7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 1/196
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 2/196
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 3/196
TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKELDAFTAR ISI
EDISI 178 27 APRIL - 3 MEI 2015
nUJUNG ‘DRAMA’ DI KORPS TRIBRATA
INTERNASIONAL
CRIME STORY
KRIMINAL
NASIONAL
nAGAR ATURAN TAK LEMBEK
nMENANTI SANG BURON KEMBALI
FOKUSISLAH DULU,
KETUM GOLKARKEMUDIAN
LEWAT TOMMY, KELUARGA CENDANAINGIN KEMBALI MEMILIKI PENGARUH
DI GOLKAR. MENYERANG KUBU AGUNG
LAKSONO, TAPI MENOLAK IMING-IMING
JABATAN DARI ICAL.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 4/196
Peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika berlangsung gempita. Puluhan kepala negara hingga ribuan warga terlibat aktif di dua kota, Jakarta danBandung.
LENSA
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR
60 TAHUNKONFERENSI ASIA-AFRIKA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 5/196
Para pemimpin Asia-Afrika melakukan napak tilas di Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (24/4). (Pool/Mast Irham/REUTERS)
LENSA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 6/196
Para kepala negara dan kepala pemerintahan beserta pemimpin delegasi negara-negara Asia-Afrika berfoto bersama dalam peringatan60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka, Bandung, Jumat (24/4). (AACC2015/M. Agung Rajasa/ANTARA FOTO)
LENSA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 7/196
Para pelajar mengikuti acara Harmoni Angklung untuk Dunia di Stadion Siliwangi, Bandung, Kamis (23/4). Kegiatan pemecahan rekor duniabermain angklung oleh 20 ribu pelajar tersebut digelar untuk menyemarakkan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika 2015. (AgungPambudhy/DETIKCOM)
LENSA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 8/196
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 9/196
Presiden Jokowi meninggalkan panggung setelah membuka Asian-African Business Summit, yang menjadi bagian dari peringatan 60 tahunKAA di Jakarta, Selasa (21/4). (Beawiharta/ REUTERS)
LENSA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 10/196
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 11/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
NASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 12/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
DETASEMEN Khusus 88 Antiteror
Markas Besar Kepolisian RI perte-
ngahan April lalu menangkap se-
orang pria di Petamburan, Jakarta
Barat. Ia diduga mendukung gerakan Negara
Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dengan membe-
rangkatkan warga negara Indonesia ke Suriah
untuk bergabung dengan kelompok radikaltersebut.
Penangkapan simpatisan ISIS itu merupakan
yang kesekian kalinya yang dilakukan polisi. Ma-
ret lalu, Densus 88 dan Satuan Tugas Antiteror
Kepolisian Daerah Metro Jaya juga membekuk
lima orang yang diduga menebar paham ISIS di
Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, dan Bekasi.
Peran mereka dari menyebar tulisan berna-
da provokasi di Internet, merekrut pengikut,
menggelar pelatihan, mencari dana, hingga
membiayai WNI berangkat ke Irak dan Suriah.
Sepekan kemudian, tiga orang ditangkap di
Malang, Jawa Timur.
Sejak marak aksi dukungan terhadap ISIS diIndonesia, polisi punya pekerjaan rumah baru.
Tak terkecuali Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme. Lembaga itu kini sedang putar otak
menyusun sebuah aturan yang lebih “bergigi”
untuk menjerat para pelaku yang bergabung
dengan kelompok-kelompok radikal.
Teror bom Bali I, 12Oktober 2002, yangmeluluhlantakkan kawasanKuta, Denpasar, Bali.
EDY PURNOMO/GETTY IMAGES
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 13/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
“Jeratan” itu akan dituangkan dalam sebuah
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perpu) atas UU Nomor 15 Tahun
2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme. Perpu Antiteror dirasa perlu untuk
memperkuat UU yang sudah ada itu.
Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris me-
nyebutkan belum ada undang-undang yang
mengatur secara tegas sanksi bagi pelaku yang
bergabung dengan kelompok-kelompok radi-
kal, seperti ISIS. Termasuk UU yang dibuat pada
12 tahun lalu itu. UU Antiteror Tahun 2003 juga
diundangkan dari Perpu Pemberantasan Ter-
orisme yang dibuat pascaserangan Bom Bali I,
12 Oktober 2002.
“UU itu tidak menegaskan bahwa ikut berga-
bung dan mendukung aksi-aksi ekstremisme,
seperti di Irak dan Suriah (ISIS), dikategorikan
kriminal,” kata Irfan di sela-sela workshop pro-
gram deradikalisasi BNPT di Hotel Bumi Wiya-
ta, Depok, Jawa Barat, Rabu, 22 April lalu.
Irfan menyayangkan apabila di negara hukum
seperti Indonesia ada perilaku warganya yang
bertentangan dengan nilai-nilai dasar negara-nya, yakni Pancasila, tetapi belum ada aturan
yang tegas untuk menindak mereka. Padahal
selama ini sudah banyak terjadi.
“Aturannya tidak ada, jadi bebas saja (berga-
bung),” ujar pria bergelar profesor itu.
Perpu Antiteror jilid II itu antara lain akan
mengatur masa penahanan tersangka pelaku
teror yang ditangkap. Jika UU mengatur pe-
nahanan maksimal tujuh hari, di perpu bisa
sampai satu bulan.
Irfan beralasan, jika masa penahanan dibatasi
7 hari, proses penyidikan tersangka teroris akan
terburu-buru, sementara ada hal yang belum
NASIONALNASIONAL
Anggota Gegana Polrimelakukan olah datatempat kejadian perkarakontak senjata kelompokteroris Santoso dan aparatkeamanan di PegununganSalum, Sulawesi Tengah,Sabtu (4/4).
FIQMAN SUNANDAR/ANTARA FOTO
NASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 14/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
terungkap. Hasilnya, bisa saja pelaku dihukum
ringan karena dakwaan kurang kuat.
“Penambahan masa penahanan itu justru
menguntungkan tersangka, tidak asal tunjuk
(bersalah), asal vonis,” tuturnya.
Perpu juga akan menguatkan kelembagaan
BNPT sebagai koordinator pencegahan ter-
orisme dengan melibatkan kementerian-ke-
menterian serta lembaga. Langkah-langkah
pencegahan terorisme itu, seperti menyiapkan
strategi, kebijakan, dan program, dilakukandengan membentuk satuan tugas. Sedang-
kan penindakan tetap menjadi ranah apa-
rat keamanan.
“(Perpu juga mengatur) bagaimana
BNPT memiliki perpanjangan tangan di
daerah. BNPT saja tidak cukup,” ucap
Irfan. “Teroris ini musuh kemanusiaan.”
Penguatan UU Nomor 15/2003 se-
benarnya sudah lama digagas, tapi tak
kunjung terlaksana. Mantan Kepala BNPT
Ansyaad Mbai mengaku menyuarakan perlu-
nya merevisi aturan antiteror sejak 2004 atau
setahun setelah UU 15/2003 diundangkan.
“Di situ sudah terasa bahwa UU itu tidak
cukup,” kata Ansyaad secara terpisah.
Para pelaku teror Bom Bali I (2002), lalu
bom Hotel JW Marriott, Jakarta, yang berhasil
ditangkap itu-itu saja atau berasal dari satu
kelompok atau jaringan. Para pelaku menyebar
kebencian terhadap pihak tertentu untuk men-
jaring pelaku lain yang akan melakukan aksi
teror berikutnya.
Nah, di sinilah kelemahan UU Antiteror yang
ada saat ini, karena hanya memberi kewenang-an reaktif kepada aparat keamanan untuk
bertindak setelah aksi teror terjadi. Padahal
yang dibutuhkan tidak hanya reaktif, tapi juga
proaktif.
“Aturan antiterorisme di Indonesia itu yang
terlembek di dunia,” ujar Ansyaad.
Karena itu, dibutuhkan sebuah payung hukum
untuk memberi kewenangan aparat bertindak
proaktif terhadap kemungkinan terjadinya aksi
terorisme. Selama ini, Ansyaad menuturkan,
orang-orang yang menyebar kebencian tidak
bisa serta-merta ditangkap karena undang-
undang tidak mengaturnya.
Aturanantiterorisme
di Indonesia ituyang terlembek
di dunia.
Ansyaad Mbai
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 15/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
“Misalnya orang yang mengkafirkan peme-
rintah, mereka yang menyesatkan masyarakat
seperti ini tidak tersentuh oleh hukum kita,”
ucapnya. “Polisi tidak bisa menangkap orang-
orang yang mengompor-ngompori seperti itu.”
Ansyaad mengakui hal itu sensitif karena bisa
dikaitkan dengan hak kebebasan berpendapat.
Ia meminta kebebasan berpendapat dengan
hal yang sudah masuk wilayah “kejahatan”
dibedakan.
“Di negara-negara lain, mereka yang me-
nebar kebencian sudah bisa dijerat pidana,
termasuk negara terdekat Indonesia, Malaysia
dan Singapura,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I Dewan
Perwakilan Rakyat Tantowi Yahya menyatakan
setuju jika pemerintah mengeluarkan Perpu
Terorisme ketimbang mengusulkan revisi UU.
Sebab, Dewan kadung menyusun ProgramLegislasi Nasional 2015, dan telah ditetapkan
di sidang paripurna. Jika ingin revisi baru bisa
diajukan tahun depan.
“Kalau bicara revisi UU Terorisme, sudah
telat,” ujar politikus Golkar ini beberapa waktu
lalu.
Memang tak mudah bagi pemerintah untuk
mengeluarkan perpu. Sebab, diperlukan syarat
kegentingan yang memaksa atau mendesak,
sehingga diperlukan sebuah perpu. Urgensi
itu tidak terlihat menurut Wakil Ketua Komisi I
Hanafi Rais.
Perpu juga dinilai politikus Partai Amanat
Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Divisi HumasPolri Brigjen Boy Rafli Amarmenggelar barang buktipenggerebekan terorisbeberapa waktu lalu.
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 16/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Nasional itu bakal membuka peluang aparat
bertindak tanpa ada bukti lebih dulu. Hal itu
bisa jadi “bola panas” karena terkait hak-hak
publik, seperti kebebasan berpendapat, mem-
peroleh rasa aman, serta bebas dari ancaman
dan ketakutan.
“Jangan-jangan ada hal berbeda atau meng-
kritik pemerintah nanti menjadi (dituduh) sub-
versif,” tutur putra pendiri PAN, Amien Rais,
tersebut. “Nah, kita hindari ekses itu sampai
sekarang.”
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Ma-
nusia, Natalius Pigai, juga menilai penangkap-
an dan penahanan tersangka teroris sebaiknya
dilakukan jika sudah ada barang bukti, seperti
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. Selama ini, kata dia, seseorang yang di-curigai ditangkap dulu, baru dilengkapi barang
buktinya. Masa penahanan lebih dari 7 hari
juga bisa berpotensi melanggar HAM.
“Kalau makin lama (ditahan), bisa saja meng-
ada-ada,” ucapnya Kamis pekan lalu.
Namun Komnas HAM terbuka jika BNPT
berniat membahas perpu maupun revisi UU
Antiteror. “Untuk penanganan terorisme, Kom-
nas HAM sangat concern,” kata Natalius. Ada-
pun BNPT saat ini masih menggodok perpu
itu dengan meminta masukan sejumlah pakar
hukum. n ADITYA MARDIASTUTI, JAFFRY PRABU PRAKOSO | DIM
Komisioner Komnas HAM,Natalius Pigai
FANNY OCTAVIANUS/ANTARA FOTO
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 17/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
PELANTIKAN BUDI GUNAWAN SEBAGAI WAKAPOLRI BERLANGSUNGSINGKAT DAN TERTUTUP. JOKOWI MENYERAHKAN KEPADA WANJAKTI.
UJUNG ‘DRAMA’ DI KORPS TRIBRATA
D O K .
T I M B O S I A H A A N
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 18/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
P
ELANTIKAN Wakil Kepala Kepolisi-
an RI Komisaris Jenderal Budi Gunaw-
an oleh Kepala Polri Jenderal Bad-
rodin Haiti pada Rabu, 22 April lalu,
berlangsung sederhana. Seremoninya singkat
dan hanya dihadiri segelintir pejabat. Tidak ada
sorot kamera televisi, apalagi beragam suguh-
an layaknya acara pisah-sambut pejabat tinggi
Polri.
Tak seperti lazimnya, pelantikan Budi seba-
gai Wakapolri digelar sekitar 20 menit saja. Itu
pun dilakukan secara tertutup di ruang rapat
Kapolri di lantai II gedung utama Markas Besar
Polri, yang tergolong sempit untuk pelantikan.
“Saya kaget juga, ruangannya sempit sekali,”
kata anggota Komisi Kepolisian Nasional, M.
Nasser, yang hadir sebagai undangan.
Nasser, yang datang bersama anggota Kom-
polnas, Edi Saputra Hasibuan, nyaris tak bisa
menyaksikan proses pelantikan Komjen Budi
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Kepala Polri Jenderal BadrodinHaiti (kiri) didampingiGubernur Jawa Barat AhmadHeryawan (kedua dari kiri)meninjau kesiapan acarapuncak peringatan 60 tahunKonferensi Asia-Afrika diBandung, Selasa (21/4).
M AGUNG RAJASA/ANTARA FOTO
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 19/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
karena posisi duduknya di pojok ruangan. Saat
itu Badrodin sekaligus melantik Inspektur Jen-
deral Syafruddin sebagai Kepala Lembaga Pen-
didikan Polri, jabatan yang ditinggalkan Budi
Gunawan. Syafruddin sebelumnya menjabat
Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.
Prosesi itu tergolong tak biasa karena pelan-tikan beberapa Wakapolri sebelumnya, seperti
Makbul Padmanegara, Jusuf Manggabarani,
Nanan Soekarna, Oegroseno, hingga Badrodin
Haiti, selalu dilakukan terbuka dan di Ruang
Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri. Banyak
perwira tinggi di lingkungan korps Bayangkara
yang hadir.
Hal itu tak tampak saat Budi dilantik. Nas-
ser menyebut hanya ada beberapa perwira
“berbintang” yang datang. Pelantikan juga
tak diwarnai kata sambutan Kapolri sebagai
pimpinan tertinggi. Acara hanya diisi laporan,
pengambilan sumpah jabatan, lalu selesai.
Namun Kepala Divisi Humas Polri Inspektur
Jenderal Anton Charliyan meminta semua
pihak menghormati pelantikan Budi Gunawan
sebagai Wakapolri. Ia juga mengimbau publik
untuk tak bersyakwasangka terkait pelantikan
secara tertutup itu.
“Ini kan TR (telegram rahasia), ini adalah me-
kanisme kami, ini internal rumah tangga kami,
tidak usah suuzan,” ujar Anton.
Ia juga menganggap wajar proses pelantik-
an seorang Wakapolri yang tertutup dan ala
kadarnya. “Katanya harus sederhana? Mewahsalah, sederhana salah,” tuturnya.
Pelantikan Budi Gunawan, meski digelar
sederhana, seakan mengakhiri “drama” yang
terjadi di korps Tribrata, yang bermarkas di Ja-
lan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Sebab, sebelum
dilantik sebagai orang nomor dua di Polri, Budi
Kepala Divisi Humas PolriInspektur Jenderal AntonCharliyan
RENGGA SANCAYA/DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 20/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
sejatinya sudah disahkan oleh Dewan Perwa-
kilan Rakyat sebagai Kepala Polri dalam rapatparipurna pada 15 Januari 2015.
Penetapan Komjen Budi sebagai tersangka
kasus dugaan rekening gendut oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi dua hari sebelum-
nya tak menghalangi DPR mengesahkannya
sebagai Kapolri. Belakangan, status tersangka
itu lepas setelah Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan Sarpin Rizaldi pada 16 Februari2015 mengabulkan gugatan praperadilan yang
diajukan pengacara Budi Gunawan.
Namun, meski status tersangka tak lagi mele-
kat, Presiden Joko Widodo batal melantik Budi
sebagai Kapolri. Jokowi malah mengajukan
nama baru, yakni Badrodin Haiti―sebelum-
nya menjadi Pelaksana Tugas Kapolri―sebagai
calon pengganti kepada DPR.
Dewan akhirnya menerima alasan pembatal-
an itu setelah pertemuan konsultasi Presiden Jokowi dengan pimpinan DPR pada 6 April
lalu. Salah satu alasannya, pengangkatan Budi
Gunawan sebagai Kapolri telah menimbulkan
perdebatan di tengah masyarakat.
“Agar menciptakan kedamaian, kami meng-
umumkan calon Kapolri baru,” ucap Presiden
saat itu.
Ketika itu terlontar pula keinginan sejumlah
politikus, terutama dari fraksi-fraksi partai
Koalisi Indonesia Hebat, agar Budi Gunawan,
yang batal dilantik sebagai Tribrata Satu―se-
butan untuk Kapolri―dijadikan orang nomor
dua. Gayung bersambut. Fraksi-fraksi di luar
KIH juga sepakat agar Budi menjadi Wakapolri,
sepaket dengan Haiti.Alasan DPR, kompetensi Komjen Budi
sudah terpenuhi karena sebelumnya ia lolos
uji kelayakan dan disetujui sebagai Kapolri.
Pertimbangan lain, nama Budi dianggap “clear”
setelah gugatan praperadilannya dikabulkan
hakim.
Ratusan personel dari
berbagai kesatuan mengikutiapel gelar pasukan di SilangMonas, Jakarta Pusat,beberapa waktu lalu.
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
NASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 21/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Pertimbangan itu pulalah yang membuat jalan Budi Gunawan menuju kursi Tribrata Dua
berjalan mulus di internal kepolisian. Hanya
namanya yang muncul dalam sidang Dewan
Jabatan dan Kepangkatan Tertinggi (Wanjakti)
Polri, lalu diputuskan sebagai Wakapolri. Sidang
Wanjakti yang dipimpin Badrodin dilakukan se-
telah ia dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden
di Istana Negara, Jumat, 17 April lalu.
Menurut Badrodin, Presiden telah me-
nyerahkan sepenuhnya kewenangan memilih
Wakapolri kepada Wanjakti. Ia juga mendapat
arahan dari Jokowi, yang mempersilakannya
menggelar pemilihan melalui Wanjakti.
“Artinya, Pak Presiden tidak menunjuk
orangnya. Itu diserahkan sepenuhnya kepada
Wanjakti,” kata Badrodin, Kamis, 23 April lalu.
Sidang Wanjakti diikuti delapan perwira ting-
gi. Lima di antaranya berbintang tiga, antara
lain Kepala Badan Reserse Kriminal Komjen
Budi Waseso, Kepala Badan Pemeliharaan Ke-
amanan Komjen Putut Eko Bayuseno, Kepala
Badan Intelijen dan Keamanan Komjen Djoko
Mukti Haryono, Inspektur Pengawasan Umum
Komjen Dwi Priyatno, serta Budi Gunawan
sebagai Kepala Lemdikpol.
Wanjakti juga beranggotakan tiga perwira
tinggi bintang dua. Mereka adalah Kepala Divisi
Pimpinan dan anggotaKomisi III DPR berkunjungke rumah Komjen BudiGunawan sebelum menggelaruji kelayakan calon Kapolri,Januari lalu.
HASAN/DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 22/196
NASIONAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Profesi dan Pengamanan Polri, Asisten Operasi
Polri, serta Asisten Sumber Daya Manusia.
“Walaupun ada masukan-masukan pro dan
kontra, tetapi ujungnya adalah semua sepakatmemilih Pak Budi Gunawan,” ujarnya.
Ihwal pelantikan Budi yang digelar sederhana
itu semata karena kesibukan dirinya terkait pe-
nyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika. Hajat-
an internasional di Jakarta dan Bandung
itu membuat Badrodin memerlukan
segera Wakapolri definitif.
“Kesibukan KAA ini saya me-
merlukan wakil, karena saya juga
banyak di luar,” tutur Badrodin.
Ia juga menepis kekhawatir-
an adanya “matahari kembar”
di kepolisian, mengingat Budi
Gunawan juga pernah direstui
sebagai Kapolri. Badrodin me-negaskan, dialah yang memegang
tongkat komando kepolisian.
“Kapolrinya saya, yang komando ada-
lah saya. Kita (dia dan Budi) kan pernah kerja
sama, saya pernah jadi pimpinannya,” ucapnya.
Pelantikan Wakapolri, menurut Menteri-Se-
kretaris Negara Pratikno, sudah dikonsultasi-
kan Badrodin kepada Presiden Jokowi setelahdilantik sebagai Kapolri. Jokowi juga merestui.
Ia langsung memerintahkan duet Badrodin-
Budi untuk memperbaiki kepolisian.
“Baik kelembagaan, mekanisme kerja di inter-
nal, pengawasan, dan pembenahan SDM-SDM
yang ada,” kata Jokowi di arena Konferensi
Asia-Afrika, Jakarta Convention Center, Senay-
an, Rabu pekan lalu.
Adapun Menteri Koordinator Politik, Hukum,
dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno meminta
pelantikan Budi Gunawan tak lagi dipermasa-
lahkan. Sebab, sebagai wakil, Komjen Budi akan
lebih banyak mengurusi internal Polri. Berbeda
dengan saat dicalonkan sebagai Kapolri, yang
bakal menentukan kebijakan yang kemudianmemunculkan polemik.
“Wakapolri banyak di urusan internal, di da-
lam, agar kinerja lebih baik,” ujar Tedjo.■
JAFFRY PRABU PRAKOSO, DANU DAMARJATI | DEDEN G.
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Walaupun adamasukan-masukan
pro dan kontra, tetapiujungnya adalahsemua sepakat
memilih Pak Budi
Gunawan.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 23/196
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
I L U S T R A S I : E D I W A H Y O N O
KEMATIAN SEORANG PEGAWAIKEMENTERIAN KELAUTAN DISEBUAH HOTEL DI JAKARTA
DICURIGAI TERKAIT KASUSPERBUDAKAN DI BENJINA. HASILAUTOPSI, MENINGGAL KARENASERANGAN JANTUNG.
PERGI
SEBELUMBERSAKSI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 24/196
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Y
OSEPH Sairlela hanya sejenak me-
nengok anak perempuannya, Nike
Sairlela, Sabtu, 18 April 2015 lalu.
Sekitar pukul 16.00 WIB ia datang ke
indekos sang putri yang duduk di bangku kuliah
kedokteran tingkat akhir di Jakarta itu. Cuma
beberapa menit di sana, Koordinator Pos Peng-
awasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku,
tersebut pulang ke hotel karena mengaku tidak
enak badan.
Nike tak menyangka, hanya berselang sekitardua jam setelah Yoseph berpamitan, ia ditele-
pon ibunya yang berada di Kota Tual, Maluku.
Ia diminta segera mengecek kondisi sang ayah
di Hotel Treva, Menteng, Jakarta Pusat, tempat-
nya menginap, karena kondisinya kritis.
Sayang, meski sudah bergegas, Nike, yang
tiba di hotel pukul 21.30 WIB, tak sempat bersua
Yoseph. Pria berusia 54 tahun itu sudah dibawa
ke RS Menteng Mitra Afia. Di rumah sakit, ia
pun harus menghadapi kenyataan pahit. Dok-
ter yang bertugas menyatakan Yoseph sudah
tiada. Ia diduga meninggal di kamar hotel pada
pukul 20.38 WIB.
Kepergian Yoseph atau yang akrab disapa
Oce secara mendadak itu memantik kecuri-gaan, terutama dari pihak keluarganya di Tual.
Ada sejumlah luka lebam pada jenazah pegawai
negeri sipil yang telah mengabdi di Kementeri-
an Kelautan dan Perikanan selama 16 tahun itu,
antara lain di pipi serta di bawah lutut.
Kematiannya pun dicurigai akibat tindak
Yoseph Sairlela semasa hidup
ISTIMEWA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 25/196
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kekerasan terkait posisinya sebagai saksi
penting dalam kasus dugaan pencurian ikan
dan praktek perbudakan di PT Pusaka Benjina
Resources (PBR) di Kepulauan Aru yang ter-
bongkar beberapa waktu lalu. Apalagi Yoseph
akan memberi keterangan terkait kasus yang
ditangani Markas Besar Kepolisian RI itu.
Kedatangan Yoseph ke Jakarta sejatinya
untuk membeli suku cadang speedboat yang
dioperasikan di Pos PSDKP Dobo, tempatnya
bertugas. Sebelum berangkat, ia juga telah me-
minta izin atasannya, Kepala Stasiun PSDKP di
Tual. Yoseph juga berniat sekalian menengok
putrinya yang berkuliah di salah satu universi-
tas di Jakarta.
Namun, sehari sebelum sampai di Jakarta
pada 17 April 2015, Yoseph sempat mampir ke
Surabaya untuk menemui seseorang. Belum
diketahui siapa orang yang ditemui Yoseph
tersebut serta dengan siapa ia berangkat dari
Tual.
“(Tujuan) ke Surabaya ini yang perlu kita da-
lami,” kata Direktur Jenderal PSDKP Kemente-
rian Kelautan dan Perikanan, Asep Burhanudin,
di gedung Mina Bahari III, Kementerian Kelaut-
an, Rabu, 22 April lalu.
Sejumlah anak buah kapal dariMyanmar, Laos, dan Kambojayang dipekerjakan di PT Benjinatiba di Tual, Maluku, Sabtu(4/4).
DOK. KEMENTERIAN KELAUTAN PERIKANAN
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 26/196
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Asep mengakui Yoseph tahu banyak soal
kasus perbudakan di Benjina, yang menjadi so-
rotan media internasional. Begitupun Menteri
Kelautan Susi Pudjiastuti. “Saudara Oce adalahsaksi penting dalam kasus Benjina. Kita sangat
kehilangan saksi kunci,” ujar Susi, Selasa, 21
April lalu.
Karena itu pula Susi memerintahkan agar
jenazah Yoseph diautopsi. Dari RS Menteng
Mitra, Ahad dini hari, 19 April 2015, jenazah
Yoseph dibawa ke RSCM. Pagi harinya, tim
dari Direktorat Jenderal PSDKP yang dipimpin
Asep menemui keluarga Yoseph di RSCM. Ha-
dir pula Kepala Unit Tindak Pidana Perdagang-an Orang Badan Reserse dan Kriminal Markas
Besar Polri, yang juga anggota Satuan Tugas
Kasus Trafficking Benjina, Ajun Komisaris Besar
Arie Dharmanto.
Saat itu keluarga sempat menolak dilakukan
autopsi. Namun, setelah diberi penjelasan soal
keterkaitan Yoseph dalam penyelidikan kasus
Benjina, keluarga akhirnya mengizinkan. Sete-
lah autopsi selama 4 jam, hari itu juga jenazah
Yoseph diterbangkan ke Tual dengan lebih dulu
transit di Ambon. Asep dan timnya ikut meng-
antar.
Kesimpulan sementara dokter, Yoseph wafat
karena serangan jantung. Sebab, ia memang
memiliki riwayat penyakit itu selain meng-idap tekanan darah tinggi. Adapun soal lebam
di pipi dan di bawah lutut, untuk sementara
disimpulkan bukan penyebab kematiannya.
Kementerian yang dipimpin Susi sedang
menyelidiki kasus dugaan praktek illegal fis-
hing yang dilakukan Pusaka Benjina. Sedang-
Direktur Jenderal PengawasanSumber Daya Kelautan danPerikanan Asep Burhanudin(tengah) dalam jumpawartawan di KementerianKelautan, Rabu (22/4).
WIJI NURHAYAT/DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 27/196
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kan dugaan perbudakannya ditangani polisi.
Susi pun meminta agar para saksi kunci ka-
sus itu dilindungi agar pengusutan berjalan
optimal.Kasus perbudakan di Benjina mencuat sete-
lah kantor berita Associated Press merilis lapor-
an investigasi berjudul “Are Slaves Catching the
Fish You Buy?” pada 25 Maret 2015. Dalam in-
vestigasi yang dilakukan selama satu tahun itu,
terungkap banyak warga negara asing, seperti
dari Myanmar, dipaksa bekerja di perusahaan
Thailand tersebut.
