7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
1/147
PENGEMB NG N B H N J R
M T KULI H PROFESI KEPENDIDIK N
Oleh
Imron Abdul HakimLoman Bolam
Dibiayai oleh Kegiatan Program Hibah Kompetisi (PHK-A) S1 PGSD
Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2009 dengan Surat Perjanjian
Nomor: 008/SPK/HPN/PHK-A/VIII/2009,Tanggal 13 Agustus 2009
HIBAH PENGAJARAN KEGIATAN PHK-A S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2009
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
2/147
Kata Pengantar
uji Syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telahmemberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis, sehingga laporan ini
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal waktu yang telah disepakati.
Mata Kuliah Profesi Kependidikan merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa yang belajar di Lembaga Penddikan Tenaga
Kependidikan (LPTK), seperti di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya. Bahan ajar
yang digunakan untuk mata kuliah ini diambil dari buku atau bahan ajar yang
umumnya diterbitkan sebelum Undang-undang RI No 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional, dan Undang-undang RI No 14 Tahun 2005, tentang
Guru dan Dosen. Dengan demikian, dari segi substansi bahan ajar mata kuliah ini
perlu dikembangkan dan di-up-date, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
profesi kependidikan.
Pengembangan bahan ajar mata kuliah Profesi Kependidikan ini didanai
oleh Program Hibah Kompetisi (PHK-A), Program S1 Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD), FKIP Unsri, tahun anggaran 2009. Untuk itu, dalam kesempatan ini
kami ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
pimpinan dan pengelola Program. Selain itu, penulisan bahan ajar ini
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang tak dapat disebutkan satu-
persatu, kepada mereka kami juga menyampaikan penghargaan dan terima
kasih. Semoga sumbangsih pemikiran, tenaga dan dukungan moral mereka
mendapatkan balasan dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Bahan ajar yang dikembangkan ini direncakan untuk diguanakan sebagai
salah satu bahan ajar utama mata kuliah profesi kependidikan pada Program S1
PGSD, khsusunya, dan di seluruh program studi di lingkungan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya. Kami menyadari bahwa bahan ajar
yang disusun ini masih belum sempurna. Untuk itu kami memerlukan masukan
dari semua pihak demi kesempurnaanya, baik substansi/isi/materi maupun dari
segi sistematika dan tata letak.
Semoga Allah, Yang Memiliki Segala Ilmu selalu memberi kemudahan
bagi kita dalam mempelajari ilmu pengetahuan demi kahidupan yang lebih baik
dan bermartabat.
Terima kasih
Palembang, Awal Desember 2009
Penulis,
Imron Abdul Hakim
Loman Bolam
P
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
3/147
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar. iii
UNIT 1 KONSEP DASAR PROFESI PROFESI KEPENDIDIKAN 1
1. Pengertian dan Karakteristik Profesi . 2
2. Hakikat Profesi Kependidikan .. 14
3. Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik .. 21
UNIT 2 PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU 31
1 Kedudukan Pendidik dalam Sistem Pendidikan Nasional . 32
2. Standar Pendidik .. 36
3. Peningkatan Profesionalitas Pendidik . 42
UNIT 3 RUANG LINGKUP KOMPETENSI PENDIDIK 50
1. Kompetensi Pedagogik .. 52
2. Kompetensi Profesional . 71
3. Kompetensi Kepribadian .. 85
4. Kompetensi Sosial .. 92
UNIT 4.PERAN PENDIDIK DALAM LAYANAN BIMBINGAN DANKONSELING .. 96
1. Hakekat Bimbingan dan Konseling 97
2. Peran Pendidik dalam Bimbingan Konseling . 109
UNIT 5.PERAN PENDIDIK DALAM MANAJEMEN SEKOLAH 1151.
Konsep Dasar Manajemen Mutu Berbasis Sekolah .... 117
2. Pelaksanaan Manajemen Mutu Berbasis Sekolah 126
UNIT 6.PERAN PENDIDIK DALAM MASYARAKAT .. 134
1. Konsep Pembelajaran Berwawasan Masyarakat . 134
2.
Satuan dan Program Pendidikan Masyarakat .. 1363. Peran Pendidik dalam Pendidikan yang ada di Masyarakat. 140
DAFTAR PUSTAKA . 138
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
4/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Unit 1 1
Unit 1Konsep Dasar Profesi Kependidikan
Setelah membaca dan mempelajari seluruh uraian pada Unit ini,
anda diharapkan memperoleh kejelasan tentang: (a) Pengertian
dan Karakteristik Profesi, (b) Hakikat Profesi Kependidikan,
(c) Persyaratan, Hak dan Kewajiban Profesi Kependidikan
Pendahuluan
Unit 1 (satu) ini membahas konsep-konsep dasar tentang profesi
kependidikan dan atau profesi keguruan. Tujuan Unit ini adalah memberikan
pemahaman kepada para mahasiswa calon guru tentang konsep dasar tentang
profesi kependidikan/keguruan. Secara khusus, setelah mempelajari unit ini, para
mahasiswa, diharapkan dapat menjelaskan beberapa hal sebagai berikut.
1. Pengertian profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas,
profesionalisasi
2. Karakteristik pekerjaan sebagai suatu profesi
3.
Kode Etik Profesi Kependidikan
4. Hakikat Profesi Kependidikan
5. Ruanglingkup profesi kependidikan
Untuk mencapai tujuan tersebut, Unit 1 ini dibagi ke dalam tiga sub unit.
Pertama, Pengertian dan Karakteristik Profesi; Kedua, Hakikat Profesi
Kependidikan/Keguruan, dan Ketiga, Ruanglingkup Tugas Profesi Guru. Guna
menguasai materi ini secara utuh, silakan Anda pelajari setiap unit denganseksama kemudian kerjakan latihan yang disediakan.
Selamat belajar.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
5/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Sub unit 1 2
Sub unit 1
Pengertian dan Karakteristik Profesi
Setelah mempelajari sub unit 1, anda diharapkan dapat
menjelaskan pengertian profesi, profesional, profesionalitas,
profesionalisme, profesionalisasi dan karakteristik suatu profesi.
1. Pengertian Profesi
stilah profesi sudah sering kita dengar dan banyak digunakan oleh berbagai
kalangan, baik melalui televisi, radio, suratkabar bahkan melalui percakapan
orang dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh gambaran yang lebih tepat
tentang makna profesi dan beberapa istilah terkait dengan profesi, marilah kita
lanjutkan pembahasan berikut ini.
Profesi berasal dari kata profession atau occupation = suatu pekerjaan yang
memerlukan pendidikan lanjut dan latihan khusus. Profesi adalahpekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.
Suatu profesi biasanya memilikiasosiasi profesi,kode etik,serta prosessertifikasi
danlisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah padabidanghukum,kedokteran,keuangan,militer,teknik dandesainer (Wikipedia)
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
(expertise) dari para anggotanya (Djaman Satori, 2003:1.2). Batasan tersebut
mengandung arti bahwa jabatan atau pekerjaan yang disebut profesi itu hanya
dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian dan pekerjaan itu tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang, tetapi hanya dapat dilakukan oleh orang
yang dengan sengaja dipersiapkan untuk menyandang jabatan itu.Andrias Harefa (2009) dalam menegaskan bahwa kata profesi lebih tepat
dipahami sebagai pekerjaan (kegiatan, aktivitas, atau usaha) yang dilakukan
sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan
(kemahiran) yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang
mendalam. Pada mulanya kata itu digunakan untuk segelintir orang yang
menekuni bidang kedokteran, hukum, kerohanian, dan pendidikan. Namun
belakangan, penggunaannya menjadi semakin luas menerobos batas-batas
I
http://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asosiasi_profesi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kode_etik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sertifikasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisensi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keuanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Militerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desainerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desainerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desainerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Militerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keuanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisensi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sertifikasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kode_etik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asosiasi_profesi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
6/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 3
pengertian konvensional itu. Hampir di semua bidang pekerjaan profesionalisme
atau jiwa profesional dituntut dan diharapkan. Dan segala perilaku dan praktik
kerja yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman disebut sebagai
tidak atau kurang profesional.
