JURNAL
MOTIVASI DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PENDENGAR
PROGRAM SIARAN INTERAKTIF BOOK REVIEW
(Studi Korelasi Motivasi dan Kepuasan Mendengarkan Program Siaran
Interaktif Book Review terhadap Loyalitas Pendengar di RRI Pro 2
Yogyakarta Periode Agustus – September 2017)
Oleh:
Afifah Khoirunnisa
D1213007
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
1
MOTIVASI DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PENDENGAR
PROGRAM SIARAN INTERAKTIF BOOK REVIEW
(Studi Korelasi Motivasi dan Kepuasan Mendengarkan Program Siaran
Interaktif Book Review terhadap Loyalitas Pendengar di RRI Pro 2
Yogyakarta Periode Agustus – September 2017)
Afifah Khoirunnisa
A.Eko Setyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractThe results of Nielsen's 2016 survey of Radio Audience Measurement
(RAM) proved that the radio still has a loyal audience. The highest level of consumer radio penetration is in Palembang (97%), Makassar (60%), Bandung (54%), Banjarmasin 53% and Yogyakarta (51%). The database results of the listener's interest in the weekly event program at RRI Pro 2 Yogyakarta indicates that the Book Review interactive broadcast Program became the second-best ranking program. This study aims to prove whether there is a significant correlation between listening motivation and the satisfaction of the Book Review interactive broadcast program dan listeners’ loyality.
This research used the uses and gratification theory by Katz, Blumler, and Gurevitch.This research is included in the explanatory research. This study is an explanatory that emphasizes on explanation of the correlation between variables through hypothesis test. The method used is survey. Survey study is the study that takes a sample from a population and uses quetionaire as the basic data collection tool. This study conducted by giving the quetionnaires for 65 respondences from 182 listeners population that pay attention to Book Review Interactive Broadcast Program on January-March 2017.
This study gives result that there is a significant correlation with the positive direction between motivation and listening to Book Review interactive broadcast program with the listener’s loyalty with a correlation coefficient of 0,554. And then, there is a significant correlation with the positive direction between satisfaction and listening to Book Review interactive broadcast program with the listener’s loyalty with a correlation coefficient of 0,527.
Keywords : uses and gratification, radio, listeners’ loyality.
2
Pendahuluan
Media penyiaran memegang peranan penting dalam komunikasi massa
yang mampu menyasar audiens dalam jumlah besar. Dominasi media televisi yang
menghiasi layar kaca dan internet telah menjadi ruang tersendiri yang lebih
memikat khalayak. Sehingga, radio yang dahulu sebagai pelopor media siaran
mulai tergeser. Namun, hasil survey Nielsen tahun 2016 mengenai Radio
Audience Measurement (RAM) membuktikan bahwa radio masih memiliki
pendengar setia. Lebih dari 8400 responden berusia 10 tahun ke atas di 11 kota di
Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya,
Denpasar, Medan, Palembang, Makassar dan Banjarmasin) masih aktif menjadi
pendengar radio. Para pendengar radio di 11 kota tersebut setidaknya
menghabiskan rata-rata waktu 139 menit per hari. Pada kuartal ketiga tahun ini
terdapat 57 % dari total pendengar radio berasal dari generasi milenial dan Z atau
para konsumen masa depan.
Radio masih dipandang sebagai media yang menyampaikan pesan
komunikasi sesuai dengan sasaran pendengar dan disesuaikan dengan kebutuhan
pendengarnya. Media radio juga masih didengarkan oleh 20 juta pendengar di
Indonesia. Tingkat penetrasi radio konsumen tertinggi berada di kota Palembang
(97%), Makassar (60%), Bandung (54%), Banjarmasin 53% dan Yogyakarta
(51%).1
Persaingan radio semakin ketat dengan menjamurnya berbagai stasiun
berbasis FM pada radio komunitas/lokal/swasta. Apalagi radio-radio tersebut
mulai melirik segmentasi anak muda dengan menyajikan program-program
khusus yang mampu menarik atensi pendengar. Di Yogyakarta sendiri
berdasarkan data Direktorat Politik dan Komunikasi Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Ditpolkom Bappenas) terdapat 44 radio saluran FM, 9
radio saluran AM. Selain itu juga terdapat 38 radio komunitas.Sedangkan untuk
1Mia Lubis, Radio Masih Memiliki Tempat di Hati Pendengarnya, 2016, http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2016/RADIO-MASIH-MEMILIKI-TEMPAT-DI-HATI-PENDENGARNYA.html. diakses tanggal 28 Maret 2017 pukul 20.00 WIB.