Bahkan laporan AP juga menyebutkan ada-
nya penjara dan kuburan massal di Pulau Ben-
jina. Diduga itu merupakan makam para anak
buah kapal yang dioperasikan PT PBR yang
meninggal di sana.
Laporan investigasi itu terang membuat
pemerintah RI berang. Kementerian Kelautandibantu aparat TNI Angkatan Laut langsung
gerak cepat mengamankan ratusan ABK asing
yang berasal dari Myanmar, Laos, dan Kamboja
yang bekerja di perusahaan tersebut. Mereka
diangkut dari Benjina ke Tual untuk kemudian
dipulangkan ke negara masing-masing.
Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar
Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso menjan-
jikan akan mendalami kematian Yoseph yang
diduga terkait kasus Benjina. Menurut priayang disapa Buwas itu, hasil autopsi jenazah
Yoseph akan menentukan langkah berikutnya
yang akan dilakukan polisi.
“Kita kan sebagai polisi harus ada kecurigaan,
tapi tidak boleh menuduh,” tutur Budi seusai
rapat dengan Komisi III Dewan Perwakilan
Rakyat, Selasa malam pekan lalu.
Hasil autopsi jenazah Yoseph ternyata keluar
lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya,
yakni dua pekan. Kamis, 23 April lalu, penyebab
kematiannya sudah bisa dipastikan serangan
jantung.
Menurut Kepala Bidang Kedokteran dan Ke-
sehatan Kepolisian Daerah Metro Jaya Komi-
saris Besar Musyafak, hasil autopsi tim dokterRSCM menemukan adanya emboli di jantung
korban yang menutupi pembuluh darah, se-
hingga jantungnya tersumbat.
“Itu bisa kolesterol yang lepas dari pembuluh
darah atau yang bisa menutupi pembuluh
darah yang lebih kecil,” ucap Musyafak. “Jadi
Saudara Oceadalah saksipenting dalamkasus Benjina. Kitasangat kehilangansaksi kunci.
Susi Pudjiastuti.
DOK. DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 28/196
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
(meninggal) karena penyakit. Hasilnya tidak
ada tanda-tanda kekerasan.”
Secara terpisah, anggota Satgas TraffickingBenjina, Arie Dharmanto, kepada majalah
detik mengatakan pihaknya sedang berfokus
memeriksa saksi-saksi korban dugaan perbu-
dakan di PT PBR. Sampai pertengahan pekan
lalu, sudah 17 orang diperiksa. Setelah korban,
kepolisian baru akan memeriksa para saksi
pendukung, salah satunya Yoseph Sairlela, yang
dianggap mengetahui seluk-beluk di Benjina.“Bagi penyelidikan trafficking, semua saksi
itu penting,” kata Arie.
Sayang, belum sempat bersaksi, Yoseph
keburu pergi. ■
DEDEN GUNAWAN, ADITYA MARDIASTUTI | DIM
Sejumlah kuburan di Benjina,
yang diduga makam para anakbuah kapal.
DOK. KEMENTERIAN KELAUTAN PERIKANAN
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 29/196
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
CRIME STORY
“KARENA KONDISI GELAP, RUSULA DAN YUSMAN CUMA MELIHATKEJADIAN (PEMBUNUHAN) DENGAN SENTER.”
MENANTI
KEMBALI
PEMBUNUHAN SADIS DI NIAS—SELESAI
ILUSTRASI: KIAGUS AULIANSHAH & EDI WAHYONO
SANG BURON
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 30/196
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Y
USMAN Telaumbanua masih ingat
betul kronologi kasus pembunuhan
sadis di kampung halamannya, yang
membuatnya dijatuhi vonis hukum-an mati. Ia lancar bercerita kepada Koordinator
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan Haris Azhar, yang menjenguknya
di Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakam-
bangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Saat Kontras menyambanginya pada awal
Januari 2015, kondisi psikis Yusman jauh lebih
baik ketimbang abang iparnya, Rusula Hia,yang kini sama-sama menanti regu tembak.
Rusula mengalami depresi berat, sehingga tak
bisa menceritakan kembali perkara pembunuh-
an yang pernah menggegerkan Nias, Sumatera
Utara, itu.
“Rusula seperti putus asa, pasrah, frustrasi
dengan proses hukum yang dijalaninya,” kata
Staf Divisi Pembelaan Hak Sipil Politik Kontras,
Arif Nur Fikri.
Kontras menemui kedua terpidana mati
kasus pembunuhan Kolimarinus Zega, Jimmi
Trio Girsang, dan Rugun Boru Haloho tersebut
setelah dilapori Yani, seorang pendeta yang
mendampingi Yusman dan Rusula di penjara.
Setelah menemui keduanya, Kontras menduga
ada rekayasa dalam kasus itu.
Pengakuan Yusman atau disapa Joni alias
Ucok cukup mengejutkan. Sebab, kesaksiannya
ternyata banyak berbeda dengan kronologi ka-
sus pembunuhan berencana yang tertuang da-
lam putusan hukuman mati Pengadilan Negeri
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 31/196
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Gunungsitoli, Nias, terhadap kedua terpidana
pada Mei 2013.
Yusman mengakui memperantarai jual-beli
tokek antara bosnya, Kolimarinus Zega, danabangnya, Rusula Hia. Rusula juga memang
meminta tolong kepada tetangganya untuk
menjemput Kolimarinus, Jimmi, dan Rugun di
Bandar Udara Binaka, Nias, pada 23 April 2012
(baca bagian I: “Horor di Jurang Gunung Tua”
di majalah detik edisi 176). Namun keduanya
tidak tahu ada rencana membunuh ketiga
orang itu.
Rusula meminta ketiga tamunya itu dijemput
karena memang tidak ada angkutan umum
menuju rumahnya di Dusun III Hiliwaoyo, Desa
Gunung Tua, Kecamatan Tugala Oyo, Nias
Utara. Tetangganya itu adalah Amosi Hia, Ama
Pasti Hia, dan Ama Fandi Hia, yang bekerja
sebagai pengemudi ojek.
Nah, saat itu, menurut Yusman, ada seorang
lain, yakni Jeni, yang tidak pernah dikenal sebe-
lumnya oleh dia dan Rusula. Keempatnya saat
itu sedang berkumpul di rumah Ama Pasti.
Pada waktu diminta menjemput, satu di antara
empat orang itu bertanya, “Ada urusan apa?”
Rusula pun menjawab bahwa ketiga tamunya
datang untuk membeli tiga ekor tokek dengan
nilai Rp 500 juta. Ia tak membicarakan lebih
jauh soal itu.“Setelah menjelaskan tujuan kedatangan
korban, ya sudah,” ujar Arif Nur Fikri.
Lalu berangkatlah Amosi, Ama Pasti, Ama
Fandi, serta Jeni untuk menjemput tamu Rusula
menggunakan sepeda motor. Rusula, kata Arif
seperti dituturkan Yusman, hanya menunggu
di rumahnya. Malam harinya tiba-tiba Rusula
ditelepon salah satu tetangganya itu untuk
datang ke kebun Ama Yarni Hia, salah satu
warga desa, dengan membawa tokek pesanan
tersebut.
Sesampai di lokasi, Rusula dan Yusman me-
lihat Amosi, Ama Pasti, Ama Fandi, dan Jeni
sudah terlibat percekcokan hebat dengan ke-
tiga korban, yang berujung pada pembunuhan
keji tersebut. Namun keduanya tidak tahu apa
masalahnya.
“Karena kondisi gelap, Rusula dan Yusman
cuma melihat kejadian (pembunuhan) dengan
senter,” tutur Arif. “Mereka juga mendengar
suara teriakan.”
Rusula sepertiputus asa, pasrah,frustrasi denganproses hukumyang dijalaninya.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 32/196
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Pembunuhan itu terjadi tak seberapa jauh
dari posisi Yusman dan Rusula. Keduanya sem-
pat diancam agar tidak mengatakan kepada
siapa pun. “Setelah itu Rusula lari ke hutan danYusman ke Pekanbaru, Riau,” ucap Arif. “Bebe-
rapa bulan kemudian keduanya ditangkap.”
Kesaksian Yusman di penjara itu berbeda
dengan hasil penyidikan polisi, yang dikuatkan
oleh putusan pengadilan. Dalam putusan
disebutkan bahwa Rusula ikut merencanakan
pembunuhan. Salah satu motifnya adalah me-
rampas uang ratusan juta yang dibawa korban.
Sedangkan Rusula, seperti dituturkan Yus-man, sudah tahu bahwa ketiga korban tidak
membawa uang sebanyak itu. Sebab, sudah
ada perjanjian di antara Rusula dan Kolimari-
nus bahwa pembayaran akan dilakukan setelah
tokek diperlihatkan. Hal ini dikuatkan oleh ke-
terangan keluarga Kolimarinus, yang menyebut
korban hanya membawa uang Rp 7 juta saat
berangkat dari Karo ke Nias.
“Jadi, setelah melihat tokek, besoknya baru
ke bank untuk mengambil uang,” kata Arif.
Kesaksian itu juga berbeda dengan putusan
pengadilan, yang menyebutkan Rusula ikut
membunuh Kolimarinus dengan membacok-
nya berkali-kali menggunakan parang. Yang
ada, Rusula dan Yusman baru tahu ada keribut-
an yang berujung pada pembunuhan pada saat
kejadian.
Menurut Arif, Yusman dan Rusula disangka
pelaku karena, yang diketahui keluarga korban,
keberangkatan korban ke Nias adalah untuk
menemui keduanya. Apalagi mayat korban
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 33/196
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
yang dibunuh secara sadis baru ditemukan se-
telah Yusman ditangkap. (Baca bagian II: “Siapa
Jagal Pembeli Tokek” di majalah detik edisi
177).“Pasal yang dikenakan ke Yusman dan Rusula
tentang perencanaan pembunuhan, tapi tidak
ada satu pun saksi tentang kejadian pembu-
nuhan,” ujarnya.
Polisi hanya mendasarkan pada pengakuan
Yusman dan Rusula. Termasuk soal usia Yusman,
yang disebutkan 19 tahun pada saat penyidikan
sehingga ia dijatuhi vonis mati. Menurut Arif,
pengakuan itu diduga rekayasa karena berda-
sarkan paksaan. Kontras juga menduga kedua
terpidana tak didampingi pengacara sejak awal
penyidikan.
“Berdasarkan keterangan Rusula, ketika
disuruh membaca BAP (berita acara pemerik-
saan), mereka disiksa oleh polisi karena tidak
mengakui yang tertulis di BAP. Dia dipukul dan
dipaksa menandatangani,” tutur Arif.
Atas dugaan-dugaan itu, Kontras berkoor-
dinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia, Ombudsman RI, Komisi Yudisi-
al, serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Kor-
ban. Lembaga itu juga mendorong diajukannya
peninjauan kembali atas kasus pembunuhan
tersebut.
Namun dugaan itu tentu berbeda denganketerangan polisi. Ajun Komisaris Arifeli Zega,
yang saat kejadian menjabat Kepala Satuan
Reserse Kriminal Kepolisian Resor Nias, hakul-
yakin Rusula dan Yusman terlibat. Sebab, dari
mulut Yusman-lah pembunuhan itu terungkap.
Setelah ditangkap di Rokan Hulu, Riau, Yus-
man-lah yang menunjukkan jalan ke lokasi dan
bagaimana ketiga korban dibantai.
Perbedaan versi antara dugaan Kontras, yang
mendasarkan pada pengakuan Yusman dan
Rusula, dan hasil penyidikan polisi terang me-
munculkan tanda tanya besar. Padahal perkara
ini sudah diputus pengadilan. Bagaimana jika
kedua terpidana mati ternyata bukan pembu-
nuh yang sebenarnya?
Kasus ini bisa menjadi terang jika Amosi
Hia, Ama Pasti Hia, Ama Fandi Hia, dan Jeni
tertangkap. Sayang, empat orang yang masuk
daftar pencarian orang (DPO) itu tak tentu rim-
banya. Mereka kabur dari desa mereka setelah
pembunuhan itu. Keluarganya pun tak tahu ke
CRIME STORY
Pasal yangdikenakan ke
Yusman danRusula tentangperencanaanpembunuhan,tapi tidak adasatu pun saksi
tentang kejadianpembunuhan.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 34/196
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
mana mereka pergi. Polisi sudah mencari, tapi
belum membuahkan hasil.
“Kalau sudah tahu (posisinya), pasti sudah
kita tangkap,” ucap Arifeli saat dihubungi via
telepon pekan lalu.Arifeli, yang kini menjabat Kepala Bagian
Sumber Daya Polres Nias, mengatakan pihak-
nya sudah menyebar DPO ke Kepolisian Daerah
Sumatera Utara, yang kemudian menyebarnya
ke seluruh wilayah Indonesia. Polisi juga me-
nanti informasi masyarakat soal keberadaan
keempat orang itu.
Sasaran utama polisi saat ini hanyalah Desa
Gunung Tua, tempat tinggal mereka. Seperti
Rusula, yang dibekuk saat pulang ke rumah se-telah kabur ke hutan, polisi berharap hal yang
sama terhadap para buron.
“Mana tahu suatu saat mereka kembali (pu-
lang),” ujarnya. Dan, hap! Lalu ditangkap.■
ADITYA MARDIASTUTI | DIM
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 35/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
ISLAH DULU, KETUM GOLKAR
KEMUDIANLEWAT TOMMY, KELUARGA CENDANAINGIN KEMBALI MEMILIKI PENGARUHDI GOLKAR. MENYERANG KUBU AGUNGLAKSONO, TAPI MENOLAK IMING-IMING
JABATAN DARI ICAL.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 36/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
KETUA Umum Dewan Pimpinan
Pusat Partai Golkar versi Musyawa-
rah Nasional Bali, Aburizal Bakrie,
memberi misi khusus kepada Sekre-
taris Jenderal Idrus Marham. Ical meminta Idrus
mendekati Hutomo Mandala Putra atau lebih
beken dengan sapaan Tommy Soeharto.
Tommy sebenarnya tercatat sebagai anggo-
ta Dewan Pertimbangan DPP Golkar Munas
Bali. Tapi sepanjang konflik Ical dengan DPP
versi Munas Ancol, yang dikomandani Agung
Laksono, Tommy tidak pernah menunjukkan
keberpihakannya.
Pucuk dicita ulam pun tiba, Tommy lewat
akun Twitter resminya, @HutomoMP_9, pada
31 Maret 2015 mendadak menyerang kubu
Agung. “Saya mengecam keras perilaku yoris,”
demikian cuit Tommy. “Anda sopan saya segan
Anda Arogan saya makan!!!”
Wakil Ketua Umum DPP versi Agung, Yorrys
Raweyai, sehari sebelumnya memang memim-
pin upaya kubunya menduduki kantor Fraksi
Golkar di gedung DPR, Senayan. Kantor itu
dibuka paksa dengan dicongkel kuncinya.
Namun lobi Idrus sampai menyambangi rumah
Tommy itu ditolak. “Jangan tanggung-tanggung,
FOKUS
Tommy Soeharto (kanan)seusai perayaan hari jadi GrupHumpuss di Gedung Granadi,Kuningan, Jakarta, Kamis(23/4).
ISFARI HIKMAT/MAJALAH DETIK
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 37/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUSFOKUS
ketua umumnya yang (harus) datang ke saya,
jangan sekjen,” kata putra bungsu mantan pre-
siden Soeharto itu ditirukan Staf Khusus Tommy
Bidang Organisasi dan Gerakan, Tri Joko Susilo.
Akhirnya kakak Tommy, Siti Hediati Hariyadi,
turun tangan. “Kalau pintunya kebanyakan, dia
enggak mau. Berhubung pintunya kakaknya
sendiri, ya sudah deh kalau mau ketemu,” kata
Wakil Ketua Umum Golkar Munas Bali yang
biasa disapa Titiek Soeharto ini.
Selama hampir tiga pekan sejak cuit Tommyitu, Titiek mengatur pertemuan Tommy deng-
an Ical dan Ketua Dewan Pertimbang-
an Golkar Munas Bali, Akbar Tandjung.
Akhirnya mereka bertemu dalam jamuan
santap siang di kantor Tommy di Gedung
Granadi, Jakarta, lantai 12 pada Jumat, 10 April
2015.
Sembari menyantap rawon buntut dan sup
ikan patin, Ical mengiming-imingi Tommy dengan
posisi Ketua Umum Kosgoro 1957. Kursi organi-
sasi underbow itu sebenarnya diduduki Agung
Laksono.
Menurut Joko, tawaran memimpin organi-
sasi underbow itu diajukan buat membantu
langkah Tommy jika ingin maju menjadi calon
ketua umum pada Munas Golkar 2019. Aturan
Golkar memang mengharuskan calon ketua
pernah jadi pengurus pusat partai, pengurus
provinsi partai, atau pengurus pusat organisasi
pendiri partai, seperti Kosgoro 1957.
Tommy, yang pernah gagal terpilih jadi ketua
umum pada Munas Golkar 2009 di Riau, kata
Joko, menolak tawaran itu. Toh, soal syarat itu,
Tommy pernah jadi pengurus DPP Golkar.Menurut Joko, Tommy sebenarnya bisa saja
bertarung di Munas Bali. Tapi, selain kurang
persiapan karena pelaksanaan acara partai itu
mendadak, Joko mengatakan, Tommy tidak
enak hati lantaran ada Titiek di sana.
Akan halnya tawaran Ical, Joko membisikkan,
Tommy ogah menjadi pengurus di bawah ketua
umum lain karena nantinya dia cuma jadi bone-
ka. “Orang saya bekas calon ketua umum dan
pernah dicalonkan jadi presiden oleh beberapa
partai,” kata Tommy seperti ditirukan Joko, Di-
rektur Utama PT Pelita Mandala Online, portal
berita milik Tommy.
Ada kader-kader di daerahyang ingin Tommy majumenjadi calon ketua umum.
Wakil Ketua Umum DPP Golkar
versi Munas Bali Titiek Soeharto
HERIANTO BATUBARA/DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 38/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUSFOKUSFOKUS
Sebaliknya, Tommy malah meminta Ical
menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa
Partai Golkar pada tahun ini. Ketua Dewan
Pertimbangan DPP Golkar Munas Bali, Akbar
Tandjung, yang hadir dalam pertemuan itu,mengatakan Tommy mengusulkan agar kedua
kubu masing-masing mengirim dua utusan.
Dua utusan Ical dan Agung itu terdiri atas
satu kader senior dan satu junior. Empat
perwakilan itulah yang, menurut Akbar, akan
mempersiapkan yang disebut Tommy sebagai
“musyawarah islah”.
Bagi Akbar, usul itu sama seperti yang per-
nah ia sampaikan kepada Ical. Dengan alasan
mahalnya biaya dan emoh munas luar biasa
jadi tradisi, Ical menolaknya.Keengganan Ical itu diulangi ketika Tommy
menawarkan musyawarah islah itu. “Tidak mau
dia dan saya perkirakan kubu Agung tidak mau
juga,” kata Akbar kepada majalah detik.
Sementara itu, soal tawaran menjabat Ketua
Umum Kosgoro 1957, Akbar mengaku tidak
Pembukaan Munas Partai Golkar2014 di Bali
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 39/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
tahu. Setali tiga uang, Idrus Marham menya-
takan tak tahu dan tidak pernah diutus Ical.
“Coba tanya ke Ade Komaruddin, saya enggak
ikut soalnya,” kata Idrus. Juru bicara Ical, Lalu Mara Satriawangsa,
menyatakan bosnya tidak pernah mengutus
Idrus dengan tawaran-tawaran tertentu buat
Tommy. Pertemuan dengan Tommy, kata dia,
bisa jadi kunjungan balasan karena Tommy
pernah datang ke kantor Ical sebelum penye-
lenggaraan Munas Bali.Menemui Tommy, kata Lalu Mara, merupa-
kan bentuk apresiasi terhadap Soeharto, yang
merupakan pendiri partai. “Pak Harto kan pen-
diri, ya putra-putri beliau kan punya hak juga,
punya kewajiban juga,”
ujarnya.
Ical, kata dia, tidak se-
dang merayu Keluarga Cendana karena sedari
dulu mengapresiasi mantan presiden Soeharto
dan keluarganya. Buktinya, kata dia, Titiek
sudah lama ditunjuk Ical jadi pengurus partai.
“Pak Ical berusaha keras untuk menjadikan Pak
Harto sebagai pahlawan nasional, kan?”
Tommy enggan berkomentar soal isi perte-
muannya dengan rombongan Ical. “Makan dulu
sana,” kata Tommy saat ditemui majalah detik
di sela-sela perayaan hari jadi Grup Humpussdi Gedung Granadi, Kamis, 23 April 2015. Surat
dan e-mail permohonan wawancara dari ma-
jalah detik pun tidak mendapat jawaban pasti
kapan Tommy bersedia diwawancarai.
Yorrys Raweyai menganggap sepi pertemu-
an kubu Ical dengan Tommy. Bagi dia, jamuan
makan itu menunjukkan kepanikan rivalnyatersebut karena sampai harus melobi Keluarga
Cendana. “Ada dukungan dari Keluarga Cenda-
na, lalu bisa apa?” kata Yorrys.
Tidak semua kader Golkar percaya Tommy se-
mata berniat mendamaikan Partai Beringin. Ketua
Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Gol-
kar periode 2009-2014, Indra Jaya Piliang, melihat
Tommy berat sebelah dengan menyerang Yorrys,lalu makan siang bersama Ical. “Bagaimana jadi
penyelamat kalau ada sikap sinis terhadap satu
pihak dan kompromi dengan kubu lainnya?”
Indra melihat sepak terjang Titiek dan
Tommy itu seolah seperti menggiring opini
FOKUS
Soal trah sudah tidak relevandimasukkan dalam konteks Golkar.
Akbar Tandjung
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 40/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUS
bahwa Golkar milik Keluarga Cendana. “Cara-
cara Tommy seolah Golkar itu punya Soeharto,
padahal Golkar sejauh ini sudah mengalami
reformasi,” kata Indra.
Joko membantah jika Tommy disebut berpi-hak kepada Ical. Mengulang penjelasan Tommy
kepadanya, Joko mengatakan Tommy hanya
ingin menyelamatkan partai dan tidak puas
terhadap penolakan terhadap usulan islah.
Apalagi Ical lebih memilih menunggu hasil
upaya hukum ke Pengadilan Tata Usaha Nega-
ra. Kubu Agung juga menyuarakan penolakan
terhadap islah sebelum ada vonis pengadilan.
“Akhirnya, setelah pertemuan itu, semakin ku-
atlah Keluarga Cendana muncul,” kata Joko.
Sejak itu Tommy pun makin gencar melem-par desakan islah lewat media sosial. “Tidak
ada cara lain selain Munas Luar Biasa, daripada
menunggu partai ini hancur, silahkan adakan
pertemuan rekonsiliasi, kalau waras,” tulis akun
@HutomoMP_9 pada Jumat, 24 April 2015.
Seperti Tommy, Titiek Soeharto mendesak
FOKUSFOKUS
Titiek Soeharto (kedua darikiri) dan Tommy Soeharto(ketiga dari kiri) dalam acaraHUT ke-50 Partai Golkar di
Kemayoran, Jakarta Pusat,Oktober 2014.
ROMEO GACAD/ AFP/GETTY IMAGES
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 41/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Munas Luar Biasa Golkar diadakan tahun ini.
Lagi pula, kata anggota DPR dari daerah pemi-
lihan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, Munas
Riau 2009 mengamanatkan munas berikutnya
digelar pada 2015. “Yang terbaik adalah munas
lagi dan keduanya (Aburizal Bakrie dan AgungLaksono) bisa mencalonkan diri lagi,” kata Titiek.
Akankah Tommy bertarung memperebutkan
kursi ketua umum dalam musyawarah luar
biasa itu? Titiek mengatakan ada kader-kader
di daerah yang ingin adiknya itu maju menjadi
calon ketua umum. “Ada DPD yang begitu, ya
kita tampung saja,” ujar Titiek.
Yorrys mempertanyakan dasar usul Tommy
dan Titiek agar munas digelar tahun ini. Mah-
kamah Partai Golkar, kata Yorrys, sudah mene-
tapkan munas islah akan digelar paling lambat
Oktober 2016 dan sebaiknya mereka jugamengikuti putusan itu.
Menggulirkan wacana percepatan munas
luar bisa, pakar politik Universitas Indonesia
Hamdi Muluk menilai, Keluarga Cendana
sedang berupaya kembali ke panggung Gol-
kar. “Apalagi dia (Tommy) punya semua kan,
Kader Golkar mencobamemukuli penyusup rapatkonsultasi nasional Golkar versiMunas Bali di Jakarta, Selasa(10/3). Rapat itu membahasputusan Menteri Hukum danHAM Yasonna Laoly, yangmenerima kepengurusan Golkarversi Munas Ancol.
HAFIDZ MUBARAK/ ANTARA FOTO
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 42/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
jaringan lama bisa dia manfaatkan lagi, uang
banyak. Jadi ada modal untuk masuk ke poli-
tik,” ujarnya.
Lagi pula Hamdi melihat masuk lewat partai
yang sudah mapan lebih mudah daripada mem-
bangun partai baru. Sejauh ini, kata dia, partai
baru yang terbilang sukses hanya Partai Nasional
Demokrat milik Surya Paloh. Namun, bagi Akbar
Tandjung, kenangan Orde Baru dan trah Soeharto
tidak akan terlalu banyak berguna lagi di Golkar.
“Soal trah sudah tidak relevan dimasukkan dalam
konteks Golkar,” kata Akbar. “Adacut off Orde Baru
dan (Orde) Reformasi.”■ BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN, IS-
FARI HIKMAT, MONIQUE SHINTAMI, INDAH MUTIARA KAMI | OKTA WIGUNA
Seorang pendukungmenunjukkan pin bertulisan
"HMP for Golkar" saat TommySoeharto menggelar konferensipers pada 10 September 2009.Tahun itu Tommy maju menjadicalon Ketua Umum Golkar padaMunas Riau.
DIMAS ARDIAN/GETTY IMAGES
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 43/196
HUTOMO MandalaPutra atau lebih beken
dengan sapaan Tommy
Soeharto akhirnya
terjun ke media sosial
pada 12 Juni 2014.
“Terpaksa buat acount
karena kebanyakanpeniru bertebaran,ini
account resmi saya,”
kata akun Twitter
resmi Tommy, @Huto-
moMP_9.
Tommy menyatakan
akun itu merupakanmiliknya, tapi sehari-
hari dikelola tim. Mulai
dari isu-isu terbaru
hingga konflik Partai
Golkar dan Orde Baru
tak lepas dari komen-
tar “pasukan cyber ”Tommy. Berikut ini cu-
itan kontroversial dari
@HutomoMP_9 yang
kerap mengundang
riak polemik di jagat
Twitter.
PERANG CYBER ALA TOMMY SOEHARTO
KORUPSI KOLUSI NEPOTISME
Tweets
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 44/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUSFOKUS
MAJALAH DETIK 20 - 26 APRIL 2015
BANGKITNYA
PANGERANCENDANATOMMY SANGAT MIRIP DENGAN
SOEHARTO, AYAHNYA. “APA YANG SAYALIHAT, APA YANG ADA DI PAK HARTOMENURUN PADA TOMMY.”
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 45/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUS
TRI Joko Susilo membolak-balik se-
bundel proposal kegiatan. Sekelom-
pok penggemar batu mulia bernama
Great Stone Nusantara (GSN) minta
uluran tangan bos Joko, Hutomo Mandala Pu-
tra. Organisasi ini tengah menggalang donasiuntuk menggelar pameran.
Joko tidak bisa sembarangan meloloskan pro-
posal, meski saat itu batu mulia tengah meng-
alami booming. Ia harus selektif karena setiap
hari ada pihak yang minta bantuan kepada
Tommy, nama sapaan Hutomo Mandala Putra,
baik di bidang sosial, bisnis, maupun politik.
Bagi Joko, Tommy harus mendapat imbalan
sepadan kalau memutuskan menyumbang
sebuah kegiatan ataupun organisasi. Joko pun
melapor kepada Tommy soal proposal asosiasi
batu yang ingin Tommy menjadi pembinanyaitu. "'Joko, ini bagus enggak?' Saya bilang, 'Ba-
gus, Pak,'" ujarnya menirukan Tommy.
