A. JUDUL PROGRAM
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Rebung merupakan tunas muda tanaman bambu yang muncul di permukaan dasar
rumpun. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai di tempat dengan
ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Tunas bambu muda tersebut enak
dimakan, sehingga digolongkan ke dalam sayuran. Rebung yang sering dikenal dengan
nama bung (bahasa Jawa), oleh masyarakat pedesaan sudah sejak zaman dahulu
dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Dalam bahasa Inggris, rebung dikenal dengan
sebutan bamboo shoot.
Rebung tumbuh dibagian pangkal rumpun bambu dan biasanya dipenuhi oleh
glugut (rambut bambu) yang gatal. Morfologi rebung berbentuk kerucut, setiap ujung
glugut memiliki bagian seperti ujung daun bambu, tetapi warnanya cokelat.
Pemanenan rebung dapat dilakukan sepanjang tahun. Panen raya rebung terjadi
pada musim hujan, yaitu antara bulan Desember-Februari. Biasanya rebung dipanen saat
tingginya telah mencapai 20 cm dari permukaan tanah, dengan diameter batang sekitar 7
cm.
Kandungan serat pangan pada rebung juga cukup baik Kandungan serat pangan
pada rebung adalah 2,56 persen, lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran tropis lainnya,
selain itu rebung mempunyai kandungan kalium cukup tinggi. Kadar kalium per 100
gram rebung adalah 533 mg. Makanan yang serat kalium, yaitu minimal 400 mg, dapat
mengurangi risiko stroke.
Keripik merupakan makanan yang sangat dinikmati masyarakat. Pemanfaatan
rebung menjadi makanan yang mempunyai keunikan dan nilai gizi yang tinggi tentunya
akan menjadi sesuatu kelebihan tersendiri.
Wonosobo sendiri tersedia banyak jenis pohon bambu, sebagian besar dapat
dimanfaatkan rebungnya. Bahan makanan yang alami membuat makanan ini cocok
dinikmati semua kalangan dari balita hingga manula. Keripik dan telah dikenal oleh
masyarakat sebagai makanan ringan atau jajan yang sangat disukai. Bahan baku yang
berbeda diharapkan akan menjadi sesuatu cemilan yang menarik dan santapan harian
masyarakat
luas.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana memanfaatkan rebung (tunas bambu) menjadi makanan yang mempunyai
nilai ekonomi?
2. Bagaimana menciptakan wirausaha melalui pemanfaatan rebung?
3. Bagaimana pemasaran keripik berbahan baku rebung?
4. Bagaimana menjadikan keripik rebung dikenal masyarakat luas sebagai makanan yang
tinggi serat dan kalium tinggi bermanfaat bagi kesehatan?
D. TUJUAN PROGRAM
1. Memanfaatkan rebung menjadi makanan yang kaya serat dan kalium.
2. Menciptakan wirausaha baru di bidang pangan dengan pemanfaatan rebung menjadi
keripik.
3. Mencari alternatife yang tepat dalam memasarkan produk keripik rebung.
4. Mempopulerkan produk makanan bergizi berbahan baku rebung yang dibutuhkan tubuh
manusia dalam kehidupan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Produk makanan dari rebung yang memiliki kandungan serat dan kalium tinggi, aman
dikonsumsi serta bebas bahan kimia, murah dan mudah didapatkan sehingga dapat
menarik minat konsumen.
2. Dapat menciptakan lapangan kerja baru jika ternyata usaha ini mendapatkan sambutan
yang baik dari masyarakat dan berkembang menjadi usaha skala menengah.
3. Dapat memberikan suatu pelatihan jiwa wirausaha bagi mahasiswa sehingga nantinya
tidak tergantung untuk bekerja pada perusahaan orang lain.
4. Penghasilan mahasiswa sebagai penunjang biaya pendidikan.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Menciptakan jenis makanan baru yang menjadi menu pilihan konsumsi masyarakat.
2. Dapat memberikan peluang kewirausahaan baru.
3. Mahasiswa dapat mempelajari dan mempraktekkan secara langsung kemampuan
berwirausaha.
4. Diharapkan nantinya masyarakat umum dapat menyerap ilmu yang akan ditularkan
mahasiswa sehingga dapat menambah penghasilan..
