Download docx - laporan 6 THP Unpad.docx

Transcript
Page 1: laporan 6 THP Unpad.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alat dan mesin pertanian dibuat dalam tujuan untuk meningkatkan

kemampuan kerja dan kualitas mutu hasil olahan dari bahan hasil pertanian

sehingga bisa meningkatkan nilai tambah suatu komoditas bahan hasil pertanian

tersebut. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan proses penanganan

pasca panen. Sevara ekonomis dalam penggunaan mesin pengecilan ukuran lebih

murah dilakukan secara manual. Selain itu, operasi pengecilan ukuran salah satu

perlakuan awal yang mempermudah proses selanjutanya.

Proses pengayakan merupakan proses dalam pemisahan bahan berdasarkan

ukuran mesh atau kawat ayakan, bahan yang memiliki ukuran yang lebih kecil

diameternya pada mesh maka bahan itu akan lolos melalui proses ayakan, bahan

tersebut disebut bahan lewat. Bahan yang memiliki ukuran yang lebih besar atau

bahan menggumpal, maka bahan itu akan tertahan oleh permukaan kawat ayakan

yang disebut bahan tertinggal. Bahan lewat akan memiliki ukuran yang seragam

dan bahan tertinggal akan dikembalikan untuk dilakukan proses penggilingan

ulang. Proses pengayakan juga disebut salah satu cara untuk melakukan

pembersihkan, karena pengayakan juga memisahkan kontaminan yang ukurannya

berbeda dari bahan baku. Klasifikasi jenis pengayak yang digunakan dalam proses

sortasi bahan pangan dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ayankan dengan celah

yang tetap dan ayakan dengan celah yang berubah-ubah (screen aperture). Yang

menjadi ciri ayakan antara lain sebagai berikut:

1. Ukuran dalam mata jala

2. Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per cm atau per

inchi(sering sama dengan nomor ayakan).

3. Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm²

Page 2: laporan 6 THP Unpad.docx

1.2. Tujuan Pratikum

Tujuan pratikum kali ini adalah untuk mengukur dan mengamati

pengecilan ukuran bahan hasil pertanian dengan mengkaji performansi mesin dan

rendemen hasil pengecilan ukuran.

Page 3: laporan 6 THP Unpad.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan jenis dan cara kerjanya, mesin pengecil ukuran dapat

digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu: hammer mills, burr mills, crusher,

roller crusher dan cumbling mills. Burr mills dan attrition mills adalah mesin

pengecil yang kasar, bekerja dengan cara gesekan, pelat yang satu bergerak secara

rotasi sedangkan pelat yang satunya stasioner. Untuk mempelajari kinerja mesin

pengecil ukuran tersebut perlu suatu metode untuk menentukan ukuran

ankarakteristik bahan hasil pengecilan ukuran. Tujuan pengecilan ukuran :

1. Mendukung ekstraksi bahan

2. Memperoleh produk dengan bentuk dan ukuran seragam sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan

3. Mempertinggi reaktivitas bahan sehingga proses pengolahan berjalan

dengan baik

4. Memberikan bentuk dan ukuran yang bersifat estetis sehingga memberikan

kenampakan yang lebih menarik

Beberapa kriteria ukuran karakteristik bahan hasil pengecil ukuran antara

lain : nisbah reduksi (reduction ratio), ayakan tyler, modulus kehalusan (fineless

modulus), dan indeks keseragaman (uniformity index). Salah satu metoda yang

digunakan untuk penentuan kinerja atau performansi mesin pengecil ukuran pada

penggilingan biji-bijian adalah penentuan modulus kehalusan. Dimana nilai

modulus kehalusan dapat menunjukkan nilai rata-rata ukuran diameter bahan dari

hasil pengecilan ukuran.

Modulus kehalusan didefinisikan sebagai jumlah fraksi dari bahan yang

tertahan oleh masing-masing ukuran ayakan dibagi dengan 100. Ayakan tyler

yang biasa digunakan memiliki ukuran 3/8 inchi, 4 mesh, 8 mesh, 28 mesh, 48

mesh, dan 100 mesh. Setelah diketahui nilai modulus kehalusan maka rata-rata

diameter bahan hasil pengecilan ukuran dapat dihitung.

