PENARIKAN KESIMPULAN DARI 6 PENELITIAN (KUALITATIF, KUANTITATIF, PTK, KEBIJAKAN, PENGEMBANGAN, EX POST FACTO)
MAKALAH
disusun guna memenuhi mata kuliah Metodologi
oleh :
M.Anas Sururi
NIM 110210302043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirobbil’alamin sebagai ungkapan puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Penarikan Kesimpulan dari 6
Penelitian (kualitatif, kuantitatif, PTK, Kebijakan, Pengembangan, Ex Post Facto)”
ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini kami gunakan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.
Jember,10 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….. i
PRAKATA………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………... 2
1.3 Tujuan ......................…………………………………………… 2
BAB 2. PEMBAHASAN………………………………………………… 3
2.1 Pengertian Penarikan Kesimpulan............................................. 3
2.2 Langkah-Langkah Penarikan Kesimpulan ……….................. 5
2.3 ciri-ciri penarikan kesimpulan pada penelitian
(kuantitatif, kualitatif, pengembangan,
kebijakan/evaluasi, dan ex post facto)
………
…........................................................................... 8
2.4 Contoh-Contoh Penarikan Kesimpulan Pada
Jenis-Jenis
Penelitia
n ................................................................................. 13
BAB 3. PENUTUP……………………………………………………… 21
3.1 Kesimpulan……………………………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 23
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu
yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan
menggunakn bahasa yang baik dan benar (pateda, 1993:91). Jadi karya ilmiah ditulis
bukan sekedar mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian (uang,
bahan, dan alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan tersebut
secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena hasil suatu karaya ilmiah dibaca dan
dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kesimpulan dalam suatu karya ilmiah, merupakan bagian akhir tulisan yang
membawa pembaca keluar dari pembahasan. Secara umum kesimpulan menunjukan
jawaban atas tujuan yang telah dikemukakan dalam pendahuluan. Tidak sedikit
penulisan kesimpulan yang kurang seuai, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman
arti dan pemilihan metode berfikir yang tepat dalam menarik kesimpulan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan fokus permasalahan di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian penarikan kesimpulan dalam penelitian?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam penarikan kesimpulan pada penelitian?
3. Bagaimana ciri-ciri penarikan kesimpulan pada penelitian (kuantitatif,
kualitatif, pengembangan, kebijakan/evaluasi, dan ex post facto)?
4. Bagaimana contoh penarikan kesimpulan pada penelitian (kuantitatif,
kualitatif, pengembangan, kebijakan/evaluasi, dan ex post facto)?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian penarikan kesimpulan dalam penelitian
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam penarikan kesimpulan pada
penelitian
3. Untuk mengetahui ciri-ciri penarikan kesimpulan pada penelitian
(kuantitatif, kualitatif, pengembangan, kebijakan/evaluasi, dan ex post facto)
4. Untuk mengetahui contoh penarikan kesimpulan pada penelitian (kuantitatif,
kualitatif, pengembangan, kebijakan/evaluasi, dan ex post facto)
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan adalah intisari dari hasil eksperimen dan pernyataan mengenai
hubungan hasil eksperimen dengan hipotesis, termasuk juga alasan-alasan yang
menyebabkan hasil eksperimen berbeda dengan hipotesis. Jika perlu kesimpulannya
dapat diakhiri dengan memberikan masukan-masukan untuk pengujian selanjutnya.
Kesimpulan atau sering disebut pula “keputusan”, yang dalam bahasa latin
disebut conclution, dapat diartikan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Kesimpulan sebagai suatu keputusan, dalil, hukum, tingkatan akhir, inferensi,
persetujuan akhir, atau tesis.
2. Kesimpulan sebagai kesimpulan yang ditarik berdasarkan metode berpikir induktif
dan deduktif
3. Kesimpulan sebagai pertimbangan yang dikemukakan atas dasar penalaran
inferensial
4. Kesimpulan sebagai suatu pernyataan dalam silogisme yang didasarkan pada
premise mayor dan premise minor.
