BAWANG PUTIH VS BAWANG MERAHBawang merah : Dista
Bawang putih : Fia
Raja : Taufik
Ratu : Yani
Pangeran : Gandhi
Adik bawang putih ( sri ) : Naila
Emak bawang merah (yanti) : Kikik
Emak bawang putih : Sukma
Ayah b.merah dan b.putih (tumenggung surono) : Razaqy
Pengawal pangeran ( timo ) : Batol
Pengawal ratu ( sumi ) : Fela
Peri jahat : Pu3
Peri baik : Novia
Setting ( rumah bawang putih )
Bawang putih : ibu, saya harus pergi ke kebon . apa tidak apa – apa kalau ibu saya tinggal sendiri. Sedangkan ibu sedang sakit.
Ibu b.putih : tidak apa – apa anakku , nanti adik mu yang akan menjaga ibu selama kamu ke Kebon .
Sri : iya mbak biar aku yang menjaga ibu , jangan khawatir. Aku kan anak pemberani
Bawang putih : kalau begitu saya pamit ke pasar dulu ibu.
Ibu b.putih : iya hati – hati anakku.
Bawang putih : sri, jaga ibumu selama aku ke kebon .
Sri : baik mbakyu . hati hati yaa
Setting ( perjalanan menuju kebon )
Pangeran : sudah lama aku ingin berjalan – jalan keluar istana. Aku sangat bosan mo.
Timo : ternyata segar sekali udara di luar sini ndoro .
Pangeran : lihatlah sawah yang terbentang luas itu mo.
Timo : indah ya ndoro
Pangeran : sangat indah , seandainya sekarang aku sedang berjalan – jalan dengan istriku
pasti akan lebih indah . hahaha
timo : ndoro ini ada ada saja .
( tiba – tiba bawang putih melintas dengan membawa keranjang )
Pangeran : (memandangi bawang putih seakan akan terkagum akan kecantikannya) timo, lihatlah gadis ini cantik sekali.
Timo : iya ndoro cantik sekali
Pangeran : mau kemana dia ya
Timo : kita buntuti saja bagaimana ndoro
Pangeran : baiklah ayo
(diam diam pangeran membuntuti dan mengintip bawang putih menuju kebun,bawang putih sedang memetik
sayuran) , sampai bawang putih pulang pun pangeran masih membuntutinya diam diam.
(setting kerajaan)
Raja : dinda , kemanakah anak mu yang paling ganteng itu ?
Ratu : aku tidak tahu kanda . , sumi apa kau tahu kemana pangeran ?
Sumi : tadi saya lihat ndoro pangeran sedang keluar bersama suami saya timo.
Raja : ya sudahlah tidak masalah kalau dia perginya bersama timo. Timo kan badannya besar, pasti dia bisa melindungi anak kita.
Sumi : (menyuguhkan wedang)
Ratu : kanda, anak kita sudah dewasa dan gagah . sampai kapan dia sendiri terus
Raja : maksud dinda
Ratu : kapan dia menikah dan beristri kanda.
(pangeran pulang)
Pangeran : timo, terima kasih telah menemaniku berjalan – jalan . kau boleh berisstirahat sekarang.
Timo : terima kasih ndoro.
Ratu : darimana saja kau ngger
Pangeran : tadi saya keluar istana untuk melihat sekitar ibunda
Raja : apa yang kau lakukan diluar anakku
Ratu : yasudah beristirahatlah
( dibelakang istana sumi menunggu suaminya timo dengan termenung)
Timo : sum … sumiiii dimana dirimu istriku , aku kangen dirimu
Sumi : ak disini mas. Mas darimana saja ak kok ditinggal sendirian . kan aku kesepian mas
Timo : tadi aku menemani pengeran jalan-jalan di luar. Pemandangannya sangat indah
Sumi : kapan kau mengajakku berjalan – jalan mas. Ak rindu dengan masa – masa kita dulu
Timo : bagaimana kalo besok , sekarang ak letih sekali .
Sumi : sini mas ak pijitin .
Timo : wah kebetulan . enak sum pijitanmu
(setelah memetik sayuran. Bawang putih pulang. saat menuju rumahnya dia melewati rumah
saudara tirinya . yaitu bawang merah)
bawang merah : hei bawang putih , darimana kau
bawang putih : ak dari memetik sayuran di kebon mbakyu.
