Transcript
Page 1: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006 75

2001) menyatakan bahwa hanya 10% sajakasus kekerasan yang disebabkan olehkekacauan pribadi (personal disorder). Temuantersebut sejalan dengan hasil penelitianCrenshaw (dalam Post, 2003) yangmenunjukkan bahwa para teroris memilikikepribadian yang normal. Heskin (dalamPost, 2003) juga tidak menemukan adanyatanda-tanda gangguan emosional padaanggota IRA (Irish Republican Army).Menurut Crenshaw (dalam Cottam, 2004),perilaku teror lebih dipengaruhi olehkomitmen ideologi dan solidaritaskelompok.

Penelitian tentang kelompok, misalnyatawuran pelajar, menemukan adanyakontribusi kelompok terhadap kekerasan.

Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ‘Suci’:Analisis Model Struktural

Tutut ChusniyahFakultas Psikologi Universitas Negeri Malang

ABSTRACT

This study tested a theoretical model to predict support for sacred violence, in which jihadideology, political conservative ideology, believe in a just world served as exogenous variableswith mortality salience as mediator variables. 371 subjects from Islamic fundamentalismgroups were participated in this study. Overall, the findings supported the proposed model.Political conservative ideology has indirect effect, and believe in a just world has direct effect onsacred violence. This study also revealed that jihad is the strongest predictor of sacred violence,whenever jihad is activated, mortality salience is deactivated. Contrary to our prediction,believe in a just world has appositive direct effect on sacred violence. Implication of thesefindings to terror management theory, beliefs and ideology theory were discussed.

Keywords:jihad ideology, political conservative ide-ology, believe in a just world, mortalitysalience and sacred violence

Psikologi memiliki sejarah yangpanjang dalam usahanya untuk memahamipenyebab kekerasan. Pada awalnyapenelitian psikologi lebih menekankan padakarakter pelaku tindak kekerasan yang unikdan abnormal, misalnya Pizzey (dalamChristie, dkk., 2001) menemukan bahwasuami yang melakukan kekerasan fisikterhadap istrinya memiliki kepribadian yangsadis. Namun Strauss (dalam Christie, dkk.,

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006

© 2006, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga146

Indeks JudulVolume 8 No. 1 Tahun 2006

Kecerdasan Seksual Generasi Muda Indonesia 3

Perkembangan Religiositas Remaja Akhir 12

Pengaruh Pembelajaran dengan Multimedia Terhadap PeningkatanKemampuan Kognisi Siswa Taman Kanak-Kanak 29

Studi Meta-Analisis Pretend Play dan Perkembangan Kognitif 41

Mengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan: PerspektifPsikologi Konsumen 55

Evaluasi Cerpen Ave Maria Karya Idrus dari DimensiPsikologi Kepribadian 63

Page 2: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 200676

Clayton, Barlow, dan Ballif-Spanvill (1999)menyatakan bahwa keanggotaan individudalam kelompok akan menyebabkananonimitas pada individu tersebut. MenurutDiener (dalam Clayton, dkk., 1999),perasaan anomi dalam diri individu ini akanmengurangi kesadaran diri danmengganggu persepsi. Keadaan itulah yangmenyebabkan individu berperilaku ekstrim,yang pada keadaan normal bukanmerupakan karakter individu. Festinger(dalam Clayton, dkk., 1999) menjelaskankeadaan anonimitas individu tersebut kedalam proses deindividuasi. Seorang individuyang telah menjadi bagian dari kelompoktidak lagi menjadi individu, karena identitasindividualnya hilang. Selanjutnya, Mullen(dalam Clayton, dkk., 1999)menyatakanbahwa deindividuasi ini menghancurkan prosespengaturan diri (self-regulation) yang normaldan menyebabkan perilaku agresif.

Sejak tahun 1970 hingga tahun 2004,tercatat beberapa peristiwa kekerasanagama yang dilakukan oleh kelompok Islamfundamentalis di Indonesia. Misalnya,serangan bom terhadap sejumlah gereja,klab-malam, dan bioskop oleh KomandoJihad antara tahun 1970-1980an. Contoh lainadalah teror Warman yang terjadi diLampung pada pertengahan tahun 1980an.Pada tahun 1990an sampai dengansekarang, Front Pembela Islam (selanjutnyadisebut FPI), mengadakan razia danperusakan bar, klab-malam, dan hotel(Purnomo, 2004).

Kekerasan yang lebih mutakhir terjadipada sekitar tahun 2000, yaitu serangan bompada malam Natal di berbagai kota di In-donesia, yang menewaskan belasan orang

dan mencederai puluhan lainnya (“Seranganbom di Indonesia”, 2002). Kekerasan yangpaling banyak memunculkan reaksi duniainternasional dan paling banyakmenimbulkan korban tewas (180 jiwa)adalah bom yang meledak di Paddy’s Cafédan Sari Club, Denpasar, Bali, pada tanggal12 Oktober 2002, peledakan bom di hotelMariot Jakarta, dan serangan bom bunuhdiri di depan Kedutaan Besar Australia padatahun 2004.

Kekerasan yang dilakukan olehkelompok Islam fundamentalis diidentifikasisebagai “kekerasan suci” (sacred violence).Kekerasan suci merupakan kekerasan yangmemanipulasi simbol-simbol dan idiom-idiom agama untuk menyebarkankebencian, mengintimidasi, mengganggu,melukai dan membunuh orang lain atasnama Tuhan (Hamblim & Peterson, 2004;Perlmutter, 2004). Kekerasan suci ditemukanhampir pada semua agama, bahkanmenurut Hamblim dan Peterson (2004),kekerasan suci merupakan bagian integraldari sejarah agama Nasrani. Perang suciHeraclius pada tahun 620M, perang agamapada abad 16 dengan munculnya Protestan,hingga perang salib adalah bagian dari sejarahagama Nasrani. Sampai saat ini, Christian iden-tity movement (gerakan identitas Kristen)membenarkan penggunaan kekerasan yangdilakukan untuk menghukum orang yangmenyimpang dari hukum Tuhan.

Dua epik yang ada dalam agamaHindu, yaitu Mahabarata dan Ramayana,menceritakan bahwa Tuhan sendiribereinkarnasi untuk berperang suci melawansetan di bumi. Sementara itu, sejarah perangsuci pada agama Budha di Jepang

Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ‘Suci’: Analisis Model Struktural

145

diterbitkan. Yogyakarta: FakultasPsikologi Universitas Gadjah Mada.

Priantono, H. (2003). Lanny Kuswandi:Terapi Hypnobirhing, MelahirkanTanpa Sakit. Dalam Kompas. 23 Januari2003.

Rastegari, R. N. E. C. (dicari 2005). Ency-clopedia of Nursing and Allied Health.www.findarticles.com.

Saleh, R. (2005). Bidan Praktek Swasta AkanBeri Layanan Gratis. 01 April 2005.www.bisnis.com.

Self-Confidence Key to Easier Childbirth-BriefArticle (2001, Oktober). USA Today(Society for the Advancement of Education).

Senam hamil kurangi stres saat melahirkan(2005, 05 Januari). Media Indonesia.

Senam tidak selalu baik buat ibu hamil (2003,24 Juni). Media Indonesia Online.

Setiap jam 2 orang ibu bersalin meninggaldunia (2004, 10 Mei). www.depkes.id.

Unicef in Indonesia: the global agenda ofthe UN’s agency for children (1997).Jakarta: Unicef.

Zinbarg, R. E., Craske, M. G., & Barlow,D. H. (1993). Therapist’s Guide for TheMaster y of Your Anxiety and Worry(MAW) Program. United States ofAmerica: Graywind Publications In-corporated.

Primatia Yogi Wulandari

Page 3: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006 77

Tutut Chusniyah

dicontohkan dengan adanya ksatria monyet(buddist sohei) atau kodifikasi perang yangbersandar pada Budhisme yang disebutBushido. Di dalam Islam pun, dalil-dalil AlQur’an dan Al Hadits seringkali digunakansebagai pembenaran terhadap kekerasan‘suci’, misalnya pamflet The Neglected Duty(Al Faridah Al Ghai’bah) yang ditulis olehAbd Al-Salam Faraj dari kelompok Al-Jihad, yang kemudian menjadi pendoronguntuk melakukan pembunuhan terhadapPresiden Anwar Sadat pada tahun 1981(Rappoport, 1998). Begitu juga halnyadengan alasan moral yang digunakan paraulama dalam memberikan pembenaranmoral terhadap pelaku bom bunuh diri(Kramer, 2003).

Penelitian ini akan menguji model“kekerasan suci” yang dilakukan olehkelompok Islam fundamentalis di Indone-sia yang difokuskan pada teori ideologi danteori manajemen teror. Penelitian melibatkanempat konstruk teoretik, yaitu: ideologijihad, ideologi politik konservatif, believe ina just world (selanjutnya disebut BJW), danmortality salience sebagai mediator.

Pertama, menurut Perlmutter (2004),“kekerasan suci” mendapat pembenaranoleh kelompok Islam fundamentalis denganmenginterpretasi ideologi jihad. Ideologijihad merupakan sebuah aliran (genre) yangsangat populer dalam dunia Islam, namunsampai 11 September 2001 hanya mendapatsedikit perhatian dalam dunia Barat. Jihaddalam dunia Islam bukan saja sangatpopuler, bahkan menurut Hamada (dalamAbi-Hasyem, 2004), popularitas agama Is-lam sepanjang sejarahnya dikarenakan Islammemiliki prinsip jihad ini.

