DAMPAK PEKERJAAN PARIWISATA TERHADAP KEHARMONISAN
KELUARGA (Studi Kasus di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang,
Kabupaten Lombok Utara)
Oleh
Sri Hartini
NIM. 152142028
JURUSAN AHWAL SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
ii
DAMPAK PEKERJAAN PARIWISATA TERHADAP KEHARMONISAN
KELUARGA (Studi Kasus di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang,
Kabupaten Lombok Utara)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Oleh
Sri Hartini
NIM. 152142028
JURUSAN AHWAL SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
vii
MOTTO
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.” (QS. Ar-Ruum: 21)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Teruntuk Orang tua ku, Ayahanda tercinta “ Hasan (alm)” yang sudah
berbahagia di syurga-Nya Allah SWT, dan juga ibunda ku tercinta Ibu
Sapariah, yang tidak pernah putus mendoakan Anak-anaknya Tiada kata
yang mampu terucap untuk mewakili betapa besar perjuangan dan kasih
sayangnya dalam membimbing penulis.
2. Kakak & Adek ku tercinta, yang selalu memberikan semangat dan
dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Keluarga besar Kos Tambora khususnya Muslimah squad yang saya tidak
bisa sebutkan satu persatu. Terimakasih atas suportnya, banyak suka
duka yang kita lewati bersama diperantauan.
4. Semua teman-teman, khususnya AS angkatan 2014 yang tidak bisa saya
sebut satu persatu. Terimakasih atas Pertemanan yang penuh warna dan
kehangatan kalian serta segala bentuk partisipasi, interaksi yang pernah
kita lalui bersama selama ini.
5. Teman- teman KKP 83 Sembung, terimakasih atas suportnya, meski
kebersamaan kita hanya sebentar tapi selalu membekas dihati.
6. Ibu dan Bapak dosen yang selama ini telah meluangkan waktu, tenaga,
kesabaran, telah membimbing dan mengajar saya sehingga dapat
menyelesaikan studi ini.
7. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Terimakasih atas segala bentuk kontribusi yang diberikan kepada penulis.
Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. serta diberikan kesehatan,
dan diberikan umur panjang, Aamiin.
8. Almamater dan kampus tercinta UIN Mataram.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah
swt. karena atas rahmat dan hidayah-Nya tugas akhir skripsi ini dapat
diselesaikan. Selanjutnya shalawat serta salam penulis panjatkan kepada
Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar
dan sekaligus menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk ilahi. Skripsi ini
penulis susun merupakan syarat akhir studi untuk mendapatkan gelar Sarjana
Hukum (SH) di Fakultas Syari‟ah Jurusan Ahwal AL-Syakhsiyah Universitas
Islam Negeri (UIN) Mataram. Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat
menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan,
bimbingan dan motivasi dari beberapa pihak oleh karenanya, melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali M.Ag selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Mataram.
2. Bapak Dr. H. Musawar, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan
seluruh jajaran karyawan Fakultas Syaria‟ah UIN Mataram yang telah
membantu penulis dalam kemudahan pembuatan surat ijin penelitian.
3. Bapak Dr. H. Sainun, M.Ag., selaku pembimbing I dan ibu Tuti Harwati
M.Ag. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah UIN Mataram yang telah
membekali ilmu kepada penulis.
x
Penulis sadar bahwa terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, oleh karena itu, penulis berharap akan saran dan kritiknya yang
bersifat konstruktif demi kesempurnaan skripsi. Akhirnya semoga karya serta
jerih payah penulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Mataram, 03 Juli 2019
Penulis,
Sri Hartini
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
ABSTRAK ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ................................................... 7
E. Telaah Pustaka ........................................................................................ 8
F. Kerangka Teori .................................................................................... 10
1. Pariwisata ......................................................................................... 10
2. Konsep Umum Keluarga Harmonis ................................................ 12
3. Indikator Keluarga Harmonis .......................................................... 15
4 Faktor-faktor yang Menimbulkan Problematika Rumah
Tangga .................................................................................................. 18
G. Metode Penelitian ................................................................................ 22
H. Sistematika Penelitian .......................................................................... 31
xii
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Desa Pemenang Barat ...................................................... 33
B. Aktivitas Pekerja Pariwisata di Desa Pemenang Barat, Kecamatan
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara ........................................................... 38
C. Dampak Pekerjaan Pariwisata Terhadap Keharmonisan Keluarga di Desa
Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. ............. 43
D. Upaya Pekerja Pariwisata Mempertahankan Keharmonisan keluarganya
di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten
Lombok Utara ....................................................................................... 48
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Dampak Pekerjaan Pariwisata Terhadap Keharmonisan
Keluarga di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang,
Kabupaten Lombok Utara .................................................................... 52
B. Analisis Upaya Pekerja Pariwisata Menjaga Keharmonisan
Keluarga di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang,
Kabupaten Lombok Utara ..................................................................... 58
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 64
B. Saran .................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAMPAK PEKERJAAN PARIWISATA TERHADAP KEHARMONISAN
KELUARGA (Studi Kasus di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang,
Kabupaten Lombok Utara)
Oleh
SRI HARTINI
NIM. 152142028
ABSTRAK
Kemunculan dunia pariwisata merupakan salah satu pendorong dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, pariwisata menjadi hal yang
sangat penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat
setempat, yang dapat memanfaatkan daerah wisata sebagai peluang untuk mencari
rizki, dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak hingga dapat
mengurangi jumlah pengangguran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Pekerjaan Pariwisata
terhadap keharmonisan keluarga di Desa pemenang Barat, Kecamatan Pemenang,
Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
deskriptif. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara.
Sedangkan analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini
adalah, ketekunan pengamatan dan tringulasi.
Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, aktivitas pekerja pariwisata di
Desa pemenang barat, aktivitas para pekerja pariwisata di desa pemenang barat ini
sangat beragam, tergantung bidang mana tempat mereka bekerja, adapun tempat
para pekerja pariwisata ini bekerja adalah di perhotelan, di restaurant, di Bar,
Bungalow, dan lain sebagainya. Kedua, Dampak Pekerjaan Pariwisata terhadap
Keharmonisan Keluarga di Desa Pemenang Barat ini sangatlah banyak dampak
yang di peroleh para pekerja, terlebihnya pekerja yang sudah menjalin rumah
tangga, percekcokan kerap terjadi bagi suami istri dikarenakan beberapa hal,
faktor yang melatar belakangi ketidak harmonisan terhadap keluarganya adalah,
perselingkuhan, mabuk-mabukan, main judi, bahkan sebagai pengedar narkoba.
Ketiga, Upaya pekerja pariwisata mempertahankan keharmonisan keluarga,
adapun upaya yang dilakukan suami istri dalam keluarganya agar bisa harmonis
adalah terpenuhinya hak dan kewajiban suami istri di dalam keluarga mereka,
baik itu nafkah batin ataupun lahir, membudidayakan musyawarah dalam
keluarga, terjalin komunikasi antara pasangan suami istri, agar tidak timbul
kecurigaan di dalam hubungan mereka.
Kata kunci: Pekerjaan Pariwisata, Keharmonisan Keluarga
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia
yang terkenal dengan pariwisatanya, salah satu kabupaten yang terkenal
dengan pariwisatannya adalah kabupaten Lombok Utara, diantara destinasi
pariwisata yang dapat di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun manca negara
adalah Air Terjun Sedang Gile, Tiu Kelep, Gili Air, Gili Meno, dan Gili
Trawangan.
Gili Trawangan adalah salah satu Gili yang paling banyak dikunjungi
oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Sehingga banyak masyarakat
lombok utara khususnya mencari nafkah ke Gili Trawangan, baik masyarakat
yang belum menikah maupun yang sudah menikah. Namun tidak selamanya
pekerja yang sudah menikah mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab
sebagai suami dan istri, sehingga tidak menutup kemungkinan menimbulkan
percekcokan dalam rumah tangga. Percekcokan seringkali muncul disebabkan
karena suami maupun istri yang tidak mampu menjalankan hak dan
kewajibannya dalam keluarga.
Hak dan kewajiban suami istri juga telah diatur dalam kompilasi
hukum islam (KHI) pasal 77 yang berbunyi:
1. Suami istri memikul kewajiban untuk menegakkan rumah tangga yang
sakinah mawadah dan warahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan
2
masyaraakat.
2. Suami istri wajib saling cinta mencitai, hormat menghormati, setia dan
memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.
3. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-
anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun
kecerdasannya dan pendidikan agamanya.
4. Suami istri wajib memelihara kehormatannya.
5. Jika suami melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan
gugatan kepada pengadilan agama.1
Apabila suami ataupun istri tidak dapat mempertanggungjawabkan
kewajibannya dalam keluarga mereka, maka ada kemungkinan akan terjadi
konflik dalam rumah tangga mereka, sehingga menimbulkan dampak pada
keharmonisan keluarganya.
Timbulnya ketidak harmonisan keluarga dikarenakan beberapa aspek
dalam keluarga. Dari pihak suami misalnya, tidak perhatian terhadap istrinya,
pemberian nafkah lahir maupun batin, kasar kepada istri dan anak-anaknya,
tidak ada pertanggungjawaban dia sebagai suami terhadap istri dan anak-
anaknya sehingga berujung konflik dalam rumah tangganya.
Berdasarkan penelitian terdahulu bahwa di desa Pemenang Barat ini
banyak yang bekerja di Gili Trawangan, karna Gili Trawang adalah salah satu
pulau yang terkenal di manca negara sehingga menarik wisatawan untuk
mengunjunginya, baik wisatawan asing maupun lokal. Di Gili Trawangan ini
1 Kompilasi Hukum Islam (Permata Press), h.24.
3
juga terdapat banyak peluang untuk bekerja, baik dari Hotel, Bungalow,
Home Stay, maupun Cafe, dan penghasilan yang di dapatkan lebih menjamin
untuk mencukupi kebutuhan Rumah tangga mereka bagi yang sudah
bekeluarga.
Dari setiap tempat pekerja di wiraswasta baik di Hotel, bungalow,
cafe dan tempat bekerja lainnya tentunya mempunyai jadwal masing-masing
yang di berikan oleh atasan mereka. Bagi wiraswasta yang bekerja dibagian
perhotelan Biasanya dalam pekerjaan akan ada waktu atau jadwal yang
diberikan oleh manager, mereka terkadang menginap maksimal 2 kali dalam
satu minggu karna struktur kerjanya yang di sesuaikan dengan jam kerjanya
setiap hari. dan apabila banyak wisatawan asing maupun lokal yang
berkunjung ketempatnya bekerja, maka menyebabkan adanya penambahan
jam kerja bagi para karyawan tersebut, sehingga tertundanya waktu pulang
untuk para karyawan. Oleh sebab itu para karyawan harus rela untuk menunda
hari liburnya bersama keluarga dikarenakan kesibukan pekerjaan mereka.2
Seperti halnya peristiwa yang peneliti temukan di Desa Pemenang
Barat Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara, dari realita yang ada
di desa ini bahwa permasalahan kerap terjadi antara suami istri dalam
keluarga, karena suatu permasalahan yang di lakukan oleh salah satu pihak.
Terlebih halnya kepada suami yang bekerja di pariwisata yang menimbukam
dampak terhadap keharmonisan keluarganya.
Wawancara yang di lakukan terhadap para istri yang suaminya
2 Observasi, Gili Trawangan 25 September 2018
4
bekerja di pariwisata Gili Trawangan ternyata banyak menimbulkan
perpecahan dalam keluarganya sehingga berujung konflik dalam rumah
tangganya.
Salah satu hasil wawancara yang saya lakukan di desa Pemenang
Barat adalah keluarga dari Risna wati dan suaminya abdul yadi, tapi di sini
peneliti hanya fokus mewawancari istrinya saja yaitu ibu Risna wati, atau
sering dipanggil Risna, yang dimana harus merelakan kehancuran dalam
keluarganya yang berujung perceraian, dikarenakan perselingkuh suaminya
dengan temen kerjanya. Ibu risna bercerita tentang bagaimana kehidupannya
sebelum ia bercerai dengan suaminya abdul yadi. Ibu risna dan suaminya telah
membina keluarga selama 15 tahun dan mereka di karunia 2 orang anak.
Pekerjaan suami ibu risna dulu sebelum kerja di Gili trawangan adalah sebagai
buruh di pasar, sedangkan pekerjaan ibu risna adalah sebagai ibu rumah
tangga biasa.
Suami Ibu Risna ini bekerja sebagai Waiter di salah satu hotel di gili
trawangan. Pada awalnya sang istri tidak mengijinkan suaminya untuk bekerja
disana, namun karna melihat kondisi dari segi ekonomi keluarga, sang istri
akhirnya mengijinkan sang suami untuk bekerja di hotel tepatnya di salah satu
pariwisat yaitu Gili Trawangan. Kebutuhan ekonominya pun semakin
meningkat selama suaminya bekerja di sana dan kebutuhan sandang
panganpun tercukupi dalam keluarganya. Namun selang beberapa tahun
suaminya bekerja di sana, terjadilah suatu yang tidak diinginkan oleh sang istri
sehingga menimbulkan konflik dalam rumah tangga mereka, dikarenakan ada
5
orang ketiga yang memasuki rumah tangga mereka, yaitu perselingkuhan yang
dilakukan sang suami dengan temen kerjanya.
Rumah tangga yang mereka bina bersama yang dulunya begitu terlihat
harmonis namun sekarang diakhiri dengan perceraian. Sebelum berakhir
perceraian sempat terjadi percekcokan diantar keduanya yang dimana
suaminya tidak mau mengakui bahwa dirinya berselingkuh dengan temen
kerjanya, namun istrinya mempunyai bukti kalau suaminya benar-benar
selingkuh dengan temen kerjanya tersebut, karana banyak saksi yang melihat
kalau suaminya sering kali berduaan bersama selingkuhannya di tempat
kerjanya. Karna itulah sang istri tidak menerima prilaku suaminya terhadap
dirinya sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga mereka yang
berujung perceraian.3
Dari hasil wawancara saya di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut dengan judul: “Dampak Pekerjaan Pariwisata
terhadap Keharmonisan Keluarga (Studi Kasus di Desa Pemenang Barat,
Kec. Pemenang, Kabupaten Lombok Utara)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka peneliti dapat
menuliskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas para pekerja pariwisata di Desa Pemenang Barat,
Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara ?