5. Mengaplikasikan teori-teori pengolahan pangan dan ilmu gizi kedalam kegiatan
kewirausahan.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
G.1. Survei
Mengingat di Wonosobo banyak terdapat bambu dan sering kali digunakan oleh
masyarakat sebagai bahan baku pembuat kerajinan tangan ataupun sebagai pembuat pagar
rumah. Terkadang mereka melupakan rebung, Rebung adalah tunas muda dari pohon
bambu yang tumbuh dari akar pohonbambu. Biasanya masyarakat setelah menebang
bambu nya melupakan rebung. Rebung dibiarkan saja tanpa dimanfaatkan terkadang
dibuang begitu saja. Berdasarkan masalah ini kami berfikir untuk memanfaatkan rebung
tersebut sebagai makanan olahan yang bermanfaat dan dapat menghasilkan pendapatan
mahasiswa sebagai penunjang biaya pendidikan.
G.2. Keripik
Keripik merupakan makanan ringan yang sering dinikmati dan mudah didapatkan di
pasar. Masyarakat lebih mengenal keripik berbahan baku singkong atau ubi. Selain
dengan rasa gurih dan renyah keripik dapat dibuat pedas sebagai lauk atau pengganti
kerupuk sebagai pelengkap hidangan. Meningkatnya perkembangan memunculkan
keripik tidak hanya bisa terbuat dari singkong dan ubi, tetapi kini rebung dapat
dimanfaatkan sebagai penggantinya. Tentunya akan memberi variasi yang berbeda, baik
rasa maupun nilai gizi yang semakin tinggi dan layak untuk dikonsumsi.
G.3. Rebung
Rebung merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan keunikan
tersndiri. Senyawa utama didalam rebung mentah adalah air, yaitu sekitar 91 persen.
Disamping itu, rebung mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin,
riboflavin, vitamin C, serta mineral lain seperti kalsium, fosfor, besi, dan kalium. Bila
dibandingkan dengan sayuran lainnya, kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada
rebung, tidak berbeda jauh.
Rebung mempunyai kandungan kalium cukup tinggi. Kadar kalium per 100 gram
rebung adalah 533 mg. Makanan yang sarat kalium, yaitu minimal 400 mg, dapat
mengurangi risiko stroke. Peran kalium mirip dengan natrium, yaitu bersama-sama
dengan klorida, membantu menjaga tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa.
Kalium menjaga tekanan osmotik dalam cairan intraseluler, dan sebagian terikat dengan
Protein.
Kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat
menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat Gejala kekurangan
kalium biasanya berupa pelunakan otot.
Kandungan serat pangan pada rebung juga cukup baik Kandungan serat pangan pada
rebung adalah 2,56 persen, lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran tropis lainnya, seperti
kecambah kedelai (1,27 persen), pecay (1,58 persen), ketimun (0,61 persen), dan sawi
(1,01 persen).
Serat pangan (dietary fiber) sempat cukup lama diabaikan sebagai faktor penting
dalam gizi manusia karena tidak menghasilkan energi. Selain itu, kekurangan serat tidak
menimbufkan gejala spesifik, seperti halnya yang terjadi pada kekurangan zat-zat gizi
tertentu.
Akhir-akhir ini, melalui penelitian epidemiologis telah dibuktikan peran fisiologis
serat pangan terhadap usus. Kurangnya konsumsi serat dapat menyebabkan timbulnya
penyakit ala masyarakat Barat, seperti aterosklorosis (penyumbatan pembuluh darah),
koroner, diabetes melitus (kencing manis), hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol),
hipertensi, hiperlipidemia (kelebihan lemak), dan kanker kolon (usus besar).
Serat pangan adalah senyawa berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak tedapat
pada dinding sel tanaman pangan. Serat pangan tidak dapat dicerna dan diserap oleh
saluran pencernaan manusia, tetapi memiliki fungsi yang sangat panting bagi
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan sebgai komponen penting dalam
terapi gizi.
Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 gram per hari.
Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebuhahan serat
sekitar sepertiga dan kebutuhan ideal sebesar 30 gram setiap hari.
