PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI TK
KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
OLEH :
MIRNAWATI
NIM. A1F113040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
ABSTRAK
Mirnawati. A1F113040. 2017. “Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi”. Skripsi Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan,
FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (1) Dr. Drs. H. Hendra Sofyan, M.Si
(2) Nyimas Mu’azzomi, S.Ag., M.Pd.I
Kata kunci : Model Pembelajaran Kelompok
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan model
pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi secara umum,
serta mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK
Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan settingan kelas.
Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan
Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan persiapan mengajar.
Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan
Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan proses pelaksanaan.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan
Kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di TK
Kecamatan Telanai Pura yang menggunakan model pembelajaran kelompok.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 4 cara yaitu angket, observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data angket dan observasi menggunakan
teknik statistik, analisis wawancara menggunakan analisis interaktif.
Hasil penelitian dari angket menunjukkan bahwa pelaksanaan model
pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi berada pada
kualitas “Baik” terbukti dari hasil rata-rata bobot 87%. Pada indikator settingan
kelas berada pada kualitas “Baik” (85%), pada indikator persiapan mengajar
berada pada kualitas “Baik” (84%), pada indikator proses pelaksanaan berada
pada kualitas “Sangat Baik” (94%). Sedangkan dari hasil observasi menunjukkan
bahwa pelaksanaan model pembelajaran kelompok berada pada kualitas “Baik”
dengan hasil persentase 77%. Pada indikator settingan kelas berada pada kualitas
“Baik” (81%). Pada indikator persiapan mengajar berada pada kualitas “Sedang”
(59%). Pada indikator proses pelaksanaannya berada pada kualitas “Sangat Baik”
(93%). hasil wawancara bahwa sekolah sudah menerapkan pelaksanaan model
pembelajaran kelompok dengan baik. settingan kelas terlihat bahwa sebagian
besar sudah memadai untuk pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
persiapan mengajar sebagian besar guru melaksanakan pembelajaran kelompok
sudah menggunakan kurikulum terbaru (K13), menggunakan standar kurikulum,
Program tahunan dan semester, RPPM dan RPPH. proses pelaksanaan terlihat
guru juga sudah melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
utama, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan bagi sekolah yang
menggunakan model pembelajaran kelompok.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan ditingkat taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk
pendidikan anak usia dini, yaitu anak yang berumur 0 – 6 tahun. Menurut Undang
– Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
angka 14 menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya
pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun
yang dilakukan dengan pemberian stimulus pendidikan agar membantu
perkembangan, pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak
memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut.
Dalam perkembanganya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian
terhadapat masalah pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak usia 0 sampai
dengan 6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan
kemampuanya yang ada, baik jalur pendidikan formal maupun non formal.
Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak
(TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan
program untuk anak usia 4 – 6 tahun. Sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur
pendidikan nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan berbentuk
lain yang sederajat (PERMENDIKNAS Nomor 58 Tahun 2009).
Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Khususnya di Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi, terdapat 60 Lembaga Pendidkian Anak Usia Dini baik
formal maupun nonformal. Data ini di dapat dari Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, daftar satuan pendidikan (sekolah) anak usia dini per kec. Telanai
pura diakses tanggal 3 september 2016 (http://referensi.data.kemdikbud.go.id)
Dari 60 lembaga PAUD yang ada di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi Yaitu
terdiri dari KB (Kelompok Bermain), RA (Raudhatul Athfal), TK (Taman Kanak-
Kanak), TPA (Taman Pengasuhan Anak), dan SPS (Satuan Paud Sederajat).
Peneliti memfokuskan penelitiannya pada Taman Kanak-kanak (TK) dengan
jumlah 25 Sekolah.
Pada lembaga-lembaga tersebut saat ini telah banyak berkembang Model
Pembelajaran untuk anak usia dini. Menurut Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2015 : 66) menyatakan bahwa terdapat beberapa model
pembelajaran yang digunakan untuk proses Pendidikan Anak Usia Dini,
diantaranya model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan,
model pembelajaran kelompok berdasarkan kegiatan pengaman, model
pembelajaran berdasarkan area (minat) dan model pembelajaran berdasarkan
sentra.
Dari kurikulum di atas yang awalnya hanya model pembelajaran
berdasarkan sudut-sudut kegiatan, beralih ke model pembelajaran kelompok lalu
ada model area dan yang terakhir yang sangat digalakkan khususnya di PAUD
yang sudah maju yaitu model pembelajaran sentra karna dianggap model
pembelajaran ini paling baik dari model-model pembelajaran sebelumnya. Dalam
memilih model pembelajaran guru harus dapat menyesuaikan antara model yang
dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh
karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran yang ada
agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat
terwujud. Menurut Pangastuti (2014 : 39 ) penyusunan model pembelajaran di
Taman Kanak-kanak (TK) didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi
program tahunan (prota), program-program semester (prosem), rencana kegiatan
mingguan (RKM), dan rencana kegiatan harian (RKH).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di beberapa TK di
kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dari ke empat model pembelajaran untuk
anak usia dini yaitu model pembelajaran klasikal, model pembelajaran kelompok,
model pembelajaran area dan model pembelajaran sentra. Peneliti lebih
memfokuskan pada model pembelajaran kelompok.
Dalam menerapkan model pembelajaran kelompok tersebut kenyataannya
dilapangan sangat sulit mencari literatur atau referensi tentang model
pembelajaran tersebut. Sehingga dalam pelaksanaan model pembelajaran
kelompok di TK kecamatan telanai pura kota Jambi yang terlihat di lapangan
masih banyak yang belum menerapkan teori yang sesuai dengan model
pembelajaran kelompok yang sebenarnya sehingga pembelajaran tidak berjalan
dengan optimal. Selain itu didalam proses pelaksanaan model pembelajaran
kelompok tersebut, masih banyak terjadi kendala-kendala yang dialami. Misalnya
guru tidak menerapkan kegiatan pengaman sehingga setelah anak menyelesaikan
kegiatan dikelompok dan akan berpindah ke kelompok lain anak dibiarkan
berkeliaran, guru juga kurang memahami bagaimana model pembelajaran
kelompok yang sebenarnya, sarana yang kurang memadai dalam kelas tersebut,
dan malasnya guru dalam membuat media dan alat permainan yang
menyenangkan bagi anak didik sehingga guru mengajar yang seharusnya tidak
boleh diajarkan disekolah seperti menulis angka atau huruf, kemudian membaca,
dan menghitung. Lalu guru juga masih memberikan PR (Pekerjaan Rumah)
kepada anak.
Dengan diterapkannya model pembelajaran kelompok ini sehingga dapat
mengurangi kejenuhan anak dalam belajar. Dimana anak bisa lebih aktif dan
kreatif dalam menuangkan gagasan atau ide-idenya tersebut.selain itu Model
pembelajaran kelompok banyak digunakan pada pembelajaran anak usia dini,
karena dapat melatih kemampuan kerjasama, perkembangan sosial anak, dapat
melatih rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang menjadi tugasnya,
membangun kemampuan berinteraksi, berbagi ide, pendapat, mampu
mengendalikan emosi, bersedia memberi dan menerima.
Menurut Elaine B.Johnson (dalam Asmani 2016) menyebutkan bahwa
“belajar dengan bekerja sama melebihi cara otak manusia berfungsi
memungkinkan para siswa untuk mendengarkan suara anggota kelompok lain.
Melalui kerja sama para anak didik diharapkan bisa menyerap kebijaksanaan
orang lain sehingga mereka dapat belajar bertoleransi, menghargai dan mengasihi
teman-temannya.
Oleh sebab itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
informasi yang akurat tentang model pembelajaran kelompok dikecamatan telanai
pura kota Jambi. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui: seperti apa settingan kelas model pembelajaran kelompok, persiapan
mengajar model pembelajaran kelompok dan bagaimana proses pelaksanaan
model pembelajaran kelompok.
Kekhawatiran terbesar jika penelitian ini tidak dilakukan adalah akan
adanya kesenjangan yang berkepanjangan dari beberapa TK yang ada di
kecamatan telanai pura yang menerapkan pelaksanaan model pembelajaran
kelompok namun kurang memiliki acuan atau bahan untuk proses pembelajaran
yang benar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan
penelitian mengenai PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN
KELOMPOK DI TK KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, dan sesuai dengan
kemampuan peneliti, maka dirasa perlu untuk membatasi permasalahan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan settingan kelas,
persiapan mengajar serta proses pelaksanaannya.
2. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah TK di Kecamatan
Telanai Pura yang menggunakan model pembelajaran kelompok
C. Pertanyaan Penelitian
Dari uraian latar belakang diatas, maka pertanyaan dari peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Pertanyaan Penelitian Secara Umum:
Bagaimana kualitas pelaksanaan model pembelajaran kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi?
2. Pertanyaan Penelitian Secara Khusus:
a. Bagaimanakah kualitas settingan kelas pada model pembelajaran
kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi?
b. Bagaimanakah kualitas persiapan mengajar model pembelajaran
kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi?
c. Bagaimanakah kualitas proses pelaksanaan dalam pelaksanaan
model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota jambi?
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah Umum:
Bagaimanakah kualitas pelaksanaan model pembelajaran kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi?
2. Rumusan Masalah Khusus:
a. Bagaimanakah kualitas settingan kelas pada model pembelajaran
kelompok?
b. Bagaimanakah kualitas persiapan mengajar model pembelajaran
kelompok?
c. Bagaimanakah kualitas proses pelaksanaan dalam pelaksanaan
model pembelajaran kelompok?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian Umum
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
2. Tujuan Penelitian Khusus untuk:
a. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan
dengan settingan kelas.
b. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan
dengan persiapan mengajar.
c. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan
dengan proses pelaksanaan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain:
1. Secara Teoritis
Memberikan informasi tentang model pembelajaran kelompok
yaitu settingan kelasnya, persiapan mengajar seperti RKM (Rencana
Kegiatan Mingguan), RKH (Rencana Kegiatan Harian), dan proses
pelaksanaannya. Serta dapat digunakan sebagai acuan untuk
melakukan penelitian yang relevan pada masa yang akan datang.
2. Secara Praktis, memberikan manfaat bagi:
a. Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan bagi
sekolah sehingga dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar
dalam menggunakan model pembelajaran kelompok.
b. Bagi Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan informasi yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran pada model
pembelajaran kelompok.
c. Bagi Mahasiswa PG-PAUD
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada
mahasiswa untuk mendapatkan literatur dan pemahaman pada
model pembelajaran kelompok.
d. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman, wawasan dan pemahaman didalam
melakukan penelitian dan menambah pengetahuan tentang model
pembelajaran kelompok.
G. Anggapan Dasar
1. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan pengalaman yang dialami oleh lembaga sekolah dan
guru.
2. Lembaga sekolah dan guru mempunyai anggapan yang berbeda
terhadap pelaksanaan model pembelajaran kelompok.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam
judul proposal skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pelaksanaan model
pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi’ maka,
definisi operasional yang perlu dijelaskan adalah:
1. Model pembelajaran kelompok adalah pola pembelajaran dimana
anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi
menjadi (tiga) kelompok dan masing-masing kelompok melakukan
kegiatan yang berbeda-beda.
2. Setting kelas adalah penataan ruangan maupun pengorganisasian
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang
direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal.
3. Persiapan Mengajar adalah dimana penyusunan model pembelajaran
di TK dikembangkan dari kurikulum kemudian standar kurikulum lalu
dilanjutkan dengan program tahunan, program semester, RPPM dan
RPPH.
4. Proses pelaksanaan kelompok adalah keadaan dimana saat
pembelajaran berlangsung dari awal hingga akhir yang didalmnya
terdapat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan
penutup.
I. Kerangka Konseptual
Sesuai dengan judul penelitian yang telah dikemukakan maka dapat
disusun suatu kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Teori Mulyasa dalam Suyadi dan Dahlia (2014:44-46)
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Model Pembelajaran Kelompok
Menurut Mulyasa dalam Suyadi dan Dahlia (2014 : 44) model
pembelajaran kelompok (cooperative learning) merupakan model pembelajaran di
mana anak didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-
beda. Strategi pelaksanaan model pembelajaran kelompok ini dibagi dalam 3
tahapan, yaitu pengelolaan kelas, langkah-langkah kegiatan, dan penilaian.
Menurut Isjoni dalam Asmani (2016 : 37) Kata cooperative berarti
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, yaitu dengan saling membantu satu
sama lain sebagi sebuah tim. Jadi, pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai
Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok
Settingan
Kelas
Persiapan
Mengajar
Proses
Pelaksanaan
belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain, dan
memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mampu mencapai tujuan atau
menyelesaikan tugas yang telah ditentukan.
Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang
terdiri dari empat atau lima orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi
yang diberikan guru (Slavin, 1995; Eggen & Kauchak dalam al-Tabany 2014:
108).
Menurut Suyadi dan Dahlia (2014 : 45) Model Pembelajaran dengan
Pendekatan Kelompok, Pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan
pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa
kelompok, biasanya anak dibagi menjadi (tiga) kelompok dan masing-masing
kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan,
anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian dengan
tuntas.
Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah
menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat
menentukan kegiatan lain sejauh kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila
tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di
dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman.
Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan
sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.
B. Settingan Kelas Kelompok
Menurut Suyadi dan Dahlia (2014:45) Settingan kelas yang meliputi
penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan
kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian
pembelajaran yang optimal. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan kelas adalah:
1) Penataan perabot di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2) Pengelompokan meja dan kursi anak disesuaikan dengan
kebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik leluasa. Susunan
meja kursi dapat berubah-ubah. Pada waktu mengikuti kegiatan,
anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di
tikar/karpet.
3) Dinding dapat digunakan untuk menempelkan informasi yang
dipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan anak,
tetapi jangan terlalu banyak sehingga dapat mengganggu perhatian
anak.
4) Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa
sesuai dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk
pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung
jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan
dan sebagainya.
5) Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan,
sehingga dapat berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik.
Gambar 2.1, Pengelolaan Kelas Model Pembelajaran Kelompok (Suyadi
dan Dahlia 2014 :45)
Model pembelajaran kelompok
Kegiatan
Papan
tulis
Kelompok
I
Kelompok
II
Kelompok
III
Pintu
Masuk
Menurut Fadlillah (2014 : 148) pembentukan kelas lain dari model
pembelajaran kelompok sangat baik bila diterapkan untuk pembelajaran yang
sifatnya diskusi atau menyelesaikan masalah dengan cara pembagian kelompok.
Kelebihan bentuk ini ialah peserta didik dalam satu kelompiok dapat saling
berinteraksi lebih dekat dan dapat memupuk rasa kerja sama.
