BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam dunia pertanian ada istilah yang kita kenal dengan PUTS (Perangkat
Uji Tanah Sawah), BWD (Bagan Warna Daun), dan juga unsure makro yang
terkandung dalam suatu unsure hara. Masing-masing dengan tujuan dan fungsi yang
berbeda sebagai alat bantu memeliti kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
suatu komponen tertentu serta dapat mengetahui fungsi dari masing-masing unsure
hara yang terutamanya pada unsure makronya.
PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) merupakan suatu alat untuk analisis
kadar hara tanah secara langsung di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah
dan cukup akurat. PUTS ini dirancang untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah.
Hasil pengukuran kadar hara N, P, dan K tanah dengan PUTS dikatagorikan menjadi
tiga kelas status hara mengacu pada hasil penelitian uji tanah, yaitu : status rendah
(R), sedang (S) dan tinggi (T). PUTS ini merupakan penyederhanaan dari pekerjaan
analisa tanah di laboratorium yang didasarkan pada hasil penelitian uji tanah di
lapangan.
BWD (Bagan Warna Daun) merupakan alat berbentuk persegi panjang
dengan 4 kotak skala warna, mulai dari hijau muda (skala 2) hingga hijau tua (skala
5). Alat ini digunakan untuk menentukan kebutuhan hara N tanaman padi. Cara
penggunaannya adalah dengan membandingkan warna daun padi dengan warna
pada panel, dan pada skala berapa (2, 3, 4, 5) warna daun padi tersebut paling
sesuai dengan warna pada panel.
[Type text] Page 1
1.2 Tujuana. Dapat mengetahui apa itu PUTS
b. Dapat mengetahui langkah-langkah dalam melakuan PUTS
c. Dapat mengaplikasikan PUTS dengan baik dan benar di lapangan
d. Dapat mengetahui apa itu BWD
e. Dapat mengetahui langkah-langkah dalam menggunakan BWD terhadap
tanaman
f. Dapat mengaplikasikan BWD di lapangan secara baik dan benar
g. Dapat mengetahui fungsi masing-masing unsure hara tanah terutama
unsure makronya
[Type text] Page 2
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat:1. Tas PUTS
2. Alat pengukur BWD
3. Bor tanah (auger, tabung), cangkul, atau sekop.
4. Ember plastik untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu.
5. Alat suntik (syringe).
2.2 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktek lapangan untuk mengetahui unsur makro dan N mnggunakan
alat bantu PUTS dan BWD, di laksanakan pada hari selasa,tanggal 29 maret
2016,dari pukul 14.00 wib sampai selesai,di lahan milik STPP Malang.
[Type text] Page 3
BAB IIILANDASAN TEORI
III.1 Teknologi Produksi BenihIII.1.1 Unsur Hara Makro dan PH
Melihat kenyataan di lapangan, pemberian pupuk pada tanaman padi yang
dilakukan petani sangatlah beragam. Dan sebagian besar rekan petani kita masih
sangat fanatic dengan dengan hanya menggunakan pupuk urea saja. Kandungan
hara pada pupuk urea hanya Nitrogen saja, padahal pada tanaman padi
membutuhkan bermacam-macam unsur hari baik unsur makro seperti Nitrogen (N),
Pospor (P), Kalium (K) dan juga unsur-unsur mikro seperti Ferum (Fe), Zinc (Zn),
Mangan (Mn), dll.
A. Nitrogen (N)
Pada tanaman, Nitrogen berperan dalam Pembentukan zat hijau daun
atau biasa disebut dengan klorofil, protein dan lemak. Klorofil sangat membantu
dalam prses pemasakan zat makan yang diserap oleh akar tanaman. Pemberian
pupuk pada tanaman akan membantu dan merangsang pertumbuhan vegetative
tanaman, sehingga dapat mempercepat proses pembentukan daun, pembesaran
batang, dan penambahan tinggi tanaman.
Gejala kekurangan Nitrogen pada tanaman ditunjukkan dengan
menguningnya daun (warna daun berubah menjadi kekuningan, yang selanjutnya
menjadi kuning sempurna)
Fungsi Nitrogen bagi tanaman padi :
a. Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan
merangsang pertunasan.
b. Memperbaiki kualitas terutama kandungan proteinnya
c. Menyediakan makanan bagi mikroba.
