BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangManajemen keperawatan merupakan pengelolaan aktivitas keperawatan
oleh manajer keperawatan, melalui kegiatan manajerial terhadap perawat
pelaksana. Kepuasan kerja perawat perlu mendapat perhatian serius dari pihak
manajemen RS, karena perawat merupakan ujung tombak pelayanan. Kepuasan
kerja yang dirasakan perawat diharapkan akan memberikan dampak terhadap
kualitas kinerja.1
Secara operasional manajemen keperawatan merupakan bentuk
kepemimpinan dan pengelolaan oleh departemen/devisi/ bidang/ seksi
keperawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak,
manajemen menengah, dan manajemen bawah. Dalam pelaksanaannya manajer
keperawatan harus memiliki beberapa faktor yaitu: 1) kemampuan menjalankan
peran sebagai pemimpin 2) kemampuan melaksanakan fungsi - fungsi
manajemen (pengorganisasian dan pengawasan), dan 3) kemampuan
menerapkan pengetahuan.2
Dalam praktekklinikmanajemenkeperawatanmerupakanpenerapankonsep-
konsepmanajemenkeperawatan yang
berhubungandenganpengelolaanefektifmanajemenoperasional dan
asuhankeperawatan di ruangkeperawatan. Dengan adanya manajemen
keperawatan di rumah sakit diharapkan dapat memperbaiki asuhan keperawatan
yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat
interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri dari
pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab
dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah,
berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal.
MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu
menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang dimulai dengan
perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang
melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai dari kepala ruang,
ketua tim dan anggota tim (perawat pelaksana).
Sebagairealisasidalam praktek profesional keperawatan makamahasiswa
ikut serta dalam tim sebagai perawat pelaksana. Mahasiswa melakukan
observasi terhadap klien meliputi tingkat ketrgantungan klien, keadaan umum
klien dan keterbatasan perawatan diri klien. Selain itu mahasiswa juga mengkaji
pengorgamisasian keperawatan di Paviliun Melati RS Tk.II Dr. Soepraoen yang
meliputi struktur organisasi, metode asuhan keperawatan, klasifikasi pasien,
proses pendokumentasian, jadwal/ shift dinas dan ketenagaan.
1.2 Tujuana. Menjelaskan analisa kebutuhan tenaga
b. Menjelaskan pengorganisasisan di Paviliaun Melati
c. Menjelaskan jadwal dan pergantian shift
d. Menjelaskan kebutuhan perawatan diri klien di Pavilian Melati
1.3 Manfaat a. Mengetahui pengorganisasian perawat di Paviliun Melati
b. Mempelajari Model Asuhan Keperawatan Profesional (MPKP) di Paviliun
Melati
c. Mengetahui cara pengkajian klien
d. Mengetahui cara operan, pre conference dan post conference
e. mengetahui hubungan antara perawat, klien dan keluarga
f. mengetahu bagaimana seorang perawat melakukan tindakan keperawatan
kepada pasien dan kolaborasi dengan dokter
BAB IIGAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1 Rumah Sakit dr. Soepraoen MalangRumah sakit Tk II Dr. Soepraoen merupakan rumah sakit rujukan di
wilayah kodam V/ Brawijaya dan telah terakreditasi 12 pelayanan tahun 2012.
