PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MURID SDN 14 MALLAKA
KECAMATAN POLONGBANGKENG SELATAN
KABUPATEN TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar
O l e h
NIRWANA
105401112016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sertakan Allah di setiap urusan (Q.s. Fussilat : 30)
Tak ada jalan pintas menuju kebahagiaan.
Terkadang kita harus menangis untuk dapat mensyukuri sebuah kebahagiaan.
Kelemahan-kelemahan kita akan menjadi kekuatan yang dahsyat
Apabila dikumpulkan dan difokuskan pada pencapaian tujuan.
Jangan mengatakan bahwa saya punya masalah besar tapi katakan pada masalah
Bahwa saya punya Allah yang Maha Besar.
Kupersembahkan karya ini
Kepada Kedua Orang Tuaku tercinta, Saudaraku, Keluargaku, Sahabatku,
Dan semua yang telah terlibat dalam penyusunan karya ini,
Serta Semua Guru dan Dosen Serta Bangsaku Indonesia.
ABSTRAK
Nirwana 2020. Pengaruh Metode Resitasi terhadap Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Murid SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng
Kabupaten Takalar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Muhammad Nawir dan pembimbing II Muliani Azis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan Pengaruh
Metode Resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid SDN 14
Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar, untuk mengetahui
gambaran hasil belajar murid pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Murid
SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar setelah
menerapkan metode resitasi pada hasil belajar ilmu pengetahuan social murid
SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar. Jenis
penelitian ini adalah eksperimen dengan One Grup Pretest Posttest Design.
Populasi dari penelitian ini adalah murid kelas V SDN 14 Mallaka. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik undian, dengan menjadikan
sampel sebagian dari populasi yaitu 10 murid atau 1 kelas. Instrumen penelitian
yang digunakan yaitu tes, lembar observasi, sedangkan teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data statistik
deskriptif dan statistik data inferensial.
Penerapan metode resitasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dapat meningkatkan hasil belajar murid di kelas V SDN 14 Mallaka karena hasil
skor rata-rata pretest yaitu 63 berada pada kategori rendah dan skor rata-rata
posttest yaitu 84,5 berada pada kategori tinggi. Rata-rata persentase jumlah murid
yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 93,4% sehingga
dapat disimpulkan bahwa aktivitas murid dalam proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode resitasi sudah mencapai kriteria
aktif.
Kata Kunci: Metode Resitasi, Hasil Belajar Murid
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah Swt, yang telah member
kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad
Swt, serta keluarganya yang suci, yang karenannya Allah Swt menciptakan alam
semesta ini. Teriring harapan semoga Allah Swt menjadikan kita hamba-Nya dan
pengikut nabi-Nya yang senantiasa menolong agama-Nya dan mencintai orang-
orang yang menyiarkan agama-Nya dengan cinta kasih. Semoga kita terpilih
sebagai penerima syafa‟atnya di hari kemudian. Amin.
Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, banyak kendala yang
penulisa hadapi dalam penyusunan skripsi ini. Namun, penulis telah mengarahkan
segala daya dan usaha untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan
bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Oleh karena segala rasa hormat, penulis mengucapakan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga utamanya kedua orang tua tercinta
Ibunda Fauziah dan Ayahanda Hamka, yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,
membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
sampaikan kepada :
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberi peluang untuk mengikuti proses perkuliahan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD ) FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar. Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd Penasehat Akademik yang
senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan.
Dr. Muhammad Nawir, M.Pd. Pembimbing I dan Dra. Hj. Muliani Azis, M.Si.
Pembimbing II Yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi
ini.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis. Hastuti, S.Pd., M.Pd
Kepala sekolah SDN 14 Mallaka. Muh. Ilham, S.Pd, selaku guru kelas V SDN 14
Mallaka, atas segala bimbingan dan kerjasama selama penulis mengadakan
penelitian. Bapak/Ibu guru serta seluruh staf SDN 14 Mallaka yang telah
memberikan bantuan dan petunjuknya selama penulis mengadakan penelitian.
Siswa-siswi SDN 14 Mallaka khusunya kelas V atas kerja sama, motovasi serta
semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran.
Rekan seperjuangan jurusan pendidikan guru sekolah dasar Angkatan
2016 terkhusus Kelas C Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas
kerjasama yang baik dan saling memberikan motivasi maupun semangat.
Semua pihak yang memberikan bantuan dan motivasi yang sangat berharga dalam
menyelesaikan skipsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya, hanya kepada Allah Swt kita bermohon semoga berkat dan
rahmat serta limpahan pahala yang berlipat ganda selalu dicurahkan kepada kita.
Semoga niat baik dan suci serta usaha yang sungguh-sungguh mendapat ridha di
sisi-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Makassar , September 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 8
A. KajianPustaka ................................................................................... 8
1. Hasil Penelitian Relevan ................................................................... 8
2. Metode Resitasi ................................................................................ 11
3. Hakikat Belajar ................................................................................. 25
4. Hasil Belajar ..................................................................................... 29
5. Ilmu Pengetahuan Sosisal ................................................................. 31
B. KerangkaPikir ................................................................................... 40
C. Hipotesis ........................................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 43
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 43
B. Desain Penelitian .................................................................................. 43
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 44
1. Populasi .......................................................................................... 44
2. Sampel ............................................................................................ 45
D. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 46
E. Instrumen Penelitian............................................................................. 46
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 47
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 53
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 67
A. Simpulan .............................................................................................. 67
B. Saran ..................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Tabel Desain Penelitian.............................................................................. 44
3.2 Keadaan Populasi ....................................................................................... 45
3.3 Sampel Penelitian ................................................................................ 45
3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar............................................................... 50
4.1 Skor Nilai Pretest.................................................. ..................................... 54
4.2 Perhitungan Mencari Mean Nilai Pretest ................................................... 54
4.3 Tingkat Hasil Belajar Pretest ..................................................................... 55
4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Beajar............................................................. 56
4.5 Skor Nilai Posttest...................................................................................... 57
4.6 Perhitungan Untuk Mencari Mean Nilai Posttest ...................................... 57
4.7 Tingkat Keterampilan Belajar Posttest ...................................................... 58
4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Beajar............................................................. 59
4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid ......................................... 60
4.10 Analisis Skor Pretest dan Posttest ........................................................... 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 KerangkaPikir Penelitian .......................................................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. 12. Soal pretest dan posttest
3. Hasil Test Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Pretest
4. Hasil Tes Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Posttest
5. Daftar Hasil Analisis Data Observasi Murid Kelas V SDN 14 Mallaka
6. Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar
7. Menentukan Harga Md
8. Menentukan/Mencari Harga ∑
9. Menentukan Harga THitung
10. Tabel Distribusi T
11. Dokumentasi Penelitian
12. Kontrol Pelaksanaan Penelitian
13. Pengantaran LP3M
14. Surat Permohonana Izin Penelitian
15. Rekomendasi Penelitian Pemerintah Kabupaten Gowa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode resitasi ini, murid diharapkan agar lebih terlatih untuk
memperkuat daya ingat hasil belajar dengan demikian, akan memperluas,
memperkaya dan memperdalam pengetahuan murid tersebut serta dapat mengisi
waktu luang sehingga membiasakan anak untuk giat belajar. Metode resitasi atau
pemberian tugas adalah suatu metode yang dapat mengaktifkan murid untuk
mempelajari sendiri-sendiri suatu masalah dengan jalan membaca sendiri,
mengerjakan soal sendiri atau individual.
Melalui metode ini, murid diharapkan dapat lebih luas pemahamannya
terhadap materi yang telah diterima melalui pemecahan soal atau tugas yang
diberikannya. Disamping itu, dengan tugas yang diberikan murid akan merasa
ditantang untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa harus selalu di bimbing oleh
guru atau tanpa harus mendapat petunjuk oleh guru sehingga mereka bisa lebih
mandiri dan mampu lebih menguasai kembali materi pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial pada hari itu dan mampu memunculkan ide-ide yang inovatif
dan kreatif sehingga terciptalah hasil belajar yang baik.
Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik
Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa metode resitasi adalah cara untuk
mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada murid
untuk mengerjakan sesuatu diluar jam pelajaran. Pelaksanaannya biasa
2
dilakukan di rumah, perpustakaan, labolatorium, dan hasilnya
dipertanggungjawabkan”.
Dalam Pasal 37 UU Sikdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan
dasar.
Jadi, harapan pada tehnik pemberian tugas atau resitasi ini yaitu murid
akan lebih giat belajar secara mandiri sehingga memiliki hasil belajar yang lebih
mantap, karena murid melaksanakan latihan-latihan tanpa bantuan dari orang
lain, sehingga pengalaman murid dalam mempelajari sesuatu dapat lebih
terintegritas dan mampu memunculkan ide-ide yang inovatif dan kreatif sehingga
terciptalah hasil belajar ilmu pengetahuan sosial yang baik.
Berdasarkan hasil observasi awal di SDN 14 Mallaka Kecamatan
Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar khususnya mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial pada murid kelas V saat ini guru belum menerapkan strategi
yang bervariasi. Cara mengajar masih di dominasi dengan penerapan metode
ceramah. Metode ceramah lebih menitik beratkan guru sebagai pusat informasi
atau guru sebagai penyalur ilmu kepada murid tetapi akan lebih baik jika
menggunakan salah satu metode yang bervariasi yaitu metode resitasi. Guru bisa
mengembangkan pembelajaran bermakna dan mandiri yang inovatif di kelas jika
menggunakan metode resitasi ini. Dengan menggunakan metode ceramah saja
murid hanya ditekankan pada kebiasaan mencatat penjelasan guru dan belum
diarahkan belajar mandiri untuk menemukan sendiri informasi yang berhubungan
dengan materi, sehingga murid cenderung cepat merasa bosan dalam belajar ilmu
3
pengetahuan sosial. Selain itu penggunaan media pembelajaran yang menarik
sebagai pendukung pembelajaran juga belum optimal ditandai dengan masih
terbatasnya guru dalam menggunakan media pembelajaran yang hanya
memanfaatkan media pandang seperti gambar-gambar sehingga belum mampu
menarik perhatian murid dalam mengikuti pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.
Guru hanya menjelaskan materi secara lisan sehingga murid pasif, mengganggu
temannya dan kurang memperhatikan penjelasan guru karena pembelajaran
kurang menarik perhatian.
Ada banyak hal yang menyebabkan rendahnya nilai ilmu pengetahuan
sosial. Di antara yang menjadi penyebab rendahnya nilai itu bisa datang dari
murid, guru atau sarana dan prasarana belajar. Dari berbagai variabel dalam
strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah, variabel guru merupakan variabel
yang paling dominan. Sayangnya, para guru tidak menyadari akan hal tersebut.
Jika nilai murid rendah, mungkin guru akan menyalahkan muridnya, karena
malas belajar atau dianggap memiliki intelektualitas yang rendah. Guru tidak
melakukan instropeksi diri, kegagalan seakan „dunia sudah kiamat‟, dan dibiarkan
murid tenggelam dalam nilai yang tidak signifikan.
Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial murid harus diperhatikan
tentang kecenderungan-kecendurangan yang dimiliki dan dialami murid. Guru
lebih banyak berceramah atau bercerita dengan mengabaikan potensi murid.
Maksudnya, murid dianggap nol, dan kalau diajak berdiskusi murid „tidak
nyambung‟. Pendapat ini tentu saja tidak seutuhnya benar. Murid pada usia itu
sesungguhnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan mereka sudah memiliki
4
sedikit dasar pengetahuan. Murid memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, terlebih
dalam pembelajaran sejarah dan geografi, tentu banyak hal yang menarik yang
ingin diketahui murid.