Berikut contoh pembentukan kelas model kelompok:
Gambar 2.2, pengelolaan kelas (Fadlillah 2014:14)
C. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok
Menurut Suyadi dan Dahlia (2014 : 45-46) langkah-langkah Kegiatan
atau proses belajar mengajar model pembelajaran kelompok dengan
kegiatan pengaman dibagi dalam 4 kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan
atau awal, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut :
Kegiatan pendahuluan/awal dilaksanakan secara klasikal artinya
kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu
satuan waktu dengan kegiatan yang sama. dan sifatnya pemanasan, misalnya
berdoa, presensi, bernyanyi sesuai tema, bertepuk tangan, berdiskusi dan
tanya jawab tentang tema dan sub tema atau pengalaman yang dialami anak.
Jika pada waktu diskusi terjadi kejenuhan diharapkan pendidik membuat
variasi kegiatan, misalnya dilanjutkan dengan kegiatan fisik/motorik kasar
atau permainan yang melatih pendengaran anak.
Pada kegiatan inti, guru lebih memusatkan pada kemampuan sosial
dan emosional anak. Sifat dari kegiatan ini adalah kegiatan yang
mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi anak. Kegiatan terdiri
dari bermacam-macam kegiatan bermain yang dipilih dan disukai anak agar
dapat bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan pengertian-pengertian,
konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitasnya serta
dapat membantu dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik.
Pada kegiatan ini anak terbagi beberapa kegiatan kelompok, artinya
dalam satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok anak
melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Pengorganisasian anak saat
kegiatan pada umumnya dengan kegiatan kelompok, namun adakalanya
diperlukan menggunakan kegiatan klasikal maupun individual.
Sebelum anak dibagi menjadi kelompok, pendidik menjelaskan
kegiatan atau hal-hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing kelompok
secara klasikal. Pada kegiatan inti dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok.
Pendidik bersama anak dapat memberi nama masing-masing
kelompok. Anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang ada pada
kelompok yang diminatinya dan tempat yang disediakan. Semua anak
hendaknya secara bergantian mengikuti kegiatan-kegiatan yang
direncanakan oleh pendidik. Setelah anak dapat mengikuti secara teratur,
maka anak boleh memilih kegiatan sendiri dengan tertib.
Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada
temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia
tempat, anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman.
Fungsi kegiatan pengaman adalah:
1) Sebagai tempat kegiatan anak yang telah menyelesaikan tugasnya
lebih cepat sehingga tidak mengganggu teman lain.
2) Untuk memotivasi anak agar cepat menyelesaikan tugasnya.
3) Untuk mengembangkan aspek emosional, sosial, kemandirian,
kerjasama dan kreativitas anak.
4) Sebagai alat peraga
Sebaiknya alat-alat yang disediakan pada kegiatan pengaman lebih
bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang
dibahas. Dan pada waktu kegiatan kelompok berlangsung, pendidik tidak
berada di satu kelompok saja melainkan juga memberikan bimbingan
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan walaupun peserta didik
tersebut berada di kelompok lain.
Kemudian dilanjutkan dengan istirahat/makan Kegiatan ini kadang-
kadang dapat digunakan untuk mengisi indikator/kemampuan yang hendak
dicapai yang berkaitan dengan kegiatan makan, misalnya tata tertib makan,
jenis makanan bergizi, rasa sosial dan kerjasama. Setelah kegiatan makan
selesai, waktu yang tersedia dapat digunakan untuk bermain dengan alat
permainan di luar kelas yang bertujuan mengembangkan fisik/motorik.
Kegiatan terakhir adalah penutup. Kegiatan yang dilaksanakan pada
kegiatan penutup bersifat menenangkan anak dan diberikan secara klasikal,
misalnya membaca cerita dari buku, pantomim, menyanyi, atau apresiasi
musik dari berbagai daerah. Kegiatan ini diakhiri dengan tanya jawab
mengenai kegiatan yang berlangsung, sehingga anak mengingat dan
memaknai kegiatan yang dilaksanakan dan kemudian dilanjutkan dengan
pesan-pesan dan doa pulang.
Didalam proses pelaksanaan model pembelajaran kelompok tersebut,
masih banyak terjadi kendala-kendala yang dialami. Misalnya guru tidak
menerapkan kegiatan pengaman sehingga setelah anak menyelesaikan
kegiatan dikelompok dan akan berpindah ke kelompok lain anak dibiarkan
berkeliaran, guru juga kurang memahami bagaimana model pembelajaran
kelompok yang sebenarnya, sarana yang kurang memadai dalam kelas
tersebut, dan malasnya guru dalam membuat media dan alat permainan yang
menyenangkan bagi anak didik sehingga guru mengajar yang seharusnya
tidak boleh diajarkan disekolah seperti menulis angka atau huruf, kemudian
membaca, dan menghitung. Lalu guru juga masih memberikan PR
(Pekerjaan Rumah) kepada anak.
D. Persiapan Mengajar Model Pembelajaran Kelompok
1. Kurikulum
Dalam dunia kependidikan sudah tak asing lagi dengan istilah
Kurikulum, karna kurikulum adalah acuan dasar atau pondasi awal untuk
dapat melaksanakannya proses pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dalam Latif dkk (2013:41) menyatakan bahwa kurikulum adalah
perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2015:10) tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa : “Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan”.
Suyadi dan Dahlia pun (2014:3) berpendapat bahwa: kurikulum
merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang di dalamnya memuat
tujuan, isi, bahan ajar, dan metode pembelajaran yang semuanya itu di
gunakan untuk membina siswa kearah prilaku yang diinginkan dan menilai
sejauh mana perubahan perilaku tersebut telah terjadi pada siswa.
Jadi, kurikulum merupakan elemen penting dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Mengapa demikian? karna jika dilihat dalam pengertian
kurikulum diatas, maka kurikulum berfungsi untuk memberikan arah,
langkah-langkah dan tujuan pelaksanaan pendidikan agar mencapai tujuan
dari pendidikan. Proses pembelajaran dapat dikatakan akan optimal jika
mengikuti kurikulum yang ada. Oleh karenanya di dalam suatu pendidikan
sangat dibutuhkan yang namanya kurikulum.
Adapun yang dimaksud dengan Kurikulum TK adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bidang pengembangan, dan
penilaian serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. KEMENDIKNAS
(2010:3)
Pada Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 pasal 3 ayat1, 2, dalam (2015 : 3),
meyatakan bahwa:
Ayat 1 Kurikulum PAUD disebut Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini, dilanjutkan dengan ayat 2 Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini Mengacu Pada Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini, Dari penjelasan diatas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pendidikan anak usia dini
dikarnakan sudah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini.
Kerangka dasar pengembangan kurikulum 2013 PAUD menetapkan 5
landasan pengembangan kurikulum, yaitu :
a. Landasan filosofis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan
sejumlah landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi anak agar menjadi indonesia
berkualitas sebagaimana yang tercantum dalam tujuan pendidikan
nasional.
berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini dikembangkan dengan menggunakan landasan filosofis sebagai
berikut.
1) pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. pandangan ini
menjadikan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam dengan prinsip Bhineka Tunggal Eka, sehingga
pendidikan diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik
dimasa depan.
2) anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. menurut
pandangan filosofis ini, prestasi bangsa diberbagai bidang
kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat
dalam isi kurikulum untuk memberi inspirasi dan rasa bangga
pada anak.
3) dalam proses pendidikan, anak usia dini membutuhkan
keteladanan, motivasi, pengayoman/perlindungan, dan
pengawasan secara berkesinambungan sebagaimana dicontohkan
Ki Hajar Dewantara.
4) anak usia dini adalah masa ketika anak menghabiskan sebagian
besar waktu untuk bermain. karenanya pembelajaran pada PAUD
dilaksanakan melalui bermain dan kegiatan-kegiatan yang
mengandung prinsip bermain.
b. landasan sosiologis
masyarakat indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam. satuan
PAUD merupakan representasi dari masyarakat yang beragam baik
dari aspek strata sosial ekonomi, budaya, etnis, agama, kondisi fisik
maupun mental. untuk mengakomodasi keberagaman itu, kurikulum
2013 pendidikan anak usia dini dikembangkan secara inklusif untuk
memberik berdasar terbentuknya sikap saling menghargai dan tidak
membeda-bedakan.
c. landasan psiko-pedagogis
kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini dikembangkan dengan
mengacu pada cara mendidik anak sebagai individu yang unik,
memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai
masa operasional kongkret, dan karenanya digunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan potensi
setiap anak.
d. landasan teoritis
kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini dikembangkan dengan
mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum
berbasis kompetensi. proses pengembangan kurikulkum secara lansung
berlandaskan pada empat standar yakni standar tingkat pencapaian
perkembangan anak, standar isi, standar proses, dan standar penilaian
pendidikan. kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.
e. landasan yuridis
landasan yuridis kurikulum 2013 pendidikan ank usian dini adalah :
1) undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1995;
2) undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional
3) undang-undang nomor 17 tahun 2005 tentang rencana
pembangunan jangka panjang nasional, beserta segala ketentuan
yang dituangkan kedalam rencana pembangunan jangka menengah
nasional
4) peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan sebagaimans telah diubah dengan peraturan
pemerintahan nomor 32 tahun 2013 tentang pengubahan atas
peraturan pemerintahan nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan; dan
5) peraturan presiden nomor 60 tahun 2013 tentang pengembangan
anak usia dini holistig-integratif.
Adapun Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, kopetensi inti, kopetensi
dasar dan lama belajar.
a. Muatan kurikulum
Muatan Kurikulum Pendidikana Anak Usia Dini berisi program-
program pengembangan yang terdiri dari :
1) Program pengembangan nilai agama dan moral dan moral
mencangkup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya
prilaku baik bersumber dari nilai agama dan moral serta kehidupan
bermasyarakat dalam konten bermain.
2) Program pengembangan fisik mencangkup perwujudan suasana
untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks
bermain.
3) Program pengembangan kognitif mencangkup perwujudan
suasana untuk berkembangnya kematangan proses berfikir dalam
konteks bermain.
4) Program pengembangan bahasa
5) Program pengembangan sosial emosional mencangkup
perwujudan suasana untuk berkembangannya kepekaan, sikap, dan
ketrampilan sosial serta kematangan emosi dalam konteks
bermain.
6) Program pengembangan seni mencangkup perwujudan suasana
untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni
dalam konteks bermain.
b. Kompetensi Inti
Kompetensi inti kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini merupakan
gambaran pencapaian standar tingkat pencapaian perkembangan anak
pada akhir layanan PAUD Usia 6 (enam) tahun. Kompetensi
mencangkup :
1) kompetensi inti-1 (KI_1) untuk kompetensi ini sikap spiritual.
2) kompetensi inti-2 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3) kompetensi inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan
4) kompetensi inti-4 KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
c. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks
muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar
yang mengacu pada kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program
pengembangan.
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan kompetensi inti yaitu :
1) Kelompok 1 : kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1
2) Kelompok 2 : kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI-2
3) Kelompok 3 : kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI-3, dan
4) Kelompok 4 : kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI-4
2. Lama belajar
1) Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh
pengalaman belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu,
satu semester, dan satu tahun. lama belajar pada PAUD
dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.
2) kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai
berikut :
a) kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama
belajar paling sedikit 120 menit per minggu
b) kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan
lama belajar paling sedikit 360 menit per minggu.
c) kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun
dengan lama belajar paling sedikit 900 menit per minggu.
Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan
pembelajaran 900 menit per minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540 menit
dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.
Program
pengembangan
kompotensi Lahir-2
tahun
2-4
tahun
4-6 tahun
1. nilai agama
dan moral
2. fisik
motorik
3. kognitif
4. bahasa
5. sosial
emosional
6. seni
A. sikap
spiritual
B. sikap sosial
C. pengetahuan
keterampilan
120
menit
per
minggu
360
menit
per
minggu
900 menit
per minggu
terdiri atas
540 menit
tatap muka
dan 360
menit
pengasuhan
terprogram
900 menit
per
minggu
150 menit
untuk 6
pertemuan
per
minggu
atau 180
menit
untuk 5
pertemuan
per
minggu
Penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
a. Kurikulum PAUD diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
tentang tujuan pembelajaran serta sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan PAUD.
Jadi menekankan pada fungsi, artinya kurikulum dipandang sebagai suatu
perencanaan pembelajaran bagi siswa.
b. Dalam kurikulum sekurang-kurangnya mengandung empat komponen
utama, yaitu tujuan, isi/materi, proses dan evaluasi.
c. Kerangka dasar kurikulum PAUD memuat tentang 5 landasan, yakni
landasan filosofis, sosiologis, psiko-pedagogis, teoritis dan yuridis.
d. Struktur kurikulum 2013 PAUD memuat tentang muatan kurikulum,
kopetensi inti (KI), Kopetensi Dasar (KD), serta lama belajar dan bahan
belajar berdasarkan kelompok.
2. Standart Kurikulum
Standar kurikulum adalah kesepakatan - kesepakatan yang telah
didokumentasikan. Didalam bawah kurikulum terdapat standar kurikulum.
Standar Pendidikan Anak Usia menurut PERMENDIKBUD (2015 : 3-4)
terdiri beberapa komponen yang diatur, antara lain :
a. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya disebut
Standar PAUD adalah kriteria tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan PAUD diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini selanjutnya
disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak
pada seluruh aspek perkembanhan dan pertumbuhan, mencangkup
aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif bahasa, sosial-
emosional, serta seni.
c. Standar isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi
menuju tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat
usia anak.
d. Standar proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada
satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan
tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia
anak.
e. Standar penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil
pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang
sesuai dengan tingkat usia anak.
f. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria tentang
kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan PAUD.
g. Standar sarana dan prasarana adalah kriteria tentang persyaratan
pendukung penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia
dini secara holistik dan integratif yang memanfaatkan potensi lokal.
h. Standar pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau
program PAUD.
i. Standar pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan besaran
biaya personal serta operasional pada satuan atau program PAUD.
j. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan
melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
k. Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan
pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk taman kanak-kanak
(TK) Raudatul athfal (RA)/bustanul athfal (BA), kelompok bermain
(KB), taman penitipan anak (TPA), dan satuan PAUD sejenis (SPS).
3. Program
Untuk dapat menyusun program pembelajaran, maka diperlukan
deteksi terlebih dahulu. Manfaat dari deteksi itu adalah untuk mengetahui
apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai usianya.
Pengertian dari deteksi dini sendiri adalah kegiatan untuk menemukan
secara dini adanya potensi dan hambatan pertumbuhan dan perkembangan
pada anak usia dini. (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015 : 50)
Lalu setelah adanya deteksi dini tumbuh kembangan anak, menjadi
dasar untuk memberikan stimulus dan intervensi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan kedalam program-
program kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di TK tersebut.
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, ( 2015 : 51)
strategi deteksi dapat dilakukan dengan cara mengamati ataupun dengan
wawancara orang tua calon peserta didik. Adapun pengamatan yang
dilakukan meliputi fisik, sikap dan prilaku anak. Sedangkan untuk
wawancara dilakukan saat orang tua mendaftarkan anaknya. Baru seorang
guru dapat menyusun program pembelajran.