2.1.1 Sejarah Singkat
a. Berdiri 1928 dengan nama Rumah Sakit Zending Malang
b. Tahun 1932 digabung dengan CBZ(Central Burgerlijke
Ziekeninrichting), diperluas dengan penambahan ruang baru seperti
yang ada sekarang
c. Dr. Soepraoen diambil dari nama seorang dokter militer Angkatan
Darat yang gugur saat menjalankan tugas di Jawa Timur dan
dimakamkan di Ds. Balungbendo Kab. Mojokerto tahun 1946
2.1.2 Luas Lahan
a. Seluruhnya : 73.578,01 M
b. Luas Pekarangan: 61.696
c. Luas Bangunan :11.882,01 M
2.1.3 Fasilitas Pelayanan
a. IGD, ICCU/ICU/NICU/PICU, Hemodialisis
b. Poliklinik : Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Klinik Pediatri / Tumbang
Anak, Obsgyn, Saraf, Klinik Kulkel/Kosmetik, Klinik Kardiologi, Klinik
Paru/Asma, Klinik Gizi, Klinik Jiwa, Klinik THT, Klinik Mata, Klinik Gigi
Dan Mulut, Klinik Khusus VIP Dinas, Klinik Fisioterapi, Klinik
Rosela/VCT, Klinik Akupuntur
c. Laboratorium
d. Ruang rawat inap
o Ruang Rawat Inap Paviliun
o R. Perawatan Penyakit Dalam: Pria (Melati), Wanita (Teratai)
o R.Perawatan Bedah: Pria (Dahlia), Wanita (Bougenvil)
o R. Perawatan Anak (R. Nusa Indah)
o R. Bayi Patol (R. NICU/PICU)
o R. Obgyn----Tulip I Dan Rawat Gabung
o R. Umum Dan Jiwa (R. Kenanga)
o R. Isolasi (R. Cempaka)
e. R. Icu Bedah Dan Non Bedah
f. R. Neuro & ICU Neuro ---- Unit Stroke
g. R. Jamkesmas/da ---- Seruni
h. Paviliun Dan VIP:
o Anggrek
o Mawar
o Melati
o PAV Tulip I
2.1.4 Mempunyai kapasitas tempat tidur klien sebanyak 179 tempat tidur, terdiri
dari 24 tempat tidur paviliun dan 155 tempat tidur umum.
2.1.5 Saat ini digunakan sebagai lahan praktek siswa SMK, mahasiswa DIII
Keperawatan dan DIII Kebidanan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), S1 Gizi,
serta Co-as (Profesi Dokter) dan Program Pendidikan Dokter Spesialis
(PPDS).
2.2 Profil dan Gambaran Umum Ruang Paviliun Melati Rumah Sakit Tingkat II dr. Soepraoen
2.2.1 Klasifikasi Ruangan
Merupakan ruangperawatan general rawat inap kelas II untuk swasta dan
kelas I untuk ASKES/JKN bagi pasien yang mengalami gangguan dengan
klasifikasi campuran yaitu dapat berupa gangguan Penyakit dalam, neuro,
interna.Ruang Paviliun Melati memiliki kapasitas bedsebanyak 16 bed tanpa
klasifikasi tertentu.
2.2.1 Denah Ruang Pavilliun Melati
Keterangan :8. Kamar Pasien 2A
9. Kamar Pasien 2B
10. Kamar Pasien 3A
11. Kamar Pasien 3B
12. Kamar Pasien 4A
13. Kamar Pasien 4B
14. Kamar Pasien 5A
1. Ruang Kepala Ruangan
2. Dapur
3. KM/ WC Perawat
4. Nurse Station
5. Kamar Perawat
6. Kamar Pasien 1A
7. Kamar Pasien 1B
15. Kamar Pasien 5B
16. Kamar Pasien 6A
17. Kamar Pasien 6B
18. Kamar Pasien 7A
19. Kamar Pasien 7B
20. Kamar Pasien 8A
21. Kamar Pasien 8B
1216
17
18
19
20
21 71113
14
15
810
9
2
35
1
4
6
22232425
22. KM Pasien Kamar No 1 dan 2
23. KM Pasien Kamar No 3 dan 4
24. KM Pasien Kamar No 5 dan 6
25. KM Pasien Kamar No 7 dan 8
BABA IIIHASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA
1.1 Analisa kebutuhan Tenaga Kerja- Hari 1 Rabu, 25 Maret 2015
a. Tingkat ketergantungan klien
o Manidiri (Self) : 4
o Partial : 8
o Total : 2
b. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari (A)
o Perawatan langsung
Mandiri 4 x 2 = 8
Partial 8 x 4 = 32
total 2 x 6 = 12
Jumlah = 52 jam
o Perawatan tidak langsung
Perawat tidak melakukan perawatan tidak langsung
o Penyuluhan
Dalam 1 minggu dilakukan penyuluhan tiap hari jumat selama
15 menit pada masing – masing klien jadi untuk hari rabu dan
kamis tidak ada penyuluhan.
