7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
1/22
Konsep Praktik Kedokteran dalam Pengambilan Keputusan Secara Etik
dalam Tindakan Militer
Prizilia Saimima
102012061
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
ln. !r"una Utara #o. 6 akarta 11$10.%elep&one ' (021)$6*+,2061- a/ ' (021) $6,11
2016
Latar Belakang
Se"ak teru"udn3a se"ara& kedokteran- seluru& umat manusia mengakui serta mengeta&ui
adan3a 4e4erapa siat mendasar 3ang melekat secara mutlak pada diri seorang dokter 3ang 4aik
dan 4i"aksana- 3aitu ketu&anam kemurnian niat- kelu&uran 4udi- kerenda&an &ati- kesunggu&an
ker"a- integritas ilmia& dan sosial- serta kese"aatan 3ang tidak diragukan. 5tik itu sendiri
memuat prinsip prinsip- 3aitu' 4eneicence- non maleicence- autonom3- dan "ustice. 5tikkedokteran suda& sea"arn3a dilandaskan atas norma norma etik 3ang mengatur &u4ungan
manusia pada umumn3a- dan dimiliki asas asasn3a dalam alsaa mas3arakat 3ang diterima dan
di kem4angkan terus.
5tika adala& ca4ang ilmu ilsaat 3ang mempela"ari moralitas. 5tik &arus di4edakan dengan
sains 3ang mempela"ari moralitas- 3aitu etik deskripti. 5tik deskripti mempela"ari pengaturan
empiritis tentang moralitas atau men"elaskan pandangan oral 3ang saat itu 4erlaku tentang issue
issue tertentu.
5tik ter4agi ke dalam etik normative dan metaetik(etik analitik). Pada etik normative- para
iloso menco4a menegakan apa 3ang 4enar dan apa 3ang sala& secara moral dalam kaitn3a
dengan tindakan manusia- pada metaetik. Para iloo memper&atikan analisis kedua konsep
1 | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
mailto:[email protected]:[email protected]7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
2/22
moral diatas. 9ioetika adala& sala& satu ca4ng dari etik normati- nioetik atau 4iomedical et&ics
adala& eti 3ang 4er&u4ungan dengan praktek kedokteran dan atau penelitian di 4idang 4iomedis.
:ak asasi manusia adala& &ak,&ak 3ang dimiliki manusia semata,mata karena ia manusia.
Umat manusia memilikin3a 4ukan karena di4erikan kepadan3a ole& mas3arakat atau4erdasarkan &ukum positi- melainkan semata,mata 4erdasarkan marta4atn3a se4agai manusia.
;alam arti ini- maka meskipun setiap orang terla&ir dengan arna kulit- "enis kelamin- 4a&asa-
4uda3a dan kearganegaraan 3ang 4er4eda4eda- ia tetap mempun3ai &ak,&ak terse4ut. 8nila&
siat universal dari &ak,&ak terse4ut. Selain 4ersiat universal- &ak,&ak itu "uga tidak dapat
dica4ut (inaliena4le). !rtin3a se4uruk apapun perlakuan 3ang tela& dialami ole& seseorang atau
4etapapun 4engisn3a perlakuan seseorang- ia tidak akan 4er&enti men"adi manusia dan karena itu
tetap memiliki &ak,&ak terse4ut. ;engan kata lain- &ak,&ak itu melekat pada dirin3a se4agai
mak&luk insani.
Rumusan Masalah
;okter diminta 4erpatisipasi dalam pemeriksaan
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
3/22
;ari keempat nilai 3ang ada dalam ke&idupan manusi- 3ang paling terkait dengan
perlindungan dan peng&argaan ter&adap :!7 iala& nilai ketiga- 3aitu nilai moral dan kesusilaan.
;alam nilai nilai ini terkandung nilai 3ang dilaksankana dengan men"alankan kea"i4an 4aik
ter&adap sesame maupun diri sendiri. Se&ingga men"adi "elas 4a&a untuk dapat mengerti dan
mema&ami perlindung :!7 diperlukan adan3a kea"i4an uantuk meng&argai :!7 orang lain.
!ukum dan !am
;i 8ndonesia s3stem &ukumn3a 4an3ak dipengaru&i ole& s3stem &um 9elanda- sisetem
9elanda sendiri adala& s3stem &okum 5ropa atau sering dise4ut &okum romai erman 3ang
pada aaln3a 4ersum4er dari sistem &ukum romai kuno. 9erkem4angn3a sistem &ukum
>omai erman adala& 4erkat dari usa&a#apoleon 9onaparte 3ang 4erusa&a men3usun code
civil atau code napoleon 3ang 4ersum4er dari &ukum romai. Sistem &ukum ini pertama kali
4erkem4ang dalam &ukum perdatan3a ( private la) atau civil la- 3aitu &ukum 3ang mengatur
&u4ungan sesame anggota mas3arakat- ole& karena itu sistem &ukum >omai erman ini le4i&
dikenal dengan se4utan sistem &ukum civil la. >ene ;evid dan o&n 5.?. 9rierl3- mengatakan
selain sistem &ukum civil la "uga dikenal sitem &ukmum coomon la. ;an menurutn3a di
dunia ini terdapat sistem &ukum 3ang dominan 3iatu' civil la- common la- dan socialist la
s3stem. ain pendapat dikemukana ole& o&n :enr3 7err3man dan Ainting- men3atakan 4a&adalam dunia konteporer ada tiga tradisi &ukum sosial ( socialist la). ;alam perkem4angan
sistem socialist la ini dipengaru&i sistem civil la- ole& karena itu dapat dikatekan sistem
&ukum dominan &an3a ada dua 3aitu civil la(eropa continental) dan common la (aglon
sa/on).1
:!7 adala& &ak,&ak dasar 3ang dimiliki setiap orang semata,mata karena dia adala&
manusia. :!7 didasarkan pada prinsip 4a&a setiap orang dila&irkan setara dalam &arkat dan
&ak,&akn3a. Semua :!7 sama pentingn3a dan mereka tidak dapat dica4ut dalam keadaanapapun.
