27
Download versi file Ms. Word-nya di: http://bisnisbook.wordpress.com http://ebookloe.wordpress.com 1 MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN TERINTEGRASI IDEOLOGI DISUSUN OLEH: Anugraha Putra P Fatimah Fitriana Dewi Laili Miftahur Rizqi Nuruma Nurul M Rahadian N FMIPA UI

Makalah Ideologi

  • Upload
    appror

  • View
    463

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

1

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

TERINTEGRASI

IDEOLOGI

DISUSUN OLEH:

Anugraha Putra P

Fatimah

Fitriana Dewi

Laili Miftahur Rizqi

Nuruma Nurul M

Rahadian N

FMIPA UI

Page 2: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

2

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

atas karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Sepuluh tahun sudah reformasi berlalu, namun reformasi belum dapat

membawa perubahan yang substansional pada kehidupan rakyat Indonesia. Pada

makalah ini akan dibahas mengenai suatu permasalahan dasar yang sangat penting

untuk dianalisis, yakni Pancasila yang merupakan ideologi bangsa seharusnya

dapat ditegakkan agar proses pembangunan nasional yang sesuai dengan

reformasi dapat berjalan dengan baik.

Di kesempatan kali ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Harapan penulis, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan

senang hati akan menerima kritik, saran dan masukan yang membangun

Depok, 13 Oktober 2008

Page 3: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

3

Tim penyusun

Daftar Isi

Halaman judul…………………………………………………... 1

Kata Pengantar………………………………………………….. 2

Daftar Isi………………………………………………………... 3

BAB I Ideologi

Pengertian Ideologi……………………………………………... 4

Ideologi-Ideologi di Asia……………………………………….. 4

Hind Swaraj…………………………………………………….. 5

Pancasila………………………………………………………... 6

Pengertian Asal Mula Pancasila................................................... 9

Metodologi Pancasila………………………………………….... 10

Nilai Pancasila………………………………………………….. 11

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional................ 13

Hambatan dan Tantangan dalam Berideologi Pancasila.............. 14

BAB II UUD 1945

Pengertian UUD 1945…………………………………………... 16

Fungsi dan Kedudukan UUD 1945……………………………... 16

Sejarah Terbentuknya UUD 1945……………………………… 18

Amandemen Undang-Undang Dasar 1945…………………….. 23

Page 4: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

4

Daftar Pustaka………………………………………………....... 27

1. Ideologi

1.1 Pengertian Ideologi

Secara historis, pengertian ideologi mengalami perubahan dari masa ke

masa. Untuk itu, di sini diuraikan pengertian awal ideologi dan perubahan-

perubahan makna yang terjadi berikutnya.

Ideologi atau ideologie (dalam bahasa Perancis) pertama kali

dikumandangkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754-1836) yang hidup pada

masa Revolusi Perancis melihat bahwa ketika Revolusi berlangsung, banyak ide

atau pemikiran telah menginspirasikan ribuan prang untuk menguji kekuatan ide-

ide tersebut dalam kancah pertarungan politik dan mereka mau mengorbankan

hidup demi ide-ide yang diyakini tersebut.

Ideologi, secara etimologis berasal dari kata idea (ide, gagasan) dan ology

(logos=ilmu). Dalam rumusan De Tracy, ideologi diharapkan menjadi cabang

ilmu pengetahuan yang bertujuan mengkaji serta menemukan hukum-hukum yang

melandasi pembentukan serta perkembangan ide-ide dalam masyarakat, sehingga

ide-ide tersebut dapat dijelaskan secara rasional.

Ideologi ini sendiri terdiri dari beragam macam jenis. Kita semua tentu

tidak lagi merasa asing dengan ideologi-ideologi seperti fasisme, liberalisme,

sosialisme, komunisme,Pancasila, dan lain-lainnya. Untuk selanjutnya, dalam

makalah ini hanya dibahas ideologi dari Asia, khusunya Pancasila.

1.2 Ideologi-Ideologi di Asia

Terbentuknya ideologi-ideologi politik di kawasan Asia merupakan reaksi

kritis terhadap ideologi kapitalisme, kolonialisme, dan imperialisme barat,

Page 5: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

5

sehingga unsur-unsur dalam ideologi-ideologi bangsa Asia ini sarat dengan ide-

ide nasionalisme, antikolonialisme dan sangat menekankan ide keadilan social.

Untuk mengenal dan memahami ideologi dari kawasan Asia, akan ditampilkan

dua ideologi dari Asia untuk mewakili yakni Hind Swaraj (Indian Home Rule)

yang digagas oleh Mahatma Gandhi dan Pancasila dari Indonesia.

1.2.1 Hind Swaraj

Hind Swaraj (berasal dari kata Hind yang berarti bangsa India dan Swaraj

yang berarti pemerintahan sendiri), adalah ideologi yang digagas oleh Mohandas

Karamchand Gandhi (1869-1948). Ia dikenal sebagai Bapak dan Guru bangsa

India yang wafat karena ditembak pada tahun 1948.

Sebagai sebuah ideologi, Hind Swaraj terdiri dari beberapa ide dasar yaitu

nasionalisme humanitis, sarvodaya (kesejahteraan social), ekonomi khadi serta

pemerintahan yang demokratis.

