117
PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MURID SDN 14 MALLAKA KECAMATAN POLONGBANGKENG SELATAN KABUPATEN TAKALAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar O l e h NIRWANA 105401112016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020

PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MURID SDN 14 MALLAKA

KECAMATAN POLONGBANGKENG SELATAN

KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar

O l e h

NIRWANA

105401112016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020

Page 2: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU
Page 3: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU
Page 4: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU
Page 5: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU
Page 6: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sertakan Allah di setiap urusan (Q.s. Fussilat : 30)

Tak ada jalan pintas menuju kebahagiaan.

Terkadang kita harus menangis untuk dapat mensyukuri sebuah kebahagiaan.

Kelemahan-kelemahan kita akan menjadi kekuatan yang dahsyat

Apabila dikumpulkan dan difokuskan pada pencapaian tujuan.

Jangan mengatakan bahwa saya punya masalah besar tapi katakan pada masalah

Bahwa saya punya Allah yang Maha Besar.

Kupersembahkan karya ini

Kepada Kedua Orang Tuaku tercinta, Saudaraku, Keluargaku, Sahabatku,

Dan semua yang telah terlibat dalam penyusunan karya ini,

Serta Semua Guru dan Dosen Serta Bangsaku Indonesia.

Page 7: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

ABSTRAK

Nirwana 2020. Pengaruh Metode Resitasi terhadap Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial Murid SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng

Kabupaten Takalar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Muhammad Nawir dan pembimbing II Muliani Azis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan Pengaruh

Metode Resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid SDN 14

Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar, untuk mengetahui

gambaran hasil belajar murid pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Murid

SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar setelah

menerapkan metode resitasi pada hasil belajar ilmu pengetahuan social murid

SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar. Jenis

penelitian ini adalah eksperimen dengan One Grup Pretest Posttest Design.

Populasi dari penelitian ini adalah murid kelas V SDN 14 Mallaka. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik undian, dengan menjadikan

sampel sebagian dari populasi yaitu 10 murid atau 1 kelas. Instrumen penelitian

yang digunakan yaitu tes, lembar observasi, sedangkan teknik pengumpulan data

pada penelitian ini menggunakan observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data statistik

deskriptif dan statistik data inferensial.

Penerapan metode resitasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dapat meningkatkan hasil belajar murid di kelas V SDN 14 Mallaka karena hasil

skor rata-rata pretest yaitu 63 berada pada kategori rendah dan skor rata-rata

posttest yaitu 84,5 berada pada kategori tinggi. Rata-rata persentase jumlah murid

yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 93,4% sehingga

dapat disimpulkan bahwa aktivitas murid dalam proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode resitasi sudah mencapai kriteria

aktif.

Kata Kunci: Metode Resitasi, Hasil Belajar Murid

Page 8: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah Swt, yang telah member

kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad

Swt, serta keluarganya yang suci, yang karenannya Allah Swt menciptakan alam

semesta ini. Teriring harapan semoga Allah Swt menjadikan kita hamba-Nya dan

pengikut nabi-Nya yang senantiasa menolong agama-Nya dan mencintai orang-

orang yang menyiarkan agama-Nya dengan cinta kasih. Semoga kita terpilih

sebagai penerima syafa‟atnya di hari kemudian. Amin.

Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, banyak kendala yang

penulisa hadapi dalam penyusunan skripsi ini. Namun, penulis telah mengarahkan

segala daya dan usaha untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan

bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Oleh karena segala rasa hormat, penulis mengucapakan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga utamanya kedua orang tua tercinta

Ibunda Fauziah dan Ayahanda Hamka, yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis

sampaikan kepada :

Page 9: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberi peluang untuk mengikuti proses perkuliahan pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD ) FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar. Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd Penasehat Akademik yang

senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan.

Dr. Muhammad Nawir, M.Pd. Pembimbing I dan Dra. Hj. Muliani Azis, M.Si.

Pembimbing II Yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi

ini.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis. Hastuti, S.Pd., M.Pd

Kepala sekolah SDN 14 Mallaka. Muh. Ilham, S.Pd, selaku guru kelas V SDN 14

Mallaka, atas segala bimbingan dan kerjasama selama penulis mengadakan

penelitian. Bapak/Ibu guru serta seluruh staf SDN 14 Mallaka yang telah

memberikan bantuan dan petunjuknya selama penulis mengadakan penelitian.

Siswa-siswi SDN 14 Mallaka khusunya kelas V atas kerja sama, motovasi serta

semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran.

Rekan seperjuangan jurusan pendidikan guru sekolah dasar Angkatan

2016 terkhusus Kelas C Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas

kerjasama yang baik dan saling memberikan motivasi maupun semangat.

Page 10: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Semua pihak yang memberikan bantuan dan motivasi yang sangat berharga dalam

menyelesaikan skipsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya, hanya kepada Allah Swt kita bermohon semoga berkat dan

rahmat serta limpahan pahala yang berlipat ganda selalu dicurahkan kepada kita.

