HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN
MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus: Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten
SKRIPSI
Disusun Oleh:
MARIA GAMPANG SRI MURDANI
021334039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN
MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus: Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten
SKRIPSI
Disusun Oleh:
MARIA GAMPANG SRI MURDANI
021334039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Saat hidup tak terangkai sempurna Banyak berkat terselubung di balik
kepedihan dan pencobaan Ya, kita tak dapat melihat apa yang Allah rencanakan Namun lewat penderitaan
kita menjumpai kasih Allah, Serta dapat merasakan damai
yang dilimpahkan-Nya dari surga” (Kathy C. Miller)
“Berbuatlah sebanyak mungkin kebaikan, Melalui sebanyak mungkin cara, Di sebanyak mungkin tempat, Pada sebanyak mungkin waktu,
Kepada sebanyak mungkin orang, Sejauh mungkin,
Sesuai kemampuanmu” (Alm. Rm. Pablo,CMF)
“Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya” (Pengkotbah 3:11)
“Roh Kudus datang menolong dalam kelemahan kita dan menjadi pengantara kita”
(bdk Rm 8:26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan teristimewa untuk: Tuhan Yesus Kristus
Bunda Maria Yang Melindungiku
Almarhum Bapakku Dominicus Suparno
Ibuku AY. Sri Hastuti
Kakak-kakakku:
Elizabeth Setyo Sri Kenyo Weningsih
Chatarina Sri Tunjung Dwi Anggani
Yohanes Aris Sri Sadono
Chatarina Mirah Sri Wismanti
Margaretha Widayati Dampit Sri Karenan
Almarhum Widoyo Dampit Sri Parikenan
Almarhum Gampang Sri Murdono
Sahabat -sahabatku ☺
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 September 2007
Penulis
Maria Gampang Sri Murdani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus: : Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten
Maria Gampang Sri Murdani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (2) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (3) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua pada siswa – siswi jurusan penjualan di SMK Negeri I, SMK Kristen 2 dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember 2006. Populasi penelitian berjumlah 268 orang terdiri dari 118 siswa SMK Negeri I, 92 siswa SMK Kristen 2, dan 58 siswa SMK Katolik. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua ( hitungt = 11,423 > tabelt = 1,66); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ( hitungt =10,354 > tabelt =1,65); (3) ada hubungan positif positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ( hitungt = 8,347 >
tabelt = 1,67).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT
AND THE INTEREST OF BEING AN ENTREPRENEUR OF VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS OBSERVED FROM
THE ECONOMICAL AND SOCIAL STATUS OF THE PARENTS
A Case Study on: Students of Marketing Department of the State Vocational Senior High School, Christian 2 Vocational Senior High School, and Catholic
Vocational Senior High School in Klaten Regency
Maria Gampang Sri Murdani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research aims to know whether: there is any relationship between the
entrepreneurship spirit and the interest of being an entrepreneur observed from (1) the kind of occupation of the parents; (2) the income level of the parents; (3) the educational level of the parents of the students of marketing department in the State Vocational Senior High School, Christian 2 Vocational Senior High School, and Catholic Vocational Senior High School in Klaten Regency. Data collecting was done in December 2006. The population of the research were 268 students consist of 118 students of State Vocational Senior High School, 92 students of Christian 2 Vocational Senior High School, and 58 students of Catholic Vocational Senior High School. The data were collected by using questionnaire and interviews methods. To examine the research hypotheses, data were analyzed by using the methods of product moment from Pearson correlation analysis. Research findings shows that: there is a positive and significant correlation between the entrepreneurship spirit and the interest of being an entrepreneur observed from (1) the kind of occupation of the parents ( countt = 11,423 > tablet = 1,66); (2) the income level of the parents ( countt = 10,354 > tablet = 1,65); (3) the educational level of the parents ( countt = 8,347 > tablet = 1,67).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas
rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat
Berwirausaha Siswa SMK Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua”.
Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan
Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatan-
hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua
pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas
terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
dosen pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dengan penuh
kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi
kemajuan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. yang telah bersedia
mendampingi penulis dalam proposal penelitian memberikan pengarahan
dengan penuh kesabaran.
5. Bapak S. Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si. dan Ibu Natalina Premastuti
Brataningrum, S.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
masukan saat menguji penulis.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Ibu Indah, Ibu Rita,
Ibu Catur, Ibu Cornel, Pak Muhadi, Pak Heri, Pak Bambang, Pak Joko, Pak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Singo), Program Studi Ekonomi (Ibu Wigati, Pak Teguh, Pak Rubi, Pak
Indra, Pak Vianney) dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma
yang telah mengajar dan mendidik dengan sabar kepada penulis selama
belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak
Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik
yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya
skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
9. Bapeda Kabupaten Klaten, yang telah memberikan ijin penelitian di SMK
Negeri I, SMK Katolik dan SMK Kristen 2 Klaten.
10. Keluarga besar SMK Negeri I Klaten, Bapak Drs. M.Sami selaku Kepala
Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Ibu Siti Mualifah selaku
Kaprolin yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian, Bapak
Tri Joko selaku Kepala Kantor/TU, siswa-siswi kelas 3 Penjualan yang
telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung
kelancaran skripsi ini.
11. Keluarga besar SMK Katolik Klaten, Bapak FY. Parintyatma, BA selaku
Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Bapak Joko Widodo
selaku Wakasek yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian,
Bapak Harto, Bapak Gino, siswa-siswi kelas 3 Penjualan yang telah
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung kelancaran
skripsi ini.
12. Keluarga besar SMK Kristen 2 Klaten, Bapak Drs. Sutomo Wardoyo selaku
Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Ibu Dra. Sekti B. dan
Ibu Riwi H, BA yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian,
Bapak Sabar, Ibu Tri Muryani, Ibu Sarniatun, siswa-siswi kelas 3 Penjualan
yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung
kelancaran skripsi ini..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
13. Alm. Bapakku D. Suparno, Be danik wis lulus ki....kutau babe lagi tersenyum
bahagia di surga matur suwun sanget atas pengorbanan, kerja keras, perhatian ma
kasih sayangnya yang tulus, kangen nie mijitin....buat Ibuku AY.Sri Hastuti,
mamex makasi yach atas semua perhatian, doa en kasih sayangnya.
14. Mba Yok makasi atas pengorbanan, bantuan secara moril & material, doa, semangat,
perhatian serta kasih sayangnya yang tulus, mba Tunjung, mas Aris, mba Wiwid,
mba Mira makasi atas segala bantuan dan semangat, keponakanku Topik n
Fajar thanx untuk kelucuan n ramenya suasana.
15. My Close friends, Elfira (liong) akhirnya qta bisa lulus bareng yach 09.00
a.m thanx 4 everything smoga qta tetap jadi sahabat yang oke di mata Tuhan
ciee..., Sisil (lontong) Jeng muter-muter sekolahan lagi yuks trus
sightseeing again ye, Ruri seneng dech dinyanyiin en digitarin lagu- lagunya
Mr. Big jadi happy lho...Santi wah dah kerja ne..., Flora (fofo) jalan-jalan
lagi yuk?!? tp kapan yach..., Desi allow dora kapan-kapan curhat lagi
yach..., Watik akhirnya qta bisa lulus bareng 01.00 p.m thanx atas
kebersamaannya n abang pak dokter flash, Ana seneng dech nyanyi-nyanyi
bareng walopun agak fals sich hehe..., Mita (mithong) ayo cepet selesain
skripsinya yach, semangat!!! Sisil man’02 yuks ke warnet lagi...kangen nie
ma kebun salakmu turi, Yessi, Gama n Ndaru thanx dah jadi sobatku dari
kecil moga qta tetap jadi sahabat.
16. Temen-temen kost Brojowikalpo No.2B Dewi “tuyul memble” n family,
Yudha, Retno “Nonox”, Anna, Nuning, Tian, Shinta, Silvi, Sulis, mba Rica
“tante”, mba Andri, mba Anna, mba Ota, Ana, Tita thanx our bright days, I’ll
be missing you all....☺
17. C. Titahena UKDW ’01 thanx for your spirit akhirnya aku bisa lulus
juga yach..., Irwan MSD’04 thanx power pointnya, Nanang, kak
Yosi n mas Cahyo, Ndari, Pho-pho thanx doa n semangatnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Sr. Stela doain aku selalu ya suster..., mba Endang laris yo mba...,
Yuli ‘bom-bom’moga jadi hairstylish yang keren.
18. Temen-temen PAK A 2002 à Edi, Yuli, Hanick, Trisna, Rita (Susi), Lieya,
Ninuk, Shila, Etha, Febri, Santi, Ika, Br.Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet,
Aji, Adi, Krestee, Rita stero, Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni seneng dech
bisa sekelas bareng X-an smoga ini bisa jadi kisah klasik yang
pantas untuk dikenang thanx 4 everything, don’t forget me...
19. Temen-temen PAK B 2002à Fera, Eri, Yoyok, Imas, Siska, Muntari, Lusi,
Yuni, Dwi, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Indri, Lamdos, Kris, Didik, dll.
20. Temen-temen PAK C 2002 à Banu, TM, Uci, Toro, MM, Cipluk, Suprapti,
Wulan, Tiara, Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Astuti, Ima,
Risa, Lia, Esti, dll.
21. Agung kapan jahitin baju buat aku ne...moga jadi desainer yang oks punya
ya bo..., Adven n Merita, Ade, Alex, Frans, Rizki, Vika ke gua kerep lagi
yuks...Yanu n Lippo ke perpus yuks...kakak n adek angkatan PAK thanx
atas kebersamaan saat kuliah di kelas bareng X-an, Adel, Siska, Wulan, Ida,
Indah, Sari Utami, Joyo n Vita,dll.
22. Temen-temen Cana Community (Lektor dan Misdinar) à Mbak Nita n
Papi, Mbak Marga, Mbak Mety, Mas Max, Mas Eric, Mas Yoyok, C’Vivi,
Sisil, Lely, Mas Paus, Mas Ichad, Mas Arfi, Marina, Dewi, Ambro, Yudi,
Ari, Eka, Elkana, Si kembar Vero dan Sabeth, Felic, Gaga, Indah, Lusi,
Putri, Vina, Ika Andar, Sepri, Paskal, Silvi, Jeli, Anton, Santi, Ria, Mita,
Dita, frater-frater angin mamiri,dll thanx ya atas pengalaman berorganisasi,
cabelotis nya n latihan vokal.
23. Keluarga Kapel St. Bellarminus - Mrican dan Campus Ministry USD à
Pak Budi, Mas Kris, Mas Jalur, Frater Ardi, Frater Didik, Frater Beny,
Suster Gracia, Suster Irene, Romo Wiryono S.J., Romo Andalas S.J., Romo
Agung S.J., Romo Hari S.J., Romo Baskoro S.J., Romo Sudiarja S.J., Romo
Prapto S.J., Romo Heliarko S.J., Romo Pram S.J., Romo Subanar S.J., Romo
Harjanto, Romo Sarwanto, Romo Spillane, Romo Budi dan Romo Ari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
(terima kasih atas doa dan nasehat-nasehatnya, ‘bertumbuh bersama
dalam melayani’.