Nasionalisme humanitis Gandhi bertumpu pada ajaran ahimsa (prinsip

menghormati kehidupan, dalam arti khusus adalah tidak melakukan tindakan

kekerasan apalagi pembunuhan) dan satyagraha (prinsip kekuatan jiwa, cinta

akan kebenaran). Dalam bahasa Inggris sering dipadankan dengan passive

resistance, non-violence atau perlawanan tanpa kekerasan/pasif). Dengan kedua

prinsip tersebut, gerakan kemerdekaan India di bawah Gandhi memiliki ciri-ciri

seperti tidak melakukan tindak kekerasan tapi lebih memilih aksi-aksi semacam

boikot dan mengedepankan peralihan kekuasaan secara damai melalui negosiasi

dan gentlemen agreement.

Sarvodaya (kesejahteraan milik semua). Hind Swaraj juga meliputi ide

tentang tatanan sosial-ekonomi yang ideal yakni kesejahteraan dan kesetaraan

nasional bagi bangsa India. Ide tentang kesejahteraan diangkat mengingat India

masih menganut sistem kasta, di mana kaum Pariah atau kaum Harijan

(kelompok yang terpinggirkan) perlu diangkat, baik secara sosial maupun

ekonomi agar di dalam India yang merdeka, kelompok ini juga memiliki tempat

dan kekuatan.

Page 6: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

6

Khadi adalah kain tenun yang ditenun dengan charka (alat tenun yang

dijalankan dengan tenaga manusia). Bagi Gandhi, kedua alat ini merupakan

simbol sekaligus sarana untuk mendukung sarvodaya, keduanya merupakan alat

sederhana namun dapat menjadi tumpuan jutaan rakyat miskin untuk

memproduksi kain sendiri, hingga lepas dari ketergantungan kain impor dari

Inggris. Ekonomi khadi merupakan simbol kemandirian ekonomi dan simbol

kebebasan dari eksploitasi sistem industri pabrik yang diyakini Gandhi dapat

menimbulkan pengangguran di desa-desa.

Ide Ramrajya (negara yang demokratis) dan Gram Swaraj (pemerintahan

lokal berbasis desa), merupakan dua ide Gandhi tentang negara dan kedaulatan

negara yang dicirikan oleh desentralisasi kekuasaan. Bentuk-bentuk pemerintahan

semacam ini diyakini Gandhi dapat mewujudkan kedaulatan rakyat yang

sesungguhnya,serta dapat memberi ruang bagi semua bentuk aliran atau pemikiran

individu (Poerbasari, 2007:183-189).

1.2.2.Pancasila

1.2.2.1Pengertian Pancasila

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dikumandangkan

pertama kali oleh Soekarno pada tanggal I Juni 1945, yakni pada saat

berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan

Republik Indonesia (BPUPKI). Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa

Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945.

Di samping pengertian formal dalam arti formal menurut hukum atau formal

yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti

(unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Hal ini didasarkan pada

interpretasi histories diamana rumusan dalam alinea IV pembukaan UUD 1945

diberi nama dengan bentuk istilah “Pancasila” sejak tanggal 1 Juni 1945.

Pada awal pidato dalam sidang tersebut, Soekarno menekankan pentingnya

sebuah dasar negara. Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan

Page 7: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

7

fundamen, filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang

mendalam. Dan perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri

yang berasal dari kepribadian bangsa. Sesuai dengan rumusan ini, maka sejak

pertama kali dikumandangkan, Pancasila diartikan sebagai ideologi yang

mencerminkan identitas, kepribadian bangsa sekaligus merupakan alat pemersatu

seluruh bangsa untuk mencapai tujuan perjuangan kemerdekaan.

Pancasila, secara etimologis berasal dari dua kata yaitu Panca yang berarti

lima dan Sila yang berarti dasar. Pancasila dari akar kata berarti lima dasar,

tepatnya adalah dasar bagi negara Indonesia yang merdeka.

Semenjak dikumandangkan pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila

mengalami beberapa kali perubahan urutan sila maupun kata. Dalam rumusan

Soekarno sebagai berikut:

1.) Kebangsaan Indonesia,

2.) Internasionalisme atau peri kemanusiaan,

3.) Mufakat atau demokrasi,

4.) Kesejahteraan sosial dan

5.) Indonesia merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa atau

prinsip Ketuhanan.

Berikut dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945, terdapat perubahan kata

dalam Pancasila sebagai berikut:

1.) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi pemeluk-

pemeluknya,

2.) Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3.) Persatuan Indonesia,

4.) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan dan

5.) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 8: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

8

Perubahan berikutnya terlihat dalam Mukadimah UUD RIS tahun 1950, di

mana kata-kata dalam Pancasila adalah:

1.) Ketuhanan Yang Maha Esa,

2.) Peri kemanusiaan,

3.) Kebangsaan

4.) Kerakyatan dan

5.) Keadilan sosial.

Adapun urutan dan kata-kata dalam Pancasila yang digunakan saat ini

adalah seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD‟45 yakni:

1.) Ketuhanan Yang Maha Esa,

2.) Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3.) Persatuan Indonesia,

4.) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan dan

5.) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, Pancasila dapat diterima

sebagai ideologi nasional karena sifatnya yang menyatukan berbagai kelompok

masyarakat, memberi arah dan pedoman tingkah laku dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara serta menjadi prosedur penyelesaian konflik.

Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia digali dari

nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama bangsa Indonesia. Menurut Prof. Dr.

