MEKANISME JABATAN HAL EHWAL AGAMA ISLAM KELANTAN
DALAM MEWUJUDKAN KEHARMONISAN RUMAH TANGGA STUDI
KASUS DI JABATAN HAL EHWAL AGAMA ISLAM KELANTAN
(JAHEAIK), MALAYSIA
SKRIPSI
Diaju Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperolehi Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Hukum Keluarga Islam
Oleh:
AHMAD ZAHIR SYAHMI BIN SUKERI
NIM :SHK 101180012
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019/2020
MOTTO
أها ا أنفسكم وأهلكم نارا ولودها لذن ٱ لحجارة ٱو لناس ٱءامنوا لو
ئكة غلظ شداد ل عصون ها مل ٱعل ما أمرهم وفعلون ما ؤمرون لل
٦
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.(QS. At-Tahrim[66]:6)
II
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan
Dalam Mewujudkan Keharmonisan Rumah Tangga untuk mengungkap faktor-
faktor yang menyebabkan ketidakharmonisan rumah tangga dalam kalangan
masyarakat di Negeri Kelantan khususnya dan masyarakat Malaysia umumnya.
Tujuan penelitian ini dibuat untuk mengetahui mekanisme yang dibuat oleh
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga
dalam masyarakat negeri Kelantan. Penulis menggunakan pendekatan yuridis dan
empiris dalam mengumpulkan data-data untuk kajian di Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Kelantan. Rumusan masalah penulis kemukakan dalam kajian ini
adalah bagaimana faktor ketidakharmonisan dalam rumah tangga dapat berlaku
dan bagaimana mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan dalam
mewujudkan keharmonisan rumah tangga dalam masyarakat Kelantan. Hasil
penelitian yang penulis dapat dalam kajian tersebut adalah Jabatan Hal Ehwal
agama Islam Kelantan membantu menyelamatkan keluarga yang bermasalah
dengan khidmat nasihat dan mengadakan program-program yang berbentuk ilmu
kekeluargaan.
Kata kunci: mekanisme, keharmonisan rumah tangga
III
PERSEMBAHAN
بسم الله الرحمن الرحيم
Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang kucintai: Ayahanda Sukeri
Bin Yamin dan arwah ibunda Sharifah Binti Mohamed yang telah mendidik dan
mengasuh anakanda dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih sayang, agar
kelak anakanda menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan
bermanafaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa, seterusnya dapat meraih cita-cita
murni. Terima kasih juga kepada Puan Rohani Bt Mohd Noor atas bantuan dan
kesabaran dalam membantu saya sepanjang kajian saya di Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Kelantan. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam Persatuan
Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia Cabang Jambi, serta teman-
teman dari Indonesia maupun teman-teman yang berada di Malaysia, yang setia
telah memberikan semangat dan dorongan di kala suka maupun duka, semoga
persahabatan kita tetap terjalin dengan baik selamanya.
Terima kasih atas segalanya.
IV
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salaam turut
dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang sangat dicintai.
Alhamdulillah dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis senantiasa diberi
nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang diberi judul Status Anak Angkat Non Muslim Menurut Undang-Undang
Keluarga Malaysia Dan Hukum Islam.
Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan
ilmu syariah dalam bagian hukum. Juga memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Program Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Hukum
Keluarga pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, Indonesia.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan terima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara langsung
maupun secara tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA.,Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi,
Indonesia. Ibuk Dr. Rofiqoh Ferawati selaku Wakil Rektor 1. Dr. As'ad Isma
selaku Wakil Rektor 2, dan Bapak Bahrul Ulum selaku wakil Rektor 3.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag,M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi, Indonesia.
V
3. Bapak Agus Salim, M.A,M.I.R,Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,
Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Perencanaan dan Keuangan dan Bapak Dr.H.Ishaq,SH, M.Hum selaku Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama di Fakultas Syariah UIN STS
Jambi, Indonesia.
4. Ibu Mustiah. RH. S.Ag., M.SY selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga dan
Bapak Irsadunas Noveri selaku Sekretaris Jurusan Hukum Keluarga Fakultas
Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. 5. Bapak Drs. Baharuddin Ahmad,
selaku Pembimbing I dan Bapak Rasito, SH, M. Hum selaku pembimbing II yang
telah banyak memberi masukan, tunjuk ajar dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen dan seluruh karyawan dan karyawati
Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi yang bersangkutan.
Jambi, 8 Februari 2020,
Penulis,
AHMAD ZAHIR SYAHMI BIN SUKERI
NIM: SHK 101180012
VI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………... .i
PERNYATAANKEASLIAN ………………………………………………….…ii
PERSETUJUAN PEMBIMBIMBING…………………………………………..iii
SURATPERNYATAAN………………………………………………………....iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ……………………………………………….v
MOTTO ................................................................................................................vi
ABSTRAK ............................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................viii
KATAPENGANTAR ............................................................................................ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................................xi
DAFTARSINGKATAN ......................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................viv
DAFTARGAMBAR .................................................................................... …....xv
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………...7
C. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian…………………...7
D. Kerangka Teori…………………………………………………8
E. Tinjauan Pustaka………………………………………………10
BAB II: METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian…………………………………………….13
B. Pendekatan Penelitian…………………………………………13
C. Jenis Dan Sumber Data……………………………………….13
D.Teknik Pengumpulan Data…………………………………….14
E.Teknik Analisis Data…………………………………………..15
F.Sistematika Penulisan………………………………………….16
VII
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A.Lokasi Dan Sejarah JAHEAIK………………………………..18
B.Strktur Organisasi JAHEAIK………………………………….20
C. Struktur Organisasi Bahagian Undang-Undang Keluarga
Islam……………………………………………………………...22
D. Carta Alir Jabatan Hal Ehwal Agama Islam
Kelantan…………………………………………………………..23
E. Visi, Misi Dan Moto Jabatan Hal Ehwal Agama Islam
Kelantan………..............................................................................24
F. Objektif, Fungsi, dan Bidang Kuasa
JAHEAIK………………………………………………………...29
BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Faktor ketidakharmonisan dapat berlaku dalam suatu rumah
tangga………………………………………………………...31
B. Mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan dalam
mewujudkan keharmonisan rumah
tangga………………………...………………………………43
BAB V: PENUTUP
A.Kesimpulan……………………………………………….........53
B.Saran-Saran……………………………………………….........54
C.Kata Penutup……………………………………………..........55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
VIII
DAFTAR SINGKATAN
UIN STS : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
SWT :Subhanahuwata’ala
SAW :Sallahu alaihiwasallam
Ra :Radiallahu’an
No. : Nomor
Q.S : Al-Quran Dan Sunnah
Cet. : Cetakan
Bil : Bilangan
Hlm : Halaman
JAHEAIK :Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan
MAIK : Majlis Agama Islam Kelantan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu asas pokok dalam perkahwinan, keharmonis menjadi
penting untuk dibicarakan. Beberapa kasus yang menyebabkan keretakan dalam
rumah tangga disebabkanoleh kadar keharmonis yang minim. Karenanya,
bagaimana mewujudkan keluaraga yang harmonis adalah pertanyaan yang harus
dijawab bukan hanya dengan sekadar ucapan melainkan juga sikapyang
dilatarbelakangi oleh beberapa hal, seperti tingkat kedewasaan, ilmu pengetahuan
yang cuckup dan factor ekonomi yang mendukung.
Jika tujuan pernikahan sebagaimana sering disebutkan dalam pembahasan
maqasid syariah adalah hiz an-nasl (memelihara keturunan), maka mewujudkan
keharmonis dalam keluarga adalah perantara yang menghantarkan keluarga
menuju maqasid tersebut. Persis pada pernyataan ini muncul pula pernyataan
tentang siapakah yang paling bertanggungjawab dalam menjamin keluarga yang
harmonis? Jawabnya tentu saja setiap pasangan dibebani dengan tanggungjawab
tersebut. Hanya saja lebih dititik-beratkan kepada suami sebagai kepala rumah
tangga. Konsekuensi logisnya, jika pasangan suami istri memperoleh anak, peran
suami semakin banyak dan tanggungjawab pun semakin besar,utamanya dalam
hal kewajiban meberi nafkah.
2
Untuk memperlihatkan besar dan pentingnya tanggungjawab terhadap
keluarga.al-Quran menyandingkan perintah memelihara diri peribadi dengan
memelihara keluarga, sebagaimana dinyatakan dalam al-Quran:
أها ا أنفسكم وأهلكم نارا ولودها لذن ٱ لحجارة ٱو لناس ٱءامنوا لو
ئكة غلظ شداد ل عصون ها مل ٱعل رهم وفعلون ما ؤمرون ما أم لل
٦
Artinya: Wahai-wahai orang yang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga
kamu dari Neraka yang bahan-bahan bakarannya: Manusia dan batu (berhala);
Neraka itu dijaga dan dikawal oleh malaikat-malaikat yang keras kasar
(layanannya); mereka tidak menderhaka kepada Allah dalam segala yang
diperintahkanNya kepada mereka, dan mereka pula tetap melakukan segala yang
dperintahkan.1
Ayat di atas tidak hanya menyebutkan kewajiban memelihara keluarga,
tetapi juga menyatakan risiko kelalaian dalam memelihara keluarga, yakni bahwa
kelalaian dalam memelihara keluarga dapat berisiko pada ancaman api neraka.
Meskipun demikian tanggungjawab tersebut harus dilakukan oleh setiap anggota
keluarga bukan membebankan pada salah seorang.
Akhir-akhir ini banyak dikemukakan kasus penceraian. Data statistik
Jabatan Agama Islam Dan Adat Istiadat Melayu Kelantan melaporkan bahwa
angka penceraian pada tahun 2018 adalah 26572. Menurut Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Kelantan, factor utama penyebab perceraian di Malaysia adalah
minimnya rasa saling percaya antar pasangan suami istri. Perbedaan pandangan
1 Q.S Al-Tahrim (66): 6 2 https://www.pressreader.com/. Diakses Tanggal 3 Mei 2019 Jam 8.56a.m
terhadap sesuatu permasalahan, kurangnya kesedaran dalam memahami bahwa
kepentingan menjaga keutuhan rumah tangga lebih penting dari pada
memenangkan perdebatan seringkali menjadi sumber awal keretakan rumah
tangga. Kurangnya rasa saling ini tak jarang memeunculkan prasangka buruk
antar pasangan suami istri.
