PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, KOMPATIBILITAS, PERSEPSI
KEGUNAAN, KEMAMPUAN UNTUK DILIHAT, DAN PERSEPSI
RESIKO TERHADAP ADOPSI MOBILE BANKING BAGI
NASABAH BCA DI SURABAYA
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Progam Studi Sarjana
Manajemen
Oleh :
Novita Dian Tristiyanti
2012210039
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2017
1
PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, KOMPATIBILITAS, PERSEPSI KEGUNAAN,
KEMAMPUAN UNTUK DILIHAT DAN PERSEPSI RESIKO TERHADAP ADOPSI
MOBILE BANKING BAGI NASABAH BCA DI SURABAYA
Novita Dian Tristiyanti
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRACT
Information technology has affected the banking industry and provide a strategy for a bank to
differentiate products and services with competitor banks. One of the electronic services
provided banking world is mobile banking. Adoption of mobile banking provides advantages
such as proximity, convenience, and affordability for customers to have a transaction report.
The perceived risk of BCA customers in Surabaya can make customers think to do or not do
the adoption of mobile banking services. This study aimed to analyze the significant influence
of relative advantage, compatibility, usability perception, the ability to see and risk
perception partially and simultaneously to the adoption of Mobile Banking for BCA
customers in Surabaya. The design of this study used quantitative research by distributing
questionnaires to the respondents for data collection. This study uses a casual relationship.
The total number of samples used in the study 30 small samples plus 90 large samples equal
to 120 samples. The sampling technique of this research with non-probability sampling.
Technical analysis of research data using descriptive data analysis and statistical data
analysis, namely double linier Regression using SPSS 23.0. Based on the analysis of data
collected in this study, it can be concluded that the variables relative advantage,
compatibility, perceived usefulness, and observability significant positive effect on the
adoption of Mobile Banking for BCA customers in Surabaya. While variable perceived risk
partially negative effect is not significant to the adoption of Mobile Banking for BCA
customers in Surabaya.
Keywords : relative advantage, compatibility, perceived usefulness, observability, perceived
usefulness and mobile banking adoption
PENDAHULUAN
Selama beberapa dekade terakhir teknologi
informasi telah mempengaruhi industri
perbankan dan memberikan strategi bagi
suatu bank untuk membedakan produk dan
layanan dengan bank pesaing. Selama
lebih dari 200 tahun bank – bank
menggunakan operasi berbasis cabang
tetapi dengan munculnya berbagai
teknologi dan aplikasi merubah sifat
layanan keuangan yang diberikan nasabah.
Salah satu layanan elektronik yang
diberikan dunia perbankan yaitu mobile
banking. Di Indonesia, mobile banking
telah diperkenalkan pada konsumen
perbankan sejak beberapa tahun lalu.
Beberapa bank baik BUMN atau swasta
Indonesia menyediakan layanan mobile
banking. Mobile banking sangat
membantu karena bisa melakukan
transaksi perbankan diluar jam kerja bank
yang pendek, dengan hanya membutuhkan
aplikasi mobile banking dan koneksi
internet. Fasilitas mobile banking
membuat nasabah seperti mempunyai
ATM pribadi, segala jenis layanan
peerbankan bisa dilakukan sendiri seperti
cek saldo, melihat daftar mutasi, tagihan
telepon, listrik, PAM, dan sebagainya
2
kecuali yang langsung melibatkan uang
tunai seperti penyetoran dan penarikan.
Penggunaan mobile banking juga
tidak terlepas dari adanya permasalahan.
Nasabah mengeluhkan adanya masalah
saat melakukan transaksi mobile banking
melalui aplikasi mobile BCA, yaitu adanya
trouble sehingga nasabah perlu berulang
kali dalam mengakses mobile banking
untuk melakukan transaksi. Hal tersebut
berpengaruh terhadap transaksi dan
kepercayaan nasabah dalam menggunakan
aplikasi mobile banking yang diberikan
BCA.
Fasilitas layanan mobile banking
belum sepenuhnya memberikan
ketertarikan nasabah BCA untuk
menggunakannya. Hasil survey dari TOP
Brand Award produk mobile banking BCA
ada pada tabel berikut ini.
BANK DENGAN TOP BRAND AWARD DALAM KATEGORI INTERNET
BANKING 2014 DAN 2015 DI INDONESIA
Merek 2014 2015
Klik BCA 53,7 % 60,2 %
Internet banking Mandiri 20,2 % 16,9 %
Internet banking BRI 10,6 % 11,5 %
BNI internet banking 9,6 % 8,5 %
Sumber : (http://www.topbrand-award.com/)
Berdasarkan tabel 1.1 persentase
mobile banking BCA pada tahun 2015
menunjukkan penurunan yaitu dari 54,2%
lalu mengalami penurunan persentase
sebesar 5,8% pada tahun 2016 hanya
48,4%.
Penelitian yang dilakukan penulis
sudah dilakukan peneliti sebelumnya,
tetapi dari hasil dua penelitian
sebelumnya terdapat perbedaan. Penelitian
pertama dilakukan oleh Al-Jabri dan
Sohail (2012) tentang Mobile Banking
Adoption:Application of Diffusion of
Innovation Theory, yang terdapat variable
keunggulan relatif, kerumitan,
kompatibilitas, mudah diamati,
kemungkinan, dan risiko yang dirasakan.