Berbagai jenis alat pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi

bahan pangan, diklasifikasikan dalam dua bagian besar:

Page 4: laporan 6 THP Unpad.docx

1. Ayakan dengan celah yang berubah-ubah (Screen Apeture) seperti: roller

screen (Pemutar), belt screen (kabel kawat atau ban), belt and roller (ban

danpemutar), screw (baling-baling).

2. Ayakan dengan celah tetap, seperti: stationary (bersifat seimbang atau

tidak berubah), vibratory (bergetar), rotary atau gyratory (berputar)dan

recipro cutting (timbal balik).

Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara luas

pada proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran yang terdapat pada

mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih,

pemisahan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku. Rancangan-

rancangan pengayak ditemui dalam proses sortasi bahan pangan.

Pengoperasian mesin sortasi dan pengkelasan mutu bahan pangan, juga

merupakan pekerjaan yang bersifat monoton. Sifat acuh tak acuh dari tenaga

kerjaakan mengurangi kesalahan fungsi fungsional saat mengoperasikan peralatan

sortasi. Klasifikasi tersebut sangat bermanfaat tetapi tidak bersifat kaku.

Proses pembersihan dan sortasi untuk menghasilkan suatu pengkelasan

mutu dan beberapa kasus selalu melibatkan proses sortasi. Bagaimanapun,

tingkatan operasi tersebut sangat berarti, terutama dalam penerapannya sebagai

tujuan utama dari suatu kegiatan (Brennan, 1968).

2.1.1. Jenis Pengayak

1. Pengayak (Screen)

Pengayak dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada

proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran yang terdapat pada

mesin- mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat

pembersih, pemisahan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan

baku. Istilah-istilah yang digunakan dalam pengayakan yaitu :

a. Under size, yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan

b. Over size, yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan

c. Screen aperture, yaitu bukaan antara individu dari kawat mesh ayakan

d. Mesh number, yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inci

Page 5: laporan 6 THP Unpad.docx

e. Screen interval, yaitu hubungan antara diameter kawat kecil pada seri

ayakan standar.

Pergerakan bahan pangan diatas pengayak dapat dihasilkan oleh

gerakan berputar atau gerakan dari rangkai yang menyangga badan

pengayak. Penyaring jenis ini dalam penggunaannya secara umum yaitu

untuk sortasi bahan pangan untuk dua grup yaitu tipe badan standar atau

flat dan tipe drum.

2. Pengayak Berbadan Datar (Flat Bad Screen)

Pengayak jenis ini bentuknya sangat sederhana, banyak ditemukan

diareal-areal pertanian, saat proses sortasi awal dari kentang, wortel dan

lobak. Alat pengayak datar ganda digunakan secara luas dalam proses

sortasi berdasarkan ukuran dari bahan baku (seperti biji-bijian dan kacang-

kacangan) juga digunakandalam proses pengolahan dan produk akhir

seperti tepung jagung. Alat pengayak datar secara umum terdiri dari satu

atau lebih lembaran pengayak yang dipasang bersama-sama dalam sebuah

kotak yang tertutup rapat, pergeralannya dapat menggunakan berbagai

alat. Tetapi biasanya alat tersebut bola-bola runcing dari kart yang keras,

yang diletakkan antara lembaran-lembaran pengayak. Maksudnya adalah

untuk meminimumkan kerusakan akibat pergesekan antaralubang-lubang

pengayak dengan partikel bahan yang halus.

3. Pengayak Drum

Pengayak drum dan alat yang digunakan pada proses sortasi

berdasarkan ukuran bentuk untuk kacang polong, jagung, kacang kedelai

dan kacang lainnya yang sejenis. Bahan pangan tersebut akan menahan

gerakan jatuh berguling yang dihasilkan oleh rotasi drum. Alat sortis drum

biasanya diperlukan untuk memisahkan bahan pangan ke dalam dua atau

lebih aliran, karena itu dibutuhkan dua atau lebih tingkatan pengayak.

Page 6: laporan 6 THP Unpad.docx

4. Pengayakan Sortasi

Selain menggunakan celah atau lubang yang tetap, ada juga

pengayak sortasi dengan variable celah dan sistem tahap-pertahap.