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. Jika dalam proses pengujian terdapat bukti yang
cukup untuk mendukung hipotesis, maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya jika
dalam proses pengujian tidak terdapat bukti yang cukup mendukung hipotesis, maka
hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari
pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan
yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah
Problematik Rumus Masalah
KesimpulanHipotesis
sebelumnya, serta telah teruji kebenarannya. Teruji kebenarannya berarti tidak
ditemukan bukti yang bertentangan.
Dalam menarik kesimpulan penelitian selalu harus mendasarkan diri atas
semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan
kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan
peneliti. Adalah salah besar apabila kelompok peneliti membuat kesimpulan yang
bertujuan menyenangkan hati pemesan, dengan cara manipulasi data.
Pada dasarnya penarikan kesimpulan memiliki hubungan dengan problematik,
dan hipotesis. Di dalam kegiatan peneliti muncul perumusan problematik. Di dalam
problematik ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang
akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian. Sehubungan dengan pertanyaan
inilah maka peneliti mencoba mencari jawaban sementara yang disebut hipotesis,
sedangkan kesimpulan yang ditarik berdasarkan data yang telah disebut hipotesis,
sedangkan kesimpulan yang ditarik berdasarkan data yang telah dikumpulkan, adalah
merupakan jawaban, benar-benar jawaban yang dicari, walaupun tidak selalu
menyenangkan hatinya.
Oleh karena itu, harus tampak jelas hubungan antara problematik, hipotesis,
dan kesimpulan.
Apabila kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik yang
dikemukakan, maka isi maupun banyaknya kesimpulan yang dibuat juga harus sama
dengan isi dan banyaknya problematik. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan contoh
berikut ini.
Problematik
1. Apakah orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang
sama dengan orang tua murid di kota?
2. Apakah ayah mempunyai peranan yang sama dengan ibu dalam memberikan
motivasi belajar, baik di daerah maupun di kota?
Hipotesis
1. Orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar sebesar yang
diberikan oleh orang tua di kota.
2. Ada perbedaan yang signifikan antara ayah dan ibu didalam memberikan motivasi
belajar, baik bagi orang tua murid di daerah pedesaan maupun di kota.
Jadi bisa dikatakan bahwa kesimpulan penelitiannya, yaitu:
1. Orang tua murid di daerah pedesaan tidak dapat memberikan motivasi belajar
sebesar yang diberikan oleh orang tua di kota
2. Ada perbedaan yang signifikan antara ayah dan ibu di dalam memberikan motivasi
belajar, baik bagi orang tua murid di daerah pedesaan maupun di kota (Arikunto
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. 2002:385).
Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan atas hasil
dari analisa dan interprestasi data yang dilengkapi dengan saran-saran. Penarikan
kesimpulan sangat berguna dalam merangkum hasil akhir suatu penelitian, selain
sebagai landasan rumusan pengambilan keputusan bagi pihak peneliti juga digunakan
sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data
yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti
untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi
ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji
Langkah 7Menentukan dan Menyusun Instrumen
Langkah 8Mengumpulkan Data
Langkah 9Analisis Data
Langkah 10Menarik Kesimpulan
Langkah 6-aMenentukan Variabel
Langkah 1Memilih Masalah
Langkah 2Studi Pendahuluan
Langkah 3Merumuskan Masalah
Langkah 4Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah 5Memilih Pendekatan
Langkah 6-bMenentukan Sumber Data
kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model yang
digunakan. (Wasito Hermawan, pengantar metodologi penelitian. 1992:89)
2.2 Langkah-Langkah Penarikan Kesimpulan
MENARIK KESIMPULAN
Langkah 4-aHipotesis
Kesimpulan seharusnya ringkas saja. Sebagai gambaran, pada banyak
publikasi hasil penelitian bagian kesimpulan mencakup hingga 2,5% dari keseluruhan
laporan.Kesimpulan yang terlalu panjang seringkali disebabkan memuat rincian yang
tidak perlu. Bab tentang kesimpulan bukanlah tempat bagi rincian tentang metodologi
atau hasil penelitian. Walaupun peneliti harus memberikan ringkasan tentang apa
yang telah dipelajari dalam penelitian, ringkasan tersebut tidak harus panjang karena
penekanan pada bagian kesimpulan terletak pada implikasi, evaluasi, dan lain
sebagainya.
