60
Bahan Ajar Mata Kuliah Asuhan Ibu NIfas dan Menyusui Kegiatan Belajar KONSEP DASAR MASA NIFAS 120 Menit TINJAUAN MATA KULIAH A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata Kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui dengan pendekatan manajemen kebidanan yang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar masa nifas, perubahan fisiologi masa nifas, perubahan psikologi masa nifas, faktor – faktor yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui, kebutuhan dasar masa nifas, proses laktasi dan menyusui, respon orang tua dan BBL, deteksi dini komplikasi masa nifas, asuhan masa nifas normal, dan dokumentasi asuhan masa nifas dan menyusui. B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah 1

Nifas Pert 1 (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Kegiatan Belajar

KONSEP DASAR MASA NIFAS

120 Menit

TINJAUAN MATA KULIAH

A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Mata Kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksankan asuhan kebidanan

pada masa nifas dan menyusui dengan pendekatan manajemen kebidanan yang

didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based

dengan pokok bahasan konsep dasar masa nifas, perubahan fisiologi masa nifas,

perubahan psikologi masa nifas, faktor – faktor yang mempengaruhi masa nifas

dan menyusui, kebutuhan dasar masa nifas, proses laktasi dan menyusui, respon

orang tua dan BBL, deteksi dini komplikasi masa nifas, asuhan masa nifas normal,

dan dokumentasi asuhan masa nifas dan menyusui.

B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah

Dengan adanya mata kuliah asuhan kebidanan III (nifas) diharapkan mahasiswa

menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam memberikan dan menerapkan

asuhan kebidanan masa nifas.

C. Standar Kompetensi Mata Kuliah

1

Page 2: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Standar kompetensi mata kuliah asuhan kebidanan III (nifas) adalah mahasiswa

diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dan

dapat memdeteksi dini komplikasi masa nifas

D. Susunan Urutan Bahan Ajar

1. Konsep dasar masa nifas

Pengertian masa nifas, Tujuan asuhan masa nifas, Peran dan tanggung bidan

dalam asuhan masa nifas, Tahapan masa nifas, Kebijakan program nasional

asuhan masa nifas

2. Perubahan fisiologi masa nifas

Sistem reproduksi, system pencernaan, system perkemihan, system

muskuluskeletal pada ibu nifas, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem

hemotologi, sistem pernafasan

3. Perubahan psikologi masa nifas

Taking In, Taking hold, Letting go

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui

Fisik, Psikologis, Lingkungan, Sosial, Budaya, Ekonomi

5. Kebutuhan dasar masa nifas

Nutrisi dan cairan, Ambulasi, Eliminasi: bak/bab, Istirahat, Personal Higiene,

Seksual, Olah Raga / senam nifas

6. Proses laktasi dan menyusui

Anatomi dan fisiologi payudara (review), Dukungan bidan dalam pemberian

ASI, Manfaat pemberian ASI, Komposisi Gizi dalam ASI, Upaya

2

Page 3: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

memperbanyak ASI, Tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, Cara merawat

payudara, Cara menyusui yang benar, Masalah dalam pemberian ASI

7. Respon orang tua dan BBL

Bounding attachment, Respon ayah dan keluarga, Sibling rivaldi

8. Deteksi dini komplikasi masa nifas

Pengertian deteksi dini komplikasi pada masa nifas, Tujuan deteksi dini

komplikasi pada masa nifas, Macam-macam komplikasi yang sering timbul

pada masa nifas dan upaya penangannannya : perdarahan , infeksi masa

nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur, pembengkakan di

wajah atau ekstrimitas, demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih,

perubahan payudara, kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama,

perubahan pada ekstremitas, perubahan psikologis

9. Asuhan masa nifas normal

Pengkajian fisik dan psikologis, Pengkajian riwayat kesehatan ibu,

Pemeriksaan fisik (Tanda-tanda vital, Payudara, Uterus, Kandung kemih,

Genetalia, Perineum, Ekstrimitas bawah), Pengkajian psikologis, Pengkajian

pengetahuaan ibu tentang perawatan pada masa nifas, Interpretasi Data :

diagnosa/ masalah aktual (Masalah nyeri, Masalah infeksi, Masalah cemas,

perawatan perineum, payudara, ASI ekslusif, Masalah KB, Gizi, tanda bahaya,

senam), Rumusan diagnosa/ masalah Potensial (Gangguan perkemihan :

