7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Model Komunikasi
Model Komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya (Arni Muhammad, 1992. Komunikasi Organisasi : hlm
5).
Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan
penerapan teori untuk kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita
mengorganisasikan data-data sehingga dapat tersusun kerangka konseptual
tentang apa yang akan diucapkan atau ditulis. Kerap kali model-model teoritis,
termasuk ilmu komunikasi, digunakan untuk mengekpresikan definisi
komunikasi, bahwa komunikasi adalah proses transmisi dan resepsi informasi
antara manusia melalui aktivitas encoder yang dilakukan pengirim dan decoder
terhadap sinyal yang dilakukan oleh penerima.
David Crystal dalam bukunya A Dictionary of Linguistics Phonetics kerap
memodelkan komunikasi melalui definisi, komunikasi terjadi ketika informasi
yang sama maksudnya dipahami oleh pengirim dan penerima. Sedangkan
Edmondson dan Burquest mengatakan :
8
Bahwa bahasa sebagai alat komunikasi berisi jenis-jenis kode yang
dikomunikasikan melalui suatu proses encoding suatu konsep yang akan disandi balik
melalui proses decoding Alo Liliweri (2011:78).
Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi
ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model
komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan
rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Sedangkan B. Aubrey
Fisher mengatakan, mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan
dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat, atau komponen yang penting
dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk
menjelaskan atau menerapkan teori, dengan kata lain, model adalah teori yang
lebih disederhanakan.
Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr mengatakan model membantu
merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara
model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukka dengan teori. Oleh
karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu
model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya
mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat
berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan
teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-konsep ( Deddy
Mulyana. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar : 131 ).
9
2. Fungsi Model Komunikasi
Menurut Gorden Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa ada
tiga fungsi model komunikasi yang pertama melukiskan proses komunikasi,
kedua, menunjukkan hubungan visual, dan ketiga, membantu dalam menemukan
dan memperbaiki kemacetan komunkasi. (Ardianto, Elvinaro, dkk, Komunikasi
Massa Suatu Pengantar, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007, hlm 68).
Deutsch Menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi: pertama,
mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati,
kedua, heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui),
ketiga, prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga
yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak, keempat,
pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.
A. Teori Komunikasi S-M-C-R
Berlo (1960) mengambil pendekatan yang berbeda untuk mengkonstruksi
model.Ia menciptakan model yang ia sebut sebagai model dari isi komunikasi.
Model ini mengindentifikasi faktor-faktor yang mengontrol atas empat elemen
komunikasi yaitu: Source / sumber, Message / pesan, Channel dan Penerima.
Model ini menjanjikan pertolongan dalam mengidentifikasi faktor-faktor spesifik
yang digunakan dalam eksperimen.
Dalam model komunikasi David K.Berlo (1960), diketahui bahwa
komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel,
dan Receiver ) lalu ditambah 3 Proses sekunder yaitu Feedback, Efek, dan
Lingkungan. Proses utama adalah sebagai berikut :
10
a. Source (sumber)
Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi
dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan
individu, namun dalam hal ini sumber juga melibatkan banyak individu.
Misalnya, dalam organisasi, partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering
dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
b. Message (pesan)
Pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan
oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif,
persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara,
yaitu verbal dan nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media
komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content , atau Information.
c. Channel (Media dan Saluran Komunikasi)
Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian yaitu lisan, tertulis, dan
elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut.
Misalkan secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi
yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram,
handphone, dimana media ini bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang
bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, surat
kabar, majalah, dll), sedangkan media elektornik dapat menggunakan internet, TV
dan radio. Namun untuk internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa
bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya.
Jika anda membuka website maka media ini bersifat massal, namun jika anda
11
chatting melalui contoh: Yahoo! Messenger, maka media ini bersifat
interpersonal, dan jika anda menuliskan Blog (blogging atau menulis diary),
media ini bisa berubah menjadi media yang bersifat intrapersonal (kepada diri
sendiri).
d. Receiver (Penerima Pesan)
Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui
media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses
komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut.
Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll.
Sedangkan yang termasuk proses sekunder adalah:
1) Feedback (Umpan Balik). Umpan balik adalah suatu respon yang diberikan
oleh penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada penerima sasaran
(khalayak), namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita
sebagai seorang penulis mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media
massa. Lalu, bisa saja artikel kita ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang
harus diedit. Sehingga, pihak media mengembalikan artikel kita untuk diedit
ulang.
2) Efek. Sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi
adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita
mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan.
Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan,
dan perilaku (Kognitif, afektif, dan konatif).
12
3) Lingkungan adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu
komunikasi. Situasi lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor :
a) Lingkungan Fisik (letak geografis dan jarak)
b) Lingkungan Sosial Budaya (adat istiadat, bahasa, budaya, statussosial)
c) Lingkungan Psikologis (pertimbangan kejiwaan seseorang ketika menerima
pesan)
d) Dimensi Waktu (musim, pagi, siang, dan malam)
Menurut model Berlo, sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-
faktor: keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.
Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode.
Salurannya (channel) berhubungan dengan panca indera: melihat, mendengar,
menyentuh, membaui, dan merasai (mencicipi). Model ini lebih bersifat
organisasional dari pada mendeskripsikan proses karena tidak menjelaskan umpan
balik.
Salah satu kelebihan model Berlo adalah model ini tidak terbatas pada
komunikasi public atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi
dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristic
(merangsang penelitian), karena merinci unsur-unsur penting dalam komunikasi.
Model ini dapat memandu anda untuk meneliti efek keterampilan komunikasi
penerima atas penerimaan pesan yang anda kirimkan kepadanya; atau anda
sebagai pembicara mungkin mulai menyadari bahwa latar belakang social anda
mempengaruhi sikap penerima pesan anda.
13
Model Berlo juga menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis
ketimbang yang dinamis dan terus berubah. Lebih jauh lagi, umpan balik yang
diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukan dalam model grafiknya, dan
komunikasi non verbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.
Definisi receiver (penerima) menurut Berlo berbeda dengan model Shannon dan
Weaver, dalam model Berlo, yang di maksud Receiver adalah penerima pesan,
yakni orang atau orang-orang (dalam komunikasi tatap muka) atau khalayak
pembaca, pendengar atau penonton (dalam komunikasi massa). Sedangkan dalam
komunikasi Shannon dan Weaver, yang dimaksud receiver identik dengan
decorder dalam model Schramm, yakni mekanisme pendengaran dalam
komunikasi langsung, atau perangkat penerima pesan, seperti pesawat telepon,
pesawat radio, atau pesawat televisi, yang menyalurkan pesan tersebut kepada
sasaran (destination) dalam komunikasi tidak langsun
Gambar 2.1Model Komunikasi Berlo
Berlos’s SMCR Model of communication
Encodes DesorderMesseger
Smelling
Source
Content
Elements
Tasting
Touching
Seeing
Hearing
channel
Culture
Social System
knowledge
Attitudes
Communication skill
Receiver
Treatment
Structure
Code
CommunikaTion skils
Social System
knowledge
Attitudes
Culture
14
Menurut Effendi (2001 :6-9) dalam Burhan Bungin (2009 : 33) iktisar
mengenai lingkup ilmu komunikasi di tinjau dari komponennya yaitu :
a. Komunikator
b. Pesan
c. Media, dan
d. Komunikan
Efektifitasnya komunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Kualitas komunikator
1) Teknik komunikasi
2) Media komunikas
3) Saluran komunikasi
4) Komonikan
Komponen komunikasi merupakan sarana dalam melakukan Proses
sosial. Proses sosial merupakan cara berhubungan yang dilihat apabila orang-
perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang
telah ada. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di
dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara
kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya
berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor :
a. Imitasi
15
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang
untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
b. Sugesti Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima
olehpihak lain.
c. Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri
seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih
mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk
atas dasar proses ini.
d. Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada
pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat
penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk
memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
3. Sosialisasi
a. Pengertian sosialisasi
1) Soerjono Soekanto sosialisasi adalah suatu proses menempatkan anggota
masyarakat yang baru mempelajari norma – norma dan nilai – nilai masyarakat
di tempat dia menjadi anggota.