Penyusunan bab tentang kesimpulan ditujukan untuk memberi ringkasan
tentang:
o Apa yang telah dipelajari (biasanya di bagian awal kesimpulan)
o Apa saja yang masih harus dipelajari (arah penelitian berikutnya)
o Hasil yang diperoleh dalam penelitian (evaluasi)
o Manfaat, kelebihan, dan aplikasi temuan penelitian (evaluasi)
o Rekomendasi
Aspek negatif dari penelitian kita seharusnya tidak diabaikan. Masalah,
kelemahan, dan lain-lain sejenisnya dapat dimasukkan ke dalam bagian kesimpulan
sebagai suatu cara untuk mengkualifikasikan kesimpulan yang kamu buat
(memperlihatkan aspek-aspek negatif, bahkan seandainya hal tersebut lebih bermakna
dibandingkan dengan aspek-aspek positifnya)
Sering terjadi tujuan penelitian mengalami perubahan ketika penelitian sedang
dijalankan. Hal tersebut tidak menjadi masalah sepanjang peneliti tidak lupa untuk
kembali dan menyusun ulang tujuan yang telah ditulis pada bagian pendahuluan
sehingga secara akurat merefleksikan apa yang sedang penelliti selesaikan dalam
penelitian.
Dalam metode ilmiah seluruh langkah-langkah diatas harus dilakukan agar
suatu penelitian dapat disebut ilmiah. Langkah-langkah tersebut harus dilakukan
secara urut dan benar, karena langkah yang satu merupakan dasar bagi langkah
berikutnya. Langkah-langkah yang telah disebutkan diatas harus digunakan sebagai
landasan utama dalam penelitian, walau terkadang terjadi berbagai variasi yang
berkembang sesuai dengan bidang dan permasalahan yang diteliti.(Arikunto
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. 2002:384).
Setelah melalui beberapa langkah-langkah yang harus di patuhi, maka tahap
selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Adapun di dalam penarikan kesimpulan ini
harus mencangkup unsur-unsur yang harus dipenuhi. Unsur yang termasuk di dalam
penarikan kesimpulan, yaitu:
1. Isi dalam kesimpulan harus berupa analisis dari kajian pustaka dan juga
interpretasi dari tema yang mana bentukanya dapat berupa implikasi
(kesimpulan berdasar data) dan dapat juga berupa inferensi (kesimpulan
berdasar referensi)
2. Isi dalam kesimpulan sebaiknya mengandung saran-saran yang ditujukan
kepada pembaca
3. Kesimpulan makalah sebaiknya dibuat dengan menggambarkan secara singkat
isi dari karya ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Dalam membuat kesimpulan karya tulis ilmiah, hindari menyimpulkan materi
yang tidak dibahas dalam pembahasan makalah.
Sering terjadi tujuan penelitian mengalami perubahan ketika penelitian sedang
dijalankan. Hal tersebut tidak menjadi masalah sepanjang peneliti tidak lupa untuk
kembali dan menyusun ulang tujuan yang telah ditulis pada bagian pendahuluan
sehingga secara akurat merefleksikan apa yang sedang penelliti selesaikan dalam
penelitian.
2.3 ciri-ciri penarikan kesimpulan pada penelitian (kuantitatif, kualitatif,
pengembangan, kebijakan/evaluasi, dan ex post facto)
Penarikan kesimpulan merupakan intisari dari bagian terpenting yang
dihasilkan oleh peneliti melalui kegiatan penelitiannya. Penyusunan kesimpulan
hendaknya:
1. Singkat, jelas dan mudah dipahami
2. Selaras, dan sejalan sesuai dengan problematika penelitian yang diajukan.
3. Dibuat dalam rumusan sedemikian rupa sehingga jika didahului dengan
rumusan problematika masing-masing akan mewujudkan tanya jawab yang
koheren.
4. Sudah tidak mengadung informasi yang bersifat kuantitatif seperti presentase,
predikat penilaian dan sebagainya.
