7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 1/46
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
LO 1.1 Makroskopis
Intestinum Tenue (usus halus)
Asal kata : intestinum = usus; Tenue = halus
Terdiri dari
Doudenum (usus duabelas jari; doudenos = doabelas kali)
Panjang duodenum 12 jari atau 25cm, melengkung seperti huruf C sehingga dapat dibedakan
Pars superior duodeni
Pars descendens duodeni
Pars inferior duodeni, dapat dibedakan :o Pars horizontalis
o Pars ascendens
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 2/46
Pada Duodenum bermuara
Ductus pacreaticus accessories / minor (Sartorini, tidak selalu ada)
Ductus pancreaticus major (Wirsungi), serta ductus choledochus.
Didalam dinding papilla doudeni major terdapat suatu rongga disebut ampulla yang
dindingnya terdapat suatu otot yaitu m.spinchter Oddi, yang melingkar. Bila berkonstraksi dapat menutup muara bersama ductus tersebut
Intestinum jejunum & Intestinum ileum
Intestinum jejunum : usus kosong; jejunus = kosong
Intestinum ileum : usus berkelok-kelok; ilien = memutar
Panjangnya sekitar 6 meter
Selain duodenum, 2/5 proximal usus intestinum tenue merupakan bagian jejunum, 3/5
distal sisanya merupakan ileum
Dalam intestinum ileum terdapat kumpulan noduli solitarii sehingga terbentuk laminae disebut noduli agregat atau plaques peyeri, disini tidak ada villi dan letaknya
berhadapan dengan alat penggantung ileum.
Kadang-kadang satu meter dari akhir ileum terdapat suatu tonjolan sisa ductus
omphaloenterius disebut diverticulum ilie, yaitu saluran yang menghubungkan
umbilicus dengan ileum. Bila setelah lahir masih ada disebut fistula umbilicalis.
Diameter jejunum cenderung lebih besar daripada ileum
Mesentrium jejunum cenderung lebih tebal dari pada ileum
Arteriae : berasal dari A.mesentrica superior, cabang – cabangnya membentuk
anyaman yaitu arcade jejunalis da ilei A.ileocolica menuju bagian bawah ileum Vena : senama dengan arteri
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 3/46
Inervasi : simpatis dan parasimpatis berasal dari N. Vagus dari plexus mesentricus
superior.
Intestinum Crassum (Usus Besar)
Intestinum Crassum (crasum = tebal) , dibagi dalam colon dan intestinum rextum
Colon dapat dibagi dalam :
Colon ascendens, dimulai dari caecum. Pada ujujng caecum berbuara bagunan
kecil berupa pipa menyerupai cacing disebut appendix vermiformis
Colon transversum
Colon descendens
Colon sigmoideuim
Caecum
Seperti kantong dengan ujung buntu menonjol kebwah
Terletak pada region ileaca dextra
Dibagian bawah terdapat juncture ileocolica tempat bermuaranya ileum
Panjangnya sekitar 6cm
Pada sisi media bawah caecum terdapat appendix vermiformis:
o Bentuk seperti cacing dengan panjang 8-13 cm
o Pada orang mati dapat ditemukan beberapa tipe:
Post caecalis (65%), terletak dibelakang caecum
Diescending = pelvic type (31%), terletak dibawah ileum
Subcaecalis (2,6%), terletak dibawah caecum
Ante ilei (1,0%), terletak didepan ileum
Post ilei (0,4%) terletak di belakang ileum
o Letak diregio iliaca
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 4/46
o Pada orang hidup dapat ditemukan semua type, karena caecum selalu
berkontraksi sehingga ujung appendix berubah-ubah, sedangkan pada
orang mati tetap
o Pada orang hidup dapat ditemukan 2 type:
Mobile type, bias berubah-ubah dapat ditemukan pada semua type
Fixed type, tetap dapat ditemukan bila ujung appendix pada
peritoneum dan type retrocaecal
o Appendix punya penutp peritoneum yang lengkap pada bagian bawah usus
halus diesbut mesiappendix
o Cara pemeriksaan appendix verniformis dengan sepertiga titick MC.
Burney
o Letak taenia pada colon transversum :
Perlekatan alat penggantung dibelakang disebut taenia mesocolica
Perletakatan omentum majus dimuka disebut taenia omentalis
Diding caudal tidak ada alat yang melekat disebut taenia libera
o Taenia ini, berkas longitudinale, karena lebih pendek dari stratum
circulare, mengakibatkan stratum circulare melipat-lipat. Lipatan keluar
disebut haustra dan lipatan kedalam disebut plica semilunaris.
o Lekuk diantara haustra disebut incisura
o Pada caecum dilengkapi valvula ileocolica (valvula ileocaecalis) yang
terdiri dari labium superios dan labium inferior. Labium ini dibentuk oleng
lipatan stratum circular eke ventral dan dorsal membentuk frenulum
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 5/46
LO 1.2 Mikroskopis
USUS HALUS
- Usus halus halus relatif panjang rata-rata 5 m
- Terdiri dari 3 segmen :
1.
Duodenum2. Jejunum
3. Ileum
- Usus halus berfungsi:
a. Mengangkut bahan makanan (chyme) dari lambung ke usus besar
b. Menyelesaikan pencernaan dengan sekret enzim yang berasal dari dinding dan
kelenjar pelengkapnya
c. Menyerap hasil akhir pencernaan ke dalam pembuluh darah dan limf pada
dindingnya
d. Mensekresi hormon-hormon tertentu.
- Bangunan – bangunan khusus pada mukosa
Plika sirkularis kerckring
Merupakan lipatan permanen yang berjalan spiral atau melingkar terdiri
atas seluruh tebal mukosa dengan submukosa di bagian tengahnya.
Tiap lipatan dapat melingkari 2/3 atau lebih lumen usus, tetapi jarang
melingkari seluruh lumen usus.
Berkembang secara maksimal pada akhir duodenum dan pada bagian
proksimal jejunum, setelah itu berkurang dan menghilang pada setengah
bagian distal ileum.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 6/46
Vilus dan Kriptus
Vilus, merupakan tonjolankecil mirip jari atau daun pada membran
mukosa
Panjangnya 0,5 – 1,5 mm da hanya terdapat pada usus kecil
Kontraksi sel-sel otot polos di tengah vili menyebabkan vili dapatmengkerut dan memendek, jadi membantu aliran limf.
Pada umumnya vili memendek bila usus mengembang.
Kriptus Lieberkuhn, bangunan-bangunan berbentuk tabung bermuara di
antara dasar vili.
Susunan kriptus tidak serapat kelenjar-kelenjar lambung, ruang-ruang di
antaranya terisi oleh jaringan ikat lamina propria.
Villus intestinal
Kriptus
lieberkuhn
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 7/46
Mikrovili
Masing-masing mikrovili diliputi oleh membran plasma, yang lapisan
luarnya dilengkapi dengan jala filamen halus yang memberi gambaran
“kabur”. Selubung filamen ini mengisi ruang – ruang antar mikrovili dan ujung-
ujungnya , membentuk suatu lapisan permukaan yang tidak terputus-
putus, mengandung glikoprotein, dan tahan terhadap bahan proteolitik dan
mukolitik.
- Epitel mukosa usus merupakan epitel silindris, tetapi berbeda dengan epitel
permukaan lambung, oleh karena terdapat lebih dari satu jenis sel.
Sel silindris ( sel absorptif)
o Terletak di atas lamina basal
o Intinya lonjong dan terletak di bagian basal sel
o Tiap sel mempunyai batas yang bergaris (“striated border”) atau
berbentuk sikat (“brush border”) yang terdiri atas mikrovili berjajar
dan berhimpitan.o Lapisan glikoprotein dibentuk oleh sel-sel silindris dan mengandung
enzim-enzi, pencernaan seperti disakarida dan dipeptidase yang
memecah gula dan peptida
o Sel silindris juga membentuk enzim fosfatase alkali dan enterokinaseyang terdapat pada lapisan permukaan.
Sel goblet
o Tersebar di antara sel-sel silindris
o Jumlahnya bertambah dari duodenum sampai ujung ileum.
o Pada umumnya dasar sel ramping berwarna gelap dan berisi inti.
o Puncaknya mengembung berbentuk khusus karena kumparan butir-
butir sekret mukus.o Seperti sel silindris, sel goblet bermigrasi dari kriptus ke vilus
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 8/46
o Kemudian semakin banyak butir sekret yang ditimbun, bentuk selnya
makin menyerupai piala, dan dilepaskan diujung vilus.
Sel enteroendokrin
o Mengeluarkan peptida pengatur aktif yang berhubungan dengan
sekresi lambung, motilitas intestinal, sekresi pankreas, dan kontraksi
kandung empedu.
o Tersebar diantara sel-sel absortif dan sel goblet:
Sel gastrinintestinal pada vili dan kriptus
Sel penghasil somastatin (sel D) sepanjang usus halus
Sel penghasil cholecystokinine (sel I) crypti duodenum dan
jejunum
Sel penghasil enteroglucagon/glycentine (sel L) padamucosa jejunum dan ileum
Sel enterochromaffin sel EC1) sepanjang mukosa usus
halus , penghasil serotonin dan substan P
Sel K paling sering terlihat pada crypti duodenum dan
jejunum, mengahsilkan gastric inhibitory peptide.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 9/46
Sel paneth
o Ditemukan hanya pada dasar cryptus usus haluso Berbentuk piramid dengan dasar lebar dan puncak sempit
o Sel paneth menghasilkan lisozim suatu enzim yang mencerna dinding
sel bakteri tertentu , dan agaknya berkemampuan memfagositosis
bakteri tertentu.
o Walaupun fungsinya belum diketahui dengan pasti, ia mungkin
mengatur flora mikrobial usus.
o Sel paneth dewasa mengandung banyak granula dan terletak di dasar
kriptus
o Sel yang kurang dewasa terletak agak tinggi pada kriptus
o Pergantian sel paneth lebih lambat (30-40 hari) dibanding dengan sel
silindris atau sel goblet.
