8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
1/10
A. Definisi Apendisitis
Apendisitis adalah suatu peradangan yang sering terjadi pada appendiks yang merupakan kasus
gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi.
B. Epidemiologi
Kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam
hidup mereka; pria lebih sering dipengaruhi daripada wanita, dan remaja lebih sering daripada
orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi pada usia berapapun, namun penyakit ini
paling sering terjadi pada usia antara 10 dan 30 tahun.
C. Etiologi Apendisitis
Apendisitis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh obstruksi atau penyumbatan akibat
:
1. Hiperplasia dari folikel limfoid
2. Adanya fekalit (masa keras dari feses) dalam lumen appendiks
3. tumor appendiks
4. Adanya benda asing seperti cacing askariasis
5. Erosi mukosa appendiks karena parasit seperti E. Histilitica.
Menurut penelitian, epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan makanan rendah serat akan
mengakibatkan konstipasi yang dapat menimbulkan apendisitis. Hal tersebut akan
meningkatkan tekanan intra sekal, sehingga timbul sumbatan fungsional appendiks dan
meningkatkan pertumbuhan kuman flora pada kolon.
D. Patofisiologi
Apendisitis akut
fokal
Nyeri
epigastrum
Obstruksi lumen (fekalit, tumor,
cacing)
Mukus yang diproduksi mukosa mengalami
bendungan
pe tekanan
intraluminal
Aliran darah
berkurang
Edema dan ulserasi
mukosa
Terputusnya aliran
darah
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
2/10
Nyeri daerah kananbawah
Apendisitis supuratif
akut
Apendisitis
ganggrenosa
Obstruksi vena, edema , bakteri menembus
dinding
Peradangan
peritonium
Aliran arteri
terganggu
Infark dinding
apendiks
ganggre
n
Dinding apendiks
rapuh
infiltr
at
perfora
si
Infiltrat
apendikularisApendisitis
perforasi
Tindakan apendektomi
Gangguan
rasa
nyaman
Nyeri akutResiko
infeksi
Tindakan apendektomi
Gangguan
rasa
nyaman
Kurang
pengetahuan
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
3/10
Keterangan :
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks. Obstruksi tersebut
menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa appendiks mengalami bendungan. Semakin
lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding appendiks mempunyaiketerbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan
menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan ulaserasi mukosa. Pada saat itu
terjadi apendisitis akut fokalyang ditandai dengan nyeri epigastrum.
Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan
obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding sehingga peradangan
yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen
kanan bawah yang disebut apendisitis supuratif akut.
Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infark dinding appendiks yang diikuti
ganggren. Stadium ini disebut apendisitis ganggrenosa. Bila dinding appendiks rapuh maka
akan terjadi prefesional disebut appendisitis perforasi.
Bila proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah
appendiks hingga muncul infiltrat appendikkularis.
Klasifikasi
Apendik dapat dibagi atas dua bagian yaitu.
a. Apendik Akut : jarang ditemui pada anak dibawah 5 tahun dan orang tua diatas 50 tahun.
Apendicitis akut dapat dibagi atas tiga bagian :
1. Apendicitis acut focalik atau segmentalis
Terjadi pada bagian distal yang meradang seluruh rongga apendiks sepertiga distal
berisi nanah.
2. Apendicitis acut purulenta diffusa
Pembentukan nanah yang berlebihan jika radangnya lebih hebat dan dapat terjadi
mikrosis dan pembusukan yang disebut appendicitis gangrenous. Pada appendicitis
gangrenous dapat terjadi perfulasi akibat mikrosis kedalam rongga perut dan
mengakibatkan peritonitis.
3. Apendicitis acut traumatic.
Disebabkan oleh karena trauma karena kecelakaan pada operasi didapatkan tampak
lapisan eksudat dalam rongga maupun permukaan.
b.Appendicitis kronik.
Appendicitis kronik dibagi atas dua bagian antara lain :
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
4/10
1. Appendicitis cronik focalis
Secara mikroskopis nampak fibrosis setempat yang melingkar, sehingga dapat
menyebabkan stenosis.
2. Appendicitis cronik obliterative
Terjadi fibrosis yang luas sepanjang appendiks pada jaringan sub mukosa dan sub
serosa, sehingga terjadi obliterasi (hilangnya lumen) terutama dibagian distal
dengan menghilangnya selaput lender pada bagian tersebut.
Tanda Dan Gejala Apendisitis
Nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah dan biasanya disertai oleh demam ringan, mual,
muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney bila dilakukan
tekanan. Nyeri tekan lepas mungkin akan dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan
apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi
appendiks. Bila appendiks melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di
daerah lumbar; bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini hanya dapat diketahui pada
pemeriksaan rektal. Nyeri pada defekasi menunjukkan bahwa ujung appendiks dekat dengan
kandung kemih atau ureter. Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektum kanan dapat
terjadi.
Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri, yang secara
paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran bawah kanan. Apabila appendiks
telah ruptur, nyeri dan dapat lebih menyebar; distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik dan
kondisi klien memburuk.