Penarikan kesimpulan ini merupakan bentuk kesimpulan secara umum.
(Arikunto,2003:625)
2.3.1 Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan akhir bisa jadi tidak muncul hingga
penghimpunan data berakhir, sebab kesimpulan tersebut sangat tergantung pada
besarnya atau banyaknya himpunan catatan lapangan, kodifikasi, penyimpanan, dan
metode penelusuran ulang yang dipergunakan, ketrampilan peneliti, dan sering kali
juga keinginan pemberi dana. Namun, dalam kenyataanya, seperti sering terjadi
dalam penelitian kualitatif, kesimpulan bisa jadi telah dirumuskan sebelumnya,
“malahan” peneliti pun melakukan sejak permulaan penelitian, walaupun ia
mempergunakan metode induktif.
2.3.2 Penelitian Tindakan Kelas
Pada kesimpulan di penelitian tindakan kelas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. kesimpulan ditulis sebagai pernyataan singkat;
Tujuan penulisan kesimpulan pada bab V sebuah laporan penelitian tindakan
kelas adalah untuk memberikan informasi secara cepat kepada pembaca tentang
hasil penelitian yang telah diperoleh. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai tujuan
tersebut kesimpulan harus ditulis dalam bentuk pernyataan singkat, tidak bertele-
tele.
2. kesimpulan penelitian tidak lagi memuat bahasa statistik/ hasil analisis data/
angka-angka;
Kesalahan yang sering ditemukan dalam sebuah kesimpulan di bagian laporan
ptk adalah masih dimuatnya bahasa yang sulit dipahami secara langsung oleh
pembaca. Kesulitan dapat dialami pembaca saat memahami kalimat-kalimat
simpulan yang masih mengandung angka-angka atau skor-skor dari analisis data.
Kesimpulan pada sebuah laporan ptk tidak boleh demikian. Seyogyanya justru
kalimat-kalimat disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh orang awam
sekalipun.
3. kesimpulan adalah gambaran umum dari hasil analisis data dan pembahasan yang
telah ditulis di bab IV;
Kesalahan lain yang sering terjadi saat seorang peneliti menuliskan
kesimpulan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukannya adalah kalimat-
kalimat yang ditulis tidak begitu penting dan melenceng dari gambaran umum hasil
analisis data dan pembahasan yang telah ditulisnya di bab IV. Kesalahan ini tidak
akan terjadi bila peneliti bersikap objektif saat menuliskan laporannya.
4. kesimpulan selalu merujuk pada rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan;
Cara termudah agar saat merumuskan bagian kesimpulan pada laporan ptk
adalah dengan merujuk kembali kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan yang terdapat pada bab I.
2.3.3 Penelitian Kuantitatif
Kesimpulan adalah hasil dari suatu proses tertentu, yaitu menarik dalam arti
memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, kesimpulan
penelitian harus selalu mendasarkan diri pada semua data yang diperoleh dari
kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus didasarkan atas
data. Oleh karena itu kesimpulan tidak dapat lepas dari problematic dan hipotesis
penelitian.
2.3.4 Penelitian Kebijakan/ Evaluasi
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penelitian evaluasi merupakan
tugas yang kompleks. Disamping tugas mengantisipasi berbagai dampak yang
mungkin terjadi sangat bersifat multidisipliner, tugas mengevaluasi tidaklah mudah
dilaksanakan. Apabila tidak berhati-hati, kesimpulan yang ditarik dapat bias karena
berbagai sumber "invalidity". Oleh karena itu, dibutuhkan ketajaman dalam
menganalisis keterkaitan antar gejala dan kemampuan dalam mengeliminir secara
tepat berbagai "confounding factors" yang dapat mengganggu penarikan kesimpulan.
Meskipun rumit melakukan penelitian evaluasi, namun semakin hari
penelitian ini semakin penting, bahkan diakui sebagai suatu spesialisasi atau profesi
baru. Akhir-akhir ini penelitian evaluasi dilakukan dengan memanfaatkan "meta-
analysis", yaitu mencoba mengevaluasi secara statistik berbagai studi penelitian
empiris. Studi-studi yang berkaitan dengan program tertentu diintegrasikan oleh
seorang peneliti untuk kemudian dilakukan evaluasi secara umum.