Bawang merah : mbakyu ?!!!, memangnya ak mbakyumu , tidak sudi aku punya saudara seperti Kau
Ibu b.merah : siapa sih merah ?
Bawang merah : ini loh mah ada gadis bodoh .
Ibu b.merah : heh putih , sedang apa kau disini .
Bawang putih : saya ingin bertemu dengan ayah bulek
Ibu b.merah : ayahmu tidak ada disini , dia sedang pergi
Bawang merah : iya ayah tidak aa disini, pergi sana
Bawang putih : tapi aku hanya ingin membawakan makan kesukaan ayah.
(tiba-tiba ayah bawang merah dan putih keluar)
Ayah : ada apa ini rebut – rebut . oh ternyata ada anakku yang satu .
Bawang putih: ayah aku rindu sekali pada ayah
Ayah : aku juga rindu sekali padamu
Bawang putih : saya hanya ingin membawakan ini untuk ayah.makan kesukaan ayah
Ayah : wah terima kasih anakku, aku sangat senang. Bagaimana ibumu
Bawang putih : ibu masih sakit ayah.
Ayah : kalau begitu ayo kita ke ibumu .
Ibu b.merah ; tapi kangmas , ….
Ayah : tapi apa dinda ?
Ibu b.merah ; aku disini sendirian
Ayah : kalau begitu ayo ikut sekalian
Ibu b.merah : ah tidak mau
Ayah ; kalau begitu jaga rumah dan jaga bawang merah . aku mau kerumah istri pertama
(saat ayah dan bawang putih meninggalkan rumah, timbul niat jahat bawang merah)
Peri jahat : merah, lihatlah itu si bawang putih .dia selalu mencari muka di depan ayahmu dengan berbagai cara.
Peri baik : tidak merah,kau beruntung memiliki saudara tiri yang berhati baik dan suci dan masih peduli kpada ayahnya
Peri jahat : itu bohong merah, itu rekayasa . putih itu kan anak kesayangannya pasti dia tidak mau tersaingi oleh mu
peri baik : seharusnya kamu bisa mendoakan agar ibu bawang putih cepat sembuh. Bagaimana pun dia ibu tiri mu yang harus kau hormati.
Peri jahat : jangan jangan merah, jika ayahmu sering pulang kerumah bawag putih nanti dia bisa lupa pada mu dan ibumu.
Peri baik : itu salah merah , itu tidak benar
Bawang merah : aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh !!!
Ibu b.merah : apa yang sedang kau pikirkan, kau teriak tidak jelas
Bawang merah : aku punya rencana bagus mah
Ibu b.merah : apa itu nak
Bawang merah : bagaimana kalau kita bunuh ibu bawang putih
Ibu b.merah : untuk apa kita membunuh wanita tua yang sebentar lagi mati juga
Bawang merah : agar ayah cepat melupakan keluarga putih sialan itu dan tetap bersama kita.
Ibu b.merah : mamah setuju sekali padamu . apa rencanamu
Bawang merah : besok kita pura-pura membawakan wanita tua itu makanan yang telah kita beri racun.
Ibu b,merah : hahahahahahah biar mampus dia
Bawang merah : hahahahahahaha
(dirumah bawang putih)
Sri : ibu,sepertinya ayah datang bersama mbakyu
Ibu b.putih : ayah datang, ibu senang sekali
Ayah : sri , dindaku . aku rindu kalian (menangis terharuharu)
Sri : sri rindu sekali pada ayah. Ayah jarang pulang kemari
Ayah : maafkan ayah sri, ayah sangat sibuk bekerja sampai lupa pada kalian
Ibu b.putih : kangmas.
Ayah : iya dinda
Ibu b.putih : bagaimana kangmas bisa bertemu putih ?
Bawang putih: tadi saya mampir kerumah merah dan bertemu ayah disana
Ayah : bagaimana keadaan dinda sri
Sri : ibu tidak mau makan ayah.ibu selalu memikirkan ayah
Ibu b.putih : tidak kangmas, aku baik baik saja (bohong)
Sri : ini diminum dulu yah
Ayah : terima kasih sri. Tidak pernah kurasakan betapa nyamannya berada dirumah ini
Bawang putih: bukannya disini dan dirumah ibu merah sama yah
Ayah : aku merasakan kehangatan disini
Ibu b,putih : sering-seringlah kemari kangmas
Ayah : pasti dinda . ak berjanji
Ayah : ayah tidak bisa terlalu lama disini ayah harus pulang
Ibu b.putih : biar sri dan putih mengantarkan kangmas
Ayah : tidak usah, ayah harus pergi ke istana untuk mengabdi kembali kepada badinda
Raja
Sri : oh iya ayah kan tumenggung
Ayah : aku pamit dinda.