24. Buat diri pribadiku ayo langkahkan kaki, tegarkan hati, kuatkan diri, tuk
menggapai asa yang tinggi, tetap semangat!!!keep smile☺
25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini
dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dorongan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis
Maria Gampang Sri Murdani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
MOTTO ......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................ 4
C. Rumusan Masalah .............................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 7
A. Jiwa Kewirausahaan .......................................................... 7
B. Minat Berwirausaha ........................................................... 12
C. Status Sosial Ekonomi ....................................................... 16
D. Hubungan diantara Variabel Penelitian ............................. 25
E. Kerangka Pemikiran Teoritik ............................................ 29
F. Rumusan Hipotesis ............................................................ 31
BAB III : METODE PENELITIAN ....................................................... 32
A. Jenis Penelitian ................................................................... 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 32
C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 32
D. Populasi Penelitian ............................................................. 33
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ............................. 33
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 38
G. Pengujian Validitaas dan Reliabilitas ................................ 38
H. Teknik Analisis Data ......................................................... 44
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................... 52
A. Deskripsi Data ................................................................... 52
B. Analisis Data ...................................................................... 57
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 68
BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN
DAN SARAN .......................................................................... 79
A. Kesimpulan ........................................................................ 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Keterbatasan Penelitian .................................................... 80
C. Saran .................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran I Data Induk Penelitian .............................................................. 83
Lampiran II Statistik Deskriptif , Uji Validitas dan Reliabilitas.................. 121
Lampiran III Uji Normalitas dan Linearitas ................................................. 127
Lampiran IV Perhitungan Kategori Kecendrungan Variabel (PAP II) dan
Perhitungan Uji-T .................................................................... 129
Lampiran V Uji Hipotesis Penelitian............................................................ 134
Lampiran VI Surat Ijin Penelitian, Tabel, Kuesioner ................................... 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara
pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk menyiapkan peserta
didik agar siswa siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) maupun
mengisi lowongan pekerjaan yang ada (Kurikulum SMK Edisi 2004). Sebagai
penyelenggara pendidikan tingkat menengah, SMK berkewajiban untuk
mempersiapkan lulusan untuk mampu bersaing di dunia kerja. Faktor utama
yang menentukan mampu tidaknya bersaing adalah seberapa jauh lulusan
memiliki kompetensi dibidangnya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kemampuan menghasilkan produk unggul. Namun demikian,
kemampuan SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan untuk menyiapkan
tenaga kerja tingkat menengah yang unggul/berkualitas masih disangsikan
oleh sebagian masyarakat.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas diharapkan lebih
produktif dan mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Kualitas
SDM tersebut sering diukur berdasarkan tingkat penyelesaian jenjang
pendidikan formal. Tetapi, fakta menunjukkan bahwa persentase penduduk
yang bekerja pada periode tahun 1996-2004 dengan pendidikan rendah (tidak
sekolah, belum tamat SD dan tamat SD) mengalami penurunan sebesar 11,8%.
Sementara penduduk bekerja yang mempunyai pendidikan tertinggi SMP,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
SMA dan Perguruan Tinggi masing-masing mengalami kenaikan 7,1%, 2,6%,
2,3% (BPS, 2005:40). Bank Dunia (2003), mengasumsikan bahwa setiap
pertumbuhan ekonomi satu persen akan mampu menambah lapangan kerja
bagi 400.000 orang. Padahal, angkatan kerja setiap tahun di Indonesia
berjumlah kurang lebih 3 juta jiwa. Ini berarti sejak saat ini angka penganggur
akan terus bertambah dengan jumlah paling tidak 1,6 juta orang. Dalam Jurnal
Ekonomi Pembangunan (2005:64), menyebutkan bahwa sejak tahun 1997
sampai tahun 2004 jumlah pengangguran terbuka di Indonesia terus meningkat
dari sebesar 4,18 juta jiwa menjadi kurang lebih sebesar 11,35 juta jiwa.
Menghadapi kenyataan tersebut, SMK sebagai penyelenggara pendidikan
kejuruan yang siap kerja perlu untuk meningkatkan kualitas lulusan agar
mampu bekerja maupun menciptakan usaha sendiri. Hal ini didukung
pemberitaan Media Indonesia (12/02/2004) yang menyebutkan bahwa lulusan
SMK yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi hanyalah 10% saja.
Artinya, lulusan SMK lebih banyak memilih terjun ke dunia kerja daripada
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian peran
pendidikan menengah kejuruan yang senantiasa berorientasi siswa untuk dapat
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan berwirausaha menjadi sangat
penting.
Fakta pengangguran di atas menunjukkan bahwa minat siswa untuk
berwirausaha masih rendah. Faktor yang diduga menyebabkannya adalah
masih rendahnya jiwa kewirausahaan siswa SMK. Adapun maksud dari jiwa
kewirausahaan adalah seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pikiran dan angan-angan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan
yang lain serta mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam rangka menciptakan
peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Oleh karena itu, pihak SMK
perlu meningkatkan jiwa kewirausahaan dengan siswa diberi kesempatan
untuk mengelola usaha kecil misalnya mengelola koperasi sekolah.
Derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha diduga
berbeda untuk status sosial ekonomi orang tua yang berbeda. Dalam penelitian
ini status sosial ekonomi yang dimaksud mencakup: jenis pekerjaan, tingkat
pendapatan, dan tingkat pendidikan orang tua. Pada jenis pekerjaan orang tua
sebagai wirausaha, diduga derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pekerjaan
orang tuanya bukan wirausaha. Hal ini disebabkan anak berada dalam
lingkungan dimana mereka sehari-hari melihat cara kerja orang tuanya
berwirausaha. Pada tingkat pendapatan orang tua tinggi, diduga derajat
hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih tinggi
dibandingkan siswa yang pendapatan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan
orang tua memiliki ketersediaan modal material yang berupa fasilitas sarana
dan biaya untuk membuka usaha. Sementara ditinjau dari tingkat pendidikan
orang tua tinggi, diduga derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pendidikan
orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan
orang tua, orang tua akan lebih memiliki pengetahuan dan wawasan dan
menularkannya pada anak, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas diharapkan lebih
produktif dan mampu untuk menciptakan pekerjaan sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul
penelitian “HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN
DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”. Penelitian ini merupakan
studi kasus pada siswa-siswi jurusan penjualan pada SMK Negeri I, SMK
Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini memfokuskan perhatian pada tinggi atau rendahnya minat
berwirausaha siswa SMK. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya minat berwirausaha. Penelitian memfokuskan pada faktor jiwa
wirausaha. Secara lebih spesifik dalam penelitian ini akan diselidiki apakah
ada derajat hubungan yang berbeda antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua?
2. Apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat ber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
wirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua?
3. Apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang
tua.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang
tua.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan memberikan manfaat–
manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk menyiapkan lulusan yang
mempunyai jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Memberikan masukan bagi pengembangan literatur dan penelitian dalam
bidang kewirausahaan. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan
dasar bagi penelitian–penelitian sejenis pada waktu yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jiwa Kewirausahaan
1. Pengertian Kewirausahaan
Kata wirausahawan merupakan terjemahan dari kata entrepreneur.
Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis ”entrependre“ yang berarti
“bertanggung jawab“. Wirausahawan adalah orang yang bertanggung
jawab dalam menyusun, mengelola dan mengatur risiko suatu usaha
bisnis (Machfoedz dan Machfoedz, 2004:1). Menurut Drucker,
kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). Menurut
Zimmere (Suryana, 2003:4), kewirausahaan adalah penerapan kreativitas
dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk
memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari.
Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide
baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan
persoalan dan menghadapi peluang, sedangkan, inovasi diartikan
sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan Zimmere, dalam (Suryana, 2003:2). Jadi
kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan
berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan
hidup.
Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun
1995 tanggal 30 Juni 1995 ( Priyono dan Soerata, 2004:16), tentang
“Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan” pada poin 1 menyatakan bahwa kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dalam modul
Pelatihan CEFE (Creation of Enterpreses Formation of Entrepreneurs)
yang diadakan oleh proyek PIKM Provinsi DIY Kanwil Departemen
perindustrian Provinsi DIY Tanggal 5 Mei sampai dengan 13 Juni 1995
(Priyono dan Soerata, 2004:16), disebutkan bahwa kewirausahaan
adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam
seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha
yang melembaga, produktif, dan inovatif. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif untuk memanfaatkan peluang
usaha.
2. Ciri dan Watak Kewirausahaan
Ciri dan watak kewirausahaan dikemukakan oleh para ahli secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
beragam. Wirausahawan mempunyai ciri yang dominan, yakni rasa
percaya diri dan kemampuan yang lebih baik daripada teman sekerja
ataupun atasannya. Wirausaha memerlukan kebebasan untuk memilih
dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan
membuahkan kesuksesan (Machfoedz dan Machfoedz, 2004:5).
Menurut Longenecker, dkk (2001:23), seseorang yang menjadi
wirausaha mempunyai kebutuhan yang tinggi akan keberhasilan,
keinginan untuk mengambil risiko yang moderat, percaya diri yang
tinggi dan keinginan untuk berbisnis. Meredith menyatakan bahwa
berwirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan
sumber daya. Oleh sebab itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan
atau karir dimana seseorang dalam menjalankannya memiliki ciri–ciri
dan watak (Suryana, 2003:8), sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ciri dan Watak Kewirausahaan
No. Ciri-ciri Watak 1 Percaya diri Ketidaktergantungan dan
optimisme 2 Berorientasi pada tugas
dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat dan inisiatif
3 Pengambilan risiko Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar dan suka tantangan
4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, menanggapi saran-saran dan kritik
5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel 6 Berorientasi ke masa
depan Pandangan ke depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Ciri-ciri atau karakter wirausaha menurut Priyono dan Soerata (2004:20)
antara lain:
a. Segala tindakan berorientasi pada pencapaian tujuan. b. Tegar dan tahan uji, ulet dan tidak mudah patah semangat. c. Menetapkan standar sendiri dan bergerak berdasarkan target-target
yang telah ditentukan. d. Bersikap optimis dan berpikir positif. e. Bekerja keras dan cerdas (smart). f. Menandai keberhasilan dan kegagalan pada dirinya sendiri,
semuanya dijadikan alat sebagai cara untuk mawas diri. g. Pengambil risiko yang moderat, ia tidak akan melangkah untuk
mengambil risiko manakala analisis dan nalurinya berkata “jangan”.
h. Tanggap dan menerima ide-ide baru. i. Termotivasi oleh tugas bukan karena imbalan. j. Independen dan mandiri. k. Selalu menciptakan suasana yang riang dan menggairahkan.
Dalam penelitian ini, ciri-ciri kewirausahaan seperti tabel 2.1
dijadikan indikator dalam penyusunan instrumen karena dalam ciri-ciri
tersebut telah mencakup beberapa ciri yang dikemukakan oleh para ahli,
dan ciri-ciri yang dikemukakan oleh Meredith, dalam (Suryana,
2003:14) di atas meliputi watak-watak yang sebaiknya dimiliki dan
dikembangkan oleh seseorang yang ingin menjadi wirausaha. Semakin
banyak seseorang memiliki atau menunjukkan watak tersebut, maka
semakin kuat jiwa kewirausahaan orang tersebut.
3. Pengertian Jiwa Kewirausahaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1995:416),
pengertian jiwa didefinisikan sebagai, “seluruh kehidupan batin manusia
(yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan–angan, dsb)“. Menurut
Ahmadi (1992:1), jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur perbuatan pribadi
(personal behavior) manusia. Definisi tersebut hampir sama yang
dikatakan oleh Nasution (1950:10), jiwa adalah sesuatu yang abstrak
yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sebagian laku, pikiran,
perasaan dan kemauan seseorang dan yang memberi corak kepadanya.
Istilah wirausaha pada waktu yang lalu lebih dikenal dengan
istilah wiraswasta, keduanya mempunyai pengertian yang sama.
Wirausaha/wiraswasta berasal dari kata “wira” yang berati utama,
gagah, luhur dan teladan. “Swa” yang berarti sendiri, “sta” yang berarti
berdiri. Jadi wirausaha/wiraswasta adalah orang-orang yang mempunyai
sifat kewiraswastaan atau kewirausahaan seperti: keberanian mengambil
risiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan
berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri (Priyono dan Soerata,
2004:15). Menurut Prawirokusumo (Suryana, 2003:11), wirausaha
adalah seseorang yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif
dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk
menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
Menurut Suryana (2003:2), jiwa kewirausahaan adalah orang yang
percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik
dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan
berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil
berbeda), dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan
(karena itu suka akan tantangan). Faktor pemicu yang berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua dan pergaulan kelompok
(Suryana, 2003:41).
Berdasarkan konsep kewirausahaan, ciri dan watak kewirausahaan,
jiwa kewirausahaan adalah adanya kepercayaan atas kemampuan diri
sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil,
selalu berani menghadapi dan mengambil risiko, mempunyai jiwa
kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam melakukan usaha selalu
bersifat orisinalitas dan memiliki pandangan jauh ke depan. Dalam hal
ini inti dari jiwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan
dalam dunia usaha.
B. Minat Berwirausaha
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu
pilihan seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis
yang sangat kuat dan penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan
seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai
minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik
daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.
