1
Jenis dan Kelimpahan Zooplankton di Perairan Kampung Madung Kelurahan Kampung
Bugis Kecamatan Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang
Siti Nurbaya
Mahasiswa, Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
Winny Retna Melani,SP,MSc
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
Tengku Said Raza’i, S.Pi, MP
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 – April 2016 di perairan kampung
Madung, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang.
Penentuan titik pengamatan dilakukan dengan menggunakan Visual random sampling. Dari hasil
penelitian, didapatkan 5 kelas dan 7 spesies jenis zooplankton di perairan Kampung Madung.
Diantara 5 kelas zooplankton yang dijumpai antara lain: Bacteria, Oligochaeta, Rotifera,
Ciliophora, dan Mollusca. Kemudian 7 spesies yang dijumpai untuk semua titik pengamatan
diantaranya: Achromatium, Tetradinum sp, Caetogaster sp, Brachionus sp, Platyias sp,
Trachelophyllum sp, dan Saipingorhiza. Hasil analisis korelasi antara Kelimpahan Zooplankton
dan kualitas perairan dengan nilai koeffisisen korelasi sebesar r=0.42 dengan tingkat keeratan
data antara variabel X dan Variabel Y tergolong sedang. Nilai r (koeffisien korelasi adalah
positif sehingga menunjukkan antara kelimpahan zooplankton dengan kandisi parameter perairan
adalah positif.
Kata kunci: Kelimpahan Zooplankton, Kualitas air, Koeffisien Korelasi, Kampung Madung.
2
Jenis dan Kelimpahan Zooplankton di Perairan Kampung Madung Kelurahan Kampung
Bugis Kecamatan Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang
Siti Nurbaya
Mahasiswa, Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
Winny Retna Melani,SP,MSc
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
Tengku Said Raza’i, S.Pi, MP
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
ABSTRACT
This research was conducted in January 2016 - April 2016 in the waters Madung
village, Kampung Bugis, District Tanjungpinang Tanjungpinang City. Determination of the point
of observation is done using Visual random sampling. From the research, obtained a class 5 and
7 to the type species of zooplankton in the waters of Kampung Madung. Among the five classes
of zooplankton were found among others: Bacteria, Oligochaeta, Rotifera, Ciliophora, and
molluscs. Then seven species common to all observation points include: Achromatium,
Tetradinum sp, Caetogaster sp, Brachionus sp, sp Platyias, Trachelophyllum sp, and
Saipingorhiza. The results of the analysis of correlation between the abundance of zooplankton
and water quality with value koeffisisen a correlation of r = 0:42 with a data level of closeness
between the variables X and Y variables moderate. The value of r (correlation coefficient is
positive, and shows the abundance of zooplankton in the waters kandisi parameter is positive.
Keywords: Abundance of Zooplankton, water quality, correlation coefficients, Kampung
Madung.
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zooplankton memegang peranan
penting dalam rantai makanan diperairan
karena zooplankton merupakan sumber
makanan bagi ikan – ikan kecil dan
kelompok crustaceae (Nontji, 2007).
Zooplankton tidak dapat memproduksi zat-
zat organik dari anorganik, oleh karena itu
mereka harus dapat tambahan bahan-bahan
organik dari makanannya. Hal ini dapat
diperoleh baik secara langsung ataupun
tidak langsung dari tumbuh-tumbuhan.
Zooplankton merupakan organisme
fototaksis negative. Banyak zooplankton
yang melakukan gerakan naik turun secara
berkala harian atau dikenal dengan migrasi
vertikal. Pada malam hari zooplankton naik
keatas menuju kepermukaan asal saja
tersedia cukup zat asam dan detritus (Nontji,
2007). Nybakken 1988, dalam Rahayu 2013
mengatakan bahwa Zooplankton di muara
perairan umumnya didominasi oleh genera
copepod, eurytemora, acartia,
pseudodiaptomus, dan centropages. Untuk
mengetahui keberadaan Zooplankton pada
suatu perairan biasanya dilakukan dengan
melihat kelimpahannya.