2.3.5 Penelitian Ex Post Facto
Jika orang ingin mencapai kesimpulan dalam penelitian ex post facto harus
memperhatikan bahwa satu variable X adalah sebab bagi variable lainnya Y, maka
diperlukan ada tiga macam bukti:
1. Hubungan statistic antara X dan Y sudan ditetapkan
2. X terjadi lebih dulu daripada Y
3. Factor-faktor lain tidak ikut menentukan Y
Karena adanya pengamatan dalam disain eksperimen, maka studi eksperimen dapat
memberikan ketiga bukti itu, sehingga kesimpulan tentang adanya hubungan kausal
antara kedua variable itu dapat dibuat. Akan tetapi dalam studi ex post facto,
pengamatan situasi ekperimental itu tidak ada sehingga tafsiran tentang adanya
hubungan kausal itu pun menjadi jauh lebih sukar.
Kemungkinan adanya hasil yang tak sebenarnya dalam penelitian ex post
facto. Bukti adanya variable-variable aktif dan variable-variable atribut adalah
penting sekali, kalau peneliti dapat mengendalikan perlakuan X dan kemudian
mengamati variable terikat Y, maka ia mendapatkan fungsi yang masuk akal bahwa X
mempengaruhi Y. Jika ia tidak dapat mengendalikan X, mungkin ia akan membuat
kesimpulan yang tidak tepat karena hubungan yang diamatinya itu mungkin adalah
hubungan yang tak sebenarnya.
Penyebab Umum dalam penyelidikan ex post facto kita harus
mempertimbangkan kemungkinan bahwa variable bebas dan variable terikat
penyelidikan itu adalah dua akibat terisah yang disebabkan oleh variable ke tiga.
Hubungan Kausal yang Terbaik, Pada waktu menafsirkan hubungan yang diamati
dalam penelitian ex post facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa
kebalikan dari dugaan kita juga dapat menyebabkan hasil penelitian itu. Maksudnya
alih-alih X menyebabkan Y, mungkin Y lah yang menyebabkan X.
Kemungkinan Adanya Variabe-Variable yang Lain, Dalam penelitian ex post
facto mungkin ada variable bebas lain selain variable bebas yang sedang diselidiki,
yang dapat menyebabakan efek yang diamati pada variable Y itu. Artinya disamping
X1, mungkin ada variable lainnya, misalnya X2 dan X3 yang juga merupakan factor
penyebab bagi perbedaan dari variable terikat.
Tugas pertama peneliti adalah membuat daftar semua kemungkinan variable
yang lain, kemudian dengan mempertahankan variable lain tetap konstan. Kita dapat
menguji variable-variable itu secara bergantian guna menetapkan apakah variable
tersebut ada hubungannya dengan Y, jika kita bisa menghilangkan variable bebas
lainnya itu dengan jalan menunjukkan bahwa variable tersebut tidak ada
hubungannya dengan Y, maka hipotesis semula tentang hubungan X dan Y itu
semakin kuat.
2.4 Contoh-Contoh Penarikan Kesimpulan Pada Jenis-Jenis Penelitian
2.4.1 Kesimpulan Kualitatif
PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI ATMOSFER DI SMA BATIK 1
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/ 2009
A. Simpulan
Berdasarkan data-data yang telah dianalisis pada bab sebelumnya mengenai
implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada pembelajaran geografi
kelas X pada materi pokok atmosfer di SMA Batik 1 Surakarta, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada pembelajaran materi
pokok atmosfer, belum optimal karena belum sesuai dengan prinsip pembelajaran
berbasis KTSP, ini terlihat dalam pelaksanaannya belum menggunakan pendekatan
multistrategi, masih didominasi metode-metode konvensional, selain itu juga belum
menggunakan pendekatan mulitmedia, sumber belajar dan teknologi yang terbatas,
serta belum memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
2. Guru geografi dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan masih belum optimal, ini dapat dilihat dari penggunaan metode
pembelajaran dimana guru masih sering menggunakan metode ceramah, masih jarang
mengadakan evaluasi dalam pembelajaran, dalam pelaksanaannya belum ada
kedekatan antara guru dan siswa, belum terwujud proses pembelajaran yang efektif,
kreatif, dan menyenangkan, sehingga siswa cenderung pasif, jarang bertanya dan
menyampaikan pendapat.
