LAPORAN PROGRAM
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM GLP (GOOD LABORATORY PRACTICE)
DAN K3 (KESELAMATAN KESEHATAN KERJA) LABORATORIUM
DI SMAN 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN
Oleh :
Drs. Bambang Supriyadi, M.P. 195410151982031003
Fafa Nurdyansyah, S. TP., M. Sc. 158901487
Dyah Ayu Widyastuti, S.Si., M.Biotech. 159001480
Rini Umiyati, S.Hut., M.Si 148001436
Rizky Muliani Dwi Ujianti, S.Pi., M.Si. 148601435
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2017
ii
iii
RINGKASAN
Bekerja di laboratorium memerlukan keterampilan yang baik (Good Laboratory
Practice/GLP), dimana GLP adalah suatu cara pengelolaan laboratorium secara keseluruhan agar
laboratorium sebagai data generator dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya
kebenarannya dengan memenuhi persyaratan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja). Peranan
laboratorium yang begitu besar dalam proses pembelajaran di SMA menuntut sumber daya baik
fasilitas laboratorium, teknisi/laboran, maupun guru untuk memiliki pemahaman mengenai Good
Laboratory Practice (GLP) atau praktik laboratorium yang baik serta Keselamatan Kesehatan
Kerja (K3). Pemahaman tersebut diperlukan agar saat melakukan pembelajaran di laboratorium,
semua pihak dapat berlaku sesuai dengan standar prosedur praktik di laboratorium sehingga
kecelakaan kerja di laboratorium dapat dihindarkan. Pelatihan mengenai Good Laboratory
Practice (GLP) dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) diperlukan untuk meningkatkan
pemahaman mengenai kedua hal tersebut di SMAN 1 Toroh yang terdapat di Kabupaten
Grobogan.
Berdasarkan permasalahan mitra maka solusi yang ditawarkan pada program IbM kali ini
yaitu pemberian manajemen K3 (Keselamatan kesehatan kerja) serta panduan GLP (Good
Laboratory Practice) di tingkat Laboratorium SMA untuk menjamin keselamatan kerja dalam
laboratorium. Metode yang digunakan dalam kegiatan IbM ini yaitu metode workshop GLP dan
K3 laboratorium, demonstrasi dan simulasi GLP dan K3 laboratorium, serta praktik kerja
laboratorium sederhana, ceramah, dan diskusi. Kegiatan dilakukan mulai Februari 2017 untuk
koordinasi dengan pihak sekolah. Selanjutnya pada tanggal 18 Februari 2017 dilakukan kegiatan
pertama, yaitu workshop mengenai GLP dan K3 dan pada tanggal yang sama dilakukan kegiatan
demonstrasi dan simulasi GLP dan K3 di laboratorium, serta pada tanggal 10 dan 11 Mei 2017
dilaksanakan kegiatan praktik kerja laboratorium berupa praktik isolasi DNA sederhana.
Kata Kunci: GLP, K3, Toroh-Grobogan, isolasi DNA
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tim IbM GLP dan K3 di Laboratorium SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan dapat
menyelesaikan penulisan laporan pengabdian yang telah dilakukan. Tim IbM mengucapkan
terimakasih atas semua bantuan, bimbingan, serta kerjasama dari semua pihak sehingga kegiatan
pengabdian dapat terlaksanan dengan baik dan tertib tanpa hambatan yang berarti.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka Tim IbM memberikan penghargaan dan terimakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Muhdi, SH., M. Hum. selaku Rektor Universitas PGRI Semarang yang telah
memberikan kesempatan kepada tim untuk melaksanakan pengabdian.
2. Ir. Suwarno Widodo, M. Si. selaku Ketua LPPM Universitas PGRI Semarang yang telah
menyetujui pelaksanaan pengabdian
3. Drs. Bambang Supriyadi, M. S. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Informatika
Universitas PGRI Semarang yang telah memberikan motivasi dalam pelaksanaan
pengabdian
4. Drs. Aris Supriyadi, M. Pd. selaku Kepala SMAN 1 Toroh yang telah mengizinkan tim
melaksanakan pengabdian di sekolah tersebut
5. Seluruh guru, laboran, dan teknisi SMAN 1 Toroh yang terlibat dalam kegiatan
pengabdian
6. Seluruh mahasiswa yang turut membantu pelaksanaan pengabdian
Tim menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan pengabdian maupun
penulisan laporan pengabdian ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan dalam pengabdian selanjutnya.
Semarang, 12 Juni 2017
Tim IbM
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
BAB II. TARGET DAN LUARAN ........................................................................... 4
BAB III. METODE PELAKSANAAN ..................................................................... 5
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 11
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19
LAMPIRAN .............................................................................................................. 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Praktik laboratorium yang baik (Good Laboratory Practice) merupakan suatu
cara pengelolaan laboratorium secara keseluruhan agar laboratorium sebagai data
generator dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya kebenarannya dengan
memenuhi persyaratan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja). Good Laboratory
Practice (GLP) mencakup banyak hal diantaranya organisasi, fasilitas, tenaga,
metode analisa, pelaksanaan analisa, monitoring, pencatatan, pelaporan, kondisi
laboratorium, dan lain-lain (BPOM, 2012).
Peran laboratorium sangat menentukan dalam proses belajar di laboratorium
IPA di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hakikat pembelajaran IPA yaitu
dapat mempelajari cara mempelajari ilmu pengetahuan alam yang tepat dan benar,
yaitu proses dan produk IPA serta nilai yang akan diterapkan dalam kehidupan.
Untuk itu diperlukan laboratorium yang memadai pada tingkatan sekolah
(Munandar, 2012).
Dengan kegiatan laboratorium, proses belajar mengajar dapat dilakukan
melalui pengamatan secara langsung terhadap fenomena maupun proses-proses
nyata. Selain itu, pada diri guru, teknisi, dan laboran akan tumbuh dan
berkembang rasa kesadaran ilmiah yang menyangkut sikap ilmiah, proses ilmiah,
dan produk ilmiah (Munandar, 2012). Di dalam laboratorium, guru, teknisi, dan
laboran menjadi sumber informasi bagi siswa dalam berlatih atau melakukan
percobaan untuk meningkatkan keterampilan psikomotorik, kognitif, maupun
afektifnya. Dengan demikian, apabila pihak tersebut memiliki pemahaman yang
baik menganai GLP dan K3, maka proses pembelajaran di laboratorium akan
lebih menarik dengan menghadapi obyek dan gejala yang timbul secara langsung
serta memecahkan problem-problem yang ditemukan (Sunarto, 2014).
Peranan laboratorium IPA yang begitu besar dalam proses pembelajaran di
SMA menuntut sumber daya baik fasilitas laboratorium, guru, serta teknisi dan
laboran untuk memiliki pemahaman mengenai Good Laboratory Practice (GLP)
2
atau praktik laboratorium yang baik serta Keselamatan Kesehatan Kerja (K3).
Pemahaman tersebut diperlukan agar saat melakukan pembelajaran di
laboratorium, semua pihak dapat berlaku sesuai dengan standar prosedur praktik
di laboratorium sehingga kecelakaan kerja di laboratorium dapat dihindarkan.
Pelatihan mengenai Good Laboratory Practice (GLP) dan Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) diperlukan untuk meningkatkan pemahaman mengenai
kedua hal tersebut di SMAN 1 Toroh yang terdapat di Kabupaten Grobogan.
Keterbatasan aktivitas di laboratorium di kedua sekolah tersebut menjadikan
kurangnya pemahaman mengenai bagaimana praktik kerja di laboratorium yang
baik. Pemahaman mengenai GLP dan K3 yang dimiliki oleh pihak terkait juga
dapat meningkatkan ketertarikan untuk melaksanakan pembelajaran di
laboratorium untuk meningkatkan pemahaman materi. Sehingga guru, teknisi, dan
laboran tidak hanya kuat dalam bidang teori tetapi juga mendapatkan
keterampilan untuk bekerja di laboratorium dengan baik sesuai dengan GLP dan
K3.