Perairan sekitar kampung Madung
secara administratif terletak pada Kelurahan
Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang
Kota adalah perairan yang tergolong
kedalam perairan estuari, telah dimanfatkan
untuk kegiatan perikanan budidaya beberapa
jenis ikan ekonomis. Selain aktifitas
tersebut, terdapat beberapa aktifitas lain
berupa pemukiman dan bekas penambangan
bauksit yang tidak aktif. Dari beberapa
aktifitas tersebut, menghasilkan buangan
bahan organik keperairan yang akan
berpengaruh terhadap kelimpahan
zooplankton diperairan. Untuk itu perlu
melihat keberadaan jenis dan kelimpahan
Zooplankton tersebut guna menggambarkan
kondisi lingkungan perairan sekitar
Kampung Madung. Seperti yang telah
diketahui bahwa kelimpahan Zooplankton
menandakan kesuburan dan kestabilan suatu
perairan.
B. Rumusan Masalah
Perairan kampung Madung selama
ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang
didampingi oleh Instansi pemerintah untuk
pengembangan kawasan budidaya ikan.
Namun secara keseluruhan, akifitas pesisir
lainnya yang dapat mengakibatkan
penurunan kualitas perairan Kampung
Madung adalah aktifitas pemukiman serta
bekas penambangan bauksit yang limbahnya
masih dapat masuk keperairan melalui aliran
air hujan. Secara geografis, perairan
kampung Madung sangat strategis dan
4
potensial untuk pengembangan budidaya
perairan. Namun kondisi ini belum didukung
oleh data mengenai parameter biologi salah
satunya adalah Zooplankton yang
dimanfaatkan oleh larva ikan/ikan kecil
sebagai makanan, dan juga berkaitan dengan
kondisi perairan. Dengan demikian, maka
perlu dilakukannya suatu kajian tentang
jenis dan kelimpahan Zooplankton sebagai
indikator biologi untuk menggambarkan
kondisi perairan kampung Madung.
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui Jenis dan Jumlah
Zooplankton yang terdapat di
perairan Kampung Madung.
2. Untuk mengetahui Kelimpahan
Zooplankton di perairan Kampung
Madung.
3. Untuk Mengetahui kondisi fisika
kimia perairan Kampung Madung.
4. Untuk melihat hubungan antara
Kelimpahan dengan Parameter
kualitas perairan Kampung Madung
dengan Regresi Linier Berganda.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan informasi mengenai jenis dan
kelimpahan Zooplankton di perairan
kampung Madung yang menggambarkan
kondisi perairannya kepada masyarakat.
Memberikan masukan untuk upaya
pengelolaan perairan kampung Madung
berdasarkan jenis dan kelimpahan
Zooplankton bagi instansi terkait untuk
pengembangan kegiatan perikanan.
Memberikan stimulus ataupun media bacaan
bagi akademisi guna penelitian atau riset
lanjutan mengenai jenis dan kelimpahan
Zooplankton di kampung Madung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Zooplankton disebut sebagai plankton
hewani dan merupakan suatu grup
(kelompok) yang terdiri dari jenis-jenis
hewan yang sangat banyak macamnya
termasuk protozoa, coelenterate, molusca,
annelida, crustacea. Plankton hewan, pada
umumnya tersusun dari organisme bersel
satu walaupun ada pula oganisme ber sel
banyak didalam kelompok ini.
Zooplankton memanfaatkan
fitoplankton sebagai makanan utamanya, hal
ini terjadi karena zooplankton tidak
memiliki kemampuan untuk menghasilkan
makanan sendiri (fotosintesis) dan
memproduksi zat organik. Zooplankton
menghindari sinar matahari yang terlampau
kuat dipermukaan pada siang hari dan
karenanya mereka menyusup ke lapisan
yang lebih dalam baru pada malam hari
mereka kembali keatas.
5
III. METODE
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Januari 2016 – April 2016 di perairan
kampung Madung, Kelurahan Kampung
Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota
Kota Tanjungpinang.
