Transcript
Page 1: Cara mahasiswa menyayangi penyu

Oleh Edy Setiyoko

Penyu adalah salah satu spesies purba dari bangsareptilia. Ada tujuh jenis penyu di dunia, enam diantaranya berada di Indonesia. Status semua jenis

penyu tersebut dalam kondisi terancam punah. Siapa yangbertanggung jawab atas nasib kepunahan binatangtersebut?

Fakultas Biologi Universitas Nasional (Unas) Jakartamenaruh kepedulian akan kelangsungan hidup penyu.Mahasiswa bersama Kelompok Studi Penyu Laut (KSPL)Chelonia mengangkat persoalan ini dalam seminar sehari'Penangkaran Penyu Laut dan Habibat yang SemakinPunah' di Selasar Lantai 2 kampus setempat, Jakarta,Agustus silam.

Tak hanya itu, KSPL Chelonia juga melakukan kegiatankonservasi penyu laut di Pantai Citirem, SuakaMargasatwa Cikepuh, Jawa Barat. Melalui program 'SaveSea Turtle in Your Hands (SSTIYH)’ Mei 2009, dan April2010. Musim demi musim dilalui. ''Dari musim panashingga penghujan, tidak menyurutkan konservasionis dari

KSPL untuk melakukan monitoring penyu,'' tutur Dicky RPaulus, ketua KSPL Chelonia.

Dicky dan konservasionis lainnya selalu mengenangselama berpetualang di sana,' “Saat air lalu surut dan saatpasang naik di muara Citirem yang harus dilewati menujucamp hingga setinggi dada orang dewasa, membawakenangan manis dan indah yang tidak akan pernahdilupakan.''

Kegiatan edutainment di Desa Pangumbahan, jugamelibatkan anak-anak SD (Sekolah Dasar) setempat.Seperti, siswa SDN Jaringao, Kecamatan Ciracap,Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Aktivitas pelestarianpenyu di sana disertai kegiatan outbond, flying fox, danpermainan anak-anak. Sehingga penanaman melestarikan,melindungi, dan kecintaan terhadap penyu pada anak-anakdan warga setempat, dilakukan secara harmonis danpenuh keakraban.

Ada yang membahagiakan hati manakala melihatseekor penyu naik ke darat, menggali pasir, bertelur, danmenutupnya. Kemudian, kembali ke laut. ''Suatu yangindah, sulit dilupakan melihat si penyu,'' tambah Dicky.

Bila ingin bertemu di darat, lanjut dia, harus menunggudi tepi pantai tempat lokasi bertelur. Butuh kesabaranmenunggu penyu naik hingga berpuluh jam. Keheningansuasana menjadi syarat. Tak boleh berisik, karena penyusensitif kegaduhan. Penyu berbalik kembali ke laut kalaumerasa terusik.

KSPL, konservasoris, dan Resort KSDA, berjuangmemungut telur penyu hijau. Lalu, ditangkar secara semialami di camp Citerum. Bila sudah menetas, tukik (akanpenyu) dilepas ke laut bebas. Hanya saja, telur di sanasering dicuri pada siang hari -- tatkala lepas pengamananpolisi hutan maupun pamswakarsa.

Perburuan merupakan eksploitasi yang dapatmengancam kelangsungan populasi penyu laut. ''Pemburudari warga sekitar masih bisa diajak kom promi. Tapi,pemburu dari luar, dan mereka pem bawa modal besar, iniyang menjadi sumber kepunahan dan petaka penyu laut,''tambah Drs Imran SL Tobing MSi, Dekan Fakultas BiologiUnas. Kehadiran pemburu dari luar ini, kata dia,menyebabkan warga setempat tergiur, dan ramai-ramaiberburu hewan bernilai ekonomi tinggi ini. ■ ed: irwan kelana

REPUBLIKAHalaman >>

Senin > 20 September 2010

19pendidikan>> program <<

Cara Mahasiswa Menyayangi Penyu

>> dinamika <<

Gunadarma Lima Besar PT Terbaik

Universitas Gunadarma menjadiperguruan tinggi swasta (PTS) yang masukke urutan lima besar perguruan tinggi (PT)terbaik di dunia maya. Sementara urutanpertama hingga keempat masih didominasioleh perguruan tinggi negeri (PTN) yakniITB, UI, UGM dan Institut TeknologiSepuluh November.

Data 4ICU, awal bulan lalumenunjukkan, peringkat satu hingga empattak mengalami perubahan sejak Januari2010. Perubahan hanya terjadi di urutankelima, di mana peringkat UniversitasGunadarma merangsek naik. Pada Januari2010, universitas itu hanya mendudukiurutan kesembilan. Kini, naik menjadiurutan kelima. PTS lain, yang mampumengimbangi dominasi PTN padapemeringkatan adalah Universitas BinaNusantara, dan Universitas Kristen Petra.

Sistem pemeringkatan PT yangdilakukan 4ICU tak jauh beda denganpemeringkatan seperti Webometrics, danJiaTong -- pemeringkatan popularitas PT didunia Internet. Meski popularitasnya diInternet, metode pemeringkatan sangatberkait dengan kiprah akademik PT, karenakontribusinya ke publik.