BAB, Hubungan seksual), Rencana asuhan kebidanan (monitoring tanda-

tanda vital, monitoring involusio, monitoring perdarahan, nyeri, infeksi, cemas,

KIE (Perawatan tentang perineum, payudara, ASI ekslusif, KB, Gizi, tanda

bahaya, senam,Teknik menyusui bayi, Persiapan menjadi orang tua,

Persiapan pasien pulang, Anticipatori guidance), Pelaksanaan tindakan

3

Page 4: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

mandiri dan kolaborasi asuhan kebidanan (Tindakan mandiri, Kolaborasi,

KIE/Pendidikan kesehatan,Evaluasi asuhan kebidanan dan tindak lanjut),

Dokumentasi asuhan masa nifas dan menyusui.

E. Petunjuk Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar (Modul) ini dan menbaca referensi yang

direkomendasikan sebagai buku acuan, membuka e-learning yang sudah ada.

4

Page 5: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

BAB I

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Mampu mendiskripsikan konsep dasar asuhan masa nifas

a. Mendiskripsikan pengertian masa nifasb. Mendiskripsikan tujuan asuhan masa nifasc. Mendiskripsikan peran dan tanggung bidan

dalam asuhan masa nifasd. Mendiskripsikan tahapan masa nifase. Mendiskripsikan kebijakan program nasional

asuhan masa nifas

1. Pengertian Nifas

Dalam banyak literatur terdapat banyak pengertian tentang masa nifas. Masa

peurperium atau masa nifas dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6

minggu. (Wiknjosastro, 2006). Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung kira-kira 6 minggu. (Saifuddin, 2002). Masa nifas (peurperium) adalah masa

setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

5

Page 6: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.(Saleha, 2007). Masa

puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6

minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti ada kehamilan dalam

waktu 3 bulan. (Hanifa, 2005). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat –alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.(Saifuddin, 2006).

Periode pasca partum (Puerperium) adalah masa enam minggu sejak bayi lahir

sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. (Bobak, 2004).

Pada masa nifas alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur kembali seperti

keadaan sebelum hamil (Saleha, 2009).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung lama kira-

kira 6 minggu.( Prawirohardjo, 2000) Dari banyaknya uraian yang menjelaskan tentang

masa nifas dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang

lamanya 6.

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

6

Page 7: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas.

Tujuan perawatan masa nifas adalah untuk menghindarkan/ mendeteksi

adanya kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi, dalam hal ini penolong

persalinan tetap waspada, sekurang-kurangnya satu jam post partum untuk

mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat

lemah setelah melahirkan, lebih-lebih bila partus berlangsung lama.

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.

Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, harus

diberikan oleh petugas/penolong persalinan. Ibu dianjurkan untuk menjaga

kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan kepada ibu bersalin bagaimana

membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti

untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke

belakang dan baru membersihkan daerah sekitar anus. Sarankan ibu untuk mencuci

tangan dengan sabun dan air, sebelum dan sesudah membersihkan daerah

kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan ibu untuk

menghindari/menyentuh daerah luka.

c. Melaksanakan skrining secara komprehensif.

7

Page 8: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Melaksanakan skrining yang komprehensif dengan mendeteksi masalah,

mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Di sini

seorang bidan bertugas untuk melakukan pengawasan kala IV yang meliputi

pemeriksaan placenta, pengawasan tingginya fundus uteri, pengawasan perdarahan

dari vagina, pengawasan konsistensi rahim dan pengawasan keadaan umum ibu.

Bila ditemukan permasalahan maka harus segera melakukan tindakan sesuai

dengan standar pelayanan pada penatalaksanaan masa nifas.

3. Peran dan tangung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas

Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa periode nifas dengan baik dan

sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologik selama

persalinan dan nifas

b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis

c. Mengkondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman

4. Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

1. Periode immediate postpartum

8

Page 9: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering

terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan

dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan

darah dan suhu.

2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada

perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan

cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

3. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari

serta konseling KB.

