7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 1/13
Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa, Susu Dan Es Krim Berhubungan Dengan Acne
Vulgaris Pada Orang Malaysia Deasa Muda ! Sebuah Peneli"ian Kasus Kon"rol
Abs"rak
#a"ar belakang : Peranan faktor makanan dalam patofisiologi akne vulgaris masih menjadi
kontroversial yang tinggi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan
hubungan antara faktor makanan dan akne vulgaris pada orang malaysia dewasa muda.
Me"ode : Penelitian kasus kontrol ini dilakukan pada 44 pasien akne vulgaris dan 44 orang
kontrol yang berusia 18 sampai 3 tahun dari oktober !1 sampai januari !11.
"omprehensive a#ne severity s#ale $"%&&' digunakan untuk menentukan beratnya akne.
(emudian diberikan sebuah kuesioner yang terdiri dari sejumlah pertanyaan mengenai
riwayat keluarga responden dan bagaimana pola makan. &ubjek penelitian diminta untuk
men#atat apa yang mereka makan selama ! hari dalam seminggu dan 1 hari pada waktu akhir
minggu dalam 3 hari buku agenda makanan. )ilakukan penilaian antropometri* seperti tinggi
badan* berat badan* dan persentase lemak tubuh. +eratnya derajat akne dinilai oleh ahli
dermatologi.
$asil : (elompok kasus memiliki asupan makanan tinggi glukosa lebih tinggi $1,- 3-'
dibandingkan dengan kontrol $1!! !8' $p /.1'. frekuensi konsumsi susu $p/.1' dan es
krim $p/.1' juga lebih tinggi pada kelompok kasus. 0anita pada kelompok kasus memiliki
asupan energi harian yang lebih tinggi dibandingkan dengan imbangan mereka dalam
kelompok kontrol* dengan nilai masingmasing yaitu 181!331 dan 1-2148 kkal $p/.-'.
tidak ada perbedaan yang signifikan yang ditemukan pada asupan gii* indeks masa tubuh* dan
persentase lemak tubuh antara kelompok kasus dan kontrol $p.-'
Kesim%ulan : 5akanan tinggi glukosa dan asupan susu dan es krim yang sering berhubungan
dengan akne vulgaris.
Ka"a kunci : akne vulgaris* makanan* indeks glykemi#*dewasa muda* produk olahan susu.
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 1
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 2/13
#a"ar belakang
%kne vulgaris mempengaruhi populasi dewasa muda di 6nited (ingdom hingga 8-7.
)i malaysia* prevalensi akne vulgaris fasial pada remaja sebanyak ,*-7. (ondisi ini lebih
sering terjadi pada lakilaki $,1*17' sedangkan perempuan hanya $4*7'. Penelitian
sebelumnya menilai tentang hubungan yang potensial antara makanan dan akne vulgaris yangmenunjukkan hasil yang kontroversial. 5enurut sejarah* susu diketahui berhubungan dengan
mun#ulnya akne pada tahun 122* sebuah penelitian melaporkan bahwa tidak ada hubungan
antara #oklat dan akne vulgaris. +agaimanapun* penelitian yang bertentangan dengan hal
tersebut yang dilakukan oleh fulton dkk yang #a#at se#ara metodologi membandingkan #oklat
dan batangan minyak sayur manis memiliki indeks glikemik yang sama. &ebagai tambahan*
plasebo memiliki kandungan lemak sayur hidrogen* yang berkontribusi menyebabkan
peradangan oleh karena asam lemak trans. 9al ini disebabkan karena adanya produksi
prostaglandin* kompetisi antara asam lemak trans dengan asam lemak esensial dapat
menyebabkan inflamasi. Pada awal ,an* sebuah penelitian belah lintang melaporkan bahwa
makanan seperti #oklat* susu* ka#ang panggang atau #ola tidak mempengaruhi kondisi akne
vulgaris.