Penggunaan suatu metode dalam proses belajar mengajar, seorang guru
sebaiknya tetap memonitoring keadaan murid selama penerapan metode itu
berlangsung. Apakah yang diberikan mendapat reaksi yang positif dari murid atau
sebaliknya justru tidak mendapatkan reaksi. Bila hal tersebut terjadi maka guru
sedapat mungkin mencari alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode yang lain, yang sesuai dengan kondisi psikologi anak didik. Penggunaan
satu metode tidaklah salah selama apa yang dilakukan itu untuk mencapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.
Dengan mempertimbangkan kedudukan dan peran penting Ilmu
Pengetahuan Sosial dalam Ilmu Pengetahuan dengan tidak mengesampingkan
mata pelajaran yang lain, serta permasalahan yang ditemukan di SDN 14 Mallaka
Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar, maka observer
bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul „„Pengaruh Metode
Resitasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SDN 14
Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar”. Sebagai
upaya untuk melakukan peningkatan pada hasil belajar murid pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dengan baik.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah yang
disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan yaitu; “Apakah Metode Resitasi
5
berpengaruh terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial murid kelas V SDN
14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Metode Resitasi terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan
sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan
Kabupaten Takalar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak baik terhadap
berbagai unsur serta manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
fikiran bagi perkembangan psikologis, terutama dibidang psikologis pendidikan.
Selain itu diharapkan bisa memberikan masukan bagi peneliti lainnya yang
memfokuskan penelitiannya pada pengaruh penerapan metode resitasi.
a. Bagi Murid
Manfaat yang diperoleh murid dalam penelitian ini antara lain:
1) Meningkatkan pemahaman murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan
Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
2) Meningkatkan Hasil belajar Murid kelas V SDN 14 Mallaka
Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
3) Meningkatkan Kemandirian Murid dalam belajar.
6
b. Bagi Guru
Penelitian ini juga diharapkan akan memberikan manfaat bagi guru.
Manfaat tersebut antara lain:
1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
resitasi.
2) Menambah wawasan dan pengalaman tentang metode resitasi tersebut.
3) Memberikan informasi tentang pelaksanaan metode resitasi.
4) Menambah variasi metode pembelajaran khususnya ilmu pengetahuan
sosial, dan mata pelajaran yang lain pada umumnya, agar lebih menarik
dan inovatif.
c. Bagi Sekolah
Lebih lanjut, penelitian ini juga diharapkan akan memberikan manfaat bagi
sekolah. Manfaat tersebut antara lain:
1) Meningkatkan motivasi sekolah dalam menciptakan system
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang kreatif dan inovatif.
2) Memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial sehingga dapat meningkatkan
prestasi sekolah.
3) Menambah inovasi dalam proses pembelajaran sehingga mampu
meningkatkan kualitas sekolah yang pada akhirnya menjadikan citra
sekolah menjadi lebih baik lagi.
d. Bagi Peneliti
7
Manfaat bagi peneliti yaitu meningkatnya daya pikir dan
keterampilan dalam melakukan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial
dengan menggunakan metode resitasi serta dapat dijadikan sebagai acuan
untuk peneliti selanjutnya.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Endah Lestari, Mazlan (2019) dengan
judul Pengaruh Metode Resitasi dan Problim Solving Terhadap Prestasi Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid kelas V SDN Padangjambu Kecamatan
Tambak Kabupaten Gresik. Populasi yang penulis jadikan obyek penelitian
adalah semua murid SDN Padangjambu Kabupatenupaten Gresik menjadi
populasi. Analisa data yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah peneliti
tetapkan adalah berdasarkan tabel 4.3 tentang koefisien korelasi antara
pengelolaan kelas terhadap prestasi hasil belajar dengan statistik rumus product
momen pada taraf signifikan 5% dari N=40 menggunakan acuan sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r table maka Ha diterima, dan Ho ditolak.
b. Jika r hitung < r table maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Menggunakan perhitungan product moment hasilnya adalah r hitung 0,9835
dari N 40, sedangkan r tabel adalah 0,312 jadi Ha diterima dan Ho di tolak berarti
disimpulkan ada pengaruh signifikan antara manajemen keuangan terhadap hasil
belajar. Derajat kebebasan untuk r tabel dengan taraf signifikan 5 % dari N=40,
yaitu 0,312 lebih kecamatanil dari pada hasil r hitung di peroleh 0,9835 dari
N=40. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas ternyata terbukti ada
korelasi/pengaruh resitasi dan problim solving terhadap prestasi belajar, jadi Ho
10
ditolak dan Ha diterima, oleh karena itu hipotesis yang peneliti ajukan terbukti
ada pengaruh yang signifikan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ayis Crusma Fradani, Fathia
Rosyida, Siti Kiswatun Khasanah (2018) dengan judul Eksperimentasi Model
Pembelajaran Probing Prompting Yang Didukung Metode Resitasi Terhadap
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran ilmu pengetahuan sosial Di Mts Abu Darrin
Bojonegoro. Hasil penelitian dari analisis data akhir diketahui bahwa jumlah
murid kelas eksperimen dan kelas control berbeda dan kedua sampel mempunyai
variasi yang sama (homogen) maka uji t dilakukan dengan menggunakan rumus
polled varians.
Berdasarkan keputusan uji pada tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif model pembelajaran probing prompting yang didukung
metode resitasi terhadap hasil belajar murid kelas VIII pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial di MTs Abu Darrin Bojonegoro tahun pelajaran 2018. Dengan
pengujian hipotesis pada perhitungan yang dilakukan menggunakan uji t. Dari
pengujian hasil uji hipotesis tersebut diperoleh nilai thitung = 3,213 dengan taraf
signifikan 0,05 di peroleh ttabel = 1,999 dengan dk = 63 maka harga ttabel = 1,999.
Tobs ϵ DK sehingga Ho ditolak maka model pembelajaran probing prompting
yang didukung metode resitasi mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar
murid kelas VIII pada mata pelajaran ILMU PENGETAHUAN SOSIAL di MTs
Abu Darrin Dander Bojonegoro tahun pelajaran 2018.
Persamaan penelitian yang dilaksanakan oleh Sinta Alfiana Sari, Tiara
Anggia Dewi (2019) dengan judul Pengaruh Penggunaan Metode Resitasi
11
Terahadap Hasil Belajar ilmu pengetahuan sosial Terpadu Murid Kelas VII
Semester Genap SMP Negeri 1 Trimurjo. Setelah peneliti memberikan perlakuan
(treatment) dengan menggunakan metode resitasi maka diketahui bahwa pada
tahap evaluasi uji pre-test, peserta didik yang mencapai tuntas belajar hanya 9,4%
(3 peserta didik), sedangkan peserta didik yang belum mencapai tuntas belajar
adalah 90,6% (29 peserta didik). Tabel tersebut dapat menunjukkan juga bahwa
pada tahap evaluasi uji post-test, setelah peserta didik mendapatkan treatment atau
perlakuan menggunakan metode resitasi yang mencapai tuntas belajar berjumlah
75% (24 peserta didik), sedangkan peserta didik yang belum mencapai tuntas
belajar berjumlah 25% (8 peserta didik), dari total keseluruhan peserta didik
sebanyak 32 peserta didik. Pengujian dengan menggunakan rumus regresi linier
sederhana diperoleh a = 52,76 b = 0,42 sehingga dengan demikian Y = a+bX,
adalah 52,76 + 0,42x. Kemudian, dari hasil analisis yang dilakukan, terbukti
bahwa ada pengaruh yang positif penggunaan metode resitasi terhadap hasil
belajar ilmu pengetahuan sosial terpadu peserta didik kelas VII SMPN 1 Trimurjo.
Hal ini dibuktikan dengan penghitungan analisis data, dapat diketahui bahwa nilai
thitung > ttabel, dan terlihat bahwa pada taraf signifikan 5% yaitu 3,78 > 1,70. Dan
pada taraf signifikan 1% yaitu 3,78 > 2,46 yang dapat dilihat pada daftar G tabel
statistik. Dengan demikian maka hipotesis diterima.
1) Metode Resitasi
a. Pengertian Metode Resitasi
12
Save M. Dagun dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Supriadi, 2012:
46) “mengatakan bahwa resitasi (sebagai istilah psikologi) disebut sebagai metode
belajar yang mengombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian
dan pemeriksaan atas diri sendiri.”
"Djamarah, dkk (Supriadi, 2012:46) “mengemukakan bahwa:
”Metode resitasi (pemberian tugas) adalah metode penyajian bahan
dimana guru memberikan tugas agar murid melakukan kegiatan
belajar.Tugas yang dilaksanakan murid dapat dilakukan di dalam kelas, di
halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah murid atau
dimana saja asal tugas tersebut dikerjakan”.
Sumantri (Hamdayama: 2014:59) mengemukkan “metode pemberian tugas
diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan
adanya tugas dari guru untuk dikerjakan murid di sekolah ataupun di rumah secara
perorangan atau berkelompok”
“Sedangkan menurut Supriadie (Hamdayama: 20124:62) bahwa:
“Resitasi sebagai metode (belajar) dan atau mengajar merupakan sebuah
upaya membelajarkan murid dengan cara memberikan tugas penghafalan,
pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri,
atau menampilkan diri dalam menyampaikan sesuatu (puisi, syair, drama)
atau melakukan kajian maupun uji coba; sesuai dengan tuntutan kualifikasi
atau kompetensi yang ingin dicapai.”
Kemudian menurut Sagala (Hamdayama: 20014:62) “bahwa metode
resitasi (pemberian tugas) adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian
harus mempertanggungjawabkannya”. Dari beberapa pendapat tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa:
“Metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan ajar
dimana guru menberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar
13
dan dilakukan dimana saja secara perorangan kemudian harus
dipertanggungjawabkan.
Metode ini diberikan karena dirasakan banyak bahan pelajaran terlalu
banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyak bahan yang tersedia dengan
waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang
ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk
mengatasinya”.
Tugas dan resitasi tidak sama dengan Pekerjaan Rumah (PR), PR
dikerjakan hanya dirumah (Pekerjaan Rumah) sedangakan Resitasi jauh lebih luas
dari itu. Tugas dan resitasi biasanya dilaksanakan di rumah, di sekolah, di
perpustakaan dan di tempat lainnnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk
aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan.Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara
individual, atau dapat pula secara berkelompok. Tugas yang dapat diberikan
kepada anak didik akan berbagai jenis, bergantung pada tujuan yang akan dicapai;
seperti meneliti, tugas menyusun laporan (lisan/tulisan) tugas motorik (pekerjaan
motorik), tugas diloboratorium, dan lain-lain.
Tehnik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan bertujuan agar
murid memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena murid melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman murid dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi disebabkan karena
murid mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi
masalah-masalah baru. Di samping itu, untuk memperoleh pengetahuan dengan
14
cara melaksanakan tugas yang akan memperluas dan memperkaya pengetahuan
serta keterampilan murid di sekolah, melalui kegiatan murid di luar sekolah.
Dalam metode resitasi ini, murid memiliki kesempatan untuk saling
membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain. Metode resitasi akan
memperluas, memperkaya dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman
murid. Selain itu, metode resitasi merupakan metode yang dapat mengaktifkan
murid untuk mempelajari sendiri-sendiri suatu masalah dengan jalan membaca
sendiri, mengerjakan soal sendiri, sehingga apa yang mereka pelajari dapat
mereka rasakan berguna untuk mereka dan akan lebih lama mereka ingat.