Sel paneth
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 10/46
- Lamina propria
terdapat diantara kelenjar intestinal dan di tengah vilus.
Digambarkan sebagai jaringan ikat longgar yang menjurus ke arah limfoid.
Di dalam jala serat retikulin terdapat sel retikular primitif denga inti besar,
lonjong, dan pucat, limfosit, makrofag dan sel plasma. Terdapat pula sejumlah besar folikel solietr atau noduli limfatisi yang
menyendiri, jumlahnya semakin banyak pada bagian distal usus.
Membentuk agregrat besar terdiri dari 20 atau lebih lympho nodulus disebut
plaque payeri.
Dari sudut pandang imunologik, lamina propria adalah penting dengan sel
limfosit dan makrofag sebagai sawar antara tubuh dan antigen,
mikroorganisme dan bahan asing lainnya yang selalu ada di dalam lumen usus.
Gambar: ileum
plaque peyeri
T. serosa T. mukosa
T. submukosa
- Kelenjar submukosa duodenum (Brunner) terdiri atas sel kubis tinggi dengan inti
gelap, gepeng, terletak di basal sel dan sitoplasmanya jernih bervakuola.
- Kelenjar Brunner menghasilkan mukus basa
- Sekret asam lambung dapat menyebabkan erosi pada mukosa duodenum, dan sekresi
kelenjar submukosa mencegah hal tersebut dengan mukusnya.
- Sifat alkalinya diduga disebabkan oleh kapasitas bufer bikarbonat.
- Sel kelenjar Brunner mengandung urogastrone, suatu peptida yang menghambat
sekresi asam hidroklorida di dalam lambung.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 11/46
USUS BESAR
- Panjangnya 180 cm
- Terdiri dari :
Sekum berhubungan dengan ileum melalui katup ileosekal
Apendiks suatu divertikulum kecil dari sekum
Kolon mulai dari sekum dan dibagi dalam bagian ascenden, transversa dan
descenden
Rektum saluran anus
- Fungsi usus besar :
Absorpsi cairan
Mensekresi mukus pelumasan menjadi lebih penting karena cairan
diabsorpsi dan feses menjadi lebih keras sehingga kemungkinan merusak
mukosa menjai lebih besar.
Pencernaan yang dilakukan oleh enzim yang ada di dalam makanan.
Pembusukan oleh bakteri yang selalu ada di dalam usus besar.
- Usus besar tidak mempunyai plika dan vili
- Epitel permukaan tampak lebih rata daripada yanga ada di usus kecil
- Sel goblet jumlahnya lebih banyak.
- Batas ileosekal
o Terjadi perubahan mendadak pada mukosa, yaitu membentuk lipatn anterior
dan posterior menjadi dua daun katup.
o Terdiri dari mukosa dan submukosa yang diperkuat oleh massa otot polos
melingkar
- Apendiks
Panjangnya 25 cm
Dalam potongan melintang, lumennya sempit dan biasanya dengan batas
yang tidak teratur.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 12/46
Vili tidak ada dan kelenjar intestinal jumlahnya sedikit dan panjang tidak
teratur
Epitel permukaan tersusun dari sel silindris dengan “striated border” dan sel
gobletnya sedikit,
Di dalam kriptus terdapat sedikit sel paneth, dan banyak sel enteroendokrin.
Apendiks seringkali sebagai tempat peradangan akut dan kronis, sehingga
sukar mendapatkan apendiks yang normal. Biasanya terdapat eosinofil dan
neutrofil dalam lamina propria dan submukosa.
Dalam jumlah banyak eosinofil dan neutrofil berturut-turut menunjukkan
adanya infeksi menahun dan infeksi akut.
- Sekum, kolon dan rektum
Kelenjar intestinal lebih dalam pada usus besar dari pada usus kecil dan
letaknya lebih berhimpitan. Di kolon dalamnya 0,5 mm, sedangkan di rektu
mencapai 0,75 mm.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 13/46
Sel goblet jumlahnya banyak dan sel enteroendokrinkadangkala terdapat di
bawah di dalam kelenjar.
Sel paneth tidak ada
Lamina propria di antara kelenjar sama dengan yang ada di usus halus, dan
mengandung noduli limfatisi yang letaknya tersebar meluas di submukosa. Pada sekum dan kolon, lapisan muskularis longitudinal tidak merupakan
lapisan yang utuh tetapi membentuk 3 pta memanjang, sebagai taeniae coli.
Pada rektum lapisan longitudinal ini kembali menjadi lapisan yang utuh.
Tunika serosa, pada permukaan yang tidak melekat di dinding abdomen
pagian posterior, membentuk tonjolan-tonjolan kecil terdiri atas jaringan
lemak yaitu apendiks epiploika.
- Batas rektum anus
Disini membran mukosa membentuk lipatan-liptan memanjang disebut
“Kolumna Rektalis Morgagni”.
Epitel silindris tiba-tiba berubah menjadi epitel berlapis gepeng yang meluas
sedikit ke bawah sebagai daerah peralihan antara epitel usus dan kulit.
Pada anus, epitelnya mengandung lapisan tanduk dan dibawahnya terdapat
kelenjar tubulosa bercabang disebut “kelenjar sirkumanal”
Pada bagian bawah rektum, dan pada saluran anus, lapisan dalam muskularis
menebal, sebagai sfingter ani internum
Mengelilingi saluran anus adalah berkas-berkas otot lurik, yang membentuk
sfingter ani eksternum.(Leeson,1996; Junqueira,2007)
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 14/46
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 15/46
Saluran T.mukosa L. propria T.muskul
arismukosa
T.submu
kosa
T.musku
laris
T.serosa /
adv
DuodenumEST+
SG+mikro
vili+vilus
Kriptus
lieberkuhn
kel.
Brunner
T. adv
Jejunum EST+
SG+ vilus
KL plica
semisircul
ar kekringi
T.serosa
Ileum EST+
SG+ vilus
KL+plaque
peyeri
T.serosa
Rectum EST+SG> KL T.adv
Appendix EST+SG>
>
KL+NL
seluruh
dinding
T.serosa
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 16/46
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Usus
Usus Halus (intestinum minor)
Usus halus mempunyai 2 fungsi utama pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air.
Semua akitivitas lainnya mengatur atau mempermudah berlangsungnya proses ini. Proses pencernaan ini dimulai dari mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida dan pepsin
terhadap makanan yang masuk. Proses dilanjutkan didalam duodenum terutama oleh kerja
enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak dan protein menjadi zat-zat
yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan
asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dan hati
membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan permukaan yang lebih luas bagi kerja
lipase pankreas.
Kerja empedu terjadi sebagai akibat dari sifat deterjen asam-asam empedu yang dapat
melarutkan zat-zat lemak dengan membentuk misel. Misel merupakan agregat asam empedudan molekul-molekul. Lemak membentuk inti hidrofobik, sedangkan asam empedu karena
merupakan molekul polar, membentuk permukaan misel dengan ujung hidrofobik mengarah
ke dalam dan ujung hidrofilik menghadap keluar menuju medium cair. Bagian sentral misel
juga melarutkan vitamin-vitamin larut lemak dan kolesterol. Jadi asam-asam lemak bebas,
gliserida dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dipertahankan dalam larutan sampai
mereka dapat di absorbsi oleh permukaan sel epitel.
Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus (sukus enteriukus).
Banyak di antara enzim-enzim ini terdapat pada brush border vili dan mencernakan zat-zat
makanan sambil diabsorbsi. Enzim-enzim utama pencernaan adalah kelenjar ludah
menghasilkan amylase (ptyalin) ludah; kelenjar ludah menghasilkan pepsin dan lipase
lambung; mukosa duodenum menghasilkan enterokinase; kelenjar eksokrin pankreas
menghasilkan tripsin, kemotripsin, karbosipeptidase, nuclase, lipase pankreas; amilase
pankreas; hati menghasilkan asam empedu (bukan enzim), kelenjar usus menghasilkan
aminopeptidase, dipeptidase, maltase, lactase, sukrosa, lipase usus, nucleotidase.
Dua hormon penting dalam pengaturan usus. Lemak yang bersentuhan dengan mukosaduodenum menyebabkan kontraksi kantong empedu yang diperantarai oleh kerja
kolesistokinin. Hasil-hasil pencemaan tak lengkap yang bersentuhan dengan mukosaduodenum, merangsang sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim; hal ini diperantarai
oleh kerja pankreozimin.
Parikreozimin dan kolesistokinin sekarang diduga merupakan satu hormon yang sama, yang
mempunyai efek berbeda, hurmon ini dinamakan CCK (beberapa buku teks menyebut hormon
ini CCK-PZ). Hormon ini dihasilkan oleh mukosa duodenum.
Asam yang bersentuhan dengan mukosa usus menyebabkan
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 17/46
dikeluarkan hormon lain, sekretin dan jumlah yang keluarkan sebanding dengan asam yang
mengalir melalui duodenum. Sekretin merangsang sekresi getah yang mengandung bikarbonat
dari pankreas, dan empedu dari hati.
Sekretin memperbesar kerja CCK.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas,hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakkan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung
ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorbsi optimal dan suplai kontinue isi
lambung.\
Absorbsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pengamatan karbohidrat, lemak dan protein
(gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino) melalui dindirig usus ke sirkulasi
darah dan limfe untuk digunakan oleh sel- sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga
diabsorbsi. Absorbsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif
yang sebagian besar kurang dimengerti.