Bawang putih : hati – hati ayah
(sesampainya di istana)
Ayah : maaf baginda raja, tadi saya mampir dahulu kerumah istri tua saya. Dia sedang sakit.
Raja : tidak masalah bagiku . yang penting istri mu baik baik saja.
Ayah : semoga begitu baginda
Raja : ku dengar kau memiliki 3 putri
Ayah : benar baginda
Ratu : 3 orang putri , ajaklah sesekali mereka kemari .
Raja : barang kali bisa kukenalkan dengan anakku , si pangeran
Ayah : itu suatu kehormatan untuk saya baginda,dan ratu
Ratu : kanda bagaimana jika besok kita adakan pesta disini
Raja : aku teerserah padamu saja dinda sayang
(dibelakang kerajaan)
Sumi : mas kapan kita bisa punya kerajaan seperti ini ya
Timo : ah tidak usah bermimpi kamu
Sumi : nanti aku bisa mejadi ratu , dan kau rajanya
Timo : ah dinda bisa saja
Ratu : summmmmii !
Timo : itu kamu dipanggil ratu . ah ratu ini mengganggu orang sedang asik saja
Sumi : yasudah mas,ak harus menjalankan tugas. Dadah mas timo sayang
Sumi : iya ratu.
Ratu : masaklah makanan yang enak untuk besok malam karena kita akan mengadakan pesta
Sumi : mau dimasakan apa . oseng-osenge, tiwul, pecel ,dawet atau…..
Ratu : apa sajalah
Raja : apa sajalah yang penting enak
(keesokan harinya bawang merah dan ibunya pergi mengunjungi rumah bawang putih)
Bawang merah : permisi
Ibu b.merah : permisi ada orang tidak
Sri : oh ada kak mbak merah dan bulek
Ibu b.merah : bulek matamu itu ! tidak sudi aku
Bawang merah : hei bocah mana ibumu . kami bawakan makanan untuknya
Sri : mari masuk mbak, bulek
Ibu b.merah ; rumah apa kandang ini , sempit sekali , huh reyot lagi
Sri : ibu ada mbak merah dan bulek
Ibu b.putih : mari masuklah
Ibu b.merah : jeng saya bawakan makanan enak loh
Ibu b.putih : wah repot repot terima kasih ya
Ibu b.merah : ayo jeng dicoba
Sri : aku minta satu bulek
Bawang merah : ini kan untuk bu putih , kmu gag usah
Ibu b.putih : hmmm enak
Ibu b.merah : ayo dihabiskan lho jeng
Ibu b.putih : wah jadi tidak enak ini saya
Ibu b.merah : cepat sehat ya jeng, saya pamit dulu
Ibu b.putih : tidak minum – minum dulu
Ibu b.merah : tidak usah jeng terima kasih . mari jeng
Bawang merah : mari bude
(saat perjalanan pulang)
Peri baik : jahat sekali kamu merah , kamu tidak seharusnya melakukan hal ini
Peri jahat : hahaha bagus merah, ini lah yang dinamakan pembalasan
Peri baik : tidak merah , ibu putih sangat baik padamu , mengapa kau melakukan ini padanya
Peri jahat : jangan dengarkan dia , yang penting saat nanti ibu putih mati, maka ayahmu akan berpaling kepadamu dan ibumu.
Peri baik : kasihan bawang putih jika nanti dia ditinggal ibuny, kamu harus
mempertanggungjawabkan ini.
Peri jahat : kamu akan bahagia tanpa mereka merah . hahahahaha
(saat itu bawang putih sedang memetik sayuran di kebon dan pangeran yang tau kalau tiap pagi bawang putih selalu memetik sayuran,telah menunggu dan mengamati bawang putih)
Pangeran : mana gadis itu , tidak nampak nampak
Bawang putih : (muncul juga membawa keranjang)
Pangeran : wah itu dia pujaan hatiku . senangnya
Bawang putih : memetik sambil bernyanyi (lir ilir lir ilir tandure wis sumilir tak iji royo royo tak sengguh tementen anyar )
-lalu pangeran memnberanikan diri untuk melanjutkan lirik tersebut dan tanpa disengaja merka bernyanyi bersama.
