BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN
II. 1. A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum proyek mulai dilaksanakan, dilakukan pekerjaan
persiapan, yaitu :
1. Peninjauan lokasi proyek
Peninjauan lokasi proyek ini dilakukan dengan berjalan kaki
dari lokasi awal proyek sampai akhir (winangun-Maumbi). Ini
di lakukan sambil meletakkan patok sebagai tanda trase jalan
di setiap jarak 25 M, berdasarkan hasil perencanaan dan
setiap jarak 500 M dipasang Beanch Mark yang nantinya akan
di gunakan sebagai patokan penentuan trase jalan.
2. Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi ini dilakukan secara bertahap, tidak
secara keseluruhan disesuaikan dengan lokasi-lokasi yang
sudah bisa dilakukan pembersihan, mengingat ada lokasi
yang bermasalah dalam hal pembebasan tanah. Pembersihan
dilakukan sambil dibuat jalan akses tergantung kondisi lokasi
yang mudah di capai. Untuk pembersihan lokasi pekerjaan di
gunakan alat berat seperti Excavator dan Buldozer mengikuti
arah patok yang ada.
3. Pengukuran Kembali
Pengukuran kembali dilakukan untuk mendapatkan posisi
centerline jalan yang hilang akibat pembersihan lokasi
dengan menggunakan Beanch Mark sebagai patokan. Setelah
centerline jalan ditentukan maka langkah selanjutnya adalah
mengukur lebar perkerasan dan bahu jalan.
II. 1. B. PEKERJAAN PENGUKURAN DI JELASKAN DENGAN GAMBAR
Survey pengukuran dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
Menentukan koordinat awal dan akhir juga elevasi
terhadap muka laut dengan menggunakan alat GPS
(Global Positioning System).
Pengukuran polygon yang dalam proyek ini adalah
polygon terikat sempurna berdasarkan letak patok yang
diletakkan pada waktu peninjauan lokasi.
Pengukuran situasi, dilakukan untuk mendapatkan
keadaan lokasi diambil 100 m kekiri dan 100 kekanan dari
trase yang telah ada.
Pengukuran waterpass, untuk mengukur beda tinggi dari setiap
permukaan tanah yang nantinya akan digunakan pada perhitungan
galian dan timbunan.
II. 2. CARA KONTRAKTOR MELAKSANAKAN PEKERJAAN.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor melakukan berbagai
persiapan seperti :
II. 2. a. LOGISTIK.
Logistik atau yang istilah lain adalah tempat penyimpanan
bahan/material untuk keperluan pekerjaan. Pada proyek Manado By
Pass tidak ada tempat penyimpanan secara khusus atau gudang.
Untuk penyediaan bahan-bahan seperti MPP (Multi Plate Pipe), Besi,
dan Mal didatangkan pada waktu akan dilaksanakan pekerjaan dan
diletakkan pada lokasi dekat pekerjaan, sehingga pada waktu akan
melaksanakan pekerjaan langsung dapat digunakan. Sedangkan bahan
untuk pengecoran dipesan pada saat akan melaksanakan pekerjaan,
dari Perusahaan yang menyediakan bahan cor jadi, seperti Perusahaan
Trimix. Sedangkan untuk alat-alat berat di tempatkan pada dua lokasi
utama yaitu Maumbi dan Sawangan.
II. 2. b. PERALATAN YANG DI PAKAI.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor menggunakan alat, seperti
yang terlampir dengan fungsi sebagai berikut:
Dump Truck
Berfungsi sebagai sarana angkutan dalam mebawa material dari
satu tempat ketempat yang lain juga untuk membantu dalam
setiap pekerjaan
Hydrolic Excavator
Digunakan untuk pekerjaan galian tanah. Selain untuk menggali
tanah juga di gunakan untuk mengangkat material proyek
Tendem Roller
Di gunakan sebagai penggilas agar diperoleh hasil akhir
permukaan yang rata, misalnya pada pekerjaan pemadatan dan
perkerasan aspal.
Tire Roller
Di gunakan pada pekerjaan pengaspalan jalan untuk menggilas
paasir atau bahan dengan butir yang kasar juga untuk
penggilasan lapisan-lapisan tanah yang tipis.
Sheep Foot Roller
Adalah alat pampat pada tanah yang banyak mengandung
lempung.
Vibro Roller
Adalah alat pampat pada tanah, hanya saja vibro menggunakan
efek getaran yang sering di gunakan pada kondisi tanah berpasir
atau krikil berpasir.