Pengertian minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai
Pustaka, 1995:656), adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu, keinginan. Sejalan dengan itu menurut Mapiare (1982:62), minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan,
harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan yang mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu. Ini berarti selain karena perasaan
senang, orang yang berminat terhadap suatu objek juga mempunyai
harapan-harapan untuk memperoleh manfaat dari objek tersebut. Kalau
memberikan manfaat dia akan cenderung untuk memilih objek tersebut.
Menurut Witherington (1963:90), minat adalah kesadaran seseorang, bahwa
suatu obyek, seseorang, suatu situasi mengandung sangkut paut dengan
dirinya. Minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar, kalau
tidak demikian minat itu tidak mempunyai arti sama sekali.
Menurut The Liang Gie (1995:16), minat melahirkan perhatian
wajar yang tidak dipaksakan dengan tenaga kemauan. Minat melahirkan
perhatian wajar yang tidak dipaksakan akan memudahkan terciptanya
konsentrasi dan menjadi benteng pelindung melawan gangguan-gangguan
perhatian apapun dari luar. Minat selain memungkinkan pemusatan pikiran,
juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keriangan hati
akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang dan juga
membantunya tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu. Menurut
William Amstrong (The Liang Gie, 1995:133), ada 10 (sepuluh) cara untuk
memperoleh minat sebagai berikut:
1. Hendaknya berusaha menetapkan apa yang ingin diperbuatnya dan ke mana akan menuju.
2. Tetapkan suatu alasan bagi pekerjaan yang dilakukan dan dengan demikian membersihkannya dari unsur pekerjaan yang membosankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Hendaknya berusaha menentukan tujuan hidupnya: ingin menjadi apa?
4. Lakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk menangkap keyakinan dan pengabdian diri pada pelajaran yang bersangkutan.
5. Hendaknya membangun suatu sikap yang positif, yaitu mencari minat-minat yang baik ketimbang alasan-alasan penghindar yang buruk.
6. Hendaknya menerapkan keaslian dan kecerdasannya dalam mata pelajaran sebagaimana dilakukannya pada kegemarannya.
7. Berlakulah jujur terhadap diri sendiri. 8. Praktekkan kebajikan-kebajikan dari minat dalam ruang kuliah,
yaitu tampak dan berbuat seakan-akan sungguh berminat. 9. Hendaknya menggunakan nalurinya menghimpun untuk
mengumpulkan keterangan. Hal ini tidak saja membantu perkembangan minat, melainkan juga konsentrasi.
10. Janganlah takut untuk menggunakan rasa ingin tahu.
Menurut Freeman (The Liang Gie, 1995:135), ada 10 (sepuluh) cara
untuk memperoleh minat sebagai berikut:
1. Hendaknya menyingkirkan pengganggu-pengganggu yang tak penting dan tak dikehendaki seperti misalnya suara, rasa lapar, dan rasa dingin.
2. Kesampingkanlah urusan-urusan mendesak lainnya dengan cara mencatatnya atau menyusun jadwal penyelesaiannya.
3. Tekanlah pikiran-pikiran yang tak dikendaki dengan cara secepatnya beralih ke topik yang sedang dipelajari.
4. Hendaknya memahami apa yang sedang dipelajarinya. 5. Punyailah suatu minat yang hidup terhadap mata pelajaran di luar
jam studi. 6. Hendaknya menggunakan banyak sumber-sumber ide dan
keterangan sehingga memperoleh banyak sudut pandangan terhadap suatu mata pelajaran dan membangkitkan minatnya.
7. Janganlah berusaha mempelajari suatu mata pelajaran secara tersendiri, melainkan berusaha mempertalikannya sepanjang waktu dengan kehidupan sehari-hari.
8. Hendaknya berusaha membaca suatu buku mengenai sejarah sesuatu mata pelajaran.
9. Usahakan mengetahui pertalian mata pelajaran itu dengan mata pelajaran lainnya dan bagaimana mata pelajaran itu dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
10. Perhatikan film-film, acara-acara televisi dan radio yang berhubungan dengan mata pelajaran itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Mengenai cara untuk mengembangkan minat terhadap mata pelajaran
yang tak disenangi, Colin Woodley (The Liang Gie, 1995:135),
menyatakan bahwa dengan mempelajarinya secara sungguh-sungguh dan
baik.
Menurut Winkel (1984:30), minat adalah kecenderungan yang
agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya
minat. Winkel memberikan urutan-urutan untuk mencapai minat sebagai
berikut.
Bila dihubungkan dengan minat seseorang untuk berwirausaha,
mula-mula seseorang akan merasa senang terhadap wirausaha. Perasaan
tersebut muncul karena seseorang telah mengenal dan karena dia
memandang bahwa berwirausaha dapat memberikan manfaat dan
berharga bagi dirinya, maka timbullah sikap yang positif. Dia akan selalu
memperhatikan, berusaha mendekati dan menyesuaikan dirinya dengan
sikap wirausaha. Dengan demikian dapat dikatakan minat seseorang
untuk berwirausaha telah muncul.
Dengan pengertian minat dan pengertian berwirausaha yang telah
diuraikan di atas, maka dapat diberikan pengertian minat berwirausaha
sebagai suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perasaan senang
Perasaan Sikap Minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menaruh perhatian pada sesuatu serta berusaha untuk mengetahui,
melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri
dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi dua golongan (Winkel,
1984:27), adalah:
a. Minat secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu
dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam individu sendiri
tanpa pengaruh dari luar.
b. Minat secara Ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu
dorongan atau pengaruh dari luar individu.
C. Status Sosial Ekonomi
Status adalah tempat atau posisi dalam suatu kelompok. Menurut
Mahmud (1989:99), status sosial ekonomi keluarga antara lain mencakup
tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan orang
tua serta fasilitas khusus dan barang-barang berharga yang ada di rumah
seperti radio, televisi, mesin cuci, dan sebagainya. Menurut Soekanto
(1982:233), status adalah tempat atau posisi seseorang dalam kelompok
sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut
atau tempat suatu kelompok berhubungan dengan kelompok lainnya
didalam kelompok yang lebih besar lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Winkel (1983:164), status adalah kebutuhan akan
kedudukan/posisi tertentu dalam masyarakat, sesuai peranan atau tugas
seseorang dalam masyarakat. Menurut Hartomo dan Arnicun Azis
(1983:195), status sosial adalah kedudukan seseorang (individu) dalam suatu
kelompok pergaulan hidupnya. Pekerjaan biasanya merupakan akibat dari
pendidikan dan merupakan penentu utama meskipun bukan satu–satunya
mengenai mengenai berbagai pendapatan.
Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pendidikan anak dapat diartikan bahwa sikap, cita–cita, minat, motivasi
anak terhadap suatu obyek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang
tuanya. Menurut Gerungan (1989:57), dalam kondisi ekonomi keluarga
yang cukup, seseorang akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia
kembangkan apabila tidak ada alat-alat. Dari pendapat tersebut di artikan
bahwa anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup,
mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan
kemapuannya daripada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya
rendah. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas dalam
penelitian ini penulis hanya membatasi tiga unsur saja yaitu:
1. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Definisi jenis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai
Pustaka, 1995:410), adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan dan
sebagainya) yang khusus; macam, sedangkan pekerjaan adalah suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan. Menurut Tanlain (2002:13), bekerja adalah
semua kegiatan yang dilakukan tiap orang untuk menghasilkan barang
dan atau jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jenis pekerjaan orang tua siswa yang satu belum tentu sama dengan
jenis pekerjaan orang tua siswa yang lain. Pekerjaan dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
a. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang
sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini
adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak
atau belum mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu
diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok, yang
disebut sebagai pekerjaan dengan penghasilan tambahan.
b. Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan
oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan
tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan
sampingan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan ini
sama seperti halnya pekerjaan pokok yaitu tidaklah sama untuk
masing-masing orang. Dalam penelitian ini penulis membedakan
jenis pekerjaan menjadi dua jenis, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1) Wirausaha
2) Bukan wirausaha
Dalam hal ini penulis akan melihat hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua yang berwirausaha dan bukan berwirausaha.
2. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan
yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu rumah tangga, maka sebuah
keluarga harus berusaha agar memperoleh pemasukan sebagai sumber
keuangan guna memenuhi kebutuhannya. Menurut Maslina (Sumardi
dan Hans-Dieter Evers, 1982:322), pendapatan orang tua adalah jumlah
penghasilan riil keluarga yang dipergunakan untuk mencukupi
kebutuhan bersama maupun perorangan dalam keluarga. Menurut
Gilarso (1991:63), pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang
diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa sumbangan seseorang
terhadap proses produksi. Menurut Depdikbud (1978:24), pendapatan
adalah semua penghasilan yang diterima, baik berupa barang maupun
nilai uang yang diperoleh dari pihak lain sebagai balas jasa yang
diberikan. Menurut Sumardi dan Hans-Dieter Evers (1982:99), pada
umumnya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan
masyarakat, makin tinggi pendidikan suatu masyarakat makin tinggi
pula pendapatan serta status sosial masyarakat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Menurut Biro Pusat Statistik (Sumardi dan Hans-Dieter Evers,
1982:92), pendapatan dan penerimaan keluarga dapat berbentuk:
a. Pendapatan berupa uang, yakni segala penghasilan berupa uang yang
bersifat regular dan diterima sebagai balas jasa. Sumbernya adalah
gaji dan upah, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan
bebas, hasil investasi seperti bunga dan pensiun.
b. Pendapatan berupa barang yakni segala pendapatan yang sifatnya
regular akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa, tetapi dapat
diterima dalam bentuk barang dan jasa. Misalnya tunjangan beras,
tunjangan kesehatan dan lain- lain.
c. Pendapatan lain- lain dari penerimaan barang dan jasa, yakni segala
penerimaan bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa
perubahan dalam keuangan rumah tangga. Misalnya penjualan
barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian dan penagihan
piutang.
3. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1995:232),
pendidikan diartikan sebagai sebuah proses pengubahan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang, dalam usaha untuk mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Definisi tersebut hal
yang hampir sama yang dikatakan oleh Supriyatno (2002:12),
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam menciptakan
suasana belajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
secara aktif untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, sikap spiritual,
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,
melalui kegiatan bimbingan, latihan dan atau cara lain yang dikenal dan
diakui oleh masyarakat. Menurut Saduloh (2003:55), pendidikan adalah
usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang
berlangsung sepanjang hayat.
Menurut Mapiare (1982:106), tingkat pendidikan yang tinggi
sebagai satu diantara batu loncatan untuk memperoleh status sosial yang
lebih tinggi. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan merupakan dasar
bagi kesuksesan dan kemajuan jabatan yang dicapai yang pada akhirnya
memudahkan bagi seseorang untuk dapat diterima dengan baik dalam
masyarakatnya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu
proses perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berpikir,
perasaan, dan sikap mental. Pendidikan dikatakan suatu proses, bahwa
pendidikan tidak akan pernah berhenti tetapi akan terus berlangsung
seumur hidup manusia.
Melalui pendidikan, seseorang memperoleh pengalaman, mampu
mengembangkan hal-hal yang baru dan akhirnya akan menimbulkan
kesejahteraan dan kedamaian pada orang itu sendiri. Dengan pendidikan
yang cukup, seseorang akan lebih mudah menunjukkan identitas dirinya
pada masyarakat, seseorang akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan
yang sesuai dengan cakrawala kehidupan karena masyarakat sudah
mengetahui identitasnya dengan melihat tingkat pendidikannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sehingga akan lebih mempermudah bagi orang itu sendiri untuk
menyatakan diri sebagai anggota masyarakat di dalam masyarakat
tempat dia berada.
Menurut Tanlain (2002:43), pendidikan dapat diklasifikasikan
dalam:
a. Pendidikan formal (pendidikan sekolah)
Pendidikan formal adalah suatu bentuk pendidikan atau pelatihan
yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Karakteristik
pendidikan formal adalah sebagai berikut.
a) Pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan
berjenjang
b) Ada persyaratan yang cukup ketat mengenai waktu
pendidikan, isi pendidikan
c) Penggunaan metode formal dan ada penilaian formal terhadap
hasil.
b. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang berlangsung
seiring dengan berlangsungnya kegiatan hidup sehari-hari.
