BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang akan di bicarakan disini adalah wabah penyakit infeksi.
Sebelum melangkah pada peyelidikan wabah maka berturut-turut akan di
uraikan secara singkat mengenai beberapa istilah seperti pathogenesis,
virulensi, case fatality, reservoir, kasus dan karier, mekanisme transmisi
infeksi dan bentuk- bentuk wabah.
Patogenitas, virulensi dan case fatality
Patogenitas menunjukkan kemampuan dari suatu agen untuk
menimbulkan penyakit pada orang yang terkena infeksi oleh agen tersebut.
Virulensi adalah kesanggupan suatu agen untuk menyebabkan penyakit
yang berat.
Reservoir
Reservoir adalah organism-organisme hidup atau mati ( misalnya
tanah ) di dalam mana penyebab infeksi biasanya hidup dan berkembang
biak. Reservoir terdiri dari manusia, hewan dan sumber-sumber
lingkungan. Cara peenyebaran menurut reservoir adalah sebagai berikut :
Manusia Manusia Manusia ( Penyakit menular melalui kontak
langsung )
Hewan Hewan Hewan ( Zoonose )
Manusia
Manusia Makanan Manusia ( Penyakit yang di tularkan
melalui makanan )
Investigasi Wabah 1
Manusia Tanah Manusia ( Penyakit yang di tularkan melalui
tanah )
Manusia Vektor Manusia ( Penyakit yang di tularkan melalui
vector)
Manusia Air Manusia (Penyakit yang di tularkan melalui air)
Kasus dan karier.
Kasus adalah mereka dimana suatu agen infektif telah masuk dan
tinggal di dalam tubuh mereka, beredar di dalam infeksi yang innaperent
dan telah ada gejala infeksi.
Karier adalah mereka yang menyimpan agen infektif di dalam
tubuhnya : menurut jenisnya di bagi dalam
1. Tanpa gejala seperti poliovirus, meningococcus, hepatitis
2. Karier dalam penyembuhan ( Konvalesen ) seperti C diphtriae,
hepatitis virus dan salmonella species
3. Karier kroniik seperti S. typhosa, hepatitis B virus
Mekanisme transmisi meliputi :
o Transmisi langsung
o Transmisi tidak langsung
o Transmisi melalui benda-benda
o Transmisi melalui vector
o TransmisiMelalui udara ( droplet nuclei and dust )
B. Rumusan Masalah
Menjelaskan definisi dari Wabah
Menjelaskan pembagian wabah
Menjelaskan langkah-langkah investigasi wabah
Menjelaskan kejadian luar biasa ( KLB )
Investigasi Wabah 2
Menjelaskan pelacakan kejadian luar biasa ( KLB )
Memberikan contoh-contoh KLB yang sering terjadi
C. Tujuan
o Untuk mengetahui definisi dari Wabah
o Untuk mengetahui pembagian wabah
o Untuk mengetahui langkah-langkah investigasi wabah
o Untuk mengetahui kejadian luar biasa ( KLB )
o Untuk mengetahui pelacakan kejadian luar biasa ( KLB )
o Untuk mengetahui contoh-contoh KLB yang sering terjadi
Investigasi Wabah 3
BAB II
PEMBAHASAN
INVESTIGASI WABAH
1. PENGERTIAN
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
mala petaka (UU No 4. Tahun 1984)
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang
sejumlah besar orang di daerah yang luas.( Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1989 )
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah
meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit
(Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981)
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada
penduduk suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa (Benenson,
1985 )
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa
penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian
lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari
keadaan biasa (Last 1981 )
Investigasi Wabah 4
Jadi wabah adalah kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah
dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang
diperkirakan.
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak,
yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup
global (pandemi)
OUTBREAK
Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama
dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain
EPIDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan
pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.
PANDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya
dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup
wilayah yang luas.
ENDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya
pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya
penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.
2. PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFATNYA :
1. Common Source Epidemic
Investigasi Wabah 5
Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya
sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi
dalam waktu yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu
berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan,
polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi,
jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan
jam,tidak ada angka serangan ke dua.
