21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan. 1

ddpa desy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dasar-dasar kimia analitik

Citation preview

Page 1: ddpa desy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan

dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian

besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu

senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa

keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia

dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi,

proses pemisahan perlu dilakukan.

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses

perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses

pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang

digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan

kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara

kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis

(seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.

Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran.

Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen

(lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa:

padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas,

dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus

dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ekstraksi? .

2. Apa tujuan dari ekstraksi?

3. Jelaskan masing-masing jenis ekstraksi!

4. Jelaskan prinsip-prinsip dari ekstraksi!

5. Apa saja reagensia yang digunakan untuk ekstraksi?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari ekstraksi

1

Page 2: ddpa desy

2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dari ekstraksi

3. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis dari ekstraksi

4. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip-prinsip dari ekstraksi

5. Mahasiswa mampu mengetahui reagensia yang digunakan untuk ekstraksi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ekstraksi

2

Page 3: ddpa desy

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari

campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi pelarut menawarkan

banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan di mana tujuan

primernya bukanlah analitis namun preparatif, ekstrasi pelarut dapat merupakan suatu

langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium

organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang

rumit, namun seringkali hanya diperlukan sebuah corong pisah. Seringkali suatu

permisahan ekstrasi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit.

Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu

komponen cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut yang

sesuai dengan kompnen yang diinginkan. Cairan dipisahkan dan kemudian diuapkan

sampai pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat terlarut

antar dua pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari

satu pelarut ke pelarut lain.

Ekstraksi memegang peranan penting baik di laboratorium maupun industry. Di

laboratorium, ekstraksi seringkali dilakukan untuk menghilangkan atau memisahkan zat

terlarut dalam larutan dengan pelaurt air yang diekstraksi dengan pelarut lain seperti eter,

kloroform, karbondisulfida atau benzene.

Proses ekstraksi (Pemisahan) itu sendiri dibagi menjadi bermacam-macam

menurut asal dan bahan yang akan dipisah. Secara garis besar, ada dua macam

pemisahan. Ekstraksi padat-cair(leaching) adalah proses pemisahan cairan dari padatan

dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya. Ekstraksi cair-cair adalah proses

pemisahan cairan dari suatu larutan dengan menggunakan cairan sebagai bahan

pelarutnya.

2.2 Tujuan Ekstraksi

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat

dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke

dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian

berdifusi masuk ke dalam pelarut.

Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:

Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam

kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang

3

Page 4: ddpa desy

sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan

pemakai.

Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya

alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini

bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang

dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal

ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa

kimia tertentu

Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan

biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali

membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan

sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian

ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi

penggunaan obat tradisional.

Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.

Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk

menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan

tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,

zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi

keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara

konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.

2.3 Jenis-jenis Ekstraksi

2.3.1 Ekstraksi Secara Dingin

2.3.1.1 Metode Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur

kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia

4

Page 5: ddpa desy

yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak

mengandung benzoin, tiraks dan lilin.

Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya

antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari

yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai

tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :

Modifikasi maserasi melingkar

Modifikasi maserasi digesti

Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat

Modifikasi remaserasi

Modifikasi dengan mesin pengaduk

2.3.1.2 Metode Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan

penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi

molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan

selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon

Keuntungan metode ini adalah :

Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan

terhadap pemanasan secara langsung.

Digunakan pelarut yang lebih sedikit

Pemanasannya dapat diatur

Kerugian dari metode ini :

Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah

bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian

oleh panas.

Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya

dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan

membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.

5

Page 6: ddpa desy

Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan

pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena

seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini

untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik

dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya

heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya

akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.

2.3.1.3 Metode Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk

simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah

tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah

kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode

refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan

komponen secara efisien.

2.3.2 Ekstraksi Secara Panas

2.3.2.1 Metode Refluks

Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel

yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.. Kerugiannya adalah

membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.

2.3.2.2 Metode Destilasi Uap

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak

menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk

menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia

yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.

2.3.2.3 Metode Rotavapor

Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang

dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di

bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan

bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan

mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung

dalam labu alas bulat penampung.

2.3.3 Ekstraksi berdasarkan campuran-campurannya

6

Page 7: ddpa desy

2.3.3.1 Ekstraksi Cair-cair

Ekstraksi cair(ekstraksi pelarut) adalah zat yang di ekstraksi di dalam csmpuran

berbentuk cair yang di gunakan untuk memeisahkan zat seperti iod atau logam tertentu di

dalam air.

2.3.3.2 Ekstraksi Padat-Cair

Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di dalam campuran yang

berbentuk padat. digunakan untuk mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam

bahan alam.

2.4 Prinsip-Prinsip Ekstraksi

2.4.1 Prinsip Maserasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam

cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya,

cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan

yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan

konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses

maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan

yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

2.4.2 Prinsip Perkolasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi

selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian

bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui

simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang

dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi,

dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat

yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.

2.4.3 Prinsip Soxhletasi

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia

ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan

penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh

7

Page 8: ddpa desy

kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong

menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan

sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga

terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak

tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh

dikumpulkan dan dipekatkan.

2.4.4 Prinsip Refluks

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke

dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap

cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari

yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang

berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan

sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4

jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

2.4.5 Prinsip Destilasi Uap Air

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu

berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel

sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak

menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan

melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong

pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.