Besi dan kalsium sebagian besar diabsorbsi dalam duodenum dan abscrbsi kalsium
memerlukan vitamin D, vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K) diabsorbsi dalam
duodenum dan memerlukan garam-garam empedu. Asam folat dan vitamin-vitamin lain yang
larut dalam air juga diabsorbsi di duodenum. Absorbsi gula, asam-asam amino dan lemak
sebagian besar diselesaikan menjelang kimus mencapai jejunum. Absorbsivitamin B12 berlangsung pda ileum terminal melalui mekanisme transport khusus yang memerlukan faktor
intrinsik lambung. Sebagian besar asam-asam empedu yang dikeluarkan oleh kandung empedu
ke dalam duodenum untuk membantu pencernaan lemak, akan diabsorbsi pada ileum terminal
dan masuk kembali ke hati. Siklus ini dinamakan sirkulasi enterohepatik garam-garam
empedu dan sangat penting dalam mempertahankan cadangan empedu.
Dengan demikian asam-asam atau garam-garam empedu mampu bekerja mencenakan leniak
berkali-kali sebelum dikeluarkan dalam feses.
Penyakit atau reseksi ileum terminal dapat menyebabkan deifisiensi garam-garam empedu dan
mengganggu pencernaan lemak. Masuknya garam- garam empedu dalam jumlah besar ke
dalam kolon menyebabkan iritasi kolon dan diare.
Usus Besar
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi usus.Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah
nampir lengkap pada kolon. bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang
menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung.
Kolon mengabsorbsi sckitar 600 ml air per/ hari, bandingkan dengan usus halus yang
mengabsorbsi sekitar 8 000 ml. Kapasitas absorpsi usus besar adalah sekitar 2000 ml/hari. Bila
jumlah ini dilampaui, misalnya karena adanya kiriman yang berlebihan dan ileum, maka akan
terjadi diare.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 18/46
Berat akhir feses yang dikeluarkan per hari sekitar 200 g, 75% diantaranya berupa air. Sisanya
terdiri dari residu makanan yang tidak diabsorpsi, bakteri, sel epitel yang mengelupas, dan
mineral yang tidak diabsorbsi.
Sedikitnya pencernaan yang terjadi di usus besar terutama diakibatkan oleh bakteri dan bukan
karena kerja enzim. Usus besar mengsekresikan mucus alkali yang tidak mengandung enzim.Mukus ini bekerja untuk melumasi dan melindungi mukosa.
Bakteri usus besar munsintesis vitamin K. dan beberapa vitamin B. Pembusukan oleh bakteridari sisa-sisa protein menjadi asam amino dan zat- zat yang lebih sederhana seperti peptida,
indol, skatol, fenol dan asam lemak.
Pembentukan berbagai gas seperti NH3, CO2, H2 dan CH4 membantu pembentukan flatus di
kolon. Beberapa subtansi ini dikeluarkan dalam feses, sedangkan zat lainnya diabsorpsi dan
diangkut ke hati di mana zat-zat ini akan diubah manjadi senyawa yzng kurang toksik dan
diekskresikan melalui kemih. Fermentasi bakteri pada sisa karbohidrat juga melepaskan CO2 ,
H2 dan CH4 yang merupakan komponen flatus. Dalam sehari secara normal dihasilkan sekitar 1.000 ml flatus. Kelebihan gas dapat terjadi pada aerofagia (menelan udara secara berlebihan)
dan pada peningkatan gas di dalam lumenusus, yang biasanya berkaitan dengan jenis
makanan yang dimakan. Makanan yang mudah membentuk gas seperti kacang-kacangan
mengandung banyakkarbohidrat yang tidak dapat dicerna.
Pada umumnya, pergerakan usus besar adalah lambat. Pergerakan usus besar yarg khas
adalah gerakan mengaduk haustra. Kantong-kantong atau haustra teregang dan dari waktu ke
waktu otot sirkular akan berkontrasi untuk mengosongkannya. Pergerakannya tidak progresif,
tetapi menyebabkan isi usus bergerak bolak-balik dan meremas-remas sehingga memberi
cukup waktu untuk absorbsi. Terdapat dua jenis peristaltik propulsif;
(1) kontraksi lamban dan tidak teratur, berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan,
menyumbat beberapa haustra, dan
(2) penstaltik massa, merupakan kontraksi yang mengbatkan segmen kolon. Gerakan
peristaltik ini menggerakkan massa feses ke depan, akhirnya merangsang defekasi. Kejadian
ini timbul dua sampai tiga kali sehari dan dirangsang oleh refleks gastrokolik setelah makan,
khususnya setelah makanan pertama masuk pada hari itu.
d. Fisiologi Defekasi
Propulsi feses ke rektum mengakibatkan distensi dinding rektum dan merangsang refleks
defekasi. Defekasi dikendalikan oleh stingier ani eksterna dan interna. Sfingter interna
dikendalikan oleh sistem saraf otonom, dan sfingter eksterna berada di bawah kontrol
volunter. Refleks defekasi terintegrasi pada segmen sakralis kedua dan keempat dari medula
spinalis.
Serabut-serabut parasimpatis mencapai rektum melalui saraf splangnikus panggul dan
bertanggung jawab atas kontraksi rektum dan relaksasi sfingter interna. Pada waktu rektum
yang mengalami distensi -berkontraksi, otot levator ani berelaksasi, sehingga menyebabkan
sudut dan anulus anorektal menghilang. Otot-otot sfingter intema dan ekstema berelaksasi
pada waktu anus tertarik atas melebihi tinggi massa feses. Defekasi dipercepat dengan adanya peningkatan tekanan intraabdomen yang terjadi akibat kontraksi volunter otot-otot dada
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 19/46
dengan glotis ditutup, dan kontraksi secara terus- menerus dari otol-otot abdomen (menuver
ata'i peregangan valsava). Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi volunter otot-otot sfingtcr
ekstema dan levator ani. Dinding rektum secara bertahap akan relaks, dan keinginan untuk
berdefekasi menghilang. Kelainan dari proses defekasi adalah konstipasi dan diare.
Konstipasi terjadi karena kegagalan pengosongan rektum saal terjadi peristaltik massa.
Bila defekasi tidak sempurna, rektum relaksasi dan hasrat untuk defekasi hilang. Air tetap
terus diabsorpsi dari massa feses, menyebabkan feses menjadi keras, sehingga defekasi
selaniutnya lebih sukar. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang
abnormal (lebih dari 3 kali/ hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 g/hari) dan
konsistensi (feses cair) hal ini biasanya dihubungkan dengan dorongan, ketidaknyamanan
perianal, inkontinensia atau kombinasi dari faktor-faklor ini. Adanya kondisi yang
menyebabkan perubahan pada sekresi usus, absorbsi mukosa atau motilitas dapat
menyebabkan diare. Diare dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (penggantian hormone
tiroid, pelunak feses dan laksatif, antibiotik kemoterapi dan antasida), pemberian makanan
per selang, gangguan metabolik dan endokrin (diabetes, addisnn, tirotoksikosis) serta proses
infeksi virus/bakteri (disentri, shigelosis, keracunan makanan). Proses penyakit lain yangdihubungkan dengan diare adalah gangguan nutrisi dan malabsorbsi (sindrom usus peka,
kolitis ulseratif, enteritis regional, dan penyakit seliaka) defisit sfingter anal, sindrom,zollinger - ellison, paralitik ileus dan obstruksi usus.
Frekuensi defekasi meningkat bsrsamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam
feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borborigimus), anoreksia dan
haus. Kontraksi spasmodik vang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus
(tenesmus), dapat terjadi pada setiap defekasi.
Feses berair adalah karakteristik dari penyakit usus halus, sedarigkan feses semi padat lebih
sering dihubungkan dengan gangguan kolon. Feses yang sangat besar dan berminyak
menunjukkan malabsorbsi usus, dan adanya mukus dan pus dalam feses menunjukkan
enteritis inflamasi atau kolitis.
Biokimia
Usus halus
Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus tengah
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada dinding duodenum
menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pankreasmenghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin
berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase mengubah amilum menjadi
maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan
oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum.
Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan
terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi
bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin
yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan
dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, liserol, dan
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 20/46
vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh
pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.
Usus besar
Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang
mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada
anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa
tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya
selulosa.
Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa makanan
terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya
bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan
mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme
yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakaioleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.
PENCERNAAN KARBOHIDRAT
Pencernaan karbohidrat terjadi terutama di usus kecil. Enzim amilase yang disekresi pank-
reas, dengan pH optimum 7 memerlukan ion Cl secara mutlak, menghidrolisis amilosa
menjadi maltosa dan glukosa. Amilum (starch) dan glikogen yang telah mengalami hidrasi
(hydrated starch) akan dicerna oleh amilase pankreas dan menghasilkan maltosa [α -Glk(1
→4)Glk], trisa-karida maltotriosa [α-Glk(1 → 4) αGlk(1 → 4) Glk], a-limit dextrins dan
sedikit glukosa. Dapat juga menghasilkan isomaltosa.
Amilase merupakan endopolisakaridase jadi tidak bisa memotong glukosa yang terletak di
ujung cabang; α-amilse tidak bisa memutus ikatan α-(1 → 4) pada glukosa yang terletak pada
titik cabang
Enzim-enzim yang dapat menghidrolisis disakarida terdapat pada "brush border", dengan
nama umum disakaridase. Hasil utama hidrolisis disakarida adalah glukosa, galaktosa, dan
fruk-tosa. Monosakarida yang telah diserap masuk ke vena porta setelah melalui hepar dan
jantung beredar keseluruh tubuh. Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia, akhirnya akan
dikeluarkan bersama/membentuk feses.
Monosakarida diserap dengan kecepatan yang berbeda. Urutan menurut kecepatannya adalah
sebagai berikut : galaktosa, glukosa, fruktosa, mannosa, xilosa (xylosa) dan arabinosa. Galak-
tosa dan glukosa diserap secara aktif.