Pengertian jihad sendiri masihdiperdebatkan, sehingga belum ditemukanpengertian tunggal. Istilah jihad berasal darikata Arab jahada (kata benda abstrak, juhd)yang bermakna berusaha dengan sekuattenaga, berusaha dengan segenap hatinya(Khadduri, 2002). Definisi klasik dari jihadadalah:

“…exerting, one’s umost power, effort, en-deavors or ability in contending with an ob-ject of disapprobation” (Firestone, 1999).

Pemahaman asketik dan mistikmembedakan antara jihad besar(merepresentasikan perjuangan melawandirinya sendiri) dengan jihad kecil, yaituberjuang di jalan Allah (jihad fi sabilillah)(Firestone, 1999). Penelitian ini memandangjihad dalam dua dimensi tersebut, yaitu:jihad besar dan jihad kecil.

Kedua, menurut Unger (2002),kelompok Islam fundamentalis ini biasanyacenderung menutup diri dari pengalamandan titik pandang yang dianggapmempengaruhi pandangan dunia mereka(worldview). Ketertutupan kelompokfundamentalis terhadap pandangan lainmerupakan mekanisme pemeliharaanideologi. Mekanisme itu membuat parapenganut fundamental percaya bahwa tidakada pandangan dunia yang dianggap sebagaikebenaran selain pandangan dunia yangmereka miliki (Staub, 1989). Kelompok Is-lam fundamentalis ini, cenderung kaku dandikotomis (baik-buruk) dalam mengartikandunia sosial (Adorno, dkk., 1950; Tetlock,1983). Mereka cenderung tidak toleran,ekstrim, fanatik, kaku, dan literalis (Barrdalam Jainuri, 2003). Gambaran itu oleh,

144

bermanfaat bagi bayinya.

SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan nilaisebesar 0.034, taraf signifikansi p<0.05, yangberarti ada perbedaan tingkat kecemasanantara kelompok eksperimen dankelompok kontrol setelah diberi perlakuan.Tingkat kecemasan kelompok kontrol padasaat pretest maupun posttest berada padakategori kecemasan sedang, sementaratingkat kecemasan kelompok eksperimensetelah mengikuti senam hamil semakinmenurun, yaitu dari kategori kecemasansedang menjadi rendah. Berdasarkan datatersebut, dapat disimpulkan bahwa senamhamil sebagai pelayanan prenatal efektifdalam menurunkan kecemasan menghadapipersalinan pertama.

DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, A. (1997). Hubungan antara PercayaDiri dengan Kecemasan MenghadapiKelahiran Bayi pada Wanita HamilPertama. Skripsi. tidak diterbitkan.Yogyakarta: Fakultas PsikologiUniversitas Gadjah Mada.

Davies, J. (1991). The TranscendentalMeditation Program and ProgressiveRelaxation: Compative effects on traitanxiety and self-actualization. ScientificResearch On The Transcendental MeditationProgram. New York: MERU Press.

Domin, V. (2001). Relaxation-How GoodAre You at Relaxing? www.hypnosisupdate.com.

Ford-Martin, P. (2001). Gale Encyclopediaof Alternative Medicine. Gale Group.www.findarticles.com.

Heardman, H. (1996). Senam Hamil (Relax-ation and Exercise for Childbirth). Jakarta:Arcan.

Indonesia human development report(2001). Jakarta: UNDP.

Jameson, M. (2002). Got stress? Researchshows that stress can be harmful dur-ing pregnancy here’s why you need torelax. Fit Pregnancy. Oktober-Novem-ber 2002.

Kalil, K. M., Gruber, J. E., Conley, J. G., &LaGrandeur, R. M. (1995).Relationships among Stress Anxiety,Type A, and Pregnancy-RelatedComplications. Journal of Prenatal andPerinatal Psychology and Health. Vol. 9(3), 221-232.

Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita: MengenalWanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung:Mandar Maju.

Kushartanti, W., Soekamti, E. R., &Sriwahyuniati, C. F. (2004). SenamHamil: Menyamankan Kehamilan,Mempermudah Persalinan. Yogyakarta:Lintang Pustaka.

LeUnes, A. & Nation, J. R. (2002). SportPsychology. USA: Wadsworth.

Oktrini, F. (1996). Pengaruh Tingkatan dalamMengikuti Latihan Seni Pernafasanterhadap Agresivitas pada AnggotaLembaga Seni Pernafasan SatriaNusantara Yogyakarta. Skripsi. tidak

Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam Menurunkan Kecemasan Persalinan Pertama

Page 4: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 200678

Tetlock (1983) disebut sebagai ciri ideologipolitik konservatif. Menurut Garcia danGriffitt (dalam Vala, dkk., 1988), orang yangkonservatif memiliki sikap yang lebih kerasdibandingkan dengan orang yang liberal. Jikadipandang dari perspektif konservatif,kelompok Islam fundamentalis memilikipandangan ideologi politik konservatifterhadap isu-isu sosial politik. Individu yangmemiliki ideologi politik konservatifcenderung tidak toleran pada perbedaanpendapat dan anti perubahan.

Ketiga, fenomena “kekerasan suci” inijuga dapat dilihat dari perspektif manajementeror. Penelitian manajemen terormenunjukkan bahwa dengan mengingatkansubjek terhadap kematiannya sendiri akanmenyebabkan reaksi negatif terhadaporang-orang yang kepercayaan dan nilai-nilainya berbeda dengan dirinya (Greenberg,dkk., 1990). Penelitian Burris dan Harmon-Jones (dalam Harmon-Jones, dkk., 1997),menemukan bahwa mortality salience (MS)menyebabkan subjek memberi rekomendasiyang lebih keras terhadap para pelanggarmoral. Penelitian lain juga menemukanbahwa individu dengan ideologi politikkonservatif, yang sangat tidak toleran, bilamemikirkan kematiannya sendiri cenderunguntuk bersikap tidak toleran terhadap oranglain yang berbeda (Greenberg, dkk., 1992).

Keempat, orang percaya bahwamereka hidup di dunia yang setiap orangakan memperoleh apa yang sepatutnya iaperoleh. Pada orang yang memilikikepercayaan bahwa dunia itu adil adanya(belief in an just world atau BJW), menurutDalbert, dkk. (2001), mereka akanberperilaku sesuai dengan aturan-aturan yangadil dan hal itu mempengaruhi perilaku

sosialnya dalam kehidupan sehari-hari.Sebaliknya, orang-orang yang percayabahwa dunia itu sebetulnya bukan tempatyang adil (belief in an unjust world atau BUW)menunjukkan kecenderungan untukberperilaku tidak sesuai dengan aturan-aturan yang adil (Lerner, 1980). Hal ini terjadikarena konsep BJW menunjukkan kontrakpersonal antara individu dengan duniasosialnya. Sehingga semakin kuat individumemegang BJW, maka semakin kuat pulakewajibannya untuk berperilaku sesuaidengan aturan keadilan. Sebaliknya, individudengan BUW akan mempertinggikemungkinan untuk tidak adil. Bila hipotesisini benar, kita mengharapkan BJW danBUW dapat memprediksikan kekerasansuci, dimana BUW lebih condong terhadapkekerasan dibandingkan dengan BJW.

Pada penelitian ini, pertama kitamengukur kekerasan suci dari dukunganmereka terhadap berbagai kemungkinanrespon untuk menyerang dan merusakpapan iklan bir, papan iklan bergambarporno, tempat perjudian dan prostitusi, kafé,bar, klub-malam, dan hotel-hotel. Modelkekerasan suci ini diringkas dalam figur 1.

Dinamika TeoretikPerlmutter (2004) menjelaskan bahwa

sepanjang sejarah dan lintas budaya,kekerasan suci dimaafkan dan dianggappenting berdasarkan prinsip-prinsip agamapelaku. Penganut agama secara seriusdihadapkan pada paradoks dari penganutyang menganggap kekerasan suci sebagai“kewajiban suci. Penggunaan kekerasan suciselalu dapat dibenarkan bila dilakukan dalamrangka menghukum pelanggar hukumTuhan. Kejahatan yang bertujuan untuk

Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ‘Suci’: Analisis Model Struktural

143

memikirkan kondisi bayi juga menyebabkanrasa sakit pada perut dan terkadang terjagapada malam hari karena mimpi tentangbayinya.

Pada kelompok eksperimen, tingkatkecemasan di akhir pemberian perlakuanmenurun menjadi kategori rendah. Hal inidikarenakan subjek dalam kelompokeksperimen ternyata cukup disiplin di dalammenjalankan senam hamil, baik di tempatpenelitian maupun di lingkungan rumahmereka. Kondisi ini sesuai dengan penelitianMulyata (dalam ”Senam hamil kurangistres”, 2005) yang menemukan bahwa ibuhamil yang rutin melakukan senam hamilakan memberi kontribusi besar untukmelancarkan proses persalinan. Adapunpada kelompok kontrol, tidak ditemukanperubahan skor kecemasan yang signifikanantara saat pretest maupun posttest.

Dalam penelitian ini, senam hamilterbukti memiliki dampak positif dalammenyeimbangkan kondisi psikologis ibuhamil. Tiga komponen inti senam hamil(latihan pernafasan, latihan penguatan danperegangan otot, serta latihan relaksasi)ternyata mengandung efek relaksasipernafasan dan relaksasi otot. Berdasarkananalisis kualitatif, diperoleh data bahwaketiga komponen inti tersebut memilikipengaruh yang berbeda terhadap kondisi ibuhamil. Saat ibu hamil melakukan latihanpernafasan, khususnya pernafasan dalam,mereka merasakan nafasnya menjadi lebihteratur, ringan, tidak tergesa-gesa, danpanjang. Hal ini sesuai dengan pendapatOktrini (1996) yang menyatakan bahwalatihan pernafasan akan membuka lebihbanyak ruangan yang dapat dipakai dalam

paru-paru sehingga kapasitas total paru-paruakan meningkat dan volume residu paru-paru akan menurun, serta melatih otot-ototsekeliling paru-paru untuk bekerja denganbaik.