Semoga niat baik dan suci serta usaha yang sungguh-sungguh mendapat ridha di

sisi-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Makassar , September 2020

Penulis

Page 11: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 8

A. KajianPustaka ................................................................................... 8

1. Hasil Penelitian Relevan ................................................................... 8

2. Metode Resitasi ................................................................................ 11

Page 12: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

3. Hakikat Belajar ................................................................................. 25

4. Hasil Belajar ..................................................................................... 29

5. Ilmu Pengetahuan Sosisal ................................................................. 31

B. KerangkaPikir ................................................................................... 40

C. Hipotesis ........................................................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 43

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 43

B. Desain Penelitian .................................................................................. 43

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 44

1. Populasi .......................................................................................... 44

2. Sampel ............................................................................................ 45

D. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 46

E. Instrumen Penelitian............................................................................. 46

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 47

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 53

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 67

A. Simpulan .............................................................................................. 67

B. Saran ..................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Tabel Desain Penelitian.............................................................................. 44

3.2 Keadaan Populasi ....................................................................................... 45

3.3 Sampel Penelitian ................................................................................ 45

3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar............................................................... 50

4.1 Skor Nilai Pretest.................................................. ..................................... 54

4.2 Perhitungan Mencari Mean Nilai Pretest ................................................... 54

4.3 Tingkat Hasil Belajar Pretest ..................................................................... 55

4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Beajar............................................................. 56

4.5 Skor Nilai Posttest...................................................................................... 57

4.6 Perhitungan Untuk Mencari Mean Nilai Posttest ...................................... 57

4.7 Tingkat Keterampilan Belajar Posttest ...................................................... 58

4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Beajar............................................................. 59

4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid ......................................... 60

4.10 Analisis Skor Pretest dan Posttest ........................................................... 63

Page 15: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 KerangkaPikir Penelitian .......................................................................... 42

Page 16: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. 12. Soal pretest dan posttest

3. Hasil Test Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Pretest

4. Hasil Tes Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Posttest

5. Daftar Hasil Analisis Data Observasi Murid Kelas V SDN 14 Mallaka

6. Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar

7. Menentukan Harga Md

8. Menentukan/Mencari Harga ∑

9. Menentukan Harga THitung

10. Tabel Distribusi T

11. Dokumentasi Penelitian

12. Kontrol Pelaksanaan Penelitian

13. Pengantaran LP3M

14. Surat Permohonana Izin Penelitian

15. Rekomendasi Penelitian Pemerintah Kabupaten Gowa

Page 17: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode resitasi ini, murid diharapkan agar lebih terlatih untuk

memperkuat daya ingat hasil belajar dengan demikian, akan memperluas,

memperkaya dan memperdalam pengetahuan murid tersebut serta dapat mengisi

waktu luang sehingga membiasakan anak untuk giat belajar. Metode resitasi atau

pemberian tugas adalah suatu metode yang dapat mengaktifkan murid untuk

mempelajari sendiri-sendiri suatu masalah dengan jalan membaca sendiri,

mengerjakan soal sendiri atau individual.

Melalui metode ini, murid diharapkan dapat lebih luas pemahamannya

terhadap materi yang telah diterima melalui pemecahan soal atau tugas yang

diberikannya. Disamping itu, dengan tugas yang diberikan murid akan merasa

ditantang untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa harus selalu di bimbing oleh

guru atau tanpa harus mendapat petunjuk oleh guru sehingga mereka bisa lebih

mandiri dan mampu lebih menguasai kembali materi pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial pada hari itu dan mampu memunculkan ide-ide yang inovatif

dan kreatif sehingga terciptalah hasil belajar yang baik.

Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik

Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa metode resitasi adalah cara untuk

mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada murid

untuk mengerjakan sesuatu diluar jam pelajaran. Pelaksanaannya biasa

Page 18: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

2

dilakukan di rumah, perpustakaan, labolatorium, dan hasilnya

dipertanggungjawabkan”.

Dalam Pasal 37 UU Sikdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan

dasar.

Jadi, harapan pada tehnik pemberian tugas atau resitasi ini yaitu murid

akan lebih giat belajar secara mandiri sehingga memiliki hasil belajar yang lebih

mantap, karena murid melaksanakan latihan-latihan tanpa bantuan dari orang

lain, sehingga pengalaman murid dalam mempelajari sesuatu dapat lebih

terintegritas dan mampu memunculkan ide-ide yang inovatif dan kreatif sehingga

terciptalah hasil belajar ilmu pengetahuan sosial yang baik.

Berdasarkan hasil observasi awal di SDN 14 Mallaka Kecamatan

Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar khususnya mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial pada murid kelas V saat ini guru belum menerapkan strategi

yang bervariasi. Cara mengajar masih di dominasi dengan penerapan metode

ceramah. Metode ceramah lebih menitik beratkan guru sebagai pusat informasi

atau guru sebagai penyalur ilmu kepada murid tetapi akan lebih baik jika

menggunakan salah satu metode yang bervariasi yaitu metode resitasi. Guru bisa

mengembangkan pembelajaran bermakna dan mandiri yang inovatif di kelas jika

menggunakan metode resitasi ini. Dengan menggunakan metode ceramah saja

murid hanya ditekankan pada kebiasaan mencatat penjelasan guru dan belum

diarahkan belajar mandiri untuk menemukan sendiri informasi yang berhubungan

dengan materi, sehingga murid cenderung cepat merasa bosan dalam belajar ilmu

Page 19: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

3

pengetahuan sosial. Selain itu penggunaan media pembelajaran yang menarik

sebagai pendukung pembelajaran juga belum optimal ditandai dengan masih

terbatasnya guru dalam menggunakan media pembelajaran yang hanya

memanfaatkan media pandang seperti gambar-gambar sehingga belum mampu

menarik perhatian murid dalam mengikuti pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.