3
radio segmentasi anak muda berkisar 60-70%.2 Ini artinya bahwa radio untuk
segmentasi anak muda mempunyai persaingan yang cukup ketat dalam merebut
perhatian pendengarnya.
Radio sebagai salah satu alat komunikasi memegang peranan penting
dalam penyebarluasan informasi dan mempengaruhi masa khalayak, sehingga
pernah mendapat julukan sebagai “kekuasaan kelima” (the fifth estate) setelah
pers atau koran yang dianggap sebagai kekuaan keempat (the forth estate).3
Menurut Littlejohn khalayak aktif adalah mereka yang memilih media mana yang
sesuai dan berorientasi pada tujuan.4 Khalayak bertanggungjawab untuk memilih
media guna memenuhi kebutuhan mereka. Maka sangat penting bagi suatu radio
memiliki pendengar yang loyal. Untuk menumbuhkan loyalitas pendengar, dapat
dilakukan dengan memperbaiki konten suatu program agar lebih interaktif.
Dalam satu era ke era lain, RRI begitu fleksibel beradaptasi dengan zaman
yang terus berkembang. RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama
negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Jumlah
pendengar RRI Pro 2 per periode Januari - Maret 2017 adalah 2.991 pendengar
dari demografi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan. beberapa program
memperlihatkan adanya indikasi loyalitas dari pendengarnya, yang tetap konsisten
mendengarkan program tersebut. Adapun total respon pendengar untuk program
Acara mingguan yang dapat terlihat dari grafik berikut:
2Ditpolkom. Daftar Stasiun Radio di Indonesia, 2016, http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Komunikasi/2%29%20Daftar%20radio%20Swasta%20di%20Indonesia/Daftar%20Stasiun%20Radio%20di%20Indonesia.pdf, diakses tanggal 28 Maret 2017 pukul 19.50 WIB3Onong Uchjana, Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung 2003. hlm. 137.4Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Edisi Keenam, Salemba, Jakarta, 2011, hlm. 145.
4
Grafik 1.1
Hasil database minat pendengar Pro 2 Yogyakarta terhadap program acara
mingguan menunjukkan bahwa Program Book Review menjadi program unggulan
setelah Puisi Pro. Total respon pendengar tersebut berasal dari banyaknya jumlah
interaksi baik siaran on air melalui media pendukung seperti whatsaap, bbm,
facebook, twitter dsb. Pun kegiatan off air yang selalu terselenggara setiap
tahunya. Program Book Review menjadi program yang berbeda di tengah
persaingan radio swasta dan komunitas di Yogyakarta yang belum banyak
menyentuh klasifikasi program acara pendidikan dalam dialog interaktif seperti
bedah buku dan membuktikan bahwa program ini masih bertahan.
media tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga mempersuasi dan
memberikan informasi. Program siaran interaktif Book Review mempersuasi
pendengar agar tergerak untuk membudayakan membaca, menginformasikan dan
mereferensikan berbagai buku-buku yang menarik untuk dibaca. Dengan
demikian penulis tertarik membuktikan apakah motivasi dan kepuasan terhadap
program siaran interaktif Book Review berhubungan positif dengan loyalitas
pendengar?