2. Propagated/Progresive Epidemic
Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga
waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau
progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke
orang baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan
lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta
penyebaran anggota masya yang rentan serta morbilitas dari penduduk
setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah
penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal abggota
masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis
yang sesuai dengan urutan generasi kasus.
3. LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI WABAH
1. Konfimasi / menegakkan diagnosa
Definisi kasus
Klasifikasi kasus dan tanda klinik
Pemeriksaan laboratorium
2. Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan
Investigasi Wabah 6
Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah
ditentukan tentang KLB
Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahun
sebelumnya
3. Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan
orang
Kapan mulai sakit (waktu)
Dimana mereka mendapat infeksi (tempat)
Siapa yang terkena : (Gender, Umur, imunisasi, dll)
4. Rumuskan suatu hipotesa sementara
Hipotesa kemungkinan : penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita
(pattern of disease)
Hipotesa : untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut
5. Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji
hipotesis :
Tentukan : data yang masih diperlukan sumber informasi
Kembangkan dan buatkan check list.
Lakukan survey dengan sampel yang cukup
6. Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan
Lakukan wawancara dengan :
a. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)
Investigasi Wabah 7
b. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai
waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit
(control)
Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya
Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan
faktor yang ikut berperan
Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium
7. Buatlah analisa dan interpretasi data
Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan
Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi
Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-
grafik yang diperlukan
Terapkan test statistik
Interpretasi data secara keseluruhan
8.Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan
Lakukan uji hipotesis
Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit :
a. Sesuai dengan sifat penyebab penyakit
b. Sumber infeksi
c. Cara penularan
d. Faktor lain yang berperan
9. Lakukan tindakan penanggulangan
Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif.
Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang
berhubungan.
Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang
Investigasi Wabah 8
10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut.
Pendahuluan
Latar Belakang
Uraian tentang penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian
Analisis data dan kesimpulan
Tindakan penanggulangan
Dampak-dampak penting
Saran rekomendasi
4. KEJADIAN LUAR BIASA
Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam
peraturan yang berlaku di Indonesia. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu
kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan,
tahun).
Investigasi Wabah 9
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
5. PELACAKAN KLB
Garis Besar Pelacakan KLB
• Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di
lapangan tempat kejadian
• Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran.
• Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah
yang pada dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam
setiap usaha pelacakan.
1. Analisis Situasi Awal
a. Penentuan atau penegakan diagnosis
b. Penentuan adanya wabah
c. Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang)
2. Analisis Lanjutan
Usaha Penemuan kasus tambahan
Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter
praktek ntuk menemukan kemungkinan adanya
kasus diteliti yang belum ada dalam laporan.
Pelacakan intensif terhadap mereka yang
tanpa gejala, gejala ringan tetapi mempunyai
potensi menderita atau kontak dengan penderita.
Investigasi Wabah 10
3. Analisa Data secara berkesinambungan.
Menegakkan Hipotesis
Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut.
Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis
Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali.
Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali
disusunkan suatu format pengamatan yang
berkesinambungan dalam bentuk survailans
epidemiologi terutama high risk.
Penanggulangan KLB :
A. Penyelidikan dan penanggulangan KLB
B. Pengembangan sistem surveilans termasukpengembangan jaringan
informasid) Koordinasi kegiatan surveilans : lintas program dan
lintas sektoral
Contoh Kejadian Luar Biasa ( KLB ) yang biasa terjadi
Kabupaten Pandeglang
1. KLB Campak
Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus campak,
penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Penyakit ini sangat mudah menular khususnya kepada anak yang berusia 1 - 5
tahun, penularanya melalui percikan droplet pada saat batuk atau bersin. Proses
penularan ini dimulai 1-3 hari setelah muncul demam. Di Kabupaten Pandeglang
penyakit campak masih menjadi masalah kesehatan, dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir penyakit campak selalu menjadi penyebab timbulnya wabah, sedangkan
frekuensi wabah yang terjadi di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 10 sampai
dengan 15 kali setiap tahunnya.
