MIOMA UTERUS
Latar Belakang
Mioma uterus, dikenal juga dengan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma dan merupakan
neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya.
Di USA wanita kulit hitam 3-9 kali lebih tinggi menderita mioma uteri dibandingkan wanita berkulit
putih
Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39 % - 11,87 % dari semua penderitaan ginekologi yang dirawat.
wanita usia reproduksi ( 20 - 25 % ),
> 35 sekitar Tahun 40 %
Jarang ditemukan sebelum menarche,namun setelah menopause angka kejadiannya sekitar 10 %
MIOMA UTERUS
Definisi :
Tumor jinak otot polos uterus yang dilipat oleh
pseudo kapsul yang berasal dari sel otot polos
yang imatur (fibromyoma, leimyoma atau
fibroids).
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya mioma masih belum jelas diketahui.
Hormon estrogen (mioma cenderung
berkembang pada masa reproduksi)
Hormon progesteron
Keadaan stres
Ukuran besar-kecilnya mioma juga
dipengaruhi oleh jumlah kalori dalam tubuh
karena timbunan kalori dalam tubuh
mempengaruhi pertumbuhan mioma.
FAKTOR RISIKO
Usia
Ras
Nulipara
Riwayat keluarga
Obesitas
Pemberian pil kontrasepsi oral atau DMPA –
depo medroksiprogesteron asetat dapat
mengurangi resiko
PATOGENESIS
Hormon estrogen
tinggi
Estrogen stimulasi
proliferasi sel otot polos
Metaplasia sel otot polos
uterus
Mioma uteri memiliki
kandungan “growth Factor”
menstimulasi produksi
fibronektin dan kolagen
komponen utama matriks
ekstraseluler yang khas untuk
mioma uteri
Muoma uterus
PATOLOGI
Mioma intramural (54%)
Terdapat di dinding uterus diantara serabut
miometrium. Karena pertumbuhan tumor, jaringan
otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah
semacam simpai yang mengelilingi tumor
Mioma subserosa (48,2%)
Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua
lapisan ligamentum latum menjadi mioma
intraligamenter.
Mioma submukosa (6,1%)
Jenis ini sering memberikan keluhan
gangguan perdarahan, mioma submukosa,
walaupun kecil sering memberikan keluhan
gangguan perdarahan. umumnya dapat
diketahui dari tindakan kuretase, dengan
adanya benjolan waktu kuretase, dikenal
sebagai “currete bump”.
Mioma intrligamneter (4,4%)
Mioma subserosa yang
tumbuh menempel pada
jaringan lain, misalnya ke
ligamentum atau omentum
dan kemudian membebaskan
diri dari uterus sehingga
“wondering/parasisic fibroid”.
GAMBARAN MIKROSKOPIS
Sel-sel otot polos panjang yang membentuk kumparan (whorle like pattern)
Inti sel panjang Potongan melintang: sel polihedral dengan
sitoplasma yang banyak Potongan longitudinal: ditemukan adanya sel
mast (giant cell)
GEJALA DAN TANDA
Tergantung tempat mioma berada Perdarahan abnormal Atrofi endometrium di atas mioma submukosum Miometrium tidak dapat berkontraksi
Nyeri Gejala akibat penekanan dan besar serta
letak mioma tersebut antara lain: poliuri, retention urine, obstipasi serta edema tungkai dan nyeri panggul
MIOMA GEBURT: PENDARAHAN PERVAGINA DIANTARA SIKLUS HAID, POST-COITAL BLEEDING DAN PENDARAHAN YANG TERUS-MENERUS
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Anamnesis : tonjolan keluar jalan lahir Pemeriksaan fisik
Abdomen luar: tidak ada kelainan Pemeriksaan ginekologs: massa keluar dari OUE
dan mudah berdarah Penunjang
USG Histerografi Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, tes
kehamilan MRI
KOMPLIKASI
anemia karena kehilangan banyak darah.
sulit untuk hamil karena mengganggu
kemampuan sel telur yang telah terbuahi
untuk implantasi.
Dapat menyumbat saluran untuk melahirkan
sehingga menimbulkan komplikasi pada saat
kehamilan dan melahirkan
Pada kasus-kasus yang jarang terjadi, miom
dapat tumbuh keluar dari rahim pada
stalklike-projection. Jika miom memilin pada
stalk ini, maka akan terasa nyeri berat di
bagian bawah perut.
PENATALAKSANAAN
Konservatif
Terapi medikamentosa
Terapi medikamentosa masih merupakan
terapi tambahan atau terapi pengganti
sementara dari terapi operatif.
GnRH, progesteron, tamoksifen, goserelin,
antiprostaglandin.
Terima kasih