8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
1/33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bantuan dokter kepada kalangan hukum yang paling sering dan sangat
diperlukan adalah pemeriksaan korban untuk pembuatan Visum et Repertum
(VeR) atau lebih sering disingkat ‘visum’ saja. Melalui jalur inilah umumnya
terjalin hubungan antara pihak yang membuat dan memberi bantuan dengan
pihak yang meminta dan menggunakan bantuan. Visum adalah jamak dari
visa, yang berarti dilihat dan repertum adalah jamak dari repere yang berarti
ditemukan atau didapati, sehingga terjemahan langsung dari Visum et
Repertum adalah ‘yang dilihat dan ditemukan’.
alaupun istilah ini berasal dari bahasa latin namun sudah dipakai sejak
jaman belanda dan sudah demikian menyatu dalam bahasa indonesia dalam
kehiduapn sehari!hari. "angankan kalangan hukum dan kesehatan, masyarakat
sendiripun akan segera menyadari bah#a visum pasti berkaitan dengan surat
yang dikeluarkan dokter untuk kepentingan polisi dan pengadilan.$da usaha unutk mengganti istilah Visum et Repertum ini ke bahasa
indonesia seperti yang terlihat dalam %&'$, dimana digunakan istilah
‘keterangan’ dan ‘keterangan ahli’ untuk pengganti visum. amun usaha
demikian tidak banyak berguna karena sampai saat ini ternyata istilah visum
tetap saja dipakai oleh semua kalangan.
*ari rumah sakit pemerintah maupun s#asta sampai ke puskesmas,
setiap tahunnya ada banyak pemeriksaan yang harus dilakukan dokter untuk
membuat visum yang diminta oleh penyidik. aling banyak adalah visum
untuk luka karena perkelahian, penganiayaan, dan ke+elakaan lalu lintas,
selanjutnya visum untuk pelanggaran kesusilaan atau perkosaan, kemudian
diikuti visum jenaah. Visum yang lain seperti visum psikiatri, visum untuk
korban kera+unan, atau penentuan keraguan siapa bapak seorang anak
(disputed parenity).
B. Tujuan
1
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
2/33
Menjelaskan pengertian Visum et Repertum, +ara permintaan dan
pen+abutan visum, dan hukum yang berkaitan dengan Visum et Repertum.
-erta membahas tentang jenis!jenis visum baik untuk visum korban hidup
maupun korban meninggal.
BAB II
VISUM ET REPERTUM
A. Pengertian Visum et Repertum
engertian arti haraiah dari Visum et Repertum yakni berasal dari kata
/visual0 yang berarti melihat dan /repertum0 yaitu melaporkan.-ehingga jika
digabungkan dari arti hariah ini adalah apa yang dilihat dan diketemukan
sehingga Visum et Repertum merupakan suatu laporan tertulis dari dokter
(ahli) yang dibuat berdasarkan sumpah, mengenai apa yang dilihat dan
2
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
3/33
diketemukan atas bukti hidup, mayat atau isik ataupun barang bukti
lain,kemudian dilakukan pemeriksaan menurut pengetahuan yang sebaik!
baiknya atas permintaan tertulis (resmi) penyidik untuk kepentingan
peradilan.
*alam undang!undang terdapat satu ketentuan hukum yang
menuliskan langsung tentang Visum et Repertum, yaitu pada -taatsblad
(1embaran egara) tahun 2345 o.467 yang menyatakan8 Visa reperta
seorang dokter, yang dibuat baik atas sumpah jabatan yang diu+apkan pada
#aktu menyelesaikan pelajaran di negeri belanda ataupun di 9ndonesia,
merupakan alat bukti yang sah dalam perkara!perkara pidana, selama visa
reperta tersebut berisikan keterangan mengenai hal!hal yang dilihat danditemui oleh dokter pada benda yang diperiksa.
erbedaan Visum et Repertum dengan :atatan medis. :a+atan medis
adalah +atatan tentang seluruh hasil pemeriksaan medis beserta tindakan
pengobatan atau pera#atan yang dilakukan oleh dokter. :atatan medis
disimpan oleh dokter atau institusi dan bersiat rahasia, tidak boleh dibuka
ke+uali dengan iin dari pasien atau atas kesepakatan sebelumnya misalnya
untuk keperluan asuransi. :atatan medis ini berkaitan dengan rahasia
kedokteran dengan sanksi hukum seperti yang terdapat dalam pasal 4;;
%&'. -edangkan Visum et Repertum dibuat berdasarkan &ndang!&ndang
yaitu pasal 2;7, 253 dan 244 %&'$ dan dokter dilindungi dari an+aman
membuka rahasia jabatan meskipun Visum et Repertum dibuat dan dibuka
tanpa iin pasien, asalkan ada permintaan dari penyidik dan digunakan untuk
kepentingan peradilan.
B. Dasar Hukum Visum et Repertum*asar hukum Visum et Repertum dalam %itab &ndang!undang 'ukum $+ara
idana (%&'$)
1. UHAP Pasal 1!!
(2) *alam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, kera+unan ataupun mati yang diduga karena
peristi#a yang merupakan tindak pidana, ia ber#enang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya.
3
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
4/33
(;) ermintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dilakukan se+ara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat
dan atau pemeriksaan bedah mayat. ;
". UHAP #asal $
enyidik adalah pejabat olisi egara Republik 9ndonesia.
ejabat pega#ai negeri sipil tertentu yang diberi #e#enang khusus oleh
undang!undang
!. Staats%la& Ta'un 1(!) n*. !+,
Visa reperta seorang dokter yang dibuat baik atas sumpah dokter yang
diu+apkan pada #aku menamatkan pelajaran di egeri Belanda atau di
9ndonesia, maupun atas sumpah khusus dalam pasal ;, mempunyai daya
bukti yang sah dalam perkara pidana, selama Visa reperta tersebut berisi
keterangan mengenai hal yang dilihat dan ditemukan pada benda yang
diperiksa.
6 ayat (
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
5/33
+. UHAP Pasal 1-$
%eterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan.
$. UHAP Pasal 1-) /0
-urat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
se+ara resmi kepadanya.
2. 3ungsi &an Peran Visum et Re#ertum
Visum et Repertum dapat berperan dalam proses pembuktian suatu
perkara pidana terhadap kesehatan dan ji#a manusia, dimana visum et repertum
menguraikan segala sesuatu tentang pemeriksaan hasil medik yang terdapat di
bagian pemberitaan yang dianggap sebagai pengganti barang bukti. Visum et
Repertum se+ara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum
sehingga dapat memba+a Visum et Repertum. Visum et Repertum juga memuat
keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut
tertuang di dalam kesimpulan.