SEKRESI HORMONAL
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu
sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan
diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi
Endokrin
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 21/46
Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang akan
dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar.
Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa
melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja
Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α pulauLangerhans.Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi
Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk
onkogen yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan
meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.
Metabolisme Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari
pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi-reduksi. Bilirubin berasal dari
katabolisme protein heme, dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal
dari penghancuran eritrosit yang imatur dan protein heme lainnya seperti mioglobin,sitokrom, katalase dan peroksidase. Metabolisme bilirubin meliputi pembentukan bilirubin,
transportasi bilirubin, asupan bilirubin, konjugasi bilirubin, dan ekskresi bilirubin.
Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim
heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati, dan organ lain.
Biliverdin yang larut dalam air kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim
biliverdin reduktase. Bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hidrogen serta pada pH
normal bersifat tidak larut. Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikuloendotelial,
selanjutnya dilepaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin. Bilirubin yang
terikat dengan albumin serum ini tidak larut dalam air dan kemudian akan ditransportasikan
ke sel hepar. Bilirubin yang terikat pada albumin bersifat nontoksik. Pada saat kompleks
bilirubin-albumin mencapai membran plasma hepatosit, albumin akan terikat ke reseptor
permukaan sel. Kemudian bilirubin, ditransfer melalui sel membran yang berikatan dengan
ligandin (protein Y), mungkin juga dengan protein ikatan sitotoksik lainnya. Berkurangnya
kapasitas pengambilan hepatik bilirubin yang tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap
pembentukan ikterus fisiologis.
Bilirubin yang tak terkonjugasi dikonversikan ke bentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam
air di retikulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphosphate glucoronosyl
transferase (UDPG-T). Bilirubin ini kemudian diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu.
Sedangkan satu molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan kembali ke retikulumendoplasmik untuk rekonjugasi berikutnya. Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin
akan diekskresikan ke dalam kandung empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan
diekskresikan melalui feces.1Setelah berada dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi
tidak langsung dapat diresorbsi, kecuali dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak
terkonjugasi oleh enzim beta-glukoronidase yang terdapat dalam usus. Resorbsi kembali
bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk dikonjugasi disebut sirkulasi
enterohepatik.
Bilirubin dirubah menjadi bentuk larut
Dalam setiap 1 gr hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin. Perhari bilirubindibentuk sekitar 250 – 350 mg pada seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin,
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 22/46
proses erytropoetik yang tidak efekif dan pemecahan hemprotein lainnya. Bilirubin dari
jaringan retikuloendotel adalah bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini
akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya
lebih kurang 25 mg bilirubin yang dapat diikat kuat pada albumin. Bilirubin yang melebihi
jumlah ini hanya terikat longgar hingga mudah lepas dan berdiffusi kejaringan. Bilirubin
yang sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid hepatositoleh suatu protein pembawa yaitu ligandin. Sistem transport difasilitasi ini mempunyai
kapasitas yang sangat besar tetapi penggambilan bilirubin akan tergantung pada kelancaran
proses yang akan dilewati bilirubin berikutnya.
Bilirubin nonpolar akan menetap dalam sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut. Hepatosit
akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut yang dapat diekskresikan dengan mudah
kedalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut melibatkan asam glukoronat yang
dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzym bilirubin glukoronosiltransferase.
Hati mengandung sedikitnya dua isoform enzym glukoronosiltransferase yang terdapat
terutama pada retikulum endoplasma. Reaksi konjugasi ini berlangsung dua tahap,memerlukan UDP asam glukoronat sebagai donor glukoronat. Tahap pertama akan
membentuk bilirubin monoglukoronida sebagai senyawa antara yang kemudian dikonversi
menjadi bilirubin diglukoronida yang larut pada tahap kedua.
Ekskresi bilirubin larut kedalam saluran dan kandung empedu berlangsung dengan
mekanisme transport aktif yang melawan gradien konsentrasi. Dalam keadaan fisiologis,
seluruh bilirubin yang diekskresikan ke kandung empedu berada dalam bentuk terkonjugasi.
Pembentukan urobilin
Bilirubin terkonjugasi yang mencapai ileum terminal dan kolon dihidrolisa oleh enzym
bakteri β glukoronidase dan pigmen yang bebas dari glukoronida direduksi oleh bakteri usus
menjadi urobilinogen, suatu senyawa tetrapirol tak berwarna.
Sejumlah urobilinogen diabsorbsi kembali dari usus ke perdarahan portal dan dibawa keginjal
kemudian dioksidasi menjadi urobilin yang memberi warna kuning pada urine. Sebagian
besar urobilinogen berada pada feces akan dioksidasi oleh bakteri usus membentuk
sterkobilin yang berwarna kuning kecoklatan.
Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana konsentrasi bilirubin darah melebihi 1 mg/dl.
Pada konsentrasi lebih dari 2 mg/dl, hiperbilirubinemia akan menyebabkan gejala ikterik atau
jaundice. Ikterik atau jaundice adalah keadaan dimana jaringan terutama kulit dan sklera mata
menjadi kuning akibat deposisi bilirubin yang berdiffusi dari konsentrasinya yang tinggi
didalam darah.
Hiperbilirubinemia dikelompokkan dalam dua bentuk berdasarkan penyebabnya yaitu
hiperbilirubinemia retensi yang disebabkan oleh produksi yang berlebih dan
hiperbilirubinemia regurgitasi yang disebabkan refluks bilirubin kedalam darah karena
adanya obstruksi bilier.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 23/46
Hiperbilirubinemia retensi dapat terjadi pada kasus-kasus haemolisis berat dan gangguan
konjugasi. Hati mempunyai kapasitas mengkonjugasikan dan mengekskresikan lebih dari
3000 mg bilirubin perharinya sedangkan produksi normal bilirubin hanya 300 mg perhari.
Hal ini menunjukkan kapasitas hati yang sangat besar dimana bila pemecahan heme
meningkat, hati masih akan mampu meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin larut.
Akan tetapi lisisnya eritrosit secara massive misalnya pada kasus sickle cell anemia ataupunmalaria akan menyebabkan produksi bilirubin lebih cepat dari kemampuan hati
mengkonjugasinya sehingga akan terdapat peningkatan bilirubin tak larut didalam darah.
Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah tidak terdeteksi didalam urine sehingga
disebut juga dengan ikterik acholuria.
Pada neonatus terutama yang lahir premature peningkatan bilirubin tak larut terjadi biasanya
fisiologis dan sementara, dikarenakan haemolisis cepat dalam proses penggantian
hemoglobin fetal ke hemoglobin dewasa dan juga oleh karena hepar belum matur, dimana
aktivitas glukoronosiltransferase masih rendah. Apabila peningkatan bilirubin tak larut ini
melampaui kemampuan albumin mengikat kuat, bilirubin akan berdiffusi ke basal ganglia
pada otak dan menyebabkan ensephalopaty toksik yang disebut sebagai kern ikterus.
Beberapa kelainan penyebab hiperbilirubinemia retensi diantaranya seperti Syndroma Crigler
Najjar I yang merupakan gangguan konjugasi karena glukoronil transferase tidak aktif,
diturunkan secara autosomal resesif, merupakan kasus yang jarang, dimana didapati
konsentrasi bilirubin mencapai lebih dari 20 mg/dl.
Syndroma Crigler Najjar II, merupakan kasus yang lebih ringan dari tipe I, karena kerusakan
pada isoform glukoronil transferase II, didapati bilirubin monoglukoronida terdapat dalam
getah empedu.
Syndroma Gilbert, terjadi karena haemolisis bersama dengan penurunan uptake bilirubin oleh
hepatosit dan penurunan aktivitas enzym konjugasi dan diturunkan secara autosomal
dominan.
Hiperbilirubinemia regurgitasi paling sering terjadi karena terdapatnya obstruksi pada saluran
empedu, misalnya karena tumor, batu, proses peradangan dan sikatrik. Sumbatan pada duktus
hepatikus dan duktus koledokus akan menghalangi masuknya bilirubin keusus dan
peninggian konsentrasinya pada hati menyebabkan refluks bilirubin larut ke vena hepatika
dan pembuluh limfe. Bentuknya yang larut menyebabkan bilirubin ini dapat terdeteksi dalam
urine dan disebut sebagai ikterik choluria. Karena terjadinya akibat sumbatan pada saluran
empedu disebut juga sebagai ikterus kolestatik. Bilirubin terkonjugasi dapat terikat secarakovalen pada albumin dan membentuk θ bilirubin yang memiliki waktu paruh (T
1/2) yang
panjang mengakibatkan gejala ikterik dapat berlangsung lebih lama dan masih dijumpai pada
masa pemulihan.
Beberapa kelainan lain yang menyebabkan hiperbilirubinemia regurgitasi adalah Syndroma
Dubin Johnson, diturunkan secara autosomal resesif, terjadi karena adanya defek pada sekresi
bilirubin terkonjugasi dan estrogen ke sistem empedu yang penyebab pastinya belum
diketahui.
Syndroma Rotor, terjadi karena adanya defek pada transport anion an organik termasuk
bilirubin, dengan gambaran histologi hati normal, penyebab pastinya juga belum dapatdiketahui.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 24/46
Hiperbilirubinemia toksik adalah gangguan fungsi hati karena toksin seperti chloroform,
arsfenamin, asetaminofen, carbon tetrachlorida, virus, jamur dan juga akibat cirhosis.
Kelainan ini sering terjadi bersama dengan terdapatnya obstruksi. Gangguan konjugasi
muncul besama dengan gangguan ekskresi bilirubin dan menyebabkan peningkatan kedua
jenis bilirubin baik yang larut maupun yang tidak larut.Terapi phenobarbital dapat menginduksi proses konjugasi dan ekskresi bilirubin dan menjadi
preparat yang menolong pada kasus ikterik neonatus tapi tidak pada sindroma Crigler najjar.
