B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Kegiatan Belajar
KONSEP DASAR MASA NIFAS
120 Menit
TINJAUAN MATA KULIAH
A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata Kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksankan asuhan kebidanan
pada masa nifas dan menyusui dengan pendekatan manajemen kebidanan yang
didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based
dengan pokok bahasan konsep dasar masa nifas, perubahan fisiologi masa nifas,
perubahan psikologi masa nifas, faktor – faktor yang mempengaruhi masa nifas
dan menyusui, kebutuhan dasar masa nifas, proses laktasi dan menyusui, respon
orang tua dan BBL, deteksi dini komplikasi masa nifas, asuhan masa nifas normal,
dan dokumentasi asuhan masa nifas dan menyusui.
B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah asuhan kebidanan III (nifas) diharapkan mahasiswa
menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam memberikan dan menerapkan
asuhan kebidanan masa nifas.
C. Standar Kompetensi Mata Kuliah
1
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Standar kompetensi mata kuliah asuhan kebidanan III (nifas) adalah mahasiswa
diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dan
dapat memdeteksi dini komplikasi masa nifas
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
1. Konsep dasar masa nifas
Pengertian masa nifas, Tujuan asuhan masa nifas, Peran dan tanggung bidan
dalam asuhan masa nifas, Tahapan masa nifas, Kebijakan program nasional
asuhan masa nifas
2. Perubahan fisiologi masa nifas
Sistem reproduksi, system pencernaan, system perkemihan, system
muskuluskeletal pada ibu nifas, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem
hemotologi, sistem pernafasan
3. Perubahan psikologi masa nifas
Taking In, Taking hold, Letting go
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui
Fisik, Psikologis, Lingkungan, Sosial, Budaya, Ekonomi
5. Kebutuhan dasar masa nifas
Nutrisi dan cairan, Ambulasi, Eliminasi: bak/bab, Istirahat, Personal Higiene,
Seksual, Olah Raga / senam nifas
6. Proses laktasi dan menyusui
Anatomi dan fisiologi payudara (review), Dukungan bidan dalam pemberian
ASI, Manfaat pemberian ASI, Komposisi Gizi dalam ASI, Upaya
2
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
memperbanyak ASI, Tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, Cara merawat
payudara, Cara menyusui yang benar, Masalah dalam pemberian ASI
7. Respon orang tua dan BBL
Bounding attachment, Respon ayah dan keluarga, Sibling rivaldi
8. Deteksi dini komplikasi masa nifas
Pengertian deteksi dini komplikasi pada masa nifas, Tujuan deteksi dini
komplikasi pada masa nifas, Macam-macam komplikasi yang sering timbul
pada masa nifas dan upaya penangannannya : perdarahan , infeksi masa
nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur, pembengkakan di
wajah atau ekstrimitas, demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih,
perubahan payudara, kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama,
perubahan pada ekstremitas, perubahan psikologis
9. Asuhan masa nifas normal
Pengkajian fisik dan psikologis, Pengkajian riwayat kesehatan ibu,
Pemeriksaan fisik (Tanda-tanda vital, Payudara, Uterus, Kandung kemih,
Genetalia, Perineum, Ekstrimitas bawah), Pengkajian psikologis, Pengkajian
pengetahuaan ibu tentang perawatan pada masa nifas, Interpretasi Data :
diagnosa/ masalah aktual (Masalah nyeri, Masalah infeksi, Masalah cemas,
perawatan perineum, payudara, ASI ekslusif, Masalah KB, Gizi, tanda bahaya,
senam), Rumusan diagnosa/ masalah Potensial (Gangguan perkemihan :
BAB, Hubungan seksual), Rencana asuhan kebidanan (monitoring tanda-
tanda vital, monitoring involusio, monitoring perdarahan, nyeri, infeksi, cemas,
KIE (Perawatan tentang perineum, payudara, ASI ekslusif, KB, Gizi, tanda
bahaya, senam,Teknik menyusui bayi, Persiapan menjadi orang tua,
Persiapan pasien pulang, Anticipatori guidance), Pelaksanaan tindakan
3
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
mandiri dan kolaborasi asuhan kebidanan (Tindakan mandiri, Kolaborasi,
KIE/Pendidikan kesehatan,Evaluasi asuhan kebidanan dan tindak lanjut),
Dokumentasi asuhan masa nifas dan menyusui.