Sedangkan penelitian ke dua dilakukan
oleh Diluxshy Ravichandran dan Madana
Hiti Bandaralage Ayesha Harshani
Madana (2016) tentang Factors
Influencing Mobile Banking Adoption in
Kurunegala District, yang terdapat variabel
persepsi kegunaan, persepsi resiko,
pengaruh sosial, dan kompatibilitas. Dari
penelitian tersebut penulis akan memakai
variabel keunggulan relatif, kompatibilitas,
persepsi kegunaan, kemampuan untuk
dilihat dan persepsi resiko.
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas peneliti akan meneliti tentang
“Pengaruh keunggulan relatif,
kompatibilitas, persepsi kegunaan,
kemampuan untuk dilihat, dan persepsi
resiko terhadap adopsi mobile banking
bagi nasabah BCA di Surabaya”.
KERANGKA TEORITIS YANG
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
Keunggulan Relatif
Keunggulan relatif adalah tingkat
kelebihan suatu inovasi, apakah lebih baik
dari inovasi yang ada sebelumnya atau dari
hal-hal yang biasa dilakukan. Biasanya
diukur dari segi ekonomi, prestasi sosial,
kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar
keuntungan relatif yang dirasakan oleh
adopter, maka semakin cepat inovasi
tersebut diadopsi. Karakteristik ini
dianggap menjadi salah satu prediktor
terbaik dari adopsi suatu inovasi (Lee,
Hsieh, dan Hsu, 2011:127).
Keunggulan relatif mengacu pada
sejauh mana suatu inovasi dianggap
sebagai memberikan manfaat lebih dari
pendahulunya (More dan Benbasat dalam
3
Al-Jabri dan Sohail, 2012:381). Hasil
keunggulan relatif peningkatan efisiensi,
manfaat ekonomi dan status ditingkatkan
(Rogers dalam Al-Jabri dan Sohail,
2012:381).
Dari kedua penjelasan diatas
keunggulan relatif adalah keunggulan
produk dan nilai lebih terhadap produk.
Dalam pengukuran keunggulan relatif
dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa indikator Govender dan Jun Wu
(2013:500) yaitu: (1) melakukan
manajemen keuangan yang lebih baik, (2)
dapat menghemat waktu, (3) membuat
komunikasi dengan bank lebih nyaman.
Kompatibilitas
Kompatibilitas mengacu pada sejauh mana
layanan dianggap sebagai konsisten
dengan pengguna yang ada nilai-nilai,
keyakinan, kebiasaan dan pengalaman
sekarang dan sebelumnya (Chen et al
dalam Al-Jabri dan Sohail, 2012:381).
Menurut Mndzebele (2013:473)
kompatibilitas didefinisikan sebagai sejauh
mana suatu inovasi teknologi dianggap
sebagai konsisten dengan praktik yang ada
operasi, keyakinan, nilai-nilai, pengalaman
masa lalu dan kebutuhan.
Kompatibilitas adalah fitur penting
dari inovasi sebagai kesesuaian dengan
gaya hidup pengguna dapat mendorong
tingkat yang cepat dalam adopsi (Rogers
dalam Al-Jabri dan Sohail, 2012:381).
Kemudian menurut Ravichandran &
Madana (2016:28) Kompatibilitas
merupakan aspek penting dari inovasi
yang dapat didefinisikan sebagai sejauh
mana layanan baru ini konsisten dengan
pengguna yang ada nilai-nilai, keyakinan,
pengalaman-pengalaman sebelumnya,
kebiasaan.
Menurut Mazhar et al (2014:488)
dalam pengukuran kompatibilitas terdapat
beberapa indikator, yaitu: (1) cocok
dengan gaya hidup, (2) cocok dengan
keinginan dalam melakukan transaksi, (3)
kompatibel dengan aspek kegiatan
perbankan, (4) tidak terdapat keterbatasan
waktu, (5) dapat merangsang mental,
(6)Memberi kebebasan mobilitas.
Persepsi Kegunaan
Menurut Ravichandran & Madana
(2016:27) persepsi kegunaan merupakan
sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan sistem tertentu akan
meningkatkan kinerja pekerjaannya.
Menurut Jogiyanto dalam Ahmad dan
Bambang (2014:4) persepsi kegunaan
merupakan suatu tingkatan dimana
seseorang percaya dengan menggunakan
tekonologi akan meningkatkan kinerjanya.
Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai
suatu tingkatan dimana seseorang percaya
bahwa menggunakan suatu teknologi akan
meningkatnya kinerja dalam bekerja,
artinya bahwa adanya manfaat dari
fasilitas mobile banking akan mampu
meningkatkan produktivitas kinerja bagi
nasabah yang menggunakan fasilitas
tersebut.
Menurut Mazhar et al (2014:486)
dalam pengukuran persepsi kegunaan
terdapat beberapa indikator, yaitu : (1)
meningkatkan pengalaman perbankan, (2)
meningkatkan kemampuan perbankan, (3)
memberikan kegunaan, (4) membantu
menyelesaikan tugas – tugas lebih cepat,
(5) dapat memberikan keuntungan, (6)
meningkatkan efisiensi kegiatan transaksi,
(7) mengelola sumber daya keuangan lebih
efektif.