5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali yaitu pada 6 jam,6 hari ,2

minggu dan 6 minggu walaupun ada literatur yang mengajukan 3 kali kunjungan nifas hal

ini tidak menjadi harga mati yang pasti dalam hal ini tujuan utama asuhan masa nifas

9

Page 10: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

terlaksana . Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga

untuk mencegah, mendeteksi,serta manangani masalah-masalah yang terjadi.

Tabel 1.1 Tabel Kunjungan Masa NIfas

10

Page 11: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

11

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam

setelah

persalinan

Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas.

Mendetaksi dan merawat penyebab lain

perdarahan dan memberi rujukan bila perdarahan

berlanjut.

Memberikan konseling kepada ibu atau salah

Satu anggota keluarga mengenai bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia

uteri.

Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.

Mangajarkan cara mempererat hubungan antara

ibu dan bayi baru lahir.

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermia.

Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga

ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau

sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

2 6 hari

setelah

persalianan

Memastikan involusi uteri berjalan normal,

uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus

tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada

bau.

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau

kelainan pasca melahirkan.

Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan,

dan istirahat.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

ada tanda-tanda penyulit.

Memberikan konseling pada ibu mengenai

asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan

bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.

Page 12: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

12

Page 13: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

LATIHAN

1. Tugas baca (buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal)

2. Tugas kelompok ( membuat makalah, bahan diskusi/seminar dari materi konsep dasar

masa nifas.

RANGKUMAN

Masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6. Ada 3 tujuan asuhan

masa nifas yaitu mendeteksi adanya perdarahan masa nifas, menjaga kesehatan ibu dan

bayinya, melaksanakan skrining secara komprehensif. Peran dan tangung jawab bidan

dalam masa nifas adalah memberikan dukungan yang terus menerus selama masa periode

nifas dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan

psikologik selama persalinan dan nifas, sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu

dan bayi secara fisik dan psikologis, mengkondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan

cara meningkatkan rasa nyaman. Ada 3 tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah

periode immediate postpartum, periode early postpartum (24 jam-1 minggu), periode late

13

Page 14: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

postpartum (1 minggu-5 minggu). Kebijakan unjungan masa nifas dilakukan paling sedikit

empat kali yaitu pada 6 jam,6 hari ,2 minggu dan 6 minggu walaupun ada literatur yang

mengajukan 3 kali kunjungan nifas hal ini tidak menjadi harga mati yang pasti dalam hal

ini tujuan utama asuhan masa nifas terlaksana . Kunjungan ini bertujuan untuk menilai

status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi,serta manangani masalah-

masalah yang terjadi

TES FORMATIF

1. Pengertian masa nifas adalah..

a. Periode waktu setelah ibu melahirkan sampai dengan 9 minggu

b. Periode perubahan uterus yang berangsur angsur kembali seperti keadaan semula

yang dimulai setelah bayi lahir

c. Periode waktu 6-8 minggu setelah persalinan

d. Perubahan uterus setelah persalinan

2. Salah satu tujuan pemberian asuhan pada masa nifas adalah :

a. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana

b. Menjaga kesehatan bapak dan bayinya baik fisik maupun psikologi

14

Page 15: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

c. Mendeteksi masalah kesehatan lingkungan

d. Memberikan pelayanan prima dalam lingkungan komunitasnya.

3. Salah satu peran yang dapat dilakukan bidan pada ibu dalam masa nifas sebagai

promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi adalah :

a. Melakukan pemotongan tali pusat pada menit ke 2 setelah lahir

b. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

c. Melakukan imunisasi HB 0, 2 jam setelah lahir

d. Memandikan bayi setelah 6 jam kelahiran.

4. Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada

perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan

dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik

a. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)

b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)

c. Periode immediate postpartum

d. Masa puerperium.

15

Page 16: Nifas Pert 1 (1)

A.B.C.

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

5. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya adalah

tujuan kunjungan masa nifas ke ...

a. Kunjungan 1 yaitu 6 – 8 jam setelah persalinan

b. Kunjungan 3 yaitu 2 minggu setelah persalinan

c. Kunjungan 2 yaitu 6 hari setelah persalinan

d. Kunjungan 1 yaitu 6 minggu setelah persalinan

Jawaban BAB 11. C2. A3. B4. B5.D

Bila anda belum merasa puas, atau paling tidak menguasai materi kurang dari 75%

maka anda harus mengulangi kembali materi diatas sampai anda merasa puas.

