PEMERINTAH KOTA BATU
PERATURAN DAERAH KOTA BATU
NOMOR 10 TAHUN 2008
TENTANG
ORGAN DAN KEPEGAWAIAN
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BATU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BATU,
Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian
Perusahaan Daerah Air Minum, maka perlu meninjau
kembali Peraturan Daerah Nomor 56 Tahun 2003 tentang
Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Batu;
b. bahwa dalam usaha meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dan kelancaran tugas Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Batu secara berdaya guna dan berhasil guna,
maka perlu mengatur Organ dan kepegawaian Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Batu;
c. bahwa pengaturan Organ dan kepegawaian Perusahaan
Daerah Air Minum sebagaimana dimaksud pada huruf b
konsideran diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10,tambahan
Lembaran Negara Nomor 2387);
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelengggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan
Kota Batu (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 91,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4118);
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4389);
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4548);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tarnbahan
Lembaran Negara Nomor 4438);
10.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerinttah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
11.
Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006
tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum;
14. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor Tahun tentang Kewenangan Daerah Kota Batu;
15. Peraturan Daerah Nomor Tahun 2008 tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu.
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATU
dan
WALIKOTA BATU
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGAN DAN
KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KOTA BATU
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kota Batu;
2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota Batu yang
terdiri dari Walikota sebagai unsur Eksekutif dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah sebagai unsur Legislatif, yang didalam pelaksanaan
tugas-tugasnya mencerminkan kemitraan;
3. Daerah adalah Kota Batu;
4. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu,
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Walikota adalah Walikota Batu;
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Batu;
7. Perusahaan Daerah Air Minum, yang selanjutnya disebut PDAM,
adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu;
8. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Batu;
9. Direksi adalah Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu;
10. Pegawai, adalah pegawai yang diangkat dan diberhentikan oleh
Direksi;
11. Isteri adalah seorang isteri dari pegawai berdasarkan perkawinan
yang syah sesuai ketentuan yang berlaku;
12. Suami adalah suami dari pegawai berdasarkan perkawinan yang syah
sesuai ketentuan yang berlaku;
13. Anak adalah anak kandung pegawai yang lahir dari perkawinan yang
syah, anak tiri dan anak angkat yang syah menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
14. Gaji adalah gaji pokok ditambah dengan tunjangan lainnya yang
syah;
15. Gaji pokok adalah gaji pokok yang ditentukan dalam skala gaji
pokok pegawai PDAM;
16. Penghasilan, adalah gaji ditambah tunjangan-tunjangan lainnya;
17. Daftar Penilaian Pekerjaan adalah daftar penilaian pekerjaan yang
ditetapkan oleh Direksi;
18. Ijazah adalah Tanda Tamat Belajar dari Sekolah Negeri atau Swasta;
19. Peraturan Perusahaan adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Direksi
dan disetujui oleh Dewan Pengawas;
20. Tenaga Honorer atau tenaga kontrak adalah tenaga yang bekerja di
PDAM berdasarkan sistim kerja jangka waktu tertentu;
21. Jasa Produksi adalah laba bersih setelah dikurangi dengan
penyusutan, cadangan tujuan dan pengurangan yang wajar dalam
perusahaan.
BAB II
O R G A N
Pasal 2
Organ PDAM terdiri dari :
a. Walikota selaku Pemilik Modal;
b. Dewan Pengawas;
c. Direksi.
BAB III
D I R E K S I
Bagian Pertama
Pengangkatan
Pasal 3
(1) Direksi diangkat oleh Walikota atas usul Dewan Pengawas;
(2) Batas usia Direksi yang berasal dari luar PDAM pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;
(3) Batas usia Direksi yang berasal dari PDAM pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun;
(4) Jabatan Direksi berakhir pada saat yang bersangkutan berumur paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
(5) Calon Direksi memenuhi persyaratan:
a. mempunyai pendidikan Sarjana Strata 1(S-1):
b. mempunyai pengalaman kerja 10 tahun bagi yang berasal dari
PDAM atau mempunyai pengalaman kerja minimal 15 tahun
mengelola perusahaan bagi yang bukan berasal dari PDAM yang
dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan
sebelumnya dengan penilaian baik;
c. lulus pelatihan manajemen air minum di dalam atau di luar negeri
yang telah terakreditasi dibuktikan dengan sertifikasi atau ijazah;
d. membuat dan menyajikan proposal mengenal visi dan misi PDAM;
e. bersedia bekerja penuh waktu:
f. tidak terikat hubungan keluarga dengan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah atau Dewan Pengawas atau Direksi lainnya sampai
derajat ketiga menurut garis lurus atau kesamping termasuk
menantu dan ipar; dan
g. lulus uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh tim ahli
yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
(6) Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Walikota;
(7) Sebelum Direksi menjalankan tugas, terlebih dahulu dilantik dan
diambil sumpah jabatan oleh Walikota.