Kemampuan untuk Dilihat
Kemampuan untuk dilihat merupakan
observasi dari sebuah inovasi sejauh mana
suatu inovasi dapat dilihat dari para
anggota sistem sosial dan manfaat dapat
dengan mudah diamati serta
dikomunikasikan (Rogers dalam Al-Jabri
dan Sohail, 2012:381). Menurut Moore &
Benbasat dalam Al-Jabri dan Sohail
(2012:381) melakukan penyederhaan
konstruksi asli dengan mendefinisikan
kembali mudah diamati menjadi dua
konstruksi yaitu visibilitas dan hasilnya
demonstrability.
4
Menurut Tatik (2013:233)
kemampuan dari produk untuk dilihat
konsumen (observability) menunjuk pada
kemampuan produk untuk dapat
dikomunikasikan kepada konsumen
lainnya. Semakin mudah dilihat dan
mampu dikomunikasikan kebaurannya
kepada konsumen lain, semakin menarik
produk tersebut. Konsumen memiliki
kebutuhan pengakuan dan aktualisasi diri,
sehingga jika produk tersebut mampu
memberikan petunjuk kepada konsumen
lain bahwa dirinya termasuk kelompok
masyarakat yang mengikuti
perkembangan, akan semakin menarik
produk tersebut, bagi sebagian konsumen
kesan bahwa dirinya adalah termasuk
orang yang mengikuti perkembangan baru
dan tidak ketinggalan jaman adalah
penting.
Dalam pengukuran kemampuan
untuk dilihat dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa indikator menurut
Al-Jabri dan Sohail (2012:391) yaitu: (1)
dapat diakses setiap saat, (2) tidak
memiliki antrian, (3) dapat diakses diluar
negeri, (4) dapat melihat efek dengan
segera.
Persepsi Resiko
Persepsi Resiko biasanya timbul karena
keraguan terkait dengan tingkat yang tidak
konsisten antara penghakiman dengan
perilaku nyata pelanggan, teknologi yang
tidak menyampaikan hasil untuk antisipasi
sehingga mengakibatkan kerugian (Chen
dalam Al-Jabri dan Sohail, 2012:382).
Menurut Gewald et al dalam Al-Jabri dan
Sohail (2012:382) dalam adopsi teknologi
terdapat bukti penelitian tentang
pentingnya persepsi risiko dalam
menyebarkan teknologi atau jasa baru.
Menurut Ravichandran & Madana
(2016:27) persepsi resiko merupakan
harapan subjektif yang mengalami
kerugian dalam mengharapkan hasil yang
diinginkan. Persepi resiko menyebabkan
adopter menunda keputusan dari
mengadopsi menjadi menolak adopsi.
Dalam pengukuran persepsi resiko
dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa indikator menurut Al-Jabri dan
Sohail (2012:391) yaitu: (1) informasi
dapat dirusak orang lain, (2) kode pin
hilang dan dimanfaatkan orang lain, (3)
Informasi transaksi yang mungkin
diketahui orang lain.
Mobile Banking Adoption
Menurut Al-Jabri dan Sohail (2012:380)
Mobile Banking memungkinkan nasabah
untuk melakukan layanan perbankan
dengan menggunakan perangkat mobile.
Mobile banking dapat didefinisikan
sebagai fasilitas yang menyediakan
layanan perbankan seperti informasi saldo,
transfer dana, pembayaran tagihan, dan
melihat riwayat transaksi melalui ponsel
nasabah. Mobile banking memungkinkan
nasabah untuk melakukan transaksi
disetiap waktu yang tepat dan tempat.
Menggunakan mobile banking dapat
memberikan keuntungan yang diperoleh
dengan berssedia untuk mengadopsi
layanan tersebut.
Dalam pengukuran adopsi Mobile
Banking terdapat beberapa indikator
menurut Aboelmaged dan Gebba
(2013:41), yaitu: (1) mengadopsi sesegera
mungkin,(2) menggunakan di masa depan,
(3) teratur menggunakan.
Hubungan Keunggulan Relatif
terhadap Adopsi Mobile Banking
Keunggulan relatif merupakan tingkat
kelebihan suatu inovasi apakah lebih baik
dari inovasi yang ada sebelumnya atau dari
hal-hal yang biasa dilakukan (Lee, Hsieh,
dan Hsu, 2011:127). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Al-Jabri dan Sohail
(2012:387) menunjukkan bahwa
keunggulan relatif memiliki pengaruh
positif pada adopsi Mobile Banking.
Menurut Al-Jabri dan Sohail
(2012:381) keunggulan relatif mengacu
pada sejauh mana suatu inovasi dianggap
sebagai memberikan manfaat lebih
dibandingkan pendahulunya. Apabila
pengguna merasakan keunggulan relatif
5
dari teknologi baru melalui lama, nasabah
cenderung untuk mengadopsinya. Adopsi
Mobile Banking memiliki manfaat seperti
kedekatan, kemudahan, dan
keterjangkauan untuk pelanggan. Maka
ketika pelanggan merasakan keunggulan
yang berbeda ditawarkan oleh Mobile
Banking nasabah cenderung untuk
mengadopsinya.