Notonagoro, S.H., Pancasila jika ditinjau dari mulanya atau sebab terjadinya maka

Pancasila memenuhi syarat empat sebab (kausalitas) menurut Aristoteles, yaitu:

1.) Causa Meterialis (asal mula bahan)

Sebelum Pancasila dirumuskan sebagai asas kehidupan kenegaraan, unsur-

unsurnya telah terdapat pada Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu, terdapat

dalam istiadat, kebudayaan dan dalam agama-agama.

Page 9: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

9

2.)Causa Formalis (asal mula bentuk)

Hal ini dimaksudkan bagaimana asal mula benuk, atau bagaimana bentuk

Pancasila itu dirumuskan. Hal ini yang dimaksudkan adalah Pembentuk Negara

dalam hal ini Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai anggota BPUPKI dan

bersama-sama anggota BPUPKI. Dimana pada sidang BPUPKI pertama

dirumuskan dan dibahas Pancasila. Disamping itu sekaligus juga merupakan asal

mula tujuan.

3.) Causa Effisien (asal mula karya)

Dalam rangka sejak mulai dirumuskannya, dibahas dalam sidang BPUPKI

pertama dan kedua, juga dalam rangka proses pengesahan Pancasila Dasar Filsafat

Negara oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta sebagai asal mula karya. Juga di dalam Panitia Sembilan 22 Juni 1945

yang merumuskan Piagam Jakarta yang memuat calon ruusan Dasar Negar

Pancasila sebagai asal mula sambungan.

4.)Causa Finalis (asal mula tujuan)

Asal mula dalam hubungannya dengan tujuan dirumuskannya Pancasila

sebgai Dasar Negara Republik Indonesia. Hal ini diwujudkan oleh Panitia

Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, di mana semuanya sebagai

anggota BPUPKI yang menyusun Piagam Jakarta (Pembukaan UUD 1945)

pertama kali dibentuk dan memuat Pancasila. Kemudian BPUPKI menerima

rancangan tersebut dengan segala perubahannya, hal ini dimaksudkannya dengan

Pancasila dengan tujuan untuk dijadikan Dasar Filsafat Negara Republik

Indonesia.

1.2.2.2 Pengertian Asal Mula Pancasila

Pancasila mamiliki dua pengertian yang pokok, yaitu Pancasila sebagai

Dasar Negara Republik Indonesia dan Pancasila sebagai Pandangan Hidup

Bangsa.

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Page 10: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

10

Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk kehidupan

sehari-hari (Pancasila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari). Dengan kata lain,

Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup

dan kehidupan didalam segala bidang. Pancasila sebagai norma fundamental,

berfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu

kenyataan. Adapun wujud Pancasila secara konkret merupakan perwujudan

Pancasila itu dalam setiap perbuatan. Dilihat dari kedudukannya, Pancasila

mempunyai kedudukan yang tinggi, yakni sebagai cita-cita dan pandangan hidup

bangsa dan negara republik Indonesia.

Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila dalam pengertian ini sering disebut Dasar Falsafat Negara.

Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar negara untuk mengatur

penyelenggaraan Negara. Fungsi pokok daripada Pancasila adalah sebagai dasar

negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada hakikatnya adalah

sebagai sumber dari segal sumber hukum atau sumber dari tertib hukum.

Pengertian tersebut adalah pengertian Pancasila yang bersifat yudiris kenegaraan.

1.2.2.3 Metodologi Pancasila

Metodologi adalah upaya seseorang untuk mencari jalan atau cara yang

tepat dalam suatu kegiatan. Dengan analogi terhadap hal itu, maka kita pun dapat

memiliki cara atau pendekatan yang dianggap tepat dan benar dalam memahami

Pancasila khususnya yang berkaitan dengan nilai yang muncul dari Pancasila itu.

Metode itu antara lain, observasi, verstenhen (pemahaman),

interpretasi, teori kritis, dialog, pembaruan multikultural, integrasi, adapatasi,

sosialisasi dan seni budaya.

Metode observasi digunakan untuk mengamati berbagai gejala yang

dialami manusia, khususnya dalam melakukan berbagai tindakan dalam kapasitas

dia sebagai makhluk individu, sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 11: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

11

Metode verstenhen atau metode pemahaman adalah metode yang lazim digunakan

dalam bidang humaniora dan ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mencari makna

tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang humaniora, sosial, seperti

perilaku manusia, peristiwa sejarah, interaksi masyarakat dengan lembaga,

interaksi individu dengan individu lainnya, benda artefak yang masih ada, ritual

masyarakat, kehidupan beragama, dan sebagainya.

Metode interpretasi adalah metode untuk melakukan penafsiran atau

tafsir terhadap pemahaman suatu fenomena tertentu. Fenomena tersebut dapat

berupa kehidupan masyarakat Indonesia dalam konteks bernegara dan berbangsa.

Teori kritis yang dimaksudkan ini adalah upaya metodologis atau

metode yang mencoba menggabungkan antara pemahaman filsafat dengan

kehidupan sosial.Metode teori kritis ini berusaha malihat bahwa realitas sosial

sebagai fakta sosiologis dapat dipahami sebagai kegiatan yang sifatnya

konseptual.

Metode dialog adalah metode yang menekan komunikasi atau alih

informasi melalui sifat yang dinamis dan dua arah. Hal ini diperlukan agar pesan

dapat diterima dengan baik dan tak terjadi salah paham antara yang satu dengan

yang lain.

