BILATERAL SALPHYNGO OOPHORECTOMY PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
DEFINISITindakan pembedahan dengan cara mengangkat tuba falopii dan ovarium kanan dan kiri sebagai
bagian dari terapi hormonal kanker payudara
Pertama dilakukan oleh Beatson 1896, melaporkan tiga pasien dengan kanker payudara stadium lokal lanjut mengalami pengecilan ukuran tumor
Algoritma
Anatomi Ovarium
• Ovarium panjangnya 3 cm dan lebar 1,5 cm • Memiliki mesenterium sendiri disebut mesovarium yeng terbentuk dari lapisan posterior dari
broad ligament • Menempel pada cornu uterus dengan diikat oleh ligamentum ovarii
Vaskularisasi
• Ovarium terbentuk sebagai organ intraabdomen • Mendapatkan suplay darah utama dari aorta abdominalis
• A.ovarica berjalan melalui ligamentum infundibulopelvicum • V.ovarica kanan didrainase ke vena cava inferior dan yang kiri drainase melalui vena renalis kiri
The “dangerous zone”
Ureter memasuki rongga pelvis dari retroperitoneal dengan menyilang pada bifurcatio arteri iliaca komunis
Ureter menyilang pembuluh darah ovarium dekat dengan ligamentum infundibulopelvic Lalu turun kearah medial ke belakang fossa ovarian dan berdekatan dengan arteri iliaca interna Lalu ureter melalui dasar dari fornix dari vagina dan berjalan dibelakang arteri uterina
INDIKASI OPERASI
Wanita premenopause dengan kanker payudara stadium lanjut lokal atau lanjut jauh yang pada pemeriksaan imunohistokimia menunjukkan hasil reseptor hormonal yang positif (ER dan atau PR).
Wanita premenopause dengan kanker payudara stadium lanjut lokal atau lanjut jauh yang tidak memungkinkan diperiksa reseptor hormonalnya karena fasilitas pemeriksaan yang tidak tersedia.
Wanita premenopause dengan kanker payudara yang mengalami kekambuhan lokal atau sistemik dengan reseptor hormonal (ER dan atau PR) yang positif.
Kontra Indikasi Operasi
Terdapat tumor ovarium Pemeriksaan ER/PR Negatif Wanita post menopause Penderita dengan komorbiditas yang berat
Kontraindikasi Relatif
Belum memiliki anak
Modalitas terapi hormonal pada penderita kanker payudara• Ablative
• Bedah : Salphingo oophorectomy bilateral• Non bedah : Radiasi • Medikamentosa : Tamoxifen
Additive : Aromatase inhibitor
Persiapan Pre Operatif
Pemeriksaaan IHK (ER,PR) USG Abdomen à menilai ovarium Laboratorium
Teknik Operasi
Penderita dalam narkose umum atau regional, dipasang kateter dauer Posisikan pinggang fleksi dan panggul sedikit abduksi, dapat diganjal dgn bantal atau botol infus
1 liter Desinfeksi lapangan operasi dengan larutan antiseptik secukupnya, selanjutnya lapangan operasi
dipersempit dengan doek steril batas atas sampai 2 jari dari atas umbilikus, batas bawah sampai 2 jari dari simfisis pubis
Insisi pfanenstil diperdalam lapis demi lapis sampai membuka peritoneum sambil merawat perdarahan
Peritoneum diklem dengan klem anatomis pada dua sisi, lalu dibuka secara tajam Pasang spreder/hak oleh asisten, usus didorong ke kranial dengan rol haaz Identifikasi vesika urinaria dengan perabaan balon kateter didalamnya Tepat dibawah vesika urinaria adalah fundus uteri, pada sisi lateral kanan -kiri tampak tuba
falopii dan ovarium Fundus Uteri difiksasi ke anterior dengan memakai klem ellis Lig.Infundibulopelvic diidentifikasi Jepit pada dua sisi yg sejajar pada ligamen infundibulo pelvic yang mencakup pembuluh darah
ovarium dengan klem histerektomy (zeppelin, heany atau masterson) dengan jarak antar antar klem ± 1 cm.
Diantara 2 klem, dipisahkan secara tajam dengan gunting Mayo dan dijahit ikat dengan benang vikryl nomor 0. Pada sisi proksimal dilakukan ikatan ganda untuk mencegah pendarahan
Pangkal dari tuba di klem, dan dipotong tiba falopii dan ligamentum ovarii, sampai ligamentum latum uteri.
Kemudian dijahit ikat dengan benang vikryl nomor 0 Luka bekas eksisi adneksa ditutup dengan peritoneum Setelah itu tuba falopii dan ovarium dikeluarkan dari intraabdomen Rembesan pendarahan dihentikan Rongga pelvis dicuci dengan salin steril hingga bersih Luka operasi ditutup lapis demi lapis Operasi selesai
Komplikasi operasi
• Dini: - Perdarahan dari pembuluh darah ovarium
- Infeksi - Ileus paralitik
• Lambat : - Adhesi - Insisional hernia
Perawatan pasca bedah dan follow up
• Sadar baik boleh minum sedikit-sedikit kemudian diet bebas • Kateter segera dilepas setelah penderita mobilisasi • Antibiotik untuk mencegah infeksi • Evaluasi ILO setelah hari ketiga pasca operasi • Luka operasi diangkat pada hari 10-14• Follow up terhadap tindakan operasinya dan respon tumor terhadap hormonal terapi • Follow up untuk gejala surgical menopause (cek densitas tulang, level kolesterol)