SIFAT DAN EFEK SEHAT PANGAN FUNGSIONAL TERHADAP
DAYA TAHAN TUBUH
disusun oleh:
KELOMPOK GB
Amelia Robby (131710101026)
Dimas Yofri F (131710101081)
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
DAYA TAHAN TUBUH
1.1 Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubuh adalah kemampuan tubuh untuk untuk melawan
mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan penyakit. Jika sistem
kekebalan tubuh melemah, kemampuan untuk melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga patogen termasuk virus dapat tumbuh dan berkembang biak dalam
tubuh. Sel-sel kekebalan khusus digunakan untuk melindungi tubuh dari penyakit
dengan menyerang benda asing (antigen) yang masuk kedalam tubuh, termasuk
bakteri, virus, dan protein asing seperti racun dan jaringan transplantasi. Sel tubuh
memiliki membran yang khas. Kekhasan ini membantu sel-sel kekebalan
mengenali dan mengabaikan sel normal, tetapi menghancurkan sel yang terinfeksi
atau sel kanker.
1.2 Macam-macam Sistem Imum
Respon imun secara garis besar dibagi menjadi dua sistem utama yaitu
a. Respon imun spesifik
Kemampuan tubuh untuk membentuk antibodi dan limfosit yang
diaktifkan untuk bereaksi dan menghancurkan patogen tertentu. Respon imun
spesifik ini bekerja apabila patogen telah melewati sisten pertahanan tubuh non
spesifik. Sistem imun ini diperankan oleh Limfosit B dan Limfosit T yang berasal
dari sel progenitor limfoid. Dalam respon imun spesifik dibagi menjadi 2 yaitu:
- Sistem imun spesifik humoral
Limfosit B atau sel B berperan dalam sistem imun spesifik humoral yang
akan menghasilkan antibodi. Fungsi utama antibodi sebagai pertahanan
terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralisasi toksin. Sel
B berperan pembentukan kekebalan humoral (imunitas yang dimediasi oleh
molekul didalam darah) dengan pembentukan antibodi yang khas. Sel-sel B
membuat antibodi yang mengenali dan menempel pada organisme penyusup
misalnya virus. Antibodi tersebut dapat melekat pada reseptor khusus di
neutrofil untuk mempercepat proses fagositosis (beberapa sel kekebalan dapat
menelan organisme penyusup).
- Sistem imun spesifik selular
Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Sel T
mengendalikan produksi antibodi oleh sel B dan juga menyerang sel infeksi.
Fungsi utama sistem imun spesifik selular adalah pertahanan terhadap bakteri
intraselular, virus, jamur dan parasit.
b. Respon imun non spesifik
Kemampuan tubuh untuk melindungi diri tanpa harus mengenali terlebih
dahulu identitas organisme penyerang. Contoh respon imun non spesifik
dapat berupa kulit, epitel mukosa, selaput lendir, gerakan silia saluran nafas,
batuk dan bersin, lisozim, IgA, pH asam lambung. Sel Natural Killer (NK)
merupakan sel limfosit yang berfungsi dalam imunitas nonspesifik terhadap
virus dan sel tumor.
Respon imun menjalankan tiga fungsi antara lain:
1. Pertahanan tubuh
2. Pemusnahan sel-sel tubuh
3. Kemampuan menghasilkan sel-sel mutan
Fungsi system imun adalah :
1. Pembentuk kekebalan tubuh
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam
tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan pathogen yang
membahayakan
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh
Tabel 1. Nama Komponen Bioaktif dalam Bahan Pangan
No Nama Jenis Bahan BioaktifNama Kelompok komponen
BioaktifSifat fungsional
Gizi
1.Vitamin A
Vitamin
* Imunitas non spesifik
* Antioksidan
* Proliferasi sel T
2.Vitamin C
Vitamin
* Antioksidan (menetralisir radikal bebas).
* Menstimulasi produksi interferon.
* Imunitas non spesifik
3.Vitamin E Vitamin
* Antioksidan
* Meningkatkan poliferasi sel T
4.Selenium Mineral
* Meningkatkan imunitas seluler
* Menurunkan magrofag dalam fagositosis
5
55
.
ZincMineral
* Proliferasi sel mukosa
* Imunitas seluler
* Menurunkan proliferasi limposit
* Immunitas non spesifik
6. Besi Mineral * Pembentukan sel-sel limposit
5.
* Meningkatkan sel NK
Non Gizi
1. Jahe (Zingiber Officinale Roscoe) , Shogaol, Zingerol *Antioksidatif : menurunkan radikal bebas
sel limposit dan kadar malonaldehide
(MDA)
*Anti masuk angin
Meningkatkan respom proliferatif sel
limfosit B dan sel T
*Anti inflamasi rematik arthritis kronis
*Meningkatkan daya tahan tubuh.
*Gingerol juga diduga membantu
menurunkan kadar kolesterol.