H1 : Keunggulan relatif berpengaruh
signifikan positif terhadap adopsi
Mobile Banking BCA di
Surabaya.
Hubungan Kompabilitas terhadap
Adopsi Mobile Banking
Koenig-Lewis; Lin dalam Al-Jabri dan
Sohail (2012:387) menemukan bahwa
compatibility berpengaruh dalam adopsi
Mobile Banking. Demikian juga dengan
hasil penelilitian yang dilakukan oleh Al-
Jabri dan Sohail (2012:387) yang
menemukan bahwa compatibility menjadi
penentu signifikan positif terhadap adopsi
Mobile Banking. Rogers dalam Al-Jabri
dan Sohail (2012:381) menjelaskan bahwa
compatibility merupakan fitur penting dari
inovasi sebagai kesesuaian dengan gaya
hidup pengguna yang dapat mendorong
tingkat kecepatan dalam mengadopsi.
Penelitian yang dilakukan
Ravichandran & Madana (2016:29)
menemukan bahwa kompatibilitas telah
positif mempengaruhi adopsi mobile
banking. Menurut Cudjoe et al., (2015:7)
kompatibilitas diyakini bahwa adopsi
layanan Mobile Banking akan
dimungkinkan jika kompatibel dengan
transaksi perbankan yang nasabah
butuhkan. Kompatibilitas merupakan suatu
inovasi yang lebih mungkin untuk
diadopsi, jika kompatibel dengan tanggung
jawab pekerjaan, kebutuhan pelanggan dan
sistem nilai.
H2 : Kompatibilitas berpengaruh
signifikan positif terhadap adopsi
Mobile Banking BCA di
Surabaya.
Hubungan Persepsi Kegunaan terhadap
Adopsi Mobile Banking
Hasil penelitian dari Ravichandran &
Madana (2016:29) persepsi kegunaan
memiliki hubungan signifikan positif
dengan adopsi mobile banking. Hasil
temuan penelitian yang telah dilakukan
oleh Cudjoe et al (2015:11) yang menguji
faktor – faktor penentu adopsi Mobile
Banking, dimana hasilnya membuktikan
bahwa persepsi kegunaan mempengaruhi
nasabah dalam mengadopsi Mobile
Banking
Menurut Cudjoe et al (2015:6)
menggunakan sistem tertentu akan
meningkatkan kinerja pekerjaannya. Suatu
inovasi lebih mungkin berguna untuk
diadopsi dan nasabah akan mengambil
keuntungan dari inovasi seperti Mobile
Banking yang dapat berguna untuk
nasabah. Hasil dari Cudjoe et al (2015:15)
persepsi kegunaan memiliki hubungan
positif sehingga dapat meningkatkan
adopsi pada penggunaan mobile banking.
H3 : Persepsi Kegunaan berpengaruh
signifikan positif terhadap adopsi
Mobile Banking BCA di
Surabaya.
Hubungan Kemampuan untuk Dilihat
terhadap Adopsi Mobile Banking
Hasil penelitian yang ditemukan oleh Al-
Jabri dan Sohail (2012:387) Kemampuan
untuk dilihat ditemukan memiliki dampak
yang signifikan positif terhadap adopsi
mobile banking. Kemampuan untuk dilihat
menjelaskan sejauh mana hasil dari suatu
inovasi mobile banking yang terlihat untuk
yang lainnya. Semakin mudah bagi
nasabah untuk melihat hasil dari suatu
inovasi semakin besar kemungkinan
nasabah untuk mengadopsi mobile
banking. (Odumeru, 2013:12).
Menurut Al-Jabri dan Sohail
(2012:387) Dari perspektif nasabah mobile
banking menawarkan kenyamanan dan
cara yang efektif untuk mengelola
transaksi keuangan nasabah karena mudah
untuk diakses. Melalui paparan tersebut,
nasabah mendapatkan pengetahuan tentang
6
H5
mobile banking dan manfaatnya sehingga
memfasilitasi adopsi.
H4 : Kemampuan untuk dilihat
berpengaruh signifikan
positif terhadap adopsi Mobile
Banking BCA di Surabaya.
Hubungan Persepsi Resiko terhadap
Adopsi Mobile Banking
Hasil penelitian yang ditemukan oleh Al-
Jabri dan Sohail (2012:387) persepsi
resiko ditemukan memiliki efek yang
signifikan negatif pada adopsi mobile
banking. Hasil penelitian dari
Ravichandran & Madana (2016:29)
persepsi resiko memiliki hubungan
signifikan negatif dengan adopsi mobile
banking. Resiko akan mempengaruhi
layanan mobile banking yang mungkin
membuat nasabah tidak melakukan
transaksi dengan baik karena masalah
jaringan. Masalah jaringan adalah kejadian
umum yang mengganggu transaksi mobile.
Menurut Chen, Tan & Teo dalam
Al-Jabri dan Sohail (2012:387)
memberikan tanggapan bahwa nasabah
bank mengaggap resiko sebagai hambatan
utama untuk adopsi mobile banking.