Metodelogi yang tepat juga akan mengarahkan bagaimana Pancasila

itu terintegrasi dengan baik. Artinya melalui masyarakat yang plural dan

heterogen, juga generasi mudanya Pancasila dapat diterima, diadaptasi,

disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

1.2.2.4 Nilai Pancasila

Adapun rumusan Pancasila di dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945

adalah sebagai berikut, Ketuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan

Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hkmat

Page 12: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

12

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh

Rakyat Indonesia.

a.) Nilai Religius

Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu

dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung. Dalam

kehidupan sosial dan budaya maka keterkaitannya seseorang dihubungkan dengan

pandangan hidup suatu masyarakat atau kehidupan beragama. Butir Pansila yang

pertama berbunyi, Ketuhanan yang Maha Esa. Disini dimaksudkan hendaknya

Negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah

Tuhannya dengan leluasa. Seganap rakyat hendaknya ber Tuhan secara

kebudayaan, yakni dengan tiadanya “egoisme agama” dan hendaknya Nagara

Indonesia satu negara yang ber Tuhan.

b.) Nilai Moral

Nilai moral yang dimaksudkan adalah nilai tentang kebaikan yang

muncul akibat perilaku orang baik dia sebagai individu maupun dalam

hubungannya dengan orang lain atau masyarakat. Hal ini terdpat pada sila kedua

Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.” Dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakekatnya adalah untuk mencapai

tujuan kemanusiaan yang adil dan beradab dan bermartabat luhur.

c.) Nilai Kebangsaan

Nilai kebangsaan adalah nilai tentang manusia yang secara kodrat

memiliki hak dan kewajiban, kebebasan yang bertanggung jawab, serta identitas

yang membentuk eksistensi manusia atau jati diri dalam kehidupan beragama.

Bagi bangsa Indonesia terutama generasi mudanya, jati dirinya akan tampil

dengan baik apabila dapat menampilkan nilai kebangsaan dengan optimal dalam

kehidupan bernegara. Bangsa Indonesia terbentuk dalam proses sejarah yang

penjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa. Perbedaan

Page 13: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

13

tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia,

yang dituangkan dalam suatu asas kerohanian yang merupakan satu kepribadian

yang bersifat majemuk tunggal yang disimbolkan dalam Lambang Garuda

Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

d.) Nilai Keadilan

Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan

ketidak berpihakkan, keseimbangan, pemerataan terhadap suatu hal. Setiap

individu berhak untuk mendapatkan keadilan. Baik itu keadilan pada individu itu

sendiri maupun keadilan terhadap negaranya.

e.) Nilai Kebersamaan dan Toleransi

Nilai Kebersamaan dan Toleransi adalah dua nilai yang saling

melengkapi. Nilai kebersamaan adalah nilai yang dimiliki manusia dalam

interaksinya dengan sesama berkaitan dengan tujuan dan kepentinagan tertentu.

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan

orang lain dalam situasi tertentu. Dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan,

dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan kepentingan tertentu.

Sedangkan toleransi adalah nilai yang menghargai berbagai pendapat, keyakinan

orang lain tentang sesuatu hal dan dalam situasi tertentu. Menghargai pendapat

dan keyakinan orang lain yang berbeda dengan kita menjadi hal yang penting

dalam toleransi dengan orang lain. Itulah sebabnya nilai kebersamaan dan

toleransi yang saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

1.2.2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional

Paradigma adalah sebuah atau kerangka dasar yang menjadi landasan

suatu kegiatan pemikiran sehingga menentukan metode. Sedangkan pembangunan

nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan menbangun

masyarakat Indonesia seluruhnya. Paradigma pembangunan nasional sangatlah

penting dan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedomannya. Pembangunan

mencerminkan rangkaian gerak gerak perubahan menuju kepada kemajuan dan

kehidupan yang lebih baik. Pembaharuan dilakukan dengan mengembangkan

Page 14: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

14

kepribadian bangsa Indonesia sendiri sehingga tidak kehilangan identitas diri

bangsa dengan tetap membuka diri terhadap kemajuan yang positif dari bangsa

lain terutama kemajuan ilmu pengetehuan dan teknologi. Dengan demikian,

pembangunan nasional bertitik tolak pada kemampuan, kemandirian,

kebersamaan, keadilan dan kemanfaatan bagi bangsa Indonesia. Kerjasama

dengan bangsa atau negara lain dalam tatanan global tetap diperlukan sepanjang

tidak menimbulkan ketergantungan dan tetap menjaga identitas diri bangsa,

kebebasan dan kemandirian sebagai sebuah bangsa yang merdeka.

1.2.2.6 Hambatan dan Tantangan dalam Berideologi Pancasila

Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, terdapat potensi konflik

yang besar mengingat adanya berbagai nilai-nilai yang dianut oleh berbagai

kelompok masyarakat, dan hal ini dapat pula bertentangan dengan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila. Untuk itu perlu diketengahkan di sini hambatan dan

tantangan, baik itu dari negar sendiri maupun dari luar negeri.