:!7 penting karena mereka melindungi &ak kita untuk &idup dengan &arga diri- 3ang
meliputi &ak untuk &idup- &ak atas ke4e4asan dan keamanan. :idup dengan &arga diri 4erarti
4a&a kita &arus memiliki sesuatu seperti tempat 3ang la3ak untuk tinggal dan makanan 3ang
" | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
4/22
cukup. 8ni 4erarti 4a&a kita &arus dapat 4erpartisipasi dalam mas3arakat- untuk menerima
pendidikan- 4eker"a- dan mempraktekkan agama kita- 4er4icara dalam 4a&asa kita sendiri- dan
&idup dengan damai. :!7 adala& alat untuk melindungi orang dari kekerasan dan keseenang,
enangan. :!7 mengem4angkan saling meng&argai antara manusia. :!7 mendorong
tindakan 3ang dilandasi kesadaran dan tanggung "aa4 untuk men"amin 4a&a &ak,&ak orang
lain tidak dilanggar. 7isaln3a- kita memiliki &ak untuk &idup 4e4as dari segala 4entuk
diskriminasi- tapi di saat 3ang sama- kita memiliki tanggung "aa4 untuk tidak mendiskriminasi
orang lain.
Kesetaraan adala& prinsip dasar lainn3a dari :!7. Kesetaraan memastikan 4a&a semua
orang dila&irkan 4e4as dan setara. Kesetaraan memastikan 4a&a semua individu memiliki &ak
3ang sama dan la3ak menerima tingkat peng&ormatan 3ang sama. #on,diskriminasi adala&
4agian 3ang tak terpisa&kan dari kesetaraan. #on,diskriminasi memastikan 4a&a tak
seorangpun ditolak &ak asasin3a karena aktor seperti usia- etnis asal- "enis kelamin- dan
se4again3a.
Kon#ensi Internasional Tentang Penghapusan Pengania$aan
Konvensi 7enentang Pen3iksaan (?!%) dan Perlakuan atau Peng&ukuman ain 3ang Ke"am-
%idak 7anusia dan 7erenda&kan 7arta4at 7anusia (Kovensi 7enentang Pen3iksaan) mulai
4erlaku se"ak anuari 1*B. 8ndonesia mesa&kan Konvensi ini melalui UU #o. $ ta&un 1**B.Kovensi ini mengatur le4i& lan"ut mengenai apa 3ang terdapat dalam Kovenan tentang :ak Sipil
dan Politik. Konvensi ini mea"i4kan negara untuk mengam4il langka&,langka& legislati-
administrasi- &ukum- atau langka&,langka& eekti lainn3a guna'
1) mencega& tindak pen3iksaan- pengusiran- pengem4alian (refouler)- atau pengekstradisian
seseorang ke negara lain apa4ila terdapat alasan 3ang cukup kuat untuk menduga 4a&a
orang terse4ut akan 4erada dalam keadaan 4a&a3a (karena men"adi sasaran pen3iksaan)-
2) men"amin agar setiap orang 3ang men3atakan 4a&a dirin3a tela& disiksa dalam suatu
ila3a& keenangan &ukum mempun3ai &ak untuk mengadu- memastikan agar kasusn3a
diperiksa dengan segera ole& pi&ak,pi&ak 3ang 4erenang secara tidak memi&ak-
3) men"amin 4a&a orang 3ang mengadu dan saksi,saksin3a dilindungi dari segala
perlakuan 4uruk atau intimidasi se4agai aki4at dari pengaduan atau kesaksian 3ang
mereka 4erikan-
% | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
5/22
4) men"amin kor4an memperole& ganti rugi serta (&ak untuk mendapatkan) kompensasi
3ang adil dan la3ak.
Secara &istoris pem4entukan suatu konvensi- ditu"ukan untuk melindungi para
ta&anan(detainess) 3ang diartikan se4agai= orang 3ang men"alani &ukuma pen"ara di institusi
negara dalam kaitan3a dengan penegasan &ukum 3ang dilakukan secara legal atau tidak atau
kepentingan keamanan atau tu"uan tu"uan lain3a=. %api dalam praktekn3a konvensi ini tidak
mem4erlakukan 4atasan terse4ut. 8ni di4uktikan ole& pengertian 3ang di4erikan ole& konvensi
itu sendiri- 3aitu'
&Pengania$aan berarti perbuatan apa pun $ang dengann$a sakit berat atau
penderitaan' apakah (isik atau mental dengan senga)a dibebankan pada seseorang unutk
tu)uan tu)uan seperti memperoleh darin$a atau orang ketiga in(ormasi atau suatu
pengakuan' menghukum dia karena suatu perbuatan $ang dia atau orang ketiga telah
melakukan$a atau disangka telah melakukan$a' atau mengintimidasi atau memaksa*+
;alam pem4uatan3a- ?!% meru"uk pada pasal $ ;U:!7 dan 8??P>- se4agai dasar
pem4entuksan3a disamping deklaraasi mengenai perlindungan semau orang dari di"adikan
sasarna pengania3aan dan perlakukan ke"am lain3am tindak manusiai atau &ukuma 3ang
men&inakan. Untuk mencapai tu"uan tu"uan konvensi negara negara peserta dia"kan untuk
menga4il langka& langka& dalam 4idang legislative- administrati- "udikati- atau lain3a 3ang
ditu"uan untuk pencega&an. #egara peserta dia4kan untuk tidak mengekstradisasi seseorang
3ang diduga kuat akan di"adikan se4agai o4"ek 4agi tindakan pen3iksaan.
Pasal , -.!/M berbun$i0
'%idak seorang pun 4ole& diania3a atau diperlakukan secara ke"am- dengan tak mengingat
kemanusiaan ataupun cara perlakuan atau &ukuman 3ang meng&inakan=.
Pasal I22PR berbun$i0
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
6/22
Pengambilan 3alan Keluar -ari Sudut Pandang !ukum
;iskriminasi adala& tindakan 3ang memperlakukan satu orang atau satu kelompok secara kurang adil atau
kurang 4aik daripada orang atau kelompok 3ang lain. ;iskriminasi dapat 4ersiat langsung atau tidak
langsung dan didasarkan pada aktor,aktor 3ang sama seperti premanisme dan pelece&an.
Sedangkan 3uridikasi sendi dalam 4a&asa 8ndonesia 4erasal dari 4a&asa 8nggris
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
7/22
2i#il La4
?ivil la adala& sistem &ukum 3ang 4an3ak dianut ole& negara negara eropa continental
3ang didasarkan pada &ukum romai. ;ise4ut demikian karena &ukum romai pada mulan3a
4ersum4er pada kar3a agung kaisar 8ustianus ?orpus 8uris ?ivilis. Karena 4an3ak dianut negaraeropa continental- civil la sering dinamakan sistem continental."