Nasabah takut bahwa kode pin mereka
tersesat dan berakhir ditangan yang salah
dan informasi nasabah dapat diketahui atau
dirusak oleh orang lain. Kekhawatiran
nasabah ini harus diatasi oleh bank dengan
memberikan jaminan bahwa transaksi
perbankan nasabah aman dan sistem
mobile banking dapat dipercaya
seluruhnya.
H5 : Persepsi Resiko berpengaruh tidak
signifikan negatif terhadap
adopsi Mobile Banking BCA di
Surabaya.
Kerangka Pemikiran
Sesuai dengan tujuan penelitian yang
tertulis, terdapat emapat variabel yang
dilandasi oleh landasan teori dan penelitian
terdahulu. Empat variabel penelitian yang
digunakan peneliti adalah keunggulan
relatif, kompatibilitas, persepsi kegunaan,
kemampuan untuk dilihat dan persepsi
resiko terhadap Mobile Banking BCA di
Surabaya.
Gambar
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini akan
menjelaskan prosedur dari tujuan
penelitian hingga analisis data. Rancangan
penelitian ini menggunakan kuantitatif
dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden untuk pengumpulan data.
Adanya hubungan sebab akibat diantara
dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat, penelitian ini
menggunakan casual relationship.
H4
H3
H2
H1 Keunggulan Relatif (X1)
Kompabilitas (X2)
Persepsi Kegunaan (X3)
Kemampuan untuk dilihat (X4)
ADOPSI MOBILE
BANKING (Y)
Persepsi Resiko (X5)
7
Kegunaan rancangan penelitian ini
untuk mengetahui apakah adopsi Mobile
Banking BCA di Surabaya berpengaruh
signifikan terhadap keunggulan relatif,
kompatibilitas, persepsi kegunaan,
kemampuan untuk dilihat dan persepsi
resiko. Untuk menguji kualitas dari mobile
banking menggunakaan cara merubah
inovasi yang lama menjadi inovasi yang
baru agar nasabah dapat merasakan
kegunaan dari mobile banking.
Penelitan ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan kuesioner.
Faktor – faktor seperti keunggulan relatif,
kompatibilitas, persepsi kegunaan,
kemampuan untuk dilihat dan persepsi
resiko dianalisis untuk digunakan sebagai
data hipotesis. Pendekatan kuantitatif
dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas dipakai oleh penelitian ini.
Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan skala
likert untuk dapat mengukur variabel.
Untuk mendesain skala likert ini meliputi
menetapkan lima tingkatan pilihan
jawaban dari skor 1 sebagai ungkapan
yang tidak setuju dan skor 5 sebagai
ungkapan sangat setuju. Skor penjelas
tersebut terdiri dari : skor 5 (sangat setuju),
skor 4 (setuju), skor 3 (ragu-ragu), skor 2
(tidak setuju), skor 1 (sangat tidak setuju).
Kemudian untuk analisis menggunakan
interval kelas yakni :
INTERVAL KELAS
INTERVAL KATAGORI SKOR
4,20 < a < 5,00 Sangat setuju 5
3,40 < a < 4,20 Setuju 4
2,60 < a <3,40 Ragu-ragu 3
1,80 < a < 2,60 Tidak setuju 2
1,00 < a < 1,80 Sangat tidak setuju 1
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis
penelitian yang diajukan dalam penelitian
ini, maka teknik analisis yang digunakan
adalah teknik analisis regresi linier
berganda. Data yang diperoleh dari hasil
kuesioner mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi adopsi mobile banking
adalah keunggulan relatif, kompatibilitas,
persepsi kegunaan, kemampuan untuk
dilihat dan persepsi resiko.
Perhitungan statistik dalam analisis
regresi linier berganda yang digunakan
dalam penelitian ini, kemudian diolah
dengan menggunakan alat bantu komputer
yaitu program SPSS. Hasil pengolahan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
8
HASIL PERSAMAAN REGRESI
Model Unstandardized
Coefficients
t Sig
B Std. Error
Constant -0,230 0,495 -0,464 0,644
Keunggulan relatif (X1) 0,249 0,085 2,939 0,004
Kompabilitas (X2) 0,265 0,100 2,649 0,010
Persepsi kegunaan (X3) 0,219 0,075 2,918 0,005
Kemampuan untuk dilihat (X4) 0,382 0,123 3,103 0,003
Persepsi resiko (X5) -0,080 0,078 -1,024 0,309
Berdasarkan hasil analisis regresi
linier berganda yang ditunjukkan pada
tabel 4.22, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut :
Y = -0,230 + 0,249 X1 + 0,265 X2 + 0,219
X3 + 0,382 X4 – 0,080 X5 + ei
Persamaan regresi linier berganda
diatas menjelaskan bahwa : (1) konstanta
(α) artinya jika besarnya nilai konstanta
adalah -0,230. (2) koefisien (β1 = 0,249)
artinya besarnya nilai koefisien regresi
keunggulan relatif sebesar 0,249,
(3) koefisien (β2 = 0,265) artinya besarnya
nilai koefisien regresi kompatibilitas
sebesar 0,265. (4) koefisien (β3 = 0,219)
artinya besarnya nilai koefisien regresi
persepsi kegunaan sebesar 0,219. (5)
koefisien (β4 = 0,382) artinya adalah
besarnya nilai koefisien regresi
kemampuan untuk dilihat sebesar 0,382.