Ada Beberapa Prinsip Pengembangan Program Pembelajaran PAUD
Yang Harus Di Perhatikan Menurut KEMENDIKNAS Dalam Suyadi Dan
Dahlia (2014 : 30-31), Sebagai Berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungan.
Peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan
potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga yang demokratis, serta bertanggung
jawab.
2. Beragam dan terpadu
Program pembelajaran memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenis pendidikan tanpa membedakan
agama, suku, budaya, adat istiadat, serta status sosial, ekonomi, dan
gender.
3. Tanggapan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Program pembelajaran didasarkan pada kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembanga secara dinamis.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Program pembelajaran melibatkan Stakeholders untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
didalamnyakehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Program pembelajaran mencangkup keseluruhdimensi perkembangan,
bidang kajian keilmuan, dan bidang pengembangan yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat
Hal ini mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, non formal, maupun informal dengan memperhatikan kondisi
dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang, serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Program pembelajaran memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan derah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Jadi dalam penyusunan program pembelajaran sebaiknya
memperhtikan prinsip yang ada sehingga nantinya program yang dibuat
dapat semaksimal mungkin di terapkan dalam proses pembelajaran.
Setelah adanya deteksi dini dan memperhatikan prinsip, guru langsung
dapat menyusun program pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk meyususn program pembelajaran menurut
KEMENDIKNAS, (2010 : 21) adalah :
a. Melakukan analisis konteks :
1) mempelajari dan mencermati standar nasional PAUD
2) Menganalisis kondisi yang ada di TK meliputi peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya,dan
program-program
3) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada dimasyarakat dan
lingkungan sekitar TK misalnya peran komite TK, sumber daya
alam, nilai-nilai budaya yang relevan dengan nilai-nilai agama dan
moral.
b. Menetapkan visi dan misi dan tujuan lembaga serta
mengembangkannya menjadi program kegiatan nyata dalam rangka
mengelola dan meningkatkan kualitas lembaga.
c. Menentukan isi program pembelajaran TK/program unggulan
d. Menentukan lokasi waktu program pembelajaran (Menentukan alokasi
belajar sesuai dengan kalender pendidikan yang sudah disusun dan
kondisi masing-masing.
e. Mengembangkan perencanaan kegiatan pembelajaran sebagai
persiapan proses kegiatan yang meliputi semester, Rencana kegaiatan
Mingguan dan rencana kegiatan harian.
Sedangkan menurut KEMENDIKNAS (2015 : 58-59) penyusunan
program pembelajaran sebagai berikut :
a. Membuat daftar tema dalam satu semester
b. Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema
c. Menentukan KD pada setiap tema
d. Memilih, menata, dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1) tema yang dipilih dari lingkungan yang terdekat dengan anak
kehidupan anak
2) tema dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lenbih rumit
bagi anak.
3) tema ditentukan dengan mempertimbangkan minat anak
4) ruang lingkup tema mencangkup semua aspek perkembangan
e. Menjabarkan tema kedalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih
rinci lagi menjadi sub-sub tema untuk setiap semester. Dalam
menyusun program semester, di berikan keleluasaan dalam
menentukan format.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010: 19), Perencanaan
mingguan disusun dalam bentuk rencana kegiatan mingguan (RKM). RKM
merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-
kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam
satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema.
Perencanaan Mingguan dapat disusun dalam bentuk Model
Pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman.
1. Komponen RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan
pengaman adalah sebagai berikut:
a) Tema dan sub tema.
b) Alokasi waktu.
c) TK Kelompok A atau B.
d) Bidang Pengembangan.
e) Kegiatan per bidang pengembangan
2. Langkah-langkah pengembangan RKM model pembelajaran
kelompok dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:
a) Memilih tema dan merinci sub tema.
b) Menentukan kegiatan sesuai dengan bidang pengembangan, yaitu:
Nilai –nilai agama dan Moral; Sosial Emosional; Bahasa; Kognitif;
dan Fisik. Untuk mempermudah bisa menggunakan kalimat tanya
5W1H.
c) Membuat matrik hubungan antara tema, bidang pengembangan dan
kegiatan.
d) Menentukan pelaksanaan kegiatan dalam satu minggu dari hari
Senin sampai Jum’at atau Sabtu.
Contoh RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
Tema: Binatang, Sub Tema: Binatang di dalam Kolam (ikan mas dan katak)
Kelompok/Semester/Minggu: Kelompok: A/Semester II/1
Kognitif
Membilang “ikan dan berudu di
kolam” (K)
Menunjukkan lebih banyak dan
lebih sedikit “ikan didalam kolam”
(K)
Meniru urutan pola “ikan mas,
katak, berudu, batu...” (K)
Mengelompok berdasarkan warna
dan ukuran “ikan mas dan katak
buatan-ku” (K)
Mengukur panjang dengan korek
api “ikan mas dan katak
buatanku”(K)
Mengamati “ikan mas di kolam dan
di toples kecil”(K)
Mengamati perkembangbiakan
katak”(K)
Meraba “sisik ikan” mencium “bau
ikan” (K)
Membedakan rasa “ikan mas bakar
dan ikan mas goreng”(K)
Nilai-nilai Agama dan Moral
Menceritakan “ikan mas dan katak
ciptaan Tuhan” (NAM)
Menyanyi “Ciptaan Tuhan” (NAM)
Melaksanakan Ibadah untuk
“Mensyukuri Ciptaan Tuhan”
(NAM)
Bahasa
Mendengar dan
menceritakan kembali
“ikan mas dan katak” (B)
Mengurutkan dan
menceritakan gambar seri
“perkembangbiakan katak”
(B)
Menarik garis lengkung
“sisik ikan” (B)
Menebalkan huruf “b” (B)
Bermain peran “ikan dan
berudu dikolam” (B)
Syair “ikan mas” (B)
Mengelompokkan kartu
kata “kata berhuruf awal b”
(B)
Menggambar dan
menceritakan “membakar
ikan” (B)
Binatang di
dalam Kolam:
Ikan Mas dan
Katak
Fisik/Kesehatan Fisik
Makan makanan
bergizi “ikan mas
goreng/bakar” (F)
Mengukur tinggi
badan “anak yang
suka ikan dan yang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPPM menurut Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan 2015 adalah:
1. komponen RPPM antara lain KD (Kompetensi Dasar), Materi
Pembelajaran dan Uraian Kegiatan Perhari.
2. Materi pembelajaran diambil dari hasil analisis setiap KD, contoh materi
terssebut adalah:
Kelompok : B (5-6)
Semester/Minggu : I / 2
TEMA/SUB TEMA : Diriku / Tubuhku
Kompetensi Dasar MATERI PEMBELAJARAN
3.6-4.6
3.7-4.7
3.9-4.9
3.11-4.11
3.12-4.12
3.15-4.15
Warna, ukuran, tekstur
Anggota keluarga, teman
Nama benda
Mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal
Hubungan bunyi/gambar dan huruf
Karya seni gambar/lukis, karya tangan
3. Uraian kegiatan dan RPPM berusia 5-6 untuk kegiatan pelaksanaan
pembelajaran perhari, uraian kegiatan pembelajaran ini dibuat secara utuh
Fisik/Motorik Kasar:
Berjalan dipapan titian “di atas
kolam” (F)
Melompat “katak melompak”(F)
Menangkap “ikan mas” (F)
Berjalan zig-zag “ikan berenang”
Fisik/Motorik Halus:
Melipat dan menggunting “ikan dan katak”(F)
Membentuk dari koran bekas “ikan mas,
berudu,” (F)
Membentuk pasir basah “kolam ikan” (F)
Membuat berbagai bentuk dengan balok
“kolam” (F)
Merobek karton “rumput dipinggir kolam”(F)
Bermain dengan alat perkusi “botol dan
aquarium”(F)
Membuat deorama/maket “ikan dan katak di
dalam kolam (F)
dalam bentuk misalnya permainan, senam, gerak dan lagu, menari,
menyanyi, syair, mencipta berbagi bentuk kreativitas Uraian kegiatan
pelaksanaan pembelajaran ini dapat menjadi bahan utama penyususnan
RPPH. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat contoh rencana pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM) model pembelajaran kelompok berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
Usia : 5-6 Tahun
Semester/Minggu : I/2
Tema/Subtema/subsubtema : Diriku/Tubuhk
Materi Pembelajaran :
Nama dan fungsi anggota tubuh, seni suara,
Syair, Warna, ukuran, tekstur, karya tangan
Karya seni gambar
KUAMATI TUBUHKU DICERMIN
a. Mengamati dan Tanya jawab tubuhku
b. Mengucap syair “Tubuhku”
c. Membuat boneka orang dari kertas koran
d. Melengkapi gambar “Orang”
e. Finger Painting “Orang”
WAJAHKU
a. Mengamati dan bercakap-cakap “Wajahku”.
b. Melengkapi gambar wajah
c. Mewarnai “Wajahku”
d. Bermain kartu kata awalan “Ma”
e. Bermain eksprsi wajah.
TANGAN DAN KAKIKU
a. Bercakap-cakap tentang tangan dan kaki
b. Bernyayi “Tepuk tangan”
c. Berlomba memasang kaos kaki
d. Membuat boneka kaos tangan dan boneka kaos kaki
e. Meronce “Gelang” dari manik-manikdengan pola
aabb,aabb
f. Mengelompokkan kaos kaki berdasarkan ukuran dan
warna PANCA INDERA
a. Bercakap-cakap tentang panca indera dan
kegunaanya
b. Ritmik terpimpin
c. Mengambar benda-benda berbau (misal: wangi,
busuk)
d. Bermain kotak ajaib (kegiatan ini dapat dilakukan
dengan cara “menebak, melihat, meraba, mengecap,
menghidu, benda-benda yang ada didalam kotak”)
e. Mengelompokkan benda berdasarkan kasar,halus
f. Bernyayi “Guna panca indera”
MANDI
a. Mengamati dan Tanya jawab “alat-alat mandi dan cara
mandi”
b. Bernyayi lagu “Mandi”
c. Demonstrasi mandi
d. Membuat bak mandi dari balok
e. Berkreasi dengan playdough
f. Memasangkan bilangan dengan lambing bilangan
g. Bermain kartu huruf
KEGIATAN UNTUK MENCAPAI KD
1.1, 2.1, 2.2, 2.5,2.8, 2.12,
3.3-4.3,3.7-4.7,3.15-4.15, 3.11-4.11, 3.14-4.14, 3.9-4.9, 3.6-4.6, 3.12-4.12
TUBUHKU
47
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010: 25), Perencanaan
harian disusun dalam bentuk rencana kegiatan harian (RKH). RKH
merupakan penjabaran dari rencana kegiatan mingguan (RKM). RKH
memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara
individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. RKH terdiri atas
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan
penutup.
Rencana kegiatan harian (RKH) dapat disusun dalam bentuk model
pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman
a. Komponen RKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut:
a) Hari, tanggal, waktu.
b) Indikator
c) Kegiatan pembelajaran.
d) Alat/sumber belajar
e) Penilaian perkembangan anak didik.
b. Langkah-langkah penyusunan RKH model pembelajaran kelompok
dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:
a) Memilih indikator yang sesuai dalam RKM untuk dimasukkan
kedalam RKH. Penulisan indikator dalam RKH diberi keterangan
bidang pengembangan.
b) Memilih kegiatan yang sesuai dalam RKM untuk mencapi indikator
yang dipilih dalam RKH.
48
c) Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatn
akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi kedalam
kelompok sesuai program yang direncanakan.
d) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
e) Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan.
f) Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur
ketercapaian indikator.
g) Merencanakan penataan lingkungan belajar dan bermain.
Contoh RKH Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan
pengaman
RENCANA KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
SEMESTER/MINGGU : II/1
TEMA/SUB TEMA : Binatang/Binatang di dalam Kolam (ikan mas
dan katak
HARI, TANGGAL : Senin, 12 januari 2010
WAKTU : 07.30 – 10.15
INDIKATOR
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALAT/
SUMBER
BELAJAR
PENILAIAN
PERKEMBANGAN
PESERTA
Alat Hasil
- Mengikuti aturan
(NAM)
- Berdoa sebelum
melakukan kegiatan
(NAM)
- Mendengarkan cerita
Upacara bendera ±15 menit
I. KEGIATAN AWAL ± 30
MENIT (KLASIKAL)
- Bernyanyi, salam dan
berdoa
- Menceritakan “ikan
Tiang bendera
dan bendera
Peserta
langsung
Buku cerita
Observasi
Observasi
Percakapan
49
sederhana (B)
- Berjalan-jalan diatas
papan titian(F)
- Menceritakan
kembali isi cerita
yang pernah
didengar (B)
- Membilang dengan
menunjuk benda
sampai 10 (K)
- Menunjukkan dua
kumpulan benda
yang sama
jumlahnya, lebih
banyak dan lebih
sedikit (K)
- Menunjukkan
sebanyak-
banyaknya hewan
menurut ciri-ciri
tertentu (K)
- Menyanyi 15 lagu
anak-anak (F)
- Bermain dengan alat
perkusi sederhana
(F)
mas dan katak ciptaan
Tuhan”
- Pemberian tugas:
berjalan di atas papan
titian “ diatas kolam”
II. KEGIATAN INTI ± 60
MENIT (IND/KEL)
- Pemberian tugas:
Mendengar dan
menceritakan kembali
“ikan mas dan katak”
- Pemberian tugas:
membilang “ikan dan
berudu di kolam/di
toples”
- Pemberian tugas:
menunjukkan lebih
banyak dan lebih sedikit
“ikan didalam kolam”
- Pemberian tugas:
mengamati “ikan mas
dikolam dan toples
kecil” (K)
- Pemberian tugas:
bermain dengan alat
perkusi “ botol dan
aquarium” (F)
III. ISTIRAHAT/MAKAN ±
30 MENIT
- Mencuci tangan, berdoa
sebelum dan sesudah
makan
- Bermain
IV. KEGIATAN AKHIR ±
Papan titian di
atas kolam
atau bak air
Buku cerita,
kertas A4 dan
krayon
Kolam atau
toples berisi
ikan dan
berudu
-idem-
-idem-
Botol dan
aquarium
berisi air
Unjuk kerja
Percakapan
Penugasan
Penugasan
hasil karya
Unjuk kerja
Observasi
Unjuk kerja
50
- Menyanyi 15 lagu
anak-anak (F)
30 MENIT
(KELOMPOK)
- Menyanyi lagu “ikan di
dalam kolam”
- Diskusi tentang
kegiatan satu hari
- Doa pulang dan salam
Air, serbet,
bekal anak
Alat bermain
diluar kelas
Gambar
Jakarta,............................................