-ebagaimana yang tertulis dalam asal 2>< %&'$, Visum et Repertum
merupakan alat bukti yang sah dalam proses peradilan, yang berupa
keterangan ahli, surat, dan petunjuk. *alam penjelasan asal 244 %&'$,
dikatakan bah#a keterangan ahli yang diberikan oleh dokter spesialis orensik
merupakan keterangan ahli, sedangkan yang dibuat oleh dokter selain
spesialis orensik disebut keterangan. 'al ini diperjelas pada edoman
elaksanaan %&'$ dalam %eputusan Menteri %ehakiman R9
o.M.72..75.74 ?ahun 23>; yang menjelaskan bah#a keterangan yang
dibuat oleh dokter bukan ahli merupakan alat bukti petunjuk. *engan
demikian, semua hasil Visum et Repertum yang dikeluarkan oleh dokter
spesialis orensik maupun dokter bukan spesialis orensik merupakan alat
bukti yang sah sesuai dengan asal 2>< %&'$.
*i dalam asal 2>< %&'$, alat bukti yang sah tersebut berturut!turut
adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan
terdak#a. Beban pembuktian dari masing!masing alat bukti tersebut
berbeda sesuai dengan urutannya. -ebagai +ontoh, keterangan saksi harus
lebih diper+aya oleh hakim bila dibandingkan dengan keterangan
5
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
6/33
terdak#a. *emikian halnya dengan keterangan ahli yang diberikan oleh
seorang dokter spesialis orensik tentunya akan mempunyai beban
pembuktian yang lebih besar bila dibandingkan dengan keterangan yang
diberikan oleh dokter bukan spesialis orensik. -ehingga, kedudukan Visum
et Repertum yang dibuat oleh dokter spesialis orensik masih lebih tinggi
dibandingkan dengan Visum et Repertum yang dibuat oleh dokter bukan
spesialis orensik.
Visum et Repertum juga dapat dianggap sebagai pengganti barang bukti
karena segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan medis telah diuraikan di
dalam bagian emberitaan. %arena barang bukti yang diperiksa tentu saja
akan mengalami perubahan alamiah, seperti misalnya luka yang telah
sembuh, jenaah yang mengalami pembusukan atau jenaah yang telah
dikuburkan yang tidak mungkin diba#a ke persidangan, maka Visum et
Repertum merupakan pengganti barang bukti tersebut yang telah diperiksa
se+ara ilmiah oleh dokter ahli.
$pabila Visum et Repertum belum dapat menjernihkan suatu duduk
persoalan di sidang pengadilan, maka hakim dapat meminta keterangan ahli
atau diajukannya bahan baru. -esuai dengan asal 2>7 %&'$, hakim
tersebut dapat meminta kemungkinan untuk dilakukan pemeriksaan atau
penelitian ulang atas barang bukti jika memang timbul keberatan yang
beralasan dari terdak#a atau penasihat hukumnya terhadap suatu hasil
pemeriksaan.
Visum et repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter
mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam bagian
kesimpulan. *engan demikian visum et repertum se+ara utuh telahmenjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum sehingga dengan
memba+a visum et repertum, dapat diketahui dengan jelas apa yang telah
terjadi pada seseorang, dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma!
norma hukum pada perkara pidana yang menyangkut tubuh dan ji#a manusia.
Bagi penyidik (olisi @ olisi Militer) Visum et Repertum berguna untuk
mengungkapkan perkara. Bagi enuntut &mum ("aksa) keterangan itu
berguna untuk menentukan pasal yang akan didak#akan, sedangkan bagi
6
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
7/33
'akim sebagai alat bukti ormal untuk menjatuhkan pidana atau
membebaskan seseorang dari tuntutan hukum.
D. Tujuan Melakukan Visum et Repertum
2. &ntuk memberikan kepada hakim (majelis) suatu kenyataan akan akta!
akta dari bukti!bukti tersebut atas semua keadaan, hal sebagaimana
tertuang pembagian pemberitaan agar hakim dapat mengambil
keputusannya dengan tepat atas dasar kenyataan atau akta!akta tersebut
sehingga dapat menjadi pendukung atas keyakinan hakim.
;. Membantu penyidik untuk mengungkapkan tindak pidana.
4. -ebagai alat bukti sah. %arena Visum et Repertum merupakan suatu
keterangan ahli dari dokter maka termasuk salah satu alat bukti sah dalam
%&'$ 2>
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
8/33
sebagai petunjuk dalam menginterogasi tersangka. *alam visum
semsentara ini belum ditulis kesimpulan.
0. Visum lanjutan
Visum ini diberikan setelah korban sembuh atau meninggal dan
merupakan lanjutan dari visum sementara yang telah diberikan
sebelumnya. *alam visum ini harus di+antumkan nomer dan tanggal
dari visum sementara yang telah diberikan. *alam visum ini dokter
telah membuat kesimpulan. Visum lanjutan tidak perlu dibuat oleh
dokter yang membuat visum sementara, tetapi oleh dokter yang
terakhir mera#at penderita.
;. Berdasarkan objek yang diperiksa, Visum et Repertum dibagi menjadi
dua yaitu8a. 8%jek #sikis
Visum et Repertum berupa objek psikis ialah Visum et Repertum
psikiatrikum. Visum et Repertum ini perlu dibuat karena adanya pasal
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
9/33
psikiatrikum menyangkut masalah dapat dipidana atau tidaknya
seseorang atas tindak pidana yang dilakukannya, maka lebih baik
pembuat Visum et Repertum psikiatrikum ini adalah dokter spesialis
psikiatri yang bekerja di rumah sakit ji#a atau rumah sakit umum.
*alam %eadaan tertentu dimana kesaksian seseorang amat
diperlukan sedangkan ia diragukan kondisi keji#aannya jika ia
bersaksi di depan pengadilan maka kadangkala hakim juga meminta
evaluasi keji#aan saksi tersebut dalam bentuk visum et repertum
psikiatrik.
b. 8%jek 6isik9
Abjek isik yang dapat dibagi menjadi dua yaitu 8
2) Visum et Repertum orang hidupa) Visum et Repertum perlukaan atau kera+unan
?ujuan pemeriksaan kedokteran orensik pada korban
hidup adalah untuk mengetahui penyebab luka atau sakit
dan derajat parahnya luka atau sakitnya tersebut. ?erhadap
setiap pasien, dokter harus membuat +atatan medis atas
semua hasil pemeriksaan medisnya.
&mumnya, korban dengan luka ringan datang ke dokter
setelah melapor ke penyidik atau pejabat kepolisian,
sehingga mereka datang dengan memba#a serta surat
permintaan Visum et Repertum. -edangkan para korban
dengan luka sedang dan berat akan datang ke dokter atau
rumah sakit sebelum melapor ke penyidik, sehingga surat
permintaan Visum et Repertum!nya akan datang terlambat.
%eterlambatan surat permintaan Visum et Repertum ini
dapat diperke+il dengan diadakannya kerja sama yang baik
antara dokter atau institusi kesehatan dengan penyidik
atau instansi kepolisian.
