LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FITOKIMIA
Praktik ke 2ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ALKALOID PADA DAUN MENGKUDU
(Morinda citrifolia L.)
Disusun oleh : Kelompok 2
1. Aprie Gantina (13040004)
2. Desen Caniansyah (13040007)
3. Diana Kartika Wulansari (13040009)
4. Indah Choirunisaq (13040018)
5. Mala Oktaviani (13040023)
6. Fitri Handayani (13040054)
7. Randi Adi Praja (12040001)
SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH
JL. RAYA PEMDA TIGARAKSA KM 4 NO. 13
TANGERANG
2015
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………...... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………............ ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………..………………………… 1
1. Latar Belakang ………………………………………………….……. 1
2. Tujuan ………………………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………… 3
1. Botani Tumbuhan Mengkudu ………………………………………… 4
2. Senyawa metabolit Seunder Alkaloid ………………………………… 5
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………… 8
1. Alat dan Bahan………………………………………………………… 8
2. Cara Kerja …………………………………………………………….. 9
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN …………………… 12
1. Hasil Pengamatan……………………………………………………… 12
2. Pembahasan …………………………………………………………… 17
BAB V PENUTUP………………………………………………….…………. 21
1. Kesimpulan ……………………………………………………………. 21
2. Saran ………………………………………………………………….. 21
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 22
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 23
Tabel 5. Cara Kerja pada Ekstrak Mengkudu ……………………………...... 23
Tabel 6. Cara Kerja pada Serbuk Mengkudu ………………………………… 26
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. W
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Karena, atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
laporan hasil “ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ALKALOID PADA DAUN
MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)” pada praktikum Fitokimia ini . Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan pada Rasulullah Muhammad Shalaulahu’alaihi
wasalam, keluarganya yang mulia, para sahabatnya yang agung sampai akhir zaman
nanti.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat
diharapkan untuk penyusunan laporan selanjutnya agar lebih baik lagi.
Semoga laporan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Tangerang, Desember 2015
Penyusun
iii
PERCOBAAN
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ALKALOID PADA DAUN MENGKUDU
(Morinda citrifolia L.)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang terdiri dari beribu-
ribu pulau yang kaya sumber alam terutama tumbuh-tumbuhan yang sangat beraneka
ragam. Beberapa jenis tumbuhan digunakan sebagai ramuan obat yang penggunaanya
didasarkan secara turun-temurun maka para peneliti kimia telah melakukan
penyelidikan terhadap kandungan kimia tanaman tersebut. Ilmu yang mempelajari zat
yang berkhasiat dalam tumbuhan meliputi identifikasi, isolasi serta penetapan
kadarnya dikenal dengan ilmu fitokimia.
Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan
obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, teh dan racun.
Obat-obat yang pertama ditemukan secara kimia adalah opium, getah kering
Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan sebagai obat-obatan dan
sifatnya sebagai analgetik dan narkotik sudah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne
mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada
tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil
mengisolasi morfin. Selain itu, pada tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan
Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian dibidang kimia
alkaloid yang menakjubkan. Diantara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat
tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin dan
Kolkhisin
1
Menurut Cordell (1981), sebagian besar sumber alkaloid adalah tanaman
berbunga (angiospermae). Kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid
adalah liliaceae, solamae, solanace dan rubiacea. Karena alkaloid sebagai suatu
kelompok senyawa yang terdapat sebagian besar pada tanaman berbunga, maka para
ilmuwan sangat tertarik pada sistematika aturan tanaman. Kelompok tertentu alkaloid
dihubungkan dengan famili tanaman tertentu.
Salah satu bahan alam yang dapat diekstrak yaitu daun mengkudu (Morinda
citrifolia L.). Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan salah satu obat
tradisional yang tumbuh liar di daerah tropis seperti di lingkungan sekitar. Daun
mengkudu (Morinda citrifolia L.) ini ternyata bisa digunakan baik untuk kesehatan
maupun kecantikan tubuh. Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) ini juga bisa
diolah sebagai pengganti sayuran untuk dikonsumsi. Adapun manfaat daun
mengkudu sendiri adalah menyembuhkan ambeien secara alami, mengobati perut
kembung pada anak. Sedangkan bagi kecantikan, daun mengkudu (Morinda citrifolia
L.) berfungsi sebagai obat penghilang jerawat dan obat pelangsing tubuh alami
(Aryadi, 2014: 9).
