Pada tabel tabulasi hasil percobaan diketahui bahwa ada 9 kombinasi gen pada persilangan
dihibrida, yaitu MMKK (Merah-Kuning) dengan frekuensi 4, MMKk (Merah-Kuning) dengan
frekuensi 5, MMkk (Merah-Hijau) dengan frekunsi 5, MmKK (Merah-Kuning) dengan frekuensi
8, MmKk (Merah-Kuning) dengan frekuensi 14, Mmkk (Merah-hijau) dengan frekuensi 10,
mmKK(putih-kuning) dengan frekunsi 4, mmKk (putih-kuning) dengan frekuensi 9, dan mmkk
(putih-hijau) dengan frekuensi 1. Hasil frekunsi ini didapat dari pengambilan kancing genetika
secara acak yang diumpamakan sebagai perkawinan individu dengan dua sifat beda. Terjadinya
frekunsi yang berbeda-beda pada masing-masing kombinasi gen ini menunjukkan bahwa pada
persilangan dihibrida, gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak
(random) kejadian ini sesuai dengan prinsip Hukum Mendel II yang berbunyi “Independent
Assortment of Genes” atau pengelompokkan gen secara bebas. Hokum ini berlaku ketika
pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas menuju ke masing-masing kutub ketika
meiosis. Berdasarkan pada percobaan Mendel pada dominansi penuh akan didapatkan
perbandingan fenotipe 9:3:3:1 sedangkan pada dominansi tidak penuh akan diperoleh
perbandingan genotipe 1:2:1:2:4:2:1:2:1. Untuk mengecek kebenaran perbandingan fenotip dan
genotip yang dibuat Mendel, dilakukan dengan perhitungan Chi Square pada tabel b
(perhitungan chi square genotip) dan tabel C (perhitungan chi square fenotip).
Berdasarkan data hasil uji chi square genotip pada tabel b diperoleh hasil bahwa ΣX2 = 5,138
dengan derajat kebebasan (dk) = 8, kemudian setelah dibandingkan dengan tabel X2 pada buku
ajar genetika ternyata K(dk=8) terletak antara 0,7 dan 0,9 sehingga diketahui bahwa F hitung < F
tabel atau K>0,05 dimana 0,05 ini menunjukkan tingkat signifikasi dalam pehitungan statistik,
maka hasil data persilangan dihibrid pada praktikum ini tidak mengalami penyimpangan yang
berarti atau dianggap sesuai dengan Hukum Mendel II.