Dalam percakapan sehari-hari, metode ini dikenal dengan sebutan
pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini terdiri atas tiga fase, antara lain (a)
pendidik memberi tugas, (b) anak didik melaksanakan tugas (belajar), (c) murid
mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi). Dalam istilah lain,
metode ini sering juga disebut dengan metode pemberian tugas.
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.Pemberian
tugas sebagai suatu metode merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru
kepada murid untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian
tugas tersebut, murid belajar mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan
belajar, murid diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku
tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dari pemberian
tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas
yang telah dikerjakan atau dipelajari.
15
Jadi metode pemberian tugas belajar dan resitasi atau biasa disingkat
metode rasitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru memberikan
suatu tugas, kemudian murid harus mempertanggungjawabkan hasil tugas
tersebut, pemberian tugas yang di maksud seperti memberikan tugas penghafalan,
pembacaan, pengulangan, dan pemeriksaan atas diri sendiri.
Pemberian tugas secara terstruktur setiap selesai proses belajar mengajar
juga akan memberikan rangsangan yang berarti bagi obyek didik di dalam usaha
lebih mendalami dan menekuni suatu topik/materi pelajaran. Dengan adanya tugas
terstruktur obyek didik dirangsang untuk selalu memanfaatkan waktu dengan baik
sehingga mengurangi kegiatan di luar kelas (sekolah) yang tidak bermanfaat, yang
akhirnya akan menambah pengetahuan bagi obyek didik tersebut.
Pemberian tugas secara terstruktur sangat positif dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar murid dan juga memberikan penekanan tentang
posisi esensial dari pelaksanaan tugas secara terstruktur, sebagai salah satu
komponen yang terkait dalam proses belajar mengajar yang perlu mendapat
perhatian secara wajar.
Resitasi sering disamakan dengan “home work” (pekerjaan rumah),
padahal sebenarnya berbeda.Pekerjaan Rumah (PR) mempunyai pengertian yang
lebih khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan murid di
rumah. Sedangkan resitasi, tugas yang diberikan oleh guru tidak sekadar
dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, di
laboratorium, atau di tempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan
16
tugas/pelajaran yang diberikan. Jadi, resitasi lebih luas daripada home work. Akan
tetapi keduanya memiliki kesamaan yaitu:
(1). Mempunyai unsur tugas; Tugas yang di berikan berupa ,tugas di dalam kelas
,di luar kelas ,seperti perpustakaan,lab dan pekerjaan di rumah(PR) yang berupa
soal-soal yang terkait dengan materi pelajaran yang telah di ajarkan.
(2). Dikerjakan oleh murid dan dilaporkan hasilnya; dan
(3). Mempunyai unsur didaktis pedagogis.
Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru
karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas.Untuk menyelesaikan rencana
pengajaran yang telah ditetapkan, maka murid diberi tugas untuk mempelajari
dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah.Kadang-kadang juga
bemaksud agar anak-anak tidak banyak bermain.Sedangkan pandangan modern,
tugas diberikan dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala
aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikulum itu merupakan
segala aktivitas yang dlaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikuler maupun
ekstra kurikuler.
Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan untuk:
(1) Memperdalam pengertian murid terhadap pelajaran yang telah diterima;
(2) Melatih murid ke arah belajar mandiri;
(3) Murid dapat membagi waktu secara teratur;
(4) Agar murid dapat memamfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas;
(5) Melatih murid untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk
menyelesaikan tugas; dan
17
(6) Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan
di luar kelas.
b. Fase-Fase Metode Resitasi
Kegiatan resitasi (penugasan) merupakan kegiatan untuk memperoleh
penugasan materi diajarkan lebih mantap. Oleh karena itu, menetapkan rancangan
langkah-langkah resitasi (penugasan) merupakan tahap yang sangat penting dilihat
dari segi kemantapan penugasan materi dan peningkatan kualitas belajar. Dalam
membahas rancangan kegiatan resitasi (penugasan), berturut-turut akan dibahas
rancangan perencanaan guru, rancangan pelaksanaan metode resitasi, dan
rancangan penilaian resitasi. Menurut Djamarah, dkk (Hamdayama,2014:183),
langkah-langkah yang harus di ikuti dalam menggunakan metode resitasi
(penugasan) adalah sebagai berikut:
1) Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada murid hendaknya
mempertimbangkan hal berikut:
a) Tujuan yang akan dicapai.
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut,
c) Sesuai dengan kemampuan murid.
d) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan murid.
e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
2) Fase pelaksanaan tugas, meliputi langkah-langkah berikut:
a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
18
c) Diusahakan/dikerjakan oleh murid sendiri, tidak menyuruh orang lain.
d) Dianjurkan agar murid mencatat hasil-hasil yang Ia peroleh dengan baik
dan sistematis.
3) Fase mempertanggungjawabkan tugas. Hal yang harus dilakukan pada fase
ini adalah sebagai berikut:
a) Laporan murid baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
b) Ada tanggung jawab/diskusi kelas.
Penilaian hasil pekerjaan murid baik dengan tes maupun dengan nontes
atau cara lainnya. Rancangan penilaian ditetapkan harus menjadi tolak ukur
kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan resitasi (penugasan).
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
“Djamarah, dkk (dalam Hamdayama,2014:188) “mengemukakan
kelebihan metode resitasi (penugasan) diantaranya:
a) lebih merangsang murid melakukan aktivitas individual atau berkelompok;
b) dapat memgembangkan kemandirian murid di luar pengawasan guru, dan
c) dapat membina tanggung jawab dan disiplin murid”.
“Djamarah, dkk (dalam Hamdayama,2014:188) juga mengemukakan
kekurangan resitasi diantaranya:
a) Murid sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas atau orang
lain.
b) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya
tidak berpartisipasi dengan baik.
19
c) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
murid. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan murid.
Dengan memahami kelebihan dan kelemahan metode Resitasi, tentunya
akan menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan. Sebaliknya
manakala guru tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan satu metode
mengajar. Maka akan menemui kesulitan dalam memberikan bahan pelajaran
kepada murid. Ini berarti guru tersebut gagal melaksanakan tugasnya mengajarnya
di depan kelas.
Salah satu dampak yang sering kita lihat dari penggunaan metode yang
tidak tepat yaitu ; anak atau murid setelah diberi ulangan, sebagian besar tidak
mampu untuk menjawab setiap item soal dengan baik dan benar. Akibatnya sudah
dapat dipastikan bahwa prestasi belajar anak didik rendah. Di sisi lain, anak didik
sering merasakan kebosanan. Situasi demikian menjadikan proses belajar
mengajar menjadi kurang efektif dan kurang efisien.
d. Manfaat Metode Resitasi
Adapun manfaat metode resitasi adalah sebagai berikut:
a) Membiasakan anak giat belajar.
b) Mengisi waktu luang yang kontrukif.
c) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan–
kegiatan di luar kelas.
d) Memupuk rasa tanggungjawab
e) Melatih menghidupkan sifat gotong royong.
20
f) Melatih murid dalam tugas yang bersifat praktis dan keterampilan.
g) Mempererat hubungan antara orang tua dengan anak.
e. Tujuan Metode Resitasi
a) Latihan dan keterampilan, serta untuk menambah kecamatanepatan belajar
dan keakuratan belajar.
b) Membaca, meresapkan, dan meringkas apa yang dipelajari.
c) Mendorong murid untuk bertanggung jawab terhadap pelajaran.
d) Mengembangkan belajar mandiri. (Hartono Kasmadi, 1991:138)
f. Langkah-Langkah Metode Resitasi
Dalam buku Desain Pembelajaran Inovatif ( 2015 : 119 ) menjelaskan
langkah-langkah dalam implementasi pemberian metode penugasan kepada
peserta didik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Fase pemberian tugas
Mengidentifikasi tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat
sesuai dengan kemampuan peserta didik, ada petunjuk atau sumber yang
membantu pekerjaan peserta didik, menyediakan waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugas.
2) Langkah pelaksanaan tugas
Guru membimbing dan mendorong peserta didik, dan peserta didik
dipantau agar tugas dikerjakan secara mandiri, dianjurkan kepada peserta
didik untuk mencatat hasil-hasil yang diperoleh secara baik dan sistematis.
21
Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan
metode pembelajaran tugas antara lain :
a). Fase PemberianTugas yang diberikan kepada murid hendaknya
mempertimbangkan :
(1) Tujuan yang akan dicapai.
(2) Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut.
(3) Sesuai dengan kemampuan murid.
(4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan murid.
(5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik
harus jelas dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.
b). Langkah Pelaksanaan Tugas
(1) Diberikanbimbingan atau pengawasanoleh guru
(2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
(3) Diusahakan atau dikerjakan oleh murid sendiri, tidak menyuruh
orang lain
(4) Dianjurkanagar murid mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan
baik dan sistematik.
Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai
tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.
c). Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
22
(1) Laporan murid baik lisan atau tertulis dari apa yang telah
dikerjakannya
(2) Ada tanya jawabdiskusikelas
(3) Penilaian hasilpekerjaanmurid baik dengan tes maupun non tes atau
cara lainnya. Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan
hasil belajarnya baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis.
Disamping itu terdapat langkah-langkah metode pemberian tugas
yang dijelaskan oleh (Mulyasa,2007:113) agar metode penugasan dapat
berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan
penugasan dan cara pengerjaannya.
b. Tugas yang diberikan harus dapat dipahami oleh murid, karena akan
dapat menentukan efektivitas penggunaan metode penugasan dalam
pembelajaran,
c. Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar
seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam
penyelesaiantugas, terutama kalau tugas dikerjakan di luar kelas.
d. Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang
dikerjakan oleh murid.
e. Berikan penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan oleh murid.
Berdasarkan pendapat di atas, guru harus memperhatikan langkah
23
langkah dalam memberikan tugas pada murid agar tugas yang telah
diberikan dapat diselesaikan dan dipertanggungjawabkan oleh murid
dengan baik. Guru harus mengoreksi setiap tugas yang telah diberikan
kepada murid untuk mengetahui tingkat pemahaman murid dalam
menguasai materi yang telah diberikan.
Pemberian tugas secara terstruktur setiap selesai proses belajar
mengajar juga akan memberikan rangsangan yang berarti bagi obyek
didik di dalam usaha lebih mendalami dan menekuni suatu topik/materi
pelajaran. Dengan adanya tugas terstruktur obyek didik dirangsang
untuk selalu memanfaatkan waktu dengan baik sehingga mengurangi
kegiatan di luar kelas (sekolah) yang tidak bermanfaat, yang akhirnya
akan menambah pengetahuan bagi obyek didik tersebut. Dengan
demikian pemberian tugas secara terstruktur sangat positif dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar murid dan juga memberikan penekanan
tentang posisi esensial dari pelaksanaan tugas secara terstruktur,
sebagai salah satu komponen yang terkait dalam proses belajar
mengajar yang perlu mendapat perhatian secara wajar.
2) Hakikat Belajar
Belajar, secara historis merupakan wilayah para ahli psikologi. Secara
faktual dari tahun 1875 telah dilakukan penelitian, pengembangan serta percobaan
demi percobaan oleh Wihelm Wundt yang dikenal dengan Psikologi Eksperimen-
nya (Uiversitas Leipzig Jerman), kemudian H. Ebbinghaus (1885), W.L. Bryan
dan N. Harter (1897-1899), E.L. Thordkline (1898).