Mengetahui Kepala TK, Guru Kelas,
................................... ..........................................
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Model
pembelajaran kelompok menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2015.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Kompetensi Dasar (KD):
1.1,2.9,3.5,4.5,3.7,4.7,3.8,4.8,3.9,4.9,3.11,4.11,3.13,4.13,3.15,4.15
Indikator Pencapaian Pembelajaran:
Beberapa indikator pencapaian pembelajaran pada kegiatan antara lain:
Usia : 5-6 tahun
Semester / minggu : I / 13
Tema / sub tema / sub sub tema : Binatang /Binatang di air
/ Ikan
51
Anak berdoa
Anak menyebutkan ciptaan Tuhan
Anak menyayangi sesama mahluk
Anak mau membantu temannya
Anak memancing, menangkap ikan dengan alat
Anak dapat mengambil makanan ikan dengan tidak tumpah
Media / sumber belajar:
Kolam ikan, alat pancing, jala ikan, orang memancing dan menjala ikan,
makanan ikan
Langkah Kegiatan:
I. Pembukaan
- Berdoa, Salam
- Bercakap-cakap sesuai tema, misalnya jenis-jenis binatang di air
(ikan, katak, ular, buaya, kura-kura, udang, kepiting)
II. Inti
a. Mengamati
Pergi kekolam ikan
Anak mengamati langsung orang yang sedang memancing,
menangkap ikan dan/atau memberi makan ikan di kolam
b. Menanya
Anak didorong untuk bertanya tentang objek yang diamati. Salah
satu cara untuk mendorong anak bertanya adalah dengan bertanya
“anak-anak apa yang ingin kamu ketahui tentang ikan dikolam
ini?”, kemungkinan respon yang muncul dari pertanyaan ini adalah
“itu ikan apa?” untuk menjawab pertanyaan itu guru mendorong
anak lain untuk menjawb, misalnya pertanyaan yang diajukan
“bagaimana cara memancing”, “alat apa yang dipakai untuk
memancing”
c. Mengumpulkan informasi, manalar dan mengomunikasikan
52
Guru merespons pertanyaan anak dan menyiapkan berbagai
kegiatan yang bisa menjawab pertanyaan anak.
Kegiatan 1 : memancing, menangkap dan memberi makan ikan
Anak menyiapkan alat memancing dan melakukan percobaan
untuk memancing ikan, menangkap ikan dengan jala dan
mencoba memberi makan ikan.
Anak yang telah mendapat ikan memasukkannya ke dalam
wadah yang telah disediakan.
Anak yang tealah mendapatkan ikan memasukkannya ke dalam
wadah yang disediakan dan menghitungnya.
Anak menceritakan pengalaman melakukan kegiatan
memancing, menjala atau memberi makan ikan.
Anak mengamati langsung orag yang sedang memancing,
menangkap ikan dan/atau memberimakan ikan di kolam.
Kegiatan 2: menghitung kartu gambar ikan sesuai lambang
bilangan
Anak bermain kartu-kartu gambar dan kartu bilangan untuk
melakukan kegiatan menghitung benda
Anak menyampaikan hasil kegiatan menghitung benda
Kegiatan 3: Membedakan benda ciptaan Tuhan dan buatan
manusia serta menggambar bebas
Anak menyebutkan benda-benda yang diciptakan Tuhan dan
yang buatan manusia berdasarkan hasil kunjungan ke kolam
ikan.
Anak menggambar bebas sesuai dengan pengalaman kunjungan
ke kolam ikan
Anak menceritakan isi gambar yang dibuatnya.
III. Istirahat, makan, bermain
IV. Penutup
Tepuk dengan pola “memancing ikan”.
53
Membicarakan mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
selama satu hari
Berdoa, salam
E. Penelitian yang Relevan
Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di tunjukkan dalam
beberapa penelitian, yaitu:
1. Rosalina Hipi 2014, skripsi yang berjudul “Peranan Guru Dalam
Menerapkan Model Pembelajaran Kelompok Di Kelompok B TK
Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,
dengan prosedur pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sumber data adalah guru. Analisis data dimulai dengan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu peran guru dalam
menerapkan model pembelajaran kelompok di kelompok B TK Negeri
Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo telah dijalankan namun
belum maksimal.
Kegiatan Pengaman:
Bermain Puzzle, pasir,
membaca buku pengetahuan “Ikan”
54
2. Catur Dinarti 2014 Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Kognitif Anak
Dalam Mengklasifikasikan Benda Kelompok B di TK Permata Bangsa
Sukolilo Kota Surabaya”. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, teknik pengumpulan data menggunaka tes dan observasi.
Teknik analisis data menggunakan satistik non-parametris. Dari
penelitian tersebut, berdasarkan analisa data disimpulkan hasil
penelitian adalah adanya pengaruh yang signifikan pada penerapan
model pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan kognitif anak
dalam mengklasifikasikan benda kelompok B di TK Permata Bangsa
Sukolillo Kota Surabaya.
3. Nuri Rachmawati 2013 skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
pembelajaran Kooperatif Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia
Dini Pada Kelompok B di TK Pertiwi 1, Karangmojo, Tasikmadu,
Karanganyar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis
metode pre eksperimental design yaitu one-group-pretest-posttest
design. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Pertiwi
Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar. Teknik analisis data yang
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan uji
paired sample t test dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran kooperatif
terhadap perkembangan sosial pada anak kelompok B di TK Pertiwi I
Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar tahun ajaran 2013.
55
Dari penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak metode
penelitian yang dapat digunakan, ada yang menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, ada yang menggunakan pendekatan
eksperimen. Teknik pengumpulan datanya juga bermacam-macam, ada yang
menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.
Sementara penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian
deskriptif dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dalam bentuk persentatif.teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, observasi,
wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru
yang mengajar di 7 sekolah ada 14 kelas dan 23 guru di TK Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi yang menerapkan model pembelajaran kelompok.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Menurut Arikunto
(2013:3) menyatakan bahwa istilah deskriptif berasal dari bahasa inggris to
describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan suatu hal, misalnya
keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal
lain berkaitan dengan topik penelitian, yang nantinya hasil penelitian dipaparkan
dalam bentuk laporan penelitian.
56
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:26-27) “metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif keberadaannya tidak perlu dipertentangkan
karena justru keduanya saling dipertentangkan karena keduanya justru saling
melengkapi (complement each other). Metode penelitian kuantitatif cocok
digunakan untuk penelitian yang masalahnya sudah jelas, dan umumnya
dilakukan pada populasi yang luas sehingga hasil penelitian kurang mendalam.
Sementara itu penelitian kualitatif cocok digunakan untuk meneliti dimana
masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak luas, sehingga
hasil penelitian lebih mendalam dan bermakna.
Penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik
pengumpulan data (bukan metodenya), sepertinya penggunaan triangulasi dalam
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif misalnya, teknik pengumpulan
data yang utama misalnya menggunakan kuesioner, data yang diperoleh adalah
data kuantitatif. Untuk memperkuat data hasil kuesioner tersebut, maka dapat
dilengkapi dengan observasi atau wawancara kepada responden yang telah
memberikan angket tersebut, atau orang lain yang memahami terhadap masalah
yang diteliti.
Dengan demikian, penelitian ini akan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya tentang pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi dengan pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dan kualitatif, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas objek, subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013 : 80).
57
Menurut Arikunto (2013 : 173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan hasil survei peneliti dikantor UPTD Pendidikan Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi terdapat 25 Lembaga Taman Kanak-kanak. Adapun
populasi penelitian ini adalah seluruh TK di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
sebagaimana yang tercantum dibawah ini:
Tabel 3.1 Populasi sekolah yang ada di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
No Nama Tk Alamat
1. Tk Al-Aqsha Jln. MT.Haryono No.04
2. Tk Adhyaksa Jl. Jend. Urip Sumoharjo No 33
3. Tk Aisyiah III Jl. Kapten A.Bakarudin Lrg. Nusa
Indah II Rt.32/16
4. Tk Al Fatih Kids Jl. Parluhutan Lubis No. 06
5. Tk Al Hidayah Jl. Depati Purbo
6. Tk An-Nahl Jl. Kaktus Rt 16
7. Tk Buah Hati Jl. Kol. Amir Hamzah Lrg.
Kenanga 2 No. 37 Rt.05
8. Tk Bustanul Athfal Aisyiyah
Wilayah Jambi
Jl. Kapten Pattimura Rt 15
9. Tk Golden Kids Simp IV Sipin
10. Tk Harapan Bunda Jl. Perumnas Aurduri No 70
11. Tk Islam Al Amal H. Kasim Alamlah Rt. 17 No 03
12. Tk Islam An Nizham Jln. Inu Kertapati Komp. DPRD
13. Tk Islam An Nur Jln Yulius Usman
58
14. Tk Islam Azzahra Jl. A. Thalib No 05
15. Tk Islam Fatmawati Arif Rahman Hakim Rt. 34
16. Tk Islam Terpadu Cahaya
Hati
Perumnas Aurduri Blok. E No 343
17. Tk Islam Terpadu Nurul Ilmi Jl. Julius Usman Rt. 18 Kel.
Pematang Sulur
18. Tk Islam Uswatun Hasanah Golf II No. 49 RT 12
19. Tk Magali Jl. RE. Martadinata Rt 04
20. Tk Mentari Pagi Jln Lintas Timur Aur duri Rt 12
21. Tk Pertiwi II Letjen Soeprapto No. 63
22. Tk Rosana Jl RE Martadinata Rt 04
23. Tk Al Fadhl Jl RD Suhur
24. Tk Kasih Ibu Perumahan Aurduri Blok B No 76
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Arikunto (2013:174)
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sampel dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di 7 sekolah
dengan jumlah total semua 23 guru TK Kecamatan Telanai Pura yang
menggunakan model pembelajaran kelompok yaitu dapat dilihat pada tabel 3.2
sebagai berikut:
59
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Nama TK Jumlah
Guru Alamat
1 Tk Kasih Ibu 2 Perumahan Aurduri Blok B No 76
2 Tk Harapan Bunda 3 Jl. Perumnas Aurduri No 70
3 Tk Al Hidayah 3 Jl. Depati Purbo
4 Tk Islam Al Amal 2 H. Kasim Alamlah Rt. 17 No 03
5 Tk Islam An Nur 4 Jln Yulius Usman
6 Tk Islam Azzahra 7 Jl. A. Thalib No 05
7 Tk Mentari Pagi 2 Jln Lintas Timur Aur duri Rt 12
Jumlah 23
C. Sumber Data
Sumber data menurut Riduwan (2013:69) di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Sumber data primer adalah cara pengambilan data yang dihimpun
langsung oleh peneliti (langsung ke subjek).
2. Sumber data sekunder apabila cara pengambilan data melalui tangan
kedua (melalui laporan, ataupun berkas-berkas serta pendokumentasian).
Jadi sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan sekunder, yaitu data yang diperoleh dari subyek penelitian langsung
berupa data angket yang disebarkan kepada subjek penelitian, observasi,
wawancara dan pendokumentasian berupa foto-foto.
D. Teknik Pengumpulan Data
60
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Menggunakan angket, yaitu memberi beberapa pernyataan kepada
responden dan akan dikelola dalam bentuk persentatif serta
menjelaskan dengan tulisan yang akan ditulis peneliti.
2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan terhadap TK Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi melalui beberapa pernyataan tentang
responden dan akan dikelola dalam bentuk persentatif.
3. Wawancara, yaitu penelitian melakukan wawancara terhadap guru TK
di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi yang menerapkan model
pembelajaran kelompok.
4. Dokumentasi, yang digunakan peneliti adalah foto tentang keadaan
sekolah.
E. Instrumen Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator No Item
Model
Pembelajaran
Kelompok
1. Settingan
Kelas
1.1 Penataan Perabot
Diruangan
1.2 Pengelompokan
Meja dan kursi
1.3 Variasi dinding
1.4 Peletakan dan
penyimpanan alat
bermain
1.5 Alat bermain
untuk kegiatan
pengaman
1,2,3
4,5,6
7,8,9
10,11,12
61
13,14,15
2. Persiapan
Mengajar
2.1 Kurikulum
2.2 Standar kurikulum
2.3 Program
2.3.1 program
tahunan
2.3.2 program
semester
2.4 RPPM
2.5 RPPH
16,17,18
19,20,21
22,23,24
25,26,27
28,29,30
3. Proses
Pelaksanaan
3.1 Kegiatan
Pendahuluan/awal
3.2 Kegiatan inti
3.3 Istirahat
3.4 Kegiatan Penutup
31,32,33
34,35,36
37,38,39
40,41,42
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi
Variabel Indikator Deskriptor Deskripsi
Hasil
Penelitian
Model
Pembelajaran
Kelompok
1. Settingan
Kelas
1. Penataan Perabot
Diruangan
2. Pengelompokan Meja
dan kursi
3. Variasi dinding
4. Peletakan dan
penyimpanan alat
bermain
5. Alat bermain untuk
62
kegiatan pengaman
2. Persiapan
Mengajar
1. Kurikulum
2. Standar kurikulum
3. Program
a. program tahunan
b. program semester
4. RPPM
5. RPPH
3. Proses
Pelaksanaan
1. Kegiatan
Pendahuluan/awal
2. Kegiatan inti
3. Istirahat
4. Kegiatan Penutup
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara
No. Item Pertanyaan
1 Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK?
2 Apakah setingan kelas sudah sesuai dengan model pembelajaran
kelompok?
3 Apa yang dipersiapkan sebelum pelaksanaan pembelajaran?
4 Adakah hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran?
F. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dari hasil jawaban responden melalui angket dan
observasi maka langkah berikutnya adalah menganalisis data sesuai dengan
pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan dan diinterpretasikan. Dalam analisa
data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
63
1. Menganalisa jawaban responden hasil angket pada masing-masing
nomor, untuk pernyataan positif, bila menjawab Ya = 1 dan Tidak =
0, sedangkan untuk pernyataan negative, bila menjawab Ya = 0 dan
bila menjawab Tidak = 1.
2. Mencari perhitungan persentase data yang diperoleh dari masing-
masing jawaban sebagaimana yang dikemukakan oleh Sutja A, dkk
(2012:106) Formula Persentase:
Keterangan:
P = persentase yang dihitung
∑Fx = jumlah frekuensi yang diperoleh dari yang menjawab
∑Fn = jumlah frekuensi dari keseluruhan data
3. Persentase data dengan formulasi kriteria penafsiran menurut Sutja. A,
dkk (2014 : 15)
Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Persentase
Aspek Yang Dinilai
Persentase Kualitas
89 – 100 Sangat baik
60 – 88 Baik
41 – 59 Sedang
P = ∑𝑓𝑥
∑𝑓𝑛 𝑥 100%
64
12 – 40 Kurang baik
< 12 Tidak baik
Selanjutnya teknik analisis data yang digunakan melalui wawancara,
peneliti menganalisis data dengan mengumpulkan dan mencatat semua
catatan tulisan dilapangan diamana data diperoleh sangat banyak dan
kompleks, maka itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Setelah informasi
tersususun kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
keputusan yang terus berkembang dalam bentuk uraian singkat. Dan
selanjutnya verifikasi atau penarikan kesimpulan yang merupakan
sebagian dari suatu kegiatan yang utuh berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi.