Setelah bosnya itu sepakat, Joko lantas
mengatur pertemuan Tommy dengan peng-
urus asosiasi di kantor putra bungsu mantan
presiden Soeharto tersebut, lantai 9 Gedung
Tommy Soeharto pada acaraGreat Stone Nusantara.
SALMA MUSLIMA/DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 46/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUS
Granadi, Kuningan, Jakarta. Tiga pengurus,
yakni Presiden Direktur GSN Irwansah Putra,
Penasihat GSN Juoto Sentani, dan Sekretaris
GSN Juhantono, datang sambil membawa
proposal.
Tommy bersedia memberikan bantuan. Ti-
dak sampai dua bulan kemudian, pameran pun
digelar di Museum Indonesia Kompleks TamanMini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu, 18
April 2015.
Pesta penggemar batu mulia itu kian semarak
saat Tommy hadir. Selaku ketua dewan pem-
bina, Tommy menjadi pembicara kunci. Keda-
tangannya disambut meriah. Uluran tangan
Tommy itu pun berbalas dukungan politik.
“Hidup Pak Tommy! Hidup Pak Tommy! Pak
Tommy presiden!” teriak para penggemar batu
mulia begitu menyambut kedatangannya.Berapa bantuan yang digelontorkan Tommy
untuk pameran batu akik tersebut? Tidak
diketahui angka pastinya, tapi Tommy tidak
keberatan merogoh kocek jika merasa cocok
dengan proposal yang diajukan.
Wakil Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri
Haryono Suyono menceritakan Tommy per-
nah memberinya bantuan Rp 100 juta saat iakekurangan dana untuk sebuah acara pada 2-3
tahun lalu.
“Mas Tommy secara spontan, tidak banyak
bicara, dari ruang tamu masuk ke kamarnya.
Setelah kembali, ia kasih saya amplop, isinya Rp
100 juta,” cerita Haryono.
Dukungan Tommy untuk asosiasi batu itu
tidak berhenti di pameran saja. Tommy juga
menjanjikan membuat 100 kios bagi perajin
batu mulia di kawasan Manggarai, Jakarta
Selatan. Ia juga akan rajin ke daerah untuk
membentuk pengurus daerah GSN, yang akan
segera dilakukan.
Tommy Soeharto padaMunas Partai Golkar diRiau, 2009
AFP
FOKUSFOKUSFOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 47/196
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 48/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUS
Siti Hartinah. Saat sang ayah menjabat presi-
den, ia lebih dikenal sebagai pereli. Ia menjadi
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI)
Pusat selama dua periode. Ia juga yang mem-prakarsai Rally Dunia, atau World Rally Cham-
pionship (WRC), masuk di Indonesia, di Medan
1996 dan 1997.
Kehidupan Tommy berubah drastis tidak
lama setelah kekuasaan Soeharto tumbang
pada Mei 1998. Soeharto diperiksa Kejaksaan
Agung untuk kasus korupsi tujuh yayasan yang
didirikannya, yang diduga merugikan negaraRp 1,7 triliun. Tujuh yayasan itu meliputi Yayas-
an Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan Superse-
mar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais),
Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Ya-
yasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan
Dana Gotong Royong Kemanusiaan, dan Ya-
yasan Trikora. Hingga meninggalnya, Soeharto
tidak berhasil dibawa ke pengadilan karena
alasan menderita sakit otak permanen.
Menyusul ayahnya, Tommy diadili untuk ka-
sus korupsi ruislag PT Goro Batara Sakti-Bulog
dan divonis hukuman 18 bulan penjara. Tommy
memilih kabur daripada menjalani hukuman
itu. Ia pun jadi buron. Selama buron, Tommy
justru melakukan tindak pidana lainnya. Ia
diduga terlibat pembunuhan berencana atas
Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita, hakimyang mengadili kasasi kasus Goro. Tommy di-
duga menyuruh orang untuk menembak mati
Syafiuddin pada 21 Juli 2001.
Setahun jadi buron, Tommy akhirnya ditang-
kap polisi. Ia divonis 15 tahun penjara. Majelis
hakim menyatakan Tommy telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah terkait
pembunuhan Syafiuddin.Tommy menjalani hukuman di Lembaga
Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap,
Jawa Tengah, sejak Agustus 2002. Namun ia
kemudian dipindahkan ke LP Cipinang dan
kemudian bebas pada Oktober 2008 setelah
mendapatkan remisi sebanyak enam kali, yang
jumlahnya mencapai 20 bulan.
Bebas dari penjara, Tommy menjajal kembali
bangkit lewat jalan politik. Ia maju sebagai
calon Ketua Umum Partai Golkar pada Munas
Riau 2009. Namun ia gagal, dikalahkan Aburi-
zal Bakrie.
Setelah itu sepak terjang Tommy kurang ter-
Tommy Soeharto di
Pengadilan Negeri JakartaSelatan, 2004
ADEK BERRY/AFP/GETTY IMAGES
FOKUSFOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 49/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUS
dengar. Ia tampaknya sibuk di dunia bis-
nis. Pada 2011, Tommy, yang menyadari
pentingnya media online, mendirikan
Pelita Online. Sempat kolaps satu tahunkarena uangnya digelapkan pejabat-
nya, Pelita Online kini digarap serius.
Tommy duduk sebagai presiden
komisaris dan Joko selaku direktur
utama. “(Portal berita) online ke-
inginan beliau sendiri. Sekarang kan
zamannya teknologi, gadget,” kata
Joko.Pimpinan perusahaan Pelita Onli-
ne, Nur Qolbi, menyatakan Tommy
tidak membatasi pemberitaan.
Tommy hanya memerintahkan agar
media yang dikelola oleh 17 awak
redaksi itu tetap jalan.
Namun Nur Qolbi mengakui
kegiatan Tommy wajib diberitakan
di Pelita. “Kami sih tidak menceri-
takan segi baiknya. Tapi, terus te-
rang saja, setiap kegiatan, event, yang sifatnya
perlu kami informasikan, itu wajib bagi kami,”
kata Qolbi. “Yang namanya media kan, apa
namanya, memperhatikan siapa pemiliknya,
gitu kan?”
Dua tahun setelah memiliki media online,
tepatnya pada 12 Juni 2014, Tommy membuatakun Twitter dan aktif mencuitkan pendapat-
nya atas banyak hal. Tidak jarang ia mengkritik
pemerintahan Jokowi. Misalnya pada Rabu,
22 April 2015, ia mencuit, “Sebentar lagi BBM
akan naik sedikit Dengan alasan ganti nama,
bagi simpatisan Mohon bersabar sedikit sambil
menanti #KartuSabar :D.”
Lewat Twitter itu pula, Tommy mengklarifi-kasi tudingan-tudingan terhadap dirinya dan
Keluarga Cendana. Ia, misalnya, menjelaskan
tentang kekayaannya dan statusnya yang per-
nah dipenjara.
“Nih saya akui. Saya memang memang pernah
menjadi tahanan dan sudah melewati dgn men-
jalaninya,setidaknya saya membuktikan saya taat
hukum:),” cuit Tommy pada Minggu, 19 April 2015.
lll
Setelah muncul dalam pameran batu akik
dan mengurus Golkar, Tommy masih menyim-
pan banyak rencana. Ia tengah merintis reno-
Aktivitas Tommy Soeharto diTwitter.
SCREENSHOOT
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 50/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUS
vasi Monumen Jogja Kembali di Yogyakarta. Ia
juga berencana mendirikan sebuah universitas
untuk mengenang ayahnya, Soeharto. Ia kini
sedang mengincar universitas swasta untuk di-ambil alih guna mewujudkan rencana tersebut.
“Ini masih dalam proses. Apakah kami mau
menggunakan nama jenderal besar Bapak So-
eharto atau tidak, masih harus dibahas dengan
saudara-saudaranya,” tutur Elza Syarief, peng-
acara Tommy.
Haryono Suyono, menteri era Presiden So-
eharto, menilai Tommy sangat mirip denganSoeharto. “Gantengnya, juga perawakannya,
kayak Pak Harto zaman muda,” kata Haryono.
“Yang saya lihat, apa yang saya alami dengan
Pak Harto itu menurun pada Mas Tommy.”
Dalam hal pemberitaan, Tommy juga mirip
dengan Soeharto, sama-sama diberitakan dari
sisi positif dan negatif. Bagi Haryono, Tommy
mempunyai jiwa sosial yang tinggi sama se-
perti ayahnya. Ia pun aktif di yayasan Soeharto
yang didirikan Soeharto, di antaranya menjadi
pembina Yayasan Dharmais. “Dharmais mem-
berikan bantuan kepada ribuan panti asuhan di
seluruh Indonesia,” kata Haryono.
Pengamat politik Hamdi Muluk menuturkan
Tommy makin berani unjuk gigi karena menilai
sekarang merupakan waktu yang tepat bagiKeluarga Cendana untuk bangkit lagi setelah
Soeharto lengser 17 tahun lalu.
“Yang benci Orde Baru itu sebagian sudah
meninggal. Bila Tommy mau maju jadi apalah,
entah itu mau bikin partai, mau jadi anggota
DPR, katakanlah menjadi gubernur dan sete-
rusnya, posisinya sekarang sudah ada generasi
baru, orang yang tidak kenal Orde Baru. Sudah17 tahun, lo. Anak-anak yang lahir tahun 1998
mana ngerti? Ini sudah 17 tahun, sudah waktu-
nya comeback ,” ujar Hamdi.
Joko yakin arah Tommy adalah calon presi-
den pada 2019. HMPI sendiri sedang disiapkan
sebagai perahu bagi Tommy untuk tujuan ter-
sebut.
Tapi Tommy enggan bicara. Ketika ditemui
majalah detik saat ulang tahun Grup Hum-
puss di Gedung Granadi pada Kamis, 23 April
lalu, Tommy memilih melenggang pergi. ■IBAD
DUROHMAN, MONIQUE SHINTAMI, ADITYA MARDIASTUTI | ARYO BHAWONO
Hamdi Muluk
DOK. DETIKCOM
Anak-anak yanglahir tahun 1998mana ngerti.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 51/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
P
ULUHAN karangan bunga ucapan selamat
ulang tahun Grup Humpuss ke-31 terpajangdi dalam Gedung Granadi, Kuningan, Jakarta.
Hutomo Mandala Putra pada Kamis, 23 April
2015, itu memotong tumpeng disaksikan jajaran direksi
dan karyawan yang memenuhi aula Graha Paramitha.
Sayang, acara tersebut tertutup untuk media. Tommy
lebih memilih media sosial sebagai sarana berkomu-
nikasinya. Ia memamerkan foto-foto acara itu di akun
Twitter-nya, HutomoMP_9.Grup Humpuss merupakan salah satu bisnis Tommy
yang masih bertahan. Humpuss—akronim dari Hutomo
Mandala Putra Soeharto—memiliki banyak anak peru-
sahaan. Merambah berbagai sektor, dari hotel, properti,
tambang, jasa angkutan laut, tambang, hingga penge-
boran minyak.
Tommy menjelaskan melalui akun Twitter-nya, Hum-
puss tetap menggeliat di dunia bisnis bukan karenadirinya. Humpuss masih ada karena semangat seluruh
karyawannya. Karier dan masa depan karyawan semua
bergantung pada semangat karyawan itu sendiri. “Kali-
anlah ujung tombak masa depan kalian,” cuit pimpinan
RAHASIA BERTAHAN 31 TAHUN
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 52/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
grup perusahaan tersebut berfilosofi.
Pendiri ESQ Leadership Center, Ary
Ginanjar Agustian, memberikan motivasi
dalam perayaan tersebut. Tidak ada pidato
Tommy dalam acara yang dimulai pukul
10.00 WIB itu. Tommy selaku pemilik dan
Ari Haryo Wibowo Harjojudanto atau
dikenal dengan Ari Sigit selaku komisaris
enggan memberikan keterangan kepada
media. “Ke direksi sana,” ujar Tommy
singkat.
Ia buru-buru masuk ruangannya ka-
rena harus segera terbang ke Malaysia
guna mendampingi putranya, Dharma
Mangkuluhur. Anggota tim balap
Humpuss Junior itu sedang mengikuti
seri balap mobil kedua di Malaysia.
Bagi Tommy, membangun kerajaan
bisnis tidak lagi semudah saat ayahnya
masih berkuasa. Setelah badai krisis
moneter 1998 dan Presiden Soeharto
lengser, Tommy kerap harus turun
tangan langsung, termasuk saat melobi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
pada Desember 2013 terkait bisnis
propertinya.
Menurut Direktur PT Sarana Sirkui-
tindo Utama, Tinton Soeprapto, Tommy
membangun rasa kesetiakawanantinggi di kalangan direksinya. Kesetia-
kawanan itulah salah satu rahasianya
bisa bertahan. “Mustahil kita bisa maju
kalau tidak punya rasa memiliki (peru-
sahaan),” tutur Tinton.
Selain bertahan 31 tahun lewat Hum-
puss, Tommy memulai bisnis baru. Pada
11 Maret 2014, lewat Grup Lor Inter-
national (Lor-in) Solo, Tommy sebagai
komisaris utama meresmikan Syariah
Hotel Solo. Hotel dengan kapasitas 387
kamar tersebut diklaim sebagai hotel
syariah terbesar di Indonesia.
Memiliki banyak perusahaan, tidak
diragukan Tommy memiliki kekayaan
yang besar. Namun Tommy berkeberat-
an bila disebut sebagai orang terkaya di
Indonesia. “Kok saya selalu dibilang ter-
kaya, sejak kapan saya masuk 10 besarterkaya di negara ini? Pernah masuk
hanya utk bahan fitnah reformasi saja,”
cuit Tommy pada Rabu, 22 April 2015.
■ISFARI HIKMAT
Tinton Soeprapto
ANTARA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 53/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
REDUP-TERANG
TITIEK SOEHARTO SUKSESMENJADI ANGGOTA DPR DANWAKIL KETUA UMUM PARTAI
GOLKAR. BISAKAH SUKSESPOLITIK ITU MENULAR KE
TOMMY?
TRAH
CENDANA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 54/196
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 55/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
lolos verifikasi Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Ma-
nusia.
Lalu Tommy pernah men- jajal panggung pemilihan
Ketua Umum Golkar dalam
musyawarah nasional yang
diadakan di Riau pada 2009.
Ia melawan Ical, Surya Paloh,
serta Yuddy Chrisnandi. Ical
keluar sebagai pemenang.
Tommy, yang baru sebulanbebas dari Lembaga Pema-
syarakatan Nusakambangan
setelah dipidana atas kasus
pembunuhan Hakim Agung
Syafiuddin Kartasasmita,
tidak memperoleh satu pun
suara.
Pada 2010, nama Tommy disebut-sebut se-
bagai bakal calon presiden dari Partai Hanura.
Pada tahun itu pula, nama Tommy santer ter-
dengar sebagai bakal calon Ketua Umum Dew-
an Pimpinan Pusat Musyawarah Kekeluargaan
Gotong Royong, organisasi underbow Golkar.
Namun organisasi itu pada akhirnya jatuh ke
tangan Priyo Budi Santoso.
Putra bungsu Soeharto itu juga pernah men-
coba membangun partai. Pada 2012, ia menjadiKetua Dewan Pembina Partai Nasional Repub-
lik (NasRep). Partai ini dipersiapkan menuju
Pemilu 2014. Tommy sendiri langsung didaulat
menjadi calon presiden. Namun NasRep gagal
memperoleh “surat sakti” dari Kementerian
Hukum dan HAM dan selanjutnya melebur ke
Partai Hanura.
Langkah Tommy diikuti oleh cucu Soeharto,Ari Haryo Wibowo Harjojudanto atau Ari Sigit.
Tidak lama setelah pamannya mendirikan Nas-
Rep, Sigit mendirikan Partai Karya Republik.
Ari mengomandani langsung partai tersebut
sebagai ketua umum. Namun partai ini juga
tidak lolos verifikasi. Dengan demikian, menje-
lang Pemilu 2014, tiga partai Keluarga Cendana
kandas lebih dulu sebelum mengikuti gelaran
pemilu.
Sementara itu, Titiek memilih jalur karier
di Golkar. Titiek masuk kepengurusan Golkar
setelah munas di Riau. Awalnya, ia ragu karena
sibuk berbisnis. Titiek tercatat sebagai pemilik
Titiek dan Tommy saatmenghadiri Munas PartaiGolkar di Bali, 2014
ROMEO GACAD/AFP/GETTY IMAGES
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 56/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
banyak perusahaan. Politikus gaek Golkar, Ak-
bar Tandjung, turun langsung membujuk Titiek.
“Mbak Titiek waktu itu saya yang meminta un-
tuk aktif di Golkar,” kata Akbar kepadamajalah
detik.
Di struktur kepengurusan Golkar, politikus
baru ini didaulat menjadi wakil sekretaris jen-
deral. Tidak lama kemudian, ia duduk sebagai
Ketua DPP Golkar Bidang Tani dan Nelayan.
“Saya sudah (jadi) pengurus lima tahun lalu,
waktu masuk jadi wakil sekjen,” ujar mantan
istri Prabowo Subianto ini ketika ditemui ma-
jalah detik.Titiek menapak menjadi anggota DPR. Ia
maju dari daerah pemilihan Yogyakarta. Pe-
rempuan murah senyum ini bertanding me-
lawan pentolan Golkar Yogyakarta, yang juga
Ketua DPD Golkar kota itu, Gandung Pardim-
an. Kendala bagi Titiek adalah ia kalah terkenal
di Yogyakarta dibanding keturunan Soeharto
lainnya, Siti Hardijanti alias Tutut. Karena itu,Titiek rajin menyambangi masyarakat untuk
memperkenalkan diri.
Titiek mengandalkan penuh pamor Soeharto
dan keberhasilan-keberhasilan Orde Baru. Slog-
an “Piye Kabare? Penak Jamanku To” menghiasi
spanduk kampanye Titiek, yang hampir bisa di-
temukan di setiap sudut Yogyakarta. “Iya, saya
pakai itu, he-he-he…. Tapi ‘Enak Jamanku To’ itu
masyarakat yang bikin (istilahnya), bukan kita,”
ujar Titiek.
Dari catatan majalah detik, Titiek menyewa
lembaga konsultan politik senilai Rp 1 miliar
untuk memantau elektabilitas dan strategi
Ketua Umum Partai KaryaRepublik (Pakar) AriHaryo Wibowo (Ari Sigit)menyerahkan berkas
pendaftaran calon pesertapemilu ke KPU, Jakarta,Agustus 2012.
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 57/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kampanyenya. Ia juga didukung penuh yayasan
peninggalan Soeharto, seperti Yayasan Dana
Sejahtera Abadi, Yayasan Dharmais, Yayasan
Dana Abadi Karya Bhakti, dan Yayasan Dana
Gotong Royong Kemanusiaan. Yayasan yang
pernah dibidik Kejaksaan Agung dalam kasus
korupsi tersebut memperkenalkan program-
program Soeharto zaman dulu, di antaranya
beasiswa Supersemar. Titiek dalam lima tahun
terakhir duduk sebagai pembina Yayasan Su-
persemar.
Alhasil, perolehan suara Titiek cukup besar.
Ia menempati urutan ketiga dari delapan calon
legislator dengan mengantongi 80.121 suara.
Untuk merayakan kemenangan Titiek, adik tiri
Soeharto, Probosutedjo, yang juga menyokong
pencalonan Titiek, menggelar selamatan di
Kemusuk, Yogyakarta. Ia menggelar pentas
Titiek Soeharto pada MunasPartai Golkar 2014 di Bali
DWI OBLO/REUTERS
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 58/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
wayang kulit. Ribuan warga diundang untuk
menikmati makan gratis dari 100-an angkring-
an.Di DPR, Titiek menjadi Wakil Ketua Komisi IV,
yang membidangi masalah pertanian. Nama-
nya sebetulnya masuk sebagai kandidat Wakil
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari
Golkar. Ia lebih dijagokan dibanding politikus
Golkar yang duduk di posisi itu sekarang, Mah-
yudin. Namun, karena belum berpengalaman
di parlemen, Titiek harus mengalah. “Kalau soal
nama, Mahyudin jauh di bawahnya,” ujar WakilSekjen Golkar Lalu Mara Satriawangsa.
Tidak jadi Wakil Ketua MPR, Titiek didapuk
menjadi Wakil Ketua Umum Golkar dari hasil
munas kubu Ical di Bali, Desember 2014. Titiek
mengatakan diangkat menjadi Wakil Ketua
Umum Golkar bukan lantaran keturunan Ke-
luarga Cendana, melainkan karena dorongan
dari Kesatuan Perempuan Partai Golkar. “Jadibukan karena melihat unsur Cendana itu Pak
Ical saya rasa,” ujarnya.
Saat Titiek mendapat posisi penting di Gol-
kar, Tommy Soeharto mewacanakan digelarnya
musyawarah nasional untuk mengakhiri konflik
di tubuh partai. Tommy pun digadang-gadang
kembali menjadi Ketua Umum Golkar.
Titiek membantah anggapan bahwa Cenda-
na ingin mengambil alih Partai Beringin. “Sama
sekali tidak ada,” tuturnya. Namun, bila ada
konstituen menghendaki Tommy menjadi ca-
lon ketua umum, Titiek siap mendukungnya. ■
ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, MONIQUE SHINTAMI | IRWAN NUGROHO
Titiek Soeharto pada MunasPartai Golkar 2014 di Bali.
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
FOKUS
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 59/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
“BAHWA SAMPAI ARAHNYA KE SITU,TUHAN YANG ATUR. KITA TIDAK ADA
MAKSUD SEPERTI ITU.”
TITIEK SOEHARTO:
KAMI TAK
BERAMBISIAMBIL ALIH
KEKUASAAN
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 60/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
HUTOMO “Tommy” Mandala Putra
akhir-akhir ini rajin muncul di depan
publik. Putra bungsu mantan presi-
den Soeharto ini menggelar perte-
muan dengan petinggi Partai Golkar terkait
kisruh di tubuh partai berlambang pohon ber-
ingin itu.
Ia juga hadir dalam sebuah pameran batu akik
nasional yang digelar Great Stone Nusantara
di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
Selain itu, ia rajin mengkritik pemerintahan
lewat media sosial.
Berbarengan dengan munculnya Tommy,
mencuat wacana agar Tommy menjadi calon
Ketua Umum Partai Golkar dan ada yang
sampai mengusulkannya jadi calon presiden.
Sebenarnya apa tujuan kemunculan Tommy?
Apakah Cendana ingin kembali berkuasa lewat
politik?
Berikut ini wawancara Bahtiar Rifai dari ma-
jalah detik dengan Siti Hediati Hariyadi atau
dikenal dengan nama Titiek Soeharto, kakak
Titiek Soeharto, Tommy, dan
Akbar Tandjung pada MunasGolkar di Bali, Oktober 2014.
ROMEO GACAD/AFP/GETTY IMAGES
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 61/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Tommy yang juga anggota DPR dari Golkar.
Di tengah kisruh Partai Golkar, ada per-
temuan Tommy dengan Aburizal Bakrie.
Siapa inisiator pertemuan tersebut?
Itu sebenarnya saya yang mengumpulkan,saya yang minta diadakan pertemuan. Saya
dan Tommy menghubungi Pak Ical (Aburizal
Bakrie), Pak Akbar (Akbar Tandjung), dan Pak
Akom (Ade Komarudin) untuk mengetahui
kejelasan bagaimana masalah Golkar sebenar-
nya. Kita sangat prihatin, dan apa yang bisa kita
bantu. Ini kan sebentar lagi pilkada, masak kita
mau ribut terus. Dan kebetulan waktunya itu
Jumat dan semuanya bisa, jadi saya undangmakan siang.
Bukannya Idrus Marham sempat melobi
agar bertemu dengan Tommy?
Ya, kan kalau yang lain, kalau pintunya keba-
nyakan, dia tak mau. Berhubung pintunya ka-
kaknya sendiri, ya dia bilang minta tolong saya
sebetulnya, ya sudah deh, kalau mau ketemu
kita, kapan? Semua kita pengen tahu deh, kita dengerin.
Kapan ide untuk menggelar pertemuan
itu muncul?
Tiga minggu sebelumnya. Cuma waktunya
belum pas. Terutama sejak ada pencongkelan
pintu di sini (ruangan Fraksi Partai Golkar). Itu
kan kita lihat sudah too much-lah keributannya.
Sudah kelewatan.Bukan karena kepanikan dari internal
Golkar?
Yang ngundang itu saya, bukan mereka yang
mau ketemu. Saya minta penjelasan yang di
lapangan kayak bagaimana sih, dan diskusi
FOKUSFOKUS
Pertemuan Tommy denganGolkar kubu Ical di GedungGranadi, Jakarta.
DOK. DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 62/196
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 63/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Anda menyatakan suara kader daerah
menginginkan Tommy agar maju sebagai
Ketua Umum Golkar di munaslub. Apakah
benar demikian?Tahu, deh. Saya tidak ngomong begitu. Tadi
saya bilang memang ada wacana, tapi cuma
beberapa orang. Tapi kan bukan seluruh DPD
seluruh Indonesia bicara begitu. Ada DPD yang
begitu, ya kita tampung saja.
Apakah Tommy bersedia kalau dicalon-
kan sebagai ketua umum?
Saya tidak bisa bicara atas nama dia.
Sebagai kakak bagaimana, apakah akan
mendukung?Pokoknya, mana yang terbaik buat Golkar.
Kalau memang konstituennya menghendaki,
ya bisa didukung.
Apakah Tommy sempat ditawari untuk
jadi Ketua Umum Kosgoro saat bertemu
dengan Ical?
FOKUSFOKUS
Pembukaan Munas IX PartaiGolkar versi Aburizal Bakrie diBali.
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
FOKUS
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 64/196
FOKUS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Tidak tuh. Saya tidak dengar. Saya tidak tahu.
Saya belum komunikasi lagi dengan adik saya.
Golkar merekrut Anda apakah untuk
memanfaatkan kembali kekuatan Cenda-
na di bidang politik?
Kok merekrut? Saya kan sudah jadi pengurusdari lima tahun lalu. Waktu saya masuk sudah
jadi wakil sekjen dan beberapa tahun kemudian
jadi ketua bidang tani dan nelayan. Dan baru
tahun ini jadi waketum. Waketum juga karena
didesak perempuan-perempuan Golkar karena
kita tak ada wakilnya di waketum, sementara
kan waketum banyak. Jadi bukan karena me-
lihat unsur Cendananya itu Pak Ical, saya rasa.
Apakah munculnya Tommy untuk me-ngembalikan kekuatan Keluarga Cendana
kembali?
Dulu bapak saya selalu bilang, becik ketitik olo
ketoro. Artinya: yang baik nanti akan kelihatan,
yang jelek dan jahat akan kelihatan. Jadi akhir-
nya, dengan berlalunya waktu, bukan dari kita,
masyarakat juga bisa lihat dan membanding-
kan mana yang lebih enak. Kayak masyarakatbilang mana lebih enak. Kayak masyarakat bi-
lang, “Enak jamanku to?” Bukan kita yang bikin.
Itu dari masyarakat sendiri.
Slogan “Enak jamanku” itu Anda gunak-
an untuk merebut konstituen saat pemilu
legislatif, kan?
Iyalah, he-he-he....
Pasca-Reformasi, Keluarga Cendana adayang membuat partai, ada Nasrep dan
Partai Karya Republik….
Iya, mungkin waktu itu ada pihak loyalis Pak
Harto yang ingin buru-buru membangkitkan
kembali. Cuma, ya kalau belum waktunya, ya
Tutut dan Titiek Soehartodalam kampanye di Sleman, Yogyakarta tahun lalu.
DWI OBLO/REUTERS
FOKUS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 65/196
SENI HIBURAN FILM
SENI HIBURAN FILM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 66/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
ULTRON
DI PUCUK PERMAINANAVENGERS KALI INI MEMBERI PORSI LEBIH BANYAK UNTUK PLOT-PLOT EMOSIONAL, BUKAN
HANYA GAGAH-GAGAHAN ACTION KARAKTERNYA.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 67/196
SENI HIBURAN FILM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 68/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
dan mulai merakit
pasukan robotnya
sendiri untuk meng-hapus ras manusia di
permukaan bumi.