Pasal 4
Direksi terdiri dari 1 (satu) orang yang bertindak sebagai Direktur
Pasal 5
(1) Masa jabatan Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali 1 (satu) kali masa jabatan;
(2) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
pasal ini dilakukan apabila Direktur terbukti mampu meningkatkan
kinerja PDAM dan pelayanan kebutuhan air minum kepada
masyarakat setiap tahun.
Pasal 6
(1) Direksi dilarang memangku jabatan rangkap, yakni :
a. jabatan struktural atau fungsional pada instansi/lembaga
Pemerintah Pusat dan Daerah;
b. anggota Direksi pada BUMD lainnya, BUMN, dan badan usaha
swasta;
c. jabatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada
PDAM; dan/atau
d. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi secara langsung
atau tidak langsung yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
pada PDAM.
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang
Pasal 7
Direksi dalam mengelola PDAM mempunyai tugas sebagai berikut :
a. menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan
seluruh kegiatan operasional PDAM;
b. membina pegawai:
c. mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;
d. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
e. menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan (business
plan/corporate plan) yang disahkan oleh Kepada Daerah melalui usul
Dewan Pengawas.
f. menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan
PDAM yang merupakan penjabaran tahunan dart Rencana Strategis
Bisnis (business plan/corporate plan) kepada Kepala Daerah melalui
Dewan Pengawas; dan
g. menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM.
Pasal 8
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf g terdiri dari
Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan.
(2) Laporan Triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
laporan kegiatan operasional dan keuangan yang disampaikan kepada
Dewan Pengawas.
(3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan manajemen yang
ditandatangani bersama Direksi dan Dewan Pengawas disampaikan
kepada Walikota;
(4) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan
paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun buku PDAM
ditutup untuk disahkan oleh Walikota paling lambat dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah diterima.
(5) Direksi menyebarluaskan Laporan Tahunan melalui media massa
paling lambat 15 (lima belas) hari setelah disahkan oleh Walikota.
(6) Direksi atau Dewan Pengawas yang tidak menandatangani Laporan
Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus disebutkan
alasannya secara tertulis.
Pasal 9
Direksi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. mengangkat dan memberhentikan pegawai PDAM berdasarkan
Peraturan Kepegawaian PDAM;
b. menetapkan susunan organisasi dan tata kerja PDAM dengan
persetujuan Dewan Pengawas;
c. mengangkat pegawai untuk menduduki jabatan di bawah Direksi;
d. mewakili PDAM di dalam dan di luar pengadilan:
e. menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili PDAM;
f. menandatangani Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan;
g. menjual, menjaminkan atau melepaskan aset milik PDAM berdasarkan
persetujuan Kepala Daerah atas pertimbangan Dewan Pengawas;
h. melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian, dan
melakukan kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Kepala
Daerah atas pertimbangan Dewan Pengawas dengan menjaminkan aset
PDAM.
Pasal 10
Untuk mendukung kelancaran pengelolaan PDAM, Direksi dapat
diberikan dana representatif paling banyak 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari jumlah penghasilan Direksi dalam 1 (satu) tahun.
Bagian Ketiga
Penunjukan Pejabat Sementara
Pasal 11
(1) Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Direksi, pengangkatan
Direksi baru masih dalam proses penyelesaian, Walikota dapat
menunjuk/mengangkat Direksi yang lama atau seorang Pejabat
Struktural PDAM sebagai pejabat sementara.
(2) Pengangkatan pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
(3) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku
paling lama 6 (enam) bulan.
(4) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan.
Bagian Keempat
Penghasilan, Jasa Pengabdian, dan Cuti
Pasal 12
(1) Penghasilan Direksi terdiri dari gaji, dan tunjangan.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud ayat (1) dalam Pasal ini terdiri
dari :
a. tunjangan perawatan / kesehatan yang layak termasuk istri/suami
dan anak;
b. tunjangan lainnya.
(3) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Direksi memperoleh
bagian dari jasa produksi.
(4) Besarnya gaji, tunjangan, dan bagian dari jasa produksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh
Walikota setelah memperhatikan pendapat Dewan Pengawas dan
kemampuan PDAM.
(5) Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan Direksi, penghasilan Dewan
Pengawas, penghasilan pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya tidak
boleh melebihi 40% (empat puluh per seratus) dari total biaya
berdasarkan realisasi Anggaran Perusahaan Tahun Anggaran yang
lalu.