1.2 Permasalahan Mitra
Kabupaten Grobogan terletak di Provinsi Jawa Tengah berjarak ± 60 km dari
Semarang, ibukota Jawa Tengah. Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten
terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap dan berbatasan langsung
dengan 9 kabupaten lainnya. Terdapat 19 kecamatan di Kabupaten Grobogan dan
umumnya pada masing-masing kecamatan tersebut tidak semua memiliki Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN). Beberapa kecamatan yang memiliki SMAN
diantaranya Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Grobogan, Kecamatan Toroh,
Kecamatan Wirosari, Kecamatan Kradenan, Kecamatan Karangrayung,
Kecamatan Godong, Kecamatan Pulokulon, Kecamatan Gubug, dan Kecamatan
Gabus.
SMAN 1 Toroh merupakan sekolah yang terletak di kecamatan yang
berbatasan langsung dengan ibukota Kabupaten Grobogan. Lokasinya berjarak
tidak lebih dari 10 km dari pusat kota Purwodadi. Namun, akses untuk
mendapatkan kelengkapan laboratorium demi mendukung terciptanya Good
Laboratory Practice (GLP) dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) masih sangat
3
terbatas. Hal tersebut berakibat pada kurangnya penerapan GLP dan K3 dalam
setiap kegiatan praktik di laboratorium sekolah tersebut, serta kurangnya
pemahaman guru, teknisi, dan laboran dalam hal tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan adanya suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan
GLP dan K3 di SMAN 1 Toroh.
1.3 Solusi yang ditawarkan
Berdasarkan permasalahan mitra maka solusi yang ditawarkan pada program
IbM kali ini yaitu pemberian pelatihan manajemen K3 (Keselamatan kesehatan
kerja) serta panduan GLP di tingkat Laboratorium SMA untuk menjamin
keselamatan kerja dalam laboratorium. Program IbM ini direncanakan
berlangsung selama 3 bulan dari Maret-Mei 2017. Agenda kegiatan IbM meliputi
sosialisasi dan workshop mengenai Good Laboratory Practice (GLP) dan
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium. Program ini juga akan
dilengkapi dengan demo apabila terjadi kecelakaan kerja di laboratorium dan
bagaimana solusinya serta akan diberikan praktikum sederhana untuk
membiasakan guru SMAN 1 Toroh memiliki keterampilan dalam praktik
laboratorium.
4
BAB II
TARGET LUARAN
Target luaran dari hasil pelaksanaan kegiatan IbM GLP (Good Laboratory
Practices) dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) Laboratorium di SMAN 1
Toroh Kabupaten Grobogan ini adalah peningkatan pemahaman dan keterampilan
guru, teknisi, maupun laboran di sekolah tersebut mengenai pentingnya
manajemen laboratorium sehingga pemanfaatan laboratorium di sekolah juga
dapat ditingkatkan. Luaran program IbM ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Modul panduan pemahaman mengenai Good Laboratory Practice (GLP) dan
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium bagi guru, teknisi, dan
laboran dan siswa.
b. Peningkatan keterampilan dan kemampuan untuk menghadapi situasi di
laboratorium apabila terjadi kecelakaan kerja sehingga resiko praktik di
laboratorim IPA dapat diminimalisasi.
c. Simulasi penanganan kecelakaan kerja laboratorium dan penanganannya.
d. Publikasi artikel/jurnal
e. Prosiding pada seminar nasional.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1.1. Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam IbM GLP (Good Laboratory Practices)
dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) Laboratorium di SMAN 1 Toroh
Kabupaten Grobogan adalah seluruh guru, teknisi, dan laboran di SMAN 1
Toroh yang berkaitan dengan kerja serta praktik di laboratorium sehingga
nantinya bisa memanajemen laboratorium dengan lebih baik dan dapat
meningkatkan pemanfaatan laboratorium di SMAN 1 Toroh dengan lebih
optimal.
1.2. Metode Pelaksanaan
Seluruh kegiatan dalam rangkaian kegiatan IbM GLP (Good
Laboratory Practices) dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) Laboratorium
di SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan dilakukan melalui langkah-langkash
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tim Pengusul IbM merencanakan konsep kegiatan dari awal
sampai akhir kegiatan pengabdian masyarakat. Rencana kegiatan meliputi:
pengajuan kerjasama dengan mitra, penyusunan jadwal kegiatan, tempat
pelaksanaan kegiatan, desain acara, konsep materi, pembagian kerja untuk
masing-masing anggota tim dan mahasiswa yang membantu.
Tim pengusul IbM melakukan koordinasi dengan pihak mitra di
SMAN 1 Toroh. Mitra dalam kegiatan IbM ini diwakili oleh Kepala
SMAN 1 Toroh. Target dari kegiatan IbM ini adalah seluruh guru, teknisi
dan laboran di SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan.
b. Perijinan
Tim Pengusul IbM melakukan sejumlah perijinan terhadap pihak-
pihak yang nantinya berkaitan dengan seluruh kegiatan IbM ini, yaitu
Kepala SMAN 1 Toroh dan Koordinator Laboratorium di SMAN 1 Toroh.
6
c. Penentuan Peserta Program IbM
Pada kegiatan IbM ini, Tim Pengusul IbM menentukan peserta
dengan memprioritaskan pada guru, teknisi, serta laboran di laboratorium
yang terdapat di SMAN 1 Toroh, yang sering melaksanakan dan terlibat
dalam pembelajaran praktik di laboratorium. Peserta diharapkan dapat
mencapai target utama pelaksanaan IbM yaitu untuk meningkatkan
pemahaman mengenai manajemen pengelolaan laboratorium berdasarkan
GLP (Good Laboratory Practices) dan K3 (Keselamatan Kesehatan
Kerja).
d. Pelaksanaan
Semua kegiatan dilaksanakan oleh Tim Pengusul IbM beserta
mahasiswa yang sudah ditunjuk untuk mendampingi dan membantu
kelancaran program. Berkaitan dengan ini, maka Tim Pengusul IbM
meminta kepada mitra untuk menyiapkan Laboratorium Fisika, Kimia, dan
Biologi untuk pelaksanaan workshop, demonstrasi dan simulasi
keselamatan kerja, serta praktikum sederhana. Selain itu mitra diminta
mengkondisikan guru, teknisi, dan laboran untuk menghadiri seluruh
kegiatan yang diprogramkan oleh Tim Pengusul IbM.
Program ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, demonstrasi, simulasi, dan pendampingan dalam
praktikum sederhana. Rincian Program IbM ini sebagai berikut :
No Permasalahan Solusi Partisipasi Mitra
1. Pemahaman guru,
teknisi, dan laboran
yang kurang
mengenai Good
Laboratory Practice
(GLP) dan K3
Workshop
mengenai GLP
dan K3
Mengkondisikan guru,
teknisi, dan laboran
terkait untuk
mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan
2. Keterampilan
penggunaan alat-alat
laboratorium dan
penanganan
Demonstrasi dan
simulasi
penggunaan alat
serta penanganan
Menyediakan sarana
prasarana untuk
kegiatan workshop
7
kecelakaan kerja di
laboratorium yang
masih kurang
kecelakaan kerja
di laboratorium
3. Keterampilan
pelaksanaan
praktikum di
laboratorium yang
perlu ditingkatkan
Praktikum
sederhana di
laboratorium
untuk mengisolasi
DNA tumbuhan
Memberikan
kesempatan dan
memfasilitasi
pelaksanaan
praktikum isolasi
DNA secara
sederhana
Kegiatan dimulai dengan pengenalan mengenai GLP (Good
Laboratory Practices) dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) di
laboratorium, dilanjutkan dengan demonstrasi dan simulasi mengenai GLP
dan K3 tersebut, serta dilaksanakan pendampingan metode praktik isolasi
DNA yang sederhana, dengan rincian sebagai berikut:
No. Materi Penyaji
1. Pengenalan GLP (Good
Laboratory Practices) di
laboratorium
Rizky Muliani Dwi Ujianti,
S. Pi., M. Si.
2. Pengenalan K3 (Keselamatan
Kesehatan Kerja) di Laboratorium
Drs. Bambang Supriyadi, M.
S.