Peneliti melakukan penelitian tentang pelaksanaan model pembelajaran
kelompok pada Indikator Settingan Kelas, Indikator Persiapan Mengajar
dan Indikator Proses Pelaksanaan.
1. Temuan Settingan Kelas
Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dilapangan, dengan
mengumpulkan data dari angket, observasi dan wawancara dari 7 sekolah
TK yang ada diKecamatan Telanai Pura Kota Jambi dapat ditemukan
65
bahwa pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator settingan
kelas yang terdiri dari penataan perabot diruangan, pengelompokan meja
dan kursi, variasi dinding, peletakan dan penyimpanan alat bermain dan alat
bermain untuk kegiatan pengaman hampir seluruhnya sudah memenuhi
kriteria untuk kelas model pembelajaran kelompok seperti dibawah ini:
2. Temuan Persiapan Mengajar
Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dilapangan, dengan
mengumpulkan data dari angket, observasi dan wawancara dari 7 sekolah
TK yang ada diKecamatan Telanai Pura Kota Jambi dapat ditemukan
bahwa pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator
persiapan mengajar yang terdiri dari kurikulum, standar kurikulum,
program, RPPM dan RPPH.
Kurikulum yang digunakan oleh 7 sekolah yang ditemukan dilapangan
yaitu kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini nomor 146 tahun 2014.
tetapi masih ada yang menggunakan kurikulum KTSP. Standar yang
66
digunakan yaitu standar nasional pendidikan anak usia dini nomor 137
tahun 2013. Program yang digunakan di 7 sekolah TK hampir sama yaitu
terdiri dari Kompetensi Inti (KI) / Kompetensi Dasar (KD) dan dilakukan
selama satu tahun yaitu Semester 1 dan Semester 2 berdasarkan dengan
tema seperti tabel dibawah ini:
No Tema Perkiraan Waktu (Minggu)
1 Diri Sendiri 3
2 Lingkunganku 3
3 Kebutuhanku 3
4 Binatang 4
5 Tanaman 4
6 Rekreasi 2
7 Pekerjaan 3
8 Air, Udara, Api 3
9 Alat Komunikasi 2
10 Tanah Airku 2
11 Alam Semesta 2
Jumlah 34
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada program dibawah ini
49
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KI-1 Menerima ajaran agama yang
dianutnya
1.1 Mempercayai adanya Tuhan mellui
ciptaannya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
KI-2
Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang lain, mampu menyesuaikan diri, jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan teman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan
hidup sehat
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
50
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap ingin tahu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap kreatif
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap estetis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap percaya diri √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.7
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu gliran, mau mendengarkan ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan
kemandirian √ √ √
51
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap perduli dan mau membantu jika diminta bantuannya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap menghargai dan toleran kepada orang lain
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.11 Memiliki perilaku yang dapat
menyesusikan diri √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap tanggung jawab √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap jujur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.14
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah diri dan santun kepada orang tua, pendidik dan teman
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman,
pendidik, lingkungan sekitar, 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
52
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
agama, teknologi, seni dan budaya du rumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan cara : mengamati dengan indera (melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba); mengumpulkan informasi; menalar; dan mengomunikasikan melalui kegiatan bermain
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-
hari √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.2 Mengenal perilaku baik sebagai
cerminan akhlak mulia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi dan
gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
3.4 Mengetahui cara hidup sehat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
53
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
3.5 Mengetahui cara memecahkan
masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
3.6
Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga,
teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
3.8 Mengenal lingkungan alam (hewan,
tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3.9
Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll)
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
3.10 Memahami bahasa reseptif
(menyimak dan membaca)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
54
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
3.11 Memahami bahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.12 Mengenal keaksaraan awal melalui
bermain √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.14 Mengenali kebutuhan, keinginan, dan
minat diri
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas
seni √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
KI.4
Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
55
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari-
hari dengan tuntunan orang dewasa
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.2 Menunjukkan perilaku santun sebagai
cerminan akhlak mulia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
\√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk
pengembangan motorik kasar dan halus
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk
hidup sehat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari
secara kreatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
4.6
Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagaihasil karya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √
56
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
4.7
Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
4.8
Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.9
Menggunakan teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.10 Menunjukkan kemampuan berbahasa
reseptif (menyimak dan membaca) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
57
No KOMPETENSI INTI (KI) / KOMPETENSI
DASAR (KD)
Semester I Semester II
aku Lingku-
nganku kebutuhanku Binatang Tanaman rekreasi Kendaraan Pekerjaan Api, air, udara Alat komks
Negara-ku
Alam semesta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa
ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.12 Menunjukkan kemampuan keaksaraan
awal dalam berbagai bentuk karya
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √
4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara
wajar
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4.14 Mengungkapkan kebutuhan, keinginan
dan minat diri dengan cara yang tepat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni
dengan menggunakan berbagai media
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RPPM yang digunakan di TK Harapan Bunda, TK Kasih Ibu, TK Al Hidayah, TK Alamal, TK Annur, TK Azzahra dan TK Mentari
Pagi yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) kurikulum 2013 seperti dibawah ini
58
31
TEMA :KEBUTUHANKU KELOMPOK : B SEMESTER / MINGGU : 1 / 7 KD:1.1, 2.2. 2.4, 2.6, 2.7, 2.13, 2.14, 3.1, 4.1, 3.3, 4.3, 3.4, 4.4, 3.5, 4.5, 3.6, 4.6, 3.9, 4.9, 3.10,
4.10, 3.12, 4.12. 3.14, 4.14.
NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN
1 MAKANAN 1.1.4.Bersyukur atasnikmat Tuhan (makanan)
1.Berdiskusi tentang guna makanan bagi tubuh
- Manfaat 2.2.1.Mencoba memasaknasi 2.Mengelompokkan makanan pokok,sayuran,lauk.
- Sumber 2.4.2.Gerakan sederhana 3.Menghitung sendok - Jenis 2.6.5. Tata tertib makan 4.Memperagakan makan yang tertib
dan sopan (memberi tanda) - Alat – alat
memasak, makan
2.7.2.Antri cuci tangan sebelum makan
5.Memilih makanan yang sehat dan bergizi (sebab akibat)
- Cara menyajikan
2.13.1.Tidak mengambil barang milik orang lain
6.Berdoa sebelum dan sesudah makan
2.14.1.Kebiasaan mengucap terimakasih
7.Membersihkan alat-alat makan setelah digunakan
3.1.2& 4.1.2.Doa sebelum dan sesudah makan
8.Meniru menulis nama-nama makanan pokok
3.3.3 dan 4.3.3.Makan dengan tangan kanan
9.Mengelompokkan kata – kata sejenis
3.4.7.dan 4.4.7.Makan yang teratur & makanan
10.Meneruskan pola gambar alat-alat untuk makan
makanan yang bergizi 11. Menceritakan cara memasak nasi
3.5.3.dan 4.5.3. Puzel 12.Menyusul puzel gambar panci 3.6.4.dan 4.6.4.Meneruskan
pola alat-alat makan 13.Mencuci tangan yang benar
sebelum makan 3.6.7.dan 4.6.7.Konsep bilangan 14.Menunjukkan makanan
kesukaan 3.9.1.dan 4.9.1.Pengenalan
alat-alat makan, memasak 15.Menata meja makan
3.10.1dan 4.10.1.Percakapan dengan teman
16.Melipat serbet makan
3.12.2.dan 4.12.2.Huruf awal sama nama makanan
17.Mencocok gambar bakul nasi
3.14.3.dan 4.14.3.Makanan kesukaanku
18.Membuat gambar makanan sesuai angka
19.Membaca sajak 20.Melengkapi gambar makanan 4
sehat 5 sempurna 21.Mengisi pola gambar pisang 22.Menghubungkan gambar alat –
alat memasak dengan kartu kata
23.Menggambar peralatan
32
memasak 24.Membuat gambar jam 25.Membawa beban di atas kepala 26.Menyebutkan posisi benda
RPPH yang digunakan di TK Harapan Bunda, TK Kasih Ibu, TK Al Hidayah, TK
Alamal, TK Annur, TK Azzahra dan TK Mentari Pagi yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) kurikulum 2013 seperti dibawah ini
Kelompok Usia : B Semester/Minggu : II/18 Hari/Tanggal : Senin, 9 Januari 2017 Alokasi Waktu : 2 Jam 30 Menit Tema/Sub Tema/Sub-sub Tema : Rekreasi/Kendaraan Darat/Mobil Kompetensi Dasar : 1.1, 3.1, 3.2, 4.2, 2.1, 3.3, 4.3, 3.5, 4.5, 3.6,
4.6, 3.11, 2.7, 3.15, 4.15
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengenal ciptaan Tuhan
Mengembangkan motorik kasar dan motoric halus
Mengenal konsep bilangan
Mengenal konsep warna, bentuk, ukuran dan fungsi kendaraan
Dapat mengungkapkan dengan kalimat sederhana
Menambah kosakata II. MATERI PEMBELAJARAN
Upacara bendera
Berbaris, ikrar
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Mengenal konsep warna
Bertepuk mobil
Tanya jawab tentang kendaraan didarat
Memanjat tangga majemuk III. ALAT DAN BAHAN
Gambar mobil dan APE
Lembar kerja, pensil dan krayon IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
A. Pembukaan
Berdo’a, salam
Bertepuk mobil
Berjalan lurus kedepan
Menyebutkan bagian-bagian mobil
33
B. Kegiatan Inti
Menjiplak gambar “mobil”
Menarik garis gambar ke tulisannya
Meniru tulisan kata “Mobil” C. Penutup
Berdiskusi tentang kegiatan satu hari
Iqra’
Menyanyikan lagu “Mobil Mogok”
Informasi kegiatan esok hari
Berdo’a, salam dan pulang
Diketahui Oleh, Jambi, 9 januari 2017 Kepala Sekolah Guru kelas …………………….. ……………………………….
Itulah tadi temuan dilapangan yang peneliti dapatkan tentang pelaksanaan
model pembelajran kelompok pada indikator persiapan mengajar yang terdiri
dari Kurikulum, Standar, Program Tahunan, RPPM dan RPPH di TK
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi.
3. Temuan Proses Pelaksanaan
Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dilapangan, dengan
mengumpulkan data dari angket, observasi dan wawancara dari 7 sekolah TK
yang ada diKecamatan Telanai Pura Kota Jambi dapat ditemukan bahwa
pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator proses pelaksanaan
terdiri dari kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, Istirahat dan Penutup.
34
Dalam proses pelaksanaan ini dilapangan guru tidak melakukan dengan
benar dan belum sesuai dengan teori model pembelajaran kelompok yang
sebenarnya. Misalnya pada kegiatan inti seharusnya ada kegiatan pengaman
yang dilakukan tetapi guru tidak menggunakan kegiatan pengaman sehingga
sehingga setelah anak menyelesaikan kegiatan dikelompok dan akan
berpindah ke kelompok lain anak dibiarkan berkeliaran. Selain itu yang
ditemukan peneliti guru mengajar yang seharusnya tidak boleh diajarkan
disekolah seperti menulis angka atau huruf, kemudian membaca, dan
menghitung. Anak dibiarkan menulis huruf sebanyak satu lembar buku setiap
harinya. Lalu guru juga masih memberikan PR (Pekerjaan Rumah) kepada
anak.
Pada dasarnya guru melakukan itu selain guru malas membuat media dan
alat permainan yang menyenangkan bagi anak didik. Kurangnya sarana dan
prasarana yang memadai disekolah, selain itu tuntutan orang tua yang anak
nya harus bias membaca dan menulis agar nantinya anak bisa masuk SD
dengan mudah. Tetapi selain itu guru sudah melakukan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang benar mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, istirahat dan kegiatan penutup.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Angket
Data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada 23 respoden, setelah
dihitung presentase frekuensi yang menjawab Ya dan Tidak terhadap 42
35
item pertanyaan indikator pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi yang disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Deskripsi Data Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok
Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
Berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang diperoleh dari hasil
penyebaran angket dari 23 responden, kemudian diolah dengan
menggunakan teknik statistik, maka diperoleh hasil penelitian yang
disajikan pada tabel 4.5.
No
Item
Jawaban No
Item
Jawaban
Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah
1 16 7 23 23 23 0 23
2 6 17 23 24 0 23 23
3 23 0 23 25 15 8 23
4 23 0 23 26 18 5 23
5 6 17 23 27 3 20 23
6 16 7 23 28 4 19 23
7 0 23 23 29 21 2 23
8 16 7 23 30 2 21 23
9 23 0 23 31 23 0 23
10 0 23 23 32 23 0 23
11 20 3 23 33 0 23 23
12 20 3 23 34 19 4 23
13 7 16 23 35 2 21 23
14 20 3 23 36 16 7 23
15 2 21 23 37 0 23 23
16 21 2 23 38 23 23 23
17 8 15 23 39 23 0 23
18 19 4 23 40 17 6 23
19 18 5 23 41 0 23 23
20 7 16 23 42 23 0 23
21 16 7 23
22 23 0 23
Jumlah 565 401
36
1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok
Tabel 4.5 Distribusi Hasil Penelitian Pelaksanaan Model Pembelajaran
Kelompok Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
No
Item
Jawaban Bobot No
Item
Jawaban Bobot
Ya % Tdk % B % Ya % Tdk % B %
1 16 70 7 30 16 70 23 23 100 0 0 23 100
2 6 26 17 74 17 74 24 0 0 23 100 23 100
3 23 100 0 0 23 100 25 15 65 8 35 15 65
4 23 100 0 0 23 100 26 18 78 5 22 18 78
5 6 26 17 74 17 74 27 3 13 20 87 20 87
6 16 70 7 30 16 70 28 4 17 19 83 19 83
7 0 0 23 100 23 100 29 21 91 2 17 21 91
8 16 70 7 30 16 70 30 2 9 21 91 21 91
9 23 100 0 0 23 100 31 23 100 0 0 23 100
10 0 0 23 100 23 100 32 23 100 0 0 23 100
11 20 87 3 13 20 87 33 0 0 23 100 23 100
12 20 87 3 13 20 87 34 19 83 4 17 19 83
13 7 30 16 70 16 70 35 2 9 21 91 21 91
14 20 87 3 13 20 87 36 16 70 7 30 16 70
15 2 9 21 91 21 91 37 0 0 23 100 23 100
16 21 91 2 3 21 91 38 23 100 0 0 23 100
17 8 35 15 65 15 65 39 23 100 0 0 23 100
18 19 83 4 17 19 83 40 17 74 6 26 17 74
19 18 78 5 22 18 78 41 0 0 23 100 23 100
20 7 30 16 70 16 70 42 23 100 0 0 23 100
21 16 70 7 30 16 70
22 23 100 0 0 23 100
Jumlah 839
Rata-rata 87%
Menurut hasil penelitian berdasarkan pada tabel 4.5 tentang kategori
pelaksanaan model pembelajaran kelompok secara umum berada pada
kualitas “Baik”. Terbukti dari hasil rata-rata bobot 87%. Selanjutnya sesuai
37
dengan indikator dan pertanyaan penelitian bahwa hasil penelitian adalah
sebagai berikut:
2. Pelaksanaan Model pembelajaran kelompok pada indikator
settingan kelas
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator-indikator
tentang pelaksanaan model pembelajaran kelompok, maka gambaran
mengenai pelaksanaan model pembelajaran kelompok tentang settingan
kelas dapat diperlihatkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Pelaksanaan Model pembelajaran kelompok pada indikator
settingan kelas
No
Item
Jawaban Bobot
Ya % Tdk % B %
1 16 70 7 30 16 70
2 6 26 17 74 17 74
3 23 100 0 0 23 100
4 23 100 0 0 23 100
5 6 26 17 74 17 74
6 16 70 7 30 16 70
7 0 0 23 100 23 100
8 16 70 7 30 16 70
9 23 100 0 0 23 100
10 0 0 23 100 23 100
11 20 87 3 13 20 87
12 20 87 3 13 20 87
13 7 30 16 70 16 70
14 20 87 3 13 20 87
15 2 9 21 91 21 91
Jumlah 294
Rata-rata 85%
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa persentase frekuensi jawaban responden
dari 15 item pernyataan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK
38
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi yang berhubungan dengan settingan
kelasnya berada pada kualitas “Baik” (85%). Hal ini dibuktikan dengan
pengolahan angket sebagaimana telah dijabarkan pada tabel diatas.
