RISIKO POLUSI LINGKUNGAN, KEBAKARAN,
KOMPUTER DAN PEMASARAN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. DESY RAHMAWATI
2. DWI PURWANTI
3. FIRMALISA
4. MERI DIANTI
DOSEN PEMBIMBING : HENDRI NUR ALAM,SE.,M.Si
JURUSAN EKONOMI SYARI’AHFAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barakatuh!
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan nikmat dari-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Risiko Polusi Lingkungan,
Kebakaran, Komputer, dan Pemasaran” ini dengan tepat waktu.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa
dalam mata kuliah Manajemen Risiko.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan dan sumber-sumber yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami butuhkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini dan supaya kami bisa lebih baik lagi ke depannya. Kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami pribadi maupun yang membacanya. Dan semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua.
Aamiin Yaa Robbal’alamiin!
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barakatuh!
Palembang, 12 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................2
A. Risiko Polusi Lingkungan..................................................................................................2
B. Risiko Kebakaran.............................................................................................................12
C. Risiko Komputer..............................................................................................................16
D. Risiko Pemasaran.............................................................................................................20
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................25
A. Kesimpulan.....................................................................................................................25
B. Saran...............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis tidak dapat dihindari akan adanya berbagai macam risiko yang
sewaktu-waktu bisa menimpa suatu perusahaan maupun lingkungan yang berada di sekitar
perusahaan. risiko-risiko yang dapat terjadi misalnya risiko polusi lingkungan, risiko
kebakaran, risiko komputer, dan risiko pemasaran. Untuk mencegah risiko-risiko terjadi,
perusahaan perlu mengadakan studi tentang risiko-risiko tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Risiko Polusi Lingkungan
2. Risiko Kebakaran
3. Risiko Komputer
4. Risiko Pemasaran
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa/i mampu memahami materi tentang risiko-risiko dalam dunia bisnis.
2. Untuk memenuhi tugas kuliah dalam mata kuliah Manajemen Resiko.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Risiko Polusi Lingkungan
Kualitas dan kuantitas lingkungan hidup sangat terbatas. Lingkungan hidup selalu
berubah-ubah, dapat mengalami penurunan kualitas dan penurunan kuantitas. Hal ini
disebabkan karena terjadinya kerusakan lingkungan hidup.
Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan ini menyebabkan kondisi lingkungan
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada
di dalamnya.
Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kerusakan
yang disebabkan proses alam dan karena aktivitas manusia.
Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan
ditimbulkan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, kerusakan
lingkungan akan berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup, yang akan
merugikan manusia.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982).
1. Tujuh Kategori Risiko Lingkungan
Untuk menurunkan tingkat polusinya, perusahaan akan dibebani berbagai kewajiban.
Polusi saat ini sudah membawa berbagai risiko, antara lain risiko keuangan dan sosial. Ada
tujuh jenis risiko lingkungan yang akan kami bahas dalam makalah kami, yaitu sebagai
berikut.
a. Naiknya biaya-biaya akibat polusi
Di banyak negara sangat diperlukan izin bagi perusahaan yang mengeluarkan
polusi dalam proses produksi mereka. Di beberapa negara komunis Eropa Timur yang
terdahulu, polusi masih dibebaskan, tetapi situasi ini tidak terus berlanjut. Bagi
perusahaan yang banyak mengeluarkan polusi, izin-izin yang harus mereka miliki
sangat meerugikan mereka, dan dengan berjalannya waktu, biaya-biaya akan terus naik
karena masyarakat tidak ingin membiarkan polusi terus diproduksi semaunya.
b. Biaya-biaya karena melanggar hukum
Perusahaan yang mengeluarkan polusi melebihi batas yang diizinkan akan
mendapatkan ganjaran hukuman. Hukuman-hukuman itu bervariasi, ada yang cukup
dengan membayar denda, ada pula yang di penjara dalam jangka waktu tertentu.
c. Peraturan yang bertambah ketat
Perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan polusi melebihi batas yang diizinkan
atau perusahaan yang membuat produk-produk berbahaya akan membuat pemerintah
cepat mengubah peraturan mengenai lingkungan ke arah yang lebih ketat.
d. Perusahaan pencemar lingkungan akan sulit mendapatkan bantuan keuangan
maupun asuransi
Bank-bank lebih tertarik untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan yang
bertanggung jawab terhadap masalah polusi. Begitu juga dengan perusahaan asuransi.
e. Perusahaan yang menyebabkan pencemaran akan lebih sulit diminati pencari
kerja dan mempertahankan karyawan-karyawan yang bagus
Para karyawan lebih suka bekerja pada perusahaan yang tidak menimbulkan
pencemaran, apalagi bagi para pencari kerja yang idealis.
f. Perusahaan yang menyebabkan pencemaran dapat diserang sebagai perusahaan
yang antisosial dan tidak peduli lingkungan
Beberapa perusahaan telah mendapat citra yang buruk sebagai hasil dari laporan
media massa yang terus-menerus mengenai masalah-masalah lingkungan yang
ditimbulkannya. Kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu dan para jurnalis
sering bergabung untuk menyerang perusahaan itu, yang dapat berakibat para
konsumen beralih kepada pesaing.
g. Perusahaan yang menyebabkan pencemaran akan berada di belakang para
saingannya yang mengambil proses dan produk-produk hijau yang ramah
lingkungan.
Tanpa penekannan yang disebutkan di atas, perusahaan yang menimbulkan
pencemaran dapat bangkrut jika gagal mengembangkan pendekatan yang logis yang
lebih berlingkungan.