Bahan alam dalam daun mengkudu dapat diekstrak menggunakan metode
maserasi. Maserasi pada daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat dilakukan
dengan menggunakan evaporator. Maserasi berarti perendaman daun mengudu
(Morinda citrifolia L.) dengan pelarut tertentu pada suhu (Anggraini, 2010: 8)
2. Tujuan
Mampu memahami prinsip langkah-langkah dan mampu melakukan isolasi
alkaloid dari daun mengkudu baik itu berupa serbuk atau ekstrak daun mengkudu
beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode KLT.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi mudah melarutkan senyawa polar dan sebaliknya senyawa non polar lebih mudah larut dalam pelarut non Pada dasarnya isolasi senyawa kimia dari bahan alam adalah sebuah usaha bagaimana caranya memisahkan senyawa yang bercampur sehingga kita dapat menghasilkan senyawa tunggal yang murni. Tumbuhan mengandung ribuan senyawa yang dikategorikan sebagai metabolit primer dan metabolit sekunder. Biasanya proses isolasi senyawa dari bahan alami ini mentargetkan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder, karena senyawa metabolit sekunder diyakini dan telah diteliti dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain manfaatnya dalam bidang pertanian, kesehatan dan pangan.
Teknik-teknik Isolasi : Untuk mengisolasi suatu senyawa kimia dari bahan
alam hayati pada dasarnya menggunakan metode yang sangat bervariasi, seperti yang diaplikasikan dalam proses industri. Senyawa bahan alam hasil proses metabolit sekunder pada umumnya dengan kandungan yang relatif kecil, maka metode-metode dalam proses industri tersebut tidak dapat digunakan. Berdasarkan hal tersebut maka metode umum dalam isolasi senyawa metabolit sekunder dapat digunakan. Metode standar laboratorium dengan kuantitas sampel terbatas dan perlunya menentukan metode yang paling sesuai dengan maksud tersebut.
3
Dari identifikasi awal, maka dapat diamati kandungan senyawa dari tumbuhan sehingga untuk isolasi dapat diarahkan pada suatu senyawa yang lebih dominan dan salah satu usaha mengefektifkan isolasi senyawa tertentu maka dapat dimanfaatkan pemilihan pelarut organik yang akan digunakan pada isolasi tersebut, dimana pelarut
polar akan lebih polar.
4
1. Botani Tumbuhan Mengkudu
Mengkudu termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian yang pada
mulanya berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan kemudian menyebar
sampai ke Cina, India, Filipina, Hawaii, Tahiti, Afrika, Australia, Karibia,
Haiti, Fiji, Florida dan Kuba (Aryadi, 2014: 5).
Menurut Aryadi (2014: 7), bahwa taksonomi dari buah mengkudu yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Anak kelas : Sympetalae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia
Daun tersusun berhadapan dan bertangkai pendek. Daunnya tebal, lebar
dan mengkilap. Bentuk daun lonjong menyempit kearah pangkal. Daun
mengkudumerupakan daun tunggal berwarna hijau kekuningan, bersilang
hadapan, ujung meruncing dan bertepi rata dengan ukuran panjang 10-40 cm
dan lebar 15-17cm. Bunga mengkudu berwarna putih, berbau harum dan
mempunyai mahkota berbentuk terompet (Aryadi, 2014: 8).
Zat aktif utama dalam daun mengkudu meliputi: terpenoid, antibakteri,
ascorbic acid, beta karoten, I-arginine, xeronine dan proxeronine. Selain itu,
mengkudu juga mengandung antraquinon dan scolopetin yang aktif sebagai
antimikroba, terutama bakteri dan jamur yang penting dalam mengatasi
peradangan dan alergi (Aryadi, 2014: 9).
5
Daun tanaman mengkudu mengandung zat kapur, protein, zat besi,
karoten, arginin, asam glutamat, tirosin, asam askorbat, asam ursolat, thiamin,
dan antraquinon. Kandungan flavonoid total dalam daun mengkudu adalah
254mg/100 gram fw. Angka ini termasuk tertinggi dibandingkan 90 tanaman.