Investigasi Wabah 11
Kelompok penderita yang terserang adalah sebagian besar kelompok yang
belum pernah mendapatkan imunisasi campak sebelumnya. Dengan hal tersebut
menunjukan bahwa imunisasi campak menjadi penting sebagai pencegahan.
Berdasarkan hasil kajian epidemiologi penyakit campak, karakteristik
penderita campak lebih banyak menyerang pada kelompok balita, sehingga
kelompok ini menjadi kelompok yang rentan, sedangkan daerah yang pernah
mengalami wabah penyakit campak dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
menyerang pada Kecamatan Sukaresmi yaitu Puskesmas Perdana dengan jumlah
yang meninggal sebanyak 1 orang.
Berdasarkan hasil investigasi bahwa penderita campak yang meninggal
mempunyai status gizi yang buruk dan mengalami keterlambatan dalam
mengambil keputusan untuk mencari pengobatan. Dengan melihat kejadian di atas
menggambarkan bahwa di Kabupaten Pandeglang, masih mempunyai banyak
kelompok-kelompok yang rentan terhadap penyakit campak yang disebabkan
karena tidak mempunyai riwayat status imunisasi campak sebelumnya, Sehingga
diharapkan seluruh lapisan masyarakat harus lebih memahami akan manfaat
imunisasi campak yang diberikan. Pada dasarnya memang benar bahwa imunisasi
campak memberikan efek demam pada bayi yang diimunisasi, tetapi demam
tersebut merupakan reaksi pembentukan daya tahan tubuh (antibodi) dan proses
tersebut tidak lama.
Harapan yang dapat diambil dengan mencermati kejadian ini adalah
Imunisasi merupakan salah satu pencegahan yang paling baik untuk melindungi
generasi penerus bangsa, sehingga di masa yang akan datang bangsa Indonesia
mempunyai generasi yang sehat dan cerdas dan mampu mengadapi persaingan
global, tentunya keberhasilan imunisasi tidak terlepas dari peran aktif aparat
pemerintah, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat.
Investigasi Wabah 12
Sedangkan pada tahun 2007 frekuensi KLB campak yang terjadi sebanyak
3 kali dengan jumlah penderita sebanyak 39 penderita dan 1 penderita meninggal.
Kejadian KLB ini menyerang Puskesmas Perdana, Panimbang dan Cikedal.
2. KLB Suspek Flu Burung
Flu Burung merupakan salah satu penyakit yang ditularkan dari binatang
kepada manusia atau disebut sebagai penyakit Zoonosis. Penyakit ini merupakan
penyakit yang mempunyai tingkat keganasan yang tinggi, artinya setiap penderita
yang terserang flu burung dan tidak mendapatkan pengobatan yang cepat dan
intensif akan dapat mengakibatkan kematian.
Dalam Kurun waktu tahun 2007 di Kabupaten Pandeglang kejadian Flu
Burung ini merebak 5 Kecamatan yaitu di Kecamatan Labuan, Kecamatan
Kaduhejo, Kecamatan Bangkonol, Kecamatan Pandeglang dan Kecamatan
Sindang Resmi. 8 penderita yang diduga sebagai Suspek Flu Burung dirujuk ke
Rumah Sakit Serang yang merupakan Rumah Sakit rujukan Flu Burung di
wilayah Propinsi Banten, dengan hasil laboratorium negatif. Tetapi 1 kasus yang
berasal dari Kec. Sindang Resma merupakan kasus positif (Konfirm) Flu Burung
yang sumber penularannya dari Kab. Tangerang.