2. Macam-Macam Polusi Lingkungan
Sisa atau bahan buangan hasil berbagai kegiatan manusia tersebut ada yang dibuang
ke udara, ke permukaan tanah dan ke wilayah-wilayah perairan. Karena itu, pencemaran
dapat dibedakan menjadi pencemaran udara, pencemaran tanah, dan pencemaran air.
a. Pencemaran Air
Manusia membutuhkan air untuk berbagai keperluan seperti minum, mencuci,
memasak, bercocok tanam, dan lain-lain. Semakin bertambah jumlah manusia semakin
besar pula kebutuhan akan air. Pada sisi lain, keberadaan air dilihat dari jumlah dan
kualitasnya semakin lama semakin menurun. Bahkan, banyak daerah perkotaan dan
pedesaan yang terancam mengalami krisis air bersih. Semua limbah tersebut masuk ke
sungai atau danau dan air tanah. Akibatnya, air mengalami perubahan dari keadaan
normalnya atau mengalami pencemaran. Dengan demikian, pencemaran air adalah
pencemaran tubuh-tubuh air seperti danau, sungai, laut, dan air tanah disebabkan oleh
kegiatan manusia yang dapat membahayakan organisme dan tumbuhan yang hidup pada
tubuh-tubuh air tersebut. Bahan-bahan tambahan yang masuk ke dalam tubuh-tubuh air
mengurangi kemampuan air untuk menyediakan oksigen bagi kebutuhan organisme
yang hidup di air, sehingga sedikit atau bahkan tidak ada organisme yang mampu hidup
di air yang tercemar.
Bagaimanakah ciri-ciri air yang sudah tercemar atau menyimpang dari keadaan
normal air? Air yang sudah tercemar memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :
1) Adanya perubahan suhu air
Air biasanya digunakan sebagai pendingin untuk mesin-mesin di pabrik. Air
pendingin ini akan menjadi hangat karena menyerap panas dari mesin-mesin tersebut
dan jika dibuang ke sungai, maka air sungai menjadi lebih hangat. Kondisi ini akan
mengurangi kandungan oksigen dalam air yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
dan hewan di air. Jika demikian yang terjadi, maka kehidupan tumbuhan dan hewan
air akan terganggu, bahkan mati.
2) Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
Air yang bersih dengan mudah dapat dilihat dari keadaan fisiknya, yaitu tidak
berwarna, berbau dan berasa. Limbah dari industri dan sumber lainnya seringkali
berupa bahan orgaik dan anorganik yang dapat larut dalam air. Karena itu, warna air
berubah dengan adanya bahan-bahan pencemar tersebut.
3) Adanya endapan dan bahan terlarut
Limbah industri dapat pula berupa limbah padat yang tidak larut dalam air.
Limbah tersebut kemudian mengendap di dasar air atau melayang-layang di dalam
air bersama-sama dengan bahan terlarut lainnya. Endapan dan bahan terlarut tersebut
dapat menghalangi masuknya sinar matahari yang sangat diperlukan oleh
mikroorganisme dalam air untuk melakukan fotosintesis.
4) Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme berperan alam menguraikan bahan-bahan pencemar yang
dibuang ke dalam air. Jika bahan buangan bertambah banyak, maka mikroorganisme
juga berkembangbiak untuk menambah jumlahnya. Diantara organisme-organisme
tersebut dimungkinkan adanya mikroba patogen, yaitu mikroba pembawa penyakit .
b. Pencemaran Udara
Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi tertentu. Unsur-
unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09 %), Oksigen (21,94 %), Argon (0,93
%), karbon dioksida (0,032 %), dan lain-lain. Jika ke dalam udara tersebut masuk atau
dimasukkan zat asing yang berbeda dengan penyusun udara dalam keadaan normal tadi,
maka dikatakan bahwa udara tersebut telah tercemar.
Berdasarkan uraian tadi, maka yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah
masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara yang menyebabkan
perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Zat-zat asing tersebut
mengubah komposisi udara dari keadaan normalnya dan jika berlangsung lama akan
mengganggu kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Bahan-bahan atau zat-zat asing apa saja yang mencemari udara? Banyak sekali
bahan-bahan atau zat-zat yang mencemari udara, namun yang paling banyak
berpengaruh dalam pencemaran udara adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen
Oksida (NOx), Belerang Oksida (SOx), Hidro Karbon (HC), Partikel (Partikulate) dan
lain-lain.
1) Karbon Monoksida (CO)
Karbon Monoksida adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Gas tersebut terbentuk secara alamiah maupun karena aktivitas manusia.
Secara alamiah gas ini terbentuk melalui letusan gunung api, proses biologi dan
sebagainya, namun jumlahnya sangat kecil. Sumber penghasil gas CO terutama
adalah akibat aktivitas manusia yaitu pembakaran bahan bakar fosil (minyak, oli,
solar, batubara).
Aktivitas manusia yang banyak menghasilkan CO diantaranya aktivitas
transportasi dan industri. Karena itu, konsentrasi gas CO banyak terdapat di
perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan karena aktivitas transportasi dan
industri banyak terjadi di perkotaan.
Apa yang terjadi jika kalian menghirup udara yang telah tercemar oleh CO? Gas
CO yang terhirup dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan gejala pusing,
sakit kepala, pandangan kabur, kehilangan daya pikir sesaat, kesulitan bernafas,
bahkan bisa menimbulkan kematian.
2) Nitrogen Oksida (NOx)
Gas NOx berwarna merah kecoklatan dengan bau yang menyengat hidung.
Sumber penghasil gas NOx adalah gas buangan hasil pembakaran dari generator
pembangkit listrik, pembakaran bahan bakar kendaraan (mobil, pesawat terbang,
kereta api, kapal laut, sepeda motor dan lain-lain), pembakaran batu bara, minyak,
gas alam, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Apa pengaruh gas NOx terhadap kesehatan? Jika kalian menghirup gas Nox
dalam waktu dan jumlah tertentu, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan
berupa penyakit emphysema, penyakit pernapasan, penyakit pembuluh darah
jantung, bronchitis, bisul-bisul berair pada paru- paru, kanker paru-paru, nephretis
(radang ginjal) dan lain-lain. Selain itu, Nox juga dapat menimbulkan gangguan
terhadap pertumbuhan tanaman.
3) Belerang Oksida (SOx)
Sumber penghasil SOx terutama berasal dari pembakaran batu bara, minyak
bumi, pengilangan minyak tanah, industri kimia tertentu, industri logam dan lain-
lain. Jika SOx bereaksi dengan udara yang mengandung uap air, maka akan
terbentuk asam sulfat (H2SO4). Jika asam sulfat di udara terbawa oleh air hujan,
maka terjadilah hujan asam yang dapat menimbulkan proses pengkaratan (korosi)
dan kerusakan pada tanaman seperti yang sering terjadi di negara-negara industri.