24
a. Pengertian Belajar
Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal
secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki
pemahaman dan definisi yang berbeda-beda, walaupun secara praktis masing-
masing kita sudah sangat memahami apa yang dimaksud belajar tersebut. Oleh
karena itu, untuk menghindari pemahaman yang beragam tersebut, berikut akan
dikemukan beberapa definisi belajar menurut para ahli.
Menurut R.Gagne (dalam Susanto, 2013:1), “belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organiseme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalamannya”.
Burton (dalam Susanto, 2013:3), “mengemukakan bahwa belajar dapat
diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinterksi dengan lingkungannya”.
Sementara menurut E.R. Hilgard dan Hamalik (dalam Susanto, 2013:3),
belajar adalah:
“Suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.Perubahan
kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecamatanakapan,
tingkah laku dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman)”. Hamalik
(Susanto, 2013:3), “menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi tau
memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the
modificator or strengthening of behavior through experiencing) Hamalik
juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungan”.
Sedangkan menurut W.S. Winkel (dalam Susanto, 2013:4), “belajar adalah
sesuatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang
dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
25
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan
berbekas”.
“Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan
baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang
relative tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.
b. Cara Belajar Efektif dan Efisien
1. Materi Pelajaran
Materi pelajaran merupakan sejumlah pesan ilmu pengetahuan yang
hendak disampaikan kepada murid agar menjadi miliknya. Supaya pesan ini
efektif dan efisien sampai kepada peserta didik, guru harus menguasai materi
pelajaran dengan baik. Selain itu guru juga perlu mengelola bahan belajar supaya
lebih menarik perhatian murid.
Kesalahan berulang-ulang dalam menyampaikan bahan belajar akan
berakibat fatal. Hal ini akan mengurangi kepercayaan murid pada kebenaran
materi yang diberikan guru. Bahkan dapat mengurangi kredibelitas guru di mata
peserta didik.
2.Strategi dan metode
Strategi adalah pola pendekatan dalam menyampaikan bahan pelajaran
kepada murid. Bentuk strategi itu adalah metode yang digunakan dalam
menyampaikan materi pelajaran. Apa pun metode bagus untuk dipakai. Namun
26
perlu mempertimbangkan karakter murid, spesifik materi pelajaran, sarana belajar
yang tersedia, dan lain sebagainya.
3.Media/peraga
Media dan alat peraga berguna untuk mempermudah penyampaian materi
pelajaran kepada anak. Selain itu, media dan alat peraga akan membantu
memberikan materi pelajaran yang lebih luas cakupannya dalam waktu yang
singkat.
4.Hubungan komunikasi
Pembelajaran menjadi efektif dan efisien bila terjalin hubungan
komunikasi sosial yang harmonis antara guru dan murid. Murid akan betah
menerima pelajaran dan guru pun bersemangat mengajar.
Hubungan yang kurang harmonis dapat memicu terkendalanya
pengelolaan kelas sehingga pembelajaran menjadi terganggu. Kehadiran beberapa
murid dianggap sepi oleh guru akan berdampak buruk terhadap keamanan
kelas. Mereka cenderung menunjukkan perilaku menyimpang.
c. Prinsip-Prinsip Belajar
Belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang ditunjukkan dalam perubahan yang bersifat kognitif, afektif dan
psikomotorik atau perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap,
keterampilan dan kemampuan mereaksi (menerima atau menolak) serta
berkembangnya kemampuan dan kecamatanakapan lainnya.
27
“Menurut Ivor K Davies (Rusyanti, 2012) secara pasti masih banyak
perbedaan pandangan dari para ahli psikologi, namun terdapat prinsip-prinsip
belajar yang telah disepakati; seperti yang dikemukakan oleh Alvin C.
Menurut Eurich ( dalam Rusyanti, 2012) dari Ford Foundation; yang
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut sebagai prinsip-prinsip belajar:
1) Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajarinya
sendiri; tidak ada seseorang pun yang dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknya.
2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecamatanepatannya) sendiri, dan
untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecamatanepatan
belajar.
3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah diberikan
penguatan (interforcement).
4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar
secara keseluruhan lebih berarti.
5) Apabil murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka
ia akan lebih termotivasi untuk belajar; ia akan belajar dan mengingat
secara lebih baik.
1. Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah dilaksanakan
program kegiatan belajar mengajar di sekolah.Hasil belajar dalam periode tertentu
28
dapat dilihat dari nilai rapor yang secara nyata dapat dilihat dalam bentuk angka-
angka.
Dalam (Sudjana, 1990:22), “hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dicapai
murid dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu “:
1) Faktor dari dalam diri murid, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar,ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2) Faktor yang datang dari luar murid atau faktor lingkungan,
terutamakualitas pembelajaran.
Gagne (dalam Sudjana, 1990:22) “mengungkapkan ada 5 (lima) kategori
hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
sikap dan keterampilan motoris”.
Sementara Bloom (dalam Sudjana, 1990:22) “mengungkapkan 3 (tiga)
kawasan tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus
dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.”
Hasil belajar yang dicapai murid melalui proses belajar mengajar yang
optimal menunjukkan hasil yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai
yaitu: (1). Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
instrinsik pada diri murid. Murid tidak mengeluh dengan hasil yang rendah dan ia
akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya dan setidaknya
mempertahankan apa yang telah dicapai; (2). Menambah keyakinan dan
kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia
29
mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha
sebagaimana mestinya; (3). Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya,
seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk
mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan
mengembangkan kreativitasnya; (4). Hasil belajar yang dicapai bermakna secara
menyeluruh (komprehensip), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau
wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau
perilaku; dan (5). Kemampuan murid untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun
menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya (Sudjana, 1990:57).
4. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial ialah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan
sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi dan tata negara. Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan di
Sekolah Dasar terdiri atas dua bahan kajian pokok: pengetahuan sosial dan
sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup antropologi, sosiologi,
geografi, ekonomi dan tata negara. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini.
“Menurut Moelyono Cokrodikardjo (dalam Rahmawati, 2013) “Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah:
“Perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbgai cabang ilmu sosial
yakni, Sosiologi, Budaya, Psikologi, Sejarah, Geogrfi, Ekonomi, Ilmu
Politik dan Ekologi Manusia yang diformulasikan untuk tujuan
30
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari”.
Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam Rahmawati, 2013) “mengemukakan
bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang memadukan sejumlah
konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya, kemudian diolah
berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran
di sekolah”.
“Nasution (dalam Rahmawati, 2013) “mengatakan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah
mata pelajaran sosial.” Selain istilah ilmu sosial, terdapat istilah studi sosial ialah
seperti yang diungkapkan oleh Ischak (Rusyanti, 2012) adalah sebagai berikut
“Bidang pengetahuan dan penelaahan gejala dan masalah sosial di masyarakat
yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan sosial dalam usaha mencari jalan
keluar dari masalah-masalah tersebut."
Ilmu Pengetahuan Sosial tidak hanya terbatas di Perguruan Tinggi,
melainkan juga diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah dilaksanakan sampai saat ini, baik pada pendidikan dasar
maupun pada pendidikan tinggi, tidak menekankan kepada aspek teoritis
keilmuannya, melainkan lebih ditekankan kepada segi praktis mempelajari,
menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya sesuai
dengan jenjang pendidikan masing-masing.
Setelah kita mengetahui Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan Sosial, maka
menjadi jelas kepada kita apa yang menjadi hakikat masing-masing bidang
tersebut. Di antara kedua bidang tersebut terdapat perkaitan yang erat, meskipun
31
penekanan dan pendekatan kerangka kerjanya berbeda. Hakikatnya sama-sama
mempelajari bidang kehidupan manusia di masyarakat.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
Ilmu Pengetahuan Sosial berinduk kepada Ilmu Sosial, dengan pengertian bahwa
teori-konsep-prinsip yang diterapkan pada Ilmu Pengetahuan Sosial (Ilmu
Pengetahuan Sosial), adalah teori-konsep-prinsip yang ada dan berlaku untuk
semua pendekatan, analisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang dilaksanakan pada pengkajian Ilmu Pengetahuan Sosial (Ilmu Pengetahuan
Sosial).
Berdasarkan tingkat jenjang sekolahnya, jumlah bidang yang dilibatkan di
dalam Ilmu Pengetahuan Sosial berbeda-beda di tingkat Sekolah Dasar,
bidangnya terutama terdiri atas geografi dan sejarah. Secara mendasar pengajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya.
b. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Pengorganisasian bahan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD
sumbernya dari berbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu ke dalam
mata pelajaran. Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial di SD merupakan
bagian integral dari bidang studi. Namum ketika membicarakan suatu topik yang
berkaitan dengan sejarah, bahan-bahan pengajaran bisa dibicarakan secara lebih
tajam.
Ada dua bahan kajian Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu bahan kajian
pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi,
32
ekonomi dan pemerintahan dan bahan kajian sejarah meliputi perkembangan
masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa kini.
Mengajar sejarah pada tingkat sekolah dasar memerlukan stimulant yang
besar serta berbagai variasi pendekatan untuk mendapatkan partisipasi peserta
didik.Akan tetapi kondisi kelas juga harus tetap dijaga supaya tidak kehilangan
kendali dan disiplin. Selain itu diharapkan juga pengajar harus selalu antusias
dalam menambah pengetahuan pribadinya terhadap pengetahuan sejarah. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindarkan suasana kelas yang pasif dan membosankan.
Dalam partisipasi peserta didik melalui penelitian, yang dilakukan berupa
pengembangan bahan pelajaran dengan membuat suatu kegiatan proyek yang
dapat memberikan motivasi kepada murid yang ”enggan” mempelajari sejarah.
Sedangkan dalam partisipasi murid dilakukan melalui diskusi merupakan salah
satu aktivitas yang dapat melatih kemampuan mental murid dalam menghadapi
situasi tertentu, karena mental merupakan isi penting dalam perkembangan murid.
murid yang aktif dalam kegiatan ini akan terlatih berpikir kritis dan
mengembangkan kerangka jiwanya untuk menghadapi setiap masalah,
membentuk pengertian terhadap fakta sejarah dan melatih dirinya untuk membuat
suatu kesimpulan. Bahannya tidak berbentuk permasalahan atau pertanyaan saja,
tetapi dapat pula berupa diskusi setelah mereka mengamati suatu model
dramatisasi peristiwa sejarah yang diperagakan oleh temannya.
c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Secara mendasar, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berkenaan
dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan
33
kebutuhannya. Ilmu Pengetahuan Sosial berkenaan dengan cara manusia
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya dan
kejiwaannya; memamfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi;
mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam
rangka mempertahankan kehidupan manusia. Singkatnya, Ilmu Pengetahuan
Sosial mempelajari, menelaah dan mengkaji sistem kehidupan manusia di
permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota
masyarakat.
Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas,
pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai
dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajarn
Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat
dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial
kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar murid MI/SD. Pada jenjang
pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas, begitu juga dengan jenjang
pendidikan tinggi yakni bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam
dengan berbagai pedekatan. Pendekatan interdisipliner atau pendekatan
multidisipliner dan pendekatan sistem memjadi pilihan yang tepat untuk
diterapkan karena pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya pikir dan daya
nalar murid secara berkesinambungan.