Tentu saja hal ini telah mengabaikan peringatan Allah seperti di dalam Al-
Quran:
أها ن جتنبوا ٱءامنوا لذن ٱ إثم و ل لظن ٱإن بعض لظن ٱكثرا متا تجسسوا ول غتب بعضكم بعضا أحب أحدكم أن أكل لحم أخه م
ٱ تموا ٱفكرهتموه و ٱإن لل حم لل اب ر ٢١تو
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang
.3
Hak ini telah ditegaskan oleh Rasulullah yang bersabda:
حدثىا كثيز به عبيد , حدثىا محمد به خاند , عه معزف به
اصم , عه محارب به دثار , عه ابه عمز , عه انىبي
انحلال انى الله تعانى صهى انهه عهي سهم قال : ابغض
انطلاق.Artinya : Telah menceritakan kepada kami Katsir bin Ubaid, telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Khaalid dari Mu’arif bin Waashil dari Ditsaar dari
3 Q.S AL-HUJURAT (49)12
Ibnu Umar radhiyallaahu’anhuma dari Nabi Shallahahu wasallam, beliau
bersabda,”Perkara halal yang dibenci Allah Ta’ala adalah thalaq(penceraian) “4
Faktor berlakunya perceraian ada banyak sekali masalah dalam terjadinya
perceraian. Kebanyakan kes (permasalahan) perceraian, sebab-sebab yang
dikemukakan oleh plaintif (penggugat) dan defanden (tergugat) adalah tiada
kefahaman dan tidak memberi nafkah. Jika dilihat pada fail data Mahkamah ia
mungkin tidak sama dengan apa yang diajukan oleh plaintif (penggugat) kerana
kebanyakan permasalahan yang asal akan di ubah oleh pihak Mahkamah kepada
permasalahan yang lebih mudah adalah untuk memudahkan putusan persidangan,
ia didaftafkan atas permasalahan Tuntutan Perceraian. Dari permasalahan
tersebut pihak suami yang lebih banyak mengajukan permohonan cerai
berbanding pihak isteri.
Jenis Aduan Rundingcara
Jenis Aduan 2015 2016 2017 2018
1.Agama 33 25 24 41
2.Abaikan
Tanggungjawab
58 50 117 33
3.Sosial 47 27 41 28
4.Kewangan 21 35 28 36
5.Sikap 57 56 134 26
6.Komunikasi 60 38 17 29
7.Gangguan 40 30 18 22
4 https://konsultasisyariah.com/29419-halal-yang-dibenci-allah.html. Diakses Tanggal 3
Mei 2019 Jam 9.32p.m
luar
8.Kesihatan 1 7 1 36
9.Seksual 17 20 3 34
10.Penderaan 20 30 15 34
11.Jenayah 0 0 0 18
12.Poligami 15 8 10 18
13.Lain-lain 0 0 0 0
Jumlah 369 326 408 358
Mohd Anwan Bin Ab. Muttalib, yaitu seorang Hakim Mahkamah Syraiah
Kota Bharu, Kelantan, mengatakan bahwa, “Diantara sebab-sebab yang
dikemukakan oleh plantif (penggugat) dengan defendan (tergugat), sekiranya
plantif (penggugat) merupakan isteri maka antara sebab yang di berikan adalah
tiada persefahaman, tidak memberi nafkah. Manakala sekiranya plantif
(penggugat) merupakan suami, sebab yang diberikan adalah tidak tahan dengan
sikap isteri yang banyak berleter (bercakap), pemalas, tidak melaksanakan
tanggungjawab isteri, curang. Kes (kasus) perceraian yang sering terjadi, pada
kebiasaannya lebih tinggi peratus dari pihak isteri, manakala pihak suami
kebanyakan melafazkan cerai diluar sidang, disebabkan kes (kasus) tidak
direkotkan dalam mahkamah dan hanya dikenakan denda RM1000
(Rp3,000,000). Ini karena masyarakat Kelantan merupakan masyarakat yang
fanatik dalam agama Islam, kebanyakan mereka tidak menuruti hukum atau
undangundang yang ditetapkan, maka mereka menggunakan hukum atas
pengatahuan agama mereka sendiri.5
5 Tengku Muhamad Rosfaizal, Studi Perbandingan Perceraian Pada Pengadilan Agama
Di Indonesia Dengan Mahkamah Syariah Malaysia (Studi Kasus di PA Tanjung Karang dan MS
Kelantan tahun 2013-2016) hlm 82
Di Malaysia, urusan keluarga, secara kelembagaan, diatur oleh suatu
depertement ini didirikan untuk permasalahan yang terkait dengan hukum
keluarga , antaranya ialah masalah perkahwinan, penceraian, harta warisan, serta
talak dan juga banyak lagi. Keharmonisan dalam rumah tangga juga termasuk
dalam tanggungjawab depertemen ini. Karenanyan, Jabatan Agama Islam di
setiap wilayah di Malaysia bertanggungjawab atas perihal yang berhubung dengan
penyelesaian perkara-perkara hukum keluarga.
Dalam kajian ini, penulis menemukan fenomena
ketidakharmonisan rumah tangga di wilayah Kelantan berdasarkan jumlah kasus
penceraian, pertengkaran suami istri, suami dan istri dayus, kurangnya pendidikan
agama dan kasus suami tidak memberi nafkah lahir batin. Dari kasus-kasus
tersebut, muncul pertanyaan bagaimanakah mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama
Islam Kelantan untuk mengatasi permasalahan yang berlaku di dalm sebuah
rumah tangga. Berdasarkan pertanyaan ini, penulis tertarik mengajukan penelitian
yang berjudul “Mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan Dalam
Mewujudkan Keharmonisan Rumah Tangga Studi Kasus Di Jabatan Hal
Ehwal Agama Islam Kelantan(JAHEAIK)Malaysia”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dilakukan peneliti adalah :
1. Apakah faktor Ketidakharmonisan dapat berlaku dalam suatu rumah
tangga?
2. Bagaimanakah mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan
dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga?
C. Batasan Masalah
Untuk lebih memudahkan pembahasan penelitian ini, maka penulis
membatasi bahasan tentang Mekanisme Jabatan Agama Islam dalam mewujudkan
keharmonisan rumah tangga di wilayah Kelantan pada tahun 2018 serta persoalan-
persoalan yang terkait untuk mengatasi permasalahan keharmonisan dalam rumah
tangga.
D. Tujuan dan kegunaan Penelitian
Bertitik tolak darupada latar belakang masalah dan pokok permasalahan
yang menjadi pokok pembahasan, maka tujuan dan kegunaan penelitian yang
hendak dicapai dalam karya ilmiah ini adalah:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui faktor terjadinya ketidakharmonisan rumah tangga di
wilayah Kelantan.
b. Untuk mengetahui mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan
dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai teoritas menambah pengetahuan penulis dalam ilmu
kekeluargaan khususnya mengetahui mekanisme Jabatan Agama Islam
dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga studi kasus di Jabatan
Hal Ehwal Agama Islam Kelantan.
b. Sebagai akademis melengkapi pensyaratan dalam menyelesaikan studi dan
untuk memperolehi gelaran sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Syari’ah
dalam Jurusan Hukum Keluarga.
c. Sebagai praktis untuk dijadikan sebagai pegangan dan pedoman serta
bahan masukan bagi masyarakat umumnya di Kelantan tentang perihal
kehidupan berumahtangga.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan huraiaan tentang teori yang digunakan dan cara
menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian.6 Di dalam
penelitian yang dilakukan oleh penelitian terhadap beberapa kerangka teori yang
dapat diungkapkan dalam penulisan ini. Antaranya adalah :
Maqashid al-Syari’ah merupakan kata majmuk (idlafi) yang terdiri dari
dua kata yaitu Maqashid dan Al-Syari’ah. Secara etimologi Maqashid merupakan
bentuk jamak (plural) dari kata maqashid. Yang terbentuk dari huruf qaf shad dan
dal, yang berarti kesengajaan atau tujuan. Sedangkan kata Al-Syari’ah secara
etimologi berasal dari kata syara’a yasyra’u syar’an yang berarti membuat shari’at
atau undang-undang, menerangkan serta menyatakan. Dikatakan syara’a lahum
6 Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah (Jambi : Syariah Press,
2010), hlm 14
syar’an berarti ia telah menunjukkan jalan kepada mereka atau bermakna sanna
yang berarti menunjukkan jalan atau peraturan.
Sedangkan syari’ah secara terminologi ada beberapa pendapat. Menurut
Asaf A.A Fyzee menjelaskan bahwa Syari’ah adalah canon law of Islam, yaitu
keseluruhan perintah Allah swt yang berupa nas-nas. Sedangkan Satria Effendi
menjelaskan bahwa Syari’ah adalah al-nushush al muqaddasah yaitu nash yang
suci yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadith al-Mutawaturah, yang belum
tercampuri oleh pemahaman manusia sehingga cakupan syari’ah akan tetapi
menurut ulama-ulama mutaakhirin telah terjadi penyempitan makna syari’ah.
Mahmud Syalthuth memberikan uraian tentang makna syari’ah bahwa syari’ah
adalah hukum-hukum dan tata aturan yang dishari oleh Allah swt untuk hamba-
hambanya agar dipedomani manusia dalam mengatur hubungan dengan tuhan,
dengan sesama antara manusia, alam dan seluruh kehidupan. Sedangkan Ali al-
Sayis menjelaskan bahwa Syari’ah adalah hukum-hukum yang diberikan oleh
tuhan untuk hamba-hambanya agar mereka percaya dan mengamalkannya demi
kepetingan mereka di dunia dan akhirat.
Memelihara agama (hifdzu Din) yaitu memelihara dan melaksanakan kewajiban
keagamaan yang termasuk peringkat primer, seperti melaksanakan sholat lima
waktu. Bila sholat ini diabaikan, maka eksistensi agama akan terancam.
Memelihara Jiwa ( Hifdzu Nafs) yaitu memenuhi kebutuhan pokok berupa
makanan untuk mempertahankan hidup. Jika kebutuhan pokok diabaikan maka
akan terancam eksistensi jiwa manusia.
Menjaga akal (Hifdzu Aql) yaitu seperti diharamkannya minum-minuman
keras. apabila ketentuan ini dilanggar maka akan terancam eksistensi akal
manusia.
Menjaga keturunan (Hifdzu Nasl) yaitu disyariatkannya menikah dan dilarang
berzina. Apabila hal tersebut dilanggar makan akan terancam eksistensi
keturunannya.
Menjaga harta (Hifdzu Maal) yaitu seperti disyariatkannya tatacara
kepemilikan melalui jual beli dan dilarangnya mengambil harta orang lain dengan
bathil seperti mencuri, riba dan lain-lain. Apabila dilanggar maka akan terancam
eksistensi hartanya.
F. Tinjauan Pustaka
Di antara langkah penting penulis dalam memulai aktivitas penelitian
adalah melakukan tinjauan pustaka atau penelusuran penelitian terdahulu yang
memiliki kaitan langsung dengan permasalahan penelitian yang diangkat.
Pertama tentang skripsi yang ditulis oleh Narti Arfianti yang membahas
tentang Strategi menjaga keharmonis rumah tangga jarak jauh dengan cara
kesetiaan, kejujuran, kepercayaan, menjaga, komunikasi7 dan berbeda dengan
7 Narti Arfianti,”Strategi Menjaga Keharmonis Rumah Tangga Jarak Jauh (Studi Kasus
di Desa Ciputih Kecamatan Salem Kabupaten Brebes)”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Purwokerto,(2016),Hlm 62
penulis, yakni penulis membincangkan keharmonisan mencakup hubungan antar
suami dan istri sama ada jarak dekat ataupun jauh.