16
2) Robert M.Z. Lawang :
Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua
persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang
efektif dalam kehidupan sosial
3) Paul B. Horton :
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta
memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan
membentuk kepribadiannya.
Dari beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi
adalah sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari
kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
3. Tujuan sosialisasi adalah :
a. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan di
tengah – tengah masyarakat
b. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
c. Memampukan seseorang untuk mengendalikan fungsi–fungsi organic melalui
latihan latihan mawas diri yang tepat.
d. Menanamkan kepada seseorang nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada
pada masyarakat.
17
4. Media Sosialisasi
a. Keluarga.
1) Orang tua berperan mendidik anak agar kehadirannya dapat diterima oleh
masyarakat.
2) Sosialisasi diberikan oleh orang tua kepada anak agar membentuk ciri khas
kepribadiannya.
3) Sosialisasi sering bersifat otoriter / memaksa anak untuk mematuhi nilai dan
norma sosial.
b. Kelompok bermain
1) Terjadi secara ekualitas ( hubungan sosialisasi yang sederajat )
2) Hubungan pertemanan yang tidak sebaya tetap dapat membentuk hubungan
yang sederajat
3) Kelompok bermain ikut menentukan cara berperilaku anggota kelompoknya
4) Menjadi bagian dari subkultur yang dapat memberikan pengaruh positif atau
negatif
c. Sekolah
Berperan dalam proses sosialisasi sekunder melibatkan interaksi yang tidak
sederajat ( antara guru dengan murid ) dan interaksi yang sederajat ( murid
dengan murid ).
1) Cakupan sosialisasi lebih luas
2) Berorientasi untuk mempersiapkan penguasaan peran siswa pada masa
mendatang.
18
d. Lingkungan kerja
1) Diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja
2) Sosialisasi tahap lanjut setelah memasuki masa dewasa
3) Adaptasi dalam proses sosialisasi lingkungan kerja dilakukan berdasarkan
tuntutan sistem
4) Intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antar kolega
e. Media massa
1) Dilakukan untuk menghadapi masyarakat luas
2) Pesan sosialisasi lebih bersifat umum
3) Diperlukan peran serta masyarakat untuk bersikap selektif terhadap informasi
yang akan diserap oleh anak
4) Sosialisasi mengikuti segala bentuk perkembangan dan perubahan sosial yang
bersifat universal
5) Berperan penting untuk menyampaikan nilai dan norma untuk menghadapi
masyarakat yang heterogen.
4. Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK)
a. Pengertian Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK)
Badan Narkotika adalah sebuah lembaga non-struktural Indonesia yang
bertugas untuk membantu walikota dalam mengkoordinasikan perangkat daerah
dan instansi pemerintah di Kabupaten/Kota, mengkoordinasikan instansi
pemerintah terkait dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang
ketersediaan dan operasional P4GN (pencegahan, pemberantasan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika).
19
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) / Kota dipimpin oleh seorang
kepala berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bada Narkotika
Nasional melalui kepala BNNP.