+arubaru ini ada peningkatan jumlah penelitian investigasi tentang peranan makan
merupakan salah satu penyebab yang mendasari terjadinya akne vulgaris. +eberapa penelitian
tentang akibat asupan produk olahan susu tertentu* karbohidrat* gly#emi# indeks $;<' dan
makanan tinggi glukosa menyebabkan eksaserbasi akne vulgaris yang mendukung hipotesis
bahwa makanan dapat mempengaruhi kulit. +agaimanapun* temuan pada penelitian ini sering
berubahubah. Penelitian prospektif dan epidemiologi pertama yang dilaporkan oleh
adebamowo dkk di 6nited &tated %merika menunjukkan bahwa ada bukti klinis langsung
tentang adanya hubungan antara konsumsi susu=olahan susu dan akne.
Pengetahuan bagaimana makanan dan akne vulgaris dapat berhubungan
memungkinkan untuk dilakukan identifikasi dan penatalaksanaan akne serta edukasi
komunitas untuk pen#egahan dan pengobatan akne. Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan hubungan antara variabel makanan dan akne vulgaris pada dewasa muda.
+erdasarkan penelitian yang sebelumnya* kami membuat hipotesis bahwa konsumsi makanan
tinggi glukosa* susu dan produk olahan susu* indeks masa tubuh juga persentase lemak tubuh
merupakan faktor resiko terjadinya akne vulgaris.
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 2
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 3/13
Me"ode
Desain %eneli"ian
Penelitian ini memakai desain penelitian kasus kontrol. +erdasarkan rumus* penelitian
ini dilakukan pada 3- subyek penelitian yang mempunyai kekuatan 87 dengan tingkatsignifikan sebanyak -7. &tandar deviasi dan perbedaan ukuran besarnya penelitian ditentukan
dari penelitian pada pasien akne sebelumnya. &etelah dilakukan perkiraan* sebanyak !7
sampel drop out* 44 orang pasien akne vulgaris dijadikan subyek penelitian sebagai kelompok
kasus dan 44 partisipan sebagai kelompok kontrol. <in penelitian diberikan oleh (omite >tik
Penelitian 6niversitas (ebangsaan 5alaysia dan iin untuk penelitian ini dikabulkan oleh
)irektur ?umah &akit (uala @umpur. &emua partisipan diberikan informasi tentang penelitian
ini dan informed consent juga telah didapatkan dari masingmasing partisipan.
Po%ulasi %eneli"ian
)ari oktober !1 sampai januari !11* 44 orang yang yang datang keklinik
dermatologi rumah sakit tersier di kuala lumpur untuk terapi akne vulgaris terdaftar sebagai
partisipan dalam kelompok kasus. 44 orang kelompok kontrol merupakan individu yang sehat
tanpa akne vulgaris yang diambil dari mahasiswa dan anggota staf kampus 6niversitas
(ebangsaan 5alaysia (uala @umpur. Pemilihan kelompok kasus dan kontrol dilakukan
dengan metode sampling #onvinien#e* dan dipasangkan sesuai umur* jenis kelamin dan suku.
<ndividu dengan akne vulgaris berusia antara 18 sampai 3 tahun dan dirujuk ke ahli
dermatologi merupakan kriteria inklusi pada penelitian ini. Pasien dengan penyakit kronis
seperti Systemic Lupus Eritematosus $&@>'* diabetes mellitus dan penyakit jantung telah
dieksklusi. Partisipan dalam kelompok kontrol memiliki beratnya akne berdasarkan skor
"%&& yaitu $bersih' atau 1 $ hampir bersih ' yang telah diperiksa oleh ahli dermatologi.
Penilaian
)ilakukan penilaian antropometri seperti berat badan* tinggi badan dan persentase
lemak tubuh. +erat badan diukur dengan A%B<A% digital s#ale 9)3 $A%B<A% #orporation*
jepang'* tinggi badan diukur dengan menggunakan &>"% !8 body meter $&>"%* Cerman'
masingmasing medekati .1 kg dan .1 #m. selama penilaian berat badan* partisipan diminta
untuk memakai pakaian yang minimal dan berdiri ditengah skala. Pengukuran tinggi badan
dilakukan dengan menggunakan metode status rentang. Partisipan diminta untuk berdiri
dengan bersamaan kaki dan tumit* bokong dan bagian atas punggung menyentuh skala dan
posisi kepala pada plane frankforts. <5A dihitung dengan membagi berat $kg' dengan tinggi
badan dikuadratkan $m' dan diklasifikasikan berdasarkan kriteria 09O !4. Persentase
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 3
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 4/13
lemak tubuh dinilai dengan menggunakan Omron &#an Dat +ody %nalyer &#ale 9+D3-
$Omron* jepang'.