GLOSARIUM

16

Page 17: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,. 2002.

Bobak , L.. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2004.

Hanifa Wiknjosastro, Saifudin, BR, dan Rachimhadhi, T. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.1999

Sarwono Prawiroharjo. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2000.

Siti Saleha. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika. 2009

17

Page 18: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Perubahan fisiologi pada ibu nifas

120 Menit

PENDAHLUAN

Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi

perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem

musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan

pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali

menjadi seperti saat sebelum hamil.

.

18

Page 19: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu menjelaskan

perubahan fisiologi pada ibu nifas yang meliputi perubahan sistem reproduksi, perubahan

system pencernaan, perubahan system perkemihan, perubahan system muskuluskeletal,

perubahan sistem endokrin, perubahan sistem kardiovaskuler, perubahan sistem

hemotologi, perubahan sistem pernafasan pada ibu nifas

URAIAN MATERI

Perubahan perubahan yang terjadi pada masa nifas

1. Uterus dan serviks

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia iterna maupun eksterna akan berangsur-angsur

pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genitalia ini

dalam keseluruhannya disebut involusi. Involusi Uterus atau pengerutan uterus merupakan

suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60

gram. Proses involusio uterus adalah sebagai berikut :

Autolysis

19

Page 20: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim

proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya

10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi

selama kehamilan. Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system

vascular dan system limphatik

Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin)

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan

menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.

Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta

mengurangi perdarahan.

Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir,

tinggi fundus uteri kira-kira 2 jari dibawah pusat. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang

lebih setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat, setelah 12 hari tidak dapat

diraba lagi diatas simfisis. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang

kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut

dengan diameter kurang lebih 7,5 cm sering disangka sebagai suatu bagian placenta

tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya mejadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah

mencapai 2,4 mm. uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu

20

Page 21: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

postpartum berat uterus akan menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu postpartum

menjadi kurang lebih 300 gram dan setelah 6 minggu postpartum berat uterus menjadi 40

sampai 60 gram (berat uterus normal kurang lebih 30 gram).

Perubahan ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan miometrium. Pada

miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil dari proses ini

dilahirkan melalui pembuluh getah bening. Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah

persalinan, menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan setelah plasenta

dilahirkan.

Perubahan-perubahan yeng terdapat pada serviks ialah segera postpartum bentuk

serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat

mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada

perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk seperti cincin. Warna serviks sendiri

merah kehitatam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensinya lunak, segera

setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan kedalam kavum uteri.

Setelah 2 jam hanya bisa dimasukan 2-3 jari, dan setelah 1 minggu, hanya dapat dimasukan

1 jari ke dalam kavum uteri. Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium adalah

timbulnya thrombosis, degenarasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari

pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar

21

Page 22: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai

rata akibat lepasnya sel-sel dari bagin yang mengalami degenerasi. Sebagian besar

endometrium terlepas, regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis

yang memakan waktu 2-3 minggu.

Jaringan di tempat implantasi plasenta mengalami proses yang sama, ialah

degenerasi dan kemudian terlepas. Pelepasan jaringan degenerasi ini berlangsung lengkap.

Sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas tempat implantasi plasenta.

Ligament-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan

partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Luka-luka jalan

lahir, seperti bekas luka episiotomy yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks bila

tidak seberapa luasnya akan sembuh, kecuali bila terjadi infeksi.

Tabel 1.2 Ukuran Uterus Setelah Persalinan

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri / plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

22

Page 23: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

1 minggu Pertengahan pusat 750 gram

3 minggu Tidak teraba diatas 500 gram

4-6 minggu simfisis 350 gram

5-8 minggu Bertambah kecil sebesar

normal

50 gram

23

Page 24: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Serviks : setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah

kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil, setelah bayi

lahir tangan pemeriksa masih bisa masuk ke rongga rahim, setelah dua jam dapat dilalui

oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari dapat dilalui 1 jari.