5
Bang
ga N
eger
iku
Pro
Rem
aja
Ngob
ras
Book
Rev
iew
Puisi
Pro
Voice
of C
ampu
s
Indo
hits
Pro
2 Go
es to
Sch
ool
Curh
at B
aren
g
Pro
2 Hi
tlist
Indo
Top
20
Nasio
nal
Indi
e Pr
o
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
050
100150200250
98120 125
182215
75 90118 110 108 105
153
Series1
Minat Pendengar Untuk Program Acara Mingguan Periode Januari-Maret 2017
Rumusan Masalah
1. Apakah ada korelasi yang signifikan antara motivasi mendengarkan
program siaran interaktif Book Review terhadap loyalitas pendengar di
RRI Pro 2 Yogyakarta?
2. Apakah ada korelasi yang signifikan antara kepuasan mendengarkan
program siaran interaktif Book Review terhadap loyalitas pendengar di
RRI pro 2 Yogyakarta?
Landasan Teori
1. Teori Uses And Gratifications
Pada dasarnya komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang
mengutamakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan
komunikan dalam jumlah banyak, sangat heterogen dan menimbulkan efek
tertentu. Selain itu, pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai
khalayak dengan serentak. Khalayak sering kali terbentuk berdasarkan
kesamaan kebutuhan, kepentingan dan selera individu. Banyak dari kesamaan
terlihat memiliki asal mula sosial dan psikologis. Kebutuhan semacam itu
seperti infomasi, relaksasi, pertemanan, pengalihan atau melarikan diri.
Khalayak untuk media dan jenis konten media tertentu seringkali dapat
dicirikan menurut jenis motivasi yang luas. Dalam bukunya Teori Komunikasi
Massa, Denis Mc Quail mengemukakan bahwa studi uses and gratification
memusatkan perhatian pada:
1. Sumber kebutuhan
2. Sosial dan psikologis yang menimbulkan
3. Harapan (terhadap)
4. Media massa dan sumber lainnya
5. Perbedaan pola pembenahan (exposure) media massa (atau
keterlibatan dalam aktivitas lain yang menghasilkan
6. Pemenuhan kebutuhan dan
7. Konsekuensi lainnya.
6
Katz, Blumler dan Gurevitch menjadi orang pertama yang mencetuskan
teori ini mengenai, pentingnya faktor sosial – psikologis yang menyebabkan
munculnya kebutuhan penggunaan media massa dari seseorang dan menghadirkan
akumulasi kebutuhan media massa dari masyarakat. Faktor- faktor sosial dan
psikologis juga menimbulkan kebutuhan akan informasi, hal ini merupakan
motivasi penggunaan media sebagai sarana pemuas kebutuhan akan
informasi.Dengan demikian, dalam teori ini diasumsikan bahwa pengguna
mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.5
Sebenarnya, kerangka teori uses and gratification berdasarkan pada pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan memengaruhi khalayak. Pendekatan ini menurut LittleJohn, audiens sebagai khalayak aktif dan mengarah pada satu tujuan. Media hanya dianggap sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhannya.6
Permasalahan utama dalam teori ini bukan bagaimana media mengubah
sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan
pribadi dan sosial khalayaknya. Jadi menekankan pada khalayak aktif yang
sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Teori ini menyatakan
bahwa orang aktif memilih dan menggunakan media tertentu sebagai salah satu
cara memuaskan kebutuhannya. Menekankan posisi terbatas, media mempunyai
pengaruh terbatas karena pengguna mampu memilih dan mengendalikan. Orang
memiliki kesadaran diri, dan mereka mampu memahami dan menyatakan alasan
penggunaannya. Pada konteks keaktifan khalayak dalam memilih dan
menggunakan media guna memenuhi kebutuhannya (usaha memperoleh
gratifikasi dari penggunaan suatu media) tampak ketika audiens mendengarkan
program siaran interaktif Book Review.
5Onong Uchjana E, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Rosdakarya. Bandung. 2002, hlm 289-290.6Rachmat, Kriyantono.Teknik Praktis Riset komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation Advertising, Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Pemasaran. Kencana. Jakarta. 2010,hlm, 381.