Andrias Harefa (2008) memaparkan perbedaan makna pekerjaan atau
okupasi (occupation) dan karier. Intinya, sebuah pekerjaan hanya dapat disebut
sebagai karier apabila pekerjaan itu memberikan kesempatan untuk bergerak maju
(carrus, Latin). Dalam hubungannya dengan kata profesi, kaum profesional
pastilah memiliki karier, tetapi seseorang yang memiliki karier belum tentu
profesional. Sebab mereka yang memiliki karier berarti berpeluanguntuk maju,
sementara profesional diharuskan untuk maju atau memanfaatkan peluang itu
secara nyata.
Arikunto (1993) menggambarkan posisi profesi dalam konteks pekerjaan,
yaitu berada pada lingkaran paling dalam, kemudian vokasi (vocation) dan
okupasi (occupation). Hal ini menandakan bahwa profesi adalah pekerjaan yang
lebih spesifik dibandingkan vokasi dan okupasi. Pada Gambar 1 jelas terlihat,
bahwa profesi berada pada lingkaran paling dalam, yang berarti profesi
merupakan bagian dari pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.
Keterangan:
P = Profesi = pekerjaankeahlian khusus
V = Vokasi = pekerjaanketerampilan
O = Okupasi = pekerjaanmata pencaharian
Gambar 1. Profesi, Vokasi dan Okupasi
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
7/147
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
8/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 5
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, biasanya disebut
profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu
aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya
adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang
dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai
suatu profesi. Secara lebih lengkap pengertian profesional dibahas pada uraian
berikut.
Mengiringi istilah profesi, secara berturut-turut dijelaskan pengertian
profesional, profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi sebagaimana
diuraikan oleh Djaman Satori (2008) berikut:
a.
Profesional, sekurangnya mempunyai dua makna. Pertama, mengacu kepada
sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi. Kedua, mengacu kepada
sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai
dengan profesinya. Sebutan dan penampilan profesional ini telah mendapat
pengakuan baik formal maupun informal. Pengakuan formal diberikan oleh
lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah atau
organisasi profesi, sementara pengakuan secara informal diberikan oleh
masyarakat dan para pengguna jasa suatu profesi. Misalnya sebutan guru
profesional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal sesuai
ketentuan berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatannya maupun dengan latar
belakang pendidikan formalnya. Dengan demikian guru SD, SMP atau SMA
yang telah lulus S1 dapat dikatakan sebagai guru profesional karena telah
memiliki pengakuan formal, berupa ijazah S1.
Sebutan guru profesional juga dapat mengacu kepada pengakuan penampilan
seorang guru dalam unjuk kerjanya yaitu melaksanakan tugas-tugasnya sebagai
guru. Sementara itu, pengakuan secara informal ditujukan pada seseorang yang
memiliki keahlian yang diperoleh karena didasarkan pada pengalaman yang
bersangkutan, misalnya seorang tukang pijat tradisional yang memiliki
kemampuan (keahlian) mengobati atau memperbaiki patang tulang, atau keseleo
dengan cara tradisional (dipijat/urut). Ia tidak memiliki ijazah formal, tapi diakui
oleh masyarakat sebagai seseorang yang memiliki keahlian khusus.
http://id.wikipedia.org/wiki/Profesionalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amatir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tinjuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tinjuhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amatir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Profesional7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
9/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 6
Andrias Harefa (2008) memaparkan perbedaan makna pekerjaan atau
okupasi dan karier. Intinya, sebuah pekerjaan hanya dapat disebut sebagai
karier apabila pekerjaan itu memberikan kesempatan untuk bergerak maju
(carrus, Latin). Dalam hubungannya dengan kata profesi,kaum profesional
pastilahmemiliki karier, tetapi seseorang yang memiliki karier belum tentu
profesional. Sebab mereka yang memiliki karier berarti berpeluang untuk
maju, sementara profesional diharuskan untuk maju atau memanfaatkan
peluang itu secara nyata.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, Bab 1, Pasal 1, ayat (4) ditegaskan bahwa yang dimaksud
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi. Mengacu pada uraian di atas, maka
jabatan guru atau pendidik dapat dikategorikan sebagai suatu profesi
b. Profesionalismeadalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya secara terus menerus. Pada dasarnya
profesionalisme itu merupakan motivasi dari dalam (intrinsik) diri seseorang
(dalam hal ini: guru) yang mendorong dirinya untuk berkembang ke arah
perwujudan sebagai seorang profesional.
c.
Profesionalitas adalah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu
profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka
miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Sebutan profesionalitas
menggambarkan suatu derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap,
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam
kaitan ini, Saudagar (2009) mendefinisikan profesionalitas sebagai sikap
seseorang profesional yang menjunjung tinggi kemampuan profesinya, ia akan
bekerja dan mengerjakan sesuatu sesuai bidangnya.
d. Profesionalisasi adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan
peningkatan profesi dalam mencapai kriteria sesuai standar yang telah
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
10/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 7
ditetapkan. Dengan profesionalisasi, para guru secara bertahap akan mencapai
suatu derajat kriteria profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Saudagar (2009), profesionalisasi dapat dilihat sebagai suatu proses
belajar sepanjang hayat, dan sebagai faktor yang mempengaruhi pengakuan
jabatan profesi guru, misalnya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK), mutu, dan lainnya.
2.
Karakteristik Profesi
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi.
Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan
lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernahditerapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi.
Wikipedia (download, 1 Oktober 2009) mengungkapkan beberapa karakteristik
suatu profesi sebagai berikut:
a. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional
diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasar padapengetahuan tersebut dan bisa diterapkan
dalam praktik.
b. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi
oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan
khusus untuk menjadi anggotanya.
c. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjangpendidikan tinggi.
d. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya
ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama
pengetahuan teoretis.
e. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan
pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_tinggihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_tinggihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
11/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 8
Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
f. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi
sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi dianggap bisa dipercaya.
g. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan
pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
h. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para
anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar
aturan.
i.
Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya
sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka
yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi
paling tinggi.
j. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja
profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik,
seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
k. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih
status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya.
Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang
mereka berikan bagimasyarakat.
Lebih lanjut, Djaman Satori (2008), mengutip Rochman Natawijaya
(2008:1.5) mengemukakan beberapa ciri profesi sebagai berikut:
a.
Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan
program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar
akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang
pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.
c. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk
mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
12/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 9
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik pelakunya dalam
mempertahankan kliennya.
e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku, dan
f. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa, dan awam) terhadap
pekerjaan itu sebagai suatu profesi.
3.
Kode Etik Profesi Guru Indonesia
Dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan, guru pasti berinteraksi
dengan semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru berinteraksi
dengan peserta didik, dengan sejawat dan masyarakat, khususnya orangtua peserta
didik. Untuk itu, sebagai suatu profesi, guru, dalam berinteraksi perlu mengacu
pada landasan etika profesi yang sudah disepakati oleh organisasi profesi yang
bersangkutan. Hal ini penting agar semua pihak dapat menjalin hubungan yang
baik satu dengan lainnya. Untuk memahami pentingnya kode etik profesi, pada
bagian ini dibahas beberapa aspek yang berkaitan dengan kode etik, seperti etika,
etos kerja dan loyalitas kerja, sebagaimana dipaparkan oleh Djumiran dkk (2004)
sebagai berikut.
a. Etika Kerja
Etika adalah suatu disiplin filosofis yang berkenaan dengan perilaku
manusia dan perbuatan bermoral. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih
dan memutuskan perilaku yang paling sesuai dan paling baik, sesuai dengan
norma-norma moral yang berlaku. Etika sebagai acuan pilihan perilaku bersumber
pada norma moral, seperti agama, filsafat hidup, budaya masyarakat, disiplin
keilmuan dan profesi.
Dalam dunia kerja, etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja
dari para pekerja. Etika kerja biasanya dirumuskan atas kesepakatan para
pendukung pekerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber nilai moral
tersebut di atas. Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut sebagai
Kode Etik.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
13/147
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
14/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 11
Dirumuskannya kode etik profesi pada prinsipnya adalah untuk
kepentingan semua anggota profesi tersebut, antara lain untuk:
1. Menjunjung tinggi martabat profesi
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan pada anggotanya
3.
Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Meningkatkan mutu profesi, dan
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi
Kode etik Guru Indonesia ditetapkan dalam Kongres PGRI ke XIII pada tanggal
21- 25 November 1973 di Jakarta. Kode etik tersebut disempurnakan lagi padaKongres PGRI ke XVI tahun 1989 di Jakarta. Adapun rumusan Kode Etik Guru
Indonesia adalah sebagai berikut.
Kode Etik Guru Indonesia
Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikn adalah bidang pengabdian
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Negara serta kemnusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-Undang dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh
karena itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan
memedomani dasar-dasar sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancsila.
2.
Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagi
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
15/147
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
16/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 13
Latihan:
Untuk memantapkan pemahaman Anda mengenai materi yang dipelajari,
jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan profesi
2. Sebutkan ciri-ciri pekerjaan sebagai suatu profesi
3. Jelaskan perbedaan profesional dan profesionalisme
4. Jelaskan 2 butir kode etik guru Indonesia!
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
17/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | 14
Sub Unit 2Hakikat Profesi Kependidikan
Setelah mempelajari sub unit 2, anda diharapkan dapat menjelaskan
kembali pengertian profesi kependidikan, dan ruang lingkup layanan
profesi kependidikan.
1. Pengertian Profesi Kependidikan
ada bahan ajar ini digunakan istilah Profesi Kependidikan, bukan Profesi
Keguruan, dengan maksud agar bahan ajar ini dapat pula dijadikan salah satu
rujukan bagi berbagai pihak yang bekerja sebagai Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 (6) bahwa guru merupakan salah satu sebutan
untuk Pendidik, selain dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lainnya. Pada prinsipnya jenis dan bentuk tugas
mereka memiliki kesamaan yaitu menyelenggarakan proses pendidikan atau
pembelajaran, baik pada jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Pertimbangan
lain menggunakan istilah Profesi Kependidikan adalah karena Guru adakalanya
berperan sebagai Tutor, Instruktur, Fasilitator, Konselor dan lainnya pada jalur
pendidikan luar sekolah. Dengan demikian, menurut penulis, istilah Profesi
Kependidikan dapat mencakup semua pihak yang mengabdikan dirinya di dunia
pendidikan. Meskipun demikian, dalam beberapa bagian dalam bahan ajar ini, istilah
profesi guru juga digunakan.
Untuk memahami hakikat Profesi Kependidikan, berikut dikutip beberapa
pasal atau ayat dari Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pada Bab I Pasal 1 ayat (5), ditegaskan bahwa tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada ayat (6) dikemukakan bahwa yang
dimaksud Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan
P
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
18/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 15
Pada Bab XI tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan dibedakan,
sebagaimana tercermin pada Pasal 39 ayat (1) dan (2) berikut:
a. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
b. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Menurut Hamzah B. Uno (2008:15) Guru merupakan suatu Profesi, yang
berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada
kenyataanya masih terdapat guru yang berlatar pendidikan di luar bidang
kependidikan. Pada bagian lain, Uno mengatakan bahwa guru adalah orang dewasa
yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing
peserta didik.
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang
program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan
akhir dari proses pendidikan. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1
(1) ditegaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dan, pengakuan kedudukan
guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan
dengan sertifikat pendidik.
Menurut Husnul Chotimah (2008), dikutip oleh Jamal Mamur Asmani
(2009) bahwa dalam pengertian sederhana, Guru adalah orang yang memfasilitasi
alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik. Sementara,
masyarakat memandang guru sebagai orang yang melaksanakan pendidikan di
sekolah, masjid, mushola, atau tempat-tempat lain. Semua pihak sependapat bila
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
19/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 16
guru memegang peranan amat penting dalam mengembangkan sumber daya
manusia melalui pendidikan.
Adapun ciri-ciri profesi guru dari National Education Association (NEA)
(1948) adalah sebagai berikut:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2.
Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama
4.
Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7.
Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terkait erat.
Selanjutnya menurut Robert W. Rickey yang dikutip Djaman Satori dkk
(2003:1.19) bahwa ciri-ciri profesi keguruan sebagai berikut:
1. Bahwa para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan
kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.
2.
Bahwa para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagaipersyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang
ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.
3. Bahwa para guru dituntut untuk memiliki pemahaman serta keterampilan
yang tinggi dalam hal bahan ajar, metikde, anak didik dan landasan
kependidikan.
4. Bahwa para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi
profesional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan,
bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
5. Bahwa para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus,
workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai
kegiatan in service training.
6. Bahwa para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life
career).
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
20/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 17
7. Bahwa para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional
maupun secara lokal.
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa guru adalah pendidik profesional.
Persatuan Guru Republik Indodesia (PGRI) memberi pengertian profesi keguruan
untuk pendidikan di Indonesia sebagai berikut :
a. Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian/dedikasi kepada
kepentingan anak didik dalam perkembangannya menuju kesempurnaan
manusiawi.
b. Para anggota profesi keguruan, terikat oleh pola sikap dan perilaku guru
yang di rumuskan dalam kode etik guru Indonesia.
c. Para anggota profesi keguruan, dituntut untuk menyelesaikan suatu proses
pendidikan persiapan jabatan yang relatif panjang.
d. Para anggota profesi keguruan terpanggil untuk senantiasa menyegarkan
serta menambah pengetahuannya.
e. Untuk dapat melaksanakan profesi keguruan dengan baik, para anggota
harus memiliki kecakapan/ketrampilan teknis.
f. Para anggota profesi keguruan perlu memiliki sikap bahwa jaminan tentang
hak-hak profesional harus seimbang dan merupakan imbalan dari pekerjaan
profesionalnya.
2.
Ruang Lingkup Layanan Profesi Kependidikan
Djumiran dkk (2008) mengungkapkan bahwa jabatan guru bergerak di bidang
layanan kepada masyarakat melalui kegiatan pendidikan. Layanan itu meliputi
layanan pembelajaran, layanan bimbingan dan konseling, layanan
administrasi/manajemen, layanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan layanan
ekstra kurikuler.
a. Layanan Pembelajaran
Kegiatan dalam layanan pembelajaran adalah berupa membelajarkan peserta
didik agar peserta didik itu menguasai sejumlah kompetensi yang telah
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
21/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 18
ditetapkan dalam kurikulum. Layanan pembelajaran ini merupakan layanan
yang paling utama dilakukan pendidik (guru).
b. Layanan Bimbingan
Layanan ini berupa bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran, kesulitan sosial, dan pribadi.
c. Layanan Administrasi
Disamping kepala sekolah, guru di SD, SMP dan SMA memberikan layanan
administrasi ini, terutama yang berkaitan dengan pengadministrasi siswa,
seperti pengisian buku Raport atau kemajuan belajar peserta didik.
d. Layanan Kesehatan SekolahLayanan ini meliputi pendidikan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah.
e. Layanan Ekstra Kurikuler
Bentuk layanan ini berupa kegiatan olah raga, kesenian, pengembangan bakat
dan minat bagi siswa.
Sementara, menurut Djaman Satori (2008), layanan profesional guru di
sekolah, mencakup tiga bidang layanan, yaitu layanan instruksional, layanan
administrasi dan layanan bantuan akademik-sosial-pribadi. Secara singkat ketiga
jenis layanan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, Layanan
instruksional yaitu berupa penyelenggaraan proses belajar mengajar atau proses
pembelajaran yang dirancang oleh pendidik/guru sesuai dengan mata pelajaran
yang menjadi tanggungjawabnya.
Kedua, tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam
mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah pribadi yang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Masalah yang dihadapi murid sering
digolongkan menjadi masalah akademik dan nonakademik. Masalah akademik
adalah berkaitan dengan belajar, dan nonakademik berkaitan dengan masalah
pribadi, terutama yang bersifat emosi dan salah persepsi terhadap sesuatu. Untuk
itu, guru dianjurkan untuk memahami prinsip-prinsip playanan bimbingan dan
konseling.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
22/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 19
Ketiga, guru harus memahami bagaimana pengelolaan atau manajemen
sekolah: apa peran guru di dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta
mekanisme pengelolaan sekolah demi kelancaran tugas sebagai guru.