(6) koefisien (β4 = -0,080) artinya adalah
besarnya nilai koefisien regresi persepsi
resiko sebesar -0,080. (7) Variabel
pengganggu (e = 0,495) artinya besarnya
nilai standar eror sebesar 0,495.
HASIL UJI PARSIAL (UJI T)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig
B Sdt.
Error
Beta
(Constant) -0,230 0,495 -0,464 0,644
Keunggulan relatif (X1) 0,249 0,085 0,270 2,939 0,004
Kompatibilitas (X2) 0,265 0,100 0,223 2,649 0,010
Persepsi kegunaan (X3) 0,219 0,075 0,223 2,918 0,005
Kemampuan untuk dilihat
(X4)
0,382 0,123 0,289 3,103 0,003
Persepsi resiko (X5) -0,080 0,078 -0,073 -1,024 0,309
Uji T
Uji t digunakan untuk menguji apakah
secara parsial. Menguji hipotesis
menggunakan t statistik dengan kriteria
pengambilan keputusan quick look yaitu
jika nilai signifikan <0,05 maka H0
ditolak. Hasil uji parsial adalah sebagai
berikut : (1) keunggulan relatif (X1)
terhadap variabel adopsi mobile banking
BCA dengan nilai signifikansi sebesar
0,004 yang berarti lebih kecil
dari nilai signifikansi 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima, (2)
kompatibilitas (X2) terhadap variabel
adopsi mobile banking BCA dengan nilai
signifikansi sebesar 0,010 yang berarti
lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. (3)
persepsi kegunaan (X3) terhadap variabel
9
adopsi mobile banking BCA dengan nilai
signifikansi sebesar 0,005 yang berarti
lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. (4)
kemampuan untuk dilihat (X4) terhadap
variabel adopsi mobile banking BCA
dengan nilai signifikansi sebesar 0,003
yang berarti lebih kecil dari nilai
signifikansi 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima. (5) persepsi resiko (X5)
terhadap variabel adopsi mobile banking
BCA dengan nilai signifikansi sebesar
0,309 yang berarti lebih besar dari nilai
signifikansi 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima.
HASIL ANALISIS UJI SIMULTAN (UJI F)
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1 Regression
Residual
Total
33,451
22,581
56,032
5
34
89
6,690
,269
24,887 ,000a
Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui
signifikansi pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara simultan.
Dengan hasil dibawah ini :
Hasil menunjukkan F hitung sebesar
24,887 dengan nilai signifikansi 0,000
lebih kecil dari ketentuan nilai signifikansi
0,05, maka H0 ditolak dan
H1 diterima sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel bebas
(keunggulan relatif, kompatibilitas,
persepsi kegunaan, kemampuan untuk
dilihat, dan persepsi resiko) berpengaruh
signifikan positif secara simultan atau
bersama terhadap variabel terikat Y
(Adopsi Mobile Banking BCA)
Pembahasan Pada bab ini, dijelaskan tentang penalaran
dari hasil penelitian secara teoritik dan
empiric.
Pengaruh Keunggulan Relatif (X1)
terhadap Adopsi Mobile Banking
BCA
Keunggulan relatif mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap Adopsi Mobile
Banking BCA. Sehingga hipotesis pertama
berbunyi “Keunggulan relatif berpengaruh
signifikan positif terhadap adopsi Mobile
Banking bagi nasabah BCA di Surabaya”,
adalah terbukti kebenarannya sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Al-Jabri dan Sohail (2012:387)
menunjukkan bahwa keuntungan relatif
memiliki pengaruh positif pada adopsi
Mobile Banking.
Keunggulan dari layanan mobile
banking BCA dinilai nasabah dapat
membantu nasabah dalam melakukan
manajemen keuangan. Dari hasil lapangan
dapat dilihat bahwa mobile banking
mampu memberikan keunggulan yang
signifikan terhadap pengguna mobile
banking BCA dalam melakukan
pengelolaan keuangan.
Pengaruh Kompatibilitas Terhadap
Adopsi Mobile Banking BCA
Kompatibilitas mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap Adopsi Mobile
Banking BCA. Sehingga hipotesis kedua
berbunyi “Kompatibilitas berpengaruh
signifikan positif terhadap adopsi Mobile
Banking bagi nasabah BCA di Surabaya”,
adalah terbukti kebenarannya sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan Al-
Jabri dan Sohail (2012:387) yang
menemukan bahwa compatibility menjadi
penentu signifikan positif terhadap adopsi
mobile banking. Hasil penelitian
Ravichandran & Madana (2016:29)
menyiratkan bahwa kompatibilitas telah
10
positif mempengaruhi adopsi mobile
banking.
Kompatibilitas dari mobile banking
dinilai sebagai suatu layanan yang
memberikan kebebasan mobilitas bagi
nasabah dalam melakukan layanan mobile
banking. Dilihat dari hasil lapangan bahwa
kompatibilitas mobile banking mampu
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengguna mobile banking BCA
sehingga nasabah sepakat mobile banking
BCA dapat memberikan kebebasan untuk
melakukan transaksi perbankan.
