2
Pada tabel tabulasi hasil percobaan diketahui bahwa ada 9 kombinasi gen pada persilangan dihibrida, yaitu MMKK (Merah- Kuning) dengan frekuensi 4, MMKk (Merah-Kuning) dengan frekuensi 5, MMkk (Merah-Hijau) dengan frekunsi 5, MmKK (Merah-Kuning) dengan frekuensi 8, MmKk (Merah-Kuning) dengan frekuensi 14, Mmkk (Merah-hijau) dengan frekuensi 10, mmKK(putih-kuning) dengan frekunsi 4, mmKk (putih-kuning) dengan frekuensi 9, dan mmkk (putih-hijau) dengan frekuensi 1. Hasil frekunsi ini didapat dari pengambilan kancing genetika secara acak yang diumpamakan sebagai perkawinan individu dengan dua sifat beda. Terjadinya frekunsi yang berbeda-beda pada masing-masing kombinasi gen ini menunjukkan bahwa pada persilangan dihibrida, gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak (random) kejadian ini sesuai dengan prinsip Hukum Mendel II yang berbunyi “Independent Assortment of Genes” atau pengelompokkan gen secara bebas. Hokum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas menuju ke masing-masing kutub ketika meiosis. Berdasarkan pada percobaan Mendel pada dominansi penuh akan didapatkan perbandingan fenotipe 9:3:3:1 sedangkan pada dominansi tidak penuh akan diperoleh perbandingan genotipe 1:2:1:2:4:2:1:2:1. Untuk mengecek kebenaran perbandingan fenotip dan genotip yang dibuat Mendel, dilakukan dengan perhitungan Chi Square pada tabel b (perhitungan chi square genotip) dan tabel C (perhitungan chi square fenotip). Berdasarkan data hasil uji chi square genotip pada tabel b diperoleh hasil bahwa ΣX 2 = 5,138 dengan derajat kebebasan (dk) =

pembahasan genetika.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pembahasan genetika.docx

Pada tabel tabulasi hasil percobaan diketahui bahwa ada 9 kombinasi gen pada persilangan

dihibrida, yaitu MMKK (Merah-Kuning) dengan frekuensi 4, MMKk (Merah-Kuning) dengan

frekuensi 5, MMkk (Merah-Hijau) dengan frekunsi 5, MmKK (Merah-Kuning) dengan frekuensi

8, MmKk (Merah-Kuning) dengan frekuensi 14, Mmkk (Merah-hijau) dengan frekuensi 10,

mmKK(putih-kuning) dengan frekunsi 4, mmKk (putih-kuning) dengan frekuensi 9, dan mmkk

(putih-hijau) dengan frekuensi 1. Hasil frekunsi ini didapat dari pengambilan kancing genetika

secara acak yang diumpamakan sebagai perkawinan individu dengan dua sifat beda. Terjadinya

frekunsi yang berbeda-beda pada masing-masing kombinasi gen ini menunjukkan bahwa pada

persilangan dihibrida, gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak

(random) kejadian ini sesuai dengan prinsip Hukum Mendel II yang berbunyi “Independent

Assortment of Genes” atau pengelompokkan gen secara bebas. Hokum ini berlaku ketika

pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas menuju ke masing-masing kutub ketika

meiosis. Berdasarkan pada percobaan Mendel pada dominansi penuh akan didapatkan

perbandingan fenotipe 9:3:3:1 sedangkan pada dominansi tidak penuh akan diperoleh

perbandingan genotipe 1:2:1:2:4:2:1:2:1. Untuk mengecek kebenaran perbandingan fenotip dan

genotip yang dibuat Mendel, dilakukan dengan perhitungan Chi Square pada tabel b

(perhitungan chi square genotip) dan tabel C (perhitungan chi square fenotip).

Berdasarkan data hasil uji chi square genotip pada tabel b diperoleh hasil bahwa ΣX2 = 5,138

dengan derajat kebebasan (dk) = 8, kemudian setelah dibandingkan dengan tabel X2 pada buku

ajar genetika ternyata K(dk=8) terletak antara 0,7 dan 0,9 sehingga diketahui bahwa F hitung < F

tabel atau K>0,05 dimana 0,05 ini menunjukkan tingkat signifikasi dalam pehitungan statistik,

maka hasil data persilangan dihibrid pada praktikum ini tidak mengalami penyimpangan yang

berarti atau dianggap sesuai dengan Hukum Mendel II.