Loader
Di gunakan untuk memuat tanah dari lokasi ke atas dump truck
untuk di pindahkan selain itu untuk jarak dekat alat ini juga bisa
digunakan untuk pekerjaan tanah khususnya memindahkan
tanah tanpa bantuan DT.
Water Truck
Digunakan untuk mengangkut air dan menyiram tanah pada
saat pemadatan.
Motor Greder
Digunakan untuk penggusuran tanah, mencampur tanah dan
mengurug kembali sebelum di padatkan.
Crane (Derek)
Alat ini berfungsi untuk memindahkan girder jembatan keatas
pier dan abutmen yang digunakan adalah crane 80 ton.
Cargo Truck
Adalah alat yang digunakan untuk mengangkut bahan-bahan
yang di perlukan pada pekerjaan proyek ini.
Pompa adukan beton (Concrete Pump)
Untuk menyalurkan campuran beton dari alat molen ke tempat
pengecoran ini ditujukan untuk mempersingkat waktu dan
mempermudah pekerjaan.
Buldozer
Digunakan pada pekerjaan pembersihan dan pekerjaan tanah.
Pada proyek ini digunakan 3 jenis Buldozer yaitu :
Buldozer 21 Ton,Buldozer 36 Ton, Buldozer 36 Ton/ Piper
H/Crane
adalah alat yang digunakan untuk memindahkan atau
mengangkut bahan-bahan yang di perlukan proyek ini.
Alat Stressing
Di gunakan untuk menstressing jembatan dalam hal ini
jembatan yang di gunakan adalah jembatan pra tegang (Press
Stres)
Asphalt Finisher
Digunakan untuk menghamparkan aspal yang telah di campur
dengan permukaan ketebalan yang sama (rata).
Selain alat yang telah di sebutkan diatas masih ada lagi alat- alat
penunjang pekerjaan berupa alat-alat ringan.
II. 2. c. Macam Tenaga Manusia.
Selain menggunakan bantuan alat maka diperlukan tenaga manusia
yang nantinya akan menjadi factor utama pelaksanaan pekerjaan
diluar struktur kontraktor seperti:
Operator alat
Kepala mandor
Mandor
Kepala tukang
Tukang
Buruh lapangan
Dalam pelaksanaan mereka di awasi oleh pengawas lapangan yang di
tunjuk oleh kontraktor.
II. 2. d. Urutan pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan di mulai dari
1. Pengukuran,
a. perencanaan alignement horizontal dan vertikal
b. perencanaan geometric jalan.
(Telah Di Jelaskan Pada Bab II.1.B)
2. Pekerjaan tanah (timbunan)
adapun urutan pelaksanaan pekerjaan timbunan adalah :
a) Melakukan pemeriksaan tanah di beberapa titik dengan uji
laboratorium, untuk mengetahui kondisi tanah berupa data
CBR dan Compection. Adapun persyaratan yang harus di
penuhi adalah :
Untuk tanah timbunan CBR 6
Untuk tanah pilihan CBR 10, yang akan di gunakan sebagai
perbaikan tanah pada lokasi tanah yang jelek.
b) Penimbunan dilakukan dengan menghampar tanah dengan
tebal 20 cm, kemudian di padatkan dengan menggunakan
alat vibro sebanyak 3 lintasan dan not vibro 3 lintasan. Pada
sta. 6 + 100 – 6 + 300 ketebalan timbunan mencapai 8 m.
c) Setiap lapisan yang telah di padatkan, dilakukan uji
kepadatan tanah dengan menggunakan sandcone. Syarat
yang harus dicapai yaitu minimum 95% dari hasil percobaan
di laboratorium.
3. Pekerjaan struktur
salah satu pekerjaan struktur yang sedang berlangsung, adalah
pekerjaan pembuatan jembatan Sawangan berada di lokasi Sta
+ 5.025 yang terdiri dari 3 pier dan 2 abutment khusus
abutment 1 menggunakan pondasi langsung. dengan ukuran
masing-masing :
Abutment 1 : Tinggi = 4177 mm
Lebar = 11000 mm
Abutment 2 : Tinggi = 3680 mm
Lebar = 11000 mm
Poer 1 : Tinggi = 7500 mm
Lebar = 11000 mm
Poer 2 : Tinggi = 11000 mm
Lebar = 10000 mm
Poer 3 : Tinggi = 11000 mm
Lebar = 10000 mm
Pekerjaan bangunan Bawah
Pekerjaan Pondasi
a) Mengukur elevasi dilokasi pembuatan jembatan untuk
menentukan lokasi sebenarnya dari bangunan jembatan.