Di samping itu, latihan penguatan danperegangan otot juga berdampak padaberkurangnya ketegangan ibu hamil.Beberapa subjek penelitian ternyata mampumerasakan efek psikologis terhadap keluhanyang dirasakan, seperti rasa kencang di perutatau pegal di punggung. Zinbarg, dkk.(1993) memang menyatakan bahwa denganmelakukan relaksasi otot, individu akanmenjadi lebih mampu mendeteksipeningkatan ketegangan pada tubuh selamaaktivitas sehari-harinya, digunakan sebagaiisyarat untuk menerapkan latihan relaksasi.

Di akhir program senam hamil,terdapat latihan relaksasi yangmenggabungkan antara relaksasi otot danrelaksasi pernafasan. Pada latihan ini, ibuhamil melakukannya sambil membayangkankeadaan bayi di dalam perut baik-baik saja.Hal ini cukup membawa pengaruh relaksasi,sesuai dengan pernyataan Heardman (1996)bahwa dengan membayangkan sesuatu yangmenyenangkan dapat membuat tubuhmenjadi rileks.

Secara keseluruhan, senam hamilmemang membawa efek relaksasi padatubuh ibu hamil, baik yang bersifat relaksasipernafasan maupun relaksasi otot. Parasubjek penelitian merasakan keadaan yangtenang, santai, rileks, dan nyaman dalammenjalani minggu-minggu terakhirkehamilan mereka. Jameson (2002)menyatakan bahwa jika ibu hamil merasarileks, maka ia telah melakukan sesuatu yang

Primatia Yogi Wulandari

Page 5: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006 79

Figur 1. Model Kekerasan ‘suci

Keterangan:Gama (γ) = matrik koefisien yang menghubungkan variabel laten (LVs)

eksogenus dengan (LVs) endogenus.Beta (β) = matrik koefisien yang menghubungkan satu (LVs) endogenus

dengan satu (LVs) endogenus lainnya.

penyucian selalu dapat dibenarkan. Dalamagama Islam pembenaran dilakukan melaluiinterpretasi ideologi jihad, yang dilakukanoleh kelompok Islam fundamentalis.Individu yang memiliki jihad tinggi, akanmendukung kekerasan suci sehingga kitaharapkan jihad akan berpengaruh langsungterhadap kekerasan suci. Kecenderungantersebut semakin kuat bila individudiingatkan akan kematiannya sendiri atau MSindividu diaktifkan. Dalam persepektif teorimanajemen teror, ketika individu diingatkanakan kematiannya sendiri, individu merasacemas dan mengatasi kecemasan dengankembali pada nilai dan kepercayaan yangdimiliki serta berusaha untuk hidup sesuaidengan standar nilai dan kepercayaannya.

Menurut pandangan kelompok Islamfundamentalis, keberadaan bar, klab-malam,café, hotel, papan iklan porno, sejumlahtempat prostitusi, dan perjudian,menyimpan ancaman terhadap validitaskepercayaan, nilai, dan konsep realitas

budaya individu. Menurut Rosenblatt, dkk.(1989) kelompok Islam fundamentalismenganggap transgresor adalah “setan” dankonsekuensinya orang yang melanggarmoral harus dihukum. Oleh karena itu,mengaktifkan MS akan memperkuatpengaruh jihad kekerasan suci.

Islam fundamentalis yang melakukankekerasan suci, memiliki pandangan sangatkonservatif terhadap berbagai isu sosial danpolitik. Menurut Keniston (dalam Farina,dkk., 1972) terdapat sikap otoritarian yangtinggi pada individu yang konservatif. EfekMS dan reaksi negatif terhadap orang lainyang tidak sama semakin kuat pada orangyang tinggi otoritariannya (Greenberg, dkk.,1990). Pada individu yang konservatif dantidak toleran, maka MS akanmengintensifkan reaksi negatif terhadaporang yang mengancam pandangan duniayang dianutnya, sehingga mempengaruhidukungan individu terhadap kekerasan suci.Diprediksikan bahwa ideologi konservatif

Tutut Chusniyah

142

kecemasan antara kelompok eksperimendan kelompok kontrol. Kondisi itumenunjukkan bahwa senam hamil efektifmengurangi kecemasan menghadapipersalinan pertama.

Salah satu pelayanan prenatal, yaitusenam hamil, dalam penelitian ini mampumengurangi tingkat kecemasan yang dialamiibu hamil pertama (primigravida). MenurutSuryana (”Senam tidak selalu baik”, 2003),senam hamil memang merupakan sebagiandari exercise therapy yang dapat membantuibu hamil pertama dalam meningkatkankondisi fisiologis dan psikologisnya. Hasilpenelitian ini juga mendukung pendapatRastegari (2005) yang menyatakan bahwalatihan yang dilakukan selama kehamilanakan menolong ibu dalam menghadapi stresdan kecemasan.

Seorang ibu yang akan bersalin untukpertama kalinya biasanya memiliki ketakutanyang berupa kebingungan danmengembangkan reaksi kecemasan terhadapcerita yang mengerikan (Kartono, 1992).Sebenarnya menurut Lowe (”Self-Confidence Key”, 2001), kecemasan akanketidaktahuan tentang persalinan pertama ituadalah sesuatu yang normal. Meskidemikian, Hobel (dalam Jameson, 2002)menyatakan bahwa stres dapatmenimbulkan beberapa reaksi dalam tubuhibu hamil. Kecemasan yang terjadi terusmenerus dapat menyebabkan syarafsimpatetik memacu kerja pernafasan paru-paru guna mengalirkan oksigen ke jantungsehingga jantung dengan kuat memompadarah guna dialirkan ke seluruh tubuh,termasuk yang dialirkan ke dalam janinmelalui plasenta dalam rahim ibu. Kondisi

ini berarti menekan janin dengan kuat,akibatnya janin menjadi tergoncang seolah-olah didesak untuk keluar dari rahim, yangdapat menyebabkan kelahiran bayiprematur (Dariyo, 1997). Di samping itu,pada keadaan ini, terjadi pelepasan hormonpenyebab stres yang dapat menyebabkankelahiran prematur dan infeksi rahim(Hobel, dalam Jameson, 2002).

Adapun subjek penelitian ini adalah ibuhamil trimester III (27-40 minggu), dengantingkat kecemasan yang tergolong sedang.Dari diskusi, diperoleh data bahwakecemasan mereka berkisar pada prosespersalinan, antara lain keraguan apakahmereka dapat melahirkan normal, apakahproses persalinan terasa menyakitkan sekali,serta ketakutan tidak mampu menahan rasasakit persalinan. Hal ini sesuai denganpendapat Hualiana (dalam Dariyo, 1997)yang menyatakan bahwa ada berbagaipertanyaan dan bayangan saat ibu hamilmenginjak trimester III, yaitu apakah iadapat melahirkan dengan normal,bagaimana caranya mengejan, apakah akanterjadi sesuatu saat ia melahirkan, atauapakah bayinya akan lahir selamat.

Menurut LeUnes & Nation (2002),kecemasan yang dirasakan ibu hamil dapatmenyebabkan aktivitas kesehariannyamenjadi terganggu. Pendapat ini sesuaidengan hasil analisis kualitatif yangmenunjukkan bahwa dampak darikecemasan subjek penelitian terlihat padaaktivitasnya sehari-hari, dimana merekamerasa capek yang berlebihan dan mudahlelah meski hanya melakukan hal-hal ringan.Akibatnya, mereka merasa kesulitan dalammelakukan aktivitasnya. Ketegangan saat

Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam Menurunkan Kecemasan Persalinan Pertama

Page 6: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 200680

melalui MS akan berhubungan secarapositif dengan kekerasan suci.

BJW diharapkan berkorelasi negatifdengan kekerasan suci sedang yangsebaliknya terjadi pada individu denganBUW. BJW dan BUW dapat berpengaruhlangsung terhadap kekerasan suci. MenurutRosenblatt, dkk. (1989), budayamemberikan rasa aman dengan caramenjanjikan kekekalan nyata dan simbolikterhadap orang yang hidup sesuai standarnilai dan melalui konsep bahwa duniamerupakan tempat yang adil, sesuatu yangburuk tidak akan terjadi pada orang yangbaik. Mengaktifkan MS pada individudengan BJW, akan memberikan rasa amandari ancaman kematian dan ancamanterhadap validitas konsep realitasnya. Dengandemikian, adanya MS diprediksikan dapatmemperkuat pengaruh BJW terhadapkekerasan suci.

METODE PENELITIAN

PartisipanKuesioner yang disebarkan dalam

penelitian ini sebanyak 450 buah, sedangkanyang kembali 373 kuesioner, dan yang dapatdiolah 371 kuesioner, karena dua kuesionerlainnya tidak lengkap sehingga tidak dapatdiolah. Populasi penelitian ini adalahkelompok Islam fundamentalis dengansampel penelitian berasal dari kelompokFront Pembebasan Islam (FPI) sebanyak295 responden (79%), Hizbuttahrir Indo-nesia (HTI) sebanyak 61 responden (16%),dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)sebanyak 15 responden (5%). Sebagianbesar subjek berjenis kelamin laki-laki, yaitu83% atau 309 responden, sementara

responden perempuan hanya 17 % atau 62responden.