7
2. Teori Law Effect
Kepuasan mendengarkan berarti efek media yang diopersionalisasikan
sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan kepada
khalayak. Khalayak akan menggunakan media sesuai dengan penilaiannya
terhadap media yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini
kepuasan didasari oleh dorongan yang mengarahkan pada tindakan. Seperti yang
dijelaskan dalam teori Law of Effect:
1. Jika suatu tindakan (act atau reaksi (react) yang dilakukan seseorang berhasil memuaskan satu atau beberapa kebutuhannya maka tindakan atau reaksi tersebut cenderung untuk diulangi berkali-kali dan menjadi kebiasaan yang akhirnya menjadi pola tingkah laku.
2. Sebaliknya, jika suatu tindakan atau reaksi yang dilakukan tidak berhasil menimbulkan kepuasan atau pemenuhan kebutuhan atau menimbulkan frustasi maka tindakan atau reaksi tidak akan diulangi lagi.7
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa khalayak tidak akan
menggunakan media massa bila media tidak memberikan pemuasan bagi
kebutuhannya. Ketika khalayak mengkonsumsi media massa maka dia memiliki
bermacam-macam faktor dorongan dalam dirinya.
3. Teori Ketergantungan Media
Teori ketergantungan media dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan
Melvin deFleur tahun 1976 yang menyatakan bahwa semakin seseorang
tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya maka media tersebut
menjadi penting bagi orang tersebut.8 Pemikiran teori ini dalam masyarakat
modern, audiens menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi
bagi pengetahuan tentang,orientasi kepada, dan apa yang terjadi dalam
masyarakatnya. Sehingga media menjadi salah satu bentuk untuk memuaskan
kebutuhannya.
Peranan khalayak dalam menentukan dan mengukur efektivitas komunikasi sangat besar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Raymon A. Bayer bahwa agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif maka komunikator 7 Jallaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. 1989. hlm 235.8Denis Mc Quail, 1996. Op.Cit. hlm 78
8
harus berorientasi pada apa saja yang menjadi kepentingan khalayak bukan sebaliknya.9
Dalam penggunaan media massa khalayak pada akhirnya akan
memberikan penilaian-penilaian sendiri terhadap media yang diharapkan dapat
memuaskan kebutuhannya. Khalayak tidak akan menggunakan media massa
apabila media tersebut gagal untuk memberikan pemuasan bagi kebutuhan
khalayak.
4. Teori Perbedaan Individu
Loyalitas pendengar dalam memilih stasiun radionya didasari oleh motif
yang berbeda. Mereka akan memilih berdasarkan kebutuhan, keinginan dan selera
masing-masing. Selain itu loyalitas juga dipengaruhi oleh motif dan kepuasan
terhadap program siaran yang dipilihnya. Kepuasan ini terbentuk dari pemahaman
radio siaran dalam menawarkan program siaran yang dibutuhkan pendengar.
Loyalitas audiens yang berbeda-beda dan keberuntungan ekonomi yang tidak
sama menghablur ke dalam uraian tentang pola audiens yang menyeluruh dan
agak rumit. Banyaknya bentuk komposisi audiens sebagai hasil dari upaya
managemen pasar media, apakah berhasil atau tidak.
Teori perbedaan individu mengungkapkan bahwa pola komposisi audiens yang diamati merupakan hasil dari tindakan pilihan individu dalam jumlah besar, yang masing-masing berpedoman pada selera, minat, kemampuan intelektual dan kesempatan yang berbeda-beda. Dalam kondisi persaingan hukum penawaran dan permintaan seyogyanya menjamin bahwa secara keseluruhan publik memperoleh apa yang dinginkan.10
Metodologi
Penelitian ini termasuk dalam jenis kuantitatif. Tipe penelitian ini adalah
penelitian penjelasan (explanatory research) yang bertujuan untuk menjelaskan
mengapa sesuatu itu dapat terjadi; apa hubungan dengan sebab akibatnya
9 Edward Depari & Collin Mac Andrews. Peranan Komunikasi dalam Pembangunan, Gama University Press, New York. 1985 hlm. 33.10 Denis Mc Quail, 1996, Op.Cit, hlm. 220.