2. Demonstrasi dan simulasi
penggunaan alat dan kecelakaan
kerja di laboratorium
Fafa Nurdyansyah, S. TP.,
M. Sc.
4. Pengantar manajemen praktik di
laboratorium
Rini Umiyati, S. Hut., M. Si.
5. Praktik Isolasi DNA dengan
metode sederhana
Dyah Ayu Widyastuti, S. Si.,
M. Biotech.
1.3. Kelayakan Tim Pengusul
Universitas PGRI Semarang merupakan perguruan tinggi swasta
terbesar di kota Semarang yang senantiasa memberikan dorongan dan
8
kontribusi besar bagi para dosen di lingkungan civitas akademika Universitas
PGRI Semarang. Kontribusi ini diperlukan bagi para dosen untuk
menerapkan aplikasi keilmuan dan menjawab tantangan dalam hal kebutuhan
riil di masyarakat masa kini dan masa yang akan datang.
Universitas PGRI Semarang berkomitmen untuk meningkatkan
kualitas sumber daya menusia melalui pengembangan mutu pendidikan,
selain itu juga UPGRIS berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui pengabdian kepada
masyarakat. Hal tersebut menjadi dasar penerapan ilmu dan teknologi bagi
guru, teknisi, dan laboran di SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan.
Program IbM ini dilaksanakan oleh tim pengusul IbM yang memiliki
kapasitas dan kompetensi handal serta keahlian yang profesional di
bidangnya masing-masing. Tim Pengusul IbM ini sudah memiliki
pengalaman banyak dalam penelitian dan program pengabdian masyarakat
(lampiran 1). Tim pengusul IbM dinilai sudah memiliki kewenangan penuh
untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi untuk mengadakan
kegiatan mengajar, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
1.4. Jadwal Kegiatan
Tabel Jadwal Kegiatan
Jenis Kegiatan
( Februari – Mei 2017)
Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Persiapan:
a. Koordinasi
awal dengan
mitra
b. Penandatangan
an kesepakatan
kerjasama
dengan mitra
c. Persiapan
materi
sosialisasi,
workshop, dan
praktik
sederhana
√
√
√
√
√
9
2. Pelaksanaan
a. Tahap 1:
Workshop
- Workshop
mengenai Good
Laboratory
Practice (GLP)
- Workshop
mengenai
Keselamatan
Kesehatan Kerja
(K3) di
laboratorium
b. Tahap 2:
Demonstrasi
- Penggunaan alat-
alat laboratorium
- Penanganan
kecelakaan kerja
di laboratorium
c. Tahap 3:
Praktikum
Isolasi DNA
Sederhana
- Pendampingan
praktik isolasi
DNA sederhana
- Evaluasi
pelaksanaan kerja
di laboratorium
√
√
√
√
√
√
3. Monitoring dan
Evaluasi
Program IbM
a. Kegiatan
b. Partisipasi
√
√
4. Laporan
a. Penyusunan
dan
penggandaan
laporan
b. Penyusunan
artikel ilmiah/
Prosiding
Seminar
√
√
√
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek
Obyek pengabdian ini adalah guru, teknisi, dan laboran di SMAN 1
Toroh Kabupaten Grobogan. Obyek pengabdian masih belum memahami
mengenai manajemen laboratorium, melalui GLP (Good Laboratory
Practices) maupun K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja).
4.2. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan IbM GLP (Good Laboratory Practices) dan K3 (Keselamatan
Kesehatan Kerja) Laboratorium di SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan ini
dibagi menjadi 3 tahapan utama, yaitu:
1. Workshop GLP dan K3
Tahap pertama dalam rangkaian kegiatan IbM GLP (Good
Laboratory Practices) dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja)
Laboratorium di SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan dilaksanakan
dengan pembagian materi sebagai berikut:
a. Pengenalan GLP (Good Laboratory Practices) di Laboratorium,
oleh Rizky Muliani Dwi Ujianti, S. Psi., M. Si.
b. Pengenalan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) di Laboratorium,
oleh Drs. Bambang Supriyadi, M. S.
Kegiatan tahap pertama ini dilaksanakan pada tanggal 18 Februari
2017 di ruangan aula Masjid SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan.
2. Demonstrasi dan Simulasi Penggunaan Alat dan Penanganan
Kecelakaan Kerja di Laboratorium
Pada tahap kedua kegiatan IbM ini, dilakukan pada tanggal 18
Februari 2017 di ruangan aula Masjid SMAN 1 Toroh Kabupaten
Grobogan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan demonstrasi
dan simulasi penggunaan alat dan penanganan kecelakaan kerja di
laboratorium. Materi diberikan oleh Fafa Nurdyansyah, S. TP., M. Sc.
serta pelaksanaan demonstrasi dan simulasi melibatkan peserta kegiatan
IbM untuk memantapkan materi yang telah diterima.
11
Untuk kegiatan demonstrasi dan simulasi penggunaan alat dan
penanganan kecelakaan kerja di laboratorium ini diperlukan beberapa alat,
diantaranya:
a. Personal Protective Tools (PPT), berupa jas laboratorium, gloves
(sarung tangan), masker, dan goggle (penutup mata)
b. Mikropipet
c. Pipet ukur
d. Propipet/rubber bulb
e. Timbangan digital
f. Pembakar Bunsen
g. Erlenmeyer
h. Labu ukur
i. Gelas beker
j. Tabung reaksi
k. dll.
Semua alat yang telah disiapkan tersebut digunakan untuk memberikan
demonstrasi dan simulasi mengenai cara penggunaan masing-masing alat
tersebut, serta cara menangani kecelakaan kerja di laboratorium akibat
penggunaan alat-alat tersebut maupun akibat hal lain. Personal Protective
Tools (PPT) digunakan untuk mendemonstrasi dan mensimulasikan cara
perlindungan diri yang tepat ketika bekerja di laboratorium agar
kecelakaan kerja dapat dihindari.
3. Praktikum Isolasi DNA dengan Metode Sederhana
Kegiatan yang ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11
Mei 2017 diawali dengan pemaparan materi mengenai tata cara praktik
kerja di laboratorium yang baik dan benar oleh Rini Umiyati, S. Hut., M.
Si. Materi ini dimaksudkan agar peserta kegiatan memiliki pemahaman
mengenai bagaimana harus bersikap dan bertindak di laboratorium ketika
melaksanakan praktik. Pemahaman tersebut akan mendukung pelaksanaan
praktik berjalan dengan lancar dan kecelakaan kerja saat praktik dapat
dihindari.
12
Pemahaman yang telah dimiliki oleh peserta kegiatan tersebut
kemudian dapat digunakan sebagai modal awal kegiatan selanjutnya yaitu
praktikum isolasi DNA dengan metode sederhana. Praktikum dilaksanakan
di Laboratorium Biologi SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan. Praktikum
didampingi oleh Dyah Ayu Widyastuti, S. Si., M. Biotech. Praktikum ini
selain bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai kerja
di laboratorium yang baik dan benar, juga untuk memberikan keterampilan
kerja di laboratorium.
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum isolasi DNA
secara sederhana ini adalah:
1. Alat:
a. Mortar dan pestle
b. Gelas beker
c. Gelas ukur
d. Batang pengaduk
e. Kertas saring
f. Tabung reaksi
g. Pipet tetes
h. Corong kaca
2. Bahan:
a. Buah-buahan/sayur-sayuran
b. Garam
c. Sabun/detergen
d. Ethanol dingin
e. Akuades
f. Es batu
Setelah semua alat dan bahan disiapkan, untuk melakukan isolasi
DNA secara sederhana dimulai dengan menghancurkan buah/sayur.
Larutan dari 1 sdm sabun dibuat dan ditambah dengan 2 cubit garam pada
gelas beker. Akuades ditambahkan hingga 1/3 volume gelas beker. Sampel
buah/sayur kemudian dimasukkan ke dalam larutan tersebut sambil diaduk
5-10 menit. Larutan sampel disaring hingga didapatkan 5 ml sampel.
13
Tabung reaksi berisi ethanol dingin disiapkan kemudian ditambahkan 3-5
tetes sampel dan didiamkan selama 2-3 menit. Larutan diperhatikan hingga
benang-benang DNA berwarna putih terbentuk.