G.4. Strategi Pemasaran
1. Harga
Produk Keripik berbahan baku rebung tentunya akan mudah dinikmati masyarakat
dengan harga yang terjangkau dibandingkan dengan produk sejenisnya berbahan baku
yang berbeda.
2. Promosi
Promosi diharapkan dapat membuat produk yang dihasilkan cepat dikenal
masyarakat sehingga meningkatkan hasil produksi, Promosi yang dilakukan antara lain : Promosi melalui brosur atau pamflet yang berisi tentang produk keripik dari rebung
dengan cara disebarkan dilingkungan kampus dan warung-warung disertai produk yang dihasilkan.
Promosi melalui media surat kabar yaitu mengenalkan produk dengan menerbitkannya dalam surat kabar kampus, surat kabar di tingkat SMA dan SMP serta surat kabar daerah.
Promosi melalui media elektronik, yaitu mengenalkan produk dengan menggunakan Hp, yaitu penyebaran sms singkat mengenai produk yang dihasilkan.
3. Pemasaran
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses akhir produksi.
Pengenalan produk dimulai dari warung-warung makanan di lingkungan kampus. Selain
itu pemasaran dilakukan di warung-warung kampung berupa kemasan kecil.
Dalam proses selanjutnya perolehan izin dari Depkes menambah jangkauan pasar
lebih luas. Produk keripik rebung ini dapat dipasarkan pada toko oleh-oleh di kota
Wononosobo yang merupakan pusat oleh-oleh di kota Wonosobo serta dititipkan pada
toko swalayan yang ada di kota Wonosobo.
Strategi lainnya juga dapat dilakukan dengan mengolah rebung menjadi lauk kering,
misalnya dengan kering rebung dengan tempe, dan sebagainya, sehingga menarik
perhatian konsumen terhadap makanan berbahan baku rebung.
G.5. Analisis Kelayakan Usaha
Di sini disajikan analisis usaha secara sederhana dengan asumsi per satu kg keripik
dengan 1 ½ kg rebung.Table 1. Analisis Usaha Keripik Rebung
InvestasiNo Bahan- bahan Jumlah Satuan (kg) Total
1.
2.
Bahan –bahana) Rebungb) Minyak gorengc) Mentegad) Bawang putihe) Garamf) Penyedap rasa
Labeling dan packaging@ 250 gr@ 40 grTas + sablon
200 kg15 kg1 kg5 kg1 kg0,25 kg
350 bungkus1000 bungkus60 biji
Rp 1500,00Rp 10000,00Rp 50000,00Rp 15000,00Rp 15000,00Rp 10000,00
Rp 600,00Rp 100,00Rp 3000,00
Rp 300000,00Rp 150000,00Rp 50000,00Rp 75000,00Rp 15000,00Rp 10000,00
Rp 210000,00Rp 100000,00Rp 180000,00
Total biaya Rp 1.090.000,00
B . Biaya Promosi dan Pemasaran
123
Transportasi 3 orang X Rp 150.000,00 (4 bulan)Komunikasi 3 orang X Rp 25.000,00 (4 bulan )Promosi (brosur, , dimedia cetak , internet, HP, dan Ra-dio)
Rp 450.000,00Rp 75.000,00Rp 500.000,00
Total biaya Rp 1.025.000,00
C . Perkiraan Pemasaran
KERIPIK: 350 Bungkus/250 gr 1000 Bungkus/40 gr
@ Rp 5500,00@ Rp 1000,00
Rp 1.925.000,00Rp 1.000.000,00
Jumlah Rp 2.925.000,00
D .perkiraan keuntungan yang didapat
C – (A+B)2.925.000-(1.225.000,00+ 1.025.000 )
Rp 675.000,00
Pengolahan Produk Keripik RebungBahan:a) Rebung = 1 1/2 kgb) Minyak goreng = 1 1/2 kgc) Mentega = 0,1 kgd) Garam = 1 sdme) Bawang putih = 5 butir f) Bumbu kaldu rasa ayam = 1 bungkusg) Air = secukupnyaAlat :- Kompor gas 1 buah
- Penggorengan besar 1 buah- Penggorengan kecil 1 buah- Sendok wajan 2 buah- Alat pemotong 4 buah- Siruk 2 buah- Alat Pengiris Rebung 5 buah- Baskom 5 buah- Pisau 2 buahCara pembuatan :Cara pembuatan keripik rebung adalah sebagai berikut:1) Rebung yang telah dibuang glugutnya dipotong menggunakan alat tersedia.2) Rebus rebung yang telah dipotong-potong.3) Potong rebung tipis-tipis dengan alat yang telah tersedia.4) Tambahkan garam dan bawang putih yang telah ditumbuk secukupnya.
