
meningkatkan angka kematian, dan jarang kambuh. Situasional dan sinkop ortostatik juga
memiliki prognosis yang sangat baik. Mereka tidak meningkatkan risiko kematian, namun
kambuh memang terjadi dan kadang-kadang menjadi sumber morbiditas yang signifikan dalam
hal kualitas hidup dan cedera sekunder.14
Sinkop dengaan etiologi yang tidak diketahui umumnya memiliki prognosis
menguntungkan, dalam 1 tahun menunjukkan kejadian kematian mendadak rendah (2%),
kemungkinan 20% dari sinkope berulang, dan tingkat remisi 78%.14
8/13/2019 Bab Sinkop
22/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanTerminologi sinkop berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata syn dan koptein
yang berarti memutuskan. Secara medis, definisi dari sinkop adalah kehilangan kesadaran dan
kekuatan postural tubuh serta kemampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak
bersifat sementara. Berkurangnya aliran darah ini terjadi bila tubuh tidak dapat segera
mengkompensasi suatu penurunan tekanan darah. Pingsan bisa didahului oleh pusing atau
perasaan melayang, terutama pada saat seseorang sedang dalam keadaan berdiri.
Secara garis besar, penyebab pingsan dibagi menjadi dua. Akibat kelainan jantung
(cardiac sinkop) dan penyebab bukan kelainan jantung. Pembagian ini sangat penting, karena
berhubungan dengan tingkat risiko kematian.
Pertolongan pertama sinkop, baringkan penderita di lantai atau tempat tidur dengan posisi
kepala miring. Apabila terjadi di lapangan upacara, carilah tempat yang teduh. Tinggikan
tungkainya kurang lebih 20 cm. Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak
terganggu. Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar. Pastikan
bahwa jalan napasnya terbuka, napasnya lancar, dan denyut nadinya teraba kuat dan teratur.
Setelah ia membaik, sarankan untuk menemui dokter keluarga atau ke ruang gawat darurat
rumah sakit terdekat. Tetapi bila dalam waktu 10 menit penderita belum mulai sadar, segeralah
panggil ambulan atau dokter.
Pasien yang mengalami sinkop akan mengalami penurunan kualitas hidup.
Prognosis dari sinkop sangat bervariasi tergantung dari diagnosis etiologinya. Individu
yang mengalami sinkop termasuk sinkop yang tidak diketahui penyebabnya mempunyai tingkat
8/13/2019 Bab Sinkop
23/23
SINKOP
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR RSUD KELAS C CIAMIS23
mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak pernah mengalami episode sinkop.
Mortalitas tertinggi disebabkan oleh sinkop cardiac, sedangkan sinkop yang berhubungan dengan
persyarafan termasuk hipotensi ortostatik dan sinkop yang berhubungan dengan obat-obatan
tidak menunjukan peningkatan angka kematian.
B.SaranBerbagai tenaga kesehatan dari multidisiplin sebaiknya terus menambah pemahaman
tentang nyeri sinkop agar pengelolaan pasien tersebut dapat lebih optimal. Selain itu, mahasiswa
dibidang kesehatan juga perlu diberikan wawasan khususnya tentang sinkop, mengingat
mahasiswa adalah generasi penerus yang akan bertanggung jawab dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat di masa yang akan datang.