Kuesioner
)ata yang berhubungan dengan riwayat keluarga responden* persepsi dan keper#ayaan
pada makanan yang berpengaruh terhadap akne vulgaris didapatkan dengan menggunakan
kuesioner yang divalidasi dengan nilai "ronba#hE .84. &ementara* frekuensi masukan susu
dan olahan susu didapatkan melalui wawan#ara. Pola makanan dinilai dengan menggunakan
#atatan makanan selama 3 hari. Partisispan diminta untuk men#atat asupan makanan mereka
selama ! hari dalam seminggu dan 1 hari pada saat akhir minggu. "atatan makanan 3 hari
tersebut dilampirkan bersamaan dengan amplop berstempel yang dikirimkan kepada peneliti
dan partisipan diminta untuk mengembalikan #atatan makanan dalam periode waktu !
minggu. Partisipan dihubungi menggunakan telepon dan email untuk menjelaskan informasi.
Analisis da"a
%supan makanan tinggi glukosa dinilai dari #atatan makanan 3 hari sebagai F $indeks
glikemik makanan G isi karbohidrat dalam gram $g'=1'. Bilai indeks glikemik diambil dari
<nternational Aable Of ;ly#emi# <ndeG %nd Ahe ;ly#emi# @oad Halues* <nternational Aable Of
;ly#emi# <ndeG %nd Ahe ;ly#emi# @oad Halues: !8 %nd Aable Of ;ly#emi# <ndeG Halues
Of &ele#ted 5alaysian Doods. <ndeks glikemik dinilai dengan menggunakan makanan yang
memilki nilai yang sama* jika indeks glikemik makanan malaysia tidak diketahui*. %supannutrisi dijumlahkan dengan menggunakan nutrionist proA5 !3 software. Ahe 5alaysian
Dood "ompotition Aable $D"A' digunakan sebagai database nutrien. +agaimanapun* D"A
orang malaysia tidak berisi nilai untuk vitamin > dan selenium* the 6nited &tates )epartement
Of %gri#ulture $6&)%' sebuah database nutrien nasional standar dan database makanan dan
nutrient untuk penelitian makanan digunakan untuk memperkirakan asupan nutrien ini.
Analisis s"a"is"ik
%nalisis statistik dilakukan dengan menggunakan &P&& versi 12.. tes shapiro0ilk digunakan untuk tes normalitas data. %nalisis deskriptif dilakukan untuk memun#ulkan
persentase* ratarata dan standar deviasi $&)' untuk data kuantitatif. Aes "i&Iuare digunakan
untuk membandingkan asupan susu dan olahan susu antara dua kelompok. Hariabel
kuantiatatif kontinyu seperti penilaian antropometri* asupan glukosa dibandingkan dengan
menggunakan ttes tidak berpasangan. ?egresi logistik binary digunakan untuk menghitung
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 4
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 5/13
dan menyesuaikan odd rasio dengan faktor peran#u inklusi seperti riwayat keluarga* frekuensi
asupan susu dan olahannya.
$asil
Da"a demogra&ik
&ebanyak 24 subyek penelitian telah menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian
iniJ walupun subyek dieksklusi karena mereka tidak mengembalikan #atatan makanan 3
harinya. Oleh karena itu* 88 subyek* dibagi menjadi 44 orang kelompok kasus dan 44 orang
kelompok kontrol yang berusia 18 sampai 3 tahun yang akhirnya termasuk kedalam kriteria
inklusi penelitian ini. (elompok kasus terdiri dari !2 wanita $2*-7' dan 1- pria $34*17'
$tabel 1'. &ubyek suku melayu sebanyak ,2*-7 dan nonmelayu !.-7 untuk kedua
kelompok. (elompok kasus dan kontrol paling banyak belum menikah atau ber#erai $8.47'.