2. Bagaimana dampak pekerjaan pariwisata terhadap keharmonisan keluarga
3 Risna Wati, Wawancara, Desa Pemenang Barat Dusun karang Gelebeg, 20 Oktober
2018.
6
di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok
Utara ?
3. Bagaimana upaya pekerja pariwisata mempertahankan keharmonisan
keluarga di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten
Lombok Utara ?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Aktivitas para pekerja pariwisata di Desa Pemenang Barat, Kecamatan
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
2. Dampak pekerjaan pariwisata terhadap keharmonisan keluarga, di Desa
Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
3. Upaya pekerja pariwisata mempertahankan keharmonisan keluarga, di
Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang Barat, Kabupaten Lombok
Utara.
Sedangkan manfaat dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun kegunaan atau manfaat
penelitianyang dimaksud adalah:
1. Manfaat teoreti
a. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi sejumlah
pengetahuan yang lebih mendalam khususnya dalam membina
keharmonisan rumah tangga.
b. Melalui penelitian ini pula, diharapkan dapat bermanfaat sebagai
bahan kajian atau bahan acuan untuk menambah khazanah ilmu
7
pengetahuan khusunya di bidang fiqih nikah.
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penilitian dalam bidang kajian yang sama.
b. Menjadi masukan dan bahan informasi dalam menyelesaikan konflik
perkawinan terkait tentang keharmonisan rumah tangga.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Agar kajian penelitian ini lebih terfokus maka peneliti memberikan
batasan baik dalam ruang lingkup maupun setting penelitian. Adapun
ruang lingkup penelitian ini terfokus pada permasalahan dampak pekerjaan
pariwisata terhadap keharmonisan keluarga dan upaya para pekerja
mempertahankan keharmonisan keluarga.
Adapun penelitian ini dilaksanakan di Desa Pemenang Barat
Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara, karena peneliti melihat
dari masyarakat Desa Pemenang barat ini banyak masyarakt yang belum
menikah ataupun yang sudah menikah mencari rizki di tempat pariwisata
khusunya di Gili Trawangan. Kadang juga kerap terjadi konflik dalam
rumah tangga yang dilakukan oleh suami maupun istri sehingga
mengakibatkan ketidak harmonisan dalam keluarganya, terlebihnya bagi
pekerja di pariwisata tersebut.
8
E. Telaah Pustaka
Agar penulis skripsi ini mempunyai bobot ilmiah dan dapat
dipertanggungjawabkan keasliannya, maka penulis terlebih dahulu
melakukan telaah pustaka terhadap berbagai literatur atau dari hasil
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, khususnya
penelitian yang berkaitan dengan keharmonisan rumah tangga.
1. Susi Ariana, mengangkat judul, Dampak Kesenian Daerah (JOGET)
Terhadap Kerukunan Rumah Tangga Dalam Persfektif Hukum Islam
(Studi Kasus Di Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok
Tengah).
Fokus kajian yang di bahas dalam skripsi Susi Ariana adalah:
a. Bagaimana praktik kegiatan kesenian daerah (joget) didsa jelantik.
b. Bagaimana dampak kesenian daerah (joget) terhadap kerukunan
rumah tangga di desa jelantik.
c. Bgaimana pandangan hukum islm terhadap praktik kesenian daerah
(joget) terhadap kerukunan rumah tangga di desa jelantik.
Dari hasil penelitiannya, Susi Ariana menyimpulkan bahwa:
Seni joget yang dilaksanakan pada perayaan perkawinan di Desa
jelantik kecamatan jonggat kabupaten lombok tengah merupakan adat
kebiasaan masyarkat yang turun menurun, tidak dapat dipungkiri dampak
kesenian daerah (joget) terhadap kerukunan rumah tangga di desa jelantik,
dapat menimbulkan kekerasan, penamparan dan lain sebagainya.
Perselingkuhan antara laki-laki penjoget yang sudah menikah dengan salah
9
seorang penari joget, penelantaran ekonomi keluarga, si suamoi lebih
mementingkan uang joget dari pada belanja keluarga.
Berangkat dari apa yang telah penulis paparkan diatas, maka
terlihat bahwa antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian
sebelumnya yang di lakukan Susi Ariana tersebut terdapat persamaan dan
perbedaannya. Persamaannya yaiyu sama-sama meneliti tentang bagaimana
menciptakan kerukunan keluarga. Adapun perbedaannya adalah penelitian
Susi Ariana fokus membahas tentang pekerjaan penarai (joget) sedangkan sy
fokus pada pekerja di bidang pariwisata.4
2. Hazizah, mengangkat judul, Upaya mewujudkan keluarga sakinah dalam
keluarga karir (study terhadap keluarga karir didesa meninting kecamatan
batu layar kabupaten lombok barat).
Permasalahan yang dikaji dalam skripsi Hazizah
a. Bagaimana pemahaman keluarga karir di desa meninting tentang
keluarga sakinah
b. Bagaimana upaya keluarga karir di desa meninting untuk
mewujudkan keluarga sakinah.
Dari hasil penelitiannya, Azizah menyimpulkan
Pemahaman para keluarga karir didesa meninting tentang keluarga
sakinah adalah sebuah keluarga dimana kondisi internal keluarga tersebut
yang harmonis, tenang, bahagia, nyaman, damai, rukun, tentram, serta
semua perbuatan atau aktivitas-aktivitas dalam keluarga tersebut
4 Susi Ariana, “Dampak Kesenian Daerah (JOGET) Terhadap Kerukunan Rumah Tangga
dalam Persfektif Hukum Islam, (Study Kasus di Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten
Lombok Tengah)”.
10
didasarkan pada syari‟ah atau aturan-aturan agama islam. Menegnai
aktivitas keluarga karir yang ada di desa meninting, hal itu tidak menjadi
persoalan yang terpenting adalah disiplin terhadap waktu. Disamping itu,
dengan adanya akti itas atau kesibukan tersebut. Dapat mendapat gairah
hidup dalam bekeluarga.
Berangkat dari apa yang telah penulis paparkan di atas, maka
terelihat bahwa antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Azizah ada keterkaitannya yakni membahas tentang
keluarga sakinah. Namun jika diperhatikan dari fokus masalah dari
kesimpulan tersebut jelas sekali perbedaannya dengan peneliti yang
penulis lakukan, azizah mneliti tentang masalah keluarga karir yang
berupaya mewujudkan keluarga sakinah, sedangkan penulis meneliti
tentang bagaimana pekerja pariwisata berupaya mewujudkan keluarga
harmonis.5
F. Kerangka Teoritik
1. Pariwisata
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktif lainnya, selanjutnya sebagai sektor yang komplek juga,
mereliasasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangna dan
cendra mata.
5
Azizah, “Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Dalam Keluarga Karir (Study
Terhadap Keluarga Karir Di Desa Meninting Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat)”.
11
Pariwisata merupakan konsef yang sangat multidimensional.
Takbisa dihindari bahwa pengertian beberapa pariwisata dipakai oleh
beberapa praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, definisi pariwisata memang tidak dapat
sama persisi diantara para ahli. Berikut adalah beberapa pengartian
pariwisata:
a. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
b. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk semetara
waktu, yang diselenggarakan, dari satu tempat ketempat yang lain,
dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat
yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan
hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenhi keinginan yang
beraneka ragam.6
Banyak kegiatan yang biasanya ditimbulkan oleh pariwisata pada
suatu negara, salah satunya akan mendatangkan lebih banyak kesempatan
kerja dari suatu sektor ekonomi lainnya, alasannya karena industri
pariwisata umumnya berorientasi pada penjualan jasa, pernyataan bahwa
industri pariwisata itu bersifat padat karya, hal itu tidak dapat dipungkiri,
akibat langsung pariwisata pada bidang kesempatan kerja dirasakan lebih
mendatangkan manfaat pada negara-negara sedang berkembang daripada
6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
12
negara-negara industri maju, karena dinegara-negara sedang berkembang
itu cakupan kegiatan ekonomi masih terba
2. Konsep Umum Keluarga Harmonis
Dalam berkeluarga tentunya seorang muslim menginginkan
keluarga yang harmonis dan bahagia di kehidupannya, sesuai yang di
ajarkan Rasulullah SAW, karna keharmonisan keluarga hal yang
terpenting untuk dijaga di dalam keluarga, maka dari itu suami dan istri
tentunya harus tetap menjaga dan membina keluargananya untuk
membentuk keluarga yang harmonis.
Sebagaiman firman Allah SWT :
Artinya:
dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.7
Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang hidup dengan
bahagia dalam ikatan cinta kasih suami istri yang didasari oleh kerelaan
hidup bersama. Dalam arti lain suami istri mampu hidup dalam ketenangan
lahir maupun batin, karna merasa cukup terpuaskan atas segala sesuatu
yang ada dan yang telah tercapai dalam melaksanakan tugas keluarga, baik
itu menyangkut kebutuhan sehari-hari dengan melaksanakan tugas
keluarga, baik itu menyangkut kebutuhan sehari-hari dengan yang cukup
7 Q.S. Ar-Ruum ayat 21.
13
ataupun dalam hal pergaulan antar anggota keluarga.
Keharmonisan ini akan terwujud ketika peranan anggota keluaraga
selalu seimbang dalam keadaan suka ataupun duka, baik sepadan antar
cinta yang diberikan dan kasih sayang yang diterimanya, maupun antara
hak dan kewajiban selalu selaras dan serasi. Oleh karenanya keharmonisan
keluarga tidak hanya diciptakan oleh suami istri saja. Namun peranan dari
setiap anggota keluarga sangat menentukan untuk bersama-sama
mewujudkan dan mempertahankan agar keluarga tetap harmonis sakinah
dan bahagia.
Definisi keharmonisan rumah tangga, keluarga yang harmonis dan
berkualitas yaitu keluarga yang rukun, bahagia, tertib, disiplin, saling
menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki
etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat
mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu
pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan
mampu memenuhi dasar keluarga.8
Hubungan harmonis dalam rumah tangga akan terjalin apabila
suami istri memahami posisi mereka. Sebagaimana dalam sistem islam,
laki-laki adalah orang yang dibebani untuk bekerja keras banting tulang
demi masa sekarang dan masa depan istri serta anak-anaknya, sementra
wanita sama sekali tidak dituntut dengan hal tersebut, dia hanya dua hal
saja. Pertama hidup dengan tenang bersama suaminya sehingga ia
8 Hasan Basri, Merawat Cinta Kasih, (yogyakarta: pustaka pelajar, 1996), h. 111.
14
merasakan kebahagiaan dan ketenangan disisinya, kedua menjalankan
peran sebagai ibu secara total bersama anak-anaknya, sehingga kelak ia
menjadi sosok-sosok yang shaleh dan shalehah dan penuh dedikasi untuk
agama, bangsa dan masyarakat.
Dalam syari‟at islam kaum suami dituntut untuk memperlakukan
istri dengan sebaik-baiknya dan mengharamkan mereka untuk
memperlakukan istri dengan sebaik-baiknya dan mengharamkan mereka
untuk melakukan hal-hal yang menyusahkan pasangannya. Dan istri yang
shalihah adalah istri yang mentaati suaminya dan mampu menjaga diri,
harta, dan ank-anak suaminya selama ia bepergian dan hingga kembali.
Dengan demikian dapat dapat dikatakan bahwa ketaatan pada suami
adalah sifat pertama wanita shalihah. Sifat-sifat yang dimiliki istri salehah
seperti taat kepada allah dan kepada suaminya, muslimah (perempuan yang
ikhlas), mukminah (perempuan yang membenarkakn perintah dan larangan
allah), qaanitaat (perempuan yang taat), taaibaat (perempuan yang slalu
bertaubat), „aabidaat (perempuan yang banyak melakukan ibadah,
perempuan yang gemar berpuasa, perempuan yang penuh kasih sayang,
melayani suami, menjaga rahasia suami, ketika suami berada dirumah
tidak menyibukkan diri dengan ibadah sunnahnya, pandai mensyukuri
pemberian suami dan kebaikan suami, bersegera memenuhi ajakan suami
untuk memenuhi hasrat biologisnya).9
Dengan demikian jelaslah ketentraman dan kebahagiaan dalam
9 Sahla Abu, Nurul Nazara, Buku Pintar Pernikahan, (jakarta: belanoor, 2011), h. 164.
15
keluarga terletak pada faktor manusianya, terutama suami istri sebagai
pemeran utama dalam kehidupan keluarga. Kearifan dan kebijakan suami
serta kehalusan dan kelembutan istri dapat membangun hubungan keluarga
yang harmonis. Jadi keluarga yang harmonis adalah rumah tangga yang
semua anggota keluarga merasakan cinta kasih, keamanaan, ketentraman,
perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercayai dan
dirahmati allah SWT.10
3. Indikator Keluarga Harmonis
Membangun sebuah keluarga bahagia tidaklah mudah, namun
setiap pasangan yang membina keluarga mendamba-dambakan keluarga
bahagia yang penuh dengan cinta dan kasih sayang diantara semua
anggota keluarga. Untuk itu indikator-indikator yang harus diterapkan
dalam membentuk keluarga sakinah adalah sebagai berikut :
a. Kehidupan Beragama Dalam Islam
Agama adalah dasar utama kebahagiaan suami istri seperti
dijelaskan dalam Nabi SAW. Ia menjadi tolak ukur pertama dan
utama dalam memilih pasangan.
Agar ketenangan dan keharmonisan dalam rumah tangga dan
pendidikan yang benar bagi anak-anak yang dapat terjamin,
hendaknya seorang pria memilih istri shalihah, berdasarkan iman dan
akhlak yang mulia.
Dengan memilih istri yang shalihah, keamanan rumah
10
Samsul Afandi, Keluarga Harmonis, dalam Annajib’s Weblog, diambil tanggal 01
desember.