Tak heran, kampus yang cukup mapan,terkenal, serta memiliki kiprah, berada diposisi baik. Hal itulah yang masihmenjadikan pemeringkatan PT menjadipanduan dalam upaya peningkatankualitas.

Lembaga 4ICU melakukanpemeringkatan terhadap 10 ribu PT di 200negara. Peringkat popularitas diukurberdasar tiga parameter, yakni Googlepagerank, inbound link Yahoo, dan webtraffic berdasarkan Alexa.

■ edy setiyoko, ed: irwan kelana

Mahasiswa Nagoya Field Trip di Undip

Universitas Diponegoro (Undip)Semarang menerima mahasiswa NagoyaUniversity, Jepang, untuk melakukan fieldtrip di sejumlah daerah di Jateng, sertakegiatan belajar singkat di sana. Field tripmerupakan program Nagoya yang memberikesempatan mahasiswa untuk tinggal,belajar, serta berinteraksi bersamamasyarakat.

Menurut Pembantu Rektor I Undip, Prof Dr dr Riwanto,Sp.BD, sebanyak 11mahasiswa Nagoya akan belajar bahasadan budaya Indonesia di Fakultas IlmuBudaya, khusus Program Studi D III BahasaJepang. “Selain itu, kedatangan merekayang didampingi dua guru besarnya ini,juga bertujuan untuk bekerja samamelakukan penelitian, danmemperkenalkan budaya dan bahasa keJepang kepada masyarakat Indonesia,”kata Riswanto di Semarang baru-baru ini.

Field trip pada dasarnya merupakanprogram dari Nagoya University yangmemberikan kesempatan kepadamahasiswanya untuk tinggal, belajar, sertaberinteraksi dengan masyarakat setempat.Interaksi terjadi saat mahasiswa tinggal dirumah penduduk (homestay).

Prof Nishimo Setsuo, guru besar Head ofEducation and Human DevelopmentNagoya University mengemukakan,kegiatan ini merupakan agenda rutin keduauniversitas. Tujuannya, pengenalan danpertukaran budaya kedua negara. Kedepan, kegiatan tersebut akanditingkatkan. Tak hanya sekedarmahasiswa tinggal di rumah penduduk,tetapi juga pengembangan riset,implementasi teknologi modern bagimasyarakat dan dunia pendidikanIndonesia. ■ edy setiyoko, ed: irwan kelana

Oleh Edy Setiyoko

Keterbatasan kom -petensi guru dan insti-tusi pendidikan seringtidak diperhitungkandalam pembuatan kebijakan pendidikan.

Dunia pendidikan diIndonesia banyakmengalami tantangan. Inikarena berbagai faktor,termasuk inkonsistensiprogram, serta mutu

sarana pendidikan itu sendiri. Patutdisayangkan pendidikan di negeri inijustru mengesampingkan tujuanpedagogis dari dunia pendidikan yangsebenarnya.

Tanoto Foundation bekerja samadengan Yayasan Paras, melalui ForumPeningkatan Kualitas Pendidikan(Forum Pelita Pendidikan), mencobamengangkat persoalan ini dalam sebuahdiskusi bertajuk 'MemerangiKeterbelakangan Pendidikan diIndonesia' yang digelar di Jakarta akhirAgustus 2010.

''Pendidikan merupakan dasar bagipengentasan kemiskinan,'' tutur Sihol PAritonang, Head of Tanoto Foundation.Hanya melalui pendidikan, kata dia,rantai kemiskinan antargenerasi dapatdiputus dengan memberikan aksesterhadap pendidikan yang berkualitasbagi anak-anak yang berasal darikeluarga miskin.

Peran serta Tanoto Foundation dalammendukung program pendidikan ini,diharapkan juga dapat memicu pihakswasta lainnya untuk bahu-membahumewujudkan masa depan yang lebihbaik bagi Indonesia.

Permasalahan pendidikan,menurutnya, tidak hanya kurangmemadainya infrastruktur bangunan,maupun fasilitas pendidikan di bebe rapalokasi di Indonesia. Teta pi, juga kualitastenaga pengajar yang kurang memadai.Data Departemen Pendidikan Nasional2008 mengungkapkan, lebih dari 60persen guru belum mengecappendidikan tinggi empat tahun.

Dewi Susanti, Programer PelitaPendidikan Tanoto Foundation, meng -atakan, ''Persoalan di atas lebih terlihat,terutama di sekolah-sekolah untukmasyarakat level ekonomi rendah danterletak di kawasan terpencil, di manasarana dan prasarana pendidikan cende -rung lebih tidak memadai, dengan kualitassekolah yang lebih terpuruk dan jumlahserta kualitas guru yang sangat minim.''

Melalui analisis masalah dantantangan yang dihadapi dalamkeseharian praktik pembelajaran, ForumPelita Pendidikan berupaya menggalipotensi solusi yang dapat diusungkepada pembuatan kebijakan, danpemangku kepentingan lain. ''KegiatanFocus Group Discussion (FGD)melibatkan pakar, pemerhati, guru, danaktivis, membahas bersama perihalpermasalahan dan inkonsistensi duniapendidikan Indonesia dari perspektifmakro dan mikro, sekaligus potensisolusinya,'' tambah Dewi.