c. Jumlah kebutuhan perawat dalam unit
o hari kerja dalam 1 minggu adalah 8 hari dengan jam kerja 7
jam.
o C = jumlah hari libur dalam 1 tahun = 76
o Jumlah kebutuhan perawat dalam unit
= A x 365
(365 – C) x jam kerja per hari
= 52 x 365
(365 – 76) x 7
= 18980
2023
= 9,38 = 9 perawat dalam satu unit
d. Jumlah perawat dalam 1 hari
= A
Jam kerja
= 52
7
= 7,428 = 7 perawat dalam 1 hari
e. Jumlah perawat yang dinas dalam tiap shift
o Pagi
= 47% x jumlah perawat dalam 1 hari
= 47% x 7
= 3, 29 = 3 perawat dinas pagi
o Sore
= 35% x jumlah perawat dalam 1 hari
= 35% x 7
= 2,45 = 3 perawat dinas sore
o Malam
= 17% x jumlah perawat dalam 1 hari
= 17% x 7
= 1,19 = 1 perawat dinas malam
- Hari 2 Kamis, 26 Maret 2015a. Tingkat ketergantungan klien
o Mandiri (Self) = 2
o Partial = 7
o Total = 2
b. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari (A)
o Perawatan langsung
Mandiri 2 x 2 = 4
Partial 7 x 4 = 28
total 2 x 6 = 12
Jumlah = 44 jam
o Perawatan tidak langsung
Perawat tidak melakukan perawatan tidak langsung
o Penyuluhan
Dalam 1 minggu dilakukan penyuluhan tiap hari jumat selama
15 menit pada masing – masing klien jadi untuk hari rabu dan
kamis tidak ada penyuluhan.
c. Jumlah kebutuhan perawat dalam unit
o hari kerja dalam 1 minggu adalah 8 hari dengan jam kerja 7
jam.
o C = jumlah hari libur dalam 1 tahun = 76
o Jumlah kebutuhan perawat dalam unit
= A x 365
(365 – C) x jam kerja per hari
= 44 x 365
(365 – 76) x 7
= 16060 = 7,94 = 8 perawat dalam satu unit
2023
d. Jumlah perawat dalam 1 hari
= A
Jam kerja
= 44
7
= 6,3 = 6 perawat dalam 1 hari
e. Jumlah perawat yang dinas dalam tiap shift
o Pagi
= 47% x jumlah perawat dalam 1 hari
= 47% x 6
= 2,82 = 3 perawat dinas pagi
o Sore
= 35% x jumlah perawat dalam 1 hari
= 35% x 6
= 2,1 = 2 perawat dinas sore
o Malam
= 17% x jumlah perawat dalam 1 hari
= 17% x 6
= 1,02 = 1 perawat dinas malam
- BOR (Bed Ocupancy Ratio)Pasien yang dirawat tanggal 25 Maret 2015 = 14 pasien
Pasien yang dirawat tanggal 26 Maret 2015 = 11 paien
BOR = jumlah pasien dalamperiode waktu tertentu x 100
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode
= 14 + 11 x 100
16 x 2
= 25 x 100
32
= 78, 125 %
= 78 %
1.2 Pengorganisasiana. Struktur organisasi
b. Metode asuhan keperawatan
Metode MPKP yang digunakan adalah metode Tim.
c. Klasifikasi pasien
Pengklasifikasian pasien berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
yaitu mandiri, parsial, dan total.