Dari ketiga layanan tersebut, layanan instruksional (pembelajaran)
merupakan tugas utama guru, sedangkan dua layanan lainnya adalah tugas
pendukung. Meskipun demikian ketiga layanan tersebut merupakan komponen-
komponen yang tak dapat dipisahkan dari tugas pokok seorang pendidik atau guru
dalam upaya mewujudkan keseluruhan program pendidikan di sekolah.
Mengingat pentingnya layanan yang harus dilakukan guru, maka dalam
Undang-undang Guru dan Dosen Bab III Pasal 7 ditegaskan beberapa prinsip
profesionalitas guru dan dosen, yaitu sebagai berikut.
Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas;
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dani.
memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
23/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Latihan: 20
Latihan:
1. Jelaskan, mengapa profesi kependidikan sangat memperhatikan kepentingan
dan kemajuan peserta didik?
2. Jelaskan disertati contoh layanan yang diberikan oleh Pendidik, khususnya
guru!
RANGKUMAN
Profesi kependidikan pada hakikatnya adalah bidangpengabdian/dedikasi kepada kepentingan peserta didik dalamperkembangannya menuju kesempurnaan manusiawi. Profesi
kependidikan, khususnya guru, dalam melaksanakan tugasnya,
melibatkan kegiatan intelektual, memahami batang tubuh suatu
ilmu, memerlukan pendidikan/pelatihan yang relatif lama,
memerlukan pelatihan dalam jabatan yang terus menerus atau
berkesinambungan, mementingkan layanan kemanusiaan di atas
kepentingan pribadi dan mempunyai organisasi profesi yang
menaungi profesi pendidik. Layanan yang dapat diberikan
pendidik/guru adalah mencakup pembelajaran baik intra maupun
ekstra kurikuler, bimbingan dan konseling, administrasi(manajemen) sekolah, dan usaha kesehatan sekolah.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
24/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Sub Unit 3 21
Sub Unit 3
Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik
Setelah mempelajari sub unit 3, Anda diharapkan dapat menjelaskan
persyaratan, hak dan kewajiban pendidik/guru.
1. Persyaratan Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.
etiap pekerjaan biasanya memiliki persyaratan tertentu. Pekerjaan
Pengacara atau Notaris misalnya, ada persyaratan yang harus dipenuhi
oleh para pelamar yang ingin menjadi Pengacara atau Notaris. Begitu pula
pekerjaan sebagai pendidik atau guru. Persyaratan-persyaratan itu memang
sengaja diadakan dengan maksud agar para pelamar yang diterima nantinya dapat
bekerja secara optimal.
Dalam sistem kepegawaian negara, jabatan guru termasuk Pengawai Negeri
Sipil (PNS). Meskipun demikian, ada juga guru yang bekerja bukan pada
pemerintah, karena itu ia bukan PNS melainkan sebagai Guru swasta. Persyaratanyang dibahas di sini adalah khusus persyaratan yang berkaitan dengan
kepegawaian (PNS) dan persyaratan kepribadian calon guru, sebagaimana
diuraikan oleh Djumiran dkk (2009) dan sumber lainnya.
Persyaratan untuk menjadi PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6
tahun 1976 pasal 3, sebagaimana dikutip Djumiran dari H. Nainggolan, 1984:49-
51, sebagai berikut:
a.
Warga Negara Indonesia. Apabila disangsikan tentang kewarganegaraan
seorang pelamar, maka harus diminta bukti kewarganegaraannya, yaitu
keputusan Pengadilan Negeri yang bersangkutan yang menetapkannya
menjadi warga negara Indonesia. Apabila ada seorang warga negara
Indonesia keturuan asing yang sudah mengganti namanya dengan nama
Indonesia, harus dimintakan pula surat pernyataan ganti nama yang
dikeluarkan oleh Bupati/Walikota, di tempat yang bersangkutan tinggal.
S
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
25/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 22
b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-
tingginya 40 (empat puluh) tahun. Pelamar yang belum mencapai 18
(delapan belas) tahun atau melebihi 40 (empat puluh) tahun tidak dapat
diterima sebagai calon PNS. Pelamar yang melebihi 40 (empat puluh)
tahun hanya dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil atas keputusan
Presiden sesuai dengan ketentuan Penjelasan Pasal 12 ayat (2) Undang-
undang Nomor 8 tahun 1974 jo Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 20
tahun 1975. Usia pelamar ditentukan berdasarkan tanggal kelahiran yang
tercantum dalam Akte Kelahiran, tanggal lahir yang tercantum dalam
Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah. Apabila terdapat perbedaan tanggal
atau tahun kelahiran yang tercantum dalam Akte Kelahiran dan dalam
Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah, maka tanggal atau tahun kelahiran yang
tercantum dalam akte kelahiranlah yang digunakan.
c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasrkan keputusan
pengadilan yang sudah mempunyai kekutan hukum yang tetap, karena
melakukan tindak pidana kejahatan atau tindak kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatannya. Hukuman percobaan tidak termasuk
dalam syarat yang dimaksud di atas.
d. Tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah
yang dinyatakan/diputuskan secara tegas oleh Pemerintah Pusat.
e.
Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pegawai suatu
instansi, baik instansi Pemerintah maupun instansi swasta. Seorang yang
telah pernah diberhentikan tidak dengan hormat baik dari instansi
Pemerintah maupun instansi swasta tidak dapat diterima sebagai Calon
Pegawai Negeri Sipil/ Pegawai Negeri Sipil.
f.
Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau calon Pegawai
Negeri Sipil. Seseorang yang masih berkedudukan sebagai Pegawai
Negeri Sipil atau calon Pegawai Negeri Sipil/calon anggota Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (Tentara Nasional Indonesia/TNI dan Polisi
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
26/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 23
Republik Indonesia/Polri,..penulis) pada suatu instansi tidak dapat
diterima untuk menjadi calon Pegawai Negeri Sipil/ Pegawai Negeri Sipil
pada instansi lain.
g. Mempunyai pendidikan, kecakapan atau keahlian yang diperlukan.
h. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan Polri
setempat.
i. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
j. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan RI atau negara
lain yang ditentukan oleh Pemerintah.
k. Syarat-syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam pengertian ini termasuk syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh
instansi yang bersangkutan.
Semua syarat seperti tersebut di atas harus dipenuhi oleh setiap pelamar.
Apabila salah satu syarat di atas tidak dipenuhi oleh pelamar, maka lamarannya
ditolak.
2. Persyaratan Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Selain persyaratan sebagai PNS seperti disebut di atas, jabatan guru juga
memilki persyaratan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 pasal 8. Pasal ini menyatakan bahwa guru wajib memilki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
a. Persyaratan Kualifikasi Akademik
Mencermati Pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 ini, tersirat
adanya persyaratan untuk menjadi guru minimal berijazah sarjana (S1) atau
diploma empat (D4), dengan tidak membedakan apakah itu guru SD, guru SMP
(pendidikan dasar) atau guru pada jenjang pendidikan menengah (SMA/Madrasah
Aliyah). Berdasarkan pengalaman, persyaratan ini memiliki sifat dinamis dalam
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
27/147
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
28/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 25
d. Persyaratan Kesehatan
Persyaratan ini meliputi kesehatan jasmani dan rohani. Guru harus sehat
jasmani, tidak berpenyakit terutama penyakit menular. Hal ini penting karenapekerjaan guru sehari-hari berinteraksi dengan peserta didik. Guru juga harus
sehat rohani (mental), tidak terganggu mentalnya dan sakit jiwanya. Tugas guru
tidak mungkin dilaksanakan oleh orang-orang yang terganggu mentalnya dan atau
terganggu jiwanya.