Phototerapi dengan cahaya dapat merubah bilirubin menjadi lebih polar dan merubahnya
menjadi beberapa isomer yang larut dalam air meskipun tampa konjugasi dengan asam
glukoronida sehingga dapat diekskresikan keempedu. Kasus obstruksi umumnya ditangani
dengan tindakan bedah.
Pemeriksaan laboratorium sebagai petunjuk diagnostik
Pemeriksaan
laboratorium sebagaipetunjuk diagnostik
KLINIS
UROBILINOGEN BILIRUBIN
URINE
mg/hari
FESES
mg/h
ari
URINE PLASMA mg/hari
indirect direct
NORMAL0-4
40-
280(-) 0,2-0,7 0,1-0,4
HEPATITIS ↓ ↓ (+) ↑ ↑
HEMOLITIK ↑ ↑ (-) ↑↑ ↑
OBSTRUKSI (-) (-) (+) ↑ ↑↑
Kelenjar Pankreas1. Sebagai kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzimpencernaan ke dalam
lumen duodenum.
2. Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau langerhansmenghasilkan hormon
padamamalia dan manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
- sel A (atau α) menghasilkan glukagon
- sel B (atau β) menghasilkan insulin
- sel D (atau γ) menghasilkan somatostatin
- sel F (sgt kecil) menghasilkan polipeptidaPankreas
Insulin• Biosintesis insulin: di ribosom dari endoplasmik retikulum dalam β sel
• Sekresi insulin: normal dewasa perlu ± 50 u insulin/hari
• Rangsangan sekresi insulin:
1. Glukosa
2. Asam amino
3. Asam lemak
4. Badan keton
5. Ion K, Ca, Zn
6. Hormonal: Adrenalin7. Xylitol, sitrat, piruvat, fumarat
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 25/46
• Insulin yang berlebihan menyebabkan hipoglikemia, yang menimbulkan kejang dan
koma
• Defisiensi insulin baik absolut maupun relatif, menyebabkan diabetes melitus
• Bahan yang menghambat sekresi insulin:
1. Epinefrin
2. Ion Magnesium3. Bahan inhibitor metabolisme glukosa: mannoheptulosa, 2-deoksiglukosa dan
glukosamin
4. Somatostatin
• Metabolisme insulin Dipecah terutama dalam hati dan ginjal oleh enzim glutation insulin transhidrogenase
memecah ikatan disulfida
• Faal Insulin - Aktif pada otot kerangka, otot jantung,jaringan lemak, hati, lensa mata, dan leukosit.
- Inaktif pada jaringan ginjal , sel darah merah, saluran pencernaan makanan
- Fungsi metabolisme insulin terutama pada otot, jaringan lemak, dan hati- Reseptor membran insulin dan glikoprotein
• Efek Insulin 1. Hati
A. Anabolik
1. ↑ penyimpanan glikogen
2. ↑ sintesis kolesterol, VLDL, lipogenesis
3. ↑ glikolisis
4. ↑ sintesis protein
B. Katabolik
1. ↓ glikogenolisis
2. ↓ ketogenesis
3. ↓ glukoneogenesis
C. ↓ keluarnya glukosa
1. ↓ pembentukan urea, cAMP
2. ↓ katabolisme protein
3. ↓ uptake K+ + PO43-
2. Otot
A. ↑ sintesis protein
1. ↑ transport AA
2. Sintesis protein ribosomB. ↑ sintesis glikogen
1. ↑ transport glukosa dan heksosa
2. ↑ aktivitas glikogen syntase
3. ↓ aktivitas glikogen fosforilasi
C. Transport ion
D. ↑ glikolisis, HMP shunt, TCA cycle
3. Jaringan lemak ↑ penyimpanan TG
1. Induksi LPL
2. ↑ transport glukosa lemak
3. ↓ lipolisis intrasel
Glukagon
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 26/46
• Secara umum melawan kerja insulin
• Sekresi glukagon dihambat glukosa
• bersifat katabolik
• memobilisasi glukosa, asam-asam lemak, dan asam-asam amino dari penyimpanan
ke dalam aliran darah
• Defisiensi glukagon dapat menimbulkan hipoglikemia• kelebihan glukagon menyebabkan diabetes memburuk
Somatostatin
• Faktor yang menghambat sekresi hormone pertumbuhan (GH)
• Juga terdapat di hipotalamus
• Mengurangi pengangkutan nutrien dari traktus GI ke dalam sirkulasi darah, karena
diantaranya hormon ini memperpanjang waktu pengosongan lambung
• berperan dalam pengaturan sekresi sel pulau Langerhans
• Produksi somatostatin yang berlebihan oleh pankreas menyebabkan hiperglikemia
dan manifestasi diabetes lainnya
Polipeptida Pankreas• PP adalah peptida 36 asam amino merupakan produk sel F pankreas
• Sekresinya ditingkatkan o/ konsumsi protein, puasa, olahraga, serta hipoglikemia
akut
LI 3 Memahami dan Menjelaskan Ileus Obstruksi
LO 3.1 Definisi
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran
normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik,
partial atau total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsino madan perkembangannya lambat. Sebahagaian dasar dari obstruksi justru mengenai
usus halus.Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan
diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.
LO 3.2 Etiologi
1. Pengumpulan isi lumen usus oleh gas dan cairan
2. Hanya di bagian proksimal karena ingesti makanan, cairan, akumulasi gas yang
menumpuk pada bagian proksimal
3. Bagian proksimal dinding dari lumen usus yang mengalammi distensi, sementara
yang distal kolaps, fungsi normal sekresi dan absorpsi terganggu fungsinya dandinding usus menjadi edema
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 27/46
1. Perlengketan :
Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pasda jaringan
parut setelah pembedahan abdomen
2. Intusepsi :
Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat
penyempitan lumen usus. Segmen usus tertarik kedalam segmen berikutnya oleh gerakan
peristaltik yang memperlakukan segmen itu seperti usus. Paling sering terjadi pada anaka-
anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam dan terpijat disepanjang bagian usus tersebut (ileocaecal) lewat coecum kedalam usus besar (colon) dan bahkan
sampai sejauh rectum dan anus.
Gbr Intusepsi intestinal
3. Volvulus :
Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian
menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi.
Keadaan ini dapat juga terjadi pada usus halus yang terputar pada mesentriumnya
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 28/46
Gbr Menunjukan bentuk normal intestin (atas warna pink) dan intestin yang
mengalami volvulus (bawah warna ungu)
Tindakan bedah, infeksi dan bahkan endometriosis sering menyebabkan peradangan
peritoneum loka atau generalisata (peritonitis). Pada penyembuhan dapat terjadi perlekatan antara segmen usus atau dinding abdomen dan tempat operasi.
4. Hernia :
Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen atau
defek di dinding rongga peritoneum yang memungkinkan terbentukkan tonjolan
peritoneum mirip kantong yang dilapisi serosa
Gbr. Kantung Hernia
5. Tumor :
Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus
menyebabkan tekanan pada dinding usus.
6. Inkarserasi (terperangkap) massa visera yang meningkat di dalam hernia sehingga
massa tersebut terperangkap akibat adanya stasis dan edema secara permanen.
7. Strangulasi gangguan lebih lanjut dimana pasokan darah dan drainase menyebabkan
infark segmen yang terperangkap
Gbr strangulasi intestinal
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 29/46
LO 3.3 Klasifikasi
Ada dua tipe obstruksi yaitu :
1. Mekanis (Ileus Obstruktif)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus
obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinomayang melingkari. Misalnya intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis,
obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.
2. Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik)
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf ototnom mengalami paralisis dan
peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.
Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus,
atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson.
Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga kelompok
(Bailey,2002):
a. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu empedu.
b. Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.
c. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.
Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar (Sjamsuhidajat & Jong, 2005;
Sabiston,1995) :
1. Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan terjepitnya pembuluh darah.
2. Ileus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi yang disertai adanya penjepitan
pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis
atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh
toksin dari jaringan gangren.
3. Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar
suatu gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi.
Untuk keperluan klinis, ileus obstruktif dibagi dua (Stone, 2004):
1. Ileus obstruktif usus halus, termasuk duodenum
2. Ileus obstruktif usus besar
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 30/46
LO 3.4 Patofisiologi
Etiologi1 penyumbatan intestinal penyempitan lumen usus pasase lumen usus terganggu
Bagian proksimal3 obstrusi tersumbat Pengumpulan isi lumen2
Distensi4
Tekanan intralumen sekresi kelenjar pencernaan aliran air dan Na+
Iskemik akumulasi cairan dan gas - Dehidrasi
terus bertambah - Hipotensi
Kehilangan cairan ke
Peritoneum seluruh bagian obstruksi
menyumbat
Nekrosis
Permabilitas hiperperistaltik
- Kolik abdomen
- Muntah
Kehilangan cairan dan elektrolit
- Perfusi jaringan
- Asidosis metabolit
- Syok hipovolumik
LO 3.5 Manifestasi Klinis
1. Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai
dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian
oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri
kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbulgejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi
berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan
sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka
muntah yang dihasilkan semakin fekulen.1,2,10
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat
kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi
abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin
jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan “metallic
sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah
distal.10
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 31/46
1. Obstruksi disertai proses strangulasi
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri
hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila
dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat
hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.
2. Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan
biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan
adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan
nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntah
lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidak
terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon
terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal
akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi
hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dandindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi
abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan
terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa
menunjukkan adanya strangulasi.
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif (Winslet, 2002; Sabiston, 1995)
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas(konstipasi).
Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada (Winslet, 2002;
Sabiston, 1995):
1. Lokasi obstruksi
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 32/46
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
4. Ada atau tidaknya iskemia usus
Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oliguria, syok
hypovolemik, pireksia, septikemia, penurunan respirasi dan peritonitis. Terhadap
setiap penyakit yang dicurigai ileus obstruktif, semua kemungkinan hernia harus
diperiksa (Winslet, 2002).