16
tangganya akan terjamin, tidak terjadi penghianatan, pergaulan yang
harmonis, kepribadian yang kokoh dan penolong untuk senantiasa taat
melaksanakan ajaran allah SWT.
Keshalihan seorang wanita tidak akan terwujud kecuali
melalui ketaatan dalam menjalankan agama. karena itu, dasar utama
untuk mewujudkan kebahagiaan suami istri dalam mengarungi rumah
tangganya adalah istri shalihah, yang penyayang lagi memberikan
keturunan. Dengan ini, ketenangan antara suami dan istri dapat
tercapai. Dengan ketenangan Wawaddah warahmah keharmonisan
antar suami istri dapat terwujud. Karena itu, keshalihan, ketakwaan
dan akhlak mulia suami atau istri.11
b. Cinta dan kasih sayang dalam keluarga
Cinta dan kasih sayang (mawadah dan warhmah) merupakan
sendi dan perekat rumah tangga yang sangat penting. Cinta adalah
sesuatu yang suci karena sejak lahir manusia sudah membutuhkan
cinta dan kasih sayang dari sesama. Dalam suatu keluarga yang
memang mempunyai hubungan emosional antara yang satu dengan
yang lainya sudah semestinya kasih sayang yang terjalin diantara
mereka mengalir dengan baik dan harmonis.
c. Terpenuhinya hak dan kewajiban suami istri
Agar terciptanya keluarga yang harmonis maka dalam
kepengurusan rumah tangga masing-masing suami istri mempunyai
11
Abdul Aziz bin Nashirn Su‟ud al-Abdillah, Kado Terindah Sang Pengantin (surabaya:
pustaka hikmah perdana, 2009), h. 80.
17
hak dan ewajiban . hak dan kewajiban tersebut secara garis besar dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati,
saling setia dan saling memberikan bantuan lahir batin.
2) Suami istri wajib memikul kewajiban yang luhur untuk membina
dan menegakkan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera lahir
dan batin.
3) Suami istri memiliki kewajiban untuk mengasuh dan memelihara
anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani
maupun kecerdasan.
4) Suami istri wajib memelihara kehormatan masing-masing.
Islam menetapkan berbagai hal yang menjadi hak istri agar ia
mendapatkan jaminan dan mendapatkan perlindungan dan ketenangan
serta kehidupan yang tentram. Islam mewajibkan suami agar
bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu juga
menggaulinya dengan sikap baik dan lemah lembut. Suami diharuskan
bersikap lemah lembut terhadap istrinya dan menghilangkan kesulitan
dan beban darinya. Hal ini adalah aturan yang harus dilaksanakan
berkaitan dengan hak dan kewajiban suami istri, aturan yang sangant
adil dalam mnetapkan dalam kewajiban kepada kedua belah pihak,
dengan bersikap lemah lembut dan menghilangkan beban berat dan
18
kesulitan darinya dan menyelimutinya dengan kasih sayang.12
4. Faktor-faktor yang Menimbulkan Problematika Rumah Tangga
Rumah tangga yang tanpa masaalah adalah dambaan setiap insan.
Masalah yang menerpa kehidupan suami istri adalah bagaian dari “seni”
pernikahan. Keduanya harus berupaya keras menuju kehidupan bahagia
yang tanpa masalah.
Problematika rumah tangga tak dapt dihindari, bahkan tak akan ada
rumah tangga yang tanpa masalah. Bedanya, masalah tersebut sangat
beragam, termasuk cara menangani serta menghadapinya, dengan
bijaksana, sabar dan berani.
Allah SWT telah menciptakan suami dan istri dngan sifat dan
prilaku yang berbeda. Inilah yang menyebabkan timbulnya permasalahan
tersebut. Yang kerap terjadi dalam keluarga adalah permasalahan,
perselisihan, percekcokan dan pergolakan yang tak dapat berakhir.13
Diantara yang sering terjadi dalam keretakan rumah tangga adalah
sebagai berikut :
a. Faktor Ekonomi
Salah satu faktor yang seirng menjadi penyebab keluarga tidak
harmonis adalah faktor ekonomi. Setelah hidup berumah tangga,
tentunya kebutuhan dapat menjadi berkali-kali lipatnya. Pemenuhan
kebutuhan yang begitu banyak tentunya membutuhkan kondisi
12
Mustafa Abdul Wahid, Manajemen Keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Diva press, 2004).
h. 104-105 13
Abdul Aziz bin Nashirn Su‟ud al-Abdillah, Kado Terindah Sang Pengantin (surabaya:
pustaka hikmah perdana, 2009), h. 167.
19
ekonomi yang lancar. Namun seringkali terjadi masalah ekonomi yang
kemudian menjadi penyebab ketidakharmonisan di dalam rumah
tangga dan keluarga. Kondisi ekonomi yang kekurangan tentunya
memicu pertengkaran jika tidak adanya rasa lapang dada dan
bersyukur dalam diri suami dan istri serta anak-anaknya. Disini, Peran
Ayah dalam keluarga sangat penting untuk menyeimbangkan
keharmonisan rumah tangga.
Adapun dasar kewajiban tersebut dalam firman allah SWT
Artinya: dan kewajiban ayah memberi makan dan Pakaian
kepada para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah Karena
anaknya (QS. Al-Baqarah : 233).
Dalam khidupan rumah tangga sudah ada kewajiban yang harus
dijalankan oleh masing-masing pihak suami maupun istri. Seorang
suami sebagai kepela keluarga berkewajiban mencari nafkah dan
sebaliknya kewajiban seorang istri mengusus segala sesuatu yang
berkaitan dengan rumah tangga.
Apabila seorang suami yang harusnya memberikan nafkah
keluarga tetapi tidak menjalankan sesuai apa yang menjadi
kewajibannya membuat seorang istri harus harus mengganti peran
menjadi pencari nafkah dalam keluarga karna tidak mempunyai
kesadaran bersama maka timbul perselisihan dan percekcokan terus
20
menerus. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa tujuan hidup
berumah tangga yang tentram dan damai tidak berjalan sesuai dengan
keingina.
b. Kurangnya Komunikasi
Penyebab lainnya dapat dikarenakan kurangnya komunikasi
diantara anggota keluarga satu sama lainnya. Komunikasi yang baik
tentu saja akan menghasilkan hubungan yang baik pula serta
meminimalisir terjadinya kesalahpahaman. Namun jika komunikasi
yang terjadi di dalam keluarga kurang bahkan buruk, tentu saja akan
menyebabkan permasalah yang mana memicu pertengkaran di
kemudian harinya. Sehingga cobalah untuk membangun komunikasi
yang baik, antara suami dan istri serta antara orang tua dan anak.
c. Gangguan pihak lain
Yang dimaksud dengan gangguan pihak lain disini adalah
perselingkuhan. Faktor yang menyebabkan perselingkuhan disini
adalah karna pasangan suami istri memiliki wanita idaman dan pria
idaman lain dari rumah tangganya, antara lain disebabkan karena
faktor ekonomi dan krisis akhlak. Kurangnya pemahaman agama
tentang hak dan kewajiban suami istri, membuat mereka tidak faham
akan tujuan dari suatu perkawinan itu sendiri. Mereka hanya
memandang bahwa tujuan perkawinan semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan biologis tanpa memperhatikan pada tujuan yang bersifat
ibadah.
21
d. Pemabuk/pemandat dan penjudi
Pemabuk atau pemandat dan penjudi merupakan perbuatan
yang diharamkan oleh islam dan wajib dijauhi oeleh siapapun
termasuk suami istri. Seorang pemabuk atau penjudi mempunyai jiwa
yang tidak stabil. Judi menyebabkan berbuat tidak baik sedangkan
pemabuk berpengaruh buruk dalam kesehatan serta sebagai induk dari
semua kejahatan. Kedua perbuatan tersebut dapat merusak
kebahagiaan rumah tangga. Seorang suami yang sering mabuk
menjadikan dia malas bekerja dan selalu bersikap tempramental.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang itu mmpunyai kebiasaan
pemabuk atau penjudi antara lain karena krisis agama, faktor
lingkungan dan pergaulan. Karena kebiasaan suami yang suka mabuk
dan bermain judi membuat istri tidak lagi merasa nyamandan tentram
dalam rumah tangga. Apabila sudah tidak tercipta rasa tentram dan
bahagia dalam rumah tangga maka akan terjadi keretakan dalam rumah
tangga.14
Keluarga yang bahagia tentunya akan memberikan dampak
positif bagi anggota keluarga di dalamnya. Kehidupan menjadi lebih
tenang dan damai serta tidak menimbulkan berbagai pertengkaran yang
mana dapat berakibat perpecahan sesama anggota keluarga. Namun
terdapat beberapa kasus yang mana memperlihatkan jika kondisi
keluarga dapat menjadi tidak harmonis. Bahkan hal ini bisa
14
Farha Ciciek, Jangan ada Lagi Kekerasan: ikhtiar mengatasi kekerasan dalam rumah
tangga belajar dari kehidupan rasulullah Saw (jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), h. 155-160.
22
menyebabkan perceraian dan perpisahan yang nantinya menimbulkan
dampak negatif bagi seluruh anggota keluarga. Tentunya setiap orang
tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada keluarganya. Untuk
mengatasi hal ini tentu saja penting untuk mengetahui penyebab
keluarga tidak harmonis terlebih dahulu. Karena Keharmonisan di
dalam rumah tangga tentunya menjadi salah satu hal penting yang
perlu dijaga. Hal ini akan tetap menjaga keutuhan rumah tangga dan
keluarga hingga bertahan lama.
G. Metodologi Penelitian
Suatu penelitian tidak akan mencapai hasil yang maksimal dan
menyakinkan apabila tidak disertai dengan langkah-langkah (metode) dalam
meneliti. Karena itu dalam penelitian ini peneliti menjelaskan langkah-
langkah yang di tempuh sebagai berikut:
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan data
deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang
dapat diamati dari orang-orang yang di teliti.15
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena adanya
pertimbangan, yaitu agar dapat menganalisis secara langsung realitas di
lapangan sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah serta dalam penelitian ini ingin mengungkapkan secara
15
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan (Jakarta: Kencana), h. 166.
23
deskriftif dan mendalam tentang “Dampak Pekerja Pariwisata terhadap
Keharmonisan Keluarga (Studi Kasus di Desa Pemenang Barat Kec.
Pemenang Kabupaten Lombok Utara).
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran Peneliti pada lokasi penelitian yaitu berperan sebagai
instrumen penentu atau kunci, karena peneliti menjadi segalanya dalam
keseluruhan di lapangan. Kehadiran peneliti bukan ditujukan untuk
mempengaruhi objek penelitian, tetapi untuk mendapatkan data dan
informasi yang akurat selama melakukan penelitian. Tujuan utama
kehadiran peneliti dilokasi adalah untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan. Dengan kehadiran peneliti dilapangan, peneliti mengetahai
kejadian yang sebenarnya seperti melakukan observasi pada obyek atau
lokasi penelitian serta mengumpulkan data-data yang berkenan dengan
masalah yang diteliti, agar informasi yang diperoleh benar-benar valid dan
relevan dengan keadaan dan realita sebenarnya, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara logis dan ilmiah.
Sehingga dalam hal ini data dan informasi yang dapat diperoleh
adalah data-data dan informasi tentang dampak pekerja pariwisata
terhadap keharmonisan keluarga.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan di Desa Pemenang Barat Kecamatan
Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Alasan peneliti memilih desa
Pemenang Barat sebagai lokasi penelitian karena di desa tersebut banyak
24
yang bekerja di Pariwisata khusunya di tiga Gili yaitu di Gili trawangan,
Gili Meno, Gili Air yang berdampak pada masalah keharmonisan rumah
tangga bagi suami atau kepala keluarga yang bekerja di pariwisata.
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
observasi dan pendekatan dengan warga dusun.
4. Sumber Data
Menurut Loflend sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.16
Sedangkan menurut suharsimi dalam bukunya
sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh17
Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian adalah jenis data
primer dan jenis data skunder.
Data primer, sumber datanya diperoleh langsung dari sumber
aslinya yang diperoleh melalui wawancara dengan suami istri yang telah
mengalami keretakan rumah tangga.
Data skunder adalah data yang diperoleh dari al-qur‟an dan hadits,
buku-buku peraturan perundang-undangan dan lain-lain yang terkait
dengan permasalahan yang peneliti teliti.
5. Teknik Pengumpulan Data
Mendapatkan data yang valid dan benar-benar objektif dengan
masalah yang diteliti maka peneliti menggunakan tiga metode untuk
16
Amirudin Zaenal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 157. 17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 114
25
mengumpulkan data di antaranya:
a. Metode Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa
dengan penyaksian langsungnya, dan biasanya peneliti dapat sebagai
partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu
objek peristiwa yang sedang diteliti.18
Metode observasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Observasi Partisipasi, yang dimaksud dengan observasi partisipan
disini adalah dimana seorang peneliti ikut serta dalam kegiatan
yang dilakukan oleh subjek yang diteliti. Jadi disini peneliti tidak
berlaku sebagai penonton, melainkan sebagai pelaku atau peserta.
2) Observasi non partisipasi, yang dimaksud dengan observasi non
partisipan disini adalah dimana peneliti (observer) tidak ikut serta
dalam kegiatan yang dilakukan oleh yang di observasi. Jadi peneliti
hanya berlaku sebagai penonton. Seorang peneliti berperan ganda
di dalam observasi ini, yaitu sebagai pengamat sekaligus bagian
dari yang diamati.19
Adapun observasi yang digunakan peneliti adalah observasi
non partisipan, yaitu tidak terkait dengan pedoman yang sudah
disiapkan sebelumnya, sehingga fokus observasi dapat berkembang
pada waktu penelitian berlangsung, observasi yang dilakukan
18
Ibid,.h. 219 19
Suharsimi, Prosedur., h. 146.