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Ahmad Mizan Basari yang membahaskan
tentang Tinjauan hokum islam terhadap keharmonisan dalam rumah tangga
dengan cara mengamalkan shalawat wahidiyah yang dirasakan mempunyai
model dakwah yang cukup menarik dan mempunyai koordinasi yang bagus antar
anggotanya juga mempunyai semangat yang tinggi untuk memperjuangkan
kesadaran yang tinggi kepada Allah S.W.T8,manakala penulis pula menggunakan
cara dakwah di masjid dan membuat program-program kekeluargaan serta
mengundang para ustaz yang baik dan menarik penyampaian dakwahnya supaya
dapat meresap ke dalam jiwa.
Ketiga skripsi yang ditulis oleh Muhammad Nur Ikhwan Ali yang berjudul
Konsep keluarga bahagia-sejahtera yang mana obyek penelitiannya adalah Santri
Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogjakarta9, Manakala perbedaan
dengan penulis obyek penelitian adalah pegawai-pegawai jabatanhal ehwal agama
islam Kelantan dan juga tergugat.
Berbeda dengan penulisan-penulisan skripsi yang telah dinyatakan
tersebut, dalam penulisan skripsi penulis lebih mendiskripsikan kajian penulis
tentang kajian lapangan di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan. Penulis
8 Ahmad Mizan Basari,” Tinjauan Hukum Islam Terhadap Keharmonisan Dalam Rumah
Tangga,” Tesis Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (Stud Terhadap Pasangan Suami Istri
Pengamal Shalawat Wahidiyah Di Kota Yogjakarta), Yogjakarta,(2010),Hlm 4 9 Muhammad Nur Ikhwan Ali,”Konsep Keluarga Bahagia-sejahtera(Studi Komparasi
Antara Santri Pondok Dan Mahasiswa Indekos),”Tesis Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga,Yogjakarta,(2015),Hlm 16
lebih cenderung untuk mengkaji tentang bagaimana faktor ketidakharmonisan
dapat berlaku dalam suatu rumah tangga dan bagaimana mekanisme Jabatan Hal
Ehwal Agama Islam Kelantan dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga.
Penulis lebih terarah untuk mengkaji bagaimanakah ketidakharmonisan dan
mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan dalam mewujudkan
keharmonisan rumah tangga dalam masyarakat Kelantan.
13
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dipilih adalah Jabatan Hal Ehwal Agama Islam
Kelantan, Malaysia. Termasuk pihak-pihak yang terkait secara langsung maupun
tidak langsung dalam penelitian ini, sejak tahun 2019 hingga tahun 2020. Penulis
memilih tempat penelitian ini berdasarkan banyak sumber dan maklumat di
tempat penelitian di wilayah Kelantan serta JAHEAIK menguruskan hal-hal yang
berkaitan dalam mengharmoniskan rumah tangga. Maka penulis memilih Jabatan
Hal Ehwal Agama Islam Kelantan sebagai tempat penelitian untuk menyiapkan
skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan yuridis empiris. Kajian ini menganalisis permasalahan dilakukan
dengan cara memadukan bahan-bahan hukum (yang merupakan data sekunder)
dengan data primer yang diperoleh di lapangan
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Untuk memperoleh data informasi sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Data Primer
Dalam penelitian ini dapat dibagi dua yakni primer secara literature yaitu
buku yang berkaitan dengan kajian ini dan data primer di lapangan yaitu data
berupa informasi atau keterangan yang diperoleh dari lapangan terhadap petugas
di Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh hasil daripada bacaan perpustakaan yang mempunyai
hubungan dengan penelitian ini sebagai penguat data primer dalam bentuk buku-
buku, artikel-artikel, dan juga berkenaan data-data dokumentasi yang diperoleh di
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan. Data sekunder sebagai data
pendukung dalam peroleh informasi yang berkaitan dengan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data-data dan fakta di
lapangan, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,antara
lain:
1. Observasi
Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik tentang fenomena
yang diselidiki dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas
kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung mahupun tidak
langsung. Maka penulis akan mengamati secara langsung ke Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Kelantan(JAHEAIK).
2. Wawancara
Yaitu cara yang digunakan untuk memperolehi keterangan secara lisan
untuk mencapai satu tujuan. Teknik yang paling esensial adalah dengan
mewawancara pihak-pihak atau karyawan-karyawan yang terkait dan juga dengan
Pegawai Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan(JAHEAIK).
3. Dokumentasi
Yaitu sesuatu yang tertulis atau tercatat yang dapat dipakai sebagai bukti
atau keterangan. Penulis mengumpulkan bahan-bahan melalui dokumen tertulis
yang berhubungan dengan penulisan ini dari pegawai-pegawai yang bersangkutan
serta mengambil informasi dari ala mat web internet. Metode ini digunakan
bertujuan untuk memperkuat data-data yang sudah ada.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul sesuai dengan permasalahan yang ditelitikan dan
kemudian dipelajari serta dipahami, maka penulisan menggunakan metode seperti
berikut:
1. Reduksi data
Analisi data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan tiga teknik yaitu
mereduksi data yang diperoleh dari hasil wawancara. Data-data wawancara yang
telah direkam kemudian ditranskripkan dengan tujuan memudahkan peneliti
memilih data-data yang sesuai untuk dianalisis.
2. Penyajian Data
Data-data yang telah ditranskripkan ini, kemudian disajikan dengan cara
dipisahkan dan dipetakan data-data yang serupa ke dalam bagian-bagian tertentu
yang telah diberikan tanda.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan sementara dari data-data
yang terkumpul, sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk penelitian
lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang telah diperoleh.
F. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi terbahagi kepada lima bab yang mana setiap bab
terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-
permasalahan tertentu tetapi saling berkait antara satu sub bab dengan sub bab
yang lainnya.
Bab pertama membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penulisan, kerangka teori, dan tinjaun pustaka.
Bab kedua membahas tentang metodologi penelitian yang terdiri daripada
tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian dan sumber
data, teknis pengumpulan dan teknis analisis data.
Bab ketiga pula membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian
seperti geografis dan struktur JAHEAIK, sejarah JAHEAIK,visi,misi dan
obyektif. Struktur dan tugas pokok pada organisasi JAHEAIK serta sarana dan
prasarana JAHEAIK.
Seterusnya, bab keempat pula memuatkan pembahasan dan hasil
penelitian yang mengandungi sub-sub bab seperti factor penyebab tidak
harmonian rumah tangga dan Mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam
Kelantan dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga.
Bab terakhir, Bab kelima adalah tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan,
saran-saran dan kata penutup.
Bab kelima merupakan penutup terdiri daripada kesimpulan, saran-saran
dan kata penutup.
18
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Lokasi dan Sejarah Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan,
Malaysia
Keberadaan atau Kantor Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan
terletak di tengah-tengah bandar Kota Bharu, Kelantan Darul Naim. Di sekitarnya
terdapat kantor-kantor yang lain, seperti Kompleks Balai Islam, Jabatan Mufti
Negeri Kelantan, Dan Majlis Agama Islam Dan Adat Istiadat Melayu Kelantan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambaran pada bahagian lampiran. Jabatan
Hal Ehwal Agama Islam Kelantan adalah sebuah Jabatan, Pejabat, atau Kantor
Kerajaan Negeri Wilayah Kelantan Darul Naim.
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan (JAHEAIK) ditubuhkan secara
rasmi pada 1 Januari 1980 dengan tujuan untuk membantu Majlis Agama Islam
dan Adat Istiadat Melayu Kelantan dalam usaha mempergiatkan aktiviti-aktiviti
dakwah dan pembangunan hal ehwal Islam di negeri Kelantan.
Pada Awal penubuhannya iaitu pada 1/12/1950, bidang tugas JAHEAIK
yang dikenali dengan nama Pejabat Penyelia Agama atau lebih mashyur dengan
panggilan Pejabat Pencegah Maksiat lebih tertumpu kepada bidang pencegahan,
penangkapan dan pendakwaan jenayah syariah semata-mata. Pejabat ini wujud di
bawah Pejabat Mufti Kerajaan Kelantan.10
10
www.jaheaik.com,diakses 30 Oktober 2019 Jam 10.30 a.m
Sekitar bulan Mac 1978 kerajaan telah mewujudkan Bahagian Agama
Islam di Pejabat Setiausaha Kerajaan Kelantan yang dikendalikan seorang
pegawai yang berjawatan "Penolong Setiausaha (Hal Ehwal Agama)" serta
beberapa kakitangan perkeranian. Bermula pada bulan jun 1978, struktur
pentadbirannya diperbesarkan dengan diberi taraf jabatan penuh iaitu diketuai
oleh seorang pegawai berjawatan Pengarah, sementara Penolong Kanannya
bergelar Setiausaha, tetapi masih di bawah sayap Pejabat Setiausaha Kerajaan
Kelantan. Hanya pada tahun 1980 barulah diwujud secara berasingan dari pejabat
Setiausaha Kerajaan dengan peruntukan tahunan serta kuasa mengawal kewangan
dan pentadbirannya sendiri.
Pada tahun 60an dan seterusnya hingga kini, JAHEAIK telah mengalami
perkembangan pesat dari segi bidang tugas serta struktur perjawatan dan
pentadbirannya sesuai dengan tuntutan perubahan masa dan keadaan.