Perubahan-perubahan pada serviks adalah segera setelah lahir bentuk serviks akan

menganga seperi corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan

kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi. Sehingga seolah-olah pada perbatasan

antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Konsistensinya lunak. Segera

setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat memasukan tangan ke dalam kavum

uteri. Setelah dua jam hanya dapat dimasuki 2-3 jari, dan setelah satu minggu hanya dapat

dimasukan satu jari ke dalam kavum uteri. Hal ini baik dalam menangani kala uri.

Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,

degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama endometrium

yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan

desidua dan selaput janin, setelah 3 hari endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel

dari bagian yang mengalami degenerasi.

2. Lochea

24

Page 25: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan oleh uterus melalui vagina dalam masa nifas.

Sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu

menstruasi dan berbau anyir, cairan ini berasal dari tempat melekatnya placenta. Luka

tempat melekatnya placenta menimbulkan pecahan pembuluh darah dan proses

penyembuhan pengeluaran getah, selama itu terdapat sisa-sisa selaput chorion yang

tertinggal pada desidua, liquoramni yang belum dikenalkan waktu persalinan, verniks

caseosa, rambut lanugo dan kemungkinan meconium lochea dibagi dalam beberapa jenis,

yaitu;

1. Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks

kaseosa, lanugo, dan mekonium, terjadi selama 2 hari pasca persalinan.

2. Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir terjadi pada 3-7

hari pasca persalinan.

3. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14

pasca persalinan.

4. Lochea alba : cairan putih, terjadi 2 minggu setelah persalinan.

5. Lochea purulenta : jika terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk

6. Locheastatis : keadaan dimana lochea tidak lancar keluar dari rahim.

25

Page 26: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

3. Laktasi

Mamae yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi dengan akibat

kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-

kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya

produksi air susu baru berlangsung betul pada hari ke 2-3 postpartum. Pada hari-hari

pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih kental dari

pada air susu, mengandung banyak protein albumin dan globulin. Selain pengaruh hormon,

salah satu rangsangan terbaik untuk mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bayi

itu sendiri. Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada puting.

Dengan menetekan bayi pada ibunya akan mengakibatkan peningkatan produksi prolaktin

dan hal ini akan meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI). Lebih sering ibu menetekan

lebih meningkat pula produksi air susu ibu. Kadar estroben dan gonadotrophin menurun

pada laktas, dan akan meningkat lagi saat frekuensi menetekan dikurangi, umpamanya bila

bayi mulai mendapat tambahan makanan. Rangsangan psikis merupakan reflex dari mata

ibu ke otak, mengakibatkan oksitosin dihasilkan, sehingga air susu ibu dikeluarkan, sebagai

efek samping, memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain menyusui bayi sendiri ialah

akan menjelmanya rasa kasih sayang sehingga bertumbuh suatu pertalian yang intim antara

ibu dan anak. Air Susu Ibu (ASI) mempunyai sifat melindungi bayi terhadap infeksi seperti

26

Page 27: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

gastro enteritis, radang jalan pernafasan dan paru-paru, otitis media, karena air susu ibu

mengandung lactoferrin, lysozyme dan immune globulin A.

4. Ligamen-ligamen

Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan setelah bayi

lahir secara berangsur-angsur menjadi menciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang

uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum menjadi kendor.

5. Hemokonsentrasi

Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt antara

sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba, volume

darah pada ibu relative akan bertambah. Keadaan ini menimbulkana beban pada jantung.

Sehingga dapat menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitium kordis. Untung

keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya

hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali pada sedia kala. Umumnya hal ini terjadi

pada hari-hari ke tiga postpartum.

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta

faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen

27

Page 28: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan

viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat

dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi

dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih

bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut

mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat

bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akibat dari volume darah, volume

plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan

dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan

masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan

peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan

hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu

postpartum.

6. Endometrium dan vagina

Perubahan yang terjadi pada endometrium adalah timbulnya trombosis, degenerasi,

dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Vagina dan lubang vagina pada awal

28

Page 29: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

puerperium merupakan saluran yang luas dan berdinding tipis. Rugae timbul kembali pada

minggu ke tiga (Saleha, 2009).