b) Melakukan pengujian sondir pada lokasi footing, untuk
mendapatkan kedalaman tanah keras. Dari hasil pengujian
tanah keras berada pada kedalaman 28-30 m.
c) Dari hasil penyondiran ditentukan juga jenis pondasi yang akan
dipakai. Pada pekerjaan ini dipakai pondasi steel pile (tiang
pancang baja), dengan panjang 6 – 12 m berjumlah 28 titik
setiap footing. Pada bagian tengah steel pile yang kosong di isi
dengan material pasir setinggi 2/3 panjang tiang dan sisanya
1/3 dibagian atas di cor dengan mutu beton K-250.
d) Pemancangan dilakukan menggunakan Diesel Hammer,
dengan jumlah rata-rata pemancangan adalah 3 tiang pancang
perhari. Daerah pemancangan tiang adalah 5x 11m
Sebelum pemancangan terlebih dahulu dilakukan tes pile
sebagai patokan kedalaman, untuk pemancangan tiang-tiang
berikutnya. Waktu pelaksanaan pemancangan dimonitor
dengan catatan calendering, untuk melihat jumlah pukulan dan
kedalaman yang dicapai.
e) Setelah tiang pancang masuk, tiang pancang berikut
disambung menggunakan las besi dengan jarak antar tiang 5-
8mm atau setebal kawat las.
f) Pada saat keseluruhan tiang pancang telah mencapai
kedalaman yang ditentukan, maka bagian atas ke 28 titik tiang
pancang tersebut di potong rata dengan menggunakan las.
g) Bagian paling atas tiang pancang di cor dan dibuat angker
untuk sambungan footing jembatan.
Pekerjaan Footing
a) Pembesian pada footing. (ukuran Terlampir)
b) Setelah semua besi terpasang maka dipasang mal untuk
selanjutnya di cor.
Pekerjaan Kolom
a) Setelah pengecoran footing, maka selanjutnya adalah
pekerjaan pembesian pada kolom (pier). Setelah pekejaan
pembesian selesai masuk ketahap pengecoran yaitu dipasang
mal setinggi 6m (bervariasi sesuai tinggi kolom) mengingat
tinggi pier adalah 11 m maka dicor sebanyak 2 tahap sampai
mencapai kepala jembatan.
Pekerjaan Bangunan Atas
Produksi Girder
a) Girder press stress dikerjakan ditempat yaitu untuk pembesian
sampai dengan pengecoran, khusus pengecoran dipakai beton
jadi seperti trimix yang pada saat pengecoran dibantu alat
Concrete Pump, sampai dengan umur 28 hari baru distressing.
b) Apabila poer telah selesai dikerjakan, girder press stress yang
telah ada diangkat dengan menggunakan crane 80 Ton dan
diletakkan pada haed jembatan, tapi pekerjaan yang
berlangsung sekarang masih dalam tahap pengecoran pier dan
produksi girder.
4. Pekerjaan drainase
Drainase yang dikerjakan ada 2 macam, yaitu :
1. Saluran pembuangan dari beton pada pinggiran bahu jalan.
2. Saluran menggunakan MPP (Multi Plate Pipe)
Tahap-tahap pemasangan MPP sebagai berikut :
a) Penggalian untuk pemasangan MPP pada galian berbentuk
parit, lebar galian adalah diameter MPP ditambah 120 cm (60
cm sisi kiri dan 60 cm sisi kanan MPP). Dan untuk pemasangan
Nevs Table lebar galian adalah diameter ditambah 2 x 40 cm.
apabila didapati kondisi tanah jelek maka diadakan perbaikan
tanah menggunakan sirtu dan dipadatkan dengan stamper.
b) Setelah dipadatkan diukur elevasi antara inlet dan outlet,
untuk mendapatkan elevasi minimal 2%.
c) MPP dirakit, untuk bagian bawah MPP dipasang mulai dari
outlet menuju inlet dan bagian atas dipasang dari inlet menuju
outlet. Saat perakitan pemasangan baut langsung
dikencangkan pada setiap sambungan.
d) Setelah selesai perakitan MPP ditimbun menggunakan tanah
pilihan searah MPP, karena tanah tidak boleh dibuang tegak
lurus MPP Ini untuk mencegah pergeseran MPP dan untuk
mengontrol posisi MPP dipasang unting-unting sebanyak 3
buah.
e) Pada saat penimbunan, untuk bagian samping MPP
penimbunan dilakukan dengan menggunakan stamper. Setiap
lapisan memiliki ketebalan 15 cm sampai penimbunan sejajar
bagian atas MPP. Selanjutnya tanah ditimbun setebal 60 cm
diatas MPP.
f) Dan setelah penimbunan dan pemadatan selesai maka
selanjuTnya dibuatkan perlindungan dari beton khusus pada
bagian inlet dan outlet.