Pelaksanaan Model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi pada indikator Settingan kelas meliputi penataan perabot di
ruangan, pengelompokan meja dan kursi, variasi dinding, peletakan dan
penyimpanan alat bermain dan alat bermain untuk kegiatan pengaman.
Item pertanyaan 1 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya”
Penataan perabot yang ada di dalam kelas sudah memadai untuk proses
pembelajaran model kelompok berada pada kualitas “Baik”. Pada item 2
terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” pada perlengkapan yang
ada di dalam ruang kelas model kelompok tidak sesuai dengan kebutuhan
anak didik berada pada kualitas “Baik”. Pada item no 3 terbukti bahwa
sekolah yang menjawab “Ya” pada settingan kelas penataan perabot di
ruangan kelas sudah tersusun sesuai kriteria berada pada kualitas “Sangat
Baik”.
Selanjutnya pada item no 4 terbukti bahwa sekolah yang menjawab
“Ya” pengelompokan meja dan kursi diatur sesuai dengan jumlah anak
dalam kelompok berada pada kualitas “Sangat Baik”. Begitu pula pada item
pertanyaan no 5 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak”
pengelompokan meja dan kursi diatur berdasarkan keinginan guru berada
pada kualitas “Baik”. Pada item no 6 terbukti bahwa sekolah yang
39
menjawab “Ya” anak didik memilih sendiri meja dan kursi sehingga dia bisa
duduk dengan teman yang disukainya berada pada kualitas “Baik”.
Pada item pertanyaan no 7 terbukti bahwa sekolah yang menjawab
“Tidak” dinding disetiap kelas dicat dengan warna yang sama berada pada
kualitas “Sangat Baik”. Begitu pula pada item no 8 terbukti bahwa sekolah
yang menjawab “Ya” dinding kelas di cat dengan warna yang bervariasi
berada pada kualitas “ Baik”. Selanjutnya pada item no 9 terbukti bahwa
sekolah yang menjawab “Ya” warna dinding dikelas dicat bervariasi dan
sesuai dengan kebutuhan siswa didik berada pada kualitas “Sangat Baik”.
Pada item no 10 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak”
tempat penyimpanan alat bermain jauh dari jangkauan siswa didik berada
pada kualitas “Sangat Baik”. Begitu pula pada item no 11 terbukti bahwa
sekolah yang menjawab “Ya” tempat penyimpanan alat bermain mudah
dijangkau oleh anak didik berada pada kualitas “Baik”. Selanjutnya pada
item no 12 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” anak didik
mengambil dan meletakkan kembali alat untuk bermain sendiri tanpa
bantuan guru berada pada kualitas “Baik”.
Pada item no 13 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” Alat
bermain untuk kegiatan pengaman dalam model kelompok tidak tersedia
berada pada kualitas “Baik”. Begitu pula pada item no 14 terbukti bahwa
sekolah yang menjawab “Ya” alat bermain untuk kegiatan pengaman sangat
membantu anak didik selama kegiatan bermain berada pada kualitas
“Baik”. Selanjutnya pada item no 15 terbukti bahwa sekolah yang
40
menjawab “Tidak” alat bermain untuk kegiatan pengaman tidak sesuai
dengan tema pada hari itu berada pada kualitas “Sangat Baik”.
Berdasarkan hasil temuan di atas, maka pelaksanaan model
pembelajaran kelompok pada indikator settingan kelas berada pada kualitas
“Baik”.
3. Pelaksanaan Model pembelajaran kelompok pada indikator
persiapan mengajar
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator – indikator
tentang pelaksanaan model pembelajaran kelompok, maka gambaran
mengenai pelaksanaan model pembelajaran kelompok tentang persiapan
mengajar dapat diperlihatkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Model pembelajaran kelompok pada indikator persiapan
mengajar
No
Item
Jawaban Bobot
Ya % Tdk % B %
16 21 91 2 3 21 91
17 8 35 15 65 15 65
18 19 83 4 17 19 83
19 18 78 5 22 18 78
20 7 30 16 70 16 70
21 16 70 7 30 16 70
22 23 100 0 0 23 100
23 23 100 0 0 23 100
24 0 0 23 100 23 100
25 15 65 8 35 15 65
26 18 78 5 22 18 78
27 3 13 20 87 20 87
28 4 17 19 83 19 83
29 21 91 2 17 21 91
30 2 9 21 91 21 91
Jumlah 288
Rata-rata 84%
41
Pada tabel 4.7 diatas terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi
jawaban responden dari 15 item pernyataan pelaksanaan model
pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi di lihat
dari persiapan mengajar berada pada kualitas sangat baik dengan persentase
84%. Hal ini dibuktikan dengan pengolahan angket sebagaimana telah
dijabarkan pada tabel diatas. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada indikator persiapan mengajar
meliputi kurikulum, standart kurikulum, program tahunan dan program
semester, RPPM dan RPPH.
Item pernyataan no 16 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya”
semua guru memahami arti pentingnya kurikulum dalam proses
pembelajaran berada pada kualitas “Sangat Baik”. Item pernyataan no 17
terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” masih ada guru yang belum
memahami arti pentingnya kurikulum berada pada kualitas “Baik”. Pada
item pernyataan no 18 terbukti bahwa yang menjawab “Ya” semua guru
menerapkan kurikulum sesuai dengan arahan pemerintah daerah berada
pada kualitas “Sangat Baik”.
Pada item no 19 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” standar
kurikulum yang digunakan adalah standar terbaru tahun 2013 berada pada
kualitas “Baik”. Begitu pula pada item no 20 terbukti bahwa sekolah yang
menjawab “Tidak” masih ada beberapa guru yang belum memahami isi dari
standar kurikulum berada pada kualitas “Baik”. Selanjutnya pada item no 21
42
terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” proses pembelajaran yang
dilakukan dilihat dari Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
(STTPA) berada pada kualitas “Baik”.
Pada item no 22 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” saya
membuat program tahunan setiap tahunnya berada pada kualitas “Sangat
Baik”. Begitu pula pada item no 23 terbukti bahwa sekolah yang menjawab
“Ya” saya membuat program semester setiap semesternya berada pada
kualitas “Sangat Baik”. Selanjutnya pada item no 24 terbukti bahwa sekolah
yang menjawab “Tidak” saya menggunakan program tahunan dan program
semester yang dibuat tahun ajaran lalu berada pada kualitas “Sangat Baik”.
Pada item no 25 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” saya
memahami arti pentingnya RPPM dalam pembelajaran model kelompok
berada pada kualitas “Baik”. Begitu pula pada item no 26 terbukti bahwa
sekolah yang menjawab “Ya” saya membuat sendiri RPPM kelompok untuk
jadwal pembelajaran berada pada kualitas “Baik”. Selanjutnya pada item no
27 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” saya belum memahami
dan tidak mampu membuat RPPM model kelompok berada pada kualitas
“Baik”.
Pada item no 28 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” saya
mengajar sangat enjoy walaupun tanpa RPPH berada pada kualitas “Baik”.
Begitu pula pada item no 29 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya”
saya membuat sendiri RPPH model pembelajaran kelompok dengan tema
yang sesuai setiap harinya berada pada kualitas “Sangat Baik”. Selanjutnya
43
pada item no 30 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” saya
belum mampu membuat RPPH model kelompok setiap harinya berada pada
kualitas “Sangat Baik”.
Berdasarkan hasil temuan tersebut diatas, maka pelaksanaan model
pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dilihat
dari persiapan mengajar berada pada kualitas “Baik”.
4. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator proses
pelaksanaan
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator-indikator
tentang pelaksanaan model pembelajaran kelompok, maka gambaran
mengenai pelaksanaan model pembelajaran kelompok tentang proses
pelaksanaan dapat diperlihatkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator
proses pelaksanaan
No
Item
Jawaban Bobot
Ya % Tdk % B %
31 23 100 0 0 23 100
32 23 100 0 0 23 100
33 0 0 23 100 23 100
34 19 83 4 17 19 83
35 2 9 21 91 21 91
36 16 70 7 30 16 70
37 0 0 23 100 23 100
38 23 100 0 0 23 100
39 23 100 0 0 23 100
40 17 74 6 26 17 74
41 0 0 23 100 23 100
42 23 100 0 0 23 100
Jumlah 257
Rata-rata 94%
44
Pada tabel 4.8 diatas terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi
jawaban responden dari 12 item pernyataan pelaksanaan model
pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi di lihat
dari proses pelaksanaan berada pada kualitas sangat baik dengan persentase
94%. Hal ini dibuktikan dengan pengolahan angket sebagaimana telah
dijabarkan pada tabel diatas. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di
TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada indikator proses pelaksaan
meliputi kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan
penutup.
Pada item no 31 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” guru
memberikan salam ketika masuk kelas berada pada kualitas “Sangat Baik”.
Begitu pula pada item no 32 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya”
anak didik membaca do’a terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran
dipandu oleh guru berada pada kualitas “Sangat Baik”. Selanjutnya pada
item no 33 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” Setelah berdoa
guru langsung memulai pembelajaran berada pada kualitas “Sangat Baik”.
Pada item no 34 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” anak
didik mencari teman sendiri untuk membuat kelompok belajar berada pada
kualitas “Sangat Baik”. Begitu pula pada item no 35 terbukti bahwa sekolah
yang menjawab “Tidak” guru membagi anak didik untuk membuat
kelompok belajar berada pada kualitas “Sangat baik”. Selanjutnya pada item
no 36 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” guru memberikan
45
hadiah kepada anak didik yang bisa menjawab dengan benar jika ada
pertanyaan berada pada kualitas “Baik”.
Pada item no 37 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” guru
membiarkan anak didik di waktu jam istirahat tanpa mengawasinya berada
pada kualitas “Sangat Baik”. Begitu pula pada item no 38 terbukti bahwa
sekolah yang menjawab “Ya” guru mengawasi anak bermain selama jam
istirahat berlangsung berada pada kualitas “Sangat Baik”. Selanjutnya pada
item no 39 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” guru
mengingatkan anak didik kalau jam istirahat sudah selesai berada pada
kualitas “Sangat Baik”.
Pada item no 40 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Ya” guru
membimbing anak didik untuk menceritakan kembali kegiatan apa saja yang
sudah dilakukan pada hari itu berada pada kualitas “Baik”. Begitu pula pada
item no 41 terbukti bahwa sekolah yang menjawab “Tidak” guru
memberikan Pekerjaan Rumah (PR) kepada anak didik berada pada kualitas
“Sangat Baik”. Selanjutnya pada item no 42 terbukti bahwa sekolah yang
menjawab “Ya” guru memimpin anak didik untuk berdo’a sebagai akhir
dari pertemuan pembelajaran berada pada kualitas “Sangat Baik”.
Berdasarkan hasil temuan diatas, maka pelaksanaan model
pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dilihat
dari proses pelaksanaan berada pada kualitas “Sangat Baik”.
2. Deskripsi Data Hasil Observasi
46
Hasil observasi dari 14 kelas setelah dihitung presentase frekuensi
yang terlaksana dan tidak terlaksana pada 14 item indikator dari
pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi yang disajikan pada Tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Deskripsi Data Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran
Kelompok Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
No
Hasil Observasi
Jumlah T TT
1. 12 2 14
2. 14 0 14
3. 13 1 14
4. 10 4 14
5. 8 6 14
6. 13 1 14
7. 10 4 14
8. 7 7 14
9. 5 9 14
10. 6 8 14
11. 14 0 14
12. 11 3 14
13. 13 1 14
14. 14 0 14
Total 150 46
Jadi dari pengolahan data, maka dapat disimpulkan jumlah jawaban
“Terlaksana” adalah 150, dan untuk jawaban “Tidak Terlaksana” adalah 46.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dari 14 item
kepada 14 kelas di 7 sekolah TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi,
kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik, maka diperoleh hasil
penelitian yang akan disajikan pada tabel 4.7 berikut ini:
47
1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok
Tabel 4.10 Distribusi Hasil Observasi Pelaksanaan Model
Pembelajaran Kelompok Di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi
No
Hasil Observasi
Bobot T % TT %
1. 12 86 2 14 12
2. 14 100 0 0 14
3. 13 93 1 7 13
4. 10 71 4 29 10
5. 8 57 6 43 8
6. 13 93 1 7 13
7. 10 71 4 29 10
8. 7 50 7 50 7
9. 5 36 9 64 5
10. 6 43 8 57 6
11. 14 100 0 0 14
12. 11 79 3 21 11
13. 13 93 1 7 13
14. 14 100 0 0 14
Jumlah 150
Rata-rata 77%
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.10 mengenai pelaksanaan
model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota
Jambi secara umum berada pada kualitas “Baik”. Terbukti dari hasil rata-
rata bobot 71%. Selanjutnya sesuai dengan indikator dan pertanyaan
penelitian bahwa hasil penelitian observasi adalah sebagai berikut:
2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok Pada Indikator
Settingan Kelas
48
Berdasarkan distribusi data observasi secara umum melalui indikator-
indikator tentang pelaksanaan model pembelajaran kelompok, maka
gambaran mengenai pelaksanaan model pembelajaran kelompok tentang
settingan kelas dapat diperlihatkan pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok Pada
Indikator Settingan Kelas
Pada tabel 4.11 terlihat bahwa persentase frekuensi hasil observasi
jawaban responden dari 5 item pernyataan pelaksanaan model pembelajaran
kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi yang berhubungan
dengan settingan kelasnya berada pada kualitas “Baik” (81%). Hal ini
dibuktikan dengan pengolahan hasil observasi sebagaimana telah dijabarkan
pada tabel diatas. Pelaksanaan Model pembelajaran kelompok di TK
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada indikator Settingan kelas meliputi
penataan perabot di ruangan, pengelompokan meja dan kursi, variasi
dinding, peletakan dan penyimpanan alat bermain dan alat bermain untuk
kegiatan pengaman.