Termasuk dalam kelompok ini adalah jenis-jenis khusus dari tipe sortasi

roller belt dan sorter roller seperti tipe baling-baling.

Page 7: laporan 6 THP Unpad.docx

BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1. Stopwatch

2. Wadah plastic

3. Timbangan

4. Ayakan Tyler

3.1.2. Bahan

1. Tepung aci

2. Tepung beras

3. Tepung Terigu

3.2. Prosedur Percobaan

1. Menimbang bahan (tepung) yang akan diayak (massa awal bahan)

2. Mempersiapkan bahan ke dalam wadah ayakan tyler, lakukan dengan

mesh yang berbeda-beda, yaitu 20, 40, 50, 60, 70 dan 100

3. Setelah dipersiapkan, menyalakan mesin ayakan tyler untuk memulai

proses pengayakan, dilakukan dengan men-setting timer pada ayakan tyler

4. Menimbang massa pada bahan tertinggal pada masing-masing ayakan

dengan menggunakan timbangan

5. Menimbang massa hasil ayakan yang terlewat (bahan lewat) pada

timbangan

6. Setelah didapatkan data, menghitung modulus kehalusan degan

menggunakan persamaan:

FM = Jumlah total %bahan tertinggal

100

7. Menghitung diameter rata-rata (D)

D = 0,0041 (2)FM

8. Setelah data didapat dan dihitung, lalu membuat plot grafik hubungan

antara persentase bahan lewat dengan ukuran ayakan.

Page 8: laporan 6 THP Unpad.docx
Page 9: laporan 6 THP Unpad.docx

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

4.1. Pengamatan dan Perhitungan pada Tepung Aci

Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Tepung AciMesh Diamater

Lubangdi

Bahan tertinggal

% Tertinggal Kumulatif

Faktor Pengali

Hasil Bahan Lewat

gram % gram %

20 0,841 0 0 0 6 0 100,1 100

40 0,420 0 0 0 5 0 100,1 100

50 0,297 0 0 0 4 0 100,1 100

60 0,250 0,15 0,15 0,15 3 0,45 99,85 99,85

70 0,210 0 0 0,15 2 0,30 99.85 100

100 0,149 10,65 10,65 10,80 1 10,80 89,2 89,34

Pan 89,2 89,2 - - - - -

Total 10,8 10,8 11,1 -

Fineness modulus = Jumlah total %bahan tertinggal

100

= 11,1100

FM = 0,111

Diameter (D) = 0,0041 (2)FM

= 0,0041 (2)0,111

= 0,0004428

20 40 50 60 70 100828486889092949698

100102

Tepung Aci

Series 3

Page 10: laporan 6 THP Unpad.docx

Gambar 1. Grafik Bahan Lewat PAda Tepung Aci

4.2. Pengamatan dan Perhitungan pada Tepung Beras

Tabel 2. Hasil Pengamatan pada Tepung BerasMesh Diameter

lubang (d1)

Bahan Tertinggal

% Tertinggal Komulatif

Faktor Pengal

i

Hasil Bahan Lewat

Gram % Gram %20 0,841 0,19 0,19 0,19 6 1,14 99,95 99,9

40 0,420 0,35 0,35 0,54 5 1,75 99,67 99,7

50 0,297 5,22 5,22 5.76 4 20,88 92,85 93,

60 0,250 34,01 34,01 39,77 3 102,03 58,84 63,37

70 0,210 45,56 45,56 85,33 2 91,12 11,8 20,05

100 0,149 9,91 9,91 95,24 1 9,91 1,89 16,02

Pan - - - 0

Total - 95,24 95,24 226,83

Fineness modulus = Jumlah total %bahan tertinggal

100

= 95,24100

FM = 0,9524

Diameter (D) = 0,0041 (2)FM

= 0,0041 (2)0,9524

= 0,000774

20 40 50 60 70 1000

20

40

60

80

100

120

Tepung Beras

Series 1

Page 11: laporan 6 THP Unpad.docx

Gambar 2. Grafik Bahan Lewat pada Tepung Beras

4.3. Pengamatan dan Perhitungan pada Tepung Terigu

Tabel 3. Hasil Pengamatan Tepung TeriguMesh Diameter

lubang (d1)