Pasal 13
(1) Direksi setiap akhir masa jabatan dapat diberikan uang jasa
pengabdian yang besarnya ditetapkan oleh Walikota berdasarkan
usul Dewan Pengawas dan kemampuan PDAM;
(2) Direksi yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya
berakhir dapat diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan syarat telah menjalankan tugasnya
paling sedikit 1 (satu) tahun;
(3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi
masa jabatan dikalikan penghasilan bulan terakhir.
Cuti
Pasal 14
(1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi:
a. cuti tahunan;
b. cuti besar;
c. cuti sakit;
d. cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan lbadah
haji;
e. cuti nikah;
f. cuti bersalin; dan
g. cuti di luar tanggungan PDAM.
(2) Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tetap diberikan penghasilan penuh kecuali cuti di luar tanggungan
PDAM.
(3) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih
lanjut oleh Walikota dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
Bagian Kelima
Pemberhentian
Pasal 15
(1) Direksi berhenti karena:
a. masa jabatannya berakhir; dan
b. meninggal dunia.
(2) Direksi diberhentikan karena:
a. permintaan sendiri;
b. reorganisasi;
c. melakukan tindakan yang merugikan PDAM;
d. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan
kepentingan Daerah atau Negara;
e. mencapal batas usia 60 (enam puluh) tahun; dan
f. tidak dapat melaksanakan tugasnya.
(3) Pemberhentian Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Pasal 16
(1) Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2) huruf c dan huruf d diberhentikan sementara
oleh Walikota atas usul Dewan Pengawas untuk jangka waktu paling
lama 1 (satu) bulan.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Walikota disertai dengan alasan dan diberitahukan
kepada yang bersangkutan.
Pasal 17
(1) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Dewan Pengawas
melakukan sidang yang dihadiri oleh Direksi untuk menetapkan
yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.
(2) Dewan Pengawas melaporkan kepada Walikota hasil sidang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan Walikota untuk
memberhentikan atau merehabilitasi.
(3) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Direksi tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan
dianggap menerima hasil sidang Dewan Pengawas.
(4) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Direksi merupakan tindak
pidana dengan putusan bersalah dan telah memperoleh kekuatan
hukum tetap yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.
Pasal 18
Walikota paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima
laporan dari Dewan Pengawas, sudah harus mengeluarkan Surat
Keputusan tentang pemberhentian sebagai Direksi.
BAB IV
DEWAN PENGAWAS
Bagian Pertama
Pengangkatan
Pasal 19
(1) Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh Walikota;
(2) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
pasal ini terdiri dari Pejabat Pemerintah Daerah,
professional/perorangan yang diangkat oleh Walikota;
(3) Untuk dapat diangkat sebagai Anggota Dewan Pengawas, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. menguasai manajemen PDAM;
b. menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
c. tidak terikat hubungan keluarga dengan Walikota / Wakil Walikota
/ dengan Anggota Dewan Pengawas yang lain atau dengan Direksi
sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus atau kesamping
termasuk menantu dan ipar.
Pasal 20
Jumlah Anggota Dewan Pengawas terdiri dari 3 (tiga) orang, seorang
diantaranya dipilih menjadi Ketua merangkap Anggota dan seorang
Sekretaris merangkap anggota dengan Keputusan Walikota
Tugas dan Wewenang
Pasal 21
(1) Masa Jabatan Anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun
dan dapat diangkat kembali 1 (satu) kali masa jabatan;
(2) Pengangkatan kembali dilakukan apabila Anggota Dewan Pengawas
terbukti mampu melakukan pengawasan terhadap kegiatan Direksi
dan memberikan pendapat dan saran kepada Walikota sehingga
PDAM mampu meningkatkan kinerja pelayanan kebutuhan air minum
kepada masyarakat.
Pasal 22
Dewan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut :
a. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap
pengurusan dan pengelolaan PDAM;
b. memberikan pertimbangan dan saran kepada Walikota diminta atau
tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain
pengangkatan Direksi, program kerja yang diajukan oleh Direksi,
rencana perubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan
ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan atau
menandatangani Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan; dan
c. memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis Bisnis (business
plan/corporate plan), dan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan
PDAM yang dibuat Direksi kepada Walikota untuk mendapatkan
pengesahan.
Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Dewan
Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. menilai kinerja Direksi dalam mengelola PDAM;
b. menilai Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan yang disampaikan
Direksi untuk mendapat pengesahan Kepala Daerah;
c. meminta keterangan Direksi mengenai pengelolaan dan
pengembangan PDAM; dan
d. mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara, rehabilitasi
dan pemberhentian Direksi kepada Walikota.
Pasal 24
(1) Untuk membantu kelancaran tugas Dewan Pengawas dapat dibentuk
Sekretariat Dewan Pengawas dengan Keputusan Ketua Dewan
Pengawas.