2.4.6 Prinsip Rotavapor

Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang

dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di

bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan

bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan

mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung

dalam labu alas bulat penampung.

2.4.7 Prinsip Ekstraksi Cair-Cair

Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di

antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada

fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat

terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua

8

Page 9: ddpa desy

lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai

dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.

2.4.8 Prinsip Kromatografi Lapis Tipis

Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang

ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia bergerak

naik mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen

kimia tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang

berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya

pemisahan.

2.4.9 Prinsip Penampakan Noda

2.4.9.1 Pada UV 254 nm

Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak

berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya

interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng.

Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh

komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat

energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi.

2.4.9.2 Pada UV 366 nm

Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.

Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi antara

sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda

tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan

oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat

energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi.

Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang

digunakan tidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.

2.4.9.3 Pereaksi Semprot H2SO4 10%

Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah berdasarkan

kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor dari zat

aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang

(UV menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.

2.5 Reagensia Untuk Ekstraksi

9

Page 10: ddpa desy

Banyak kompleks logam bewarna dalam larutan air, bila di ekstraksi dengan

sebuah pelarut alami, ekstrak yang bewarna itu dapat dipakai langsung untuk menetapkan

konsentrasi logam itu dengan teknik kolorimetri, atau spektrofotometri.

Asetilaseton(pentana-2,4-dion).

Tenoiltrifluoroaseton(TTA=Thenoyltrifluoroacetone)

8-hidroksikuinolina (oksina)

Dimetilglioksim

1-nitroso-2-naftol

Kupferon (garam amonium dari N-nitosol-N fenilhi8droksilamina)

difeniltiokarbazon (ditizon)

natrium dietilditiokarbamat

toluena-3,4-ditiol (ditiol)

tri-n-butil fosfat

tri-n-oktifosfina oksida

2.5.1 Beberapa pertimbangan untuk ekstraksi

Ekstraksi pelarut digunakan dalam analisis untuk memisahkan suatau zat terlarut

yang dianggap penting dari zat yang mengganggu dalam analisis kuantitatif terakhir

tehadap bahan.

Pemilihan pelarut untuk ekstraksi ditentukan oleh pertimbangan-pertimbang sebagai

berikut :

angka banding distribusi yang tinggi untuk zat terlarut,angka banding rendah untuk

zat pengotor yang tidak diinginkan.

kelarutan yang rendah dalam fase air

viskositas yang cukup rendah, dan rapatan yang cukup besar dari fase air untuk

mencegah terbentuknya emersi

keberacunan (toksisitas) yang rendah, tidak mudah terbakar

mudah mengambil zat terlarut dari zat pelarut untuk analisis berikutnya.

2.5.2 Beberapa Bahan Alam Yang Dapat di Ekstrasi

Kunyit , Kayu Manis, Cengkeh, Temulawak, Daun Jambu Biji, Kopi, Daun Jeruk,

dll.

10

Page 11: ddpa desy

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari

campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Tujuan ekstraksi adalah untuk

menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan

pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan

mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.

Jenis-jenis Ekstraksi dibagi menjadi dua macam yaitu:

1. Ekstraksi cara Dingin

a. Metode Meserasi.

b. Metode Soxhlet

c. Metode Perkolasi

2. Ekstraksi Cara Panas

a. Metode refluks

b. Metode Destilasi Uap

c. Metode Retavapor

11

Page 12: ddpa desy

Prinsip – prinsip Ekstraksi: Prinsip Maserasi, Prinsip Perkolasi, Prinsip Soxhletasi,

Prinsip Refluks, Prinsip Destilasi Uap Air, Prinsip Rotavapor, Prinsip Ekstraksi Cair-Cair,

Prinsip Kromatografi Lapis Tipis, Prinsip Penampakan Noda (Pada UV 254 nm, Pada UV

366 nm, Pereaksi Semprot H2SO4 10%).

Reagensia untuk ekstraksi: banyak kompleks logam bewarna dalam larutan air,

bila di ekstraksi dengan sebuah pelarut alami, ekstrak yang bewarna itu dapat dipakai

langsung untuk menetapkan konsentrasi logam itu dengan teknik kolorimetri, atau

spektrofotometri. Beberapa Bahan Alam Yang Dapat di Ekstrasi : Kunyit , Kayu Manis,

Cengkeh, Temulawak, Daun Jambu Biji, Kopi, Daun Jeruk, dll.

3.2 Saran

Perlu diadakannya pelatihan atau praktek langsung tentang ekstraksi agar para

mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dari berbagai sumber

agar lebih memahami lebih dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Ekstraksi Pengertian Prinsip Kerja. [Online] tersedia : http://

chemistry35.blogspot.com (01 Maret 2014 10:00 WITA)

Day. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga

Khamidinal. (2009). Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press

Medicafarma. (2008). Ekstraksi. [Online] tersedia : http://medicafarma.blogspot.com (01

Maret 2014 10:00 WITA)

Metarahayudeasty. (2012). Ekstraksi. [Online] tersedia : http://

metarahayudeasty.blogspot.com (01 Maret 2014 10:00 WITA)

Oxtoby , David. 2001. Kimia Modern Edisi Ke Empat Jilid I. Jakarta: Erlangga

Yaminanggri. (2013). Makalah Ekstraksi. [Online] tersedia :http://yaminanggri.blogspot.com

(01 Maret 2014 10:00 WITA)

12

Page 13: ddpa desy

13