Dua mantan let-
nan Strucker jadi
orang keperca-
yaan Ultron, yakni si kembar Wanda (Elizabeth
Olsen) dan Pietro Maximoff (Aaron Taylor-Joh-
nson). Dua manusia hasil eksperimen genetikitu punya kekuatan super, yakni sebagai Scarlet
Witch, yang dapat menguasai dan menyetir
pikiran orang lain, dan Quicksilver, yang berge-
rak lebih cepat dari kilat. Mereka menyimpan
rahasia dan dendam kepada Stark.
Pertempuran hebat pun pecah. Avengers ba-
bak-belur hingga harus bersembunyi terlebih
dulu di tempat tenang, sebuah rumah kayudi tengah lahan pertanian. Mereka disambut
penghuni rumah… istri Hawkeye dan anak-
anaknya.
Ya, Avengers kali ini, Age of Ultron, memberi
porsi lebih banyak untuk plot-plot emosional,
bukan hanya gagah-gagahan action karakter-
nya. Selain Hawkeye, yang ternyata punyakeluarga, ditampilkan bagaimana tumbuhnya
hubungan Bruce Benner dan Black Widow.
Stark pun kini lebih banyak khawatir dan
cenderung bergantung pada Iron Legion-nya.
Walau tetap orang nomor satu di Avengers, da-
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
SENI HIBURAN FILM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 69/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
lam banyak hal Stark menyerahkan komando
kepada Captain America.
Age of Ultron secara tone lebihdekat ke The Winter Soldier (2014),
pijakan untuk Captain America: Civil
War, yang akan dirilis tahun depan.
DalamThe Avengers (2012) pertama,
sutradara-penulis Joss Whedon me-
nunjukkan bagaimana membawa
buku komik modern ke layar lebar
dengan memberi porsi sama kepada semua
jagoan.
Kini, di Age of Ultron, Whedon menekankansisi menyenangkan dan manusiawi para jagoan,
pada etika, psikologi, dan mendasarkan pada
dunia nyata. Itu sebabnya, ada kisah cinta,
tragedi, kejutan, action menegangkan, emosi,
dan penjahat yang sakit jiwa.
Saat-saat jeda di antara pertempuran-per-
tempuran besar digunakan Whedon untuk
memberikan banyolan khasnya, seperti paluThor yang masih jadi bahan taruhan lucu-
lucuan dan tetap tak bisa diangkat orang lain
kecuali sang empunya.
Gejolak internal Avengers tak kalah serunya,
saat Bruce Renner dan Black Widow berjuang
dengan masa lalu mereka, Thor memperjuang-
kan tanggung jawabnya, dan Hawkeye berusa-ha menyeimbangkan kehidupan sebagai agen
dan sebagai kepala keluarga.
Deretan pemain (termasuk Don Chead-
le, Stellan Skarsgård, Linda Cardellini,
dan, tentu saja, Samuel L. Jackson) tahu
benar tugas mereka dan menunai-
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Kini, di Age of Ultron ,Whedon menekankansisi menyenangkan danmanusiawi.
SENI HIBURAN FILM
SENI HIBURAN FILM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 70/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kannya tanpa banyak
“renda”. Untunglah si
kembar The Maxi-
moffs tak diberi
spandex warna-
warni sehingga
bobot emosio-
nalnya lebih
terasa. Seluruh
karakter kecil ini, yang pastinya dilengkapi
cetak biru fungsi mereka, berpotensi dikem-
bangkan jadi cerita menarik di masa menda-
tang.
James Spader, pengisi suara Ultron, meman-
carkan kecerdasan dan kecanggihan di tengah
kemarahan dan kemurkaan. Seorang megalo-
maniak dan sosiopat jenius yang mengagumi
sekaligus membenci “ayah”-nya, sehingga
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
SENI HIBURAN FILM
SENI HIBURAN FILM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 71/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
mendorongnya memberontak dengan cara
sedramatis mungkin.
Durasi 2 jam 30 menit terasa tak terlalu pan-
jang, juga bagian akhir yang pertarungannya
masif dan lama. Alur, adegan, serta penggunaan
teknologi CGI lebih mengesankan dibanding
film pertama. Sebuah episode yang solid, yang
dikoreografi secara cantik, dan disutradarai
serta diedit dengan baik. Pendeknya, Avengers:
Age Of Ultron tetap ada di pucuk permainan,
film yang meletakkan Marvel di pusat semesta
sinema dunia. ■ SILVIA GALIKANO
MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 72/196
INTERVIEW
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 73/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
EKSEKUSI mati terhadap dua tenaga kerja
Indonesia di Arab Saudi memang bukan yang
pertama kali terjadi. Tapi yang menimpa Siti
Zaenab dan Karni dua pekan lalu itu dinilai
banyak pihak keterlaluan. Sebab, pemerintah
Saudi baru memberikan kabar setelah eksekusi,
sehingga pemerintah memprotes keras karena
tindakan itu melanggar tata krama diplomasi
dan konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Namun Kepala Badan Nasional Penempat-
an dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) Nusron Wahid justru menilai sia-sia
protes terhadap pemerintah Arab Saudi terkait
notifikasi eksekusi mati. Menurut dia, yang
seharusnya diubah adalah aturan di Indonesia.Pemerintah, kata Ketua Umum Gerakan Pe-
muda Ansor ini, seharusnya mengubah sistem
kontrak kerja TKI di Saudi, dari yang bersifat
individual menjadi kelompok atau perusahaan.
Dengan sistem kontrak non-individual, Nusron
optimistis para TKI di Saudi akan lebih terawasi
dan terlindungi dari perlakuan semena-mena
majikan mereka di sana.
“Hari ini orang Indonesia yang bekerja di
keluarga Arab mau pulang saja tidak bisa ka-
lau tidak dapat izin dari mereka,” kata Nusron
kepada majalah detik, Kamis, 23 April 2015.
Di pihak lain, ke depan ia berencana mewa-
jibkan para calon TKI menjalani tes kejiwaan
atau psikotes. Dengan uji ini, akan terdeteksi
lebih dini tingkat kestabilan jiwa mereka jika
menghadapi tekanan saat bekerja.
Eksekusi mati dua TKI menguatkan kes-
an tidak maksimalnya upaya pemerintahmembela buruh migran?
Kalau dikatakan tidak maksimal, parame-
ternya apa? Memang ada dua orang yang
dihukum mati, itu tidak kita nafikan. Tapi
bukan berarti pemerintah tidak optimal dan
DI MATA HUKUM ISLAM DAN DI MATA ORANG ARAB, NYAWA
DIBALAS DENGAN NYAWA.
INTERVIEW
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 74/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
maksimal karena memang kadar masalahnya
rumit dan akut. Pada satu sisi, kita berhadap-an dengan hukum di Arab Saudi yang sangat
ketat keislamannya dan tanpa kompromi. Ka-
lau sudah menyangkut kisas, pada ujungnya
sangat tergantung pada proses pemaafan dari
keluarga yang dibunuh. Segala daya-upaya
apa pun, kalau memang tidak ada pemaafan,
bagaimana? Karena, memang di mata hukum
Islam dan di mata orang Arab, nyawa dibalas
dengan nyawa. Yang menjadi kelihatan tidakoptimal itu karena ada pandangan masyarakat
seakan-akan menyamakan negara di Arab
Saudi itu, hukum di Arab sana itu, dengan
hukum yang ada di Indonesia atau bahkan
sama dengan hukum di negara-negara yang
menggunakan prinsip demokrasi. Di Arab
sana tidak ada demokrasi. Adat dan istiadat-
nya beda. Persoalannya, kenapa dulu kita mau
berhubungan dengan negara macam ini? Kan
kita tidak bisa memaksakan.
Upaya perbaikan ke depan seperti apa?
Perbaikannya hanya dua menurut saya. Satu,
teman-teman tenaga kerja Indonesia sebelum
berangkat itu harus lolos psikotes dulu. Selamaini tidak pernah ada psikotes. Supaya tidak ada
gangguan jika ada tekanan pekerjaan di sana.
Mereka akan kuat secara kejiwaan dan ada
kontrol. Kedua, sudah saatnya jenis pekerjaan
apa pun, termasuk domestic worker , kontrak-
INTERVIEW
INTERVIEW
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 75/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
nya tidak boleh dengan pengguna individu,
tetapi dengan pengguna company . Kayaknya
di Indonesia ini semacam model outsourcing.
Di sana kan menggunakan mekanismehukum kafalah. Di dalam hukum kafalah itu
kan ada kafil. Si majikan disebut kafil, yang
bisa menguasai. Kalau ada sejuta tenaga kerja
Indonesia, jadi berhubungan dengan sejuta
majikan atau kafil. Tapi, kalau kerja di company ,
hanya ada 50 company , jadi kita hanya ber-
urusan dengan 50 kafil. Kalau kita blame satu,mereka pasti akan pikir karena akan mati bis-
nisnya. Tapi, kalau sejuta di-blame satu, ya me-
reka peduli amat. Saya tidak dapat dari kamu,
saya bisa dapat dari yang lain juga.
Aturannya dari Indonesia?
Ya, orang Arab Saudi. Dan Arab Saudi sudah
mau dan bersedia.
Jika ada permasalahan, tanggung jawab
siapa?
Perusahaan yang bertanggung jawab. Kalau
ada komplain dari pengguna, dia komplain
RACHMAN/DETIKCOM
Kita tidak bisa memaksa Arab untuk berubah,
wong itu hukum negara mereka.
IBNU S/DETIK TV
INTERVIEW
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 76/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Meninjau Unit PelayananPublik di BNP2TKI
HUMAS BNP2TKI
kepada company . Tidak serta-merta. Kalau ada
komplain, nanti company itu yang narik . Hari
ini orang Indonesia yang bekerja di keluarga
Arab mau pulang saja tidak bisa kalau tidakdapat izin dari keluarga itu. Di bandara akan
disetop.
Ibarat budak?
Ya, seperti budak. Semaunya majikan. Dia tidak
bisa pulang sepanjang tidak mendapatkan izin
dari kafilnya. Dia tidak bisa masuk penjara untuk
menebus karena dia overstayer kalau tidak ada
izin dari kafil. Mereka akan selamanya di sana ka-lau tidak dapat izin. Hanya muter-muter pindah
tempat saja dalam kondisi ketidakpastian. Kita
tidak bisa memaksa Arab untuk berubah, wong
itu hukum negara mereka. Sama halnya dengan
Arab tidak bisa memaksa Indonesia untuk ber-
INTERVIEW
INTERVIEW
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 77/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Apa yang disampaikan Anis Hidayah dariMigrant Care itu benar adanya, itu sistem
perbudakan modern.
ubah. Yang ada, kita harus membuat aturan dan
mekanisme, kalau kamu mau seperti ini silakan,
kalau tidak mau terserah. Persoalannya, yang
membuat peraturan itu siapa? Menteri TenagaKerja yang punya wewenang untuk membuat
kebijakan itu.
Dengan melihat kondisi itu, tenaga ker-
ja akan tetap dikirim ke Arab?
Sebetulnya begini, orang mau bekerja ke
mana pun, itu hak mereka. Sepanjang dia pu-
nya model-model penempatan yang dianggap
model itu melindungi warga negara Indonesia.
Persoalannya, di Arab Saudi ini belum punya
model perlindungan yang kuat karena sistem
kafalah-nya. Apa yang disampaikan Anis Hi-
dayah dari Migrant Care itu benar adanya, itu
sistem perbudakan modern. Tetapi, kalau ma-
salahnya itu hukum yang di sana, kita mau apa?Mau enggak mau kita ubah model kita tadi.
Pemerintah tidak bisa melarang bekerja
di Arab?
Pemerintah memang tidak bisa melarang,DOK. HUMAS BNP2TKI
INTERVIEW
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 78/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
tetapi wajib memberi tahu, ngasih tahu, “Kalau
kamu (TKI), jangan berangkat ke Arab karena
di sana tidak aman.” Karena, tidak mungkin ne-
gara itu membiarkan warga negaranya masuk
dalam kondisi kesengsaraan.
Masih ada 36 TKI yang terancam hukum-
an mati. Upaya apa yang akan dilakukan?
Tergantung kasusnya. Kalau kasusnya ter-
kait masalah-masalah yang umum, seperti dia
karena zina, sihir, atau karena melanggar tata
aturan di sana, saya kok optimistis mereka bisa
diampuni dengan pendekatan-pendekatan
kepada pemerintah di sana. Tetapi, yang me-
nyangkut pembunuhan terhadap diri orang
lain di sana, mau tidak mau ada dengan pen-
dekatan kepada keluarga yang dibunuh. Salahsatunya dengan membantu tenaga kerja kita
dalam konteks ganti rugi diyat itu. Itu salah
satunya. Tetapi bagaimana caranya supaya
ada minta maaf?
Para aktivis Migrant Careberunjuk rasa di depanKedutaan Besar Arab Saudiuntuk memprotes eksekusimati dua TKI, Siti Zaenab dan
Karni, Jumat (17/4).
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
INTERVIEW
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 79/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Benarkah masih ada tumpang-tindih tu-
gas BNP2TKI dengan Kementerian Tenaga
Kerja?
Saya tidak mengatakan tumpang-tindih,tapi karena peraturannya tidak segera dibuat.
Kami kan hanya sebagai lembaga pelaksana,
sebagai operator. Kementerian belum mem-
buat perubahan aturan.
Sudah ada desakan ke Kementerian?
Saya sudah kirim surat supaya segera ada
perubahan, tapi sampai sekarang belum ada
perubahan itu.
Perekrutan tenaga kerja bukannya ber-
masalah juga?
Ya, sebenarnya banyak masalah.
Wewenang siapa untuk memperbaiki?
Kalau masalahnya di peraturan, ya Kemen-
terian. Kalau masalahnya di implementasi, ya
tempat saya. Kalau di implementasi tidak bisa
menjawab dan syaratnya hanya diubah per-
aturannya, ya Kementerian dulu. Sekarang itu
yang masalah besar itu model penempatan,
harus diubah bagaimana sebelum penempat-
an harus ada pendidikan dulu. Kalau sekarang
kan, ada order, baru ada pendidikan. Ibaratnya,ada lowongan menjadi wartawan, baru ada
sekolah wartawan.
Bagaimana dengan agen-agen penyalur
nakal, bukan masalah besar?
Bersama Wakil Ketua KomisiPemberantasan KorupsiZulkarnain menunjukkan kotakpengaduan gratifikasi di kantor
BNP2TKI, Jakarta.DOK. HUMAS BNP2TKI
INTERVIEW
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 80/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Makanya tadi pendidikan tidak optimal kare-
na dikejar setoran sama yang kasih duit.
Bukan wewenang BNP2TKI untuk me-
nertibkan?Itu wewenang kami, tapi kami tidak punya
hak untuk mencabut (izin) mereka. Kami hanya
ngasih sanksi peringatan sama melaporkan ke
polisi. Sudah banyak yang kami laporkan. Sebulan
itu rata-rata 40-60 orang. Secara kelembagaan,
memang kami belum kuat peranannya, juga
belum kuat sumber daya manusia. Kami sedang
berbenah. Kami memerlukan kewenangan (agar)
dapat memberikan sanksi berat pada agen-agentadi dengan bisa menutup. Sejauh ini yangngasih
sanksi itu Kementerian Tenaga Kerja. Tapi, yang
tahu siapa yang berengsek, ya kita.
Kementerian tidak meminta rekomen-
dasi dari BNP2TKI?
Seharusnya kan begini, secara undang-
undang, kan Kementerian Tenaga Kerja itu
lembaga yang buat kebijakan. Tetapi, dalam
prakteknya, banyak mengambil wilayah opera-
sional. Harusnya mereka ikhlas melepas hal-hal
yang sifatnya operasional pada BNP2TKI. Dari
dulu sampai sekarang masih tarik-menarik di
permasalahan itu.
Karena persoalan anggaran?
Enggak ngerti saya... tanya ke teman-teman
Kementerian Tenaga Kerja. Akibatnya, ini men-
jadi loophole, yang kemudian dimanfaatkan
agen-agen tadi. ■ PASTI LIBERTI MAPPAPA
Sejauh ini yangngasih sanksiitu Kementerian
Tenaga Kerja. Tapi,yang tahu siapayang berengsek,ya kita.
BIODATA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 81/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Nama: Nusron Wahid, MSi
Tempat/Tanggal Lahir: Kudus, 12 Ok-
tober 1973
Istri: Dily Rosi Timadar, SE
Anak:
1. M. Faiz Zaidan Al Harkan
2. Mohammad Morales Ahmadinejad
PENDIDIKAN:
• Magister Ekonomi Institut Pertanian
Bogor, 2007-2011• Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indo-
nesia, 1993-1998
• SMA Islam Al Ma’ruf, Kudus, 1990-1993
• Madrasah Aliyah (MA) Qudsiyyah,
Kauman, Menara Kudus, 1990-1993
• Madrasah Tsanawiyah (MTs) Qudsiy-
yah Kudus, 1987-1990
• Pesantren Qudsiyyah, Kudus, 1985-
1987
• Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Miftahut
Tholibin Mejobo, Kudus, 1979-1985
KARIER:
• Pengajar sejarah Asia Tenggara dan
Asia Tengah di Jurusan Sejarah, FIB
Universitas Indonesia, 1996-1997• Wartawan Bisnis Indonesia, 1995-1999
• Peneliti di Lembaga Pranata Pemba-
ngunan UI, 1995-1999
• Konsultan peneliti di PT Arzak Dian
Kobar, 2000-2002
• Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gol-
kar, Komisi VI, 2004-2009
• Anggota DPR RI Partai Golkar, Komisi
XI, 2009-2014
ORGANISASI:
• Ketua Umum GP Ansor, 2011-sekarang
• Ketua Yayasan Mata Air, 2005-2010
• Ketua Umum Pengurus Besar Perge-
rakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB
PMII), 2000-2003
• Ketua Lembaga Kajian dan Pengem-
bangan Sumber Daya Manusia, PWNU
DKI Jakarta, 1998-2000
• Ketua Lembaga Kajian dan Pengem-
bangan Sumber Daya Manusia, PCNU
Kodya Depok, 1998-1999
KARYA TULIS:
• Keuangan Inklusif--Membongkar Hege-
moni Keuangan: Peranan Kredit Usaha
• Rakyat dalam Mengurangi Kemiskinan
dan Pengangguran, Gramedia, 2014
• Gerakan Mahasiswa dan Godaan Poli-
tik: Problematika di Indonesia, Pustaka
Salemba, Jakarta, 2003
•
Ultimatum Transisi: Narasi PergolakanPMII dalam Transisi Demokrasi, Pustaka
Salemba, Jakarta, 2003
• Agama dan Kemanusiaan: Rasionalitas
Demokrasi dan Pluralisme Kebangsaan,
Pustaka Salemba, Jakarta, 2003
• Ancaman Perdamaian Dunia dan
Perlawanan Terorisme Global, Forum
Ukhuwah Basyariyah, Jakarta, 2003
• Membongkar Hegemoni NU: di Balik
Independensi PMII, Lakpesdam NU DKI
Jakarta dan PT Bina Rena Pariwara,
Jakarta, 2000
KOLOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 82/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
OLEH: DJAYADI HANAN
BIODATA
Nama:
Djayadi Hanan
Tempat/Tanggal Lahir:
Palembang, 29 Januari 1972Pendidikan:
● S-1, Administrasi Publik
dari Universitas Sriwijaya,
MESKI usia pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla baru enam bu-lan, wacana perombakan kabinet sudah kencang berembus. Wacana
tersebut diperkuat oleh dua konteks nasional. Pertama, ada gonjang-
ganjing politik yang menguras energi bangsa selama berbulan-bulan.
Termasuk di dalam isu ini adalah fenomena gesekan antarlembaga pemerintahan.
Kita menyaksikan dengan gamblang ketegangan Komisi Pemberantasan Korup-
si dengan Kepolisian RI, Mahkamah Agung dengan Komisi Yudisial, Kementerian
Pemuda dan Olahraga dengan PSSI, serta perpecahan sejumlah partai politik
yang menyeret peran negara ke sana-kemari. Di tingkat kabinet, kita juga men-dengar masih belum tuntasnya restrukturisasi sejumlah kementerian. Di tingkat
masyarakat, keadaan ekonomi terasa makin berat, terutama soal harga-harga
barang kebutuhan pokok.
Kedua, ada berbagai jajak pendapat publik dari sejumlah lembaga yang menun-
jukkan kemerosotan tingkat kepuasan publik terhadap berbagai kebijakan dan
I L U S T R A S I : E D I W A H Y O N O
BILA DILAKUKAN SEKARANG, PEROMBAKAN KABINET HANYAMENUNJUKKAN KETIDAKMAMPUAN PRESIDEN MEMBENTUK KABINETYANG BAIK DARI AWAL.
TIGA SYARAT
UNTUK ROMBAK KABINET
KOLOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 83/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
jalannya pemerintahan. Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), misalnya, ting-
kat kepuasan publik terhadap jalannya pemerintahan pada Februari 2015 ada di
kisaran 60 persen. Dua bulan kemudian, akhir April, menurut sejumlah lembaga
lain, tingkat kepuasan publik turun jauh ke angka di bawah 50 persen.
Apakah situasi nasional mutakhir tersebut memberikan sinyal akan perlunya
perombakan kabinet? Hal apa saja yang menunjukkan alasan perlunya per-
ombakan kabinet? Apakah memang sudah tepat waktunya merombak kabinet
walaupun usia pemerintahan baru sekitar enam bulan?
Tiga Kriteria
Presiden sebagai kepala eksekutif memang harus melakukan evaluasi secara
terus-menerus atas kinerja pemerintahan, terutama kabinet. Agar adil, evaluasiminimal harus menggunakan tiga kriteria, yakni evaluasi obyektif, persepsi publik,
dan alasan-alasan politis.
Evaluasi obyektif Presiden terhadap kinerja kabinet harus didasarkan pada
pencapaian agenda-agenda prioritas pemerintahan. Payung besarnya seharus-
nya adalah Nawa Cita, yang menjadi janji utama Presiden ketika masih berkam-
panye. Ada dua aspek utama yang harus jadi perhatian. Pertama, apakah setiap
kementerian telah berhasil menetapkan kerangka kebijakan masing-masing danmembaginya menjadi agenda prioritas tahun pertama hingga tahun kelima. Ter-
masuk di dalamnya penuntasan restrukturisasi kementerian yang digabung dan
yang dipisah. Bila belum, sudah sepatutnya Presiden memberi tanda merah pada
menteri yang bersangkutan.
Kedua, selama enam bulan ini, seharusnya sudah ada program dan kebijak-
an awal yang dilaksanakan. Yang paling jelas kelihatan, misalnya, Kementerian
Palembang, 1995
● S-2, Ilmu Politik dari Uni-
versitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 1999● S-2, Hubungan Interna-
sional dari Universitas
Ohio, Amerika, 2003
● S-3, Ilmu Politik dari Uni-
versitas Ohio, Amerika,
2012
Pekerjaan:
● Dosen di Universitas
Paramadina, Jakarta, 1999
hingga sekarang
● Peneliti di Universitas
Paramadina, Jakarta,
2006 hingga sekarang
● Direktur Penelitian,
Universitas Paramadina, Jakarta, 2006-2007
● Dosen di Universitas
Ohio, Amerika, 2010-2011
● Direktur Eksekutif Saiful
Mujani Research and
KOLOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 84/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Consulting (SMRC), 2014
Karya:
● Menakar Presidensialisme
Multipartai, Mizan, 2014● Islamic Students Move-
ments under the Shadow
of the State: 1980-1997,
UII Press, 2006
● Toward a More Effective
Indonesian House of
Representative, NDI Indo-nesia-UNDP , Juni 2005
Energi dan Sumber Daya Mineral soal realokasi subsidi dan harga BBM, Kemen-
terian Kelautan dan Perikanan soal penangkapan ikan ilegal, serta Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan soal kurikulum dan ujian nasional. Kementerian-
kementerian yang sampai enam bulan ini masih belum menunjukkan adanya
kebijakan-kebijakan awal yang dilaksanakan patut mendapat stempel merah dari
Presiden.
Khusus untuk menteri-menteri yang berasal dari partai politik, selain dua aspek
evaluasi obyektif di atas, perlu ditambah satu aspek lagi, yakni seberapa baik sang
menteri mengurangi beban politik Presiden. Salah satu pertimbangan utama
adanya menteri dari partai politik adalah agar dukungan politik terhadap Presi-
den selalu tersedia dalam menjalankan agenda prioritas pemerintahan. Menteri-
menteri yang lebih banyak menjadi beban politik, apalagi merusak hubunganPresiden dengan partai politik,
perlu mendapat tanda merah
juga.
Kriteria evaluasi publik,
selama enam bulan ini ada
sejumlah menteri yang men-
dapat respons negatif publik.
Misalnya ada menteri yang
membuat kebijakan tak jelas
dan berubah-ubah soal aturan
rapat pegawai negeri dan in-
stansi pemerintahan.
Mengingat waktu yang ma-
KOLOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 85/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
sih enam bulan, sebaiknya Presiden menggunakan evaluasi publik ini sebagai
kriteria pendukung dalam mengevaluasi kabinetnya. Memang ada menteri yang
sejak awal sudah harus tampil di publik, tapi ada juga yang belum bisa karena
harus melakukan konsolidasi internal terlebih dahulu.
Kriteria ketiga, alasan-alasan politis yang mengharuskan adanya perombak-
an kabinet. Presiden selama enam bulan sedang melakukan konsolidasi semua
kekuatan politik agar mendukung pencapaian agenda-agenda prioritas pemerin-
tahan. Bila Presiden memandang perlu penambahan kekuatan politik formal, ada
tiga perkembangan di partai politik yang dapat digunakan Presiden sebagai titik
masuk melakukan perombakan kabinet.
Pertama, perkembangan di Partai Persatuan Pembangunan. Setelah berkurang-
nya peran Suryadharma Ali, sebetulnya peluang Jokowi untuk mendapat dukung-an, baik dari kubu Romahurmuziy maupun kubu Djan Faridz, cukup terbuka.
Kedua, perpecahan di kalangan internal di Partai Golkar jelas menimbulkan
pelemahan secara politik dari kekuatan oposisi, mengingat Golkar adalah peng-
gerak utama KMP. Ini juga membuka peluang bagi Jokowi untuk menarik lebih
dalam pihak Golkar ke lingkaran pemerintahan. Ini memerlukan konsesi politik
lebih formal, seperti memberikan posisi menteri kepada figur yang dianggap
mewakili Golkar.
Begitupun di Partai Amanat Nasional. Pascakongres di Bali dengan duet ke-
pemimpinan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum dan Soetrisno Bachir sebagai
Ketua MPP, jelas secara politik PAN akan lebih bersahabat dengan pemerintahan
Jokowi. Zulkifli adalah juga Ketua MPR yang memberi dia alasan untuk lebih
sering berhubungan dengan Presiden sebagai sesama lembaga tinggi negara.
Soetrisno Bachir adalah pendukung Jokowi dalam proses pilpres yang baru lalu.
KOLOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 86/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Bila peluang ini akan dimanfaatkan Jokowi, ada keperluan untuk memberi konsesi
politik formal kepada PAN dalam bentuk pos kementerian di kabinet.
Sekarang atau Nanti?
Masalahnya adalah apakah sekarang saat yang tepat? Jawabannya adalah bukan
sekarang. Belum ada hal luar biasa yang mengharuskan Presiden mengganti men-
teri-menterinya sekarang. Bila kabinet terkesan lamban di sana-sini, mengingat
waktunya masih enam bulan, bisa jadi masalahnya bukan di menteri-menteri. Bisa
jadi masalahnya ada di Presiden sendiri yang belum mampu secara jelas dan tegas
menetapkan agenda prioritas untuk setiap kementerian.