Apabila tanaman padi kekurangan Nitrogen :
a. warna daun berubah menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna
b. Jaringan daun mati dan mongering berwarna merah kecoklatan
[Type text] Page 4
B. Fosfor (P)
Fosfor merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar.
Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium.
Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life). Unsur ini
merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji
dan titik tumbuh tanaman. Unsur P dalam phospat adalah fosfor sangat
berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
akar terutama pada awal-awal pertumbuhan.
Fungsi dari fosfor pada tanaman padi :
a. Untuk pembentukan bunga dan buah
b. Bahan pembentuk inti sel dan dinding sel.
c. Mendorog pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji pembentukan
klorofil
d. Penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan klorofil.
Apabila tanaman padi kekurangan unsur P :
a. Reduksi pertumbuhan kecil
b. Daun berubah tua agak kemerahan.
c. Menunda pemasakan
d. Perkembangan akar tidak bagus.
C. Hidrogen (H)tanaman bersamaan dengan air dengan bantuan cahaya biru dari cahaya
matahari maka unsure H akan lepas dari H2O, melalui sitem yang disebut
hidrolisis. Hydrogen ini juga berfungsi sebagai salah satu bahan untuk
membuat karbohidrat (C6H12O6), dimana karbihidrat merupakan sumber
energy berikutnya bagi tanaman, yaitu penghasil ATP melalui system
glikolisis.
Keberadaan unsure hydrogen bagi tanaman tergantung jumlah air yang
ada di dalam tanah. Air sangat penting bagi tanaman selain penghasil
hydrogen, air juga berperan sebagai pelarut zat hara di dalam tanah
sehingga tanaman bisa menyerap zat hara tersebut. Kekurangan air
maka akan menyebabkan kelayuan bagi tanaman bahkan kematian bagi
[Type text] Page 5
tanaman. Hal ini disebabkan fotosintesis terganggu karena sumber
energinya tidak ada dan zat hara tidak bisa diserap tanaman karena zat
hara tidak dalam bentuk terlarut atau berbentuk ion-ion.
D. Oksigen ( O2 )1. terdapat dalam bahan organic sebagai atom dan sebagai bahan
pembangun.
2. diambil tanaman dalam bentuk CO2
3. sumber tidak terbatas dan diperlukan dalam proses pernafasan
E. Calsium ( Ca )Fungsi Calsium ( Ca ) :1. Kalsium adalah untuk menyusun klorofil.
2. Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel
meristem.
3. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang
pembentukan biji.
4. Mencegah rontok bunga dan buah.
5. Memperkuat batang.
6. diserap oleh tanaman dalam bentuk Ca++
Kekurangan unsur hara Calsium ( Ca ) :1. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada
ujung dan tepi-tepinya klorosis
2. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati.
3. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah
sering salah bentuk.
4. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
Kelebihan unsur hara Calsium ( Ca ) :1. Pertumbuhan tanaman terhambat,sehingga tanaman mengalami
defisiensi.
2. akar tanaman tidak mampu tumbuh memanjang dengan cepat.
3. menghalangi pertumbuhan serta mekarnya daun-daun muda dan
pucuk-pucuk.
4. menghalangi pertumbuhan bagian tepi daun, oleh karena itu daun-
daunnya menjadi keriting.
[Type text] Page 6
F. Kalium (K)Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P.
Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel,
dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium
banyak terdapat dalam sitoplasma.
Fungsi Kalium pada Tanaman: Dalam hal pembelahan sel
Psikologis dalam asimilasi zat arang
Pembentukan jaringan penguat
Penyeimbang ion, hidratasi, pemeabilitas membran dan
sintesa putih telur
Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap
penyakit dan kekeringan
Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan
jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan
buah tidak mudah gugur.