3. Kendala-kendala yang dihadapi SMA Batik 1 Surakarta dalam implementasi
kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pembelajaran geografi materi pokok
atmosfer.
a. Keterbatasan media peraga seperti kurangnya peta-peta tematik, gambar-
gambar pendukung, alat peraga seperti termometer, barometer.
b. Guru dalam penggunaan pendekatan kurang efektif, guru tidak menggunakan
metode bervariasi, tidak membuat RPP sesuai dengan format RPP berbasis
KTSP dan jarang mengadakan evaluasi selama proses pembelajaran.
c. Fasilitas di sekolah masih kurang, seperti kurangnya alat peraga dan
laboratorium geografi yang belum tersedia.
d. Sumber belajar yang ada belum dioptimalkan pemanfaatannya, seperti adanya
fasilitas internet gratis untuk siswa masih belum dioptimalkan siswa untuk
menambah pengetahuan, selain itu dalam proses pembelajaran belum
memanfaatkan kondisi alam, sosial dan budaya, serta kekayaan daerah sebagai
sumber belajar, untuk menunjang keefektifan pembelajaran geografi.
e. Siswa masih cenderung pasif, jarang bertanya dan mengemukakan pendapat.
4. Upaya yang dilakukan guru untuk menghadapi kendala yang ada
a. Menggambar di papan tulis
b.Memberikan motivasi kepada siswa
c. Menggunakan metode bervariasi
d.Memberi pekerjaan rumah pada siswa
2.4.2 Kesimpulan pada Penelitian Tindakan Kelas
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai pada
pembelajaran materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari melalui strategi
memory cycle?
2. Bagaimana pengelolaan pembelajaran di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai
yang dilakukan oleh guru pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-
hari dengan strategi memory cycle?
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai
pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan strategi memory
cycle?
Dan tujuan penelitian tindakan kelas berbunyi:
TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan aktivitas peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai
pada pembelajaran materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari melalui
strategi memory cycle.
2. Mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran di kelas VIIIB SMP Negeri 4
Amuntai yang dilakukan oleh guru pada materi bahan kimia dalam kehidupan
sehari-hari dengan strategi memory cycle.
3. Mengetahui hasil belajar peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai
pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan strategi memory
cycle.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Aktivitas peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai tahun
pembelajaran 2011/2012 pada pembelajaran yang mengacu kepada strategi
memory cycle pada materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari di
siklus I maupun siklus 2 penelitian tindakan kelas ini berada pada kategori
BAIK.
2. Pengelolaan pembelajaran oleh guru di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai
yang tahun pembelajaran 2011/2012 yang telah dilakukan guru pada materi
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari dengan strategi memory cycle di
siklus 1 maupun siklus 2 penelitian tindakan kelas ini juga berada pada
kategori BAIK.
3. Hasil belajar peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai tahun
pembelajaran 2011/2012 pada materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-
hari mengalami peningkatan dibanding tahun pelajaran 2010/2012 setelah
menggunakan strategi memory cycle.(penelitiantindakankelas.blogspot.com)
Setelah melihat atau memiliki bekal rumusan masalah dan tujuan penelitian
tindakan kelas, maka kesimpulannya harus ditulis:
2.4.3 penelitian kuantitatif
PERBEDAAN PEGARUH METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN
MODEL SEQIP DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa
kelas V SD di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan taraf
signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan metode pembelajaran eksperimen
model SEQIP dan metode pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar IPA.
Dengan penerapan metode pembelajaran ekeperimen SEQIP siswa akan dapat
mengaplikasikan pelajaran yang diterimanya ke dalam eksperimen yang ditunjang
dengan peralatan yang lengkap, sehingga dengan ekperimen yang dialaminya sendiri
pemahaman materi yang diterimanya akan melekat kuat dalam diri siswa sehingga
diharapkan hasil belajarnya pun dapat ditingkatkan secara optimal..