Sistem civil la memiliki karakteristik- 3aitu'"
a. !dan3a kodiikasi.
b. :akim tidak terikat pada presiden se&ingga undang undang men"adi sum4er &ukum
3ang terutama.
c. Sistem peradilan 4ersiat inkuisitorial- maksudn3a 4a&a sistem itu. :akim mempun3ai
peranan 3ang 4esar dalam mengar&kan dan memutuskan perkara- &akim akti dalam
menemukan akta dan cermat dalam menilai alat 4ukti- &akim dalam civil la 4erusa&a
mendapatkan gam4ran lengkap dari peristia 3ang di&adapin3a se"ak aal.
9entuk sum4er sum4er &ukum dalam arti ormal dalam sistem &ukum ini 4eruapa
peraturan perundang undangan- ke4iasaan ke4iasaan- dan 3urisprudensi- 3ang dimaksud
3urisprudensi adala& keputusan,keputusan dari &akim terda&ulu untuk meng&adapi suatu perkara
3ang tidak diatur di dalam UU dan di"adikan se4agai pedoman 4agi para &akim 3ang lain untuk
men3elesaian suatu perkara 3ang sama.
#egara negara penganut sistem &ukum ini menempatkan konstitusi tertulis pada urutan
tertinggi dalam &iarki peraturan perundang undangan 3ang kemudian diakui dengan undang
undang dan 4e4erapa peraturan di4aa&n3a. ;i negara 3ang menganut sistem ini "uga- ke4iasaan
ke4iasaan di"adikan se4agai sum4er &ukum 3ang kedua untuk memeca&kan 4er4agia
persoalan. Pada ken3ataan3a undang undang tidak perna& lengkap. Ke&idupan mas3arakat
4egitu kompleks se&ingga undang undang tidak mungkin dapat men"angkau semau aspek
ke&idupan manusia. ;alam &al ini di4utu&kan &ukum ke4iasaan. Patut dicermati- 3ang men"adi
sum4er &ukum 4ukanl& ke4iasaan melainkan &ukum ke4iasaan- ke4iasaan tidakla& mengikat.
!gar ke4iasaan dapat men"adi &ukum ke4iasaan diperlukan 2 &al. Caitu'"
| 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
8/22
a. %indakan itu dilakukan secara 4erulang ulang.
b. !dan3a unsur psikologis mengenai pengakuan 4a&a apa 3ang dilakukan secar terus
menerus dan 4erulang ulang itu adala& aturan &uku. Unsur psikologis itu dalam 9a&asa
latin dise4ut opinion necessitates- 3ang 4erarti pendapt mengenai ke&arusan 4a&a orang
4ertindak sesuasi dengan norma 3ang 4erlaku aki4at adan3a kea"i4an &ukum.
;alam civil la- 3urispudensi 4ukanla& sum4er utama- &al ini didasari padangan 4a&a
3urispudensi atau putusan putusan &akim pengadialn siatn3a konkret dan &an3a mengikat
pi&ak pi&ak 3ang 4ersengketa sa"a. 9ukank& aturan &ukum &arus 4ersiat umum dan a4strak-
dapatka& putusan &akim pengadilan 3ang 4ersiat konkret dan &an3a &an3a mengikat pada pi&ak
3ang di"adikan sum4er &ukum. Selaim itu- di negara , negara civil la. Curisprudensi raanutnuk di modiikasi dan dianulir setiap saat- 3urisprudeensi "uga 4ukanla& se4ua& &al 3ang
mengikat. Ketika ada putusan &akim se4elumn3a 3ang dipakai utnuk memnutuskan se4ua& kasus
di kemudian &ari maka &al itu 4ukanla& karena putusan &akim 3ang se4elumn3a mempun3ai
kekuatan mengikat melainkan kareana &akim 3ang kemudian menganggap 4a&a putusan
se4elumn3a itu dianggap tepat dan la3ak utnuk diteladani. #amun demikian- 3urisprudensi
mempun3ai peranan penting dalam pengem4angan &ukum dan &al semacam itu tidak dapat
di4anta& ole& negara negara penganut sistem ini."
7aka demikian- alaupun 4ukan men"adi sum4er &ukum 3ang utama- melalu 3urisprudensi.
:akim "uga mempu3ai tugas untuk mem4uat &ukum- &al itu dalam praktik pen3elesaian
sengketa tidak dapat di&indari manakala terminolog3 3ang digunaka undang undang tidak
mengatur masala& 3ang di&dapai atau undang undag 3ang ada 4ertentangan dengan situasi
3ang di&adapai. Ele& karena itula& &akim dalam &al ini melakukan pem4entukan &ukum-
analogi- peng&alusan atau penasiran.- kegiatan kegiatan semacam itu dalam sistem &ukum
continental dise4ut se4agai penemuan &ukum.
2ommon La4
?ommon laa adal& sistem &ukum 3ang dianut ole& suku suku anglika dan saksa 3ang
mendiami se4agian 4esar inggris se&ingga dise4ut "uga sistem anglo sa/on. #egara negara
9 | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
9/22
4ekas "a"a&an 8nggris menganut sistem common la- sistem common la sangat 4erkem4ang di
inggris terutama melalui pengadilan kera"aan 3ang di4entuk semasa ra"a William dan
penggatin3a 3ang 4erkuasa. ;i ila3a& "a"a&an 8nggris- pengadilan kera"aan sangat kuart 3ang
mem4aa&i pengadilan pengadilan loka dan &an3a sedikit 3ang menangani masala& masala&
kaum ningrat sednagkan di lain pi&ak pengadilan rak3at 3ang lama tidak lagi digunaka. :ukum
3ang dikem4angkan ole& pengadilan kera"aan secara cepat men"adi suatu &ukum 3ang
umum(common) 4agi semua orang. 8tula& se4a4n3a sistem &ukum di inggris dise4ut sistem
common la.
Pada sistem ini 4iasan3a tidak mengenal suatu konstitusi tertulis- praktik ketatanegaraan 3ang
di"alankan 4erdasarkan ke4iasaan ke4iasaan (convetion). Sistem ini mempu3ai karakteristik-
3aitu'"
a. Curiprudensi dipandang se4agi sum4er &ukum 3ang terutama.
b. ;ianutn3a dokrin stare decisis(asas preseden) 4a&a &akim tterikat untuk menerapkan
putusan pengadilan terdaulu 4aik 3ang ia 4uatu sendiri atau ole& pendea&ulun3a untuk
kasus serupa.
c. !dan3a adversar3 s3stem dalam proses peradilan- adversar3 s3stem adlaa& pandangan
4a&a didalam pemeriksaan peradilan selalu ada dua pi&ak 3ang saling 4ertentangan 4aik
perkara perdata atau pidana.