Dalam melaksanakan tugasnya Badan Narkotika Nasional Kabupaten
(BNNK) / kota menyelnggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan kebijakan teknis P4GN di bidang pencegahan, pemberdayaa
masyarakat dan rehabilitasi
2. Pelaksanaan kebijakan teknisi P4GN di bidang pemberantasan dalam rangka
pemetaan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan
3. Peredaran gelap narkotika, psikopatria, precursor, dan bahan adiktif lainnya
kecuali bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alcohol dalam wilaayah Kabupaten / Kota
4. Pelaksanaan bantuan hukum dan kerjasama
5. Penyusunan pelaksanaan program dan anggaran BNNK / Kota
6. Evaluasi dan penyusunan laporan BNNK / Kota
7. Pelayanan administrasi BNNK / Kota.
Kedudukan BNN menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 pada pasal
65 ialah :
a. BNN berkedudukan di ibukota negara dengan wilayah kerja meliputi seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia.
b. BNN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai perwakilan di daerah
provinsi dan kabupaten/kota. BNN provinsi berkedudukan di ibukota
provinsi dan BNN kabupaten/kota berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.
20
b. Tugas BNN (Badan Narkotika Nasional) :
1) Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
2) Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
dan Prekursor Narkotika;
3) Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
4) Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat;
5) Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
6) Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam
pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika
Narkotika;
7) Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun
internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
8) Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;
9) Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
21
10) Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang
c. Fungsi BNN (Badan Narkotika Nasional)
1) Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika
dan prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau
dan alkohol yang selanjutnya disingkat dengan P4GN.
2) Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan prosedur
P4GN.
3) Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.
4) Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan
masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang
P4GN.
5) Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di bidang
pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum
dan kerjasama.
6) Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di
lingkungan BNN
7) Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam
rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di
bidang P4GN.
8) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN.
9) Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta masyarakat.
22
10) Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.
5. Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
1) Ralph Linton (dikutip Bungin, 2006 : 29) memahami masyarakat sebagai
sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama,
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan
jelas.
2) Selo Soemardjan, mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
3) Emile Durkheim, mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kenyataan
objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Dari definisi di atas jelaslah bahwa masyarakat itu terdiri dari kumpulan
orang-orang yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan
terikat oleh aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan
taati.
Didalam ilmu sosiologi terdapat 2 macam masyarakat, yaitu masyarakat
paguyuban serta masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban terdapat adanya
hubungan pribadi dengan para anggota yang kemudian dapat menimbulkan ikatan
batin diantara mereka. Masyarakat patambayan terdapat adanya hubungan yang
pamrih antara para anggotanya.
23
b. Unsur-Unsur Masyarakat
1) Terdapat perkumpulan manusia dan jumlah anggotanya banyak.
2) Terdapat aturan yang bertujuan untuk mengatur masyarakat guna menuju pada
tujuan dan kepentingan bersama.
3) Telah hidup dan bertempat tinggal dalam waktu yang lama pada daerah
tertentu.
c. Ciri – ciri Masyarakat
1) Manusia Yang Hidup Berkelompok
2) Yang Melahirkan Kebudayaan
3) Mengalami Perubahan
4) Manusia Yang Berinteraksi
5) Terdapat Kepimpinan
6) Terdapat Stratifikasi Sosial
6. Remaja
a. Menurut Siti Sundari: masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk
memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun
bagi pria.
b. Menurut Zakiah Darajat: bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
24
c. Menurut Hurlock: Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik
Dari pendapat beberapa ahli diatas disimpulkan bahwa remaja adalah masa
dimana sedang beralihnya masa anak-anak menuju masa kedewasaanditandai
dengan perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Masa remaja adalah
usia dimana individu berintergrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak
tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada
dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangmya dalam masalah hak.Integrasi
dalam masyarakat mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan
dengan masa puber termasuk juga perubahan yang mencolok.
Masa remaja ditandai oleh perubahan fisik, emosional, intelektual, seksual
dan sosial. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak sebagai berikut :
pencarian jati diri, pemberontakan, pendirian yang labil, minat yang berubah-
ubah, mudah terpengaruh mode, konflik dengan orang tua dan saudara, dorongan
ingin tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan intens dengan teman sebaya.