B. Bahan Penelitia
Tabel 1. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan
Sampel air/Zooplankton
Aquades
Tissue
Lugol 4 %
C. Alat Penelitian
Tabel 2. Alat yang digunakan
No. Alat yang
digunakan
Keterangan
1. Pengambilan
Sampel plankton
- Planktonnet
ukuran 40
µm
- Bandul
- Botol sampel
kaca 100 ml
- Ice Box
- Kertas label
Menyaring
Zooplankton
Pemberat
planktonnet
Wadah sampel
Zooplankton
Wadah Botol
Sampel
Zooplankton
Menandai
sampel
Zooplankton
2. Pengamatan
Zooplankton
- Mikroskop
Binokuler
- Glass Objek - Cover glass
- Pipet
Pengamatan
Zooplankton
Menghitung
kelimpahan
Zooplankton
Kaca penutup
Volumetrik
Manual
- Hand counter - Buku
identifikasi
Mengambil
sampel
Zooplankton
Menghitung
jumlah
Zooplankton
Mengidentifikasi
jenis
Zooplankton
D. Prosedur penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode survei, yaitu
pengambilan data dilakukan secara langsung
dilapangan. Prosedur penelitian meliputi
metode pengumpulan data, penentuan titik
pengamatan, pengambilan sampel
zooplankton, pengawetan sampel
zooplankton, pengawetan sampel
zoopankton, dan pengukuran parameter
perairan.
E. Pengolahan Data
Untuk pengolahan data lapangan
terdiri dari datajenis , jumlah dan
kelimpahan Zooplankton di perairan
kampung Madung.
1. Kelimpahan Zooplankton
Untuk menghitung jumlah individu
per jenis persatuan liter (ind/l) digunakan
rumus berdasarkan (Greenberg, 1987 dalam
Nulya 2011) dengan persamaan
N = ni x 1/Vd x Vt/Vs x 1000
6
Dengan ketentuan :
N = Jumlah total individu atau
sel plankton per Liter (ind/L)
ni = Jumlah individu atau sel
spesies ke-i yang tercacah (ind)
Vd = Volume air yang disaring
Vt = Volume air tersaring
(100ml)
Vs = Volume sampel di bawah
gelas penutup (0,05 ml)
1000 = Konversi dalam ml ke Liter
Vd = ( π.r ) x t.
( π= 3,14 ), ( r = 10 cm ), ( t = 200
cm)
F. Analisis Data
Data yang didapat meliputi data jenis
dan jumlah serta kelimpahan zooplankton
ditabulasikan dan digambarkan dalam grafik
dan gambar diagram agar lebih mudah
dalam pembacaan. Data kualitas air
ditabulasikan dandi rata – rata kan untuk
setiap parameter dan di bahas untuk setiap
parameter.
Hubungan antara variabel X
(Parameter Perairan) dan Y (Kelimpahan
zooplankton) digambarkan dalam hubungan
korelasi. Hubungan yang digunakan
merupakan korelasi linier sederhana, yaitu
menghubungkan antara Kelimpahan
Zooplankton dengan Suhu, Kelimpahan
Zooplankton dengan Salinitas, Kelimpahan
Zooplankton dengan kecerahan, Kelimpahan
Zooplankton dengan oksigen terlarut,
Kelimpahan Zooplankton dengan derajat
keasaman. Korelasi merupakan suatu
pengukuran derajat keeratan antara variabel
X dan Y. Variabel X dan Y dapat dikatakan
berkorelasi secara statistik jika terdapat
batasan antara dependen dan independen
sempurna. Metode analisis ini menggunakan
rumus (Sugiono, 2005) dengan persamaan:
Y = a + Bx1+Bx2+Bx3+Bx4+Bx5
Dimana Y : Kelimpahan Zoolpankton
(ind/l)
X1 : pH
X2:kecerahan
X3 :nitrat
X4:fosfat
X5: DO
a : slope (kemiringan)
b : intercept (titik potong)
Menurut Sugiyono (2005), tingkat hubungan
nilai Indeks Korelasi dinyatakan
sebagaimana pada tabel 3:
Tabel 3. Tingkat hubungan nilai Indeks
Korelasi
Interval Koeffisien Tingkat
Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jenis – jenis Zooplankton
Diperairan Kampung Madung
Jenis – jenis zooplankton yang
berhasil diidentifikasi oleh pengamatan
mikroskop secara lengkap dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Jenis – jenis zooplankton di
perairan Madung
Dari pengamatan dan menurut gambar
diatas, jenis Achromatiummemiliki
komposisi sebesar 33%, jenis Tetradinum sp
memiliki komposisi sebesar 19%,
Caetogaster memiliki komposisi sebesar
10%, Brachionus sp memiliki komposisi
sebesar 11%, Platyias sp memiliki
komposisi sebesar 11%, Trachelophyllum
memiliki komposisi sebesar 8%, dan
Saipingorhiza memiliki komposisi sebesar
8%. Dari amatan tersebut, diketahui bahwa
komposisi jenis yang tertinggi terjadi pada
jenis Achromatium dari kelompok
zooplankton kelas bacteria
B. Kelimpahan Zooplankton Diperairan
Kampung Madung
Kelimpahan zooplankton di perairan
Kampung Madung dari ke 7 spesies yang
dijumpai dinyatakan dalam satuan ind/L.