&ubyek lebih signifikan pada kelompok kontrol $2-.-7' diperoleh pendidikan mereka pada
tingkat tersier dibandingkan dengan kelompok kasus $8*!7' $p/.-'. pada kelompok
kasus* -.87 bekerja dan 43*!7 dari mereka merupakan mahasiswa. Pada kelompok kontrol*
mayotitas $3.7' merupakan mahasiswa* dan sedang istirahat dari pekerjaan $3*47'.
'iaya" keluarga mengalami akne (ulgaris
@ebih banyak partisipan kelompok kasus ditemukan memiki riwayat akne vulgaris jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol* G! $1* BK88'K!.- $p/.1'. )iantara kelompok
kasus* 81.87 dilaporkan bahwa mereka telah memiliki keluarga tertutup* seperti orang tua
atau saudara dengan akne vulgaris sedangkan mayoritas partisipan kelompok kontrol tidak
memiliki riwayat keluarga yang memiliki riwayat penyakit ini $tabel 1'.
Aabel 1. Profil &osiodemografi dan riwayat keluarga pada kelompok kasus dan kontrol.
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 5
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 6/13
Parameter (asus $nK44'
n $7'
(ontrol $nK44'
n $7'
Bilai p
)enis kelamin
@akilakiPerempuan
1- $34.1'!2 $-.2'
1- $34.1'!2 $2.-'
1.
Suku5elayu
Bonmelayu
3- $,2.-'
2 $!.-'
3- $,2.-'
2 $!.-'
1.
S"a"us %ernikahan
&ingle=ber#erai
5enikah
38 $8.4'
$13.'
38 $8.4'
$13.'
1.
Tingka" %endidikan
)iatas sekolah sekunder
Preuniversitas= intitut perguruantinggi
14 $31.8'
3 $8.!'
! $4.-'
4! $2-.-'
.!LL
Peker*aan
5ahasiswaPekerja
12 $43.!'!- $-.8'
!8 $3.'1 $3.4'
.-4
Penda%a"an +%erbulan, 'M
+-SD
M?5 ! $6&)'
?5 ! $6&)'
3, $84.1'
, $1-.2'
4 $2.2'
4 $2.1'
.334
'iaya" keluarga acne (ulgaris
<aAidak
3 $81.8'8 $18.!'
1- $34.1'!2 $-.2'
/.1LLL
Aes #hi sIuare
Penilaian an"ro%ome"ri
Aidak ada perbedaan yang signifikan $p.-' antara kelompok kasus dan kontrol
untuk berat badan* tinggi badan* dan <5A baik lakilaki maupun perempuan ke#uali pada
pensentase lemak tubuh pada lakilaki $tabel !'. @akilaki pada kelompok kasus memiliki
persentase lemak tubuh yang lebih tinggi$18.!-.7' dibandingkan dengan lakilaki
kelompok kontrol $1.-.7' $p/.-'.
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 6
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 7/13
Aabel ! perbandingan ratarata $&)' berat badan* tinggi badan* <5A dan persentase lemak
tubuh antara kelompok kasus dan kontrol menutut jenis kelamin
@akilaki $nK3' Perempuan $nK-8'
(asus
$nK1-'5ean
&)
(ontrol
$nK1-'5ean &)
Bilai p
(asus
$nK!2'5ean &)
(ontrol
$nK!2'5ean &)
Bilai p
+erat badan
$kg'
1.,
13.!
4.4 1. .1- 1., 18.3 --.2 11.1 .-3
Ainggi badan
$#m'
12.
8.1
1,3.2 .- .48 1,.2 -.4 1-.2 -. .8
<5A $kg=m!' !1.8 4.- !1.3 3.1 .12 !4.8 ,.! !!., 4.1 .,!@emak tubuh
$7'
18.!