9
(korelasi) dan bentuk efek apa yang muncul.11 Dalam hal ini peneliti bermaksud
menjelaskan (korelasi) antar variabel motivasi (X1) dan kepuasan mendengarkan
program interaktif Book Review (X2) tehadap loyalitas pendengar (Y), yang
dianalisis menggunakan analisis Rank Spearman. Terdapat beberapa langkah
dalam menggunakan rumus Rank Spearman. Pertama peneliti harus mencari nilai
dari setiap indikator dari Variabel X1, X2 dan Variabel Y, Kemudian dari nilai-
nilai tersebut peneliti menguji korelasi antar Variabel dengan menggunakan rumus
Rank Spearman yang dibantu dengan program IBM Statistic 20.0 (SPSS). Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, yaitu metode survei
merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.12
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner/angket. Kuesioner dibuat dari indikator pada setiap variabel yang
diubah menjadi sebuah pernyataan. Kemudian dari pertanyaan tersebut tersedia
dengan alternatif jawaban yang dikategorikan (a) setuju yang diberi nilai 3, (b)
netral diberi nilai 2, (c) tidak setuju diberi nilai 1. Setelah data terkumpul, akan
dianalisis menggunakan Rank Spearman.
Lijan (2014) menjelaskan bahwa populasi adalah objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
sampelmerupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.13
Berdasarkan database statistik RRI Pro 2 Yogyakarta populasi pendengar
yang berminat mendengarkan program Book Review tercatat 182 orang dalam
periode Januari – Maret 2017. Jumlah tersebut berasal dari pendengar aktif
maupun pasif yang berinteraksi dengan program secara on air dan pendengar off
air Book Review sehingga terakumulasi menjadi 182 orang.
11 Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relation, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2004, hlm 41.12 Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta. 2011,hlm 3.13Lijan Poltak. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bidang Ilmu Administrasi, Kebijakan Publik, Ekonomi, Sosiologi Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2014, hlm 94.
10
Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Taro Yamane, menggunakan rumus:
n = N
N(d)2+ 1
Keterangan: n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = nilai presisi
1 = angka konstan
Dalam hal ini presisi standar error (d) yang digunakan adalah 10% karena
diperkirakan kesalahan yang terjadi sebesar 10% dengan kepercayaan 90%.
Sehingga besarnya sampel yang diambil sebanyak 65 responden.
Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Menurut
Irawan (2000) jika populasi terdiri atas lapisan atau beberapa stratum (jamaknya
disebut strata) dan agar sampelnya juga mencerminkan lapisan-lapisan pada
populasi sehingga representatif, maka cara pengambilan sampelnya dilakukan dari
setiap lapisan secara acak.14 Dalam penelitian ini srata yang diambil berdasarkan
demografi usia. Demografi usia ini dipilih sesuai dengan hasil survey kominfo
tahun 2014 bahwa setiap lapisan usia mempunyai selera dari penggunaan media.
Pada tiga tahun terakhir proporsi pendengar mengkonsumsi radio tidak memiliki
perbedaan jauh antar kelompok umur dalam menentukan program mana yang
sesuai dengan kebutuhannya.15
Sajian dan Analisis Data
Rumus yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah rumus Rank
Spearman sebagai berikut :
14 Irawan, Soehartono. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2000, hlm 61.15Kominfo 2015, Hasil Survei Indikator TIK tahun 2015, https://kominfo.go.id//220160218112348-Release-infografis-TIK-2015-Puslitbang-PPI.pdf. diakses tanggal 8 Januari 2018 pukul 09.05 WIB.