Nyeri abdomen biasanya agak tetap pada mulanya dan kemudian menjadi bersifat
kolik. Ia sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat pada dinding usus melawan
obstruksi. Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang muncul
setiap 4 sampai 5 menit dalam ileus obstruktif usus halus, setiap 15 sampai 20
menit pada ileus obstruktif usus besar. Nyeri dari ileus obstruktif usus halusdemikian biasanya terlokalisasi supraumbilikus di dalam abdomen, sedangkan
yang dari ileus obstruktif usus besar biasanya tampil dengan nyeri
intaumbilikus. Dengan berlalunya waktu, usus berdilatasi, motilitas menurun,
sehingga gelombang peristaltik menjadi jarang, sampai akhirnya berhenti. Pada
saat ini nyeri mereda dan diganti oleh pegal generalisata menetap di keseluruhan
abdomen. Jika nyeri abdomen menjadi terlokalisasi baik, parah, menetap dan
tanpa remisi, maka ileus obstruksi strangulata harus dicurigai (Sabiston, 1995).
Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya ileus obstruksi yang
memuntahkan apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti
oleh cairan duodenum, yang kebanyakan cairan empedu (Harrison‟s, 2001).
Setelah ia mereda, maka muntah tergantung atas tingkat ileus obstruktif. Jika ileus
obstruktif usus halus, maka muntah terlihat dini dalam perjalanan dan terdiri dari
cairan jernih hijau atau kuning. Usus didekompresi dengan regurgitasi, sehingga tak
terlihat distensi. Jika ileus obstruktif usus besar, maka muntah timbul lambat dan
setelah muncul distensi. Muntahannya kental dan berbau busuk (fekulen) sebagai
hasil pertumbuhan bakteri berlebihan sekunder terhadap stagnasi. Karena panjang
usus yang terisi dengan isi demikian, maka muntah tidak mendekompresi total usus di
atas obstruksi (Sabiston, 1995).
Distensi pada ileus obstruktif derajatnya tergantung kepada lokasi obsruksi dan
makin membesar bila semakin ke distal lokasinya. Gerkakan peristaltik
terkadang dapat dilihat. Gejala ini terlambat pada ileus obstruktif usus besar dan
bisa minimal atau absen pada keadaan oklusi pembuluh darah mesenterikus
(Sabiston, 1995).
Konstipasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konstipasi absolut ( dimana feses dan
gas tidak bisa keluar) dan relatif (dimana hanya gas yang bisa keluar) (Winslet,
2002). Kegagalan mengerluarkan gas dan feses per rektum juga suatu gambaran
khas ileus obstruktif. Tetapi setelah timbul obstruksi, usus distal terhadap titik ini harus mengeluarkan isinya sebelum terlihat obstipasi. Sehingga dalam ileus
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 33/46
obstruktif usus halus, usus dalam panjang bermakna dibiarkan tanpa terancam di
usus besar. Lewatnya isi usus dalam bagian usus besar ini memerlukan waktu,
sehingga mungkin tidak ada obstipasi, selama beberapa hari. Sebaliknya, jika ileus
obstruktif usus besar, maka obstipasi akan terlihat lebih dini. Dalam ileus
obstuksi sebagian, diare merupakan gejala yang ditampilkan pengganti obstipasi(Sabiston, 1995).
Dehidarasi umumnya terjadi pada ileus obstruktif usus halus yang disebabkan
muntah yang berulang-ulang dan pengendapan cairan. Hal ini menyebabkan kulit
kering dan lidah kering, pengisian aliran vena yang jelek dan mata gantung dengan
oliguria. Nilai BUN dan hematokrit meningkat memberikan gambaran polisitemia
sekunder (Winslet, 2002).
Hipokalemia bukan merupakan gejala yang sering pada ileus obstruktif
sederhana. Peningkatan nilai potasium, amilase atau laktat dehidrogenase di
dalam serum dapat sebagai pertanda strangulasi, begitu juga leukositosis atau
leukopenia (Winslet, 2002). Pireksia di dalam ileus obstruktif dapat digunaklan
sebagai petanda (Winslet, 2002) :
1. Mulainya terjadi iskemia
2. Perforasi usus
3. Inflamasi yang berhubungan denga penyakit obsruksi
Hipotermi menandakan terjadinya syok septikemia. Nyeri tekan abdomen yangterlokalisir menandakan iskemia yang mengancam atau sudah terjadi.
Perkembangan peritonitis menandakan infark atau perforasi (Winslet, 2002).
Sangat penting untuk membedakan antara ileus obstruktif dengan strangulasi
dengan tanpa strangulasi, karena termasuk operasi emergensi. Penegakan
diagnosa hanya tergantung gejala kilnis. Sebagai catatan perlu diperhatikan
(Winslet, 2002):
1. Kehadiran syok menandakan iskemia yang sedang berlansung
2. Pada strangulasi yang mengancam, nyeri tidak pernah hilang total
3. Gejala-gejala biasanya muncul secara mendadak dan selalu berulang
4. Kemunculan dan adanya gejala nyeri tekan lokal merupakan tanda yang
sangat penting, tetapi, nyeri tekan yang tidak jelas memerlukan penilaian rutin.
Pada ileus obstruktif tanpa strangulasi kemungkinan bisa terdapat area dengan
nyeri tekan lokal pada tempat yang mengalami obstruksi; pada srangulasi selalu
ada nyeri tekan lokal yang berhubungan dengan kekakuan abdomen..
5. Nyeri tekan umum dan kehadiran kekakuan abdomen/rebound tendernessmenandakan perlunya laparotomy segera.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 34/46
6. Pada kasus ileus obstruktif dimana nyeri tetap asa walaupun telah diterapi
konservatif, walaupun tanpa gejala-gejala di atas, strangulasi tetap harus
didiagnosa.
7. Ketika srangulasi muncul pada hernia eksternal dimana benjolan tegang,
lunak, ireponibel, tidak hanya membesar karena reflek batuk dan benjolan
semakin membesar.
Pada ileus obstruksi usus besar juga menimbulkan sakit kolik abdomen yang
sama kualitasnya dengan sakit ileus obstruktif usus halus, tetapi intensitasnya
lebih rendah. Keluhan rasa sakit kadang-kadang tidak ada pada penderita lanjut
usia yang pandai menahan nafsu. Muntah-muntah terjadi lambat, khususnya bila
katup ileocaecal kompeten. Muntah-muntah fekulen paradoks sangat jarang.
Riwayat perubahan kebiasaan berdefekasi dan darah dalam feses yang baru
terjadi sering terjadi karena karsinoma dan divertikulitis adalah penyebab yang
paling sering. Konstipasi menjadi progresif, dan obstipasi dengan ketidakmapuan
mengeluarkan gas terjadi. Gejala-gejala akut dapat timbul setelah satu minggu.
LO 3.6 Diagnosis
Anamnesis
Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapatditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah
dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia (Sjamsuhudajat & Jong, 2004;
Sabara, 2007). Pada ileus obstruksi usus halus kolik dirasakan di sekitar
umbilkus, sedangkan pada ileus obstruksi usus besar kolik dirasakan di sekitar
suprapubik. Muntah pada ileus obstruksi usus halus berwarna kehijaun dan
pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama (Anonym, 2007)
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 35/46
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan
turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat
adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat
dilihat gerakan peristaltik usus (Gambar 2.4) yang bisa bekorelasi dengan
mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah. Penderita tampak
gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik (Sabiston, 1995; Sabara,
2007)
2. Palpasi
Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapunatau nyeri tekan, yang mencakup „defance musculair‟ involunter atau
rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal (Sabiston, 1995;
Sabara, 2007).
3. Auskultasi
Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik
gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang.
Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas telah
berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 36/46
ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan
dalam ileus paralitikus atau ileus obstruksi strangulata (Sabiston, 1995).
Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan
rektum dan pelvis. Ia bisa membangkitkan penemuan massa atau tumor
serta tidak adanya feses di dalam kubah rektum menggambarkan ileus
obstruktif usus halus. Jika darah makroskopik atau feses postif banyak
ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa ileus obstruktif
didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus (Sabiston, 1995). Apabila isi
rektum menyemprot; penyakit Hirdchprung (Anonym, 2007).
4. Radiologi
Pemeriksaan sinar-X bisa sangat bermanfaat dalam mengkonfirmasi diagnosis
ileus obstruktif serta foto abdomen tegak dan berbaring harus yang
pertama dibuat. Adanya gelung usus terdistensi dengan batas udara-cairan
dalam pola tangga pada film tegak sangat menggambarkan ileus obstruksi
sebagai diagnosis. Dalam ileus obstruktif usus besar dengan katup
ileocaecalis kompeten, maka distensi gas dalam kolon merupakan satu-satunya
gambaran penting (Sabiston, 1995). Penggunaan kontras dikontraindikasikan
adanya perforasi-peritonitis. Barium enema diindikasikan untuk invaginasi,
dan endoskopi disarankan pada kecurigaan volvulus (Anoym, 2007).
5. Laboratorium
Leukositosis, dengan pergeseran ke kiri, biasanya terjadi bila terdapat
strangulasi, tetapi hitung darah putih yang normal tidak menyampingkan
strangulasi. Peningkatan amilase serum kadang-kadang ditemukan pada semua
bentuk ileus obstruktif, khususnya jenis strangulasi (Harrison‟s, 2001)
6. Pemeriksaan colok dubur
· Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease· Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 37/46
· Feses yang mengeras : skibala
· Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
· Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
· Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
LO 3.7 Diagnosis Banding
Ileus dapat disebabkan oleh adanya proses dalam intraabdominal dan retroperitoneal,
termasuk iskemik usus, kolik ureter, fraktur pelvis dan setelah operasi abdomen. Jika
terjadi ileus paralitik, nyeri biasanya tidak terlalu berat dan lebih konstan.