3. Diare
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Kabupaten Pandeglang, beberapa faktor yang menjadi penyebab
timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi
makanan/minuman yang tercemar tinja dan/atau kontak langsung dengan
penderita, sedangkan faktor-faktor lainnya meliputi faktor penjamu dan faktor
lingkungan. Secara proporsional penyakit diare di Kabupaten Pandeglang lebih
banyak terjadi pada golongan balita yaitu (51%) 16.708 balita yang menderita
Investigasi Wabah 13
diare dari semua cakupan 34147 penderita, angka kematian diare pada semua
umur 0,007 per 1000 penduduk dan balita 0,05 per 1000 balita. Sedangkan
distribusi menurut waktu terlihat kasus diare berfluktasi dengan puncak kasus
pada bulan November dengan jumlah kasus sebanyak 3.222 penderita dan juga
kematian terbanyak pada bulan November 3 penderita.
4. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Pelaksanaan program P2 ISPA yang dilaksanakan terfokus pada penemuan
dan penatalaksaan penderita peneumonia pada balita. Kinerja program
pemberantasan penyakit pneumonia pada balita di Kabupaten Pandeglang pada
tahun 2007 belum berjalan sebagaimana mestinya. Target penemuan penderita
pneumonia balita sebanyak 12.329 orang (66%), tetapi penemuan kasusnya baru
1.198 penderita balita (10,2 %). Jumlah penderita pneumonia balita yang
ditemukan terdiri dari 343 penderita pnemoni bayi (29,43%)dan 815 penderita
pneumonia balita (70,37% balita). Jumlah penderita bukan pnemonia sebanyak
32417 penderita, yang terdiri dari 10.258 bayi (33,2%) dan 22,159 balita (66,8%).
5. Filariasis
Salah satu indikator yang digunakan dalam pemberantasan penyakit
filariasis adalah jumlah penderita yang diobati Tahun 2007 sebesar 80% dan
angka mikrofilaria sebesar <1%. Keterbatasan-keterbatasan dalam
penanggulangan penyakit Filariasis di Kabupaten Pandeglang akan memberikan
dampak yang cukup signifikan dalam penyebaran dan penularan penyakit yang
lebih luas. Jumlah kasus filariasis tahun 2007 adalah sebanyak 30 penderita
dengan 5 penderita ditangani (17%).
6. Malaria
Investigasi Wabah 14
Pelaksanaan kegiatan program pemberantasan malaria di Kabupaten
Pandeglang Tahun 2007 hanya dilakukan pada 12 puskesmas receptif, tetapi tidak
menutup kemungkinan pada puskesmas yang bukan daerah receptif untuk
melakukan prosedur tetap pemeriksaan malaria jika ditemukan adanya tersangka
(suspek) malaria. Indikator keberhasilan yang dinilai dalam kegiatan ini untuk
Tahun 2007 adalah angka kesakitan malaria sebesar 45/100.000 penduduk dan
banyaknya penderita malaria yang diobati sebesar 90%. Sedangkan berdasarkan
hasil kegiatan Tahun 2007 jumlah penderita klinis malaria sebanyak 1.082
penderita dengan penderita positif malaria sebanyak 156 penderita, penderita yang
diobati sebanyak sebanyak 379 penderita. Angka SPR adalah 4,99% dan angka
kesakitan malaria (API) sebesar 0,10 / 1000 penduduk. Angka ini termasuk
rendah karena tidak semua puskesmas receptif malaria melakukan pemeriksaan
terhadap penderita klinis malaria.
7. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang bersumber
binatang melalui nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sebagai vektornya.