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar (Modul) ini dan menbaca referensi yang
direkomendasikan sebagai buku acuan, membuka e-learning yang sudah ada.
4
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
BAB I
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1. Mampu mendiskripsikan konsep dasar asuhan masa nifas
a. Mendiskripsikan pengertian masa nifasb. Mendiskripsikan tujuan asuhan masa nifasc. Mendiskripsikan peran dan tanggung bidan
dalam asuhan masa nifasd. Mendiskripsikan tahapan masa nifase. Mendiskripsikan kebijakan program nasional
asuhan masa nifas
1. Pengertian Nifas
Dalam banyak literatur terdapat banyak pengertian tentang masa nifas. Masa
peurperium atau masa nifas dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. (Wiknjosastro, 2006). Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu. (Saifuddin, 2002). Masa nifas (peurperium) adalah masa
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
5
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.(Saleha, 2007). Masa
puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan. (Hanifa, 2005). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat –alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.(Saifuddin, 2006).
Periode pasca partum (Puerperium) adalah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. (Bobak, 2004).
Pada masa nifas alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur kembali seperti
keadaan sebelum hamil (Saleha, 2009).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung lama kira-
kira 6 minggu.( Prawirohardjo, 2000) Dari banyaknya uraian yang menjelaskan tentang
masa nifas dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
lamanya 6.
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
6
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas.
Tujuan perawatan masa nifas adalah untuk menghindarkan/ mendeteksi
adanya kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi, dalam hal ini penolong
persalinan tetap waspada, sekurang-kurangnya satu jam post partum untuk
mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat
lemah setelah melahirkan, lebih-lebih bila partus berlangsung lama.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, harus
diberikan oleh petugas/penolong persalinan. Ibu dianjurkan untuk menjaga
kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan kepada ibu bersalin bagaimana
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti
untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang dan baru membersihkan daerah sekitar anus. Sarankan ibu untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air, sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan ibu untuk
menghindari/menyentuh daerah luka.
c. Melaksanakan skrining secara komprehensif.
7
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Melaksanakan skrining yang komprehensif dengan mendeteksi masalah,
mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Di sini
seorang bidan bertugas untuk melakukan pengawasan kala IV yang meliputi
pemeriksaan placenta, pengawasan tingginya fundus uteri, pengawasan perdarahan
dari vagina, pengawasan konsistensi rahim dan pengawasan keadaan umum ibu.
Bila ditemukan permasalahan maka harus segera melakukan tindakan sesuai
dengan standar pelayanan pada penatalaksanaan masa nifas.
3. Peran dan tangung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas
Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa periode nifas dengan baik dan
sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologik selama
persalinan dan nifas
b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis
c. Mengkondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman
4. Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1. Periode immediate postpartum
8
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan
dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan
darah dan suhu.
2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling KB.
5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali yaitu pada 6 jam,6 hari ,2
minggu dan 6 minggu walaupun ada literatur yang mengajukan 3 kali kunjungan nifas hal
ini tidak menjadi harga mati yang pasti dalam hal ini tujuan utama asuhan masa nifas
9
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
terlaksana . Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga
untuk mencegah, mendeteksi,serta manangani masalah-masalah yang terjadi.
Tabel 1.1 Tabel Kunjungan Masa NIfas
10
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
11
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam
setelah
persalinan
Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas.
Mendetaksi dan merawat penyebab lain
perdarahan dan memberi rujukan bila perdarahan
berlanjut.
Memberikan konseling kepada ibu atau salah
Satu anggota keluarga mengenai bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri.
Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
Mangajarkan cara mempererat hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga
ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2 6 hari
setelah
persalianan
Memastikan involusi uteri berjalan normal,
uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus
tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada
bau.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
kelainan pasca melahirkan.
Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan,
dan istirahat.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
ada tanda-tanda penyulit.
Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan
bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
12
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
LATIHAN
1. Tugas baca (buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal)
2. Tugas kelompok ( membuat makalah, bahan diskusi/seminar dari materi konsep dasar
masa nifas.