Materi dan ProsedurUntuk mengukur kekerasan suci,

disusun lima item skala kemungkinanindividu untuk ikut tindakan merusak denganskala 6 (angka 1= sangat tidak setuju, sedang6= sangat setuju terhadap pernyataan).Contoh item skala, ini antara lain, “Seberapabesar kemungkinan anda ikut bergabungdengan gerakan yang merusak papan iklanbir?”. Validitas item dari skala ini antara 0,77sampai 0,85, dengan á=0,92.

Skala ideologi jihad tersusun dalam 12item yang didasarkan pada definisioperasional ideologi jihad dan sebelumnyajuga dilakukan elisitasi. Skala ini memilikivaliditas antara 0,42 sampai 0,65, denganá=0,74. Item pada skala ini jugamenggunakan skala 6 (angka 1= sangattidak setuju, sedang 6= sangat setujuterhadap pernyataan). Contoh item skala ini,antara lain, “Jihad merupakan perangmelawan musuh Islam”.

Skala ideologi politik yang terdiri dari9 item merupakan adaptasi skala konservatifumum dari Ray (1972). Item disesuaikandengan kondisi sosial politik di Indonesia.Ray menggunakan skala konservatif umumini untuk meneliti psikopatologi,otoritarianisme, dan orientasi politik padamahasiswa Universitas Macquarie Austra-lia. Skala ini memiliki á=0,87 dengan validitasantara 0,24 sampai 0,52. Item pada skala inijuga menggunakan skala 6 (angka 1= sangattidak setuju, sedang 6= sangat setujuterhadap pernyataan). Contoh item dari skalaini adalah, “Indonesia harus membuka

Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ‘Suci’: Analisis Model Struktural

141

menghadapi persalinan pertama yangsignifikan antara kelompok eksperimen dankelompok kontrol. Hipotesis yang berbunyisenam hamil sebagai pelayanan prenatalefektif dalam menurunkan kecemasanmenghadapi persalinan pertama diterima.Analisis data menunjukkan bahwa sebelumdiberi senam hamil, kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol mengalamikecemasan yang sama (p>0.05). Setelahdiberi perlakuan, diperoleh nilai 0.019(p<0.05), berarti ada perbedaan tingkatkecemasan yang signifikan antara keduakelompok. Adapun melalui perhitungan gainscore, nilai yang dihasilkan adalah 0.034(p<0.05), artinya ada perbedaan tingkat

Gambar 1Grafik Rerata Nilai Kecemasan Pada Kelompok Eksperimen

Dan Kelompok KontrolKeterangan :1 = Kelompok Eksperimen2 = Kelompok Kontrol

Gambar 2Grafik Skor Pretest Dan Posttest pada Kelompok Eksperimen

Primatia Yogi Wulandari

Page 7: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006 81

hubungan diplomatik dengan Israel”.Skala BJW ini merupakan skala yang

divalidasi oleh Dalbert (2001) pada paratahanan dan petugas penjara, denganmengkorelasikan BJW-BUW dengandengan orientasi keagamaan, well-being, danideologi politik. Skala terdiri dari dua bagian,yaitu 6 item skala BJW dan 4 item skalaBUW. Dalbert, dkk. (2001) melihat keduabelief ini sebagai suatu konstruk yang deskrit,sehingga skala BJW dan BUW mengukurdua hal yang berbeda. Oleh karena itu,seorang individu pada skala Dalbert inidapat memiliki kedua belief ini secarabersama-sama. Dengan kata lain, individutersebut tinggi pada skor BJW dan juga skorBUW-nya. Skala BJW dengan á=74 danvaliditas antara 0,36-0,64, sedang skala BUWdengan á =0,66 dan validitas antara 0,43-0,47. Item pada skala ini juga menggunakanskala 6 (angka 1= sangat tidak setuju, sedang6= sangat setuju terhadap pernyataan).Contoh item dari skala ini adalah, “Sayapercaya bahwa keadilan selalu menangterhadap ketidakadilan”.

Skala MS terdiri dari 2 bagian, yaituMS kognitif dan MS afektif. Skala MSkognitif terdiri dari 6 item yang disusunberdasarkan hasil elisitasi, berkaitan denganapa yang dipikirkan individu akan terjadisesudah individu itu mati. Pertanyaan yangdigunakan peneliti pada waktu elisitasiberasal dari pertanyaan terbuka yangdigunakan oleh Greenberg, dkk. (1990).Sedangkan skala MS afektif berupa 11 itemkeadaan emosi yang diambil dari Positive andNegative Affective Scale (PANAS) dari Watson,dkk. (1988), terdiri dari 6 keadaan emosinegatif dan 5 keadaan emosi positif. MS

afektif merupakan perasaan atau emosiyang timbul ketika individu memikirkankematiannya sendiri. PANAS ini jugadigunakan dalam penelitian Greenberg, dkk.(1990). Contoh item skala MS kognitifadalah ”Mati berarti berpisahnya ruh daribadan”. Skala ini memiliki á=82 denganvaliditas antara 0,20 sampai 0,67.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untukmembuktikan keterlibatan 3 variabeleksogen, yaitu ideologi jihad, ideologi politik,dan BJW-BUW terhadap 2 variabelendogen, yaitu kekerasan suci dan MS.Prosedur yang dilakukan dalam pengolahandata adalah model struktural atau teknikSEM dengan LISREL 8.5 sebagai software-nya. Pada model struktural ini, diujipengaruh langsung dari ideologi jihad danBJW terhadap kekerasan suci, serta pengaruhtidak langsung ideologi jihad, BJW danideologi politik terhadap kekerasan suci.Untuk mendapatkan model hipotesis yangfit dan dapat menggambarkan data sampel,sebuah penelitian harus memenuhi kualifikasiberupa: p-value>0,05, Root Mean SquareError of Approximation (RMSEA)<0,05,Goodness of fit index (GFI)>0,90 and T-value>1,96. Model kekerasan suci yangdiajukan sebagai hipotesis fit (antara modeldengan data sesuai), dengan good of fit yangdapat dilihat pada tabel 1.

Hubungan struktur antara variabeleksogen dengan variabel endogen tersebutdi atas dapat dilihat dengan lebih jelas padafigur 2.

Tutut Chusniyah

140

(p<0.05). Adapun pengaruh pemberianperlakuan senam hamil terlihat padakelompok eksperimen, yaitu adanyapenurunan rerata skor kecemasan yang lebihbesar daripada kelompok kontrol, sepertiyang terlihat pada gambar 1.

Hasil analisis kualitatif menunjukkanadanya beberapa bentuk kecemasan ibuhamil, antara lain keraguan apakah merekadapat melahirkan secara normal sertaketakutan tidak mampu menahan rasa sakitsaat persalinan. Dampak dari kecemasan initerlihat pada aktivitas sehari-hari, dimanamereka merasa capek yang berlebihan danmudah lelah meski hanya melakukan hal-hal ringan. Hampir semua subjek melakukansecara rutin senam hamil yang diajarkan.Subjek justru merasa lebih nyamanmelakukannya di rumah dengan alasan

fleksibilitas. Secara umum, dampak senamhamil yang dirasakan subjek penelitian adalahadanya perasaan tenang, santai, rileks, dannyaman. Mereka tidak merasakan suatuketegangan yang biasa timbul sehinggatubuhnya dapat beristirahat dan tidakmudah lelah. Semua itu membuatkecemasan yang dirasakan subjek penelitianmenjadi berkurang sehingga dapatmenjalani aktivitasnya sehari-hari denganoptimal. Berikut merupakan gambaranpenurunan skor kecemasan subjek penelitiandalam kelompok eksperimen secarakeseluruhan.

PEMBAHASAN

Hasil analisis kuantitatif menunjukkanadanya perbedaan kecemasan dalam

Tabel 1Analisis Uji U Mann – Whitney

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Pretest Eksperimen 10 9.25 92.50

Kontrol 6 7.25 43.50

Posttest Eksperimen 10 6.35 63.50

Kontrol 6 12.08 72.50

Gain Score Eksperimen 10 6.55 65.50

Kontrol 6 11.75 70.50

T o t a l 16

Pretest Posttest Gain Score

Mann-Whitney U 22.500 8.500 10.500

Wilcoxon W 43.500 63.500 65.500

Z -.816 -2.342 -2.123

Asymp. .414 .019 034

Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam Menurunkan Kecemasan Persalinan Pertama

Page 8: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 200682

Tabel 1. Good of fit Model Kekerasan ‘Suci’

χ df RMSEA p-value GFI CFI

1,19 2 0,00 0,77 0,99 0,99

Figur 2. Model Struktural Kekerasan Suci

Keterangan:IPK = ideologi politik konservatif,BJW = belief in a just world,MS = mortality salience, garis putus-putus menunjukkan jalur yang tidak

signifikan dengan Taraf signifikansi 0,5%

Dilihat dari koefisien standardized solu-tion (SS), maka variabel yang paling kuatpengaruhnya adalah pengaruh ideologi jihad

terhadap kekerasan suci yaitu 0,45. Dengandemikian, individu dengan jihad tinggicenderung untuk mau ikut kekerasan suci.Sedang pengaruh jihad terhadap MS bersifatnegatif yaitu -0,33, individu dengan jihadtinggi maka MSnya rendah. Pengaruhideologi politik konservatif terhadap MSyaitu 0,14, sedang pengaruh MS terhadapkekerasan suci juga 0,14. Maka, individudengan ideologi politik konservatif denganmengaktifkan MS cenderung mau ikut

kekerasan suci. Sementara pengaruh yangtidak signifikan terjadi antara BJW terhadapMS, sedang pengaruh BJW terhadap

kekerasan suci signifikan pada 0,12, yaituindividu dengan BJW cenderung mau ikutkekerasan suci. Ringkasan pengaruh variabeleksogen terhadap variabel endogen dapatdilihat secara lebih jelas pada tabel 2.