Curisprudensi se4agai &ukum 3ang terutama karena 2 &al- 3aitu alasan psikologis dan alasan
praktis. !lasan psikologis maksudn3a setiap orang 3ang ditugasi utnuk men3elesaikan perkara-
ia cenderung sedapat dpatn3a mencari alasan pem4enar atau putusan putusan3a meru"uk
kepada putusan 3ang tela& ada se4elumn3a daripada memilku tanggunga "aa4 atas putusan
3ang di4uatan3a sendiri- sedangkan alasan praktisn3a adala& di&arapkan adan3a putusan 3ang
seragam karean sering dikumkakakn 4a&a &ukum &arus mempun3ai ke4iasaan dari pada
menon"olkan keadailan pada setiap kasus."
;engan menerapkan dokrin stare decisis maka otoritas pengadilan 4ersiat &ierarkis- 3aitu
npengadilan 3ang le4i& renda& &arus mengikuti pengadilan 3ang le4i& tinggi untuk kasus serupa.
Preseden 3ang dimaksud disini 4ukanla& putusan3a semata- tidak semua apa 3ang dikatakan ole&
&akim dalam men"atu&kan keputusa dapat menciptakn preseden- 3ang 4erlaku se4gai preseden
: | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
10/22
adala& pertim4angan pertim4gangan &ukum 3ang relevan dengan akta 3ang di&adapkan
kepadan3a. Pertim4agan pertim4agan &ukum di"adikan dasar putusan terse4ut dalam ilmu
&ukum dise4ut ratio decidendi- ratio decidendi inila& 3ang &arus diikuti ole& pengadilan
4erikutn3a untuk perkara serupa- akana tetapi. Perlu "uga dikemukana 4a&a dalam men"atu&kan
suatu putusan &akim tidak &an3a mengemukan pertim4angan pertim4gan &ukum melainkan
"uga pertim4angan pertim4agan lain 3ang tidak mempun3ai relevansi dan akta 3ang
di&adapi(o4iter dicta). !kan tetapi dalam &al perkem4angan saat ini- dimukinkanter"adin3a
distinguis&(tidak menggunakan se4agai pedoaman untuk memutuskan kasus kasus serupa)- &al
ini ter"adi karena adan3a peru4a&an ilosoi atas reasoning 3ang melandasi putusan terse4ut."
9er4erda dengan sistem civil la- dalam sistem ini pengadilan menganut sistem adversar3.
Sistem inkuisitorial seperti civil la se4enarn3a "uga ada- akan tetapi sistem adversar3 le4o&
diutamakan. ;alam sistem ini kedua 4ela& pi&ak 3ang 4ersengketa masing masing
menggunaka la3ern3a 4er&dapan di depan seorang &akim. 7asing masing pi&ak men3usun
strategi sedemikian ruapa dan mengemukaka se4an3ak 4an3akn3a alat 4ukti di depan
pengadilan. :akim &an3 aduduk di kuris &akim la3akn3a seorang asit sepak4ola 3ang &an3a
aturan main 3ang sekali kali "uga mem4erikan kartu kuning atau kartu mera& 4agi pi&ak 3ang
tidak men"un"ung tinggi aturan main. !pa4ila diperlukan "uri &akim tidak mem4erikan putusan
mana 3ang menang dan mana 3ang kala& atau tertudu& 4ersala& atau tidak 4ersala&- &akim
mem4eri perinta& kepada "uri utnuk mengam4il kepututsandan "urila& 3ang mengam4il
keputusan. Putusan itu &arus diterima ole& &akim terlepas ia setu"u atau tidak setu"u ter&adap
putusan itu. !dversar3 s3tem ini le4i& 4an3ak di"umpai di amerika serikat."
/spek !ukum
.. no : tahun ;;% tentang Praktik kedokteran%
o Pasal "
Pengaturan praktik kedokteran 4ertu"uan untuk'
1. 7em4erikan perlindungan kepada pasien.
2. 7emperta&ankan dan meningkatkan mutu pela3anan medis 3ang di4erikan ole& dokter
dan dokter gigiG dan
3. 7em4erikan kepastian &ukum kepada mas3arakat- dokter dan dokter gigi.
o Pasal ",
1; | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
11/22
1. ;okter atau dokter gigi 3ang tela& memiliki surat tanda registrasi mempun3ai eenang
melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi 3ang dimiliki-
3ang terdiri atas
a. 7eancarai pasienG
b. 7emeriksa isik dan mental pasienG
c. 7enentukan pemeriksaan penun"angG
d. 7enegakan diagonosisG
e. 7enetukan penalaksanaan dan pengo4atan pasienG
f. 7elakukan tindakan kedokteran dan kedokteran gigiG
g. 7enulis resep o4at dan alat kese&atanG
h. 7ener4itkan surat keterangan dokter dan dokter gigiG
i. 7en3impan o4at dalam "umla& dan "enis 3ang diizinkanG dan
j. 7eracik dan men3era&kan o4at kepada pasien- 4agi 3ang praktik di daera& terpencil
3ang tidak ada apotek
2. Selain keenangan se4agiamna dimaksud pada a3at (1) keenangan lain3a diatur dengan
peraturan Konsil Kedokteran 8ndonesia
o Peraturn Konsil Kedokteran Indonesia no % tahun ;11 tentang disiplin pro(essional
dokter dan dokter gigi di Indonesia%
1. ;alam penatalaksanaan pasien- melakukan 3ang se&arusn3a tidak dilakukan atau tidak
melakukan 3ang se&arusn3a dilakukan- sesuai dengan tanggung "aa4 proesionaln3a-
tanpa alasan peme4enar atau pemaa 3ang sa&- se&ingga dapat mem4a&a3akan pasien.
2. 7en"alankan praktik kedokteran dengan menerapkan pengeta&uan atau keterampilan atau
teknologi 3ang 4elum diterima atau di luar tata cara praktik kedokteran 3ang la3ak.