Karakteristik pendidikan informal adalah sebagai berikut.
a) Pendidikan tidak direncanakan dan diatur secara khusus
b) Pendidikan terpadu seiring dengan kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c) Tidak menggunakan metode formal dan tidak ada penilaian
formal
c. Pendidikan non formal
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar
dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan
tetap. Pendidikan non formal berbentuk kursus, pusat latihan untuk
peningkatan ketrampilan kerja. Karakteristik pendidikan non
formal adalah sebagai berikut.
a) Pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan
berjenjang
b) Ada persyaratan yang cukup lunak mengenai waktu dan peserta
c) Jangka waktu pendek dan isi pendidikan bersifat praktis untuk
peningkatan ketrampilan kerja dengan tujuan meningkatkan
usaha dan taraf hidup
d) Menggunakan metode formal untuk menilai hasil
Dalam Tanlain (2002:46), jenjang pendidikan dibagi menjadi
empat yaitu.
a. Pendidikan dasar : tamatan pra sekolah, SD atau sederajat.
b. Pendidikan lanjutan : tamatan SMP atau sederajat.
c. Pendidikan Menengah : tamatan SMA atau sederajat.
d. Pendidikan Tinggi : tamatan D1, D2, D3, D4, S1, S2, S3.
Tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat
pendidikan tertinggi yang berhasil dicapai orang tua, dalam hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP,
SMA dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan formal yang dicapai
akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang, yaitu
bukan hanya berpengaruh terhadap tingkat penguasaan pengetahuan,
tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan,
kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Kemampuan orang tua
menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi menjadi pemicu dan
semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa anak juga akan
meniru orang tuanya. Brembeck (Bahar, 1989:127), menyatakan bahwa
dorongan orang tua baik disengaja maupun tidak disengaja akan tetap
mempengaruhi aspirasi anak terhadap pendidikan. Semakin banyak anak
merasakan adanya dorongan dari orang tuanya semakin besar
pengaruhnya terhadap aspirasi anak tersebut terhadap pendidikan. Anak
dari keluarga yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih tinggi
menunjukkan nilai yang lebih baik dalam kemampuan akademik dan
dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak yang tingkat
pendidikan orang tuanya lebih rendah.
D. Hubungan Diantara Variabel Penelitian
1. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa
ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Adanya pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang mendominasi suatu daerah akan sangat berpengaruh terhadap
pilihan pekerjaan. Apabila dalam masyarakat banyak dijumpai
wirausahawan yang berhasil, maka akan mempengaruhi minat
berwirausaha bagi seseorang. Begitu pula dalam lingkungan keluarga,
orang tua yang mempunyai jenis pekerjaan berwirausaha anak tersebut
akan mempunyai kecakapan khusus dalam bidang wirausaha yang dapat
menyebabkan anak tersebut juga ingin terjun dalam bidang wirausaha.
Bermula dari keinginan ini akan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan
minat berwirausaha.
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua digolongkan
menjadi dua yaitu pekerjaan wirausaha dan pekerjaan bukan wirausaha.
Jenis pekerjaan orang tua yang berbeda diduga akan membedakan
hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Orang
tua sering mengambil peranan penting dalam pemilihan jabatan
pekerjaan sang anak karena rasa tanggung jawab terhadap masa depan
anak. Pada siswa yang pekerjaan orang tuanya adalah wirausaha, diduga
derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa
akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya
bukan wirausaha. Hal ini disebabkan anak berada dalam kondisi
lingkungan pekerjaan berwirausaha yang dalam kehidupan sehari-
harinya terbiasa melihat cara kerja orang tuanya yang berwirausaha.
Seorang anak sejak kecil mempelajari perilaku dan kebiasaan orang
tuanya dalam berusaha. Perilaku dan kebiasaan orang tua ini diterapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dalam kehidupan sehari-hari yakni sifat mandiri (misalnya anak
dibiarkan mencoba pakaian sendiri), percaya diri, sikap tidak takut
gagal, bertanggung jawab, tidak cepat puas, dan selalu berusaha lebih
baik dari sebelumnya (misalnya memberi semangat dan dorongan pada
anak dengan memuji). Sifat-sifat tersebut bersifat pengulangan sehingga
menjadi kebiasaan. Anak yang memiliki sifat-sifat di atas cepat atau
lambat akan terdorong untuk membuka usaha pribadi sesuai dengan
minat dan bakatnya. Sementara pada siswa dimana pekerjaan orang
tuanya bukan wirausaha derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha siswa akan lebih rendah. Hal ini disebabkan anak
tidak berada dalam kondisi lingkungan pekerjaan berwirausaha. Kondisi
tersebut membuat anak tidak terbiasa dengan pekerjaan berwirausaha
sehingga anak kurang berminat dalam berwirausaha. Dengan demikian
dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal
jenis pekerjaan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa.
2. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
Pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil keluarga yang
dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan bersama maupun perorangan
dalam keluarga. Dalam kondisi ekonomi keluarga cukup, seseorang
akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan
bermacam–macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tidak ada alat–alat. Jadi anak yang berasal dari keluarga yang
ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan kemampuannya dari pada anak yang berasal dari
keluarga yang ekonominya rendah.
Tinggi/rendahnya pendapatan orang tua diduga menentukan
derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Pada
siswa dimana pendapatan orang tuanya tinggi, maka derajat hubungan
jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih tinggi
dibandingkan siswa yang pendapatan orang tuanya rendah. Hal ini
disebabkan pada siswa dimana pendapatan orang tua tinggi, tersedia
modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka
usaha. Hal ini semakin menguatkan jiwa kewirausahaan dan minat
siswa.
Sedangkan semakin rendah pendapatan orang tua, maka derajat
hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih
rendah. Hal ini disebabkan orang tua tidak memiliki ketersediaan modal
material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha.
Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa
perbedaan dalam hal tingkat pendapatan orang tua, berbeda pula derajat
hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.
3. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengaan minat berwirausaha siswa
ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkatan
pendidikan formal yang berhasil ditamatkannya. Tingkat pendidikan
formal yang dimiliki akan membawa pengaruh luas pada kehidupan
seseorang, yaitu tidak hanya berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan
teknologi tetapi juga berpengaruh pada pekerjaan, kekayaan,
penghasilan, dan status sosial dalam masyarakatnya.
Secara umum orang tua yang dapat menyelesaikan pendidikan
formal yang cukup tinggi mempunyai pengaruh dalam pekerjaan,
kekayaan, penghasilan, dan penerimaan yang baik di masyarakat.
Bahkan secara umum pula kecakapan seseorang dalam bidang tertentu
diperoleh dari hasil belajar, baik pendidikan formal maupun non formal,
dan menentukan pemilihan jenis pekerjaan. Dengan sendirinya anak
merasa tertarik untuk dapat menyelesaikan pendidikan formal seperti
orang tuanya.
Tinggi/rendahnya pendidikan orang tua diduga menentukan
derajat tinggi/rendahnya hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka
semakin tinggi pula kualitasnya. SDM yang berkualitas diharapkan lebih
produktif dan mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri.
Tingkat pendidikan merupakan dasar bagi kesuksesan dan kemajuan
jabatan yang dicapai yang pada akhirnya memudahkan bagi seseorang
untuk dapat diterima dengan baik dalam masyarakat. Jadi semakin tinggi
tingkat pendidikan orang tua, maka semakin tinggi derajat hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Sedangkan
semakin rendah tingkat pendidikan orang tua maka semakin rendah
derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa.
Hal ini disebabkan orang tua kurang memperhatikan anak untuk lebih
produktif dan lebih berinisiatif untuk menciptakan pekerjaan bagi
dirinya sendiri. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam
penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal tingkat pendidikan orang tua,
berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha.
E. Kerangka Pemikiran Teoritik
1. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan
dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan
seseorang mempunyai perasaan senang terhadap wirausaha yang
muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Jenis
pekerjaan orang tua adalah macam pekerjaan yang ditekuni oleh orang
tua sebagai sumber penghasilan yang diduga berpengaruh pada tingkat
hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.
2. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan
dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan
seseorang mempunyai perasaan senang terhadap wirausaha yang
muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Tingkat
pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil keluarga untuk
mencukupi kebutuhan dalam keluarga yang diduga berpengaruh pada
tingkat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.
3. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan
dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan
seseorang mempunyai perasaan senang terhadap wirausaha yang
muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Tingkat
pendidikan orang tua adalah tingkatan pendidikan formal orang tua yang
berhasil ditamatkan yang diduga berpengaruh pada tingkat hubungan
jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.
Berdasarkan kajian teoritis, berikut ini digambarkan model
penelitian sebagai berikut.
Jenis Pekerjaan Tingkat Pendidikan
Jiwa Kewira usahaan
Minat Berwirausaha
Tingkat Pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. Rumusan Hipotesis
1. Ada hubungan yang positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
2. Ada hubungan yang positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
3. Ada hubungan yang positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada SMK Negeri
I, SMK Kristen 2, SMK Katolik di Kabupaten Klaten. Studi kasus
merupakan penelitian terhadap obyek tertentu, sehingga kesimpulan yang
diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang
diteliti saja.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK – SMK eks SMEA yang berada di
SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2006 – Januari
2007.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam
penelitian, dalam hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian ini me-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
liputi kepala sekolah, guru dan siswa.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan
dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah jiwa
kewirausahaan, minat berwirausaha, jenis pekerjaan orang tua, tingkat
pendapatan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua.
C. Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas
III Penjualan SMK Negeri I Klaten, SMK Kristen 2 Klaten dan SMK
Katolik Klaten. Berdasarkan survai awal penelitian ini, didapat jumlah
populasi siswa kelas III jurusan penjualan SMK Negeri I sebanyak 118
siswa, SMK Kristen 2 sebanyak 92 siswa, SMK Katolik sebanyak 58 siswa.
Jadi total keseluruhan populasi siswa kelas III Penjualan berjumlah 268
siswa. Dalam penelitian ini, seluruh populasi diambil sebagai sarana
penelitian sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Penelitian
populasi (Arikunto, 1996:115), adalah pendekatan semua elemen yang ada
didalam wilayah penelitian. Alasan dari pemilihannya adalah karena siswa
kelas III sudah menempuh mata pelajaran kewirausahaan dengan
kompetensi mengelola usaha kecil.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesua-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
tu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan
dalam dunia usaha. Pengukuran variabel jiwa kewirausahaan dalam
penelitian ini didasarkan pada 12 (dua belas) indikator (Priyono dan
Soerata, 2004:20) yang meliputi: (a) percaya diri; (b) berorientasi pada
tugas dan hasil; (c) pengambilan risiko; (d) kepemimpinan; (e)
keorisinilan; (f) berorientasi ke masa depan; (g) tegar dan tahan uji, ulet
dan tidak mudah patah semangat; (h) menetapkan standarnya sendiri dan
bergerak berdasarkan target-target yang telah ditentukan; (i) pekerja keras
dan cerdas (smart); (j) independen dan mandiri; (k) bertanggung jawab; (l)
fleksibel.
Berikut ini dijadikan tabel operasionalisasi variabel jiwa
kewirausahaan:
No.
Indikator Pertanyaan Positif No.
Pertanyaan Negatif No.
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9. 10. 11. 12.
Percaya diri Berorientasi pada tugas dan hasil Pengambilan risiko Kepemimpinan Keorisinilan Berorientasi ke masa depan Tegar dan tahan uji, ulet dan tidak patah semangat. Menetapkan standarnya sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah ditentukan. Pekerja keras dan cerdas (smart) Independen dan mandiri. Bertanggung jawab Fleksibel
6,9,16,18,24, 31
1,22,25,8,33 2,13,30
3,19 4
5,10,20,21 12,26
7
15,32,34 14 17 28
27
11,23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
Masing-masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4
(empat) skala pendapat sebagai berikut:
2. Variabel minat berwirausaha
Minat berwirausaha adalah suatu keadaan dimana seseorang
mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian pada sesuatu serta
berusaha untuk mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan
dengan seksama melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu
pilihan tertentu. Pengukuran variabel minat berwirausaha dalam penelitian
ini didasarkan pada 8 (delapan) indikator yang meliputi: (a) ketertarikan;
(b) perasaan senang; (c) keinginan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan
wirausaha; (d) harapan untuk memperoleh manfaat; (e) pendirian; (f)
kemampuan; (g) konsentrasi; (h) rasa ingin tahu.