2. Susu Fermentasi Probiotik *Meningkatkan sistem imun
*Meningkatkan kadar interferon
Tabel 2. Sifat dan Efek Fungsional komponen bioaktif terhadap daya tahan tubuh
No Nama Jenis komponen bioaktifEfek sehat yang teruji secara
ilmiahModus Aksi
Gizi
1. Vitamin A - Mekanisme vitamin A dalam system imun
berperan penting dalam imunitas non
spesifik dan imunitas seluler. Dalam
imunitas seluler melibatkan sel darah putih
baik mononuklear maupun polinuklear, serta
sel NK (Natural Killer). Sel-sel ini berperan
menangkap antigen dan selanjutnya
mempersentasikan ke sel T, yang dikenal
sebagai sel penyaji atau APC (Antigen
Presenting Cell) dan selanjutnya memacu
produksi sitokin dan pada akhirnya
meningkatkan produksi sel B dan antibodi.
2. Vitamin E Memperbaiki sistem imun atau
kekebalan tubuh tanpa stres
oksidatif
Proses vitamin E didalam sistem imun yaitu
sebagai antioksidan dalam menghentikan
reaksi berantai melalui beberapa proses
seperti proses inisiasi dan pengembangan.
3. Vitamin C Meningkatkan asupan vitamin C
menyebabkan antibodi IgG dan
IgM meningkat. IgG berfungsi
untuk menangkal mikrobia,
sedangkan IgM berfungsi untuk
membunuh bakteri.
Dosis 1000 mg vitamin C dapat
meningkatkan IgG dan IgM
(Winarti, 2010).
Vitamin C memiliki peran penting dalam
donor elektron. Elektron yang dimiliki oleh
vitamin C terdonorkan elektronnya ke
radikal bebas, sehingga sel-sel termasuk sel
imun terlindungi dari kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas. Vitamin C
dapat meningkatkan fungsi imun dengan
menstimulasi produksi interferon (protein
yang melindungi sel dari virus).
Selenium Selenium dalam enzim glutation
peroksidase berperan sebagai katalisator
dalam pemecahan peroksida yang terbentuk
didalam tubuh menjadi ikatan yang tidak
bersifat toksik (Siswanto dkk, 2013).
Peroksida dapat berubah menjadi radikal
bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak
tidak jenuh yang ada pada membran sel,
sehingga dapat merusak membran sel.
Selenium + Vitamin E berperan
antioksidan (Siswanto dkk,2013).
Kerjasama tersebut terjadi karena vitamin
E menjaga membran sel dari radikal bebas
dengan melepas ion hidrogennya, sedangkan
selenium berperan dapat memecah peroksida
menjadi ikatan yang tidak reaktif, sehingga
tidak merusak asam lemak tidak jenuh yang
banyak terdapat dalam membran, membantu
mempertahankan integritas membran dan
melindungi DNA dari kerusakan (Gropper et
al, 2005)
Zinc Sistem imun dalam tubuh dipengaruhi oleh
tingkat adanya zinc dalam tubuh.
Kekurangan zinc yang parah melemahkan
fungsi imun. Zinc diperlukan bagi
pengembangan dan pengaktifan T-limposit,
yaitu sejenis sel darah putih yang berfungsi
untuk memerangi penyakit. Di saat
suplemen zinc diberikan pada individu yang
memiliki zinc rendah, jumlah cel T-limposit
dalam darah meningkat dn kemampuan sel
limposit untuk memerangi infeksi
meningkat.
Besi
Non Gizi
1. Susu Fermentasi
(Probiotik)
Meningkatkan sistem imun,
meningkatkan kadar B-limfosit
yang mengenal benda-benda
asing, aktivitas fagositosis yang
menolong menghancurkan benda-
benda asing, sekresi sel Ig A, Ig
G, Ig M dan kadar serum Ig A
yang meningkatkan aktivitas
antibodi, dan kadar interferon,
yang membantu leukosit melawan
penyakit.
Isolat probiotik Lactobacillus dapat
menginduksi terbentuknya imuno-globulin
G (IgG) setelah pembentukan imunoglo-
bulin M (IgM) yaitu sel B dapat mengenal
antigen sehingga dapat berproliferasi,
berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel
plasma yang mempro-duksi antibodi Ig G.
Beberapa Lactobacillus langsung dapat
merangsang sistem kekebalan pada
permukaan mukosa usus melalui sel limfoid
lokal pada saluran pencernaan.
Jahe
Fenol:
Pengikatan komponen oleoresin jahe pada
protein reseptor permukaan sel limfosit B
Gigerol, Shogaol, Zingerol berakibat pada aktivasi protein G yang
kemudian mengaktivasi enzim fofolipase C.