Daun mengkudu juga mengandung spektrum luas antrakuinon seperti iridoid,
glikosida flavonol dan triterpen. Senyawa ini berfungsi sebagai antibakteri
seperti: Staphylococcus aureus yang menyebabkan peradangan dan infeksi,
Shigela yang menyebabkan disentri.
2. Senyawa metabolit Seunder Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol yang digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkoloid biasanya tanpa warna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan ( misalnya nikotina pada suhu kamar ).
Prazat alkaloid yang paling umum adalah asam amino, meskipun sebenarnya biosintesis kebanyakan alkaloid lebih rumit. Secara kimia, alkaloid merupakan suatu golongan heterogen. Ia berkisar dari senyawa sederhana seperti koniina, yaitu alkaloid utama Conium maculatum sampai pentasiklik seperti estrikhnina yaitu racun kulit strychnos.
6
Alkoloid, sekitar 5500 telah di ketahui, merupaan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Tidak ada satu pun istilah alkoloid yang memuaskan tetapi pada umumnya alkoloid mencakup senyawa bersifat basa mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkoloid sering kali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkoloid biasanya tanpa warna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar .
Alkaloid merupakan suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen (N), dimana biasanya dalam bentuk siklik dan bersifat basa. Harborner dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkoloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkoloid adalah senyawa metabolit sekunder yang bersifat basa,yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol. Senyawa ini tersebar luas dalam dunia tumbuh-tumbuhan dan banyak diantaranya yang mempunyai efek fisiologis yang kuat. Beberapa dari efek tersebut telah dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia primitif jauh sebelum ilmu kimia organik berkembang. (Rangke, 1998 : 133)
Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang
7
mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal hanya sedikit yang berbentuk cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar. Secara umum, golongan senyawa alkaloid mempunyai sigat – sifat sebagai berikut :
a. Biasanya merupakan kristal tak bewarna, tidak mudah menguap, tidak larut
dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform.
b. Bersifat basa, pada umumnya beberapa pahit, bersifat racun, mempunyai efek
fisiologis secara optis aktif.
c. Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam
fosfomolibdat, asam pikrat, kalium merkuriiodida dan lain sebagainya.
Dari endapan – endapan ini, banyak juga yang memiliki bentuk kristal yang
khusus sehingga sangat bermanfaat dalam identifikasinya. Senyawa alkaloid dapat
diklasifikasikan dari gugus fungsi yang dikandungnya : (Rangke, 1998 : 133)
a. Alkaloid feniletamin, misalnya efedrin.
b. Alkaloid pirolidin, misalnya higrin dari koka.
c. Alkaloid piridin, misalnya asam nikotinat.
d. Alkaloid perpaduan pirolidindan piridin, misalnya nikotin.
e. Alkaloid kuinolin, misalnya kuinin.
f. Alkaloid isokuinolin, misalnya papaverin.
g. Alkaloid fenantrena, misalnya emetin.
h. Alkaloid indole yang masih dapat digolong – golongkan menjadi :
- Alkaloid sederhana, misalnya triptamin.
- Alkaloid ergot, misalnya serotonin.
- Alkaloid hermala, misalnya β-karbolin.
- Alkaloid yahimbe, misalnya reserpin.
- Alkaloid strychnos, misalnya brusin dan strinkin.