RANGKUMAN
Masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6. Ada 3 tujuan asuhan
masa nifas yaitu mendeteksi adanya perdarahan masa nifas, menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, melaksanakan skrining secara komprehensif. Peran dan tangung jawab bidan
dalam masa nifas adalah memberikan dukungan yang terus menerus selama masa periode
nifas dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan
psikologik selama persalinan dan nifas, sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu
dan bayi secara fisik dan psikologis, mengkondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan
cara meningkatkan rasa nyaman. Ada 3 tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah
periode immediate postpartum, periode early postpartum (24 jam-1 minggu), periode late
13
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
postpartum (1 minggu-5 minggu). Kebijakan unjungan masa nifas dilakukan paling sedikit
empat kali yaitu pada 6 jam,6 hari ,2 minggu dan 6 minggu walaupun ada literatur yang
mengajukan 3 kali kunjungan nifas hal ini tidak menjadi harga mati yang pasti dalam hal
ini tujuan utama asuhan masa nifas terlaksana . Kunjungan ini bertujuan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi,serta manangani masalah-
masalah yang terjadi
TES FORMATIF
1. Pengertian masa nifas adalah..
a. Periode waktu setelah ibu melahirkan sampai dengan 9 minggu
b. Periode perubahan uterus yang berangsur angsur kembali seperti keadaan semula
yang dimulai setelah bayi lahir
c. Periode waktu 6-8 minggu setelah persalinan
d. Perubahan uterus setelah persalinan
2. Salah satu tujuan pemberian asuhan pada masa nifas adalah :
a. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana
b. Menjaga kesehatan bapak dan bayinya baik fisik maupun psikologi
14
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
c. Mendeteksi masalah kesehatan lingkungan
d. Memberikan pelayanan prima dalam lingkungan komunitasnya.
3. Salah satu peran yang dapat dilakukan bidan pada ibu dalam masa nifas sebagai
promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi adalah :
a. Melakukan pemotongan tali pusat pada menit ke 2 setelah lahir
b. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
c. Melakukan imunisasi HB 0, 2 jam setelah lahir
d. Memandikan bayi setelah 6 jam kelahiran.
4. Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan
dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik
a. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
c. Periode immediate postpartum
d. Masa puerperium.
15
A.B.C.
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
5. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya adalah
tujuan kunjungan masa nifas ke ...
a. Kunjungan 1 yaitu 6 – 8 jam setelah persalinan
b. Kunjungan 3 yaitu 2 minggu setelah persalinan
c. Kunjungan 2 yaitu 6 hari setelah persalinan
d. Kunjungan 1 yaitu 6 minggu setelah persalinan
Jawaban BAB 11. C2. A3. B4. B5.D
Bila anda belum merasa puas, atau paling tidak menguasai materi kurang dari 75%
maka anda harus mengulangi kembali materi diatas sampai anda merasa puas.
GLOSARIUM
16
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,. 2002.
Bobak , L.. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2004.
Hanifa Wiknjosastro, Saifudin, BR, dan Rachimhadhi, T. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.1999
Sarwono Prawiroharjo. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2000.
Siti Saleha. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika. 2009
17
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Perubahan fisiologi pada ibu nifas
120 Menit
PENDAHLUAN
Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi
perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan
pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi seperti saat sebelum hamil.
.
18
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu menjelaskan
perubahan fisiologi pada ibu nifas yang meliputi perubahan sistem reproduksi, perubahan
system pencernaan, perubahan system perkemihan, perubahan system muskuluskeletal,
perubahan sistem endokrin, perubahan sistem kardiovaskuler, perubahan sistem
hemotologi, perubahan sistem pernafasan pada ibu nifas
URAIAN MATERI
Perubahan perubahan yang terjadi pada masa nifas
1. Uterus dan serviks
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia iterna maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genitalia ini
dalam keseluruhannya disebut involusi. Involusi Uterus atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60
gram. Proses involusio uterus adalah sebagai berikut :
Autolysis
19
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim
proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya
10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi
selama kehamilan. Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system
vascular dan system limphatik
Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin)
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.
Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta
mengurangi perdarahan.
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir,
tinggi fundus uteri kira-kira 2 jari dibawah pusat. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang
lebih setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat, setelah 12 hari tidak dapat
diraba lagi diatas simfisis. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang
kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut
dengan diameter kurang lebih 7,5 cm sering disangka sebagai suatu bagian placenta
tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya mejadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah
mencapai 2,4 mm. uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu
20
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
postpartum berat uterus akan menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu postpartum
menjadi kurang lebih 300 gram dan setelah 6 minggu postpartum berat uterus menjadi 40
sampai 60 gram (berat uterus normal kurang lebih 30 gram).