II. 3. Penjelasan Dengan Foto
UNDER PASS MALENDENG
MPP STA 5 + 930 DIAMETER 3,6 M MALENDENG
II. 4. Time Schedule Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan suatu proyek yang terdiri dari bermacam-
macam pekerjaan yang saling berhubungan semuanya harus di
selesaikan pada waktu yang di tentukan. Yang paling tepat menjadi
pedoman dalam melaksanakan pekerjaan adalah Time schedule.
Setiap jenis pekerjaan di susun secara sistematis dan dengan
waktu yang sudah di tetapkan terlebih dahulu. Time schedule sangat
baik bagi kontraktor maupun bagi direksi sebagai pedoman dan
pengontrolan pekerjaan.
Menurut bentuknya time schedule dapat di buat dalam 2 cara
yaitu:
a) Berbentuk Diagram Panah (network diagram/critical path
method).
Dari time schedule berbentuk diagram panah ini dapat diketahui
dengan jelas kegiatan-kegiatan/aktivitas mana yang baru bisa
dimulai sesudah kegiatan pendahulunya selesai dilaksanakan.
Juga dapat dapat diketahui aktivitas mana yang berada dalam
lintasan kritis dalam pelaksanaan proyek. Kegiatan yang berada
dalam lingkaran kritis disebut kegiatan kritis, yaitu kegiatan-
kegiatan mana yang keterlambatannya akan mempengaruhi
keseluruhan waktu pelaksanaannya. Demikian juga dengan
kegiatan yang bersifat free float yaitu kegiatan-kegiatan yang
mempunyai waktu pelaksanaan yang dapat di perpanjang dan
tidak mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek keseluruhan.
b) Bentuk Diagram Balok (Bar Chart)
Dari time schedule berbentuk balok ini dapat terlihat pekerjaan
-pekerjaan yang sedang di lakukan yang telah selesai dan akan
dimulai. Selain itu juga dapat diketahui pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan secara simultan. Kelemahan time schedule
berbentuk bar chart ini di bandingkan dengan network diagram
adalah jika suatu jenis pekerjaan yang terlambat tidak sesuai
dengan rencana waktu yang ditetapkan, maka agak sulit untuk
menentukan kegiatan mana yang perlu di kejar pelaksanaannya,
sehingga untuk mengejar ketertinggalan ada kalanya terpaksa
dilakukan pekerjaan lembur untuk semua jenis pekerjaan.
Keuntungan dari time schedule yang berbentuk bar chart ini
ialah dapat di mengerti oleh para tukan dengan mudah, dan juga
dari bar chart ini dapat dibuat grafik bobot persen yang dikenal
sebagai S – Curve, yang menyatakan presentasi pekerjaan harus
dilakukan dengan waktu.
Cara Membuat Time Schedule
Karena dalam pembuatan time schedule ini tidak lepas dari
pekerjaan estimate, maka pengalaman-pengalaman pada waktu
lampau dalam mengerjakan proyek sangatlah diperlukan.
Pembuatan time schedule pada umumnya meliputi tahap-tahap
pekerjaan sebagai berikut:
A. Menetapkan/menggolong-golongkan serta menghitung
volume aktivitas, yaitu jenis dan macam pekerjaan
berdasarkan logika pelaksanaan pekerjaan mengikuti
tahapan-tahapan pekerjaan yang saling berhubungan dari
mulanya.
B. Memperkirakan waktu pelaksanaan/duration setiap aktivitas.
Waktu pelaksanaan ini sangat bergantung dari peralatan
serta potensi tenaga kerja yang akan digunakan dan
diperkirakan berdasarkan volume jenis pekerjaan tersebut.
C. Setelah aktivitas dan duration diperoleh maka time schedule
dapat disusun. Berdasarkan waktu yang diperkirakan dan
logika ketergantungan setiap aktivitas saat awal dan akhir
dapat ditentukan, kemudian aktivitas pekerjaan disusun
dalam lajur vertical dan panjang garis horizontal menunjukkan
lama waktu pelaksanaan setiap aktivitas.
D. Sehubungan dengan keperluan membuat grafik bobot persen
yang menyatakan pebandingan harga, maka biaya setiap
aktivitas harus di hitung. Perhitungan biaya ini berdasarkan
perhitungan material, tenaga kerja, pajak dan keuntungan.