Bagi remaja yang berpendidikan dan berpola pikir luas maka dia akan
menghadapi masalah dengan mengambil langkah-langkah yang kiranya perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya tapi bagi remaja yang tidak
berpikir luas dan sering mengalami jalan buntu untuk jalan keluarnya dalam
menghadapi masalah akan cenderung mencari jalan tempat pelarian yang
dianggap mereka dapat mengurangi masalah tersebut walau untuk sementara,
25
seperti memakai narkoba. Lingkungan pergaulan yang ditandai dengan perbedaan-
perbedaan yang beragam sangat memegang peranan penting dalam diri seseorang.
Masa remaja adalah usia dimana individu berintergrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang
lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangmya
dalam masalah hak.Integrasi dalam masyarakat mempunyai banyak aspek efektif,
kurang lebih berhubungan dengan masa puber termasuk juga perubahan yang
mencolok. Masa remaja ditandai oleh perubahan fisik, emosional, intelektual,
seksual dan sosial. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak sebagai
berikut : pencarian jati diri, F. pemberontakan, pendirian yang labil, minat yang
berubah-ubah, mudah terpengaruh mode, konflik dengan orang tua dan saudara,
dorongan ingin tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan intens dengan teman
sebaya dan membentuk kelompok sebaya yang menjadi acuannya.
7. Narkoba
a. Pengertian Narkoba
1) Ghoodse (2002)
Narkoba ialah zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat kesehatan, saat zat
tersebut masuk kedalam organ tubuh maka akan terjadi satu atau lebih
perubahan fungsi didalam tubuh. Lalu dilanjutkan lagi dengan ketergantungan
secara fisik dan psikis pada tubuh, sehingga jika zatter sebut dihentikan
pengkonsumsiannya maka akan terjadi gangguan secara fisik dan psikis.
2) Secara harafiah narkotika sebagaimana di ungkapkan oleh Edi Warsidi
(2006:6) dalam bukunya yang berjudul, Mengenal Bahaya Narkoba,
26
menjelaskan bahwa Narkoba sendiri adalah singkatan dari narkotika,
pisikotropika, dan bahan adiktif berbahaya. Narkotika berasal dari bahasa
Yunani, dari kata Narke, yang berarti beku, lumpuh, dan dungu.
3) Menurut Farmakologi medis, yaitu “ Narkotika adalah obat yang dapat
menghilangkan (terutama) rasa nyeri yang berasal dari daerah Visceral dan
dapat menimbulkan efek stupor (bengong masih sadar namun masih haruis di
gertak) serta adiksi.
Menurut Kurniawan (2008), Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubahkeadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masukke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,intravena, dan lain sebagainya.
Dari beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahawa narkoba adalah
zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan yang dapat mengganggu aktifitas
keseharian dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
1) Jenis-jenis Narkoba
Adapun jenis jenis narkotika berdasarkan penggolongan proses pembuatannya:
a) Narkotika alam, yaitu narkotika yang dibuat dari bahan bahan alam
sepertitumbuhan dan sebagainya. Jenis jenis narkotika alam ini antara lain :
Ganja (kanabis), Candu/opium, Morfin, Kokain
b) Narkotika semisintetis, merupakan narkotika yang disintetis dari alkaloidopium
yang memiliki inti phenanthren. Alkaloid ini kemudian diproses secara
laboratories menjadi narkotika lain seperti putau, heroin, metadon, dan lain-
lain.