26
peneliti yaitu mengamati dari jauh apabaila terjadi pertengkaran
antara suami istri. Dalam hal ini peneliti meneliti beberapa kasus
yang pernah mengalami kejadian langsung dari Dampak pekerja
pariwisata terhadap keharmonisan keluarga di Desa pemenang
Barat.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti berusaha
mendapatkam data yang valid karena langsung mengadakan
pengamatan dilokasi penelitian, serta mendapatkan masukan dari
pihak-pihak terkait target Observasi dalam konteks penelitian
meliputi :
1). Lokasi terjadinya pelaksanaan para pekerja pariwisata
2). Aktivitas Para warga yang bekerja di pariwisata
3). Tentang keluarga yang mengalami keretakan rumah tangga
terhadap suami istri yang bekerja di pariwisata.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang
atau lebih secara angsung. Dalam penelitian ini digunakan interview
bebas dan perorangan yaitu bebas maksudnya pewawancaraan tidak
secara langsung mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok
persoalan dari fokus penelitian. Wawancara bebas ini dilaksankan
tanpa pedoman (instrumen), namun tidak menyimpang dari maksud
peneliti. Sedangkan maksud perorangan yaitu apabila proses tanya
jawab tatap muka secara langsung antara pewawancara dengan
27
seseorang yang diwawancarainya, sehingga peneliti mendapatkan data
yang lebih intensif dan falid.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara
tidak struktur. Alasan peneliti menggunakan tidak struktur karena
dengan jenis ini peneliti dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang lebih luas dan bebas tanpa terikat dengan susunan pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya. Peneliti disini dapat memperoleh
data dari beberapa suami istri yang mengalami keretakan rumah
tangga. Hal-hal yang berkaitan dengan wawancara ini, maka peneliti
menyiapkan berbagai macam persiapan sebelum melakukan kegiatan
wawancara tersebut. Persiapan itu meliputi buku, pulpen, ataupun
menggunakan alat rekam suara. Hal ini merupakan langkah mudah
untuk mendapatkan hasil wawancara.
Dalam penelitian yang peneliti lakukan, yang peneliti
wawancarai adalah 5 pekerja Pariwisata, 10 suami istri yang telah
mengalami keretakan rumah tangga. Selain itu peneliti juga
mewawancarai pihak keluarga dari suami istri tersebut, 1 kepala
dusun, dan 1 tokoh agama.
Dalam hal ini peneliti juga menggunakan Purposive Sampling,
tujuan peneliti menggunakan Purposive sampling karena purposive
sampling adalah salah satu teknik pengambilan yang sering digunakan
dalam penelitian. Secara bahasa purposive sampling berarti sengaja ,
jadi purposive sampling berarti teknik pengambilan sempel secara
28
sengaja. Maksudnya peneliti menentukan sendiri sempel yang diambil,
tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Pengambilan
sampel berdasarkan penilaian peneliti, mengenai siapa-siapa saja yang
pantas memenuhi persyaratan untuk dijadikan sample. Oleh karena itu
latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel, dimaksud tentu
juga populasinya agar benar-benar bisa mendapatkan sampel yang
sesuai dengan persyaratan atau tujuan peneliti yang mendapat atau
memperoleh data yang akurat.
c. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Metode
dokumentasi digunakan oleh peneliti dengan tujuan mengumpulkan
data-data yang memiliki terkaitan dengan penelitian yang peneliti
lakukan.20
Metodologi ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data
tentang Dampak pekerja pariwisata terhadap keharmonisan keluarga .
data yang peneliti peroleh dari metode ini seperti peneliti peroleh dari
buku-buku, surat kabar, dan buku yang membahas tentang rumah
tangga yang berkaitan dengan penelitian yang sedang peneliti teliti.
Dalam kaitannya dengan penyempurnaan data hasil penelitian,
maka penerapan metode dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengumpulkan data yang tidak dapat diperoleh melalui
20
Irwan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), h.67
29
observasi dan wawancara.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian
data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca
dan diinterpretasi.21
Selama penelitian, peneliti melakukan beberapa hal diantaranya
mengumpulkan data-data baik itu dalam bentuk tulisan, gambar dan hasil
wawancara, kemudian merangkum memilih hak-hak pokok dan penting,
kemudian menyajikannya dalam uraian singkat dengan kalimat yang
mudah dimengerti, dan tahap akhir adalah menarik menarik kesimpulan
sementara dan akan dibuktikan pada akhir penelitian nantinya dengan hasil
dari observasi, wawancara dan dokumentasi.
7. Validitasi Data
Setelah seluruh data terkumpul maka tahap selanjunya adalah
untuk menetapkan keabsahan suatu data yang sudah didapatkan, dalam
menentukan keabsahan data diperlukan teknik untuk pemeriksaan, diantara
tekhnik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perpanjangan pengamatan
Perpanjang pengamatan memungkinkan terjadinya hubungan
antara peneliti dengan narasumber menjadi akrab (tidak ada jarak lagi),
semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tak ada informasi yang
disembunyikan lagi dan peneliti dapat memperoleh data secara
21
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h.
332.
30
lengkap.22
Setelah melakukan penelitian, dibaca kembali dan di cek
kebenarannya dan masih ada keraguan maka peneliti akan melakukan
perpanjangan waktu penelitian dan pengamatan lagi secara mendalam
dan lebih luas sehingga didapatkan kebenaran data yang di perlukan
sehingga tidak ada lagi keraguan.
Sebagai bukti peneliti terjun ke lapangan untuk meneliti
kembali maka harus dibuktikan dengan surat perpanjangan penelitian,
maka surat keterangan perpanjangan waktu penelitian dilampirkan
dalam laporan penelitian nantinya.
b. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Setelah data seluruhnya dikumpulkan oleh peneliti maka
selanjutnya akan didiskusikan bersama teman-teman kelas, teman-
teman satu jurusan yang cukup berkompeten di dalam hal itu, dengan
tujuan untuk mendapat masukan sehingga penelitian ini lebih baik dan
sempurna.
Tekhnik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara
maupun hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi, sehingga apa
yang menjadi masukan dalam diskusi yang dilakukan dengan rekan-
rekan sejawat, teman satu jurusan dan teman-teman organisasi yang
cukup berkompeten akan memberikan pengetahuan baru dan mereview
22
Djama‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta CV, 2014), H. 169.
31
persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.23
c. Triangulasi
Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembandingan terhadap data itu, tekhnik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.24
Peneliti menggunakan metode triangulasi karena peneliti akan
membandingkan hasil wawancara dengan observasi, dan
membandingkan antara hasil dokumentasi dengan wawancara, hal ini
untuk memadupadakan antara apa yang dilihat selama observasi
dengan apa yang di lihat dan didengarkan, sehingga nantinya tidak
bertolak belakang dengan apa yang didapatkan.
H. Sistematika Penelitian
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan membahas tentang konteks penelitian, fokus penelitian,
tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian,
telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika
penelitian.
23
Lexy J. Meloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), h. 330. 24
Ibid., h. 330.
32
BAB II : Dampak pekerjaan pariwisata terhadap keharmonisa keluarga (studi
kasus di desa pemenang barat, kec. Pemenang, kabupaten lombok
utara). Membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, keadaan
geografis. Sebab terjadinya ketidak harmonisan keluarga bagi suami
istri yang bekerja di pariwisata serta solusi merawat keharmonisan
keluarga bagi pekerja pariwisata di Desa Pemenang Barat, kecamanata
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
BAB III : Pembahas Membahas tentang cara menganalisis antara hasil observasi
dengan teori yang digunakan tentang terjadinya keretakan rumah tangga
yang dialami suami istri yang bekerja dipariwisata.
BAB IV : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
33
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. GAMBARAN UMUM DESA PEMENANG BARAT
Desa Pemenang Barat adalah salah satu dari Empat Desa yang ada di
Kecamatan Pemenang dan atau salah satu dari tiga puluh tiga Desa yang ada
Kabupaten termuda Lombok Utara.
Desa Pemenang Barat merupakan pintu gerbang Utara yang memiliki luas
wilayah 4000 Ha (40.000.000 M²), yang terdiri dari Hutan Lindung 1723 Ha,
Perkebunan rakyat Ha, Sawah seluas 220 Ha, Perkampungan penduduk ,
Perkantoran.
Desa Pemenang barat memiliki jumlah penduduk 16.291 Jiwa / 5.065
KK (KKL = 4.080 dan KKP = 985), yang tersebar di 23 Dusun, 67 RT dan
merupakan Desa dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Lombok
Utara
1. Keadaan Geografis Desa Pemenang Barat
a. Geografis
Desa Pemenang Barat bagian dari wilayah Administratip
Pemerintahan Kecamatan Pemenang, berjarak sekitar 1 Km dari Kota
Kecamatan dengan waktu tempuh 5 Menit, sementara Jarak kekota
Kabupaten sekitar13 Km, dengan waktu tempuh tempuh 15 Menit.
Adapun Letak Desa Pemenang Barat berbatasan dengan :
Utara : Laut / desa Gili Indah
Timur : Desa Pemenang Timur
34
Selatan : Desa Lembah Sari Kecamatan
BatuLayar
Barat : Desa Malaka
b. Topografis
Wliayah Desa Pemenang Barat, terdiri dari Dataran Tinggi dan
Dataran rendah dan Pesisir Pantai dengan luas lahan Luas Desa
Pemenang Barat adalah : 40.000.000 M2. / 40 Km.
c. Geologi
Lahan Desa Pemenang Barat, tergolong Lahan Gersang
,pemanfaatan lahan untuk tanaman palawija hanya dapat dilakukan
pada musim penghujan, sedangkan untuk tanaman hultikultura seperti
pohon kelapa merupakan tanaman warisan yang tidak pernah
mengenal siklus musim apapun, dari Data Profil 2014-2015 luas lahan
pertanian terus mengalami pengurangan dari tahun ke tahun, hal ini
disebabkan oleh adanya pengembangan lahan menjadi lahan
pemukiman warga dan pariwisata.
d. Hidrologidan Hidrogeologi
Dilihat dari segi topologi dan ketinggian dari pemukiman laut,
Desa Pemenang Barat termasuk wilayah yang ada pada dataran tinggi ,
air minum bersumber dari sumur gali, dan Pipa Air Bersih dengan rata-
rata kedalaman Air Sumur 5-15 M, sedangkan untuk kebutuhan
konsumsi masyarakat menggunakan Air Sumur dan PDAM.
35
e. Klimatologi
Seperti halnya dengan Desa-desa yang lain yang ada diwilayah
Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Desa Pemenang
Barat tergolong Desatropis dengan curah hujan rata-rata 1.100 Mm.
f. Tata Guna Lahan
Desa Pemenang Barat mempunyai bentang luas 40.000. Ha
dengan tata guna lahan sebagai berikut :
Pemukiman : 170 Ha
Perkebunan : 410 Ha
Pertanian Sawah : 220 Ha
Rawa : -
Hutan ( Lindung ) : 1.736 Ha
Bangunan Perkantoran / Sekolah : 8 Ha
Prasarana Umum Lainnya : 5 Ha
g. Kelembagaan
Desa Pemenang Barat merupakan bagian dari salah satu
wilayah kecamatan pemenang, di kepalai oleh 1 Kepala Desa, 1
Sekretaris Desa, dan terdiri dari 6 orang Kepala Urusan, Badan
Permusyawaratan Desa ( BPD ) 11 Orang, Lembaga Pemberdayaan
Desa ( LPM ) 17 Orang
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes ) 10 Orang dan TP. PKK
25 Orang, sedangkan wilayah Dusun terbagi menjadi 10 Dusun induk
dan 13 Dusun pemekaran yang terdiri dari:
36
Tabel 1. Nama Dusun dan Kepala dusun di Desa Pemenang Barat25
No DUSUN NAMA KEPALA
DUSUN KET.
1. Telagawareng Septian wahyudi
2. Karang Subagan Ahmad Fitri
3. Karang Gelebeg Saja‟i
4. Karang Desa Lalu Saparudin
5. Karang Pangsor SONI HADI
6 Teluk Kombal Multazam
7. Sumur Mual Sahrudin
8. Karang Raden Abdul gafur
9. Mekar Sari H. Junaidi
10. Karang Subagan Daya Burhanudin
Tingkat Pendapatan Masyarakat
Berdasarkan hasil oleh data dari PPLKB bahwa klasifikasi
tingkat kesejahtraan masyarakat di Desa Pemenang Barat dapat
digambarkan sebagai berikut :
Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 5.065 KK
Pra KS : 1.196KK
KS I : 2.089KK
KS II : 953KK
KS III : 43KK
KS III PLUS : 24 KK
Mata pencaharian masyarakat Desa Pemenang Barat sebagian
besar bergerak di bidang Jasa Pariwisata, Nelayan dan lain-lain, untuk
lebih jelasnya dilihat pada table sebagai berikut :
25 Arsip Kantor Desa Pemenang Barat tahun 2019
37
Tabel 2. Profesi Masyarakat Desa Pemenagn Barat26
NO Pekerjaan Jumlah (Orang)
1. Petani 910
2. Buruh Tani 675
3. Perkebunan 475
4. Peternakan 360
5. Nelayan 189
6. Pedagang, Usaha Jasa 675
7. Pegawai Pemerintah 432
8 Pariwisata 235
h. Pendidikan
Berdasarkan data porofil desa Pemenang Barat Tahun 2018,
tingkat pendidikan penduduk dapat kami gambarkan sebagai berikut :
Tabel 3. Tingkat Prendidikan Masyarakat Desa Pemenang Barat27
Pendidikan Jumlah (Orang)
Tidak Tamad SD 895
Tamat SD 1.479
Tamat SLTP/ MTs 529
Tamat SLTA/ MA 346
D1, D2, D3, S1,S2 dan S3 257
i. Peta Wilayah Desa Pemenang Barat
26 Arsip Kantor Desa Pemenang Barat tahun 2019 27 Arsip Kantor Desa Pemenang Barat tahun 2019
38
B. Aktivitas Pekerja Pariwisata di Desa Pemenang Barat, Kecamatan
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Kondisi Pariwisata di Desa Pemenang tepatnya di Tiga Gili yakni Gili
Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, yang semakin kondusif tidak bisa tidak
memberikan dampak tersendiri bagi sendi-sendi kehidupan masyarakat di
sekitarnya, kunjungan wisatawan domestik dan manca negara yang semakin
ramai juga memberikan warna tersendiri bagi kehidupan masyarakat Desa
Pemenag Barat, dengan semakin tumbuhnya iklim pariwisata yang membaik
dikawasan tersebut membuat pola kehidupan ikut juga mengalami
pertumbuhan dan perubahan.