A.) Hambatan

Hambatan muncul karena adanya perbedaan aliran pemikiran, misalnya:

a.) Paham individualistis. Negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas

kontrak semua individu dalam masyarakat. Disini kepentingan harkat dan

martabat manusia dijunjung tinggi. Hak kebebasan individu hanya dibatasi

oleh hak yang sama yang dimiliki individu lain, bukan oleh kepentingan

masyarakat.

b.) Paham golongan (Class Theory). Negara adalah suatu susunan golongan

(kelas) untuk menindas kelas lain. Paham ini berhubungan dengan paham

materialisme sejarah (suatu ajaran yang bertitik tolak pada hubungan-

hubungan produksi dan kepemilikan sarana produksi serta berakibat pada

munculnya dua kelas yang bertentangan, kelas buruh dan kelas majikan

dan semua itu terjadi dan berada dalam sejarah kehidupan manusia).

B.) Bentuk-Bentuk Ancaman

Page 15: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

15

a.) Isu, penyebaran berita bohong dan fitnah atau desas desus dengan

tujuan tertentu.

b.) Gejala-gejala negative, antara lain pola hidup konsumtif, sikap

mental individualistis, pemaksaan kehendak, kemalasan, penurunan

disiplin dan lain lain.

c.) Perbuatan dan tingkah laku yang mengganggu dan melanggar

hukum.

d.) Subversi (sabotase, spionase, dan lain-lain).

1.2.2.7 Tantangan

A.) Tantangan dari dalam negeri

a.) Tantangan disintegrasi, adanya perpecahan-perpecahan yang

disebabkan tidak puasnya sikap daerah menimbulkan

permasalahan-permasalahan yang dapat menghancurkan persatuan

dan kesatuan NKRI, seperti lepasnya Timor Timur pada tahun

1999.

b.) Permesta dan pemberontakan-pemberontakan lainnya sejak jaman

Revolusi.

c.) Tantangan dari masalah agama: adanya usaha-usaha yang timbul

karena keinginan untuk mengganti Pancasila dengan simbol-simbol

keagamaan, antara lain: Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS),

Pemberontakan DI/TII dan lain-lain.

d.) Tantangan dari masalah SARA: adanya perpecahan yang mengatas

namakan SARA menyebabkan beberapa peristiwa yang dapat

menghancurkan Pancasila antara lain: Peristiwa Poso, Peristiwa

Tanjung Periok, Peristiwa Mei 1998, dan masih banyak lagi.

B.) Tantangan dari Luar Negeri

a.) Adanya tantangan dari ideologi lain yang ingin mengganti ideologi

Pancasila dengan ideologi lainnya seperti ideologi Komunisme

Page 16: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

16

yang berasal dari China dan Soviet. Atau ideologi Liberal dalam

Peristiwa Ratu Adil dan Pembantaian di Sulawesi oleh Westerling.

b.) Adanya intervensi dari negara lain untuk menghancurkan NKRI

contohnya privatisasi BUMN atau campur tangan Amerika dalam

penanganan hukum dan keamanan di Indonesia.

Oleh karena itu, Pancasila bagaimana pun juga akan berusaha untuk

Tetap mempertahankan diri dari segala macam tantangan tersebut demi

kelangsungan negara Indonesia.

2.1 Pengertian UUD 1945

Yang dimaksud dengan Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan

naskah yang terdiri dari Pembukaan dan pasal-pasal (Pasal II Aturan Tambahan).

Pembukaan terdiri atas 4 Alinea, yang di dalam Alinea keempat terdapat rumusan

dari Pancasila, dan Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 20 Bab

(Bab I sampai dengan Bab XVI) dan 72 pasal (pasal 1 sampai dengan pasal 37),

ditambah dengan 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Bab IV

tentang DPA dihapus, dalam amandemen keempat penjelasan tidak lagi

merupakan kesatuan UUD 1945. Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945

merupakan satu kebulatan yang utuh, dengan kata lain merupakan bagian-bagian

yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

Naskahnya yang resmi telah dimuat dan disiarkan dalam “Berita Republik

Indonesia” Tahun II No. 7 yang terbit tanggal 15 Februari 1946, suatu penerbitan

resmi Pemerintah RI. Sebagaimana kita ketahui Undang-Undang Dasar 1945 itu

telah ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indoneisa (PPKI) dan mulai

berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945. Rancangan UUD 1945 dipersiapkan oleh

suatu badan yang bernama Badan Penyelidik Usaha-usaha Pesiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai, suatu badan bentukan

Pemerintah Penjajah Jepang untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

dalam rangka persiapan kemerdekaan Indonesia.

2.2 Fungsi dan Kedudukan UUD 1945

Page 17: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

17

Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar,

yaitu hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan

sumber hukum tertulis. Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang-

undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan

atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan

yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan

tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945,

dan muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara

(Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004).

Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata

urutan perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati

kedudukan yang tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai

fungsi sebagai alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah

norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang

lebih tinggi, dan pada akhirnya apakah norma-norma hukum tersebut bertentangan

atau tidak dengan ketentuan UUD 1945.

Undang-Undang Dasar bukanlah satu-satunya atau keseluruhan hukum

dasar, melainkan hanya merupakan sebagian dari hukum dasar, yaitu hukum dasar

yang tertulis. Disamping itu masih ada hukum dasar yang lain, yaitu hukum dasar

yang tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis tersebut merupakan

aturanaturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan

negara -meskipun tidak tertulis – yaitu yang biasa dikenal dengan nama

„Konvensi‟.

Meskipun Konvensi juga merupakan hukum dasar (tidak tertulis), ia

tidaklah boleh bertentangan dengan UUD 1945. Konvensi merupakan aturan

pelengkap atau pengisi kekosongan hukum yang timbul dan terpelihara dalam

praktek penyelenggaraan ketatanegaaan, karena Konvensi tidak terdapat dalam

UUD 1945.