3. %urut serta dalm per4uatan 3ang termasuk tindakan pen3iksaan(torture) atau eksekusi
&ukuman mati.
4. Ketidak"u"uran dalam menentukan "sa medik.
o -eklarasi .ni#ersal !/M resolusi 1 /5III6
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
12/22
Setiap orang 4er&ak atas semua &ak dan ke4e4asan,ke4e4asan 3ang tercantum di dalam
;eklarasi ini dengan tidak ada kekecualian apa pun- seperti pem4edaan ras- arna kulit-
"enis kelamin- 4a&asa- agama- politik atau pandangan lain- asal,usul ke4angsaan atau
kemas3arakatan- &ak milik- kela&iran ataupun kedudukan lain.
Selan"utn3a- tidak akan diadakan pem4edaan atas dasar kedudukan politik- &ukum atau
kedudukan internasional dari negara atau daera& dari mana seseorang 4erasal- 4aik dari
negara 3ang merdeka- 3ang 4er4entuk il3a&,ila3a& peralian- "a"a&an atau 3ang
4erada di 4aa& 4atasan kedaulatan 3ang lain.
b. Pasal "
Setiap orang 4er&ak atas ke&idupan- ke4e4asan dan keselamatan se4agai induvidu.
c. Pasal 8
Setiap orang 4er&ak atas pengakuan di depan &ukum se4agai manusia pri4adi di mana
sa"a ia 4erada.
d. Pasal
Semua orang sama di depan &ukum dan 4er&ak atas perlindungan &ukum 3ang sama
tanpa diskriminasi. Semua 4er&ak atas perlindungan 3ang sama ter&adap setiap 4entuk
diskriminasi 3ang 4ertentangan dengan ;eklarasi ini- dan ter&adap segala &asutan 3ang
mengara& pada diskriminasi semacam ini.
e. Pasal 9
Setiap orang 4er&ak atas pemuli&an 3ang eekti dari pengadilan nasional 3ang kompeten
untuk tindakan,tindakan 3ang melanggar &ak,&ak dasar 3ang di4erikan kepadan3a ole&
undang,undang dasar atau &ukum.
f. Pasal 1;
Setiap orang- dalam persamaan 3ang penu&- 4er&ak atas peradilan 3ang adil dan ter4uka
ole& pengadilan 3ang 4e4as dan tidak memi&ak- dalam menetapkan &ak dan kea"i4an,
kea"i4ann3a serta dalam setiap tuntutan pidana 3ang di"atu&kan kepadan3a.
g. Pasal 11
1. Setiap orang 3ang dituntut karena disangka melakukan suatu tindak pidana dianggap
tidak 4ersala&- sampai di4uktikan kesala&ann3a menurut &ukum dalam suatu
pengadilan 3ang ter4uka- di mana dia memperole& semua "aminan 3ang perlukan
untuk pem4elaann3a.
2. %idak seorang pun 4ole& dipersala&kan melakukan tindak pidana karena per4uatan
atau kelalaian 3ang tidak merupakan suatu tindak pidana menurut undang,undang
nasional atau internasional- ketika per4uatan terse4ut dilakukan. uga tidak
diperkenankan men"atu&kan &ukuman 3ang le4i& 4erat dari
1 | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
13/22
Pengambilan Keputusan Kedokteran
;alam pengam4ilan suatu keputusan etik diperlukan + kaida& dasar moral- 3aitu0
A. Prinsip bene(icence' 3aitu prinsip moral 3ang mengutamakan tindakan 3ang ditun"ukan
kepada ke4aikan pasien. ;okter &arus mengusa&akan agar pasien 3ang diraatn3a ter"aga
keadaan kese&atann3a. Pengertian 4er4uat 4aik di sini adala& 4ersikap rama& atau menolong-
le4i& dari sekedar memenu&i kea"i4ann3a.%indakan konkrit dari 4eneicience meliputi'
7engutamakan altruisme (menolong tanpa pamri&- rela 4erkor4an untuk kepentingan
orang lain)
7en"amin nilai pokok &arkat dan marta4at manusia
7emandang pasienHkeluargaHsesuatu tidak &an3a se"au& menguntungkan dokter
7engusa&akan agar ke4aikanHmanaatn3a le4i& 4an3ak di4andingkan dengan
ke4urukann3a
Paternalisme 4ertanggung "aa4H4erkasi& sa3ang
7en"amin ke&idupan 4aik
Pem4atasan
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
14/22
%idak memandang pasien &an3a se4agai o4"ek
7engo4ati secara tidak proporsional
7encega& pasien dari 4a&a3a
7eng&indari misinterpretasi dari pasien
%idak mem4a&a3akan ke&idupan pasien karena kelalaian
7em4eriksan semangat &idup
7elindungi pasien dari serangan
%idak melakukan &ite collar crime dalam 4idang kese&atanH keruma&,sakitan 3ang
merugikan pi&ak pasienH keluargan3a.
C. Prinsip autonom$- 3aitu prinsip moral 3ang meng&ormati &ak,&ak pasien (t&e rig&ts to sel
determinations). 7aksudn3a tiap individu &arus diperlakukan se4agai mak&luk &idup 3ang
memiliki otonomi (&ak untuk menentukan nasi4n3a sendiri).%indakan konkrit dari autonomi
meliputi'2
7eng&argai &ak menentukan nasi4n3a sendiri
%idak mengintervensi pasien dalam mem4uat keputusan (pada kondisi elekti)
9erterus terang
7eng&argai privasi
7en"aga ra&asi pasien
7eng&argai rasionalitas pasien
7elaksanakan inormed consent
7em4iarkan pasien deasa dan kompeten mengam4il keputusan sendiri %idak mengintervensi atau meng&alangi autonomi pasien
7encega& pi&ak lain -emgintervensi pasien dalam mem4uat keputusan- termasuk
keluarga pasien sendiri
Sa4ar menunggu keputusan 3ang akan diam4il pasien pada kasus non emergensi
%idak 4er4o&ong kepada pasien meskipun demi ke4aikan pasien
7en"aga &u4ungan.