Terdapat banyak masyarakat Desa Pemenang Barat yang bekerja di
bagian pariwisata tentunya di Tiga Gili ini, baik yang sudah menikah maupun
yang belum, dalam kehidupan sehari-hari, para pekerja yang bekerja di bidang
pariwisata tidak terlepas dari aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya tentunya dibidang pekerjaan mereka masing-masing, aktivitas
atau kegiatan yang dilakukan para pekerja pariwisata berbagai macam
tergantung bagian mana tempat mereka bekerja, Adapun tempat bekerjanya
masyarakt Desa Pemenang barat yang ada di Tiga Gili ini ada yang bekerja di
Perhotelan, Bungalow, Bar, Restauran, dan lain sebagainnya.
Perilaku wisatawan ditempat tujuan wisata tercatat memberikan
pengaruh pada masyarakat lokal. Dalam hal ini kecendrungan yang biasa
dibawa oleh adanya warga negara asing apabila berkunjung untuk tujuan
destinasi wisata adalah terjangkit prilaku delinkuen , yang merupakan produk
39
konstitusi mental serta emosi yang sangat labil dan defektif, sebagai akibat
dari proses pengkondisian lingkungan buruk terhadap pribadi remaja seperti
pesta miras, perkelahian dan obat-obatan terlarang, tindakan-tindakan immoral
serta penyimpangan tingkah laku lainnya meraja lela ditengah kehidupan
masyarakat seiring dengan berkembangnya pariwisata tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Gili Trawangan,
peneliti melihat bahwa para pekerja berbaur dengan para pekerja yang lainnya
entah itu pekerja cewek ataupun cowok, mereka sangat menikmati dan sangat
nyaman dengan profesi mereka masing-masing, selain dengan sesama pekerja
mereka juga terkadang bergaul dengan para wisatawna atau bule yang sedang
berkunjung ketempat mereka bekerja, karna bagi mereka bergaul dengan bule
adalah hal yang sangat menyenangkan.28
Untuk lebih jelasnya peneliti mengadakan wawancara dengan para
pekerja yang terlibat langsung dengan para wisatawan seperti menjadi guide,
waiter, dan lain-lain.
Adapaun wawancara saya dengan kariawan yang bekerja sebagai
waiter yaitu pak romli, pak romli mengatakan.
“ Saya bekerja disini semata-mata hanya untuk mencari nafkah untuk
istri dan anak-anak saya, dan pendapatan yang saya dapat selama saya bekerja
disini sangat menjamin bagi kehidupan keluarga saya, kadang juga kalau ada
bule ingin ditemani untuk sekedar minum saya terpaksa mau, karna dari situ
juga saya dapat uang tambahan yang di berikan oleh bule tersebut, itung-
itungkan nambah rizki untuk keluarga saya.”29
28
Observasi, Gili Trawangan 3 Maret 2019 29
Pak Romli, Wawancara, 3 Maret 2019
40
Hal senada yang dikatakan oleh pak tamrin, selaku temen bekerjanya
pak romli di salah satu Bar digili Trawangan. Pak Tamrin mengatakan.
“Selama saya bekerja di Bar ini saya banyak sekali berteman dengan
para wisatawan asing (bule), karna bagi saya, berteman dengan mereka sangat
menyenangkan, karna dengan berteman dengan mereka, bisa menambah
wawasan dan pengalaman saya. kadang juga kalau ada bule yang datang
kesini hanya sekedar ditemani minum saya layani, karna dari situ akan
semakin terjalin keakraban antara saya dengan tamu bule tersebut”. 30
Dan juga wawancara saya dengan pekerja guide yaitu pak rosidi, pak
rosidi mengatakan.
“Saya pribadi selama saya bekerja menjadi guide ini memberikan saya
banyak pengalaman tentang dunia pariwisata, dari sini saya menemukan
banyak teman dari manca negara, baik wisatawan yang berasal dari Inggris,
Itali, Swiss ataupun negara lainnya, selama bergaul dengan mereka saya akui
saya terpengaruh dengan gaya hidup mereka, mulai dari bertato, rambut
gondrong pernah saya lakukan, karna dengan cara itu saya bisa mnyesuaikan
diri dengan mereka, dan juga apabila ada waktu luang para bule ini minta
untuk ditemani entah pergi ke Bar Untuk minum ataupun berdiskotik, dan
Saya pribadi sungkan untuk menolak ajakan mereka karna bagi saya berkawan
dengan mereka itu sangat menyenangkan”.31
Dari hasil wawancara saya dengan para pekerja diatas bahwa pada
dasarnya para pekerja dan wisatawan asing sangatlah dekat terjalin
pertemanan mereka, dari cara mereka melayani keramah tamahan para pekerja
akan membuat para wisatawan semakin tertarik untuk berkunjung ketempat
mereka, dan para tamu wisatawan semakin betah untuk berkunjung ketempat
mereka bekerja, dan juga ketika ada waktu senggang para bule ini juga
mengajak para pekerja untuk sekedar minum dan pergi kediskotik untuk
mencari hiburan semata dan para pekerja ini juga sungkan untuk menolak
ajakan bule tersebut. Selain itu juga gaya hidup dan pergaulan mereka
30
Pak Tamri, Wawancara, 3 Maret 2019 31
Pak Rosidi, Wawancara, 4 maret 2019
41
mengikuti gayanya para bule, seperti bertato, rambut gondrong dan bahkan
cara berpakaiannya pun kadang diikuti.
Setelah peneliti mengamati juga, ketika jam kerja sudah habis para
pekerja tidak pulang kerumah dengan tepat waktu, dikarenakan banyak hal,
dan juga yang peneliti temukan selama observasi ketika teman-teman rekan
kerjanya mengajaknya untuk keluar atau berkumpul mereka sulit untuk
menolak ajakan rekan kerjanya.32
Dari situlah permasalahn biasa muncul terlebihnya bagi para pekerja
yang sudah berumah tangga, dikarenakan waktu yang seharusnya mereka
gunakan untuk pulang kerumah, tapi malah menggunakannya untuk pergi
bersenang-senang dengan teman kerjanya, dan terkadang juga jarang
memberikan informasi atau minta izin pada pasangannya, sehingga
menimbulkan kecurigaan kepada pasangan masing-masing.
Dari sini saya berhasil mewawancarai istri pekerja yang suaminya
bekerja disalah satu Bar digili Trawangan yaitu ibu suminah, ibu suminah
mengatakan:
“ Sering kali suami saya pulang malem, padahal setau saya kalau udah
jamnya pulang suami saya langsung pulang kerumah, suami saya biasanya
selesai kerja itu jam 5 sore, trus biasanya kalau dia pulang terlambat dia pasti
nelpon/SMS saya, tapi sekarang jarang sekali hubungi saya kalau dia pulang
terlambat, kadang masalah kecil ini membuat saya sering kelahi dengan
suami saya”.33
dan juga wawancara saya dengan ibu raehatun, ibu raehatun
mengatakan :
“Kalau suami saya setelah selesai kerja suami saya langsung pulang
32
Observasi, Gili Trawangan 3 maret 2019. 33
Suminah, Wawancara, 7 maret 2019.
42
kerumah, namun ketika temannya mencari dia untuk pergi keluar, suami saya
nggan untuk menolak, sebelum dia pergi dia minta izin ke saya dulu, tapi dia
ndak kasih tau saya kalau dia mau pergi kemana, dia pergi katanya Cuma
sebentar, tapi setelah saya tunggu suami sy pulangnya tengah malem, itupun
dia pulang dengan mabuk-mabukan. Dari situlah mulai terjadi perselisihan
antara saya dan suami saya”.34
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan di desa
pemenang, terdapat juga dampak negatif terhadap prilaku para pekerja yang
bekerja di bagian pariwisata ini, selain mengubah gaya hidup, pola fikir dan
karakter masyarakat, terlebihnya masyarakat yang sudah bekeluarga yang
bekerja di bagian pariwisata ini, pergaulan atau gaya hidup para pekerja
sangat jauh berbeda dengan sebelum ia bekerja di pariwisata ini. Seperti yang
dikatakan ibu Nuri, ibu Nuri mengatakan:
“Selama suami saya kerja di Gili Trawangan, memang sih tetap dia
memberi saya nafkah dan anak-anak saya, Cuma satu yang saya ndak suka
sama dia, ibadahnya lalai, pas waktunya sholat dia malah tidur, saya bangunin
disana jalannya dia marah, pergi berjumat aja jarang saya liat, lebih baik dia
pergi sama temen-temennya ketimbang dia kerjain ibadah, sering kali saya
kasih tau , saya kasih tau baik-baik dia yang lebih marah kesaya, kalau
diterusin akan menjadi masalah bagi saya, makannya saya lebih baik
mengalah. Dulu dia ndak pernah kayak gini suami saya ini sebelum dia kerja
di Gili Trawangan, trus rajin dia kemasjid, tapi selama ia beberapa tahun kerja
di Gili Trawangan ya mulai berubah prilaku ke saya”.35
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan prilaku para
pekerja yang bekerja di bidang pariwisata banyak sekali dampak yang ditemui
oleh peneliti, terlebihnya bagi para pekerja yang sudah menjalin rumah
tangga. Gaya atau prilaku masyarakat yang mengikuti trendnya para Bule
membuat hidup para pekerja berubah, dari yang dulunya penampilan yang
biasa-biasa saja kini berbeda, bahkan yang dulunya alim sering beribadah kini
34
Raehatun, Wawancara, 7 maret 2019. 35
Ibu Nuri, Wawancara, 8 Maret 2019.
43
jarang melakukannya, pergaulan para pekerja dengan tamu wisatawan
membuat kelalain bagi mereka dalam menjalankan ibadah ataupun yang
lainnya. Oleh sebab itulah kadang banyak menimbulka dampak terhadap
keharmonisan keluarga bagi para pekerja yang sudah menjalin rumah tangga.
C. Dampak Pekerjaan Pariwisata terhadap Keharmonisan Keluarga di Desa
Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan,
bahwa di Desa Pemenang Barat ini, banyak peneliti temukan masyarakat
yang bekerja di bidang pariwisata, tepatnya di tiga Gili, yakni Gili Trawangan,
Gili Meno dan Gili Air, alasan masyarakat bekerja di bidang pariwisata karna
di lombok utara ini lebih dominan bekerja di bidang pariwisata terlebinya
adanya tiga Gili ini dan juga banyak di tiga Gili ini banyak membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat Lombok, namun disamping itu banyak
hal yang dialami bagi suami istri yang bekerja di pariwisata, suami istri
mengalami beberapa permasalahan dalam rumah tangga sehingga terjadi
ketidak harmonisan dalam keluarganya, adapun dampak ketidak harmonisan
rumah tangga tersebut dipicu berbagai macam, mulai terjadinya
perselingkuhan, mabuk-mabukan, perjudian, dan terlebih sebagai pengedar
narkoba.
hasil wawancara yang saya lakukan di desa Pemenang Barat adalah
keluarga dari Risna wati dan suaminya abdul yadi, tapi di sini peneliti hanya
fokus mewawancari istrinya saja yaitu ibu Risna wati, atau sering dipanggil
Risna, yang dimana harus merelakan kehancuran dalam keluarganya yang
44
berujung perceraian, dikarenakan perselingkuh suaminya dengan temen
kerjanya. Ibu risna bercerita tentang bagaimana kehidupannya sebelum ia
bercerai dengan suaminya abdul yadi. Ibu risna dan suaminya telah membina
keluarga selama 15 tahun dan mereka di karunia 2 orang anak. Pekerjaan
suami ibu risna dulu sebelum kerja di Gili trawangan adalah sebagai buruh di
pasar, sedangkan pekerjaan ibu risna adalah sebagai ibu rumah tangga biasa.
Suami Ibu Risna ini bekerja sebagai Waiter di salah satu hotel di gili
trawangan. Pada awalnya sang istri tidak mengijinkan suaminya untuk bekerja
disana, namun karna melihat kondisi dari segi ekonomi keluarga, sang istri
akhirnya mengijinkan sang suami untuk bekerja di hotel tepatnya di salah satu
pariwisat yaitu Gili Trawangan. Kebutuhan ekonominya pun semakin
meningkat selama suaminya bekerja di sana dan kebutuhan sandang
panganpun tercukupi dalam keluarganya. Namun selang beberapa tahun
suaminya bekerja di sana, terjadilah suatu yang tidak diinginkan oleh sang istri
sehingga menimbulkan konflik dalam rumah tangga mereka, dikarenakan ada
orang ketiga yang memasuki rumah tangga mereka, yaitu perselingkuhan yang
dilakukan sang suami dengan temen kerjanya.