Guru hanya menjelaskan materi secara lisan sehingga murid pasif, mengganggu

temannya dan kurang memperhatikan penjelasan guru karena pembelajaran

kurang menarik perhatian.

Ada banyak hal yang menyebabkan rendahnya nilai ilmu pengetahuan

sosial. Di antara yang menjadi penyebab rendahnya nilai itu bisa datang dari

murid, guru atau sarana dan prasarana belajar. Dari berbagai variabel dalam

strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah, variabel guru merupakan variabel

yang paling dominan. Sayangnya, para guru tidak menyadari akan hal tersebut.

Jika nilai murid rendah, mungkin guru akan menyalahkan muridnya, karena

malas belajar atau dianggap memiliki intelektualitas yang rendah. Guru tidak

melakukan instropeksi diri, kegagalan seakan „dunia sudah kiamat‟, dan dibiarkan

murid tenggelam dalam nilai yang tidak signifikan.

Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial murid harus diperhatikan

tentang kecenderungan-kecendurangan yang dimiliki dan dialami murid. Guru

lebih banyak berceramah atau bercerita dengan mengabaikan potensi murid.

Maksudnya, murid dianggap nol, dan kalau diajak berdiskusi murid „tidak

nyambung‟. Pendapat ini tentu saja tidak seutuhnya benar. Murid pada usia itu

sesungguhnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan mereka sudah memiliki

Page 20: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

4

sedikit dasar pengetahuan. Murid memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, terlebih

dalam pembelajaran sejarah dan geografi, tentu banyak hal yang menarik yang

ingin diketahui murid.

Penggunaan suatu metode dalam proses belajar mengajar, seorang guru

sebaiknya tetap memonitoring keadaan murid selama penerapan metode itu

berlangsung. Apakah yang diberikan mendapat reaksi yang positif dari murid atau

sebaliknya justru tidak mendapatkan reaksi. Bila hal tersebut terjadi maka guru

sedapat mungkin mencari alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan

metode yang lain, yang sesuai dengan kondisi psikologi anak didik. Penggunaan

satu metode tidaklah salah selama apa yang dilakukan itu untuk mencapai tujuan

pengajaran secara efektif dan efisien.

Dengan mempertimbangkan kedudukan dan peran penting Ilmu

Pengetahuan Sosial dalam Ilmu Pengetahuan dengan tidak mengesampingkan

mata pelajaran yang lain, serta permasalahan yang ditemukan di SDN 14 Mallaka

Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar, maka observer

bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul „„Pengaruh Metode

Resitasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SDN 14

Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar”. Sebagai

upaya untuk melakukan peningkatan pada hasil belajar murid pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial dengan baik.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah yang

disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan yaitu; “Apakah Metode Resitasi

Page 21: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

5

berpengaruh terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial murid kelas V SDN

14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Metode Resitasi terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan

sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan

Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak baik terhadap

berbagai unsur serta manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

fikiran bagi perkembangan psikologis, terutama dibidang psikologis pendidikan.

Selain itu diharapkan bisa memberikan masukan bagi peneliti lainnya yang

memfokuskan penelitiannya pada pengaruh penerapan metode resitasi.

a. Bagi Murid

Manfaat yang diperoleh murid dalam penelitian ini antara lain:

1) Meningkatkan pemahaman murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan

Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

2) Meningkatkan Hasil belajar Murid kelas V SDN 14 Mallaka

Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

3) Meningkatkan Kemandirian Murid dalam belajar.

Page 22: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

6

b. Bagi Guru

Penelitian ini juga diharapkan akan memberikan manfaat bagi guru.

Manfaat tersebut antara lain:

1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

resitasi.

2) Menambah wawasan dan pengalaman tentang metode resitasi tersebut.

3) Memberikan informasi tentang pelaksanaan metode resitasi.

4) Menambah variasi metode pembelajaran khususnya ilmu pengetahuan

sosial, dan mata pelajaran yang lain pada umumnya, agar lebih menarik

dan inovatif.

c. Bagi Sekolah

Lebih lanjut, penelitian ini juga diharapkan akan memberikan manfaat bagi

sekolah. Manfaat tersebut antara lain:

1) Meningkatkan motivasi sekolah dalam menciptakan system

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang kreatif dan inovatif.

2) Memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial sehingga dapat meningkatkan

prestasi sekolah.

3) Menambah inovasi dalam proses pembelajaran sehingga mampu

meningkatkan kualitas sekolah yang pada akhirnya menjadikan citra

sekolah menjadi lebih baik lagi.

d. Bagi Peneliti

Page 23: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

7

Manfaat bagi peneliti yaitu meningkatnya daya pikir dan

keterampilan dalam melakukan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial

dengan menggunakan metode resitasi serta dapat dijadikan sebagai acuan

untuk peneliti selanjutnya.