Obstipasi dan distensi abdomen menunjukkan adanya obstruksi usus besar. Muntah
jarang terjadi dan nyeri tidak bersifat kolik. Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan
adanya hasil foto roentgen yang menunjukkan adanya obstruksi dilatasi kolon bagian
proksimal.
Obstruksi usus halus dapat dikacaukan dengan gastroenteritis akut, apendisitis akut
dan pankreatitis akut. Obstruksi strangulasi mempunyai keluhan yang mirip dengan
pankreatitis akut, enteritis iskemik atau penyumbatan vaskular mesenterika yang
berhubungan dengan trombosis vena. Ileus obstruksi harus dibedakan dengan ileus
paralitik.
LO 3.8 Penatalaksanaan
a) Pre-operatif
Dasar pengobatan obstruksi usus meliputi :
1. Penggantian kehilangan cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus sampai
pencapaian tingkat normal hidrasi dan konsentrasi elektrolit bisa dipantau dengan
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 38/46
mengamati pengeluaran urin (melalui kateter), tanda vital, tekanan vena sentral
dan pemeriksaan laboratoriumberurutan.
2. Dekompressi tractus gastrointestinal dengan sonde yang ditempatkan
intralumen dengan tujuan untuk dekompressi lambung sehingga memperkecil
kesempatan aspirasi isi usus, dan membatasi masuknya udara yang ditelan kedalam saluran pencernaan,sehingga mengurangi distensi usus yang bisa
menyebabkan peningkatan tekanan intalumen.
3. Pemberian antibiotika untuk pencegahan pertumbuhan bakteri berlebihan
bersama dengan produk endotoksin dan eksotoksin.
b) Operatif
Tergantung dari etiologi masing-masing :
• Adhesi
Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus pulihkembali.
• Hernia inkarserata
Dapat dilakukan Herniotomi untuk membebaskan usus dari jepitan.
• Neoplasma
Operasi berupa pengangkatan tumor. Pada tumor jinak pasase usus harus
dipulihkan kembali, sedangkan pada tumor ganas sedapat mungkin dilakukan
reseksi radikal.
•Askariasis
Jika terdapat obstruksi lengkap, atau jika pengobatan konservatif tidak berhasil
dapat dilakukan operasi dengan jalan enterotomi untuk mengeluarkan cacing, tapi
apabila usus sudah robek, atau mengalami ganggren dilakukan reseksi bagian
usus yang bersangkutan.
•Carsinoma Colon
Operasi dengan jalan reseksi luas pada lesi dan limfatik regionalnya. Apabila
obstruksi mekanik jelas terjadi, maka diperlukan persiapan Colostomi atau
Sekostomi.
• Divertikel
Reseksi bagian colon yang mengandung divertikel dapat dikerjakan secara elektif
setelah divertikulitis menyembuh. Dapat dianjurkan untuk menempatkan
colostomy serendah mungkin, lebih disukai dalam colon desendens, atau colon
sigmoideum. Untuk memungkinkan evaluasi melalui colostomy dan mencegah
peradangan lebih lanjut pada tempat abses.
Reseksi sigmoid biasanya dilakukan dengan cara Hartman dengan colostomy
sementara. Cara ini, dipilih untuk menghindari resiko tinggi gangguan
penyembuhan luka anastomosis yang dibuat primer dilingkungan radang.
Prosedur Hartman jauh lebih aman karena anastomosis baru dikerjakan setelah
rongga perut dan lapangan bedah bebas kontaminasi dan radang.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 39/46
•Volvulus
Pada volvulus sekum dilakukan tindakan operatif yaitu melepaskan volvulus yang
terpelintir dengan melakukan dekompresi dengan sekostomi temporer, yang juga
berefek fiksasi terhadap sekum dengan cara adhesi. Jika sekum dapat hidup dan
tidak terdistensi tegang, maka detorsi dan fiksasi sekum di qudran bawah bisa
dicapai.Pada volvulus sigmoid jika tidak terdapat strangulasi, dapat dilakukan reposisi
sigmoidoskopi. Cara ini sering meniadakan volvulus dini yang diikuti oleh
keluarnya flatus. Reposisi sigmoidodkopi yang berhasil pada volvulus dapat
dicapai sekitar 80% pasien. Jika strangulasi ditemukan saat laparatomi, maka
reseksi gelung sigmoideum yang gangrenous yang disertai dengan colostomi
double barrel atau coloctomi ujung bersama penutup tunggal rectum (kantong
Hartman) harus dilakukan.
•Intusussepsi
Sebelum dilakukan tindakan operasi, dilakukan terlebih dahulu dengan reduksi
barium enema, jika tidak ada tanda obstruksi lanjut atau perforasi usus halus.Bila reduksi dengan enema tidak dapat dilaksanakan maka dilakukan operasi
berupa eksplorai abdomen melalui suatu insisi transversal pada quadran kanan bawah. Intusussepsi tersebut kemudian direduksi dengan kompressi retrograde
dari intusussepsi secara hati-hati. Reseksi usus diindikasikan bila usus tersebut
tidak dapat direduksi atau usus tersebut ganggren.
http://ilmubedah.info/ileus-obstruksi-definisi-etiologi-gambaran-klinik-diagnosis-terapi-
prognosis
PENATALAKSANAAN ILEUS OBSTRUKTIF
Terapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritisserta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan
secepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien
(Sabiston, 1995).
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi
untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.
Menghilangkan penyebab ileus obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu
penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan
oleh perlengketan (Sabiston, 1995; Sabara, 2007) Dekompresi pipa bagi traktus
gastrointestinal diindikasikan untuk duaalasan (Sabiston, 1995; Sabara, 2007):
1. Untuk dekompres lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi isi usus.
2. Membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan,sehinggamengurangi distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan intralumen
dan kemungkinan ancaman vaskular.
Pipa yang digunakan untuk tujuan demikian dibagi dalam dua kelompok (Sabiston,
1995) :
1. Pendek, hanya untuk lambung.
2. Panjang, untuk intubasi keseluruhan usus halus.
Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk
perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan
laparatom (Sabara, 2007).
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 40/46
Pemberian antibiotika spektrum lebar di dalam gelung usus yang terkena obstruksi
strangulasi terbukti meningkatkan kelangsungan hidup. Tetapi, karena tidak selalu
mudah membedakan antara ileus obstruksi strangulata dan sederhana, maka
antibiotika harus diberikan pada semua pasien ileus obstruksi (Sabiston,1995)
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi
secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila (Sabara, 2007) :
1. Strangulasi
2. Obstruksi lengkap
3. Hernia inkarserata
4. Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT,
infus, oksigen dan kateter)
Tindakan yang terlibat dalam terapi bedahnya masuk kedalam beberapa kategori
mencakup (Sabiston, 1995) ;
1. Lisis pita lekat atau reposisi hernia
2. Pintas usus
3. Reseksi dengan anastomosis
4. Diversi stoma dengan atau tanap resksi.
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita
harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup.
Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik (Sabara,
2007)
PENATALAKSANAAN
A.Terapiumum 1.Istirahat
Dirawat di ruangan gawat darurat
Segera pasang sonde lambung (NGT)
Selang rectal
Pasang kateter
2.Diet
Pasien puasa
Nutrisi perenteral total sampai ada bising usus atau mulai flatus
3.Medikamentosa
Obat pertama :
Prostigmin 3 x 1 sampai IV untuk memacu mobilitas usus
Antibiotik
Obat alternative : -
http://www.infokedokteran.com
Bagaimana terapi/pengobatan ileus obstruktif yang diberikan secara farmakologis?
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 41/46
Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis.Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
Apa yang perlu diperhatikan dalam resusitasi pada pasien dengan ileus
obstruktif?
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda – tanda vital,
dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi
dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena
seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor
tanda-tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena,
diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk
mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan
mengurangi distensi abdomen.