Rumah tangga yang mereka bina bersama yang dulunya begitu terlihat
harmonis namun sekarang diakhiri dengan perceraian. Sebelum berakhir
perceraian sempat terjadi percekcokan diantar keduanya yang dimana
suaminya tidak mau mengakui bahwa dirinya berselingkuh dengan temen
kerjanya, namun istrinya mempunyai bukti kalau suaminya benar-benar
selingkuh dengan temen kerjanya tersebut, karana banyak saksi yang melihat
45
kalau suaminya sering kali berduaan bersama selingkuhannya di tempat
kerjanya. Karna itulah sang istri tidak menerima prilaku suaminya terhadap
dirinya sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga mereka yang
berujung perceraian.36
Adapun hasil wawancara sy juga dengan ibu sarinah yang suaminya
bekerja di pariwisata tepatnya di Gili Trawangan mengatakan
“Saya sering di tinggalin nginep sama suami saya kalau ia sudah pergi
kerja ketrawangan, kadang suami saya nginep ditempat kerjanya paling lama
satu minggu pergi ninggalin saya, dia nginep tergantung kalua banyak tamu di
tempatnya kerjanya, tapi kadang saya sering ngerasa was-was terhadap suami
saya, saya takut kalau dia selingkuh. Saya sering berkelahi dengan suami saya
karna dia sering bohongin saya, bahwa dia itu diam-diam punya perempuan
lain selain saya, saya tau dari temennya kerja, pas dia pulang kerja saya saya
langsung minta cerai tapi suami saya tidak mau cerain saya, karna saya lelah
di bohongi sama dia, makannya saya mau cerai, saya ndak tahen digituin
makannya saya minggat kerumah orang tua saya”.37
Di lanjuti dengan Wawancara sy dengan ibu Raodah yang suaminya
bekerja di salah satu hotel di Gili Air, ibu Raudah mengatakan:
“kalau masalah yang sering saya alami dalam keluarga saya ini selama
suami saya kerja di Gili Air, saya sering kelahi dengan dia hanya gara-gara
suami saya sering bohongin saya, dia sering tiba-tiba keluar, dengan alasa
pergi kerja tapi ternyata ketika saya ikuti di pergi ke Gubuk Bali, disana
markas tempatnya kerjain perbuatan yang haram (mabuk-mabukan), saya sakit
hati karna saya ndak terima pekerjaan suami saya seperti itu, disana saya
mulai sering kelahi, sikapnya mulai berubah ke saya, saya sangat tidak seneng
melihat suami saya bergaul dengan temen kerjanya, karna tementemenya slalu
mengajak suami saya pergi mabuk-mabukan. Tapi pas aya kasih tau dia sangat
marah sama saya, sampai saya berkelahi sama suami saya”.38
Dan juga Wawancara saya dengan ibu Mirna yang suaminya bekerja di
Gili Trawangan, ibu mirna mengatakan:
36
Risna Wati, Wawancara, Desa Pemenang Barat Dusun karang Gelebeg, 20 Oktober
2018. 37
Sarinah, wawancara, 22 desember 2018 38 Raudah, Wawancara, 22 Desember 2018.
46
“Kalau hubungan saya dengan suami saya ini emang sering saya kelahi
dengan suami saya karna saya tidak seneng dengan sikap prilaku a, saya
sering kelahi gara-gara dia main judi dan mabuk-mabukan dengan temen-
temennya, jadi hasil dia kerja habis gara-gara dia pake main judi dan mabuk-
mabukan dengan temennya, saya pernah cerai sekali dengan diagara-gara saya
kasih tau saya bilang padanya “jangan lagi kamu kerjain pekerjaan yang
haram itu lagi”, gara-gara saya kasih tau seperti itu dia marah sama saya dia
hampir lempar kursi itu kesaya tapi neruntung ada tetangga yang
mencegahnya, dan dak lama dari itu saya dicerain sama suami saya. Selama
sebulan lebih saya dicerain suami saya ngajak balikan lagi aya mau balikan
dengan dia lagi karna saya kasihan ngelihat anak saya, makannya saya mau
balikan lagi dengan suami saya. Tapi selama beberapa tahun saya balikan
dengan dia, suami saya kembali lagi bertingkah seperti dulu main judi,
mabuk-mabukan dengan temen-temennya, sebenarnya saya lelah menahan
sabar ngeliat parilaku dia kayak gitu tapi mau gimana lagi, saya hanya melihat
anak saya makannya bisa kuat bertahan”.39
Kemudian wawancara sy dengan ibu raehanah, ia mengatakan:
“Seringkali saya berkelahi dengan suami saya gara-gara suami saya
imi serimg mabuk-mabukan, giamana saya sndak kelahi dengan dia, pulang
kerja dia langsung pergi main-main dengan temen-temennya ndak tau pergi
keluyuran kemana, cobak dia pergi ngerjain yang baik-baik yang bikin saya
seneng, ini dia kebalik dia malahan kerjain perbuatan yang haram, dia Cuma
dirumah hanya sebentar, dia banyak menghabiskan waktu dengan teman-
temannya ketimbang dengan saya dan ank-anak saya, trus saya ngerasa saya
tidak diperdulikan sama suami saya, dia cepet sekali naik darah, kalau kita
kasih tau baik-baik masalah dia sering mabuk-mabukan itu, langsung dia
marah naik darah, kadang say malu dengan orang- di sekitar karan saya sering
kelahi dengan suami saya, saya juga sering ngerasa digosipin sama tetangga-
tetangga saya”.40
Hasil wawancara saya dengan pak ridwan mantan dari zakiah, pak
Ridwa mengatakan:
“saya sudah dikarunia dua orang putri menyatakan dalam
wawancaranya bahwa sebelum saya bercerai dengan istri saya, kami hidup
cukup bahagia dan tidak kekurangan apapun, namun setelah sekitar enam
tahun kemudian hidup kami mulai serba kekurangan karena banyaknya uang
yang harus kami keluarkan untuk biaya sekolah anak-anak kami, saya bekerja
hanya sebagai buruh dipasar, dan gaji yang saya dapatkan tidak seberapa
untuk kehidupan keluarga kami, oleh karna itu demi membantu sy untuk
39
Mirna, Wawancara, 22 Desember 2018. 40
Raehanah, Wawancara, 27 Desember 2018.
47
mencari kerja, sejak itu pula istri saya zaskiah memutuskan untuk pergi ke gili
trawangan untuk bekerja, istri saya bekerja disana sebagai tukang masak di
salah satu hotel di gili trawangan, setelah setahun bekerja disana ekonomi
keluarga saya terpenuhi dan kebutuhan anak-anak sayapun dapat kami penuhi,
tapi selama beberapa tahun kerja disana gaya hidup istri saya berbeda mulai
dari cara berpakaian, berdandan, saya pun heran karna selama saya berumah
tangga dengan dia saya belum pernah lihat istri saya berpenampilan seperti
itu, namun saya berfikir positif mungkin ia dandan begitu untuk
membahagiakan saya, semakin lama bekerja di sana ada kecurigaan dalam diri
saya, karna tingkahnya ia saat itu sangat berbeda dan dipun jarang pulang
kerumah, saat sy hubungi menanyakan kenapa ndak pulang istri saya slalu
bilang kalau di lagi banyak kerjaan, tapi setelah saya telusuri, saya pergi ke
tempat istri saya bekerja sampai saya disana saya temukan pemandangan yang
sangat saya benci bahwa sitri saya telah berselingkuh dengan bule selaku
tamu di tempanya bekerja”.41
Adapun wawancara saya dengan bapak Sahrudin selaku kadus dari
salah satu dusun.
saya : “apakah ketika ada warga di dusun ini yang apabila terjadi
percekcokan sampai berujung perceraian apakah bapak selaku pak kadus ikut
sebagai penengah agar warga itu rukun kembali ?
Sahrudin : saya bisa menjadi penengah apabila saya dibutuhkan, misalnya
bila dari pihak keluarga yangbercerai tidak bisa lagi untuk menyatukan
mereka kembali maka dari itu saya di panggil sebagai penengah, begitupun
berlaku untuk para tokoh agama pak RT di dusun kami, apabila pihak
keluarga tidak bisa mndamaikan keduanya saat itulah kami di panggil.
Pak Sarudin juga mengatakan:
“saya pernah menangani satu kasus yang di lakukan warga saya yang
berujung perceraian, karna kepergoknya sang istri berselingkuh dengan temen
kerjanya, sepasang suami istri ini memang sama-sama bekerja di bidang
pariwisata namun tempat bekerjanya beda, si istri bekerja di salah satu
perhotelan di Gili Meno dan sanag suami bekerja sebagai waiter di Gili meno
juga,disana mereka tinggal di kos-kosan. Kecurigaan si suami terhadap
istrinya dikarenakan si istri jarang pulang, dari tempatnya bekerja, ketika
suaminya nelpon kenapa ia tidak pulang dia slalu beralasan kalau di
tempatnya bekerja lagi banyak tamu yang datang, dari alasnnya tersebut
suaminya mulai mencurigainya, dan si suami berinisiatif untuk menyuruh
temen kerja istrinya itu memata-matainya, dan ternyata benar dugaan sang
suami kalau ternyata selama ini istrinya berselingkuh dengan pria lain, tidak
41
Ridwan. Wawancara, 5 Januari 2019.
48
terima dengan prilaku istrinya si suami langsung menceraikan istrinya kata
pak kadus, nah disini saya dipanggil oleh keluarganya sebagai penengah agar
bagaimana mereka bersatu kembali, namun apa boleh buat si suami tetap
mempertahankan egonya untuk tetap bercerai”.42
Senada juga yang dikatakan salah satu tokoh agama, yaitu pak Hasym:
“kalau ada permasalahan yang terjadi antara pasangan suami istri, dan
dari pihak keluarga tidak bisa menanganinya maka disana kita dipanggil untuk
sebahgai penengah, supaya pasangan suami istri itu kembali rukun, namun
apabila kami para tokoh agama ataupun keliang tidak bisa menangani untuk
menyatukan kembali pasangan suami istri tersebut maka kasus ini akan
dilanjutkan di jalur hukum”.43
Dalam kehidupan rumah tangga tentunya banyak permasalahan yang
timbul, dan saat itupula kekokohan rumah tangga diuji. Hingga seberapa kuat
pasangan suami istri menghadapi cobaan tersebut, dimana dalam rumah
tangga masalah kecil akan menjadi besar jika tidak disikapi dengan bijaksana
sehingga percekcokan pun akan terjadi dalam rumah tangga tersebut.
Permasalahan yang timbul dalam rumah tangga dipicu berbagai permasalahan
baik itu dari luar maupun dari dalam rumah tangga. Perselisihan dan kesalah
pahaman diantara pasangan suami istri yang kerap terjadi dapat berdampak
terhadap kelanggengan rumah tangga. Seiring dengan berkembangnya zaman
yang diikuti oleh perubahan gaya hidup dan pergeseran nilai moral masyarakat
saat ini, apalagi yang sedang bekerja di bidang pariwisata akan banyak menuai
ujian yang dihadapinya terlebihnya bagi pekerja yang sudah mengarungi
bahtera rumah tangga.
Begitupun hasil dari wawancara yang saya dapat dari responden bahwa
begitu banyak dampak negatif yang di alami bagi suami maupun istri yang
42
Sahrudin(Kadus), Wawancara, 15 Januari 2019. 43
Hasym (Tokoh Agama), Wawancara, 18 Januari 2019.
49
bekerja di bidang pariwisata tersebut, Baik di Gili Trawangan, Gili Air
maupun di Gili Meno, berbagai macam permasalhan yang di alami suami istri,
mulai terjdinya perselingkuhan, mabuk-mabukan, main judi, bahkan sebagai
bandar narkoba sehingga menimbulkan percekcokan antara suami istri
tersebut, bahkan juga terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang juga dapat
memicu perceraian.
D. Upaya Pekerja Pariwisata Mempertahankan Keharmonisan keluarganya
di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok
Utara
Hubungan harmonis dalam rumah tangga akan terjalin apabila suami
istri memahami posisi mereka masing-masing. Sebagaimana dalam islam,
laki-laki adalah orang yang dibebani untuk bekerja keras banting tulang demi
masa sekarang dan mas depan istri serta anak-anaknya.
Dalam syari‟at islam, kaum suami dituntut untuk memperakukan istri
dengan sebaik-baiknya dan mengharamkan mereka untuk melakukan hal-hal
yang menyusahkan pasangannya. Dan istri yang shalihah adalah istri yang
menanti suaminya dan mampu menjaga diri, harta dan anak-anak suaminya
selama suaminya bepergian hingga kembali.
Hubungan suami istri yang saling menyayangi, saling mencintai, dan
saling terbuka dalam hal apapun, saling mempercayai, menghormati, saling
membantu, dan selalu bermusyawarah akan berpengaruh terhadap suasana
keharmonisan dalam rumah tangga. Hal kemudian bisa membantu dalam
menjaga hubungan antara suami istri yang sudah bekeluarga.
50
Adapun Wawancara saya dengan ibu Nita, ibu Nita mengatakan:
“Cara saya menjaga keharmonisan keluarga saya dengan suami saya
yaitu saya sebagai istri harus tegas kepada suami saya, karna saya tau kalau
orang sudah memasuki dunia kerja apalagi di bidang pariwisata baik yang
sudah menikah maupun yang belum menikah maka akan banyak godaan yang
akan ditemukannya, terlebihnya bagi yang sudah bekeluarga, kalau suami
saya selama ia bekerja di Gili Air saya tidak mengizinkan ia menginap di
tempatnya bekerja meskipun banyak tamu, suami sy bekerja berangkat dari
jam 7 pagi, dan pulang jam 5 sore, skejul suami sy bekerja seminggu masuk
kerja, seminggu libur, karna cara bekerjanya shif-shifan, dan beruntung saja
suami saya pengertian kepada saya, dan juga kebutuhan dalam keluarga saya
alhamdulillah terpenuhi. Dan bila waktu libur suami saya mengajak saya pergi
jalan-jalan biar katanya saya ndak bosen dirumah terus.”44
Dan juga wawancara saya dengan ibu Marianti, ibu marianti
mengatakan:
“Selama suami saya bekerja di Gili Trawangan, kebutuhan
keluarga saya alhamdulillah terpenuhi, saya emang pernah mengalami
yang namanya problematika dalam keluarga saya, yang namanya rumah
tangga pastilah ada problematikanya tapi kami menghadapi dengan
tenang, saling terbuka, agar tidak berkelanjutan sampai tidak menimbulkan
hal yang tidak diingikan, saya pernah berantem hanya gara-gara
kecemburuan saya yang berlebihan terhadap suami saya, namun suami
saya berusaha membujuk menjelaskan kesalahannya terhadap saya dengan
lemah lembut, karna suami saya mengerti kalau tugas dia hanyalah
sebagai suami seorang pemimpin yang harus mencintai, menyayangi dan
mengasihi serta yang harus menafkahi keluarganya,. saya baru setahun
setengah menjalani rumah tangga dan sy punya anak baru satu, selama
saya bekeluarga, saya dan suami saya alhamdulillah baik baik saja, suami
saya bekerja di gili trawangan jauh sebelum saya menikah, cara saya dan
suami saya menjaga keharmonisan keluarga kami selama ia bekerja di Gili
Trawangan, setiap suami sy bekerja ketika jam istirahat suami saya
nelpon, kalau ndak dia saya yang nelpon duluan, kami saling terbuka
ketika kami mempunyai masalah, dan jika ada masalah dalam pekerjaan,
suami saya bercerita tentang problem yang di alami dan saya sebagai istri
memberi masukan supaya bagaimana caranya agar bisa menangani
masalah tersebut, tugas suami saya disana sebagai manager di salah satu
hotel di Gili Trawangan, dia yang menghandel para pekerja disana karan
dia dipercaya oleh bosnya, dan kalau lagi banyak tamu suami saya ngeinep
di tempatnya bekerja dan dia slalu mengabarkan saya kalau ia mau nginep,
44
Nita, Wawancara, 2 Februari 2019.