Page 24: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Endah Lestari, Mazlan (2019) dengan

judul Pengaruh Metode Resitasi dan Problim Solving Terhadap Prestasi Hasil

Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid kelas V SDN Padangjambu Kecamatan

Tambak Kabupaten Gresik. Populasi yang penulis jadikan obyek penelitian

adalah semua murid SDN Padangjambu Kabupatenupaten Gresik menjadi

populasi. Analisa data yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah peneliti

tetapkan adalah berdasarkan tabel 4.3 tentang koefisien korelasi antara

pengelolaan kelas terhadap prestasi hasil belajar dengan statistik rumus product

momen pada taraf signifikan 5% dari N=40 menggunakan acuan sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r table maka Ha diterima, dan Ho ditolak.

b. Jika r hitung < r table maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Menggunakan perhitungan product moment hasilnya adalah r hitung 0,9835

dari N 40, sedangkan r tabel adalah 0,312 jadi Ha diterima dan Ho di tolak berarti

disimpulkan ada pengaruh signifikan antara manajemen keuangan terhadap hasil

belajar. Derajat kebebasan untuk r tabel dengan taraf signifikan 5 % dari N=40,

yaitu 0,312 lebih kecamatanil dari pada hasil r hitung di peroleh 0,9835 dari

N=40. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas ternyata terbukti ada

korelasi/pengaruh resitasi dan problim solving terhadap prestasi belajar, jadi Ho

Page 25: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

10

ditolak dan Ha diterima, oleh karena itu hipotesis yang peneliti ajukan terbukti

ada pengaruh yang signifikan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ayis Crusma Fradani, Fathia

Rosyida, Siti Kiswatun Khasanah (2018) dengan judul Eksperimentasi Model

Pembelajaran Probing Prompting Yang Didukung Metode Resitasi Terhadap

Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran ilmu pengetahuan sosial Di Mts Abu Darrin

Bojonegoro. Hasil penelitian dari analisis data akhir diketahui bahwa jumlah

murid kelas eksperimen dan kelas control berbeda dan kedua sampel mempunyai

variasi yang sama (homogen) maka uji t dilakukan dengan menggunakan rumus

polled varians.

Berdasarkan keputusan uji pada tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh positif model pembelajaran probing prompting yang didukung

metode resitasi terhadap hasil belajar murid kelas VIII pada mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial di MTs Abu Darrin Bojonegoro tahun pelajaran 2018. Dengan

pengujian hipotesis pada perhitungan yang dilakukan menggunakan uji t. Dari

pengujian hasil uji hipotesis tersebut diperoleh nilai thitung = 3,213 dengan taraf

signifikan 0,05 di peroleh ttabel = 1,999 dengan dk = 63 maka harga ttabel = 1,999.

Tobs ϵ DK sehingga Ho ditolak maka model pembelajaran probing prompting

yang didukung metode resitasi mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar

murid kelas VIII pada mata pelajaran ILMU PENGETAHUAN SOSIAL di MTs

Abu Darrin Dander Bojonegoro tahun pelajaran 2018.

Persamaan penelitian yang dilaksanakan oleh Sinta Alfiana Sari, Tiara

Anggia Dewi (2019) dengan judul Pengaruh Penggunaan Metode Resitasi

Page 26: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

11

Terahadap Hasil Belajar ilmu pengetahuan sosial Terpadu Murid Kelas VII

Semester Genap SMP Negeri 1 Trimurjo. Setelah peneliti memberikan perlakuan

(treatment) dengan menggunakan metode resitasi maka diketahui bahwa pada

tahap evaluasi uji pre-test, peserta didik yang mencapai tuntas belajar hanya 9,4%

(3 peserta didik), sedangkan peserta didik yang belum mencapai tuntas belajar

adalah 90,6% (29 peserta didik). Tabel tersebut dapat menunjukkan juga bahwa

pada tahap evaluasi uji post-test, setelah peserta didik mendapatkan treatment atau

perlakuan menggunakan metode resitasi yang mencapai tuntas belajar berjumlah

75% (24 peserta didik), sedangkan peserta didik yang belum mencapai tuntas

belajar berjumlah 25% (8 peserta didik), dari total keseluruhan peserta didik

sebanyak 32 peserta didik. Pengujian dengan menggunakan rumus regresi linier

sederhana diperoleh a = 52,76 b = 0,42 sehingga dengan demikian Y = a+bX,

adalah 52,76 + 0,42x. Kemudian, dari hasil analisis yang dilakukan, terbukti

bahwa ada pengaruh yang positif penggunaan metode resitasi terhadap hasil

belajar ilmu pengetahuan sosial terpadu peserta didik kelas VII SMPN 1 Trimurjo.

Hal ini dibuktikan dengan penghitungan analisis data, dapat diketahui bahwa nilai

thitung > ttabel, dan terlihat bahwa pada taraf signifikan 5% yaitu 3,78 > 1,70. Dan

pada taraf signifikan 1% yaitu 3,78 > 2,46 yang dapat dilihat pada daftar G tabel

statistik. Dengan demikian maka hipotesis diterima.

1) Metode Resitasi

a. Pengertian Metode Resitasi

Page 27: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

12

Save M. Dagun dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Supriadi, 2012:

46) “mengatakan bahwa resitasi (sebagai istilah psikologi) disebut sebagai metode

belajar yang mengombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian

dan pemeriksaan atas diri sendiri.”

"Djamarah, dkk (Supriadi, 2012:46) “mengemukakan bahwa:

”Metode resitasi (pemberian tugas) adalah metode penyajian bahan

dimana guru memberikan tugas agar murid melakukan kegiatan

belajar.Tugas yang dilaksanakan murid dapat dilakukan di dalam kelas, di

halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah murid atau

dimana saja asal tugas tersebut dikerjakan”.

Sumantri (Hamdayama: 2014:59) mengemukkan “metode pemberian tugas

diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan

adanya tugas dari guru untuk dikerjakan murid di sekolah ataupun di rumah secara

perorangan atau berkelompok”

“Sedangkan menurut Supriadie (Hamdayama: 20124:62) bahwa:

“Resitasi sebagai metode (belajar) dan atau mengajar merupakan sebuah

upaya membelajarkan murid dengan cara memberikan tugas penghafalan,

pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri,

atau menampilkan diri dalam menyampaikan sesuatu (puisi, syair, drama)

atau melakukan kajian maupun uji coba; sesuai dengan tuntutan kualifikasi

atau kompetensi yang ingin dicapai.”