Bahan Tertinggal

% Tertinggal Komulatif

Faktor Pengali

Hasil Bahan Lewat

Gram % Gram %

20 0,841 0,00 0,00 0,00 6 0 100,14 100,14

40 0,420 0,33 0,33 0,33 5 1,65 99,26 99,12

50 0,297 0 0 0,33 4 1,32 98,28 99,01

60 0,250 0,97 0,97 1,30 3 3,9 97,73 99,44

70 0,210 0,05 0,05 1,35 2 2,70 97,63 99,89

100 0,149 11,63 11,63 12,98 1 12,98 84,76 86,81

Pan 84,76

Total 12,98 12,98 22,55

Fineness modulus = Jumlah total %bahan tertinggal

100

= 12,98100

FM = 0,1298

Diameter (D) = 0,0041 (2)FM

= 0,0041 (2)0,1294

= 0,004486

Page 12: laporan 6 THP Unpad.docx

0,841 0,420 0,297 0,250 0,210 0,14975

80

85

90

95

100

105

Tepung Terigu

Series 2

Gambar 3. Grafik Bahan Lewat pada Tepung Terigu

Page 13: laporan 6 THP Unpad.docx

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan pratikum kali ini kita telah mendapatkan tiga data mengenai

modulus kehalusan dari tiga jenis tepung yaitu ada tepung aci, tepung beras dan

tepung terigu. Kita melakukan pengayakan selama enam kali dengan 20, 40, 50,

60, 70 dan 100 mesh dengan diameter lubang yang berbeda-beda. Ukuran mesh

yang berbeda tersebut mempengaruhi jumlah fraksi yang tertahan pada tiap

ayakan, semakin besar ukuran mesh maka semakin sulit bahan tepung untuk

menembus ayakan.

Pada pratikum pengayakan yang dilakukan dengan bahan tepung aci,

dengan massa awal adalah 100,1 gram. Pada ayakan tyler ukuran 20 mesh setelah

dilakukan percobaan, tidak bahan yang tertinggal, dan semuanya terlewat 100%.

Pada ayakan tyler ukuran 40 mesh juga sama dengan sebelumnya tidak ada bahan

yang tertinggal, jadi bahan 100% melewati ayakan. Kemudian ayakan tyler

ukuran 50 mesh juga sama, tidak ada bahan yang tertinggal dengan 100% semua

bahan tepung aci melewati ayakan.. Untuk ayakan tyler dengan ukuran 60 mesh

diperoleh bahan yang tertinggal hanya sedikit sebesar 0,15 gram yang berarti

0,15% dari massa awal bahan, dan bahan yang terlewat sebesar 99,85 gram.

Setelah dikalikan dengan faktor pengali yang bernilai 3 maka diperoleh hasil

sebesar 0,45. Setelah itu selanjutnya dilakukan pengayakan pada ukuran 70 mesh,

dan kali ini tidak ada bahan yang tertinggal, 100% bahan semuanya terlewat dari

massa bahan sebelumnya. Dihitung dari faktor pengali yaitu 2 dengan tertinggal

kumulatif, maka didapatkan hasil 0,30. Selanjutnya yang terakhir adalah

pengayakan dengan ayakan tyler ukuran 100 mesh, setelah diayak didapatkan

bahan yang tertinggal adalah 10,65 gram. Sehingga bahan yang terlewat adalah

89,2 gram dari massa bahan yang awal. Dihitung dengan faktor pengali yaitu 1

dengan bahan tertinggal kumulatif, maka hasilnya adalah 10,80. Maka hasilnya,

total bahan yang tertinggal adalah 10,80 gram dan bahan yang telewat semuanya

adalah 89,2 gram, yaitu 89% dari massa awal tepung aci. Setelah itu didapatkan

modulus kehalusannya yaitu sebesar 0,111.