11
Keterangan:
rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
1 = Bilangan konstan
6 = Bilangan konstan
d = Perbedaan antara pasangan jenjang
∑ = Sigma atau jumlah
n = Jumlah individu dalam sampel
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi Rank Spearman signifikan
atau tidak maka perlu dibandingkan dengan rho tabel (rtabel). Karena sampel yang
digunakan lebih dari 30 orang dimana dalam tabel rho tidak ada maka, uji
sigifikansinya menggunakan rumus berikut:
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
N = Jumlah sampel
1 = Bilangan konstan
2 = Bilangan konstan
Penentuan keputusan terhadap hipotesis, dilakukan berdasarkan pengujian
signifikansi (uji t) terhadap koefisien korelasi. Apabila harga t hitung lebih besar
daripada harga t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (thitung> ttabel). Sebaliknya
jika t tabel lebih besar daripada t hitung maka Ha ditolak dan Ho diterima ( thitung<
ttabel).16
16 Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta Bandung. 2015,hlm. 252.
12
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antar variabel dalam
penelitian ini diketahui dari koefisien korelasi yang diperoleh dan menafsirkannya
dengan pedoman Guilford berikut ini:
1. Kurang dari 0,20 : hubungan rendah sekali atau lemah sekali.
2. 0,20 – 0,40 : hubungan rendah tapi pasti
3. 0,40 -0,70 : hubungan yang cukup berarti
4. 0,70 – 0,90 : hubungan yang tinggi, kuat
5. Lebih dari 0,90 : hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali.17
A. Sajian Data Variabel Independen X1 (Motivasi Mendengarkan
Program Siaran Interaktif Book Review)
Untuk mendapatkan data terkait variabel mendengarkan program siaran
interaktif Book Review yang disajikan dalam 14 pertanyaan, responden diberikan
3 alternatif jawaban dengan empat skor berbeda. Tiga skala tersebut adalah sangat
setuju (3), netral (2), tidak setuju (1).
Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai tertinggi 14x3= 42
(sebagai batas atas) dan nilai terendah 14x1 = 14 (sebagai batas bawah). Dengan 3
kelas yang menyatakan tingkatan tingginya dorongan responden mendengarkan
program siaran interaktif Book Review, maka diperoleh range (jarak interval):
i = Batas Atas – Batas Bawah
Jumlah Kelas
i= 42-14
3
= 9,6 = 1017Jallaludin,Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Rosdakarya. Bandung. 1993,hlm. 109.
13
Tabel.3.7
Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Mendengarkan Program
Siaran Interaktif Book Review
Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
14-23 Rendah 0 0%
24-33 Sedang 5 7,7%
34-43 Tinggi 60 92,3%
Total 65 100%
(Sumber: diolah dari jawaban kuesioner no.1-14)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah terbesar dorongan/motivasi
responden berada pada ketegori tinggi sebesar 92,3%. Ini artinya sebagian besar
responden terdorong mendengarkan program siaran interaktif Book Review
berdasarkan item yang disebutkan.
B. Sajian Data Variabel Kepuasan Mendengarkan Program Siaran
Interaktif Book Review (X2)
Pada variabel ini terdapat 17 pertanyaan dan di masing-masing item
pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban. Tiga skala tersebut adalah setuju (3),
netral (2), dan tidak setuju (1).
Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai tertinggi 17x3 =
51(sebagai batas atas) dan nilai terendah 17x1 = 17 (sebagai batas bawah).
Dengan empat kelas yang menyatakan tingginya tingkatan keinginan responden
untuk memuaskan kebutuhannya mendengarkan program siaran interaktif Book
Review, maka diperoleh range (jarak interval):
i = Batas Atas – Batas Bawah
Jumlah Kelas
i= 51 -17
14
3
= 11,3 = 11
Tabel.3.13
Distribusi Frekuensi Kepuasan Mendengarkan
Program Siaran Interaksi Book Review
Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
17-27 Rendah 0 0%
28-39 Sedang 8 12,3%
40-51 Tinggi 57 87,7%
Total 65 100%
(Sumber: diolah dari jawaban kuesioner no.1-14)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah terbesar kepuasan
responden berada pada kategori tinggi sebesar 87,7 %. Itu artinya bahwa
mayoritas responden menginginkan kepuasan dari mendengarkan program siaran
interakif Book Review berdasarkan item yang disebutkan.