Akibat kekurangan: Asimilasi akan terhenti
Fotosintesis, sintesa protein, dan translokasi terganggu
Cepat mengayu/mengabus
Menimbulkan klorosis pada ujung dan tepi daun di mulai
dari daun tua
Sering terjadi bercak nekrotik tersebar
Daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan
sehat
G. Magnesium ( Mg )Fungsi Magnesium ( Mg ) :1. Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju
fotosintesa atau pembentukan karbohidrat.
2. Berfungsi untuk transportasi fosfat.
3. Menciptakan warna hijau pada daun.
4. Berperan dalam pembentukan buah.
5. diserap oleh tanaman dalam bentuk Mg++
Kekurangan unsur hara Magnesium ( Mg ) :1. Daun-daun tua mengalami klorosis.
[Type text] Page 7
2. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena
tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah
warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut.
3. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah.
Kelebihan unsur hara Magnesium ( Mg ) :1. Daun berwarna kuning, hal ini terjadi karena pembentukan
klorofil terganggu.
2. Pada tanaman jagung kelebihan Mg terlihat pada daun adanya
garis-garis kuning yang agak menonjol sedangkan pada daun-
daun muda kelur lendir.
H. Sulfur ( S )Fungsi Sulfur ( S ) :1. Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta
membantu pembentukan bintil akar tanaman
2. Pertumbuhan anakan pada tanaman
3. Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan
ketahanan terhadap jamur
4. Membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga
aktifator enzim membentuk papain. diserap oleh tanaman dalam
bentuk SO4--
Kekurangan unsur hara Sulfur ( S ) :1. Daun-daun muda mengalami klorosis.
2. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali,
sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau.
3. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus,
batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil.
4. Jumlah anakan terbatas.
Kelebihan unsur hara Sulfur ( S )1. Menyebabkan daun-daun berguguran sebelum waktunya.
2. Pada tahap lanjut arabicum bisa terbakar ( daun-daun mengering
dan tanaman menjadi layu ).
[Type text] Page 8
a. BWD (Bagan Warna Daun)Pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang tinggi membutuhkan
suplai nitrogen (N) yang cukup, bila suplai N tak cukup tanaman akan
mengalami kekurangan N, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan organ dan
keseluruhan tanaman yang tidak normal. Gejala kekurangan N yang paling
jelas dan biasa terlihat adalah berkurangnya warna hijau dari dedaunan
(chlorosis), yang umumnya agak terdistribusi merata pada keseluruhan daun.
Daun menjadi lebih pucat, menguning, dan pada kondisi kekurangan N yang
gawat menjadi mati. Pada tanaman serealia, kekurangan N ditandai oleh
berkurangnya anakan; jumlah malai per satuan luas dan juga jumlah gabah
per malai berkurang. Karena itu, pertumbuhan dan hasil tanaman, khususnya
padi, berhubungan erat dengan warna hijau dari daun.
Efisiensi penggunaan pupuk N rendah, hanya 19-47% dari N yang
diberikan bisa diserap tanaman padi. Pemberian N yang tepat waktu ke
tanaman adalah suatu usaha yang dapat meningkatkan efisiensi N,
sedangkan tiga kali pemberian pupuk N pada padi sawah biasa disarankan
untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi. Disam-ping itu, mengetahui
kapan tanaman padi benar-benar memerlukan tambahan pupuk N akan
sangat membantu, dan ini dapat memberikan peningkatan efisiensi serapan
N yang nyata; dan ini dapat dilakukan dengan memonitor warna daun
tanaman padi.
[Type text] Page 9
Warna daun adalah suatu indikator yang berguna bagi kebutuhan
pupuk N tanaman padi. Daun yang bewarna pucat atau hijau kekuningan
menunjukkan bahwa tanaman kekurangan N. Terdapat dua metoda
pengukuran warna daun dengan mudah di lapang; menggunakan peralatan
mesin dan menggunakan alat sederhana. Beberapa alat pengukur ini
mempunyai kekurangan seperti kerusakan pada tanaman, memerlukan
peralatan yang mahal, dan kesulitan dalam pengukuran.