*alam membuat kesimpulan dalam kasus perlukaan
dokter sebaiknya menentukan juga derajat keparahan luka
yang dialami korban atau disebut juga derajat kualiikasi
luka. 9ni sebagai usaha untuk membantu yudex facti dalam
menegakkan keadilan.
9
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
10/33
%ualiikasi luka yang dapat dibuat dokter adalah
menyatakan pasien mengalami luka ringan, sedang, atau
berat.
ang dimaksud dengan luka ringan adalah luka yang
tidak menimbulkan halangan dalam menjalankan mata
pen+aharian, tidak mengganggu kegiatan sehari!hari.
-edangkan luka berat harus disesuaikan dengan ketentuan
dalam undang!undang yaitu yang diatur dalam %&' pasal
37. 1uka sedang adalah keadaan luka diantara luka ringan
dan luka berat.
%&' pasal 37 1uka berat berarti8(2) "atuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali, atau yang
menimbulkan bahaya maut.
(;) ?idak mampu terus!menerus untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pen+aharian.
(4) %ehilangan salah satu pan+a indra
(
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
11/33
oleh %&'. ersetubuhan yang dian+am pidana oleh %&'
meliputi perinahan, pemerkosaan, persetubuhan pada
#anita yang tidak berdaya, dan persetubuhan dengan #anita
yang belum +ukup umur.
&ntuk kepentingan peradilan, dokter berke#ajiban
untuk membuktikan adanya persetubuhan atau perbuatan
+abul, adanya kekerasan, serta usia korban. -elain itu,
dokter juga diharapkan memeriksa adanya penyakit
hubungan seksual, kehamilan, dan kelainan psikiatri
atau keji#aan sebagai akibat dari tindak pidana tersebut.
*okter tidak dibebani pembuktian adanya pemerkosaankarena istilah pemerkosaan adalah istilah hukum yang harus
dibuktikan di depan sidang pengadilan.
Bila ditemukan adanya tanda!tanda ejakulasi atau
adanya tanda!tanda perla#anan berupa darah pada kuku
korban, dokter berke#ajiban men+ari identitas tersangka
melalui pemeriksaan golongan darah serta *$ dari benda!
benda bukti tersebut.
&ntuk memerikasa korban #anita tersebut, selain
adanya surat permintantaan visum et repertum, dokter
sebaiknya juga mempersiapkan si korban atau orang tuanya
bila ia belum +ukup umur, agar dapat dilakukan
pemeriksaan serta saksi atau pendamping pera#at #anita
dan pemeriksaan sebaiknya dilakukan dalam runga tertutup
yang terang.
embuktiaan adanya persetubuhan dilakukan dengan
pemeriksaan isik terhadap kemungkinan adanya delorasi
hymen, laserasi vulva atau vagina, serta adanya +airan mani
dan sel sperma dalam vagina terutama dalan orniks
posterior.
embuktian adanya sel sperma dapat dilakukan dengan
pemeriksaan mikroskopik sediaan usap vagina, baik
langsung maupun dengan pe#arnaan khusus. -elain
sperma, adanya ejakulat juga dapat dibuktikan dengan
11
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
12/33
pemeriksaan khusus untuk +airan mani. $danya penyakit
hubungan seksual atau kehamilan memperkuat adanya
persetubuhan,meskipun tidak diketahui saat terjadinya.
Bukti adanya persetubuhan tersebut baru mempunyai nilai
bila sesuai #aktu kejadiannya dengan persetubuhan yang
diperkakan. Misalnya, adanya delorasi hymen lama (tepi
robekan berupa jaringan parut) atau ditemukannya sel D sel
sperma yang hampir lisis, bukanlah merupakan bukti
persetubuhan yang diperkakan yang terjadi satu hari
sebelum pemeriksaan. "ejak kekerasan harus di+ari tidak
hanya di daerah perineum, melainkan juga daerah D daerah
lain yang laim, seperti #ajah, leher, payudara, perut dan
paha. engambilan sempel darah untuk pemeriksaan
toksikologi dilakukan bila ada ke+uriagaan kearah tersebut,
baik yang didapat dari anamnesa maupun dari pemeriksaan
isik.
&sia korban biasanya dapat diketahui bila identitasnya
dan asal usulnya jelas. Bila usianya tidak jelas, maka harus
di+ari tanda D tanda medi+ guna memperkirakannya. ?elah
adanya haid menunjukkan usia 2; tahun atau lebih,
sedangkan adanya tanda seks sekunder yang berkembang
menunjukkan usia 26 tahun atau lebih. *alam kesimpulan
diharapkan ter+antum perkiraan tentang usia korban, ada
atau tidaknya tanda persetubuhan dan bila mungkin,
menyebutkan kapan perkiraan terjadinya, dan ada atau
tidaknya tanda kekerasan
;) Visum et Repertum orang mati (jenaah)
Visum et Repertum jenaah dibuat terhadap korban yang
meninggal. ?ujuan pembuatan Visum et Repertum ini adalah
untuk menentukan sebab, +ara, dan mekanisme kematian.
"enaah yang akan dimintakan Visum et Repertum!nya harus
diberi label yang memuat identitas mayat, di!lak dengan
12
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
13/33
diberi +ap jabatan, yang dikaitkan pada ibu jari kaki atau bagian
tubuh lainnya. ada surat permintaan Visum et Repertum harus
jelas tertulis jenis pemeriksaan yang diminta, apakah hanya
pemeriksaan luar jenaah atau pemeriksaan bedah jenaah
(autopsi) (asal 244 %&'$).
"enaah hanya boleh diba#a keluar institusi kesehatan dan
diberi surat keterangan kematian bila seluruh pemeriksaan yang
diminta oleh penyidik telah dilakukan. $pabila jenaah diba#a
pulang paksa, maka baginya tidak ada surat keterangan
kematian.
emeriksaan orensik terhadap jenaah meliputi 8
a) Visum et Repertum dengan pemeriksaan luar
emeriksaan luar jenaah adalah pemeriksaan
berupa tindakan tanpa merusak keutuhan jaringan
jenaah. emeriksaan ini dilakukan dengan teliti dan
sistematik, serta kemudian di+atat se+ara rin+i, mulai dari
bungkus atau tutup jenaah, pakaian, benda!benda di sekitar
jenaah, perhiasan, +iri!+iri umum identitas, tanda!tanda
tanatologi, gigi geligi, dan luka atau +edera atau kelainan
yang ditemukan di seluruh bagian luar.