C. Sajian Data Loyalitas Pendengar (Y)
Pada variabel ini terdapat 16 pertanyaan dan di masing-masing item
pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban. Tiga skala tersebut adalah setuju (3),
netral (2), tidak setuju (1). Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai
tertinggi 16x3 = 48 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 16x1 = 16 (sebagai
batas bawah). Dengan empat kelas yang menyatakan tingginya tingkat
loyalitas/kesetiaan responden mendengarkan program siaran interaktif Book
Review, maka diperoleh range (jarak interval):
i = Batas Atas – Batas Bawah
Jumlah Kelas
15
i= 48-16
3
= 10,6 = 11
Tabel.3.17
Distribusi Frekuensi Loyalitas Pendengar Pada Program Siaran
Interaktif Book Review
Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
16-26 Rendah 0 0%
27-37 Sedang 8 12,3%
38-48 Tinggi 57 87,7%
Total 65 100%
(Sumber: diolah dari jawaban kuesioner no.1-14)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah terbesar loyalitas responden
berada pada kategori tinggi sebesar 87,7%. Itu artinya bahwa mayoritas responden
loyal/setia dalam mendengarkan program siaran interakif Book Review
berdasarkan item yang disebutkan.
D. Hubungan Antara Motivasi Mendengarkan Program Siaran
Interaktif Book Review Dengan Loyalitas Pendengar di RRI Pro 2
Yogyakarta
Berdasarkan dari jawaban 65 orang responden yang telah diolah dengan
analisis korelasi Rank Spearman maka diperoleh hasil yang dapat digunakan
sebagai acuan menarik kesimpulan yang isinya sebagai berikut:
16
Correlations
MOTIVASI
MENDENGARKAN
LOYALITAS
PENDENGAR
Spearman'
s rho
MOTIVASI MENDENGARKAN
Correlation
Coefficient1,000 ,554**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 65 65
LOYALITAS PENDENGAR
Correlation
Coefficient,554** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis antara variabel X1 dengan Y diatas,
menggunakan aplikasi SPSS 20.0 for windows dapat diperoleh keofisien korelasi
Rank Spearman sebesar 0,544. Angka tersebut menunjukkan hubungan yang
signifikan dan positif antara motivasi mendengarkan program siaran interaktif
Book Review dengan loyalitas pendengar, dimana derajat korelasi keduanya cukup
berarti. Sehingga semakin tinggi nilai motivasi mendengarkan siaran interaktif
Book Review akan semakin tinggi nilai loyalitas pendengar yang dapat diraih,
begitu juga sebaliknya
Setelah dilakukan uji signifikansi diketahui harga thitung 5,282. Kemudian
harga thitung dibandingkan dengan ttabel untuk pengujian hipotesis dengan derajat
kebebasan = n – 2 pada taraf signifikansi 5%. Dengan dk = 63 maka diperoleh
ttabel sebesar 1,998. Harga thitung lebih besar daripada ttabel (5,282 > 1,998), maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga ada hubungan yang signifikan antara motivasi
mendengarkan siaran interaktif Book Review dengan loyalitas pendengar.
E. Hubungan Antara Kepuasan Mendengarkan Program Siaran Interaktif
Book Review Dengan Loyalitas Pendengar di RRI Pro 2 Yogyakarta
17
Correlations
KEPUASAN
MENDENGARKAN
LOYALITAS
PENDENGAR
Spearman'
s rho
KEPUASAN MENDENGARKAN
Correlation
Coefficient1,000 ,527**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 65 65
LOYALITAS PENDENGAR
Correlation
Coefficient,527** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
Correlations
MOTIVASI
MENDENGARKAN
LOYALITAS
PENDENGAR
Spearman'
s rho
MOTIVASI MENDENGARKAN
Correlation
Coefficient1,000 ,554**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 65 65
LOYALITAS PENDENGAR
Correlation
Coefficient,554** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis antara variabel X2 dengan Y diatas,
menggunakan aplikasi SPSS 20.0 for windows diperoleh koefisien korelasi Rank
Spearman sebesar 0,527. Angka tersebut menunjukkan hubungan yang signifikan
dan positif antara kepuasan mendengarkan program siaran interaktif Book Review
dengan loyalitas pendengar, dimana derajat korelasi keduanya cukup berarti.