Praktikum isolasi DNA secara sederhana ini cukup representatif
untuk memberikan pemahaman dan keterampilan mengenai praktik kerja
di laboratorium. Praktikum ini juga membantu peserta dalam memahami
tata cara penggunaan alat-alat di laboratorium.
3. Monitoring dan Evaluasi
Seluruh rangkaian kegiatan IbM GLP (Good Laboratory Practices)
dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) Laboratorium di SMAN 1 Toroh
Kabupaten Grobogan terselesaikan dalam 3 kali pertemuan yang
bertempat di aula Masjid Sekolah dan Laboratorium Biologi. Monitoring
kegiatan dari pihak sekolah dilakukan oleh Kepala SMAN 1 Toroh yaitu
Drs. Aris Supriyadi, M. Pd. dan Koordinator Laboratorium yaitu Drs.
Slamet Sugiyono, M. Pd.
Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil seluruh rangkaian
kegiatan yang telah dilaksanakan. Secara keseluruhan, pihak sekolah
merasa terbantu dengan kegiatan IbM ini terutama untuk membantu guru-
guru yang sebelumnya kurang memahami mengenai manajemen
pengelolaan laboratorium, termasuk GLP (Good Laboratory Practices)
dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja).
4.3. Hambatan-Hambatan
Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan oleh tim IbM di SMAN 1
Toroh Kabupaten Grobogan secara umum berjalan dengan baik dan lancar.
Namun, masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Beberapa
hambatan yang harus dihadapi saat pelaksanaan IbM GLP (Good Laboratory
Practices) dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) Laboratorium di SMAN 1
Toroh Kabupaten Grobogan, diantaranya adalah:
1. Pengetahuan dan pemahaman peserta mengenai GLP dan K3 yang masih
sangat terbatas sehingga diperlukan penjelasan mendalam mengenai materi
GLP dan K3 di laboratorium.
14
2. Peralatan praktik di laboratorium SMAN 1 Toroh yang masih sangat
terbatas mengakibatkan penerapan prinsip GLP dan K3 belum bisa
dioptimalkan. Jumlah alat yang terbatas tidak memungkinkan masing-
masing peserta bekerja secara individu sehingga kegiatan harus
dilaksanakan dalam kelompok sesuai dengan ketersediaan alat.
Adanya hambatan-hambatan tersebut justru menantang peserta untuk
dapat memahami dan menerapkan GLP (Good Laboratory Practices) dan K3
(Keselamatan Kesehatan Kerja) di laboratorium dengan sebaik-baiknya. Hal
tersebut terbukti dengan antusiasme peserta untuk mengikuti rangkaian
kegiatan dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan.
4.4. Pembahasan
Laboratorium di lembaga pendidikan formal memiliki peran yang
sangat strategis. Salah satu peran laboratorium tersebut di Sekolah Menengah
Atas (SMA) adalah membantu guru dalam menyampaikan pemahaman
materi pelajaran sesuai dengan tingkatan kelas siswa. Dengan kegiatan
laboratorium, proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui pengamatan
secara langsung terhadap fenomena maupun proses-proses nyata (Munandar,
2012).
Praktik laboratorium yang baik atau biasa disebut GLP (Good
Laboratory Practices) merupakan suatu cara pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan agar laboratorium dapat menghasilkan pemahaman materi
melalui praktik yang tepat (BPOM, 2012). Praktik di laboratorium juga harus
memenuhi persyaratan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) agar seluruh
kegiatan praktik di laboratorium dapat terlaksana dengan baik, benar,
nyaman, dan aman.
Good Laboratory Practices (GLP) mencakup banyak hal, diantaranya
organisasi, fasilitas, tenaga, metode analisa, pelaksanaan analisa, monitoring,
pencatatan, pelaporan, kondisi laboratorium, dan lain-lain (BPOM, 2012).
Dengan demikian, apabila guru, laboran, dan teknisi yang terlibat dalam
kegiatan laboratorium telah memiliki pemahaman yang baik mengenai GLP
dan K3, maka proses pembelajaran di laboratorium akan lebih menarik
15
dengan menghadapi obyek dan gejala yang timbul secara langsung serta
memecahkan masalah-masalah yang ditemukan (Sunarto, 2014).
SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan sebenarnya memiliki potensi
yang besar untuk dapat melaksanakan pembelajaran praktik di laboratorium.
Jumlah guru yang banyak serta adanya laboran dan teknisi di laboratorium
memungkinkan adanya pemanfaatan laboratorium dengan lebih optimal.
Namun, selama ini kegiatan pembelajaran di laboratorium masih jarang
dilakukan karena keterbatasan pemahalan mengenai GLP dan K3 serta
terbatasnya peralatan untuk praktik di laboratorium.
Laboratorium yang terdapat di SMAN 1 Toroh meliputi Laboratorium
Biologi, Fisika, dan Kimia. Namun karena keterbatasan yang ada, ketiga
laboratorium tersebut harus menggunakan alat secara bergantian. Alat gelas
(glassware) yang memang diperlukan dalam praktik di laboratorium
jumlahnya masih sangat terbatas. Keterbatasan tersebut merupakan salah satu
kendala yang dirasakan guru untuk melaksanakan praktik di laboratorium
sehingga sebagian besar guru lebih memilih untuk menyampaikan materi
secara ceramah di kelas saja.
Kegiatan IbM GLP (Good Laboratory Practices) dan K3
(Keselamatan Kesehatan Kerja) laboratorium di SMAN 1 Toroh Kabupaten
Grobogan mendapatkan respon yang sangat baik dari pimpinan sekolah
maupun peserta kegiatan sendiri. Pihak sekolah merasa terbantu dengan
adanya rangkaian kegiatan IbM yang meliputi, workshop GLP dan K3,
demonstrasi dan simulasi GLP dan K3, serta praktik laboratorium sederhana.
Peserta kegiatan juga merasa sangat puas dengan rangkaian kegiatan
yang telah dilakukan dan mengaku memiliki pemahaman yang lebih
mengenai pengelolaan laboratorium, meliputi GLP dan K3. Guru-guru juga
memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk melaksanakan pembelajaran
melalui praktik di laboratorium. Teknisi dan laboran yang bekerja di SMAN
1 Toroh juga merasa memiliki pemahaman baru berkaitan dengan tugas
mereka di laboratorium sehingga nantinya manajemen laboratorium dapat
ditingkatkan menjadi lebih baik.
16
Rangkaian kegiatan IbM yang dilaksanakan dalam rentang bulan
Februari hingga Mei 2017 ini ditutup dengan pemberian bantuan dari tim
IbM kepada pihak SMAN 1 Toroh. Bantuan yang diberikan berupa alat-alat
gelas (glassware) yang diperlukan untuk praktik di laboratorium. Alat-alat
gelas tersebut diharapkan dapat membantu sekolah untuk melengkapi fasilitas
laboratorium sehingga kegiatan pembelajaran praktik dapat terlaksana dengan
lebih baik.
17
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Potensi SMAN 1 Toroh Kabupaten Grobogan di bidang pendidikan
sangatlah besar. SMAN 1 Toroh memiliki jumlah guru yang memadai serta
bangunan laboratorium yang masih belum dimanfaatkan secara optimal.
Setiap laboratorium memiliki teknisi dan laboran untuk mengelola
manajemennya. Namun, dengan segala potensi yang dimiliki tersebut
pembelajaran di laboratorium belum optimal. Kegiatan IbM ini telah berhasil
memotivasi peserta untuk lebih mengoptimalkan fungsi laboratorium untuk
pembelajaran. Peserta memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai GLP
(Good Laboratory Practices) dan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) di
laboratorium sehingga tidak ragu lagi untuk menggunakan laboratorium
dalam pembelajarannya.
5.2. Saran
Untuk pengembangangan selanjutnya, dapat dilakukan kegiatan di
laboratorium yang lebih spesifik untuk tiap laboratorium yang ada, yaitu
biologi, fisika, dan kimia. Kegiatan bisa disesuaikan dengan fungsi dari
setiap laboratorium sendiri serta disesuaikan dengan kebutuhan dati masing-
masing laboratorium.
