7/24/2019 Craniotomy Decompressive
1/1
Craniotomy Decompressive
Di Indonesia telah banyak dilakukan cranotomy decompressive, terutama penulis
menemukan referensi dari RSUD dr.Kariadi Semarang. Dari 1! pasien yang telah
dilakukan craniotomy di RSUD dr.Kariadi semarangg "1 meninnggal dan "# hidup.$enyebab pasien meninggal paling banyak adalah syok sepsis %!!&' dan gagal nafas
%#!&'.
Risiko kematian pasien paska operasi kraniotomi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain diagnosis penyakit atau cedera yang men(adi indikasi dilakukannya kraniotomi,
faktor usia, skor Glasgow Coma Scale, komplikasi pasca operasi dan beberapa faktor medis
lainnya. )erdapat beberapa studi mengenai angka kematian pasien kraniotomi dengan
indikasi, lokasi, dan *aktu yang bervariasi.
Dari penelitian (uga ditemukan bah*a pasien dengan skor +lasgo* oma Scale
diba*ah - memiliki angka kematian tertinggi %!!&', dan pasien dengan skor 1! 1"
memiliki prognosis terbaik dengan angka kematian rendah %/,0&', hal ini menyerupai hasil
dari penelitian yang dilakukan hristian yang bertu(uan mengedukasi tenaga medis untuk
menaruh perhatian pada prognosis pasien berdasarkan skor Glasgow Coma Scale.