$pabila penyidik hanya meminta pemeriksaan luar
saja, maka kesimpulan Visum et Repertum menyebutkan
jenis luka atau kelainan yang ditemukan dan jenis kekerasan
penyebabnya, sedangkan sebab matinya tidak dapat
ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan bedah
jenaah. Bila dapat diperkirakan, lama mati sebelum
pemeriksaan (perkiraan #aktu kematian) dapat
di+antumkan dalam bagian kesimpulan.
b) Visum et Repertum dengan pemeriksaan luar dan dalam
Bila juga disertakan pemeriksaan autopsi, maka
penyidik #ajib memberi tahu kepada keluarga korban dan
menerangkan maksud dan tujuan pemeriksaan. $utopsi
dilakukan jika keluarga korban tidak keberatan, atau bila
dalam dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga
13
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
14/33
korban (asal 24< %&'$). "enaah yang diperiksa dapat
juga berupa jenaah yang didapat dari penggalian
kuburan (asal 246 %&'$).
emeriksaan autopsi dilakukan menyeluruh dengan
membuka rongga tengkorak, leher, dada, perut, dan
panggul. -elain itu juga dilakukan pemeriksaan penunjang
yang diperlukan seperti pemeriksaan histopatologi,
toksikologi, serologi, dan lain sebagainya. *ari
pemeriksaan dapat disimpulkan sebab kematian korban,
jenis luka atau kelainan, jenis kekerasan penyebabnya, dan
perkiraan #aktu kematian.
3. Struktur &an Isi Visum et Repertum
-etiap visum et repertum harus dibuat memenuhi ketentuan umum sebagai
berikut8
2. *iketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa
;. Bernomor dan bertanggal
4. Men+antumkan kata 0ro "ustitia0 di bagian atas kiri (kiri atau tengah)
. Berstempel instansi pemeriksa tersebut
3. *iperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan
27. 'anya diberikan kepada penyidik peminta Visum et Repertum. $pabila
ada lebih dari satu instansi peminta, misalnya penyidik A1R9 dan
penyidik AM, dan keduanya ber#enang untuk itu, maka kedua instansi
tersebut dapat diberi Visum et Repertum masing!masing asli
22. -alinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsip pada umumnya,dan disimpan sebaiknya hingga ;7 tahun.
Isi Visum et Repertum ter&iri &ari + kerangka &asar :ang ter&iri &ari;
2. ro "ustitia
enulisan kata ro "ustitia pada bagian atas dari visum lebih
diartikan agar pembuat maupun pemakai visum dari semula menyadari
bah#a laporan itu adalah demi keadilan (ro "ustitia). 'al ini sering
terabaikan oleh pembuat maupun pemakai tentang arti sebenarnya kata
14
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
15/33
ro yustitia ini. Bila dokter sejak semula memahami bah#a laporan yang
dibuatnya tersebut adalah sebagai partisipasinya se+ara tidak langsung
dalam menegakkan hukum dan keadilan, maka saat mulai memeriksa
korban ia telah menyadari bantuan yang diberikan akan dipakai sebagai
salah satu alat bukti yang sah dalam menegakkan hukum dan keadilan.
Aleh karena biarpun ro "ustitia hanya kata!kata biasa, tetapi kalau
dokter menyadari arti dan makna yang terkandung di dalamnya maka
kata!kata atau tulisan ini menjadi sangat penting artinya.
%ata ini diletakkan di bagian sudut kiri atas untuk menjelaskan
bah#a visum et repertum dibuat untuk tujuan peradilan. Visum et
Repertum tidak perlu bermaterai untuk dapat dijadikan sebagai alat
bukti di depan sidang pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum,
sesuai dengan pasal 24= %&'$.
;. endahuluan
Bagian pendahuluan berisi tentang 8
a. 9dentitas pemohon Visum et Repertum.
b. 9dentitas korban atau identitas objek yang diperiksa 8 nama, jenis
kelamin, umur, bangsa, alamat, pekerjaan (*ata diri korban diisi
sesuai dengan yang ter+antum dalam permintaan visum).
+. 9dentitas dokter yang memeriksa @ membuat Visum et Repertum.
d. $lasan dimintakannya Visum et Repertum.
e. ?anggal dan pukul diterimanya permohonan Visum et Repertum.
15
:A?A' 8
:irebon, ;< $gustus ;72;
RA "&-?9?9$
V9-&M E? REER?&M
o. @ ?&M@VER@V999@;77>
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
16/33
. ?anggal dan jam dilakukannya pemeriksaan.
g. ?empat dilakukannya pemeriksaan (misalnya rumah sakit /F0).
h. %eterangan mengenai orang yang menyerahkan @ mengantar korban
ke rumah sakit dan #aktu saat korban diterima dirumah sakit.
i. %eterangan dari penyidik mengenai +ara kematian, luka, dimana
korban dira#at, #aktu korban meninggal.
4. emberitaan atau hasil emeriksaan
16
:A?A' 8
ang bertandatangan di ba#ah ini, *iana 1arasaty, dokter spesialis
orensik pada R- /F0, atas permintaan dari kepolisian
sektor.........dengan suratnya nomor..................... tertanggal..........
maka dengan ini menerangkan bah#a pada tanggal.......... pukul...........
bertempat di R- /F0, telah melakukan pemeriksaan korban dengan
nomor registrasi..................yang menurut surat tersebut adalah 8
ama 8
&mur 8
"enis %elamin 8
arga negara 8
ekerjaan 8
$gama 8
$lamat 8
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
17/33
Bagian terpenting dari visum sebetulnya terletak pada bagian ini,
karena apa yang dilihat dan ditemukan dokter sebagai terjemahan dari
Visum et Repertum itu terdapat pada bagian ini. ada bagian ini dokter
melaporkan hasil pemeriksaannya se+ara objekti sesuai dengan apa yang
diamati terutama dilihat dan ditemukan pada korban atau benda yang
diperiksa. emeriksaan dilakukan dengan sistematis dari atas ke ba#ah
sehingga tidak ada yang tertinggal. *eskripsinya juga tertentu yaitu
mulai dari 9dentitas korban menurut pemeriksaan dokter, (umur, jenis
kelamin,?B@BB), serta keadaan umum, 'asil pemeriksaan berupa
kelainan yang ditemukan pada korban letak anatomisnya, koordinatnya
(absis adalah jarak antara luka dengan garis tengah badan, ordinat adalah
jarak antara luka dengan titik anatomis permanen yang terdekat), jenis
luka atau +edera, karakteristiknya serta ukurannya. Rin+ian ini terutama
penting pada pemeriksaan korban mati yang pada saat persidangan tidak
dapat dihadirkan kembali.
ada pemeriksaan korban hidup, bagian ini terdiri dari 8
a. 'asil pemeriksaan yang memuat seluruh hasil pemeriksaan, baik
pemeriksaan isik maupun pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan penunjang lainnya. &raian hasil pemeriksaan korban
hidup berbeda dengan pada korban mati, yaitu hanya uraian tentang
keadaan umum dan perlukaan serta hal!hal lain yang berkaitan
dengan tindak pidananya (status lokalis).
b. ?indakan dan pera#atan berikut indikasinya, atau pada keadaan
sebaliknya, alasan tidak dilakukannya suatu tindakan yang
seharusnya dilakukan. &raian meliputi juga semua temuan pada saat
dilakukannya tindakan dan pera#atan tersebut. 'al ini perludiuraikan untuk menghindari kesalahpahaman tentang tepat tidaknya
penanganan dokter dan tepat tidaknya kesimpulan yang diambil.