kelimpahan jenis achromatium diperoleh
hasil sebesar 1305.73ind/L. Jenis
Tetradinum sp memiliki kelimpahan jenis
sebesar 764,53 ind/L, Jenis Caetogaster sp
memiliki kelimpahan jenis sebesar 382,17
ind/L, Brachionus sp memiliki kelimpahan
jenis sebesar 445,86 ind/L, Platyias sp
memiliki kelimpahan jenis sebesar 414,01
ind/L, Trachelophyllum sp memiliki
kelimpahan jenis sebesar 318.47 ind/L, dan
Saipingorhiza Memiliki kelimpahan jenis
sebesar 318.47ind/L. dan Saipingorhiza
Memiliki kelimpahan jenis sebesar
318.47ind/L. Kelimpahan jenis zooplankton
juga disajikan dalam diagram batang seperti
pada gambar 1.
1335,50
390,88 456,03 423,45 325,73 325,73
781,76
0
500
1000
1500 kelimpah…
KELAS SPESIES
JUMLA
H
(Individ
u)
KOMP
OSISI
(%)
Bacteria Achromatium 41 33,06
Tetradinum 24 9,68
Oligochaeta Caetogaster 12 11,29
Rotifera Brachionus 14 10,48
Platyias 13 8,06
Ciliophora Trachelophyllum 10 8,06
Mollusca Saipingorhiza 10 19,35
JUMLAH 124 100
8
Gambar .1 Kelimpahan jenis zooplankton
di perairan Kampung
Madung
Kelimpahan jenis yang tertinggi
terjadi pada jenis Achromatium dari
kelompok zooplankton kelas bacteria
dengan kelimpahan sebesar 133,55 ind/L.
Dari amatan tersebut, total kelimpahan
zooplankton diperairan kampung madung
sebesar 4039 ind/L.
Tingkat kesuburan perairan dapat
ditentukan dengan karakteristik perairan,
salah satunya adalah kelimpahan
Zooplankton (Madinawati, 2010). Basmi,
(1987) dalam Madinawati (2010), membagi
tingkat kesuburan perairan menjadi beberapa
kategori seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Kategori kesuburan perairan
berdasarkan kelimpahan Zooplankton.
Sumber: Basmi, (1987) dalam
Madinawati, (2010).
Kelimpahan total zooplankton di
perairan Kampung Madung termasuk
kedalam kategori perairan Mesotropik
artinya kesuburan perairannya tergolong
kesuburan sedang atau dapat dikatakan
kelimpahan zooplanktonnya sedang.
Kelimpahan yang tidak termasuk kedalam
perairan eutrotrofik dipengaruhi oleh kondisi
cuaca yang kala itu sangat terik sehingga
kelimpahan zooplankton tergolong sedang.
Sebagaimana diketahui bahwa zooplankton
memiliki sifat fototaksis negatif yaitu sifat
alami zooplankton untuk cenderung
menghindari cahaya matahari secara
berlebihan. Sehingga dapat dikatakan
kelimpahan nya sangat sedikit pada
permukaan perairan dan lebih banyak pada
kolom air, sedangkan pda penelitian ini
pengambilan sampel zooplankton dilakukan
pada area kecerahan yang masih di tembus
oleh sinar matahari.
Seperti pendapat Sachlan, (1982)
dalam Rahayu dkk, (2013) Zooplankton
melakukan distribusi vertikal menuju kolom
air air pada siang hari dan cenderung
menuju ke permukaan pada malam hari
karena sifatnya yang cenderung menghindari
cahaya atau fototaksis negatif atau
N
o.