(2) Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud ada ayat (1) beranggotakan paling banyak 3 (tiga) orang dan dibebankan pada Anggaran PDAM.
(3) Pembentukan Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memperhatikan efisiensi pembiayaan PDAM.
Bagian Ketiga
Penghasilan dan Jasa Pengabdian
Pasal 25
Dewan Pengawas diberikan penghasilan berupa uang jasa
Pasal 26
(1) Ketua Dewan Pengawas menerima uang jasa sebesar 45 % (empat
puluh lima perseratus) dari gaji Direktur;
(2) Sekretaris Dewan Pengawas menerima uang jasa sebesar 40 % (empat
puluh perseratus) dari gaji Direktur;
(3) Anggota Dewan Pengawas menerima uang jasa sebesar 35 % (tiga
puluh lima perseratus) dari gaji Direktur.
Pasal 27
Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Dewan Pengawas memperoleh
bagian dari jasa produksi secara proporsional dengan berpedoman pada
ketentuan Pasal 26
Pasal 28
Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 ditetapkan
oleh Walikota dengan memperhatikan kemampuan PDAM.
Pasal 29
(1) Dewan Pengawas mendapat uang jasa pengabdian yang besarnya
ditetapkan oleh Walikota dengan memperhatikan kemampuan PDAM;
(2) Dewan Pengawas yang diberhentikan. dengan hormat sebelum masa
jabatannya berakhir, mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat
telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1(satu) tahun;
(3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi
masa jabatan dikalikan uang jasa bulan terakhir.
Bagian Keempat
Pemberhentian
Pasal 30
(1) Anggota Dewan Pengawas berhenti karena:
a. masa jabatannya berakhir; dan
b. meninggal dunia.
(2) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan karena:
a. permintaan sendiri;
b. reorganisasi;
c. kedudukan sebagai pejabat daerah telah berakhir;
d. mencapai batas usia 65 (enam puluh lima) tahun;
e. tidak dapat melaksanakan tugas:
f. melakukan tindakan yang merugikan PDAM: dan
g. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan
kepentingan Daerah atau Negara;
(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh Walikota.
Pasal 31
(1) Anggota Dewan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf f dan huruf g diberhentikan
sementara oleh Walikota.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Pasal 32
(1) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara, Kepala
Daerah melaksanakan rapat yang dihadiri oleh anggota Dewan
Pengawas untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau
direhabilitasi.
(2) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Walikota belum melakukan rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemberhentian sementara batal
demi hukum.
(3) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
anggota Dewan Pengawas tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang
bersangkutan dianggap menerima hasil rapat.
(4) Apabila perbuatan yang dilakukan oieh anggota Dewan Pengawas
merupakan tindak pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap. yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.
BAB V
KEPEGAWAIAN
Bagian Pertama
Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai
Pasal 33
Direksi berwenang mengangkat dan memberhentikan pegawai dengan
persetujuan Walikota.
Pasal 34
(1) Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi pegawai PDAM adalah :
a. Warga negara Indonesia;
b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-
tingginya 35 (tiga puluh lima) tahun;
c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
Keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap;
d. Tidak pernah terlibat dalam suatu gerakan yang menentang
Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah;
e. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai
suatu instansi baik Instansi Pemerintah / Swasta;
f. Mempunyai pendidikan, kecakapan atau keahlian yang diperlukan;
g. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan
POLRI setempat;
h. Berbadan sehat, yang dinyatakan oleh rumah sakit umum yang
ditunjuk oleh Direksi;
i. Tidak boleh merangkap menjadi Pegawai dari Instansi /
Perusahaan lain;
j. Lulus seleksi.
(1) Calon Pegawai dapat diangkat menjadi pegawai setelah melalui masa
percobaan paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan
dengan ketentuan memenuhi daftar penilaian kerja setiap unsur paling
sedikit bernilai baik.
(2) Selama masa percobaan terhadap Calon Pegawai dilakukan
penilaian meliputi :
a. Loyalitas;
b. Kecakapan;
c. Kesehatan;
d. Kerjasama;
e. Kerajinan;
f. Prestasi Kerja;
g. Kejujuran.
(3) Calon Pegawai yang memenuhi persyaratan penilaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dalam pasal ini diangkat menjadi pegawai;
(4) Calon Pegawai yang dinyatakan tidak tidak memenuhi persyaratan
penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini diberhentikan
tanpa mendapatkan uang pesangon;
(5) Selama menjalani masa percobaan, calon pegawai tidak diperkenankan
menduduki jabatan.
Pasal 35
(1) Direksi dapat mengangkat tenaga honorer atau tenaga kontrak dengan
pemberian honorarium yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan
Direksi yang berpedoman pada Upah Minimum Provinsi atau Upah
Minimum Kota.