Page 18: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

18

Contoh : Konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan yang masih dipelihara

selama ini adalah setiap tanggal 16 Agustus, Presiden RI menyampaikan pidato

pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Praktek yang demikian

tidak diatur dalam UUD 1945, namun tetap dijaga dan dipelihara dalam praktek

penyelenggaraan kenegaraan Republik Indonesia.

2.3 Sejarah Terbentuknya UUD 1945

Bahwasannya konstitusi atau Undang-Undang Dasar dianggap memegang

peranan yang penting bagi kehidupan suatu negara, terbukti dari kenyataan sejarah

ketika Pemerintah Militer Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Rakyat

Indonesia. Sesuai janji Perdana Menteri Koiso yang diucapkan pada tanggal 7

September 1944, maka dibentuklah badan yang bernama Dokuritsu Zyunbi

Choosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia/BPUPKI) pada tanggal 29 Arpil 1945 yang diketuai oleh Dr. Radjiman

Wedyodiningrat dan Ketua Muda R.P. Soeroso, yang tugasnya menyusun Dasar

Indonesia Merdeka (Undang-Undang Dasar). Niat Pemerintah Militer Jepang

tersebut dilatarbelakangi kekalahan balatentara Jepang di berbagai front, sehingga

akhir Perang Asia Timur Raya sudah berada di ambang pintu. Janji Jenderal Mc

Arthur “I shall return” ketika meninggalkan Filipina (1942) rupanya akan

menjadi kenyataan.

Para anggota BPUPKI yang dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 bersidang

dalam dua tahap: pertama, dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk

menetapkan dasar negara dan berhasil merumuskan Pancasila yang didasarkan

pada pidato anggota Soekarno pada 1 Juni 1945, kedua, dari tanggal 10 sampai

dengan 17 Juli 1945 yang berhasil membuat Undang-Undang Dasar (Harun Al

Rasid, 2002). Pada akhir sidang pertama, ketua sidang membentuk sebuah panitia

yang terdiri dari 8 orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang disebut Panitia

Delapan. Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan pertemuan antara gabungan paham

kebangsaan dan golongan agama yang mempersoalkan hubungan antara agama

dengan negara. Dalam rapat tersebut dibentuk Panitia Sembilan, terdiri dari Drs.

Moh. Hatta, Mr. A. Subardjo, Mr. A. A. Maramis, Ir. Soekarno, KH. Abdul Kahar

Page 19: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

19

Moezakir, Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, dan Mr.

Muh. Yamin. Panitia Sembilan berhasil membuat rancangan Preambule Hukum

Dasar, yang oleh Mr. Muh. Yamin disebut dengan istilah Piagam Jakarta.

Pada tanggal 14 Juli 1945 pada sidang kedua BPUPKI, setelah melalui

perdebatan dan perubahan, teks Pernyataan Indonesia Merdeka dan teks

Pembukaan UUD 1945 diterima oleh sidang. Teks Pernyataan Indonesia Merdeka

dan teks Pembukaan UUD 1945 adalah hasil kerja Panitia Perancang UUD yang

diketuai oleh Prof. Soepomo. Setelah selesai melaksanakan tugasnya, BPUPKI

melaporkan hasilnya kepada Pemerintah Militer Jepang disertai usulan

dibentuknya suatu badan baru yakni Dokutsu Zyunbi Linkai (Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia/PPKI), yang bertugas mengatur pemindahan kekuasaan

(transfer of authority) dari Pemerintah Jepang kepada Pemerintah Indonesia. Atas

usulan tersebut maka dibentuklah PPKI dengan jumlah anggota 21 orang yang

diketuai oleh Ir. Soekarno dan Wakil Ketuanya Drs. Moh. Hatta. Anggota PPKI

kemudian ditambah 6 orang. tetapi lebih kecil daripada jumlah anggota BPUPKI,

yaitu 69 orang. Menurut rencana, Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada

Rakyat Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Namun terdapat rakhmat Allah

yang tersembunyi (blessing in disguise) karena, sepuluh hari sebelum tibanya

Hari-H tersebut, Jepang menyatakan kapitulasi kepada Sekutu tanpa syarat

undconditional surrender).

Dalam tiga hari yang menentukan, yaitu pada tanggal 14, 15, dan 16

Agustus 1945 menjelang Hari Proklamasi, timbul konflik antara Soekarno-Hatta

dengan kelompok pemuda dalam masalah pengambilan keputusan, yaitu

mengenai cara bagaimana (how) dan kapan (when) kemerdekaan itu akan

diumumkan. Soekarno-Hatta masih ingin berembuk dulu dengan Pemerintah

Jepang sedangkan kelompok pemuda ingin mandiri dan lepas sama sekali dari

campur tangan Pemerintah Jepang.