51
alhamdulillah nafkah yang diberikan suami saya kepada saya sangat
terpenuhi. Dan bila suami saya ada waktu senggang atau lagi libur kerja
suami saya menyempatkan untuk mengajak saya dan anak saya pergi
berlibur”.45
Sementara hasil wawancara saya dengan ibu Siti yang suaminya
bekerja di Gili Meno, ibu siti mengatakan :
“Ketika suami saya bekerja di Gili Meno saya sanggatlah senang karna
dengan dia bekerja kebutuhan sandang pangan kami terpenuhi, biaya sekolah
ank-anak kami pun juga terpenuhi, sebelum suami saya berangkat kerja ia
menitipkan uang utuk keperluan saya berbelanja kepasar serta untuk uang
saku anak-anak saya sekolah, suami saya bekerja sebagai securiti disalah satu
hotel di Gili Meno. Selama kami bekeluarga banyak ujian dan godaan yang
kami hadapi mulai dari krisis ekonomi sampai saya pernah berniat untuk pergi
TKW namun suami saya melarang saya, karna jika saya pergi maka tidak ada
yang mengurus anak-anak kami, seiring dengan berjalannya waktu suami saya
dengan giatnya bekerja jatuh bangun dalm keluarga kami hadapi bersama
sampai akhirnya kami bisa bahagia seperti saat ini”.46
Adapun perbandingan yang dilakukan antara pekerja bukan dari
pariwisata dan pekerja di pariwisata tentang bagaiman menjaga keharmonisan
keluarganya. Informan lain atas nama bapak abdi mengatakan:
“selama saya bekerja sebagai buruh, alhamdulillah hasil yang saya
dapatkan tercukupi dan saya bisa memberikan nafkah kepada istri dan anak-
anak saya, bahkan dari hasil sy menjadi buruh ini saya bisa membangun
warung dirumah, supaya ada pemasukan yang kami dapatkan tiap harinya”.47
Sementara bapak akim, selaku pedagang sayur keliling mengatakan:
“Dari hasil saya menjual sayur, saya bisa memberikan nafkah yang
cukup untuk anak dan istri saya dan juga untuk ibuk saya, dari hasil saya
jualan, kebutuhan sandang pangan juga tercukupi untuk kehidupan keluarga
saya sehari-hari, jika ada keuntungan lebih dari hasil saya berdagang saya dan
istri menabung untuk di pakai dikemudian hari”.48
Tujuan pokok dari kehidupan rumah tangga, bahwa rumah tangga itu
45
Marianti, Wawancara, 2 Februari 2019. 46
Siti, Wawancara, 10 Februari 2019. 47
Abdi, Wawancara, 15 Juli 2019. 48 Akim, Wawancara, 15 Juli 2019.
52
dibangun di atas landasan cinta dan kasih sayang diantara suami istri serta
diatas prinsip keadilan dan saling pengertian, dimana masing-masing pihak
dari suami istri harus melaksanakan kewajibannya terhadap pasangannya,
sehingga kehidupan rumah tangga berdiri kokoh, sebagaiman allah berfirman:
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berfikir.49
Keluarga memiliki kepentingan yang luar biasa terhadap pembentukan dan
perkembangan berkaitan dengan eksisitensinya yang menjadiseluruhan akan
baik.
Pilar utama dalam pembangunan masyarakat. Jika pilar utamanya berdiri
di atas landasan yang benar, niscaya bangunan masyarakat secara
keseluruhannya akan baik.Ikatan keluarga memiliki pengaruh yang besar
terhadap keutuhan atau keretakan keluarga, jika ikatannya kuat, maka akan
menyebar kecintaan, saling penegrtian dan kebahagiaan diantara anggota-
anggotanya. Sedang jika ikatannya lemah niscaya hal itu akan berdampak
pada kehancuran keluarga dan akan terjerumus kedalam penderitaan dan
kesengsaraan. Ikatan terpenting adalah ikatan istri dengan suaminya. Karena ia
memiliki pengaruh yang besar terhadap keluarga secara keseluruhan.50
49
Q.S. Ar-Ruum ayat 21. 50
Mahmud Muhammad Al-Jauhari, Membangun Keluarga Qur’ani, (Jakarta: Sinar
Grafika Mediacita, 2013), h.9.
53
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Dampak Pekerjaan Pariwisata Terhadap Keharmonisan
Keluarga di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten
Lombok Utara
Perkawinan merupakan suatu yang sakral dan hanya terjadi yaitu
sekali seumur hidup, pada dasarnya perkawinan mempunyai tujuan yang baik
yaitu membentuk keluarga yang tentram, damai dan bahagia sepamjang masa,
akan tetapi semua tujuan yang baik tersebut tidak akan terlaksana dan
terwujud jika tidak ada kesesuaian hati diantara mereka.
Pasangan suami istri harus menghadapi masalah didalam kehidupan
rumah tangga mereka, munculnya masalah dalam rumah tangga dapat
disebabkan oleh banyak hal diantaranya karena faktor ekonomi, biologis,
psikologis sehingga menimbulkan percekcokan dalam rumah tangga.51
Dari hasil wawancara saya dengan para responden terkait tentang
perselisihan dalam rumah tangga mereka banyak dipicu oleh faktor internal
dan eksternal, faktor penyebab percekcokan di Desa Pemenang Barat yang
merupakan faktor internal yaitu faktor ekonomi, perselisihan, pemabuk,
penjudi, kekerasan dan penganiyayaan sedangkan faktor eksternal yang
disebabkan keruntuhan rumah tangga adalah perselingkuhan.
Dengan mengamati jawaban responden tersebut maka tampak bahwa
51
Butsainah as-Sayyid Al-Iraqi, Menyingkap Tabir Perceraian, (Jakarta: Pustaka Al-
Sofwa,2005), h.19.
54
jawaban responden mengenai sebab perselisihan yang dia alami dalam rumah
tangga mereka, para responden memberikan jawaban atas beberapa faktor-
faktor penyebab keretakan dalam rumah tangga yang mereka alami,
diantaranya yaitu :
1. Perselingkuhan
Selingkuh yang di lakukan suami dengan rekan kerjanya tersebut
mengakibatkan retaknya kerukunan rumah tangga. Perselingkuhan ini
terjadi karena adanya ketertarikan laki-laki yang sudah menikah dengan
rekan kerjanya yang cantik dan sexi. Perselingkuhan yang dilakukan
seperti yang dikatakan si istri, suaminya seringkali menelpon
selingkuhannya setiap malam, memberi uang bahkan sampai pergi ngapel
seperti anak muda lagi, padahal dia sudah mempunyai istri dan anak.
Seperti Wawancara saya dengan ibu minah, ibu minah mengatakan
: saya pernah memporgoki suami saya di tempat dia bekerja, ketika itu
suami saya tidak tau kalau saya ikuti dia ketempatnya bekerja, setelah
sampai disana saya liat suami saya sedang bermesraan dengan salah satu
kariawan yang bekerja ditempat suami saya bekerja, ketika saya tau suami
saya berbuat seperti itu saya langsung menghampiri keduanya dan disana
saya langsung kelahi dengan suami dan selingkuhannya. 52
Mengenai perselingkuhan seperti perbuatan di atas menurut ajaran
islam merupakan perbatan melanggar ketentuan syari‟at islam karna
masing-masing dari mereka saling tergoda dengan laki-laki atau
52
Minah, wawancara, 12 Februari 2019.
55
perempuan lain yang dicintainya. Seharusnya jika, jika salah satu dari
mereka melihat perbuatan tersebut hendaknya memberi nasehat dan
memperingatkan agar sadar dari perbuatan dosa dan durhaka, jangan lantas
mengikuti perbuatannya dengan berselingkuh juga. Apapun yang menjadi
alasan laki-laki ataupun perempuan berselingkuh dengan orang lain baik
itu sesuai atau bertentangan dengan ketentuan syari‟at islam, maka
tetaplah tidak boleh.53
2. Pemabuk dan Penjudi
Pemabuk dan penjudi merupakan perbuatan yang diharamkan oleh
islam dan dijauhi oleh siapapun termasuk suami ataupun istri. Seorang
pemabuk dan penjudi mempunyai jiwa yang tidak stabil, judi
menyebabkan perbuatan yang tidak jujur sedangkan pemabuk
mempengaruhi buruk dalam kesehatan serta sebagai induk dari semua
kejahatan. Kedua perbuatan tersebut dapat merusak kebahagiaan rumah
tangga.
Pemabuk dan penjudi menjadi penyebab utama perselisihan dalam
rumah tangga. Hal tersebut menjadi pemicu perselisihan dan pertengkaran
yang terus menerus dalam rumah tangga. Yang mengakibatkan goyahnya
suatu rumah tangga tersebut. Seorang suami yang sering mabuk
menjadikan dia malas bekerja san slalu bersikap tempramental. Banyak
faktor yang menyebabkan seorang itu mempunyai kebiasaan pemabuk atau
penjudi antara lain karean kerisis agama, faktor lingkungan dan pergaulan.
53
Mz Labib dan Rinayati, Detik-detik Kehancuran Rumah Tangga, (Surabaya: Bintang
Usaha Jaya), h. 179-180.
56
Karena kebiasan suami yang suka mabuk dan bermai judi membuat
istri tidak lagi merasa nyaman dan tentram dalam rumah tangga. Hal
tersebut menjadikan seorang suami tidak lagi memberikan nafkah wajib
kepada keluarganya. Kebiasaan suami yang sering mabuk dan berjudi
membuat dia malas bekerja dan hanya menghabiskan harta benda yang
ada. Apabila sudah tidak tercipta rasa tentram dan bahagia dalam rumah
tangga maka membuat istri tidak tahan lagi dan akan terus menimbulkan
percekcokan dalam rumah tangga.54
3. Penelentaran Ekonomi
Penelantaran ekonomi/nafkah menurut pandangan islam, laki-laki
disamping sebagai pemimpin, ia juga mencari nafkah dalam rumah
tangganya, karna sudah menjadi tugas dan tanggungjawab suami sesuai
dengan kadar kemampuan masing-masing. Maka apabila suami sudah
memiliki pekerjaan dan harta yang cukup maka memberi nelanja kepada
istri, sebaiknya kewajiban tersebut segera ditunaikan dan tidak boleh
ditunda lagi sampai istrinya menjadi terlantar. Karna tugas suami adalah
memberikan makan, minum, dan pakaian untuk keperluan sehari-hari
dalam keluarganya. Apabila hal tersebut tidak dijalankan suami dengan
baik, maka suami sudah melakukan kedurhakaan kepada istri, dan
perbuatan ini sangat dibenci oleh agama55
.
Sebagaimana Firman allah Swt yang menegaskan hak istri yaitu QS Ath-
54 Butsainah as-Sayyid Al-Iraqi, Menyingkap Tabir Perceraian, (Jakarta: Pustaka Al-
Sofwa,2005), h.161-162. 55
Mz Labib, Rinayati, Detik-detik Kehancuran Rumah tangga, (Surabaya: Bintang Usaha
Jaya), h. 15-16.
57
Thalaq: 7
Artinya: hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan. (QS Ath-Thalaaq: 7).56
4. Adanya kekerasan
Kekerasan yang dilakukan suami kepada istri di akibatkan
kebiasaan meneguk minuman keras pada saat pulang kerja. Kekerasan
yang terlihat disalah satu keluarga yaitu si suami sering memukul,
menampar, menjambak dan menendang si istri. Ketika tyerjadi
pertengkaran, si suami suka main pukul jika ada suatu bantahan dari
istrinya. Jenis pukulan menjadi permainan dalam keluarga tersebut dengan
amarah yang dibawa suami ketika bekerja. Prilaku seorang suami yang
suka melakukan kekerasan terhadap istri membuat tekanan batin terhadap
istri. Menurut salah satu penuturan responden, ibu Sopi, ia berkata:
“saya sering dipukul sama suami saya, karna saya jengkel sama
dia, tiap hari di pulang mabuk, saya Cuma ngingetin tapi malah marah-
marah kesaya sampai saya ditendang bahkan juga ditampar”.57
Kekerasan fisik seperti diatas merupakan bentuk kekerasan dimana
korban mengalami penderitaan secara fisik baik dalam ringan maupun
berat. Kekerasan fisik dalam bentuk ringan misalnya mencubit,
56
QS Ath-Thalaaq ayat 7 57 Sopi, Wawancara, 15 Februari 2019
58
menjambak, memukul dengan pukulan yang tidak menyebabkan cedera
dan ssejenisnya. Kekerasan fisik dalam katagori berat misalnya memukul
hingga cidera, menganiaya , melukai, membunuh, dan sejenisnya.
Kekerasan fisik yang dilihat dengan kasat mata biasanya mudah diproses
lewat hukun, karena terdapat bukti material yang digunakan sebagai alasan
.58
Mengenai kekerasan seperti diatas maka dalam pandangan,
Rasulullah Saw dalam menegakkan islam adalah mengangkat harkat dan
martabat laki-laki dan perempuan agar mendapat mendapatkan
perlindungan hak-hak pribadi sebagai manusia. Karena itu islam
melakukan perubahan tatanan hukum dan undang-undang yang diikuti
pula dengan perubahan budaya yang tercermin dalam sikap dan praktek
kehidupan Rasulullah dengan melalui menote Uswah Hasanah59
.