18
DAFTAR PUSTAKA
BPOM. 2012. Pedoman Cara Berlaboratorium yang Baik. Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.
Munandar, K. 2012. Pengetahuan Laboratorium Biologi. Prodi Pendidikan
Biologi. Universitas Muhammadiyah Jember.
Sunarto. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia.
Pendidikan Kimia. FMIPA UNY. Yogyakarta.
19
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
Identitas Diri Ketua Pengusul
A. Identitas Ketua Peneliti
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Drs. Bambang Supriyadi, M.P
2 Jabatan Fung/Png/Gol Lektor Kepala/Pembina/IVa
3 Jabatan Struktural Dekan Fakultas Teknik
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 195410151982031003
5 NIDN 0015105401
6 Tempat dan tanggal lahir Demak, 15 Oktober 1954
7 Alamat Rumah Jl. Bima Raya No. 7 Semarang
8 No. Telp/Faks/ HP 024-351127/ 08122924033
9 Alamat Kantor Jl. Lontar No. 1 Sidodadi Timur
Semarang
10 No. Telp/Faks 024-8452230
11 Alamat Email [email protected]
12 Lulusan yang telah dihasilkan D3 = 524 Orang
13 Mata Kuliah yang diampu Elemen Mesin
Motor Bakar
Riwayat Pendidikan
1 Jenjang S-1 S-2
2 Nama Perguruan Tinggi IKIP Negeri Semarang UGM Yogyakarta
3 Bidang Ilmu Teknik Mesin Alat & Mesin Pertanian
Pengalaman Penelitian
No Tahun Judul Penelitian
1 1987 Perbandingan Daya Yang Dibangkitkan Oleh Pemakaian Bensin
Eceran Dengan Bensin SPBU Pada Sebuah Mobil
2 1990 Pengaruh Penyetelan Sakelar Otomatis Terhadap Pemakaian Listrik
Pada Sebuah Pompa Sentrifugal
3 1991 Pengaruh Besarnya Diameter Elektroda Terbungkus Pada Pengelasan
Dengan Las Busur Listrik Terhadap Kekerasan Sambungan Las
4 1995 Kondisi Viskositas Minyak Pelumas Eceran Yang Beredar Di
Kotamadya Semarang
5 1996 Kerugian Gesekan Pada Katup Sorong Yang Beredar Di Kotamadya
Semarang
6 1997 Distribusi Profit Usaha Tani Padi Sawah Secara Mekanis
Berdasarkan Fungsi Translogaritmik
20
7 1998 Model Pendugaan Kenaikan Suhu Fluida Pada Kolektor Tenaga
Surya Tipe Talang Parabolic
8 1998 Pengaruh Penambahan Unsur Carbon Pada Kekuatan Sambungan Las
Dengan Menggunakan Electrode Mid Steel
9 1999 Pengaruh Penggantian Impeller Terhadap Prestasi Pompa
10 2000
Analisis Kekuatan Sambungan Las Besi Tuang Dengan
Menggunakan Electrode Las Mild Steel Yang Dicelupkan Kedalam
Minyak Pelumas
11 2001 Analisis Schedule Kebijakan Maintanance Pada Mesin Produksi Kain
12 2005 Pengaruh Penggunaan Minyak Jarak (Jatropha Oil) Sebagai Media
Quenching Pada Kekerasan Baja Mild Steel
13 2007 Kerugian Gesekan Pada Belokan Lengkung Pipa Yang Beredar Di
Kotamadya Semarang
14 2013 Konversi Energi Melalui Audit Energi (Studi Kasus Kampus IKIP
PGRI Semarang
15 2015 Aplikasi Permanent Magnetic Bearing dalam Rancang Bangun
Vertical Wind Turbin Jenis Savonious
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1 1983 Penyuluhan Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat Untuk Masyarakat
Desa Wonoplumbon Kecamatan Mijen Kotamadya Semarang
2 1984 Penyuluhan dan Demonstrasi Perawatan Mesin Bagi Para Pengemudi
Kendaraan Angkutan Kotamadya Semarang
3 1985 Penyuluhan Perawatan Motor Tempel Bagi Para Nelayan di Kelurahan
Rejomulyo Kecamatan Semarang Utara Kotamadya Semarang
4 1988 Pemasangan Pompa Hidraulik Ram Sebagai Sarana Pengadaan Air
Bersih di Dukuh Batok Desa Bubakan Kecamatan Mijen Kotamadya
Semarang.
5 1990 Pemasangan Pompa Hidraulik Ram Sebagai Sarana Pengadaan Air
Bersih di Desa Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
6 1992 Renovasi Sistem Pemipaan dan Setting Pompa Air Untuk Penyediaan
Air Bersih Di Dukuh Pentul Kelurahan Karangrejo Kecamatan
Semarang Selatan Kotamadya Semarang
7 1994 Rehabilitasi Sarana Air di Dusun Krajan II Kelurahan Soropadan
Kecamatan Prinsurat Kabupaten Temanggung
8 1997 Penyediaan Sarana Air Bersih Di Dusun Godongan Desa Harjosari
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
9 1999 Pemasangan Pompa Air Sebagai Sarana Sebagai Sarana Pengadaan
Air Bersih di Lembaga Pendidikan Alqur’an Al Fattah Kelurahan
Pudak Payung Kecamatan Banyumanik Kotamadya Semarang
21
22
Identitas Diri Anggota Pengusul 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Fafa Nurdyansyah, S.TP., M.Sc
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional/Pang/Gol Tenaga Pengajar/Penata Muda Tk.I/ III b
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 158901487
5 NIDN 0622118901
6 Tempat dan Tanggal Lahir Batu, 22 November 1989
7 E-mail [email protected]
9 Nomor Telepon/HP 081216972219
10 Alamat Kantor Jl. Sidodadi No.24 Dr. Cipto Semarang
11 Nomor Telepon/Faks 024-8316377
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = … orang; S-2 = … orang; S-3 =
… orang
13. Mata Kuliah yg Diampu
1. Mikrobiologi Pangan
2. Biologi Dasar
3. Teknologi Fermentasi
4. Pangan Fungsional dan darurat
5. Pengawasan Mutu
6. Teknologi Pengolahan Pangan
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Brawijaya Universitas Gadjah
Mada
Bidang Ilmu Ilmu dan Teknologi Pangan Ilmu dan Teknologi
Pangan Tahun Masuk-Lulus 2008-2012 2012-2014
Judul
Skripsi/Tesis/Diserta
si
Efek Hepatoprotektif Ekstrak
Daun Cincau Hitam Terhadap
Kadar SOD dan MDA Serum
Tikus Wistar yang Diinduksi
Parasetamol dosis Toksik
Karakteristik
Mikrobiologis, Fisik,
dan Kimia Digesta
Tikus Diabetes
Induksi STZ-NA
yang Diberi Diet
Kefir Kombinasi
Susu Kambing dan
Susu Kedelai
Nama
Pembimbing/Promot
or
Dr. Ir. Tri Dewanti W. M./Kes 1. Prof. Dr.Ir. Eni
Harmayani, M.Sc
2. Prof. Dr. Ir. Y.
Marsono M.S.
23
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2015 Karakterisasi Sifat Fisik Kimia dan
Sensoris Tepung Umbi Suweg di
Jawa Tengah
LPPM
UPGRIS
Rp.
11.000.000
2 2016 Indeks Glikemik dan Beban
Glikemik Produk Olahan Suweg
LPPM
UPGRIS
Rp.
9.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan Sumber* Jml (Juta
Rp)
1 2015 IbM Home Industri Telur Asin :
Peningkatan Kualitas Telur Asin
Menggunakan Adsorbent Karbon
Aktif
LPPM
UPGRIS
Rp.
2.500.000
2. 2016 Ibm Sosialisasi Pencegahan Demam
Berdarah Melalui Pemanfaatan
Tanaman Herbal Dan Pengolahan
Pangan Fungsional Di Kelurahan
Bulusan Kecamatan Tembalang Kota
Semarang
LPPM
UPGRIS
Rp.