+. %eadaan akhir korban, terutama tentang gejala sisa dan +a+at badan
merupakan hal penting guna pembuatan kesimpulan sehingga harus
diuraikan dengan jelas.
17
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
18/33
ada bagian pemberitaan memuat = unsur yaitu anamnesis, tanda vital,
lokasi luka pada tubuh, karakteristik luka, ukuran luka, dan tindakan
pengobatan atau pera#atan yang diberikan.
-yarat!syarat penulisan hasil pemeriksaan 8
a. Memakai bahasa 9ndonesia yg mudah dimengerti orang a#am.
b. $ngka harus ditulis dengan hurup, (< +m ditulis empat sentimeter).
+. ?idak dibenarkan menulis diagnose luka,(luka ba+ok, luka tembak
dll).
d. 1uka harus dilukiskan dengan kata!kata
e. Memuat hasil pemeriksaan yang objekti (sesuai apa yang dilihat dan
ditemukan).
18
:A?A' 8
'$-91 EMER9%-$$ 8
2. %orban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan umum sakit
sedang. %orban mengeluh sakit kepala dan sempat pingsan setelah
kejadian pemukulan pada kepala !!!!!!!!!!!!
;. ada korban ditemukan !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
a. ada belakang kepala kiri, dua sentimeter dan garis
pertengahan belakang, empat senti meter diatas batas dasar
tulang, dinding luka kotor, sudut luka tumpul, berukuran tiga
senti meter kali satu senti meter, disekitarnya dikelilingi
benjolan berukuran empat sentimeter kali empat senti meter
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! b. ada dagu, tepat pada garis pertengahan depan terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dasar jaringan ba#ah kulit,dinding
kotor, sudut tumpul, berukuran dua senti meter kali setengah
sentimeter dasar otot.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
+. 1engan atas kiri terdapat gangguan ungsi, teraba patah pada
pertengahan serta nyeri pada penekanan. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
d. %orban dirujuk ke dokter syara dan pada pemeriksaan
didapatkan adanya +edera kepala ringan. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!4. emeriksaan oto Rontgen kepala posisi depan dan samping tidak
menunjukkan adanya patah tulang. emeriksaan oto rontgen
lengan atas kiri menunjukkan adanya patah tulang lengan atas
pada pertengahan. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
19/33
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
20/33
Bagian ini mengingatkan pembuat dan pemakai Visum et Repertum
bah#a laporan tersebut dibuat dengan sejujur!jujurnya dan mengingat
sumpah atau janji lebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan. -elain
itu di bagian ini harus disertai tanda tangan, nama lengkap dan 9
dokter pembuat Visum et Repertum.
-elain dari 6 bagian diatas, Visum et Repertum dapat juga disertakan
lampiran oto. 1ampiran oto terutama perlu untuk memudahkan pemakai
visum memahami laporan yang disampaikan dalam visum. ada luka yang
sulit disampaikan dengan kata!kata, dengan lampiran oto akan memudahkan
pemakai visum memahami apa yang ingin disampaikan dokter.
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
21/33
merupakan aspek yuridis yang sering menimbulkan masalah, yaitu pada
saat korban akan diperiksa surat permintaan dari penyidik belum ada atau
korban datang sendiri dengan memba#a surat permintaan keterangan ahli
@ Visum et Repertum. &ntuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu
dibuat kriteria tentang pasien @ korban yang pada #aktu masuk Rumah
-akit @ &C* tidak memba#a -V. -ebagai berikut 8
a. -etiap pasien dengan trauma
b. -etiap pasien dengan kera+unan@diduga kera+unan
+. asien tidak sadar dengan ri#ayat trauma yang tidak jelas
d. asien dengan kejahatan kesusilaan@perkosaan
e. asien tanpa luka@+edera dengan memba#a surat permintaan visum
/%elompok pasien tersebut di atas untuk dilakukan kekhususan dalam hal
pen+atatan temuan!temuan medis dalam rekam medis khusus, diberi
tanda pada map rekam medisnya (tanda /VER0), #arna sampul rekam
medis serta penyimpanan rekam medis yang tidak digabung dengan
rekam medis pasien umum.0
4. emeriksaan korban se+ara medis
?ahap ini dikerjakan oleh dokter dengan menggunakan ilmu orensik
yang telah dipelajarinya. amun tidak tertutup kemungkinan dihadapikesulitan yang mengakibatkan beberapa data terle#at dari pemeriksaan.
$da kemungkinan didapati benda bukti dari tubuh korban misalnya anak
peluru, dan sebagainya. Benda bukti berupa pakaian atau lainnya hanya
diserahkan pada pihak penyidik. *alam hal pihak penyidik belum
mengambilnya maka pihak petugas sarana kesehatan harus me!
nyimpannya sebaik mungkin agar tidak banyak terjadi perubahan.
-tatus benda bukti itu adalah milik negara, dan se+ara yuridis tidak boleh
diserahkan pada pihak keluarga@ahli #arisnya tanpa melalui penyidik.
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
22/33
:ontoh 8
/ada pipi kanan ditemukan luka terbuka, tapi tidak rata sepanjang lima
senti meter/
6. enandatanganan surat keterangan ahli @ Visum et Repertum
&ndang!undang menentukan bah#a yang berhak menandatanganinya
adalah dokter. -etiap lembar berkas keterangan ahli harus diberi para
oleh dokter. -ering terjadi bah#a surat permintaan visum dari pihak
penyidik datang terlambat, sedangkan dokter yang menangani telah tidak
bertugas di sarana kesehatan itu lagi. *alam hal ini sering timbul
keraguan tentang siapa yang harus menandatangani Visum et Repertum
korban hidup tersebut. 'al yang sama juga terjadi bila korban ditangani
beberapa dokter sekaligus sesuai dengan kondisi penyakitnya yang
kompleks.
*alam hal korban ditangani oleh hanya satu orang dokter, maka yang
menandatangani visum yang telah selesai adalah dokter yang menangani
tersebut (dokter pemeriksa). *alam hal korban ditangani oleh beberapa
orang dokter, maka idealnya yang menandatangani visumnya adalah
setiap dokter yang terlibat langsung dalam penanganan atas korban.
*okter pemeriksa yang dimaksud adalah dokter pemeriksa yang
melakukan pemeriksaan atas korban yang masih berkaitan dengan
luka@+edera@ra+un@tindak pidana.
*alam hal dokter pemeriksa sering tidak lagi ada di tempat (di luar kota)
atau sudah tidak bekerja pada Rumah -akit tersebut, maka Visum et
Repertum ditandatangani oleh dokter penanggung ja#ab pelayanan
orensik klinik yang ditunjuk oleh Rumah -akit tersebut.