(2) Tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak diperbolehkan menduduki jabatan.
Pasal 36
(1) Batas usia pensiun pegawai PDAM 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) Pegawai yang memasuki masa pensiun dapat diberikan kenaikan
pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi dari pangkatnya dengan
ketentuan paling sedikit telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir,
Bagian Kedua
Kepangkatan
Pasal 37
(1) Pegawai diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu;
(2) Pengangkatan Pegawaii dalam suatu jabatan dilaksanakan dengan
memperhatikan jenjang pangkat dan persyaratan lain yang ditetapkan
untuk jabatan itu.
Pasal 38
(1) Pemberian kenaikan pangkat dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan
sistim kenaikan pangkat reguler dan kenaikan pangkat pilihan;
(2) Setiap Pegawai yang memenuhi syarat – syarat yang ditentukan berhak
atas kenaikan pangkat reguler;
(3) Pemberian kenaikan pangkat pilihan merupakan penghargaan atas
prestasi kerja Pegawai yang bersangkutan.
Pasal 39
Pangkat dan Golongan Pegawai ditentukan sebagai berikut :
1. Pegawai Dasar Muda Golongan A ruang 1
2. Pegawai Dasar Muda I Golongan A ruang 2
3. Pegawai Dasar Golongan A ruang 3
4. Pegawai Dasar I Golongan A ruang 4
5. Pelaksana Muda Golongan B ruang 1
6. Pelaksana Muda I Golongan B ruang 2
7. Pelaksana Golongan B ruang 3
8. Pelaksana I Golongan B ruang 4
9. Staf Muda Golongan C ruang 1
10.Staf Muda I Golongan C ruang 2
11.Staf Golongan C ruang 3
12.Staf I Golongan C ruang 4
13.Staf Madya Golongan D ruang 1
14.Staf Madya I Golongan D ruang 2
15.Staf Utama Madya Golongan D ruang 3
16.Staf Utama Golongan D ruang 4
Bagian Ketiga
Pengangkatan Pertama
Pasal 40
Calon pegawai yang diangkat sebagai pegawai diberikan pangkat dan
golongan ruang permulaan sebagai berikut :
a. Berijazah Sekolah Dasar diberikan pangkat Pegawai Dasar Muda dan
Golongan ruang A/1 ;
b. Berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diberikan pangkat Dasar
Muda I dan Golongan ruang A/2 ;
c. Berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas diberikan pangkat Pelaksana
Muda dan Golongan ruang B/1 ;
d. Berijazah Sarjana Muda / Diploma III diberikan pangkat Pelaksana
Muda I dan Golongan ruang B/2 ;
e. Berijazah Sarjana diberikan pangkat Staf dan Golongan ruang C/1;
Pasal 41
Pegawai dari Badan Usaha lain dapat diterima menjadi pegawai dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Badan Usaha sejenis :
1. Tidak diberhentikan
a. dengan tidak hormat ;
b. dengan hormat tanpa predikat ;
c. dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.
2. Pengalaman kerjanya diakui seluruhnya.
3. Diberikan pangkat setinggi-tingginya sama dengan pangkat
terakhir yang dimiliki.
b. Badan Usaha tidak sejenis :
1. Tidak diberhentikan
a. dengan tidak hormat ;
b. dengan hormat tanpa predikat ;
c. dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.
2. Pengalaman kerja diakui 1/3 (satu pertiga).
3. Diberikan pangkat setinggi-tingginya sama dengan pangkat
terakhir yang dimiliki.
Bagian Keempat
Kenaikan Pangkat
Pasal 42
(1) Kenaikan pangkat pegawai ditetapkan pada tanggal 1 Januari dan 1
Juli tiap tahun ;
(2) Kenaikan pangkat pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri
dari:
a. Kenaikan pangkat biasa;
b. Kenaikan pangkat pilihan;
c. Kenaikan pangkat penyesuaian;
d. Kenaikan pangkat istimewa;
e. Kenaikan pangkat pengabdian;
f. Kenaikan pangkat anumerta.
(3) Kenaikan pangkat pegawai sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan PDAM.
Pasal 43
(1) Kenaikan pangkat biasa diberikan kepada pegawai tanpa
memperhatikan jabatan yang dipangkunya dan memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan ;
(2) Kenaikan pangkat biasa dapat diberikan setiap kali setingkat lebih
tinggi apabila pegawai dimaksud memenuhi salah satu persyaratan
sebagai berikut :
a. Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan
setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam satu tahun terakhir.
b. Telah 5 (lima) tahun atau lebih dalam pangkat yang dimilikinya
dan setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya
bernilai cukup dalam satu tahun terakhir.