Asas kepada bidang kuasa pembangunan Hal Ehwal Islam di Malaysia
telah diletakkan secara jelas dalam sistem perundangan Negara. Perkara 3(1)
Perlembagaan Persekutuan memperuntukkan Agama Islam adalah Agama bagi
Persekutuan. Dalam pembahagian kuasa antara Kerajaan Persekutuan dan
Kerajaan Negeri, Pengurusan Agama Islam diletakkan di bawah kuasa Kerajaan
Negeri di mana Raja-Raja Melayu adalah Ketua Agama Islam di negeri masing-
masing. Bagi negeri-negeri yang tidak beraja, Perlembagaan Persekutuan
memperuntukkan bahawa Yang DiPertuan Agung adalah Ketua Agama Islam
bagi negeri-negeri berkenaan.11
B. Struktur Organisasi Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan
1 Pengarah JAHEAIK YB Dato’Hj Che Mohd Rahim Bin
Hj. Jusoh
2 Bahagian Khidmat Pengurusan
Timbalan Pengarah Urusan
Mohd Kamaruddin Bin Omar
3 Bahagian operasi Dr. Hasnan bin Hj. Ramli
4 Bahagian Pendidikan Hj. Nik Abdul Halim Bin Hj. Nik
Hassan
5 Bahagian Halaqat Negeri Mohd Bakhari Bin Hamat
6 Bahagian Penyelidikan Arnizam Binti Abdullah
7 Bahagian Dakwah Noorlailawati Binti Mamat
8 Bahagian Undang-Undang
keluarga
Mohd Suhaimi Bin Mohamed
9 Bahagian Penguatkuasaan
Undang-Undang Syariah
Mohd Fadzuli Bin Mohd Zain
10 Bahagian Pengurusan Halal Anuar Al-Sadat Bin Hj. Noor
11 Timbalan Ketua Pengelola
Halaqat 1
Nor Azariza Bin Mohd Alawi
12 Timbalan Ketua Pengelola Raziah Binti Zainal Karip
11
Ibid.,hlm 18
Halaqat 2
13 Unit Pemantau Aqidah Dan
Syariah
Nik Mohamad Zawawi Bin Ibrahim
14 Unit Dakwah Dan Tarbiyyah Suratemi Bin Mat Yusof
15 Unit Ukhuwah Mohd Khairol Azdmi Bin Mohd
Razali
16 Unit Khidmat Nasihat Rohani Binti Mohd Noor
17 Unit Siasatan Rohani Binti Kadir
18 Unit Pengurusan Masjid Zulkarnain Bin Ismail
19 Penolong Pengarah Penapisan
Media
Abdul Muiz Bin Abdullah
20 Penolong Pengarah Penerbitan Ahmad Talhah Bin Ab.Rahman
21 Penolong Pengarah Tarbiyyah Mohd Hafiz Bin Mat Sulaiman
22 Pendaftar Nikah,Cerai dan Rujuk Mushariza Rizuan Bin Mustapha
23 Pendaftar Nikah, Cerai Dan Rujuk Mohd Norhasdi bi Hashim
24 Penolong Pengarah Pembangunan
Keluarga
Nasikah Binti Ab. Rahman
25 Penolong Pengarah Khidmat
Nasihat
Noor Saydatina Fatimah
C. Struktur Organisasi Bahagian Undang-Undang Keluarga Islam
12
No Nama Jawatan
1. Tuan Haji Mohd Suhaimi Bib Mohamed Timbalan Pengarah
Operasi
2. Aida Binti Hashim Pentadbiran
3. Noraziyati Binti Mohd Nor Pentadbiran
4. Norazlaipa Binti Ab. Aziz Pentadbiran
5. Salwani Binti Mohd Yashim Pentadbiran
6. Othman Bin Idris Pentadbiran
7. Mohd Hafiz Bin Mohd Fawzi Pentadbiran
8. Ahmad Talhah Bin Ab Rahman Pendaftaran Nikah,Cerai
Dan Rujuk
9. Mohd Norhasdi Bin Hashim Pendaftaran Nikah,Cerai
Dan Rujuk
10. Nik Rabi’ah Binti Nik Ahmad Pendaftaran Nikah,Cerai
Dan Rujuk
11. Rosniza Binti Yusuf Pendaftaran Nikah,Cerai
Dan Rujuk
12 Ibid., Hlm 18
12. Rohani Binti Mohd Noor Khidmat Nasihat
13. Noor Syaidatina Fatimah Binti Zakaria Khidmat Nasihat
14. Siti Noor Binti Hamzah Khidmat Nasihat
15. Nasikah Binti Ab Rahman Pembangunan Keluarga
16 Mohammad Bin Dris Pembangunan Keluarga
D. Carta Alir Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan13
Bil Tanggungjawab Proses Kerja
1. Mula
2. Pembantu Tadbir Terima Permohonan
3. Pembantu Tadbir Semakan
4. Pembantu Tadbir Daftar Perundingan
5. Penolong Pengarah Sesi Tapisan Awal
6. Pembantu Tadbir Tetapkan Tarikh
Temujanji
7. Penolong Pengarah Sesi Perundingan
8. Penolong Pengarah Keputusan
9. Tamat
13 Ibid., Hlm 18
E. Visi, Misi Dan Moto Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan
1. Visi
Menerajui Pengurusan Hal Ehwal Islam Yang Efisien dalam Melahirkan
Insan Yang Bertakwa Menjelang 1441h.
2. Misi
Melahirkan Ummah Yang Progresif Berteraskan Faqihan, Aminan,
Rahiman, Ilman Dan Salaman Sejajar Dengan Dasar Membangun Bersama Islam.
3. Moto
Merakyatkan Dasar Membangun Bersama Islam
Kesemua maksud yang tercatat dari segi visi, misi, dan juga moto yang dibuat
oleh Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan adalah untuk mewujudkan
suasana hidup yang beramal dan bekerja berasaskan pegangan akidah Islamiah
dan mematuhi semua kehendak syariat atau beramal dengan makruf (kebaikan)
dan meninggalkan (kejahatan atau kemungkaran). Juga tahap menyerah diri
kepada Allah yang perlu dicapai oleh setiap orang islam, melakukan tindakan
berlandaskan perintah-Nya, mengingati-Nya dan menyerah diri kepada-Nya. 14
4. Dasar Kualiti
14 Ibid., Hlm 18
Jabatan ini memberi sepenuh komitmen untuk memberi perkhidmatannya yang
cemerlang dan berkualiti kepada umat islam di negeri kelantan, memenuhi dan
mengutamakan kepuasan pelanggan serta beriltizam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dengan cekap dan berkesan bagi membina dan membangunkan
sebuah masyarakat islam yang berpegang teguh kepada al-quran dan as-sunnah
dalam kehidupan mereka.
5. Keterangan Logo Baru JAHEAIK15
Warna Merah : Berani Membuat Keputusan.
Warna Kuning : Agama Islam di bawah naungan Tuanku Al-Sultan.
Warna Putih : Suci, Arif dan Bijaksana.
Kepelbagaian warna : Islam untuk semua bangsa dan warna kulit.
Bentuk Bulatan : Islam memenuhi keperluan sejagat.
1950 : Tahun Penubuhan Awal Pejabat Agama.
Buku : Berasaskan ilmu dan menyebarkannya.
Bintang Bersudut 5 : Merujuk kepada 5 Pelan Transformasi Ummah iaitu
Faqihan, Aminan, Rahiman, Ilman & Salaman.
15 Ibid., Hlm 18
Bintang Pecahan 10 : Mempunyai cawangan pejabat agama di 10 jajahan.
Bulan Sabit : Kedaulatan Islam.
2 Jata Negeri : Merujuk kepada sebuah jabatan di bawah kerajaan Negeri.
Kubah Masjid : Melambangkan budaya masyarakat yang kuat beragama
sesuai dengan jolokan Serambi Mekah.
Tulisan Jawi : Melambangkan sebuah jabatan yang bergerak seiring dengan
Peredaran masa dan berani membuat perubahan.
Tulisan JAHEAIK : Merupakan Akronim untuk Jabatan Hal Ehwal Agama
Islam Negeri Kelantan
6. Tagline16
Ketakwaan Teras Kemuliaan
Nilai Bersama
J : Jaringan
(Jalinan kerjasama, hubungan, komunikasi)
A : Amanah
(Ikhlas, jujur, telus, benar, boleh percaya)
H : Hubungan Pelanggan
(Perkhidmatan berkualiti, layanan mesra, senyuman, ramah)
E : Ehsan
( Cemerlang - berkualiti, dedikasi, cekap, komited dan positif)
A : Akauntabiliti
( Bertanggungjawab, berdisiplin, telus)
16 Ibid., Hlm 18
I : Integriti
( Terampil, bersih hati, wibawa, budi pekerti, peribadi mulia, taat setia, patuh,
berwawasan)
K : Kerja Berpasukan
( Berpadu tenaga, kerjasama, tolong menolong, strategik dan berwawasan)
7. Piagam Pelanggan Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Kelantan
Urusan Bahagian Tempoh Pencapaian
Khidmat Nasihat-
Temujanji dalam
tempoh
Undang-Undang
Keluarga
Islam(PUK)
10 hari 100%
Pengeluaran sijil
pengesahan halal
malaysia
Pengurusan Halal 30 hari 100%
Pemeriksaan sijil
dan logo halal
malaysia
Pengurusan halal 14 hari 100%
17
17 Ibid., Hlm 18
8. Pengenalan Bahagian Undang-Undang Keluarga
1. Perkhidmatan Perkahwinan Islam
Memastikan Pengurusan Nikah, Cerai dan Rujuk Negeri Kelantan menepati hasrat
Kerajaan dan pelanggan.
1.1 Mewujudkan sistem e-nikah bagi menguruskan Hal Ehwal Perkahwinan Islam
Negeri Kelantan secara elektronik.
1.2 Memantau dan memudahcara tugas Penolong Pendaftar Nikah
1.3 Merancang dan menyelaras isu-isu berkaitan Nikah, Cerai dan Rujuk di
Negeri Kelantan.
2. Pembangunan Keluarga
Merancang dan mengendali program-program Pembangunan Sosial dan
Pembangunan Keluarga;
Mengurus selia kursus pra perkahwinan (MBKPI) seluruh jajahan
2.1 Mengadakan kursus pra perkahwinan pada hari Jumaat dan Sabtu.
2.2 Mengadakan kursus pra perkahwinan dengan kerjasama IPT tempatan.
2.3 Mengadakan program kekeluargaan seperti seminar keluarga bahagia, bengkel
fasilitator dan sebagainya.
3. Khidmat Nasihat Keluarga
Menyelaraskan tatacara penyelesaian masalah yang melibatkan pasangan yang
berumahtangga dalam :
3.1 Menerima aduan daripada orang ramai yang bermasalah dalam rumahtangga
dan mengadakan sesi rundingcara keluarga
3.2 Membuat kajian berdasarkan bentuk krisis rumahtangga yang diadukan untuk
merancang kaedah baru dalam teori pembentukan Keluarga Bahagia.
3.3 Mengadakan khidmat nasihat kepada bakal Pengantin yang positif HIV.
3.4 Memberi khidmat nasihat dari segi pengurusan konflik pandangan, bimbingan,
perundangan dan lain-lain
F. Objektif, Fungsi, dan Bidang Kuasa Jabatan Hal Ehwal Agama Islam,
Kelantan, Malaysia
Fungsi JAHEAIK
1. Melaksanakan dasar yang berkaitan dengan hal ehwal Agama Islam serta
peraturan yang terkandung dalam enakmen yang di putuskan oleh Kerajaan
Negeri Kelantan dan Majlis Agama Islam Kelantan (MAIK).
2. Merancang, menyelaras dan melaksanakan program pembangunan dakwah
kepada seluruh masyarakat.
3. Merancang dan melaksanakan program pembangunan kerohanian dan jatidiri
ummah.
4. Melaksanakan undang-undang Agama Islam di dalam konteks “Amar Makruf
Nahi Mungkar”.
5. Melaksanakan program-program pembangunan institusi keluarga bahagia
mengikut hukum syarak dan undang-undang Keluarga Islam.
6. Membuat kajian, penyelidikan dan penilaian terhadap isu-isu hal ehwal Islam
yang merangkumi aspek-aspek Aqidah, kekeluargaan, Moral, sosial, bahan-
bahan terbitan, pemakanan “Halalan Toyyiba” dan lain-lain.18
18 Ibid., Hlm 18
31
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Faktor ketidakharmonisan dapat dapat berlaku dalam suatu rumah
tangga.