5.000.000
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Volume/
Nomor/T
ahun
1. Stres Oksidatif Dan Status Antioksidan
Pada Latihan Fisik
Jurnal Jendela
Olahraga
2(1)/2017
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun
Terakhir
No. Nama Temu Ilmiah/Seminar Judul artikel
ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 Seminar Nasional Hasil-Hasil
Penelitian 2016 LPPM Universitas
PGRI Semarang
Karakter Warna
Tepung Umbi
Suweg
(Amorphophallus
Campamulatus
BI) di Jawa
Tengah
2016,
Universitas
PGRI
Semarang
24
25
Identitas Diri Anggota Pengusul 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dyah Ayu Widyastuti,S.Si., M.Biotech.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar
4 Jabatan Struktural -
5 Pangkat/ Golongan Penata Muda Tk.I/ III-b
6 NPP/NIK 159001480
7 NIDN 0611039001
8 Tempat dan Tanggal Lahir Purwodadi, 11 Maret 1990
9 E-mail [email protected]
10 Nomor Telepon/ HP 081325381367
11 Alamat Kantor Prodi Pendidikan Biologi FPMIPATI
Universitas PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang
12 Nomor Telepon/ Faks (024)8316377 / (024)8448217
13 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 = 0 orang
14 Mata Kuliah yang Diampu 1. Mikrobiologi
2. Genetika
3. Biokimia
4. Bioteknologi
5. Biostatistika
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama PT Universitas
Gadjah Mada
Universitas Gadjah
Mada -
Bidang Ilmu Biologi Bioteknologi -
Tahun Masuk 2007 2012 -
Judul Skripsi/
Tesis/ Disertasi
Profil Darah Tikus
Putih (Rattus
norvegicus L.)
Galur Wistar pada
Kondisi Subkronis
Pemberian
Natrium Nitrit
(NaNO2)
Pengembangan
Diagnosis
Leptospirosis dengan
Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay
(ELISA) berbasis
Crude-Protein
Rekombinan LipL32
-
Nama
Pembimbing/
Promotor
- Dr. biol. hom.
Nastiti
Wijayanti,
S.Si., M.Si.
- Dr. biol. hom.
Nastiti Wijayanti,
S.Si., M.Si.
- Dr. drh. Aris
Haryanto, M.Si.
-
26
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis,
maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber* Jumlah
(Juta Rp.)
1. 2015 Kajian Kualitas Berbagai Daging
Ayam dalam Produksi Dendeng
sebagai Sumber Protein Hewan
yang Ekonomis
Hibah PUPT
LPPM
Universitas
PGRI
Semarang
11.250.000
2. 2016 Perbandingan Daya Antioksidan
Ekstrak Etanolik Daun dan Biji
Sirsak (Annona muricata Linn.)
sebagai Kandidat Pencegah Kanker
Hibah PDP
LPPM
Universitas
PGRI
Semarang
4.500.000
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber* Jumlah
(Juta Rp.)
1. 2015 IbM Pemanfaatan Tanaman
Mangrove menjadi Produk
Unggulan Pangan Lokal di Desa
Wisata Tapak Semarang
Hibah
APBU
Universitas
PGRI
Semarang
6.250.000
2. 2016 IbM Aquaponik Bubakan Mijen Hibah
LPPM
Universitas
PGRI
Semarang
6.000.000
3. 2016 IbM POC (Pupuk Organik Cair)
Limbah Ternak Kelinci di Desa
Karangmanggis Boja Kendal
Hibah
APBU
LPPM
Universitas
PGRI
Semarang
2.500.000
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber
lainnya
27
28
Identitas Diri Anggota Pengusul 3
A. Identitas Pribadi
1 Nama Lengkap dan gelar Rini Umiyati S.Hut., M. Si.
2 Jabatan /Pangkat/Gol Tenaga Pengajar/ Penata Muda Tk.I/ III b
3 Jabatan Struktural -
4 NPP 148001436
5 NIDN -
6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarnegara, 23 Juni 1980
7 Alamat Rumah Jl. Timoho 1 No. 18, Bulusan, Tembalang,
Kota Semarang
8 Nomor Telepon atau Faks -
9 No. Hp. 081213752074
10 Alamat Kantor Jl. Dr. Cipto – Lontar no.1 Semarang
11 Nomor Telepon atau Faks (024) 8316377/8448217
12 Alamat pos-el [email protected]
13 Mata Kuliah yang diampu Kimia Dasar
Etika dan Hukum Lingkungan
B. Riwayat Pendidikan
1 Program S1 S2
2 Nama Perguruan Tinggi UGM UNDIP
3 Bidang Ilmu Kehutanan (Budidaya
Hutan)
Ilmu Lingkungan
4 Tahun Masuk 1998 2010
5 Tahun Lulus 2003 2012
6 Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Studi Pembungaan dan
Pembuahan Melaleuca
cajuput di Kebun Benih
Semai Ngaliyan,
Gunung Kidul.
Dampak Pengelolaan
Agroforestry di
Kabupaten
Banjarnegara
7 Nama
Pembimbing/Promotor
Pro. Dr. Moch. Naiem
M.Sc
Dr. Dra. Hartuti
Purnaweni MPA
C. Pengalaman Pengabdian Masyarakat 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Pendanaan
Sumber Jumlah
1 2014 IbM Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat RW III Kelurahan
Bulusan Kecamatan Tembalang
Melalui Pengolahan Makanan Sehat
Berbahan Limbah
LPPM
Universitas
PGRI
Semarang
Rp.
6000.000,-
D. Pengalaman Penelitian 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
1 2016 Dampak Fase Dorman dan Fase Vegetatif
Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia dan
Sensoris Tepung Umbi Suweg
(Amorphophallus campamulatus)
LPPM,
UPGRIS
5.500.000
29
30
Identitas Diri Anggota Pengusul 4
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Rizky Muliani Dwi Ujianti,S.Pi.,M.Si.
2 Jenis Kelamin Wanita
3 Jabatan Fungsional/Pang/Gol Tenaga Pengajar/ Penata Muda Tk.I/ III b
4 NPP 148601435
5 NIDN 06002058602
6 Tempat dan Tanggal Lahir Madiun, 2 Juni 1986
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 085646234861
9 Alamat Kantor Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas
Teknik, Universitas PGRI Semarang,
Jl.Sidodadi Timur Nomor 24 – Dr.Cipto
Semarang
10 Nomor Telp/Faks (024) 8316377 / (024) 8448217
11 Lulusan yang Telah dihasilkan S-1= orang; S-2= orang; S-3= orang
12 Mata Kuliah yang diampu Mikrobiologi Umum
Mikrobiologi Pangan
Biologi Dasar
Teknologi Pengolahan Daging dan Ikan
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas
Diponegoro
Universitas
Diponegoro
Universitas
Diponegoro
Bidang Ilmu Perikanan Ilmu Lingkungan Perikanan
Tahun Masuk-Lulus 2004-2009 2010-2012 2013- sekarang
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Keanekaragaman
Gastropoda di Dua
Kawasan Mangrove
Desa Sayung Kab
Demak Jateng
Penggunaan Jalur
Pedestrian sebagai
Perwujudan Kota
Berkelanjutan
Strategi
Pengelolaan
Daerah Aliran
Sungai Garang
Berwawasan
Lingkungan
Nama
Pembimbing/Promotor Ign. Boedi
Hendrarto, M.Sc.,
Ph.D.
Ir. Siti Rudiyanti,
M.Si
Prof. Eko
Budihardjo, M.Sc
Prof. Gagoek
Hardiman
Ir. Wahju Krisna
H., M.T.