Kelimpa
han
(Ind/l)
Kategori Keterangan
1. ≤ 2000 Perairan
Oligotrofik
Kesuburan
perairan
rendah
2. >2000 –
15000
Perairan
mesotrofik
Kesuburan
perairan
sedang
3. > 15000 Perairan
Eutrotrofik
Kesuburan
Perairan
tinggi
9
cenderung memiliki sifat menghindari
kontak langsung dengan cahaya.
C. Data Hasil Pengukuran Parameter
Perairan
Hasil pengkuran parameter perairan
secara lengkap untuk semua parameter dapat
dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Data Pengukuran Kualitas
Perairan
1. Kecerahan
Berdasarkan tabel 6, hasil pengukuran
kecerahan perairan berkisar antara 138 - 215
cm dengan rata-rata 167,87 cm. nilai
kecerahan tertinggi terjadi pada titik 31
dengan nilai kecerahan 215 cm. Menururt
KEPMEN LH (2004) kecerahan yang
optimal adalah sebesar>5. Dengan demikian
kondisi kecerahankurang baik, karena
kampung madung merupakan daerah aliran
sungai dengan substrat lumpur dengan arus
sungai yang cukup deras mengakibatkan
terjadinya pengadukan sehingga kecerahan
perairan akan berkurang.
2. Derajat Keasaman (pH)
Nilai pH merupakan hasil
pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam
larutan dan menunjukkan keseimbangan
antara asam dan basa air. Adanya karbonat
hidrogen dan bikarbonat akan meningkatkan
keasaman (Saeni, 1989 dalam Sudarsono
2014). Boyd dan Linchtkoper (1979) dalam
Sudarsono (2014) menyatakan bahwa pH air
sangat dipengaruhi oleh karbondioksida
sabagai substansi asam. Fitoplakton dan
vegetasi alam lainnya mempengaruhi
kosentrasi karbondioksida dalam air selama
proses fotosintesis seningga pH air akan
turun pada malam hari.
3. Oksigen Terlarut (DO)
Berdasarkan tabel 6, hasil
pengukuran DO perairan berkisar antara
5,2- 215 Mg/l dengan rata-rata 7,44 Mg/l.
nilai kecerahan tertinggi terjadi pada titik 21
dengan nilai DO 8,8 Mg/l. Menurut KEP
MEN LH (2004) menyebutkan bahwa
kondisi oksigen terlarut perairan yang
optimal bagi kehidupan organisme akuatik
sebesar > 5 mg/L. Dengan demikian, kondisi
oksigen terlarut masih baik di perairan
Kampung Madung.
Faktor lain yang mempengaruhi
penyebaran plankton adalah faktor kimiawi.
Parameter satuan
Hasil
rata -
rata kisaran
KepMen
LH
No.51
Thn
2004
Kecerahan cm
167.8
7
138 -
215
Alami
Derajat
Keasaman - 7.44
6.15 -
7.65
7 – 8.5
Oksigen
Terlarut mg/L 6.97
5.2 -
8.8
> 5
Nitrat mg/L 0.93
0.80 -
1.12
0.008
Pospat mg/L 0.01
0.01 -
0.05
0.015
10
Menurut Sachlan (1972), penyebaran
plankton dalam perairan dipengaruhi oleh
sifat fototaksis. Fitoplankton bersifat
fototaksis positif, dan zooplankton bersifat
fototaksis negatif. Kandungan DO adalah
jumlah oksigen terlarut dalam air pada
temperature dan tekanan udara tertentu.
Pada temperature 20oC dan tekanan udara
normal,konsentrasi oksigen maksimum
adalah 9 ppm (Purnomo,2006).
4. Nitrat
Berdasarkan tabel 6 hasil
pengukuran nitrat perairan berkisar antara
0,80 – 1,12 Mg/l dengan rata-rata 0.9342.
Berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No.51 Tahun 2004, baku mutu nitrat
(NO3-N) air laut adalah 0,008 mg/l. Hasil
sampling menunjukan bahwa konsentrasi
nitrat air laut seluruhnya tidak memenuhi
baku mutu.
5. Pospat
Berdasarkan tabel 6, hasil
pengukuran nitrat perairan berkisar antara
0,00 – 1,05 Mg/l dengan rata-rata 0.9342.
nilai kecerahan tertinggi terjadi pada titik 5
dengan nilai kecerahan 0,05 Mg/l, menurut
KEPMEN LH No.51 Tahun 2004
disebutkan bahwa baku mutu
konsentrasimaksimum fosfat yang layak
untuk kehidupan biotalaut adalah 0,015 mg
/L. Dengan demikian secara umum
kondisiair laut di perairan Kampung
Madung masih baik. mungkin disebabkan
tingginya difusi fosfat dari sedimen.
Sedimen merupakan tempat penyimpanan
utama fosfor dalam siklus yang terjadi di
lautan, umumnya dalam bentuk partikulat
yang berikatan dengan oksida besi dan
senyawa hidroksida. Senyawa fosfor yang
terikat di sedimen dapat mengalami
dekomposisi dengan bantuan bakteri
maupun melalui proses abiotik
menghasilkan senyawa fosfat terlarut yang
dapat mengalami difusi kembali ke kolom
air (Paytan dan McLaughlin, 2007).
D. Hubungan antara Kelimpahan
Zooplankton dan kualitas perairan
Hasil analisis hubungan antara
parameter perairan dengan kelimpahan
Zooplankton dapat dilihat pada gambar 2.
5002500-250-500
99
95
90
80
70
60
50
40
30
20
10
5
1
Residual
Pe
rce
nt
Normal Probability Plot(response is Kelimpahan)
Gambar 2. Uji Normalitas Data
Dari ujiu kenormalan data dilihat
bahwa data yang diambil menggambarkan
11
kenormalan yang cukup normal untuk
menggambarkan hubungan antara
kelimpahan zooplankton dengan parameter
perairan. Dari hasil analisis diperoleh nilai
statistik regresi seperti pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil uji statistik hubungan
antara kelimpahan zooplankton dengan
parameter perairan Predictor Coef Se
Coef
T P
Constant -581.3 991.5 -0.59 0.563
Nitrat 721.8 530.1 1.36 0.186
Pospat -2789 4211 -0.66 0.514
DO 46.71 49.03 0.95 0.351
pH -154.0 142.5 -1.08 0.291
Kecerahan 6.458 3.033 2.13 0.044
S =
264.302
R-Sq =
21.0%
R-Sq(adj)
=3.8%
Hasil analisis menunjukkan bahawa
nilai p-value untuk parameter nitrat, pospat,
DO, dan pH memiliki nilai lebih besar dari
selang kepercayaan (0,05) sehingga dapat
dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan kondisi parameter tersebut pada
setiap titik samplingnya. Sedangkan
kecerahan dengan nilai p-value
0.04<0.05(selang kepercayaan)
Menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan kondisi kecerahan pada
setiap titik sampling. Nilai regresi dengan
persamaan Kelimpahan = - 581 + 722
Nitrat - 2789 Pospat + 46.7 DO - 154 pH +
6.46 Kecerahan. Hasil analisis
menunujukkan nilai hubungan yang positif
diantaranya Nitrat, DO, dan kecerahan,
sedangkan pospat dan pH berhubungan
secara negatif. Diketahui bahwa peningkatan
nitrat sebesar 1 satuan akan menaikkan
kelimpahan zooplankton sebesar 722
individu/L, setiap peningkatan 1 satuan DO
akan meningkatkan kelimpahan zooplankton
sebesar 46.7 individu/L, dan setiap
peningkatan 1 satuan kecerahan akan
meningkatkan kelimpahan zooplankton
sebesar .6.46 individu/L dengan kondisi
parameter lainnya tetap.
Kelimpahan plankton juga memiliki
hubungan terahap perubahan faktor
lingkungan. Sehingga kondisinya seringkali
dijadikan sebagai penentu kondisi perairan.
Menurut Sebagaimana organisme lainnya,
eksistensi dan kesuburan plankton di dalam
suatu ekosistem sangat ditentukan oleh
interaksinya terhadap faktor-faktor fisika,
kimia, dan biologi. Tingginya kelimpahan
plankton pada suatu perairan adalah akibat
pemanfaatan nutrien, dan radiasi sinar
matahari, disamping suhu, dan pemangsaan
(Basmi, 1988). Hubungan antara komunitas
plankton dengan perairan adalah positif, Bila
kelimpahan plankton di suatu perairan
tinggi, maka dapat diduga perairan tersebut
memiliki produktivitas perairan yang tinggi
pula (Raymont, 1981 dalam Wulandari,
2009).