Pada item no 1 terbukti bahwa penataan perabot diruangan sebagian
besar sudah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan berada pada kualitas
Hasil Observasi
No T % TT % Bobot %
1 12 86 2 14 12 12
2 14 100 0 0 14 14
3 13 93 1 7 13 13
4 10 71 4 29 10 10
5 8 57 6 43 8 8
Jumlah 57
Rata-rata 81%
49
“Baik”. Item no 2 terbukti bahwa pengelompokan meja dan kursi anak
disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik leluasa
berada pada kualitas “Sangat Baik”. Item no 3 terbukti bahwa warna
dinding di cat dengan warna yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan
anak didik berada pada kualitas “Sangat Baik”. Item no 4 terbukti bahwa
peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai
dengan fungsinya berada pada kualitas “Baik”. Item no 5 terbukti bahwa
alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan, sehingga
dapat berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik berada pada kualitas
“Sedang”.
Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka pelaksanaan model
pembelajaran kelompok pada indikator settingan kelas berada pada kualitas
“Baik”.
3. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok Pada Indikator
Persiapan Mengajar
Berdasarkan distribusi data observasi secara umum melalui indikator-
indikator tentang pelaksanaan model pembelajaran kelompok, maka
gambaran mengenai pelaksanaan model pembelajaran kelompok tentang
settingan kelas dapat diperlihatkan pada tabel 4.12 berikut ini:
50
Tabel 4.12 Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok Pada
Indikator Persiapan Mengajar
Pada tabel 4.12 diatas terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi
hasil observasi jawaban responden dari 5 item pernyataan pelaksanaan
model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota
Jambi di lihat dari persiapan mengajar berada pada kualitas “Sedang”
dengan persentase 59%. Hal ini dibuktikan dengan pengolahan hasil
observasi sebagaimana telah dijabarkan pada tabel diatas. Pelaksanaan
model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota
Jambi pada indikator persiapan mengajar meliputi kurikulum, standart
kurikulum, program tahunan dan program semester, RPPM dan RPPH.
Pada item no 6 terbukti bahwa kurikulum yang digunakan guru yaitu
kurikulum 2013 berada pada kualitas “Sangat Baik”. Item no 7 terbukti
bahwa Guru sudah memahami arti pentingnya standar kurikulum yang
diterapkan berada pada kategori “Baik”. Item no 8 terbukti bahwa guru
sudah membuat program pembelajaran, baik program tahunan maupun
No Hasil Observasi
Bobot % T % TT %
6 13 93 1 7 13 13
7 10 71 4 29 10 10
8 7 50 7 50 7 7
9 5 36 9 64 5 5
10 6 43 8 57 6 6
Jumlah 41
Rata-rata 59%
51
program semester setiap semesternya berada pada kualitas “Sedang”.
Item no 9 terbukti bahwa guru membuat RPPM kelompok untuk jadwal
pembelajaran setiap minggunya berada pada kualitas “Kurang Baik”.
Item no 10 terbukti bahwa guru membuat sendiri RPPH model
pembelajaran kelompok dengan tema yang sesuai setiap harinya berada
pada kualitas “Sedang”.
Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka pelaksanaan model
pembelajaran kelompok pada indikator persiapan mengajar berada pada
kualitas “Baik”.
4. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok Pada Indikator Proses
Pelaksanaan
Berdasarkan distribusi data observasi secara umum melalui indikator-
indikator tentang pelaksanaan model pembelajaran kelompok, maka
gambaran mengenai pelaksanaan model pembelajaran kelompok tentang
proses pelaksanaan dapat diperlihatkan pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok Pada
Indikator Proses Pelaksanaan
No Hasil Observasi Bobot %
T % TT %
11. 14 100 0 0 14 14
12. 11 79 3 21 11 11
13. 13 93 1 7 13 13
14. 14 100 0 0 14 14
Jumlah 52
Rata-rata 93%
52
Pada tabel 4.13 diatas terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi
hasil observasi jawaban responden dari 4 item pernyataan pelaksanaan
model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota
Jambi di lihat dari proses pelaksanaan berada pada kualitas “ Sangat
Baik” dengan persentase 89%. Hal ini dibuktikan dengan pengolahan
hasil observasi sebagaimana telah dijabarkan pada tabel diatas.
Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi pada indikator proses pelaksanaan meliputi kegiatan
pendahuluan/awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan penutup.
Pada item no 11 terbukti bahwa pada kegiatan pendahuluan guru
mengajak anak berdo’a, presensi, bernyayi sesuai tema, bertepuk tangan,
berdiskusi dan tanya jawab tentang tema dan sub tema atau pengalaman
yang dialami anak berada pada kualitas “Sangat Baik”. Item no 12
terbukti bahwa pada kegiatan inti, guru lebih memusatkan pada
kemampuan sosial dan emosional anak. Lalu anak dibagi beberapa
kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda berada pada kualitas
“Baik”. Item no 13 terbukti bahwa kemudian istirahat atau makan, dapat
digunakan guru untuk mengisi indikator kemampuan yang hendak
dicapai yang berkaitan dengan makan berada pada kualitas “Sangat
Baik”. Item no 14 terbukti bahwa Pada kegiatan penutup guru bersama
anak didik merangkum atau mereview kembali apa yang sudah dipelajari
hari itu. Kemudian dilanjutkan dengan pesan-pesan dan do’a pulang
berada pada kualitas “ Sangat Baik”.
53
Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka pelaksanaan model
pembelajaran kelompok pada indikator persiapan mengajar berada pada
kualitas “Sangat Baik”.
3. Deskripsi Data Hasil Wawancara
a. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pertanyaan Bagaimana
pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK? Dengan ibu Erlina S.Pd
selaku guru di Kelas B1 TK Harapan Bunda Kecamatan Telanai Pura Kota
Jambi pada tanggal 10 Agustus 2017, beliau menjawab ;
“Pelaksanaan pembelajaran berlangsung setiap hari Senin – Sabtu,
jam 08.00 s/d 10.00 wib pelaksanaan belajarnya dilakukan dalam
kelas kemudian anak dibagi menjadi 3 kelompok dengan kegiatan
yang berbeda-beda”.
Dengan ibu Lumian Parapat selaku guru di TK Kasih Ibu Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 11 Agustus 2017, beliau menjawab ;
“Pelaksanaan pembelajaran berlangsung setiap hari Senin-Sabtu,
jam 08.00 s/d 10.00 wib. Pelaksanaan belajarnya dilakukan di dalam
kelas, anak dibagi menjadi dua kelompok dengan kegiatan yang
sama”
Dengan ibu Viny Nosa Sustria S.Pd selaku guru di TK Al Hidayah
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 14 Agustus 2017, beliau
menjawab ;
“ Anak sudah sampai di sekolah jam 07.00, tetapi pembelajaran
dimulai dari jam 08.00 hingga jam 10.00 WIB. Di dalam kelas, setiap
kegiatan belajarnya, anak terkadang dibuat satu kelompok, terkadang
dibagi menjadi dua kelompok, menyesuaikan tema pembelajaran pada
hari itu.”
54
Dengan ibu Suadah A.Ma selaku guru kelas di TK Al Amal
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 16 Agustus 2017, beliau
menjawab
“ Seperti sekolah TK yang lainnya, di TK Al Amal ini, anak-anak
masuk jam 08.00 dan pulang jam 10.00. Anak-anak duduk per
kelompok, terkadang dibagi menjadi 3 atau 4 kelompok. Tapi
terkadang anak-anak juga membentuk satu kelompok besar. ”
Dengan ibu Nurhasanah selaku guru di TK An Nur Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 18 Agustus 2017, beliau menjawab
“ Di TK An Nur ini, anak-anak masuk jam 08.00 dan pulang jam
10.00 pagi. Selama proses pembelajaran, anak-anak dibagi menjadi 3
atau 4 kelompok, sesuai dengan tema pembelajaran pada hari itu. Di
waktu istirahat, anak duduk melingkar untuk makan dan minum
bersama.”
Dengan ibu Yosi Susilawati S. S.Pd, AUD selaku kepala sekolah di
TK Azzahra Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 21 Agustus
2017, beliau menjawab
“ Model pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini, dimana anak
lebih sering belajar di dalam kelas. Jika belajar di dalam kelas, anak
dibagi menjadi beberapa kelompok. Terkadang dibagi menjadi 2
sampai 4 kelompok, disesuaikan dengan tema pembelajaran hari itu.
Anak-anak masuk jam 08.00 dan pulang dam 10.00.”
Dengan ibu Kristina Erni Farida A.Md selaku guru di TK Mentari
Pagi Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 23 Agustus 2017,
beliau menjawab
“ Di TK Mentari Pagi ini, cara belajarnya seperti sekolah TK pada
umumnya. Anak-anak masuk jam delapan pagi dan keluar jam
sepuluh. Dalam kelas, anak dibagi menjadi beberapa kelompok,
terkadang 2, terkadang tiga dan terkadang dibagi menjadi 4
kelompok. Pemilihan kelompok, lebih sering guru yang membagi, tapi
55
kadang-kadang anak-anak yang memilih teman dalam kelompok
tersebut.”
Dari pernyataan ketujuh guru kelas di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi bahwa untuk pelaksanaan nya hampir sama yaitu dilakukan
didalam kelas kemudian anak dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
melakukan kegiatan.
b. Settingan Kelas
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pertanyaan Apakah
settingan kelas sudah sesuai dengan model pembelajaran kelompok?
Dengan ibu Erlina S.Pd selaku guru di Kelas B1 TK Harapan Bunda
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 10 Agustus 2017, beliau
menjawab;
“ Menurut Ibu setingan kelas sudah sesuai dengan model
pembelajaran kelompok, walaupun guru lebih dominan dalam
membentuk kelompok dalam belajar tersebut.”
Dengan ibu Lumian Parapat selaku guru di TK Kasih Ibu Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 11 Agustus 2017, beliau menjawab
“ Kami sudah berusaha untuk menata ruangan kelas sesuai dengan
model pembelajaran kelompok. Walau tidak sempurna, tetapi setidak-
tidaknya sudah memenuhi syarat untuk jenis kelas yang menggunakan
model pembelajaran kelompok. ”
Dengan ibu Viny Nosa Sustria S.Pd selaku guru di TK Al Hidayah
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 14 Agustus 2017, beliau
menjawab
“ Sudah sesuai. Setingan kelas di TK Al Hidayah sudah sesuai dengan
model pebelajaran kelompok. Mungkin jauh dari kata sempurna,
56
tetapi kami selalu berusaha untuk memperbaiki agar ke depannya
lebih baik dari sekarang ini.”
Dengan ibu Suadah A.Ma selaku guru kelas di TK Al Amal
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 16 Agustus 2017, beliau
menjawab
“ Untuk model pembelajaran kelompok, settingan kelas di TK Al
Amal, sudah sesuai dengan setingan kelas pada pembelajaran
kelompok. Akan tetapi di TK Al Amal ini, settingan kelas diserahkan
sepenuhnya kepada guru dan dilakukan sesuai dengan tema
pembelajaran pada hari itu.”
Dengan ibu Nurhasanah selaku guru di TK An Nur Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 18 Agustus 2017, beliau menjawab
“ Menurut Ibu, settingan kelas di TK An Nur ini sudah sesuai dengan
settingan kelas yang dipersyaratkan untuk settingan kelas model
pembelajaran kelompok. Walaupun tidak sempurna, kami berusaha
membuat kelas ini seperti model pembelajaran kelompok yang kami
pahami. ”
Dengan ibu Yosi Susilawati S. S.Pd, AUD selaku kepala sekolah di
TK Azzahra Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 21 Agustus
2017, beliau menjawab
“ Kalau dibilang 100% sesuai dengan settingan kelas seperti dalam
literatur, ya belum. Karena kegiatan pengaman disini masih minim.
Tetapi setidak-tidaknya sebagian besar sudah memenuhi ”
Dengan ibu Kristina Erni Farida A.Md selaku guru di TK Mentari Pagi
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 23 Agustus 2017, beliau
menjawab
“ Settingan kelas di TK Mentari Pagi, menurut kami sudah sesuai
dengan setingan kelas untuk model pembelajaran kelompok. Namun
demikian, masih perlu banyak pembenahan. Akan tetapi kami
57
semaksimal mungkin akan selalu berusaha untuk memperbaiki
kekurangan kami.”
Dari pernyataan ketujuh guru kelas di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi bahwa untuk settingan kelas model pembelajaran kelompok
terlihat bahwa hampir seluruh nya sudah memenuhi kriteria seperti penataan
perabot, meja kursi, variasi dinding masih belum dimanfaatkan dengan baik
dan untuk alat bermain dikegiatan pengaman nya hampir seluruhnya tidak
ada.
c. Persiapan Sebelum Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pertanyaan Apa yang
dipersiapkan sebelum pelaksanaan pembelajaran? Dengan ibu Erlina S.Pd
selaku guru di Kelas B1 TK Harapan Bunda Kecamatan Telanai Pura Kota
Jambi pada tanggal 10 Agustus 2017, beliau menjawab
“Sebelum pembelajaran berlangsung biasanya saya melatih anak
untuk mengenal huruf dan angka setelah itu menulis angka dan huruf,
terkadang saya menggunakan RPPM, RPPH tetapi orang tua
menuntut untuk anak cepat bisa membaca dan menulis. ”
Dengan ibu Lumian Parapat selaku guru di TK Kasih Ibu Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 11 Agustus 2017, beliau menjawab
“Sebelum pelaksanaan pembelajaran, saya membuat RPPH terlebih
dahulu. RPPH ini kami buat berdasarkan RPPM yang ada.
Terkadang kami melakukan diskusi dengan guru yang lain tentang
apa yang akan kami ajarkan nantinya. ”
58
Dengan ibu Viny Nosa Sustria S.Pd selaku guru di TK Al Hidayah
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 14 Agustus 2017, beliau
menjawab
“Kami membuat rencana kerja harian bersama-sama dengan guru
yang lainnya. Hal ini memudahkan kami untuk melaksanakan
pembelajaran. Biasanya kami buat setelah anak-anak pulang
kemudian kami merencanakan pembelajaran apa yang akan
disampaikan untuk esok harinya.”