34
Sebagaimana telah dikemukakan di awal, bahwa yang dipelajari di Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks
sosialnya, maka ruang lingkup kajian Ilmu Pengetahuan Sosial adalah: (a)
substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat; dan (b)
gejala, masalah dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua
lingkup pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini harus diajarkan secara terpadu
karena pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tidak hanya menyajikan materi-
materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena
itu, pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus menggali materi-materi yang
bersumber dari masyarakat. Dengan kata lain, pengajran Ilmu Pengetahuan Sosial
yang melupakan masyarakat atau tidak berpijak pada kenyataan di dalam
msyarakat tidak akan mencapai tujuannya.
Ruang lingkup pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD meliputi hal-
hal yang berkaitan dengan: keluarga, masyarakat setempat, uang, tabungan, pajak,
ekonomi setempat, wilayah sekitar, wilayah propinsi, pemerintahan daerah,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pengenalasan kawasan dunia dan
kegiatan ekonomi. Pengajaran sejarah meliputi: kerajaan-kerajaan di Indonesia,
tokoh dan peristiwa masa kemerdekaan, bangunan bersejarah serta Indonesia dan
zaman penjajahan.
d. Fungsi Pelajaran Ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Pengajaran pengetahuan sosial di SD berfungsi mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang
35
dihadapi murid dalam kehidupan sehari-hari.Sedangkan pengajaran sejarah
berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga kini.
Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi mengembangkan kemampuan setiap
peserta didik untuk memahami fenomena sosial dan lingkungan sekitarnya
sebagai bentuk proses pembelajaran yang berbasis kompetensi. Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self),
kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, Kecamatan,
kota/kabupatenupaten, propinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia.
Fungsi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menurut diantaranya
adalah: (a) memberikan bekal pengetahuan dasar, baik untuk melanjutkan
pendidikan lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (b)
memngembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsep-konsep Ilmu
Pengetahuan Sosial; (c) menanamkan sikap ilmiah dan melatih murid dalam
menggunakan metode ilmiah dan mmengagungkan penciptanya; (d) memupuk
daya kreatif dan inovatif murid; (e) membantu murid memahami informasi baru
dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK); dan (f) memupuk diri
serta mengembangkan minat murid terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sasaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan pendekatan keterampilan proses diarahkan pada: (1) Melatih cara
berpikir murid dalam memecahkan masalah melalui penyelidikan, pengkajian dan
percobaan; (2) Pengembangan aktivita kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil dan rasa
36
ingin tahu; dan (3) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi
melalui pembicaraan lisam, cetakan, grafik, peta dan diagram dalam penjelasan
gagasan/ide.
e. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
Mata pelajaran perkembangan sosial di SD bertujuan agar murid mampu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya
dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran sejarah bertujuan agar murid mampu
mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat sejak masa lalu
hingga kini sehingga murid memiliki kebangsaan sebagai bangsa Indonesia.
Adapun tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah: (1)
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
social; (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan; (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, maupun
global.
Secara umum tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai berikut :
a. Aspek Pengetahuan/Pengertian, yang meliputi: (1) Menguasai pengetahuan
tentang aktivitas-aktivitas manusia di waktuyang lampau baik dalam aspek
eksternal maupun internal; (2) Menuasai pengetahuan tentang fakta–fakta
khusus (unik) dariperistiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta
kondisipada waktu terjadinya peristiwa tersebut; (3) Menguasai pengetahuan
37
tentang unsur–unsur umum (generalisasi) yang terlihat pada sejumlah
peristiwa masa lampau; (4) Menguasai tentang unsur perkembangan dan
peristiwa–peristiwamasa lampau yang berlanjut (bersifat kontinuitas) dari
periode satu keperiode berikutnya yang menyambungkan peristiwa masa
lampaudengan peristiwa masa kini; (5) Menumbuhkan pengertian tentang
hubungan antara fakta satu denganfakta lainnya yang berangkai secara
kognitif (berkaitan secara intrinsik); (6) Menumbuhkan keawasan (awareness)
bahwa keterkaitan fakta lebih penting dari pada fakta–fakta yang berdiri
sendiri; (7) Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh – pengaruh sosial
cultural terhadap peristiwa sejarah; (8) Sebaliknya juga menumbuhkan
keawasan tentang pengaruh sejarahterhadap perkembangan sosial dan kultural
masyarakat; dan (9) Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan
peristiwa masalampau bagi situasi masa kini dalam prespektifnya dengan
situasi yangakan datang.
b. Aspek Pengembangan Sikap, yang meliputi: (1) Penumbuhan kesadaran
sejarah pada murid terutama dalam artian agar mereka mampu berpikir dan
bertindak (bertingkah laku dengan rasa tanggung jawab sejarah sesuai dengan
tuntutan zaman pada waktu mereka hidup); (2) Penumbuhan sikap menghargai
kepentingan/kegunaan pengalaman masa lampau bagi hidup masa kini suatu
bangsa; (3) Sebaliknya juga penumbuhan sikap menghargai berbagai aspek
kehidupan masa kini dari masyarakat di mana mereka hidup yang merupakan
hasil dari pertumbuhan di waktu yang lampau; dan (4) Penumbuhan kesadaran
akan perubahan–perubahan yang telah dan sedang berlangsung di suatu
38
bangsa diharapkan menuju pada kehidupan yang lebih baik di waktu yang
akan datang.
c. Aspek Keterampilan yang meliputi: (1) Sesuai dengan trend baru dalam
pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial maka pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
di sekolah diharapkan juga menekankan pengembangan kemampuan dasar di
kalangan murid berupa kemampuan heuristik, kemampuan kritik, ketrampilan
menginterpretasikan serta merangkaikan fakta–fakta dan akhirnya juga
keterampilan menulis; (2) Keterampilan mengajukan argumentasi dalam
mendiskusikan masalah–masalah dan mencari hubungan satu peristiwa
dengan peristiwa lainnya atau dari zaman masa kini dan lain–lain; (3)
Ketrampilan menelaah secara elementer buku – buku terutama yang
menyangkut keanekaragaman Ilmu Pengetahuan Sosial dan sejarah; (4)
Ketrampilan mengajukan pertanyaan– pertanyaan produktif di sekitar masalah
keanekaragaman Ilmu Pengetahuan Sosial dan sejarah; (5) Ketrampilan
mengembangkan cara–cara berpikir analitis tentang masalah-masalah sosial
historis di lingkungan masyarakatnya; dan (6) Ketrampilan bercerita tentang
peristiwa sejarah secara hidup.
B. Kerangka Pikir
Hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial biasanya lebih rendah dari
mata pelajaran lain. Salah satu penyebababnya adalah guru hanya mengeluarkan
satu metode saja, yaitu ceramah. Guru tidak berani mencoba menerapkan metode
yang lain karena para guru beranggapan bahwa metode ceramah inilah yang
39
paling efektif tanpa mempedulikan apakah murid mengerti tentang materi yang
disampaikan, murid tidak diberikan kesempatan untuk bertanya atau mencari
sendiri sehingga menyebabkan hasil belajar murid biasa-biasa saja atau rendah.
Salah satu metode yang cocok diterapkan dalam pembelajaran Iadalah metode
resitasi yang mana murid diberikan tugas sehingga murid memperoleh
kesempatan untuk mencari sendiri ilmu yang ingin diketahui entah itu dilakukan
di dalam kelas, di luar kelas namun tetap dalam lingkungan sekolah ataupun di
luar sekolah (rumah).
Dalam penelitian ini dikaji tentang pengaruh penggunaan metode resitasi
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka
Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Untuk mengetahui hal
tersebut penelitian ini dirancang melalui penelitian pre-experimental Designs
(Nondesigns) dengan desain penelitian yang digunakan adalah“One-Group
Pretest-Posttest Design.
40
Hubungan antara hasil belajar murid dengan pengaruh penerapan Metode
Resitasi dapat dilihat dari skema kerangka pikir berikut:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Hipotesis yang penulis ajukan adalah di duga ada pengaruh metode resitasi
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka
Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Sebelum Diberikan Perlakuan
berupa Penerapan Metode Resitasi
Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial
Setelah Diberikan Perlakuan berupa
Penerapan Metode Resitasi
pretest postest
Sebelum diberikan perlakuan
metode resitasi tidak berpengaruh
terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial
Setelah diberikan perlakuan metode resitasi berpengaruh
terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:107) ”penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment)
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.Penelitian eksperimen
(eksperimental research) merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk
menilai suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap subjek/objek
penelitian untuk menguji hipotesis”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan one group pretest
posttest design. Penelitian ini tidak menggunakan kelas pembanding namun sudah
menggunakan tes awal sehingga besarnya efek atau pengaruh penggunaan metode
resitasi dapat diketahui secara pasti. Penelitian ini dilakukan dengan
mengimplementasikan metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial murid Kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan
Kabupaten Takalar.
B. Desain Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel X dan variabel Y.
Metode Resitasi sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial sebagai variabel terikat (Y).
44
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian eksperimen dengan jenis One Group Pretest-Posttest.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Pratest Variabel Terikat Posttest
O1 X O2
Sumber: Sugiyono (2007: 74)
Keterangan:
O1 : Tes awal yang diberikan sebelum diberikan perlakuan mengenai
penggunaan tehnik
O2 : Tes akhir yang diberikan setelah diberikan perlakuan mengenai
penggunaan tehnik
X : Perlakuan
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2015 : 117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penelitian ini keseluruhan murid di SDN 14
Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar adalah 53 orang,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
45
Tabel 3.2 Keadaan Populasi
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Wanita
1 I 3 6 9
2 II 5 5 10
3 III 5 3 8
4 IV 6 4 10
5 V 7 3 10
6 VI 3 3 6
Jumlah 29 24 53
Sumber:Tata Usaha Sekolah SDN 14 Mallaka
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan
sampel tidak berdasarkan peluang (Nonprobability Sampling) dengan tehnik
pengambilan sampel berdasarkan tujuan dengan cara undian. Dalam tehnik ini,
ada enam gulungan kertas yang diundi karena jumlah kelas ada 6 maka gulungan
kertas juga berjumlah 6 kemudian masing-masing kertas tersebut digabungkan
dalam satu tempat setelah itu kita undi dan akhirnya yang keluar dari undian
adalah kelas V. Jadi yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah murid kelas
V yang berjumlah 10 orang dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.3 Sampel Penelitian: Murid Kelas V SDN 14 MALLAKA
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Wanita
1 V 7 3 10
Sumber: Tata Usaha SDN 14 Mallaka Tahun Ajaran 2020
46
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamankan presepsi, maka
terlebih dahulu penulis mengemukakan definisi variabel penelitian agar tidak
terjadi penafsiran yang keliru.
1. Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegitan belajar. Tugas yang diberikan siswa
dapat dilakukan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, perpustakaan, di
rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
2. Hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keseluruhan
yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan
hanya salah sau aspek potensi saja.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
(Arikunto, 2002:136)”. Adapun instrument penelitian yang digunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi
atau pengamatan guna memperoleh data yang di inginkan. Observasi atau
pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas murid selama
proses pembelajaran berlangsung.
47
2. Lembar Tes
Butir soal yang digunakan adalah pretest dan posttest. Pretest digunakan
sebelum pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diterapkan, sedangkan posttest
digunakan setelah murid mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode
resitasi. Tes hasil belajar yang digunakan berupa uraian pertanyaan. Tes tersebut
dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan murid kelas V.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah penelitian
sendiri, namun setelah sasaran penelitian menjadi jelas maka dikembangkan
instrumen penelitian sederhana, yang dapat mempertajam serta melengkapi data
hasil pengamatan langsung atau observasi. Untuk kepentingan ini digunakan
teknik pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data yang ada dilokasi
penelitian, digunakan teknik :
1. Observasi
“Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra (dalam Margono 2000:122). Observasi digunakan
untuk mengumpulkan data tentang partisipasi murid dalam proses belajar melalui
penerapan metode resitasi.”