Belerang oksida juga bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia berupa
iritasi mata dan saluran pernafasan, pandangan kabur, gejala penyakit jantung dan
kematian.
4) Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon adalah pencemaran yang dapat berupa gas, cairan maupun padatan.
Jenis pencemar udara ini berasal dari kegiatan transportasi (mobil bensin, mobil
diesel, pesawat terbang, kereta api, kapal laut, sepeda motor), pembakaran batubara,
pembakaran minyak, pembakaran kayu, dan lain-lain. Dampak dari udara yang
tercemar oleh HC adalah korosi (pengkaratan), pengarangan pada mesin, sehingga
tersumbat. Gangguan pada manusia diantaranya adalah iritasi pada mata, hidung dan
tenggorakan, pusing, dan mual.
5) Partikel
Partikel adalah butiran-butiran halus yang melayang-layang di udara, baik
berupa zat padat, zat cair maupun gabungan dari keduanya. Partikel- partikel tersebut
dapat berasal dari peristiwa alami maupun hasil dari kegiatan manusia. Partikel yang
terbentuk secara alami diantaranya:
Abu dari hasil letusan gunungapi
Debu yang terbawa oleh angin yang kencang
Uap air dari daerah sumber panas bumi di pegunungan
Selain karena faktor alam, partikel-partikel juga berasal dari kegiatan manusia,
diantaranya adalah pembakaran batubara, penambangan, proses industri, kebakaran
hutan, dan gas buangan dari alat transportasi (mobil, kapal dan lain-lain). Di negara-
negara industri, partikel dari pembakaran batu bara lebih dominan dibanding sumber
lainnya.
Di negara-negara tersebut, batu bara banyak digunakan sebagai bahan bakar
untuk industri. Sebagaimana bahan pencemar lainnya, pencemaran udara oleh
partikel juga mempengaruhi kesehatan manusia. Beberapa penyakit yang timbul
akibat partikel diantaranya adalah penyakit paru-paru, iritasi mata dan iritasi saluran
pernapasan. Selain berdampak pada kesehatan, beberapa jenis pencemaran oleh
partikel juga dapat menimbulkan gangguan pada hewan dan tumbuhan.
c. Pencemaran Daratan
Pencemaran daratan terjadi jika ada bahan-bahan asing, baik organik maupun
anorganik, yang menyebabkan daratan rusak. Akibatnya, daratan tidak dapat
memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Padahal jika daratan tersebut tidak
mengalami kerusakan kerusakan, maka dapat digunakan untuk mendukung kehidupan
manusia seperti untuk pertanian, peternakan, kehutanan, permukiman dan lain-lain.
Bahan-bahan apa sajakah yang mencemari daratan? Pada awal perkembangannya,
sebelum adanya perkembangan kemajuan teknologi dan industri, manusia hanya
membuang sampah atau limbah yang bersifat organik. Sampah atau limbah tersebut
dapat dengan mudah diurai oleh mikroorganisme, sehingga menjadi bahan yang mudah
menyatu kembali dengan alam. Lama kelamaan, dengan beragamnya kebutuhan
manusia dan berkembangnya berbagai jenis industri, maka sampah yang dihasilkan
juga semakin bervariasi. Sampah yang dibuang ke daratan tidak hanya berupa sampah
organik tetapi juga anorganik. Sampah anorganik sulit untuk diurai atau dipecah oleh
mikroorganisme, sehingga memerlukan waktu yang sangat lama untuk hancur dan
menyatu kembali dengan alam.
Sebagai gambaran, menurut Miller (1975) sampah plastik akan hancur dalam
waktu 240 tahun jika ditimbun dalam tanah. Sampah kaleng yang terbuat dari timah
atau besi memerlukan waktu 100 tahun untuk berkarat dan hancur menjadi tanah.
Kaleng yang terbuat dari alumunium memerlukan waktu 500 tahun untuk menjadi
tanah. Sampah gelas atau kaca akan hancur dalam waktu 1 juta tahun.
Karena itulah dalam pembuangannya, sampah sebaiknya dipilah menjadi sampah
organik dan anorganik. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau
bahan pembuatan kompos, sementara sampah anorganik dapat digunakan untuk
berbagai keperluan lain dengan cara dipakai ulang dan didaur ulang. Dengan cara
demikian, disamping menghemat pemakaian sumberdaya alam juga sampah anorganik
tidak terus menumpuk di lokasi tempat pembuangan sampah.
3. Audit Lingkungan
Pengertian audit lingkungan berdasarkan Kep. Men. LH No.42 Tahun 1994 adalah:
Suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik,
dan obyektif, tentang bagaimana suatu kinerja organisasi, sistem manajemen, dan
peralatan yang digunakan, dengan tujuan memfasilitasi kontrol manajemen terhadap upaya
pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian penataan kebijaksaaan usaha atau
kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1997: Suatu proses evaluasi yang dilakukan
penanggung jawab usaha dan atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap
persyaratan hukum yang berlaku dan atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan oleh
penanggung jawab usaha atau kegiatan yang bersangkutan.
a. Fungsi Audit Lingkungan
1. Upaya peningkatan penaatan suatu usaha terhadap peraturan perundang-undangan
lingkungan.
2. Dokumen suatu usaha tentang pelaksanaan standar operasi, prosedur pengelolaan,
dan pemantauan lingkungan termasuk tanggap darurat.
3. Jaminan untuk menghindari perusakan atau kecenderungan kerusakan lingkungan.
4. Bukti keabsahan prakiraan dampak dan penerapan rekomendasi yang tercantum
dalam dokumen Amdal.
5. Upaya perbaikan penggunaan sumberdaya.
6. Upaya untuk meningkatan tindakan yang telah dilaksanakan/yang perlu dilaksanakan
oleh suatu usaha untuk memenuhi kepentinga lingkungan.
b. Manfaat Audit Lingkungan
1. Mengidentifikasi resiko lingkungan dan pengelolaannya
2. Menjadi dasar bagi pelaksanaan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan
3. Menghindari kerugian finansial
4. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha
5. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan
6. Meningkatkan kepedulian pimpinan dan staf terhadap kebijakan dan tanggung
jawab lingkungan
7. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya
4. Hak Hidup Binatang
Protes penyayang binatang akan terus dilakukan selama binatang – binatang masih
menjadi objek kekejaman manusia, seperti penggunaan binatang sebagai objek penelitian
di laboratium, maupun sebagai bahan baku untuk produk – produk tertentu. Dengan
adanya protes ini sudah tentu resiko berkurangnya pangsa pasar dapat menjadi besar dan
berdampak pula kepada meningkatnya biaya – biaya untuk menetralisasikan kondisi
kepada keadaan semula.