Kepala Ruangan
Siti Chasanah S. Kep. Ners
Ka. Tim 2
Esther
Ka. Tim 1
P. Ruselan
Anggota
- Pak. Ma’ruf
- Dwi Kartika
- Irma
- Winda
Anggota
- Ristyawati
- Ika
- Kavit
- Nofa
Pasien Kamar 1 - 4 Pasien Kamar 5 - 8
d. Proses pendokumentasian proses keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dengan format sebagai
berikut :
- Pengkajian
- Perencanaan (intervensi)
- Implementasi
- Evaluasi
e. Jadwal/ shift dinas
o Pagi : operan pukul 08.00
o Sore : operan pukul 14.00
o Malam : operan pukul 20.00
f. Ketenagaan
o Pagi
Tenaga perawat : 3, non perawat 2
o Sore
Tenga perawat : 2, non perawat 1
o Malam
Tenga perawat : 2 non perawat 0
1.3 Keterbatasan perawatan diri- Hari 1 Rabu, 25 Maret 2015
Klien yang mengalami keterbatasan perawatan diri = 3
Keterbatasan perawatan diri
= jumlah klien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri
Jumlah pasien dirawat dengan ketergantungan total dan sebagian
= 3 x 100
10
= 30%
- Hari 2 Kamis, 26 Maret 2015
Keterbatasan perawatan diri
= jumlah klien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri
Jumlah pasien dirawat dengan ketergantungan total dan sebagian
= 4 x 100
9
= 44,44 = 44%
BAB IVPEMBAHASAAN
4.1 OperanKegiatan operan Paviliun Melati yang dilakukan perawat sudah dilakukan
sesuai dengan standart operasional prosedur yang sudah disepakati oleh
perawat ruangan tersebut dengan menerapkan prinsip operan, namun masih
belum optimal, antara lain : proses operan, saat perkenalan perawat shift
selanjutnya kepada klien kurang berjalan lancar karena terkadang ketika proses
operan klien sedang tidur dan keluarga sedang tidak ada sehingga klien kurang
begitu mengenal perawat. Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah
menyepakati kembali jadwal dinas pagi, sore dan malam, menulis laporan pada
status pasien, dibuat kesepakatan mengenai jam visite dokter, membuat rencana
perawatan yang komprehensif dan terorganisir.
4.2 Pre Post ConferenceKegiatan pre conference dilakukan sebelum operan beserta dengan
pengarahan dari kepala ruangan, ketua tim melakukan kegiatan pre-post
conference bersama anggota timnya dan pembagian perawat berdasarkan no
kamar, misalnya tim 1 kamar nomor 1 – 4 sedangkan tim 2 kamar no 5 – 8.
Kemudian masing masing tim menentukan tingkat ketengantungan pasien agar
mempunyai persepsi yang sama sehingga dalam pembagian tugas perawat
pelaksana disesuaikan tingkat ketergantungan pasien, selain itu masing –
masing tim berdiskusi tentang intervensi yang akan diberikan pada klien.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah perlunya peningkatan
motivasi agar pelaksanaan pre-post conference dapat terus dilakukan,
peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan, kepala ruangan
melakukan supervisi dan mengingatkan katim terhadap pelaksanaan pre-post
conference agar terbiasa dan menjadi budaya kerja. Perlu ada uraian tugas yang
jelas di Ruang agar kegiatan diruangan lebih optimal.
4.3 Evaluasi kegiatan MPKPEvaluasi kegiatan MPKP adalah proses untuk mengamati secara terus-
menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk indikator mutu yang dipakai
oleh kelompok dalam melakukan evaluasi selama kegiatan antara lain adalah :
- BOR :
BOR (bed occupancy rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar
internasional BOR dianggap baik adalah antara 60 – 85%. Selama praktek
BOR di ruangan adalah 78%, artinya Paviliun melati sudah ideal dalam
pemanfaatan tempat tidur.
4.4 Uraian TugasDari hasil studi wawancara didapatkan, tindakan mandiri keperawatan
sangat terbatas akibat beban tugas yang cukup banyak seperti fokus pada
tindakan kolaborasi dan administrasi. Diagnosa dan intervensi keperawatan yang
digunakan masih dalam lingkup pendokumentasian pada level rutinitas akibat
terlalu tingginya waktu dalam kegiatan menulis. Ruang Paviliun Melati sudah
mempunyai SAK yang masih perlu banyak pengembangan sehingga perlu
adanya peningkatan dan teknis dokumentasi yang efektif.
4.5 Jumlah tenaga kerjaSetelahdilakukan penghitungan jumlah tenaga yang dibutuhkan dalam satu
hari, jumlah tenaga perawat di paviliun melati tidak sesuai perhitungan, selain itu
untuk jumlah tenaga dalam tiap shift jugatidak sesui dengan hitungah yang
dilakukan oleh mahasiswa. Berdasarkan wawancara hal tersebut sudah menjadi
rutinitas bahwasannya dalam praktiknya pagi : 3 perawat, sore : 2 perawat dan
malam : 2 perawat.