OBAT ANTIEMETIK
• Antagonis reseptor H1• Antagonis reseptor muskarinik
• Antagonis reseptor dopamin
• Antagonis reseptor serotonin
• Cannabinoid
• Steroid
Antagonis reseptor H1• Cinnarizine, cyclizine, dimenhydrinate, promethazine
• Tidak dapat digunakan utk mual-muntah krn rangsangan pada CTZ
• Efektif utk mabuk kendaraan dan mual-muntah krn rangsangan pada lambung
• Diberikan sebelum timbul gejala mual-muntah
• Puncak antiemetik : 4 jam, bertahan selama 24 jam
• KI : wanita hamil trimester I (kec. Promethazine)
Antagonis reseptor muskarinik • Hyoscine
• Untuk mual-muntah krn gangguan labirin dan rangsangan lokal di lambung
• Tidak dapat digunakan utk mual muntah krn rangsangan pada CTZ
• Puncak antiemetik : 1-2 jam
• ES : drowsiness, mulut kering, penglihatan kabur, retensi urin
Antagonis reseptor dopamin• Metoklopramid
• Domperidone • Phenothiazine
Metoklopramid• Bekerja di CTZ
• P.o., T1/2 4 jam, ekskresi via urine
• ES : krn blokade reseptor dopamin di SSP →gangguan pergerakan pada anak2
dan dewasa muda, mengantuk, fatigue/lemah
• Stimulasi release prolaktin → galaktore dan gangguan menstruasi
• Efek pada motilitas usus → diare
Domperidone• Antagonis reseptor D2
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 42/46
• Antiemetik untuk vomitting postoperatif dan akibat kemoterapi kanker
• ES : diare
Phenothiazine• Neuroleptik : chlorpromazine, prochlorperazine, trifluoperazine → dpt sebagai
antiemetik • Triethylperazine → hny sbg antiemetik
• Dapat digunakan utk vomitting krn rangsangan pada CTZ
• Tidak efektif utk muntah krn rangsangan di lambung
• Cara kerja → antagonis reseptor D2 di CTZ, menghambat reseptor histamin dan
muskarinik
• Pemberian p.o., rektal, atau parenteral
Antagonis serotonin• Serotonin (5-hidroksitriptamin) a direlease oleh CNS atau lambung a transmitter
emesis
• Antagonis serotonin : ondansetron, granisetron• Sangat baik utk terapi mual-muntah akibat obat sitotoksik
• Pemberian p.o, injeksi IV pelan, infus
• T1/2 5 jam
• ES : sakit kepala, gangguan GIT
Cannabinoid• Nabilone → derivat cannabinol sintetik →menurunkan muntah krn rangsangan
pada CTZ
• Pemberian : p.o, absorpsi baik
• T1/2 120 menit, ekskresi via urine dan feses
• ES : jarang, a. l. drowsiness, dizziness, mulut kering, perubahanmood, hipotensi postural, halusinasi, dan reaksi psikotik
Steroid
• Dosis tinggi, dpt digunakan sendiri atau kombinasi dgn obat lain
• Glukokortikoid → deksametason dan metilprednisolon
• Mekanisme kerja → blm diketahui
• Sinergisme dg ondansetron
MOTILITAS GIT1. MENINGKATKAN PERGERAKAN :
• PENCAHAR
• TANPA EFEK PENCAHAR
PENCAHAR • BULK LAXATIVE → meningkatkan volume residu padat yg tidak diabsorpsi
• OSMOTIC LAXATIVE → meningkatkan jumlah air
• FAECAL SOFTENER →mengubah konsistensi faeces
• STIMULANT PURGATIVE →meningkatkan motilitas dan sekresi
Bulk Laxative• Metilselulose, sterculia, agar, bran, ispaghula husk
• Polimer polisakarida a tidak dapat dipecah
• Mekanisme kerja a menahan air di lumen usus merangsang peristaltis a beberapa hari
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 43/46
• ES : ringan
Osmotic Laxative
• Pencahar salin dan laktulosa → cairan yg absorpsinya jelek → meningkatkan
volume cairan di lumen bowel→ mempercepat transfer makanan ke usus halus
→massa yg sangat besar masuk kolon → distensi →ekspulsi faeces• Pencahar salin → garam MgSO4 dan Mg(OH)2
• Laktulosa → disakarida semisintetik fruktosa dan galaktosa → bakteri di kolon
→ fermentasi → asam laktat dan asam asetat → osmotik laksatif
• Efek baru timbul 1 – 2 hari
Faecal Softener• Docusate sodium
• Menghasilkan feses yg lebih lumak
• Efek stimulan laksatif lemah
Stimulant Purgative• Bisacodyl, sodium picosulfat, preparat senna
• Meningkatkan peristaltis dengan cara stimulasi mukosa usus
• ES : kram abdomen, jangka panjang → atonia colon
• Bisacodyl → p.o. atau suppositoria → efek laksan 15-30 menit
• Sodium picosulfat → p.o.
• Preparat senna → dosis tunggal → efek laksan dalam 8 jam
OBAT YG MENINGKATKAN MOTILITAS GIT
DOMPERIDONE
• Antagonis reseptor D2 a antiemetik • Memblok adrenoreseptor a-1 dan menurunkan efek relaksannya a menurunkan
tekanan sfingter esofagus bawah a meningkatkan motilitas GIT
• Tidak menstimulasi sekresi asam lambung
• Digunakan untuk gangguan pengosongan lambung dan refluks esofagitis kronis
• ES : hiperprolaktinemia
METOKLOPRAMID
• Efek sentral → antiemetik
• Efek lokal → percepatan pengosongan lambung tanpa menstimulasi sekresi
asam lambung
• Efeknya kecil pada motilitas usus bag. bawah • Digunakan untuk refluks gastroesofagus dan gangguan pengosongan lambung
• Tidak dapat digunakan untuk ileus paralitik
CISAPRIDE• Menstimulasi release ACh pada pleksus myenterik di GIT bag. atas
• Digunakan utk refluks esofagitis dan gangguan pengosongan lambung
• Tidak mempunyai efek antiemetik
• ES : diare, kram abdomen, takikardi (jarang)
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 44/46
LO 3.9 Komplikasi
Peritonitis septikemia
Syok hipovolemia
Perforasi usus
ganguan elektrolit pnemonia aspirasi dari proses muntah
sepsis
nekrosis usus
perfusi usus
LO 3.10 Prognosis
Obstruksi yang tak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian
sekitar 5%. Kebanyakan yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia.
Obstruksi yang disertai dengan strangulasi mempunyai angka kematian 8%.
Kalau operasi dilakukan dalam jangka waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala
yang bersangkutan.
LO 3.11 Pencegahan
LI 4 Memahami dan Menjelaskan Operasi dalam Pandangan Islam
Terkadang seorang muslim diuji oleh Allah dengan suatu penyakit, dia ingin sembuh
dari penyakit tersebut, dia mengetahui bahwa berobat dianjurkan, akan tetapi
penyakit di mana dia diuji oleh Allah dengannya, jalan menuju kepada kesembuhannyamenurut para dokter adalah operasi. Pertanyaannya bagaimana pandangan syariat
terhadap operasi medis yang umumnya adalah tindakan pembedahan?
Dalil-dalil dari al-Qur`an dan sunnah menetapkan dibolehkannya operasi medis
dengan syarat-syaratnya, dan bahwa tidak ada dosa atas seorang muslim melakukannya
untuk meraih kesembuhan dari penyakit yang Allah ujikan kepadanya dengan izin Allah.
Adapun dalil-dalil tersebut maka ia sebagai berikut:
Firman Allah, “Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Al-Maidah: 32).
Dalam ayat ini Allah memuji orang yang berusaha menghidupkan dan menyelamatkan
jiwa dari kematian dan sudah dimaklumi bahwa dalam banyak kasus operasi medis
menjadi sebab terselamatkannya jiwa dari kematian yang hampir dipastikan.
Tidak sedikit penyakit di mana kesembuhannya tergantung setelah Allah
kepada operasi medis, tanpa operasi penyakit penderita akan memburuk dan
membahayakannya, jika tim medis melakukannya dan penderita sembuh dengan izin
Allah berarti mereka telah menyelamatkannya. Tanpa ragu ini termasuk perbuatan yang
dipuji oleh ayat di atas. Adapun dari sunnah maka ada beberapa hadits yang bisa
dijadikan pijakan dalam menetapkan dibolehkannya operasi medis, di antaranya:
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 45/46
1. Hadits hijamah (berbekam)
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw berbekam di kepalanya. (HR. Al-Bukhari). Dari Jabir
bahwa dia menjenguk orang sakit. Dia berkata, “Aku tidak meninggalkan tempat ini
sebelum kamu berbekam karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ”Padanya
terdapat kesembuhan”. (HR. Al-Bukhari). Hadits tersebut menetapkannya
disyariatkannya hijamah dan sudah dimaklumi bahwa hijamah dilakukan dengan
membedah atau menyayat tempat tertentu pada tubuh untuk menyedot darah kotor
dan membuangnya. Jadi disyariatkannya hijamah merupakan dasar dibolehkannya
membedah tubuh untuk membuang penyakit atau penyebab penyakit.
2. Hadits Jabir bin Abdullah
Jabir bin Abdullah berkata, “Rasulullah SAW mengirim seorang tabib kepada Ubay bin
Kaab maka tabib tersebut memotong pembuluh darahnya dan menempelnya dengan besi
panas”. (HR. Muslim). Dalam hadits ini Nabi SAW menyetujui apa yangdilakukan oleh tabib tersebut terhadap Ubay bin Kaab, dan apa yang dilakukan oleh
tabib tersebut adalah salah satu bentuk operasi medis yaitu pemotongan terhadap
anggota tertentu. Kemudian dari sisi pertimbangan kebutuhan penderita kepada
operasi yang tidak lepas dari dua kemungkinan yaitu menyelamatkan hidup
dan menjaga kesehatan, pertimbangan yang dalam kondisi tertentu bisa mencapai
tingkat dharurat maka tidak ada alasan yang rajih menolak operasi medis.
Syariat Islam tidak melarang operasi medis secara mutlak dan tidak membolehkan
secara mutlak, syariat meletakkan larangan pada tempatnya dan pembolehan
pada tempatnya, masing-masing diberi hak dan kadarnya. Jika operasi medis memenuhi
syarat-syarat yang diletakkan syariat maka dibolehkan karena dalam kondisi ini target
yang diharapkan yaitu kesembuhan dengan izin Allah bisa diwujudkan, sebaliknya jika
tim medis berpandangan bahwa operasi tidak bermanfaat, tidak mewujudkan sasarannya
atau justru menambah penderitaan penderita maka dalam kondisi ini syariat
melarangnya.
Inilah syarat-syarat dibolehkannya operasi medis yang diletakkan oleh fuqaha Islam
dalam buku-buku mereka, syarat-syarat ini diambil dari dasar-dasar kaidah syariat.
1) Hendaknya operasi medis disyariatkan.
2) Hendaknya penderita membutuhkannya.
3) Hendaknya penderita mengizinkan.
4) Hendaknya tim medis menguasai.
5) Hendaknya peluang keberhasilan lebih besar.
6) Hendaknya tidak ada cara lain yang lebih minim mudharatnya.
7) Hendaknya operasi medis berakibat baik.
7/27/2019 LI 1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna Bagian Bawah
http://slidepdf.com/reader/full/li-1-memahami-dan-menjelaskan-anatomi-saluran-cerna-bagian-bawah 46/46
8) Hendaknya operasi tidak berakibat lebih buruk daripada penyakit penderita.