Tiada bumi yang tidak ditimpa hujan, demikianlah peribahasa yang
Malaysia menggambarkan semua makhluk yang diciptakan oleh Allah ini
mempunyai banyak kekurangannya. Begitu juga halnya rumahtangga, tidak ada
rumahtangga yang tidak dilanda badai yamg kadang-kadang hampir
memusnahkan rumahtangga itu sendiri. Dalam hal sedemikian kesabaran dalam
menangani perselisihan faham dapat menyelamatkan rumahtangga yang dulu
pernah dibina atas dasar kasih sayang. Lelaki dan perempuan adalah manusia
yang diciptakan oleh Allah berbeda dalam banyak perkara, beda jantina, beda
pendapat, beda citarasa, beda minat. Perbedaan tidak perlu dijadikan suatu alasan
untuk sepasang lelaki dan perempuan untuk menikah dan mulakan hidup
berkeluarga. Solusi kepada untuk terus bahagia dalah saling memahami dengan
setiap perbedaan yang ada pada diri masing-masing.
Umum mengetahui bahwasanya ketidakharmonisan rumahtangga ini
berlaku disebabkan banyak faktor dan kebanyakan sebab atau punca adalah
seperti ekonomi gawat, tidak ada pengetahuan agama, tidak berpelajaran tinggi,
campurtangan antara ibu dan bapak si suami maupun istri, perkahwinan yang
tidak sekufu, salah seorang mandul, berpenyakit setelah bernikah, masalah anak
yang keterlaluan, curang, selingkuh, cemburu buta. Antara banyak sebab banyak
kasus penceraian yang berlaku adalah istri tidak mahu lagi dipandang rendah
kerna menjadi suri rumahtangga dan ingin ke kantor dan menjadi seorang wanita
berkarier. Oleh sebab pertengkaran sering berlaku kerna tidak mendapat izin
untuk benarkan istri bekerja. Wanita zaman now juga tidak mahu di pandang
hidup dalam kesederhanaan sehingga sering mempersoal apa yang mampu suami
berikan untuk kehidupan seharian.
Penyebab kepada permasalahan keluarga juga ada tertulis dalam buku
berjudul Gejala Sosial dalam masyarakat Islam Punca dan Penyelesaian, di dalam
buku tersebut menyebut bahwa antara penyebab permasalahan rumahtangga
adalah kerna sikap dan kepribadian suami atau istri itu sendiri . Apabila dikaji
kembali tempoh perkahwinan pada awalnya berada dalam keadaan yang manis-
manis sahaja tetapi apabila sudah mencapai tempoh setahun dan telah mempunyai
anak, mulalah timbul perselisihan samada disebabkan masalah keuangan, masalah
perubahan sikap sehinggakan ada sebelah pihak lagi mula merasakan perubahan
dalam diri pasangan. Perubahan diri pasangan kadang-kadang melibatakan
sesuatu yang serius contohnya tabiat suami yang terlibatkan dengan narkoba,
peminum arak, dan sebagainya. Kadang-kadang tabiat buruk juga bukannya dari
si suami semata-mata, kadang-kadang tabiat buruk juga punca dari si istri
contohnya terlalu boros, marah tanpa alasan, ingkar perintah agama, tidak
menghormati suami, suka meminta di luar kemampuan suami, bergantung kepada
orang tua semata-mata, sakit berterusan dan sebagainya.19
19
Ahmad Redzuwan Mohd Yunus. Gejala sosial dalam masyarakat Islam. Terbitan
Lohprint. SDN,BHD,Tahun 2003. Hlm 81
Rumahtangga yang tidak dapat hidup dengan sakinah, mawaddah dan
warahmah kerna beberapa faktor antaranya juga sebabnya dalam keluarga tersebut
tidak ada kegiatan keagamaan, khususnya solat lima waktu, sesibuk manapun
seseorang hamba solat itulah bukti bahwa ada atau tidak iman seseorang hamba.
Solat lima waktu sebenarnya pengikat ikatan ukhwah antara muslim. Tarbiyyah
anak-anak melalui solat membantu ajar disiplin dalam kehidupan sebenar seorang
muslim. Seirama dengan itu juga antara pedoman untuk keluarga harmonis
adalah bermula dengan pemilihan istri lagi. Pemilihan istri meliputi beberapa
sebab antaranya kern hartanya, harta memain peranan menarik minat seseorang
kepada seseorang. Sudah menjadi lumrah manusia mencintai harta kerna dengan
harta mereka dapat memiliki apa yang dikehendaki oleh nafsu mereka. Selain dari
harta, rupa paras yang cantic menjadi ukuran dan tarikan bagi kebanyakan
individu, mereka merasakan rupa paras istri yang cantic menjadi kepuasan untuk
fitrah mereka. Berapa individu menolak perempuan yang gendut untuk dijadikan
peneman hidup walaupun wanita gendut itu memiliki akhlak yang lebih baik dari
wanita yang cantic tetapi tidak memelihara akhlak dan aurat. Disamping itu,
pangkat juga menjadi rebutan jejaka bermata duitan, dengan pangkat mereka
mempunyai kuasa dalam sesebuah organisasi atau syarikat dan dapat
melaksanakan impian dan hasrat hati mereka sesuka hati. Berbeza pula dengan
apa yang islam gariskan dalam pemilihan istri. Didalam islam anjuran supaya
mengutamakan memilih wanita yang memiliki agama yang kuat dalam diri kerna
wanita yang sebati dengan agama lebih lemah lembut dan lebih bertimbang rasa.
Didalam agama islam banyak mengajar hambanya supaya memiliki akhlak yang
baik sesame muslim jadi sudah semestinya wanita yang memiliki peribadi agama
yang kuat dalam diri lebih memilih untuk bersama suaminya dalam susah dan
senang. Jika dikaji balik kebanyakan terjadinya kasus penceraian kerna istri tidak
kuat dlam menghadapi ujian kehidupan. Apabila istri merasakan susah sedikit
mereka cepat marah dan mula menyakiti hati suami mereka sehingga ada yang
minta suami mereka untuk menceraikan mereka. Kasus penceraian suami istri
juga berpunca suami istri yang tidak menghormati satu sama lain, si suami tidak
mahu imamkan solat, sering berhutang dengan banyak orang, kesehatan yang
tidak dipelihara, pergaulan bebas tanpa memikirkan halal dan haram, bergadang
diluar sama teman-teman sehingga abai istri. Allah berfirman dalam surah Al-
Baqarah ayat 282:
ٱكلف ل ها ما لل ربنا ل كتسبت ٱنفسا إل وسعها لها ما كسبت وعلنا إصرا كما حملته أو أخطأنا ربنا ول تحمل عل على ۥتؤاخذنا إن نسنا
لنا ما ل طالة لنا به امن لبلنا ربن لذن ٱ لنا غفر ٱعنا و عف ٱو ۦول تحمنا ف رحمنا ٱو فرن ٱ لموم ٱعلى نصرناٱأنت مولى ١٨٦ لك
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".20
Menurut Puan Rohani Binti mohd Noor Pegawai Khidmat Nasihat
JAHEAIK, faktor terjadinya kasus penceraian pada masa kini disebabkan suami
20 Q.S AL-Baqarah (2):286
terlalu garang sehinggakan ada istri yang membuat keputusan untuk larikan diri
dari rumah suami dan pulang ke rumah orang tua mereka. Selain itu, faktor
penceraian atau berpisahnya pasangan sekarang ini ada yang berpunca dari
kecurangan pasangan itu sendiri.Beberapa lagi faktor antaranya campur tangan
keluarga dalam masalah suami istri, kurangnya ilmu dalam rumahtangga dan
sikap suami istri itu sendiri yang susah untuk berkomunikasi. Dalam kasus- kasus
tersebut penceraian ada baik dan buruk dan perlu melihat kepada kondisi keadaan
tersebut. Menurut beliau lagi, apabila pasangan merujuk kepada JAHEAIK kasus
tersebut kadang-kadang terlalu berat dan perlu dilanjutkan kepada pihak
mahkamah. Di mahkamah nanti pasangan tersebut diputuskan bercerai atau perlu
melalui lagi proses perdamaian.21
Analisa Kasus Rundingcara Bahagian Pentadbiran Undang-Undang Keluarga,
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Kelantan22
Table 1.
Bilangan Aduan Rundingcara
TAHUN JUMLAH
2015 369
2016 328
2017 408
2018 358
Table 2
Jantina Pengadu
TAHUN LELAKI PEREMPUAN JUMLAH
21 Wawancara Ustazah Rohani Binti Mohd Noor, Penolong Pegawai Bahagian Unit
Khidmat Nasihat, 2 Oktober 2019 22 Ibid.
2015 144 225 369
2016 111 215 326
2017 156 252 408
2018 139 219 358
Table 3
Tempoh Perkahwinan Pasangan
Tahun Bawah
1
Tahun
1-5
Tahun
6-10
Tahun
11-15
Tahun
16-20
Tahun
21-25
Tahun
26
Tahun
Keatas
Jumlah
2015 34 111 95 56 28 21 24 369
2016 29 116 68 30 26 28 29 326
2017 31 129 100 56 26 25 41 408
2018 20 115 80 47 29 34 28 358
Table 4
Jenis Aduan Rundingcara
Jenis Aduan 2015 2016 2017 2018
1.Agama 33 25 24 41
2.Abaikan
Tanggungjawab
58 50 117 33
3.Sosial 47 27 41 28
4.Kewangan 21 35 28 36
5.Sikap 57 56 134 26
6.Komunikasi 60 38 17 29
7.Gangguan
luar
40 30 18 22
8.Kesihatan 1 7 1 36
9.Seksual 17 20 3 34
10.Penderaan 20 30 15 34
11.Jenayah 0 0 0 18
12.Poligami 15 8 10 18
13.Lain-lain 0 0 0 0
Jumlah 369 326 408 358
Table 5
Keputusan Kes Rundingcara23
Keputusan 2015 2016 2017 2018
Berdamai 60 65 104 92
Rujuk
Mahkamah
19 15 21 55
Tidak Hadir 35 25 43 35
Aduan
Simpan
255 223 240 176
Jumlah 369 326 408 358
Dalam pernikahan perlu bijak dalam memilih pasangan terutama memilih
pasangan yang memiliki nilai-nilai agama yang baik, dengan pasangan yang baik
dapat membimbing pasangan kearah ketenangan rumah tangga yang diimpikan
oleh semua orang. Hasil dari pasangan yang baik dalam nilai-nilai agama akan,
mendapat berkah yang menenangkan keluarga tersebut dan melahirkan zuriat
yang juga shalih dan shalihah. Kerna itu, suami yang bisa berbuat baik kepada
istri dan anaknya merupakan mukmin yang sejati.24
Perana suami untuk lebih
faham dalam ilmu agama adalah utama kerna dia merupakan ketua dalam
keluarga dia. Walaubagaimanapun, menyalahkan sebelah pihak merupakan
perkara tidak wajar dan penyelesaian terbaik adalah suami istri tersebut perlu
mengubah diri masing-masing untuk sampai kepada perkahwinan yang sakinah,
mawaddah dam warahmah.