3. Persyaratan Khusus
Selain persyaratan sebagai calon PNS dan Peryaratan menurut Undang-
undang yang berlaku, untuk menjadi seorang pendidik, dalam hal ini guru juga
diperlukan persyaratan khusus yang melekat pada pribadi guru, antara lain sebagai
berikut:
a. Memiliki Akhlak Mulia
Guru adalah panutan peserta didik. Secara alamiah, peserta didik dibekali
dengan dorongan untuk meniru. Meniru perbuatan yang buruk lebih mudah
dilakukan daripada meniru perbuatan yang baik. Tujuan pendidikan nasional
mengamanatkan pada guru untuk membentuk peserta didiknya agar memiliki
akhlak mulia (lihat pasal 3 UU No.20 Tahun 2003). Bagaimana tugas ini dapat
dilaksanakan guru jika guru tersebut tidak berahlak mulia.
b. Memilki Kewibawaan
Perbuatan mendidik tidak dapat dilakukan atau akan sia-sia seandainya
peserta didik tidak mengetahui kewibawaan pendidik. Tanpa kewibawaan, peserta
didik akan berbuat sesukanya tanpa menghiraukan kehadiran si pendidik. Apakah
sebenarnya kewibawaan itu? Kewibawaan muncul terutama dari kepribadian
seseorang. Kepribadian memancarkan kesediaan, kesanggupan, keterampilan,
ketegasan, kejujuran, kesupelan, tanggungjawab dan kerendahan hati merupakan
sumber munculnya kewibawaan. Kewibawaan tidak dapat muncul hanya karena
kepandaian atau ilmu pengetahuan yang cukup. Tidak dapat pula diukur dengan
keadaan jasmani. Kewibawaan juga tidak sama dengan kekuasaan, meskipun
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
29/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 26
dalam pemakaian sehari-hari terlihat sama. Ha ini disebabkan oleh dampak dari
keduanya adalah sama, yaitu patuh, tetapi akar dari kepatuhan itu berbeda.
Kewibawaan itu muncul berakar pada kepercayaan, yaitu kepercayaan yang
timbal balik.
Dalam buku Pengantar Pendidikan, Tirtaraharja (1994), mengutip
pendapat M.J. Langeveld, bahwa terdapat beberapa hal agar kewibawaan
terpelihara, yaitu: kepercayaan, kasih sayang dan kemampuan. Kepercayaan,
pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa mendidik dan juga harus percaya
bahwa peserta didik dapat didik; Kasih sayang, mengandung dua makna, yakni
penyerahan diri kepada yang disayangi dan pengendalian terhadap yang
disayangi. Dengan adanya sifat penyerahan diri maka para pendidik timbul
kesediaan untuk brkorban yang dalam bentuk konkritnya berupa pengabdian
dalam kerja. Pengendalian terhadap yang disayangi dimaksudkan agar peserta
didik tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya; dan Kemampuanmendidik,
dapat dikembangkan melalui beberapa cara antara lain pengkajian terhadap ilmu
pengetahuan kependidikan, mengambil manfaat dari pengalaman kerja dan lain-
lain.
c.
Memiliki Kesabaran dan Ketekunan
Pekerjaan sebagai pendidik atau guru membutuhkan kesabaran dan
ketekuknan. Hal ini karena peserta didik yang dihadapinya mempunyai beraneka
ragam latar belakang seperti kepribadian, keluarga, kondisi sosial ekonomi,
budaya dan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Dengan perbedaan latar
belakang tersebut, memungkinkan munculnya bermacam-macam perilaku dan
pola pikir peserta didik yang dapat menyulitkan pendidik dalam menghadapi dan
mengatasinya.
d.Mencintai Peserta didik
Seorang pendidik sudah selayaknya mencintai peserta didik. Sikap ini sangat
penting bagi seorang pendidik dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Apapun yang dilakukan pendidik (guru) semata-mata demi cintanya pada
peserta didik agar memiliki pengetahuan dan kepribdian yang baik untuk
kehidupannya. Karena itu, ketika pendidik melakukan pembelajaran,
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
30/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 27
memberikan hukuman, memberikan tugas, melarang sesuatu harus dilandasi
oleh rasa cinta kasihnya pada peserta didik secara tulus dan merata (tidak pilih
kasih).
Dalam perspektif agama (Islam), syarat menjadi guru yang ideal menurut
KH. Moh. Hasyim Asyariyang dikutip oleh Jamal Mamur Asmani (2009), ada
20 (dua puluh ) macam, yaitu sebagai berikut:
Pertama, selalu istiqomah dalam muraqabah kepada Allah Swt.
Muraqabah adalah melihat Allah Swt dengan mata hati dan menghubungkannya
dengan perbuatan yang dilakukan selama ini, kemudian mengambil hikmah atau
jalan yang terbaik bagi dirinya dengan merasakan adanya pemantauan Allah Swt,
terhadap dirinya. Salah satu ciri muraqabah,menurut Dzunnun al- Misry adalah
mengagungkan apa yang diagungkan oleh Tuhan dan merendahkan apa yang
direndahkan oleh Tuhan.
Kedua, senantiasa berlaku Khauf (takut kepada Allah) dalam segala
ucapan dan tindakan. Sebab, guru adalah orang yang dipercaya untuk menjaga
amanat, baik itu berupa ilmu, hikmah, dan perasaan takut kepada Allah.
Ketiga, senantiasa bersikap tenang dalam menghadapi berbagai masalah
dalam kehidupan sebagai seorang guru;
Keempat, senantiasa bersifat Wara,yakni meninggalkan perkarasyubhat
(sesuatu yang belum jelas hukumnya) dan perkara yang tidak bermanfaat, dan
selalu mengoreksi (memperbaiki) diri dalam setiap keadaan.
Kelima, selalu bersikap tawadhuk. Syekh Junaidi menyatakan bahwa
tawadhuk adalah merendahkan hati dan melembutkan diri terhadap mahluk, atau
patuh kepada kebenaran dan tidak perpaling dari hikmah, hukum, dan
kebijaksanaan.
Keenam, selalu bersikap khusuk kepada Allah Swt. Sahabat Umar
berkata, Pelajarilah ilmu dan pelajarilah juga bersamanya ketenangan dan
kewibawaan, Sebagian ulama salaf menyatakan, kewajiban orangorang yang
berilmu adalah selalu merendahkan diri kepada Allah Swt, baik di tempat sunyi
maupun ramai, menjaga dan menghentikan segala sesuatu yang menyulitkan
dirinya sendiri.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
31/147
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
32/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 29
melakukan shalat, puasa, berhaji, apabila sudah mampu, membaca shalawat
kepada Nabi Saw, mencintai, mengagungkan, dan memuliakannya.
Keenambelas, bergaul dengan akhak yang baik, seperti menampakkan
wajah berseri, banyak mengucapkan dan menyebarluaskan salam, memberikan
makanan, menekan rasa amarah dalam jiwa, tidak menyakiti orang lain, bersabar
menerima cobaan dari orang lain, mendahulukan orang lain namun jangan minta
didahulukan, membantu tapi jangan minta dibantu, selalu mensyukuri segala
kenikmatan yang diberikan Allah, bersikap tenang dan mantap dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, mempertaruhkan kedudukan demi menolong orang lain,
welas asih kepadafuqara, orang miskin, mengasihi tetangga, kerabat, murid, dan
mau menolong mereka.
Ketujuhbelas, membersihkan hati dan tindakan dari akhlak yang jelek dan
dilanjutkan dengan perbuatan yang baik. Termasuk akhlak yang jelek adalah
berprasangka jelek kepada orang lain, iri, dengki, marah bukan karena Allah,
meipu, sombong, riya, ujub (bangga diri ), pamer, bakhil, angkuh, tamak,dan lain
sebagainya.
Kedelapan belas, senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan
bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitas ibadah, seperti membaca, menelaah,
menghafal, sehingga tidak ada waktu yang terbuang kecuali untuk mencari ilmu
dan mengamalkan ilmu. Ia juga harus menggunakan waktunya untuk keperluan
secukupnya saja.
Kesembilan belas, tidak boleh membeda-bedakan status, nasib, dan usia
dalam mengambil hikmah dari semua orang. Bahkan, seorang guru harus selalu
mencari faedah di mana pun ia berada.
Keduapuluh, membiasakan diri untuk menyusun dan merangkum
pengetahuan. Hal tersebut bisa menguatkan hafalan mencerdaskan akal pikiran,
mempertajam daya nalar memperjelas keterangan, memuat nama yang harum dan
mendapatkan pahala yang besar dan abadi sampai hari kiamat.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan, syarat menjadi seorang guru
ideal harus mempunyai landasan keagamaan yang kokoh dan disiplin, memahami
visi dan misi pendidikan secara holistik dan integral, mempunyai kemampuan
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
33/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 30
intelektual yang memadai, dan menguasai teknik pembelajaran yang kreatif dan
inovatif.