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat
berwirausaha:
No. Indikator Pertanyaan Positif No.
Pertanyaan Negatif No.
1. 2.
3.
4.
Ketertarikan Perasaan senang Keinginan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha. Harapan untuk memperoleh manfaat.
1,2 3,4,5,6,8
9,10
11
7
Pertanyaan Positif
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
4 3 2 1
Pertanyaan Negatif
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
5. 6. 7. 8.
Pendirian Kemampuan Konsentrasi Rasa ingin tahu
13,14,15,16
18, 19,20
12
17
Masing-masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4
(empat) skala pendapat sebagai berikut:
3. Variabel jenis pekerjaan orang tua
Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk atau macam kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Dalam
penelitian ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Wirausaha
b. Bukan wirausaha
Skala pengukuran variabel ini adalah nominal. Skor = 2 untuk
wirausaha dan skor = 1 untuk bukan wirausaha.
4. Variabel tingkat pendapatan orang tua
Tingkat pendapatan orang tua adalah besarnya pendapatan orang tua
yang bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan
pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Tingkat pendapatan digunakan untuk membedakan
antara orang tua siswa yang mempunyai jumlah pendapatan tinggi dan
Pertanyaan Positif
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
4 3 2 1
Pertanyaan Negatif
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
orang tua yang mempunyai jumlah pendapatan rendah.
Untuk mengukur variabel tingkat pendapatan orang tua siswa
dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu batas minimum
pendapatan standar di Kabupaten Klaten. Dalam hal ini Upah Minimum
Kota/Kabupaten di Jawa Tengah tahun 2005, yang telah ditetapkan
melalui SK Gubernur Jateng No. 561/64/2005 tanggal 21 November 2005.
Upah Minimum Kabupaten Klaten sekarang ini yang berlaku adalah
sebesar Rp 480.250,00 (http://www.mediaindo.co.id/berita.asp? id.82410).
Dari pernyataan di atas maka dalam penelitian ini membedakan jumlah
pendapatan sebagai berikut:
a. Pendapatan rendah
Jumlah pendapatan = Rp 480.250,00
b. Pendapatan sedang
Jumlah pendapatan antara Rp 480.251,00 – Rp 960.500,00
c. Pendapatan tinggi
Jumlah pendapatan = Rp 960.501,00
Skala pengukuran variabel ini adalah ordinal. Skor = 1 untuk
pendapatan rendah, skor = 2 untuk pendapatan sedang dan skor = 3 untuk
pendapatan tinggi.
5. Variabel tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan yang
berhasil dicapai orang tua dalam hal ini jenjang pendidikan formal yang
berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP, SMA, S1, S2, S3. Jenjang pendidi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
kan diukur berdasarkan empat kategori yaitu :
a. Pendidikan Dasar : tamatan pra sekolah, SD atau sederajat (skor 1).
b. Pendidikan Lanjutan : tamatan SMP atau sederajat (skor 2).
c. Pendidikan Menengah : tamatan SMA atau sederajat (skor 3).
d. Pendidikan Tinggi : tamatan D1, D2, D3, D4, S1, S2, S3 (skor 4).
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang jiwa kewirausahaan, minat
berwirausaha siswa, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan, dan
tingkat pendidikan orang tua.
2. Wawancara
Wawancara merupakan dialog yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan
untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan. Metode ini
diperlukan untuk mendapat data-data untuk melengkapi data-data yang
telah dikumpulkan dengan metode kuesioner.
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk mengetahui
apakah butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang seharusnya diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
(sahih) atau tidak. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan
antar skor jawaban masing-masing item pertanyaan dengan skor total yang
diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan. Uji validitas digunakan
dengan rumus Korelasi Product Moment Pearson (Arikunto,2005:327),
yaitu:
)( )() } ( ) }{({ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
1111
YYnXXn
YXYXnr
Keterangan:
r : Koefisien korelasi Yi : Skor total setiap item tes ke- i Xi : Skor masing-masing item tes ke- i N : Jumlah item pertanyaan
Untuk menentukan apakah instrumen ini valid atau tidak, maka
ketentuannya sebagai berikut.
• Jika tabelhitung rr ≥ dengan tingkat kepercayaan 95%, maka
instrumen tersebut valid
• Jika tabelhitung rr ≤ dengan tingkat kepercayaan 95%, maka
instrumen tersebut tidak valid
Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan dengan responden siswa-siswi
kelas II Penjualan dengan jumlah 30 di SMK Katolik Klaten.
Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Uji validitas ini dilakukan
untuk tiap-tiap butir, sehingga lima puluh empat (54) pertanyaan yang
akan dilakukan uji validitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan.
Ada tiga puluh empat (34) butir pertanyaan pada variabel ini.
Rangkuman uji validitas untuk jiwa kewirausahaan adalah sebagai
berikut (lampiran II,hal 123):
Tabel 3.1 Rangkuman Uji Validitas untuk Jiwa Kewirausahaan
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,239 0,316 Valid 2 0,239 0,298 Valid 3 0,239 0,320 Valid 4 0,239 0,406 Valid 5 0,239 0,334 Valid 6 0,239 0,389 Valid 7 0,239 0,318 Valid 8 0,239 0,270 Valid 9 0,239 0,316 Valid 10 0,239 0,388 Valid 11 0,239 0,387 Valid 12 0,239 0,559 Valid 13 0,239 0,367 Valid 14 0,239 0,240 Valid 15 0,239 0,340 Valid 16 0,239 0,328 Valid 17 0,239 0,316 Valid 18 0,239 0,268 Valid 19 0,239 0,254 Valid 20 0,239 0,356 Valid 21 0,239 0,393 Valid 22 0,239 0,325 Valid 23 0,239 0,425 Valid 24 0,239 0,265 Valid 25 0,239 0,257 Valid 26 0,239 0,279 Valid 27 0,239 0,275 Valid 28 0,239 0,352 Valid 29 0,239 0,333 Valid 30 0,239 0,380 Valid 31 0,239 0,285 Valid 32 0,239 0,305 Valid 33 0,239 0,307 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
34 0,239 0,262 Valid Sumber : Data Prapenelitian
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel
jiwa kewirausahaan menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh empat
butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa
dilakukan dengan membandingkan nilai hitungr dengan nilai tabelr .
Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan
(α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai tabelr sebesar 0,239. Dari
hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai
hitungr semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari
pada tabelr . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir
pertanyaan variabel jiwa kewirausahaan adalah valid.
b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Berwirausaha.
Ada dua puluh (20) butir pertanyaan pada variabel minat
berwirausaha. Rangkuman uji validitas untuk variabel minat
berwirausaha adalah sebagai berikut (lampiran II,hal 125):
Tabel 3.2 Rangkuman Uji Validitas untuk Minat Berwirausaha
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,239 0,334 Valid 2 0,239 0,635 Valid 3 0,239 0,384 Valid 4 0,239 0,415 Valid 5 0,239 0,265 Valid 6 0,239 0,309 Valid 7 0,239 0,309 Valid 8 0,239 0,415 Valid 9 0,239 0,295 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
10 0,239 0,393 Valid 11 0,239 0,304 Valid 12 0,239 0,277 Valid 13 0,239 0,502 Valid 14 0,239 0,272 Valid 15 0,239 0,257 Valid 16 0,239 0,677 Valid 17 0,239 0,302 Valid 18 0,239 0,263 Valid 19 0,239 0,531 Valid 20 0,239 0,264 Valid
Sumber : Data Prapenelitian
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat
berwirausaha menunjukkan bahwa sebanyak dua puluh butir
pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan
dengan membandingkan nilai hitungr dengan nilai tabelr . Dengan
jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) =
5% atau 0,05, maka diperoleh nilai tabelr sebesar 0,239. Dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai hitungr semuanya
menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada tabelr . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel
minat berwirausaha adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas
kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Alpha Cronbach
dengan taraf signifikan 5% (Arikunto, 1987:236). Rumus Alpha:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
−
−= ∑
2
2
11 t
bn k
kr
σσ
Keterangan: nr : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 2bσ : Jumlah varians butir
2tσ : Varians total
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi
13.0. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dengan dk = n-2
(dk=30-2=28) menunjukkan nilai tabelr = 0,239. Hasil perhitungan nilai
r untuk variabel jiwa kewirausahaan nilai hitungr = 0,832, sementara
pada variabel minat berwirausaha nilai hitungr = 0,796 (lampiran II,hal
125). Dengan demikian instrumen penelitian ini dapat diandalkan atau
reliabel. Rangkuman hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Jiwa
Kewirausahaan 0,239 0,832 reliabel
Minat Berwirausaha
0,239 0,796 reliabel
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian ini memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik yaitu valid
dan reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
G. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan data hasil
observasi yang sudah didapat dari penelitian di lapangan yang meliputi
karakteristik responden, variabel jiwa kewirausahaan, minat berwirausaha
siswa, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tingkat
pendidikan orang tua. Untuk keperluan deskripsi data digunakan statistik
deskriptif untuk setiap variabel.
2. Uji Normalitas dan Liniearitas
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
distribusi data setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas distribusi data setiap variabel, digunakan uji One
Sample Kolmogrov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan
bantuan program SPSS 13.0. Jikaα hitung untuk tiap-tiap variabel
penelitian ini di bawah α = 0,05, maka distribusi data tersebut adalah
tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi
normal. Adapun rumus uji Kolmogrov-Smirnov (Gozali, 2002:36),
sebagai berikut:
) )(( iNio XSXFMaxD −=
Keterangan: D = Deviasi maksimum
)( io XF = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
nS = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai hitungF > dari nilai tabelF pada taraf signifikasi 5% (α =
0,05 ), maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya jika
nilai hitungF < dari nilai tabelF maka distribusi data dikatakan normal.
b. Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan linier antara variabel bebas dengan terikat. Pengujian
dilakukan dengan uji F (Sudjana, 1992:332), dengan rumus sebagai
berikut:
2
2
SeS
F TC=
Keterangan: F = Nilai F untuk garis regresi
TCS 2 = Varians tuna cocok 2Se = Varians kekeliruan Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan
tabelF dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien hitungF diperoleh dari
SPSS 13.0. Jika nilai hitungF > nilai tabelF , maka hubungan antar
variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier. Sebaliknya jika
nilai hitungF < nilai tabelF , maka hubungan antar variabel bebas dengan
variabel terikat adalah linier.
3. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
Hipotesis pertama diuji menggunakan korelasi product moment
dari pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha
(Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Langkah- langkah yang
harus dilakukan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai
berikut.
1) Rumusan Hipotesis
Ho=?=o; tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan
(X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua.
Ha=?>o; ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X)
dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua.
2) Pengujian Hipotesis
a) Bukan wirausaha
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
b) Wirausaha
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
rxy = koefisien validitas
X = hasil pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
Y = kriteria yang dipakai
N = jumlah subyek
3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999:183), adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,
1992:380), dengan rumus:
t = 21
2
r
nr
−
−
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
r2 = koefisien determinasi
5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%. Ho
ditolak jika hitungt > tabelt . Ini berarti ada hubungan positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y)
ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua diuji menggunakan korelasi product moment dari
pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada
hubungan antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha
(Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Langkah- langkah yang
harus dilakukan untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut.
1) Rumusan Hipotesis
Ho=?=o; tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan
(X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat
pendapatan orang tua
Ha=?>o; ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X)
dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat
pendapatan orang tua
2) Pengujian Hipotesis
a) Di bawah Rp 480.250, 00
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
b) Antara Rp 480.251, 00 – Rp 960.500, 00
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
c) Di atas Rp 960.501, 00
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
rxy = koefisien validitas
X = hasil pengukuran
Y = kriteria yang dipakai
N = jumlah subyek
3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999:183), adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
4) Pengujian signifikansi koefisien korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,
1992:380),dengan rumus:
t = 21
2
r
nr
−
−
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
r2 = koefisien determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
5) Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%. Ho
ditolak jika hitungt > tabelt . Ini berarti ada hubungan positif
antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y)
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
c. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga diuji menggunakan korelasi product moment dari
pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y)
ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Langkah- langkah yang
harus dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga adalah sebagai berikut:
1) Rumusan Hipotesis
Ho=?=o; tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan
(X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua
Ha=?>o; ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X)
dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua.