Grafik Bobot Persen ( S – Curve )
A. Grafik bobot persen adalah grafik yang menyatakan
hubungan antara komulatif nilai bobot pekerjaan dengan
waktu.
B. Bobot pekerjaan adalah prosentasi perbandingan harga tiap-
tiap macam pekerjaan denganharga total keseluruhan
pekerjaan.
C. Bobotpekerjaan =
BAB IIISUPERVISI/PENGAWASAN PEKERJAAN/DIREKSI
III. 1. Tugas dan tanggung jawab supervisor dalam pekerjaan
baik secara teknis maupun administrasi dengan contoh –
contoh kenyataan di lapangan
Tugas supervisor dalam pelaksanaan proyek Manado By pass
adalah sebagai pengawas, dan bertanggung jawab terhadap
semua pekerjaan baik secara teknis maupun administrasi agar
supaya pekerjaan oleh kontraktor Ssangyong – Teguh J.O dapat
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
telah di tentukan. Hal-hal yang termasuk dalam pengawasan
meliputi segala segi kualitas serta kuantitas pekerjaan dengan
memperhitungkan waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan.
Adapun tugas dan tanggung jawab supervisor adalah :
Bidang Teknis
A. Memeriksa tiap jenis pekerjaan serta jalannya pekerjaan
apakah sesuai dengan bestek dan tidak terjadi kekeliruan.
B. Mengadakan rapat lapangan apabila timbul masalah yang
harus secepatnya diselesaikan.
C. Jika dibutuhkan perubahan-perubahan dalam konstruksi
diusulkan pada pimpinan proyek.
D. Memeriksa serta memberikan saran kepada kontraktor
terutama mengenai gamabar-gambar detail dan lain-lain.
E. Memeriksa mutu material serta peralatan yang digunakan
apakah sesuai atau tidak memenuhi syarat.
F. Menegur kontraktor pelaksana apabila terjadi
keterlambatan atau kesalahan-kesalahan dalam
pelaksanaan.
Bidang Administrasi
A. Membuat laporan secara periodik tentang hasil
pengawasan pekerjaan kepada pemberi tugas berupa
laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
B. Menjadi penghubung antara pihak kontraktor dan pemberi
tugas menyangkut administrasi, teknis dan pelaksanaan
pekerjaan.
C. Melaporkan secara periodik tentang hasil serta volume
pekerjaan kepada yangtelah dilaksanakan kepada pemberi
tugas secara terperinci, selanjutnya berdasarkan laporan ini
direksi dapat memberikan pembayaran angsuran biaya
pekerjaan.
Laporan-laporan ini berisi antara lain :
Uraian pekerjaan.
Prosentasi pekerjaan yang telah diselesaikan.
Catatan direksi mengenai kegiatan dilapangan.
Bahan-bahan / material yang digunakan.
Membuat laporan apabila ada kesalahan maupun revisi
pekerjaan di lapangan yang kepada pemberi tugas.
Pengawasharus memberikan volume pekerjaan yang
telah di selesaikan pada saat pemborong mengajukan
pembayaran terjmin.
III. 2. Prosedur Pembayaran Terjmin Pekerjaan.
A. Pada Proyek Manado By Pass, pengajuan pembayaran
Terjmin pekerjaan dibuat dalam bentuk Sertifikat
Bulanan/Monthly Certificate (MC) menurut formulir yang
ditetapkan oleh direksi pekerjaan dalam hal ini Pemimpin
Proyek.
B. Sertifikat Bulanan dihitung sesuai dengan progress fisik
yang dicapai / dikerjakan oleh kontraktor sampai dengan
tanggal 25 pada periode bulan yang bersangkutan dan
harus dilengkapi dengan data-data pendukung antara lain
a) Perhitungan volume pekerjaan yang telah dikerjakan
(Back Up Data)
b) Hasil tes kepadatan tanah (Density Test).
c) Hasil kuat tekan beton (Concrete Compressive Strength
Test).
d) Hasil test kuat tarik baja.
e) Hasil test material Nef, Mpp dan Mpss.
f) Foto-foto pelaksanaan pekerjaan.
g) Laporan harian, Mingguan, Bulanan
h) Data pendukung lainnya.
C. Diajukan oleh kontraktor kepada Direksi Pekerjaan untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan. Akan tetapi
sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan, sertifikat bulanan
harus diperiksa oleh Wakil Direksi dalam hal ini Konsultan.
D. Konsultan akan melakukan pemeriksaan dan evaluasi setiap
sertifikat bulanan untuk memastikan apakah volume
pekerjaan yang diajukan sesuai dengan spesifikasi serta
memeriksa apakah Material On Site (MOS) yang diajukan
sesuai dengan yang tersedia.