Banyak menteri juga masih dalam proses melakukan konsolidasi internal se-hingga, dalam pelaksanaan kebijakan, pasti aksinya belum terlihat. Bila Presiden
merombak kabinet sekarang, itu jelas menunjukkan ketidakmampuan Presiden
membentuk kabinet yang baik dari awal. Merombak kabinet sekarang hanya akan
menunjukkan kegagalan kepemimpinan Presiden di tahap awal pemerintahan.
Bila mempertimbangkan alasan politis perombakan kabinet, Presiden perlu
waktu untuk mencari cara mengakomodasi partai di luar anggota kabinet yang
ada sekarang. Tampaknya akan sulit bagi Presiden untuk mengurangi jatah partai
yang sudah ada. Bila pilihannya adalah mengurangi jatah menteri dari nonpartai,
tantangan bagi Presiden adalah bagaimana menjelaskannya kepada publik. Bukan-
kah sejak awal Presiden menjanjikan akan membentuk kabinet yang diisi oleh lebih
banyak menteri dari nonpartai.n
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
KOLOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 87/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
OLEH: YON MOEIS
BIODATA
Nama: Yon Moeis
Tempat/Tanggal Lahir:
Solok, 1 Mei 1960
Twitter: @yonmoeis
Pendidikan:
Sekolah Tinggi Publisistik
Karier:
● Wartawan Majalah Sporti
● Tabloid Bola
I
MAMNahrawi seketika terdiam. Dia seperti tak berdaya setiap kali mendengar
hanya ada satu pilihan bagi sepak bola Indonesia: sanksi dari FIFA. Bisa jadi,Imam tak bisa membayangkan suatu saat nanti hukuman itu benar-benar jatuh
dan pintu jalan ke arah itu dia sendiri yang membukanya. “Bagaimana dengan
pemain? Kasihan kan mereka,” kata Imam.
Obrolan sepak bola yang berpindah-pindah topik itu berlangsung akhir Januari
lalu. Tiga bulan setelah pertemuan di kompleks Menteri Widya Chandra, Jakarta
Selatan, Sabtu, 18 April lalu, Imam Nahrawi akhirnya membuka pintu itu. Pemerintah,
lewat tangan Menteri Pemuda dan Olahraga, membekukan Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia sebagai induk cabang sepak bola di negeri ini.Surat pembekuan yang dilayangkan pada saat PSSI sedang berkongres di Sura-
baya itu tentu saja bukan sesuatu yang terpaksa dan dipaksakan. Imam pasti sudah
mempertimbangkan masak-masak apa yang sudah dan akan dia lakukan: membe-
kukan PSSI berarti mengundang sanksi FIFA sebagai organisasi sepak bola dunia.
Pembekuan yang dinilai kontroversial ini pada akhirnya memunculkan polemik. Ada
BANYAK NEGARA JUSTRU BERPRESTASI SETELAH PEMERINTAHNYA
MEMBENAHI PERSATUAN SEPAK BOLA MEREKA MESKI DIBERI SANKSI FIFA.
SEPAK BOLATAK BOLEH MATI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 88/196
KOLOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 89/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
gagal di Asian Games Incheon, Korea Selatan; kandas di Piala AFC U-19 di Myanmar,
Oktober (tuan rumah Myanmar maju ke semifinal sebelum dikandaskan Qatar yang
akhirnya tampil sebagai juara); dan babak-belur di Piala AFF Suzuki, November. Tim
nasional sempat digunduli Filipina 4-0.Sanksi bukan berarti kiamat dan bakal mengubur dalam-dalam sepak bola Indone-
sia. Banyak negara yang menyerahkan “leher” ke FIFA untuk menerima sanksi, sebut
saja Yunani, Brunei, Peru, dan Irak, yang membuat negara-negara itu berbenah dan
kembali dengan wajah yang bersih.
Australia bisa dijadikan contoh ketika sepak bola di Negeri Kanguru remuk lantaran
korupsi dan pada 2003 melakukan “cuci gudang”. Berdasarkan Crawford Report dari
hasil investigasi tim Independent Soccer Review Committee, yang berada di bawah
komando Rod Kemp (waktu itu menjabat Menteri Olahraga Australia), pemerintah
Australia menutup Soccer Australia, yang kemudian menjadi Football Federation
Australia. Dan hasilnya kita bisa lihat bersama bagaimana Australia membenahi,
membangun sepak bola, dan meraih prestasi.
Sepak bola tak boleh mati di negeri ini. Ketika Imam Nahrawi membuka pintu me-
nuju pembenahan, hendaknya diterima dengan hati yang jernih, bukan melakukan
perlawanan lantaran dihantui kecurigaan hanya ingin merusak dan “membunuh”
banyak orang yang berkepentingan dengan sepak bola itu sendiri.n
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
INSPIRING PEOPLE
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 90/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
BU DOKTER DI SEKOLAH
PEMULUNG“ANAK-ANAK INI TIDAK
BISA MEMILIH UNTUK
TAK DILAHIRKAN DARI
KELUARGA PEMULUNG
DAN KELUARGA MISKIN.”
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 91/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
MEREKA tinggal hanya beberapa
kilometer dari Ibu Kota Jakarta.
Tapi nasib mereka nyaris serupa
dengan mereka yang ada di ujung
terjauh negeri ini. Mereka hampir tak menik-mati setetes pun hasil proyek-proyek besar di
Ibu Kota Jakarta.
Lantaran tak punya secarik kartu identitas,
mereka tak bisa memperoleh fasilitas apa pun
dari pemerintah. Mereka tak bisa mendapatkan
pengobatan gratis, tak bisa mengurus status
pernikahan, tak mendapatkan pula pendidikan
gratis bagi anak-anak mereka. Mereka seperti
tak pernah ada.
“Warga yang benar-benar miskin itu, ya, yangseperti ini. Tak mendapatkan akses apa pun,
baik akses pendidikan, kesehatan, dan lainnya
karena mereka tak punya identitas. Mereka tak
hanya miskin materi.... Mereka ini miskin yang
tersistematis,” kata Irina Among Praja, 57 tahun,
INSPIRING PEOPLEINSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 92/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
pekan lalu. Sudah bertahun-tahun Irina kenal
mereka dan bergelut membantu meringankan
persoalan mereka.
Ada sekitar 500 keluarga pemulung sampah
yang tinggal berjejal di kampung itu, di Bintara,Kota Madya Bekasi. Mereka sebagian besar
berasal dari daerah tak jauh dari Jakarta, seper-
ti Karawang, Subang, dan Jonggol. Bau busuk
timbunan sampah menyebar ke mana-mana,
membuat sesak napas. Terjepit di tengah
kampung pemulung, Irina mendirikan Sekolah
Kami, sekolah bagi anak-anak dari keluarga mis-
kin di kampung pemulung itu, sejak beberapa
tahun lalu.
Lulus sebagai dokter dari Universitas Padjad- jaran, Bandung, tak pernah terlintas di benak
Irina bahwa dia akan menghabiskan waktu
untuk mengurus sekolah. Bercita-cita menjadi
guru pun tak terpikir. “Kalau saya suka menjadi
guru, mungkin saya sudah mengambil sekolah
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 93/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
di IKIP, bukan di kedokteran,” kata Dokter Irina.
Sudah hampir 40 tahun dia bekerja sebagai
dokter.
Bisa dibilang, Irina tak sengaja bertemu deng-
an dunianya yang baru. Kala itu, pada awal 2001,
dia sering berkunjung ke penampungan trans-migran untuk wilayah DKI Jakarta di Pondok
Kelapa, Jakarta Timur. Keluarga transmigran
yang terusir dari tanah mereka gara-gara kon-
flik ditampung sementara di gedung Transito
menunggu dialihlokasikan ke daerah lain.
Irina, yang datang untuk memeriksa kondisi
kesehatan mereka, prihatin melihat anak-anak
keluarga transmigran tak bisa bersekolah dan
tak punya kegiatan. Dia berinisiatif membuat
kelompok belajar bersama. Kegiatannya ma-
cam-macam, mulai mendongeng, bermain,atau sekadar mendengar anak-anak saling ber-
bagi cerita. Ada sekitar 100 anak transmigran
yang ikut kelompok belajar Irina.
Rupanya kegiatan itu menarik minat sejumlah
anak pemulung yang tinggal tak jauh dari ge-
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
Warga yang benar-benar miskin itu, ya,yang seperti ini.
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 94/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
dung Transito. Mereka turut bergabung dengan
anak-anak transmigran. Lama-kelamaan jumlah
anak transmigran susut karena mereka meng-
ikuti orang tuanya ke daerah baru. Tinggallah
anak-anak pemulung yang tersisa. Merasa ka-sihan karena anak-anak ini sejak awal memang
tak pernah mencecap bangku sekolah, Irina
memutuskan melanjutkan kegiatan kelompok
belajar. Apalagi anak-anak terlihat antusias dan
memiliki semangat belajar yang tinggi.
Sayang, “sekolah pemulung” itu tak berumur
lama. Pihak Kantor Wilayah Transito keberatan
gedungnya dipakai untuk “sekolah pemulung”.
Irina dipersilakan angkat kaki. Sempat “meng-
ungsi” ke emper masjid dan satu ruko, akhirnyaIrina mendapat pinjaman gedung Pusat Kegiat-
an Belajar Masyarakat Jakarta Timur.
Irina, yang tengah bersemangat tinggi, sem-
pat turut memugar gedung itu. Tapi “sekolah
pemulung” di gedung itu juga hanya berumur
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 95/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
pendek. Irina kembali diminta pergi pada 2006,
setelah dua tahun menempati. Padahal, menu-
rut Irina, semula dia dijanjikan bisa meminjam
tempat itu selama lima tahun. Tapi apa daya,
empunya gedung tak lagi menghendaki.
Capek terus-menerus diusir, Irina mencari
lahan yang bisa disewa dengan harga murah.
Dia menemukan lahan lumayan luas, sekitar
setengah lapangan sepak bola. Posisinya me-
mang tak begitu sedap, berada di antara tem-
pat penimbunan sampah. Tapi justru paling pas
karena lokasinya berimpit dengan kampung
anak-anak pemulung itu.
Secara bertahap Irina menyulap lahan yang
dipenuhi timbunan sampah berbau busuk
menjadi tempat belajar yang menyenangkan.
Lahan ini dibuat menjadi kompleks belajar dan
bermain. Dia sendiri yang membangun dan
mendesain bangunan yang terdiri atas beberapa
bangunan serupa gazebo besar untuk beberapa
kegiatan anak-anak didiknya.
Jangan bandingkan fasilitas di sekolah pemu-
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 96/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
lung ini dengan sekolah swasta supermahal di
Jakarta. Sebab, anak-anak pemulung itu berse-
kolah tanpa bayar ongkos satu rupiah pun. Tapifasilitas di sekolah Irina ini lumayan oke. Ada ru-
ang untuk bermain musik dan angklung, ruang
menjahit, ruang belajar, perpustakaan, ruang
kreasi, dan ruang kelas. Dia memberi nama
sekolah bagi anak-anak dari keluarga miskin itu,
Sekolah Kami.
Ada 150 anak-anak setara sekolah dasar dan
sekolah menengah pertama belajar di SekolahKami. Mereka tak dikenai biaya, malah anak-
anak itu kerap mendapatkan bingkisan, menda-
pat seragam sekolah yang biasa digunakan tiap
Selasa dan Kamis, serta mendapatkan aneka
macam pelajaran dan keterampilan secara cu-
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
INSPIRING PEOPLE
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 97/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
ma-cuma.
Irina memodifikasi kurikulum di sekolah
umum dan menyesuaikan dengan kebutuh-
an anak-anak kampung itu. Selain membekali
mereka dengan pelajaran sains, matematika,
bahasa, sosial, dan seni, anak-anak juga diajari
keterampilan menjahit, merajut, dan membuat
kerajinan tangan. “Bu Ina ingin anak-anak me-
miliki keterampilan,” ujar Puji Lestariningsih, 39
tahun, salah satu guru di Sekolah Kami.
Irina berharap anak-anak Sekolah Kami tak
bernasib seperti orang tua mereka. Dia paham
kesulitan hidup yang dihadapi orang tua murid-
muridnya bukan masalah sederhana, yang bisa
tuntas segampang membalikkan telapak tangan.
Irina hanya berharap bekal pendidikan dan kete-
rampilan dari Sekolah Kami bisa membuat masa
depan murid-muridnya lebih baik.
“Anak-anak ini tidak bisa memilih untuk tak dila-
hirkan dari keluarga pemulung dan keluarga mis-
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
INSPIRING PEOPLE
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 98/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kin. Untuk itu, mereka harus dipersiapkan supaya
tak bernasib seperti orang tuanya,” kata Irina.
Kendati berada di tengah kampung pemulung,
di antara timbunan sampah, dan pelajaran berbe-
da dari sekolah umum, anak-anak pemulung itu
menikmati belajar di Sekolah Kami. Mereka justru
senang dan merasa menjadi siswa istimewa karena
mendapatkan banyak pelajaran dan keterampilanyang tak diajarkan di sekolah lain.
Sinta Chintyawati, 11 tahun, dan Dede Karyadi
(12) menikmati betul bertahun-tahun belajar di
Sekolah Kami. Banyak pelajaran yang didapat di
Sekolah Kami yang hanya bisa didapat di seko-
lah swasta yang sangat mahal. Di Sekolah Kami,
mereka sempat diajar guru bahasa Inggris yang
berasal dari Amerika Serikat dan Inggris. Mere-
ka juga belajar rupa-rupa keterampilan tangan,
seperti membuat tas dari bungkus kopi, sabun
natural, dan beberapa keterampilan lainnya.
“Pokoknya menyenangkan. Teman-teman dan
guru semua baik. Dan semua itu saya dapatkan
cuma-cuma. Tak perlu bayar,” ujar Dede. Anak
kelima dari tujuh bersaudara itu kini duduk di
bangku kelas V. Seperti Dede, orang tua Sinta juga bekerja sebagai pemulung sampah.
Sehari-hari, sepulang sekolah, Dede masih
membantu orang tuanya memulung hingga
menjelang magrib. Rata-rata setiap hari ia
mendapatkan uang hasil menjual barang bekas
sebesar Rp 10 ribu. Uang itu dia belikan beras
buat makan sekeluarga. Pulang sekolah, Sinta
bertugas mengasuh adiknya yang baru ber-umur 2 tahun, sementara orang tuanya mencari
makan dengan mengais-ngais barang di antara
tumpukan sampah. Sinta menyimpan mimpi,
suatu hari nanti dia ingin jadi guru.■ KUSTIAH
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
INSPIRING PEOPLE
INSPIRING PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 99/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 19 - 25 JANUARI 2015
NAMA:
Irina Among Praja
LAHIR:
Bandung, 12 Juli 1958
SEKOLAH
● Fakultas Kedokteran Universitas Padjad-
jaran, Bandung
PEKERJAAN●Dokter di Rumah Sakit St. Carolus,
Jakarta
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
RUMAH
RUMAH
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 100/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
F O T O - F
O T O : R E N G G A
S A N C A Y A / D E T I K C O M
SENSASI RINDANG DAN LAPANG MEMBUAT RUMAH AGUSSUDIBYO SEPERTI BUKAN BERADA DI JAKARTA, MELAINKANSERASA DI KAMPUNG HALAMAN.
SENSASI
TRADISIONALALA AGUSSUDIBYO
RUMAH
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 101/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
M
ENEMUKAN rumah Agus Su-
dibyo di kompleks Perumahan
Kehakiman di Utan Kayu, JakartaTimur, tidaklah sulit. Bahkan tak
perlu bertanya kanan-kiri.
Tinggal cari gedung Badan Pengawas-
an Keuangan dan Pembangunan di Jalan
Pramuka. Nah, rumah Agus persis berada di
belakangnya. Di sebelah rumah Agus, ada
Puskesmas Pengayoman.
Selain ancar-ancarnya gampang, rumah
Agus berbeda dengan rumah-rumah lain di
sekitar kompleks itu. Sementara sebagian
besar rumah berdesain minimalis, rumah
Agus justru terlihat “jadul”.
Perbedaan lain juga bisa dilihat dari ha-
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 102/196
RUMAHRUMAH
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 103/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
RUMAH
RUMAH
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 104/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
annya, Blitar, Jawa Timur.
Selain senang bertemu dengan keluarga dan
kerabat saat pulang kampung, ia menemu-
kan kedamaian. Agus senang karena hampirsemua rumah kerabatnya bergaya tradisional
khas Jawa. Namun perlahan rumah-rumah
penuh kedamaian itu hilang berganti rumah
tembok. Tak jauh beda dengan rumah-rumah
di Yogyakarta, tempat ia berkuliah, dan rumah
di Jakarta, tempat ia berkarya. “Semua bersalin
rupa menjadi rumah yang penuh-sesak dengan
sekat, tembok, keramik. Ke kampung halamanseperti tak pulang kampung lagi,” ujarnya saat
berbincang dengan majalah detik.
Kecewa? Tentu saja. Namun bapak dua anak
ini tak bisa berbuat apa-apa. Sebab, saat ini
hampir sebagian besar orang di desa meng-
gunakan kota sebagai kiblat pembangunan,
termasuk dalam mendesain rumah.Sejak menemukan rumah-rumah kampung
hilang berubah bentuk, ia kemudian berusaha
membangun angan-angan untuk membuat
rumah seperti dalam kenangannya. Pada 2012,
tanah seluas 570 meter persegi yang ia beli
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015
RUMAH
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 105/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
dari mantan pegawai Perhutani
ia dirikan rumah berlantai dua,
masing-masing seluas 120 meterpersegi.
Semua tanaman besar-besar
sengaja ia biarkan. Tanaman be-
sar yang berserak di sepanjang
sisi depan dan kiri rumah justru
menjadi daya tarik tersendiri. Menambah kes-
an kampung halaman. Di teras, Agus mele-
takkan seperangkat kursi jengki yang terbuatdari rotan di sisi kiri teras rumah dan satu
kursi kayu dari potongan gelondongan jati.
Memasuki rumah, kesan kampung tak ber-
ubah. Agus konsisten. Dari luar hingga isi
rumahnya ia desain dengan gaya tradisional.
RUMAH
RUMAH
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 106/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Semua furniturnya tak ada yang berbau modern.
Dua sisi kanan dan kiri ruangan di dalam rumah juga berisi
seperangkat meja-kursi jengki dari rotan. Bentuknya cekli. Tak
norak dan tak ndeso.
Beberapa perangkat lain, seperti meja bulat dan rak kayu
jati tua, mempermanis ruangan. Kenangan seperti mewujud
dengan kehadiran sepeda motor Honda Astrea Prima di
dekat jendela.
Honda Astrea Prima itulah yang biasa mengantarkannya
ke mana-mana saat SMA dan berkuliah. Dulu, sepeda motor
itu dikirim ke Blitar, Jawa Timur, tapi kini diboyong ke Jakarta.
Meski berdiri di tengah kota, duduk di dalam rumah Agus takterdengar suara berisik jalanan atau rasa gerah. Suasana ber-
tambah sejuk dengan lantai plester dan jarak lantai dengan
atap yang tinggi.
Semua dinding berbata dibiarkan terekspos tanpa sentuhan
penutup semen. Bentuk dan warna bata merah justru membuat
rumah tampaknyeni. Desain dan pilihan furnitur di living room
dan ruang makan di sebelahnya juga tak jauh beda dengandi ruang depan. Semuanya terkesan tempo dulu tapi keren.
Selain dinding bata yang Agus biarkan terekspos, lantai ples-
ter, dan furnitur tradisional, bahan bangunan rumah yang
konsisten digunakan adalah bambu.
Reng, usuk, ornamen atap, pagar, dan tangga, semuanya
RUMAHRUMAH
RUMAH
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 107/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
berasal dari bambu. Agus khusus berburu
bambu berkualitas ke Sukabumi, begitu juga
bata merah dan bata putih dari gamping.
Sedangkan gentingnya ia beli di Magelang,
Jawa Tengah, dan beberapa kayu, seperti ko-
sen, daun pintu, jendela, dan papan swastikaMadura ia beli di Yogyakarta dengan harga
murah.
Kayu-kayu itu berharga murah karena se-
mua yang ia beli merupakan tipe dan jenis
kayu kelas dua. Tak mengherankan jika ba-
nyak bekas lubang paku dan sempalan kecil
di beberapa sisi dan sudutnya.
Saat pemasangan, tanpa sepengetahuan
Agus, tukang sempat memplester dan mem-
finishing lubang-lubang dan goresan kayu.
Namun Agus memintanya mengembalikanseperti semula. Yang tampak beda mungkin
di lantai dua. Desain hampir sama dengan
lantai di bawah. Hanya lantainya yang mem-
bedakan, yakni keramik bermotif kayu.
Lantai ini, menurut Agus, merupakan hasil
RUMAH
RUMAH
RUMAH
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 108/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kompromi dengan ibunya. Ia menuruti kemau-
an ibunya, yang meminta semua lantai rumah-
nya tak diplester. Dan menyisakan lantai dua
untuk dikeramik. Lengkap sudah. Antara desain,bangunan rumah, dan pepohonan yang besar-
besar membentuk dan menghadirkan suasana
masa lalu. Suasana kampung halaman kini ha-
dir di dalam rumahnya. “Kami (Agus dan istri)
pemuja masa lalu. Dan ingin merawat rumah
tradisional yang sekarang jarang kita temukan
di kampung-kampung,” ujarnya.
Agus mengaku puas dengan rumah yangia tempati sejak 2013 itu. Ia telah menjadikan
rumahnya sebagai tempat untuk pulang bersua
dan berkumpul bersama orang-orang yang
dicintainya.nKUSTIAH | KEN YUNITA
GAYA HIDUP
GAYA HIDUP
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 109/196
F O T O : T H I N K S T O C K
PENYELAMAT
MUSIK INDONESIA?
VINIL,
DI TENGAH KARUT-MARUTNYA KONDISIPERMUSIKAN DI TANAH AIR, VINIL MUNCUL
KEMBALI DENGAN MENJANJIKAN RILISAN FISIKBERSUARA TERBAIK.
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
GAYA HIDUP
GAYA HIDUP
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 110/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
ERA digital sedikit-banyak membuat
kehidupan masyarakat berubah. Ma-nusia modern disibukkan oleh aneka
perangkat canggih plus layanan Inter-
net yang semakin mudah.
Namun kemajuan teknologi bagai dua sisi
mata uang. Di sisi lain membawa kebaikan, di
sisi lain menyebabkan beberapa hal mengalami
masa-masa sulit.
Dan musik menjadi salah satu komoditas
yang jatuh-bangun akibat era digital. Musik
dan perusahaan label seolah-olah kehilangan
kontrol akan karyanya.
Album dan ringback tone tak bisa diharapkan
lagi untuk mengumpulkan pundi-pundi uang.
Dengan koneksi Internet dan kehadiran musik
digital, orang-orang dengan mudah meng-
unduh lagu favoritnya.
Apalagi dengan hadirnya berbagai situs ber-
bagi. Musik bajakan seakan berkeliaran dengan
GAYA HIDUPGAYA HIDUP
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 111/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
W I K I P E D I A
bebas tanpa bisa dihindari maupun dihalangi.
Bens Leo, pengamat musik Indonesia, me-ngatakan, selain karena kemajuan teknologi,
rekaman musik ditinggalkan lantaran orang kini
lebih senang dengan format yang lebih praktis.
"Format digital juga lebih enak, kan. Bisa
didengarkan di mana saja dan bisa dipindah-
pindah ke mana saja," ujarnya.
Namun harapan mulai muncul. Salah satunya
lewat vinil atau piringan hitam. Rupanya para
musikus ingin menggaet para pencinta musik
dengan suara terbaik.
Vinil mulai dikenal pada 1948. Awalnya, vinil
terbuat dari bahan kaca, karet, dan plastik. Tapi
paling terkenal adalah dari shellac, yaitu bahan
kapas yang biasa digunakan untuk membuat
kertas manila.
Namun bahan-bahan itu ternyata mudah
sekali rusak. Hingga akhirnya industri musikkala itu menemukan plastik polimer yang lebih
awet.
Pada masa kejayaannya itu, musikus mulai
The Beatles, Rolling Stone hingga Art Garfun-
kel, turut meluncurkan albumnya dalam bentuk
piringan hitam.
Di Indonesia, eksistensi vinil bermula pada
1957. Album-album keluaran Guruh Gipsy, Koes
Plus, serta Dara Puspita sempat terkenal di era
piringan hitam.
Seiring dengan berjalannya waktu, sarana
pemutar musik lainnya mulai bermunculan.
GAYA HIDUP
GAYA HIDUP
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 112/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Salah satunya kaset, yang mulai dikenal pada
1963. Namun media ini belum mampu me-
nyaingi kualitas piringan hitam.
Dari segi fisik, piringan hitam besar dan agak
berat, kira-kira 90-200 gram. Namun kelebih-
an piringan hitam yang tidak mudah rusak dan
suara yang direkam bagus membuatnya dapat
bertahan.
Kepopuleran piringan hitam mulai tergeser
sejak kemunculan compact disc atau CD, yang
populer pada 1980-an. Format musik baru ber-
nama MP3 dianggap lebih praktis.
Namun kini vinil kembali unjuk gigi. Pada
2010-an, piringan hitam mulai hadir meramai-
kan industri musik di Indonesia. Salah satu
penyebabnya adalah penjualan CD yang terus
menurun.
Hal itu karena orang-orang bisa mendapat-
GAYA HIDUP
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 113/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kan musik atau lagu dengan kualitas lebih baik
dari berbagai situs berbagi di Internet.
Namun ternyata ada “pasar” yang muncul.
Orang kembali memburu piringan hitam untuk
bisa menikmati suara dengan kualitas bagus
dari benda yang telah lama ditinggal-
kan.
Seperti dalam penyelenggaraan
Record Store Day 2015, sebuah
acara yang menjadi wadah ber-
kumpulnya para pencinta rilisan
fisik. Sebanyak 2.200 pencinta rilis-an fisik hadir.
Mereka bukan hanya sekadar cuci
mata, tapi juga turut membeli ribu-
an pelat vinil yang dijual. Selama dua
hari, ada 51 bentuk rekaman spesial
dirilis oleh tokoh-tokoh ternama.
Semangat mengembalikan kejayaan
piringan hitam juga muncul dari para
musikus Indonesia. Pada Agustus tahun
lalu, d’Masiv merilis album terbarunya yang
berjudul Hidup Lebih Indah.
Dua bulan setelahnya, d’Masiv kembali meri-
lis ulang album tersebut dalam format piringan
hitam. Isinya sama persis seperti album yang
dirilis sebelumnya.
Namun Rian, sang vokalis, menyebut ada
rasa yang berbeda saat mendengarkan lagu
versi vinil. “Ada rasa yang beda saat mende-
ngarkan piringan hitam, seperti ada dimensi
lainnya,” ujarnya.
Ia mengaku mengoleksi kaset semenjak
duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Hingga pada 2010, Rian memberanikan diri
untuk mampir ke toko vinil.Pada awalnya, salah seorang pemilik toko
memberikan Rian satu buah pelat vinil secara
gratis. Lama-kelamaan, Rian menjadi ketagihan
dan rutin membeli vinil tiga kali dalam seming-
gu.
Uang tidak menjadi masalah baginya. Seba-
gai seorang musikus, Rian ingin melestarikan
kultur piringan hitam. “Ada tanggung jawab
untuk menyambungkan piringan hitam,” kata
Rian, yang punya 1.500 pelat vinil.
Merekam dalam bentuk piringan hitam yang
membidik konsumen lebih khusus dianggap
GAYA HIDUP
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 114/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
bisa menjadi alternatif para musikus untuk
menjual karyanya.
Sejumlah toko musik kini bahkan sudah
mulai beralih menjual piringan hitam. Hal ini
karena saat ini peminat piringan hitam terus
meningkat.
Selain rekaman baru, berbagai jenis koleksi
musik lawas dicari, mulai rock , progressive rock ,
soul, pop rock , grunge, hingga koleksi dari ne-
geri sendiri, seperti koleksi dari Benyamin S.
(almarhum).