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
A. Alata. Perangkat penyari soxhlet (volume ekstraktor 100 ml)b. Kompor dengan penangas air atau heating mantlec. Batang pengadukd. Cawan porseline. Corongf. Perangkat KLTg. Corong pemisahh. Glass wool
B. Bahan
a. Serbuk dan Ekstrak daun mengkudu
b. Etanol 96 %c. Petroleum eterd. Etere. NH4OHf. Metanolg. Silica gelh. Pereaksi semprot
Dragendrof
9
2. Cara Kerja
A. Ekstrak Daun Mengkudu
Sari kental + asam asetat 15%. 15ml
Filtrat di ekstraksi dengan Kloroform (3x@15ml)
Sari Kloroform (klorofil,zat non polar) Sari Asam +NH4OH sampai PH 10
Endapan dipisahkan Rekristalisasi dengan etanol asetat
Melakukan uji identifikasi Alkaloid dengan Reagen Drafendrof,Reagen Mayer, Reagen Weagner. Lampiran 1
Bagan 1. Cara Kerja uji alkaloid pada ekstrak daun mengkudu
B. Serbuk Daun Mengkudu
10
Serbuk simplisia (2 gram) + HCl 2M (10 ml) + aquadest (10 ml)
Cek pH pH = 1
Cek pH
1 (15 tetes) = pH = 2
2 (2 ml) = pH = 2
3 (6 ml) = pH = 3
4 (15 ml) = pH = 10
11
+ NH4OH sampai pH nya 10
Disaring untuk mendapatkan filtratnya
+ CHCl3 (15 ml)
Pisahkan kedua lapisan dengan corong pemisah
Lapisan ammonia + CHCl3 (15 ml)
Pisahkan kembali dengan corong pemisah
Lapisan yang larut dengan CHCl3 dipanaskan
Pisahkan kembali dengan corong pemisah
Lapisan ammonia + CHCl3 (15 ml)
Bagan 2. Cara Kerja uji alkaloid pada Serbuk daun mengkudu
12
Lapisan yang larut dengan ammonia dipanaskan
Lakukan pengujian dengan :
1. HCL2. Dragendorf 3. Wagner 4. Mayer
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
A. Ekstrak Daun Mengkudu
a. Ekstrak daun mengkudu
Daun mengkudu yang digunakan dalam penelitian telah melewati proses
maserasi, lalu ekstrak memasuki proses penentalan menggunakan hot plate dan akan
diambil sari kentalnya untuk digunakan sebagai bahan pengujian isolasi dan
identifikasi alkaloid dari daun mengkudu sebanyak 10 ml.
Gambar 1. Sari kental mengkudu.
b. Isolasi alkaloid daun Mengkudu
Sebelum melakukan uji identifikasi alkaloid pada ekstrak daun mengkudu
dilakukan isolasi terlebih dahulu yang hasilnya terdapat pada Table 1.
13
Tabel 1. Hasil pengamatan isolasi alkaloid daun mengkudu
No Perlakuan Gambar Hasil Filtrat Pengamatan dan Hasil
1Filtrate ekstrak +
kloroform 15ml
Berwarna hijau tua
bening tidak terdapat
endapan.
2
(Filtrate ekstrak +
kloroform 15ml) +
kloroform 15 ml
Berwarna hijau tua dan
lebih pekat dari
sebelumnya bening
tidak terdapat endapan.
3
(Filtrate ekstrak +
kloroform 15ml +
kloroform 15 m)
+kloroform 15 ml
Berwarna hijau tua
bening tidak terdapat
endapan.
4Hasil yang didapat
(sari asam)
Berwarna hijau tua
kecoklatan terdapat
endapan.
14
c. Hasil Uji Alkaloid pada Sari Asam.
Sedangkan Uji kualitatif terhadap alkaloid dalam sampel dilakukan dengan
penambahan reagen Mayer, reagen Dragendroff, dan reagen wagner hasil uji alkaloid
disajikan dalam table 2.
Tabel 2. Hasil pengamatan uji alkaloid
No
.Percobaan Gambar Hasil
Alkaloid
1.
Sari asam + NH4OH +
Reagen
Degendrof
Warnanya menjadi
hitam dan terdapat
endapan hitam
hasilnya Negative.
2.
Sari asam + NH4OH +
Reagen
Mayer
Warna tidak
berubah, namun
terdapat sedikit
endapan putih,
sehingga hasilnya
positif.
3.
Sari asam + NH4OH +
Reagen
Wegner
Warna tidak berubah
dan tidak terdapat
endapan, hasilnya
negative.
15
d. Uji Alkaloid pada Kloroform
Uji ini hanya untuk mengetahui apakah ada senyawa alkaloid yang tidak
terisolasi atau terpisahkan, dengan menambahkan reagen Mayer, reagen Dragendroff,
dan reagen wagner.