5) Setelah getah rebung hilang angkat dan tiriskan di bawah terik matahari sampai tidak tampak basah ( bukan kering)6) Tuangkan Penggorengan dan masukkan minyak goreng beserta mentega secukupnya.7) Goreng potongan rebung, tuangkan perlahan-lahan sambil dilakukan bolak-balik.
8) Setelah matang atau dihasilkan keripik yang renyah, angkat lalu dinginkan dan dilalukan pengemasan.
H. METODE PELAKSANAAN
H.1. Tahap Persiapan
H.1.1. Survei
Survei dilakukan untuk mengetahui minat masyarakat terhadap produk yang akan
dihasilkan. Ini sangat penting dilakukan sehingga pemasaran keripik sesuai sasaran yang
diharapkan. Survey dilakukan dengan cara interview, yang diawali dari teman-teman
sesama mahasiswa di lingkungan kampus, kost atau kontrakan. Survei juga dilakukan
kepada ibu-ibu disekitar tempat tinggal, warung-warung sekitar kampus dan kampung.
Survei dilakukan sedetail mungkin, kami mencoba menarik perhatian dengan
keunggulan produk yang akan dihasilkan. Kandungan serat dan kalium yang tinggi
ternyata menjadikan produk murah ini menarik konsumen.Dengan melihat hal ini, maka
kegiatan PKMK ini dapat dilaksanakan.
H.1.2. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan keripik berbahan baku rebung mudah
didapatkan di pasar dengan harga yang ekonomis.
Peralatan yang digunakan antara lain :
1. Sabit, Pisau Besar, dan Cangkul Kecil
Mengambil rebung dari rumpun bambu tidaklah sulit. Dengan menggunakan
pisau besar, sabit, atau alat lain, rebung dapat dipotong pada bagian pangkalnya.
Untuk mem
peroleh rebung yang panjang perlu sedikit penggalian.
2. Soblog
Pengolahan pertama pada rebung adalah merebusnya untuk menghilangkan getah
yang dikandungnya.
3. Penggorengan
Wajan digunakan untuk menggareng keripik rebung. Disarankan menggunakan wa-
jan yang terbuat dari stainless steel, karena akan menghasilkan panas yang
maksimal sehingga mempercepat proses produksi
4. Kompor
Kompor digunakan untuk memasak atau menggoreng sebagai penghasil api atau
panas. Kompor gas lebih praktis digunakan selain hasil api yang mudah diatur sesuai
kebutuhan kompor gas lebih efektif dan ekonomis.
5. Vacuum Sealer
Produk yang sudah jadi jika akan dipasarkan harus dikemas dan udara di dalam kemasan
harus disedot menggunakan vacuum sealer agar mikroba tidak berkembang dan produk
akan tahan lama.
6. Timbangan
Pengemasan keripik membutuhkan takaran yang akurat dan baku. Karenanya
memerlukan timbangan untuk mengukur berat bahan baku dan yang siap saji atau yang
akan dikemas.
6. Loyang
Loyang digunakan untuk meletakkan keripik yang baru diangkat dari api, loyang
sebaiknya terbuat dari plastik.
7. Alat-alat lain
Tentunya masih banyak piranti penunjang lainnya dalam proses produksi meskipun
dalam skala yang kecil.
H.1.3. Persiapan Bahan Baku
Persiapan bahan baku dimulai dengan survey harga bahan baku yang tersedia di
pasaran. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain :
1. Rebung
Untuk mengambil rebung dari rumpun bambu tidaklah sulit Dengan menggunakan
pisau besar, sabit, atau alat lain, rebung dapat dipotong pada bagian pangkalnya. Setelah
itu, rebung dikupas untuk dibuang glugutnya.