Kemudian menurut Sagala (Hamdayama: 20014:62) “bahwa metode

resitasi (pemberian tugas) adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru

memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian

harus mempertanggungjawabkannya”. Dari beberapa pendapat tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa:

“Metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan ajar

dimana guru menberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar

Page 28: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

13

dan dilakukan dimana saja secara perorangan kemudian harus

dipertanggungjawabkan.

Metode ini diberikan karena dirasakan banyak bahan pelajaran terlalu

banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyak bahan yang tersedia dengan

waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang

ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk

mengatasinya”.

Tugas dan resitasi tidak sama dengan Pekerjaan Rumah (PR), PR

dikerjakan hanya dirumah (Pekerjaan Rumah) sedangakan Resitasi jauh lebih luas

dari itu. Tugas dan resitasi biasanya dilaksanakan di rumah, di sekolah, di

perpustakaan dan di tempat lainnnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk

aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan.Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara

individual, atau dapat pula secara berkelompok. Tugas yang dapat diberikan

kepada anak didik akan berbagai jenis, bergantung pada tujuan yang akan dicapai;

seperti meneliti, tugas menyusun laporan (lisan/tulisan) tugas motorik (pekerjaan

motorik), tugas diloboratorium, dan lain-lain.

Tehnik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan bertujuan agar

murid memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena murid melaksanakan

latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman murid dalam

mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi disebabkan karena

murid mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi

masalah-masalah baru. Di samping itu, untuk memperoleh pengetahuan dengan

Page 29: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

14

cara melaksanakan tugas yang akan memperluas dan memperkaya pengetahuan

serta keterampilan murid di sekolah, melalui kegiatan murid di luar sekolah.

Dalam metode resitasi ini, murid memiliki kesempatan untuk saling

membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain. Metode resitasi akan

memperluas, memperkaya dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman

murid. Selain itu, metode resitasi merupakan metode yang dapat mengaktifkan

murid untuk mempelajari sendiri-sendiri suatu masalah dengan jalan membaca

sendiri, mengerjakan soal sendiri, sehingga apa yang mereka pelajari dapat

mereka rasakan berguna untuk mereka dan akan lebih lama mereka ingat.

Dalam percakapan sehari-hari, metode ini dikenal dengan sebutan

pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini terdiri atas tiga fase, antara lain (a)

pendidik memberi tugas, (b) anak didik melaksanakan tugas (belajar), (c) murid

mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi). Dalam istilah lain,

metode ini sering juga disebut dengan metode pemberian tugas.

Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.Pemberian

tugas sebagai suatu metode merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru

kepada murid untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian

tugas tersebut, murid belajar mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan

belajar, murid diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku

tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dari pemberian

tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas

yang telah dikerjakan atau dipelajari.

Page 30: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

15

Jadi metode pemberian tugas belajar dan resitasi atau biasa disingkat

metode rasitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru memberikan

suatu tugas, kemudian murid harus mempertanggungjawabkan hasil tugas

tersebut, pemberian tugas yang di maksud seperti memberikan tugas penghafalan,

pembacaan, pengulangan, dan pemeriksaan atas diri sendiri.

Pemberian tugas secara terstruktur setiap selesai proses belajar mengajar

juga akan memberikan rangsangan yang berarti bagi obyek didik di dalam usaha

lebih mendalami dan menekuni suatu topik/materi pelajaran. Dengan adanya tugas

terstruktur obyek didik dirangsang untuk selalu memanfaatkan waktu dengan baik

sehingga mengurangi kegiatan di luar kelas (sekolah) yang tidak bermanfaat, yang

akhirnya akan menambah pengetahuan bagi obyek didik tersebut.

Pemberian tugas secara terstruktur sangat positif dalam usaha

meningkatkan prestasi belajar murid dan juga memberikan penekanan tentang

posisi esensial dari pelaksanaan tugas secara terstruktur, sebagai salah satu

komponen yang terkait dalam proses belajar mengajar yang perlu mendapat

perhatian secara wajar.

Resitasi sering disamakan dengan “home work” (pekerjaan rumah),

padahal sebenarnya berbeda.Pekerjaan Rumah (PR) mempunyai pengertian yang

lebih khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan murid di

rumah. Sedangkan resitasi, tugas yang diberikan oleh guru tidak sekadar

dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, di

laboratorium, atau di tempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan

Page 31: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

16

tugas/pelajaran yang diberikan. Jadi, resitasi lebih luas daripada home work. Akan

tetapi keduanya memiliki kesamaan yaitu:

(1). Mempunyai unsur tugas; Tugas yang di berikan berupa ,tugas di dalam kelas

,di luar kelas ,seperti perpustakaan,lab dan pekerjaan di rumah(PR) yang berupa

soal-soal yang terkait dengan materi pelajaran yang telah di ajarkan.

(2). Dikerjakan oleh murid dan dilaporkan hasilnya; dan

(3). Mempunyai unsur didaktis pedagogis.

Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru

karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas.Untuk menyelesaikan rencana

pengajaran yang telah ditetapkan, maka murid diberi tugas untuk mempelajari

dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah.Kadang-kadang juga

bemaksud agar anak-anak tidak banyak bermain.Sedangkan pandangan modern,

tugas diberikan dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala

aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikulum itu merupakan

segala aktivitas yang dlaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikuler maupun

ekstra kurikuler.

Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan untuk:

(1) Memperdalam pengertian murid terhadap pelajaran yang telah diterima;

(2) Melatih murid ke arah belajar mandiri;

(3) Murid dapat membagi waktu secara teratur;

(4) Agar murid dapat memamfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas;

(5) Melatih murid untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk

menyelesaikan tugas; dan

Page 32: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

17

(6) Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan

di luar kelas.

b. Fase-Fase Metode Resitasi

Kegiatan resitasi (penugasan) merupakan kegiatan untuk memperoleh

penugasan materi diajarkan lebih mantap. Oleh karena itu, menetapkan rancangan

langkah-langkah resitasi (penugasan) merupakan tahap yang sangat penting dilihat

dari segi kemantapan penugasan materi dan peningkatan kualitas belajar. Dalam

membahas rancangan kegiatan resitasi (penugasan), berturut-turut akan dibahas

rancangan perencanaan guru, rancangan pelaksanaan metode resitasi, dan

rancangan penilaian resitasi. Menurut Djamarah, dkk (Hamdayama,2014:183),

langkah-langkah yang harus di ikuti dalam menggunakan metode resitasi

(penugasan) adalah sebagai berikut:

1) Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada murid hendaknya

mempertimbangkan hal berikut:

a) Tujuan yang akan dicapai.

b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut,

c) Sesuai dengan kemampuan murid.

d) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan murid.

e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

2) Fase pelaksanaan tugas, meliputi langkah-langkah berikut:

a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.

b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.

Page 33: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

18

c) Diusahakan/dikerjakan oleh murid sendiri, tidak menyuruh orang lain.

d) Dianjurkan agar murid mencatat hasil-hasil yang Ia peroleh dengan baik

dan sistematis.

3) Fase mempertanggungjawabkan tugas. Hal yang harus dilakukan pada fase

ini adalah sebagai berikut:

a) Laporan murid baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.

b) Ada tanggung jawab/diskusi kelas.

Penilaian hasil pekerjaan murid baik dengan tes maupun dengan nontes

atau cara lainnya. Rancangan penilaian ditetapkan harus menjadi tolak ukur

kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan resitasi (penugasan).

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

“Djamarah, dkk (dalam Hamdayama,2014:188) “mengemukakan

kelebihan metode resitasi (penugasan) diantaranya:

a) lebih merangsang murid melakukan aktivitas individual atau berkelompok;

b) dapat memgembangkan kemandirian murid di luar pengawasan guru, dan

c) dapat membina tanggung jawab dan disiplin murid”.

“Djamarah, dkk (dalam Hamdayama,2014:188) juga mengemukakan

kekurangan resitasi diantaranya:

a) Murid sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas atau orang

lain.

b) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan

menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya

tidak berpartisipasi dengan baik.

Page 34: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

19

c) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu

murid. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat

menimbulkan kebosanan murid.

Dengan memahami kelebihan dan kelemahan metode Resitasi, tentunya

akan menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan. Sebaliknya

manakala guru tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan satu metode

mengajar. Maka akan menemui kesulitan dalam memberikan bahan pelajaran

kepada murid. Ini berarti guru tersebut gagal melaksanakan tugasnya mengajarnya

di depan kelas.

Salah satu dampak yang sering kita lihat dari penggunaan metode yang

tidak tepat yaitu ; anak atau murid setelah diberi ulangan, sebagian besar tidak

mampu untuk menjawab setiap item soal dengan baik dan benar. Akibatnya sudah

dapat dipastikan bahwa prestasi belajar anak didik rendah. Di sisi lain, anak didik

sering merasakan kebosanan. Situasi demikian menjadikan proses belajar

mengajar menjadi kurang efektif dan kurang efisien.

d. Manfaat Metode Resitasi

Adapun manfaat metode resitasi adalah sebagai berikut:

a) Membiasakan anak giat belajar.

b) Mengisi waktu luang yang kontrukif.

c) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan–

kegiatan di luar kelas.

d) Memupuk rasa tanggungjawab

e) Melatih menghidupkan sifat gotong royong.

Page 35: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

20

f) Melatih murid dalam tugas yang bersifat praktis dan keterampilan.

g) Mempererat hubungan antara orang tua dengan anak.

e. Tujuan Metode Resitasi

a) Latihan dan keterampilan, serta untuk menambah kecamatanepatan belajar

dan keakuratan belajar.

b) Membaca, meresapkan, dan meringkas apa yang dipelajari.

c) Mendorong murid untuk bertanggung jawab terhadap pelajaran.

d) Mengembangkan belajar mandiri. (Hartono Kasmadi, 1991:138)

f. Langkah-Langkah Metode Resitasi

Dalam buku Desain Pembelajaran Inovatif ( 2015 : 119 ) menjelaskan

langkah-langkah dalam implementasi pemberian metode penugasan kepada

peserta didik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Fase pemberian tugas

Mengidentifikasi tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat

sesuai dengan kemampuan peserta didik, ada petunjuk atau sumber yang

membantu pekerjaan peserta didik, menyediakan waktu yang cukup untuk

mengerjakan tugas.

2) Langkah pelaksanaan tugas

Guru membimbing dan mendorong peserta didik, dan peserta didik

dipantau agar tugas dikerjakan secara mandiri, dianjurkan kepada peserta

didik untuk mencatat hasil-hasil yang diperoleh secara baik dan sistematis.