Latihan:
1. Jelaskan apa saja peryaratan untuk menjadi guru PNS?
2. Jelaskan disertai contoh persyaratan pribadi calon guru?
3. Jelaskan mengapa seorang pendidik perlu memiliki kewibawaan?
Rangkuman
Menjadi guru harus memenuhi persyaratan tertentu. Bagi yang
akan menjadi guru pegawai negeri sipil (PNS) dapat mengikuti
ketentuan dan peraturan yang berlaku seperti:
a. Warga Negara Indonesia,
b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapanbelas) tahun dan
setinggi-tingginya 40 (empatpuluh) tahun,
c.
Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasrkan
keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekutan hukum
yang tetap,d. Tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila.
Undang-Undang Dasar 1945,
e. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai
pegawai suatu instansi, baik instansi Pemerintah maupun
instansi swasta.
f. Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau calon
Pegawai Negeri Sipil.
g. Mempunyai pendidikan, kecakapan atau keahlian yang
diperlukan,
h. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan
Polri setempat.i. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter.
j. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara RI atau negara
lain yang ditentukan oleh pemerintah
Persyaratan lain adalah memiliki Kualifikasi Akademik S1,
memiliki Kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya; Memiliki
Sertifikat Pendidik; Persyaratan Kesehatan; dan mampu
mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
Persyaratan pribadi antara lain: a. Memiliki Akhlak Mulia. b.
Memilki Kewibawaan, c. memiliki kesabaran dan ketekunan, dan
d. Mencintai Peserta didik.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
34/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Unit 2 31
Unit 2Pengembangan Profesionalitas Pendidik
Setelah membaca dan mempelajari Unit 2 ini, Anda diharapkan dapat
menjelaskan kedudukan pendidik dalam sistem pendidikan, standar
pendidik, dan peningkatan profesonalitas pendidik.
Pendahuluan
Setelah memahami konsep dasar profesi kependidikan dengan segala
aspeknya, pokok bahasan pada Unit 2 ini bertujuan memberikan pemahaman
kepada para mahasiswa calon guru profesional tentang pengembangan
profesionalitas pendidik, khususnya guru. Untuk itu, unit 2 ini dibagi ke dalam
tiga sub unit sebagai berikut:
Sub Unit 1 membahas kedudukan pendidik dalam sistem pendidikan
Sub Unit 2 membahas standar nasional pendidikan, dan
Sub Unit 3 membahas pengembangan profesionalitas pendidik.
Guna mencapai tujuan pembelajaran pada Unit 2 ini, anda diharapkan
mempelajarinya secara seksama dan melakukan latihan yang disediakan agar
Anda dapat memahami materi yang disajikan secara mantap.
Selamat Belajar.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
35/147
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
36/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Kedudukan Pendidik dalam Sistem Pendidikan 33
Berdasarkan petikan undang-undang tentang guru dan dosen di atas, bahwa
guru dipandang sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,
menengah dan pendidikan anak usia dini. Sebagai tenaga profesional, maka setiap
guru harus memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai yang dipersyaratkan pada
setiap jenjang pendidikan di tempat yang bersangkutan bertugas.
2. Fungsi Pendidik
Mengapa guru harus profesional, hal ini terkait dengan fungsi guru
sebagaimana dijelaskan Pasal 4 Undang-undang Guru dan Dosen, yaitu:
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dengan
demikian, fungsi guru yang utama ada dua, yaitu sebagai:
1. Tenaga profesional dalam upaya meningkatkan martabat bangsa, dan
2.
Tenaga profesional dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Dalam kaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, Fuad Abdul Rahman
(2008), mengemukakan bahwa guru memiliki tiga kelompok tugas, yaitu tugas
profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas kemasyarakatan. Ketiga hal ini dijelaskan
sebagai berikut.
a. Tugas profesi
Guru, sebagai pendidik profesional memiliki tiga bentuk kegiatan utama,
yaitu mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pendidik, Guru
profesional harus mampu meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
dan kehidupan yang baik kepada peserta didik. Seorang guru diharapkan
mampu memanusiakan peserta didik, mendewasakan peserta didik, dan
menjadikan peserta didik lebih mandiri dan bertanggungjawab terhadap
dirinya dan lingkungannya, terlebih lagi terhadap kehidupannya. Mendidik
lebih menekankan pada pengembangan aspek afektif, khususnya sikap dan
moral peserta didik.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
37/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Kedudukan Pendidik dalam Sistem Pendidikan 34
Mengajar. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengajar, Guru
profesional diharuskan memiliki kemampuan meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik sesuai
bidang keahliannya. Mengajar lebih menekankan pada aspek kognitif, yaitu
berhubungan dengan intelektual (otak/pikiran) peserta didik.
Melatih. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelatih, Guru profesional
dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan keterampilan dan
merapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melatih, lebih menekankan pada
pengembangan aspek psikomotorik atau keterampilan fisik peserta didik
sesuai dengan tingkat perkembangan mereka dan kebutuhan hidupnya.
Memperhatikan uraian di atas, berarti seorang Guru, dalam melaksanakan
fungsi dan tugasnya harus senantiasa memperhatikan tiga aspek yaitu afektif,
kognitif dan psikomotor peserta didik. Ketiga aspek ini sedapat mungkin
dikembangkan secara seimbang guna mencapai manusia yang seutuhnya.
b. Tugas Kemanusiaan
Pendidik dalam hal ini guru memiliki tugas kemanusiaan, karena gurupasti berhubungan langsung dengan manusia. Ketika di sekolah, guru seharusnya
berperan sebagai orang tua kedua bagi anak didiknya. Ia harus mampu menarik
simpati dan mampu berepati terhadap peserta didiknya, sehingga guru menjadi
idola bagi anak didiknya. Dalam konteks ini, guru diharapkan selalu cepat tanggap
terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh anak didik, terutama anak didik
yang mempunyai masalah di rumahnya. Misalnya, karena perceraian orang
tuanya, pertengkaran dengan saudaranya atau masalah lain yang membuat anak
didik mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan kesulitan belajar.
c. Tugas Kemasyarakatan
Sebagai pendidik profesional, guru memiliki tugas kemasyarakatan. Dalam
hal ini, guru dapat mengajar dan mendidik warga sekolah juga warga di sekitar
tempat tinggalnya untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral
Pancasila, berakhlak mulia dan menanamkan nilai-nilai solidaritas dan
kebersamaan dalam hidup bermasyarakat dengan keanekaragaman karakteristik
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
38/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Kedudukan Pendidik dalam Sistem Pendidikan 35
sosial budaya. Hal ini sesuai dengan salah satu pilar pendidikan yang dicanangkan
oleh Unesco, yaitu learning to live together, hidup bersama dalam
keanekaragaman.
Latihan:
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Jelaskan mengapa guru sebagai pendidik profesional memiliki kedudukan
penting dalam penyelenggaraan pendidikan?
2. Jelaskan dengan disertai contoh bahwa guru memiliki tugas profesi, tugas
kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.
Rangkuman
Kedudukan seorang guru sebagai pendidik profesional dalam sistem
pendidikan adalah penting. Sebab pendidiklah yang merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran sebagai salah satu komponen penting
pendidikan. Guru berfungsi sebagai agen pembelajaran dalam rangka
meningkatkan martabat dan mutu pendidikan nasional. Guru memiliki
tugas profesional, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
39/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Sub Unit 2 36
Sub Unit 2
Standar Pendidik
Setelah mempelajari sub unit 2, anda diharapkan dapat menjelaskan
kembali tentang pergeseran paradigma pendidikan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, dan upaya pengembangan profesionalitas
guru
1.
Pergeseran Paradigma Pendidikan
Pendidikan dan kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Pendidikan
dipandang sebagai bagian esensial dari suatu struktur masyarakat yang dapat
membantu mereproduksi bentuk masyarakat yang dikehendaki oleh suatu
bangsa. Oleh karena itu, di seluruh dunia, pendidikan dipandang sangat penting
dan strategis.