Prof. Sahala
Hutabarat,
M.Sc
Prof. Azis Nur
Bambang,
M.S
Dr. Ir. Frida
Purwanti,
M.Sc
31
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1 2015 Karakterisasi Sifat Fisik, Kimia dan
Sensoris Tepung Umbi Suweg
(Amorphophallus campamulatus BI)
dari Beberapa Daerah di Jawa Tengah
LPPM, UPGRIS 11.250.000
2 2016 Dampak Fase Dorman dan Fase
Vegetatif Terhadap Karakteristik
Fisik, Kimia dan Sensoris Tepung
Umbi Suweg (Amorphophallus
campamulatus)
LPPM, UPGRIS 5.500.000
D. Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1 2015 IbM Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat RT 05 RW IX Kelurahan
Krobokan Kecamatan Semarang Barat
Melalui Pengolahan Pangan Lokal
Serta Pemasarannya
LPPM, UPGRIS 3.750.000
2 2015 IbM Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat RW VI Kelurahan
Rowosari Kecamatan Tembalang
Kota Semarang Melalui Pemanfaatan
Tanaman Suweg
LPPM, UPGRIS 6.250.000
E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Temu
Ilmiah/Seminar Judul artikel ilmiah
Waktu dan
Tempat
1. Seminar Nasional
Masyarakat Aquaculture
Indonesia
Potensi Pengolahan Ikan Nila
(Oreo2chromis Sp.) di Desa
Daleman Kec. Tulung Kab.
Klaten
Hotel Semesta
Semarang, 2011
2. Seminar Nasional Green
Technologi Unisula
Semarang
Penggunaan Jalur Pedestrian
Berkelanjutan
2012, Unisula
3. Seminar Nasional Hasil –
Hasil Perikanan Undip
Pengangkutan dan Pengolahan
Ikan Nila GIFT di Kec.
Mungkid Magelang
2015, Universitas
Diponegoro
Semarang
32
33
34
Lampiran 2. Peta Lokasi Wilayah Mitra
Lokasi SMA N 1 Toroh
35
Lampiran 3. Dokumentasi
Sosialisasi dan Workshop GLP (Good
Laboratory Practices)
Sosialisasi dan workshop K3
(Keselamatan Kesehatan Kerja)
Alat untuk demonstrasi dan simulasi
GLP dan K3
Demonstrasi penggunaan personal
protective tools (PPT) untuk kerja di
laboratorium
Penjelasan penggunaan alat
laboratorium
Penjelasan mengenai teknis praktik di
laboratorium
36
Pelaksanaan praktik sederhana di
laboratorium
Antusiasme peserta dalam mengikuti
kegiatan praktik di laboratorium
Penyerahan kenang-kenangan dari tim
IbM ke pihak SMAN 1 Toroh secara
simbolis
Foto tim IbM dengan perwakilan
pihak SMAN 1 Toroh Kabupaten
Grobogan
37
Lampiran 4. Materi
GOOD LABORATORY PRACTICES (GLP)
Oleh: Rizky Muliani Dwi Ujianti, S. Pi., M. Si.
Peran laboratorium sangat menentukan dalam proses pengendalian mutu dan
penjaminan mutu dari produk yang dihasilkan. Untuk mencapai keseragaman
hasil analisis antar laboratorium dibutuhkan suatu standar yang bersifat
internasional yang mencakup sistem mutu dan teknis yang baik, salah satunya
adalah standar SNI ISO/IEC 17025:2008.
Secara sederhana, praktik laboratorium yang baik atau terjemahan dari Good
Laboratory Practices (GLP) adalah suatu cara pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan agar laboratorium sebagai data generator dapat menghasilkan data
yang dapat dipercaya kebenarannya dengan memenuhi persyaratan keselamatan
dan kesehatan. Dengan demikian, GLP meliputi banyak hal diantaranya
organisasi, fasilitas, tenaga, metode analisa, pelaksanaan analisa, monitoring,
pencatatan, pelaporan, kondisi laboratorium, dan lain-lain.
1. Metode Pengujian dan Prosedur
Laboratorium harus memiliki dokumen tentang instruksi atau cara untuk
pengambilan sampel, persiapan dan analisa bahan yang tercakup dalam
aktivitas laboratorium. Dokumen harus tersedia agar setiap peralatan dapat
dioperasikan dengan benar. Demikian pula dokumen harus untuk analisa
bahan atau campuran bahan. Aspek keselamatan juga harus dipertimbangkan
dalam metode dokumentasi.
Metode uji dan prosedur harus sesuai dengan persyaratan standar,
diantaranya:
a. Penerimaan, identifikasi, labeling, penanganan, pengambilan dan
penyimpanan contoh uji dan bahan referensi
b. Spesifikasi akan contoh yang akan diuji
c. Metode analisa dan uji baik nasional maupun internasional termasuk
metode baku (referensi)
d. Metode-metode lain (yang mungkin belum divalidasi) yang perlu
dipertimbangkan oleh klien dan pihak laboratorium
38
Kalkulasi secara manual dan transfer data untuk diolah pada computer
harus dapat dicek atau dilacak kebenarannya.
2. Kalibrasi Alat Uji dan Pengukuran
Semua peralatan ukur dan instrumentasi harus terlebih dahulu dikalibrasi
sebelum digunakan dan dikalibrasi ulang secara regular. Sistem kalibrasi harus
memenuhi persyaratan standar. Standar banding (reference standard) yang
dipakai dalam kalibrasi harus bersertifikasi yang dapat ditelusuri menuju
standar pengukuran nasional. Apabila penelusuran tidak memungkinkan
(contoh: kalibrasi spektroskopi serapan atom), maka kalibrasi harus divalidasi
dengan referensi analisa SRM yang telah disertifikasi.
Selang waktu antar kalibrasi harus sesuai dengan standar nasional atau
internasional. Apabila standar tidak ada, peralatan dikalibrasi pada interval
sesuai tujuan standar. Untuk peralatan yang didasarkan pada perbandingan dan
bukan pengukuran mutlak, kalibrasi awal harus dilakukan untuk menjamin
ketelitian (accuracy) hasil analisa.
Catatan tentang kalibrasi peralatan harus ada dan disimpan. Catatan berisi
detail prosedur kalibrasi, sertifikat kalibrasi, tanggal kalibrasi dan frekuensi
kalibrasi yang diperlukan.
3. Penyimpanan Contoh dan Data
Identifikasi setiap bahan sampel yang diterima untuk uji harus dicatat dan
diberikan sebagai identifikasi referensi. Bila perlu termasuk jumlah/berat,
wujud zat, dan kondisi. Catatan identifikasi diatas harus tertempel pada setiap
item dan bila perlu termasuk sifat bahaya sampel. Harus disediakan fasilitas
yang sesuai untuk menyimpan setiap sampel sebelum, selama, dan sesudah
pengujian.
4. Inspeksi dan Asesmen
Diperlukan untuk menjamin bahwa laboratorium memenuhi persyaratan
nasional dan internasional dalam melaksanakan GLP (Good Laboratory Practice).
Inspeksi dan asesmen juga memeriksa organisasi laboratorium dalam memenuhi
petunjuk-petunjuk dalam GLP yang telah diterima secara nasional dan
internasional.
39
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3)
DI LABORATORIUM
Oleh: Drs. Bambang Supriyadi, M. S.
Permasalahan yang ada pada teknisi dan laboran yaitu bekerja di
laboratorium (kimia, biologi, dan radiasi) berisiko tinggi, tingkat kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja terus meningkat, pemahaman masyarakat terhadap sifat
bahaya dan resiko bahan (kimia, biologi, dan radiasi) masih rendah dan belum
terciptanya “budaya safety” yakni peduli terhadap keselamatan manusia dan
lingkungan.
Bekerja di laboratorium mempunyai resiko pada kesehatan bahkan nyawa
laboran. Kecelakaan kerja di laboratorium dipicu oleh informasi yang kurang
tentang bahaya (hazard), kepedulian safety yang rendah, kesalahan kelengkapan
bangunan dan/atau laboratorium, kesalahan dalam deteksi daerah potensial resiko,
kesalahan penanganan bahan kimia berbahaya, kesalahan penyimpanan, dll.
Kecelakaan kerja terutama terjadi karena pelanggaran aturan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja yang sering disingkat K3 merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja, dll.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memerlukan perhatian khusus.
Oleh karena itu, K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan praktikum dan
penelitian di laboratorium. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi
terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakaan kerja penyebab utamanya
adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan
kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium diperlukan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman sehingga mengurangi resiko kehilangan
staf dan mengurangi resiko kehilangan alat serta bahan kimia. Sumber resiko
utama di laboratorium yaitu penggunaan bahan kimia, patogen, dan bahan
berbahaya lainnya, aktivitas manusia, fasilitas (gedung, instrument, dll), bahaya
ergonomik, serta limbah laboratorium.