Antusiasme tinggi akan karya seni indie juga
mulai menjangkiti kalangan kaum muda hip-
ster . Bagi mereka, barang kuno telah menjelma
menjadi barang berharga atau a must have
item.
Hal ini bisa dilihat dari kemunculan dua toko
penjual piringan hitam di Pasar Santa, JakartaSelatan. Para pencinta musik piringan hitam
sengaja mengunjungi Laidback Blues Record
Store maupun Substore.
Harganya juga bervariasi. Mulai seratus
ribu hingga jutaan rupiah. Hanya, untuk
piringan hitam yang berisi lagu-lagu para
musikus legendaris, harganya bisa menjadi
lebih mahal. n MELISA MAILOA | KEN YUNITA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 115/196
WISATA
WISATA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 116/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
INDONESIAmemang gudangnya
pulau-pulau dengan pemandang-
an indah. Namun mungkin pulau
berpasir putih dengan gulungan
ombak nan menakjubkan yang satu
ini bisa menjadi pilihan.
Bora Bora merupakan pulau kecil
di Polynesia, di sebelah selatan Sa-
mudra Pasifik. Secara administrasi,Pulau Bora Bora dikuasai Prancis,
tapi lokasinya benar-benar jauh dari
negara Menara Eiffel itu.
Polynesia merupakan daerah be-
kas jajahan Prancis dan memiliki pulau yang
tersebar di Samudra Pasifik. Salah satunya
yang menawan adalah Pulau Bora Bora di
Kepulauan Tahiti.
Meski agak terpencil, Bora Bora cukup mu-
dah dijangkau. Di sana sudah terdapat bandar
udara yang bisa mengantarkan wisatawan ke
surga dunia ini.
Datanglah pada bulan Mei. Cuaca di Bora
Bora cukup bersahabat karena intensitas huj-an sedikit. Dengan begitu, jadwal wisata tidak
akan terganggu.
Untuk mencapai kepulauan ini, para traveler
bisa memesan pesawat dengan tujuan Tahiti.
Dari bandara, perjalanan bisa dilanjutkan D E T I K T R A V E L
T H I N K
S T O C K
T H I N K S T O C K
WISATA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 117/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
T H I N K S T O C K
dengan feri menuju Vaitape.
Nah, dari Vaitape, ada bus-
bus kecil yang siap mengantar
para turis menuju hotel sesuai
dengan pesanan. Moda trans-
portasi feri dan bus sudah di-
tanggung Tahiti Air, maskapai
di Polynesia.
Bersiaplah untuk bilangwow
melihat laguna indah berwarna biru terang
begitu kaki menginjakkan tanah di Bora Bora.
Juga hamparan pasir putih berkilauan.
Ada hotel di atas laut yang bisa dijadikan
tempat menginap. Penginapan itu sengaja
dibuat khusus untuk memanjakan para pe-
ngunjung pulau.
Dari udara, deretan penginapan dengan fasili-
tas lengkap itu terlihat seperti akar pohon yang
T H I N K S T O C K
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 118/196
WISATA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 119/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
bawah laut Pulau Bora Bora.
Bersiaplah dengan sambutan ikan-ikan kecil
dengan tarian lucunya. Mereka senantiasa
meliak-liuk di antara batu karang yang sangat
terawat.
Buat yang tidak pandai menye-
lam, tenang saja, wisatawan tetap
bisa menikmati pemandangan
bawah air Bora Bora karena air
lautnya sangat jernih. Dari permukaan saja
dunia bawah laut Bora Bora terlihat indah.
Beberapa aktivitas di pulau ini bisa dila-
kukan secara gratis. Salah satunya berjemur
atau bermain di pinggir pantai berpasir putih.
Kegiatan paling favorit pengunjung pulau
adalah berjemur di depan penginapan sambil
menikmati indahnya sunset. Itulah saat-saat
paling sempurna untuk menikmati secangkir
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
T H I N K S T O C K
T H I N K S T O C K
WISATA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 120/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
teh hangat.
Bukan cuma pemandangan indah, para turis
juga bisa melakukan wisata sejarah dengan
mengunjungi situs bersejarah peninggalan
Perang Dunia II. Ada juga situs peninggalan
nenek moyang orang Polynesia.
Ada juga sejumlah galeri seni, studio, dan
toko suvenir khas Bora Bora. Perhiasan paling
terkenal dari pulau ini adalah mutiara hitam
dengan harga bervariasi.
Jika beruntung, turis bisa menikmati Polynesi-
an Show, yaitu pertunjukan tarian lokal dengan
iringan musik tradisional setempat. Acara terse-
but biasa digelar satu kali dalam seminggu.
Tambahi pengalaman seru di pulau pesaing
Maladewa itu dengan menjelajah hingga ke
puncak Gunung Otemanu dan Gunung Pahia.
Kedua gunung tersebut berada di tengah-te-
ngah Pulau Bora Bora.
Gunung berapi yang kini tak lagi aktif itu
memiliki pemandangan yang sangat indah. Dari
puncak gunung ini, Pulau Bora Bora terlihat
semakin sempurna. Benar-benar lengkap!■
KEN YUNITA
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
T H I N K S T O C K
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 121/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
‘ T A M A N ’
T E RS E M B U N Y I
D I K E M A NG
MAJALAH DETIK
27 APRIL - 3 MEI 2015
L E T A K N Y A A G A K T E RS E M B U N Y I, COCO K
D IJ A D I K A N T E M P A T U N T U K M E NG H I L
A NG
S EJ E N A K D A R I S I B U K N Y A H A R I- H A R I
.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 122/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK
27 APRIL - 3 MEI 2015
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 123/196
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 124/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
pintu kaca besar serta interior berwarna putih
dan hitam.
Biar terkesan “taman”, pengelola sengaja
memasang atap tembus pandang di beberapa
sudut ruangan. Di siang hari, agar tak terlalubermandi matahari, atap itu ditutup terpal.
Di area restoran bagian dalam, saya disambut
aneka pepohonan. Sayang, hampir semuanya
tanaman plastik. Pada dinding ruangan terdapat
aksen mural bertema taman.
Uniknya, ada tulisan, seperti “Daze” dan “Li-
nger”, yang ditempel di dinding dan terbuat dari
tanaman plastik yang tertutup dengan sekat
transparan. Lucu!
Ada banyak pilihan tempat duduk untuk
tamu. Saya, yang kebetulan ingin makan siang
bersama beberapa rekan, memilih sofa panjang
di bawah tulisan “Linger”.Di area lain, ada meja-kursi layaknya meja
makan. Mungkin tempat duduk itu dipilih oleh
tamu-tamu yang hanya ingin sekadar makan,
bukan mengobrol.
Di bagian luar, ada beberapa spot yang "taman
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 125/196
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 126/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
banget". Bangku-bangkunya lebih santai dan
khas taman. Sebelumnya, saya tertarik duduk di
sana. Mungkin lain kali saya akan mencobanya.Kalau ingin melihat aksi bartender meracik
minuman, silakan menempati kursi-kursi tinggi
di meja bar. Lokasi ini biasa menjadi pilihan para
tamu yang datang ke Hyde untuk minum saja.
Karena saya datang untuk makan siang, menu
yang saya cari adalah menu makan siang. Kebe-
tulan, sejak April lalu restoran ini meluncurkan
paket makan siang berkonsep unik: Lunch
Quickie.
Saya langsung mengerutkan dahi begitu
melihat kata “quickie”. Apalagi harga yang dita-warkan adalah Rp 69 ribu ++. Hmm, saya jadi
tertarik mencobanya.
Paket makan siang ini menawarkan hidangan
praktis, bergizi, sekaligus mengenyangkan. Saking
praktisnya, menu ini disajikan dalam lunch box .
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 127/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Dari empat menu yang ditawarkan, saya
tertarik pada foto Smoked Sausages Hotdog
with Calepso Sauce. Kenapa saya tertarik?
Hmm, mungkin Anda bisa melihatnya sendiri,
ha-ha-ha...
Menu ini menggunakan sosis asap dengantekstur lembut dan juicy . Sehat karena dipadu-
kan dengan roti gandum kaya vitamin B dan
potongan tomat serta calepso sauce.
Di atas sosis yang ditata sedemikian rupa
itu, terdapat sejumput kecambah alfalfa yang
menyerupai bulu halus. Rasanya renyah dan
segar.
Teman saya yang kelaparan memilih menu
Lunch Box 2. Terdiri atas salad segar, kentang
goreng, main course, dan egg pudding yang
disajikan di dalam sebuah kotak plastik trans-
paran.
Hidangan utamanya mirip open sandwich.
Baguette dipanggang sehingga beraromakhas. Di atasnya terdapat selada ungu dan
hijau, telur setengah matang, dan daging sapi
berlumur keju mozzarella.
Proses pemanggangan daging sapinya yang
benar di atas wajan hingga dapat mengeluar-
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 128/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK
27 APRIL - 3 MEI 2015
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 129/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kan cita rasa gurih tanpa perlu ada penambah-
an bumbu secara berlebihan.
Tekstur serat dagingnya cukup halus dan
tidak terasa alot ketika dikunyah meski sudah
dingin. Pudingnya lembut, tapi sayang agakkemanisan buat saya.
Di luar paket makan siang, ada beberapa
menu, baik pembuka, main course, maupun
dessert, yang bisa dipesan. Karena saya sudah
makan sosis, saya pun memilih dessert.
Menu duo chocolate, Chocolate Soil dan
Chocolate Bomb, yang sudah terkenal diban-
derol dengan harga Rp 100 ribu. ChocolateSoil merupakan dessert dengan penampilan
paling unik dan menarik.
Sekilas tampilan hidangan ini mirip dua pot
tanaman yang penuh dengan tanah lengkap
dengan sepucuk tunas kecil dan cacing tanah
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 130/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
yang terlihat mengerikan. Hiii.
“Tanah” ini seutuhnya terbuat dari beberapa
jenis cokelat. Cokelat crouton yang renyah
berpadu dengan chocolate mousse yang lem-
but dan creamy .
Ada pula lapisan molecular chocolate dirt yang memiliki tekstur serupa dengan brow-
nies. Ada kejutan saat Anda mulai membelah
lapisan tanah ini. Cacing dari cokelat jeli akan
muncul lagi.
Adapun Chocolate Bomb berbentuk seperti
bola berukuran cukup besar. Bahan dasarnya
tidak jauh berbeda dengan Chocolate Soil.
Cokelat crouton dan chocolate mousse ditutup
dengan bola cokelat.Sebelum dinikmati, cokelat panas disiram
di bagian atasnya sehingga perlahan-lahan
bola meleleh. Cokelat bubuk berpadu dengan
chocolate mousse yang dingin dan lebih lumer.
Setelah menikmati hidangan manis, mene-
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 131/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK
27 APRIL - 3 MEI 2015
tralkan lidah dengan memesan mocktail Green
Vairy (Rp 45 ribu) yang lebih memiliki cita rasa
asam.
Varian mocktail yang masih terbilang baru
ini menggunakan perpaduan antara jus lemon
dan buah-buahan segar, seperti apel, kiwi, dan
srikaya.
Ada pula Namaste (Rp 45 ribu) yang menjadi
mocktail terfavorit. Minuman tak beralkohol
ini berbahan dasar air kelapa dan jus jeruk
yang segar.
Untuk memberikan tekstur, minuman di-
beri tambahan daging kelapa serta buah leci.
Namaste, yang memberikan sensasi segar,
disajikan dalam gelas unik yang cukup besar.
Hanya, ujung gelas kaca yang agak menyem-
pit ini membuat Anda kesulitan menikmati
daging kelapa yang terendap di bagian dasar
gelas. Tapi tak apa, yang penting enak! n
MELISA MAILOA | KEN YUNITA
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 132/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
KABAR BAGUSNYA, SURPLUS
PERDAGANGAN MENCAPAI REKOR. KABAR
BURUKNYA, SURPLUS BUKAN DARIKENAIKAN EKSPOR.
LAMPU KUNINGPERTUMBUHAN EKONOMI
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 133/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
M
ENTERIPerindustrian dan Perda-
gangan Afrika Selatan Rob Davies
tidak menyia-nyiakan kesempatansebagai anggota delegasi negara-
nya dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia-
Afrika. Ia menyempatkan diri bertemu dengan
Menteri Perindustrian M. Saleh Husin dengan
tujuan satu: menggenjot ekspor negaranya.
Ia ingin Indonesia menambah barang hasil
Afrika Selatan. Bukan cuma produk kimia,
aluminium, atau buah-buahan kaleng, tapi jugaemas, yang banyak diproduksi di negara yang
terletak di pojok Benua Afrika itu. Tapi Saleh
Husin juga tak melepaskan kesempatan jualan.
Ia membujuk Afrika Selatan meningkatkan
impor komoditas dari Indonesia, seperti karet
WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO
Menteri Perindustrian SalehHusin dalam Asian-AfricanBusiness Summit yangmenjadi bagian dariperingatan KonferensiAsia-Afrika.
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
dan kakao. “Jadi kita saling bertukar untuk me-
numbuhkan perdagangan di antara kedua ne-
yang bisa membuat nilai tukar rupiah terangkat.
Tapi kabar buruknya patut diperhatikan bahwa
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 134/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
numbuhkan perdagangan di antara kedua ne-
gara,” ujar Dyahwinarni Poedjiwati, Pelaksana
Tugas Direktur Jenderal Industri Internasional
Kementerian Perindustrian.
Indonesia memang ingin nilai ekspornya
digenjot. Sebab, meski neraca perdagangan
kuartal pertama tahun ini menunjukkan angka
surplus, ini bukan didorong oleh ekspor. Ini
lebih banyak karena impornya anjlok. Tampak
pada grafis neraca perdagangan, sejak setahun
ini baik ekspor maupun impor terus melemah.
Surplus triwulan ini, mencapai US$ 2,43 miliar,bahkan yang tertinggi sejak booming ekspor
batu bara dan sawit pada 2011.
Angka surplus, menurut ekonom Mandiri
Sekuritas, Aldian Taloputra, memang bakal
berpengaruh bagus. Setidaknya ini kabar bagus
Tapi kabar buruknya, patut diperhatikan bahwa
surplus ini lebih banyak karena melemahnya
impor bahan baku dan barang modal. Kondisi
ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi
melambat.
Badan Pusat Statistik mencatat impor bahan
baku dan barang modal selama Januari hingga
Maret 2015 turun masing-masing sebesar 16,22
persen dan 10,31 persen. Penurunan terbesar
terjadi pada golongan baja dan besi.
Aldian mengatakan impor bahan baku dan
barang modal yang menurun akan berpenga-ruh negatif terhadap kapasitas untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang maksimal. “Eko-
nomi melambat, salah satu indikatornya, ada-
lah permintaan barang impor bahan baku dan
barang modal melambat,” kata Aldian.
Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan
dalam APBN Perubahan 2015 mencapai 5,7 per-
sen pun dipandang berat. Ekonom Institute forDevelopment of Economics and Finance, Eko
Listyanto, mengatakan pertumbuhan ekonomi
2015 akan berada pada kisaran 5,2-5,3 persen.
“Bicara 5,7 persen sudah susah ya karena, kalau
melihat fundamental itu, bicaranya di bawah 5,5
Tunggu saja, Anda akan melihat program-program ekonomi akan berjalan sehinggaimpor bahan baku dan barang modal akan naikkembali.
BEAWIHARTA/REUTERS
Menteri KoordinatorPerekonomian Sofyan Djalil
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
bensin, listrik, dan elpiji. Menurut Eko, jika
pemerintah tidak mengatasi masalah kebijak
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 135/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
persen,” kata Eko.
Indikator pertumbuhan yang melambat ini
sudah kelihatan dari menurunnya impor bahanbaku dan barang modal. Menurut Eko, kondisi ini
terjadi karena sektor industri memang sedang
lesu, sehingga harus memangkas produksi.
Sedangkan sektor industri lesu karena daya
beli masyarakat turun akibat kenaikan harga
pemerintah tidak mengatasi masalah kebijak-
an harga ini, daya beli masyarakat semakin
tergerus. Akibatnya, sektor industri melemah,
sehingga permintaan terhadap bahan baku
maupun barang modal ikut turun. “Kenaikan
harga tersebut langsung menghantam ke per-
ekonomian,” kata Eko.
Namun pemerintah menilai terlalu dini me-
nyatakan melemahnya impor bahan baku dan
barang modal merupakan indikasi target per-
tumbuhan tidak akan tercapai. Menteri Koordi-
nator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakanimpor bahan baku dan barang modal menurun
karena program pemulihan ekonomi yang baru
saja diluncurkan pemerintah pada Maret tahun
ini belum berjalan.
Menurut Sofyan, permintaan terhadap bah-
an baku dan barang modal akan meningkat se-
telah program pemulihan ekonomi itu berjalan
mulai triwulan kedua tahun ini. “Tunggu saja,Anda akan melihat program-program ekonomi
akan berjalan sehingga impor bahan baku dan
barang modal akan naik kembali,” katanya.
Sementara itu, pengusaha berharap program
ekonomi tersebut mendorong sektor industri
WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO
Pemaparan surplusperdagangan awal tahun
oleh Menteri PerdaganganRachmat Gobel.
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 136/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
dalam negeri lebih bergairah, sehingga permin-
taan terhadap bahan baku dan barang modal
mulai meningkat pada triwulan kedua 2015.Tapi, apabila impor bahan baku dan barang
modal masih stagnan pada triwulan kedua,
program tersebut belum memberi dampak
maksimal. “Kalau dalam dua kuartal berturut-
turut tidak ada peningkatan impor bahan bakudan barang modal, kita akan minta tindak lanjut
pemerintah,” katanya.n HANS HENRICUS B.S. ARON
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
Karet merupakan salahsatu komoditas unggulanIndonesia.
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 137/196
IMPOR TURUN, TAPI EKSPORJUGA TURUN
K
ABARNYA memang seperti
menggembirakan. Neraca perda-
gangan Indonesia sejak awal tahun
terus mengalami surplus. Selisih
ekspor dengan impornya sangat
lebar. Bahkan angka surplusnya mencapai rekor
sejak 2011.
Tapi jangan senang dulu. Surplus ini dicapai bu-
kan karena ekspornya digenjot kencang, melainkan
lantaran impornya turun lebih cepat. Dalam grafis
tampak, tren dalam setahun ini, ekspor maupun
impor cenderung turun. Jadi, meski surplus, tren
turunnya ekspor dan impor ini bukan isyarat yang
bagus.
17,5
NERACAPERDAGANGAN
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 138/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
PASAR LESU, PERUSAHAAN
YANG BERBAHAN BAKU
IMPOR MENGURANGI
PRODUKSI.
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI WASPADA
PERTUMBUHANEKONOMIEKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 139/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
TUMPUKAN kain sarung tersusun
di salah satu ruangan CV Sandang
Makmur Lestari milik Deden Su-
wega. Pengusaha kain sarung asal
Majalaya, Kabupaten Bandung, itu menumpuk
hasil produksinya karena permintaan kain sa-rung turun dalam tiga bulan terakhir. Padahal
dua atau tiga bulan menjelang Lebaran seperti
sekarang, permintaan biasanya meningkat.
Berkurangnya permintaan kain sarung me-
maksa Deden mengurangi permintaan bahan
baku impor berupa benang campuran poliester
dan katun. “Permintaan bahan baku berkurang
karena kapasitas produksi terpasang tidak ter-
pakai semua,” kata Deden.
Ia mengatakan rata-rata Majalaya mengha-
silkan sejuta kain sarung per bulan. Selama tigatahun berturut-turut, mulai 2011 hingga 2014,
produksi tersebut nyaris terserap semuanya di
pasar. Kondisi ini diperkirakan akan menurun
drastis selama 2015. “Untuk 2015 ini, paling 25
persen sampai 35 persen yang bisa terserap
Menteri KeuanganBambang Brodjonegoromemberi penjelasanseusai rapat kabinet diIstana didampingi MenteriKoordinator PerekonomianSofyan Djalil, Menteri Energidan Sumber Daya MineralSudirman Said, sertaMenteri Pariwisata Arief Yahya.
ISMAR PATRIZKI/ANTARA FOTO
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
turun menjadi 30 persen,” tutur Ade.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 140/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
pasar dari total produksi sebulan,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade
Sudrajat mengatakan hampir semua sektor
manufaktur yang berorientasi domestik saat
ini mengalami penurunan produksi. Kondisi
ini terjadi karena permintaan di dalam negerisedang lesu.
Menurut Ade, daya beli yang melemah ini
dipicu oleh kebijakan pemerintah menaikkan
harga bahan bakar minyak, listrik, dan upah
pekerja. Selain itu, arus produk impor barang
konsumsi dari Tiongkok yang membanjiri pasar
Indonesia memperparah kondisi.
Sebab, pasar dalam negerilah yang paling
banyak menyerap produk impor tersebut.
Akibatnya, industri yang berorientasi domes-
tik dan memakai bahan baku lokal kesulitan
menghadapi situasi ini. “Kapasitas produksi
Kondisi yang tidak jauh berbeda dialami sek-
tor industri kemasan. Menurut Ariana Susanti,
Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Pe-
ngembangan Kemasan Indonesia, permintaan
bahan baku impor untuk membuat kemasan
dari plastik dan kaleng menurun.
Bahan baku kemasan plastik berasal dari bi-
jih plastik, sedangkan kaleng terbuat dari baja
lembaran. Ariana menjelaskan penurunan ini
terjadi karena nilai tukar rupiah anjlok terhadap
dolar Amerika.Kondisi ini membuat sektor industri penggu-
na mengurangi permintaan mereka. Menurut
Ariana, sebelum nilai tukar rupiah semakin
melemah terhadap dolar, produsen memiliki
kontrak bisnis untuk memasok kemasan ke in-
dustri pengguna dalam jangka waktu setahun.
Tapi sekarang industri pengguna membatasi
kontrak bisnis untuk memasok kemasan selama
6 bulan saja. “Jadi memang terjadi penurunan
untuk bahan baku impor karena pemesanan-
nya hanya untuk jangka pendek,” kata Ariana.
Sebagai gantinya, industri pengguna tidak
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 141/196
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 142/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
EKONOMI YANG CENDERUNG LESU MEMBUAT
INVESTOR SAHAM HARUS PINTAR MEMILAH-MILAH.MANUFAKTUR UNTUK PASAR LOKAL BAKAL TURUN,
KOMUNIKASI TETAP KENCANG.
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI WASPADA PERTUMBUHAN
EKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 143/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
DATA naik atau turunnya ekonomi
sering kurang begitu dirasakan seca-
ra langsung oleh masyarakat awam.
Angka-angka itu terasa abstrak. Tapi
tidak bagi Yuli, seorang sales mobil niaga di
kawasan Jakarta Pusat. Sudah beberapa bulan
ini ia merasakan dampak berbagai tekanan ke
pasar, seperti melonjaknya dolar. Ia kesulitan
menjual truk atau bus. “Penjualan mobil niagadrop,” katanya.
Penjualan mobil niaga—yang kadang dijadi-
kan indikator ekonomi—memang menunjukkan
hal yang negatif. Tapi bukan cuma itu, indikator
ini sekarang bertambah satu: melemahnya im-
por. Apakah hal-hal seperti ini mempengaruhi
hasrat para investor bursa saham?Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual
mengatakan sejauh ini dia belum melihat aksi
para investor di pasar saham melepas saham-
nya akibat kondisi ini. “Sejauh ini enggak. Se-
jauh ini mereka fokus di berita-berita eksternal,
terutama soal kenaikan suku bunga The Fed,”
ucapnya.Amerika Serikat memang berniat menaikkan
suku bunga untuk mengerem laju inflasi. Lang-
kah ini dilakukan karena mereka memandang
ekonomi sudah pulih dari dampak krisis lima
tahun lalu. Masalahnya, naiknya suku bunga
Pergerakan harga saham dipapan display gedung BursaEfek Indonesia, Jakarta
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 144/196
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI WASPADA PERTUMBUHAN
EKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 145/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
bermain ponsel dan gadget daripada merokok
atau nonton bioskop. Industri makanan dan
minuman juga sedikit melambat,” ucapnya.
Sektor-sektor yang terus merosot labanya
adalah komoditas dan barang-barang manu-
faktur yang dijual di dalam negeri. Ia men-
contohkan sektor pakan ternak, penghasilan
sektor pakan ternak dalam rupiah, tapi bahan
bakunya banyak yang impor.
Sektor industri petrokimia, farmasi, dan susu
juga mengalami hal yang sama karena bahanbakunya, kata David, masih impor. “Tapi, jika
subtitusi impor itu bisa kita produksi dalam
negeri, seharusnya itu menolong kita. Seperti
industri serat untuk tekstil, kita bisa produksi,
kok” ucapnya.
Kepala Riset OSO Securities Supriyadi me-
ngatakan hal yang sama. Ia mencontohkan
di sektor farmasi. Sektor ini termasuk sektor
yang memilih mengurangi bahan baku impor
mereka sejak setahun lalu. Namun, ujarnya,
laba mereka masih tetap terjaga karena di da-
lam negeri masih ada BPJS, yang menjadi pintu
keluar produk farmasi dibeli masyarakat.
Investor di pasar saham, kata Supriadi, juga
masih terlihat tenang. Menurut dia, penurun-
an impor tidak merefleksikan penurunan padasaham suatu emiten. “Kecuali kita mengkore-
lasikannya dengan depresiasi rupiah,” ucapnya.
Artinya, kata dia, investor jangan terlalu
agresif masuk ke sektor-sektor yang mengu-
rangi impor, seperti farmasi yang ia contohkan.
Aktivitas bongkar-muatekspor-impor di PelabuhanTanjung Priok, Jakarta
WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
EKONOMI
jangka pendek saja,” ucapnya.
k h
KANDUNGAN LOKAL
EKONOMI
EKONOMI4G
WASPADA PERTUMBUHANEKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 146/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
“Sebab, walaupun mengurangi impor, bebanmereka membeli barang modal berasal dari
tekanan terhadap rupiah,” ucapnya.
Untuk investor pasar saham, Kepala Ekonom
Bank Internasional Indonesia Juniman mengan-
jurkan agar melakukan investasi jangka pendek.
Sebab, menurut dia, jika persoalan pelambatan
ekonomi ini terus berkepanjangan, mengingat
rupiah juga terus melemah dan kebijakan banksentral Amerika Serikat menaikkan suku bu-
nga, resesi dunia akan terus berlanjut. “Saya
rasa, investor seharusnya melakukan investasi
Artinya, kata Juniman, investor pasar saham
sebaiknya tidak menggunakan investasi jangka
panjang supaya tidak terkena dampak dari pe-
lambatan ekonomi yang mungkin akan terjadi
lagi jika proyek infrastruktur pemerintah tidak
jalan.
Juniman juga mengatakan penurunan impor
akan berdampak pada pelambatan ekonomi.
Jika pemerintah tak berhati-hati mengantisipa-
sinya, pelambatan akan berlanjut. “Kalau impor
semakin menurun, ekonomi kita akan semakinmelambat. Kalau terus melambat, pada akhir-
nya investor juga akan melihat ini sebuah an-
caman bagi mereka,” ucapnya.
Artinya, tutur Juniman, penurunan ini kalau
tidak diantisipasi, dipulihkan, pada akhirnya
akan membuat ekonomi Indonesia makin
melambat. Menurut dia, jika impor konsumsi
turun, GDP Indonesia yang 58 persen dari kon-
sumsi rumah tangga juga akan terus menurun.
“Nah, jika konsumsinya turun, ekonomi pasti
melambat,” ujarnya.n BUDI ALIMUDDIN
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Pameran gadget danteknologi di Balai SidangJakarta
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
EKONOMI
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 147/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
MESKI MEMPERKENALKAN
BENSIN PERTALITE, PERTAMINA
TETAP MENJUAL PREMIUM.
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
EKONOMI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 148/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
BEBERAPA petugas berseragam
merah sibuk mengisikan bahan
bakar minyak ke sepeda motor dan
mobil yang antre di pompa bensin
Pertamina di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Pompa bensin Pertamina ini terletak di tengah-
tengah Jakarta dan di pinggir jalan yang sangat
padat, dekat dengan Taman Ismail Marzuki dan
bioskop legendaris Metropole. Pada saat jampulang kantor, pelanggan pompa bensin sering
kali memaksa lalu lintas tersendat dengan an-
treannya yang panjang.
Nah, pompa bensin itu bakal menjadi yang
pertama yang menjual produk baru bensin
Pertamina, diberi cap Pertalite, mulai Mei ini.
Dari situ, Pertalite kemudian dijual menyebarke beberapa wilayah lain di Pulau Jawa. “Persi-
apannya sedang kami urus, termasuk perizinan
dan teknis operasional,” ujar Direktur Pemasar-
an Pertamina Ahmad Bambang.
Setelah hanya ada bensin berkualitas rendah
dengan RON 88, dengan nama Premium, dan
kualitas di atasnya, RON 92, yakni Pertamax,Pertamina bakal meluncurkan BBM baru. Posisi
BBM ini "tanggung", di bawah Pertamax tapi di
atas Premium, yakni dengan RON 90. Harga
jual juga begitu, di atas Premium tapi di bawah
Pertamax.
Salah satu stasiun pompabensin di Jakarta.
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
EKONOMI
Sempat muncul kabar bahwa ini bakal meng-
tik b i h P i j k
adanya Pertalite, sebagian pengguna Premium,
karena sadar akan spesifikasi mobiln a bisa
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 149/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
gantikan bensin murah Premium, yang sejak
awal tahun ini tidak disubsidi. Namun Menteri
Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno serta
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Su-dirman Said menjamin Pertamina tetap menjual
Premium. Sebab, pemerintah masih mengatur
harga Premium supaya bisa terjangkau masya-
rakat, terutama lapisan bawah. “Premium tetap
harus kita jaga karena itu yang sekarang secara
harga paling terjangkau,” kata Rini.
Rencana Pertamina juga sejalan denganpemerintah. Menurut Ah-
mad Bambang, Pertamina
membuat Pertalite untuk
menjawab kebutuhan kon-
sumen yang menghendaki
BBM dengan kandungan
oktan yang lebih tinggi dari
Premium tapi harganya dibawah Pertamax.
Meski demikian, tidak
ada paksaan bagi konsumen Premium untuk
beralih ke Pertalite. “Kami berharap, dengan
karena sadar akan spesifikasi mobilnya, bisa
pindah ke Pertalite. Tapi itu bukan paksaan,”
kata Ahmad.
Migrasi konsumsi ke varian BBM dengan kan-dungan oktan yang lebih tinggi pernah terjadi
saat pemerintah menaikkan harga Premium
sebesar Rp 8.500 per liter pada November 2014.
Saat itu perbandingan harga Premium dan Per-
tamax hanya terpaut sekitar Rp 1.000 per liter.
Menurut Bambang, selisih harga yang kecil itu
sempat membuat konsumsi Pertamax melon- jak hingga 300 persen dari konsumsi sebelum-
nya. Namun Bambang belum bisa memastikan
berapa volume Pertalite yang akan disiapkan
Pertamina karena sedang dalam evaluasi.
Meski sudah memberi ancar-ancar harga di
bawah Pertamax tapi di atas Premium, Direktur
Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan
angka tepatnya masih dalam evaluasi. Yang jelas, Pertamina sudah mengajukan izin ke
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kemen-
terian Energi dan Sumber Daya Mineral serta
Kementerian BUMN.Rini Soemarno
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
EKONOMI
mina ini. Seorang anggota komisi DPR yang
membidangi energi mengatakan mereka se
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 150/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Selain itu, Pertamina sedang menyiapkan
sarana logistik dan distribusi di setiap pompa
bensin. “Kesiapan logistik dan distribusi di
SPBU sedang dalam tahap pengecekan,” kata
Dwi, yang merupakan mantan Direktur Utama
PT Semen Indonesia, induk perusahaan-peru-sahaan semen pemerintah.
Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat tampak-
nya oke-oke saja dengan produk baru Perta-
membidangi energi mengatakan mereka se-
tuju dengan rencana ini asalkan ada izin resmi
pemerintah, menjamin kesiapan infrastruktur
logistik dan distribusi, serta sosialisasi men-dalam kepada masyarakat. “Kami minta Dirut
Pertamina menunda Pertalite jika persyaratan
itu tidak dipenuhi,” ujar Ketua Komisi VII DPR
Kardaya Warnika.
Pertamina tidak akan mengimpor bensin
RON 90 mentah-mentah untuk produk baru
ini. Sebagai gantinya, mereka hanya akan meng-impor bensin biang yang bisa meningkatkan
oktan, lazim disebut high octane mogas com-
ponent (HOMC). Biang oktan tinggi ini akan
dicampur dengan bensin beroktan rendah di
Kilang Langit Biru Balongan, Indramayu, yang
memiliki kemampuan memproduksi RON 92.
Selain itu, pertengahan tahun ini Pertamina
akan mengoperasikan Kilang Langit Biru Cila-cap untuk memproduksi Pertalite. “Kami harus
tetap mengoperasikan kilang yang ada seopti-
mal mungkin,” kata Dwi.n HANS HENRICUS B.S. ARON
Menteri Energi dan SumberDaya Mineral Sudirman Said
RENGGA SANCAYA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
BISNIS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 151/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
BISNIS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 152/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
AMBRIANTO sudah kawakan men-
jadi teknisi pembangkit listrik milik
Perusahaan Listrik Negara. Seper-
empat abad ia bekerja menangani
mesin pembangkit buatan Jepang di Muara
Karang, Jakarta Utara. Sekarang ia menangani
mesin buatan Tiongkok di pembangkit raksa-sa di Indramayu, Jawa Barat, yang kapasitas
totalnya hampir 1.000 megawatt.
Dibanding pembangkit di Muara Karang,
mesin pembangkit di Indramayu itu masih
terhitung muda. Baru beroperasi akhir 2011,
mestinya pembangkit ini sedang bagus-ba-
gusnya. Tapi kenyataannya tidak begitu. Ia
pernah mengganti salah satu suku cadang-
nya. Bukannya tambah mulus, kemampuan
produksi listriknya malah berkurang separuh.
Praktis saat ini, dari kapasitas 330 x 3 me-
gawatt yang dijanjikan, pembangkit buatanTiongkok itu hanya bisa memproduksi mak-
simal 80 persen dari yang dijanjikan. “Kalau
teknologi Eropa atau Jepang berani 100 per-
sen,” ucapnya.
Dalam program penambahan kapasitas 10
Salah satu pembangkitmilik PLN di Tanjung Priok,Jakarta Utara
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
BISNIS
ribu megawatt, pemerintah mengandal-
kan mesin-mesin dari Tiongkok Dari tar-
Caranya, investor Tiongkok akan membeli
pembangkit-pembangkit itu dan memperbai-
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 153/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kan mesin-mesin dari Tiongkok. Dari tar-
get kapasitas sebanyak itu, baru selesai
sekitar 8.500 megawatt, termasuk di In-
dramayu tempat Ambrianto bekerja. Tapiada masalah besar: seperti di Indramayu,
kualitas pembangkit-pembangkit made
in China itu sangat rendah. Setrum yang
benar-benar dihasilkan hanya 50-60 per-
sen.
Pemerintah pun menjadi geram.
“Karena itu, Presiden (Joko Wi-dodo) meminta pemerintah Cina
bertanggung jawab atas buruk-
nya mutu pekerjaan perusahaan-
perusahaan asal negara mereka,”
kata Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Sudirman Said.
Pemerintah Tiongkok meres-
pons permintaan Joko Widodo.Akhirnya Duta Besar Tiongkok
pun bertemu dengan Menteri Koordinator
Perekonomian Sofyan Djalil. Ia menyatakan
sanggup memperbaiki proyek-proyek itu.
pembangkit-pembangkit itu dan memperbai-
kinya. “Setelah sesuai dengan yang diharap-
kan, (Tiongkok) kemudian menyewakannya
ke PLN,” katanya. “Itu secara finansial saja,setelah bagus akan dikembalikan ke PLN.”
Dalam praktek manajemen, teknik ini lazim
disebut lease back alias menjual dan kemudian
menyewa kembali dengan berbagai alasan.
Maskapai penerbangan, misalnya, kadang
menjual pesawatnya ke perusahaan leasing
dan mereka memilih menyewa dari perusa-haan leasing itu. Dengan cara ini, maskapai
penerbangan itu bisa memanfaatkan dana
hasil penjualan pesawat untuk pengembang-
an usaha.
Pemerintah Tiongkok kemudian mengim-
bau lima perusahaan negara mereka membeli
dan menjual setrumnya ke Indonesia. Tapi,
sejauh ini, belum satu pun perusahaan darinegara itu yang datang untuk memeriksa dan
menunjukkan minat.
Berapa harga pembangkit itu dibeli kem-
bali oleh investor dari Tiongkok dan berapa
LAMHOT/DETIKCOM
Menteri Energi dan SumberDaya Mineral Sudirman Said
Karena itu, Presidenmeminta pemerintah Cinabertanggung jawab atasburuknya mutu pekerjaanperusahaan-perusahaanasal negara mereka.
BISNIS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 154/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
harga jual setrumnya belum dibuka ke publik.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir enggan
membeberkan besar nilai penjualan dan har-
ga beli listriknya. Ia sedang mencari investor
yang bisa membeli dengan harga tertinggi
sehingga angka-angka ini masih dirahasiakan.
“Angka itu tidak boleh diketahui oleh pihak
lain,” ucapnya.
Sofyan mengatakan pembangkit buatan
Tiongkok itu tersebar di seluruh Indonesia,
tak cuma di Jawa. Umumnya pembangkit-
pembangkit itu bermasalah. Yang jelas, PLN
sudah memasang target menyelesaikan pem-
bicaraan soal lease back ini sebelum Juni. “Me-
reka datang dulu ke sini melihat dan bicara
dengan kita apa yang mau mereka lakukan di
sini,” ujarnya.
Rencana menjual pembangkit dan kemu-
dian menyewa kembali ini bikin cemas para
pekerja, termasuk Ambrianto. Mereka cemas
pekerjaan mereka terancam. “Itu sama saja
menjual aset bangsa sendiri dan menyingkir-
Sejumlah karyawan PLNberunjuk rasa menolakkebijakan lease back.
DOK. SERIKAT PEKERJA PJB
BISNIS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 155/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
kan teknisi lokal,” ucapnya.
Begitu pula kecemasan Deni Setiawan,
sekretaris jenderal serikat pekerja anak pe-
rusahaan PLN yang mengurusi pembangkit
listrik, yakni PT Pembangkitan Jawa Bali. Ia
mengatakan kebijakan ini bakal membuat
banyak pekerja dirumahkan. “Paling tidak 50
persennya akan terdepak oleh karyawan yang
dibawa operator baru,” ucapnya. Padahal satu
pembangkit paling tidak mempekerjakan 200
orang.
Tapi Sudirman mengatakan para pekerja
tak perlu khawatir. Menurut dia, para pekerja
di pembangkit itu belum mengerti apa yang
sedang dilakukan pemerintah. “Mereka belum
paham,” ucapnya. “Siapa pun (investor) yang
akan datang, akan memperbaiki, bukan mau
menduduki.” n BUDI ALIMUDDIN
Pekerja pembuat mesinpembangkit di Baoding,Tiongkok.
KEVIN FRAYER/GETTY IMAGES
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
KUBURAN MASSAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 156/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
KUBURAN MASSALBERNAMA LAUT MEDITERANIA“MEREKA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SEPERTI KITA.... SAUDARA KITA YANG
MENCARI HIDUP LEBIH BAIK, TERLUKA, LAPAR, TERANIAYA.”
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 157/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
PERJALANAN panjang Said dari
Somalia dimulai sejak setahun lalu.
Said berangkat dari Somalia, di
pesisir timur Benua Afrika, bersama
rombongan penyelundup imigran dari Sudan.
Menyeberangi gurun Afrika yang sangat terik,
melintasi Etiopia dan Sudan, Said, 16 tahun, tiba
di perbatasan Libya dan celaka.
Sekelompok laki-laki bersenjata mencegat
rombongan itu dan menyekap mereka. Kepada
orang tua Said, kelompok bersenjata itu mengi-
rimkan permintaan tebusan agar Said dilepas.
Selama hampir sembilan bulan, Said berada
dalam tahanan mereka. Beberapa anak lain tak
sanggup bertahan dari perlakuan yang buruk,
kelaparan, dan sakit.
Said sedikit “beruntung” bisa bertahan dan
lepas dari sekapan setelah orang tuanya di
Somalia mengirimkan uang tebusan. Tapi
perjalanan Said masih sangat panjang. Tujuan
Mengenakan pakaianpelindung, penjagapantai Italia dan tentaraMalta mengangkutmayat dari atas kapalBruno Gregoretti diPelabuhan Valletta,Malta, Senin (20/4).
REUTERS
INTERNASIONAL
akhirnya adalah Norwegia, di bagian utara Ero-
pa ribuan kilometer dari kampung halamannya
kayu itu sama sekali tak memadai untuk meng-
angkut ratusan penumpang “Akhirnya mereka
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 158/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
pa, ribuan kilometer dari kampung halamannya
di Somalia. Tiba di Tripoli, Ibu Kota Libya, Said
menunggu giliran menyeberang Laut Medite-
rania.
Dan giliran Said datang pada Sabtu dua pekan
lalu. Menjelang tengah malam, Said bersama
ratusan imigran dari sejumlah
negara di Afrika: Mali, Etiopia,
Sierra Leone, Niger, Nigeria,
Sudan, dan Senegal, juga
beberapa orang dari Asia,diminta naik ke atas sampan
kecil sebelum dikirim ke atas
kapal kayu yang lumayan
besar tak jauh dari Pelabuhan
Zuwarah, Tripoli.
Ratusan orang itu dipaksa
duduk berjejal di atas dek
dan lambung perahu yang sangat sempit. “Aku
sempat mendengar para penyelundup itu
berniat menaikkan 1.200 orang ke atas perahu,
makanya mereka memukuli kami supaya terus
merapatkan diri,” kata Said. Padahal perahu
angkut ratusan penumpang. Akhirnya mereka
berhenti setelah menaikkan 800-an orang
karena memang sudah sangat padat. Bahkan
untuk bergerak saja kami sulit... . Tak ada air dan
tak ada makanan.”
Bisa dibayangkan seperti apa penderitaan
mereka. Terpanggang panas di laut terbuka,
nyaris tanpa air, tanpa makanan. Semua pen-
deritaan dan siksaan itu mereka tempuh demi
mimpi hidup lebih baik di Eropa. Tapi mimpi itu
berubah jadi mimpi buruk.Hari itu, Ahad pagi dua pekan lalu, benar-
benar hari yang celaka bagi mereka. Saat itu
Said dan ratusan imigran gelap tersebut berada
sekitar 200 kilometer dari Pulau Lampedusa,
Italia. Nasir dan Riajul, keduanya berasal dari
Kuliarchar, Bangladesh, sungguh beruntung.
Beberapa saat sebelum kapal itu tenggelam,
mereka diizinkan naik ke atas dek kapal. “Di
ruang bawah dek, bernapas saja susah. Kami
praktis duduk di atas badan orang lain,” kata
Nasir, 17 tahun.
Ratusan imigran yang sudah sangat letih
KAMI TAK MENEMUKANSATU ORANG PUN
SELAMAT SAMPAIHARAPAN KAMI SIRNA.”
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 159/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
seperti melihat dewa penolong saat di kejauh-
an tampak kapal kargo berbendera Portugis,
King of Jacob, berlayar mendekat. “Kami sangat
senang saat melihat kapal itu mendekat,” kata
Riajul. Namun keriaan itu berubah menjadi
bencana.Ratusan imigran berebut berpindah ke posisi
yang paling dekat dengan kapal kargo. Ujung-
ujungnya malah celaka besar. Kapal kayu itu
semakin miring dan menubruk kapal kargo.
Ratusan orang, sekitar seratus di antaranya
kemungkinan besar anak-anak, tumpah ke laut.
Yang paling celaka adalah mereka yang terpe-
rangkap di dek bawah.
“Beruntung kami bisa berenang. Kami melihat
banyak sekali tubuh terapung dalam kegelap-an.... Kami masih mendengar teriakan mereka
minta tolong.... ‘Tolong kami! Tolong kami,’”
kata Riajul. Setelah hampir dua jam terapung-
apung di tengah Laut Mediterania, Riajul, Nasir,
Para imigran gelapdari Afrika yangberhasil selamat darikecelakaan perahudi Laut Mediteraniaberbaring di atasdek kapal BrunoGregoretti, Senin(20/4).
DARRIN ZAMMIT/REUTERS
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 160/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
dan Said ditolong kapal Italia.
Hingga Rabu pekan lalu, hanya puluhan
imigran yang berhasil diselamatkan. Lebih dari
700 orang hilang. “Aku lihat sepatu anak-anak,baju, dan tas terapung di laut. Setiap kali meli-
hat sepatu atau tas, kami berharap menemu-
kan orang-orang yang selamat.... Tapi kami tak
menemukan satu orang pun selamat sampai
harapan kami sirna,” kata Vincenzo Bonomo,
nakhoda salah satu kapal pencari.
Inilah kecelakaan yang melibatkan korban
imigran terbesar di Laut Mediterania. Ini pulauntuk kesekian kalinya sejak Januari lalu pera-
hu pengangkut imigran gelap dari Afrika teng-
gelam di Laut Mediterania. Sepanjang April ini
saja, paling tidak ada lima perahu pengangkut
Mohammed Ali Malekdan Mahmud Bikhitditahan KepolisianCatania, Italia, Senin(20/4). Keduanyamenjadi tersangka
penyelundupan imigrandari Afrika.
ALLESANDRO BIANCHI/REUTERS
INTERNASIONAL
imigran karam dan lebih dari 1.200 imigran hi-
lang. Tahun lalu, lebih dari 3.000 imigran gelap
bulan lalu, Shubat berangkat dari Homs dengan
mobil ke Turki. Dari Turki, dengan menumpang
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 161/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
lang. Tahun lalu, lebih dari 3.000 imigran gelap
yang menyeberang ke Eropa lewat Libya hilang
di Laut Mediterania.
●●●
Hanya tinggal sedikit pilihan bagi Mahmoud
Shubat di kampung halamannya di Homs, Su-
riah. “Jika aku tetap tinggal di Suriah, aku harus
bergabung dengan Negara Islam alias ISIS atau
milisi lain. Aku harus angkat senjata dan mem-
bunuh orang lain,” kata Shubat pekan lalu. “Aku
tak mau seperti itu. Aku hanya ingin mengurus
anak-anakku dengan baik.”
Tak mau ikut terlibat perang di negaranya,
Shubat menguras tabungannya, sekitar US$
7.600 atau Rp 98 juta, untuk membayar penye-
lundup imigran ke Eropa. Sekitar dua setengah
mobil ke Turki. Dari Turki, dengan menumpang
kapal, Shubat tiba di Libya, titik transit terdekat
untuk menyeberang ke daratan Eropa.
Dia beruntung kapalnya tak tenggelam dandiselamatkan penjaga pantai Italia. Kini dia
nyangkut di penampungan imigran gelap di
Sisilia, Italia. Dia berharap bisa menemukan
pekerjaan di Negeri Spageti dan memboyong
keluarganya dari Suriah. “Aku ingin keluargaku
bisa berkumpul lagi,” kata Shubat.
Didera perang, konflik, dan kemiskinan, setiapbulan ribuan imigran gelap dari Afrika dan se-
jumlah negara Asia menyabung nyawa di Laut
Mediterania demi bisa memulai hidup baru di
Benua Biru, Eropa. Ratusan, bahkan kadang ribu-
an, orang berjejal di atas perahu kayu. Jangan ta-
nya peralatan keamanan seperti pelampung. Air
dan makanan saja kadang tak ada. Ribuan orang
harus melupakan mimpinya hidup sejahtera diEropa dan mati di dasar Laut Mediterania.
Italia dan Yunani, dua negara Eropa di Laut
Mediterania, sampai kewalahan mengatasi
banjir imigran gelap dari selatan. Menurut Yves
JIKA AKU TETAP TINGGAL DI SURIAH, AKU
HARUS BERGABUNG DENGAN NEGARA ISLAMALIAS ISIS.”
INTERNASIONAL
ti-imigran juga semakin nyaring. Walhasil, kata
Pascouau, banjir imigran gelap dari Afrika dan
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 162/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Pascouau, Direktur Kebijakan Migrasi di Pusat
Kebijakan Eropa, Brussels, lewat operasi Mare
Nostrum pada 2013, Angkatan Laut Italia me-
nyelamatkan lebih dari 150 ribu imigran gelap.
Yang jadi masalah, untuk ongkos operasi
Mare Nostrum, pemerintah Italia harus meng-
anggarkan duit 9 juta euro setiap bulan atauRp 125 miliar. Operasi imigran itu hanya ber-
umur setahun. Terlalu berat bagi Italia me-
nanggung ongkos itu sendirian tanpa bantuan
negara Eropa lain. Apalagi suara kelompok an-
ascouau, ba j g a ge ap da a da
Asia ini jadi isu pembicaraan yang tak disukai
negara-negara Eropa.
Komisioner PBB untuk Hak Asasi Manusia,Zeid Ra’ad al-Hussein, mengkritik sikap negara-
negara Eropa soal penanganan imigran gelap
di Laut Mediterania. “Negara-negara Eropa
telah membelakangi para imigran yang paling
rentan di dunia dan berisiko menjadikan Laut
Mediterania sebagai kuburan besar,” kata Zeid.
Paus Fransiskus juga mendesak negara-negaraEropa bergotong-royong menyelamatkan para
imigran yang malang itu. “Mereka laki-laki dan
perempuan seperti kita.... Saudara kita yang
mencari hidup lebih baik, terluka, lapar, terani-
aya, para korban perang,” kata Paus Fransiskus.
Pemerintah Italia yang jadi tameng Eropa
paling depan terang kesal terhadap sikap seba-
gian negara Eropa yang seperti menutup matadan telinga soal imigran gelap. “Satu-satunya
masalah negara-negara Eropa adalah mereka
tak pernah menengok ke selatan,” kata Perdana
Menteri Italia Matteo Renzi.
Para imigran ilegal dipusat penampunganAbu Saleem, Tripoli,Libya, Selasa (21/4).
ISMAIL ZITOUNY/REUTERS
INTERNASIONAL
Qadhafi, beberapa tahun lalu.
Qadhafi tumbang, negara penyokong “pro-
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 163/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Menurut Renzi, stabilitas Libya merupakan
kunci untuk menghadang arus imigran gelap
ke Eropa. “Jika kalian berencana menyingkirkan
seorang diktator, kalian harus berpikir tahap
demi tahap, apa yang masih tersisa di sana,”
jari Perdana Menteri Renzi menunjuk negara-
negara yang menjadi sponsor utama “proyek”menumbangkan pemimpin Libya, Muammar
Q g, g p y g p
yek” itu angkat kaki dan Libya terjerembap
dalam kekacauan. Renzi meminta Amerika
Serikat dan negara-negara penyokong proyekmenyingkirkan Qadhafi berbagi tanggung
jawab untuk memulihkan keamanan di Libya.
Satu permintaan yang bakal sulit dikabulkan.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott
menyarankan Italia dan negara-negara Eropa
meniru kebijakannya, yakni mencegat kapal-
kapal penyelundup imigran di tengah laut danmengembalikan mereka ke asalnya. “Satu-
satunya mencegah jatuhnya kematian adalah
menghentikan kapal-kapal itu,” kata Abbott.
Namun, menurut Renzi, cara itu justru bakal
menjadi “hadiah” bagi para penyelundup.
Mereka tinggal mengirimkan para imigran ke
tengah laut dan membiarkan kapal-kapal dari
negara-negara Eropa menyelamatkannya.■ SAPTO PRADITYO | CNN | REUTERS | GUARDIAN | NYTIMES | BBC
Aktivis AmnestyInternational menaruhratusan perahu kertasbertulisan "SOSEurope" di Pantai SanSebastian, Barcelona,Spanyol, Rabu (22/4).
GUSTAU NACARINO/REUTERS
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 164/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
PELANGISIRNA
DI ALEXANDRA“KALIAN BISA SAJA MENGUSIRSEMUA ORANG ZIMBABWE PULANG KENEGARANYA, TAPI KALIAN TETAP AKANMENJADI PENGANGGUR.”
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 165/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
SUATU hari di Alexandra, pada Mei
2008....
Dua tahun sebelum hari itu, Talent
Dube meninggalkan Zimbabwe, lari
meninggalkan kemiskinan dan hidup tanpa
pekerjaan di kampung halamannya. Di negara
tetangga, Afrika Selatan, Talent menemukan
hidup baru. Dia menjadi warga Kota Alexandra,
kota kecil tak jauh dari Johannesburg.
Tapi, pada hari itu, bersama dua teman sesa-
ma perantau dari Zimbabwe, Talent mesti lari
tunggang-langgang menyelamatkan nyawa.
Sekelompok orang bersenjata tajam mengge-
ruduk gubuk kecil mereka. Semua barang yang
tertinggal—televisi, telepon, kasur dan baju—
ludes dijarah. Talent dan ribuan perantau dari
Zimbabwe, Malawi, dan Mozambik terpaksa
berlindung di kamp penampungan yang dijaga
ketat polisi.
Amuk terhadap warga asing yang bermula
di Alexandra pada 11 Mei merembet ke sejum-
lah kota lain di Afrika Selatan. Johannesburg,
Sekelompok pemudaimigran di KotaDurban, Afrika Selatan,mengancam akanmempersenjatai diriuntuk melindungimereka dari serangankelompok anti-orangasing, Kamis (16/4).
ROGAN WARD/REUTERS
INTERNASIONAL
Durban, juga Cape Town, ikut panas. Ratusan
rumah hangus dibakar, warga asing diburu dan
di Afrika Selatan, negara paling makmur di
kawasan itu. Tenaga kerja asing dari Zimbabwe
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 166/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
g g g
puluhan di antaranya mati dibunuh. Menurut
Diamond Minnaar, seorang pemadam keba-
karan, ada satu jalan untuk meredakan amukwarga Afrika Selatan terhadap para pendatang.
“Mereka hanya perlu pulang ke negaranya
dan biarkan kami hidup damai,” kata Minnaar
kala itu. “Itu jalan keluar satu-
satunya. Atau jika mereka
keberatan, mereka bisa mati
terbunuh.” Orang-orang yangmemburu para perantau, me-
nurut Christopher Barends,
pendeta Gereja Lutheran,
marah karena mereka rata-
rata tak punya pekerjaan atau
hidup sangat miskin.
Dan sebagian dari mereka
menyalahkan para pekerjaasing yang dianggap telah
mencuri kesempatan kerja dari mereka. Ada
jutaan tenaga kerja asing dari Mozambik, Ma-
lawi, dan terutama Zimbabwe, mengadu nasib
g g
membanjiri Afrika Selatan setelah perekonomi-
an negara itu kolaps. Diperkirakan ada ribuan
warga Zimbabwe yang setiap hari menyebe-rang ke negara tetangga yang lebih tajir itu.
Hidup kepepet di negeri orang, para perantau
dari Zimbabwe, Mozambik dan Malawi berse-
dia mengambil pekerjaan apa pun dengan gaji
kecil sekalipun.
“Bos-bos kulit putih lebih suka merekrut
tenaga kerja asing karena mereka mau bekerjakeras dengan upah lebih rendah,” ujar George
Boyseen, warga Ramaphosa. Thapelo Mgoqi,
pemimpin lokal di Ramaphosa, menghendaki
semua pekerja asing itu segera angkat kaki dari
Afrika Selatan. “Kami sudah lama menunggu
pemerintah melakukan sesuatu terhadap me-
reka. Tapi pemerintah tak melakukan apa pun,
maka kami bertindak sendiri.”Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki meng-
aku malu atas amuk anti-orang asing di negara-
nya. Menurut Mbeki, kerusuhan itu merupakan
pelanggaran kemanusiaan terburuk sejak ber-
MEREKA HANYA PERLU
PULANG KE NEGARANYA
DAN BIARKAN KAMI HIDUP
DAMAI.”
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 167/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
akhirnya apartheid.
“Sungguh menyedihkan, warga Afrika Selat-
an harus menyambut Hari Afrika dengan kepala
tertunduk.... Tindakan kriminal segelintir orang
terhadap saudara-saudara kita dari negara-negara Afrika telah mencemarkan nama Afrika
Selatan,” kata Presiden Mbeki tujuh tahun lalu.
●●●
Tujuh Tahun kemudian di Alexandra....
Ketika Nelson Mandela keluar dari penjara
dan belum sebulan berkantor sebagai Presiden
Afrika Selatan dua dekade lalu, dia pernahberkata, ”Setiap orang di negeri yang cantik ini
punya ikatan yang sangat erat dengan tanah
ini, seperti pohon jacaranda dari Pretoria dan
pohonmimosa.... Negeri pelangi yang berdamai
Ratusan wargaZimbabwe diKota Chatsworth,Afrika Selatan,mendaftarkan diriuntuk dipulangkanke negaranya setelahmeletus kerusuhananti-orang asing,Sabtu (18/5).
ROGAN WARD/REUTERS
INTERNASIONAL
dengan dirinya dan dunia.”
Tapi kini pelangi warna-warni yang indah,
detik demi detik peristiwa memilukan tersebut.
Oatway pula, dibantu beberapa orang, yang
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 168/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
metafora dari rupa-rupa kebudayaan di Negeri
Mandela, mulai luntur. Paling tidak di Alexan-
dra dan sejumlah kota lain. Pada Sabtu pagidua pekan lalu, Emmanuel Sithole tengah
berjalan-jalan ketika empat pemuda Alexandra
menghadangnya.
Sithole, yang berasal dari Mozambik dan
berjualan permen di Alexandra, sudah minta
ampun, tapi tak digubris. Bergiliran mereka
memukul, menen-
dang, menusuk
dengan pisau, dan
menghajar Sithole
dengan kunci pipa.
Orang-orang yang
menyaksikan tak ada yang berani menghenti-
kan pembantaian sadis itu.
“Hanya satu hal yang mereka inginkan, yaknimembunuh Emmanuel. Tak ada yang bisa
menghentikan mereka,” kata James Oatway,
seorang fotografer, yang hanya berjarak bebe-
rapa meter dari pembantaian itu. Dia merekam
melarikan Sithole ke rumah sakit, tapi jiwanya
tak tertolong.
Konon, sentimen anti-orang asing itu bangkitlagi gara-gara pidato Raja Zulu Goodwill Zwe-
lithini sebulan lalu. Zulu adalah suku terbesar di
Afrika Selatan. Di depan ribuan “warga”-nya di
sebuah stadion di Kota Durban, Raja Zulu me-
ngatakan, ”Kita harus menyingkirkan kutu dan
menjemurnya di bawah matahari.... Kita minta
orang-orang asing mengemasi barangnya dan
segera pulang ke asalnya.”
Bermula dari Durban, api kebencian terha-
dap orang asing itu merembet ke mana-mana.
Setelah tiga minggu amuk anti-orang asing di
sejumlah kota, tujuh warga asing tewas dibu-
nuh dan ribuan orang lari dari tempat tinggal-
nya atau pulang ke negara asal mereka.
Folias Sakai sudah merasa hidupnya bakalsegera berakhir saat mendengar pintu gubuk-
nya di perkampungan kumuh di Johannesburg
didobrak oleh sekelompok pemuda. Pemuda
dari Malawi itu beruntung bisa kabur dan ber-
BOS-BOS KULIT PUTIH LEBIHSUKA MEREKRUT TENAGA KERJA
ASING KARENA MEREKA MAU
BEKERJA KERAS.”
INTERNASIONALINTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 169/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
lindung di gubuk temannya, Tendayi Chimuka-
ko, perantau dari Zimbabwe.
“Mereka akan membunuh kita,” kata Tendayi
kepada Sakai. Seperti halnya Sakai, Tendayi me-
ninggalkan negaranya dan merantau ke Afrika
Selatan untuk mencari hidup lebih sejahtera.
“Jika aku kembali ke Zimbabwe, aku bakal kela-
paran.” Ketimbang mati di negeri orang, ribuan
perantau di Afrika Selatan memilih pulang ke
negaranya.
Smart Ismael, 27 tahun, misalnya, pulang ke
Mangochi, Malawi. “Aku punya anak dan istri
di Mangochi. Tentu senang bisa pulang, tapi
apa yang bisa aku kerjakan di sini?” kata Ismael.
Sudah hampir dua tahun dia berjualan kain di
Durban. Namun, beberapa pekan lalu, sejumlah
Seorang imigran diKota Johannesburgmenenteng paranguntuk melindungi
diri dari serangankelompok anti-orangasing, Jumat (17/4).
SIPHIWE SIBEKO/REUTERS
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 170/196
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 171/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
pergi ke Luthuli House, kantor pusat Partai
Kongres Nasional Afrika.... Kalian bisa saja
mengusir semua orang Zimbabwe pulang
ke negaranya, tapi kalian tetap akan menjadi
penganggur. Kalian bisa pula membunuh se-
mua orang Zimbabwe, tapi kalian akan tetap
hidup miskin,” kata Malema. Menurut dia, ma-
salahnya ada pada kebijakan pemerintah yang
disokong Partai Kongres Nasional.■ SAPTO PRADITYO
| DAILY MAVERICK | CNN | BBC | NYTIMES | GUARDIAN | REUTERS
Warga Zimbabwekorban kekerasananti-orang asingtengah antre untukmengambil air bersihdi kamp penampungandi Chatsworth, AfrikaSelatan, Senin (20/4).
ROGAN WARD/REUTERSREUTERS
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 172/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
‘CHE GUEVARA’
DI AMERIKA“DI SINI AKU BERPERANG UNTUK MEREKA DAN
DEMI KEYAKINANKU.”
R E U T E R S
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 173/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
LEBIH dari setengah abad silam, Ernes-
to “Che” Guevara bersama sobatnya,
Alberto Granado, berangkat dari San
Francisco, Argentina, dan memulai
petualangan mereka di atas sepeda motor
Norton 500 M18 menjelajahi Amerika Latin.
Kala itu Guevara masih mahasiswa di Sekolah
Kedokteran Universitas Buenos Aires.
Selama sembilan bulan—Granado berhenti di
Caracas, Venezuela—Guevara berkelana mele-
wati Peru, Cile, Ekuador, Kolombia, Venezuela,
Panama, hingga tiba di Miami, Amerika Serikat,
dan pulang kembali ke Argentina. Petualangan
di atas sepeda motor itulah yang melahirkan
seorang revolusioner, Che Guevara.
Setengah abad setelah perjalanan Che
Guevara di atas Norton 500, Matthew Van-
Dyke, kini 35 tahun, memulai petualangannya
Matthew VanDyke di
Libya
BBC
INTERNASIONAL
dari Maroko dan melintasi sejumlah negara di
Afrika Utara hingga Timur Tengah. Matthew,
ang bar l l s master Kajian Keamanan dari
ke Libya, berjumpa dengan kawan lamanya,
Nuri, pada Februari 2011. Tapi Libya pada awal
2011 itu bukan lagi Libya yang dia kenal Zaman
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 174/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
yang baru lulus master Kajian Keamanan dari
Universitas Georgetown, Amerika Serikat, me-
nunggang motor Kawasaki KLR650.Tiga tahun kemudian, Matthew kembali ber-
tualang di atas sepeda motor. Kali ini dia mulai
dari Irak hingga berakhir di Afganistan setelah
melintasi Iran. “Aku sempat mengajar bahasa
Inggris di Kota Irbil, Kurdistan,” kata Matthew
beberapa tahun lalu.
Untuk mengumpul-
kan uang saku, dia
juga menulis berita
untuk sejumlah
media di Amerika.
Seperti Che, petua-
langan di atas sepe-
da motor besar itu
melahirkan seorang“revolusioner” baru, Matthew VanDyke.
Dari Afganistan, dia sempat pulang ke kam-
pung halamannya di Baltimore, Amerika. Hanya
dua bulan di rumah, Matthew kembali terbang
2011 itu bukan lagi Libya yang dia kenal. Zaman
tengah bergerak. Rakyat Libya, yang bertahun-
tahun dikendalikan dengan tangan besi olehMuammar Qadhafi, mulai berontak.
Nuri, yang dikenal Matthew sebagai peng-
usaha truk, mengenakan seragam militer dan
menyandang senapan AK-47 melawan diktator
Qadhafi. Bersimpati dengan perjuangan kawan
lamanya, Matthew ikut angkat senjata. “Saat
itu pasukan Qadhafi sedang ada di atas angin....
Kami asal jalan saja. Tak ada yang punya surat
pengangkatan, apalagi pangkat,” Matthew me-
nuturkan. Matthew bahkan sempat menghuni
penjara selama lima bulan.
Setelah lari dari bui, Matthew kembali ber-
tempur bersama milisi Tentara Pembebasan
Nasional melawan pasukan loyalis Qadhafi.
Bermodalkan senapan mesin buatan Rusia,dia terlibat dalam sejumlah baku tembak se-
ngit dalam pertarungan akhir melawan loyalis
Qadhafi di Kota Sirte.
Setelah pasukan Qadhafi digusur, Matthew
PROYEK INI MERUPAKANKELANJUTAN DARI KERJAKUSEBAGAI SEORANG REVOLUSIONER.”
INTERNASIONALINTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 175/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
pulang ke Amerika.
Tapi suasana Baltimore
yang damai sepertinya
tak membuat betah
Matthew. Sejak bebe-
rapa bulan lalu, Mat-thew berada di Irbil,
Kurdistan. Perusahaan yang dia dirikan, Sons
of Liberty International (SOLI), mendapat “kon-
trak” untuk melatih milisi Unit Perlindungan
Dataran Nineveh (NPU).
Hampir semua prajurit NPU berasal dari
komunitas Kristen Asiria di Nineveh, provinsi
di wilayah utara Irak. Menurut Matthew, ada
ratusan milisi NPU yang dia latih bertempur
untuk mempertahankan wilayah mereka. Se-
bagian besar dana untuk menyokong NPU di-setor oleh Organisasi Mesopotamian Amerika
(AMO), kelompok keturunan Kristen Asiria di
Amerika Serikat.
“Proyek ini merupakan kelanjutan dari ker-
jaku sebagai seorang revolusioner.... Apa yang
Matthew VanDyke diAfganistan
BBC
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 176/196
INTERNASIONALINTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 177/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
Logan dan teman-temannya sadar betul me-
reka kalah segalanya dari milisi ISIS. Lantaran
sadar kekuatan dan senjata tak seberapa, me-
reka bahu-membahu dengan milisi Peshmerga
dari Kurdistan melawan ISIS.
Ada sejumlah relawan Kristen dari pelbagai
negara yang bersimpati dengan nasib umat Kris-
ten Asiria dan bersedia mempertaruhkan nyawa
untuk mereka. Sebulan setelah menuntaskan
dinas militer di Afganistan bersama Korps Marinir
Amerika, Louis sudah berada di pesawat menuju
Bagdad.
Sekarang, bersama delapan relawan dari nega-
ra-negara Barat, Louis Park, 24 tahun, bergabung
dengan milisi Dwekh Nawsha di Kota Dohuk, wi-
layah otonomi Kurdistan. “Korps Marinir tak akan
datang ke sini.... Sejak pulang dari Afganistan, aku
sudah kangen dengan aksi,” kata Louis alias Tex.
Demi berperang bersama milisi Dwekh, Lou-
is menghabiskan US$ 3.500 dari sisa gajinya
CBS
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 178/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
selama di Korps Marinir untuk membeli tiket,
belanja senapan dan amunisi. Menurut Louis,
dia dan relawan lain tahu bahwa Dwekh meru-
pakan milisi kere, maka mereka mempersenja-
tai diri dengan ongkos sendiri.
Bermodalkan sisa gaji yang tak seberapa,
Louis terbang ke Irak. Tapi ada masalah. Menu-
rut dia, senapan AK-47 miliknya tak akan bisa
menjangkau posisi ISIS. “Satu-satunya senapan
yang bisa menembak ISIS hanya senapan PK
buatan Rusia,” kata Louis. Untuk membeli se-
pucuk senapan PK yang harganya sekitar US$
3.000 atau sekitar Rp 39 juta, dia menggalang
pengumpulan sumbangan lewat Internet. Un-
tung teman-teman dan keluarganya bermurah
hati menyumbang dana.
Menurut Louis, kebijakan pemerintah Ame-
rika dan negara-negara sekutunya tak cukup
melindungi warga Irak dan kelompok-kelompok
minoritas, seperti Kristen Asiria, dari ancaman
VECERNJI
INTERNASIONAL
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 179/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
ISIS. Dia dan sejumlah temannya yang pernah
berdinas di militer merasa terpanggil untuk
melindungi kelompok-kelompok teraniaya itu.
“Jika pemerintah tak mau berperang di sini, aku
bersedia.... Misi ini merupakan jawaban atas
doa-doaku,” kata Louis.Lain pula motivasi Brett, 28 tahun, bergabung
dengan milisi Dwekh. Punggungnya penuh
dengan tato Santo Michael. Di lengannya, ter-
tulis Raja Nineveh dalam aksara Arab. Ke mana-
mana selalu ada Alkitab mini di saku bajunya.
“Di sini aku berperang untuk mereka dan demi
keyakinanku,” kata Brett. ■ SAPTO PRADITYO | CNN | DA-
NGEROUS | BALTIMORESUN | BBC | REUTERS | WASHINGTONPOST
ANDY SPYRA
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 180/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
AVRIL LAVIGNE
LAGU UNTUKOLIMPIADEKHUSUS
RAISA
INGINPSIKOPAT
PM PALESTINA
RAMI HAMDALLAH
PILIHDAGANG
PEOPLE
PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 181/196
RAISA
INGIN PSIKOPAT
PEOPLE
PEOPLE
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 182/196
PM PALESTINA RAMI HAMDALLAH
PILIH DAGANG
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 183/196
BUKU
BUKU
TERTAWA DAN
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 184/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
RAMBUTNYA boleh memutih, punggung membungkuk, dan suaranya
kian melemah, tapi semua itu tak bisa menghentikan semangat Myra
Sidharta untuk menulis. Pada usia 88 tahun, ia dikabarkan tengah me-
nulis beberapa buku yang ditargetkan rampung pada ulang tahunnya
ke-90 nanti.
Buku Seribu Senyum dan Setetes Air Mata, yang diluncurkan Maret lalu, meru-
JUDUL BUKU:Seribu Senyum dan Setetes AirMata
PENULIS:Myra Sidharta
PENERBIT:
Penerbit Buku Kompas
TERBITAN:Maret 2015
TEBAL:328 halaman
MESKI MENGUASAI
LIMA BAHASA, MYRASIDHARTA TAK PERNAH
MEMAMERKANKELEBIHANNYA ITU
LEWAT TULISAN.
TERTAWA DAN
BERKACA-KACABERSAMA
MYRASIDHARTA
D E T I K C O M
BUKU
pakan kumpulan 52 esainya yang tersebar di berbagai media dalam kurun waktu
1983-2011. Menyimak isu-isu yang ditulis, sarjana psikologi dari Rijksuniversiteit
Leiden, Belanda, ini punya minat, perhatian, dan wawasan amat beragam. D E T I K
BUKU
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 185/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
, , p y , p , g
Gaya menulisnya mengalir ringan, jenaka, dan kadang nakal. Ia mengisahkan
mereka yang “datang” versus yang “pergi”. Tulisannya bisa membuatpembaca tertawa tapi kemudian bisa terharu dan berkaca-kaca.
Simak saat ia mencari rumah nenek moyangnya di Meixian, sebelah
utara Provinsi Guangzhou, misalnya. Myra mengisahkan bagaimana ka-
keknya terpaksa menjual adiknya untuk mencari ongkos pergi merantau.
Sungguh mengharukan. Tulisan ini pernah dimuat di Intisari pada 1983.
Lain lagi saat mengulas semrawutnya lalu lintas dan sikap para pe-
ngemudi, misalnya, Myra mengutip pendapat psikolog kondang M.A.W.
Brouwer. “Orang Indonesia adalah orang yang paling ramah di dunia, tetapi di
belakang kemudi langsung menjadi binatang yang paling buas.”
Tulisan yang dimuat di The Jakarta Post, 9 Juni 1996, itu hingga kini masih,
bahkan mungkin kian, relevan. Tak ada perubahan berarti, meski Presiden Joko
Widodo sudah mencanangkan revolusi mental.
Agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan selama dalam perjalanan, Myra
menyarankan agar dalam mengemudi lebih baik banyak mengalah. “Mengalah
tidak saja bentuk kesopanan, tetapi juga berarti menyelamatkan diri,” tulisnyadi halaman 187.
Selain masalah sosial dan budaya, Myra menekuni soal sejarah kuliner. Dalam
buku ini, ada tiga tulisan yang bercerita tentang makanan, yakni “Penyebutan
Tahu yang Tersembunyi”, “Renungan Mengenai Makanan Tionghoa”, dan “Seja-
S U D R A J A T /
M A J A L A H
Gaya menulisnyamengalir ringan, jenaka,dan kadang nakal.
BUKUBUKU
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 186/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
rah Panjang Semangkuk Mi”.Tahu, tulis Myra, masuk ke Indonesia oleh pasukan Kubilai Khan pada 1292.
Bagi Kediri di Jawa Timur, tahu menjadi bagian dari sejarah kotanya. Tapi, yang
kerap muncul di televisi, penghasil tahu paling terkenal justru Sumedang di Jawa
Barat.
A N T A R A F O T O
BUKU
Terlepas dari hal itu, “Tahu adalah makanan untuk orang kaya maupun miskin.
Hotel bintang lima menyajikan macam-macam resep tahu, mulai yang lembut
sampai yang goreng renyah,” tulis Myra.
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 187/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
p y g g g y y
lll
Myra lahir dengan nama Ew Yhong Tjhoen Moy pada 6 Maret 1927 di
Belitung, tapi kakek Myra berasal dari Tiongkok. Sang kakek beremigrasi ke
Indonesia dalam rangka mencari kehidupan yang lebih baik. Moy berganti
nama menjadi Myra Sidharta merujuk instruksi rezim Orde Baru pada awal
1970-an.
Bakat menulis Myra sudah tumbuh sejak kanak-kanak. Hal ini berkat ber-
bagai buku yang dilahapnya. Ia lebih suka membaca ketimbang membantu
ibunya memasak di dapur.
Selepas sekolah menengah di Belitung dan lulus kuliah psikologi di Rijksuni-
versiteit Leiden pada 1958, Myra mengajar psikologi di Universitas Indonesia,
tapi kemudian ia lebih banyak memberi perhatian pada isu-isu seputar ma-
syarakat Tionghoa di Indonesia. Dalam beberapa tulisannya, Myra juga me-
nyentuh isu-isu yang terkait masalah gender dan hak-hak perempuan meskipun
ia tak pernah menyebut dirinya sebagai feminis.Meski menguasai lima bahasa, yakni Indonesia, Mandarin, Inggris, Belanda,
dan Prancis, ia tak pernah memamerkan kelebihannya itu. Kata maupun istilah
dalam tulisannya selalu diupayakan sesederhana mungkin. nSUDRAJAT
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MAY 2015
Dalam beberapatulisannya, Myra jugamenyentuh isu-isuyang terkait masalahgender dan hak-hak
perempuan meskipunia tak pernahmenyebut dirinyasebagai feminis.
SENI HIBURAN PAMERAN
SENI HIBURAN PAMERAN
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 188/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 MARET - 3 MEI 2015
MIMPI BUKAN SEKADAR BUNGA TIDUR. SE TIDAKN YA BAGI
PEN Y PUJIA TI. BELASAN MIMPIN YA TERABADIKAN DALAM
KAR YA GRAFIS MENA WAN.
MIMPI INDAH N E G E R I I TA L IA
FO TO: SIL VIA / /DE TIK COM
SENI HIBURAN PAMERAN
ERAPA banyak dari kita
yang ingat apa isi mimpi
semalam? Bagaimana ceri-
kan begitu mata terbuka?
Peny Pujiati menyimpan mimpi demikian
rapi dalam ingatan sampai terbangun keesok-
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 189/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
ta mimpi itu berawal dan
bagaimana berakhirnya?Ataukah seperti kebanyak-
an, mimpi sekadar pengisi
tidur untuk segera dilupa-
an paginya. Ingatan itu terus menggedor-
gedor hingga Peny tuangkan dalam gambarbermedia pulpen Boxy biru di atas blocknote
12 x 10 sentimeter. Gambarnya detail dengan
ketelatenan yang luar biasa dalam mengisi
satu bidang gambar.
A Girl Who Look Towards the Sea misal-
nya. Di situ tergambar seorang gadis duduk
menghadap belakang, menghadap laut. Ram-
but panjangnya ditiup angin. Di atasnya awan
bergulung-gulung, sementara di latar depan
adalah rumah-rumah batu dengan pintu me-
lengkung.
Di sisi tiap gambar, Peny tampilkan juga
deskripsinya dalam kalimat seperti berikut
ini: Satu hari saya terdampar di perumahan
dengan bangunan segiempat berwarna merahmuda dan pintu melengkung. Tak ada seorang
pun di sana. Sebuah mobil kotak berkeliling di
situ tanpa henti. Lalu saya lihat seorang gadis
berlari, yang tanpa sengaja saya ikuti dari bela-
SENI HIBURAN PAMERAN
kang, keluar dari gerbang dan
menuju laut.
Pantai dengan pasir ber-
grafer di bidang periklanan.
Menggambar adalah hobi-
nya. Dia belajar fotografi
SENI HIBURAN PAMERAN
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 190/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
warna cokelat, air biru terang,
dan langit hijau toska. Awanbergulung ditemani camar
terbang dan saya berdiri di
belakang. Ketika saya coba
memanggilnya, saya sadari,
setelah ini mungkin akan
jadi adegan horor yang me-
negangkan. Maka saya lebih
baik bangun dari mimpi.
Gambar-gambar yang
berisi mimpi Peny Pujiati
ditampilkan dalam pameran
bertema Sogni d’Oro (Mimpi
Indah) di Pusat Kebudayaan
Italia, Jakarta, 17-24 April
2015. Selain gambar, dipa-merkan pula foto-foto dari
perjalanannya ke Italia pada
Februari 2015.
Peny Pujiati adalah foto-
di Fakultas Seni Rupa dan
Desain Universitas Trisakti(angkatan masuk 2001), ber-
lanjut di Kelas Pagi Jakarta
Anton Ismael angkatan ke-2
pada 2007.
Peny kemudian belajar
bahasa Italia di Pusat Kebu-
dayaan Italia, Jakarta, mulai
2008 dan mendapat beasis-
wa untuk mendalami bahasa
Italia langsung ke negara
asalnya pada Januari-Maret
2010. Peny mengulang kun-
jungannya ke Italia pada 2012
dan 2015.
Sogni d’Oro adalah pamer-annya yang ke-3. Pada 2010,
Peny menggelar pameran
fotografi bertajuk Cartoline
dall’Italia (Kartu-kartu Pos
SENI HIBURAN PAMERAN
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 191/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
dari Italia) di Pusat Kebudayaan Italia, Jakarta.
Acara ini menjadi ajang inisiasi seninya, ter-
utama sebagai penerima beasiswa dari peme-
rintah Italia yang memberinya kesempatan
tinggal dan mengalami perjalanan seni serta
spiritual di Italia.
Pameran solo lainnya, Biroe, pada Februari
2015, berlangsung di Third Eye Space Studio,
Jakarta, sebagai penanda Peny bukan semata-
mata sebagai tukang gambar, melainkan ter-
utama sebagai fotografer, dan menampilkan
transformasi artistiknya.
SENI HIBURAN PAMERAN
Sogni d’Oro menuturkan kisah-kisah dalam
mimpinya, beberapa berlangsung di Italia.
“Mimpi saya kadang kala absurd,” ujar Peny
gambarnya.
Selain A Girl Who Look Towards the Sea
yang mimpinya berhasil dia hentikan sendiri
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 192/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
seusai pembukaan pameran, Jumat, 17 April
2015. Ucapan itu seakan merangkum sekali-gus merupakan benang merah karya-karya
sebelum jadi adegan horor, tengok A Tent
Made from Dragon’s Corpse tentang Penydan kawan-kawan pada suatu malam mene-
SENI HIBURAN PAMERAN
mukan kulit naga teronggok sete-
lah ditinggalkan pemiliknya, sang
naga Mereka akhirn a memasang
cerianya seorang turis, seorang
asing yang punya kesan menda-
lam pada Italia Misal empat foto
SENI HIBURAN PAMERAN
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 193/196
MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015MAJALAH DETIK 27 APRIL - 3 MEI 2015
naga. Mereka akhirnya memasang
tonggak-tonggak di dalam kulit
naga, lalu berkemah di dalamnya.
Sebagai seniman multitalenta,
karyanya unik, dengan sentuhan
hangat, idealis, penuh keterbukaan,
dan sarat akan nilai berbagi. Foto-
foto hitam-putihnya lebih bersifat
kontemplasi. Seperti Il gatto di Ci-
vita, tentang kucing yang duduk dibawah bayangan pohon di depan
bangunan tua; atau Tevere, yang
menampilkan seorang lelaki berja-
lan menyusuri deretan pohon di
sisi sungai, sementara di kejauhan
menyembul kubah gereja di antara
bangunan lain yang lebih rendah.
Sebaliknya, foto-foto berwarna-
nya, sebagian diambil mengguna-
kan ponsel pintar, menunjukkan
lam pada Italia. Misal empat foto
yang dijuduli Il Dolce di Firenze,
Mangiate la Pizza in Italia!, Panino
dall’ Antico Vinaio, dan Un Bis-
cottino Davanti al Tempio Rotondo.
Peny memotret empat kudapan
berbeda di tangannya dengan
latar belakang bangunan tetenger
(landmark ) Italia.
“Mimpi bukanlah sesuatu yangtiada guna,” demikian tertulis
dalam katalog pameran, sebalik-
nya, dengan berbagi mimpi dapat
menginspirasi orang lain, penikmat
karyanya. Perjalanan Peny adalah
perjalanan khayal sekaligus nyata,
yang mengantarkan pesan artistik
dari satu nuansa. Karya otentik
yang jadi khasnya. ■
SILVIA GALIKANO
FILM PEKAN INI
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 194/196
ADA masa keemasannya, bintang film Riggan Thomson (Michael Keaton) sangat
terkenal karena memerankan karakter superhero Birdman. Tapi, di usianya yang sudahtidak muda, Riggan harus menerima kenyataan dirinya sudah mulai dilupakan.
Riggan pun mencoba tantangan baru dengan menjadi pemain, penulis, sekaligus su-
tradara dalam sebuah pertunjukan teater. Tidak hanya berusaha keras untuk sukses,
Riggan kini menemui kesulitan, mulai para pemainnya, anaknya, sampai bagaimana
mendapat kritik positif dari kritikus tentang pertunjukannya.
JENIS FILM: COMEDY DRAMA ROMANCE | PRODUSER:ARNONMILCHAN JAMESW SKOTCHDOPOLE
BIRDMAN
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 195/196
THE 7TH INTERNATIONAL
KAMPOENG JAZZ 2015
2 MEI 2015, PUKUL 15.00 WIB
d d
#WARASO7 LIVE IN
CONCERT
2 MEI 2015, PUKUL 18.00 WIB
Hotel Aston Cirebon, SapphireGrand Ballroom, Cirebon
Promotor: Malala Enterprise
Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta
Gratis. Pendaftaran paling lambat 24 April ke e-mail: even-
1 10 MEI 2015
PARKIRAN JAZZ
KAMIS, 30 APRIL 2015,
PUKUL 19.30 WIB
Balai Soedjatmoko, Solo
SUONI
ITALIANI:
STEFANO
BOLLANI
EUROPE ON
SCREEN
28 APRIL 2015,
PUKUL 19.30 WIB
7/21/2019 MajalahDetik_178
http://slidepdf.com/reader/full/majalahdetik178 196/196
Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4 Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472
Email: [email protected]
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
@majalah_detik majalah detik
Recommended