Kebijakan pendidikan menuntut upaya pembaharuan yang terus menerus
tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta pelaksanaan, pemantauan,
dan pengendaliannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan globalisasi dalam berbagai
kehidupan. Globalisasi menuntut adanya standar, termasuk di bidang pendidikan
yang diakui oleh dunia internasional. Menurut Bahrul Hidayat (2006) bahwa:
1. Globalisasi pasar kerja menuntut adanya mutual recognition (saling
mengakui)antar negara tentang kualifikasi lulusan lembaga pendidikan
2. Globalisasi meniscayakan proses nasionalisasi dan transnasionalisasi
kompetensi lulusan lembaga pendidikan
3.
Kompetensi bergeser dari local specific ke global universal sebagai
survival kit (seperangkat alat untuk hidup) di era informasi abad 21.
Dengan memperhatikan dampak globalisasi, maka terjadilah pergeseran
paradigma (cara pandang) sehingga kebijakan pendidikan bergeser dari input
oriented ke outcome-based. Kebijakan input-oriented memandang peningkatan
mutu pendidikan dilakukan dengan semata-mata meningkatkan mutu masukan
pendidikan. Sementara, kebijakan outcome-based melihat peningkatan mutu
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
40/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 37
pendidikan harus dimulai dengan expected outcome yang jelas dari suatu
lembaga pendidikan. Oleh karena itu, perbaikan dan peningkatan mutu masukan
dan proses pendidikan harus merupakan upaya penjabaran untuk mencapai
expected outcome, dan standarisasi expected outcome dalam bentuk
kompetensi menjadi titik awal untuk standarisasi masukan dan proses pendidikan.
Bergesernya paradigma dalam kebijakan pendidikan, maka paradigma
dalam pengelolaan pendidikan juga ikut bergeser. Uno (2008:84-85)
mengungkapkan bahwa pergeseran paradigma pengelolaan pendidikan dasar dan
menengah telah tercermin dalam visi pembangunan pendidikan nasional yang
tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN, 1999): mewujudkan
sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan berkualitas guna
mewujudkan bangsa yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan
kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin, bertanggung jawab, terampil serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Amanat GBHN ini menyiratkan suatu
kekhawatiran yang mendalam dari berbagai komponen bangsa terhadap prestasi
sistem pendidikan nasional yang kini tampak mulai menurun dalam
mempersiapkan SDM yang tangguh dan mampu bersaing di era tanpa batas. Salah
satu wujud pergeseran paradigma pengelolaan pendidikan adalah penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sekolah-sekolah dikelola secara mikro
dengan sepenuhnya diperankan oleh warga sekolag seperti kepala sekolah dan
guru-guru sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan pada setiap sekolah yang
juga tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakatnya. MBS bermaksud
mengembalikan sekolah kepada pemiliknya, yaitu masyarakat yang diharapkan
akan merasa bertanggung jawab kembali sepenuhnya terhadap pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah.Menurut Uno, sisi moralnya dari MBS ini adalah bahwa hanya sekolah dan
masyarakatlah yang paling mengetahui berbagai persoalan pendidikan yang dapat
menghambat peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian merekalah (sekolah
bersama masyarakat) yang seharusnya menjadi pelaku utama dalam membangun
pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakanya.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
41/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 38
2.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tuntutan dari pergeseran paradigma pendidikan adalah diperlukan
standarisasi dalam pengelolaan pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor19 Tahun 2005, Pasal 1, ayat (1) bahwa yang dimaksud standar nasional
pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berkaitan dengan standar pendidikan Bahrul Hidayat (2006)
mengemukakan dalam Seminar Pendidikan di UPI Bandung, bahwa standar harus
dikembangkan dengan memperhatikan aspek daya saing (competitiveness) di satu
sisi dan ketercapaian (achievable) di sisi lain; standar bersifat minimum criterion
yang ditingkatkan secara berkala (dinamis); dan standar tidak selalu harus
diartikan penyeragaman (mono standard), tetapi penyatuan kerangka dalam
diversifikasi (mutli-standard).
Apa manfaat dengan adanya standarisasi di bidang pendidikan. Hal ini tiada
lain adalah untuk memberikan arah yang jelas bagi pengelola pendidikan tentang
TARGET kompetensi yang harus dicapai di setiap lembaga dan jenjang
pendidikan. Selain itu, pengelola pendidikan mempunyai kebebasan untuk
menentukan strategi implementasi kurikulum sesuai kondisi dan konteks (alokasi
waktu, bahan ajar, urutan materi, metode pembelajaran dan penilaian)
Sebagai layaknya fungsi suatu standar, maka standar pendidikan akan
menjadi acuan seberapa baik hasil pendidikan yang diinginkan sesuai dengan
kondisi yang ada (Standard is how good is good). Bahkan, standar diharapkan
mendorong semua pihak untuk melakukan usaha secara terencana dan sistematis
untuk mencapainya (Standards are created because they improve the activity of
life). Dengan demikian, semua standar pendidikan diarahkan untuk menghasilkan
kompetensi lulusan yang bermutu, baik kompetensi akademik, kompetensi
praktis-vokasional, maupun kompetensi kepribadian sebagai individu dan
makhluk sosial
Standar nasional pendidikan, menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mencakup delapan
aspek, yaitu:
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
42/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 39
1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2. Standar Prosesadalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
3. Standar kompetensi lulusanadalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
5. Standar Sarana dan Prasaranaadalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
6. Standar Pengelolaan Pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
7. Standar Pembiayaan Standaradalah standar yang mengatur komponen
dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu
tahun.
8. Standar PenilaianPendidikanadalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
43/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 40
Dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, pada bagian ini dibahas
lebih lanjut adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini sangat
penting untuk diketahui oleh para calon guru sebagai calon pendidik profesional.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 28 menjelaskan standar
Pendidik sebagai berikut.
Pasal 28
(1)Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2)Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yangdibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(3)Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
a. Kompetensi pedagogik;
b. Kompetensi kepribadian;
c. Kompetensi profesional; dan
d. Kompetensi sosial.(4)Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus
yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah
melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
(5)
Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Pasal 29
(1)
Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1),
b.
latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini,
kependidikan lain, atau psikologi; dan
c. sertifikat profesi guru untuk PAUD
(2)Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
44/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 41
b. latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI
kependidikan lain, atau psikologi; dan
c. sertifikat profesi guru untuk SD/MI
(3)
Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajatmemiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan
c. sertifikat profesi guru untuk SMP/MTs.
(4)Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atausarjana (S1)
b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan
c. sertifikat profesi guru untuk SMA/MA
(5)
Pendidik pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat
memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan programpendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan; dan
b. sertifikat profesi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB.
(6)Pendidik pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; danc. sertifikat profesi guru untuk SMK/MAK.
Pasal 30
(1)
Pendidik pada TK/RA sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas yang
penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai
dengan keperluan.
(2)
Pendidik pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru
mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan
pendidikan sesuai dengan keperluan.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
45/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 42
(3)Guru mata pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-
kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia serta guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga,
dan kesehatan.
(4)
Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA,
atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru mata pelajaran yang
penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai
dengan keperluan.
(5)Pendidik pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru
mata pelajaran dan instruktur bidang kejuruan yang penugasannya
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan
keperluan.
(6)Pendidik pada SDLB, SMPLB, dan SMALB terdiri atas guru mata
pelajaran dan pembimbing yang penugasannya ditetapkan oleh masing-
masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.
(7)Pendidik pada satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C terdiri atas
tutor penanggungjawab kelas, tutor penanggungjawab mata pelajaran, dan
nara sumber teknis yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing
satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.
(8) Pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan keterampilan terdiri atas
pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur, dan penguji.
RangkumanStandar pendidikan menjadi acuan seberapa baik hasil pendidikan yang
diinginkan sesuai dengan kondisi yang ada. Bahkan, adanya standar
diharapkan mendorong semua pihak untuk melakukan usaha secara
terencana dan sistematis untuk mencapainya.
Standar Nasional Pendidikan Indonesia meliputi:
1. standar isi;
2. standar proses;
3.
standar kompetensi lulusan;4. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
5. standar sarana dan prasarana;
6. standar pengelolaan;
7. standar pembiayaan;dan
8. standar penilaian pendidikan
Standar kualifikasi pendidikan Pendidik pada jenjang pendidikan TK,
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/K adalah Diploma IV atau Sarjana (S1).