Page 14: laporan 6 THP Unpad.docx

Selanjutnya adalah pratikum pengayakan yang dilakukan dengan bahan

tepung beras, dengan massa awalnya adalah 100,14 gram. Pada ayakan tyler

pertama dengan ukuran 20 mesh, bahan yang tertinggal adalah 0,19 gram atau

0,19% dari massa awal, maka bahan yang lewat adalah 99,95 gram. Dihitung

dengan faktor pengali yaitu 6 maka hasilnya adalah 1,14 .Pada ayakan tyler

ukuran 40 mesh diperoleh bahan yang tertinggal adalah sebesar 0,35 gram maka

bahan yang terlewat adalah 99,67 gram. Setelah dihitung dengan faktor pengali

yaitu 5 dengan tertinggal kumulatif maka didapatkan hasilnya adalah 1,75.

Kemudian selanjutnya ayakan tyler ukuran 50 mesh, didapatkan bahan yang

tertinggal adalah sebanyak 5,22 gram, maka bahan yang terlewat adalah 92,85

gram. Maka sekitar 93% bahan yang terlewat, dihitung dengan faktor pengali 4

maka didapatkan hasil sebesar 20,88. Untuk ayakan tyler dengan ukuran 60 mesh

semakin besar massa bahan yang tertinggal yaitu diperoleh bahan yang tertinggal

sebesar 34,01 gram yang berarti 34,01% dari massa bahan sebelumnya, dan bahan

yang terlewat sebesar 58,84 gram. Setelah dikalikan dengan faktor pengali yang

bernilai 3 maka diperoleh hasil sebesar 102,03. Lalu selanjutnya pada pengayakan

ukuran 70 mesh, dan kali ini bahan yang tertinggal adalah 45,56 gram, dan ini

adalah bahan yang tertinggal paling besar dibandingkan ayakan dengan ukuran

mesh yang lain. Dihitung dari faktor pengali yaitu 2 dengan tertinggal kumulatif

85,33 gram, maka didapatkan hasil 91,12. Selanjutnya yang terakhir adalah

pengayakan dengan ayakan tyler ukuran 100 mesh, setelah diayak didapatkan

bahan yang tertinggal adalah 10,65 gram. Sehingga bahan yang terlewat adalah

9,91 gram dari massa bahan yang awal. Dihitung dengan faktor pengali yaitu 1

dengan bahan tertinggal kumulatif 95,24 gram, maka hasilnya adalah 95,24. Maka

hasilnya, total bahan yang tertinggal adalah 95,24 gram dan bahan yang telewat

semuanya adalah hanya 1,89 gram, yaitu 1,89% dari massa awal tepung beras.

Setelah itu didapatkan modulus kehalusannya yaitu sebesar 0,9524.

Data terakhir yang didapat adalah pratikum pengayakan yang dilakukan

dengan bahan tepung terigu, dengan massa awalnya adalah 100,14 gram. Pada

ayakan tyler pertama dengan ukuran 20 mesh, tidak ada bahan yang tertinggal,

100% bahan semua terlewat. Pada ayakan tyler ukuran 40 mesh diperoleh bahan

yang tertinggal adalah sebesar 0,33 gram maka bahan yang terlewat adalah sekitar

Page 15: laporan 6 THP Unpad.docx

99,26 gram. Setelah dihitung dengan faktor pengali yaitu 5 dengan tertinggal

kumulatif maka didapatkan hasilnya adalah 1,65. Kemudian ayakan tyler dengan

ukuran 50 mesh, tidak ada bahan yang terlewat, 100% bahan tepung terigu

terlewat. Lalu, dihitung dengan faktor pengali 4 dengan bahan tertinggal

kumulatif yaitu 0,33 maka didapatkan hasil sebesar 1,32. Untuk ayakan tyler

dengan ukuran 60 mesh yaitu diperoleh bahan yang tertinggal sebesar 0,97 gram

yang berarti 0,97% dari massa bahan sebelumnya, dan bahan yang terlewat

sebesar 98,28 gram. Setelah dikalikan dengan faktor pengali yang bernilai 3 maka

diperoleh hasil sebesar 3,9. Lalu pada pengayakan ukuran 70 mesh, dan kali ini

hanya sedikit bahan yang tertinggal yaitu 0,05 gram. Dihitung dari faktor pengali

yaitu 2 dengan tertinggal kumulatif 1,35 gram, maka didapatkan hasil 2,70.