Dengan ibu Suadah A.Ma selaku guru kelas di TK Al Amal Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 16 Agustus 2017, beliau menjawab
“Kami membuat rencana keerja harian seccara sendiri-sendiri,
namun apabila ada kendala, kami diskusikan dengan teman-teman
yang lainnya. RPPH selalu kami buat dan sebagai pedoman dalam
setiap kali kami mengajar. ”
Dengan ibu Nurhasanah selaku guru di TK An Nur Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi pada tanggal 18 Agustus 2017, beliau menjawab
“Sebelum melakukan pembelajaran, kami membuat persiapan-
persiapan yang akan kami ajarkan. Baik bahan ajar maupun alat-alat
untuk permainan anak.”
Dengan ibu Yosi Susilawati S. S.Pd, AUD selaku kepala sekolah di
TK Azzahra Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 21 Agustus
2017, beliau menjawab
“Sebelum pelaksanaan pembelajaran, selain membereskan dan
mempersiapkan kelas, kami juga mempersiapkan bahan ajar, baik
rencana kerja harian atau RPPH juga alat-alat bermain untuk anak-
anak.”
Dengan ibu Kristina Erni Farida A.Md selaku guru di TK Mentari
Pagi Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 23 Agustus 2017,
beliau menjawab
59
“ Kami mempersiapkan bahan ajar yang telah kami buat setelah
anak-anak pulang. Jadi bahan ajar itu kami buat hari ini untuk
pembelajaran besok pagi. Selain itu, kami juga mempersiapkan kelas
dan alat bermain untuk anak.”
Dari pernyataan ketujuh guru kelas di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi bahwa untuk persiapan sebelum mengajar ada sebagian guru
yang menggunakan tetapi ada guru juga malas untuk memakai RPPH.
d. Hambatan-Hambatan dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pertanyaan Adakah
hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran? Dengan ibu
Erlina S.Pd selaku guru di Kelas B1 TK Harapan Bunda Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi pada tanggal 10 Agustus 2017, beliau menjawab
“hambatannya lebih kepada kurangnya guru didalam kelas sehingga
anak kurang terkontrol.”
Dengan ibu Lumian Parapat selaku guru di TK Kasih Ibu Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 11 Agustus 2017, beliau menjawab
“hambatannya lebih kepada keadaan sekolah yang tidak memadai
untuk proses pembelajaran, kurangnya media pembelajaran dan alat
permainan yang mendukung proses pembelajaran”
Dengan ibu Viny Nosa Sustria S.Pd selaku guru di TK Al Hidayah
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 14 Agustus 2017, beliau
menjawab
“hambatannya lebih kepada kurangnya ketersediaan media
pembelajaran, dan kondisi kelas yang kurang kondusif”.
60
Dengan ibu Suadah A.Ma selaku guru kelas di TK Al Amal
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 16 Agustus 2017, beliau
menjawab;
“hambatannya lebih kepada kurangnya tenaga pengajar sehingga
guru sulit mengawasi anak didik”
Dengan ibu Nurhasanah selaku guru di TK An Nur Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 18 Agustus 2017, beliau menjawab
“hambatannya lebih kepada anak yang susah sekali diatur dikelas
sehingga guru kewalahan menanganinya dan mengganggu anak-anak
lain”
Dengan ibu Yosi Susilawati S. S.Pd, AUD selaku kepala sekolah di
TK Azzahra Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 21 Agustus
2017, beliau menjawab;
“ untuk hambatan lebih kepada alat bermain untuk kegiatan
pengaman tidak tersedia ”
Dengan ibu Kristina Erni Farida A.Md selaku guru di TK Mentari
Pagi Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi pada tanggal 23 Agustus 2017,
beliau menjawab
“untuk hambatan mungkin lebih kepada anak didik yang sedikit
jumlahnya sehingga semangat guru untuk mengajar kurang dan
keterbatasan media pembelajaran”.
Dari pernyataan ketujuh guru kelas di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi bahwa untuk hambatan dalam proses pembelajaran dimaknai
bahwa hambatan pelaksanaan pembelajaran pada ketersediaan media
pembelajaran dan juga kurangnya guru untuk mengajar.
61
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Data Hasil Angket
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari penyebaran
angket terhadap 23 responden, kemudian diolah dengan menggunakan
teknik statistik, maka diperoleh hasil penelitianyang disajikan pada tabel 4.2
dimana terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban sekolah dari
42 item pernyataan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi berada pada kualitas baik dengan
persentase 87%. Ini sesuai dengan pendapat Suyadi dan Dahlia (2014:44)
yang mengatakan model pembelajaran merupakan desain proses
pembelajaran yang sistematis, yang di dalamnya mencakup pendekatan
pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik
pembelajaran. Strategi pelaksanaan model pembelajaran kelompok ini
dibagi dalam 3 tahapan, yaitu pengelolaan kelas, langkah-langkah kegiatan
dan penilaian. Ratna Pangastuti (2014:39) berpendapat bahwa penyusunan
model pembelajaran di Taman Kanak-Kanak didasarkan pada silabus yang
dikembangkan menjadi program tahunan, program semester, rencana
kegiatan mingguan (RKM), dan rencana kegiatan harian (RKH).
Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi untuk masing-masing indikator dapat diperhatikan
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.14 Rekapitulasi hasil pelaksanaan model pembelajaran
kelompok
62
No
Indikator
Jawaban
Aspek kualitas Ya Tidak
1 Settingan kelas 85 15 Baik
2 Persiapan mengajar 84 16 Baik
3 Proses pelaksanaan 94 6 Sangat Baik
Rata-rata 88 12 Baik
1. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator
settingan kelas
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penyebaran
angket kepada 23 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik
statistik maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban sekolah
dari 15 item pernyataan pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada
settingan kelas berada pada kualitas “Baik” dengan hasil persentase 85%.
Ini sesuai dengan pendapat Suyadi dan Dahlia (2014:44) mengatakan bahwa
dalam tahap pengelolaan kelas, guru menata ruang kelas. Kemudian menata
meja dan kursi, guru juga memaksimalkan dinding dan tidak kalah
pentingnya adalah meletakkan alat bermain dan alat permainan yang
digunakan untuk kegiatan pengaman.
2. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator
persiapan mengajar
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil
penyebaran angket kepada 23 responden, kemudian diolah dengan
63
menggunakan teknik statistik maka terlihat bahwa rata-rata persentase
frekuensi jawaban sekolah dari 15 item pernyataan pelaksanaan model
pembelajaran kelompok pada persiapan mengajar berada pada kualitas
“Baik” dengan hasil persentase 84%. Ini sesuai dengan pendapat Hamruni
dalam Ratna Pangastuti (2014:38) model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya
buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Ratna Pangastuti
(2014:39) berpendapat bahwa penyusunan model pembelajaran di Taman
Kanak-Kanak didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi
program tahunan, program semester, rencana kegiatan mingguan (RKM),
dan rencana kegiatan harian (RKH).
3. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator proses
pelaksanaan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penyebaran
angket kepada 23 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik
statistik maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban sekolah
dari 12 item pernyataan pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada
proses pelaksanaan berada pada kualitas “Sangat Baik” dengan hasil
persentase 94%. Hal ini sejalan dengan pendapat Suyadi dan Dahlia
(2014:45) mengenai langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan
64
model pembelajaran kelompok dibagi dalam 4 kegiatan, yaitu kegiatan
pendahuluan atau awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan penutup.
2. Data Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap 7 sekolah yang didalam nya
terdapat 14 kelas, kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik,
maka diperoleh hasil penelitian yang disajikan pada table 4.7 dimana
terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi observasi dari 14 pernyataan
pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi berada pada kualitas baik dengan persentase 77%.
Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi untuk masing-masing indikator dapat
diperhatikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan Model
Pembelajaran Kelompok
No
Indikator
Jawaban
Aspek kualitas T TT
1 Settingan kelas 81 19 Baik
2 Persiapan mengajar 59 41 Sedang
3 Proses pelaksanaan 93 7 Sangat Baik
Rata-rata 78 22 Baik
1. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator
settingan kelas
65
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil observasi
7 sekolah (14 Kelas), kemudian diolah dengan menggunkan teknik statistik
maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi hasil observasi dari 5
pernyataan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi berada pada kualitas “Baik” dengan hasil
persentase 81%.
2. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator
persiapan mengajar
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil observasi
7 sekolah (14 Kelas), kemudian diolah dengan menggunakan teknik
statistik maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi hasil observasi
dari 5 pernyataan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi berada pada kualitas “Sedang” dengan
hasil persentase 59%.
3. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok pada indikator
proses pelaksanaan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil observasi
7 sekolah (14 Kelas), kemudian diolah dengan menggunkan teknik statistik
maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi hasil observasi dari 5
pernyataan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi berada pada kualitas “Sangat Baik” dengan hasil
persentase 93%.
3. Data Hasil Wawancara
66
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti maka peneliti
akan mendeskripsikan hasil wawancara yang telah diperoleh mengenai
pelaksanaan model pembelajaran kelompok, settingan kelas, persiapan
sebelum pelaksanaan pmbelajaran, dan hambatan-hambatan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa TK di kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi, sudah menerapkan model pembelajaran kelompok
dengan baik.
Settingan kelas terlihat bahwa sebagian besar sudah memadai untuk
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Guru sudah menata ruang
kelas sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan kelompok anak didik,
mengecat ruang kelas yang bervariasi, dan guru juga sudah meletakkan alat
bermain yang mudah dijangkau oleh anak didik. Meskipun demikian, alat
permainan yang digunakan untuk kegiatan pengaman masih belum
maksimal.
Pada persiapan mengajar terlihat bahwa sebagian besar guru di dalam
melaksanakan pembelajaran kelompok sudah menggunakan kurikulum
terbaru (K13). Meskipun demikian masih terdapat guru yang masih
menggunakan kurikulum KTSP. Guru juga sudah membuat program
tahunan (Prota), program semester (prosem), RKH (Rencana Kerja Harian)
yang dikembangkan dari RKM (Rencana Kerja Mingguan).
Setelah peneliti melihat langsung proses pelaksanaan pembelajaran,
terlihat guru juga sudah melaksanakan langkah-langkah kegiatan
67
pembelajaran yang utama, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
istirahat, dan kegiatan penutup.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pelaksanaan model
pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan model pembelajaran secara keseluruhan (umum) dari
hasil angket berada pada kualitas “Baik” dengan hasil persentase
sebesar 87% dan dari hasil observasi berada pada kualitas “Baik”
dengan hasil persentase sebesar 77% diperkuat dengan hasil
wawancara bahwa sekolah sudah menerapkan pelaksanaan model
pembelajaran kelompok dengan baik.
2. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi berdasarkan indikator settingan kelas dari hasil
angket berada pada kualitas “Baik” dengan hasil persentase 85% dan
dari hasil observasi berada pada kualitas “Baik” dengan hasil
persentase 81% diperkuat dengan hasil wawancara bahwa settingan
kelas terlihat bahwa sebagian besar sudah memadai untuk
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
3. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi berdasarkan indikator persiapan mengajar dari hasil
angket berada pada kualitas “Baik” dengan hasil persentase 84% dan
68
dari hasil observasi berada pada kualitas “Sedang” dengan hasil
persentase 59% diperkuat dengan hasil wawancara tentang persiapan
mengajar sebagian besar guru melaksanakan pembelajaran kelompok
sudah menggunakan kurikulum terbaru (K13), menggunakan standar
kurikulum, Program tahunan dan semester, RPPM dan RPPH.
4. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi berdasarkan indikator proses pelaksanaan hasil
angket berada pada kualitas “Sangat Baik” dengan hasil persentase
94% dan dari hasil observasi berada pada kualitas “Sangat Baik”
dengan hasil 93% diperkuat dengan hasil wawancara tentang proses
pelaksanaan terlihat guru juga sudah melaksanakan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang utama, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka saran
penelitian pada akhir penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sekolah diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi
yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan bagi sekolah yang
menggunakan model pembelajaran kelompok.
2. Pendidik atau guru diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan informasi yang dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam melaksanakan proses pembelajaran pada model pembelajaran
kelompok.
69
3. Perlu adanya pembenahan-pembenahan, terutama sekali ruang kelas
yang lebih bagus, alat permainan yang lebih kompleks, alat pengaman
yang tersedia sesuai dengan jenis permainan tersebut.
4. Perlu adanya pelatihan bagi guru-guru TK agar setiap guru mampu
memahami dan dapat menerapkan kebijakan-kebijakan pemerintah
terbaru.
5. Kepada pihak pemerintah setempat, untuk lebih memperhatikan
sekolah-sekolah swasta, terutama sekali sekolah TK. Bantuan fisik,
seperti alat peraga, alat bermain, tempat bermain yang memadai, juga
adanya pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru TK. Selain itu juga
melakukan pendampingan atau bimbingan yang lebih intens kepada
guru-guru TK, bagaimana cara mempersiapkan bahan ajar dengan
baik dan benar sehingga setiap guru bias menyesuaikan antara bahan
ajar dan peralatan atau ala bermain yang tersedia.
6. Mahasiswa PG PAUD diharapkan dapat memberikan kemudahan
kepada mahasiswa untuk mendapatkan literatur dan pemahaman pada
model pembelajaran kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany Tianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif,
dan Kontekstual. Jakarta : Prenadamedia Group.
Arikunto, Suharsimi, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Asmani, Jamal Ma’mur, 2016. Tips Efektif; Cooperative Learning, Pembelajaran
Aktif, Kreatif, dan Tidak Membosankan. Yogyakarta: Diva Press.
70
Depdiknas, 2010. Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak
dan Sekolah Dasar.
Depdiknas, 2010. Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar.
Fadlillah, Muhammad,.2014. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Latif, Zukhairina, Zubaidah dan Afandi, 2014. Pendidikan Anak Usia Dini, Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.
Pangastuti, Ratna. 2014. Edutainment PAUD. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; Departemen
Pendidikan Nasional RI.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2015. Buku Panduan Pendidik Kurikulum 2013
PAUD Usia 5-6 Tahun. Jakarta
Riduwan, 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawandan peneliti
pemula. Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutja Akmal, dkk. 2012. Panduan Penulisan Skripsi – FKIP UNJA.
Sutja Akmal, dkk. 2014. Panduan Penulisan Skripsi Program Ekstensi Bimbingan
Konseling – FKIP UNJA.
Suyadi, & Ulfah Maulidya. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
71
Suyadi, Dahlia. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional RI.
http://disdik.jambikota.go.id/index.php/satuan-pendidikan/data-pendidikan-usia-
dini-paud. Diakses tanggal 3 September 2016
72