Takaran signifikansi statistik dalampenelitian ini, dengan menggunakan t-statistik pada taraf signifikansi 0,05, makat-statistik (t-value) yang dibutuhkan >± 1,96.Dari tabel di atas, berdasar t-value makahanya variabel BJW yang pengaruhnya tidak

Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ‘Suci’: Analisis Model Struktural

139

yang akan menghadapi persalinan pertama.Jumlah subjek secara keseluruhan adalah 16orang, dengan pembagian 10 orang sebagaikelompok eksperimen dan 6 orangkelompok kontrol. Pengambilan subjekpenelitian menggunakan teknik purposivesampling, yaitu dengan memperhatikankarakteristik tertentu. Adapun karakteristiktersebut adalah: (a) umur antara 20-35 tahun;(b) usia kandungan 7-9 bulan (28-40minggu); (c) jangka waktu antara tanggalpernikahan hingga masa kehamilan tidaklebih dari 2 tahun; (d) belum pernahmengalami keguguran; (e) pendidikanminimal SMU; dan (f) kondisi kehamilansehat, tanpa kelainan medis.

Sebelum mendapatkan datasesungguhnya, terlebih dulu dilakukan surveipra-kuesioner terhadap 20 orang ibu hamiluntuk memperoleh gambaran lebih jelastentang bentuk kecemasan yang dialami ibuhamil, khususnya yang berkaitan denganproses persalinan pertama yang akanmereka hadapi. Hasil akhir survei yangberbentuk prosentase bentuk kecemasanyang dialami ibu hamil kemudian diolahmenjadi sebuah skala yang menjadi salah satumetode pengumpulan data empiris. SkalaKecemasan Menghadapi Persalinan Pertamayang terdiri dari 4 pilihan jawaban sama-sama diberikan kepada kedua kelompokpada dua waktu yang berbeda. Padakelompok eksperimen, pretest diberikansebelum perlakuan, setelah itu dilakukanposttest, sedangkan pada kelompok kontrol,pretest dilakukan menyusul satu bulankemudian diberi posttest. Di samping itu, jugadigunakan kuesioner data diri yangmerupakan lembar isian untuk memperoleh

identitas subjek penelitian, meliputi nama,umur, usia kandungan, kehamilan keberapa,tanggal pernikahan, riwayat keguguran,tingkat pendidikan akhir, agama, pekerjaan,pendapatan perbulan, dan alamat ataunomor telepon. Beberapa data darikuesioner digunakan sebagai data variabelyang akan dikontrol. Dalam pelaksanaannya,perlakuan yang berupa senam hamil akandibantu oleh tenaga profesional yang seringmengajar senam hamil.

Analisis secara kuantitatif yangdilakukan adalah analisis perbedaan terhadaptingkat kecemasan ibu hamil yang akanmenghadapi persalinan pertama, yaitudengan menggunakan Uji U Mann-Whitney.Selain itu, juga dilakukan analisis kualitatifterhadap data-data yang diperoleh melaluidiskusi yang dillakukan di akhir perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil PenelitianTabel 1 menunjukkan bahwa kedua

kelompok memiliki kondisi setara sebelumperlakuan, yaitu sebesar 0.414 (p>0.05).Sebaliknya, kondisi setelah perlakuandiberikan menunjukkan nilai 0.019 (p<0.05)yang berarti ada perbedaan tingkatkecemasan yang signifikan antara kelompokeksperimen dan kelompok kontrol.Perbandingan juga dilakukan pada nilai gainscore kedua kelompok untuk melihatefektivitas senam hamil dalam mengurangikecemasan menghadapi persalinan pertama.Diketahui bahwa ada perbedaan yangsignifikan antara perubahan tingkatkecemasan pada kelompok eksperimen dankelompok kontrol, dengan nilai 0.034

Primatia Yogi Wulandari

Page 9: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006 83

Tabel 2. LISREL ESTIMATE (MAXIMUM LIKELIHOOD)Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen

Pengaruh antar Variabel SS T-value

Jihad terhadap kekerasan ‘suci’ (γ) 0,45* 8,63*

Jihad terhadap MS (γ) -0,33* -6,74*

Ideologi politik terhadap MS (γ) 0,14* 2,90*

BJW terhadap MS (γ) 0,07 0,6

BJW terhadap Kekerasan ‘suci’ (γ) 0,12* 2,20*

* = signifikan, t-value> 1 ,96 (koefisien bermakna pada l.o.s. 0,05)

signifikan terhadap MS. Sedang hubunganstruktur antar variabel endogen, yaitu antaraMS terhadap kekerasan suci signifikan pada0,14. Dapat diartikan bahwa variabel MSberpengaruh terhadap kekerasan suci.Pengaktifan MS berpengaruh terhadapkekerasan suci. MS tinggi menyebabkankekerasan suci.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa jihad berpengaruh langsung terhadapkekerasan suci dan merupakan variabel yangpaling besar pengaruhnya terhadapkekerasan suci. Seperti yang telah diuraikansebelumnya, jihad merupakan prinsipkeagamaan yang sangat penting dalamagama Islam. Bagi kelompok Islamfundamentalis, dengan jihad tinggi akanberusaha secara maksimal untukmenerapkan ajaran Islam dan memberantaskemungkaran. Jihad digunakan sebagaijustifikasi oleh kelompok Islamfundamentalis yang melakukannya, sepertiyang diprediksi oleh Perlmuter (2004).

Berdasar prinsip-prinsip jihad, penggunaankekerasan suci selalu dapat dibenarkan dandianggap penting bila dilakukan dalamrangka menegakkan kebenaran yangbertujuan untuk membersihkan berbagaitempat yang digunakan untuk melanggarhukum Tuhan (seperti tempat yangdigunakan untuk prostitusi dan perjudian).

Hasil penelitian ini mendukungpernyataan Fukuyama (dalam Pyszczynski,dkk., 2003) yang menunjukkan bahwa bagikaum Islam fundamentalis, modernisasi dannilai-nilai sekular mengancam cara hidupyang mereka anut. Budaya materialistik Baratmerupakan ancaman terhadap nilai spiritualdan praktek agama Islam, karena adakesulitan dalam mensintesiskan dunia sekulardan agama. Menurut Marsella (dalamMoghaddam, 2004), dalam kondisiketakutan dan ketidaktentuan ini, Islamfundamentalis menawarkan satu alternatifpemecahan sederhana terhadap masalahyang kompleks itu, yaitu kepercayaan yangmutlak terhadap dogma agama. Hal ituterjadi, karena mereka memandang bahwakemunduran umat Islam karena

Tutut Chusniyah

138

penguatan dan peregangan otot, serta latihanrelaksasi), ada beberapa jenis relaksasi yangditerapkan dalam senam hamil, yaiturelaksasi pernafasan dan otot atau progresif.Relaksasi pernafasan dilakukan dengan caramenaikkan perut saat menarik napas danmengempiskan perut saat membuang napasdari mulut secara perlahan, sedangkanrelaksasi otot dilakukan melalui peneganganotot-otot tertentu selama beberapa detikuntuk kemudian dilepaskan. Bila ibu hamilmelakukan latihan tersebut dengan benar,akan terasa efek relaksasi pada diri ibu hamilyang akan berguna untuk mengatasi tekananatau ketegangan yang ia rasakan selama masakehamilan berlangsung. Hal ini sesuai denganpendapat Davies (1991) dan Ford-Martin(2001) yang menyatakan bahwa relaksasidapat dilakukan dengan berbagai macamcara, antara lain relaksasi progresif danpernafasan.

Secara fisiologis, latihan ini akanmembalikkan efek stres yang melibatkanbagian parasimpatetik dari sistem syarafpusat (Domin, 2001). Relaksasi akanmenghambat peningkatan syaraf simpatetik,sehingga hormon penyebab disregulasitubuh dapat dikurangi jumlahnya. Sistemsyaraf parasimpatetik, yang memiliki fungsikerja yang berlawanan dengan syarafsimpatetik, akan memperlambat ataumemperlemah kerja alat-alat internal tubuh.Akibatnya, terjadi penurunan detak jantung,irama nafas, tekanan darah, ketegangan otot,tingkat metabolisme, dan produksi hormonpenyebab stres. Seiring dengan penurunantingkat hormon penyebab stres, makaseluruh badan mulai berfungsi pada tingkatlebih sehat dengan lebih banyak energi untuk

penyembuhan (healing), penguatan(restoration), dan peremajaan (rejuvenation)(Domin, 2001). Dengan demikian, ibu hamilakan merasa rileks seiring denganmenurunnya gejala kecemasan.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas,maka hipotesis yang diajukan untuk diujidalam penelitian ini adalah: senam hamilsebagai pelayanan prenatal efektif dalammenurunkan kecemasan menghadapipersalinan pertama. Ibu hamil yangmelakukan senam hamil akan mengalamipenurunan kecemasan dalam menghadapipersalinan pertamanya, bila dibandingkandengan mereka yang tidak melakukan senamhamil.