-.L
1. -. .3 31.! .2 !2. 4., .4!
Lperbedaan yang signifikan dengan menggunakan t test independent $p/.-'
Asu%an "inggi glikemik dan asu%an makanan
(elompok kasus memiliki asupan tinggi glukosa lebih tinggi $1,-3-' daripada
kelompok kontrol $1!!!8' $p/.1' $tabel 3'. +edasarkan analisis multivariat jumlah <5A
dan jenis kelamin* asupan glukosa dalam makanan se#ara signifikan berhubungan dengan
akne vulgaris $D$1*8'K-2.41!* p/.1'.
Aabel 3 perbandingan asupan makanan tinggi glukosa antara kelompok kasus dan
kontrol
(asus $nK44'
mean&)
(ontrol $nK44'
5ean &)
;li#emi# load $;@' 1,-3-LLL 1!!!8
LLLperbedaan signifikan menggunakan ttest independent
Pasien akne vulgaris wanita memiliki ratarata asupan energi lebih tinggi $181!331'
dibandingkan dengan kelompok kontrol $1-2148 kkal' $p/.-' $tabel 4'. 5eskipun begitu
tidak ada perbedaan yang signifikan asupan nutrien antara kelompok kasus dan kontrol
$p.-'
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 8/13
Aidak ada perbedaan yang signifikan antara partisipan kelompok kasus dan kontrol
dalam asupan energi* karbohidrat* lemak* protein* vitamin %* vitamin >* serat* ink dan
selenium pada persentil !-* -* ,- $tabel -'. &ebaliknya* ada perbedaan yang signifikan
asupan glukosa pada persentil - dan ,-* nilai asupan glukosa lebih dari 1,- meningkatkan
resiko terjadinya akne vulgaris !1 kali lipat. %da peningkatan O? dengan peningkatan
persentil asupan glukosa makanan $persentil !-* O?K.-Jpersentil -* O?K1-.,-* persentil
,-* O?K!1.'. hal ini menunjukkan bahwa asupan glukosa yang lebih tinggi* meningkatkan
resiko terjadinya akne vulgaris.
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage !
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 9/13
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 10/13
Diskusi
Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan glukosa memiliki hubungan dengan
terjadinya akne vulgaris setelah mempertimbangkan faktorfaktor seperti <5A dan jenis
kelamin. ?esiko terjadinya akne vulgaris menurun diikuti dengan menurunnya persentil
asupan glukosa* dengan adanya hubungan yang signifikan pada persentil - dan ,-.
9ubungan tersebut signifikan tidak berubah setelah ditambahkan juga faktor peran#u. Pada
populasi barat* asupan makanan tinggi glukosa dilaporkan berkontribusi pada tingginyakejadian akne vulgaris. 9asil penelitian ini didukung oleh penelitian per#obaan kontrol a#ak
sebelumnya pada pasien akne lakilaki berusia antara 1- sampai !- tahun yang menunjukkan
bahwa makanan rendah glukosa efektif memperbaiki gejala akne vulgaris. Penelitian lain
menemukan bahwa perkembangan parameter biokimia yang meneliti hubungan antara akne
vulgaris dengan intervensi makanan tinggi protein* rendah glukosa. &ebuah penelitian yang
lain juga melaporkan bahwa makanan rendah glukosa yang dikenal dengan South Beach Diet
efektif untuk memperbaiki kondisi akne pada 8.,7 dari !22- responden akne vulgaris dalam
periode waktu 3 bulan dan mengurangi penggunaan terapi sistemik konvensional dan topikal.
+erbeda dengan penelitian ini* penelitian ini menemukan bahwa pengaruh makanan rendah
glukosa tidak ada ketika data statistik disesuaikan untuk perubahan pada <5A.