2) Pengujian Hipotesis
a. Pendidikan dasar (SD atau sederajat)
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
b. Pendidikan lanjutan (SMP atau sederajat)
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
c. Pendidikan menengah (SMA atau sederajat)
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
d. Pendidikan tinggi (D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3)
rxy= ( ) ( )( )
( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
rxy = koefisien validitas
X = hasil pengukuran
Y = kriteria yang dipakai
N = jumlah subyek
3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999:183), adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
4) Pengujian signifikansi koefisien korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,
1992:380), dengan rumus:
t = 21
2
r
nr
−
−
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
r2 = koefisien determinasi
5) Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%. Ho
ditolak jika hitungt > tabelt . Ini berarti ada hubungan positif
antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y)
ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 sampai dengan Januari
2007. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 pada 3 SMK di Kabupaten Klaten
yaitu SMK Negeri 1 Klaten, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik. Jumlah responden
penelitian adalah 268 siswa. Keseluruhan responden tersebut telah mengisi
kuesioner secara lengkap sehingga jumlah sumber data penelitian ini adalah 268
kuesioner. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang responden
dari masing-masing sekolah.
Tabel 4.1 Responden Penelitian
Nama Sekolah Jumlah Frekuensi Relatif (%)
SMK Negeri 1 Klaten 118 44 SMK Kristen 2 Klaten 92 34 SMK Katolik Klaten 58 22
Jumlah 268 100 Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini.
1. Deskripsi Responden
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4. 2 Jenis Kelamin Responden
Nama SMK
Negeri 1 Kristen 2 Katolik Total No Jenis
Kelamin f fr(%) f fr(%) f fr(%) f fr(%)
1 Laki-laki 6 5 3 3 4 7 13 5 2 Perempuan 112 95 89 97 54 93 255 95 Jumlah 118 100 92 100 58 100 268 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin
laki- laki di sekolah sebanyak 13 siswa (5%) dan perempuan sebanyak
255 siswa (95%). Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar
responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan.
b. Asal Sekolah
Tabel 4. 3 Asal Sekolah Siswa
Asal Sekolah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
Negeri 118 44 Swasta 150 56 Jumlah 268 100
Sumber: Data Primer
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berasal dari
sekolah negeri sebanyak 118 siswa atau 44% dan siswa yang berasal
dari sekolah swasta sebanyak 150 siswa atau 56%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini
berasal dari sekolah swasta.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Jiwa Kewirausahaan
Deskripsi jiwa kewirausahaan didasarkan pada Pedoman Acuan
Patokan (PAP) tipe II (lampiran IV,hal 129):
Tabel 4. 4 Jiwa Kewirausahaan
Skor Frekuensi Persentase Kriteria
117 – 136 101 – 116 91 – 100 81 – 90
<81
20 134 85 28 1
7,5% 50%
31,7% 10,4% 0,4%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup
Rendah Sangat Rendah
Jumlah 268 100% Sumber : Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 20 siswa atau 7,5% memiliki jiwa
kewirausahaan yang sangat tinggi, 134 siswa atau 50% memiliki jiwa
kewirausahaan yang tinggi, 85 siswa atau 31,7% memiliki jiwa
kewirausahaan yang cukup, 28 siswa atau 10,4% memiliki jiwa
kewirausahaan yang rendah, 1 siswa atau 0,4% memiliki jiwa
kewirausahaan yang sangat rendah. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki jiwa
kewirausahaan yang tinggi. Hasil tersebut didukung oleh hasil
perhitungan nilai dengan mean = 102,1 median = 101 modus = 98
dan standar deviasi = 9,093 (lampiran I,hal 121):
b. Minat Berwirausaha
Deskripsi minat berwirausaha didasarkan pada Pedoman Acuan
Patokan (PAP) tipe II (lampiran IV,hal 130):
Tabel 4. 5 Minat Berwirausaha
Skor Frekuensi Persentase Kriteria
69 – 80 60 – 68 54 – 59 48 – 53
<48
55 116 64 24 9
20,5% 43,3% 23,9% 8,9% 3,4%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup
Rendah Sangat Rendah
Jumlah 268 100% Sumber : Data Penelitian Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 55 siswa atau 20,5% memiliki
minat berwirausaha sangat tinggi, 116 siswa atau 43,3% memiliki
minat berwirausaha tinggi, 64 siswa atau 23,9% memiliki minat
berwirausaha cukup, 24 siswa atau 8,9% memiliki minat berwirausaha
rendah, 9 siswa atau 3,4% memiliki minat berwirausaha sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
memiliki minat berwirausaha tinggi. Hasil tersebut didukung oleh hasil
perhitungan nilai dengan mean = 61,74 median =62 modus =64 dan
standar deviasi = 7,496 (lampiran I,hal 122):
c. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
1) Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Orang Tua
Nama SMK
Negeri 1 Kristen 2 Katolik Total No Tingkat
Pendidikan f fr(%) f fr(%) f fr(%) f fr(%)
1 SD atau sederajat
56 47,4 57 62 30 51,8 143 53,4
2 SMP atau sederajat
29 24,6 20 21,7 14 24,1 63 23,5
3 SMA atau sederajat
33 28 15 16,3 14 24,1 62 23,1
4 Perguruan Tinggi
0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 118 100 92 100 58 100 268 100 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 143 siswa atau 53,4% tingkat
pendidikan orang tuanya tamatan SD atau sederajat, 63 siswa atau
23,5% tingkat pendidikannya tamatan SMP atau sederajat, 62
siswa atau 23,1% tingkat pendidikan orang tuanya tamatan SMA
atau sederajat dan tidak ada siswa yang berasal dari tingkat
pendidikan orang tuanya perguruan tinggi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden tingkat pendidikan
orang tuanya tamatan SD atau sederajat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2) Jenis Pekerjaan Orang Tua
Tabel 4.7 Jenis Pekerjaan Orang Tua
Nama SMK
Negeri 1 Kristen 2 Katolik Total No Jenis
Pekerjaan f fr(%) f fr(%) f fr(%) f fr(%)
1 Wirausaha 62 52,5 48 52,2 34 58,6 144 53,7 2 Bukan
Wirausaha 56 47,5 44 47,8 24 41,4 124 46,3
Jumlah 118 100 92 100 58 100 268 100 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 144 siswa atau 53,7% jenis
pekerjaan orang tuanya wirausaha, 124 siswa atau 46,3% jenis
pekerjaan orang tuanya bukan wirausaha. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden jenis pekerjaan orang
tuanya wirausaha.
3) Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tabel 4.8 Tingkat Pendapatan Orang Tua
Nama SMK
Negeri 1 Kristen 2 Katolik Total No Tingkat
Pendapatan f fr(%) f fr(%) f fr(%) f fr(%)
1 Di bawah Rp480.250,00
71 60,2 57 62,0 43 74,1 171 63,8
2 Antara Rp480.251,00-Rp960.500,00
47 39,8 35 38,0 15 25,9 97 36,2
3 Di atas Rp960.501,00
0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 118 100 92 100 58 100 268 100 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa 171 siswa atau 63,8% tingkat
pendapatan orang tuanya di bawah Rp 480.250,00, 97 siswa atau
36,2% tingkat pendapatan orang tuanya antara Rp 480.251,00 –
Rp 960.500,00, dan tidak ada siswa yang berasal dari tingkat
pendapatan orang tuanya di atas Rp 960.501,00. Dengan demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tingkat
pendapatan orang tuanya rendah di bawah Rp 480.250,00.
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian
normalitas didasarkan pada uji One Sample Kolmogorov Smirnov
dengan bantuan program SPSS versi 13,0. Berikut ini disajikan
rangkuman hasil pengujian (lampiran III,hal 127):
Tabel 4.9 Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel
Penelitian
No. Variabel Asymp Sig2-tailed
α Kesimpulan
1. Jiwa Kewirausahaan 0,785 0,05 Normal 2. Minat Berwirausaha 0,293 0,05 Normal
Sumber: Data Primer
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas (asymptot
significance) variabel jiwa kewirausahaan = 0,785. Nilai probabilitas
tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi
data jiwa kewirausahaan adalah normal. Nilai probabilitas minat
berwirausaha = 0,293. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai
α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data minat
berwirausaha adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Pengujian Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan
yang linier diantara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.
Hasil pengujian nilai hubungan variabel minat berwirausaha dengan
jiwa kewirausahaan, secara lengkap tersaji dalam tabel berikut
(lampiran III,hal 128):
Tabel 4.10 Hubungan antara Minat Berwirausaha dengan Jiwa Kewirausahaan
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups
(Combined) 8045.411 42 191.557 6.196 .000
Linear Term
Weighted 6908.705 1 6908.705 223.451 .000
Deviation 1136.706 41 27.725 .897 .652
Within Groups 6956.600 225 30.918 Total 15002.011 267
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel minat
berwirausaha dengan jiwa kewirausahaan pada taraf signifikansi 5%
dan derajat kebebasan (db) pembilang 41 dan derajat kebebasan
penyebut 225 adalah linier. Hal ini ditunjukkan nilai hitungF = 0,897 <
tabelF = 1,44 atau nilai probabilitas = 0,652 > α = 0,05.
Hasil pengujian normalitas dan linieritas menunjukkan bahwa
variabel minat berwirausaha dan jiwa kewirausahaan berdistribusi
normal dan mempunyai hubungan linier. Sehingga, pengujian hipotesis
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat statistik parametrik
yaitu korelasi product moment dari pearson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Pengujian Hipotesis
a. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
1) Rumusan Hipotesis I
H0 = Tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan
orang tua.
Ha = Ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang
tua.
2) Pengujian Hipotesis
(a) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua bukan wirausaha (lampiran V,hal 134):
Tabel 4.11
Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua Bukan Wirausaha
Minat
Berwirausaha Jiwa
Kewirausahaan Minat Berwirausaha
Pearson Correlation 1 .663(**)
Sig. (2-tailed) . .000 N 124 124 Jiwa Kewirausahaan
Pearson Correlation .663(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 . N 124 124
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Hasil perhitungan untuk jenis pekerjaan orang tua bukan
wirausaha menunjukkan bahwa besarnya hitungr = 0,663. Koefisien
korelasi sebesar 0,663 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua bukan wirausaha adalah positif dengan
kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian
signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai
hitungt = 9,782 (lihat lampiran IV, hal 131). Nilai tabelt pada taraf
signifikansi 5% dengan db = 124-2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,
hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa nilai hitungt = 9,782 >
tabelt = 1,66, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua bukan wirausaha adalah positif dan signifikan.
(b) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua wirausaha (lampiran V,hal 134):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.12
Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua Wirausaha
Minat Berwirausaha
Jiwa Kewirausahaan
Minat Berwirausaha
Pearson Correlation 1 .692(**)
Sig. (2-tailed) . .000 N 144 144 Jiwa Kewirausahaan
Pearson Correlation .692(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 . N 144 144
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil perhitungan untuk jenis pekerjaan orang tua
wirausaha menunjukkan bahwa besarnya hitungr = 0,692. Koefisien
korelasi sebesar 0,692 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua wirausaha adalah positif dengan kategori
derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi
pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai hitungt = 11,423
(lihat lampiran IV,hal 131). Nilai tabelt pada taraf signifikansi 5%
dengan db = 144-2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari
analisis menunjukkan bahwa nilai hitungt = 11,423 > tabelt = 1,66,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal
ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
wirausaha adalah positif dan signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
b. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau
dari tingkat pendapatan orang tua
1) Rumusan Hipotesis II
H0 = Tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
Ha = Ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
2) Pengujian Hipotesis
(a) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendapatan orang tua rendah (lampiran V,hal 135):
Tabel 4.13
Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua Rendah
Minat
Berwirausaha Jiwa
Kewirausahaan Minat Berwirausaha Pearson Correlation 1 .623(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 171 171 Jiwa Kewirausahaan
Pearson Correlation .623(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 . N 171 171
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil perhitungan untuk tingkat pendapatan orang tua rendah
menunjukkan bahwa besarnya hitungr = 0,623. Koefisien korelasi
sebesar 0,623 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pendapatan rendah adalah positif dengan kategori derajat hubungan
tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5%
diperoleh hasil perhitungan nilai hitungt = 10,354 (lihat lampiran
IV,hal 131). Nilai tabelt pada taraf signifikansi 5% dengan db =
171-2 adalah 1,65 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis
menunjukkan bahwa hitungt = 10,354 > tabelt = 1,65, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti
bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua siswa
rendah adalah positif dan signifikan.