Pangeran n bawang putih : (cah angon cah angon penekno bombing kui lunyu lunyu peneko kanggo mbasuh dododiro. Dododiro dododiro
kumitir bedah ing pinggir, don domono jlumantono kanggo sebo mengko sore ,mumpung padang rembulane, mumpur jembar kalangane, sur srak hohoho surak hohohohore )
bawang putih : siapa kisana ini ?
pangeran : mengaku dirinya adalah raden ronggo
bawang putih : apa yang sedang kisana lakukan disini ?
pangeran : sebenarnya sudah lama aku mengamatimu . dan aku ingin tau siapakah
namamu
bawang putih : namaku bawang putih .
pangeran : bagaimana jika aku memanggilmu putih cah ayu ?
bawang putih : boleh saja
pangeran : mari aku bantu memetik sayurannya
bawang putih : jangan nanti tangan raden kotor
(tiba – tiba jari tangan bawang putih tertusuk duri, dia merasa ini sebuah pertanda buruk)
Bawang putih : aww jariku ketusuk duri
Pangeran : memegang jari putih dan menempelkan ‘hansaplast’
Bawang putih : terima kasih, raden baik sekali. Apa mungkin ini pertanda buruk ya
Pangeran : kan hanya tertusuk duri , itu tidak apa apa .
(dirumah bawang putih)
Ibu b.putih : argh argh sesak sekali dada ibu !!
Sri : ibu , bertahanlah akan ku panggilkan mbak putih.
(di kebon)
Pangeran : sebenarnya sudah lama aku ingin mengatakan ini padamu sejak pertama melihatmu
Bawang putih : apa itu raden ?
Pangeran : aku….
Sri : mbakyuuu , ibu mbakyu …..
Bawang putih : kenapa dengan ibu sri
Sri : pokoknya mbakyu pulang sekarang
Bawang putih : baiklah
Pangeran : tu tu tu tunggu….!!
(dirumah bawang putih)
Bawang putih : ibuuuuuu
Ibu b.putih : putri putri ku , ibu sudah tidak kuat lagi
Sri : jangan tinggalkan sri ibu .
Bawang putih : bertahanlah ibu .
Ibu b.putih : katakana pada ayahmu kalau ibu sangat mencintainya . argh argh ..
Bawang putih n sri : ibuuuuu …
Ibu b.putih : (menghembuskan nafas terakhir)
Bawang putih n sri : ibuuuuuu hikz hikz T.T
Sri : mbak , beri tahu ayah . ibu akan ku urus
(bawang putih pergi kerumah merah untuk mengabarkan bahwa ibunya meninggal)
Bawang putih : ayah ayah ayah !!!
Bawang merah : ada apa sih teriak teriak !!
Ibu b.merah : berisik
Ayah : ada apa putih anakku
Bawang putih : ibu ayah
Ayah : kenapa ibumu ?
Bawang putih : ibu meninggal dunia ayah
Ayah : apa !! ayo kia kesana
Bawang putih : ayo ayah
(sedangkan bawang merah dan ibunya tidak ikut)
Bawang merah : hahahaha akhirnya mampus juga wanita itu
Ibu b.merah : hahahha kita tinggal menunggu tahta bahwa aku resmi menjadi istri satu
satunya ayahmu
peri baik : sungguh jahat kamu merah , kamu sungguh jahat
peri jahat : bagus merah misi mu berhasil .
peri baik : kamu pasti akan dihukum oleh tuhan di neraka
peri jahat : neraka atau apa itu masalah belakang , tenang saja itu bisa dipikir
peri baik : percuma saja kamu cantik kalau hatimu tidak baik
peri jahat : yang penting kan kamu berhasil merebut ayahmu dari mereka hahaha
(dirumah bawang putih)
Ayah : dinda secepat ini kau tinggalkan aku
Sri : ibu sangat mencintai ayah
Ayah : aku menyesal tidak bersama mu saat kau tiada dinda.padahal malam ini kedua
putrimu akan ku ajak ke istana bersamamu untuk pesta.
Bawang putih : saat ini tidak tepat ayah . kita harus segera mengubur jenazah ibu
Ayah : yak kau benar .
(di istana)
Ratu : kemana lagi sih si pangeran anakku, sukanya menghilang diam diam
Raja : mungkin dia sedang jalan – jalan dengan timo pengawalnya
Ratu : sumi. Sumi !!!!
Sumi : iya ndoro ratu.