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kreativitas siswa terhadap
hasil belajar IPA.
Semakin tinggi tingkat kreativitas siswa maka akan dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mengembangkan dan menciptakan ide-ide yang baru baik itu
menemukan, membuat dan mengkombinasikan berbagai unsur menjadi sebuah
gagasan yang baru dalam proses pembelajarannya, sehingga akan terbentuk daya
pikir yang kreatif yang mempunyai wawasan yang luas yang mampu berpikir dari
segala arah dan ke segala arah.
3. Terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran eksperimen model
SEQIP dengan metode pembelajaran Konvensional dan kreativitas siswa terhadap
hasil belajar IPA.
Prestasi belajar siswa sedikit banyak tergantung dari cara guru dalam mengelola
kelas, dengan penerapan strategi yang tepat dipadu dengan dimilikinya kreativitas
belajar yang tinggi dari siswa maka akan dapat dihasilkan prestasi belajar siswa
secara optimal.
2.4.4 penelitian kebijakan
EVALUASI PROGAM SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA
TERPADU (SLPHT) TANAMAN PADI (Oryza Sativa sp) DI KELOMPOK
TANI SARI ASIH DESA MAYANG KECAMATAN GATAK KABUPATEN
SUKOHARJO
Kesimpulan
Dari hasil analisis hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Kontek yang mencakup kondisi umum peserta sesuai dengan petunjuk teknis
sebagai berikut:
a. Kondisi Peserta SLPHT di Desa Mayang sudah sesuai dengan pedoman teknis
SLPHT
b. Kondisi Ekonomi Peserta SLPHT sudah sesuai dengan pedoman teknis SLPHT
2. Kesesuaian input dalam kegiatan SLPHT dengan petunjuk teknis sebagai berikut:
a. Fasilitas yang digunakan dalam kegiatan SLPHT di Desa Mayang sudah sesuai
dengan petunjuk teknis SLPHT.
b. Materi yang diberikan dalam kegiatan SLPHT ada yang sesuai dan tidak sesuai
dengan petunjuk teknis SLPHT.
c. Tenaga Pelaksana dalam kegiatan SLPHT sudah sesuai dengan petunjuk teknis
SLPHT.
3. Kesesuaian proses dalam kegiatan SLPHT dengan petunjuk teknis sebagai
berikut :
a. Pemilihan peserta SLPHT di Desa Mayang tidak sesuai dengan petunjuk teknis
SLPHT.
b. Pertemuan musyawarah pra tanam dalam kegiatan SLPHT di Desa Mayang
sudah sesuai dengan petunjuk teknis SLPHT.
c. Pembinaan petani penggerak dalam kegiatan SLPHT di Desa Mayang sudah
sesuai dengan petunjuk teknis SLPHT.
d. Pertemuan mingguan dalam kegiatan SLPHT di Desa Mayang sudah sesuai
dengan petujuk teknis SLPHT.
e. Lokakarya/koordinasi dalam kegiatan SLPHT di Desa Mayang tidak sesuai
dengan petunjuk teknis SLPHT.
f. Hari lapang tani dalam kegiatan SLPHT di Desa Mayang sudah sesuai dengan
petunjuk teknis SLPHT.
4. Kesesuaian produk dalam kegiatan SLPHT dengan petunjuk teknis sebagai berikut
:
a. Peningkatkan kemampuan dan keterampilan petani di bidang pengamatan OPT
pada tanaman padi dan teknologi pengendaliannya secara terpadu sesuai dengan
petunjuk teknis, yaitu ada peningkatan kemampuan dan keterampilan.
b. Peningkatkan kemampuan dan keterampilan petani dalam menganalisis
agroekosistem pertanian sudah sesuai.
c. Terjadi Peningkatan kerjasama kelompok dalam berusahatani setelah kegiatan
SLPHT.
d. Tidak terjadi Peningkatan kualitas agroekosistem di lahan peserta SLPHT.