=. enyerahan benda bukti yang telah selesai diperiksa.Benda bukti yang telah selesai diperiksa hanya boleh diserahkan pada
penyidik saja dengan menggunakan berita a+ara.
5. enyerahan surat keterangan ahli @ Visum et Repertum.
-urat keterangan ahli @ Visum et Repertum juga hanya boleh diserahkan
pada pihak penyidik yang memintanya saja.
H. Tata 0ara #ermintaan Visum Et Repertum
$da beberapa syarat yang harus diperhatikan saat pihak ber#enang
meminta dokter untuk membuat Visum et Repertum.
22
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
23/33
2. -urat permintaan Visum et Repertum kepada *okter, *okter ahli
%edokteran %ehakiman atau *okter dan atau ahlinya, tidak boleh se+ara
lisan harus diajukan se+ara tertulis dengan menggunakan ormulir sesuai
dengan kasusnya dan ditanda tangani oleh penyidik yang ber#enang.
'al tersebut sesuai dengan pasal 244 %&'$ yang berbunyi8
*alam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, kera+unan ataupun mati yang diduga karena peristi#a
yang merupakan tindak pidana, ia ber#enang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada a'li ke&*kteran ke'akiman atau &*kter dan
atau ahli lainnya.
:atatan 8
*okter ahli %edokteran %ehakiman biasanya hanya ada di 9bu %otaropinsi yang terdapat Gakultas %edokteran nya *itempat!tempat dimana
tidak ada *okter ahli %edokteran %ehakiman maka biasanya surat
permintaan Visum et Repertum ini ditujukan kepada *okter.
*alam pelaksanaannya maka sebaiknya 8
a. rioritas *okter emerintah, ditempat dinasnya (bukan tempat
praktek partikelir)
b. *itempat yang ada asilitas rumah sakit umum @ Gakultas
%edokteran, permintaan ditujukan kepada bagian yang sesuai yaitu 8
• &ntuk korban hidup 8
2) ?erluka dan ke+elakaan lalu lintas 8 kebagian bedah
;) %ejahatan susila @ perkosaan 8 ke bagian kebidanan
• &ntuk korban mati 8 bagian %edokteran %ehakiman
+. %orban, baik hidup ataupun mati harus diantar sendiri oleh petugas
olri, disertai surat permintaannya
d. *itempat yang tidak memiliki asilitas tersebut, permintaan
ditujukan kepada *okter pemerintah di uskesmas atau *okter
$BR9@ khususnya *okter A1R9. Bila hal ini tidak memungkinkan,
baru dimintakan ke *okter s#asta.
;. -urat permohonan visum harus diserahkan langsung kepada dokter dari
penyidik, tidak boleh dititip melalui korban atau keluarga korban. "uga
tidak diperbolehkan melalui jasa pos.
4. $dapun ejabat yang Berhak mengajukan ermintaan Visum Et Repertum 8
a. -yarat kepangkatan enyidik seperti ditentukan oleh eraturan
emerintah Republik 9ndonesia omor ;5 tahun 23>4, tentang
pelaksanaan %&'$ pasal ; yang berbunyi 8 enyidik adalah
23
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
24/33
ejabat olisi egara Republik 9ndonesia tertentu yang sekurang!
kurangnya berpangkat embantu 1etnan *ua olisi.
b. *alam hal di suatu sektor kepolisian tidak ada pejabat penyidik
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huru a, maka %omandan
-ektor %epolisian yang berpangkat Bintara di ba#ah embantu
1etnan *ua olisi, karena jabatannya adalah penyidik
+. enyidik embantu adalah 8 ejabat kepolisian egara Republik
9ndonesia tertentu sekurangDkurangnya berpangkat -ersan *ua
olisi.
d. *alam perkara perdata, hakim perdata dapat minta sendiri.
e. *alam perkara agama, hakim agama dapat minta sendiri (&ndang!
&ndang o.2 ?h 2357 pasal 27).. *alam hal orang yang luka atau mayat itu seorang anggota $BR9
maka untuk meminta Visum Et Repertum hendaknya menghubungi
polisi militer setempat dari kesatuan si korban (instruksi %apolri
o.ol89ns@@;7@9F@5
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
25/33
;) 'arus sedini mungkin.
4) ?idak bisa permintaannya hanya untuk pemeriksaan luar.
) %orban diantar oleh polisi.
b. %orban 'idup.
*alam hal korban luka, kera+unan, luka akibat kejahatan kesusilaan
menjadi sakit, memerlukan pera#atan@berobat jalan, penyidik perlu
memintakan Visum et Repertum sementara tentang keadaan korban.
enilaian keadaan korban ini dapat digunakan untuk
mempertimbangkan perlu atau tidaknya tersangka ditahan. Bila
korban memerlukan @ meminta pindah pera#atan ke Rumah -akit
lain, permintaan Visum et Repertum lanjutan perlu dimintakan lagi.
*alam pera#atan ini dapat terjadi dua kemungkinan, korban menjadi
sembuh atau meninggal dunia.
Bila korban sembuh Visum et Repertum deiniti perlu diminta lagi
karena Visum et Repertum ini akan memberikan kesimpulan tentang
hasil akhir keadaan korban. %husus bagi korban ke+elakaan lalu
lintas, Visum et Repertum ini akan berguna bagi santunan
ke+elakaan.
%emungkinan yang lain adalah korban meninggal dunia, untuk itu
permintaan Visum et Repertum "enaah diperlukan guna mengetahui
se+ara pasti apakah luka paksa yang terjadi pada korban merupakan
penyebab kematian langsung atau adakah penyebab kematian
lainnya.
S:arat Visum et Repertum k*r%an 'i&u# :aitu ;
2) 'arus tertulis, tidak boleh se+ara lisan.
;) Bukan kejadian yang sudah le#at, tidak dibenarkan meminta
visum pada perkara yang telah le#at.
4) $da alasan mengapa korban diba#a ke dokter.
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
26/33
diisi selengkapnya, karena data!data itu dapat membantu *okter
mengarahkan pemeriksaan mayat yang sedang diperiksa.
:ontoh 8
a. ada ke+elakaan lalu lintas perlu di+antumkan apakah korban
pejalan kaki@pengemudi@penumpang dan jenis kendaraan yang
menabrak.
Cambaran luka!luka dan tempat luka pada tubuh dapat
menggambarkan bagaimana posisi korban pada #aktu terjadi
ke+elakaan.
b. *alam kasus pembunuhan jangan hanya diisi, korban diduga
meninggal karena pembunuhan atau penganiayaan saja. sebutkan
keterangan tentang jenis senjata yang diduga dipergunakan pelaku,senjata tajam, senjata api, ra+un.
-ebaiknya jenis senjata yang diduga dipergunakan pelaku diikut
sertakan sebagai barang bukti, sehingga dapat diperiksa apakah
senjata @ alat yang ditemukan sesuai dengan luka!luka yang terdapat
pada tubuh korban.