27
c) Narkotika sintetis, merupakan narkotika yang dibuat secara
laboratoriesmenggunakan bahan dasar senyawa kimia. Contoh narkotika ini
adalah Leritine dan Nisentil.
d) Psikotropika menurut UU No.5 Tahun 1997 memberikan pengertian bahwa
Psikotropika adalah obat atau zat alamiah maupun sintesis bukan narkotika
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh efektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa antara narkotika dan
psikotropika adalah berbeda, walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu mendasar
dan pada umumnya masyarakat juga kurang memahami adanya perbedaan
tersebut. Zat Narkotika bersifat menurunkan bahkan menghilangkan kesadaran
seseorang sedangkan zat psikotropika justru membuat seseorang semakin aktif
dengan pengaruh dari saraf yang ditimbulkan oleh pemakai zat psikotropika
tersebut.Narkoba Yang Sering Digunakan antara lain :
1. OPIODA, terdapat 3 golongan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.Heroin yang
murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih
keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan
proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi
morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari
28
morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai
penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan
perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf
kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai
keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri,
mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.
a. Kokain :
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris
lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup
dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama
dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka
pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Efek pemakain kokain : pemakai akan
merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat
menghilangkan rasa sakit dan lelah.
b. Kanabis :
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica. Cara penggunaan:
dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa
rokok. Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih
santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif
29
berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan
tenggorokan.
c. Amphetamine :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.Bentuknya ada yang berbentuk
bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.Cara penggunaan : dengan cara
dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara penggunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan
asapnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang
khusus ( boong ).
d. LSD ( Lysergic Acid ).
Termasuk dalam golongan halusinogen. Nama jalanan: acid, trips, tabs,
kertas. Bentuk: biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil
sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang
berbentuk pil dan kapsul. Cara penggunaan: meletakan LSD pada permukaan
lidah, dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian, menghilang setelah 8–12 jam.
Efek rasa: terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi
yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama-lama menjadikan
penggunaanya paranoid.
30
e. Sedatif – Hipnotik ( Benzodiazepin ) :
Termasuk golongan zat sedative (obat penenang) dan hipnotika (obat
tidur). Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp. Cara
pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus. Digunakan
di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan,
kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
f. Solvent / Inhalasi :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol,
Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.Biasanya
digunakan dengan cara coba–coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang
kurang mampu. Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi
ringan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
g. Alkohol :
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi–umbian yang
mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses
penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink. Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan
penurunan kesadaran.
7. Penyahgunaan Narkoba
Pengertian penyalahgunaan adalah menggunakan kekuasaan dan
sebagainya tidak sebagaimana mestinya. Dengan menyalahgunakan sesuatu baik
itu kekuasaan, benda dan lain sebagainya, seseorang ingin mendapatkan sesuatu
31
yang menurut mereka dapat menguntungkan mereka. Penyalahgunaan narkotika
yang dilakukan seseorang dapat diartikan menggunakan narkotika tidak
sebagaimana mestinya, dalam hal ini tentunya di luar pengawasan seorang dokter.
Terjadinya penyalahgunaan di dalam masyarakat tentunya sangat mempengaruhi
masyarakat itu sendiri. Pengaruh itu bisa berupa pengaruh terhadap ketenangan
dalam masyarakat, pengaruh terhadap timbulnya kejahatan dalam masyarakat dan
sebagainya. Demikian juga dengan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja,
dapat mempengaruhi keadaan dan lingkungan disekitarnya, baik itu lingkungan
keluarga, lingkungan pergaulan dan masyarakat di tempat tinggal mereka. Dalam
lingkungan keluarga dapat membuat orang tua mereka cemas serta terjadi