D. Prinsip )ustice- 3aitu prinsip moral 3ang mementingkan airness dan keadilan dalam
mendistri4usikan sum4er da3a (distri4utive "ustice). 7aksudn3a adala& memperlakukan
semua pasien sama dalam kondisi 3ang sama.%indakan konkrit 3ang termasuk "ustice
meliputi'
7em4erlakukan segala sesuatu secara universal
7engam4il porsi terak&ir dari proses mem4agi 3ang tela& ia lakukan
7em4eri kesempatan 3ang sama ter&adap pri4adi dalam posisi 3ang sama
1% | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
15/22
7eng&argai &ak se&at pasien (aorda4ilit3- eDualit3- accessi4ilit3- availa4ilit3- Dualit3)
7eng&argai &ak &ukum pasien
7eng&argai &ak orang lain
7en"aga kelompok 3ang rentan (3ang paling merugikan)
%idak mem4edakan pela3anan pasien atas dasar S!>!- status social- dll
%idak melakukan pen3ala&gunaan
7em4erikan kontri4usi 3ang relative sama dengan ke4utu&an pasien
7eminta partisipasi pasien sesuai kemampuann3a
Kea"i4an mendistri4usi keuntungan dan kerugian (4ia3a- 4e4an- sanksi) secara adil
7engem4alikan &ak kepada pemilikn3a pada saat 3ang tepat dan kompeten
%idak mem4eri 4e4an 4erat secara tidak merata tanpa alasan sa&Htepat
7eng&ormati &ak populasi 3ang sama,sama rentan pen3akitHgangguan kese&atanH
9i"ak dalam makroalokasi.-8
Seperti "uga ka"ian moralitas etika mengakui keumumam pendekatan,pendekatan non,
rasional terse4ut dalam pengam4ilan keputusan dan perilaku. 7eskipun demikian etika le4i&
terokus kepada pendekatan,pendekatan rasional. Keempat pendekatan terse4ut adala&
deontologi- konsekuensialisme- prinsiplisme- dan etika 4udi pekerti'
-eontologi' meli4atkan pencarian aturan,aturan 3ang ter4entuk dengan 4aik 3ang dapat
di"adikan se4agai dasar dalam pem4uatan keputusan moral seperti =perlakukan manusia
secara sama=. ;asarn3a dapat sa"a agama (seperti keperca3aan 4a&a manusia se4agai
ciptaan %u&an adala& sama) atau "uga non,religius (seperti manusia memiliki gen,gen 3ang
&ir sama). Sekali aturan ini ter4angun maka &al terse4ut &arus diterapkan dalam situasi
ilmia&- dan akan sangat mungkin ter"adi per4edaan aturan mana 3ang diperlukan (seperti
apaka& aturan 4a&a tidak 4ole& mem4unu& orang lain atau &ukuman 3ang men"adi dasar
larangan a4orsi).
Konsekuensialisme' mendasari keputusan etis 3ang diam4il karena merupakan cara
analsis 4agaimana konsekuensi atau &asil 3ang akan didapatkan dari 4er4agai pili&an dantindakan. %indakan 3ang 4enar adala& tindakan 3ang mem4erikan &asil 3ang ter4aik.
%entun3a ada 4er4agai per4edaan mengenai 4atasan &asil 3ang ter4aik. Sala& satu 4entuk
konsekuensialisme 3ang sangat dikenal adala& utilitarianisme- menggunakan Jutilit3J untuk
mengukur dan menentukan mana 3ang mem4erikan &asil 3ang paling 4aik diantara semua
pili&an 3ang ada. Ukuran,ukuran outcome 3ang digunakan dalam pem4uatan keputusan
1, | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
16/22
medis antara lain cost,eectiveness dan kualitas &idup diukur se4agai L!Cs (Dualit3,
ad"usted lie,3ears) atau ;!Cs (disa4lilit3,ad"usted lie,3ears). Pendukung teori ini
umumn3a tidak 4an3ak menggunakan prinsip,prinsip karena sangat sulit mengidentiikasi-
menentukan prioritas dan menerapkann3a dan dalam suatu kasus mereka tidak
mempertim4angkan apaka& 3ang se4enarn3a penting dalam pengam4ilan keputusan moral
seperti &asil 3ang ingin dicapai. Karena mengesampingkan prinsipprinsip maka
konsekuensialisme sangat memungkinkan tim4uln3a pern3ataan 4a&a =&asil 3ang didapat
akan mem4enarkan cara 3ang ditempu&= seperti &ak manusia dapat dikor4ankan untuk
mencapai tu"uan sosial.
Prinsiplisme- seperti 3ang tersirat dari naman3a- mempergunakan prinsip,prinsip etik
se4agai dasar dalam mem4uat keputusan moral. Prinsip,prinsip terse4ut digunakan dalam
kasus,kasus atau keadaan tertentu untuk menentukan &al 3ang 4enar 3ang &arus dilakukan-
dengan tetap mempertim4angkan aturan dan konsekuensi 3ang mungkin tim4ul. Prinsiplisme
sangat 4erpengaru& dalam de4at,de4at etika 4aru,4aru ini terutama di !merika. Keempat
prinsip dasar- peng&argaan otonomi- 4er4uat 4aik 4erdasarkan kepentingan ter4aik dari
pasien- tidak melakukan tindakan 3ang dapat men3akiti pasien serta keadilan merupakan
prinsip dasar 3ang digunakan dalam pengam4ilan keputusan etik di dalam praktek medis.
Prinsip,prinsip terse4ut "elas memiliki peran 3ang penting dalam pengam4ilaan keputusan
rasional alaupun pili&an ter&adap keempat prinsip terse4ut dan terutama prioritas untuk
meng&argai otonomi di atas 3ang lain merupakan releksi 4uda3a li4eral dari 9arat dan tidak
selalu universal. %erle4i& lagi keempat prinsip terse4ut sering kali saling 4ergesekan di dalam
situasi tertentu se&ingga diperlukan 4e4erapa kriteria dan proses untuk memeca&kan konlik
terse4ut.
Etika budi' pekerti kurang 4erokus kepada pem4uatan keputusan tetapi le4i& kepada
karakter dari si pengam4il keputusan 3ang tercermin dari perilakun3a. #ilai merupakan
4entuk moral unggul. Seperti dise4utkan di atas- satu nilai 3ang sangat penting untuk dokter
adala& 4elas kasi&. Cang lain termasuk ke"u"uran- 4i"ak- dan dedikasi. ;okter dengan nilai,
nilai terse4ut akan le4i& dapat mem4uat keputusan 3ang 4aik dan mengimplementasikann3a
dengan cara 3ang 4aik "uga. #amun demikian- ada "uga 4a&kan orang 3ang 4er4udi terse4ut
sering merasa tidak 3akin 4agaimana 4ertindak dalam keadaan tertentu dan tidak ter4e4as
dari kemungkinan mengam4il keputusan 3ang sala&.