Hasil pelaksanaan kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah
digambarkan dengan penemuan kasus yang ditangani dan kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk dalam memotong mata rantai penularannya. Indikator pencapaian
pemberantasan demam berdarah yang tertuang dalam renstra Kabupaten
Pandeglang adalah kasus demam berdarah yang ditangani Tahun 2007 sebesar
62% dan jumlah rumah yang bebas jentik nyamuk sebesar 87%. sedangkan
besarnya jumlah penanganan kasus yang ditemukan (392 penderita) adalah 100%,
dengan jenis penanganan penatalaksanaan kasus, penyelidikan epidemiologi
terhadap rumah sekitar kasus dengan radius 100 meter, penyuluhan masyarakat,
penggerakan pemberantasan sarang nyamuk dan abatisasi. Angka bebas jentik
yang diperoleh Tahun 2007 adalah sebesar 87,7%
Tahun 2007 tidak terjadi peningkatan jumlah kasus sebelumnya dimana
masa puncak penularan terjadi pada bulan Pebruari sampai Juni. Pada bulan
Investigasi Wabah 15
desember terjadi peningkatan kasus yang kemungkinan akan terus meningkat pada
awal tahun 2008. Pola penularan penyakit demam berdarah berdasarkan kelompok
umur adalah golongan umur 5 – 14 tahun mempunyai jumlah kasus tertinggi,
sehingga pada tahun 2007 tingkat transmisi penularan demam berdarah lebih
banyak terjadi di tempat sekolah.
8. Tuberculosis (TBC)
Program pemberantasan penyakit TBC/TB Paru merupakan program
nasional dalam mengeliminasi penderita TBC/TB Paru. Indikator penting yaitu
angka penemuan kasus baru, angka konversi angka kesembuhan dan angka
kesalahan laboratorium. Pemberantasan TBC yang berjalan menggunakan Strategi
Direcly Oserved Treatment Shourtcourse (DOTS) yaitu pengobatan penderita
dalam jangka pendek melalui pengawasan langsung oleh pengawas minum obat.
Hasil kegiatan pemberantasan penyakit TBC adalah sebagai berikut :
Cakupan pelayanan TBC 649 kasus, terealisasi 648,5 dari target 50%.
Angka kesembuhan TBC 261 kasus, terealisasi 261,8 dari target 85%.
Angka konversi TBC 519 kasus, terealisasi 518,8 dari target 80%
Angka kesalahan Laboratorium <14 kasus realisasi 14,2 dari target <5%.
Pemberantasan penyakit ini sangat membutuhkan dukungan dan kerjasama
dalam tingkat pelayanan guna mencapai cakupan yang di targetkan antara lain :
Masih sedikitnya sumber daya kesehatan
Rendahya motivasi pengelola TBC Puskesmas dan tingginya rasa
ketakutan terhadap resiko penularan.
Sarana dan prasarana Laboratorium yang belum memadai
Masih rendahnya keterampilan petugas laboratorium.
Investigasi Wabah 16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Wabah adalah kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah
dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari
jumlah yang diperkirakan.
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut
outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi)
atau bahkan lingkup global (pandemi)
Langkah – langkah investigasi wabah antara lain Menegakkan
diagnose, Menentukan apakah peristiwa tersebut termasuk wabah atau
tidak, Hubungan antara letusan wabah dengan beberapa factor,
Rumusan hipotesa sementara, Melaksanakan penyelidikan yang sudah
di rencanakan, Tes hipotesa, analisa dan interpretasinya, Melakukan
tindakan penanggulangan serta membuat laporan.
Contoh kejadian Luar Biasa yang sering terjadi antara lain Campak,
DBD, ISPA, TBC, Malaria, Diare dan lain-lain
Saran
Investigasi Wabah 17
Investigasi wabah sangat perlu dan penting di lakukan untuk mengetahui
serta menanggulangi kejadian wabah secara cepat dan tepat, oleh sebab itu
di harapkan kerjasama antara semua pihak untuk membantu kelangsungan
kegiatan ini.
Daftar Pustaka
Anoname. 2008. Profil Kesehatan Kab.Pandeglang ( Online http://www.facebook.com/event.php?eid=106446873057&ref=mf, di akses tanggal 9 januari 2010 )
Anoneme. Wabah EPID HOLIC ( Online http://misteradesetiawan.blogspot.com, di akses tanggal 8 januari 2010 )
Greenberg, R.S,Et.Ad ( 2001 ).Medikal epidemiologi, 3 rd Ed, The Mc Graw.Hill Companies. Inc. New yOrk USA.
Aria Gusti. Investigasi wabah.( http://ariagusti.wordpress.com, di akses tanggal 10 januari 2010 )
Investigasi Wabah 18