Pengaruh Persepsi kegunaan
terhadap Adopsi Mobile Banking
BCA
Persepsi kegunaan mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap Adopsi Mobile
Banking BCA. Sehingga hipotesis ketiga
berbunyi “Persepsi kegunaan berpengaruh
signifikan positif terhadap adopsi Mobile
Banking BCA nasabah BCA di Surabaya”,
adalah terbukti kebenarannya sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ravichandran & Madana (2016:29)
persepsi kegunaan memiliki hubungan
signifikan positif dengan adopsi mobile
banking. Diperkuat pula dengan pendapat
Cudjoe et al (2015:6) persepsi kegunaan
merupakan suatu inovasi lebih mungkin
berguna untuk diadopsi dan nasabah akan
mengambil keuntungan dari inovasi seperti
Mobile Banking yang dapat berguna untuk
nasabah.
BCA mampu membangun persepsi
nasabah dalam menggunakan layanan
mobile banking. Apabila dilihat dari hasil
lapangan kegunaan mobile banking
mampu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap penggunaan mobile
banking BCA dan memberikan
peningkatan efisiensi nasabah dalam
melakukan transaksi perbankan.
Pengaruh Kemampuan untuk
dilihat (X4) terhadap Adopsi Mobile
Banking BCA
Kemampuan untuk dilihat mempunyai
pengaruh signifikan positif terhadap
Adopsi Mobile Banking BCA. Sehingga
hipotesis keempat berbunyi “Kemampuan
untuk dilihat berpengaruh signifikan
positif terhadap adopsi Mobile Banking
bagi nasabah BCA di Surabaya”, adalah
terbukti kebenarannya sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Al-Jabri
dan Sohail (2012:387) Kemampuan untuk
dilihat ditemukan memiliki dampak yang
signifikan positif terhadap adopsi mobile
banking.
Kemampuan untuk dilihat dinilai
sebagai kemampuan untuk mengakses
layanan perbankan setiap saat dan dari
setiap lokasi tanpa penundaan atau antrian.
Apabila dilihat dari hasil lapangan bahwa
kemampuan untuk dilihat memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
pengguna mobile banking BCA dan
menwarkan kenyamanan secara efektif
untuk mengelola transaksi perbankan
nasabah karena dapat diakses setiap saat.
Pengaruh Persepsi Resiko (X5)
terhadap Adopsi Mobile Banking
BCA
Persepsi Resiko (X5) mempunyai
pengaruh tidak signifikan dan negatif
terhadap Adopsi Mobile Banking BCA
nasabah di Bank BCA. Sehingga hipotesis
kelima berbunyi “Persepsi resiko
berpengaruh tidak signifikan negatif
terhadap adopsi Mobile Banking bagi
nasabah BCA di Surabaya”, adalah
terbukti kebenarannya sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Al-Jabri
dan Sohail (2012:387) persepsi resiko
ditemukan memiliki efek yang tidak
signifikan negative pada adopsi mobile
banking. Hasil penelitian dari
Ravichandran & Madana (2016:29)
persepsi resiko memiliki hubungan
signifikan negatif dengan adopsi mobile
banking.
Faktor yang membuat terjadinya
tidak signifikan karena nasabah masih
merasakan resiko tetapi tidak
mempengaruhi nasabah untuk melakukan
adopsi karena nasabah merasakan hal hal
lain seperti kegunaan, kemudahan
11
penggunaan, manfaat dan keunggulan
yang diberikan mobile banking BCA
sehingga rasa percaya nasabah lebih besar
dibandingkan resiko yang dirasakan dalam
menggunakan mobile banking BCA.
Pengaruh Variabel Bebas secara
Bersamaan terhadap Adopsi Mobile
Banking BCA
Berdasarkan hasil uji statistik pada
penelitian ini menunjukkan bahwa kelima
variabel bebas keunggulan relatif,
kompatibilitas, persepsi kegunaan,
kemampuan untuk dilihat, dan persepsi
resiko secara bersama berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel terikat
adopsi mobile banking bagi nasabah BCA
di Surabaya . Hipotessis secara bersama
berbunyi “keunggulan relatif,
kompatibilitas, persepsi kegunaan,
kemampuan untuk dilihat, dan persepsi
resiko berpengaruh signifikan positif
terhadap adopsi mobile banking BCA di
Surabaya”. Kelima variabel tersebut
diharapkan dapat meningkatkan nasabah
dalam mengadopsi mobile banking BCA.
KESIMPULAN,KETERBATASAN,
DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data yang
terkumpul dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel
keunggulan relative, kompatibilitas,
persepsi kegunaan dan kemampuan untuk
dilihat secara parsial berpengaruh
signifikan positif terhadap adopsi Mobile
Banking bagi nasabah BCA di Surabaya.