5ekanisme yang mendasari pengaruh makanan terhadap terbentuknya akne vulgaris
diduga merupakan peranan dari insulinlike growth fa#tor1 $<;D1' yang memfasilitasi
proliferasi sel yang terlibat dalam patogenesis akne vulgaris. 9iperinsulinemia akut akibat
konsumsi makanan tinggi glukosa dapat menyebabkan <;D1 mengikat protein3 $<;D+P3'*
sehingga meningkatkan efek <;D1. 9iperinsulinemia disebabkan oleh makanan tinggi
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 1#
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 11/13
glukosa juga menyebabkan meningkatnya sirkulasi androgen dan menurunkan ikatan protein
dengan hormon seks* menyebabkan peningkatan sintesis sebum* yang merupakan bagian
terpenting dalam perkembangan akne.
Penelitian ini menemukan bahwa asupan susu dan es krim berhubungan dengan
terjadinya akne vulgaris. 9asil ini disepakati oleh penelitian belah lintang yang dilakukan dikorea &elatan yang melaporkan bahwa asupan susu dan produk olahannya berhubungan
dengan perkembangan akne vulgaris. 5ereka melaporkan bahwa asupan susu dan produk
olahannya lebih tinggi pada subyek akne vulgaris dibandingkan dengan subyek nonakne.
)ata kami juga memastikan bahwa ada penelitian epidemiologi yang dilakukan di 6nited
&tate. 0anita yang mengkonsumsi dua atau lebih hidangan susu skim setiap hari* !!7 lebih
mungkin untuk menderita akne yang berat dan 447 lebih mungkin untuk berkembang
menjadi akne kistik atau nodular daripada yang hanya mengkonsumsi 1 gelas susu skim
perhari. Daktor endokrin juga terlibat yang diakibatkan oleh konsumsi susu yang merupakan
nutrien insulinotropik dan mempunyai indeks insulinemik yang tinggi yang dapat
meningkatkan insulin serum dan kadar <;D1. &usu dihasilkan oleh sapi hamil yang
mengandung sejumlah steroid dan prekursor androgen* yang memi#u untuk patogenesis jalur
yang lain dari akne. (elompok yang lain juga mengajukan hipotesis tentang makanan dan
pengaruh sinyal insulin=<;D1 pada akne* yaitu asupan tinggi glukosa dan protein olahan susu
meningkatkan kadar insulin serum dan <;D1* penting sebagai pemi#u kelenjar sebasea dan
lipogenesis sebasea. +erbeda dengan penelitian ini yang menemukan adanya hubungan yang
kuat antara akne dengan asupan keju. Perbedaan dianggap pada frekuensi asupan keju yang
rendah pada subyek penelitian ini.
Penelitian ini memastikan bahwa pasien akne vulgaris lebih mungkin memiliki riwayat
keluarga dengan akne vulgaris dibandingkan dengan kelompok kontrol. )i Cordan* telah
dilaporkan bahwa 2.37 pasien akne vulgaris memiliki riwayat keluarga akne vulgaris *
sebuah penelitian yang melibatkan 4-8 pasang wanita kembar monoigot dan 122 diigot
ditemukan bahwa faktor genetik terlibat pada 817 varian akne vulgaris dan keterlibatan
faktor lingkungan hanya 127. Prevalensi akne vulgaris yang lebih tinggi juga ditemukan pada
pelajar dengan orang tua memiliki riwayat akne vulgaris.
Penelitian kami telah menemukan bahwa akne vulgaris tidak ada berhubungan dengan
<5A ataupun persentase lemak tubuh. 9al ini memberikan kesempatan untuk penelitian yang
akan datang untuk mengetahui apakah tidak ada hubungan antara <5A dan kadar leptin yang
disekresi oleh jaringan adiposa dengan akne vulgaris atau beratnya derajat akne. &ebuah
penelitian kohort retrospektif di Aurkey juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan kadar leptin serum antara kasus dan kontrol. Penelitian yang lainnya pada
perempuan kembar dan pasien akne perempuan* juga menemukan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara <5A dan beratnya akne vulgaris pada pasien akne vulgaris perempuan.