E. Selanjutnya apabila progress yang diusulkan telah sesuai
dengan realisasi dan spesifikasi serta data-data pendukung
dapat dipertanggung jawabkan maka Pemimpin Proyek
(Pimpro) akan mengesahkan persetujuan untuk dibayar.
F. Berdasarkan Sertifikat Bulanan yang telah disahkan oleh
Pimpro, Bendaharawan Proyek membuat Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) ke Kantor Perbendaharawan Kas Negara
(KPKN) manado untuk Porsi GOI sebesar 20% dan KPKN
Khusus VI Jakarta untuk dilanjutkan ke Bank EXIM Korea
(EDCF) untuk Porsi Loan sebesar 80%. Pihak KPKN manado
dan Bank EXIM Korea akan membayar langsung ke rekening
kontraktor.
Data Pembayaran Terjmin Setiap Bulan Berjalan
No MCPembayaran
Terjmin Bulan
Presentasi
Besarnya
Angsuran Dari
Harga Borongan
Progres Fisik
Yang Dicapai
1 Mei ‘02 0 % 0%
2 Juni 0 % 0 %
3 Juli 0 % 0 %
4 Agustus 9.17 % 9.17 %
5 September 9.17 % 0 %
6 Oktober 9.17 % 0 %
7 November 9.17 % 0 %
8 Desember’02 9.67 % 0.5 %
9 January’03 11.79 % 2.12 %
10 February 11.85 % 0.06 %
11 Maret 12.01 % 0.16 %
12 April 12.73 % 0.72 %
13 Mei 13.4 % 0.67 %
14 Juni 16.58 % 3.18 %
15 Juli 17.59 % 1.01 %
16 Agustus 18.67 % 1.08 %
17 September 30.8 % 12.13 %
18 Oktober 37.57 % 6.77 %
19 November 46.85 % 9.28 %
20 Desember
’03
49.70 % 2.85 %
21 Januari ’04 50.18 % 0.48 %
22 Februari 51.02 % 0.84 %
23 Maret 53.45 % 2.43 %
24 April 56.43 % 2.98 %
25 Mei 58.79 % 2.36 %
26 Juni 63.24 % 4.45 %
27 Juli 66.92 % 3.65 %
28 Agustus 72.34 % 5.42 %
29 September’0
4
79.04 % 6.7 %
III. 3. Form - Form
III. 3.1 Laporan Kemajuan Fisik.
Laporan Kemajuan Fisik dibuat berdasarkan realisasi pekerjaan
dan digunakan sebagai bahan evaluasi. Pada Proyek Manado By
Pass Laporan Kemajuan Fisik Meliputi :
1. Laporan Harian
Merupakan laporan pelaksanaan pekerjaan setiap hari,
mencakup hal-hal berikut :
Nama Proyek, Kontraktor, Konsultan
Hari dan tanggal pekerjaan tersebut di laksanakan.
Kondisi cuaca
Jenis Pekerjaan yang dikerjakan dan volume yang
dihasilkan.
Peralatan yang digunakan meliputi jenis pekerjaan,
kapasitas dan jumlah.
Tenaga Kerja yang digunakan meliputi jumlah dan
kualifikasi yakni mandor, buruh, tukang, dll
Kolom pengajuan yang ditanda tangani oleh Pengawas
Kontraktor.
Kolom Pemeriksa yang ditanda tangani oleh konsultan
pengawas.
Kolom pengesahan/persetujuan yang ditanda tangani oleh
pihak proyek dalam hal ini pengawas proyek.
2. Laporan Mingguan
Merupakan laporan pelaksanaan pekerjaan minguan yang
didasarkan atas kumulatif laporan harian dalam satu minggu,
mencakup hal-hal berikut :
Nama Proyek, Kontraktor, Konsultan
Uraian Pekerjaan setiap divisi.
Volume dan Harga Satuan Pekerjaan sesuai kontrak.
Volume, total harga dan presentase yang dicapai pada
minggu tersebut, minggu yang lalu dan komulatif dari
setiap minggu sampai dengan minggu tersebut.
Lembar Pengajuan oleh Kontraktor, Pemeriksaan oleh
Konsultan dan Pengesahan oleh Proyek.
3. Laporan Bulanan
Merupakan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Bulanan yang
didasarkan atas kumulatif laporan mingguan dlam satu bulan,
mencakup hal-hal sebagai berikut :
Nama Proyek, Kontraktor dan Konsultan
Uraian Pekerjaan setiap divisi.