(3) Maksimal kenaikan pangkat biasa yang dapat dicapai oleh seorang
pegawai PDAM setinggi-tingginya sebagai berikut :
a. Berijazah Sekolah Dasar sampai dengan Golongan ruang B/1;
b. Berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sampai dengan
Golongan ruang B/2 ;
c. Berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sampai dengan
Golongan ruang C/1;
d. Berijazah D III sampai dengan Golongan ruang C/2 ;
Berijazah Sarjana sampai dengan Golongan ruang D/1.
Pasal 44
(1) Kenaikan pangkat pilihan diberikan kepada Pegawai PDAM yang
memangku jabatan dan telah memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan .
(2) Kenaikan pangkat pilihan dapat diberikan setingkat lebih tinggi
apabila Pegawai dimaksud memenuhi salah satu persyaratan sebagai
berikut :
a. Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimiliki dan hasil
penilaian prestasi kerja setiap unsur sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
b. Telah 5 (lima) tahun dalam pangkat yang dimiliki dan hasil
penilaian prestasi kerja rata-rata bernilai baik tanpa nilai kurang
dalam 1 (satu) tahun terakhir ;
c. Telah 6 (enam) tahun atau lebih dalam pangkat yang dimiliki
dengan hasil penilaian prestasi kerja rata-rata bernilai cukup
tanpa nilai kurang dalam 1 (satu) tahun terakhir.
(3) Kenaikan pangkat pilihan diberikan dalam batas-batas jenjang
pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan.
Pasal 45
Kenaikan pangkat penyesuaian diberikan kepada Pegawai karena memperoleh Tanda Tamat Belajar atau Ijazah yang lebih tinggi.
Pasal 46
(1) Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada Pegawai yang
menunjukkan prestasi kerja luar biasa, atau menemukan penemuuan
baru yang bermanfaat bagi perusahaan ;
(2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pasal ini
tidak terikat pada jabatan dan ketentuan ujian dinas.
Pasal 47
Kenaikan pangkat pengabdian diberikan kepada pegawai yang akan
memasuki masa pensiun setingkat lebih tinggi dari pangkatnya dengan
ketentuan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir.
Pasal 48
Kenaikan pangkat anumerta diberikan kepada pegawai yang meninggal
dunia dalam melakukan tugas, setingkat lebih tinggi dari pangkat terakhir.
Bagian Kelima
Pengangkatan dalam Jabatan
Pasal 49
Tata cara dan Pengangkatan dalam Jabatan ditetapkan melalui Peraturan
Perusahaan.
Pasal 50
(1) Pegawai yang memangku jabatan dengan pangkat lebih rendah pada
jenjang pangkat jabatan tersebut, setiap kali dapat dinaikkan pangkatnya
lebih tinggi, apabila memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut :
a. Sekurang-kurangnya telah (1) satu tahun memangku jabatan dan telah
2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir dengan hasil penilaian kerja
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun memangku jabatan dan telah
3 (tiga) tahun tahun dalam pangkat terakhir dengan hasil penilaian
kerja rata-rata bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
(2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pasal ini
dapat dilakukan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali selama menjadi
pegawai.
Bagian Keenam
Pembinaan Karier Pegawai
Pasal 51
(1) Untuk pembinaan karier pegawai dan peningkatan pengetahuan pegawai
dapat diadakan pemindahan Pegawai antar PDAM.
(2) Pemindahan Pegawai antar PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam pasal ini diatur dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 52
Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya
dilaksanakan sistim karier PDAM melalui penjenjangan yang dilakukan
secara terarah sesuai dengan klasifikasi kebutuhan.
Bagian Ketujuh
Hak- hak, Penghasilan, Penghargaan dan Cuti
Pasal 53
(1) Pegawai PDAM berhak atas gaji, tunjangan dan penghasilan lainnya yang
sah sesuai dengan pangkat, jenis pekerjaan dan tanggungjawabnya.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. Tunjangan pangan;
b. Tunjangan Kesehatan;
c. Tunjangan lainnya.
(3) a. Tunjangan Keluarga terdiri dari :
- Tunjangan Istri / Suami;
- Tunjangan Anak
b. Tunjangan isteri / suami dan tunjangan anak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dalam pasal ini diberikan kepada pegawai yang
mempunyai isteri / suami dan anak;
(4) Tunjangan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
diberikan kepada pegawai beserta keluarganya yang menjadi tanggungan;
(5) Tunjangan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
pengobatan dan/atau perawatan di rumah sakit, klinik dan lain-lain yang
pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Direksi;
(6) Pemberian hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kemampuan PDAM.