Page 36: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

21

Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan

metode pembelajaran tugas antara lain :

a). Fase PemberianTugas yang diberikan kepada murid hendaknya

mempertimbangkan :

(1) Tujuan yang akan dicapai.

(2) Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut.

(3) Sesuai dengan kemampuan murid.

(4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan murid.

(5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik

harus jelas dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.

b). Langkah Pelaksanaan Tugas

(1) Diberikanbimbingan atau pengawasanoleh guru

(2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

(3) Diusahakan atau dikerjakan oleh murid sendiri, tidak menyuruh

orang lain

(4) Dianjurkanagar murid mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan

baik dan sistematik.

Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai

tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.

c). Fase Mempertanggungjawabkan Tugas

Page 37: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

22

(1) Laporan murid baik lisan atau tertulis dari apa yang telah

dikerjakannya

(2) Ada tanya jawabdiskusikelas

(3) Penilaian hasilpekerjaanmurid baik dengan tes maupun non tes atau

cara lainnya. Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan

hasil belajarnya baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis.

Disamping itu terdapat langkah-langkah metode pemberian tugas

yang dijelaskan oleh (Mulyasa,2007:113) agar metode penugasan dapat

berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan

penugasan dan cara pengerjaannya.

b. Tugas yang diberikan harus dapat dipahami oleh murid, karena akan

dapat menentukan efektivitas penggunaan metode penugasan dalam

pembelajaran,

c. Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar

seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam

penyelesaiantugas, terutama kalau tugas dikerjakan di luar kelas.

d. Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang

dikerjakan oleh murid.

e. Berikan penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang

dikerjakan oleh murid.

Berdasarkan pendapat di atas, guru harus memperhatikan langkah

Page 38: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

23

langkah dalam memberikan tugas pada murid agar tugas yang telah

diberikan dapat diselesaikan dan dipertanggungjawabkan oleh murid

dengan baik. Guru harus mengoreksi setiap tugas yang telah diberikan

kepada murid untuk mengetahui tingkat pemahaman murid dalam

menguasai materi yang telah diberikan.

Pemberian tugas secara terstruktur setiap selesai proses belajar

mengajar juga akan memberikan rangsangan yang berarti bagi obyek

didik di dalam usaha lebih mendalami dan menekuni suatu topik/materi

pelajaran. Dengan adanya tugas terstruktur obyek didik dirangsang

untuk selalu memanfaatkan waktu dengan baik sehingga mengurangi

kegiatan di luar kelas (sekolah) yang tidak bermanfaat, yang akhirnya

akan menambah pengetahuan bagi obyek didik tersebut. Dengan

demikian pemberian tugas secara terstruktur sangat positif dalam usaha

meningkatkan prestasi belajar murid dan juga memberikan penekanan

tentang posisi esensial dari pelaksanaan tugas secara terstruktur,

sebagai salah satu komponen yang terkait dalam proses belajar

mengajar yang perlu mendapat perhatian secara wajar.

2) Hakikat Belajar

Belajar, secara historis merupakan wilayah para ahli psikologi. Secara

faktual dari tahun 1875 telah dilakukan penelitian, pengembangan serta percobaan

demi percobaan oleh Wihelm Wundt yang dikenal dengan Psikologi Eksperimen-

nya (Uiversitas Leipzig Jerman), kemudian H. Ebbinghaus (1885), W.L. Bryan

dan N. Harter (1897-1899), E.L. Thordkline (1898).

Page 39: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

24

a. Pengertian Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal

secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki

pemahaman dan definisi yang berbeda-beda, walaupun secara praktis masing-

masing kita sudah sangat memahami apa yang dimaksud belajar tersebut. Oleh

karena itu, untuk menghindari pemahaman yang beragam tersebut, berikut akan

dikemukan beberapa definisi belajar menurut para ahli.

Menurut R.Gagne (dalam Susanto, 2013:1), “belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dimana suatu organiseme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalamannya”.

Burton (dalam Susanto, 2013:3), “mengemukakan bahwa belajar dapat

diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya

interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya

sehingga mereka lebih mampu berinterksi dengan lingkungannya”.

Sementara menurut E.R. Hilgard dan Hamalik (dalam Susanto, 2013:3),

belajar adalah:

“Suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.Perubahan

kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecamatanakapan,

tingkah laku dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman)”. Hamalik

(Susanto, 2013:3), “menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi tau

memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the

modificator or strengthening of behavior through experiencing) Hamalik

juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungan”.

Sedangkan menurut W.S. Winkel (dalam Susanto, 2013:4), “belajar adalah

sesuatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang

dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

Page 40: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

25

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan

berbekas”.

“Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam

keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan

baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang

relative tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.

b. Cara Belajar Efektif dan Efisien

1. Materi Pelajaran

Materi pelajaran merupakan sejumlah pesan ilmu pengetahuan yang

hendak disampaikan kepada murid agar menjadi miliknya. Supaya pesan ini

efektif dan efisien sampai kepada peserta didik, guru harus menguasai materi

pelajaran dengan baik. Selain itu guru juga perlu mengelola bahan belajar supaya

lebih menarik perhatian murid.

Kesalahan berulang-ulang dalam menyampaikan bahan belajar akan

berakibat fatal. Hal ini akan mengurangi kepercayaan murid pada kebenaran

materi yang diberikan guru. Bahkan dapat mengurangi kredibelitas guru di mata

peserta didik.