40
Jenis bahan berbahaya di laboratorium, yaitu:
a. Bahaya kimia: cairan, gas, uap, partikulat (bahan kimia organik dan
anorganik)
b. Bahaya biologis: patogen, darah, atau spesimen tubuh lainnya
c. Bahaya fisik: api, listrik, radiasi, getaran, tekanan, temperature,
kebisingan.
Tujuan peraturan keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin:
a. Kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan orang yang bekerja di
laboratorium
b. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat
kegiatan di laboratorium
c. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar
dan beracun
d. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara
sehingga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan
Pekerja laboratorium harus menaati etika berbusana di laboratorium.
Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan
sehari-hari. Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan
sebagai berikut:
a. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu
yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi
b. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut
panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan karena dapat
tersangkut pada alat yang berputar
c. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan
baik meskipun penggunaan alat-alat keselamatan cenderung tidak nyaman.
41
PENGGUNAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM DAN
PENANGANAN KECALAKAAN KERJA DI LABORATORIUM
Oleh: Fafa Nurdyansyah, S. TP., M. Sc.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, jalur penularan agen infeksius
maupun fungsi laboratorium, persyaratan biosafety dari laboratorium setingkat
biosafety berdasarkan ketentuan dari WHO Laboratory Biosafety Manual (LBM)
3rd
edition meliputi:
1. Laboratorium Biosafety Level 1 (BSL-1)
Yaitu laboratorium yang digunakan untuk menguji agen penyebab penyakit
yang kurang membahayakan kesehatan manusia dan mampu meminimalisasi
segala potensi bahaya terhadap personel laboratorium serta lingkungannya.
Contoh agen atau mikroorganisme yang bisa ditangani diantaranya E. coli.,
Bacillus subtilis, virus gumboro, dan virus infectiouscanine hepatitis.
Persyaratan rancang bangun BSL-1 harus memiliki:
a. Pintu masuk dan keluar
b. Bak cuci tangan stainless steel
c. Rak pakaian kerja/jas laboratorium
d. Ruang kerja mudah dibersihkan
e. Ruangan kedap air
f. Perabotan yang kokoh
g. Jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan debu
Gambar 1. Ilustrasi BSL 1
2. Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2)
42
Yaitu laboratorium yang digunakan untuk menguji agen penyakit yang cukup
potensial membahayakan petugas laboratorium dan lingkungannya. Sebagai
contoh mikroorganisme yang ditangani biosafety level ini diantaranya virus
campak, Salmonellae, Toxoplasma sp., dan virus hepatitis.
Persyaratan rancang bangun BSL-2 harus memiliki:
a. Pintu dapat menutup sendiri
b. Bak cuci tangan stainless steel
c. Rak pakaian pelindung
d. Ruang kerja mudah dibersihkan
e. Ruang kedap air
f. Perabotan yang kokoh jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan
debu
g. Dilengkapi biological safety cabinet/bsc
h. Harus cukup penerangan/cahaya dalam laboratorium
i. Lokasi laboratorium harus terpisah dari tempat/rumah penduduk
j. Sistem pengawasan ventilasi dimana aliran udara hanya masuk ke dalam
laboratorium tanpa ada sirkulasi udara untuk keluar dari laboratorium
k. Dilengkapi alat pelindung mata dan obat cuci mata untuk petugas
l. Membatasi lalu lintas orang dan alat ketika personel dan alat laboratorium
sedang bekerja
m. Dilengkapi pakaian pelindung untuk pekerja pada waktu bekerja
n. Dilengkapi tanda biohazard
Gambar 2. Ilustrasi BSL-2
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis:
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien
43
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu
sendiri
Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboartorium:
1. Terpeleset, biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk
kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium, akibatnya
- Ringan: memar
- Berat: fraktura, dislokasi, memar otak, dan lain-lain
Pencegahannya: pakai sepatu anti slip, jangan pakai sepatu dengan hak
tinggi, tali sepatu longgar, hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel
(basah dan licin) atau tidak rata konstruksinya dan pemeliharaan lantai dan
tangga.
2. Resiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan desinfektan
yang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran terjadi
bila terdapat 3 unsur bersama-sama, yaitu: oksigen, bahan yang mudah
terbakar dan panas, akibatnya:
- Timbul kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat
bahkan kematian
- Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahannya: konstruksi bangunan yang tahan api, sistem penyimpanan
yang baik dan terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar, pengawasan
terhadap terjadinya kemungkinan timbulnya kebakaran di dalam
laboratorium.
44
MANAJEMEN PRAKTIK DI LABORATORIUM
Oleh: Rini Umiyati, S. Hut., M. Si.
Praktik di laboratorium memerlukan manajemen yang baik. Bahan dan alat
yang digunakan untuk praktik di laboratorium harus memiliki standar baku mutu
yang tepat. Beberapa jenis bahan yang digunakan untuk praktik di laboratorium
dan menentukan baiknya manajemen praktik diantaranya:
1. Reagen
adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
2. Standar
adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh
dengan cara penimbangan. Ada 2 macam standar yaitu standar primer dan
standar sekunder. Standar primer merupakan zat termurni dalam kelasnya yang
menjadi s\tandar untuk semua zat lain. Sedangkan standar sekunder merupakan
zat-zat yang konsentrasi dan kemurniannya ditetapkan melalui analisis dengan
perbandingan terhadap standar primer.
3. Bahan Kontrol
adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan di
laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari.
4. Air
merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan di laboratorium
tetapi air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan, oleh
karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti halnya
bahan lain yang digunakan dalam analisis.
5. Media
adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikrobia. Supaya mikrobia dapat tumbuh dengan baik dalam
suatu media, perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia
b. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai
c. Tidak mengandung zat-zat penghambat
45
d. Harus steril
Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang akan digunakan
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh di pasaran
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis)
9. Pemasok/vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di Ditjen Yanfar
dan Alkes Depkes
Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Tingkat persediaan
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah “pertama masuk-
pertama keluar” dan “masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu”
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu/kelembaban
4. Sirkulasi udara
5. Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh bercampur
46
PRAKTIKUM ISOLASI DNA SECARA SEDERHANA
Oleh: Dyah Ayu Widyastuti, S. Si., M. Biotech.
Alat: Bahan:
1. Mortar dan pestle
2. Gelas beker 250 ml
3. Gelas ukur
4. Batang pengaduk
5. Kertas saring
6. Tabung reaksi 15 ml
7. Pipet tetes
8. Corong kaca
1. Buah-buahan/sayur-sayuran
2. Garam
3. Sabun
4. Ethanol dingin
5. Akuades
6. Es batu
Cara Kerja:
1. Hancurkan 250 gram buah/sayur dengan mortar dan pestle
2. Buat larutan 1 sdm sabun ditambah 2 cubit garam pada gelas beker
3. Tambahkan 20 ml akuades (hingga 1/3 volume gelas beker)
4. Larutkan secara hati-hati jangan sampai berbusa
5. Masukkan ± 3 sdm sampel buah/sayur (nomor 1) ke dalam gelas beker
6. Aduk selama 5-10 menit secara perlahan
7. Saring larutan dengan kertas saring ke gelas beker lainnya hingga didapat
± 5 ml sampel
8. Siapkan tabung reaksi berisi ethanol dingin
9. Ambil larutan sampel (nomor 7) dengan pipet, tambahkan ke dalam
ethanol dingin dengan hati-hati
10. Biarkan larutan selama 2-3 menit, jangan dikocok
11. Perhatikan larutannya, DNA akan terpresipitasi, terlihat seperti lendir
berwarna putih yang melayang
47
Lampiran 5. Presensi Warga
1. Workshop GLP dan K3
48
2. Demonstrasi dan simulasi penggunaan alat dan penanganan
kecelakaan kerja di laboratorium
49
3. Praktik isolasi DNA dengan metode sederhana
50
51
Lampiran 6. Surat Mitra
52
Lampiran 7. Surat Tugas
53
54
55
56