2. Tes
Tes yang digunakan adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).
Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:
a. Tes awal (pretest)
48
Tes awal dilakukan sebelum menerapkan metode resitasi. Pretest dilakukan
untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum
diterapkannya metode resitasi .
b. Test akhir (posttest)
Tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh metode
resitasi.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan untuk mengambil data nama-nama murid
yang mendukung penelitian, Profil sekolah dan foto selama penelitian.
Adapun tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tahap Pelaksanaan
a. Pra Perlakuan
1. Memberikan penjelasan secara singkat dan menyeluruh kepada murid
kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten
Takalar sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
2. Memberikan tes awal dengan menggunakan instrument tes (pretest) untuk
mengetahui hasil belajar sebelum menerapkan metode Resitasi.
b. Perlakuan
1. Memberikan perlakuan dengan menerapkan metode Resitasi.
2. Memberikan tes akhir dengan menggunakan instrument tes yang di
berikan pada tes awal.
G. Teknik Analisis Data
49
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan
analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai
posttest dan nilai posttest kemudian dibandingkan . membandingkan kedua nilai
tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang
didapatkan antara nilai pretest dengan nilai post test. Pengajuan perbedaan ini
nilai hanya dilakukan terhadap rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu
digunakan teknik yang disebut dengan uji – t (t-test). Dengan demikian langkah-
langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest
Posttest Design adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2015:207) Statistik Deskriptif merupakan statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskrIlmu
Pengetahuan Sosialikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan
melalui analisis ini adalah sebagai berikut :
a) Rata-rata (Mean)
∑
b) Persentase (%) nilai rata-rata
Dimana :
P = Angka persentase
50
f = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Banyaknya sampel responden.
Dalam analisis ini penelitian menetapkan tingkat kemampuan murid
dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang
dicanangkan oleh Dekdikbud (2003) yaitu :
Tabel 3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar
Sumber: Data Statistik Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Murid
Kelas V SDN 14 Mallaka.
2. Analisis data Statistik Inferensial
Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan
teknik statistik t (uji – t) . Dengan Tahap sebagai berikut :
t =
√∑
(Arikunto, 2011:275)
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (Posttest)
d = Deviasi masing-masing subjek
Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar
0 – 54
55 – 64
65 – 79
80 – 89
90 – 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
51
∑ =Jumlahkuadratdeviasi
= Subjek pada sampel
Langkah-langkah dalam pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut :
a) Mencari Harga “Md” dengan menggunakan rumus :
Md = ∑
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest
∑ = Jumlah dari gain (Posttest – pretest)
N = Subjek pada sampel.
b) Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus :
∑ = ∑ – ∑
Keterangan :
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
∑ = Jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = Subjek pada sampel
c) Menentukan harga t hitung dengan menggunakan rumus :
t =
√∑
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (Posttest)
d = Deviasi masing-masing subjek
52
∑ =Jumlahkuadratdeviasi
= Subjek pada sampel
d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan.
Kaidah pengujian signifikan :
Jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan
metode resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten
Takalar.
Jika t hitung < t tabel maka H 0 diterima berarti penggunaan metode resitasi
tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V
SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
Menentukan harga t tabel dengan mencari t tabel menggunakan tabel distribusi t
dengan taraf signifikan = 0,05 dan di = N – 1
Membuat kesimpulan apakah penggunaan metode resitasi berpengaruh
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka
Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah jawaban dari rumusan masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 murid mengenai
metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V
SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan analisis data penelitian
menggunkan teknik statistik deskriptif dan statistik infrensial. Hasil analisis
tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai karakteristik subyek penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan menerapkan metode resitasi.
a). Deskripsi hasil Pretest Kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan
Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar sebelum diterapkan Metode
Resitasi.
Berdasarkan hasil belajar murid sebelum diberikan perlakuan atau sebelum
diterapkan metode resitasi pada murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan
Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar, maka diperoleh data-data yang
dikumpulkan melalui instrumen tes. Data hasil belajar kelas V SDN 14 Mallaka
54
Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar dapat diketahui sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Skor Nilai Pretest Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V
NO NAMA MURID NILAI
1 Fedi Syaren Loasari 60
2 Muh. Hidayat Nur Fajri 75
3 Hairul 65
4 Muhammad Hilal Ramadhan 50
5 Rika Syam 80
6 Nur Alya Saputri 60
7 Dafina Ayu Ananta.M 70
8 Muh. Zaky Adithia Abbas 70
9 Muhammad Ibnu Sina 50
10 Ilham Albukhory 50
Jumlah 630
Dari data di atas, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid
kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar
dapat dilihat melalui tabel dibawah ini
Tabel 4.2 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest
X F F.X
50 3 150
60 2 120
65 1 65
70 2 140
75 1 75
80 1 80
Jumlah 10 630
55
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ 630 , sedangkan
nilai dari N sendiri adalah 10. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut :
= ∑
=
= 63
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan
Kabupaten Takalar sebelum penerapan metode resitasi yaitu 63. Adapun
dikategorikan pada pedoman Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Depdikbud) , dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Tingkat hasil belajar Pretest
Interval Kategori Hasil
Belajar
Frekuensi Persentase (%)
0-54 Sangat Rendah 3 30
55-64 Rendah 2 20
65-79 Sedang 4 40
80-89 Tinggi 1 10
90-100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 10 100
Sumber: Data Statistik Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Murid
Kelas V SDN 14 Mallaka.
Berdasarkan data pada tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen tes
dikategorikan sangat rendah yaitu 30 % dari 3 murid, rendah 20 % dari 2 murid,
56
sedang 40 % dan tinggi 10%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat
dikatakan bahwa tingkat kemampuan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
sebelum diterapkan metode resitasi tergolong rendah.
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 x < 65 Tidak tuntas 5 50
65 x 100 Tuntas 5 50
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
murid kelas V SDN 14 Mallaka setelah dilakukan pretest terdapat 5 murid yang
belum tuntas hasil belajarnya 5 murid yang telah tuntas hasil belajarnya. Ini
berarti ketuntasan hasil belajar tidak memuaskan secara klasikal karena nilai rata-
rata 63 tidak mencapai KKM yang diharapkan yaitu 65.
1. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas
V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten
Takalar setelah diterapkan metode resitasi.
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap murid setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya
diperoleh setelah diberikan posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Skor Nilai Postest Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD
NO NAMA MURID NILAI
1 Fedi Syaren Loasari 75
2 Muh. Hidayat Nur Fajri 95
57
3 Hairul 75
4 Muhammad Hilal Ramadhan 75
5 Rika Syam 95
6 Nur Alya Saputri 85
7 Dafina Ayu Ananta.M 90
8 Muh. Zaky Adithia Abbas 90
9 Muhammad Ibnu Sina 85
10 Ilham Albukhory 80
Jumlah 845
Dari data di atas, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid
kelas V SDN 14 Mallaka dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest
X F F.X
75 3 225
80 1 80
85 2 170
90 2 180
95 2 190
Jumlah 10 845
Dari data hasil posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =
845. Dan nilai dari N sendiri adalah 10. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut :
58
= ∑
=
= 84,5
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan
Kabupaten Takalar setelah penerapan metode resitasi yaitu 84,5 dari skor ideal
100. Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan
kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.7 Tingkat hasil belajar posttest
Interval Kategori Hasil
Belajar
Frekuensi Persentase (%)
0-54 Sangat Rendah 0 0
55-64 Rendah 0 0
65-79 Sedang 3 30
80-89 Tinggi 3 30
90-100 Sangat Tinggi 4 40
Jumlah 10 100
Sumber: Data Statistik Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Murid
Kelas V SDN 14 Mallaka.
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap posttest dengan menggunakan
instrumen tes dikategorikan sangat tinggi yaitu kategori sedang 30%, tinggi 30%,
dan sangat tinggi 40%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan
59
bahwa tingkat hasil belajar murid setelah diterapkan metode resitasi tergolong
tinggi.
Tabel 4.8 Deksripsi ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Skor Kategori Frekuensi %
0 x < 65 Tidak tuntas 0 0
65 x 100 Tuntas 10 100
Berdasarkan tabel 4.8 diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
murid kelas V SDN 14 Mallaka setelah dilakukan pretest terdapat 0 murid (0%)
yang tidak tuntas hasil belajarnya dan 10 murid (100%) yang telah tuntas hasil
belajarnya. Ini berarti ketuntasan hasil belajar memuaskan secara klasikal karena
nilai rata-rata 84,5 mencapai KKM yang diharapkan yaitu 65.
2. Deskripsi Aktivitas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SDN 14
Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar Selama
Diterapkan Metode Resitasi.
Hasil pengamatan aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode resitasi selama 3 kali pertemuan dinyatakan dalam
persentase sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid
HASIL ANALISIS DATA OBSERVASI AKTIVITAS MURID
No Aktifitas Murid
Jumlah Murid
yang aktif pada
pertemuan
Rata-
rata % Kategori
1 3 4 5 6
60
1 Murid yang hadir
pada saat
pembelajaran
P
R
E
T
E
S
10 10 10
P
O
S
T
E
S
T
10 100 Aktif
2 Murid yang
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai materi
yang pembelajaran
9 9 10 9,33 93,3 Aktif
3 Murid
mendengarkan
penjelasan guru
sebelum diberikan
tugas
9 9 9 9 90 Aktif
4 Murid diberi
kesempatan untuk
bertanya mengenai
tugas yang
diberikan
8 9 9 8,67 86,7 Aktif
5 Murid yang
mengerjakan
pekerjaan dengan
baik dan sesuai
dengan arahan guru
9 9 10 9,33 93,3 Aktif
6 Murid yang
mengerjakan
pekerjaannya
sendiri tanpa
dikerjakan oleh
orang lain
9 10 10 9,67 96,7 Aktif
7 Murid mencatat
hasil pekerjaan
dengan baik dan
sistematis
9 10 10 9,67 96,7 Aktif
8 murid yang mampu
menyimpulkan
materi pembelajaran
pada akhir
pembelajaran
8 9 10 9 90 Aktif
61
Rata-rata 9,34 93,4
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III
menunjukkan bahwa :
1. Persentase kehadiran murid sebesar 100 %
2. Persentase murid yang memperhatikan penjelasan guru tentang meteri yang
diajarkan sebanyak 93,3 %, selebihnya terdapat dua orang siswa yang
bermain sehingga tidak dapat memperhatikan gurunya.
3. Murid mendengarkan penjelasan guru sebelum diberikan tugas 90 %, dan
terdapat 3 orang siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru sebelum
diberikan tugas karena siswa tersebut izin keluar kelas.
4. Murid diberi kesempatan untuk bertanya mengenai tugas yang diberikan
86,7%, selebihnya terdapatmurid yang tidak bertanya pada hari 1-3
dikarenakan murid tersebut sudah mengerti dari tugas yang telah diberikan
oleh gurunya.
5. Murid yang mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan arahan
guru 93,3%, akan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang belum dapat
mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan arahan guru
dikarenakan murid tersebut masih belum faham terkait pekerjaan yang sudah
diberikan oleh gurunya.