Volume dan Harga Satuan Pekerjaan sesuai kontrak.
Volume, total harga dan presentase yang dicapai pada
bulan tersebut, bulan yang lalu dan kumulatif dari setiap
bulan sampai dengan bulan tersebut.
Lembar Pengajuan oleh Kontraktor, Pemeriksaan oleh
Konsultan dan Pengesahan oleh Proyek.
III. 3.2 Berita Acara Untuk Pembayaran Terjmin dan Serah
Terima Pekerjaan.
Berita Acara untuk Pembayaran Terjmin
Dalam hal ini berupa Sertifikat Bulanan / Monthly Certificate
(MC), dibuat oleh kontraktor menurut formulir yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dalam hal ini pemimpin
proyek.
Adapun dalam formulir MC mencakup hal-hal berikut :
a) Ringkasan nilai semua jenis pekerjaan yang telah
diselesaikan menurut masing-masing divisi terhitung sejak
awal kontrak dan juga menunjukkan presentase pekerjaan-
pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap divisi sebagai
nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dibanding terhadap
jumlah harga kontrak dari masing-masing harga kontrak
yang bersangkutan. Jumlah kotor (gross sum) sertifikat
bulanan diperoleh dari jumlah nilai total nilai pekerjaan
yang telah diselesaikan dari masing-masing divisi
termasuk nilai materian on site (MOS) yang telah disetujui
untuk dibayar.
MOS pada Proyek Manado By Pass yakni baja tulangan
(reinforcing steel), tiang pancang besi (steel pile), dan
material Nef, MPP/MPSS.
b) Berita Acara pengukuran kuantitas dan Harga Satuan Mata
Pembayaran menurut kontrak yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga / Bill of Quantities (BoQ)
c) Potongan – Potongan meliputi :
1. Potongan Pengembalian Uang Muka sebesar 25 %
Uang muka diberikan kepada kontrak saat awal proyek
sebesar 20% dari harga kontrak.
2. Potongan Retensi sebesar 10%
Potongan Retensi 10% selama pekerjaan belum
diselesaikan 100% sebagai jaminan pelaksanaan.
Potongan Retensi 5% apabila pekerjaan sudah
mencapai 100% sebagai jaminan Pemeliharaan
Pekerjaan.
d) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%
e) Perhitungan Pembagian Porsi Loan sebesar 80 % dan Porsi
GOI sebesar 20%.
f) Lembar Pengajuan oleh Kontraktor, Pemeriksaan oleh
Konsultan dan Pengesahan oleh Proyek.
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Pada Proyek Manado By Pass belum dibuat Berita Serah
Terima Pekerjaan sebab realisasi pekerjaan belum mencapai
100% akan tetapi akan dibuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik
Lapangan berdasarkan realisasi fisik setiap bulan dan sebagai
data pendukung pada MC.
Namun demikian nantinya apabila Proyek telah selesai 100%
akan dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan berdasarkan
rekomendasi Panitia PHO dan FHO. Panitia tersebut dibentuk
oleh Pemimpin Proyek guna melakukan pemeriksaan dan
evaluasi pelaksanaan pekerjaan kontraktor.
a) Berita Acara Serah Terima Sementara Pekerjaan /
Provisional Head Over dalam hal ini sering disebut PHO.
Apabila kontraktor telah menyelesaikan 100 % pekerjaan
fisik.
b) Berita Acara Serah Terima Terakhir Pekerjaan / Final Head
Over dalam hal ini sering disebut FHO.
Apabila KOntraktor telah menyelesaikan Pemeliharaan
Pekerjaan selama 1 tahun.
III. 4. Menentukan Memenuhi Syarat Tidaknya Pekerjaan
Dalam pembahasan ini adalah cara penentuan memenuhi syarat
atau tidaknya pekerjaan konstruksi yaitu meliputi :
Mutu beton
Mutu baja
Mutu pemadatan tanah
III. 4. 1 Pemeriksaan Mutu Beton
Untuk mendapatkan kekuatan konstruksi sesuai dengan yang
direncanakan maka selain mutu dan cara pelaksanaan maka
dibutuhkan pengawasan yang ketat. Pemeriksaan mutu beton
dalam proyek ini menggunakan PBI – 71 yang meliputi :
Pemeriksaan kekentalan adukan dengan melakukan
pengujian slump. Kekentalan adukan tergantung pada jumlah
dan jenis semen yang dipakai, nilai faktor air semen (FAS),
dan gradasi agregat.