Pada hari Kamis pagi, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta dibawa

(diculik) oleh para pemuda ke Rengasdengklok, namun pada malam harinya

Page 20: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

20

dibawa kembali ke Jakarta lalu mengadakan rapat di rumah Laksamana Maeda di

Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Pada malam itulah dicapai kata sepakat bahwa

Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan di Jalan Pegangsaan Timur 56, yaitu

rumah kediaman Bung Karno, pada hari Jum‟at 17 Agustus 1945 (9 Ramadhan

1364), pukul 10.00 WIB.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 petang hari datanglah utusan dari Indonesia

bagian Timur yang menghadap Drs. Moh. Hatta dan menyatakan bahwa rakyat di

daerah itu sangat berkeberatan pada bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan

UUD 1945 yang berbunyi: “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat

Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Dalam menghadapi masalah tersebut dengan

disertai semangat persatuan, keesokan harinya menjelang sidang PPKI tanggal 18

Agustus 1945, dapat diselesaikan oleh Drs. Moh. Hatta bersama 4 anggota PPKI,

yaitu K.H. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo,

dan Teuku M. Hasan. Dengan demikian tujuh kata dalam pembukaan UUD 1945

tersebut dihilangkan.

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: bahwa badan

yang merancang UUD 1945 termasuk di dalamnya rancangan dasar negara

Pancasila adalah BPUPKI yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Setelah

selesai melaksanakan tugasnya yaitu merancang UUD 1945 berikut rancangan

dasar negara, dan rancangan pernyataan Indonesia merdeka, maka dibentuklah

PPPKI pada tanggal 7 Agustus 1945.

Pada era Orde Baru, pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan

ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis

dan berkeadilan. Meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun

secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh.

Di bidang politik, pemerintah Orde Baru memiliki cara tersendiri untuk

menciptakan stabilitas yang diinginkan, salah satunya dengan menjadikan Golkar

sebagai mesin politik. Di dalam tubuh Golkar terdapat tiga jalur yang menjadi

Page 21: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

21

tumpuan kekuatannya, yaitu ABRI, birokrat, dan Golkar (jalur ABG). Keberadaan

Golkar yang sebenarnya diperlukan sabagai sarana dan arena penyaluran aspirasi

rakyat, ternyata dijadikan sebagai alat kekuasaan atau alat penguasa untuk

melanggengkan kekuasaannya. Sistem perwakilan pun bersifat semu, bahkan

hanya dijadikan sarana untuk melanggengkan sebuah kekuasaan seecra sepihak.

Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara termasuk kehidupan politik, banyak wakil rakyat yang duduk di

MPR/DPR tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya karena

demokratisasi yang dibangun melalui KKN.

Ketidakberesan juga dapat dilihat dari konsep Dwifungsi ABRI yang telah

berkembang menjadi kekaryaan. Peran kekaryaan ABRI semakin masuk kedalam

sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, bahakan dunia bisnis pun tak

lepas dari intervensi TNI/POLRI. Segala produk kebijkan ekonomi dan politik

selama Orde Baru teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN.

Kondisi kian diperparah oleh upaya penegakan hukum yang sangat lemah.

Kondisi sosial-politik tersebut semakin diperburuk oleh krisis moneter

yang melanda Indonesia sejak pertengahan Juli 1997. Di pasaran mata uang dunia

nilai rupiah terus merosot terhadap dollar Amerika. Krisis moneter memicu

terjadinya kemerosotan ekonomi secara meluas. Perbankan nasional terpuruk dan

banyak bank beku operasi (BBO). Dunia usaha tidak berkutik dan banyak yang

gulung tikar. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di banyak tempat. Haraga

sembako yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari melambung tinggi,

bahkan sempat terjadi kelangkaan.

Berawal dari gerakan moral, aksi bergeser memasuki ranah politik, yaitu

menuntut Soeharto mundur dari jabatan presiden. Semua ini merupakan puncak

kekecewaan rakyat atas krisis yang melanda Indonesia. Aksi mahasiswa di

sejumlah kota besar semakin berani dengan turun ke jalan. Pada tanggal 12 Mei

1998 petang, aksi mereka menimbulkan bentrok dengan pihak aparat keamanan

hingga terjadi peristiwa tragis yaitu tragedi Trisakti. Dalam peristiwa itu, empat

Page 22: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

22

mahasiswa Universitas Trisakti tewas setelah bentrok dengan petugas yang

berusaha membubarkan mimbar bebas dan aksi duduk di Jalan S. Parman, Grogol,

Jakarta Barat dan puluhan orang lainnya luka parah. Keempat mahasiswa yang

terbunuh adalah Elang Mulya Lesmana, Hery Hartanto, Hendriawan Sie, dan

Hafidhin Royan.

Akibat peristiwa Trisakti dan kerusuhan massal pada tanggal 13-14 Mei

1998, muncul tuntutan rakyat agar MPR segera mengadakan sidang istimewa

dengan meminta pertanggungjawaban presiden atau pengunduran diri secara

konstitusional. Para mahasiswa semakin gencar melakukan aksi menuntut

diadakan reformasi menyeluruh termasuk penggantian kepemimpinan nasional.

Mereka mengarahkan perhatian utama kepada wakil-wakil rakyat di DPR/MPR RI

dengan mengadakan demonstrasi besar-besaran di gedung DPR/MPR RI.

Menanggapi hal tersebut Presiden Soeharto berupaya membentuk komite

reformasi, perubahan kabinet, tetapi tidak mendapat tanggapan positif dari

mahasiswa dan kelompok kritis. Oleh karena itu, pada tanggal 21 Mei 1998, pukul

09.05 pagi, di Istana Merdeka Jakarta, Presiden menyatakan berhenti, setelah 32

tahun, 7 bulan, dan 3 minggu masa kekuasaannya sebagai Presiden Republik

Indonesia.

Selesai Presiden Soeharto mengumumkan pernyataan berhenti, B. J.