4. Pemeriksaan fisik
Meliputi pemeriksaan pada sistem kardiovaskuler, hematologi, muskuloskeletal, imunologi dan
urogenital.
5. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dapat diperoleh dari hasil lab dan sinar-x. Hitung darah lengkap
dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan jumlah darah putih. Jumlah leukosit mungkin
lebih besar dari 10.000/mm3 dan pemeriksaan ultrasound dapat menunjukkan densitas kuadran
kanan bawah atau kadar aliran udara terlokalisasi.
6. Tindakan penanganan
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
5/10
Pada apendisitis akut, pengobatan yang paling baik adalah operasi appendiks. Dalam waktu 48
jam harus dilakukan. Penderita di obsevarsi, istirahat dalam posisi fowler, diberikan antibiotik
dan diberikan makanan yang tidak merangsang peristaltik, jika terjadi perforasi diberikan drain
diperut kanan bawah.
a. Tindakan pre operatif; meliputi penderita di rawat, diberikan antibiotik dan kompres
untuk menurunkan suhu penderita, pasien diminta untuk tirah baring dan dipuasakan
b. Tindakan operatif; apendektomi
c. Tindakan post operatif, satu hari pasca bedah klien dianjurkan untuk duduk tegak di
tempat tidur selama 2 x 30 menit, hari berikutnya makanan lunak dan berdiri tegak di luar
kamar, hari ketujuh luka jahitan diangkat, klien pulang.
7. Komplikasi Apendisitis
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi appendiks, yang dapat berkembang menjadi
peritonitis atau abses. Insiden perforasi adalah 10% sampai 32%. Insiden lebih tinggi pada anak
kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup
demam dengan suhu 37,70C atau lebih tinggi, nyeri tekan abdomen yang kontinue.
Konsep Asuhan Keperawatan Apendisitis
A. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat Keperawatan
1. riwayat kesehatan saat ini
2. Riwayat kesehatan masa lalu
3. Riwayat penyakit keluarga
4. Diagnosa medis dan terapi
5. Pola fungsi kesehatan
6. pemeriksaan fisik
a. keadaan umum
b. Sistem kardiovaskuler (mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya
distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung)
c. Sistem hematologi (mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan splenomegali)
d. Sistem urogenital (ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan
sakit pinggang)
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
6/10
e. Sistem muskuloskeletal (mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak)
f. Sistem kekebalan tubuh (mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening)
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin (mengetahui adanya peningkatan leukosit yang merupakan
tanda adanya infeksi)
b. Pemeriksaan foto abdomen (mengetahui adanya komplikasi pasca pembedahan)
B. Diagnosa Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya luka post operasi apendektomi
ditandai dengan melaporkan perasaan tidak nyaman.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera ditandai dengan melaporkan nyeri secara
verbal
3. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan.
4. Kurang pengetahuan tentang perawatan dan penyakit berhubungan dengan kurang
informasi/pajanan ditandai dengan perilaku tidak tepat.
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
7/10
Dx kep.Tujuan dan Kriteria Hasil
(NOC)
Intervensi
(NIC)Rasional
Kurang
Pengetahu
an
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam,
pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit
dengan kriteria hasil:
Kowlwdge : disease process
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, proses penyakit, penyebab, kondisi (tanda dan
gejala), prognosis dan program pengobatanKowledge : health Behavior
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur
pengobatan yang dijelaskan secara benar
NIC :
Teaching disease proses
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa munculpada penyakit, dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara
yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi ataumendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,dengan cara yang tepat
Untuk mengetahui pemahaman
px dan keluarga
Meningkatkan pemahaman px
dan keluarga
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
8/10
Nyeri
akut
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam,
Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
Pain control:
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, melaporkan nyeri terkontrol)
Pain level:
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakanmanajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri)
Tak terlihat cemas
NIC :
Pain management:
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari danmenemukan dukungan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
Untuk mengetahui tingkat nyeri
px
Untuk menumbuhkankepercayaan pada px dan
keluarga
Mengalihkan perhatian px dari
rasa nyeri
Mengurangi nyeri
Agar px mengetahui keadaannya
Risiko
nfeksi
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selamax 24 jam,pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil:
Risk control:
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi
Menunjukkan perilaku hidup sehat
Immune status:
Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas
NIC :
Pertahankan teknik aseptif
Batasi pengunjung bila perlu
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alatpelindung
Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan
Mengurangi terjadinya infeksi
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
9/10
normal petunjuk umum
Berikan terapi antibiotik
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
Pertahankan teknik isolasi
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
Monitor adanya luka
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejalainfeksi
8/2/2019 LP Apendiks, Udah Fix^^
10/10
DAFTAR PUSTAKA
Heather Herdman, T. 2011.Nanda Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Dochterman, Joanne Mccloskey. 2004.Nursing Intervention Classification. America: Mosby.
Swanson, Elizabeth. 2008.Nursing Outcome Classification. America: Mosby
Price, SA, Wilson, LM. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 1,
Edisi 6. Jakarta: EGC
Smeltzer, SC, Bare, BG. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,Edisi 8.
Jakarta: EGC
Recommended