Pemeriksaan Kekuatan Tekan Beton.
Dalam pelaksanaan proyek ini 30 hari sebelum pengecoran
beton dilokasi kontraktor mengirimkan rancangan campuran
untuk masing-masing mutu beton. Rancangan campuran ini
diperiksa oleh direksi apakah sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan. Untuk contoh pengujian dibuat kubus
berukuran 15 x 15 x 15 cm. untuk sample yang diuji adalah
beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari
setelah tanggal pencampuran.
Kuat Tekan Karakteristik Beton ( ) diperoleh dengan rumus :
= - K
n
i
av = adalah kuat tekan rata-rata
= ( ) standar devisiasi
= hasil pengujian masing-masing benda uji
n = jumlah benda uji
k =koefisien yang besarnya ditunjukkan dalam tabel berikut
ini :
N 4 6 8 10 12 14 16
K1.1
7
0.8
3
0.6
7
0.5
8
0.5
2
0.4
8
0.4
4
Umur beton yang menjadi dasar pengujian adalah pada umur 28
hari. Apabila dari hasil pengujian mutu beton tidak memenuhi
syarat maka sesuai dengan perjanjian maka kontraktor harus
membuat pengujian kembali dengan meningkatkan mutu beton
sesuai dengan persyaratan yang ada.
Contoh hasil pegujian
Mutu Beton Rencana : K – 250 (Footing P1) Tondano Bridge
No
urut
Jenis benda uji Umur Berat
Teg.
Tekan
(kg/cm2)
KekuatanTekan
Rata-rata ( )2
Kubus Kode Hari gram Saat diuji
280.44
1 15 x15 SS_TB01 28 7.500 272.00 71.196
2 15 x15 SS_TB02 28 7.550 281.97 2.347
3 15 x15 SS_TB03 28 7.600 271.09 87.3
4 15 x15 SS_TB04 28 7.600 265.65 218.67
5 15 x15 SS_TB05 28 7.500 244.80 1270.05
6 15 x15 SS_TB06 28 7.550 299.90 378.78
7 15 x15 SS_TB07 28 7.550 317.33 1361.03
8 15 x15 SS_TB08 28 7.600 276.53 15.27
9 15 x 15 SS_TB09 28 7.650 294.67 202.44
N N
N = 9 = 2523,94 ( )2=
3607.28
1 1
= 20.02
=
= 280.44 – 0.625.20
=267.93 Kg/cm2
III. 4. 1 Pemeriksaan Mutu Baja
Mutu baja yang dipakai, baik baja tulangan maupun untuk MPP
(Multi Plate Pipe) dan MPSS (Multi Plate Super Span) tidak perlu
diperiksa lagi, karena baja yang akan dipakai adalah baja yang
banyak beredar dipasaran dan telah melewati pengujian
tersendiri dari pabrik. jadi baja yang dipakai telah memenuhi
standard mutu.
III. 4. 1 Pemeriksaan Pemadatan Tanah
Pemadatan Tanah disini adalah sebagian besar untuk badan
jalan dan beberapa titik untuk tanah sebagai landasan MPP.
Tanah yang dipadatkan adalah tanah timbunan yang diambil dari
gunung yang dicutting untuk timbunan lembah.
Tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan
adalah 20 cm dan disyaratkan sampai mencapai kepadatan
minimal 95%.
Pemeriksaan kepadatan tanah dilakukan dengan “Sand Cone
Method”
Tahap-tahap pemeriksaan adalah sebagai berikut :
A
Tabung pasir
Kran pembuka dan penutup
Corong
Angker Pelat / landasanpenahanpelat Tanah Padat
lobang galian
Letakkan pelat alas yang berlobang ditengahnya diatas tanah
yang akan diperiksa kepadatannya.
Letakkan alat “sand cone” diatas pelat tersebut.
Buka kran agar pasir bersih memenuhi corong, kemudian
baca penurunan pasir (misalnya A)
Alat sand cone diangkat lagi kemudian digali lobang ditempat
yang akan dilakukan pengujian lalu tanah yang digalai
beratnya ditimbang (W gram), juga diukur kadar airnya (W)
Setelah selesai digali alat sand cone diletakkan kembali diatas
pelat dan kran dibuka lagi agar supaya pasir turun memenuhi
lobang galian tersebut. Baca penurunan pasir (B)
B – A = Volume Tanah (V)
Dengan data W (berat tanah), w (Kadar air) dan V (volume)
diperoleh “density” dapat dihitung
menurut rumus :
Hasil yang diperoleh disesuaikan dengan spesifikasi yang
disyaratkan.