Hal ini sebabkan karena mobile
banking memberikan keunggulan untuk
membantu nasabah dalam melakukan
pengeloalaan keungan menggunakan
mobile banking BCA, layanan mobile
banking kompatibel dengan kebutuhan
pengguna mobile banking BCA, mobile
banking memiliki kegunaan yang dinilai
sebagai suatu layanan yang memberikan
peningkatan efisiensi nasabah dalam
melakukan transaksi perbankan, mobile
banking memberikan kemampuan untuk
mengakses layanan perbankan setiap saat
dan dari setiap lokasi tanpa penundaan
atau antrian. Variabel persepsi resiko secara
parsial berpengaruh tidak signifikan
negatif terhadap adopsi Mobile Banking
bagi nasabah BCA di Surabaya. Hal ini
disebabkan karena persepsi resiko
dirasakan nasabah tetapi tidak
memepengaruhi nasabah dalam melakukan
transaksi menggunakan mobile banking
BCA.
Penelitian ini mempunyai
keterbatasan yaitu dalam penelitian ini
belum dapat mengungkapkan secara lebih
mendalam pengaruh keunggulan relatif,
kompabilitas, persepsi kegunaan,
kemampuan untuk dilihat, persepsi resiko
terhadap adopsi mobile banking yang
dapat dilakukan melalui angket terbuka
atau juga dapat melalui wawancara, dan
kurangnya pemahaman dari responden
terhadap pernyataan dalam kuesioner.
Berdasarkan pada hasil dan
keterbatasan penelitian, maka saran yang
dapat diberikan yaitu sebaiknya pihak
Bank BCA Surabaya lebih memperhatikan
membantu dan dijadikan bahan
pertimbangan dalam merumuskan
keunggulan relatif, kompatibilitas, persepsi
kegunaan, kemampuan untuk dilihat dan
persepsi resiko terhadap adopsi Mobile
Banking khususnya produk Mobile
Banking.
Bagi peneliti selanjutnya, untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik maka
disarankan peneliti selanjutnya
menambahkan atau memperbaiki
instrumen penelitian, bisa dengan cara
menambah jumlah indikator item
pertanyaan dan menambah jumlah
variabel.
12
DAFTAR RUJUKAN
Aboelmaged, M., Gamal & Gebba, R., T.
2013. Mobile Banking Adoption:
An Examination of Technology
Acceptance Model and Theory of
Planned Behavior. International
Journal of Business Research and
Development Vol. 2 No. 1, pp. 35‐50
Cudjoe, A., C., Anim, P., A., &
Nyanyofio, J., G., Nii T. 2015.
Determinants of Mobile Banking
Adoption in the Ghanaian Banking
Industry: A Case of Access Bank
Ghana Limited. Journal of
Computer and Communications, 3,
pp.1-19
Ahmad & Bambang, S., P. 2014. Pengaruh
Persepsi Manfaat, Persepsi
Kemudahan, Keamanan, dan
Ketersediaan Fitur terhadap Minat
Ulang Nasabah Bank dalam
menggunakan Internet Banking
(Studi pada Program Layanan
Internet Banking BRI). Jurnal
Studi Manajemen Vol. 8 No. 1, pp
1- 11
Al-Jabri, M., I. & Sohail, M., S. 2012.
Mobile Banking Adoption:
Application Of Diffusion Of
Innovation Theory. Journal of
Electronic Commerce Research,
VOL 13, NO 4, pp. 379 - 391
Govender, Jeevarathnam P. & Wu Jun.
2013. The Adoption of Internet
Banking in a Developing
Economy. Journal of Economics
and Behavioral Studies Vol. 5, No.
8, pp. 496‐504
Lee, Y., Hsieh, Y., & Hsu, C. 2011.
“Adding Innovation Diffusion
Theory to the Technology
Acceptance Model : Supporting
Employees ’ Intentions to use E-
Learning Systems E-learning and
TAM The Technology Acceptance
Model (TAM ),” Educ. Technol.
Soc., vol. 14, no. 4, pp. 124–137
Mazhar, F., Rizwan, M., Fiaz, U., Ishrat,
S., Razzaq, M., S., & Khan, T., N.
2014. An Investigation of Factors
Affecting Usage and Adoption of
Internet & Mobile Banking In
Pakistan. International Journal of
Accounting and Financial
Reporting. Vol.4 , No. 2, pp. 478 –
501
Mndzebele, Nomsa. 2011. The Effects of
Relative Advantage, Compatibility
and Complexity in the Adoption of
EC in the Hotel Industry.
International Journal of Computer
and Communication Engineering,
Vol. 2, No. 4, pp. 473 - 476
Odumeru, James A. 2013. Going Cashless
: Adoption Of Mobile Banking in
Nigeria. Arabian Journal of
Business and Mnagement
Review(Nigerian Chapter) Vol. 1,
No. 2, pp. 9 - 17
Ravichandran, Diluxshy and Madana,
Madana Hiti B., A., H. 2016.
Factors Influencing Mobile
Banking Adoption in Kurunegala
District. Journal of Information
Systems & Information Technology
(JISIT) Vol. 1, No. 1, pp. 24‐32
Tatik Suryani. 2013. Perilaku Konsumen
di Era Internet“Implikasi pada
Strategi Pemasaran”. Yogyakarta :
ALFABETA
www.topbrand-award.com :Top Brand
Award Kategori:Banking & Finace,
2015 dan 2016 Fase 1, diakses
pada 16 September 2016