Nilai (koeffisien regresi adalah
positif sebesar (r=0,21) sehingga
menunjukkan hubungan antara kelimpahan
12
zooplankton dengan parameter perairan
adalah sebesar 21%. Menurut Arikunto
(2006)Besarnya nilai r =-1≤ r ≤ +1, nilai r
mendekati +1 atau r mendekati-1 makaX
dan Y memiliki korelasi yang kuat. Nilai r =
+1 atau r =-1 maka X dan Ymemiliki
korelasi sangat kuat (sempurna), jika nilai r
= 0 maka X dan Y tidakmemiliki korelasi.
Apabila nilainya antara 0,20 - 0,399 kondisi
hubungannya Rendah. Sehingga dari data
yang diperoleh nilai r=0.21 tergolong
dengan tingkat hubungan yang lemah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan untuk melihat jenis dan
kelimpahan zooplankton di perairan
kampung madung, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Selama penelitian dilakukan
ditemukan 5 kelas zooplanktondan 7
spesies jenis zooplankton. Kelas
zooplankton yang ditemukan adalah
kelas Bacteria yang terdiridari 2
jenis zooplankton, Oligochaeta yang
terdiridari 1 jenis zooplankton,
Rotifera yang terdiridari 2 jenis
zooplankton, Ciliophorayang terdiri
dari 1 jenis zooplankton, dan
Mollusca yang terdiri dari 1 jenis
zooplankton.
2. Kelas yang paling banyak ditemukan
yaitu kelas Bacteria dengan
kelimpahan sebanyak 41 individu,
dari kelas Bacteriaj enis zooplankton
yang paling banyak di temukan yaitu
Achromatium sp. Dengan demikian
perairan kampung madung termasuk
kedalam kategori perairan tergolong
rendah atau dapat dikatakan
kelimpahan zooplanktonnya rendah.
3. Nilai regresi dengan persamaan
Kelimpahan = - 581 + 722 Nitrat -
2789 Pospat + 46.7 DO - 154 pH +
6.46 Kecerahan. Hasil analisis
menunujukkan nilai hubungan yang
positif diantaranya Nitrat, DO, dan
kecerahan, sedangkan pospat dan pH
berhubungan secara negatif.
Diketahui bahwa peningkatan nitrat
sebesar 1 satuan akan menaikkan
kelimpahan zooplankton sebesar 722
individu/L, setiap peningkatan 1
satuan DO akan meningkatkan
kelimpahan zooplankton sebesar
46.7 individu/L, dan setiap
peningkatan 1 satuan kecerahan akan
meningkatkan kelimpahan
zooplankton sebesar .6.46 individu/L
13
dengan kondisi parameter lainnya
tetap.
4. Nilai (koeffisien regresi adalah
positif sebesar (r=0,21) sehingga
menunjukkan hubungan antara
kelimpahan zooplankton dengan
parameter perairan adalah sebesar
21%. Menurut Arikunto
(2006)Besarnya nilai r =-1≤ r ≤ +1,
nilai r mendekati +1 atau r
mendekati-1 makaX dan Y memiliki
korelasi yang kuat. Nilai r = +1 atau
r =-1 maka X dan Ymemiliki
korelasi sangat kuat (sempurna), jika
nilai r = 0 maka X dan Y
tidakmemiliki korelasi. Apabila
nilainya antara 0,20 - 0,399 kondisi
hubungannya Rendah. Sehingga dari
data yang diperoleh nilai r=0.21
tergolong dengan tingkat hubungan
yang lemah.
B. Saran
Perlu adanya penelitian lanjutan
mengenai jenis dan kelimpahan zooplankton
dalam jangka waktu tertentu dengan
penambahan waktu lebih lama dan titik
pengamatan lebih banyak, hal ini agar
memperoleh jenis-jenis zooplankton lebih
banyak dari yang ditemukan peneliti.