perselisihan. Dalam lingkungan pergaulan seorang pencandu narkotika dapat
mempengaruhi teman-teman bergaul mereka untuk mencoba merasakan yang
namanya narkotika, sedangkan di dalam masyarakat terjadinya penyalahgunaan
narkotika dapat menimbulkan kecemasan dan rasa takut bagi masyarakat karena
adanya penyalahgunaan narkotika dapat menimbulkan kejahatan. Kejahatan
tersebut dapat berupa pencurian, perampokan, pemerasan dan bahkan
pembunuhan. Bagi mereka yang menyalahgunakan narkotika termasuk orang
yang mampu, mungkin tidak akan terlalu menimbulkan pengaruh terhadap
masyarakat disekitarnya, tapi bagi mereka yang tidak mampu dapat menimbulkan
kejahatan karena harga narkotika tergolong mahal sehingga mereka akan berusaha
untuk memenuhi ketergantungan mereka dengan cara apapun. Yaitu dengan
melukai diri, menjual barang milik sendiri untuk mendapatkan narkotika, atau
bahkan menjual barang milik orang lain. Dalam dunia medis narkotika sangat
32
diperlukan untuk pembiusan dalam menjalankan operasi pembedahan, karena
salah satu kegunaan dari narkotika adalah menghilangkan rasa sakit, sehingga
dengan memberikan narkotika pada pasien maka di dalam menjalankan operasi
pembedahan si pasien tidak akan merasakan sakit. Adanya narkotika itu sendiri
tidak dilarang karena sangat diperlukan untuk kepentingan pengobatan. Hal ini
dapat dilihat dengan digunakannya dan dibutuhkannya candu sebagai obat mulai
puluhan tahun yang lalu, bahkan kebutuhan tersebut menunjukkan grafik
meningkat. Meningkatnya candu ini bukan saja digunakan sebagai obat tetapi juga
disalahgunakan untuk mendapatkan efek atau pengaruh dari pemakaian narkotika
tersebut.
8. Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
a. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat.
Ciri–ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan narkoba :
1) Cenderung memberontak
2) Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
3) Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
4) Kurang percaya diri
5) Mudah kecewa, agresif dan destruktif
33
b. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
c. Lingkungan Keluarga :
1) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
2) Hubungan kurang harmonis
3) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
4) Orang tua terlampau sibuk, acuh
5) Orang tua otoriter
6) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
7) Kurangnya kehidupan beragama.
d. Lingkungan Sekolah :
1) Sekolah yang kurang disiplin
2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
diri secara kreatif dan positif
4) Adanya murid pengguna narkoba.
e. Lingkungan Teman Sebaya :
1) Berteman dengan penyalahguna
2) Tekanan atau ancaman dari teman.
f. Lingkungan Masyarakat / Sosial :
1) Lemahnya penegak hukum
2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
34
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang
kelak menjadi penyalahgunaan NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor
diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba .
9. Gejala Klinis Penyalahgunaan Narkoba
a. Perubahan Fisik :
1) Pada saat menggunakan narkoba: jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel),
apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
2) Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
3) Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
4) Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
5) Perubahan sikap dan perilaku :
6) Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
7) Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di
kelas atau tempat kerja.
8) Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
9) Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu
dengan anggota keluarga yang lain.
35
10. Upaya penanggulangan narkoba
a. Tindakan Preventif
Pendidikan Agama sejak dini. Pembinaan kehidupan rumah tangga yang
harmonis dengan penuh perhatian dan kasih sayang Menjalin komunikasi yang
konstruktif antara orang tua dan memberikan teladan yang baik kepada anak-
anak. Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis,
dan dampak negatifnya.
b. Tindakan Hukum
c. Rehabilitasi
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah sakit
secara khusus untuk mereka yang telah menderita ketergantungan. Sehubungan
dengan hal itu, ada beberapa alternative penanggulangan yang dapat kami
tawarkan :
1) Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah masalah global, maka
penanggulangannya harus dilakukan melalui kerja sama international.
2) Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah pelaksanaan
Hukum yang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih. Kemudian menanggulangi
masalah narkoba harus dilakukan secara terintegrasi antara aparat keamanan
(Polisi, TNI AD, AL, AU) hakim, jaksa, imigrasi, diknas, semua dinas/instansi
mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah. Kemudian dikalangan Dinas
Pendidikan Nasional juga harus berani melakukan test urine kepada para siswa
SLTP-SLTA, dan barang siapa terindikasi positif narkoba agar dikeluarkan dari
sekolah dan disalurkan ke pusat rehabilitasi. Di sekolah- sekolah agar
36
dilakukan razia tanpa pemberitahuan sebelumnya terhadap para siswa yang
dapat dilakukan oleh guru-guru setiap minggu. Demikian juga dikalangan
mahasiswa di perguruan tinggi.
3) Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah agar kerja sama yang baik
antara orang tua dan guru diaktifkan. Artinya guru bertugas mengawasi para
siswa selama jam belajar di sekolah dan orang tua bertugas mengawasi anak-
anak mereka di rumah dan di luar rumah. Temuan para guru dan orang tua agar
dikomunikasikan dengan baik dan dipecahkan bersama, dan dicari upaya
preventif penanggulangan narkoba ini dikalangan siswa SLTP dan SLTA.
4) Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia mendadak terhadap
berbagai diskotik, karaoke dan tempat-tempat lain yang mencurigakan sebagai
tempat transaksi narkoba. Demikian juga merazia para penumpang pesawat,
kapal laut dan kendaraan darat yang masuk, baik secara rutin maupun secara
insidental.
5) Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk menerbitkan
sebuah booklet yang berisikan tentang berbagai hal yang terkait dengan
narkoba. Misalnya apakah narkoba itu, apa saja yang digolongkan kedalam
narkoba, bahayanya, kenapa orang mengkomsumsi narkoba, tanda- tanda yang
harus diketahui pada orang- orang pemakai narkoba cara melakukan upaya
preventif terhadap narkoba. Disamping itu melakukan penyuluhan ke sekolah-
sekolah, perguruan tinggi, dan berbagai instansi tentang bahaya dan dampak
negative dari narkoba. Mantan pemakai narkoba yang sudah sadar perlu
37
dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan seperti itu agar masyarakat langsung
tahu latar belakang dan akibat mengkomsumsi narkoba.
6) Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali untuk
membina iman dan rohani para umatnya agar dalam setiap kotbah para tokoh
agama selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba.
7) Seperti di Australia, misalnya pemerintah sudah memiliki komitmen untuk
memerangi narkoba. Karena sasaran narkoba adalah anak-anak usia 12-20
tahun, maka solusi yang ditawarkan adalah komunikasi yang harmonis dan
terbuka antara orang tua dan anak-anak mereka. Booklet tentang narkoba
tersebut dibagi-bagikan secara gratis kepada semua orang dan dikirin lewat pos
kealamat-alamat rumah, aparteman, hotel, sekolah-sekolah dan lain-lain.
Sehubungan dengan kasus ini, maka keluarga adalah kunci utama yang sangat
menentukan terlibat atau tidaknya anak-anak pada narkoba. Oleh sebab itu
komunikasi antara orang tua dan anak-anak harus diefektifkan dan
dibudayakan.
B. Kerangka Pikir
BNN (Badan Narkotika Nasional) didirikan untuk mengantisipasi dan
mencegah penyebaran narkoba baik kalangan remaja maupun masyarakat
sehingga dapat menciptakan lingkungan yang nyaman, bebas dari obat terlarang
serta dapat melahirkan generasi yang berguna bagi bangsa dan negara.
Badan Narkotika adalah sebuah lembaga non-struktural Indonesia yang
bertugas untuk membantu walikota dalam mengkoordinasikan perangkat daerah
dan instansi pemerintah di Kabupaten/Kota, mengkoordinasikan instansi
38
pemerintah terkait dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang
ketersediaan dan operasional P4GN (pencegahan, pemberantasan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika).
Dalam model komunikasi David K.Berlo (1960), diketahui bahwa
komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel,
dan Receiver ) lalu ditambah 3 Proses sekunder yaitu Feedback, Efek, dan
Lingkungan.
39
Kerangka Pikir
Gambar 2.2
Makna Sosialisasi
BNN (Badan Narkotika Nasional)
Komonikator : Source
Pesan : Messenge
Media : Channel
Komoniken : Receiver
Remaja
Masyarakat
Dampak BahayaNarkoba
Feedback,
Efek
Lingkungan.