BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan
dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian
besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu
senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa
keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia
dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi,
proses pemisahan perlu dilakukan.
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses
perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses
pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang
digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan
kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara
kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis
(seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran.
Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen
(lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa:
padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas,
dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekstraksi? .
2. Apa tujuan dari ekstraksi?
3. Jelaskan masing-masing jenis ekstraksi!
4. Jelaskan prinsip-prinsip dari ekstraksi!
5. Apa saja reagensia yang digunakan untuk ekstraksi?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari ekstraksi
1
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dari ekstraksi
3. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis dari ekstraksi
4. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip-prinsip dari ekstraksi
5. Mahasiswa mampu mengetahui reagensia yang digunakan untuk ekstraksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ekstraksi
2
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi pelarut menawarkan
banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan di mana tujuan
primernya bukanlah analitis namun preparatif, ekstrasi pelarut dapat merupakan suatu
langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium
organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang
rumit, namun seringkali hanya diperlukan sebuah corong pisah. Seringkali suatu
permisahan ekstrasi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu
komponen cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut yang
sesuai dengan kompnen yang diinginkan. Cairan dipisahkan dan kemudian diuapkan
sampai pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat terlarut
antar dua pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari
satu pelarut ke pelarut lain.
Ekstraksi memegang peranan penting baik di laboratorium maupun industry. Di
laboratorium, ekstraksi seringkali dilakukan untuk menghilangkan atau memisahkan zat
terlarut dalam larutan dengan pelaurt air yang diekstraksi dengan pelarut lain seperti eter,
kloroform, karbondisulfida atau benzene.
Proses ekstraksi (Pemisahan) itu sendiri dibagi menjadi bermacam-macam
menurut asal dan bahan yang akan dipisah. Secara garis besar, ada dua macam
pemisahan. Ekstraksi padat-cair(leaching) adalah proses pemisahan cairan dari padatan
dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya. Ekstraksi cair-cair adalah proses
pemisahan cairan dari suatu larutan dengan menggunakan cairan sebagai bahan
pelarutnya.
2.2 Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke
dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam
kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang
3
sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan
pemakai.
Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya
alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini
bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang
dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal
ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa
kimia tertentu
Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan
biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali
membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan
sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian
ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi
penggunaan obat tradisional.
Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.
Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk
menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan
tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi
keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.
2.3 Jenis-jenis Ekstraksi
2.3.1 Ekstraksi Secara Dingin
2.3.1.1 Metode Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur
kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia
4
yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak
mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya
antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari
yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai
tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :
Modifikasi maserasi melingkar
Modifikasi maserasi digesti
Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
Modifikasi remaserasi
Modifikasi dengan mesin pengaduk
2.3.1.2 Metode Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon
Keuntungan metode ini adalah :
Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
Digunakan pelarut yang lebih sedikit
Pemanasannya dapat diatur
Kerugian dari metode ini :
Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian
oleh panas.
Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya
dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan
membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
5
Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik
dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya
heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya
akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.
2.3.1.3 Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah
tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah
kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode
refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien.
2.3.2 Ekstraksi Secara Panas
2.3.2.1 Metode Refluks
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel
yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.. Kerugiannya adalah
membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.
2.3.2.2 Metode Destilasi Uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak
menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk
menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia
yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
2.3.2.3 Metode Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di
bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan
bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan
mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung
dalam labu alas bulat penampung.
2.3.3 Ekstraksi berdasarkan campuran-campurannya
6
2.3.3.1 Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi cair(ekstraksi pelarut) adalah zat yang di ekstraksi di dalam csmpuran
berbentuk cair yang di gunakan untuk memeisahkan zat seperti iod atau logam tertentu di
dalam air.
2.3.3.2 Ekstraksi Padat-Cair
Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di dalam campuran yang
berbentuk padat. digunakan untuk mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam
bahan alam.
2.4 Prinsip-Prinsip Ekstraksi
2.4.1 Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya,
cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan
yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
2.4.2 Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi
selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang
dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi,
dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat
yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
2.4.3 Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan
penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh
7
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong
menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan
sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga
terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak
tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
2.4.4 Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke
dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap
cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan
sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4
jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
2.4.5 Prinsip Destilasi Uap Air
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel
sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak
menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan
melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong
pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
2.4.6 Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di
bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan
bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan
mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung
dalam labu alas bulat penampung.
2.4.7 Prinsip Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di
antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada
fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat
terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua
8
lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai
dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
2.4.8 Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang
ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia bergerak
naik mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen
kimia tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang
berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya
pemisahan.