Pasal 54
(1) Penyusunan skala gaji pegawai PDAM dapat mengacu pada prinsip-
prinsip skala gaji Pegawai Negeri Sipil yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan PDAM.
(2) Ketentuan gaji pegawai PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diretapkan dengan Keputusan Direksi.
Pasal 55
(1) Besarnya tunjangan isteri / suami adalah 10 % ( sepuluh perseratus) dari
gaji pokok ;
(2) Besarnya tunjangan setiap anak adalah 5 % ( lima per seratus ) dari gaji
pokok dengan ketentuan sebagai berikut :Jumlah anak sebanyak-
banyaknya 2 (dua) orang;
a. Batas umur sampai dengan 21 (dua puluh satu ) tahun;
b. Tidak mempunyai penghasilan sendiri ;
c. Tidak menikah atau belum pernah menikah.
(3) Batas umur sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat diperpanjang sampai
mencapai umur 25 (dua puluh lima ) tahun apabila anak dimaksud
bersekolah / kuliah yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala
Sekolah / Dekan;
Pasal 56
(1) Jaminan hari tua yang dananya dihimpun dari usaha PDAM atau iuran
pegawai PDAM yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan
Direksi;
(2) Besarnya tunjangan jaminan hari tua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan atas perhitungan gaji.
Pasal 57
(1) Pegawai memperoleh hak cuti meliputi:
b. cuti tahunan;
c. cuti besar;
d. cuti sakit; e. cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan ibadah haji; f. cuti nikah; g. cuti bersalin;dan h. cuti di luar tanggungan PDAM.
(2) Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti di luar tanggungan PDAM;
(3) Pegawai berhak mendapat cuti tahunan, cuti kawin, cuti hamil, cuti sakit
dan cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan ibadah haji
serta cuti diluar tanggungan Perusahaan;
(4) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pasal ini
diatur lebih lanjut oleh Walikota dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Pasal 58
Sumbangan kematian, bencana alam dan kecelakaan diberikan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dengan Peraturan Perusahaan
Pasal 59
Apabila setelah tutup buku PDAM memperoleh keuntungan kepada pegawai
dapat diberikan jasa produksi, yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan
Direksi sesuai dengan kemampuan keuangan PDAM.
Pasal 60
(1) Pegawai yang memiliki rata-rata baik dalam Daftar Penilaian Kerja
Pegawai diberikan kenaikan gaji berkala;
(2) Apabila penilaian prestasi kerja pegawai belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dalam pasal ini, maka kenaikan gaji
berkala ditunda paling lama 2 (dua) tahun.
Pasal 61
Pegawai yang daftar penilaian prestasi kerja menunjukkan hasil yang amat
baik, sehingga patut dijadikan pegawai teladan, dapat diberikan kenaikan gaji
berkala istimewa yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Pasal 62
Calon Pegawai dalam masa percobaan diberikan gajji sebesar 80 % (delapan
puluh per seratus ) dari gaji pegawai.
Pasal 63
Direksi memberikan penghargaan kepada :
a. Pegawai yang mempunyai masa kerja terus – menerus selama 10
(sepuluh), 20 (dua puluh) dan 30 (tiga puluh) tahun dan hasil penilaian
prestasi kerja dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan nilai rata – rata
baik, diberikan penghargaan yang besarnya disesuaikan dengan
kemampuan PDAM;
b. Pegawai yang telah menunjukkan prestasi kerja dan atau berjasa dalam
pengembangan perusahaan sehingga dapat dijadikan teladan bagi pegawai
lainnya, diberikan penghargaan yang nilai dan bentuknya ditetapkan
dengan Keputusan Direksi;
c. Pegawai yang akan memasuki masa pensiun normal diberikan
penghargaan yang nilai dan bentuknya ditetapkan dengan Keputusan
Direksi;
Pasal 64
Setiap tahun setelah tutup buku kepada Pegawai dapat diberikan jasa
produksi, yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Perusahhaan.
Bagian Kedelapan
Kewajiban dan Larangan
Pasal 65
Setiap Pegawai wajib :
a. Mendukung dan membela serta mengamalkan ideologi Negara
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;
b. Mendahulukan kepentingan PDAM diatas kepentingan pribadi dan
golongan;
c. Mematuhi / mentaati segala peraturan dan menjauhi semua larangan
PDAM;
d. Memegang teguh rahasia PDAM dan rahasia jabatan;
e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan
peraturan;
f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undangan kepegawaian.