Perubahan ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan miometrium. Pada
miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil dari proses ini
dilahirkan melalui pembuluh getah bening. Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah
persalinan, menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan setelah plasenta
dilahirkan.
Perubahan-perubahan yeng terdapat pada serviks ialah segera postpartum bentuk
serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk seperti cincin. Warna serviks sendiri
merah kehitatam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensinya lunak, segera
setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan kedalam kavum uteri.
Setelah 2 jam hanya bisa dimasukan 2-3 jari, dan setelah 1 minggu, hanya dapat dimasukan
1 jari ke dalam kavum uteri. Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium adalah
timbulnya thrombosis, degenarasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
21
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai
rata akibat lepasnya sel-sel dari bagin yang mengalami degenerasi. Sebagian besar
endometrium terlepas, regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis
yang memakan waktu 2-3 minggu.
Jaringan di tempat implantasi plasenta mengalami proses yang sama, ialah
degenerasi dan kemudian terlepas. Pelepasan jaringan degenerasi ini berlangsung lengkap.
Sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas tempat implantasi plasenta.
Ligament-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan
partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Luka-luka jalan
lahir, seperti bekas luka episiotomy yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks bila
tidak seberapa luasnya akan sembuh, kecuali bila terjadi infeksi.
Tabel 1.2 Ukuran Uterus Setelah Persalinan
Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri / plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
22
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
1 minggu Pertengahan pusat 750 gram
3 minggu Tidak teraba diatas 500 gram
4-6 minggu simfisis 350 gram
5-8 minggu Bertambah kecil sebesar
normal
50 gram
23
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Serviks : setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil, setelah bayi
lahir tangan pemeriksa masih bisa masuk ke rongga rahim, setelah dua jam dapat dilalui
oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari dapat dilalui 1 jari.
Perubahan-perubahan pada serviks adalah segera setelah lahir bentuk serviks akan
menganga seperi corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi. Sehingga seolah-olah pada perbatasan
antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Konsistensinya lunak. Segera
setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat memasukan tangan ke dalam kavum
uteri. Setelah dua jam hanya dapat dimasuki 2-3 jari, dan setelah satu minggu hanya dapat
dimasukan satu jari ke dalam kavum uteri. Hal ini baik dalam menangani kala uri.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama endometrium
yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin, setelah 3 hari endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel
dari bagian yang mengalami degenerasi.
2. Lochea
24
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan oleh uterus melalui vagina dalam masa nifas.
Sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu
menstruasi dan berbau anyir, cairan ini berasal dari tempat melekatnya placenta. Luka
tempat melekatnya placenta menimbulkan pecahan pembuluh darah dan proses
penyembuhan pengeluaran getah, selama itu terdapat sisa-sisa selaput chorion yang
tertinggal pada desidua, liquoramni yang belum dikenalkan waktu persalinan, verniks
caseosa, rambut lanugo dan kemungkinan meconium lochea dibagi dalam beberapa jenis,
yaitu;
1. Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekonium, terjadi selama 2 hari pasca persalinan.
2. Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir terjadi pada 3-7
hari pasca persalinan.
3. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
4. Lochea alba : cairan putih, terjadi 2 minggu setelah persalinan.
5. Lochea purulenta : jika terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk
6. Locheastatis : keadaan dimana lochea tidak lancar keluar dari rahim.
25
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
3. Laktasi
Mamae yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi dengan akibat
kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-
kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya
produksi air susu baru berlangsung betul pada hari ke 2-3 postpartum. Pada hari-hari
pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih kental dari
pada air susu, mengandung banyak protein albumin dan globulin. Selain pengaruh hormon,
salah satu rangsangan terbaik untuk mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bayi
itu sendiri. Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada puting.
Dengan menetekan bayi pada ibunya akan mengakibatkan peningkatan produksi prolaktin
dan hal ini akan meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI). Lebih sering ibu menetekan
lebih meningkat pula produksi air susu ibu. Kadar estroben dan gonadotrophin menurun
pada laktas, dan akan meningkat lagi saat frekuensi menetekan dikurangi, umpamanya bila
bayi mulai mendapat tambahan makanan. Rangsangan psikis merupakan reflex dari mata
ibu ke otak, mengakibatkan oksitosin dihasilkan, sehingga air susu ibu dikeluarkan, sebagai
efek samping, memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain menyusui bayi sendiri ialah
akan menjelmanya rasa kasih sayang sehingga bertumbuh suatu pertalian yang intim antara
ibu dan anak. Air Susu Ibu (ASI) mempunyai sifat melindungi bayi terhadap infeksi seperti
26
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
gastro enteritis, radang jalan pernafasan dan paru-paru, otitis media, karena air susu ibu
mengandung lactoferrin, lysozyme dan immune globulin A.
4. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan setelah bayi
lahir secara berangsur-angsur menjadi menciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang
uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum menjadi kendor.
5. Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt antara
sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba, volume
darah pada ibu relative akan bertambah. Keadaan ini menimbulkana beban pada jantung.
Sehingga dapat menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitium kordis. Untung
keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali pada sedia kala. Umumnya hal ini terjadi
pada hari-hari ke tiga postpartum.
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen
27
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat
dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi
dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih
bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut
mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat
bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akibat dari volume darah, volume
plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan
dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan
masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan
peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan
hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu
postpartum.
6. Endometrium dan vagina
Perubahan yang terjadi pada endometrium adalah timbulnya trombosis, degenerasi,
dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Vagina dan lubang vagina pada awal
28
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
puerperium merupakan saluran yang luas dan berdinding tipis. Rugae timbul kembali pada
minggu ke tiga (Saleha, 2009).
7. Sistem pencernaan
Dua jam setelah persalinan ibu akan merasa lapar. Ibu sangat membutuhkan kalsium
karena pada masa nifas terjadi penurunan ion kalsium, dan kalsium dibutuhkan sangat
dibutuhkan oleh ibu terutama untuk pertumbuhan janin pada masa laktasi (Saleha,
2009).Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada
waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang
makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat
diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila
usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah
atau glyserin spuit atau diberikan obat yang lain.
8. Perubahan tanda-tanda vital
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 . Sesudah partus dapat naik kurang
lebih 0,5 dari keadaan normal. Nadi berkisar antara 60-80 kali per menit setelah partus,
29
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
dan hipertensi post partum akan menghilang. Menurut Anas (2007), suhu tubuh dibagi
menjadi:
1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36 °C;
2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5 °C;
3. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40 °C; dan 4) hipertermi, bila suhu tubuh
lebih dari 40 °C.
9. Sistem hematologi dan kardiovaskular
Leukositosis akan meningkat pada beberapa hari post partum, sehingga dianjurkan
untuk mengajarkan pada ibu cara menjaga kebersihan genetalia. Jumlah hemoglobin dan
hematokrit serta eritrosit akan bervariasi pada awal masa nifas sebagai akibat dari volume
darah, volume plasma, dan volume sel darah yang berubah-ubah (Saleha, 2009).
10. Perubahan Sistem Perkemihan
Dinding kandung kencing memperlihatkan oedem dan hyperemia. Kadang-kadang oedema
trigonum, menimbulkan abstraksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung
kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung
kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual (normal + 15 cc). Sisa
urine dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.
30
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Dilatasi ureter dan pyolum normal dalam waktu 2 minggu. Urine biasanya berlebihan
(poliurie) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai
akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri
akibat proses katalitik involusi. Acetonurie terutama setelah partus yang sulit dan lama
yang disebabkan pemecahan karbohidrat yang banyak, karena kegiatan otot-otot rahim dan
karena kelaparan. Proteinurine akibat dari autolisis sel-sel otot.
11. Perubahan Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi
lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor.
Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.Sebagai akibat
putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus
pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu.
Pemulihan dibantu dengan latihan.
12. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon plasenta
31
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga
hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum
b. Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam
waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-
3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia
mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang
dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Diantara wanita laktasi sekitar
15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara
wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan
90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk
wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
13. Perubahan Tanda-Tanda Vital
32
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
a. Suhu Badan
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C – 38°C) sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila keadaan
normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena
adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya
ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis,
tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat
menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila
suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan
khusus pada saluran nafas.
33
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
14. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah
yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan
kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat mengurangi volume
plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya
progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya
vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama
persalinan.
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran
melalui seksio sesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari
volume darah (blood volume) dan hematokrit (haemoconcentration). Bila persalinan
pervaginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hematokrit cenderung stabil dan
kembali normal setelah 4-6 minggu.
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan
bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan
decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat diatasi dengan
34
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah
kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5 postpartum.