Apabila diteliti beberapa kasus yang terdapat dalam arsip Jabatan Hal
Ehwal Agama Islam Kelantan, antaranya Borang Permohonan Khidmat Nasihat
yang bernombor A200/19. Kasus dalam dokumen ini telah digugat oleh Puan
23 Ibid. Hlm 34 24
Ali Manshur, Hukum Dan Etika Pernikahan Dalam Islam, Terbitan UB Press, Tahun
2017,Hlm 16
Rosdiah Binti Remlek yang berumur 30 tahun. Beliau yang berasal dari Kampung
Kutan Hulu. Pendidikan akhir beliau adalah SMA. Puan Rosdhiah ini merupakan
suri rumah tangga sepenuh masa. Beliau telah mengadu tentang suaminya yang
Bernama Zahari Bin Berahim yang berumur 35 tahun. Suami beliau bekerja
sebagai pemborong yang berpendapatan RM 1000(Rp 3 Juta) sebulan untuk
menanggung isi rumah. Perkahwinan yang dibina oleh mereka adalah
perkahwinan buat pertama kali. Meraka juga pernah mengikuti kursus
perkahwinan yang diadakan oleh JAHEAIK sbelum melangsungkan perkahwinan
pada suatu ketika dulu. Pasangan ini berkahwin pada tanggal 14/2/2010,
perkawinan mereka berusia 9 tahun. Hasil dari perkahwina itu mereka dikurniakan
2 orang anak. Penggugat mengadu yang suami beliau ini sering meninggalkan
kewajipan agama,sering abaikan nafkah zahir, suami beliau juga jenis yang
cemburu buta, suka mengungkit, ego dan suka merajuk. Penggugat telah mengadu
kepada JAHEAIK dan JAHEAIK telah memanggil kedua-duanya untuk menjalani
prosedur nasihat. Selepas beberapa kali hadir kedua-duanya dalam proses nasihat,
akhirnya pendamaian dapat dicapai sehinggakan kasus diputuskan sebagai selesai
dengan pendamaian.25
Dalam Kasus yang kedua yang bernombor aduan A196/19 dikendalikan
oleh Puan Aida Pegawai Unit Khidmat Nasihat JAHEAIK berbeda perjalanan
penyelesaiannya. Permohonan ini diadukan oleh Puan Rosnani Binti Muhd Nor
berumur 43 tahun yang melangsungkan perkahwinan pada usia 18 tahun. Beliau
tinggal di Kg. Pantai Kundor. Puan Rosnanni hanya berpendidikan Sijil Rendah
25
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan, Borang Permohonan Khidmat Nasihat,No
Aduan:A200/19, 24 September 2019
Pelajaran. Beliau merupakan suri rumah sepenuh masa. Perkahwinan tersebut
merupakan perkahwinan pertama beliau dengan suami. Puan Rosnani juag pernah
mengikuti Program Pra Perkahwinan Islam yang dianjurkan oleh JAHEAIK. Puan
Rosnani telah datang ke Unit Khidmat Nasihat JAHEAIK bagi mengadu
berkenaan pasangannya yang bermasalah. Perkahwinan beliau dengan suaminya
telah berlangsung selama 24 tahun dan telah dikurniakan 6 orang anak hasil
perkahwinan beliau dengan suami. Lingkungan umur anak beliau antara 24 tahun
hingga 4 tahun. Menurut maklumat yang diberi pasangan ini memilih pasangan
adalah menurut pilihan sendiri bukan ibu bapa yang memilih. Berdasarkan
maklumat formulir yang diisi oleh Puan Rosnani tersebut menyatakan
permasalahan yang berlaku antara pasangan tersebut adalah si suami mengabaikan
nafkah zahir, si suami juga tidak mempunya pendapatan untuk menanggung
keperluan isi keluarga. Selain itu juga, si suami dikatakan sering
menghina,mengugut dan mengungkit. Oleh kerna itu, Puan Rosnani mengambil
keputusan untuk mengadukan permasalahan ini kepada JAHEAIK dan beliau juga
tekad untuk berpisah dengan suami beliau. Akhirnya, JAHEAIK telah melakukan
beberapa usaha untuk menyelamatkan pasangan ini namun tidak berjaya. Pada
peringkat akhirnya JAHEAIK membuat keputusan melanjutkan kasus ini
keperingkat mahkamah untuk proses selanjutnya.26
Berbeda pula dengan kasus yang ketiga yang diambil dari JAHEAIK ini
yang mana no aduan A/92/19. Kasus ini diadukan oleh seorang suami kerna ada
permasalahan dengan istrinya. Pengadu adalah bernama Abdul Shukur Bin Mat
26
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan, Borang Permohonan Khidmat Nasihat,No
Aduan:A196/19, 19 September 2019
Yaacob berumur 28 tahun, berbangsa melayu, tinggal di Bachok Kelantan.
Pendidikan terakhir beliau adalah Sijil Pelajaran Malaysia. Pasangan beliau
bernama Hazirah Binti Mohamad berumur 34 tahun. Pernikahan mereka ini
merupakan pernikahan yang pertama kali. Pasangan ini juga pernah mengikuti
Program Pra perkahwinan yang dianjurkan oleh JAHEAIK. Berbeza sedikit
pasangan lain istri dalam kepada pengadu pernah melangsungkan perkahwinan
sebelum ini, namun tidak berpanjangan dan telah bercerai kemudian telah
melangsungkan perkahwinan kedua dengan pasangan yang sekarang yang
merupakan pengadu dalam kasus ini. Dalam kasus ini si suami telah menyatakan
beberapa permasalahan tentang pasangan beliau antaranya istri beliau ini kurang
pendidikan agama, keluar rumah tanpa izin suami, tiada kasih sayang, terlibat
dengan dadah, berjudi, panas baran, suka mengungkit, tiada persefahaman, tidak
membantu, bercakap kasar, suka berleter, tidak menghormati pasangan,
menghina, mengaibkan, pukul, ugut, cekik dan maki. Setelah Unit Khidmat
Nasihat JAHEAIK menerima aduan tersebut beberapa prosedur telah dilakukan
dan natijahnya pasangan ini berdamai.27
Struktur keluarga yang tidak lengkap boleh menyebabkan keharmonisan
rumah tangga menjadi hilang bahagia. Ini mungkin disebabkan kematian salah
seorang dalam keluarga tersebut. Istilah “Broken Home” sering dikatakan bagi
situasi struktur keluarga yang tidak sempurna itu. Tidak dinafikan bukan semua
keluarga yang tidak sempurna sebab penceraian atau kematian ahli keluarga itu
tidak mungkin mencapai kebahagian selepas itu. Umumnya, masyarakat faham
27
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan, Borang Permohonan Khidmat Nasihat,No
Aduan:A/92/19, 17 September 2019
bahwa keluarga yang harmonis itu suami yang bertanggungjawab, istri yang setia
dan anak yang berbakti.28
Terdapat enam aspek yang boleh membuat sebuah keluarga itu keluarga
yang harmonis dan dan dapat menyesuaikan dengan prinsip keluarga yang idaman
oleh semua orang dan ia adalah mencipta suasana agama dalam sehari-hari dalam
rutin berkeluarga, ada masa untuk bersama keluarga yang mana saat ini penting
untuk memahami satu sama lain, berkomunikasi dengan komunikasi yang
menyenang ahli keluarga dan dalam keadaan santai, menghargai satu sama lain,
minimalkan konflik dan memilih menyelesaikan konflik dalam sesuana kasih
sayang. Keenam-enam aspek ini saling berhubung kait satu sama lain dan
keberhasilan keluarga adalah bergantung kepada berfungsinya enam aspek ini.
Kegagaln dalam mengaplikasikan enam aspek berkemungkinan menimbulkan
masalah seperti anak bermasalah, pertengkaran yang tanpa henti antara suami istri
dan banyak lagi.
Rangkaian dari itu, perhatian dan kedewasan dalam perhubungan ibu bapa
dan anak-anak akan merasakan kehangatan kasih sayang dalam perhubungan
berkeluarga. Merasa disayangi dan dilindungi oleh ibu bapa membuatkan anak-
anak menjadi mudah menuruti suruhan ibu bapa mereka dan mereka lebih kuat
untuk membeza baik dan buruk dalam menjalani kehidupan dalam sehari-hari.
Keberhasilan didikan anak-anak begitu bergantung pada peribadi ibu bapa yang
menerapkan teknik didikan yang sesuai kepada anak-anak mereka. Anak-anak ini
28 Anita Sastriani, Keharmonisan Keluarga Dan Pengaruhnya Terhadap Pengamalan
Agama Anak Di Gampong Beurawe Banda Aceh, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan (Ftk)
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh 2018, Hlm 6
membesar mengikut acuan ibu bapa mereka. Jika positif ibu bapa mereka maka
positif anak mereka, jika negative ibu bapa mereka maka negative juga yang akan
dapat lihat pada diri anak-anak tersebut.29
Perkahwinan yang bahagia menurut Hurlock adalah suami istri yang
memperoleh kebahagian bersama dan membuahkan keputusan yang diperoleh dari
peran yang mereka mainkan bersama, mempunyai cinta yang matang dan
mantapsatu sama lainnya, dapat melakukan penyesuaian yang baik serta dapat
menerima peran sebagai orang tua. Keharmonisan rumah tangga akan terwujud
apabila masing-masing dalam keluarga mampu berfungsi dan berperan
sebagaimana mestinya. Keharmonisan perkahwinan akan terwujud apabila
masing-masing unsur dalam keluarga mampu berfungsi dan berperan
sebagaimana mestinya. Keharmonisan di dalam rumah tangga akan lebih indah
apabila suami istri dapat mengerti, menghormatidan saling menghargai.30
Terdapat suatu penelitian terhadap penyuluh pernikahan yang dikutip
Nancy L. Van Pelt (dalam Astuti, 2006) mengungkapkan terdapat sepuluh
penyebab rusaknya keharmonisan rumah tangga itu adalah (1) rusaknya
komunikasi keluarga (2) hilangnya tujuan dan perhatian bersama (3)
ketidakcocokan dalam seksualitas (4) ketidaksetiaan (5) hilangnya keghairahan
dan kesenangan dalam hubungan suami istri (6) keuangan (7) pertentangan
29 Ibid Hlm 7 30 Maria Agustin,Fabiola Hendrati,Hubungan Kemandirian Istri Dengan Keharmonisan
Perkahwinan Pada Tahap Awal Perkahwinan Di Keluharan Pagentan, Fakultas Psikologi
Universitas Merdeka Malang,Jurnal Psikologi Tabularasa Volume 8,No 2,Agustus 2013:691-697,
Hlm 692
masalah anak-anak (8) penggunaan alcohol dan ubat bius lainnya (9) masalah hak-
hak wanita (10) ipar atau mertua.31
Faktor yang mempengaruhi keharmonisan perkawinan yang dikemukakan
oleh Widarjono (dalam Fahroza, 2011) dibagi menjadi 10 faktor, yaitu : cinta,
seiman, saling percaya, seks, ekonomi, kehadiran anak, menghindari pihak ketiga,
menjaga romantisme, komunikasi, dan saling memuji dan memperhatikan. Agar
pernikahan bahagia dan harmonis bila dipelihara dan dibina terus, masing-masing
pihak terus menerus berusaha menjadi pendamping yang baik bagi pasangannya
dengan mendahulukan tanggungjawab terhadap pasangannya dan bukan
mendahulukan minat dan keiinginannya sendiri.32
B. Mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam dalam mewujudkan
keharmonisan Rumah Tangga
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan merupakan institusi yang
bertanggungjawab dalam merealisasikan kehidupan rumah tangga yang harmonis
dalam rakyat Kelantan khususnya dan rakyat Malaysia umumnya. Dengan
pelbagai usaha yang efektif dan sesuai dengan persekitaran masyarkat islam pada
abad ini. Peningkatan kasus penceraian ketika ini sepatutnya menjadi
kebimbangan seluruh umat islam. Selain dari usaha mencari punca yang menjadi
punca kepada penceraian, langkah-langkah untuk mengelakkan penceraian perlu
31
Maria Agustin,Fabiola Hendrati,Hubungan Kemandirian Istri Dengan Keharmonisan
Perkahwinan Pada Tahap Awal Perkahwinan Di Keluharan Pagentan, Fakultas Psikologi
Universitas Merdeka Malang,Jurnal Psikologi Tabularasa Volume 8,No 2,Agustus 2013:691-697,
Hlm 692
32
Ibid
lebih digiataktifkan supaya kita boleh kepada kesan kepada anak-anak dan
kehidupan masyarkat islam itu sendiri. Jika hanya menkaji dalam bentuk teori
tanpa mengetahui reality sesebuah perkara akan hanya mendatangkan kesan yang
tidak maksimal dalam menengani kasus yang di landa masyarkat pada ketika ini.