Ratu : kemanakah putraku , apakah dia bersama suamimu ?
Sumi : sepertinya tidak ndoro, dari tadi saya bersama timo berduaan di belakang
Raja : kalau begitu akan ku panggil timi , timo timo !!!
Timo : iya baginda
Raja : kemana putraku .
Timo : saya tidak tau baginda, saya tidak bersama pangeran dari tadi.
(pangeran datang)
Raja : darimana saja pangeran kau ?
Pangeran : saya dari melihat lihat desa ayah
Ratu : ibu sangat mencemaskanmu nak
Raja : timo , sumi siapkan baju dan air kembang untuk mandi pangeran
Timo : baik baginda
Sumi : baik baginda
(datanglah tumenggung surono/ayah bawang putih bawang merah)
Ayah : mohon maaf baginda
Raja : ada apa tumenggung
Ayah : sepertinya acara pesta nanti malam batal baginda
Ratu : batal . apa maksudmu
Raja : tolong jelaskan padaku
Ayah : baru saja istri saya meninggal dunia
Raja : benarkah itu, aku sangat berduka cita
Ratu : aku turut berduka cita tumnggung
Ayah : terima kasih atas perhatian baginda sekalian. Saya mohon ijin untuk mengurus istri Saya
Raja : baiklah tumenggung . tapi lain hari bawalah salah seorang putrimu agar kamu bias melihatnya , barang kali akan ku jadikan mantu .
ayah : suatu kehormatan bagi saya baginda
(keesokan harinya datanglah pangeran ke kebon)
Pangeran : putih
Bawang putih : raden, kau disini lagi ?
Pangeran : iya, aku menunggumu .
(tiba – tiba timo dan sumi yang sedang berjalan- jalan berdua melihat pangeran bersama putih)
Sumi : itu pangeran kan ?
Timo : sedang apa pangeran , dan siapa yang bersamanya itu.
Sumi : ayo kita parani dia
Timo : jangan dulu sayang, kita tunggu dan lihat saja dari sini
(pangeran tidak tau jika timo dan sumi mematainya)
Pangeran : aku ingin mengatakan sesuatu padamu
Bawang putih : apa itu , aku penasaran
Pangeran : sejak pertama melihatmu aku sudah jatuh cinta padamu
Bawang putih : apa ?
Pangeran : aku cinta padamu putih
Bawang putih : raden cinta sama saya , tapi kita ….
Pangeran : memang kita baru bertemu 2 kali tapi rasanya kita sudah sering ketemu, maukah kau menjadi kekasihku dan menikah denganku.
Bawang putih : hmm…
Pangeran : jawablah kalau kau juga mencintaiku , aku bisa melihatnya dari sorot matamu
Bawang putih : (melihat pangerannya ganteng dia mau) iya aku mau , tapi ..
Pangeran : tapi apa ?
Bawang putih : jika kamu benar – benar serius kamu harus melamarku esok hari
Pangeran : sekarang aku antar kau pulang
Bawang putih : terima kasih
(timo dan sumi kembali ke kerajaan untuk memberitahukan hal ini)
Timo : baginda, tadi saat saya sedang berjalan keluar dengan sumi , saya melihat pengeran di kebon bersama seorang gadis.
Raja : seorang gadis ?
Sumi : benar ndoro
Ratu : apakah gadis itu cantik ?
Sumi : kami tidak bisa jelas melihatnya
Raja : baiklah kalau begitu kembalilah ke ruangan kalian
Timo n sumi : baik ndoro baginda
(dirumah bawang putih)
Ayah : putih dan sri anakku , malam ini raja mengundang kalian untuk pesta
Bawang putih : aku tidak bisa ayah
Ayah : loh kenapa nduk
Bawang putih : saya masih berduka atas meninggalnya ibu
Sri : sri juga ayah , lebih baik sri dirumah saja
Ayah : kalau begitu ayah tidak punya alas an untuk memaksa kalian
Sri : lebih baik ayah mengajak mbak merah saja
Ayah : baiklah kalau begitu . ayah mau pulang kerumah ibu merah dulu
Bawang putih n sri : hati hati ayah
(munculah peri)
Peri jahat : bodoh kamu putih , mau maunya kamu sia siakan kesempatan ini
Peri baik : kamu memang berhati baik putih , kamu mengikhlaskan saudara tirimu saja yang menghadiri pesta
peri jahat : bagaimana nanti jika merah bertemu pangeran dan pangeran jatuh cinta padanya . apa kamu tidak pengen ?