Tidak semua rebung dapat diolah menjadi masakan. Bambu janis apus (ping apus
dalam bahasa Jawa) merupakan salah satu janis bambu yang tidak dapat diolah menjadi
masakan, karena rasanya pahit. Jenis rebung yang memiliki cita rasa enak adalah rebung
kuning, rampal/suling,ampel, welet, ori, dan ater.
Rebung dari bambu betung memiliki rasa paling enak. Rebung betung berwarna
merah cokelat dan subang (ujung kelopak) pada ujung rebung berwarna ungu dilindungi
oleh kelopak-kelopak kuat yang berbulu halus.
2. Bumbu-bumbu
Dalam proses produksi keripik rebung tidak memerlukan banyak bumbu. Bumbu yang
digunakan antara lain : bawang putih, bawang merah, garam, penyedap rasa.
3. Air
Hampir semua proses memasak memerlukan air, karenanya, air harus bersih dan berasal
dari sumber yang kandungan kimianya telah teruji di laboratorium. Di sekitar tempat
produksi sendiri terdapat mata air bersih, tentunya dapat menjadi sumber air yang bebas
bahan kimia dan baik untuk kesehatan.
4. Minyak Goreng
Minyak goreng digunakan untuk menggoreng keripik rebung. Dis-
arankan menggunakan minyak yang berkualitas agar keripik yang dihasilkan
berkualitas baik dan tahan lama disimpan dalam kemasan, karena kerenyahan keripik
salah satu ukuran penting terhadap kualitas keripik rebung di mata konsumen.
5. Gas
Proses pembuatan keripik rebung hampir melalui penggorengan, sehingga diperlukan
bahan bakar berupa gas. Penggunaan gas akan lebih baik karena pengaturan api akan
lebih mudah dan stabil.
6. Mentega
Mentega digunakan sebagai campuran minyak goreng untuk mendapatkan
keripik yang renyah dan gurih. Selain itu, mentega berfungsi untuk menghasilkan
warna keripik yang bersih dan cerah.
H.2. Tahap
Pelaksanaan
H.2.1. Pembuatan Produk
1. Pengolahan produk keripik rebung
2. Pengemasan produk keripik rebung
H.2.2. Analisa Standar Mutu Produk
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa standar mutu produk antara lain:
1. Inspeksi untuk menemukan adanya produk dengan kualitas yang tidak
dikehendaki.
2. Pemberian keterangan tentang adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Penyelidikan untuk mengetahui penyebab penyimpangan sehingga dapat
dihindarkan terjadinya kesalahan lagi.
H.2.3. Pengemasan
Setelah produk keripik rebung jadi, diperlukan pengemasan yang dilakukan
menggunakan plastik pembungkus. Produk yang sudah jadi jika akan dipasarkan harus
dikemas dan udara di dalam kemasan harus disedot menggunakan vacuum sealer agar
mikroba tidak berkembang dan tahan lama.
H.2.4. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan utama dalam proses produksi keripik rebung.
Pemasaran keripik dengan kemasan 40 gr dijual dengan harga Rp 1000 dapat di pasarkan
di warung-warung kecil, kantin di sekitar kampus dan bebrapa sekolah di kota
Wonosobo. Untuk kemasan 250 gr dijual di koperasi, warung-warung dan toko makanan
oleh-oleh di kota Wonosobo. Dalam proses selanjutnya berusaha secepatnya untuk
mendapatkan izin Depkes sehingga menjamin bagi konsumen keripik.
H.2.5. Promosi Produk
Analisis pasar dilakukan setelah 1 minggu pelaksanaan pemasaran. Hal ini dilakukan
untuk melihat kondisi keripik yang terjual di pasaran, serta ada tidaknya peningkatan
permintaan pasar terhadap produk keripik rebung.
Setelah analisis pasar, langkah berikutnya adalah analisis ekonomi sesuai dengan
analisis kelayakan usaha yang terdapat dalam gambaran umum rencana usaha.