Kepada para pemangku kebijakan agar dapat
menyusun rencana pengelolaan perairan
Kampung Madung agar selalu menjaga
kualitas perairannya untuk masa yang akan
datang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Baku Mutu Kep.MenLH No.51 tahun 2004.
Baku Mutu Air Laut Untuk Biota
Laut
Davis, C.C. 1955. The Marine and
Freshwater Plankton. Michigan
State University Press,Chicago: 1-
562.
Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan.Kanisius:
Yogyakarta
Effendi, H.2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius.
Yogyakarta.258hal.
Fachrul, M. F, 2007. Metode Sampling
Bioekologi. Jakarta
Fuadi.N.A.2013.Keanekaragaman dan
kelimpahan Zooplankton teluk
sabang pulau weh provinsi aceh
berdasarkan distribusi vertikal.
Skripsi. Universitas Syiah Kuala
Darussalam: Banda Aceh.
Handayani D. 2009. Kelimpahan Dan
Keaneragaman Plankton Di Perairan
Pasang Surut Tambak Blanakan
Subang. Skripsi. Fakultas Sains Dan
Teknologi : Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah
Handayani, S. dan M.P. Patria. 2005.
Komunitas zooplankton di perairan
waduk Krenceng, Cilegon, Banten.
Makara Sains, 9(2):75-80.
Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1986.
Pengantar Oseanografi. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Nontji A. 2008. Plankton Laut. LIPI Press :
Jakarta
1987. Laut Nusantara. Penerbit
Djambatan. Jakarta.
Nulya, S., E. A. Lestari,dan S.W. Arsyad.
2001.Keanekaragaman Dan
Kemelimpahan Zooplankton Di Kolam
Jorong Barutama Greston Kecamatan
Jorong Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal
Wahana-Bio. Halaman : 42
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut; Suatu
Pendekatan Ekologi, PT. Gramedia,
Jakarta
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut : Suatu
Pendekatan Ekologi. PT Gramedia,
Jakarta.
Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. Saunders
College Publishing, New York.
(1993). Dasar-dasar Ekologi,
Penerbit Gadjah Mada
UniversityPress, Terjemahan
Tjahjono Samingan, Yogyakarta.
Rahayu, S., Efawani dan Yuliati. 2013.
Diversity of Plankton in the Part of
Upstream Siak River Palas Village,
Pekanbaru City, Riau Province.
Student of the Fisheries and Marine
Science Faculty Riau University :
Lecturers of the Fisheries and Marine
Science Faculty Riau University
Rahayu.S, Tri Rima Setyawati, Masnur
Turnip.2013.Struktur komunitas
zooplankton di muara sungai
mempawah Kabupaten pontianak
berdasarkan pasang surut air laut.
15
Universitas Tanjungpura:
Pontianak.
Romimohtarto, K, Juwana, S, 2007. Biologi
laut:Ilmu pengetahuan tentang biota
laut: Djambatan, Jakarta.
Romimohtarto. K . dan S. Juwana. 1999.
Biologi Laut Ilmu Pengetahuan
tentang Biologi Laut. P3O-LIPI.
Jakarta.527 Hal.
Rubiati. 2011.Pengaruh Kondisi Fisik Kimia
Lingkungan
TerhadapKeanekaragaman Jenis
Plankton Di Sungai Benowo Yang
Berada Di Objek Wisata Nglimut Di
Desa GonoharjoKecamatan
Limbangan Kabupaten
Kendal.Skripsi. Fakultas Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam : IKIP PGRI Semarang.
Sari E.P, Falmi Yandri Khodijah dan Nancy
William.2008. Keanekaragaman
Plankton Di Kawasan Perairan Teluk
Bakau.Jurnal.
Setyobudiandi. I., Sulistiono., F. Yulianda.,
C. Kusmana., S. Hariyadi., A.
Damar., A. Sembiring., Bahtiar.
2009. Sampling dan Analisis.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. IPB
Wiadnyana, N.N. 2000. Kemelimpahan
Plankton di Perairan Selat Sele,
Sorong, (Irian Jaya). Majalah
Ilmu Kelautan 17(5):19 –28.
Wijayanti, H. M. 2007. Kajian Kualitas
Perairan di Kota Bandar
Lampung Berdasarkan Komunitas
Hewan Makrobenthos. Program
Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro. Semarang.