+. ada kasus kera+unan atau yang diduga mati karena kera+unan,
+antumkan keterangan tentang tanda!tanda atau gejala!gejala
kera+unan (dari saksi serta perkiraan ra+un yang dipergunakan.)
Bersama dengan korban perlu dikirim sisa!sisa makanan@ra+un yang
di+urigai sebagai penyebab
d. ada kasus diduga bunuh diri data!data tentang alat ataupun ra+un
yang dipergunakan korban agar diisi slengkapnya. $pabila korban
dira#at, sertakan salinan rekaman medis pada #aktu pera#atan
=. -ebaiknya petugas yang meminta Visum @ petugas penyidik hadir
ditempat otopsi dilakukan untuk dapat memberikan inormasi kepada
*okter yang membedah mayat tentang situasi ?%, barang!barang bukti
relevan yang ditemukan, keadaan korban di ?% hal!hal lain yang
diperlukan, agar memudahkan *okter men+ari sebab dan +ara kematian
korban.
5. -ebaiknya petugas penyidik dapat segera memperoleh inormasi yang
perlu tentang korban seperti 8
a. Berapa lama korban hidup setelah terjadi serangan yang atal.
b. -ejauh mana korban masih dapat berlari @ jalan.
+. $pakah korban dipindah
d. -enjata@alat jenis apa yang melukai korban
26
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
27/33
e. $pakah jenis alat@ senjata yang ditemukan di ?% sesuai dengan
bentuk luka yang ada pada tubuh korban
. Bagaimana +aranya alat @senjata tersebut mengenai tubuh korban
g. $pakah ada tanda!tanda perla#anan
h. $pakah luka!luka yang ada pada tubuh korban terjadi sebelum atau
sesudah kematian
i. %apan kira!kira korban meninggal
j. $pakah korban minum obat!obatan atau minuman keras sebelum
meninggal(4)
>. -yarat pembuat Visum et Repertum 8
'arus seorang dokter
a. *i #ilayah sendiri
b. Memiliki -9
+. %esehatan baik 3. ang berhak menandatangani dan menerima surat hasil visum 8
a. enandatanganan surat keterangan ahli@ Visum et Repertum
&& menentukan bah#a yang berhak menandatangani surat hasil
visum adalah dokter. -etiap berkas keterangan ahli harus diberi para
oleh dokter. "ika korban ditangani oleh beberapa dokter, maka
idealnya yang menandatangani visumnya adalah setiap dokter yang
terlibat langsung dalam penanganan atas korban. *alam hal dokter
pemeriksa tidak lagi ada di tempat (luar kota) atau sudah tidak
bekerja pada Rumah -akit tersebut, maka Visum et Repertum
ditandatangani oleh dokter penanggung ja#ab pelayangan orensik
klinik yang ditunjuk oleh Rumah sakit atau oleh *irektur Rumah
-akit tersebut.
b. enyerahan surat keterangan ahli @ Visum et Repertum
-urat keterangan ahli @ Visum et Repertum juga hanya boleh
diserahkan pada pihak penyidik yang meminta saja. *apat terjadi
dua instanti penyidik sekaligus yang meminta surat Visum et Repertum.
ada kenyataanya dilapangan sering terjadi ketidak pahaman dari pihak
penegak hukum tentang tata +ara permohonan visum kepada dokter, sehingga
dapat menyebabkan kerugian pada pihak korban. Maka dari itu diterbitkan
instruksi polisi o.ol.9-@E@;7@9F@56 tentang tata +ara penarikan@
pen+abutan Visum et Repertum.
27
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
28/33
ada dasarnya penarikan @ pen+abutan Visum et Repertum tidak dapat
dibenarkan. Bila terpaksa Visum et Repertum yang sudah diminta harus
diadakan pen+abutan@penarikan kembali, maka hal tersebut hanya diberikan
oleh komandan kesatuan paling rendah tingkat %omres dan untuk kota hanya
oleh *$?E-.
I. Tata 2ara Pen0a%utan Visum Et Repertum
2. en+abutan permintaan Visum et Repertum pada prinsipnya tidak
dibenarkan, namun kadang kala dijumpai hambatan dari keluarga korban
yang keberatan untuk dilaksanakan bedah mayat dengan alasan larangan
$gama, adat dan lain!lain.
;. Bila timbul keberatan dari pihak keluarga, sesuai dengan ketentuan%&'$ asal 24< ayat ;, maka penyidik #ajib menerangkan sejelas!
jelasnya tentang maksud dan tujuan bedah jenaah tersebut.
*isamping itu perlu pula dijelaskan bah#a bedah mayat Gorensik 8
a. Menurut $gama 9slam hukumnya Mubah Gat#a Majelis %esehatan
dan -yurat omor < @ 2366.
b. Bila keluarga tetap menghalangi bedah mayat penyidik dapat
memberi penjelasan tentang ketentuan %&' asal ; yang tertulis 8
Barang siapa dengan sengaja men+egah menghalangi atau
menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, dihukum
dengan hukuman penjara selama!lamanya sembilan bulan atau denda
paling banyak tiga ratus rupiah.
+. Bilamana permintaan Visum et Repertum terpaksa harus dibatalkan,
maka pelaksanaan pen+abutan harus diajukan tertulis se+ara resmi
dengan menggunakan ormulir pen+abutan dan ditanda tangani oleh
ejabat, petugas yang ber#enang dimana pangkatnya satu tingkat
diatas peminta, serta terlebih dahulu membahasnya se+ara
mendalam.
d. *engan pen+abutan permintaan Visum et Repertum maka penyidik
harus menyadari sepenuhnya bah#a tidak ada sesuatu yang jelas
dapat diharapkan lagi sebagai keterangan dari barang bukti berupa
manusia sebagai corpus delicti yang berkaian erat dengan masalah
penyidikan yang sedang ditangani.
4. As#ek Me&ik*legal Visum et Re#ertum
28
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
29/33
Visum et Repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana
tertulis dalam pasal 2>< %&'. Visum et Repertum turut berperan dalam
proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan ji#a
manusia. Visum et Repertum menguraikan segala sesuatu tentang hasil
pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian pemberitaan, yang
karenanya dapat dianggap sebagai pengganti barang bukti. Visum et repertum
juga memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan
medik tersebut yang tertuang di dalam bagian kesimpulan. *engan demikian
Visum et Repertum se+ara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan
ilmu hukum sehingga dengan memba+a Visum et Repertum, dapat diketahui
dengan jelas apa yang telah terjadi pada seseorang, dan para praktisi hukum
dapat menerapkan norma!norma hukum pada perkara pidana yang
menyangkut tubuh dan ji#a manusia.
rosedur permintaan Visum et Repertum korban hidup tidak diatur
se+ara rin+i di dalam %&'$. ?idak ada ketentuan yang mengatur tentang
pemeriksaan apa saja yang harus dan boleh dilakukan oleh dokter. 'al ini
berarti bah#a pemilihan jenis pemeriksaan yang dilakukan diserahkan
sepenuhnya kepada dokter dengan mengandalkan tanggung ja#ab proesi
kedokteran. %&'$ juga tidak memuat ketentuan tentang bagaimana
menjamin keabsahan korban sebagai barang bukti. 'al!hal yang merupakan
barang bukti pada tubuh korban hidup adalah perlukaannya beserta akibatnya
dan segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara pidananya. -edangkan
orangnya sebagai manusia tetap diakui sebagai subyek hukum dengan segala
hak dan ke#ajibannya. *engan demikian, %arena barang bukti tersebut tidak
dapat dipisahkan dari orangnya maka tidak dapat disegel maupun disita. ang
dapat dilakukan adalah menyalin barang bukti tersebut ke dalam bentuk
Visum et Repertum.