Solusi dari resiko di atas dapat di lakukan dengan cara mencoba menghindari
pemakaian binatang di laboratium jika memungkinkan, misalnya dengan metode lain bila
telah di temukan. Begitu pula terhadap perusahaan peternakan . Hendaknya pengelolaan
peternakan dilaksanakan dengan memperkecil kekejaman terhadap binatang yang di
pelihara, kalau tidak bisa hindari. Melakukan dialog dengan kelompok penyayang
binatang dapat membantu solusi yang di hadapi oleh pengusaha.
5. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) dalam Peraturan Pemerintah
No.27 tahun 1999 memiliki pengertian yaitu kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
di Indonesia.
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud
lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural.
Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
tentang “Izin Lingkungan Hidup” yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang
Amdal.
Berikut ini adalah jenis AMDAL yang dikenal di Indonesia:
1) AMDAL Proyek Tunggal, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha/kegiatan yang
diusulkan hanya satu jenis kegiatan.
2) AMDAL Kawasan, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan yang
diusulkan dari berbagai kegiatan dimana AMDAL menjadi kewenangan satu sektor
yang membidanginya.
3) AMDAL Terpadu Multi Sektor, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau
kegiatan yang diusulkan dari berbagai jenis kegiatan dengan berbagai instansi teknis
yang membidangi.
4) AMDAL Regional, adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan yang
diusulkan terkait satu sama lain.
a. Tujuan AMDAL
Secara umum AMDAL mempunyai tujuan yaitu untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas lingkungan hidup serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya
menjadi serendah mungkin.
b. Fungsi AMDAL
Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan atau kegiatan
Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan atau
kegiatan
Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelola dan pemantauan lingkungan
hidup
Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dann atau kegiatan
Awal dari rekomendasi tentang izin usaha
Sebagai Scientific Document dan Legal Document
Izin Kelayakan Lingkungan
Menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta
pengaruhnya
Sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan dan
pengambilan keputusan sejak awal dan arahan atau pedoman bagi pelaksanaan
rencana kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan
rencana pemantauan.
B. Risiko Kebakaran
Kebakaran adalah salah satu risiko komersil yang sudah dianggap sebagai risiko yang
banyak diketahui umum. Banyak perusahaan yakin bahwa gedung beserta isinya sangat kecil
kemungkinannya untuk terbakar. Pada sektor industri, ternyata kebakaran tidak hanya terjadi
pada pabrik-pabrik bahan kimia, tetapi dapat juga terjadi pada pabrik biasa, misalnya pabrik
tekstil.
Beberapa kebijakan risiko kebakaran yang disebabkan oleh :
Kebakaran karena listrik.
Hot work.
Mesin.
Rokok.
Cairan yang mudah terbakar.
Penjagaan yang kurang baik.
Pembakaran yang dilakukan dengan
sengaja.
1. Merancang Stratergi Risiko Kebakaran
Strategi risiko kebakaran dimulai dengan adanya survei mengenai kebakaran. Survei
ini akan mengidentifikasi sebab-sebab yang paling memungkinkan terjadinya kebakaran
dan menunjukkan bagaimana cara mencegahnya. Pemeriksaan hendaknya meliputi
sebanyak mungkin area di gedung / bangunan yang ada, termasuk fasilitas produksi,
kantor, gedung, ruang bawah tanah dan atap.
Pemeriksaan harus tetap waspada pada area-area yang dianggap aman karena
ternyata kebakaran-kebakaran sering bermula pada tempat yang aman ini. Selanjutnya,
dalam memprediksi risiko kebakaran ini, si pemeriksa harus mencari sebab-sebab utama
kebakaran.
2. Listrik
Kebakaran-kebakaran karena listrik dapat terjadi karena berbagai sebab, misalnya:
aliran listrik yang menyebabkan kabel menjadi panas dan terkelupas, kabel terkelupas
karena digigit tikus, pemasangan sambungan kabel dengan pemakaian bahan untuk
isolasi yang salah, pemasangan instalasi listrik termasuk penggunaan ukuran kabel yang
salah, atau beban listrik yang terlalu besar.
Pemasangan kabel listrik biasanya dilakuan dengan benar oleh ahlinya, tetapi ketika
diperbaiki oleh orang lain, ternyata pemasangannya menjadi salah. Pencurian listrik
dengan berbagai cara sering kita dengar, misalnya dengan cara merubah sikring atau
mencantolkan kabel ke aliran listrik bertegangan tinggi. Tindakan seperti ini berisiko
tinggi untuk terjadinya kebakaran.
Hendaknya manajemen melakukan pelatihan bagi para petugas yang bertanggung
jawab pada kelistrikan di perusahaan. Selain itu juga instalasi listrik perlu direncanakan
dan dikendalikan dengan baik. Misalnya dalam hal penambahan daya listrik, penambahan
saklar-saklar baru, penggantian kabel sampai kepada perhitungan penggunaan listrik
dengan adanya tambahan alat-alat baru yang banyak menggunakan daya.
3. Hot Work
Kebakaran yang disebabkan oleh hot work atau pekerjaan-pekerjaan yang
menimbulkan panas akibat api sering timbul dari sumber-sumber yang tak terduga. Para
pekerja yang sudah ahli, mungkin sesekali saja mereka terluka ketika sedang melakukan
pekerjaannya, tetapi kemungkinan besar mereka tidak mematuhi prosedur-prosedur yang
ada sehingga berisiko terjadinya kebakaran.
Oleh karenanya, pekerja perlu diawasi dan tempatnya harus dicek secara rutin.