2.4.5 penelitian ex post facto
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBELAJARAN IPS DAN
LOKASI TERHADAP MODAL SOSIAL SISWA SMP DI KABUPATEN
SUBANG
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan tentang persepsi siswa mengenai pembelajaran IPS memiliki
kecen-derungan pada kategori tinggi sebesar 25%,. Dari hasil perhitungan
mengenai persepsi siswa tentang Pembelajaran IPS, jika diuraikan dari masing-
masing indikator pembel-ajaran IPS memiliki kategori diantaranya: kompetensi
guru memiliki presentase 36,1%, Kompetensi guru memiliki kecenderungan skor
sebesar 52,73% pada katagori tinggi , pendekatan, dan metode memiliki
kecenderungan skor sebesar 46,15%, dan media serta sumber belajar 60,44% skor
sedang dan teknik valuasi 44,51% pada katagori tinggi.
2. Lokasi siswa berdasarkan site dan situation terdiri atas Subang Utara dan Subang
Selatan yang memiliki karakter yang berbeda baik secara fisik dan sosial, sehingga
lokasi dapat berpengaruh juga terhadap persepsi siswa dan modal sosial. Modal
sosial di Subang Selatan lebih kuat dibandingkan dengan Subang Utara. Subang
selatan sebagian besar memiliki modal sosial dengan katagori tinggi.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan modal sosial berdasarkan persepsi yang
signifikan modal sosial berdasarkan persepsi siswa tentang pembelajran IPS dan
lokasi siswa.
BAB 3. Simpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. Penarikan kesimpulan dalam melakukan penelitian
ilmiah merupakan intisari dari hasil eksperimen dan pernyataan mengenai hubungan
hasil eksperimen dengan hipotesis, termasuk juga alasan-alasan yang menyebabkan
hasil eksperimen hasil eksperimen berbeda dengan hipotesis. Penarikan kesimpulan
seharusnya ringkas saja. Sebagai gambaran, pada banyak publikasi hasil penelitian
bagian kesimpulan mencakup hingga 2,5% dari keseluruhan laporan.(Ricky-
budiman.blogspot.com, diakses Selasa 28 April 2009)
Penyusunan bab tentang kesimpulan ditujukan untuk memberi ringkasan
tentang:
o Apa yang telah dipelajari (biasanya di bagian awal kesimpulan)
o Apa saja yang masih harus dipelajari (arah penelitian berikutnya)
o Hasil yang diperoleh dalam penelitian (evaluasi)
o Manfaat, kelebihan, dan aplikasi temuan penelitian (evaluasi)
o Rekomendasi
Penarikan kesimpulan merupakan intisari dari bagian terpenting yang
dihasilkan oleh peneliti melalui kegiatan penelitiannya. Penyusunan kesimpulan
hendaknya:
1. Singkat, jelas dan mudah dipahami
2. Selaras, dan sejalan sesuai dengan problematika penelitian yang diajukan.
3. Dibuat dalam rumusan sedemikian rupa sehingga jika didahului dengan
rumusan problematika masing-masing akan mewujudkan tanya jawab yang
koheren.
4. Sudah tidak mengadung informasi yang bersifat kuantitatif seperti presentase,
predikat penilaian dan sebagainya.
Penarikan kesimpulan ini merupakan bentuk kesimpulan secara umum.
(Arikunto,2003:625)
Dari pengertian dan langkah-langkah dalam membuat penarikan kesimpulan
sebuah laporan penelitian, untuk itu ada enam jenis penelitian (kualitatif, kuantitatif,
penelitian tindakan kelas, pengembangan, kebijakan atau evaluasi, dan ex post facto)
yang menjadi pokok pembahasan yaitu tentang ciri-ciri penarikan kesimpulan dari
penelitian kualitatif, kuantitatif, penelitian tindakan kelas, pengembangan, kebijakan
atau evaluasi, dan ex post facto.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Wasito, Hermawan. 1997. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Suryabrata, Sumadi. 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grafikatama Offset
http://ricky-budimanblogspotcom.blogspot.com/2009/04/penarikan-kesimpulan.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/menulis-kesimpulan-laporan-
ptk.html
http://tiwi27.wordpress.com/2012/01/05/18/