4.6 Analisa SWOT
SWOT Score
S (Strength)
Sudahadastrukturorganisasi yang jelas
Saatoperan, Katim yang mendapat shift malammemberikaninformasi
yang jelaskepada shift selanjutnya
Setiapadapasienbaru,
5
5
5
perawatmemberikanedukasikepadapasiendankeluarga
Operanselaludilakukandisampingpasien
Pendokumentasian yang dilakukansudahlengkap
BOR yang
didapatkandarihasilperumusandapatdikatakanmemasukikriteria ideal
5
5
5
Jumlah S 30
W (Weakness)
Karusaatmelakukan pre-post conference
tidakmembukadengansalam
Saat pre-post conference,
pembicaraanseringteralihkansehinggaseringmemperlambatwaktuope
ran
Kurangadaapresiasipadaperawat yang dilakukanolehKarusaat pre-
post conference
Beberapapasienada yang ditolakkarenaadamasalahdenganperawat
di runag lain
4
4
4
2
Jumlah W 15
O (Opportunity)
Solidaritasdiantaraparaperawatsangatbaiksehinggasaatoperanberjala
ndenganbaikdanlancar
Perawatselalusiapketikaterdapatkeluhandaripasiendankeluarga.
Solidaritasantaratenaga di PaviliunMelatisangatbaik.
5
5
5
Jumlah O 15
T (Threat)
Beberapaperawatpelaksanaketikamelakukantindakanada yang
tidakmenggunakan APD
Beberapapasienmengeluhkanfasilitassepertisaranadanprasarana
Beberapasaranadanprasaranarusaksehinggamembutuhkanperbaika
n yang mengganggukenyamananperawatdanpasiensertakeluarga
Beberapadoktertidakmengunjungipasienyanmenjaditanggungjawab,
sehinggapasienseringmengeluhkepadaperawat
5
3
4
5
Jumlah T 17
Kurva SWOT
4.7 Prioritas masalahTeknik prioritas masalah yang digunakan di sini adalah “teknik kriteria
matriks (criteria matrix technique)”, yaitu teknik pemungutan suara dengan
menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5
macam yaitu :
1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude = Mg)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity=Sv)
3. Bisa dipecahkan (Managebility=Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern=Nc)
5. Ketersediaan sumber daya (Affordability=Af)
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1 Beberapaperawatpelaksana
ketikamelakukantindakanad
a yang tidakmenggunakan
APD
5 4 5 5 5 2500 1
2 Beberapapasienmengeluhk
anfasilitassepertisaranadan
prasarana
5 4 5 4 5 2000 2
3 Beberapasaranadanprasara
narusaksehinggamembutuh
kanperbaikan yang
5 4 5 4 5 2000 3
S
W
TO
30, 17
Strategi Deversifikasi
Strategi konservatif
Strategi agresif
Strategi bertahan(+, -) (-, -)
(-,+)(+, +)
mengganggukenyamananp
erawatdanpasiensertakelua
rga
Keterangan :5 = sangat penting, 4= penting, 3= kurang penting, 2= tidak penting, 1 = sangat tidak penting
No Masalah PenyebabAlternatif Pemecahan
Masalah
1 Beberapaperawatpelaksa
naketikamelakukantindak
anada yang
tidakmenggunakan APD
1. Perawat mengganggap hal
tersebut sudah menjadi hal
yang biasa
2. Ketergesa – gesaan
perawat membuat perawat
menggunakan APD
1. Perawatlebihaktifdalamme
ngajakdokteruntukmembe
rikankunjungansesuaiden
ganhakpasien
2 Beberapapasienmengelu
hkanfasilitassepertisaran
adanprasarana
1. AC diruangan mati
2. Kamar mandi yang
disediakan kurang bersih
1. Edukasiperawatmengenai
pentingnyamenggunakan
APD
dengancaramemberikane
valuasisetiapbulan
3 Beberapasaranadanpras
aranarusaksehinggamem
butuhkanperbaikan yang
mengganggukenyamana
nperawatdanpasienserta
keluarga
1. Perbaikan menimbulkan
suara yang membuat
pasienm keluarga dan
perawat tudak nyaman
2. Perbaikan mengganggu
waktu istirahan pasien