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
46/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 43
Latihan
1. Mengapa masyarakat dan pendidikan tidak dapat dipisahkan?
2. Dengan adanya globalisasi, aspek apa saja dalam dunia pendidikan yang
pengalami perubahan paradigma?
3. Jelaskan butir-butir standar nasional pendidikan Indonesia.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
47/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Sub Unit 3 44
Sub Unit 3
Pengembangan Profesionalitas Pendidik
Setelah mempelajari Sub Unit 3 ini, Anda diharapkan memiliki
pemahaman tentang upaya pemerintah dalam peningkatan
profesionalisme dan profesionalitas pendidik, khususnya tentang
Sertifikasi Pendidik, Dimensi Pengembangan Profesionalitas Guru,
dan Prinsip-prinsip profesionalitas.
1.
Sertifikasi Pendidik Profesional
alah satu amanat Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen yang harus dilakukan oleh Pemerintah adalah
melaksanakan sertifikasi bagi guru dan dosen sebagai pendidik profesional.
Sertifikasi dimaksudkan untuk meningkatkan harkat dan martabat guru sebagi
tenaga profesional.
Pasal 11 dan 12 Undang-undang Guru dan Dosen menjelaskan pengertian
sertifikasi, yaitu proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.Sedangkan Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Pelaksanaan sertifikasi dilakukan dengan mekanisme yang diatur oleh
peraturan pemerintah. Baedhowi, Direktur Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional, dalam suatu paparan
tanggal 13 April 2008 di Surabaya, antara lain menjelaskan bahwa sertifikasi
dapat juga dikatakan semacam ujian nasional bagi semua guru dari tingkat SD
sampai SMA. UN guru ini digunakan sebagai langkah pemetaan terhadap
kompetensi guru secara nasional. Program ini juga penting sebagai upaya melihat
sejauh mana persebaran guru-guru yang benar-benar kompeten di bidangnya.
Sehubungan dengan proses sertifikasi terdapat beberapa permasalahan, antara
lain:
1) Penentuan guru untuk mengikuti sertifikasi
2) Penentuan Assessor
3)
Proses penilaian portofolio/Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
S
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
48/147
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
49/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengembangan Profesionalitas Pendidik 46
4. Undang-Undang Guru dan Dosen, Pasal 11, ayat (1) mengamanatkan
bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
5.
Pasal 11 ayat (2), menyatakan bahwa sertifikasi pendidik diselenggarakan
oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakriditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah
6. Guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, ia dipersyaratkan memiliki
(1) kualifikasi akademik minimal S1/D4 yang relevan dan (2) menguasai
kompetensi sebagai agen pembelajaran.
Sertifikasi terhadap jabatan guru juga dilakukan di beberapa negara, antara
lain:
1. Di Amerika Serikat , Inggris dan Australia diberlakukan secara ketat.
2. Denmark baru mulai dirintis dengan sungguh-sungguh sejak 2003
3.
Korea dan Singapura tidak melakukan sertifikasi guru, tetapi
melakukan kendali mutu dengan ketat terhadap proses kelulusan di
lembaga penghasil guru
Program Sertifikasi memiliki tujuan, yaitu:
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
2. Meningkatkan proses dan mutu pendidikan, dan
3. Meningkatkan profesionalisme guru.
Manfaat atau dampak yang diharapkan dengan sertifikasi guru adalah:1.
Melindungi Profesi Guru dari Praktik yang tidak kompeten yang dapat
merusak citra profesi guru.
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Guru.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
50/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengembangan Profesionalitas Pendidik 47
Pelaksanaan Sertifikasi diatur oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 18 tahun 2007, antara lain pada beberapa pasal
berikut ditegaskan:
Ps 2 ayat 1, sertifikasi bagi guru dalam jabanan dilaksanakan melalui uji
kompetensi.
Ps 2 AYAT 2, Uji Kompetensi dilakukan dalam bentuk penilaian
Portofolio.
PS 2 AYAT 3, Penilaian Portofolio merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mendeskripsikan 10 komponen sebagai berikut:
1.
kualifikasi akademik;
2. pendidikan dan pelatihan;
3. pengalaman mengajar;
4. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
5.
penilaian dari atasan dan pengawas;
6. prestasi akademik;
7. karya pengembangan profesi;
8.
keikutsertaan dalam forum ilmiah;
9. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan
10.penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
2.
Dimensi Pengembangan Profesionalitas Guru
Pengembangan profesionalitas Guru sebagai pendidik profesional,
sekurangnya mencakup empat aspek, yaitu:
1. Penguasaan bidang studi atau kurikulum
2. Penguasaan pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kepribadian dan profesionalitas
4.
Pemahaman karakteristik peserta didik
Seorang guru yang baik, sudah pasti harus menguasai bidang studi yang
akan diajarkannya. Namun penguasaan bidang studi saja tidak cukup. Ia juga
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
51/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengembangan Profesionalitas Pendidik 48
harus memahami kurikulum, khususnya yang berkaitan dengan bidang studi yang
menjadi tanggung jawabnya. Hal ini karena di dalam kurikulum tercantum tujuan
pembelajaran dan standar kompetensi yang hendak dicapai dari setiap mata
pelajaran. Bila seorang guru tidak memperhatikan dan menguasi kurikulum, maka
ia tidak akan mengetahui sampai level mana materi pelajaran yang harus
disampaikan pada jenjang pendidikan di tempat ia bertugas. Oleh karena itu, guru
sebagai pendidik profesional mutlak harus menguasai bidang studi dan kurilukum
yang bersangkutan.
Pembelajaran merupakan suatu aktivitas pengelolaan kegiatan belajar yang
dirancang oleh guru. Dalam aktivitas pembelajaran terjadi interaksi antara guru
dan peserta didik. Bentuk interaksi bisa bervariasi tergantung pada model,
pendekatan atau metode pembelajaran yang dipilih. Dalam konteks ini guru
sebaiknya bahkan seharusnya memilih model, pendekatan atau metode
pembelajaran yang mendidik, yaitu yang dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan
yang positif dan baik sesuai dengan norma, aturan atau sistem nilai yang berlaku
di masyarakat. Pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang
menghargai harkat dan martabat manusia. Karena itu, guru harus selalu ingat
untuk menggunakan kata-kata, ucapan, atau tindakan yang dapat diteladani
kebaikannya oleh peserta didiknya.
Kepribadian dan profesionalitas guru senantiasa harus dikembangkan. Hal
ini antara lain, karena seorang guru dituntut menyesuaikan dengan perkembangan
dan kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Kepribadian guru yang bersikap
terbuka untuk memperbaharui ilmu pengetahuan, khsusunya yang sesuai dengan
bidang ilmu yang diajarkannya. Begitu pula dalam berinteraksi, baik dengan
peserta didik, sesama rekan sejawat maupun dengan masyarakat dapatmenggunakan media interaksi yang mutakhir dan bersikap demoktratis. Guru
tidak merasa paling tahu, paling benar dan paling patut dihormati, tanpa
mempedulikan bahwa peserta didik dan masyarakat juga memiliki hak yang sama
untuk dihormati. Oleh karena itu, guru berkewajiban untuk
menumbuhkembangkan semangat saling menghargai dalam masyarakat.
7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan
52/147
Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengembangan Profesionalitas Pendidik 49
Guru akan dapat melaksanaan tugasnya dengan efektif apabila mengenal
karakteristik murid-muridnya. Hal yang harus dipahami guru adalah bahwa setiap
murid adalah unik, dan mereka berbeda satu sama lainnya. Perbedaan
karakteristik peserta didik tetsebut, bisa karena perbedaan jenis kelamin, tingkat
usia, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, bahkan dalam cita-cita dan
keinginan. Untuk itu, pemahaman mengenai karakteristik peserta didik dari
berbagai aspeknya patut dikuasi oleh guru. Ilmu pengetahuan yang mendukung
aspek ini adalah Psikologi perkembangan, Psikologi sosial, Sosiologi dan
Antropologi.
3. Prinsip-prinsip Profesionalitas
Di dalam Undang-undang Guru dan Dosen, pasal Pasal 7 ditegaskan bahwa
Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
c.
memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuaidengan bidang tugas;
d.
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e.
memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f.
memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g.
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
i.
memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Memperhatikan prinsip-prinsip profesionalitas di