Pelbagai mekanisme dan cara yang telah digunakan oleh JAHEAIK dalam
mengurangkan terjadinya kasus atau virus yang menyerang kehidupan anak Adam
ketika ini. Dengan program-program yang berlandaskan keharmonisan
rumahtangga yang diadakan oleh JAHEAIK mampu memberi maklumat dan ilmu
yang bermanfaat bagi mengubah kehidupan pasangan islam menjalani kehidupan
berumahtangga. Antara program yang membantu mewujudkan keharmonisan
rumah tangga adalah Kursus Pra Perkahwinan. Fungsi Kursus Pra Perkahwinan
adalah bertujuan memberi pemahaman dan keterampilan berumah
tangga serta menekan angka perceraian.33
Oleh tujuan itu, JAHEAIK juga menjadikan syarat bagi setiap pasangan
yang ingin melangkah alam rumah tangga. Kursus Pra Perkahwinan yang
diadakan oleh JAHEAIK telah diselaraskan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia
mengandungi beberapa modul antara isi nya berkaitan akidah, ibadah, akhlak,
keungan dan lain-lain lagi. Dalam laporan Program Bahagian Pentadbiran
Undang-Undang Keluarga Tahun 2018, 14 kursus perkahwinan telah
dilaksanakan bagi memberi pemahaman kepada masyarakat tentang perkara-
perkara yang wajib diketahui oleh masyarakat sebelum menjalani proses
33 Zakkyah Iskandar, “PERAN KURSUS PRA NIKAH DALAM MEMPERSIAPKAN
PASANGAN SUAMI-ISTRI MENUJU KELUARGA SAKINAH,” Al-Ahwall, Vol. 10, No. 1, Juni
2017 M/1438 H), hlm 85
perkahwinan yang merupakan ikatan sampai mati. Program Kursus Pra
Perkahwinan dijalankan berbeda tempat kerna mengambil tindakan proaktif dalam
menyampaikan perkara yang sepatutnya masyarkat umum ketahui sebelum
melafazkan ucapan ijab dan qobul. Perkahwinan sebenarnya bukan hanya untuk
melepaskan syahwat semata-mata tetapi melibatkan komitmen individu tentang
banyak perkara. Perkara tersebut merangkumi hal zahir dan hal batin. Memenuhi
hak batin semata merupakan ketidakseimbangan dalam pengurusan rumah tangga
yang harmonis sehinggakan dirasakan oleh pasangan bahwa ketidakcukupan
dalam kehidupan pasangan tersebut.34
Program Pra Perkawinan yang dianjurkan oleh JAHEAIK juga
menyasarkan partisipasi dari golongan yang belum berumahtangga dalam
lingkungan lepasan SMA hingga yang selesai S1. Pada usia 18 tahun keatas
merupakan usia yang jika dilihat dalam perundangan Malaysia usia yang
dibenarkan untuk berkahwin. Bagi menjayakan program kursus kahwin ini juga
JAHEAIK banyak bekersama dengan beberapa agensi antaranya PKKSKK setiap
daerah di Kelantan, Politeknik Kota Bharu, Kolej Vokasional Tanah Merah,
Institut Kemahiran Tinggi Belia Mara,Universiti Malaysia Kelantan, Kolej
Kemahiran Tinggi Mara, Institut Perguruan, Jabatan Kemajuan Malaysia dan
banyak lagi.
Kursus Pra Perkahwinan ini juga berobjektif untuk memantapkan
penghayatan ajaran islam kepada masyarakat dalam membentuk keluarga islam
34
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan, Laporan Program Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Kelantan, 2 Oktober 2019
yang dikehendaki oleh ajaran islam. Selain itu, kursus ini juga memberi
pendedahan tentang pengurusan kehidupan berkeluarga dan bersiap sedia dengan
ilmu pengetahuan, fizikal, dan mental. Dalam hal itu juga, kursus ini memberi
kesedaran tentang tanggungjawab dan kewajipan sebagai suami isteri. Dalam
menentukan slot untuk Kursus Pra Perkahwinan JAHEAIK telah menetapkan 11
slot. Slot tersebut adalah Tasawwur Islam, Perkahwinan, Pengurusan Kesihatan
Keluarga, Prosedur Perkahwinan. Tanggungjawab Suami Isteri, Majlis Akad
Nikah Dan Walimatulurus, Komunikasi Suami Isteri, Pengurusan Kewangan,
Pengurusan Stres Dan Konflik, Pembubaran Perkahwinan Dan Kanun Jenayah
Syariah.35
Dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga kalangan masyarakat
Kelantan, program mengaji juga diadakan kerna melalui didikan al quran mampu
memberi ketenangan dalam keluarga. Fungsi al quran amat besar dalam mendidik
pasangan-pasangan tentang erti sabar, toleransi dan berkorban untuk anak istri
tercinta. Program pengajian quran yang diadakan oleh JAHEAIK merupakan
usaha untuk menjadikan keluarga di dalam negeri Kelantan menjadi keluarga
sakinah mawaddah warahmah.36
Seiring dengan itu juga, kelas fardhu ain juga dititik berat oleh JAHEAIK
untuk masyarakat setempat faham tentang asas dala agama islam. Masyarakat
pada ketika ini amat memandang tinggi dalam pendidikan sains, matematika,
Bahasa inggeris kerna mereka merasakan dengan menjadi pakar dalam bidang
35
Ibid Hlm 43 36
Ibid Hlm 43
tersebut mereka akan diangkat dan dipanggil sebagai orang yang berjaya di dunia
tetapi mereka lupa akan sesuatu yang diperlukan oleh jiwa mereka yaitu
kehidupan yang tenang dalam rumah tangga melalui didikan agama yang
menyerap betul dalam jiwa mereka. Oleh sebab itu, program yang memberi ilmu
fardhu ain ini menjadi kegiatan wajib yang akan dilaksanakan oleh JAHEAIK.37
Untuk membantu mewujudkan keharmonisan rumahtangga juga
JAHEAIK cuba memantapkan pegawai rundingcara untuk membantu pasangan
kembali harmonisan rumahtangga saat keadaan kadang-kadang ditimpa rebut
yang memungkinkan pembubaran perkahwinan. Pegawai yang mantap mampu
untuk memberi jalan keluar kepada pasangan kadang-kadang buntu dengan
perjalanan kehidupan yang kadang-kadang rumit. JAHEAIK memandang usaha
tersebut penting dan perlu konsisten untuk diadakan setiap tahun.
Pada tanggal 20 September 2018 JAHEAIK juga berjaya melaksanakan
program yang memberi kesan besar dalam kekeluargaan yaitu Program Suami
Berhemah Isteri Peramah. Objektif program tersebut diadakan untuk merungkai
masalah-masalah perang dingin antara suami istri merupakan kasus yang
kebanyakannya berakhir dengan bawa haluan masing-masing dan hampir
kesannya perang dingin itu melafazkan cerai oleh suami atas alasan tidak sehaluan
lagi dalam rumahtangga. Dalam program tersebut diberikan pencerahan tentang
bagaimana ingin menjadi seorang suami yang berhemah dan istri yang peramah.
Pencerahan tersebut diberikan pencerahan oleh pakar kekeluargaan yang menepati
kepakaran dalam hubungan kekeluargaan. Program itu diadakan Universiti
37 Ibid Hlm 42
Malaysia Kelantan. JAHEAIK merasakan program tersebut telah menjernihkan
kembali hubungan sesama pasangan dan memberi ilmu yang baru dalam
pengurusan keluarga yang lebih baik. 38
Pembentukan keluarga hendaknya diniatkan untuk menyelenggarakan
kehidupan keluarga yang penuh dengan semangat Mawaddah Warahmah dengan
selalu mendekatkan diri kepada Allah dan mendambakan keridhaan-Nya,
limpahan
hidayah dan taufiq-Nya. Kehidupan keluarga yang didasari oleh niat dan
semangat
beribadah kepada Allah, insya Allah keluarga yang demikian akan selalu
mendapat perlindungan dalam mendapatkan tujuan-tujuannya yang penuh dengan
keluhuran. 39
Salah satu perhatian (atensi) Islam terhadap kehidupan keluarga adalah
diciptakanya aturan dan syariat yang luwes, adil dan bijaksana. Andaikata aturan
ini dijalankan dengan jujur dan setia, maka tidak akan ditemukan adanya
pertikaian. Kehidupan akan berjalan damai dan sentosa. Kedamaian itu tidak saja
dirasakan oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi juga dapat dinikmati oleh
anggota masyarakat sekitarnya.40
Dasar Hukum Keharmonisan Rumah Tangga:
38 Ibid Hlm 42 39
Iskandar, “Analisis Keharmonisan Rumah Tangga Yang Menikah Sebelum Dan
Sesudah Berlaku Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 ( Studi Kasus Pada
Masyarakat Desa Marga Agung Kecamatan Jati Agung Kabapaten Lampung Selatan)” Skripsi
Universitas Negeri Raden Intan Lampung,(2018), Hlm 17 40 Ibid hlm 43
a. Ayat quran tentang keharmonisan
1. QS. Ar- Rum (30):21
ته ومن نكم ۦءا ها وجعل ب ا إل جا لتسكنو ن أنفسكم أزو أن خلك لكم م
تفكرون ت لموم لن ل إن ف ذ ودة ورحمة ١٢م
41
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir”.