Terakhir adalah pengayakan dengan ayakan tyler ukuran 100 mesh, setelah diayak

didapatkan bahan yang tertinggal adalah 11,63 gram. Dihitung dengan faktor

pengali yaitu 1 dengan bahan tertinggal kumulatif adalah 12,98 gram, maka

hasilnya adalah 12,98. Maka hasilnya, total bahan yang tertinggal adalah 12,98

gram dan bahan yang telewat semuanya yaitu 84,76 gram, yaitu sekitar 85% dari

massa awal tepung terigu. Setelah itu didapatkan modulus kehalusannya yaitu

sebesar 0,1298.

Maka dilihat dari ketiga data dengan ketiga jenis tepung yang berbeda,

maka tepung beras adalah yang paling banyak bahan yang tertinggal dibandingkan

dengan pada bahan tepung aci dan tepung terigu. Tepung beras banyak yang

tertinggal mungkin dikarenakan bentuknya yang sedikit padat dibandingkan bahan

tepung yang lain sehingga lebih banyak yang tertinggal.

Juga di beberapa data, ada hasil bahan yang tertinggal yang tidak sesuai

perhitungan dengan bahan yang terlewat, faktor yang menyebabkan adalah ada

kemungkinan bahan tepung banyak yang masih menempel pada ayakan, saat

ditimbang tidak semuanya terukur. Sehingga ukurannya tidak sesuai dengan

perhitungan. Semakin besar ukuran mesh maka diperlukan waktu yang lebih

untuk mengayak, karena lubang semakin kecil, sehingga sulit untuk tepung

melewati ayakan tersebut.

Modulus kehalusan butir (FM) didefinisikan sebagai jumlah persen

komulatif sisa saringan diatas ayakan No. 100 (150 μm) dibagi seratus. Makin

Page 16: laporan 6 THP Unpad.docx

besar nilai modulus halus menunjukkan bahwa makin besar ukuran butir–butir

agregatnya. Modulus halus butir agregat halus berkisar antara 1,5 – 3,8 (SNI 03 –

1750 - 1990). Jika dibandingkan dengan SNI, maka bahan tepung diatas tidak bisa

digolongkan sebagai butir yang halus.

Page 17: laporan 6 THP Unpad.docx

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pratikum mengenai pengayakan bahan hasil pertanian, maka

kita mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Ukuran mesh pada ayakan sangat mempengaruhi persentase bahan yang

tertinggal dan yang terlewat.

2. Ukuran pada bahan juga mempengearuhi persentase bahan yang tertinggal

dan yang terlewat.

3. Semakin besar ukuran mesh, semakin sulit dan semakin lama waktu yang

dibutuhkan untuk bahan bisa melewati ayakan

4. Persentase bahan yang tertinggal didapatkan dari bahan yang tertinggal

pada ayakan dibagi dengan total massa awal bahan.

5. Fineness modulus atau modulus kehalusan, didapat dari bahan yang

tertinggal dibagi dengan seratus

6. Modulus kehalusan menentukan kehalusan pada bahan, semakin halus

semakin mudah bahan terlewat

6.2. Saran

Saran yang saya berikan untuk pratikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Alat yang digunakan sebaiknya ada dua atau lebih karena akan

mempercepat pengerjaan pratikum, jadi tidak ada shift yang menunggu

lama.

2. Materi pratikum lebih baik diperatikan terlebih dahulu, agar tidak ada

kebingungan dalam mencari data hasil.

Page 18: laporan 6 THP Unpad.docx

DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor.

Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra

Hudaya: Jakarta.

Maharani, Dewi Maya. Size Reduction (Pengecilan Ukuran).

http://dewimayamaharani.lecture.ub.ac.id. (diakses pada tanggal 30 April

2013)

Sudaryanto, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Teknologi Hasil

Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas

Padjadjaran.

Page 19: laporan 6 THP Unpad.docx

LAMPIRAN

Gambar 4. Ayakan Tyler Gambar 5. Mesin Pengayak

Gambar 6. Tepung Aci Gambar 7. Proses Mengayak

Gambar 8. Proses Pengayakan Gambar 9. Penimbangan Bahan


Recommended