%orban harus diantar oleh petugas kepolisian karena petugas pengantar
tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian antara
identitas orang yang akan diperiksa dengan identitas korban yang dimintakan
Visum et Repertum nya seperti yang tertulis di dalam surat permintaan Visum
et Repertum. -ituasi tersebut memba#a dokter turut bertanggung ja#ab atas
29
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
30/33
pemastian kesesuaian antara identitas yang tertera di dalam surat permintaan
Visum et Repertum dengan identitas korban yang diperiksa.
$danya keharusan membuat Visum et Repertum pada korban hidup
tidak berarti bah#a korban tersebut, dalam hal ini adalah pasien, untuk tidak
dapat menolak sesuatu pemeriksaan. %orban hidup adalah juga pasien
sehingga mempunyai hak sebagai pasien. $pabila pemeriksaan ini
sebenarnya perlu menurut dokter pemeriksa sedangkan pasien menolaknya,
maka hendaknya dokter meminta pernyataan tertulis singkat penolakan
tersebut dari pasien disertai alasannya atau bila hal itu tidak mungkin
dilakukan, agar men+atatnya di dalam +atatan medis.
'al penting yang harus diingat adalah bah#a surat permintaan Visum et
Repertum harus menga+u kepada perlukaan akibat tindak pidana tertentu yang
terjadi pada #aktu dan tempat tertentu. -urat permintaan Visum et Repertum
pada korban hidup bukanlah surat yang meminta pemeriksaan, melainkan
surat yang meminta keterangan ahli tentang hasil pemeriksaan medis.
:A?A' 8
:irebon , ;< $gustus ;72;
RA "&-?9?9$
V9-&M E? REER?&M
o. @ ?&M@VER@V999@;77>
ang bertandatangan di ba#ah ini, *iana 1arasaty, dokter spesialis orensik pada
R- /F0, atas permintaan dari kepolisian sektor.........dengan suratnyanomor..................... tertanggal.......... maka dengan ini menerangkan bah#a pada
tanggal.......... pukul........... bertempat di R- /F0, telah melakukan pemeriksaan
korban dengan nomor registrasi..................yang menurut surat tersebut adalah 8
ama 8
&mur 8
"enis %elamin 8
arga negara 8
30
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
31/33
ekerjaan 8
$gama 8
$lamat 8
'$-91 EMER9%-$$ 8
%orban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan umum sakit sedang. %orban
mengeluh sakit kepala dan sempat pingsan setelah kejadian pemukulan pada
kepala !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ada korban ditemukan
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ada belakang kepala kiri, dua sentimeter dan garis pertengahan belakang, empat
senti meter diatas batas dasar tulang, dinding luka kotor, sudut luka tumpul, berukuran tiga senti meter kali satu senti meter, disekitarnya dikelilingi benjolan
berukuran empat sentimeter kali empat senti meter
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ada dagu, tepat pada garis pertengahan depan terdapat luka terbuka tepi tidak
rata, dasar jaringan ba#ah kulit,dinding kotor, sudut tumpul, berukuran dua senti
meter kali setengah sentimeter dasar
otot.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
1engan atas kiri terdapat gangguan ungsi, teraba patah pada pertengahan sertanyeri pada penekanan.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
%orban dirujuk ke dokter syara dan pada pemeriksaan didapatkan adanya +edera
kepala ringan.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!
emeriksaan oto Rontgen kepala posisi depan dan samping tidak menunjukkan
adanya patah tulang. emeriksaan oto rontgen lengan atas kiri menunjukkan
adanya patah tulang lengan atas pada pertengahan.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
?erhadap korban dilakukan penjahitan dan pera#atan luka, dan pengobatan.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
%orban dipulangkan dengan anjuran +ontrol seminggu sekali lagi
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
%E-9M&1$ 8
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
31
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
32/33
ada pemeriksaan korban laki!laki berusia tiga puluh empat tahun ini ditemukan
+edera kepala ringan, luka terbuka pada belakang kepala kiri dan dagu serta patah
tulang tertutup pada lengan atas kiri akibat kekerasan tumpul. :edera tersebut
telah mengakibatkan penyakit @ halangan dalam menjalankan pekerjaan @
pen+arian untuk sementara #aktu.
*emikianlah visum et repetum ini dibuat dengan sebenarnya dengan
menggunakan keilmuan yang sebaik!baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan
%itab &ndang!&ndang 'ukum $+ara idana.
*okter pemeriksa
BAB III
PENUTUP
embuatan Visum et Repertum merupakan salah satu bagian dari bentuk
pelayanan medikolegal di rumah sakit, namun demikian terkait dengan kedokteran
orensik, pembuatan Visum et Repertum juga merupakan bagian dari pembuktian,
bahan penuntutan serta pertimbangan bagi seorang hakim untuk memutus perkara
dalam sebuah persidangan.
&ntuk mempermudah bagi dokter dalam memberikan pelayanan Visum et
Repertum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Maka dengan adanya buku
pedoman Visum et Repertum ini kami harapkan dapat menjadi panduan dalam
mekanisme pembuatan Visum et Repertum di Rumah -akit 9bu dan $nak
%halishah alimanan.
32
8/17/2019 Pedoman Visum Et Repertum
33/33
DA3TAR PUSTAA
2. $mir, ro. *r. $mri. ;776. Rangkaian 9lmu %edokteran Gorensik. Edisi
%edua. er+etakan Ramadhan8 Medan.
;. 9dries, *r. $bdul Mun’im. 2335. edoman 9lmu %edokteran Gorensik. Edisi
ertama. Binapura $ksara8 "akarta Barat.
4. Budiyanto $, idiatmaka , sudiono -, dkk. 2335. 9lmu %edokteran
Gorensik. Bagian %edokteran Gorensik &niversitas 9ndonesia8 "akarta.
4. $andi. ;727. Visum et Repertum pada %orban 'idup. Bagian 9lmu
%edokteran Gorensik dan Medikolegal8 G% &R9
Recommended