6. Murid yang mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa dikerjakan oleh orang
lain 96,7 %, akan tetapi masih terdapat satu murid yang masih belum bisa
emngerjakan pekerjaannya sendiri dikarenakan murid tersebut memiliki sikap
62
tidak peduli sehingga dia masih belum bisa mengerjakan pekerjaannya
dengan sendiri.
7. Murid mencatat hasil pekerjaan dengan baik dan sistematis 96,7%, dan masih
terdapat satu orang murid yang masih rancuh dalam mencatat hasil pekerjaan
dikarenakan murid tersebut masih malas untuk menulis.
8. murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran 90%, namun terdapat beberapa murid yang kurang memahami
materi pembelajaran karena mereka tidak focus ketika guru menjelaskan
materi pembelajaran.
9. Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan menggunakan metode resitasi yaitu 93,4%
Dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah murid yang aktif
melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 93,4% , sehingga dapat
disimpulkan bahwa aktivitas murid dalam proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode resitasi telah mencapai kriteria
aktif.
3. Pengaruh Penerapan Metode Resitasi dalam Meningkatkan Hasil
Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SDN 14
Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Terdapat pengaruh penerapan
metode resitasi dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid
kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten
Takalar”. Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah
teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji t.
63
Tabel 4.10 Analisis Skor Pretest dan Posttest
No X1 (Pretest) X2 (Posttest) d= X2 - X1 d2
1 60 75 15 225
2 75 95 20 400
3 65 75 10 100
4 50 75 25 625
5 80 95 15 225
6 60 85 25 625
7 70 90 20 400
8 70 90 20 400
9 50 85 35 1.225
10 50 80 30 900
JML 630 845 215 5.125
Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑
=
= 21,5
2. Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus :
∑ = ∑ – ∑
= 5125 -
= 5125 –
= 5125 – 4622,5
= 502,5
64
3. Menentukan harga t hitung dengan menggunakan rumus :
t =
√∑
t =
√
t =
√
t =
√
t =
t =
4. Menentukan harga t tabel
Untuk Menentukan harga t tabel dengan mencari t tabel menggunakan tabel
distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan d.b = N-1= 10-1 = 9 maka
diperoleh t 0,05 = 1,833
Setelah diperoleh t hitung 9,099 t tabel = 1,833 maka diperoleh t hitung .> t
tabel atau 9,099 > 1,833 sehingga dapat di simpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1
diterima. Berarti terdapat pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar murid
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka
Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.
65
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pretest, nilai rata-rata hasil belajar murid
dengan kategori sangat rendah yaitu 30 % dengan jumlah 3 murid, rendah 20 %
dengan jumlah 2 murid, sedang 40 % dengan jumlah 4 murid dan tinggi 10%
dengan jumlah 1 murid. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan
bahwa tingkat hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid sebelum diterapkan
metode resitasi tergolong rendah
Selanjutnya nilai rata-rata hasil posttest adalah 84,5, jadi hasil belajar
murid setelah diterapkan metode resitasi mempunyai hasil belajar yang lebih baik
dibanding dengan sebelum penerapan metode resitasi. Selain itu, persentase
kategori hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid juga meningkat yakni
sangat tinggi yaitu kategori sedang 30% dengan jumlah 3 murid, tinggi 30%
dengan jumlah 3 murid, dan sangat tinggi 40% dengan jumlah 4 murid. Melihat
dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar murid
dalam berbicara setelah diterapkan metode resitasi tergolong tinggi.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan
rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 9,099. dengan frekuensi
(dk) sebesar 10 – 1 = 9 , pada taraf signifikan 5 % diperoleh t tabel = 1,833. Oleh
karena t hitung > t tabel pada taraf signifikan 5 % , maka hipotesis nol (H0)
ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti bahwa terdapat
pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar murid pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng
Selatan Kabupaten Takalar. Hasil analisis yang menunjukkan adanya pengaruh
66
metode resitasi terhadap hasil belajar sejalan dengan hasil observasi yang
dilakukan.
Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah murid yang menjawab
pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri untuk
menyampaikan persoalan faktual. Murid juga mulai aktif dan percaya diri untuk
menyampaikan perasaan dan pendapatnya setelah melakukan kegiatan diskusi
mereka mengaku senang dan sangat menikmati diskusi yang dilakukan sehingga
termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran yang menyenangkan
membuat murid tidak lagi keluar masuk pada saat pembelajaran berlangsung dan
tidak lagi merasa bosan ataupun tertekan mengikuti pembelajaran dikelas.
Berdasarkan nilai analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang
diperoleh serta hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penerapan metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial murid V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten
Takalar.
67
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pretest, nilai rata-rata hasil belajar murid
dengan kategori sangat rendah yaitu 30 % dengan jumlah 3 murid, rendah 20
% dengan jumlah 2 murid, sedang 40 % dengan jumlah 4 murid dan tinggi
10% dengan jumlah 1 murid. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat
dikatakan bahwa tingkat hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid
sebelum diterapkan metode resitasi tergolong rendah
Nilai rata-rata hasil posttest adalah 84,5, jadi hasil belajar murid setelah
diterapkan metode resitasi mempunyai hasil belajar yang lebih baik
dibanding dengan sebelum penerapan metode resitasi. Selain itu, persentase
kategori hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid juga meningkat yakni
sangat tinggi yaitu kategori sedang 30% dengan jumlah 3 murid, tinggi 30%
dengan jumlah 3 murid, dan sangat tinggi 40% dengan jumlah 4 murid.
Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil
belajar murid dalam berbicara setelah diterapkan metode resitasi tergolong
tinggi.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan
rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 9,099. dengan frekuensi
(dk) sebesar 10 – 1 = 9 , pada taraf signifikan 5 % diperoleh t tabel = 1,833.
Oleh karena t hitung > t tabel pada taraf signifikan 5 % , maka hipotesis nol
68
(H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti bahwa terdapat
pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar murid pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan
Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Hasil analisis yang
menunjukkan adanya pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar sejalan
dengan hasil observasi yang dilakukan.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian bahwa penerapan
metode resitasi berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar murid pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan
Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar, maka dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Kepada Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan pendidikan disekolah,
kiranya memberikan dorongan kepada guru untuk mengembangkan metode-
metode pembelajaran yang inovatif dan variatif dalam mengembangkan mutu
pendidikan di sekolah.
2. Kepada para pendidik khususnya guru SDN 14 Mallaka yang melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi disarankan agar tidak
hanya menjelaskan secara verbal tetapi juga membimbing murid yang
mengalami kesulitan, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar murid.
3. Kepada peneliti, diharapkan mampu mengembangkan metode resitasi ini
dengan menerapkan pada materi lain untuk mengetahui apakah pada materi
69
lain cocok dengan metode pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang
diharapkan dan Sebaiknya diadakan pertemuan berkala sesering mungkin
untuk membahas upaya-upaya dan permasalahan yang ditemukan di kelas
dengan bertukar pikiran yang bermuara pada peningkatan kualitas
pembelajaran di kelas.
4. Kepada calon peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat metode
resitasi ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji terlebih
dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.
69
DAFTAR PUSTAKA
Alipandie, Amansjah. 1984. Buku Pegangan Guru Didaktik Metodik. Surabaya:
Usaha Nasional
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Cahyani, Riana. 2010. Pembelajaran IPS Kreatif. Jakarta:Balai Pustaka
Ersugianto, Moch Ali. 2004.Penggunaan Metode Resitasi atau Pemberian Tugas
Untuk meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas
V SD Negeri Baros Kota Cimahi .
Fajarwati, Nur Akhdiyah. 2012. Jurnal Cendekia Sosial(online),
Http://sc.syekhnurjati.ac.id, di akses pada tgl 1 february 2020, pukul 14.06.
Fradani, Ayis Crusma, dkk. 2018. Eksperimentasi Model Pembelajaran Probing
Prompting Yang Di Dukung Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Pada
Mata Pelajaran IPS di MTs Abu Darrin Bojonegoro. Prodi Pendidikan
Ekonomi Unswagati Cirebon. Vol.6 No.2.
Hamdayama, Jumanta. 2014 Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter,Ghalia Indonesia.Bogor
Indranata, Iskandar 2008 Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas
Penerbit.Universitas Indonesia(UI-Press).Jakarta
Lestari, Wiwit Endah, dan Mazlan. 2019. Pengaruh Metode Resitasi dan Problim
Solving Terhadap Prestasi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN
Padangjambu Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik. Ilmiah Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan. Vol.7 No.2
Mudlofir, Ali. 2015.Desain Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Praseptyo, Heri. 2017. Statistik dasar sebuah panduan untuk peneliti
Pemula/penyusun. Mojekerto Jawa Timur Indonesia : Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan International English Institute Indonesia
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda karya Gulo,W.2002.
Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Grasindo
Sari, Sinta Alfiana. dan Tiara Anggia Dewi. 2019. Pengaruh Penggunaan Metode
Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester
Genap SMP Negeri 1 Trimurjo. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro.
Vol.7 No.1
70
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasarProses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algasindo
Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabe
Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
KencanaPrenada Media Group
Thomas, Gordon. 1996. Mengajar Anak Berdisiplin Diri Di Rumah Dan Di Sekolah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rahmawati, Ai. 2013.Pengertian Pendidikan. IPS dan Pendidikan IPS(Online),
(http://bahanbelajar. Pgsd.blogspot.com, diakses 12 Juni 2017, pukul 10.50
WITA)
Rusyanti, Hesti. 2012. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(Online),
(http://teoriku.blogspot.in, diakses 29 juni 2017,pukul 17.30 WITA)Teori
Makalah. Pengertian IPS.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2010. Bandung: Nuansa Aulia.
LAMPIRAN 1
PERSURATAN
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hastuti S.Pd.,M.Pd
NIP : 197207101998032011
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SDN 14 Mallaka
Dengan ini menyatakan bahwa:
Nama : Nirwana
Nim :105401112016
Status : Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah melakukan penelitian Skripsi dengan judul : “Pengaruh Mtode
Resitasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid SDN 14
Mallaka Kecamatan Polongbankeng Selatan Kabupaten Takalar” Kegiatan
tersebut di laksanakan pada tanggal 05 – 19 Agustus 2020. Demikian Surat
keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya agar dapat di gunakan sebagai
mana mestinya.
Makassar, Agustus 2020
Kepala Sekolah SDN 14 Mallaka
Hastuti S.Pd.,M.Pd
NIP 197207101998032011
SDN 14 MALLAKA
KECAMATAN POLONGBANGKENG SELATAN
KABUPATEN TAKALAR
LAMPIRAN II
RPP DAN SOAL-SOAL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Satuan Pendidikan : SDN 14 MALLAKA
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Lingkungan dan Manfaatnya (Sub Tema 3)
Pembelajaran ke : 4
Alokasi waktu :
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis
Indonesia sebagai negara kepulauan/
maritim dan agraris serta pengaruhnya
terhadap kehidupan ekonomi, sosial,
budaya, komunikasi serta transportasi.
3.1.1 Identifikasi letak geografis
bangsa Indonesia terhadap budaya
masyarakat.
3.1.2 Menyebutkan nama bandara
dan pelabuhan yang ada di
indonesia.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi
karakteristik geografis Indonesia sebagai
negara kepulauan/ maritim dan agraris
serta pengaruhnya terhadap kehidupan
ekonomi, sosial, budaya, komunikasi
serta transportasi.
4.1.1 Studi pustaka mencari
informasi letak geografis
bangsa indonesia.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.1.
Menentukan pokok pikiran dalam teks
lisan dan tulis
3.1.1 Menentukan ide pokok
bacaan
4.1 Menyajikan pokok pikiran dalam teks
tulis dan lisan secara lisan, tulis, dan
visual..