METODE PENELITIAN

Variabel tergantung pada penelitian iniadalah kecemasan menghadapi persalinanpertama, yaitu suatu respon yang munculpada diri ibu hamil dalam menghadapipersalinan pertama yang merupakan suatuobyek atau situasi yang bersifat tidak jelas(ambiguous) dan belum pernah dialamisebelumnya. Adapun variabel bebasnyaadalah senam hamil yang merupakan suatugerakan tubuh berbentuk latihan-latihandengan aturan, sistematika, dan prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikandengan kondisi ibu hamil, bertujuan agar ibuhamil siap mental dan jasmani dalammenghadapi proses persalinan. Dalampenelitian ini, senam hamil merupakanvariabel instrumental yang akan dijadikanperlakuan dalam eksperimen (senam hamil& tidak senam hamil).

Subjek penelitian ini adalah ibu hamil

Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam Menurunkan Kecemasan Persalinan Pertama

Page 10: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 200684

berkurangnya puritansi agama. Oleh karenaitu, dalam perspektif mereka, setiap orangIslam harus mengambil sedekat mungkingaya hidup pengikut Islam pada masa RosulMuhammad dan sahabat (salaf). KelompokIslam fundamental mengikuti cara hidupseperti yang diajarkan Al Qur’an secaraliteral dan sangat detil (Pyszczynski, dkk.,2003). Sebuah cara hidup yang seringkalibertentangan dengan nilai-nilai modern dansekular. Lebih lanjut, Pyszczynski, dkk.(2003) menyimpulkan bahwa dalamperspektif Fukuyama, ada potensiperbenturan antara mereka (setan atau parapelanggar moral) dengan kami (yang hidupsesuai ajaran Al Qur’an).

Jihad sebagai ideologi keagamaan yangsangat penting serta menjadi kewajiban setiapmuslim dan dapat dipanggil ketikadibutuhkan (Abi-Hasyem, 2004).Keberadaan para pelanggar moral akhirnyaakan memanggil dan mengaktifkan jihad.Aktivasi jihad menyebabkan Mortality Saliencetidak teraktivasi (deactivated). Pada individudengan jihad tinggi maka MS-nya tidakteraktivasi, berarti individu tidak takut untukmati. Dalam kepercayaan Islam ada janjisurga bagi orang yang mati ketika berjihadyang berarti melayani Allah. Oleh karena ituorang dengan jihad tinggi tidak takut mati.Apabila jihad sudah teraktivasi, maka tanpaMS pun individu akan terdorong untukmelakukan kekerasan suci. Meskipunpengetahuan tentang kematian yang tidakterelakkan bermakna absolute annihilation(penghapusan mutlak) (Pyszczynski, dkk.,2003), pada orang dengan jihad tinggi, MStidak teraktivasi. Menurut Dawkins (dalamPyszczynski, dkk., 2003), hal itu dapat terjadi

karena kepercayaan yang ada di dalamagama seperti kepercayaan terhadap hidupsesudah mati yang membuat individu inginsacrifice (menyucikan) hidupnya. Dalamperspektif Dawkins ini, tindakan merusakberbagai tempat yang digunakan untukmelanggar hukum Tuhan dianggap sebagaiupaya untuk menyucikan diri bagikelompok ini.

Seperti yang diprediksikansebelumnya, hubungan ideologi politikkonservatif dengan kekerasan suci melaluipengaktifan MS. Pada individu yangkonservatif dan tidak toleran, makamengaktifkan MS menyebabkan individutersebut cenderung melakukan kekerasansuci. Hasil penelitian ini memperkuatpenelitian sebelumnya yang dilakukan olehGreenberg, dkk. (1992) dan Greenberg,dkk. (1990). Reaksi negatif terhadap orangyang tidak sama semakin kuat efeknya padaindividu yang konservatif, yaitu individuyang rendah derajat toleransinya. KelompokIslam fundamental Islam fundamentalisyang melakukan kekerasan ‘suci’, memilikipandangan sangat konservatif terhadapberbagai isu sosial dan politik (Nielsen,2004).

Menurut Keniston (dalam Farina, dkk.,1973) pada individu yang konservatif,terdapat sikap otoritarian yang tinggi danefek MS serta reaksi negatif terhadap oranglain yang tidak sama semakin kuat padaorang yang tinggi otoritariannya. Padaindividu yang konservatif dan tidak toleran,MS akan mengintensifkan reaksi negatifterhadap orang yang mengancampandangan dunia yang dianutnya sehinggaberpengaruh terhadap kemungkinan

Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ‘Suci’: Analisis Model Struktural

137

cukup tinggi.Banyak faktor penyebab tingginya

AKI. Salah satunya adalah kondisi emosi ibuhamil selama kehamilan hingga kelahiranbayi (Sridadi, dalam Dariyo, 1997). Selamakehamilan, ibu mengalami perubahan fisikdan psikis yang terjadi akibat perubahanhormon. Perubahan ini akanmempermudah janin untuk tumbuh danberkembang sampai saat dilahirkan(Kushartanti, dkk., 2004). Adapun padatrimester ketiga (27-40 minggu), kecemasanmenjelang persalinan ibu hamil pertama akanmuncul. Pertanyaan dan bayangan apakahdapat melahirkan normal, cara mengejan,apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan,atau apakah bayi lahir selamat, akan semakinsering muncul dalam benak ibu hamil. Halsenada juga diungkap Kartono (1992) danKalil, dkk. (1995) bahwa pada usiakandungan tujuh bulan ke atas, tingkatkecemasan ibu hamil semakin akut danintensif seiring dengan mendekatnyakelahiran bayi pertamanya. Di samping itu,trimester ini merupakan masa riskanterjadinya kelahiran bayi prematur sehinggamenyebabkan tingginya kecemasan pada ibuhamil.

Ibu hamil pertama tidak jarangmemiliki pikiran yang mengganggu, sebagaipengembangan reaksi kecemasan terhadapcerita yang diperolehnya. MenurutKuswandi (dalam Priantono, 2003), semuaorang selalu mengatakan bahwa melahirkanitu sakit sekali. Oleh karena itu, munculketakutan-ketakutan pada ibu hamil pertamayang belum memiliki pengalaman bersalin.Adanya pikiran-pikiran seperti melahirkanyang akan selalu diikuti dengan nyeri

kemudian akan menyebabkan peningkatankerja sistem syaraf simpatetik. Dalam situasiini, sistem endokrin, terdiri dari kelenjar-kelenjar, seperti adrenal, tiroid, dan pituitari(pusat pengendalian kelenjar), melepaskanpengeluaran hormon masing-masing kealiran darah dalam rangka mempersiapkanbadan pada situasi darurat. Akibatnya, sistemsyaraf otonom mengaktifkan kelenjaradrenal yang mempengaruhi sistem padahormon epinefrin. Hormon yang jugadikenal sebagai hormon adrenalin inimemberi tenaga pada individu sertamempersiapkan secara fisik dan psikis.Adanya peningkatan hormon adrenalin dannoradrenalin atau epinefrin dan norepinefrinmenimbulkan disregulasi biokimia tubuh,sehingga muncul ketegangan fisik pada diriibu hamil. Dampak dari proses fisiologisini dapat timbul pada perilaku sehari-hari.Ibu hamil menjadi mudah marah atautersinggung, gelisah, tidak mampumemusatkan perhatian, ragu-ragu, bahkankemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup(Dariyo, 1997). Pada gilirannya, kondisi inidapat menyebabkan kecemasan danketegangan lebih lanjut sehinggamembentuk suatu siklus umpan balik yangdapat meningkatkan intensitas emosionalsecara keseluruhan (Zinbarg, dkk., 1993).

Untuk memutuskan siklus kecemasantersebut, maka senam hamil sebagai salahsatu pelayanan prenatal, merupakan suatualternatif terapi yang dapat diberikan padaibu hamil. Bila dicermati lebih lanjut,sebenarnya dalam gerakan senam hamilterkandung efek relaksasi yang dapatmenstabilkan emosi ibu hamil. Dari tigakomponen inti (latihan pernafasan, latihan

Primatia Yogi Wulandari

Page 11: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006 85

individu untuk mau ikut melakukankekerasan suci. Dalam perspektifmanajemen teror, orang yang menyerangtempat prostitusi dan perjudianmembuktikan bahwa orang tersebut hidupsesuai dengan standar nilai yangdipegangnya. Kebutuhan untukmempertahankan nilai-nilai yang dianutnya,memunculkan reaksi negatif terutama padaindividu yang tidak toleran (Greenberg, dkk,1992).

Belief in a Just World (BJW) berpengaruhterhadap kekerasan suci secara langsungtanpa melalui pengaktifan MS. Berbedadengan prediksi sebelumnya, hasil penelitianini menunjukkan bahwa individu denganBJW tinggi cenderung untuk ikut dalamkekerasan suci. Rubin dan Peplau (dalamAndre & Velasquez, 1990) menemukanbahwa individu dengan BJW yang tinggiakan lebih religius. Hasil penelitian ini jugamenunjukkan bahwa ada hubungan positifantara jihad dengan BJW, orang denganjihad tinggi juga memiliki kecenderunganuntuk tinggi BJW-nya. Sebagai ideologikeagamaan, jihad sangat besar peranannyadalam diri individu. Oleh karenanya dalamperspektif jihad, melakukan kekerasanterhadap para pelanggar moral merupakansuatu tindakan yang adil. Kelompok Islamfundamentalis ini memandang tindakannyamerusak berbagai tempat maksiat itu sebagaitindakan yang adil. Karena dalam BJW ini(Lerner, dalam Finkel, 2001), terdapatasumsi bahwa orang memperoleh apa yangsepatutnya ia peroleh, reward dan punishmentdiperoleh secara adil sesuai dengan perilaku,sifat dan karakter individu. Apa yangdilakukan oleh individu di berbagai tempat

yang digunakan untuk melanggar hukumTuhan (seperti tempat yang digunakan untukprostitusi dan perjudian), dalam perspektifpara “jihadis” ini, patut menerima hukuman.