2.4.9 Prinsip Penampakan Noda
2.4.9.1 Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak
berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya
interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng.
Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh
komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat
energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi.
2.4.9.2 Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi antara
sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda
tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan
oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat
energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi.
Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang
digunakan tidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
2.4.9.3 Pereaksi Semprot H2SO4 10%
Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah berdasarkan
kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor dari zat
aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang
(UV menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.
2.5 Reagensia Untuk Ekstraksi
9
Banyak kompleks logam bewarna dalam larutan air, bila di ekstraksi dengan
sebuah pelarut alami, ekstrak yang bewarna itu dapat dipakai langsung untuk menetapkan
konsentrasi logam itu dengan teknik kolorimetri, atau spektrofotometri.
Asetilaseton(pentana-2,4-dion).
Tenoiltrifluoroaseton(TTA=Thenoyltrifluoroacetone)
8-hidroksikuinolina (oksina)
Dimetilglioksim
1-nitroso-2-naftol
Kupferon (garam amonium dari N-nitosol-N fenilhi8droksilamina)
difeniltiokarbazon (ditizon)
natrium dietilditiokarbamat
toluena-3,4-ditiol (ditiol)
tri-n-butil fosfat
tri-n-oktifosfina oksida
2.5.1 Beberapa pertimbangan untuk ekstraksi
Ekstraksi pelarut digunakan dalam analisis untuk memisahkan suatau zat terlarut
yang dianggap penting dari zat yang mengganggu dalam analisis kuantitatif terakhir
tehadap bahan.
Pemilihan pelarut untuk ekstraksi ditentukan oleh pertimbangan-pertimbang sebagai
berikut :
angka banding distribusi yang tinggi untuk zat terlarut,angka banding rendah untuk
zat pengotor yang tidak diinginkan.
kelarutan yang rendah dalam fase air
viskositas yang cukup rendah, dan rapatan yang cukup besar dari fase air untuk
mencegah terbentuknya emersi
keberacunan (toksisitas) yang rendah, tidak mudah terbakar
mudah mengambil zat terlarut dari zat pelarut untuk analisis berikutnya.
2.5.2 Beberapa Bahan Alam Yang Dapat di Ekstrasi
Kunyit , Kayu Manis, Cengkeh, Temulawak, Daun Jambu Biji, Kopi, Daun Jeruk,
dll.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Tujuan ekstraksi adalah untuk
menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan
pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan
mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Jenis-jenis Ekstraksi dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Ekstraksi cara Dingin
a. Metode Meserasi.
b. Metode Soxhlet
c. Metode Perkolasi
2. Ekstraksi Cara Panas
a. Metode refluks
b. Metode Destilasi Uap
c. Metode Retavapor
11
Prinsip – prinsip Ekstraksi: Prinsip Maserasi, Prinsip Perkolasi, Prinsip Soxhletasi,
Prinsip Refluks, Prinsip Destilasi Uap Air, Prinsip Rotavapor, Prinsip Ekstraksi Cair-Cair,
Prinsip Kromatografi Lapis Tipis, Prinsip Penampakan Noda (Pada UV 254 nm, Pada UV
366 nm, Pereaksi Semprot H2SO4 10%).
Reagensia untuk ekstraksi: banyak kompleks logam bewarna dalam larutan air,
bila di ekstraksi dengan sebuah pelarut alami, ekstrak yang bewarna itu dapat dipakai
langsung untuk menetapkan konsentrasi logam itu dengan teknik kolorimetri, atau
spektrofotometri. Beberapa Bahan Alam Yang Dapat di Ekstrasi : Kunyit , Kayu Manis,
Cengkeh, Temulawak, Daun Jambu Biji, Kopi, Daun Jeruk, dll.
3.2 Saran
Perlu diadakannya pelatihan atau praktek langsung tentang ekstraksi agar para
mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dari berbagai sumber
agar lebih memahami lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011). Ekstraksi Pengertian Prinsip Kerja. [Online] tersedia : http://
chemistry35.blogspot.com (01 Maret 2014 10:00 WITA)
Day. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga
Khamidinal. (2009). Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
Medicafarma. (2008). Ekstraksi. [Online] tersedia : http://medicafarma.blogspot.com (01
Maret 2014 10:00 WITA)
Metarahayudeasty. (2012). Ekstraksi. [Online] tersedia : http://
metarahayudeasty.blogspot.com (01 Maret 2014 10:00 WITA)
Oxtoby , David. 2001. Kimia Modern Edisi Ke Empat Jilid I. Jakarta: Erlangga
Yaminanggri. (2013). Makalah Ekstraksi. [Online] tersedia :http://yaminanggri.blogspot.com
(01 Maret 2014 10:00 WITA)
12
13