peri baik : ingatlah putih, jodoh itu ada di tangan tuhan . apa pun yang terjadi tetaplah sabar
(di istana)
Raja : selamat datang tumenggung, siapa ini yang kau bawa
Ayah : ini istri dan anak ketiga saya
Ibu b.merah : saya yanti raja
Bawang merah : saya bawang merah raja
Raja : dinda dimana putramu kok belum keluar
Ratu : iya dimana dia . sumi sumi tolong panggilkan pangeran
Sumi : pangeran sudah ditunggu oleh baginda
Pangeran : iya tunggu sebentar
(pangeran keluar didampingi timo)
Raja : ya inilah putraku
Ratu : ganteng kan
Bawang merah : (bisik bisik ) mah mah , pangerannya ganteng, kasihan si putih tidak ikut
Ibu b.merah : iya cocok sekali dengan mu
Raja : kalau begitu langsung saja kita nikmati makan malamnya
(di meja makan)
Ratu : tumenggung , katanya kau punya 3 putri . ini yang 2 mana
Tumenggung : 2 anak saya tidak bisa ikut karena masih berduka atas ibunya
Raja : oh tidak apa apa . anakmu yang ini juga cantik
Ratu : bagaimana pangeran , bawang merah cantik bukan ?
Pangeran : eee biasa saja
Bawang merah : keselek uhuk uhuk
Raja : bagaimana kalau bawang merah dan pangeran kita nikahkan saja
Pangeran : tidak mau !!
Ratu : kenapa begitu anakku .
Pangeran : ayah , bunda, bawang merah, tante, dan tumenggung maafkan saya , saya sudah memiliki calon istri sendiri.
Raja : siapa itu , dan mana buktinya .
Pangeran : saya bisa membawanya kesini sekarang jika ayah dan ibu menghendaki
Raja n ratu : baiklah jika memang itu maumu
(pangeran pergi ke rumah bawang putih dan mengajak bawang putih untuk menuju istana
Sekarang beserta sri)
Pangeran : ini calon istriku ayah , ibu dan ini adiknya
Ratu : jadi ini gadis yang kau suka
Pangeran : benar , dan aku akan menikah dengannya .
(bawang putih tidak tahu bahwa raden ronggo adalah pangeran )
Bawang putih : ayah ?
Ayah : putih .
Bawang merah n ibu b.merah : kaget dan keselek uhuk uhuk
Bawang putih : jadi kau adalah pangeran ,raden ?
Pangeran : benar , dan aku tidak peduli siapa pun dirimu , aku tetap mencintaimu
Raja : tunggu tunggu , aku tidak mengerti
Ayah : bawang putih adalah anak saya baginda
Pangeran : jadi dia ayahmu ?
Bawang putih : mengangguk
Timo : izinkan saja berbicara ndoro baginda .
Raja : silahkan
Timo : jadi suatu hari saat sedang berjalan jalnan dengan sumi saya melihat raden pangeran berduaan dengan gadis ini di kebon .
ratu : jadi mereka sudah lama kenal timo n sumi : benar ndoro
raja : kalau sudah begini aku todak bisa memutuskan lagi siapa yang pantas untuk pangeran , hanya pengeran yang bisa memutuskan
ratu : anakku, sekarang siapa yang akan kau hendaki untuk kau jadikan istri ?
pangeran : bawang putih
bawang merah : tidak bisa , tadi baginda raja memilih aku untuk dijadikan mantunya
ibu b.merah : mengapa harus bawang putih . tidak pantas
raja : memangnya apa yang salah dengan bawang putih , sepertinya dia gadis yang baik .
ratu : kami merestui jika kamu memang akan menikah dengannya .
tumenggung : putih anakku , apa kamu bersedia menjadi istri pangeran ?
bawang putih : saya bersedia ayah
( bawang merah dan ibunya kesal lalu meninggalkan ruangan dengan marah marah)
Raja : baiklah esok hari akan kunikahkan kalian
Ratu : apakah tumenggung tidak keberatan ?
Tumenggung : saya tidak keberatan
(akhirnya pangeran dan bawang putih menikah dan bahagia ‘selamanya’)
Ini text drama yang saya buat dalam 1 hari ini, mohon maaf bila kurang enak dihati. Tapi ini sudah saya buat dengan hati dan pemikiran yang cukup matang . diharapkan tidak ada protes (terima kasih) 03/08/2010