2. QS. An Nahl (16):72
ٱو جكم بنن وحفدة لل ن أزو جا وجعل لكم م ن أنفسكم أزو جعل لكم من ت ٱورزلكم م ب طل ٱأفب لط ٱؤمنون وبنعمت لب كفرون لل ٢١هم
42
Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman
kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?"
3. QS. An-Nur (24): 26
ت ٱ ت و لخبثون ٱللخبثن و لخبث ت ٱللخبث ب بن و لط لطبون ٱللطغفرة ورزق كرم ا مولون لهم م ءون مم ئن مبر
ت أول ب ١٦للط43
41 QS. Ar- Rum (30):21
42 QS. An Nahl (16):72 43 QS. An-Nur (24): 26
Artinya: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang
baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang
dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki
yang mulia (surga).”
4. Surat Al-A’raaf 189
ا لذيٱ۞هو ها فلم حدة وجعل منها زوجها لسكن إل ن نفس و خلمكم م
ت به ها حملت حمل خففا فمر ا أثملت دعوا ۦتغشى ٱفلم ربهما لئن لل
لحا لنكونن من تنا ص كرن ٱ ءات ٢٨١ لش 44
Artinya: Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya
Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah
dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat,
keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami
termasuk orang-orang yang bersyukur”
5. Surat Al-Dzariyat ayat 49:
ن لعلكم تذكرون ومن ء خلمنا زوج ٩١كل ش45
Artinya“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah”
b. Hadis tentang keharmonisan
44 QS Al-A’Araaf (8):189
45 QS Al-Dzariyat (26): 49
ماتحاب اثنان في االله تعالى الا ك ن
افضلهمااشدهماحبالصاحبة (رواه
البخارى46
)
Artinya: “tidak saling bercinta-cintaan antara dua orang karena Allah SWT,
kecuali yang lebih utama antara keduanya yaitu bagi yang lebih hebat cintanya
yang satu terhadap yang lainnya.” (HR. Bukhsri).31
خيزمتاع انمدوياانز اةانصانحت (راي مسهماندويامتاع )
Artinya: “bersumber dari Abdullah bin Amr Ra, Bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda, “dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri
shalihah.” (HR. Muslim)47
اخذتمه بامان الله استحههتم فاتقا الله في انىساء فاوكم )
فزجه بكهمت انهت نكم عهيكه اوم لايطءن فزشكم
و فان فعهىذنكف فاصزبه ضزبا غيز مبزح احداتكز
نه عهيكم رسقه كسن بانمعزف(راي مسهم
Artinya: “bertaqwalah kalian kepada Allah tentang urusan wanita. Kamu jadikan
mereka seorang isteri berdasarkan amanat Allah. Dan dihalalkan bagi kamu
tidur
bersama (bersenggama) atas dasar kalimat Allah. Kalian mempunyai hak atas
isteri melarang seseorang yang tidak kalian sukai memasuki rumah-rumah kalian.
46 Hussein Bahreisj, Hadits Shahih Al-Jami’ush Shahih Bukhori-Muslim, Surabaya, Karya
Utama, 2009, h. 127 47
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, Jakarta, Pustaka
AsSunnah, 2009, h. 510.
Apabila meraka melakukan hal itu, pukullah isteri kalian dengan pukulan yang
tidak keras dan tidak membekas. Dan bagi isteri juga mempunyai hak atas kalian,
seperti nafkah dan pakaian mereka secara wajar”.(HR. Muslim)
Mendesain keharmonisan di dalam rumah tangga merupakan suatu hal
yang
sangat penting. Ketenangan dan ketentraman keluarga tergantung dari
keberhasilan pembinaan yang harmonis antara suami dan isteri dalam suatu
rumah tangga. Keharmonisan diciptakan oleh adanya kesadaran anggota keluarga
dalam menggunakan hak dan pemenuhan kewajiban. Terjalinya rasa kasih sayang
dan cinta serta tercapainya ketenangan jiwa yang merupakan salah satu tanda
kekuasaan Allah.
53
BAB V
A. Kesimpulan
Perkahwinan adalah penyatuan dua manusia yang berhasrat ingin bersama
hingga ke akhir hayat. Kehidupan berdua sebenar membahagiakan jiwa dan
memenuhi fitrah manusia yang memerlukan pasangan untuk melangsungkan
kehidupan berkeluarga yang harmonis dan mententeramkan jiwa insan. Untuk
capai keluarga sakinah mawaddah warahmah bukan mudah memerlukan ilmu dan
jiwa yang besar. Dalam kehidupan rumah tangga juga buka seperti yang kita fikir
dalam khayalan novel dan cerita dongeng yang indah-indah. Kehidupan
bekerluarga ada pasang surutnya kadang-kadang hampir bercerai kerna tidak
sehaluan. Sebenarnya sangkaan keluarga yang hampir bercerai ad acara-cara yang
tepat untuk menyelamatkan keadaan supaya kembali pulih dan menjalani
kehidupan yang bahagia dalam membesarkan anak-anak. Anak-anak juga terkesan
seandainya ibu bapa dalam keadaan yang kacau bilau. Mereka terkesan samada
segi emosi atau dari segi keperluan zahir mereka. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Faktor seringkali menyebabkan sebuah rumah tangga tidak harmonis
adalah kurang berpengetahuan tentang keagamaan dan perihal kekeluargaan,
ekonomi yang tidak stabil, suami terlalu garang, istri yang tidak menghormati
suami, tidak sependapat dan sehaluan, tidak memahami kehendak masing-masing,
curang di belakang pasangan, tidak memberi nafkah zahir dan batin, tiada kasih
sayang antara satu sama lain, narkoba, judi, bercakap kasar, suka berleter, tidak
membantu dalam urusan rumahtangga, suka mengungkit, terlalu kuat
bersyahwat,menghina dan mengaib, pukul dan ugut.
2. Mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan dalam mewujudkan
rumah tangga yang harmonis adalah melakukan program-program yang berkaitan
kekeluargaan yakni Kursus Praperkahwinan, Pengajian Al-quran untuk keluarga-
keluarga, Kelas Fardhu Ain, Program Pemantapan Pegawai Rundingcara
JAHEAIK, Lawatan ke Raudatus Saadah, Jalinan Kasih Sayang Bersama
Komuniti orang asli Kampung Lambok, RPS Kuala Betis 2018, Suami Berhemah
Isteri Peramah dan banyak lagi.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan di sini adalah seperti berikut:
1. Menyarankan agar masyarkat yang ingin menikah supaya memahami hal-hal
yang berkaitan dengan rumah tangga.
2. Menyarankan masyarakat menghadiri setiap kursus atau program yang
dianjurkan olej JAHEAIK tentang pendidikan kekeluargaan.
3. Memeriksa tahap kesihatan terlebih dahulu sebelum menikah.
4. Menyarankan masyarakat agar tidak terlalu mementingkan ego peribadi.
5. Menyarankan masyarakat agar menanamkan sifat salinh kasih mengasihi.
6. Menyarankan JAHEAIK lebih banyak mengadakan program-program di
sekitar-sekitar masjid dan surau kampong.
7. Menyarankan agar JAHEAIK meneruskan program dan mencapai keberhasilan.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah syukur ke hadrat Allah SWT atas limpah kurniaNya dan
inayahNya serta solawat dan salam atas junjungan besar Nabi Muhammad Sallahu
Alaihi Wassalam, dengan izinNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Mekanisme Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan Dalam
Mewujudkan Keharmonisan Rumah Tangga Studi Kasus Di Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam Kelantan” dengan baik. Dengan selesainya skripsi ini tidak
bermakna tidak terdapat kesalahan dalam penulisan, tetapi justru dengan ini
penulis membuka ruang bagi kritik, saran dan tanggapan untuk pencapaian yang
lebih baik.
Akhirnya jerih payah dan lelah penulis terbayar sudah. Meskipun melalui
berbagai cobaan dan dugaan, namun tetap memaksakan diri untuk selalu
semangat mengkaji dan mengkaji lebih mendalam lagi pada masa yang akan
datang.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara sedar
atau tidak, Nampak atau tidak, langsung maupun tidak langsung, “Hanya Allah
SWT yang mengetahui dan bisa membalas segala jasa baik kalian”
Penulis berharap agar usaha ini dapat menjadi amalan yang bermanfaat
dan pedoman bagi penulis dan masyarkat. Penulis juga berharap skripsi ini dapat
menjadi salah satu bahan pelajaran dan bahan bacaan bersama, semoga kita semua
memperoleh hidayah, keridhoaan, dan keberkatan dari Allah SWT dan
kekasihNya Nabi Muhammad SWT. Amin
DAFTAR PUSTAKA
1. Literatur
Ahmad Mizan Basari,” Tinjauan Hukum Islam Terhadap Keharmonisan Dalam
Rumah Tangga,” Tesis Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (Stud
Terhadap Pasangan Suami Istri Pengamal Shalawat Wahidiyah Di Kota
Yogjakarta), Yogjakarta,(2010),Hlm 4
Irfan Islami, “Perkawinan Di Bawah Tangan (Kawin Sirri) Dan Akibat
Hukumnya”Jurnal Hukum,Vol 8,No 1 (2017) Hlm 2
M. As’ad Djalali,”Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Antara
Sosial Remaja,” Persona Januari 2014,Vol 4,No 1,Hal 71-82 Jurnal
Psikologi Indonesia.Hlm 77
Muhammad Nur Ikhwan Ali,”Konsep Keluarga Bahagia-Sejahtera(Studi
Komparasi Antara Santri Pondok Dan Mahasiswa Indekos),”Tesis
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,Yogjakarta,(2015),Hlm 16
Maria Agustin,Fabiola Hendrati,Hubungan Kemandirian Istri Dengan
Keharmonisan Perkahwinan Pada Tahap Awal Perkahwinan Di
Keluharan Pagentan, Fakultas Psikologi Universitas Merdeka
Malang,Jurnal Psikologi Tabularasa Volume 8,No 2,Agustus 2013:691-
697, Hlm 692
Narti Arfianti,”Strategi Menjaga Keharmonis Rumah Tangga Jarak Jauh (Studi
Kasus Di Desa Ciputih Kecamatan Salem Kabupaten Brebes)”, Skripsi
Institut Agama Islam Negeri (Iain) Purwokerto,(2016),Hlm 62
Tengku Muhamad Rosfaizal, Studi Perbandingan Perceraian Pada Pengadilan
Agama Di Indonesia Dengan Mahkamah Syariah Malaysia (Studi Kasus
Di Pa Tanjung Karang Dan Ms Kelantan Tahun 2013-2016) Hlm 82
2. Website
Https://Www.Pressreader.Com/. Diakses Tanggal 3 Mei 2019 Jam 8.56a.M
Q.S Al-Hujurat (49)12
Https://Konsultasisyariah.Com/29419-Halal-Yang-Dibenci-Allah.Html. Diakses
Tanggal 3 Mei 2019 Jam 9.32p.M
3. Lain-lain
Wawancara Ustazah Rohani Binti Mohd Noor, Penolong Pegawai Bahagian Unit
Khidmat Nasihat, 2 Oktober 2019
Q.S Al-Tahrim (66): 6
Lampiran