Fosolipase memecah fosfatidil inositol
bifosfat (PIP2) menjadi diasilgliserol (DAG)
dan inositol trifosfat (IP3), dua molekul
yang berperan dalam penandaan membran
sel (Roitt, 1991)
Inositol trifosfat berdifusi dari
membran plasma ke sitosol dan berikatan
dengan protein reseptor pada permukaan
sitoplasmik Calcium-sequestering
Compartment. Pengikatan tersebut
menyebabkan terbukanya pintu saluran
Ca2+ dan berakibat pada peningkatan
konsentrasi Ca2+ sitosol. Diasigliserol dan
peningkatan ion Ca2+ mengaktivasi enzim
protein kinase C. Protein kinase C
teraktivasi memfosforilasi atau
memindahkan gugus fosfat ke residu serin
atau treonin spesifik pada protein membran
sehingga mengaktivasi pertukaran Na+-H+
dan berakibat pada peningkatan pH.
Peningkatan pH tersebut memberi
tanda pada sel untuk melakukan proliferasi
(Alberts et al., 1994). Pengikatan ion Ca2+
pada kalmodulin menyebabkan perubahan
konformasi protein dan mengaktivasi enzim
protein kinase C yang berperan dalam
produksi interleukin-2 (IL-2) yang
mengaktivasi sel limfosit B untuk
berpoliferasi.
Kelopak bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L.)
DAFTAR PUSTAKA
Winarti, Sri. 2010. Makanan Fungsional. Surabaya: Graha Ilmu
Siswanto., Budisetyawati dan Ernawati, F. 2013. Peran Beberapa Zat Gizi Mikro dalam Sistem Imunitas. Jakarta: Badan Litbang
Kesehatan
Gropper SC, Smith JL, Groff JL. 2005. Advanced Nutrition and Human Metabolism. International Student Edition.Washington:
Thomas Wadsworth
1. Peranan zat gizi dalam sistem imun
a. Vitamin A
Vitamin A mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan sel epitel. Sel epitel merupakan salah satu jaringan tubuh
yang terlibat didalam fungsi imunitas nonspesifik. Imunitas nonspesifik melibatkan pertahanan fisik seperti kulit, selaput
lendir, silia saluran nafas.
b. Vitamin E
Vitamin E atau tokoferol adalah vitamin yang larut lemak yang berperan sebagai antioksidan. Vitamin E atau tokoferol
banyak terdapat pada membran eritrosit dan lipoprotein plasma. Peranan vitamin E sebagai antioksidan disebabkan pada
vitamin E mempunyai cincin fenol yang mampu memberikan ion hidrogennya kepada radikal bebas. Proses vitamin E
sebagai antioksidan dalam menghentikan reaksi berantai melalui beberapa proses seperti proses inisiasi dan
pengembangan.
(KURANG)
c. Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan yang membantu menetralisir radikal bebas. Peran vitamin C dalam sistem imun terkait
dengan adanya antioksidan yang mana vitamin C dapat mendonorkan elektronnya ke radikal bebas, dengan demikian sel-
sel termasuk sel imun terlindungi oleh kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.Vitamin C dapat meningkatkan
fungsi imun dengan menstimulasi produksi interferon (protein yang melindungi sel dari serangan virus). Interferon adalah
protein yang melindungi sel dari serangan virus.
d. Selenium
Selenium adalah mineral yang penting untuk sintesis protein dan aktivitas enzim glutation peroksidase. Selenium berperan
sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida yang dapat berubah menjadi radikal bebas, sehingga membantu
mempertahankan integritas membran dan melindungi DNA dari kerusakan. Integritas membran sel sangat diperlukan
dalam sistem imunitas, karena produksi sitokin sangat ditentukan oleh reseptor yang terdapat dalam membran sel. Oleh
karena itu, selenium sangat diperlukan untuk meningkatkan imunitas seluler. Kekurangan selenium akan mengganggu
produksi antibodi oleh limposit.
e. Zinc
Zinc memegang peranan penting dalam fungsi tubuh antara proliferasi sel terutama sel mukosa. Zinc juga berperan dalam
sintesa asam nukleat. Asam nukleat adalah senyawa yang essensial di dalam sel, sehingga zinc memiliki peran penting
dalam imunitas seluler. Peran zinc dalam fungsi imunitas antara lain didalam fungsi sel T dan dalam pembentukan
antibodi oleh sel B serta pertahanan non spesifik. Zinc diperlukan didalam aktivitas enziim SOD (Superoksida dismutate)
yang memiliki peran penting dalam sistem pertahanan tubuh.
Peran lain dari zinc adalah untuk sintesa protein. Protein merupakan komponen terbesar dalam pembentukan antibodi,
maka dari itu keberadaan zinc sangat terkai dengan sistem imun humoral. Imun humoral adalah Melibatkan aktivasi
limfosit B yang kan mensekresikan antibodi
f. Besi
Peranan zat besi berhubungan dengan reaksi oksidasi dan reduksi.
Zat besi juga berperan dalam
Kekurangan besi akan berdampak pada reaksi imunitas berupa aktivitas neutrofil yang menurun yang menyebabkan
kemampuan untuk membunuh bakteri intraseluler menjadi terganggu.