Sehingga, semakin tinggi nilai motivasi mendengarkan siaran interaktif Book
Review akan semakin tinggi nilai loyalitas pendengar yang dapat diraih, begitu
juga sebaliknya.
Setelah dilakukan uji signifikansi diketahui harga thitung adalah 4,922.
Kemudian harga thitung dibandingkan dengan ttabel untuk pengujian hipotesis dengan
derajat kebebasan = n – 2 pada taraf signifikansi 5%. Dengan dk = 63 maka
diperoleh ttabel sebesar 1,998. Harga thitung lebih besar daripada ttabel (4,922 > 1,998),
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga ada hubungan yang signifikan antara
kepuasan mendengarkan siaran interaktif Book Review dengan loyalitas
pendengar.
Kesimpulan
Hipotesis yang menyatakan ada hubungan hubungan positif dan signifikan
antara motivasi mendengarkan program siaran interaktif Book Review (X1) dan
kepuasan mendengarkan program siaran interaktif Book Review dengan loyalitas
pendengar (Y) terbukti. Sesuai dengan pedoman Guilford derajat korelasi antara
X1, X2 dengan Y menunjukkan hubungan yang cukup berarti. Hal ini ditandai
18
Correlations
KEPUASAN
MENDENGARKAN
LOYALITAS
PENDENGAR
Spearman'
s rho
KEPUASAN MENDENGARKAN
Correlation
Coefficient1,000 ,527**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 65 65
LOYALITAS PENDENGAR
Correlation
Coefficient,527** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
dengan hasil koefisien korelasi Rank Spearman antara X1 dengan Y sebesar
0,554. Kemudian hasil koefisien korelasi Rank Spearman antara X2 dengan Y
sebesar 0,527. Setelah diuji signifikansi keduanya memperoleh hasil thitung> ttabel.
Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi motivasi mendengarkan program siaran interaktif Book Review maka,
semakin tinggi pula loyalitas pendengar. Dan semakin tinggi kepuasan
mendengarkan program siaran interaktif Book Review maka, akan semakin tinggi
pula loyalitas pendengar.
Daftar Pustaka
Collin & Edward Depari. (1985). Peranan Komunikasi dalam Pembangunan, New York: Gama University Press.
Ditpolkom. (2016, April 20). Daftar Stasiun Radio di Indonesia, diakses tanggal 28 Maret 2017 dari Ditpolkom.bappenas: http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Komunikasi/2%29%20Daftar%20radio%20Swasta%20di%20Indonesia/Daftar%20Stasiun%20Radio%20di%20Indonesia.pdf
Effendy, Onong Uchjana. (2002). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Rosdakarya.
_______________. (2003), Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Kominfo. (2015, Maret 4). Hasil Survei Indikator TIK tahun 2015. Diakses tanggal 15 Januari 2018 dari Kominfo.go.id: https://kominfo.go.id//220160218112348-Release-infografis-TIK-2015-Puslitbang-PPI.pdf.
Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation Advertising, Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Masri, Singarimbun. (2011). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S.
Mc Quail, Dennis. (2011). Teori Komunikasi Edisi Keenam, Jakarta: Salemba.
19
Mia Lubis. (2016, Juni 15). Radio Masih Memiliki Tempat di Hati Pendengarnya, Diakses tanggal 28 Maret 2017 dari Nielsen.com: http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2016/RADIO-MASIH-MEMILIKI-TEMPAT-DI-HATI-PENDENGARNYA.html
Poltak, Lijan. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bidang Ilmu Administrasi, Kebijakan Publik, Ekonomi, Sosiologi Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rakhmat, Jallaludin. (1989). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
________________. (1993). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rosady, Ruslan. (2004). Metode Penelitian Public Relation. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soehartono, Irawan. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
20