Skala warna, yang tersusun dari suatu seri warna hijau, dari hijau
kekuningan sampai hijau tua, sesuai dengan warna-warna daun di lapang,
dapat digunakan untuk mengukur warna daun. Bila suatu nilai warna daun
lebih rendah dari batas kritis tertentu, maka tanaman memerlukan pupuk N
tambahan. Bagan Warna Daun (BWD) yang didistribusikan oleh CREMNET-
IRRI untuk tanaman padi, adalah suatu alat yang sederhana, mudah
digunakan dan tidak mahal, untuk menentukan waktu pemupukan N pada
tanaman padi. Alat ini cocok untuk mengoptimalkan penggunaan N, untuk
berbagai sumber pupuk N yang diberikan. Alat ini terdiri dari empat warna
hijau, dari hijau kekuningan sampai hijau tua. BWD ini lah yang ingin kita
kenalkan secara luas pada komunitas pertanian di NAD, termasuk para
penyuluh dan petani. Lebih jauh, tulisan ini juga dimaksudkan untuk
memberikan pengertian tentang pentingnya pemupukan N pada tanaman
padi dan dasar pengertian tentang penggunaan BWD.
Bagaimana mengukur warna daun Pilih daun termuda yang telah kembang sempurna dan sehat dari
suatu tanaman untuk pengukuran warna daun. Warna daun ini sangat
berhubungan dengan status N tanaman padi. Dari tiap lahan, pilih 10 daun
dari 10 tanaman yang dipilih secara random (lebih banyak lebih baik) dan
mewakili daerah penanaman. Pastikan memilih tanaman dalam suatu area
dimana populasi tanaman seragam
Ukur warna dari tiap daun yang terpilih dengan memegang BWD dan
menempatkan bagian tengah daun di atas standar warna untuk
dibandingkan. Selama pengukuran, tutupi daun yang sedang diukur dengan
badan karena pembacaan warna daun dipengaruhi oleh sudut matahari dan
intensitas cahaya matahari. Jangan memotong ataupun merusak daun, dan
[Type text] Page 10
bila mungkin sebaiknya pengukuran dilakukan oleh orang yang sama pada
waktu yang sama di hari-hari pengamatan.
Bila warna daun nampaknya berada diantara dua standar warna,
ambil rata-rata dari keduanya sebagai pembacaan warna daun. Contoh; bila
warna suatu daun padi terletak antara No. 3 dan No. 4, maka bacaan warna
daun adalah 3,5.
Hitung rata-rata dari 10 pembacaan BWD. Bila nilai rata-rata
pembacaan warna daun lebih rendah dari batas kritis yang sudah ditetapkan,
atau bila lebih dari 5 daun yang mempunyai pembacaan warna daun rendah
dari batas kritis yang sudah ditetapkan, segera berikan pupuk N untuk
mengkoreksi kekurangan N pada pertanaman.
[Type text] Page 11
Bab IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)Komponen perangkat uji tanah sawah :
A. Peraksi
No Pereaksi Isi/Volume (ml)