Perusahaan harus menghindari penggunaan pemanas yang bercahaya atau yang mudah
dibawa. Pipa-pipa yang panas atau lampu seharusnya tidak menempel langsung dengan
bahan-bahan yang mudah terbakar seperti kertas atau kain.
4. Mesin
Mesin harus sering diservis secara teratur, dan tetap diberi minyak pelumas dengan
cara yang telah ditetapkan. Lubang untuk keluar masuk gas harus tetap bersih untuk
mencegah terjadinya proses yang berlebihan. Tumpahan minyak harus dibersihkan
dengan bahan yang mudah diserap, perlengkapan yang panas seperti alas patri besi harus
dimatikan setelah dipakai, dan didiamkan sampai suhunya kembali normal.
5. Merokok
Empat dari lima perusahaan di Inggris sekarang telah melarang merokok tidak hanya
di pabrik tetapi juga di dalam kantor. Paling sedikit, merokok harus dilarang di tempat di
mana terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar, khususnya di tempat penyimpanan
barang di mana kebakaran dapat dengan cepat menyebar.
6. Cairan yang Mudah Terbakar
Cairan pelarut merupakan salah satu bahaya yang besar karena sebagian kebakaran
yang terjadi bermula yang mudah terbakar ini. Mudah terbakarnya cairan pelarut tidak
selalu disadari, dan cairan jenis ini berada dalam drum yang terbuka di sekitar pabrik.
Cairan yang mudah terbakar seharusnya disimpan di kontainer besi yang tertutup dan di
beri peringatan seperti dilarang merokok. LPG (Liquified Petroleum Gass) merupakan
suatu bahan yang berbahaya dan dengan mudah dapat menimbulkan kebakaran, oleh
karena itu harus disimpan dengan aman.
7. Kebakaran yang Disengaja
Pada tanggal 13-14 Mei 1998 yang lalu, di Jakarta khususnya, telah terjadi peristiwa
mengerikan yang membuat bangsa dan negara Indonesia terpuruk ke dalam krisis yang
berkepanjangan. Salah satu peristiwa itu adalah pembakaran gedung-gedung yang
disengaja. Sadgrove mengatakan bahwa di Amerika, 25% kebakaran disebabkan karena
kesengajaan, sementara di Eropa tingkat kebakaran yang disengaja terus meningkat.
Kebanyakan kebakaran yang disengaja itu terjadi karena kejahatan atau karena
pertengkaran seseorang. Pertengkaran anratkaryawan, PHK, atau hubungan industri yang
kurang baik lebih memungkinkan terjadinya kebakaran yang disengaja. Untuk antisipasi
terjadinya kebakaran di perusahaan hendaknya perusahaa memiliki sistem perlindungan
terhadap kebakaran ( termasuk penyemprot air dan alarm ).
8. Tindakan Pencegahan Terhadap Kebakaran
Bagian penting dari tindakan pencegahan terhadap kebakaran adalah untuk
melindungi kehidupan. Jika di dalam gedung, pencegahan terhadap kebakaran harus juga
difokuskan pada kemudahan pengosongan gedung saat terjadinya kebakaran. Perusahaan
harus memastikan bahwa para karyawan mengetahui prosedur pengosongan gedung
dalam keadaan darurat.
Oleh karenanya bagian personalia perlu melakukan pelatihan penanggulangan
kebakaran yang harus diadakan secara teratur sehingga semua yakin bahwa gedung dapat
dikosongkan dengan mudah. Juga para karyawan harus dilatih terhadap kesadaran akan
risiko kebakaran, sehingga perilaku sehari-hari mereka dimungkinkan untuk
memperkecil terjadinya risiko ini.
Tugas selanjutnya adalah untuk meminimalkan ancaman terhadap bangunan, pabrik,
perlengkapan, dan bahan-bahan. Perlengkapan deteksi kebakaran, seperti alam dan
penyemprotan air harus stand-by ( siap ) seperti halnya alat pemadam kebakaran.
Automatic Fire Detection ( AFD ) yang menggunakan penyemprotan air adalah
pilihan yang lebih disukai di dalam gedung di mana banyak orang sedang bekerja atau di
apartemen di mana banyak orang tinggal. Penyemprotan air harus dijaga, sedangkan
detektor asap harus ada di gedung yang tidak mempunyai AFD.
Tanda darurat ( misalnya petunjuk jalan ke pintu darurat ) harus jelas dan konsisten,
tanda yang menyesatkan dapat membawa akibat yang fatal. Pintu darurat harus bebas
dari rintangan, seperti terhalang oleh perabot rumah. Jika terjadi kebakaran, orang harus
dapat melarikan diri. Pintu darurat jangan terbuka dengan cara disangga karena hal ini
akan mempercepat garis edar api walau cara itu dapat meningkatkan sirkulasi udara. Cara
untuk menghindarkan diri harus dibantu dengan perangkat yang tidak mudah terbakar.
9. Minimalisasi Dampak Kebakaran
Perusahaan harus tahu apa yang dibutuhkan agar usahanya dapat terus berjalan,
misalnya data di dalam komputer. Mungkin diperlukan langkah untuk mengkopi seluruh
data komputer dan menyimpannya di tempat lain agar jika terjadi kebakaran yang
merusak data di dalam komputer tersebut, data ini akan selamat dan dapat menggantikan
data di dalam komputer yang terbakar itu. Untuk produk-produk tertentu mungkin perlu
disimpan lebih dari satu gedung dan beberapa perlengkapan mungkin harus dilindungi
oleh alat penyemprot air.
10. Data Risiko Kebakaran
Untuk menganalisis kerawanan perusahaan dari ancaman kebakaran dibutuhkan
data. Variabel yang akan di pakai untuk analisis risiko kebakaran terlebih dahulu
dijabarkan menjadi deskriptor, yang akan dijadikan bahan pertanyaan di dalam instrumen
pengumpul data, misalnya kuesioner.
C. Risiko Komputer
Risiko lain pada aspek sarana dan prasarana adalah risiko pada komputer. Komputerisasi
sudah merupakan kebutuhan yang penting di perusahaan dalam rangka administrasi data,
pengolahan data untuk menghasilkan informasi serta pendistribusiannya. Berikut beberapa
risiko yang terkait sehubungan dengan komputer serta bagaimana cara untuk meminimalkan
risiko tersebut.