Pendirian Forum Pelita Pendidikan,kata dia, bertujuan untuk menghasilkankonsep pendidikan, inovasi praktikpendidikan, dan saran bagi kebijakanpendidikan yang memberikan kontribusibagi peningkatan kualitas pendidikan diIndonesia. Terutama, daerah terpencildan untuk kelompok masyarakat miskin.

Forum yang diprakarsai Prof MochtarBuchori itu dimulai dengan diskusipemetaan permasalahan pendidikan.Baru pada akhir sesi pemetaan,narasumber berkesempatan berbicara,dan merumuskan benang merahnya.Format ini berbeda dari kebanyakandiskusi. Hingga Dr Bambang Indrianto,

Sekjen Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Kemendiknasmenyatakan, ”Saya merasa memasukinew frontier dalam forum diskusi.”

Suparman, Ketua Federasi GuruIndependen Indonesia (FGII), mengutipKi Hajar Dewantara, menyatakan,''Pendidikan adalah cara kita untukmemerdekakan lahir, batin, dan pikiran.''

Ungkapan senada datang dari ProfHAR Tilaar, guru besar emeritusUniversitas Negeri Jakarta (UNJ).“Pendidikan sesungguhnya merupa kanupaya pembebasan dari tekanankekuasaan, kekuatan politik, kebo dohan,feodalisme, dan kemelaratan ekonomi.Jadi, bukan sekadar meme nangkanolimpiade semata,” tegasnya.

Beberapa peserta jugamenyayangkan upaya peningkatanSekolah Berstandar Internasional (SBI)yang dianggap menyebabkan terjadinyakastanisasi pendidikan. Pokokpermasalahan kedua, berkaitan denganrelevansi pendidikan, dan perannyadalam menjawab permasalahan yangada dalam masyarakat.

Arifin Ali, dari Walagri Aksara,mempertanyakan relevansi pendidikanformal yang kebanyakan bobotakademisnya ditujukan untukmempersiapkan siswa ke jenjangpendidikan yang lebih tinggi. ”Sekolahtidak seharusnya menjadi bagian yangterpisah dari masyarakat,” katanya.

Anindita dan Fadilla, dari Sokola,Riau, beranggapan kurikulum danmetode pembelajaran banyak diterap kanpendidikan formal sering tidak dapatdiakses, baik secara geografis maupunkultural bagi kelompok masyarakat yangtermarjinalkan.

Terkait guru sebagai pilar utamaperbaikan kualitas pendidikan, RuthSolaiman dari I-Teach Education TrainingCenter, menyatakan, ''Kompetensi guruyang kurang sering disertai denganmotivasi belajar yang rendah. Kare -nanya, upaya pengembangan profesiguru perlu disertai dengan evaluasi

institusi pendidikan dan guru didukungdengan pendampingan melekat.''

Beberapa peserta jugamenyampaikan, motivasi belajar yanglebih tinggi, dan kehausan akanpengetahuan, dan metode pembelajaranbaru lebih mudah ditemukan pada gurudi daerah. Keterbatasan kompetensi gurudan institusi pendidikan sering tidakdiperhitungkan dalam pembuatankebijakan pendidikan. Sehingga praktikpendidikan tidak dapat berjalan sesuaiyang diharapkan.

Berkait dengan pengembanganpromotor pendidikan karakter yangsekarang sedang digarap KementrianPendidikan Nasional, Pembina YayasanBudi Siswa, Baskoro Poedjinegoromenyatakan, tujuan kebijakansebenarnya bagus. Tapi,implementasinya yang sering tidakberjalan sampai di lapangan. “Kebijakanlemah, karena tidak ada evaluasi atausupervisi. Padahal, guru tidak punyaketrampilan untuk mengolah kurikulum,”ujarnya.

Baskoro dan Prof Tilaar sepakat,permasalahan kompetensi sumber dayamanusia (SDM) juga dianggapmenghambat terjadinya desentra lisasipendidikan seperti yang diharapkan.

”Bagi saya, desentra lisasi adalahmalapetaka. Karena, masalah kompetensiyang belum memadai. Terutamaberkaitan dengan penguasa daerah,”kata Baskoro. Sementara, Tilaarberpendapat, korupsi dana BOS (BantuanOperasional Sekolah) merupakan salahsatu akibat nyata dari penyimpangandesentralisasi pendidikan.

Prof Tilaar berharap, Forum PelitaPendidikan ini dapat lebih difokuskanuntuk mereka yang terlupakan dantermarjinalisasikan di daerah-daerah. Iamelihat upaya Tanoto Foundation untukmeningkatkan kualitas pendidikan dilebih dari 200 sekolah di SumateraUtara, Riau, dan Jambi, melalui ProgramPelita Pendidikan dapat menjadi sebuahsarana nyata. ■ ed: irwan kelana

Memerangi KeterbelakanganPENDIDIKAN INDONESIA

EDY SETIYOKO/REPUBLIKA

DOK REP

● Pelatihan guru Telkom-Republika