4.1.1 Menuliskan ide pokok
bacaan.
C. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar pada peta, siswa dapat menyebutkan asal
daerah beberapa identitas budaya secara peduli.
2. Dengan membaca, siswa dapat menemukan ide pokok bacaan secara
percaya diri.
3. Dengan menentukan ide pokok siswa mampu memahami tentang sejarah
perahu phinisi dari sulawesi selatan
D. MATERI
1. Peta Indonesia.
2. Bacaan tentang "Kapal Phinisi, Kapal Penjelajah Dunia".
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do‟a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do‟a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/
berbicara selama 15-20 menit materi non pelajaran
seperti tokoh dunia, kesehatan, kebersihan,
makanan/minuman sehat , cerita inspirasi dan
motivasi .
15 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Inti Langkah-Langkah Pembelajaran
Guru menjelaskan sesuai dengan materi yang akan
diajarkan
Guru memberikan tugas kepada murid
Guru memberikan waktu kepada murid untuk
mengerjakan tugasnya
Guru mengontrol murid, sehingga murid bekerja
dengan sungguh-sungguh
Guru memberi penguatan tentang jawaban murid
140 menit
Penutup 1. Siswa mampu mengemukakan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Penugasan dirumah kerjasama dengan orang tua.
Dengan bantuan orang tuanya, siswa mencatat
kesenian tradisional, adat istiadat, dan unsur budaya
lainnya yang masih lestari di wilayah tempat
tinggalnya.
5. Salam dan do‟a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
15 enit
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin
b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Sikap
1) Disiplin
2) Tanggung jawab
3) Peduli
4) Percaya Diri
b. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis pada buku siswa.
Format Penilaian
c. Keterampilan
Rubrik Mengamati Gambar
H. PENGAYAAN
Peta diatas adalah peta jalur penerbangan antar pulau di Indonesia. Sekarang
sebutkan bandara-bandara dan lapangan udara di tiap-tiap provinsi di
Indonesia.
No. Nama Provinsi Nama Bandara/Lapangan Udara
1.
2.
3.
4.
5.
I. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
2. Buku, gambar, teks, peta geografis pulau-pulau di Indonesia, atlas.
Refleksi Guru
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….
Mengetahui
Kepala Sekolah,
HASTUTI.S,Pd.,M.Pd
NIP. 197207101998032011
Takalar , September 2020
Guru Kelas V ,
MUH. ILHAM,S.Pd.
NIP. 199101122019031014
SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Peta diatas adalah peta jalur pelayaran antar pulau di Indonesia. Sekarang
sebutkan nama pelabuhan di tiap-tiap provinsi di Indonesia.
No. Nama Provinsi Nama Bandara/Lapangan Udara
1.
2.
3.
4.
5.
LAMPIRAN III
HASIL ANALISIS
DATA DARI PRETEST
DAN POSTTEST
PRETEST
Skor Nilai Pretest Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V
NO NAMA MURID NILAI
1 Fedi Syaren Loasari 60
2 Muh. Hidayat Nur Fajri 75
3 Hairul 65
4 Muhammad Hilal Ramadhan 50
5 Rika Syam 80
6 Nur Alya Saputri 60
7 Dafina Ayu Ananta.M 70
8 Muh. Zaky Adithia Abbas 70
9 Muhammad Ibnu Sina 50
10 Ilham Albukhory 50
Jumlah 630
Dari data di atas, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid
kelas V SDN 14 Mallaka Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar dapat dilihat
melalui tabel dibawah ini.
Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest
X F F.X
50 3 150
60 2 120
65 1 65
70 2 140
75 1 75
80 1 80
Jumlah 10 630
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ 630 , sedangkan
nilai dari N sendiri adalah 10. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut :
= ∑
=
= 63
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kec. Polongbangkeng Selatan Kab.
Takalar sebelum penerapan metode resitasi yaitu 63. Adapun dikategorikan pada
pedoman Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) , maka
keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tingkat Hasil Belajar Pretest
Interval Kategori Hasil
Belajar
Frekuensi Persentase (%)
0-54 Sangat Rendah 3 30
55-64 Rendah 2 20
65-79 Sedang 4 40
80-89 Tinggi 1 10
90-100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 10 100
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel diatas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan
instrumen tes dikategorikan sangat rendah yaitu 30 % dari 3 murid, rendah 20 %
dari 2 murid, sedang 40 % dari 4 murid dan tinggi 10% dari 1 murid. Melihat dari
hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan hasil
belajar murid sebelum diterapkan metode resitasi tergolong rendah.
Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 x < 65 Tidak tuntas 5 50
65 x 100 Tuntas 5 50
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka
Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar setelah dilakukan pretes terdapat 5
murid (50%) yang belum tuntas hasil belajarnya dan 5 murid (50%) yang telah
tuntas hasil belajarnya. Ini berarti ketuntasan hasil belajar tidak memuaskan
secara klasikal karena nilai rata-rata 63 tidak mencapai KKM yang diharapkan
yaitu 65.
POSTTEST
Data Perolehan skor tes hasil belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kec.
Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar setelah penerapan metode resitasi:
Skor Nilai Postest Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD
NO NAMA MURID NILAI
1 Fedi Syaren Loasari 75
2 Muh. Hidayat Nur Fajri 95
3 Hairul 75
4 Muhammad Hilal Ramadhan 75
5 Rika Syam 95
6 Nur Alya Saputri 85
7 Dafina Ayu Ananta.M 90
8 Muh. Zaky Adithia Abbas 90
9 Muhammad Ibnu Sina 85
10 Ilham Albukhory 80
Jumlah 845
Dari data di atas, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid
kelas V SDN 14 Mallaka dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:
Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest
X F F.X
75 3 225
80 1 80
85 2 170
90 2 180
95 2 190
Jumlah 10 845
Dari data hasil posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =
845. Dan nilai dari N sendiri adalah 10. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut :
= ∑
=
= 84,5
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kec. Polongbangkeng Selatan Kab.
Takalar setelah penerapan metode resitasi yaitu 84,5 dari skor ideal 100. Adapun
di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan
(Depdikbud) , maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Tingkat hasil belajar posttest
Interval Kategori Hasil
Belajar
Frekuensi Persentase (%)
0-54 Sangat Rendah 0 0
55-64 Rendah 0 0
65-79 Sedang 3 30
80-89 Tinggi 3 30
90-100 Sangat Tinggi 4 40
Jumlah 16 100
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap posttest dengan menggunakan
instrumen tes dikategorikan sangat tinggi yaitu kategori sedang 30% dari 3
murid, tinggi 30% dari 3 murid, dan sangat tinggi 40% dari 4 murid. Melihat dari
hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa hasil belajar murid setelah
diterapkan metode resitasi tergolong tinggi.
Deksripsi ketuntasan Hasil Belajar
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 x < 65 Tidak tuntas 0 0
65 x 100 Tuntas 10 100
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka
Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar setelah dilakukan pretes terdapat 10
murid (100%) yang telah tuntas hasil belajarnya.. Ini berarti ketuntasan hasil
belajar memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 84,5 mencapai KKM
yang diharapkan yaitu 65.
LAMPIRAN IV
HASIL ANALISIS
DATA OBSERVASI
AKTIVITAS MURID
HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS MURID
No Aktifitas Murid
Jumlah Murid
yang aktif pada
pertemuan
Rata-
rata % Kategori
1 3 4 5 6
1 Murid yang hadir
pada saat
pembelajaran
10 10 10
10 100 Aktif
2 Murid yang
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai materi
yang pembelajaran
P
R
E
T
E
S
9 9 10
P
O
S
T
E
S
T
9,33 93,3 Aktif
3 Murid
mendengarkan
penjelasan guru
sebelum diberikan
tugas
9 9 9 9 90 Aktif
4 Murid diberi
kesempatan untuk
bertanya mengenai
tugas yang
diberikan
8 9 9 8,67 86,7 Aktif
5 Murid yang
mengerjakan
pekerjaan dengan
baik dan sesuai
dengan arahan guru
9 9 10 9,33 93,3 Aktif
6 Murid yang
mengerjakan
pekerjaannya
sendiri tanpa
dikerjakan oleh
orang lain
9 10 10 9,67 96,7 Aktif
7 Murid mencatat
hasil pekerjaan
dengan baik dan
sistematis
9 10 10 9,67 96,7 Aktif
8 murid yang mampu
menyimpulkan
materi pembelajaran
pada akhir
pembelajaran
8 9 10 9 90 Aktif
Rata-rata 9,34 93,4
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III menunjukkan
bahwa :
10. Persentase kehadiran murid sebesar 100 %
11. Persentase murid yang memperhatikan penjelasan guru mengenai meteri
yang diajarkan 93,3 %, selebihnya terdapat 2 orang murid yang bermain
sehingga tidak dapat memperhatikan gurunya.
12. Murid mendengarkan penjelasan guru sebelum diberikan tugas 90 %, dan
terdapat 3 orang murid yang tidak mendengarkan penjelasan guru sebelum
diberikan tugas karena siswa tersebut izin keluar kelas.
13. Murid diberi kesempatan untuk bertanya mengenai tugas yang diberikan
86,7% selebihnya terdapat murid yang tidak bertanya pada hari 1-3
dikarenakan murid tersebut sudah mengerti dari tugas yang telah diberikan
oleh gurunya.
14. Murid yang mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan arahan
guru 93,3% akan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang belum dapat
mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan arahan guru
dikarenakan murid tersebut masih belum paham terkait pekerjaan yang sudah
diberikan oleh gurunya.
15. Murid yang mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa dikerjakan oleh orang
lain 96,7 % akan tetapi masih terdapat 1 murid yang masih belum bisa
mengerjakan pekerjaannya sendiri dikarenakan murid tersebut memiliki sikap
tidak peduli sehingga dia belum bisa mengerjakan pekerjaannya dengan
sendiri.
16. Murid mencatat hasil pekerjaan dengan baik dan sistematis 96,7% dan masih
terdapat 1 orang murid yang masih rancuh dalam mencatat hasil pekerjaan
dikarenakan murid tersebut masih malas untuk menulis.
17. murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran 90% namun terdapat beberapa murid yang kurang memahami
materi pembelajaran karena mereka tidak focus ketika guru menjelaskan
materi pembelajaran.
18. Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan
sosial dengan menggunakan metode resitasi yaitu 93,4%.
LAMPIRAN V
DOKUMENTASI
Gambar 1 Melakukan Perkenalan dengan Murid dan Menyampaikan materi pembelajaran.
Gambar 2 Melaksanakan Pretest
Gambar 3 Melaksanakan Pretest
Gambar 4 Melakukan Posttest
Gambar 5 Foto bersama Guru SDN 14 Mallaka.
Distribusi Nilai T Tabel
RIWAYAT HIDUP
NIRWANA. Dilahirkan di Limbung Kabupaten
Gowa pada hari Jum‟at, tanggal 17 Desember 1999.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari
pasangan Ayah Hamka dan Ibu Fausiah.
Penulis mulai menempuh pendidikan formal pada tahun
2004 di SDN Limbung Putera dan tamat pada tahun
2010. Kemudian, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Bajeng dan tamat pada tahun 2013. Selanjutnya, penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Bajeng dan tamat pada tahun 2016.
Setelah tamat SMA pada tahun 2016, penulis hijrah ke Kota Makassar untuk
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pada bangku perkuliahan.
Penulis kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar dan diterima pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) S1 dan selesai pada tahun 2020.