I. JADWAL KEGIATANTabel 2. Jadwal Kegiatan Program
Kegiatan Bulan Ke-1 2 3 4 5
1. Persiapanü Persiapan dan Penetapan lokasi usaha x
ü Persiapan alat dan bahan usaha xx
ü Promosi dan strategi pengadaan usaha xxx
ü Evaluasi tahap pertama x
2. Pelaksanaanü Penjaringan konsumen xx xxx
ü Pelayanan dan pemasaran xxx xx
ü Pengembangan usaha dan investasi xxx xx
ü Evaluasi tahap kedua x
3. Kegiatan Bimbinganü Pelaporan kegiatan usaha xxx
ü Monitoring dengan evaluasi pelaksanaan usaha
x
ü Pengembangan usaha berdasarkan hasil monitoring
xxx
NAMA DAN BIODATA ANGGOTA KELOMPOK1. KetuaPelaksanaan Kegiatan
a. Nama : Yuniyhan Surya Praja
b. NIM : 7008017
c. Fakultas / Program Stud : Teknik/ Teknik sipil
d. Perguruan Tinggi : Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di
Wonosobo
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 20 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana
a. Nama : Eni Rahmawati
b. NIM : 1107030
c. Fakultas / Program Studi : FITK/PAI
d. Perguruan Tinggi : Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di
Wonosobo
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 20 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana
a. Nama : Arifin Ahmad
b. NIM : 7008003
c. Fakultas / Program Stud : Teknik/ Teknik sipil
d. Perguruan Tinggi : Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di
Wonosobo
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 20 jam/minggu
NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
Dosen pendamping
1. Nama Lengkap dan Gelar : Wiji Lestarini, ST, MT.
2. Golongan Pangkat dan NIP : 1940902074
3. Jabatan Fungsional : LEKTOR
4. Jabatan Struktural : Kepala ProDi Tek. Sipil
5. Fakultas/Program Studi : Teknik Siipil
6. Perguruan Tinggi : Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa
Tengah di Wonosobo.
7. Bidang Keahlian : Teknik Sipil
8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu
J. BIAYARencana Anggaran Biaya
Tabel 3. Rincian Anggaran Biaya Pembuatan Keripik Rebung
No
(1)
URAIAN
(2)
Jumlah
(3)
Satuan
(4)
Harga/satuan
(Rp)
(5)
Sub
Jml
(Rp)
(6)
TOTAL
(Rp)
(7)
I Bahan Habis
Pakai
Rebung 300 kg 1500 450.000
Minyak goreng 15 kg 11.000 165.000
Bawang putih 3 kg 15.000 45.000
Garam 2 kg 15.000 30.000
Gas elpiji 1 buah 82.500 82.500
Bumbu rasa dag-
ing ayam
40 bungkus 1.000 40.000
Plastik kemasan
@ 40 gr
10 pak 5.000 50.000
Plastik kemasan @ 250 gr
10 pak 10.000 100.000 962.500
II Peralatan Penun-
jang
Penggorengan be-
sar
2 buah 200.000 400.000
Sendok Peng-
gorengan
3 buah 20.000 60.000
Kompor Gas 1 buah 800.000 800.000
Vacum sealer 1 buah 250.000 250.000
Timbangan 1 buah 50.000 50.000
Loyang ukuran
besar
5 buah 50.000 250.000
Loyang sedang 5 buah 30.000 150.000
Ember 3 buah 15.000 45.000
Pisau 4 buah 20.000 80.000
Baskom 3 buah 20.000 60.000 2.145.000
III Transportasi
Lokal 3 orang 100.000 300.000
Biaya Pemasaran 1 paket 250.000 250.000 550.000
IV Biaya adminis-
trasi & ATK
Surat – menyurat 3 paket 20.000 60.000
Telepon/pulsa 3 orang 60.000 180.000
Kertas HVS 3 rim 30.000 90.000
Flasdisk 1 buah 80.000 80.000
Amplop 1 dos 12.500 12.500
Scan gambar 1 paket 80.000 80.000
Tinta print 2 buah 30.000 60.000
Cetak label 1 paket 230.500 230.000 792.500
V Pelaporan
Biaya pengetikan 100 lembar 1.000 100.000
Biaya penggan-
daan, Penjilidan
10 eksemplar 25.000 250.000
Pembuatan poster 2 lembar 600.000 600.000 950.000
TOTAL BIAYA 5.400.000
Recommended