Disebutkan pula usaha membongkar praktek diskriminasi termasuk
diantara diantara diskriminasi gender sebagaimana disebutkan dalam surat
Al-Hujurat: 13
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al-Hujurat: 13).60
58 Mufidah Ch, psikologi keluarga islam, (malang: UIN Maliki Pres, 2013), h. 243 59
Ibid., h. 250-251. 60 QS Al-Hujurat Ayat 13
59
Dengan memperhatikan prinsip diatas dapat dikatakan kekerasan
merupakan suatu tindakan penindasan, kesombongan, kerusakan, dan
menghilangkan hak-hak dasar manusia yang bertentangan dengan nilai-nilai
islam. Kekerasan dalam rumah tangga yang tindak mengindahkan nilai-nilai
luhur islam ini sering kali digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan islam
karena islam dianggap sebagai agama yang melegitimasi kekerasan. Sebagai
umat islam yang konsekuwen dan bertanggung jawab dalam mengenal nilai-
nilai islam yang benar, maka implementasi keagamaannya diharapkan bisa
memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak dari segala
tindak kekerasan. Ajaran islam yang menjunjung martabat manusia tidak
berkecuali perempuan sebagaimana yang dicontohkan dalam kehidupan
rasulullah tersebut, dalam realitas kehidupan umat islam tidak selamanya sama
dan sebangun, bahkan ada kecendrungan bertentangan dengan ajaran islam
yang ideal.61
B. Analisis Upaya Pekerja Pariwisata Menjaga Keharmonisan Keluarga di
Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok
Utara.
Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang hidup dengan bahagia
dalam ikatan cinta kasih suami istri yang didasari oleh kerelaan hidup
bersama, dalam arti lain, suami istri mampu hidup dalam ketenagan lahir
maupun batin karena merasa cukup terpuaskan atas segala sesuatu yang adan
dan yang telah tercapai dalam melaksanakan tugas keluarga , baik itu
61
Ibid, h. 254.
60
menyangkut kebutuhan sehari-hari dengan yang cukup ataupun dalam hal
pergaulan antar anggota keluarga.
Keharmonisan ini akan terwujud ketika peranan anggota keluarga
selalu seimbang dalam keadaan suka maupun duka, baik sepadan antar cinta
yang diberikan dan kasih sayang yang diterimanya, maupun antara hak dan
kewajiban suami istri tersebut.
Seperti halnya cara menjaga keharmonisan rumah tangganya bagi para
pekeja yang bekerja di bidang pariwisata.
1. Terpenuhinya Hak dan Kewajiban dalam Keluarga
Salah satu hak istri yang harus ditunaikan suami adalah naflkah.
Memberikan nafkah kepada istri adalah kewajiban suami. Yang dimaksud
dengan nafkah disini adalah apa saja dibutuhkan oleh istri secara wajar,
yang meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.62
Kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada suami semenjak
dia mengadakan akad nikah yang sah dengannya. Sepanjang wanita itu
tinggal bersama suaminya, ditempat sang suami dapat menyalurkan
hasratnya kepada istrinya.63
Seorang laki-laki dibebani tugas memberikan nafkah kepada istri dan
memenuhi segala sebab kenyamanan keluarga. Oleh karena itu, semua
hikmah allah memberikan pemegang kendali rumah tangga di tangan
orang yang lebih banyak pengalaman dan lebih jauh pandangan ke depan.
Demikian juga suami ditugasi segala beban yang berat melebihi pihak lain.
62 Sobri Mersi Al-Faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern (Surabaya: PT. Elba
Fitrah Mandiri Sejahtera, 2015), h. 95. 63
Ibid., h. 115.
61
Diantara sifat keadilan allah kepada laki-laki adalah diberikannya tampuk
kepemimpinan dalam rumah tangga, sebagaimana firmannya
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka.64
Seorang istri berhak mendapat perlakuan yang baik dan adil dari
suaminya. Hak-haknya harus diperhatikan dengan semestinya. Tidak
dikurangi dan tidak dilebih-lebihkan. Suami harus bersikap adil dan baik
kepada istrinya mengingat kedudukannya sebagai pemimpin dan kepala
keluarga. Allah swt menjadikan suami sebagai kepala keluarga dan
mengharuskakn istrinya untuk patuh kepadanya dan tinggal dirumahnya.
Allah swt memberinya otoritas juga untuk mendidik dan
memberikan pelajaran kepada istrinya. Hal ini tidak akan berjalan dengan
baik apabila suami diberikan hak mutlak (tak terbatas) untuk berbuat dan
bertindak sesuka hatinya. Oleh karena itulah agama mengharuskan suami
bertindak secara adil, agar kehidupan rumah tangga berjalan direl yang
benar, untuk mencapai tujuan yang diharapkan.65
Adapun hak dan kewajiban suami dan istri yang tercatat dalam
Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 77 yang berbunyi:
1. Suami istri memikul kewajiban untuk menegakkan rumah tangga yang
64
Al-Qur‟an Ayat 65
Ibid., h. 116.
62
sakinah mawadah dan warahmah yang menjadi sendi dasar dan
susunan masyaraakat.
2. Suami istri wajib saling cinta mencitai, hormat menghormati, setia dan
memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.
3. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-
anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun
kecerdasannya dan pendidikan agamanya.
4. Suami istri wajib memelihara kehormatannya.
5. Jika suami melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan
gugatan kepada pengadilan agama.66
2. Menjalin Musyawarah di Dalam Rumah
Salah satu sifat utama dari sebuah keluarga adalah bahwa setiap
urusan mereka, baik urusan kecil maupun besar, yang berkaitan dengan
kemaslahatan bersama dan berpengaruh pada orientasi mereka, maka
pengambilan keputusan itu senantiasa berdasarkan pada keputusan
komunal, (qarar jama’i) atau bahasa Al-Qur‟an disebut syura
(musyawarah).67
Dalam al-qur‟an allah SWT berfirman:
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
66
Kompilasi Hukum Islam (Permata Press), h.24. 67
Abdul Latihif Al-Brigawi, Fiqih Keluarga Muslim Rahasia mengawetkan bahtera
keluarga rumah tangga, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2014), h. 41
63
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian
apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.68
Menjalin musyawarah dalam sebuah keluarga akan menjadikan
keluarga itu lebih dekat dengan pada kebenaran dan jauh dari kesalahan.
Dalam keluarga tentunya dibutuhkan sharing dan rasa saling keterbukaan
satu sama lainnya. Dengan keterbukaantentunya setiap masalah yang
terjadi di dalam keluarga dapat terselesaikan dengan mudah. Sehingga
tidak ada salahnya untuk saling terbuka satu sama lainnya tanpa menutupi
sesuatu sehingga keharmonisan di dalam keluarga dapat tercipta.
3. Hubungan komunikasi yang terjalin dalam keluarga
Agar hubungan keluarga terjalin dengan baik maka Komunikasi
adalah cara yang ideal untuk mempererat hubungan antara anggota
keluarga. Dengan memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Untuk
berkomunikasi dapat diketahui keinginan dari masing-masing pihak dan
setiap permasalahan dapat terselesaikan dengan baik.69
Oleh karena itu komunikasi sangatlah penting bagi keluarga dalam
menciptakkan keluarga yang haromnis. Karna dengan berkomunikasi yang
baik pastilah akan ditemukan jalan keluar dari setiap permasalahan.
adapun cara komunikasi suami istri dalam kesehariannyadengan nada yang
baik ataupun lemah lembut. Bahwasanya ada hubungan yang positif antara
68
Al-Qur‟an Ali-Imran Ayat 159 69 Abdul Latihif Al-Brigawi, Fiqih Keluarga Muslim Rahasia mengawetkan bahtera
keluarga rumah tangga, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2014), h. 51.
64
komunikasi suami istri dengan keharmonisan rumah tangga. Hal ini
disebabkan karena komunikasi suami istri ini sangat penting dan
merupakan salah satu faktor terpenting dalam krhidupan rumah tangga,
khususnya untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis.70
Dengan adanya komunikasi maka hubungan tantara suami istri
untuk mencapai keluarga yang harmonis dapat tercapai, karena dengan
komunikasi bisa mengekpresikan segala isi hatinya, perasaaannya,
keinginan dan kebutuhannya serta apa yang ingin diungkapkan kepada
pasangannya yang berkaitan dengan keluarganya. Dengan adanya
komunikasi yang efektif dalam suatu rumah tangga diharapkan tidak ada
yg ditutupi baik itu suami maupun istri.
70
Mahfudy Sahly, Menuju Rumah Tangga Harmonis, Pekalongan: CV Bahagia Batang,
1990), h. 25 s
65
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Aktivitas Pekerja Pariwisata di Desa Pemenang Barat
Adanya Pariwisata di Desa Pemenang Barat ini tepatnya di Tiga
Gili ini (Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno) memberikan peluang
bagi masyarakat untuk mendapatkan beragam pekerjaan. Pekerjaan
tersebut meliputi, pekerja Cafe, Perhotelan, Bar, Restauran dan Guide.
2. Dampak Pekerjaan Pariwisata terhadap Keharmonisan Keluarga
Pekerjaan dibidang pariwisata, di satu sisi memberikan peluang
untuk mencari nafkah bagi masyarkat, tetapi disisi lain berdampak
terhadap keharmonisan keluarga, adapun dampaknya perceraian,
perselingkuhan, perselisihan, mabuk-mabukan, judi, bahkan sebagai
pengedar narkoba. Hal ini di sebabkan oleh pergaulan yang tidak terbatas
antara masyarakat setempat dengan wisatawan luar yang membawa
pengaruh dan perilaku negatif terhadap masyarakat, khusunya masyarakat
yang bekerja di bidang pariwisata.
3. Upaya pekerja pariwisata menjaga keharmonisan keluarga Agar
terciptanya keluarga yang harmonis maka upaya yang dilakukan adalah :
a. memenuhi hak dan kewajiban suami dan istri, dengan terpenuhinya
hak dan kewajiban suami istri maka keharmonisan dalam keluarga pun
66
akan terjalin.
b. Menjalin musyawarah dalam keluarga, Membudayakan musyawarah
dalam sebuah keluarga akan menjadikan keluarga itu lebih dekat
dengan pada kebenaran dan jauh dari kesalahan. Dalam keluarga
tentunya dibutuhkan sharing dan rasa saling keterbukaan satu sama
lainnya. Dengan keterbukaantentunya setiap masalah yang terjadi di
dalam keluarga dapat terselesaikan dengan mudah.
c. Hubungan komunikasi yang terjalin dalam keluarga, Agar hubungan
keluarga terjalin dengan baik maka Komunikasi adalah cara yang ideal
untuk mempererat hubungan antara anggota keluarga. Dengan
memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Untuk berkomunikasi
dapat diketahui keinginan dari masing-masing pihak dan setiap
permasalahan dapat terselesaikan dengan baik.
B. SARAN
1. Hak memimpin keluarga yang dimiliki oleh seorang suami, tidak boleh
disalah gunakan, sehingga suami semena-mena terhadap anggota keluarga,
apalagi memukul, memaki ataupun menelatarkannya. Ingat semua itu akan
dipertanggung jawabkan kepada allah Swt.
2. Dalam menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, suami
dan istri harus bisa bekerjasama dengan baik, saling melengkapi dan
menghargai, karna tanggung jaawab suami dan istri sama besar dan
beratnya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz bin Nashirn Su‟ud al-Abdillah, Kado Terindah Sang Pengantin,
Surabaya: Pustaka Hikmah Perdana, 2009.
Abdul Latihif Al-Brigawi, Fiqih Keluarga Muslim Rahasia mengawetkan
bahtera keluarga rumah tangga, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2014.
Amirudin Zaenal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2004.
Amirudin Zaenal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004.
Arsip Kantor Desa Pemenang Barat tahun 2019.
Azizah, Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah Dalam Keluarga Karir (Study
Terhadap Keluarga Karir Di Desa Meninting Kecamatan Batu Layar
Kabupaten Lombok Barat).
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, Jakarta: Kencana.
Butsainah as-Sayyid Al-Iraqi, Menyingkap Tabir Perceraian, Jakarta: Pustaka Al-
Sofwa,2005.
Djama‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Alfabeta CV, 2014.
Farha Ciciek, Jangan ada Lagi Kekerasan: ikhtiar mengatasi kekerasan dalam
rumah tangga belajar dari kehidupan rasulullah Saw, jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Hasan Basri, Merawat Cinta Kasih, yogyakarta: pustaka pelajar, 1996.
Irwan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002.
Kompilasi Hukum Islam, Permata Press.
Lexy J. Meloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
Mahfudy Sahly, Menuju Rumah Tangga Harmonis, Pekalongan: CV Bahagia
Batang, 1990.
68
Mahmud Muhammad Al-Jauhari, Membangun Keluarga Qur’ani, Jakarta: Sinar
Grafika Mediacita, 2013.
Mufidah Ch, psikologi keluarga islam, malang: UIN Maliki Pres, 2013.
Mustafa Abdul Wahid, Manajemen Keluarga Sakinah, Yogyakarta: Diva press,
2004.
Mz Labib dan Rinayati, Detik-detik Kehancuran Rumah Tangga, Surabaya:
Bintang Usaha Jaya.
Sahla Abu, Nurul Nazara, Buku Pintar Pernikahan, jakarta: belanoor, 2011.
Samsul Afandi, Keluarga Harmonis, dalam Annajib‟s Weblog, diambil tanggal 01
desember.
Sobri Mersi Al-Faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern, Surabaya: PT.
Elba Fitrah Mandiri Sejahtera, 2015.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Susi Ariana, Dampak Kesenian Daerah (JOGET) terhadap kerukunan rumah
tangga dalam persefektif hukum islam, (study kasus di desa jelantik
kecamatan jonggat kabupaten lombok tengah).
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2010.
69
LAMPIRAN –LAMPIRAN
74
75
76