Mengingat beberapa model dalampenelitian ini seperti ideologi politikkonservatif dan MS hanya menyumbang14% dari varian kekerasan suci, demikianjuga dengan BJW hanya menyumbang 12%terhadap kekerasan suci, maka perlu dibukakemungkinan adanya penelitian baru yangdiharapkan dapat menguji model alternatifdari kekerasan suci. Karena itu perlu diujivariabel-variabel lain yang mungkin jugamempengaruhi kekerasan suci. Variabeltersebut misalnya ancaman yang dipersepsi,identitas dan solidaritas kelompok, RWA,deprivasi, atau dapat juga meneliti jihadsebagai legitimize ideology dalam perspektifteori SDO. Penelitian mendatang juga perlumenguji pengaruh jihad terhadap kekerasansuci dengan memperluas sampel penelitianpada sampel kelompok Islam mainstream.Masih terkait dengan sampel, penelitianmendatang dapat membandingkanberbagai kelompok Islam fundamentaliskarena mereka memiliki agenda perjuanganyang beragam. Juga dapat melihatbagaimana jihad para pemimpin kelompok,apakah sama atau berbeda dengan jihadpara pengikutnya. Hal yang juga menarikuntuk diteliti adalah bagaimana jihad paratersangka pelaku kekerasan agama dan teror,seperti terpidana bom Bali dan yang lainnya.

Catatan:Artikel ini merupakan paper yang telah

dipresentasikan pada konferensi AASP (Asian Associationof Psychology) tahun 2005, pada tanggal 4 April 2005 diUniversitas Victoria Wellington, New Zealand

Tutut Chusniyah

136

dan sebagainya. Dengan sendirinya di daerahyang sulit dan tertinggal, terutama kawasanTimur Indonesia, seperti Papua dan NTT,AKI tinggi, bahkan mencapai 1000/100.000kh (Unicef in Indonesia, 1997). Di Jawa, adadaerah kantong AKI tinggi (“Setiap jam”,2004). Secara keseluruhan, saat ini AKItertinggi adalah Nusa Tenggara Barat,sementara yang terendah adalah diYogyakarta. Di tingkat propinsi DIYsendiri, AKI mencapai 110/100.000 kh,sedangkan AKI di kota Yogyakartadibanding di tingkat DIY maupun Nasionaltermasuk rendah, yaitu berada pada angka40 – 80/100.000 kh. Meski demikian, AKIdi sejumlah Kabupaten di DIY saat ini masih

Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalamMenurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama

Primatia Yogi WulandariFakultas Psikologi Universitas Airlangga

ABSTRACT

One of the important thing for pregnant women is the mental and physical health around thetime of childbirth, especially for women having their first child. This research sets out toinvestigate the effect of pregnant gymnastic as a prenatal care on degradation of anxiety infacing the first childbirth. The research’s experimental design was pretest-posttest control groupdesign, with sixteen subjects were involved in this research. The overall sixteen primiparousmothers were divided into two groups, ten mothers were assigned in experimental group andanother six mothers were in control group. For the experiment group, the activity proceeded insix meetings, twice a week. Methods included questionnaire and discussions. Data were ana-lyzed by Mann-Whitney U Test, also descriptive analysis of the qualitative data The resultof this research shows that there is an obvious difference between the experimental and controlgroup in the gain score (p< 0.05).

Keywords:pregnant gymnastic, prenatal care, anxiety andfirst childbirth

Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesiamenempati urutan tertinggi di Asia Tenggara(Mulyata, dalam “Senam hamil”, 2005;“Setiap jam”, 2004). Survei Demografi danKesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003menunjuk angka 307/100.000 kh (IndonesiaHuman Development Report, 2001). AdapunAKI di Indonesia cukup beragam. Adakabupaten yang sudah bagus tetapi ada yangjauh dari harapan, tergantung kondisigeografis, tingkat kemiskinan, daerah konflik

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006

© 2006, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Page 12: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 200686

DAFTAR PUSTAKA

Abi-Hashem, N. (2004). Peace and war inthe middle east: A psychological andsociocultural perspective. UnderstandingTerrorism: Psychological Roots, Consequencesand its Inter ventions. Edited byMoghaddam, F. & Marsella, A.,Washington D. C.: American Psychological Assosiation.

Adorno, T., Frenkel-Bruswik, E., Levinson,D., & Stanford, N.(1950). TheAuthoritarian Personality, New York:Harper.

Andre, C., & Velasquez, M. (dicari 1990).The just world theory. Issues in ethics,3, 3, http://www.scu.edu/ethics/publication/justworld.html.

Christie, D. J., Wagner, R. V., & Winter, D.D. N. (2001). Peace, Conflict and Violence.Peace of Psychology for 21 Century. NewJersey: Prentice-Hall. Inc

Clayton, C. J., Barlow, S. H., & Ballif-Spanvill,B. (1999). Principle of group violencewith focus on terrorism. CollectiveViolence. Edited by Hall, H. V. &Whitaker, L. C. Washington D. C.:CRCPress.

Cottam, M., Dietz-Uhler, B., Mastors, E.& Preston, T. (2004). Introduction topolitical psychology. Mahwa, NewJersey: Lawrence Erlbaum Associates,Inc.

Dalbert, C., Lipkus, I. M., Sallay, H. & Goch,I. (2001). A just and unjust world:Structure and validity of different

world beliefs. Personality and IndividualDifferences, 30, 561-577.

Farina, A., Chapnick, B., Chapnick, J. &Misiti, R. (1972). Political views andinterprepersonal behavior. Journal ofPersonality and Social Psychology, 22, 3,273-278.

Finkel, N. J. (2001). Not fair: The typology ofcommonsense unfair. Washington, D. C.:APA.

Firestone, R. (1999). Jihad: The Origin of HolyWar in Islam. New York: OxfordUniversity Press.

Greenberg, J., Solomon, S., Veeder, N.,Pyszczynsk, T., Kirkland, S. & Lyon,D. (1990). Evidence for terrormanagement theory II: The effectof mortality salience relations to thewho threaten or bolster the culturalworldview. Journal of Personality andSocial Psychology, 58, 2, 308-318 .

Greenberg, J., Simon, L., Pyszczynsk, T.,Solomon, S., Veeder, N. & Chatel, D.(1992). Terror management andtolerance: Does mortality saliencealways intensify negative reactions toother who threaten one’s worldview?Journal of Personality and Social Psychology,63, 2, 212-220 .

Hamblim, W. J. & Peterson, D. C. (dicari2004). Religion and violence: an unholycombination. http://www.meridianmagazine.com/ideas.html.

Harmon-Jones, E.; Simon, L.; Pyszczynsk,T.; Solomon, S. & McGregor, H.(1997). Terror management theory

Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ‘Suci’: Analisis Model Struktural

135

Indonesia.

Herbert, Sharp & Gaudiano. (2002).Desember. Separating The Fact FromFiction In The Etiology AndTreatment Of Autism : A ScientificReview of The Evidence.[On-line].www.vaccinationnews.com/dailynews,diakses 27 April 2003

Hurlock, Elizabeth B & Dhama, Agus (Eds).(2000). Perkembangan Anak.(penerjemah Meitasari Tjandrasa &Musslichah Zarkasih). Jakarta:Penerbit Erlangga.

Harris, Sandra L.(1994). Siblings OfChildren With Autism: A Guide ForFa m i l i e s . [ O n - l i n e ] . M a r y l a n d :Woodbine House.www.autism_hbgpa.org. diakses tanggal 9Mei 2003.

Marvin, R.S., & Stewart, R.B. (1984). SiblingRelations: The Role of ConceptualPerseptive-Taking in The Ontogeny ofSibling Caregiving. Child Development,55, 1322-1332.

“Menangani Anak Autis”. (2002, Februari).Nakita.

Meyer, Donald & Vadasy, Patricia. (1996).Living With a Brother and Sister withSpecial Needs: A Book for Siblings.[On-line]. The Sibling Project(www.autism.com/sibshop.html,diakses tanggal 20 Mei 2003).

Minnett, A.M., Vandell, D.L., & Santrock,J.W. (1983). The Effect of SiblingStatus on Sibling Interaction: Influenceof Birth Order, Age Spacing, Sex ofChild, and Sex of Sibling. ChildDevelopment, 54, 1064-1072.

Naseef, R. (dicari 2003). Siblings ofChildren with Autism: Honoring theirP e r s p e c t i v e . [ O n - l i n e .www.specialfamilies.com/siblings&autism.htm. diakses 20 Mei 2003.

Schubert, D.T. (1996). Siblings Needs-HelpfulInformation For Parents .On-l ine] . (www.autism.org/sibl ing/sibneeds.htm1. diakses 9 Mei 2003)

Yin, Robert K.2002. Studi Kasus : Desain DanMetode. ed. Revisi. Jakarta:RajaGrafindo Persada

Tri Kurniati Ambarini

Page 13: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006 87

and self-esteem: Evidence thatincreased self-esteem reduce mortalitysalience. Journal of Personality and SocialPsychology, 72, 1, 24-26 .

Harmon-Jones, E., Greenberg, J.,Solomon, S. & Simon, L. (1997). Effectmortality salience on intergroupdiscrimination between minimalgroups. Eropean Journal of SocialPsychology, 26, 677-681.

Jainuri, A., Maliki, Z. & Arifin, S. (2003).Terorisme dan Fundamentalisme Agama.Malang: Bayu media Publishing.