Tabel 3. Uji Alkaloid pada Kloroform
16
B. Serbuk Daun Mengkudu
Tabel 4. Hasil uji identifikasi Alkaloid
No
.Percobaan Gambar Hasil
Alkaloid
17
No Perlakuan Gambar Pengamatan dan Hasil
1
Kloroform 1
(Hasil pemisahan
1) + reagen
Mayer, reagen
Dragendroff, dan
reagen wagner
Tidak terjadi
perubahan warna
2
Kloroform 2
(Hasil pemisahan
2)
Tidak terjadi
perubahan warna
3
Kloroform 3
(Hasil pemisahan
3)
Tidak terjadi
perubahan warna
1.
Sari asam + NH4OH +
Reagen
Degendrof
Warnanya menjadi
merah dan tidak
terdapat endapan
hasilnya Positif.
2.
Sari asam + NH4OH +
Reagen
Mayer
Warna kuning
keputihan, tidak
terdapat endapan
putih, sehingga
hasilnya Negative.
3.
Sari asam + NH4OH +
Reagen
Wegner
Warna Kuning
bening dan tidak
terdapat endapan,
hasilnya negative.
2. Pembahasan
A. Ekstrak Daun Mengkudu
Ekstrak daun mengkudu diperoleh dengan cara mengeringkan daun mengkudu
di dalam oven pada suhu 40° C selama ± 8-9 jam hingga diperoleh hasil yang
dinginkan Guna dibuat ekstrak adalah agar sediaan bahan alam ini menjadi yang
18
diinginkan. Ekstrak daun mengkudu dipanaskan dengan hot plate untuk didapatkan
sari kental dari ekstrak tersebut.
Isolasi alkaloid dalam sampel dilakukan dengan cara melarutkan sampel ke
dalam pelarut kloroform agar alkaloid dalam simplisia daun mengkudu terekstrak.
Ekstrak ditambah dengan kloroform 15 ml diulang sebanyak 3 kali menggunakan
corong pisah untuk memisahkan antara sari asam dan kloroform. Hasil yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya ditambah kloroform lagi sebanyak 15 ml dan
lakukan lagi untuk yang terakhir. Fungsi penambahan kloroform untuk memisahkan
antara senyawa alkaloid dengan senyawa lainnya karena sifat alkaloid tidak dapat
larut oleh senyawa non polar seperti kloroform sehingga digunakan pelarut ini untuk
melihat larutan yang terpisah antara koroform dan sari asam yang mengandung
senyawa alkaloid. Kemudian ditambahkan NH4OH hingga pHnya menjadi 10. Dan
didapat hasil 4 Cairan dimana 3 cairan mengandung Kloroform dan 1 sari asam.
Dimana Kloroform 1 berwarna hijau tua bening tidak terdapat endapan, hal ini terjadi
karena kloroform mengikat dengan senyawa kotor yang bukan alkaloid, Kloroform 2
Berwarna hijau tua dan lebih pekat dari sebelumnya bening tidak terdapat endapan,
hal ini terjadi karena kloroform mengikat senyawa klorofil pada ekstrak daun
mengkudu, Kloroform 3 Berwarna hijau tua bening tidak terdapat endapan, hal ini
terjadi karena senyawa yang tekandung tersisa hanya sedikit, Sari asam berwarna
hijau tua kecoklatan terdapat endapan.
Uji kualitatif alkaloid dilakukan dengan kedua lapisan yang terbentuk diuji
dengan reagen Mayer , reagen wagner dan reagen Dragendroff. Berdasarkan data
yang diperoleh, diketahui bahwa daun mengkudu mengandung alkaloid. Namun
pada percobaan uji alkaloid pada daun mengkudu ini kali ini tidak dapat diartikan
bahwa daun mengkudu mengandung alkaloid seutuhnya hal ini ditunjukkan dengan
hasil perubahan yang terjadi setelah penambahan ketiga reagen dragendrof, wagner
dan mayer tidak menunjukkan kriteria seperti literature dimana jika senyawa
mengandung alkaloid maka akan berubah warnanya menjadi warna jingga pada
penetesan dragendrof dan akan terbentuk endapan maka sampel mengandung
alkaloid dan jika diberi reagen wagner beberapa tetes senyawa alkaloid diindikasikan
19
dengan terbentuknya endapan warna coklat, namun pada percobaan kali ini pada
kelompok kami lakukan tidak terjadi hasil yang sama dengan literature dimana pada
pemberian reagen dragendorf warnanya menjadi hitam dan terdapat endapan hitam
menjadikan hasilnya negative, hasil dari pemberian reagen mayer beberapa tetes
memberikan warna yang tidak berubah namun terdapat sedikit endapan putih
sehingga hasil akhir menunjukkan bahwa sampel positif. Dan pada reagen wagner
hasil akhir menunjukkan warna tidak berubah dan tidak terdapat endapan
menunjukkan bahwa sampel negative.