1 Pereaksi N-1 1002 Pereaksi N-2 100
3 Pereaksi N-3 60
4 Pereaksi N-4 2,5 gram
5 Pereaksi P-1 2506 Pereaksi P-2 2,0 gram
7 Pereaksi K-1 120
8 Pereaksi K-2 159 Pereaksi K-3 15
10 Pereaksi pH-1 25011 Pereaksi pH-2 2512 Air destilata (aquadest) 250
B. Bagan Warna :1. Bagan Warna N
2. Bagan Warna P
3. Bagan Warna K
4. Bagan Warna pH
C. Peralatan : 1. Tabung reaksi vol. 10 ml : 6 buah
2. Sendok staninless : 1 buah
3. Pengaduk dari kaca : 1 buah
4. Rak tabung reaksi : 1 buah
5. Kertas tissue pengerin : 1 bungkus
6. Syringe 2 ml : 1 buah
7. Sikat pembersih tabung reaksi : 1 buah
D. Buku Petunjuk Penggunaan PUTS : 1 exp
E. Bagan Warna Daun + Petunjuk Penggunaan : 1 set.
[Type text] Page 12
Perangkat Uji Tanah Sawah ini dilakukan dengan menggunakan cara acak,
yakni dengan mengambil 13 sample tanah. Maka, dalam hal ini diperoleh
hasil :
1. Pengujian kadar Nitrogen.Langkah kerja dalam pengujian kadar Nitrogen tanah :
a. ½ sendok kecil contoh tanah (0,5 cm) dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
b. Tambahkan 2 ml Pereaksi N-1, diaduk sampai merata/homogeny
c. Tambahkan 2 ml Pereaksi N-2, dikocok rata
d. Tambahkan 3 tetes pereaksi N-3, dikocok rata 6
e. Tambahkan 5 - 10 butir Pereaksi N-4, dikocok sampai rata
f. Didiamkan 10 menit,
g. Bandingkan warna yang timbul dalam larutan jernih dengan bagan
warna N tanah dan baca status hara N tanah
Pada hasil percobaan di atas, menunjukkan warna tanah yang kita
ambil sebagai sampel mengandung unsur Nitrogen (N) rendah. Dimana
warna kuning itu menunjukkan kadar N rendah pada bagan warna N.
sehingga disarankan tanah pada sampel itu diberi 300kg per hektar
apabila itu termasuk tanah berpasir. Sedangkan pada tanah liat
disarankan 250kg perhektar.
[Type text] Page 13
2. Pengujian Kadar PLangkah kerja dalam pengujian kadar Fosfor (P) :
a. ½ sendok kecil contoh tanah (0,5 cm) dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
b. Tambahkan 3 ml Pereaksi P-1, diaduk sampai merata
c. Tambahkan 5 - 10 butir Pereaksi P-2, dikocok sampai rata
d. Didiamkan ±10 menit,
e. Warna yang timbul dalam larutan jernih dibandingkan dengan bagan
warna P tanah dan baca status hara P tanah
Pada hasil percobaan di atas, tanah sampel yang ada menunjukkan
warna biru yang tidak pekat. Sehingga bila di bandingkan dengan
bagan warna P, tanah tersebut mengandung usur P sedang. Dan
disarankan agar diberi pupuk 75kg SP-36 per hektar.
[Type text] Page 14
3. Pengujian kadar KLangkah kerja dalam pengujian kadar Kalium (K) :
a. ½ sendok kecil contoh tanah (0,5 cm) dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
b. Tambahkan 2 ml Pereaksi K-1, dikocok sampai rata
c. Tambahkan 1 tetes Pereaksi K-2, dikocok selama 1 menit
d. Tambahkan 1 tetes pereaksi K-3, dikocok rata
e. Didiamkan 10 menit,
f. Warna yang timbul dalam larutan jernih dibandingkan dengan
bagan warna K tanah dan baca status hara K tanah
Pada hasil percobaan di atas, tanah sampel yang ada
menunjukkan warna kuning terang. Sehingga bila di bandingkan
dengan bagan warna K, tanah tersebut mengandung usur K
sedang. Dan disarankan agar diberi pupuk KCL 50kg per hektar.
[Type text] Page 15
4. Pengujian kadar PHLangkah kerja dalam pengujian kadar PH tanah :
a. 1/2 sendok kecil contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
b. Tambahkan 4 ml Pereaksi pH-1, diaduk merata
c. Tambahkan 1-2 tetes Pereaksi pH-2,
d. Diamkan ±10 menit, hingga suspensi mengendap dan terbentuk
warna pada cairan jernih di bagian atas.
e. Bandingkan warna yang timbul dengan bagan warna pH tanah,
f. Jika warna yang timbul meragukan, tanah dikocok ulang secara
perlahan sampai cairan jernih teraduk merata dan diamkan
sampai mengendap kembali.
Pada hasil tes uji tersebut menunjukkan warna orange.
Sehingga kadar tanah tersebut termasuk netral dengan PH
tanah (PH 5-6).
.
[Type text] Page 16
4.2 Bagan Warna Daun (BWD)
Membicarakan mengenai ketepatan pemupukan sesuai jumlah dan
waktu memang terkait erat dengan BWD karena alat tersebut dapat
membantu petani untuk mengetahui apakah tanaman perlu segera diberi
pupuk Nitrogen (N) atau tidak, dan berapa takaran N yang perlu diberikan.