Habibie mengucapkan sumpah jabatan sebagai Presiden RI. Oleh karena keadaan

tidak memungkinkan dan menghindari kekosongan pimpinan dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara, maka B. J. Habibie , mengucapkan

sumpah jabatan Presiden di hadapan Mahkamah Agung RI.

Gerakan reformasi belum selesai, para pengunjuk rasa tetap menuntut

diadakannya reformasi secara menyeluruh serta memberantas praktek Korupsi

Kolusi dan Nepotisme (KKN). Untuk itu Presiden B. J. Habibie menyatakan akan

mengadakan pemilu yang dipercepat, selambat-lambatnya pertengahan tahun

1999 (Sekretariat, 2001:26).

Page 23: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

23

Pada era Presiden Habibie, Timor Timur yang menjadi provinsi ke-27

lepas dari NKRI. Terlepasnya Timor Timur menjadi faktor utama penolakan MPR

atas pidato pertanggungjawaban Presiden Habibie pada bulan Oktober 1999, B. J.

Habibie akhirnya mengundurkan diri dari bursa calon presiden.

Selanjutnya, selama era Reformasi berlangsung telah terjadi empat kali

pergantian presiden, yaitu B. J. Habibie (Mei 1998-Oktober 1999), Abdurrahman

Wahid (Oktober 1999-Juli 2001), Megawati Soekarno Putri (Juli 2001-September

2004), Susilo Bambang Yudhoyono (September 2004-...).

2.4 Amandemen Undang-Undang Dasar 1945

Sebelum diuraikan tentang amandemen terhadap Undang-Undang Dasar

1945 perlu dipaparkan terlebih dahulu tentang kapan dan bagaimana Pasal 37

dibahas dan ditetapkan. Pasal tersebut yang masuk Bab XVI tentang Perubahan

UUD, baru dibicarakan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

pada rapat hari pertama tanggal 18 Agustus 1945. Dalam Rancangan UUD yang

di buat oleh BPUPKI tidak tercantum pasal tentang perubahan UUD. Dalam rapat

hari pertama itu, anggota Iwa Kusuma Sumantri mengusulkan agar ada pasal

tentang perubahan undang-undang dasar.

Menanggapi usul Iwa Kusuma Sumantri, Ketua PPKI Sukarno

mempersilahkan Prof. Supomo berbicara. Menurut Supomo memang harus ada

Bab XVI tentang perubahan undang-undang dasar. Ia mengusulkan pasal baru

ayat (1) Untuk mengubah undang-undang dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari

jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir dalam persidangan.

Ayat (2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada

jumlah anggota yang hadir (Sumantri,t.tahun: 133-134).

Setelah UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, undang-undang

dasar tersebut berlaku di seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Akan tetapi

ketika negara Republik Indonesia berbentuk federal sejak tanggal 27 Desember

Page 24: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

24

1949 hingga 17 Agustus 1950, UUD 1945 hanya berlaku di wilayah negara

Republik Indonesia yang merupakan negara bagian dari Republik Indonesia

Serikat. Mulai 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959 UUD 1945 tidak berlaku, yang

berlaku adalah UUDS 1950. Baru mulai 5 Juli 1959 setelah keluar Dekrit

Presiden, UUD 1945 berlaku kembali di seluruh wilayah negara RI.

Pada masa revolusi, Pasal 37 (Perubahan UUD) belum digunakan, demikian

pula pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966). Melihat pemerintah pada

masa Demokrasi Terpimpin telah melakukan penyelewengan dalam melaksanakan

UUD 1945, maka Pemerintah Orde Baru menyatakan bertekad untuk

melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Pada masa

Orde Baru UUD 1945 disakralkan. Pembicaraan tentang amandemen terhadap

pasal-pasal UUD 1945 merupakan hal yang tabu.

Page 25: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

25

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas XII.

Jakarta: Yudhistira

Soeprapto. 2003. Refleksi Proklamasi vs Reformasi. Jakarta: Taman

Pustaka

Dr. Suhartono. 2008. Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian Terintegrasi Buku Ajar I Logika, Filsafat Ilmu,

dan Pancasila. Depok: Universitas indonesia

UUD ’45 dan Amandemen. Jakarta: Srikandi, 2006

Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened P. 1984.

Sejarah Nasional Indonesia IV, V, VI. Jakarta: PN Balai

Pustaka

Meliono, Irmayanti. 2008 Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

Terintegrasi, Depok: Lembaga Penerbit FEUI

Tiga UUD Republik Indonesia. 2006. Jakarta: Asa Mandiri.

Page 26: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

26

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. 2006. Badan

Pekerja Pusat Majelis Tao Indonesia.

Hutauruk, M. Tentang dan Sekitar Hak-hak Azasi Manusia dan

Warga Negara. Jakarta: Erlangga.

Sumber Internet:

http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/pancasila-uud-1945.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-

Undang_Dasar_Republik_Indonesia_1945http://wapedia.mobi/id/UU

D_%2745

http://www.bphn.go.id/index.php?action=public&id=2008042815080

192

http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/09/23/0038.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

http://ideologipancasila.wordpress.com/

http://www.suarapembaruan.com/News/2004/05/17/Editor/edit04.htm

Page 27: Makalah Ideologi

Download versi file Ms. Word-nya di:

http://bisnisbook.wordpress.com

http://ebookloe.wordpress.com

27