Maka hasil akhir yang didapat pada percobaan kelompok kami bahwa pada
daun mengkudu tidak seutuhnya terdapat senyawa alkaloid karena negatifnya hasil
pada reagen dragendorf dan hasil reagen wagner tetapi pada pemberian reagen mayer
sampel menunjukkan hasil positif dengan adanya endapan berwarna putih.
Sedangkan pengujian alkaloid yang dilakukan pada Kloroform yang didapat
dari hasil pemisahan dari Sari asamnya yang dilakukan percobaan yang sama dengan
sari asam yaitu dengan penambahan reagen Mayer , reagen wagner dan reagen
Dragendroff hasilnya negative, hal itu membuktikan bahwa sari asam terisolasi secara
sempurna dan tidak ada senyawa alkaloid yang terbawa oleh kloroform, karena pada
dasarnya fungsi kloroform disini hanya untuk pembersih yang memisahkan senyawa
alkaloid dengan senyawa lainnya.
B. Serbuk Daun Mengkudu
Serbuk simplisia yang telah ditambah dengan HCl dan aquades setelah
dilakukan pengecekan pH ternyata pH-nya adalah 1. Kemudian campuran tadi di
tambahkan dengan NH4OH sedikit demi sedikit untuk mendapatkan pH 10, ternyata
pada penambaha NH4OH 15 ml bisa didapatkan pH 10.
Kemudian campuran yang telah diketahui pH-nya disaring untuk mendapatkan
filtratnya yang kemudian filtrat dari hasil saringan tersebut ditambah dengan CHCl3
15 ml agar filtrat dapat membentuk dua lapisan. Kemudian lapisan yang kedua
disaring dengan corong pemisah.
20
Lapisan yang mengandung ammonia ditambahkan CHCl3 15 ml lalu dipisahkan
kembali dengan corong pemisah, setelah dipisahkan dengan corong pemisah larutan
kembali ditambahkan dengan CHCl3 15 ml lalu dipisahkan kembali dengan corong
pemisah.
Lapisan yang larut dengan CHCl3 dan lapisan yang larut dengan ammonia
dipanaskan di penangas dan lakukan uji keberadaan alkaloid dengan reagen
dragendorf, wagner dan mayer.
Pengujian pertama yaitu pengujian larutan ammonia dan CHCl3 tanpa dicampur
dengan HCl kemudian ditetesi dengan reagen, ternyata tidak ada perubahan warna
yang terjadi.
Pengujian kedua yaitu pengujian larutan CHCl3 yang telah dicampur dengan
HCl 2M yang kemudian ditetesi dengan dua tetes reagen dragendorf, wagner dan
mayer pada tabung pertama yang ditetesi dragendorf terbentuk warnanya menjadi
merah atau jingga dan tidak terdapat endapan hasilnya Positif, pada penetesan reagen
mayer tejadi perubahan warna yaitu menjadi kuning keputihan, tidak terdapat
endapan putih, sehingga hasilnya Negative, dan pada penetesan mayer terjadi
perubahan warna yaitu warna Kuning bening dan tidak terdapat endapan, hasilnya
negative, Dari hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa serbuk daun Mengkudu
mengandung senyawa alkaloid yang di tandai dengan adanya pwerubahan warna
merah atau jingga setelah penambahan reagen Dragendrof.
Pengujian ketiga yaitu pengujian larutan ammonia dengan HCl 2 M tetapi
setelah ditetesi dengan reagen dragendorf, wagner dan mayer tidak terjadi perubahan
warna.
Pada praktikum kali ini seharusnya yang terjadi perubahan warna adalah
penetesan reagen pada larutan ammonia,tapi ternyata yang terjadi adalah perubahan
warna pada CHCl3. Belum dapat diketahui penyebab yang pasti mengapa hal ini
dapat terjadi.
21
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Adapun manfaat daun mengkudu sendiri adalah menyembuhkan ambeien
secara alami, mengobati perut kembung pada anak. Sedangkan bagi kecantikan,
daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) berfungsi sebagai obat penghilang
jerawat dan obat pelangsing tubuh alami.
Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) mengandung berbagai senyawa –
senyawa kimia bermanfaat seperti alkaloid. Hal ini dapat dibuktikan dengan
hasil positif saat melakukan percobaan sehingga dapat ditarik kesimpulannya.
Sifat alkaloid tidak dapat larut oleh senyawa non polar seperti kloroform.
2. Saran
Untuk praktik ini disarankan dalam pengidentifikasikan senyawa – senyawa
dalam daun Mengkudu bila harus menggunakan tanaman yang segar, diharapkan
diambil beberapa saat sebelum pengidentifikasian. Tidak dibiarkan selama berjam –
jam karena bisa saja senyawa yang sebenarnya ada dalam tanaman tidak
teridentifikasi karena senyawanya sudah rusak. Namun selain itu, praktikan juga
harus teliti dalam mengidentifikasi senyawa organik bahan alam. Karena ketelitian
dan juga keadaan dari bahan – bahan yang digunakan pada percobaan sangat
menentukan hasil percobaan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Septia “Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.) dengan Bahan Penghancur Sodium Glycolate dan
Bahan Pengisi Manitol” Skripsi Farmasi (2010)
http://Eprintis.Ums.ac.id/8883/1/K100050138.Pdf. (22 Mei). Hal. 1-27
Aryadi, I Gusti Ayu Istri Praminingrat “Pengaruh Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda
Citrifolia L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus sebagai Penyebab
Abses Periodontal secara In Vitro” Jurnal Kedokteran I No. 1 (2014). Unmas
Library.Ac.Id/Wp-Content/Upload/2014/10/Jurnal.Pdf(19 Mei 2015), Hal. 1-
80.
Ilyas, Asriani. Kimia organic Bahan Alam. Makassar : Alauddin Pres, 2013.
Sastrohamidjojo, Hardjono. Sintesis Bahan Alam . Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 1996.
Tobing, M.Sc., Rangke. Kimia Bahan Alam. Jakarta: Depdikbud. 1989.
23
LAMPIRAN
Tabel 5. Cara kerja pada Ekstrak daun mengkudu.
No. Percobaan Gambar
1.Memanaskan Ekstrak
Mengkudu
2.Penambahan asam asetat
15 % sebanyak 15 ml.
3.Saring dengan kertas
saring
24
Dilakukan proses pencucianDengan
4.
Filtrat di tambahkan dengan Klorofoam
(3x@15ml)
5.
Terdapat dua lapisan, dan pisahkan lapisan tersebut
dengan menggunakan corong pemisah.
6.
Lakukan langkah ke 4 dan 5 sebanyak 2 kali, hingga terdapat sari asam yang mengandung alkaloid, dan 3 kloroform yang
telah dipisahkan.
25
7.Tambahkan NH4OHpada
sari asam yang telah didapat hingga ph 10
Uji Identifikasi alkaloidpada Hasil isolasi eksrak mengkudu
8.2 tetes sari asam + Reagen Dragendrof
9.2 tetes sari asam +
Reagen mayer
10.2 tetes sari asam +
Reagen mayer
11.
Amati apa yang terjadi dan identifikasikan apakah estrak Daun
Mengkudu menghasilkan Alkaloid
26
Tabel 6. Cara kerja pada Ekstrak daun mengkudu.
No. Percobaan Gambar
1.
Siapkan Alat dan bahan
yang digunakan
2.
Bahan yang digunakan
yaitu serbuk simplisia dari
daun mengkudu
3.Serbuk + HCl + aquadest
4.
+ NH4OH + CHCl3 dan
disaring untuk
mendapatkan filtrat
27
5.
Pemisahan kedua lapisan
dengan corong pemisah
6.
Lapisan ammonia +
CHCl3
7.
Pisahkan kembali dengan
corong pemisah
8.
Lapisan yang larut CHCl3
dipanaskan
28
9.
Lapisan yang larut
ammonia dipanaskan
10.
Dilakukan pengujian
dengan reagen
29
Recommended