1. Perawatmengecekfasilitas
yang ada di
dalamruangantersebut
4.8 Alternatif pemecahan masalah
4.9 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan MasalahPrioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :
1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = Mg)
2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)
3. Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)
4. Efisiensi Biaya (Efficiency = E)
No Prioritas
AlternatifPemecahan Efektivitas
Efisiensi
Total
M I V C (MxIxV)/C
1 Perawatlebihaktifdalammengajakdokteruntukmembe
rikankunjungansesuaidenganhakpasien5 5 5 1 125
2 Edukasiperawatmengenaipentingnyamenggunakan
APD dengancaramemberikanevaluasisetiapbulan5 5 5 2 62,5
3 Perawatmengecekfasilitas yang ada di
dalamruangantersebut4 4 3 3 16
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulana. Pelaksanaan pre-post conferencedanoperan
Pelaksanaan pre dan post conference di ruang melati telah
dilakukan setiap sebelum dan sesudah shift. Namun pre dan post
conference digabungkan dengan operan dikarenakan waktu yang
terlalu sempit.Operanselaludilakukandisampingpasien.
b. Kebutuhan tenaga
Total tenaga keperawatan di ruang melati adalah sebanyak 12
orang perawat yang terdiri dari 1 orang Karu, 2 Katim, dan 9 PP.
Penghitungan kebutuhan tenaga menggunakan metode gillies dimana
jumlah tenaga disesuaikan dengan jam perawatan per hari.
Hari 1
Pada hari pertama didapatkan data kebutuhan perawat
per-unit/tahun menurut gillies adalah sebanyak 9 orang. Hal ini
menunjukkan terdapat peningkatan kebutuhan jumlah tenaga perawat
sedangkan kebutuhan tenaga perawatan perhari adalah sebanyak 7
orang.
Hari 2
Pada hari ke 2, terjadi penurunan jumlah pasien rawat inap
sehingga berimbas pada menurunnya jumlah jam perawatan,
kebutuhan tenaga per unit/tahun adalah sebesar 8 orang perawat dan
jumlah tenaga per hari adalah sebesar 6 orang.
c. Parameter BOR
Berdasarkan Depkes RI, nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85%. Sedangkan presentasi BOR, pada hari pertama di
ruang melati adalah sebesar 78%.
d. Evaluasi KeterbatasanPerawatanDiri
Dari hasil pengkajian didapatkan keterbatasan perawatan diri
pada pasien dihari pertama adalah 30% dan hari kedua adalah 44%.
5.2 Sarano Diharapkan kegiatan pre dan post conference tetap dilakukan setelah
perawat melakukan operan dinas untuk mengingatkan kembali program-
program pasien hari itu.
o Diharapkan budaya pengenalan perawat jaga dapat terlaksana sebagai
upaya menjalin komunikasi terapeutik antara perawat-pasien.
o Diperlukan edukasi dan demontrasi secara terus menerus untuk keluarga
pasien tentang pengetahuan cuci tangan 6 langkah dan 5 momen melalui
penyuluhan atau pada saat orientasi pasien baru.
o Diharapkanperawatdapatmeningkatkankepuasanpasiendengansalahsatunya
dokterselalumengunjungipasien yang merupakantanggungjawabnya.
o Diharapkanperawattetapmempertahankanpendokumentasian yang
sudahdilakukandenganlebihbaiklagi
REFERENSI
1. Swansburg RC., Swansburg RJ. Introductory Manajement and Leadership
for Nurse.2nd edition. Toronto : Jonash and Burtlet Publisher,1999.
2. Mayasari, Agustina. 2009. Analisis Pengaruh Persepsi Faktor Manajemen
Keperawatan terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat
Inap RSUD Kota Semarang. http://eprints.undip.ac.id/16282/1/Agustina_
Mayasari.pdf. Diakses pada 26 Maret 2015.