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 11
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 12/13
Penelitian kami menemukan bahwa konsumsi yogurt tidak berhubungan dengan
terjadinya akne vulgaris dan sesuai dengan penelitianpenelitian yang lainnya. (etika
ditambahkan susu selama proses fermentasi* bakteri probiotik $terutama laktobasilus'
memakai <;D1 dan menyebabkan kadar <;D1 rendah dalam susu permentasi 4 kali lipat
dibandingkan dengan susu skim. 9al ini membuat 9ipotesis bahwa peningkatan permeabilitas
intestinal terjadi pada pasien akne vulgaris* yang meningkatkan absorpsi <;D1 diusus.
&elanjutnya* konsumsi susu dapat menyebabkan peningkatan absorpsi <;D1 dibandingkan
dengan produk susu fermentasi yang menyebabkan kadar <;D1 lebih rendah pada susu
fermentasi . 9al ini menjelaskan bahwa hubungan susu skim dengan terjadinya akne vulgaris
berbeda pada produk susu fermentasi seperti yogurt. +agaimanapun * hal tersebut terjadi
karena mekanisme signaling regulasi oleh susu untuk mensekresi insulin postprandial dan
terjadi peningkatan kadar <;D1 serum. +arubaru ini* fermentasi susu yang diperkaya dengan
laktoferin telah ditemukan mempunyai efek untuk menurunkan trigliserida pada lipid
permukaan kulit* menyebabkan penyembuhan gejala akne vulgaris dan mengurangi produksi
sebum.
+erbeda dengan keper#ayaan makanan yang umum* penelitian tidak menemukan
hubungan yang signifikan se#ara statistik antara #oklat dan ka#ang dengan terjadinya akne
vulgaris. "oklat dan ka#ang paling sering diper#ayai menyebabkan atau memperburuk kondisi
akne* tetapi penelitian sebelumnya menganggap pengaruh #oklat dan ka#ang terhadap akne
vulgaris tidak jelas. &ebuah eksperimen tentang pengaruh konsumsi susu #oklat batangan pada
subyek dengan akne vulgaris* dan tidak ditemukan adanya eksaserbasi kondisi akne.
(eterbatasan penelitian ini adalah* menggunakan desain studi alami* penelitian ini
hanya dapat menentukan hubungan* tetapi tidak menentukan penyebab dan pengaruh makanan
terhadap akne vulgaris* beratnya kondisi akne vulgaris seharusnya juga dibagi berdasarkan
jumlah lesi akne pasien* dikaitkan dengan makanan yang spesifik dan frekuensi konsumsi
makanan tersebut. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan kuesioner tentang frekuensi
makanan retrospektif untuk menentukan hubungan antara asupan makanan seperti produk
susu olahan dan perkembangan akne. "atatan makan 3 hari ulangan akan menjadi metode
yang lebih baik untuk digunakan pada penelitian ini untuk menilai asupan glukosa* karena
penelitian memilki keterbatasan waktu* maka metode tersebut tidak dapat dilakukan.
Penelitian ini juga tidak menilai jumlah konsumsi protein harian* yang merupakan faktor
penentu pemi#u akne yang disebabkan oleh susu. Daktor peran#u lain seperti stres* kurang
tidur* merokok* konsumsi alkohol dan perawatan kebersihan wajah seharusnya juga dapatdilakukan untuk penelitian selanjutnya. 5eskipun adanya keterbatasan ini* temuan penelitian
kami memberikan informasi adanya bukti peranan diet=makanan terhadap terjadinya akne
vulgaris.
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 12
7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa
http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 13/13
Kesim%ulan
)alam kesimpulan* faktorfaktor makanan terutama yang mengandung glukosa tinggi
dan asupan susu dan es krim yang sering berhubungan dengan terjadinya akne vulgaris.
Aemuan penelitian ini memberikan informasi bahwa faktor makanan berperan penting dalam
akne vulgaris. &ebuah penelitian klinis a#ak untuk penelitian yang selanjutnya diperlukanuntuk memastikan peranan masingmasing makanan seperti ka#ang* #oklat dan makanan
berlemak terhadap terjadinya akne vulgaris.
S$%& 'R(I%)$
Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 13