(b) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendapatan orang tua sedang (lampiran V,hal 135):
Tabel 4.14
Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua Sedang
Minat
Berwirausaha Jiwa
Kewirausahaan Minat Berwirausaha Pearson
Correlation 1 .739(**)
Sig. (2-tailed) . .000 N 97 97 Jiwa Kewirausahaan Pearson
Correlation .739(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 . N 97 97
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil perhitungan untuk tingkat pendapatan orang tua
sedang menunjukkan bahwa besarnya hitungr = 0,739. Koefisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
korelasi sebesar 0,739 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendapatan sedang adalah positif dengan kategori derajat hubungan
tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5%
diperoleh hasil perhitungan nilai hitungt = 10,691 (lihat lampiran
IV,hal 132). Nilai tabelt pada taraf signifikansi 5% dengan db = 97-
2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis
menunjukkan bahwa nilai hitungt = 10,691 > tabelt = 1,66, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini
berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua siswa
sedang adalah positif dan signifikan.
c. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau
dari tingkat pendidikan orang tua
1) Rumusan Hipotesis III
H0 = Tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Ha = Ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
2) Pengujian Hipotesis
(a) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SD atau sederajat (lampiran V,hal 137):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.15
Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SD atau sederajat
Minat
Berwirausaha Jiwa
Kewirausahaan Minat Berwirausaha
Pearson Correlation 1 .540(**)
Sig. (2-tailed) . .000 N 143 143 Jiwa Kewirausahaan
Pearson Correlation .540(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 . N 143 143
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SD atau
sederajat menunjukkan bahwa besarnya hitungr =0,540. Koefisien
korelasi sebesar 0,540 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SD atau sederajat adalah positif dengan
kategori derajat hubungan sedang. Sementara hasil pengujian
signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai
hitungt = 7,618 (lihat lampiran IV,hal 132). Nilai tabelt pada taraf
signifikansi 5% dengan db = 143-2 adalah 1,66 (lihat lampiran
VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa hitungt = 7,618 >
tabelt = 1,66, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SD atau sederajat adalah positif dan
signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(b) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SMP atau sederajat (lampiran V,hal 136):
Tabel 4.16
Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SMP
Minat
berwirausaha Jiwa
Berwirausaha Minat berwirausaha
Pearson Correlation 1 .702(**)
Sig. (2-tailed) . .000 N 63 63 Jiwa Berwirausaha
Pearson Correlation .702(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 . N 63 63
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SMP atau
sederajat menunjukkan bahwa besarnya hitungr = 0,702. Koefisien
korelasi sebesar 0,702 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SMP atau sederajat adalah positif dengan
kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian
signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai
hitungt = 7,699 (lihat lampiran IV,hal 132). Nilai tabelt pada taraf
signifikansi 5% dengan db = 63-2 adalah 1,67 (lihat lampiran
VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa hitungt = 7,699 >
tabelt = 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SMP atau sederajat adalah positif dan
signifikan.
(c) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SMA atau sederajat (lampiran V,hal 136):
Tabel 4.17
Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SMA
Minat
berwirausaha Jiwa
Berwirausaha Minat berwirausaha
Pearson Correlation 1 .777(**)
Sig. (2-tailed) . .000 N 60 60 Jiwa Berwirausaha
Pearson Correlation .777(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 . N 60 60
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SMA atau
sederajat menunjukkan bahwa besarnya hitungr = 0,733. Koefisien
korelasi sebesar 0,733 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SMA atau sederajat adalah positif dengan
kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian
signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai
hitungt = 8,347 (lihat lampiran IV,hal 133). Nilai tabelt pada taraf
signifikansi 5% dengan db = 62-2 adalah 1,67 (lihat lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa hitungt = 8,347 >
tabelt = 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SMA atau sederajat adalah positif dan
signifikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha
menunjukkan hitungr = 0,692 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan
nilai hitungt = 11,423 lebih besar dari tabelt = 1,66. Hal ini berarti
bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha adalah positif dan
signifikan. Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua bukan
wirausaha menunjukkan hitungr = 0,663 dan hasil pengujian nilai t
menunjukkan nilai hitungt = 9,782 lebih besar dari tabelt = 1,66. Hal ini
berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
adalah positif dan signifikan. Hasil kedua analisis menunjukkan terdapat
hubungan positif dan signifikansi antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Pada siswa
yang pekerjaan orang tuanya adalah wirausaha, derajat hubungan jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih tinggi
dibandingkan siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya bukan wirausaha.
Deskripsi data penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
orang tua siswa yang berwirausaha ada 144 orang atau 53,7% dan jenis
pekerjaan orang tua siswa bukan wirausaha ada 124 orang atau 46,3%.
Jenis pekerjaan orang tua wirausaha dalam penelitian ini antara lain
pedagang, pengusaha konveksi, pemilik toko, usaha kue, warung makan,
salon, bengkel, usaha belut goreng, usaha gerabah. Jenis pekerjaan
bukan wirausaha dalam penelitian ini antara lain petani, PNS, pegawai
swasta, buruh, pensiunan, tukang kayu, tukang becak, dan guru.
Deskripsi jiwa kewirausahaan dengan kriteria sangat tinggi
sebanyak (20 siswa / 7,5%), tinggi sebanyak (134 siswa / 50%), cukup
sebanyak (85 siswa / 31,7%), rendah sebanyak (28 siswa / 10,4%), dan
sangat rendah sebanyak (1 siswa / 0,4%). Dalam deskripsi di atas tampak
bahwa jiwa wirausaha terkategori tinggi, hal ini karena siswa yang
memiliki jiwa wirausaha berani mengambil risiko dengan penuh
perhitungan, percaya diri, mandiri, dan selalu berusaha lebih baik dari
sebelumnya. Deskripsi minat berwirausaha dengan kriteria sangat tinggi
sebanyak (55 siswa / 20,5%), tinggi sebanyak (116 siswa / 43,3%),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
cukup sebanyak (64 siswa / 23,9%), rendah sebanyak (24 siswa / 8,9%),
dan sangat rendah (9 siswa / 3,4%). Dalam deskripsi di atas tampak
bahwa minat berwirausaha terkategorikan tinggi, hal ini karena siswa
yang memiliki minat berwirausaha memiliki rasa ketertarikan,
kemauan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha dan
kemampuan. Kemungkinan yang terjadi jika seseorang hanya memiliki
jiwa wirausaha tidak disertai dengan ketertarikan, kemauan, dan
kemampuan dalam dirinya, seseorang tidak akan memiliki keberanian
yang lebih tinggi untuk membuka usaha (Lukman,
http://www.skyscrapercity.com /archive/index.php/t-341629html).
Hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat siswa berwirausaha yang berbeda pada jenis pekerjaan orang tua
berbeda kemungkinan besar disebabkan pada anak yang berasal dari
orang tua yang memiliki pekerjaan berwirausaha dalam kehidupan
sehari-hari terbiasa melihat cara kerja orang tuanya. Seorang anak sejak
kecil mempelajari perilaku dan kebiasaan orang tuanya dalam berusaha.
Perilaku dan kebiasaan orang tua ini diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari yakni sifat mandiri (misalnya anak dibiarkan mencoba pakaian
sendiri), percaya diri, sikap tidak takut gagal, bertanggung jawab, tidak
cepat puas, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya (misalnya
memberi semangat dan dorongan pada anak dengan memuji). Sifat-sifat
tersebut bersifat pengulangan sehingga menjadi kebiasaan. Anak yang
memiliki sifat-sifat di atas cepat atau lambat akan terdorong untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
membuka usaha pribadi sesuai dengan minat dan bakatnya (Levianti,
http://www.republika.co.id /koran_detail.asp?id=232090). Sementara
yang orang tua bukan wirausaha memiliki jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha rendah kemungkinan besar anak tidak terbiasa
dengan pekerjaan berwirausaha. Anak memiliki sikap mudah menyerah
pada nasib, malas, tidak percaya diri, dan tidak mandiri. Sikap-sikap
tersebut ada dalam diri anak karena tidak ada pembiasaan dari orang tua
bukan wirausaha (Levianti, http://www.republika.co.id
/koran_detail.asp?id=232090). Selain itu, orang tua kurang memberi
dukungan terhadap anak untuk berwirausaha karena orang tua tidak
menginginkan anaknya terjun ke dunia wirausaha dan lebih
mengarahkan menjadi pegawai. Orang tua yang bukan wirausaha
menganggap bahwa wirausaha penuh dengan penipuan dan sumber
penghasilan tidak stabil. Budaya masyarakat menjadi pegawai memang
tidak tumbuh tiba-tiba melainkan pada jaman penjajahan Belanda,
masyarakat dididik agar terbiasa menjadi pekerja demi keuntungan
Belanda (Buchari Alma, http://www.pikiran rakyat.com
/letak/1102/03/06.htm).
2. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua rendah
menunjukkan hitungr = 0,623 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
nilai hitungt =10,354 lebih besar dari tabelt =1,65. Hal ini berarti bahwa
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua rendah adalah positif dan
signifikan. Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua sedang
menunjukkan hitungr = 0,739 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan
nilai hitungt = 10,691 lebih besar dari tabelt = 1,66. Hal ini berarti bahwa
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua sedang adalah positif dan
signifikan. Hasil kedua analisis menunjukkan terdapat hubungan positif
dan signifikansi antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Artinya semakin tinggi
tingkat pendapatan orang tua semakin tinggi derajat hubungan jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha dibandingkan siswa yang
tingkat pendapatan orang tuanya rendah.
Deskripsi data penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah orang tua
siswa berpendapatan rendah di bawah Rp 480.250,00 adalah 171 orang
atau 63,8%, tingkat pendapatan orang tua sedang antara Rp 480.251,00 –
Rp 960.500,00 ada 97 orang atau 36,2% dan tidak ada siswa yang
berasal dari pendapatan orang tua tinggi (di atas Rp 960.501,00
Deskripsi jiwa kewirausahaan dengan kriteria sangat tinggi sebanyak (20
siswa / 7,5%), tinggi sebanyak (134 siswa / 50%), cukup sebanyak (85
siswa / 31,7%), rendah sebanyak (28 siswa / 10,4%), dan sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sebanyak (1 siswa / 0,4%). Dalam deskripsi di atas tampak bahwa jiwa
wirausaha terkategori tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki jiwa
wirausaha berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan, percaya
diri, mandiri, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya. Deskripsi
minat berwirausaha dengan kriteria sangat tinggi sebanyak (55 siswa /
20,5%), tinggi sebanyak (116 siswa / 43,3%), cukup sebanyak (64 siswa
/ 23,9%), rendah sebanyak (24 siswa / 8,9%), dan sangat rendah (9 siswa
/ 3,4%). Dalam deskripsi di atas tampak bahwa minat berwirausaha
terkategorikan tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki minat
berwirausaha memiliki rasa ketertarikan, kemauan/dorongan untuk
terlibat dalam kegiatan wirausaha dan kemampuan. Kemungkinan yang
terjadi jika seseorang hanya memiliki jiwa wirausaha tidak disertai
dengan ketertarikan, kemauan, dan kemampuan dalam dirinya, seseorang
tidak akan memiliki keberanian yang lebih tinggi untuk membuka usaha
(Lukman, http://www.skyscrapercity.com /archive/index.php/t-
341629html).
Hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat siswa berwirausaha yang berbeda pada tingkat pendapatan orang
tua kemungkinan besar disebabkan pada anak yang berasal dari orang
tua yang dalam kondisi ekonomi keluarga cukup, seseorang akan
mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan
bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila
tidak ada alat-alat (Gerungan, 1988:181). Jadi anak yang berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih
luas untuk mengembangkan kemampuannya daripada anak yang berasal
dari keluarga ekonominya rendah. Hal ini disebabkan pada siswa dimana
pendapatan orang tua tinggi, tersedia modal material yang berupa
fasilitas, sarana dan biaya misalnya untuk membuka usaha karena dalam
berwirausaha diperlukan modal, ketekunan dan kemampuan
(WRM/DAI, http://wrm-indonesia.org/index.php?option).
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Lukman bahwa semua
bisnis itu membutuhkan modal (http://www.skyscrapercity.com
/archive/index.php/t-341629html). Jadi tingkat pendapatan orang tua
yang tinggi mampu mendukung anak untuk mengembangkan wirausaha
berbeda dengan orang tua yang mempunyai penghasilan rendah hampir
seluruh penghasilan akan habis untuk kebutuhan primer (Gilarso,
1991:65). Orang tua yang berpenghasilan rendah membuat anak merasa
sedih, malu, dan minder. Orang tua yang miskin tidak mungkin
mendapatkan modal uang yang cukup oleh sebab untuk membeli makan
sehari-hari saja tidak cukup. Anak yang orang tua berpenghasilan rendah
setelah tamat sekolah kemudian mencari kerja bukan untuk menjadi
pencipta kerja, karena modal uang memegang peranan penting dalam
berwirausaha (Setiyanto, 2005:209). Menurut Setyawan (1993:54), dana
tetap lumayan dipersoalkan oleh para calon wirausaha.
3. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau
sederajat menunjukkan hitungr = 0,540 dan hasil pengujian nilai t
menunjukkan nilai hitungt = 7,618 lebih besar dari tabelt = 1,66. Hal ini
berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau
sederajat adalah positif dan signifikan. Hasil analisis hubungan antara
jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SMP atau sederajat menunjukkan hitungr = 0,702
dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai hitungt = 7,699 lebih
besar dari tabelt = 1,67. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua SMP atau sederajat adalah positif dan signifikan.
Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau
sederajat menunjukkan hitungr = 0,733 dan hasil pengujian nilai t
menunjukkan nilai hitungt = 8,347 lebih besar dari tabelt = 1,67. Hal ini
berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau
sederajat adalah positif dan signifikan. Hasil analisis menunjukkan
terdapat hubungan positif dan signifikansi antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua semakin tinggi
derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha
dibandingkan siswa yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah.
Deskripsi data penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang
tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat ada 143 orang atau
53,4%, tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat ada 63 orang
atau 23,5%, tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat 62 orang
atau 23,1% dan tidak ada siswa yang berasal dari orang tua
berpendidikan tinggi. Deskripsi jiwa kewirausahaan dengan kriteria
sangat tinggi sebanyak (20 siswa / 7,5%), tinggi sebanyak (134 siswa /
50%), cukup sebanyak (85 siswa / 31,7%), rendah sebanyak (28 siswa /
10,4%), dan sangat rendah sebanyak (1 siswa / 0,4%). Dalam deskripsi
di atas tampak bahwa jiwa wirausaha terkategori tinggi, hal ini karena
siswa yang memiliki jiwa wirausaha berani mengambil risiko dengan
penuh perhitungan, percaya diri, mandiri, dan selalu berusaha lebih baik
dari sebelumnya. Deskripsi minat berwirausaha dengan kriteria sangat
tinggi sebanyak (55 siswa / 20,5%), tinggi sebanyak (116 siswa /
43,3%), cukup sebanyak (64 siswa / 23,9%), rendah sebanyak (24 siswa
/ 8,9%), dan sangat rendah (9 siswa / 3,4%). Dalam deskripsi di atas
tampak bahwa minat berwirausaha terkategorikan tinggi, hal ini karena
siswa yang memiliki minat berwirausaha memiliki rasa ketertarikan,
kemauan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha dan
kemampuan. Kemungkinan yang terjadi jika seseorang hanya memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
jiwa wirausaha tidak disertai dengan ketertarikan, kemauan, dan
kemampuan dalam dirinya, seseorang tidak akan memiliki keberanian
yang lebih tinggi untuk membuka usaha (Lukman,
http://www.skyscrapercity.com /archive/index.php/t-341629html).
Hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat siswa berwirausaha yang berbeda pada tingkat pendidikan orang
tua berbeda kemungkinan besar disebabkan pada anak yang berasal dari
orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi pada umumnya
berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat, makin tinggi pendidikan
suatu masyarakat makin tinggi pula pendapatan serta status sosial
masyarakat tersebut (Sumardi dan Hans Dieter-Evers, 1982:99). Oleh
karena itu, orang tua yang dapat menyelesaikan pendidikan formal yang
cukup tinggi mempunyai pengaruh dalam pekerjaan, kekayaan, dan
penghasilan. Anak yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang
tinggi cenderung mempunyai aspirasi yang tinggi terhadap pendidikan
(Bahar, 1989:128). Dengan sendirinya anak merasa tertarik untuk dapat
menyelesaikan pendidikan formal seperti orang tuanya. Semakin tinggi
tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya
manusia (SDM). SDM yang berkualitas diharapkan lebih produktif dan
mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (BPS, 2005:40),
misalnya dengan berwirausaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka penelitian ini
menyimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Hal ini
didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk jenis
pekerjaan orang tua wirausaha menunjukkan hitungr = 0,692 dan hasil
pengujian hitungt = 11,423 lebih besar dengan tabelt = 1,66. Hasil
perhitungan analisis koefisien korelasi untuk jenis pekerjaan orang tua
bukan wirausaha menunjukkan hitungr = 0,663 dan hasil pengujian
hitungt = 9,782 lebih besar dengan tabelt = 1,66.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Hal ini
didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk
tingkat pendapatan orang tua rendah menunjukkan hitungr = 0,623 dan
hasil pengujian hitungt = 10,354 lebih besar dengan tabelt = 1,65. Hasil
perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendapatan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
tua sedang menunjukkan hitungr = 0,739 dan hasil pengujian hitungt =
10,691 lebih besar dengan tabelt = 1,66.
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan
minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Hal ini
didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk
tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat menunjukkan hitungr =
0,540 dan hasil pengujian hitungt = 7,618 lebih besar dengan tabelt =
1,66. Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat
pendidikan orang tua SMP atau sederajat menunjukkan hitungr = 0,702
dan hasil pengujian hitungt = 7,699 lebih besar dengan tabelt = 1,67.
Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendidikan
orang tua SMA atau sederajat menunjukkan hitungr = 0,733 dan hasil
pengujian hitungt = 8,347 lebih besar dengan tabelt = 1,67.
B. Keterbatasan penelitian
Data penelitian didasarkan pada jawaban responden atas kuesioner yang
dibagikan kepada siswa, sehingga kebenaran hasil penelitian ini sangat
tergantung pada kejujuran siswa dalam mengisi kuesioner. Meskipun
peneliti sebelumnya sudah berusaha meyakinkan bahwa jawaban responden
akan dijamin kerahasiaanya. Hal demikian mungkin menyebabkan hasil
analisis dalam penelitian tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
C. Saran
1. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua,
penulis menyarankan agar orang tua yang pekerjaannya berwirausaha
untuk mengikut sertakan langsung anak dalam usaha, agar anak dapat
belajar tentang dunia usaha itu sendiri. Misalnya jika orang tua
membuka toko sepulang sekolah dan setelah menyelesaikan pekerjaan
rumah anak diajak untuk ikut bertanggung jawab menjaga toko dan
melayani pembeli. Untuk orang tua yang pekerjaan bukan wirausaha
penulis menyarankan untuk membiasakan sikap wirausaha kepada anak
dengan kemandiriannya (misal, anak diminta untuk menjalankan apapun
rencananya dan mengatur jadwalnya sendiri), bertanggung jawab (anak
diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
seperti menyapu atau mencuci), pantang menyerah (misalnya, saat anak
bangun kesiangan orang tua tetap meyakinkan kepada anak kalau tidak
akan terlambat masuk sekolah), selalu memberi semangat dan dorongan
kepada anak dengan memuji dan menanamkan kejujuran dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua,
penulis menyarankan untuk orang tua yang mempunyai tingkat
pendapatan cukup agar melatih anak mengelola uang dengan baik
(misalnya membelanjakan uang hanya boleh dipakai untuk kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
yang benar-benar perlu, menyisihkan uang jajan untuk ditabung dan
diberi modal untuk mencari uang dengan bisnis kecil-kecilan (misalnya,
jika anak suka memasak sebaiknya orang tua memberi modal untuk
membuat kue dan menjualnya di kantin sekolah). Untuk orang tua yang
mempunyai tingkat pendapatan rendah penulis menyarankan untuk
bersikap selektif (misalnya, memilih sekolah negeri untuk pendidikan,
memilih jenis makanan yang disukai semua anggota keluarga),
membiasakan anak untuk gemar menabung walaupun uang saku yang
diberikan sedikit dan penuh perhitungan dalam membelanjakan uang
serta selalu memberi semangat kepada anak untuk tidak merasa minder
dengan kemampuan ekonomi keluarga yang pas-pasan atau bahkan
kurang.
3. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua,
penulis menyarankan agar orang tua yang mempunyai tingkat
pendidikan tinggi untuk selalu memberi semangat untuk terus
melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk
orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan rendah penulis
menyarankan agar orang tua memberi dukungan untuk terus
melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan
memberi semangat kepada anak untuk tidak merasa malu dan minder
karena orang tuanya berpendidikan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta Bahar, Aswandi. 1989. Dasar-dasar Kependidikan. Riau: Depdikbud Depdikbud. 1978. Ekonomi Umum. Jakarta: Depdikbud Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco Ghozali, Imam. 2002. Statistik Non Parametrik. Semarang: Universitas
Diponegoro Gilarso, T. 1991. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius Nasution, Amir Hamzah. 1950. Ilmu Djiwa Sederhana. Medan: Tagore Hartomo dan Arnicun Azis. 1983. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Levianti. 2006. “Membesarkan Calon Pengusaha”.
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=232090 Longenecker,dkk. 2001. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat Lukman. 2006. “Semua Bisnis Membutuhkan Modal”.
http://www.skyscrapercity.com/archive/index.php/t-341629 Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta: Balai Pustaka Kurikulum SMK Edisi 2004. 2004. Jakarta: Depdiknas Mahmud, Dimyati.1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Mapiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional ___________. 1982. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional Machfoedz, Mas’ud dan Mahmud Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu
Pendekatan Sosial. Yogyakarta: AMP YKPN Media Indonesia. 2004. “ Pemerintah Perlu Tingkatkan Jumlah dan Kualitas
SMK”. Edisi 12/02/2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Pada Anak . 2006. http://wrm-indonesia.org/index.php?option=content&task=view&id=294
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak Dini.
2005.http://www.ummigroup.co.id/cetak.php?id=27
Priyono, Susilo dan Soerata PS. 2005. Kiat Sukses Kewirausahaan. Yogyakarta: Palem Pustaka
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sardjono, djoko. 2005. “Ketenagakerjaan”. http://www.mediaindo.co.id/. 27
November Ekonomi Umum. 1978. Jakarta: Depdikbud Setiyanto. 2005. Orang Tua Ideal Dari Perspektif Anak . Jakarta: Grasindo Setyawan, Joe. 1993. Strategi Efektif Berwirausaha.Jakarta: PT Gramedia Soebagyo, Daryono. 2005. “Analisis Pengaruh Kesempatan Kerja, Tingkat
Beban/Tanggungan dan Pend idikan Tinggi terhadap Pengangguran di Propinsi Dati I Jawa Tengah”. Ekonomi Pembangunan. Volume 6, NoI/I Juni,p.64-77
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi. Jakarta: Rajawali Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sumardi, Mulyanto dan Hans-Dieter Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan
Pokok . Jakarta: CV Rajawali Supriyatno. 2005. “Otonomi dan Transformasi Paradigma Pendidikan”. Cahaya
Akti Januari-Maret Suryana. 2003. Kewirausahaan Suatu Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat Tanlain, Wens. 2002. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma The Liang Gie. 1995. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Liberty Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Witherington. 1963. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penerbitan Franklin Wahyudin, Dadan. 2007. “Menyiasati Penghasilan Yang Terbatas”. Intisari
April,p.192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI