KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik tanpa halangan suatu apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum III
tentang teori evolusi.
Terima kasih kepada Bapak H. Hendriwan, Drs. M.M yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik yang disengaja maupun
tidak.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami sebagai penulis dan pembaca pada umumnya.
Ciamis, 27 Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. Ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iiii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................... 11.1 Latar Belakang........................................................................ 11.2 Rumusan Masalah................................................................... 11.3 Tujuan...................................................................................... 11.4 Manfaat.................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................... 32.1 Teori Evolusi........................................................................... 32.2 Macam-macam Evolusi........................................................... 82.3 Petunjuk Evolusi..................................................................... 92.4 Mekanisme Evolusi................................................................. 162.5 Terbentuknya Spesies Baru..................................................... 212.6 Teori Evolusi Modern............................................................. 222.7 Keruntuhan Teori Evolusi....................................................... 252.8 Teori Asal-Usul Kehidupan..................................................... 34
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 383.1 Kesimpulan.............................................................................. 383.2 Saran........................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 39
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk yang hidup pada era modern, kita hanya mengenal
berbagai spesies yang hidup saat ini. Berdasarkan berbagai fosil yang telah
berhasil ditemukan, ternyata sejak jutaan tahun yang lalu bumi telah dihuni
makhluk hidup yang ada sekarang. Hal tersebut diyakini bahwa makhluk hidup
terus berevolusi dari waktu ke waktu dan terus beradaptasi untuk bertahan hidup.
Teori evolusi adalah salah satu teori yang masih hangat dipertentangkan
hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya
belum ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang
sejarang perkembangan makhluk hidup.
Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya
berbagai makhluk hidup yang ada di dunia saat ini, mempelajari bagaimana
berbagai spesies tumbuhan dan hewan dapat memunculkan spesies baru seiring
dengan berjalannya waktu, dan bagaimana spesies-spesies yang berbeda dapat
memiliki kekerabatan.
1.2 Rumusan Masalah
Siapakah yang menjadi pencetus teori evolusi?
Ada berapa jenis evolusi ?
Bukti-bukti apakah yang menunjukkan adanya evolusi?
Bagaimanakah mekanisme evolusi terjadi?
Faktor apa yang menyebabkan terbentuknya spesies baru?
Bukti apakah yang menyebabkan runtuhnya teori evolusi?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui teori-teori evolusi yang dikemukakan beberapa ahli
dan serta prosesnya dari waktu ke waktu hingga runtuhnya teori evolusi oleh
penemuan-penemuan baru yang dapat membuktikan bahwa teori evolusi tidak
dibenarkan.
1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam mata kuliah Biologi Umum
III khususnya tentang teori-teori evolusi yang dikemukakan oleh beberapa ahli
sebagai referensi tidak untuk diyakini mengingat teori evolusi tersebut
bertentangan dengan ajaran agama.
BAB 2 PEMBAHASAN
Kata evolusi awalnya diungkapkan oleh seorang ahli filsafat dari Inggris,
Herbert Spencer. Menurut Spencer, konsep evolusi yang dimaksud adalah
berkaitan dengan suatu perkembangan ciri atau sifat dari waktu ke waktu melalui
perubahan bertingkat. Pengertian yang dikemukakan oleh Spencer tersebut
menunjukkan terjadinya suatu proses perubahan.Akan tetapi belum mengarah
pada evolusi kehidupan. Dalam perkembangannya, evolusi digunakan oleh
seorang ahli naturalis untuk menjelaskan fenomena kehidupan yang mengalami
perubahan dari waktu ke waktu.
Evolusi adalah perubahan genotip pada suatu populasi yang berlangsung
secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang sangat panjang. Evolusi dalam
biologi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari
generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun.
Ciri-ciri proses evolusi sebagai berikut :
Evolusi adalah perubahan dalam satu populasi bukan perubahan individu.
Perubahan yang terjadi hanya frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan
sebagian besar sifat gen tidak berubah.
Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya.
Dengan kata lain harus ada perubahan genetik dalam evolusi.
Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor
pengarah sehingga evolusi adalah perubahan yang selektif.
2.1 Teori Evolusi
2.2.1 Teori evolusi Jean Lamarck
Jean Baptiste Lamarck (1774-1829) adalah seorang ahli biologi dari
Perancis yang membuat suatu teori mengenai makhluk hidup yang sederhana
dengan yang modern mamiliki suatu hubungan asal-muasal. Teori Lamarck
dikenal dengan paham "use and disuse" dari buku Philosophie Zoologique yang
sudah tidak dapat diterima.
Dalam bukunya lamarck menjelaskan teorinya dengan inti sari sebagai berikut di
bawah ini :
1) Makhluk hidup sederhana adalah nenek moyang dari makhluk hidup yang
sempurna / modern dengan tingkat kompleksitas yang tinggi.
2) Makhluk hidup akan senantiasa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya dengan menggunakan organ tubuhnya.
3) Organ tubuh yang sering dipakai atau digunakan akan berkembang ke taraf
yang lebih baik, sedangkan organ yang jarang ataupun yang tidak pernah
digunakan akan menghilang.
4) Perubahan organ tubuh akan diwariskan dan diturunkan ke generasi
berikutnya atau keturunannya.
Evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungannya dapat diturunkan. Organ yang mengalami
perubahan karena terus menerus dipakai akan berkembang makin sempurna dan
organ yang tidak diperlukan lagi lama kelamaan perkembangannya menurun dan
akhirnya rudiment atau atrofi. Teori Lamarck disanggah Weismann.
Contoh yang digunakan lamark untuk memperkuat teorinya adalah pada
jerapah yang memiliki leher panjang karena kebiasaannya memakan dedaunan
dari pohon. Jerapah diduga memanjangkan lehernya untuk dapat mencapai pohon
yang semakin tinggi. Kondisi pemanjangan leher ini diwariskan pada generasi
berikutnya, yang akan memiliki leher yang sedikit lebih panjang dan pada
generasi berikutnya akan lebih panjang lagi.
Persamaan teori lamack dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama
terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada
yang menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh
kuantitas penggunaan organ tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam.
Gambar 2.1 Pandangan tentang cara jerapah memiliki leher panjang
2.2.2 Teori Evolusi Charles Darwin
Charles Darwin ialah seorang peminat ilmu alam yang dikenal sebagai
pengarang buku yang terkenal " The Origin Of Species" . Beliau dilahirkan pada
tahun 1809 di bandar Shrewsbury. Dari Amerika Selatan beliau belayar ke utara,
ketika merapat di Kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai makhluk
yang menarik perhatiannya terutama burung-burung Finch. Burung Finch yang
ada di Kepulauan Galapagos memiliki bentuk paruh burung yang lebih bervariasi
berbeda dengan yang ada di Inggris.
Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies
sebelumnya. Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.
Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin. Sementara teori pertama di
atas telah ada sejak jaman Yunani kuno, hanya saja Darwin menjelaskannya
secara lebih tajam dan detil.
Ide-ide Darwin berdasarkan observasi dan pemikirannya adalah :
1) Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan.
Tidak ada dua individu yang sama persis dalam satu spesies (kecuali
kembar identik).
2) Jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak dari yang dapat bertahan
hidup.
3) Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar
mampu bertahan hidup.
4) Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka
dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
5) Sebagai akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu dengan
sifat yang adaptif terhadap lingkungan dapat hidup dan menurunkan sifat
tersebut pada keturunannya. Seleksi alam akhirnya akan mengubah sifat
dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.
Fenomena jerapah dengan leher panjang dijelaskan oleh Darwin dengan
melihat dari sudut pandang adanya variasi. Menurut Darwin, jerapah pada
mulanya ada yang berleher panjang dan ada yang berleher pendek. Jerapah yang
berleher pendek tidak mampu bertahan hidup karena kalah dalam berkompetisi
dengan jerapah berleher panjang untuk memperoleh makanan berupa dedaunan
pada pohon yang tinggi. Akibatnya populasi jerapah berleher pendek menjadi
punah dan tinggal populasi jerapah berleher panjang yang mampu bertahan hidup
di lingkungannya (Hukum survival of the fi ttest). Supaya kalian lebih memahami
konsep evolusi Darwin.
Gambar 2.2 Pandangan jerapah menurut Lamarck dan Darwin
Dari pendapat para ahli di atas, munculah Teori Evolusi yang terbaru
yakni yang dikenal sebagai Teori Sintetik. Teori ini merupakan gabungan dari
teori Lamarck, Darwin, dan hukum pewarisan Mendel yang isinya
mengungkapkan bahwa evolusi terjadi karena perubahan frekuensi gen dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. Ahli lain bernama De Vries melengkapi teori ini
dengan menyatakan bahwa evolusi terjadi karena perubahan frekuensi gen akibat
mutasi.
2.2.3 Teori evolusi August Weissman
Friedrich Leopold August Weismann adalah seorang ahli biologi
evolusi yang berkebangsaan Jerman. Ernst Mayr menempatkannya sebagai ahli
teori evolusi terpenting kedua abad ke-19 setelah Charles Darwin. Weismann
menjadi Direktur Zoological Institute dan profesor pertama Zoologi di Universitas
Freiburg.
Kontribusi utamanya adalah teori plasma nutfah, yang menurut teori ini,
pewarisan pada organisme mulitseluler hanya terjadi melalui sel nutfah seperti sel
telur dan sel sperma. Sel-sel lainnya pada tubuh (sel somatik) tidak berfungsi
sebagai agen pewarisan. Akibatnya adalah, sel nutfah yang memproduksi sel
somatik tidak dipengaruhi oleh kemampuan baru apapun yang sel somatik
dapatkan selama hidupnya. Informasi genetik tidak dapat diwariskan melalui
plasma soma ke plasma nutfah ataupun dari generasi ke generasi. Ini disebut
sebagai sawar Weismann.
Gagasan mengenai sawar Weismann ini berperan penting dalam sintesis
evolusi modern. Menurut Weismann, proses mutasi acak yang terjadi pada gamet
merupakan satu-satunya sumber perubahan pada makhluk hidup yang diseleksi
oleh seleksi alam. Gagasan Weismann ini muncul sebelum karya Gregor Mendel
ditemukan kembali.
Selain itu, ia berpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh
lingkungan. Ia membuktikan pendapatnya dengan mengawinkan 2 tikus yang
dipotong ekornya. Hingga gnerasi ke 21, semua anak tikus yang dilahirkan dari
keturunan 2 tikus tadi berekor panjang. Weissman pun menyimpulkan bahwa :
1) Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke
generasi berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa teori Lamarck tidak
benar.
2) Evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui sel kelamin.
2.2 Macam-macam Evolusi
Berdasarkan arahnya, evolusi dibedakan menjadi dua :
1. Evolusi progresif :
Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan dapat
bertahan hidup (survive). Contohnya peristiwa evolusi pada burung Finch.
2. Evolusi regresif (retrogresif) :
Evolusi regresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan menjadi
punah. Contohnya peristiwa evolusi yang terjadi pada dinosaurus.
Berdasarkan skala perubahannya, evolusi dapat dibedakan menjadi dua:
1. Makroevolusi
Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan
perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada
terbentuknya spesies baru.
2. Mikroevolusi
Berkebalikan dengan makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi
yang hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya
mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom.
Berdasarkan hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua:
2.4.1 Evolusi Divergen
Evolusi divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal
dari satu spesies menjadi banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada
peristiwa terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang
yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.
2.4.2 Evolusi Konvergen
Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan
pada adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama
dari nenek moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-
lumba. Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat
dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba
termasuk dalam mamalia.
2.3 Petunjuk Evolusi
Bukti-bukti yang mendukung teori evolusi meliputi:
2.4.1 Variasi makhluk hidup yang berasal dari satu keturunan
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua makhluk hidup yang identik
sama. Bahkan anak kembar sekalipun pasti mempunyai suatu perbedaan.
Demikian juga dengan individu-individu yang termasuk dalam satu
spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kefaalan, kebiasaan dan lain
sebagainya. Jadi antar individu dalam satu species terdapat variasi. Hal ini dapat
terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan lain-
lain. Variasi-variasi satu species dalam perkembangan berikutnya akan
menurunkan keturunan yang berbeda. Bila variasi di dalam species itu menghuni
daerah yang berbeda, maka dalam perkembangannya akan menghasilkan varian
yang berbeda.
Proses seleksi terhadap berbagai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan
selama bertahun-tahun akan menghasilkan varian yang makin jauh berbeda
dengan moyangnya. Pemuliaan berbagai species liar secara berangsur-angsur akan
menghasilkan species baru yang menguntungkan manusia. Jadi dapat disimpulkan
bahwa adanya variasi merupakan petunjuk adanya evolusi yang menuju ke arah
terbentuknya spesies-spesies baru.
2.4.2 Fosil di berbagai lapisan bumi
Fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa binatang atau tumbuhan yang telah
membatu. Fosil merupakan catatan sejarah yang sangat penting sebagai petunjuk
adanya evolusi.
Dari hasil penelitian fosil diketahui bahwa pada masa lampau terdapat
flora dan fauna yang sekarang tidak ditemukan lagi. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan iklim, air, keadaan tanah, suhu, dan lain-lain. Dengan membandingkan
struktur tubuh hewan yang menjadi fosil dan hewan sekarang, dapat disimpulkan
bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan sekarang.
Beberapa tokoh yang mempelajari fosil hubungannya dengan evolusi,
yaitu :
Leonardo da Vinci (Itali, 1452 – 1519)
Merupakan orang pertama yang berpendapat bahwa fosil merupakan suatu
bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
George Cuvier (Prancis, 1769 – 1532)
Ahli anatomi perbandingan, yang mengadakan study perbandingan antara
fosil-fosil dengan makhluk hidup yang ada sekarang. Selanjutnya
menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk hidup
yang berbeda dari masa ke masa (atau pada setiap yang berbeda diciptakan
makhluk yang berbeda pula. Setiap masa diakhiri dengan kehancuran
alam, faham ini dikenal dengan kataklisma.
Charles R. Darwin (1809-1882) berpendapat bahwa:
- Makhluk hidup di lapisan bumi yang lebih tua mengadakan perubahan
bentuk disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda.
- Fosil di lapisan bumi muda berbeda dengan bumi tua.
- Adanya evolusi dapat ditunjukkan dengan menggunakan sederetan
fosil-fosil yang ditemukan dalam lapisan bumi dari yang tua sampai
yang muda yang menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-
angsur.
Secara umum, fosil-fosil yang ditemukan tidak utuh dan yang dianggap
lengkap ialah fosil kuda. Perkembangan dari Eosin sampai sekarang. Berdasarkan
para penyelidik Amerika, Mars dan Osborn, sebagai berikut :
Zaman Nama Kuda
Kuku-kukunya
Pada kaki
Depan
Pada kaki
belakang
Eosin ke bawah Eohippus 4 buah 3 buah
(58 juta tahun
lalu) yang ke-5
yang pertama dan
ke-5
tidak sempurna Membelah
Eosin tengah Orohippus 4 buah 3 buah
yang ke-5
yang pertama dan
ke-5
membelah Membelah
Oligosin (36 juta Mesohippus 3 sempurna 3 sempurna
tahun lalu) kuku samping
kedua kuku
samping
menyentuh tanah menyentuh tanah
yang ke-5
membelah
Miosin (25 juta Miohippus 3 buah 3 buah
tahun lalu) Protohippus
ketiga kuku
samping
ketiga kuku
samping
Merryhippus
tidak menyentuh
tanah
tidak menyentuh
tanah
Pliosin (13 juta Hiparion satu yang sempurna satu yang
sempurna
tahun lalu)
ke-2 dan ke-4
mengala
ke-2 dan ke-4
mengala
mi rudimenter mi rudimenter
Pleistosin (2 juta Equus (hidup
tahun lalu
sampai
sekarang)
Gambar 2.3 Evolusi kuda
Perubahan-perubahan yang terjadi dari Eohippus hingga Equus sebagai
berikut :
Bagian tubuh Perubahannya
Tubuh Semula Eohippus sebesar kucing
Equus seperti terlihat sekarang
Kepala makin besar
jarak antara ujung mulut hingga
bagian mata makin panjang
Leher makin panjang
gerakannya makin lincah
Geraham muka dan makin besar
Belakang bentuknya lebih sesuai untuk
pemakan rumput-rumputan
Anggota tubuh makin panjang
(kaki depan dan belakang) larinya makin cepat
gerakan rotasi tubuh menjadi mundur
Jari kaki (kuku) dari 5 jari menjadi satu yaitu jari tengah
bentuknya makin panjang
jari ke-2 dan ke-4 berupa organ
rudimeter
yang tidak berfungsi lagi
Perubahan-perubahan yang ditunjukkan fosil kuda menunjukkan adanya evolusi.
2.4.3 Homologi alat-alat tubuh
Alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda
namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama disebut homolog. Contohnya,
tungkai-tungkai hewan yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda, ada yang
digunakan untuk berenang, untuk terbang, untuk berlari dan sebagainya.
Gambar 2.4 Homologi alat tubuh
Alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun
karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai
fungsi yang sama. Contohnya, sayap kelelawar dan sayap burung serta kaki kuda
dan kaki harimau.
Peristiwa homolog dan analog menunjukkan adanya hubungan
kekerabatan antara hewan-hewan yang satu dengan yang lain. Dari pengertian dan
contoh, tampak bahwa homologi menunjukkan adanya kekerabatan yang lebih
dekat diantara anggota yang bersangkutan. Adapun analogi belum tentu
menunjukkan adanya hubungan kekerabatan diantara hewan yang bersangkutan.
2.4.4 Perbandingan fase embrio
Perkembangan individu dari zigot sampai dewasa disebut ontogeni. Jika
dilihat dari keadaan zigot sampai individu muda, kita seperti menyaksikan evolusi
makhluk hidup secara singkat. Fase-fase dalam ontogeni tersebut seperti urutan
munculnya filum-filum filogeni yang berlangsung jutaan tahun. Perhatikan fase-
fase ontogeni dan urutan munculnya filum-filum berikut ini.
a) Fase zigot seperti kelompok Filum Protozoa.
b) Fase morula seperti protozoa berkoloni yang individunya dapat
dibedakan.
c) Fase blastula seperti koloni volvox.
d) Fase gastrula awal seperti filum Coelenterata.
e) Fase gastrula akhir dengan selomdari lapisan lembaga seperti filum
Annelida.
f) Fase embrio sampai janin dan individu seperti munculnya filum
Chordata.
Secara ringkas, kita dapat menegaskan bahwa ontogeni itu merupakan
ulangan singkat dari filogeni,
Ontogeni : telur – zigot – morula – blastula – gastrula- embrio – individu
Filogeni : Protozoa – Coelenterata – Annelida – Chordata
Pendapat ini disebut Teori Rekapitulasi dari Von Baer. Hubungan
kekerabatan diantara anggota vertebrata ditemukan kembali pada tahap-tahap
awal embrionya.
Gambar 2.5 Perbandingan fase embrio
2.4.5 Perbandingan Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara berbagai makhluk hidup
mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
pembentukan ATP dan penggunaannya dalam berbagai proses kehidupan
adalah serupa pada hampir semua organisme.
2.4.6 Petunjuk Secara Biokimia
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara
antigen-antibodi. Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut
digunakan untuk menentukan jauh dekatnya hubungan antara organisme yang satu
dengan yang lainnya.
2.4.7 Alat-alat tubuh yang tersisa
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-
alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai dan jumlahnya sangat
banyak. Contoh sisa alat tubuh yang ditemukan pada manusia antara lain:
selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
tulang ekor
gigi taring yang runcing
umbai cacing
2.4 Mekanisme Evolusi
2.4.1 Mutasi gen
Mutasi merupakan perubahan materi genetik yang bersifat menurun.
Mutasi dapat terjadi pada semua organisme dan merupakan sumber dari adanya
variasi hereditas. Mutasi gen adalah perubahan struktur kimiawi dari gen yang
terjadi tanpa atau karena pengaruh faktor luar (alami/buatan). Penyakit molekuler
Hb yang paling adalah penyakit anemia sel sabit. Penyakit ini ditentukan oleh gen
resesif autosomal yang menyebabkan kelainan darah yang fatal jika dalam
keadaan homozigot. Vernon Ingram, dengan menggunakan teknik elektroforesis,
menemukan adanya perbedaan molekuler antara Hb normal (HbA) dan Hb sel
sabit (Hb).
Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang penting dan dapat
memunculkan spesies baru dengan sifat yang lebih baik, tergantung dari angka
laju mutasi. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan jumlah gen
yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu
spesies. Angka laju mutasi tersebut sangat kecil, tetapi merupakan mekanisme
yang sangat penting karena setiap gamet mengandung beribu-ribu gen.
Gambar 2.6 Bagan Mutasi
Di alam, mutasi yang menguntungkan lebih kecil daripada mutasi yang
merugikan. Mutasi yang menguntungkan, antara lain dihasilkannya spesies yang
adaptif serta dihasilkannya spesies yang vitalitas dan viabilitasnya sangat tinggi.
Mutasi yang merugikan, antara lain dihasilkannya gen letal yang menimbulkan
mutasi letal, serta keturunan yang tidak adaptif. Angka laju mutasi yang
menguntungkan 1 : 1000 (artinya bila terjadi 1000 mutasi, 1 diantaranya
menguntungkan).
Untuk mengetahui angka laju mutasi, dapat dicontohkan dengan
perhitungan seperti berikut:
1. Angka laju mutasi per gen = 1 : 100.000. Jumlah gen dalam satu individu
yang mampu bermutasi = 1000. Perbandingan mutasi yang
menguntungkan dengan mutasi yang merugikan = 1 : 1000. Jumlah
populasi setiap generasi = 200 juta. Jumlah generasi selama species itu ada
= 5000. Berapakah kemungkinan terjadinya mutasi yang menguntungkan
selama species itu ada?
Jawab:
Jumlah mutasi gen yang menguntungkan yang mungkin terjadi adalah:
Pada satu individu: = 1/100.000 x 1000 x 1/1000 = 1/100.000
Pada tiap generasi = 1/100.000 x 200.000.000 = 2000
Selama species itu ada (5000 generasi) 2000 x 5000 = 10.000.000
2.4.2 Frekuensi gen pada populasi
Hukum Hardy-Weinberg
Seorang profesor matematika dari Inggris Godfrey Harold Hardy dan
dokter Jerman Wilhelm Weinberg secara terpisah mempublikasikan analisisnya
mengenai keseimbangan gen dalam populasi yang dikenal sebagai Hukum
Hardy-Weinberg yang menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen dalam
populasi dapat tepat syabil dan tetap berada dalam keseimbangan dri satu generasi
ke generasi dengan syarat :
1. Jumlah populasi besar
2. Perkawinan secara acak atau random
3. Tidak terjadi mutasi maju atau balik
4. Tidak ada seleksi
5. Tidak ada migrasi
Frekuensi gen adalah perbandingan antara suatu gen atau genotipe
dengan gen atau genotipe yang lain di dalam suatu populasi. Andaikan frekuensi
alel A didalam populasi diumpamakan p, sedangkan frekuensi alel a
diumpamakan q, maka kemungkinan kombinasi spermatozoa dan sel telur pada
perkawinan individu heterozigot Aa X Aa ialah sebagai berikut :
Ovum / sperma A (p) A (q)
A (p)
A (q)
AA (p2)
Aa (pq)
Aa (pq)
Aa (q2)
Jumlah = p2(AA) + 2pq (Aa) + q2 (aa)
Karena (p+q)2 = 1 maka p+q = 1, sehingga p = 1 – q
Jadi untuk frekuensi dari dua buah alel di dalam suatu populasi dapat digunakan
hukum Hardy-Weinberg yang bentuknya :
p2(AA) + 2pq (Aa) + q2 (aa)
(p+q)2 = 1 maka p+q = 1, sehingga p = 1 – q
Jelaslah kiranya bahwa hukum Hardy-Weinberg sangat berguna untuk
menghitung frekuensi homozigot maupun heterozigot di dalam suatu populasi,
seperti menghitung :
Frekuensi gen kodominan
Frekuensi gen jika ada dominansi
Frekuensi gen alel ganda
Frekuensi gen terangkai – X
2.4.3 Rekombinasi
Bagian terpenting dari mekanisme evolusi adalah adanya rekombinasi
gen. Rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan, sehingga
reproduksi merupakan faktor penting dalam proses evolusi.
2.4.4 Migrasi
Individu yang meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa alel
keluar. Sebaliknya individu yang masuk ke dalam populasi (imigrasi), akan
membawa alel yang berpotensi menjadi alel baru. Pergerakan alel antar populasi
ini disebut arus gen. Migrasi menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam suatu
populasi.
Tidak adanya migrasi dapat menyebabkan perbedaan frekuensi gen antar
populasi. Spesies yang terpisah oleh letak geografis atau fisis tertentu seperti jarak
yang berjauhan atau terpisahnya populasi oleh samudra atau pegunungan tidak
mungkin mengadakan perpindahan secara normal dari daerah yang satu ke daerah
yang lain atau sebaliknya. Melalui proses evolusi, maka akan terjadi perubahan
frekuensi gen pada kedua populasi tersebut.
2.4.5 Seleksi alam
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan
keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum
dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering
disebut sebagai mekanisme yang "terbukti sendiri" karena:
Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup
dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk
bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat
yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya,
sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke
generasi selanjutnya.
Terjadinya perubahan pada suatu lingkungan hidup akan mengakibatkan
terjadinya dua hal, yaitu:
a) Organisasi yang dapat menyasuaikan diri dengan lingkungannya yang baru
akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b) Organisasi yang dapat menyesuaikan diri dengan yang baru akan mati atau
pindah ke daerah lain yang tidak mengalami perubahan lingkungan.
2.4.6 Hanyutan genetik
Perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari
populasi besar ini disebut hanyutan genetik. Salah satu sebab dari hanyutan
genetik adalah founder effect. Founder, yang dalam bahasa inggris berarti penemu
atau pendiri mengacu pada sekelompok individu yang menempati tempat baru dan
membentuk koloni tersendiri.
Population bottleneck juga dapat menjadi salah satu sebab hanyutan
genetik. Hal ini terjadi jika banyak anggota populasi yang mati dan sisanya saling
kawin hingga populasinya kembali seperti semula.
2.4.7 Perkawinan tak acak
Pada kenyataannya tidak ada perkawinan yang benar-benar acak.
Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan. Misalnya, burung merak betina
lebih memilih merak jantan dengan bulu ekor yang besar dan manusia cenderung
mengembang biakan hewan atau tanaman yang menguntung. Akibat dari
perkawinan tak acak ini, alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan
menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi. Alel dengan sifat yang tidak
disukai akan menjadi berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi.
2.5 Terbentuknya Spesies Baru
2.5.1 Isolasi
Isolasi merupakan kunci terjadinya spesies baru, karena isolasi mencegah
terciptanya kembali keseragaman antar spesies melalui hibridasi.
Macam-macam mekanisme isolasi intrinsik adalah:
1. mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan,
2. mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrida
3. mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida
Isolasi ada dua macam, yaitu:
1. Isolasi Geografis
Terjadinya spesies baru disebabkan karena karena dua populasi yang
berasal dari satu spesies yang sama terisolir oleh faktor-faktor geografis (samudra,
gunung) sehingga menghambat terjadinya interhibridisasi antara individu-individu
dalam satu populasi. Hal ini lebih dikenal dengan istilah isolasi reproduksi.
2. Isolasi Reproduksi
Dua populasi yang berbeda menghuni tempat yang sama dinamakan
populasi simpatrik. Faktor yang menghambat atau menghalangi terjadinya
interhibridisasi antara populasi simpatriks disebut sebagai isolasi reproduksi.
Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua
populasi (alopatrik) keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi
meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali
(simpatrik).
Isolasi reproduksi terjadi karena :
a) Isolasi ekologi : isolasi karena menempati habitat yang berbeda.
b) Isolasi musim : akibat berbeda waktu pematangan gamet
c) Isolasi tingkah laku : akibat berbeda tingkah laku dalam hal
perkawinan.
d) Isolasi mekanik : karena bentuk morfologi alam kelamin yang
berbeda.
e) Isolasi gamet : karena gamet jantan tidak memiliki viabilitas dalam
alat reproduksi betina.
f) Terbentuknya basta mandul
g) Terbentuk bastar mati bujang
2.5.2 Domestikasi
Domestikasi adalah membentuk hewan ternak dari hewan liar dan
tanaman budidaya dari tumbuhan yang semula liar. Pada hakikatnya domestika
adalah memindahkan makhluk-makhluk hidup dari habitat aslinya ke lingkungan
baru yang diciptakan manusia. Disamping ketiga faktor di atas, spesies baru juga
dapat terjadi melalui peristiwa poliploid yang disebabkan mutasi buatan atau
alam.
2.6 Teori Evolusi Modern
Charles darwin (abad 18) sangat terkenal dengan teori evolusinya yang
diperoleh dari pengetahuan kepulauan galapagos. Charles darwin mengemukakan
bahwa makhluk hidup berevolusi berdasarkan seleksi alam yang ada. Ketika
lingkungan berubah maka makhluk hidup akan berangsur angsur mengikuti
perubahan pada lingkungannya. Contohnya burung pemakan daging akan
perlahan lahan merubah bentuk paruhnya menjadi pemakan biji karena di
habitatnya daging mulai hilang.
Teori ini sangat terkenal karena didukung oleh para inustriawan di
berbagai negara. Mereka menganggap bahwa manusia berkembang mengikuti
lingkungannya. Mereka beranggapan buruh merupakan makhluk yang tidak
mengikuti evolusi jadi mereka ditindas semena-mena. Teori darwin ini merupakan
salah satu teori genetika lama bersama lamarck.
Namun semua itu harus kita hilangkan dengan adanya teori genetika baru
yang diawali oleh Mendel. George Mendel menyatakan sifat makhluk hidup yang
diturunkan semuanya berasal dari kedua orang tuanya. Perubahan sifat yang
terjadi pada anaknya dari orang tuanya semata-mata berasal dari keanekaragaman
genetik dari orang tua (induk=hewan dan tumbuhan). Lingkungan sama sekali
tidak mempengaruhi sifat dasar bagi makhluk hidup seperti yang diutarakan
Darwin. Memang lingkungan bisa mempengaruhi sifat, namun yang dirubah
hanya sebatas kenampakannya. Secara detail (bisa dilihat dari proses
metabolismenya seperti golongan darah) makhluk hidup yang ada didunia ini
didasari oleh kedua orang tuanya bukan karena beradaptasi dengan lingkungan.
Teori penciptaan yang berkembang saat ini meyakini bahwa semua
makhluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana bukan
dengan ketidaksengajaan. Berkembangnya Teori penciptaan tersebut didukung
oleh Hukum pewarisan sifat yang dikemukakan oleh George Mendel serta
penemuan model DNA oleh Watson dan Crick. James Watson adalah ilmuwan
paling terkemuka abad ini dalam teknik rekayasa genetika. Bersama rekannya
Francis Crick pada tahun 1953 yang lalu, keduanya mempublikasikan
penemuannya yakni struktur DNA yang terdiri dari spiral ganda. Dalam DNA itu,
Watson dan Crick menemukan pola susunan unsur kimia, yang merupakan kode
pemrograman genetik semua makhluk hidup. Kode DNA tersusun dari empat
macam nukleotida, yakni Adenin, Thymin, Cyanin dan. Guanin, yang disebut
huruf penyusun kode genetika. Polymer inilah yang menentukan pembentukan
DNA dan sekaligus juga evolusi makhluk hidup. Watson dan Crick menerima
anugerah Nobel untuk kedokteran bagi temuannya ini pada tahun 1962.
Lalu bagaimana dengan teori evolusi. Evolusi yang menyatakan makhluk
hidup turut berkembang dengan perubahan alam itu adalah SALAH. Secara
genetika modern, sifat hanya diturunkan dari kedua orang tuanya jadi tidak
mungkin menyimpang jauh. Ada satu fenomena yang mungkin membuat suatu
sifat bukan berasal dari orang tuanya yaitu MUTASI. Tapi perlu diingat mutasi
disebabkan oleh mutagen bukan dari perubahan lingkungan. Mutagen dan
segregasi bebas dari tetua menyebabkan munculnya beragam sifat di alam.
Keberagaman inilah yang mulai terseleksi oleh alam bukan alam yang
menyebabkan terjadinya keberagaman makhluk hidup. Teori evolusi dari darwin
sudah bisa ditolak mentah akan adanya ilmu genetika modern. Dari ilmu yang ada
sekarang kita mustinya tahu bahwa alam tidak pernah membuat suatu makhluk
hidup. Namun alam hanya membantu proses seleksi keberagaman yang telah ada
di alam. Tanpa adanya perubahan lingkungan makhluk hidup yang ada saat ini
akan tetap ada. Makhluk hidup yang punah hilang karena lingkungan tidak
mentolerir lagi makhluk tersebut hidup. Salah satunya akibat polusi udara yang
menjadikan banyak hewan-hewan punah.
Hasil penelitian sifat herediter Mendel dan penemuan struktur DNA oleh
Watson dan Crick membuat para ahli evolusi biologi dapat memecahkan rahasia
evolusi sejenis burung gelatik yang diamati Darwin di pulau Galapagos. Dari
struktur DNA para peneliti bukan hanya dapat mengikuti mekanisme evolusi,
melainkan juga mengetahui bagaimana organisme berubah tampilannya. Dewasa
ini diketahui, teori mutasi gen sebagai pemicu evolusi ternyata tidak tepat. Sebab
gen makhluk hidup memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat dari yang
dibayangkan. Untuk melakukan perubahan, gen ibaratnya dengan cerdik
mengaktifkan saklar yang mematikan atau menghidupkan protein tertentu dalam
sel.
Dengan pengetahuan terbaru dalam ilmu rekayasa genetika, yakni
menghidupkan atau mematikan fungsi protein atau asam amino tertentu untuk
memicu evolusi, teori Darwin mengenai evolusi yang berjalan lambat puluhan
ribu atau jutaan tahun juga dipatahkan. Sekarang semakin sering diamati evolusi
secara real time. Dapat dituntaskannya proyek genome manusia, yang
menunjukan bahwa manusia hanya memiliki 21.000 gen, nyaris sama dengan gen
tikus menunjukan, bahwa sebetulnya tidak ada apa yang disebut gen manusia.
Organisme dapat diibaratkan seperti sebuah buku. Untuk menciptakan buku baru
tidak perlu diciptakan tulisan baru, cukup menukar dan mengubah kalimatnya,
jadilah buku baru.
2.7 Keruntuhan Teori Evolusi
Sebagian orang yang pernah mendengar "teori evolusi" atau
"Darwinisme" mungkin beranggapan bahwa konsep-konsep tersebut hanya
berkaitan dengan bidang studi biologi dan tidak berpengaruh sedikit pun terhadap
kehidupan sehari-hari. Anggapan ini sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih
dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat
yang menyesatkan sebagian besar manusia. Filsafat tersebut adalah
"materialisme", yang mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang
mengapa dan bagaimana manusia muncul di muka bumi. Materialisme
mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi dan materi adalah esensi
dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup. Berawal dari pemikiran
ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta.
Di abad ke-20, teori evolusi telah terbantahkan tidak hanya oleh ilmu
biologi molekuler, tapi juga oleh paleontologi, yakni ilmu tentang fosil. Tidak ada
sisa fosil yang mendukung evolusi yang pernah ditemukan dalam penggalian yang
dilakukan di seluruh penjuru dunia.
Fosil adalah sisa jasad makhluk hidup yang pernah hidup di masa
lampau. Bentuk dan susunan kerangka makhluk hidup, yang tubuhnya segera
terlindungi dari sentuhan udara, dapat terawetkan secara utuh. Sisa kerangka ini
memberi kita keterangan tentang sejarah kehidupan di bumi. Jadi, catatan fosil lah
yang memberikan jawaban ilmiah terhadap pertanyaan seputar asal usul makhluk
hidup.
2.7.1 Khayalan Darwin
Orang yang mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang
dipertahankan dewasa ini, adalah seorang naturalis amatir dari Inggris, Charles
Robert Darwin. Darwin tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang
biologi. Ia hanya memiliki ketertarikan amatir pada alam dan makhluk hidup.
Minat tersebut mendorongnya bergabung secara sukarela dalam ekspedisi
pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S. Beagle, yang berangkat dari
Inggris tahun 1832 dan mengarungi berbagai belahan dunia selama lima tahun.
Darwin muda sangat takjub melihat beragam spesies makhluk hidup, terutama
jenis-jenis burung finch tertentu di kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa
variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka
terhadap habitat. Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan
dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut
Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan,
tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain
akibat kondisi alam.
Hipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian ilmiah apa
pun, tetapi kemudian ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat dukungan
dan dorongan para ahli biologi materialis terkenal pada masanya. Gagasannya
menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka
dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi
berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan
mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek
moyangnya. (Asal usul "sifat-sifat yang menguntungkan" ini belum diketahui
pada waktu itu.) Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari
mekanisme ini.
Darwin sadar bahwa teorinya menghadapi banyak masalah. Ia mengakui
ini dalam bukunya pada bab "Difficulties of the Theory". Kesulitan-kesulitan ini
terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata)
yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk
hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-
penemuan baru, tetapi bagaimanapun ia tetap mengajukan sejumlah penjelasan
yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan tersebut. Seorang ahli fisika
Amerika, Lipson, mengomentari "kesulitan-kesulitan" Darwin tersebut.
Harun Yahya : ketika membaca The Origin of Species, saya mendapati
bahwa Darwin sendiri tidak seyakin yang sering dikatakan orang tentangnya. Bab
"Difficulties of the Theory" misalnya, menunjukkan keragu-raguannya yang
cukup besar. Sebagai seorang fisikawan, saya secara khusus merasa terganggu
oleh komentarnya mengenai bagaimana mata terbentuk.
Saat menyusun teorinya, Darwin terkesan oleh para ahli biologi
evolusionis sebelumnya, terutama seorang ahli biologi Perancis, Lamarck.
Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan
selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah
evolusi. Sebagai contoh, jerapah berevolusi dari binatang yang menyerupai
antelop. Perubahan itu terjadi dengan memanjangkan leher mereka sedikit demi
sedikit dari generasi ke generasi ketika berusaha menjangkau dahan yang lebih
tinggi untuk memperoleh makanan. Darwin menggunakan hipotesis Lamarck
tentang "pewarisan sifat-sifat yang diperoleh" sebagai faktor yang menyebabkan
makhluk hidup berevolusi.
Namun Darwin dan Lamarck telah keliru, sebab pada masa mereka,
kehidupan hanya dapat dipelajari dengan teknologi yang sangat primitif dan pada
tahap yang sangat tidak memadai. Bidang-bidang ilmu pengetahuan seperti
genetika dan biokimia belum ada sekalipun hanya nama. Karenanya, teori mereka
harus bergantung sepenuhnya pada kekuatan imajinasi.
Di saat gema buku Darwin tengah berkumandang, seorang ahli botani
Austria bernama Gregor Mendel menemukan hukum penurunan sifat pada tahun
1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga akhir abad ke-19, penemuan
Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah awal kelahiran
ilmu genetika. Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan.
Pada tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi
genetis menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis. Alasannya adalah
kerumitan luar biasa dari kehidupan dan ketidakabsahan mekanisme evolusi yang
diajukan Darwin.
Perkembangan ini seharusnya membuat teori Darwin terbuang dalam
keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi, karena ada kelompok-
kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan mengangkat
kembali teori ini pada kedudukan ilmiah. Kita dapat memahami maksud upaya-
upaya tersebut hanya jika menyadari bahwa di belakang teori ini terdapat tujuan
ideologis, bukan sekadar kepentingan ilmiah.
2.7.2 Manusia Berahang Kera
Tengkorak Manusia Piltdown dikemukakan kepada dunia selama lebih
dari 40 tahun sebagai bukti terpenting terjadinya "evolusi manusia". Akan tetapi,
tengkorak ini ternyata hanyalah sebuah kebohongan ilmiah terbesar dalam sejarah.
Gambar 2.7 Manusia Piltdown
Rekonstruksi tengkorak manusia Piltdown yang pernah
diperlihatkan di berbagai museum. Pada tahun 1912, seorang dokter terkenal yang
juga ilmuwan paleoantropologi amatir, Charles Dawson, menyatakan dirinya telah
menemukan satu tulang rahang dan satu fragmen tengkorak dalam sebuah lubang
di Piltdown, Inggris. Meskipun tulang rahangnya lebih menyerupai kera, gigi dan
tengkoraknya menyerupai manusia. Spesimen ini diberi nama "Manusia
Piltdwon". Fosil ini diyakini berumur 500.000 tahun, dan dipamerkan di berbagai
museum sebagai bukti nyata evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun, banyak
artikel ilmiah telah ditulis tentang "Manusia Piltdown", sejumlah besar penafsiran
dan gambar telah dibuat, dan fosil ini diperlihatkan sebagai bukti penting evolusi
manusia. Tidak kurang dari 500 tesis doktoral telah ditulis tentang masalah ini.
(Malcolm Muggeridge, The End of Christendom, Grand Rapids, Eerdmans, 1980,
hal. 59.)
Pada tahun 1949, Kenneth Oakley dari departemen paleontologi British
Museum mencoba melakukan "uji fluorin", sebuah cara uji baru untuk
menentukan umur sejumlah fosil kuno. Pengujian dilakukan pada fosil Manusia
Piltdown. Hasilnya sungguh mengejutkan. Selama pengujian, diketahui ternyata
tulang rahang Manusia Piltdown tidak mengandung fluorin sedikit pun. Ini
menunjukkan tulang tersebut telah terkubur tak lebih dari beberapa tahun yang
lalu. Sedangkan tengkoraknya, yang mengandung sejumlah kecil fluorin,
menunjukkan umurnya hanya beberapa ribu tahun.
Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa Manusia Piltdown
merupakan penipuan ilmiah terbesar dalam sejarah. Ini adalah tengkorak buatan,
tempurungnya berasal dari seorang lelaki yang hidup 500 tahun yang lalu, dan
tulang rahangnya adalah milik seekor kera yang belum lama mati. Kemudian gigi-
giginya disusun dengan rapi dan ditambahkan pada rahang tersebut, dan persendi-
annya diisi agar menyerupai pada manusia. Kemudian seluruh bagian ini diwarnai
dengan potasium dikromat untuk memberinya penampakan kuno.
Le Gros Clark, salah seorang anggota tim yang mengungkap pemalsuan
ini, tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya dan mengatakan: "bukti-bukti
abrasi tiruan segera tampak di depan mata. Ini terlihat sangat jelas sehingga perlu
dipertanyakan bagaimana hal ini dapat luput dari penglihatan sebelumnya?"
(Stephen Jay Gould, "Smith Woodward's Folly", New Scientist, 5 April 1979, hal.
44) Ketika kenyataan ini terungkap, "Manusia Piltdown" dengan segera
dikeluarkan dari British Museum yang telah memamerkannya selama lebih dari
40 tahun.
Manusia Piltdown merupakan pemalsuan yang dilakukan dengan
merekatkan rahang kera pada tengkorak manusia. Skandal Piltdown dengan jelas
memperlihatkan bahwa tidak ada yang dapat menghentikan para evolusionis
dalam rangka membuktikan teori-teori mereka. Bahkan, skandal ini menunjukkan
para evolusionis tidak memiliki penemuan apa pun yang mendukung teori
mereka. Karena mereka tidak memiliki bukti apa pun, mereka memilih untuk
membuatnya sendiri.
2.7.3 Kekeliruan Pemikiran Tentang Rekapitulasi
Teori Haeckel ini menganggap bahwa embrio hidup mengalami ulangan
proses evolusi seperti yang dialami moyang palsunya. Haeckel berteori bahwa
selama perkembangan di dalam rahim ibunya, embrio manusia kali pertama
memperlihatkan sifat-sifat seekor ikan, lalu reptil, dan akhirnya manusia.
Sejak itu telah dibuktikan bahwa teori ini sepenuhnya omong kosong.
Kini telah diketahui bahwa “insang-insang” yang disangka muncul pada tahap-
tahap awal embrio manusia ternyata adalah taraf-taraf awal saluran telinga dalam,
kelenjar paratiroid, dan kelenjar gondok. Bagian embrio yang diserupakan dengan
“kantung kuning telur” ternyata kantung yang menghasilkan darah bagi si janin.
Bagian yang dikenali sebagai “ekor” oleh Haeckel dan para pengikutnya
sebenarnya tulang belakang, yang mirip ekor hanya karena tumbuh mendahului
kaki.
Inilah fakta-fakta yang diterima luas di dunia ilmiah, dan bahkan telah
diterima oleh para evolusionis sendiri. Dua pemimpin neo-Darwinis, George
Gaylord Simpson dan W. Beck telah mengakui bahwa Haeckel keliru menyatakan
azas evolusi yang terlibat. Kini telah benar-benar diyakini bahwa ontogeni tidak
mengulangi filogeni
Segi menarik lain dari “rekapitulasi” adalah Ernest Haeckel sendiri,
seorang pemalsu yang mereka-reka gambar demi mendukung teori yang
diajukannya. Pemalsuan Haeckel bermaksud menunjukkan bahwa embrio-embrio
ikan dan manusia mirip satu sama lain.
Gambar 2.8 Perbandingan Embrio
Penelitian di tahun-tahun terakhir telah menunjukkan bahwa embrio-
embrio dari spesies yang berbeda tidak saling mirip, seperti yang ditunjukkan
Haeckel. Perbedaan besar di antara embrio-embrio mamalia, reptil, dan kelelawar
di atas adalah contoh nyata hal ini.
Science menjelaskan bahwa, demi menunjukkan bahwa embrio-embrio
memiliki kemiripan, Haeckel sengaja menghilangkan beberapa organ dari
gambar-gambarnya atau menambahkan organ-organ khayalan. Belakangan, di
dalam artikel yang sama, informasi berikut ini diungkapkan:
Bukan hanya menambahkan atau mengurangi ciri-ciri, lapor Richardson
dan para sejawatnya, namun Haeckel juga mengubah-ubah ukuran untuk
membesar-besarkan kemiripan di antara spesies-spesies, bahkan ketika ada
perbedaan 10 kali dalam ukuran. Haeckel mengaburkan perbedaan lebih jauh
dengan lalai menamai spesies dalam banyak kesempatan, seakan satu wakil sudah
cermat bagi keseluruhan kelompok hewan. Dalam kenyataannya, Richardson dan
para sejawatnya mencatat, bahkan embrio-embrio hewan yang berkerabat dekat
seperti ikan cukup beragam dalam penampakan dan urutan perkembangannya.
Artikel Science membahas bagaimana pengakuan-pengakuan Haeckel
atas masalah ini ditutup-tutupi sejak awal abad ke-20, dan bagaimana gambar-
gambar palsu ini mulai disajikan sebagai fakta ilmiah di dalam buku-buku acuan.
Pengakuan Haeckel lenyap setelah gambar-gambarnya kemudian
digunakan dalam sebuah buku tahun 1901 berjudul Darwin and After Darwin
(Darwin dan Sesudahnya) dan dicetak ulang secara luas di dalam buku-buku
acuan biologi berbahasa Inggris. Singkatnya, fakta bahwa gambar-gambar
Haeckel dipalsukan telah muncul di tahun 1901, tetapi seluruh dunia ilmu
pengetahuan terus diperdaya olehnya selama satu abad.
2.7.4 Yang Tersembunyi Di Balik Percobaan Miller
Penelitian yang paling diterima luas tentang asal usul kehidupan adalah
percobaan yang dilakukan peneliti Amerika, Stanley Miller, di tahun 1953.
(Percobaan ini juga dikenal sebagai “percobaan Urey-Miller” karena sumbangsih
pembimbing Miller di University of Chicago, Harold Urey). Percobaan inilah
satu-satunya “bukti” milik para evolusionis yang digunakan untuk membuktikan
pendapat tentang “evolusi kimiawi”. Mereka mengemukakannya sebagai tahapan
awal proses evolusi yang mereka yakini, yang akhirnya memunculkan kehidupan.
Gambar 2.9 Percobaan Stanley Miller
Melalui percobaan, Stanley Miller bertujuan membuktikan bahwa di
bumi yang tak berkehidupan miliaran tahun lalu, asam amino, satuan molekul
pembentuk protein, dapat terbentuk dengan sendirinya secara alamiah tanpa
campur tangan sengaja apa pun di luar kekuatan alam. Dalam percobaannya,
Miller menggunakan campuran gas yang ia yakini terdapat pada bumi purba (yang
kemudian terbukti tidak tepat). Campuran ini terdiri dari gas amonia, metana,
hidrogen, dan uap air. Karena gas-gas ini takkan saling bereaksi dalam lingkungan
alamiah, ia menambahkan energi ke dalamnya untuk memicu reaksi antar gas-gas
tersebut. Dengan beranggapan energi ini dapat berasal dari petir pada atmosfer
purba, ia menggunakan arus listrik untuk tujuan tersebut.
Atmosfer purba yang Miller coba tiru dalam percobaannya tidaklah
sesuai dengan kenyataan. Di tahun 1980-an, para ilmuwan sepakat bahwa
seharusnya gas nitrogen dan karbon dioksidalah yang digunakan dalam
lingkungan buatan itu dan bukan metana serta amonia.
Ilmuwan Amerika, J. P. Ferris dan C. T. Chen mengulangi percobaan
Miller dengan menggunakan lingkungan atmosfer yang berisi karbon dioksida,
hidrogen, nitrogen, dan uap air; dan mereka tidak mampu mendapatkan
bahkan satu saja molekul asam amino. (J. P. Ferris, C. T. Chen,
"Photochemistry of Methane, Nitrogen, and Water Mixture As a Model for the
Atmosphere of the Primitive Earth," Journal of American Chemical Society, vol.
97:11, 1975, h. 2964.)
Terdapat sejumlah temuan yang menunjukkan bahwa kadar oksigen di
atmosfer kala itu jauh lebih tinggi daripada yang sebelumnya dinyatakan para
evolusionis. Berbagai penelitian juga menunjukkan, jumlah radiasi ultraviolet
yang kala itu mengenai bumi adalah 10.000 lebih tinggi daripada perkiraan para
evolusionis. Radiasi kuat ini dipastikan telah membebaskan oksigen dengan cara
menguraikan uap air dan karbon dioksida di atmosfer.
Keadaan ini sama sekali bertentangan dengan percobaan Miller, di mana
oksigen sama sekali diabaikan. Jika oksigen digunakan dalam percobaannya,
metana akan teruraikan menjadi karbon dioksida dan air, dan amonia akan
menjadi nitrogen dan air. Sebaliknya, di lingkungan bebas oksigen, tidak akan ada
pula lapisan ozon sehingga asam-asam amino akan segera rusak karena terkena
sinar ultraviolet yang paling kuat tanpa perlindungan dari lapisan ozon. Dengan
kata lain, dengan atau tanpa oksigen di bumi purba, hasilnya adalah lingkungan
mematikan yang bersifat merusak bagi asam amino.
Anehnya, mengapa percobaan Miller masih saja dimuat di buku-buku
pelajaran dan dianggap sebagai bukti penting asal usul kehidupan secara kimiawi?
Ini sekali lagi menunjukkan betapa evolusi bukanlah teori ilmiah, melainkan
keyakinan buta yang tetap dipertahankan meskipun bukti menunjukkan hal
sebaliknya.
Kalangan masyarakat awam adalah yang umumnya tidak mengetahui
kenyataan ini, dan menganggap pernyataan evolusi manusia didukung oleh
berbagai bukti kuat. Anggapan yang salah tersebut terjadi karena masalah ini
seringkali dibahas di media masa dan disampaikan sebagai fakta yang telah
terbukti. Tetapi mereka yang benar-benar ahli di bidang ini mengetahui bahwa
kisah "evolusi manusia" tidak memiliki dasar ilmiah.
2.8 Teori Asal-Usul Kehidupan
2.8.1 Teori Evolusi Kimia
Ahli biokimia berkebangsaan Rusia (1894) A.l. Oparin adalah orang
pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah terjadi jauh
sebelum kehidupan ini ada. Dia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan
terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi serta atmosfirnya.
Atmosfir bumi mula-mula memiliki air, CO2, metan, dan amonia namun
tidak memiliki oksigen. Dengan adanya panas dari berbagai sumber energi maka
zat-zat tersebut mengalami serangkaian perubahan menjadi berbagai molekul
organik sederhana. Senyawa-senyawa ini membentuk semacam campuran yang
kaya akan materi-materi, dalam lautan yang masih panas yang disebut primordial
soup. Bahan campuran ini belum merupakan makhluk hidup tetapi bertingkah
laku mirip seperti sistem biologi. Primodial soup ini melakukan sintesis dan
berakumulasi membentuk molekul. organik kecil atau monomer. misalnva asam
amino dan nukleotida.
Pendukung teori evolusi kimia selanjutnya adalah Harold Urey. Menurut
Teori Urey, konsep tersebut dapat di jabarkan atas 4 fase:
Fase 1. Tersedianya molekul metan, ammonia, hidrogen dan uap air yag sangat
banyak didalam atmosfer.
Fase 2. Energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar-sinar
kosmis merupakan energi pengikat dalam reaksi-reaksi molekul-molekul metan,
amonia, hidrogen dan uap air.
Fase 3. Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana
Fase 4. Zat hidup yang terbentuk berkembang dengan waktu berjuta-juta tahun
menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks.
Kemudian pada tahun 1953 Stanley Miller berhasil membuktikan teori
Urey dalam laboratorium dengan alat. Alat ini disimpan pada suatu kondisi yang
diperkirakan sama dengan kondisi pada waktu sebelum ada kehidupan. Ke dalam
alat tersebut dimasukkan bermacam-macarn gas seperti uap air yang dihasilkan
dari air yang dipanaskan, hidrogen, metan, dan amonia.
Selanjutnya pada alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt (sebagai
pengganti kilatan halilintar yang selalu terjadi di alam pada waktu tersebut).
Setelah seminggu ternyata Miller mendapatkan zat organik yang berupa asam
amino. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Selain asam amino
diperoleh tiga asam hidroksi. HCN, dan urea. Pemikiran selanjutnya adalah
bagaimana terbentuknya protein dari asam amino ini.
2.8.2 Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Teori Generatio Spontanea ini mengatakan bahwa makhluk hidup
terbentuk dengan sendirinya.Teori ini disebut juga Teori Abiogenesis yang berarti
makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati. Pendukung teori ini adalah
Aristoteles, Thales, dan Anaximines. Thales menganggap kehidupan berasal dari
air dan anaximines menganggap kehidupan berasal dari udara. Generatio
Spontania (Aristoteles) menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan, benda-benda
hidup dapat timbul dari benda tak hidup. Pada zaman Aristoteles lebih dari 2000
tahun yang lalu, muncul konsep, kehidupan berasal dari benda mati. Teori ini kita
kenal dengan nama Generatio Spontanea atau teori Abiogenesis. Contoh orang
yang percaya abiogenesis adalah Nedham, ilmuwan Inggris pada tahun (1700).
Nedham, melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama
beberapa menit lalu menutup dengan tutup botol dari gabus. Setelah beberapa hari
ternyata tumbuh bakteri dalam kaldu tersebut. Oleh karena itu Nedham
menyatakan bahwa bakteri berasal dari kaldu. Namun, teori Nedham ini lalu
dipatahkan oleh L. Spallanzani.
2.8.3 Teori Biogenesis
a) Percobaan Francesco Redi
Fancesco Redi (1668), seorang fisikawan Italia merupakan orang pertama
yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Dia
melakukan serangkaian penelitian menggunakan daging segar. Redi
memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu terdapat tidak jauh
dari sisa-sisa daging. pada penelitiannya Redi menggunakan 2 kerat daging segar
yang diletakkan dalam 2 wadah.
Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus udara dan yang satu tidak
ditutupi. Setelah beberapa hari, pada daging yang tidak tertutup mulailah keluar
belatung-belatung, sementara itu pada daging yang tertutup tidak tumbuh
belatung. Tujuan penelitian Redi adalah untuk menjelaskan bahwa setiap makhluk
hidup perlu asal-usul dari mana dia berasal. Teori Abiogenesis juga ditentang pula
oleh L. Spallazani dan L. pasteur dengan percobaan mereka masing-masing.
b) Percobaan Lazzaro Spallanzani
Pada tahun 7765, seorang biologiwan Italia yang bernama Lazzaro
Spallaizani, melakukan percobaan yang berlawanan dengan teori Nedham.
Spallanzani menyatakan bahwa Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai
semua organism terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan
rapat sekali sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh. Perhatikan
percobaan Spallanzani.
c) Percobaan Louis pasteur
Akhirnya seorang biologiwan bernama Louis Pasteur pada tahun 1864
melakukan percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Pasteur sendiri
meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya.
Dalam percobaannya menggunakan tabung berleher angsa, pasteur
merebus kaldu hingga mendidih kemudian mendiamkannya. Pada prinsipnya
udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel debu akan menempel pada
lengkungan leher tabung. Setelah sekian lama, ternyata tidak ada bakteri yang
tumbuh. Namun setelah Pasteur mematahkan tabung leher angsa tersebut air kaldu
di dalam tabung itu kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan
bahwa kehidupan.juga berasal dari kehidupan.
Berdasarkan hasil-hasil percobaan ilmuwan di atas maka muncullah teori
biogenesis atau mahkluk hidup berasal dari mahkluk hidup. Selain itu, ada pula
istilah omne vivum ex ovo atau mahluk hidup berasal dari telur.
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Evolusi adalah perubahan genotip pada suatu populasi yang berlangsung
secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang sangat panjang. Evolusi dalam
biologi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari
generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Teori evolusi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli menjadi petunjuk adanya evolusi yaitu
ditemukannya fosil-fosil hewan dan tumbuhan. Selain itu, seorang ahli bernama
Ernest Haeckel mengemukakan teori rekapitulasi bahwa ontogeni merupakan
proses pengulangan dari filogeni.
Charles Darwin sebagai Bapak evolusi mengemukakan
pendapatnyabahwa evolusi terjadi karena seleksi alam. Berbeda dengan Lamarck
yang berpendapat bahwa evolusi disebabkan oleh pengaruh lingkungan sehingga
terdapat perbedaan mengenai pandangan tentang cara jerapah memiliki leher
panjang. mekanisme evolusi menghasilkan spesies baru yang terjadi karena
adanya isolasi maupun domestikasi.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, teori evolusi mulai
terbantahkan dengan ilmu biologi molekuler, paleontologi, hukum pewarisan sifat
oleh George Mendel serta ilmu genetika modern.
3.2 Saran
Setelah memahami materi tentang evolusidan kerunruhan teori evolusi
tersebut, diharapkan kepada seluruh mahasiswa untuk menambah referensi dari
sumber-sumber lain tentang ketidakbenaran teori evolusi. Sehingga materi tentang
evolusi ini merupakan pengetahuan untuk menambah wawasan semata tidak untuk
diyakini mengingat hal tersebut bertentangan dengan ajaran agama.
DAFTAR PUSTAKA
Aang. 2007. Keruntuhan teori evolusi Darwinhttp://aang86.wordpress.com
Anonim. 2011. Pengertian dan jenis-jenis evolusi. Tersedia di
http://id.shvoong.com
Anonim. TEORI EVOLUSI PENIPUAN ILMIAH PALING TERSOHOR
SEPANJANG-SEJARAH. Tersedia di http://www.semuabisnis.com
Gonz. 2010. Mekanisme evolusi. Tersedia di http://biologigonz.blogspot.com
http://biologi.blogsome.com
http://id.wikipedia.org
Pratiwi, D.A. 2006. BIOLOGI SMA 3. Jakarta : Erlangga
Yahya, Harun. Keruntuhan Teori Evolusi. Tersedia di http://harunyahya.com
Yani, Riana, Eva Latifah Hanum, Widi Purwianingsih, Tintin Atikah, Dian
Peniasiani, Ida Herlina. 2003. BIOLOGI SMU. Bandung: Rosda
Zaifbio. 2009. Teori, prinsip dan mekanisme evolusi biologi. Tersedia di
http://zaifbio.wordpress.com