1. Seberapa Umum Kerusakan Komputer
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Loughborough yang dikutip Sadgrove
memperlihatkan bahwa salah satu dari lima perusahaan di Inggris pernah mengalami
kerusakan komputer serius. Survei yang dilakukan oleh PC magazine memperlihatkan
bahwa sepertiga lebih dari 13.000 dekstop personal computer (PC) telah gagal beroperasi
secara wajar pada tahap awal penggunaannya. Survey pada tahun 1992 memperlihatkan
penyebab utama kerusakan komputer, yaitu:
Kesalahan tegangan listrik 9%
Kesalahan pemakai 11%
Akibat api dan air 20%
Kecurangan, pencurian 30%
Kerusakan hardware/software 30%
2. Penyebab Problem
Memperkirakan bahwa 70% dari perusahaan yang mengalami kerusakan komputer
yang serius tidak dapat melanjutkan operasional perusahaannya sekitar 1,5 tahun setelah
musibah itu. perlu diketahui bahwa sebenarnya perusahaan yang telah menaruh
kepercayaan pada sistem IT-nya telah terbawa pada situasi yang berisiko tinggi, yaitu
situasi macet. Organisasi besar yang menggunakan pemrosesan secara real-time (seperti
perusahaan asuransi) mempunyai sistem yang dikendalikan secara profesional tetapi
perusahaan yang berukuran sedang mungkin tidak menyadari ketergantungan mereka
sampai bencana itu terjadi. Dengan kemacetan itu, perusahaan tidak mungkin
menyelesaikan transaksi dengan para konsumen, mengeluarkan faktur, dan sebagainya.
Akibatnya kerugian yang terjadi akan menjadi lebih serius. Apalagi kini lebih banyak
data disimpan pada komputer jenis laptop, notebook, atau pada PC yang keamanannya
dianggap lebih buruk jika dibandingkan dengan komputer jenis mainframe.
3. Berapa Nilai Data Anda
Data dapat hilang sebagai akibat dari kesalahan operator, virus, kerusakan hardware
atau software, daya listrik maupun akibat dari vandalisme yang sudah tentu akan
berdampak kerugian perusahaan.
Perusahaan harus menaksir nilai data komputernya dan dampak apa yang akan
terkena pada bisnisnya jika komputer yang ada ternyata tidak dapat digunakan.
Perusahaan harus menyadari bagaimana perusahaan sangat tergantung pada komputer
mereka, sehingga perlu diambil tindakan untuk melindunginya dengan pengendalian
yang baik.
4. Lima Tipe Risiko Komputer
a. Pencurian komputer
Kehilangan perangkat keras komputer sudah tentu mengakibatkan pengolahan
data tidak dapat dilaksanakan, karena data pun turut hilang. Akibatnya perusahaan
tidak tahu lagi siapa yang berutang, atau pesanan apa saja yang telah diterima, atau
produk apa yang diharapkan untuk dibuata, dan berbagai informasi lain yang selama
ini disimpan di dalam perangkat tersebut.
b. Pemakai yang tidak diizinkan mengakses komputer
Hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut. Seorang karyawan mungkin mencoba
untuk mengakses data rahasia baik karena keingintahuan atau karena kejahatannya.
Seorang hacker juga mencoba mengutak-atik komputer perusahaan. akibatnya timbul
kerugian seperti terbongkarnya data rahasia atau data menjadi kacau.
c. Penggunaan disket yang tidak diperiksa
Virus yang ada pada disket atau media lain dapat meninfeksi komputer
perusahaan.
d. Kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak
Survei menunjukkan bahwa komputer sering mengalami kesalahan, terutama
pada saat peng-install-an.
e. Kesalahan pemakai
Karyawan sering menghapus file secara tidak sengaja atau menghilangkan data
karna cara pengarsipan data di komputer yang salah.
5. Menghindari Pencurian
Komputer sering dicuri apalagi yang berukuran kecil (seperti laptop). Hal ini
beralasan karena para pencuri yakin bahwa komputer yang hilang akan segera diganti
oleh perusahaan. oleh karena itu para pencuri kembali lagi untuk mencuri komputer itu.
Beberapa cara pencegahannya adalah seperti berikut ini. komputer harus terkunci di
mejanya. Komputer dan printer harus diberi tanda, dan nomor serinya dicatat. Label yang
tidak dapat dilepas dapat membuat komputer kurang laku kalau mau dijual kembali.
Komputer juga dapat dipasangi alarm supaya pada saat dipindahkan, komputer-komputer
tersebut akan mengeluarkan suara yang keras. Pencurian oleh karyawan dapat
dihindari/diminimalkan melalui prosedur-prosedur yang jelas. Bila perlu mengharuskan
karyawan pulang melalui meja atau pos keamanan agar diketahui oleh petugas.
6. Proteksi Sistem
Ada beberapa cara untuk menghindari akses yang dilakukan oleh orang-orang yang
tidak berwenang ke dalam sistem komputer perusahaan seperti berikut ini.
Membatasi jumlah komputer dengan menggunakan floopy disk drives.
Membatasi akses masuk ke bagian jaringan komputer yang berisi data rahasia
(misalnya melalui perlindungan pass-word)
Menyimpan beberapa komputer yang tidak menyatu dalam suatu sistem network.
Gunakan pass-word (kata kunci). Kata kunci itu unik bagi setiap orang dan dapat
sering diganti. Kata kunci itu diusahakan agar jangan berupa kata biasa dan harus
dibuat mudah untuk diingat tetapi sulit dimengerti oleh para pengacau. Hal ini penting
misalnya bagi komputer yang dihubungkan dengan internet.
7. Kerusakan Oleh Virus Dan Program Lain
Virus adalah suatu program komputer yang biasanya dimaksudkan untuk merusak
sistem komputer. Virus yang pertama kali muncul disebut @brian. Ditemukan pada
tahun 1987 oleh dua orang programmer yang berasal dari Pakistan. Tujuannya tidak
untuk menyebabkan kerugian bagi komputer yang dihinggapinya.
Ada bebrapa macam kerusakan program, tidak semuanya disebabkan oleh virus. Ada
program biasa yang sengaja dibuat di mana pada saat yang telah ditentukan, program ini
akan merusak komputer hanya dalam satu kali eksekusi.