Pasal 66
Setiap Pegawai dilarang :
a. Melakukan kegiatan – kegiatan yang langsung atau tidak langsung
merugikan kepentingan PDAM dan atau Negara;
b. Menggunakan kedudukannya dalam Perusahaan untuk memberikan
keuntungan diri sendiri atau orang lain baik langsung ataupun tidak
langsung yang merugikan PDAM;
c. Melakukan hal – hal yang mencemarkan nama baik PDAM dan atau
Negara;
d. Memberikan keterangan tertulis maupun lisan tentang PDAM kepada
pihak lain diluar wewenangnya tanpa ijin tertulis dari Direksi.
Bagian Kesembilan
Hukuman Disiplin
Pasal 67
(1) Seorang pegawai dapat dikenakan hukuman disiplin;
(2) Jenis hukuman yang dapat dikenakan kepada pegawai terdiri dari :
a. Tegoran lisan ;
b. Tegoran tertulis ;
c. Penundaan kenaikan gaji berkala ;
d. Penundaan kenaikan pangkat ;
e. Penurunan pangkat ;
f. Pembebasan jabatan ;
g. Pemberhentian sementara ;
h. Pemberhentian dengan hormat ;
i. Pemberhentian tidak dengan hormat.
(3) Pelaksanaan penjatuhan hukuman sebagaimana dimaksud ayat (2) dalam
pasal ini ditetapkan oleh Keputusan Direksi .
Bagian Kesepuluh
Pemberhentian
Pasal 68
Direksi berwenang memberhentikan sementara pegawai karena :
a. Sesuai dengan bukti, disangka telah melakukan tindakan merugikan PDAM;
b. Ditahan oleh yang berwajib karena cukup bukti melakukan perbuatan
pidana.
Pasal 69
Pegawai yang diberhentikan sementara mulai bulan berikutnya diberi 50 % (
lima puluh per seratus ) dari gaji.
Pasal 70
(1) Selambat – lambatnya dalam waktu 6 (enam) bulan, Direksi wajib
mengadakan sidang yang dihadiri oleh Pegawai yang diberhentikan
sementara untuk menetapkan apakah yang bersangkutan terbukti
merugikan PDAM;
(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang yang bersangkutan
tidak terbukti melakukan tindakan yang merugikan PDAM maka yang
bersangkutan dipekerjakan kembali dalam jabatan dan berhak menerima
sisa penghasilan yang belum diterima;
(3) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang yang bersangkutan
terbukti melakukan perbuatan yang merugikan PDAM, maka yang
bersangkutan diberhentikan tidak dengan hormat.
Pasal 71
(1) Direksi berwenang memberhentikan dengan hormat pegawai karena :
a. Telah mencapai usia 56 tahun (usia pensiun normal );
b. Permintaan sendiri;
c. Kesehatan tidak mengijinkan, yang dibuktikan dengan surat
keterangan Dokter;
d. Meninggal dunia;
e. Reorganiasai;
f. Tidak dapat melaksanakan tugas.
(2) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud ayat
(1) dalam pasal ini mendapat pesangon yang besarnya ditetapkan dengan
Keputusan Direksi;
(3) Bagi Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud
ayat (1) huruf b dalam pasal ini ditetapkan 1 (satu) bulan sejak
diterimanya permohonan berhenti pelaksanaannya berlaku pada akhir
bulan berikutnya.
Pasal 72
Direksi berwenang memberhentikan tidak dengan hormat pegawai karena :
a. melanggar sumpah janji pegawai dan atau sumpah / janji jabatan;
b. dihukum berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap;
c. merugikan keuangan PDAM.
BAB VI
DANA PENSIUN
Pasal 73
(1) Direksi dan Pegawai PDAM wajib diikutsertakan pada program pensiun
yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana
Pensiun Lembaga Keuangan;
(2) Penyelenggara program penslun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
dasarkan atas pertimbangan optimalisasi dan kepastian manfaat bagi Direksi
dan pegawai PDAM sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
(3) Atas pertimbangan efektifitas dan efisiensi penyelenggara program
pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan dana pensiun
pemberi kerja yang diselenggarakan oleh gabungan PDAM.
BAB VII
ASOSIASI
Pasal 74
PDAM wajib menjadi anggota Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh
Indonesia (PERPAMSI).
BAB VIII
KETENTUAN LAIN - LAIN
Pasal 75
Pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas atau dipindah tugaskan ke
tempat lain diberikan biaya yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan
Direksi.
BAB IX KETENTUAN PENUTUP
Pasal 76
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 77
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku Peraturan Daerah kota Batu Nomor 56 Tahun 2003 tentang Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
Pasal 78
Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Batu.
Ditetapkan di Batu
pada tanggal 19 Juli 2008
WALIKOTA BATU,
ttd
EDDY RUMPOKO
LEMBARAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2008 NOMOR 8 / D
Diundangkan di Batu pada tanggal 19 Juni 2008 Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU ttd
SUNDJOJO Pembina Utama Muda NIP. 070 020 932