LATIHAN
35
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
3. Tugas baca (buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal)
4. Tugas kelompok ( membuat makalah, bahan diskusi/seminar dari materi perubahan
fisiologis pada masa nifas.
RANGKUMAN
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia iterna maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genitalia ini
dalam keseluruhannya disebut involusi. Involusi Uterus atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60
gram. Proses involusio uterus adalah Autolysis dan Efek oksitosin (cara bekerjanya
oksitosin)
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir,
tinggi fundus uteri kira-kira 2 jari dibawah pusat. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang
lebih setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat, setelah 12 hari tidak dapat
diraba lagi diatas simfisis. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang
kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut
dengan diameter kurang lebih 7,5 cm sering disangka sebagai suatu bagian placenta
tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya mejadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah
mencapai 2,4 mm. uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu
36
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
postpartum berat uterus akan menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu postpartum
menjadi kurang lebih 300 gram dan setelah 6 minggu postpartum berat uterus menjadi 40
sampai 60 gram (berat uterus normal kurang lebih 30 gram).
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Luka tempat melekatnya
placenta menimbulkan pecahan pembuluh darah dan proses penyembuhan pengeluaran
getah, selama itu terdapat sisa-sisa selaput chorion yang tertinggal pada desidua,
liquoramni yang belum dikenalkan waktu persalinan, verniks caseosa, rambut lanugo dan
kemungkinan meconium dan lochea . Loche dibagi dalam beberapa jenis, yaitu; Lochea
rubra , lochea sanguinolenta, lochea seros, lochea alba, lochea purulent.. Apabila lochea
tidak lancar keluar dari rahim di sebut lochea statis
.TES FORMATIF
37
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
1. Cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina yang berwarna merah
kekuningan dan berisi darah dan lendir dalam masa nifas disebut dengan
A. Placental bed
B. Involusi uterus
C. Lochia rubra
D. Lochia sanguinolenta
KASUS I
Ny. Ari umur 20 tahun P2A0 post partum 8 jam pemeriksaan didapatkan hasil TD 110/70
mmHg.
nadi 80 x/menit, S: 37 derajat celcius, mengeluh kelelahan dan perutnya terasa mules.
2. Tinggi fundus uteri Ny. Ari dikatakan normal bila.....
a. Setinggi pusat
b. 2 jari di bawah pusat
c. 2 jari di atas pusat
d. Pertengahan pusat simpisis
3. Lochea Ny. Ari yang normal saat ini adalah...
a. Alba
b. Rubra
c. Serosa
d. Sanguinolenta
38
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
4. Berat uterus yang normal pada Ny. Ari saat ini adalah ...
a. 660 gram
b. 850 gram
c. 900 gram
d. 750 gram
5. Pada saat persalinan pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
kosong, juga pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan, hal ini dapat
menyebabkan :
a. Obstipasi
b. Obesitas
c. Dehidrasi
d. Diare
6. Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan
karena
a. Rasa lapar yang terjadi setelah persalian
b. Pemecahan karbohidrat yang berlebihan
c. Kelebihan cairan sebagai akibat retensi air saat kehamilan dan sekarang
dikeluarkan
d. Peregangan dari diagfragma servik
7. Kenaikan suhu badan dalam 24 jam setelah melahirkan dianggap normal akibat :
a. Akibat kerja keras waktu melahirkan dan kehilangan cairan.
39
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
b. Karena adanya pembentukan ASI
c. Kemungkinan adanya infeksi pada endometrium
d. Kekuatan tubuh ibu yang sudah menurun atau kelelahan.
8. Pada persalinan pervaginam ibu dianggap perdarahan apabila kehilangan darah
sebanyak :
a. > 300 cc
b. > 400 cc
c. > 500 cc
d. > 600
9. Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine :
a. Efek oksitosin
b. Autolysis
c. Lochea
d. Proteolitik
10. Lochea yang keluar seperti nanah dan berbau busuk di sebut :
a. Locheap serosa
b. Lochea alba
c. Loche statis
d. Lochea purulenta
40
A.B.C.
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Bila anda belum merasa puas, atau paling tidak menguasai materi kurang dari 75%
maka anda harus mengulangi kembali materi diatas sampai anda merasa puas.
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,. 2002.
Bobak , L.. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2004.
41
B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i
Hanifa Wiknjosastro, Saifudin, BR, dan Rachimhadhi, T. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.1999
Sarwono Prawiroharjo. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2000.
Siti Saleha. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika. 2009
42