7. Sistem pencernaan

Dua jam setelah persalinan ibu akan merasa lapar. Ibu sangat membutuhkan kalsium

karena pada masa nifas terjadi penurunan ion kalsium, dan kalsium dibutuhkan sangat

dibutuhkan oleh ibu terutama untuk pertumbuhan janin pada masa laktasi (Saleha,

2009).Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada

waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi

kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang

makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat

diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila

usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah

atau glyserin spuit atau diberikan obat yang lain.

8. Perubahan tanda-tanda vital

Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 . Sesudah partus dapat naik kurang

lebih 0,5 dari keadaan normal. Nadi berkisar antara 60-80 kali per menit setelah partus,

29

Page 30: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

dan hipertensi post partum akan menghilang. Menurut Anas (2007), suhu tubuh dibagi

menjadi:

1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36 °C;

2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5 °C;

3. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40 °C; dan 4) hipertermi, bila suhu tubuh

lebih dari 40 °C.

9. Sistem hematologi dan kardiovaskular

Leukositosis akan meningkat pada beberapa hari post partum, sehingga dianjurkan

untuk mengajarkan pada ibu cara menjaga kebersihan genetalia. Jumlah hemoglobin dan

hematokrit serta eritrosit akan bervariasi pada awal masa nifas sebagai akibat dari volume

darah, volume plasma, dan volume sel darah yang berubah-ubah (Saleha, 2009).

10. Perubahan Sistem Perkemihan

Dinding kandung kencing memperlihatkan oedem dan hyperemia. Kadang-kadang oedema

trigonum, menimbulkan abstraksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung

kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung

kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual (normal + 15 cc). Sisa

urine dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.

30

Page 31: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Dilatasi ureter dan pyolum normal dalam waktu 2 minggu. Urine biasanya berlebihan

(poliurie) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai

akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri

akibat proses katalitik involusi. Acetonurie terutama setelah partus yang sulit dan lama

yang disebabkan pemecahan karbohidrat yang banyak, karena kegiatan otot-otot rahim dan

karena kelaparan. Proteinurine akibat dari autolisis sel-sel otot.

11. Perubahan Sistem Musculoskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi

lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus

jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor.

Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.Sebagai akibat

putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus

pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu.

Pemulihan dibantu dengan latihan.

12. Perubahan Sistem Endokrin

a. Hormon plasenta

31

Page 32: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic

Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga

hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum

b. Hormon pituitary

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam

waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-

3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c. Hipotalamik Pituitary Ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia

mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang

dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Diantara wanita laktasi sekitar

15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara

wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan

90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk

wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.

13. Perubahan Tanda-Tanda Vital

32

Page 33: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

a. Suhu Badan

Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C – 38°C) sebagai

akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila keadaan

normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena

adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya

ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis,

tractus genitalis atau sistem lain.

b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan

biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

c. Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu

melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat

menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.

d. Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila

suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan

khusus pada saluran nafas.

33

Page 34: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

14. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah

yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan

kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat mengurangi volume

plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah

kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya

progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya

vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama

persalinan.

Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran

melalui seksio sesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari

volume darah (blood volume) dan hematokrit (haemoconcentration). Bila persalinan

pervaginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hematokrit cenderung stabil dan

kembali normal setelah 4-6 minggu.

Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan

bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan

decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat diatasi dengan

34

Page 35: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah

kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5 postpartum.

LATIHAN

35

Page 36: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

3. Tugas baca (buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal)

4. Tugas kelompok ( membuat makalah, bahan diskusi/seminar dari materi perubahan

fisiologis pada masa nifas.

RANGKUMAN

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia iterna maupun eksterna akan berangsur-angsur

pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genitalia ini

dalam keseluruhannya disebut involusi. Involusi Uterus atau pengerutan uterus merupakan

suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60

gram. Proses involusio uterus adalah Autolysis dan Efek oksitosin (cara bekerjanya

oksitosin)

Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir,

tinggi fundus uteri kira-kira 2 jari dibawah pusat. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang

lebih setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat, setelah 12 hari tidak dapat

diraba lagi diatas simfisis. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang

kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut

dengan diameter kurang lebih 7,5 cm sering disangka sebagai suatu bagian placenta

tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya mejadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah

mencapai 2,4 mm. uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu

36

Page 37: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

postpartum berat uterus akan menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu postpartum

menjadi kurang lebih 300 gram dan setelah 6 minggu postpartum berat uterus menjadi 40

sampai 60 gram (berat uterus normal kurang lebih 30 gram).

Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya

trombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Luka tempat melekatnya

placenta menimbulkan pecahan pembuluh darah dan proses penyembuhan pengeluaran

getah, selama itu terdapat sisa-sisa selaput chorion yang tertinggal pada desidua,

liquoramni yang belum dikenalkan waktu persalinan, verniks caseosa, rambut lanugo dan

kemungkinan meconium dan lochea . Loche dibagi dalam beberapa jenis, yaitu; Lochea

rubra , lochea sanguinolenta, lochea seros, lochea alba, lochea purulent.. Apabila lochea

tidak lancar keluar dari rahim di sebut lochea statis

.TES FORMATIF

37

Page 38: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

1. Cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina yang berwarna merah

kekuningan dan berisi darah dan lendir dalam masa nifas disebut dengan

A. Placental bed

B. Involusi uterus

C. Lochia rubra

D. Lochia sanguinolenta

KASUS I

Ny. Ari umur 20 tahun P2A0 post partum 8 jam pemeriksaan didapatkan hasil TD 110/70

mmHg.

nadi 80 x/menit, S: 37 derajat celcius, mengeluh kelelahan dan perutnya terasa mules. 

2. Tinggi fundus uteri Ny. Ari dikatakan normal bila.....

    a. Setinggi pusat                            

    b. 2 jari di bawah pusat

    c. 2 jari di atas pusat

    d. Pertengahan pusat simpisis

3. Lochea Ny. Ari yang normal saat ini adalah...

    a. Alba                         

    b. Rubra

    c. Serosa

    d. Sanguinolenta

38

Page 39: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

4. Berat uterus yang normal pada Ny. Ari saat ini adalah ...

    a. 660 gram

    b. 850 gram

    c. 900 gram

    d. 750 gram

5. Pada saat persalinan pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi

kosong, juga pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan, hal ini dapat

menyebabkan :

a. Obstipasi

b. Obesitas

c. Dehidrasi

d. Diare

6. Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan

karena

a. Rasa lapar yang terjadi setelah persalian

b. Pemecahan karbohidrat yang berlebihan

c. Kelebihan cairan sebagai akibat retensi air saat kehamilan dan sekarang

dikeluarkan

d. Peregangan dari diagfragma servik

7. Kenaikan suhu badan dalam 24 jam setelah melahirkan dianggap normal akibat :

a. Akibat kerja keras waktu melahirkan dan kehilangan cairan.

39

Page 40: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

b. Karena adanya pembentukan ASI

c. Kemungkinan adanya infeksi pada endometrium

d. Kekuatan tubuh ibu yang sudah menurun atau kelelahan.

8. Pada persalinan pervaginam ibu dianggap perdarahan apabila kehilangan darah

sebanyak :

a. > 300 cc

b. > 400 cc

c. > 500 cc

d. > 600

9. Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine :

a. Efek oksitosin

b. Autolysis

c. Lochea

d. Proteolitik

10. Lochea yang keluar seperti nanah dan berbau busuk di sebut :

a. Locheap serosa

b. Lochea alba

c. Loche statis

d. Lochea purulenta

40

Page 41: Nifas Pert 1 (1)

A.B.C.

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Bila anda belum merasa puas, atau paling tidak menguasai materi kurang dari 75%

maka anda harus mengulangi kembali materi diatas sampai anda merasa puas.

GLOSARIUM

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,. 2002.

Bobak , L.. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2004.

41

Page 42: Nifas Pert 1 (1)

B a h a n A j a r M a t a K u l i a h A s u h a n I b u N I f a s d a n M e n y u s u i

Hanifa Wiknjosastro, Saifudin, BR, dan Rachimhadhi, T. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.1999

Sarwono Prawiroharjo. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2000.

Siti Saleha. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika. 2009

42