8. Menghindari Infeksi
Ada bebrapa hal yang perlu diantisipasi agar komputer terhindar dari virus seperti
berikut ini. hindari penggunaan diskt yang tidak bebas dari virus. Perusahaan harus
mampu melindungi program dari perubahan, karena itu karyawan hendaknya tidak
dibenarkan untuk merubah program-program yang ada tanpa prosedur. Perusahaan dapat
mengecek sistem terhadap virus dengan menggunakan anti virus scanning software.
9. Meminimalisasi Dampak Kerusakan Hardware, Kesalahan Pemakai, dan Data
yang Hilang
Perusahaan harus memiliki asuransi di mana sebagian dari biayanya telah
memasukkan biaya-biaya sistem IT-nya. Mereka juga perlu mengembangkan keahlian
para karyawannya dalam manajemen data atau kemampuan untuk membenahi data yang
rusak/hilang serta melatih karyawan untuk menghindari masalah.
Perusahaan harus mempunyai kopi data yang dilakukan secara rutin dan otomatis.
Seluruh file harus dikopi secara otomatis, buat salinannya pada tiap akhir jam kerja pada
media yang terpisah.
10. Meng-Install Sistem Komputer
Meng-install sistem komputer yang baru biasanya mahal harganya, sementara
manajemen sering kali tidak berpengalaman dalam kegiatan ini. itulah sebabnya banyak
sistem menjadi salah. Untuk menghindari masalah saat penyambungan sistem yang baru
direkomendasikan seperti berikut ini.
Menilai risiko secara formal
Mengikutsertakan manajemen lini dalam membuat tahapan-tahapan proyek yang akan
dibuat
Jangan terlalu bergantung kepada konsultan
Yakinlah bahwa penjual tidak independen
Biaya-biaya proyek jangan ditaksir terlalu rendah
Berhati-hatilah dalam memilih sistem
Pengadaan sistem untuk proyek yang besar hendaknya dilakukan dengan cara tender
kepada perusahaan atau konsultan yang saling bersaing agar pemilihan konsultan
dilakukan secara objektif
Pilihlah konsultan yang mengerti tentang industri yang ‘digeluti’ perusahaan.
Lakukan percobaan/tes untuk menjalankan sistem yang baru
Berikanlah pelatihan formal kepada para manajer mengenai sistem yang dimaksud.
Miliki perencanaan untuk maintenance
Yakinlah terhadap perubahan yang dapat merubah hasil proyek
Sistem harus fleksibel.
D. Risiko Pemasaran
Risiko pemasaran adalah kejadian buruk yang berpotensi terjadi dan diketahui berapa
peluang kejadian tersebut akan benar-benar terjadi dan sebesar apa dampaknya kalau kejadian
tersebut benar-benar terjadi pada semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus
penyerahan barang.
a. Sebab Kegagalan Pemasaran
Jatuhnya pendapatan, susutnya market share serta kurangnya distribusi barang
merupakan sebagian dari tanda-tanda kegagalan pemasaran. Kegagalan-kegagalan
pemasaran tidak lepas dari banyak permasalahan yang ada, antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Masalah yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah
Kenaikan pajak, akan berakibat pada kenaikan pajak kekayaan atau terjadinya
inflasi yang menyebabkan turunnya permintaan.
Perubahan-perubahan yang sifatnya mengatur, yang akan meningkatkan biaya
perusahaan (seperti pelarangan memproduksi suatu produk, kebijakan limbah dan
program keselamatan dan kesehatan kerja).
2. Masalah yng disebabkan oleh perubahan permintaan
Permintaan akan produk-produk yang mempunyai daur hidup produk yang
pendek (a short lifecycle), seperti misalnya produk-produk teknologi informasi,
memiliki kesulitan tinggi untuk dapat bertahan lama. Pada pasar produk demikian,
perusahaan-perusahaan akan mendapatkan masalah dengan pendapatan yang
bergelombang, yaitu cepat untung akan tetapi cepat pula buntung.
3. Masalah yang disebabkan oleh perang harga
Dampak dari kapasitas produksi dalam industri.
Terjadinya sedikit inovasi di pasar.
Satu perusahaan melakukan kampanye pemasaran agresif, misalnya dengan
menyatakan produk mereka adalah produk termurah atau paling berkualitas.
Pasar berbentuk oligopoli.
4. Pemalsuan
Pemalsuan merupakan risiko perusahaan. Merek merupakan salah satu objek
pemalsuan jika merek tersebut merupakan merek terkenal. Selain akan mengurangi
pendapatan, pemalsuan merek juga akan mengurangi reputasi perusahaan karena
biasanya kualitas barang yang menggunakan merek palsu tidak sebaik yang asli.
5. Perfromance Produk yang Rendah
Selain melakukan promosi untuk mengatasi masalah bagaimana meningkatkan
pendapatan, masalah juga muncul dari dalam perusahaan itu sendiri. Salah satunya
adalah kinerja dari suatu produk itu sendiri yang memang rendah. Konsumen hanya
akan membeli produk yang dapat memuaskan kebutuhannya, sehingga hanya produk
yang kinerjanya terbaik saja yang akan memimpin pasar.
6. Promosi yang Kurang Baik
Promosi hendaknya dilakukan secara terencana dan berkelanjutan agar efektif
sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Konsumen yang potensial bersedia
melakukan pembelian perlu mendapatkan informasi yang tepat dan selengkap-
lengkapnya, sedangkan konsumen yang telah melakukan pembelian terus dibina agar
melakukan pembelian ulang atau bahkan mereka dapat menjadi pemasar secara tidak
langsung.
7. Masalah Merek
Kegagalan dalam memperkenalkan nama merek biasanya disebabkan oleh
promosi yang lemah atau kinerja produk yang juga lemah. Tetapi hanya
mengandalkan kekuatan sebuah merek tidaklah cukup untuk menjadikan perusahaan
kebal dari masalah pemasaran lainnya.
8. Masalah Pengembangan Produk
Hendaknya produk baru telah diluncurkan pada saat produk lain telah memasuki
tahapan decline. Sebelum produk baru diluncurkan, harus dilakukan riset dan
pengembangan produk terlebih dahulu sehingga saat produk baru diluncurkan akan
dengan mudah diterima konsumen.