18 | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
17/22
%idak satupun dari empat pendekatan ini- ataupun pendekatan 3ang lain dapat mencapai
persetu"uan 3ang universal. Setiap orang 4er4eda dalam memili& pendekatan rasional 3ang akan
dipili& dalam mengam4il keputusan etik seperti "uga orang 3ang le4i& memili& pendekatan 3ang
non,rasional. :al ini dikarenakan setiap pendekatan mempun3ai kele4i&an dan kekurangann3a
sendiri. 7ungkin dengan mengkom4inasikan keempat pendekatan terse4ut maka akan
didapatkan keputusan etis 3ang rasional. #amun &arus diper&atikan arturan dan prinsip,prinsip
dengan cara mengidentiikasi pendekatan mana 3ang paling sesuai untuk situasi 3ang 4aru
di&adapi dan "uga dalam mengimplementsikan se4aik mungkin. :arus "uga dipikirkan mengenai
konsekuensi dari keputusan altenati dan konsekuensi mana 3ang akan diam4il. Cang terak&ir
adala& menco4a memastikan 4a&a perilaku si pem4uat keputusan terse4ut dalam mem4uat dan
mengimplementasikan keputusan 3ang suda& diam4il "uga 4aik. Proses 3ang dapat ditempu&
adala&'
1. %entukan apaka& masala& 3ang sedang di&adapai adala& masala& etis.
2. Konsultasi kepada sum4er,sum4er keenangan seperti kode etik dan ke4i"akan ikatan
dokter serta kolega lain untuk mengeta&ui 4agaimana dokter 4iasan3a 4er&adapan dengan
masala& terse4ut.
3. Pertim4angkan solusi alternati 4erdasarkan prinsip dan nilai 3ang dipegang serta
konsekuensin3a.
4. ;iskusikan usulan solusi anda dengan siapa solusi itu akan 4erpengaru&.
5. 9uatla& keputusan dan lakukan segera- dengan tetap memper&atikan orang lain 3angterpengaru&.
6. 5valuasi keputusan 3ang tela& diam4il dan 4ersiap untuk 4ertindak 4er4eda pada
kesempatan 3ang lain.
-ampak !ukum -ari Keputusan -okter
;alam pasal $1 KU:P 4erisikan < %idak 4ole& dii&ukum 4arang siapa melakukan per4uatan
atau men"alankan perinta& "a4atan 3ang di4erikan ole& pem4esar 3ang 4er&ak untuk itu=. Pasa
ini terutama penting 4agi seorang dokter 3ang mempun3ai "a4atan rangkap seperti dokter
%#8HPolri 3ang "uga men"a4at se4agai anggota ma"elis pengu"i kese&atan.9
Sedangkan isi dari pasal $1 KU:P adala&9
1 | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
18/22
a. Siapapun tak terpidana "ika melakukan peristia untuk men"alnkan sesuatu perinta&
"a4atan 3ang di4erikan ole& penguasa 3ang 4erenang untuk itu.
b. Perinta& "a4atan 3ang di4erikan ole& penguasa 3ang 4erenang tidak mem4e4askan dari
keadaan terpidana- kecuali dengan ititkat 4aik pegaaai di4aa&n3a itu men3angka
4a&a penguasa itu 4erenang untuk mem4eri perinta& itu dan perinta& men"alankan
terletak dalam lingkunga kea"i4an pegaai 3ang diperinta&kan.
Selaku seorang dokter- seorang dokter angktana 4ersen"ata a"i4 men3impan ra&asia "a4atan
dokter- namun di lain pi&ak se4agai seorang anggota %#8HPolri ia &arus tunduk pada disiplin
%#8HPolri dan taat perinta& atasan3a. !pa4ila ter"adi konlik tentang a"i4 simpan ra&asia
"a4atan- maka seorang dokter &arus memili& antara dua "alan 4erikut'9
a. 7en"un"ung tinggi ra&asia "a4aatan se4agai dokter tetapi tidak taat pada perita& militerG
atau
b. %aat kepada perinta& militer tetapi melepaskan ra&asia "a4atan se4agai dokter.
;alam &al 3ang demikian- 3ang dapat di"adikan pegangan iala& per&itungan dan
pertim4angan 3ang matang untuk menentukan apa 3ang &arus diutamakan.
9erdasarkan pasal 1* a3at 1 UU Perlindungan Konsumen- kerugian 3ang diderita pasien
aki4at tindakan medis 3ang dilakukan ole& dokter dapat dituntut 4erupa se"umla& ganti rugi. ika
di&u4ungkan dengan proses produksi di dunia usa&a maka &u4ungan antara dokter dengan pasien
merupakan &u4ungan antara produsen dengan konsumen. 7engingat siat k&as dalam per"an"ian
terapeutik 3aitu 4ergerak dalam 4idang pem4erian "asa pela3anan kese&atan 3ang tidak pasti
&asiln3a maka se4agai konsumen penerima "asa pela3anan kese&atan- pasien 4er&ak untuk
menuntut dokter aras kerugian 3ang ditim4ulkan aki4at kesala&an 3ang dilakukan ole& dokter
4erdasarkan UU Perlindungan Konsumen. B$ B+ 84id B$ 84id .-&al. 2. Aanti kerugian 3ang dapat
diminta ole& pasien menurut Pasal 1* a3at (2) UU Perlindungan Konsumen dapat 4erupa
pengem4alian uang atau penggantian 4arang danHatau "asa 3ang se"enis atau setara nilain3a- atau
peraatan kese&atan danHatau pem4erian santunan 3ang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan 3ang 4erlaku. ;ari aspek &ukum ketentuan pasal 1* a3at 2 UU
Perlindungan Konsumen- sanksi 4erupa ganti kerugian merupakan sanksi di 4idang &ukum
perdata. ;engan demikian- "ika diselesaikan menurut "alur &ukum- maka mmekanisme
pen3elesaiann3a "uga menurut &ukum perdata.
19 | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
19/22
Pem4erian se"umla& ganti rugi aki4at kesala&an dalam pela3anan kese&atan seperti
ditentukan dalam pasal 1* a3at + UU Perlindungan Konsumen- tidak secara langsung dapat
meng&ilangkan siat dapat dituntutn3a menurut &ukum pidana ter&adap dokter se4agai pelaku
usa&a "asa. ;engan demikian- meskipun se"umla& ganti rugi 3ang dituntut ole& pasien tela&
dipenu&i ole& dokter- tetapi dokter tetap dapat dituntut secara pidana.