Pemberian pupuk N berdasarkan pengukuran warna daun dengan
BWD dapat menekan biaya pemakaian pupuk sebanyak sekitar 15-20% dari
takaran yang umum digunakan petani, tanpa menurunkan hasil.
Wujud fisik alat BWD yaitu terdiri dari 4 s/d 6 skala warna mulai dari
hijau kekuningan (skala 1) sampai hijau gelap (skala 6) yang mencerminkan
kandungan klorofil daun dan status nitrogen yang terserap tanaman.
Seperti yang telah dijelaskan diatas masing-masing warna
mencerminkan tingkat kehijauan daun dan status N pada tanaman
padi antara lain :
Kotak skala 1 dan 2 pada BWD menggambarkan warna daun hijau
kekuningan ini menandakan bahwa tanaman kekurangan unsur
hara N.
[Type text] Page 17
Kotak skala 4 dan 6 pada BWD menggambarkan warna daun hijau
gelap atau menandakan bahwa tanaman terlalu subur.
Cara penggunaan BWD :
Adapun cara penggunaan BWD sangat lah mudah bila kita mau
mempelajarinya dan penggunaan juga sangat bermanfaat dalam
pemupukan dan pengontrolan pertumbuhan pada, disini kami akan
menjelaskan tata cara penggunaan BWD.
Cara Penggunaan BWD dapat dilihat sebagai berikut ini :
Tanaman Sampel : pilihlah tanaman sampel 5 pohon atau rumpun
secara acak dengan posisi atau letak tanaman yang berbeda. (lihat
gambar 3 dibawah)
Catat Angka : pilih daun tanaman padi (sudah terbuka penuh) pada
setiap tanaman sampel dan cocokkan warna daun dengan skala
pada BWD, maka akan didapatkan data/ angka skala setiap
tanaman sampel, catat ke 5 hasil pengukuran BWD tersebut.
Ambil angka rata-rata : yaitu Nilai hasil pengukuran yang telah
dicatat kemudian dijumlahkan dan dibagikan dengan total tanaman
sampel untuk diambil angka rata-rata. (Contoh: dari kelima daun
yang diukur didapat angka adalah 5, 4, 3, 3, 4, maka diambil rata-
rata skala warna daun adalah (5 + 4 + 3 + 3 + 4 = 19) didapat 19,
kemudian 19 dibagi 5 tanaman sampel (19: 5 = 3,8) didapat 3,8).
Dari hasil perhitungan tersebut didapat angka 3,8, berarti bahwa
hasil rata-rata skala warna daun menunjukkan lebih kecil dari 4 (-4).
[Type text] Page 18
BAB V
PENUTUP
5.1 KesimpulanTerdapat berbagai metoda pengukuran warna daun yang mudah di
lapang, dari penggunaan peralatan mesin sampai alat sederhana. Bagan
Warna Daun (BWD) adalah suatu alat yang sederhana, mudah digunakan,
dan tidak mahal untuk menentukan waktu pemupukan N pada padi sawah,
apapun sumber pupuk N nya. Disamping itu, dengan menggunakan BWD
respons suatu kultivar tanaman padi terhadap pemupukan N pada musim
tanam tertentu juga dipertimbangkan. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
merupakan alat untuk mengukur status hara P dan K serta pH tanah yang
dapat dikerjakan oleh penyuluh lapangan atau petani secara langsung di
lapangan. Hasil analisis P dan K tanah dengan PUTS ini selanjutnya
digunakan sebagai dasar penyusunan rekomendasi pupuk P dan K spesifik
lokasi untuk tanaman padi sawah, terutama varietas unggul.
5.2 Saran Saran saya ke depannya di perbanyak praktek-praktek langsung ke
lapangan agar menambah keterampilan, serta mahasiswa langsung
mengetahui berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan.
[Type text] Page 19
DAFTAR PUSTAKA
BB Padi. 2006. Bagan warna daun, menghemat penggunaan pupuk N.
Bekerja sama dengan Puslitbangtan, BB PPSLP, BB PPTP dan IRRI.
Http//: www.bppjambi.info/dwnfilemanager.asp?id
Http//: www.l ampung.litbang.pertanian.go.id
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lapakhir2011
[Type text] Page 20