9. Masalah Segelintir Pelanggan Utama
Beberapa perusahaan tergantung secara berlebihan kepada beberapa konsumen
besar. Hal ini akan membuat produk perusahaan terancam tidak diserap oleh pasar
sesuai harapan, jika salah satu dari pelanggan memutuskan untuk tidak menerima
produk secara sepihak. Apalagi jika produk tidak sesuai dengan pesanan mereka.
10. Kesalahan Distribusi
Ada sebagian perusahaan yang tidak memperhatikan outlet. Selain itu ada juga
perusahaan hanya berpikiran menjual produk secara lokal padahal produknya cocok
untuk dijual secara nasional, atau perusahaan hanya berfikir menjual produk di
dalam negeri saja padahal produk tersebut cocok untuk dijual di luar negeri.
b. Minimalisasi Risiko Pemasaran
1. Berada pasar yang tepat
Agar perusahaan jelas mengenai pasar yang akan dituju, hendaknya pasar
memiliki kriteria sebagai berikut:
Pasar hendaknya cukup besar
Pasar hendaknya terus tumbuh
Pasar berpotensi besar untuk mendapat keuntungan usaha
Pasar tidak bersifat rawan dari kebijakan pemerintah
Pasar tidak kontroversial atau mengkhawatirkan.
Selanjutnya, di dalam pasar perusahaan hendaknya:
Cukup mampu bersaing secara aktif
Mampu untuk mencapai pertumbuhan
2. Performance yang unggul
Faktor-faktor penentu performance dari superstore dapat terdiri dari:
Lokasi
Jam buka
Parkir
Tipe persediaan barang
Tata letak toko dan suasana
Citra merek
Ukuran toko
Informasi dan promosi
Servis yang ditawarkan
Sikap dan pengetahuan
karyawan
Kecepatan pembayaran
Harga
3. Inovasi
Perusahaan maju Perusahaan tertinggal
Inovatif
Membuat produk baru
Konsentrasi pada strategi
Pengaturan untuk masa datang
Ikut-ikutan
Membuat produk imitasi
Konsentrasi pada taktik
Mengatur status-quo
4. Diversifikasi produk
Beroperasi di lebih dari satu pasar
Membuat produk-produk yang sedikit berbeda dari produk yang sudah ada yang
akan dijual pada waktu dan tempat yang paling tepat
5. Informasi
Penelitian perlu dilakukan agar perusahaan memiliki informasi mengenai
pengeluaran utama perusahaan di pasar, hambatan-hambatan mengapa konsumen
potensial enggan membeli produk, skenario bagaimana mendorong konsumen untuk
membeli produk.
6. Fokus pada pelanggan
Perusahaan dituntu untuk dapat bertindak fleksibel dan melayani apa yang
dibutuhkan konsumen. Perusahaan juga harus menerima dengan baik kritik dan saran
dari konsumen. Staf pemasaran hendaknya mengunjungi konsumen secara teratur
untuk menjaga hubungan baik sehingga tetap terjaga proses pembelian ulang atas
produk, dan dapat juga dimanfaatkan untuk mencari data dalam rangka riset
pemasaran.
7. Komunikasi yang baik
Kegiatan promosi yang baik hendaknya bersifat informatif, menjelaskan kepada
calon konsumen mengenai suatu produk sehingga mereka yang mulanya tidak tahu
mengenai produk tersebut akhirnya sampai melakukan pembelian. Karena konsumen
selalu keluar-masuk pasar, hendaknya kegiatan promosi dilakukan secara teratur,
disesuaikan dengan produk yang dipasarkan serta penentuan media komunikasinya.
Kegiatan promosi hendaknya tidak berkesan menggurui apalagi sampai menipu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kualitas dan kuantitas lingkungan hidup sangat terbatas. Lingkungan hidup selalu
berubah-ubah, dapat mengalami penurunan kualitas dan penurunan kuantitas. Hal ini
disebabkan karena terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Penurunan kualitas dan kuantitas
lingkungan ini menyebabkan kondisi lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dalam memanfaatkan
alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan ditimbulkan. Kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, kerusakan lingkungan akan berdampak
pada menurunnya kualitas lingkungan Hidup, yang akan merugikan manusia.
Kebakaran adalah salah satu risiko komersil yang sudah dianggap sebagai risiko yang
banyak diketahui umum. Banyak perusahaan yakin bahwa gedung beserta isinya sangat kecil
kemungkinannya untuk terbakar. Pada sektor industri, ternyata kebakaran tidak hanya terjadi
pada pabrik-pabrik bahan kimia, tetapi dapat juga terjadi pada pabrik biasa, misalnya pabrik
tekstil.
Risiko lain pada aspek sarana dan prasarana adalah risiko pada komputer. Komputerisasi
sudah merupakan kebutuhan yang penting di perusahaan dalam rangka administrasi data,
pengolahan data untuk menghasilkan informasi serta pendistribusiannya.
Risiko pemasaran adalah kejadian buruk yang berpotensi terjadi dan diketahui berapa
peluang kejadian tersebut akan benar-benar terjadi dan sebesar apa dampaknya kalau kejadian
tersebut benar-benar terjadi pada semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus
penyerahan barang.
B. Saran
Dalam menjalankan bisnisnya sebuah perusahaan ataupun perorangan hendaklah
memperhatikan dan memperkiraan risiko-risiko yang akan menimpa usahanya. Selain
dampak yang akan diperoleh oleh perusahaan, perusahaan juga harus memikirkan dampak
yang akan diterima di lingkungan sekitar perusahaan, apalagi jika perusahaan tersebut
bergerak dalam bidang industri.
DAFTAR PUSTAKA
Umar, Husein, Manajemen Risiko Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
www.menlh.go.id/amdal/
www.soniasworldd.wordpress.com/2015/01/07/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-amdal/
www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-amdal-fungsi-tujuan-manfaat-amdal.html
www.dokumen.tips/documents/resiko-polusi-lingkungan.html
www.debiprahara30.blogspot.co.id/2015/02/pencemaran-perusakan-dan-resiko.html