Selengkapn3a pasal 1* a3at + UU Perlindungan Konsumen men3atakan 4a&a pem4erian
ganti rugi se4agaimana dimaksud dalam a3at 1 dan 2 tidak meng&apuskan kemungkinan adan3a
tuntutan pidana 4erdasarkan pem4uktian le4i& lan"ut mengenai adan3a unsur kesala&an.B6 Pasal
BB UU Praktik Kedokteran 3ang disa&kan pada tanggal 6 Ekto4er 200+ men3atakan mulai
4erlaku satu ta&un setela& diundangkan. Sementara itu 7eskipun demikian- dokter tidak dapat
dituntut untuk mem4erikan ganti rugi apa4ila dokter dapat mem4uktikan 4a&a kerugian 3ang
diderta pasien 4ukan karena kesala&ann3a- melainkan karena kesala&an pasien. :al ini diatur
dalam pasal 1* a3at $ UU Perlindungan Konsumen 3ang men3atakan 4a&a ketentuan
se4agaimana dimaksud dalam a3at 1 dan 2 tidak 4erlaku apa4ila pelaku usa&a dapat
mem4uktikan 4a&a kesala&an terse4ut merupakan kesala&an konsumen.
Pada undang undang nomor 2* ta&un 200+ tentang praktik kedokteran tentang pelanggaran
disiplin kedokteran- 4erisikan.
1. Sanksi disiplin se4agaimana dimaksud pada a3at (2) dapat 4erupa'a. Pem4erian peringatan tertulis.
b. >ekomendasi penca4utan surat tanda registrasi atau surat i"in praktikG dan atau
c. Kea"i4an mengikuti pendidikan atau pelati&an di institusi pendidikan kedokteran
atau kedokteran gigi.
1: | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
20/22
Kesimpulan
Pada dasarn3a dalam menangani seorang tersangka- terdapat alur 3ang 4erlaku untuk itu. ;alam
sistem militer- se4agai seorang dokter apa4ila mengam4il 4agian dalam &al terse4ut maka akan
mem4uat dokter itu sendiri akan terikat dengan aturan 4erlaku di sistem itu. Sedangkan dalam
pengam4ilan keputusan 3ang 4er&u4ungan dengan tindakan militer- di&aruskan dokter untuk
4erpikir secara spesiik dan kritis karena disini dia akan dituntut untuk mementingkan tugasn3a
se4agai seorang dokter 3ang menanamkan kode proesin3a di4aa& status militern3a ataupun
se4alikn3a.
; | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
21/22
-a(tar Pustaka
1. Ainting 9. Per4andingan sistem &ukum se4agai alternati metode pem4a&uruan &ukum di
8ndonesia. 5disi Fe4ruari 200$. ;iundu& dari
repositor3.usu.ac.idH4itstreamH12+$6B*H1$226H1HeDu,e4200$,6.pd. 11 anuari 2016.
2. 8skandar !. :ukum &am internasional' se4ua& pengantar konktekstual. ?ian"ur' 87>
PressG 2012.p.$10,12.
3. 5ditorial. 9a&an kulia& sistem &ukum 8ndonesia dan sistem &ukum di dunia. 5disi
Fe4ruari 200*. ;iundu& dari &ttp'HHma&endraputra.netHp,
contentHuploadsH2012H02H9!:!#,KU8!:,S8S%57,:UKU7,8#;E#5S8!,2.pd. 11
anuari 2016.
4. Saitr3 E. Kompilasi peraturan perundang,undangan terkait praktik kedokteran. akarta'
FK U8G201+.p.66,.**,101.
5. 5ditorial. ;eklarasi universal &ak &ak asasi manusia. 5disi ;esem4er 1*+B. 7a"elis
umum P99. ;iundu& dari .kontras.orgH4aruH;eklarasi M20 Universal M20 :!7 .pd.
12 anuari 2016.
6. Sampurna 9- S3amsu N- Sisa"a %;. 9ioetik dan &ukum kedokteran pengantar 4agima&asisa kedokteran dan &ukum. akarta' Pustaka ;iparG 200. p. B,12-0,2-$,
$-62,-,*.
7. Williams >. 7edical et&ics manual. Cog3akarta'FK 7u&ammadi3a&G 2006. ;i undu&
dari
1 | 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
http://mahendraputra.net/wp-content/uploads/2012/02/BAHAN-KULIAH-SISTEM-HUKUM-INDONESIA-2.pdfhttp://mahendraputra.net/wp-content/uploads/2012/02/BAHAN-KULIAH-SISTEM-HUKUM-INDONESIA-2.pdfhttp://www.kontras.org/baru/Deklarasi%20Universal%20HAM.pdfhttp://www.kontras.org/baru/Deklarasi%20Universal%20HAM.pdfhttp://mahendraputra.net/wp-content/uploads/2012/02/BAHAN-KULIAH-SISTEM-HUKUM-INDONESIA-2.pdfhttp://mahendraputra.net/wp-content/uploads/2012/02/BAHAN-KULIAH-SISTEM-HUKUM-INDONESIA-2.pdfhttp://www.kontras.org/baru/Deklarasi%20Universal%20HAM.pdf7/26/2019 PBL sken 5 - Copy
22/22
&ttp'HH.ma.netHenH0pu4licationsH0et&icsmanualHpdHet&icsOmanualOindonesian.pd
. 11 anuari 2016.
8. 5ditorial. Kode etik kedokteran 8ndonesia dan pedoman pelaksanaan kode etik
kedokteran 8ndonesia. ;iundu& dari luk.sta.ugm.ac.idHaturHse&atHKode,5tik,
Kedokteran.pd. 12 anuari 2016.
| 5 m e r g e n c 3 7 e d i c i n e 8 8
http://www.wma.net/en/30publications/30ethicsmanual/pdf/ethics_manual_indonesian.pdfhttp://www.wma.net/en/30publications/30ethicsmanual/pdf/ethics_manual_indonesian.pdfhttp://www.wma.net/en/30publications/30ethicsmanual/pdf/ethics_manual_indonesian.pdfhttp://www.wma.net/en/30publications/30ethicsmanual/pdf/ethics_manual_indonesian.pdfRecommended