Khadduri, M. (2002). Perang dan Damai dalamHukum Islam. Diterjemahkan olehKiswanto. Yogyakarta: TarawangPress.

Kramer, M. (2003).The moral logic ofHizballah. Origin of Ter rorism:Psychologies, Ideologies, Theologies, State ofMind. Edited by Reich, W. ;Washington. D. C.: The WoodrowWilson Center Press.

Lerner, M. J. (1980). The Belief in a Just World:A Fundamental Delution. New york:Plenium Press.

Moghaddam, F. M. & Marsella, A. J. (2004).Understanding terrorism: Psychological roots,consequences, and its inter ventios.Washington D. C. : APA.

Nielsen, M. E. (dicari 2004). Religion’s rolein terroris attack of September 11,2001. http://www.Psywww.com/psyrelig/fundamental.html.

Perlmutter, D. (dicari 2004). Sacred violence.From skanalon 2001: the reli gious

practices of modern satanist andterrorist. http://www.anthropoetics.ucla.edu/ap07202/skanalon.html.

Post, J. M.(2003). Terrorist psycho-logic:Terrorist behavior as a product ofpsychological forces. Origin ofTerrorism: Psychologies, Ideologies, Theologies,State of Mind. Edited by Reich, W. ;Washington. D. C.: The WoodrowWilson Center Press.

Purnomo, A. (2004). FPI Disalahfahami.Jakarta: Mediatama Indonesia.

Pyszczynski, T., Solomon, S. & Greenberg,J. (2003). In The Wake of 9/11: ThePsychology of Terror. Washington D. C.:American Psychological Assosiation.

Rappoport, D. (1998). Sacred terror: acontemporary example from Islam.Origin of Terrorism: Psychologies, Ideologies,Theologies, State of Mind. Edited byReich, W. ;Washington. D. C.: TheWoodrow Wilson Center Press.

Ray, J. (1972). Militarism, authoritarianism,neuroticism and anti social behavior.Journal of Conflict Resolution, 16(3), 319-340.

Rosenblatt, A., Greenberg, J., Solomon, S.,Pyszczynski, T. & Lyon, D. (1989).Evidence for terror managementtheory I: The effect of mortalitysalience on reactions to those whoviolate or uphold the cultural value.Journal of Personality and Social Psychology,57, 4,681-690.

“Serangan Bom di Indonesia dan Filipina”.Kompas (1 April 2002). http://

Tutut Chusniyah

134

kepada saudara sekandung.5. Terapi yang dilaksanakan di rumah tidak

membuat orang tua kesulitan untukmembagi perhatian bagi anak-anaknnyayang lain. Terapi yang dilaksanakan dirumah menimbulkan dampak bagisaudara sekandung, yaitu :a. Pemberian terapi di rumah

membuat oleh orang tuamengharapkan saudara sekandungyang lebih tua dari anak autis untukikut terlibat dalam pemberian terapidan membantu dalam memberikanmateri terapi.

b. Pemberian terapi di rumah bagianak autis membantu saudarasekandung yang lebih muda darianak autis dalam menguasaiketerampilan-keterampilan tertentusesuai dengan materi terapi yangtelah diberikan oleh orang tuakepada saudara autis mereka.

6. Efektifitas peran saudara sekandungdalam terapi selain dipengaruhi olehfaktor-faktor yang berkaitan dengankondisi saudara autis, juga dipengaruhifaktor-faktor yang berkaitan dengankarakteristik saudara sekandung darianak autis itu sendiri, yaitu jenis kelamindari saudara sekandung dari anak autis,birth order atau urutan kelahiran dan usiasaudara sekandung. Saudara sekandungyang berusia lebih tua dari anak autisdapat berperan secara aktif pemberianterapi di rumah dibandingkan saudarasekandung yang berusia lebih muda darianak autis. Karakteristik sosial darisaudara sekandung anak autis berupapola interaksi dan komunikasi saudara

sekandung dengan anak autis jugaberpengaruh, dimana pada saudarasekandung yang setiap hari berinteraksidengan anak autis dan terjalinkomunikasi dua arah lebih mendukungterapi yang dilaksanakan.

7. Peran saudara sekandung dari anak autisakan menunjang keberhasilan terapi bagisaudara autisnya, apabila merekaberperan secara aktif danberkesinambungan dalam memberikanterapi bagi saudara autis mereka. Peransaudara sekandung dalam membantuanak autis menguasai keterampilan-keterampilan tertentu tidak hanya padasaat pemberian terapi di rumah, namunlebih besar apabila dilakukan di dalamkegiatan sehari-hari ketika mereka salingberinteraksi.

DAFTAR PUSTAKA

Budhiman, M. (1998), Juni. “PentingnyaDiagnosis Dini Dan PenatalaksanaanTerpadu Pada Autisme”. Makalah.Simposium Autisme Masa KanakFakultas Kedokteran UniversitasAirlangga, Surabaya.

Cosini, Raymond J. (1984). Encyclopedia ofPsychology. Vol. 3.Canada:John Wiley &Sons, Inc.

Haaga & Neale. (1995). Exploring AbnormalPsychology. New York: John Wiley &Sons, Inc.

Hapsari, Indri. (2001). Pengaruh SaudaraKandung dalam PerkembanganInteraksi Sosial Penyandang Autisme.Skripsi .Fakultas Psikologi Universitas

Saudara Sekandung dari Anak Autis dan Peran Mereka dalam Terapi

Page 14: Indeks Judul Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ...journal.unair.ac.id/filerPDF/01 - Ideologi, Mortality Salience dan... · Mariot Jakarta, dan serangan bom bunuh diri di

INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 2006INSAN Vol. 8 No. 2, Agustus 200688

www.kompas,com/ kompas-cetak/0204/01/nasional/radio6.htm.

Staub, E. (1989). The Root of Evil: The Originsof Genocide and Other Group Violence.New York: Cambridge UniversityPress.

Tetlock, P. E. (1983). Cognitive style andpolitical ideology. Journal of Personalityand Social Psychology, 41,207-212.

Unger R.K.(2002). Them and us: Hiddenideologies-difference in degree orkind? Analyses of Social Issue and PublicPolicy, 2, 1, 43-52(10).

Vala, J., Monteiro, M. B. & Leyens, J-P.(1988). Perception of violence as afunction of observer’s ideology andactor’s group membership. BritishJournal of Social Psychology, 27, 231-237.

Watson, D., Clark, L. A. & Tellegen, A.(1988). Development and validationof brief measures of positive andnegative affect: The PANAS scales.Journal of Personality and Social Psychology,54, 1063-1070.

Ideologi, Mortality Salience dan Kekerasan ‘Suci’: Analisis Model Struktural

133

berinteraksi sehari-hari dengan saudaraautisnya.

SIMPULAN

1. Perasaan yang dialami oleh saudarasekandung terhadap anak autis bukanmerupakan sesuatu yang statis tetapiberubah-ubah. Mereka merasa senangdengan saudara autis mereka dan di lainwaktu mereka merasa tidak senang danmarah terhadap saudara autis mereka.Mereka senang menghabiskan waktubersama saudara autis mereka, namunmereka merasa tidak senang apabilamendapatkan respon yang tidakmenyenangkan dari saudara autismereka seperti dipukul ataupundiacuhkan. Pola perilaku agresifitas lebihbanyak muncul pada hubungan antarasaudara sekandung dengan anak autisyang memiliki jenis kelamin berbeda.

2. Perilaku yang ditunjukkan oleh saudarasekandung terhadap anak autisdipengaruhi oleh karaktersitik yangdimiliki oleh saudara sekandung, yangmeliputi persepsi mereka terhadap anakautis, perilaku yang ditunjukkan merekaterhadap anak autis dan pemahamanakan kebutuhan-kebutuhan anak autis.Karakteristik terbentuk pada saudarasekandung tergantung dari usia saudarasekandung, dimana saudara sekandungpada usia sekolah sudah dapatmemahami kebutuhan-kebutuhankhusus dari saudara autis mereka danmereka sudah dapat menilai perilakusaudara autis mereka. Merekamenunjukkan respon tipikal yaitu

perilaku menolong. Pada saudarasekandung dari anak autis yang berusiapra sekolah, mereka menunjukkanperasaan mereka melalui perilakumereka, mereka cenderung menyenangisaudara autis mereka karena merekabelum belajar menjadu judgemental danmereka belum dapat memahamikebutuhan-kebutuhan khusus darisaudara autis mereka.

3. Saudara sekandung yang lebih mudadari anak autis kehilangan temanbermain yang normal, role model, dansebagian dari mereka berperan sebagaianak yang lebih tua daripada saudaraautis mereka . Mereka dapat kehilanganrole model yang normal karena padasaudara sekandung yang berusia lebihmuda dari anak autis menggunakansaudara autis mereka sebagai role modelmenguasai keterampilan tertentu.Teman bermain yang normal dapathilang karena ketika bermain bersama,tidak terjalin komunikasi antara saudarasekandung dengan anak autis. Haltersebut membuat anak kesulitan untukmenjalin hubungan yang memuaskandengan anak autis. Bagi saudarasekandung yang lebih tua dari anak autis,autisme yang diderita oleh saudaranyamempengaruhi kehidupan merekasebesar saudara sekandung yang berusialebih muda dari anak autis.

4. Saudara sekandung tidak mengalamimasalah penyesuaian diri apabila orangtua tetap dapat memperhatikankebutuhan-kebutuhan dari mereka dansikap yang ditunjukkan orang tuakepada anak autis tidak berdampak

Tri Kurniati Ambarini


Recommended