2.Strategi dan metode

Strategi adalah pola pendekatan dalam menyampaikan bahan pelajaran

kepada murid. Bentuk strategi itu adalah metode yang digunakan dalam

menyampaikan materi pelajaran. Apa pun metode bagus untuk dipakai. Namun

Page 41: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

26

perlu mempertimbangkan karakter murid, spesifik materi pelajaran, sarana belajar

yang tersedia, dan lain sebagainya.

3.Media/peraga

Media dan alat peraga berguna untuk mempermudah penyampaian materi

pelajaran kepada anak. Selain itu, media dan alat peraga akan membantu

memberikan materi pelajaran yang lebih luas cakupannya dalam waktu yang

singkat.

4.Hubungan komunikasi

Pembelajaran menjadi efektif dan efisien bila terjalin hubungan

komunikasi sosial yang harmonis antara guru dan murid. Murid akan betah

menerima pelajaran dan guru pun bersemangat mengajar.

Hubungan yang kurang harmonis dapat memicu terkendalanya

pengelolaan kelas sehingga pembelajaran menjadi terganggu. Kehadiran beberapa

murid dianggap sepi oleh guru akan berdampak buruk terhadap keamanan

kelas. Mereka cenderung menunjukkan perilaku menyimpang.

c. Prinsip-Prinsip Belajar

Belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang ditunjukkan dalam perubahan yang bersifat kognitif, afektif dan

psikomotorik atau perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap,

keterampilan dan kemampuan mereaksi (menerima atau menolak) serta

berkembangnya kemampuan dan kecamatanakapan lainnya.

Page 42: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

27

“Menurut Ivor K Davies (Rusyanti, 2012) secara pasti masih banyak

perbedaan pandangan dari para ahli psikologi, namun terdapat prinsip-prinsip

belajar yang telah disepakati; seperti yang dikemukakan oleh Alvin C.

Menurut Eurich ( dalam Rusyanti, 2012) dari Ford Foundation; yang

menyimpulkan hal-hal sebagai berikut sebagai prinsip-prinsip belajar:

1) Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajarinya

sendiri; tidak ada seseorang pun yang dapat melakukan kegiatan belajar

tersebut untuknya.

2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecamatanepatannya) sendiri, dan

untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecamatanepatan

belajar.

3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah diberikan

penguatan (interforcement).

4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar

secara keseluruhan lebih berarti.

5) Apabil murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka

ia akan lebih termotivasi untuk belajar; ia akan belajar dan mengingat

secara lebih baik.

1. Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah dilaksanakan

program kegiatan belajar mengajar di sekolah.Hasil belajar dalam periode tertentu

Page 43: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

28

dapat dilihat dari nilai rapor yang secara nyata dapat dilihat dalam bentuk angka-

angka.

Dalam (Sudjana, 1990:22), “hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dicapai

murid dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu “:

1) Faktor dari dalam diri murid, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar,ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

2) Faktor yang datang dari luar murid atau faktor lingkungan,

terutamakualitas pembelajaran.

Gagne (dalam Sudjana, 1990:22) “mengungkapkan ada 5 (lima) kategori

hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

sikap dan keterampilan motoris”.

Sementara Bloom (dalam Sudjana, 1990:22) “mengungkapkan 3 (tiga)

kawasan tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus

dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.”

Hasil belajar yang dicapai murid melalui proses belajar mengajar yang

optimal menunjukkan hasil yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai

yaitu: (1). Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

instrinsik pada diri murid. Murid tidak mengeluh dengan hasil yang rendah dan ia

akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya dan setidaknya

mempertahankan apa yang telah dicapai; (2). Menambah keyakinan dan

kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia

Page 44: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

29

mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha

sebagaimana mestinya; (3). Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya,

seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan

mengembangkan kreativitasnya; (4). Hasil belajar yang dicapai bermakna secara

menyeluruh (komprehensip), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau

wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau

perilaku; dan (5). Kemampuan murid untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun

menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya (Sudjana, 1990:57).

4. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial ialah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan

sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi,

sosiologi, antropologi dan tata negara. Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan di

Sekolah Dasar terdiri atas dua bahan kajian pokok: pengetahuan sosial dan

sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup antropologi, sosiologi,

geografi, ekonomi dan tata negara. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan

masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini.

“Menurut Moelyono Cokrodikardjo (dalam Rahmawati, 2013) “Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah:

“Perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ilmu

Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbgai cabang ilmu sosial

yakni, Sosiologi, Budaya, Psikologi, Sejarah, Geogrfi, Ekonomi, Ilmu

Politik dan Ekologi Manusia yang diformulasikan untuk tujuan

Page 45: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

30

instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah

dipelajari”.

Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam Rahmawati, 2013) “mengemukakan

bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang memadukan sejumlah

konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya, kemudian diolah

berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran

di sekolah”.

“Nasution (dalam Rahmawati, 2013) “mengatakan bahwa Ilmu

Pengetahuan Sosial sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah

mata pelajaran sosial.” Selain istilah ilmu sosial, terdapat istilah studi sosial ialah

seperti yang diungkapkan oleh Ischak (Rusyanti, 2012) adalah sebagai berikut

“Bidang pengetahuan dan penelaahan gejala dan masalah sosial di masyarakat

yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan sosial dalam usaha mencari jalan

keluar dari masalah-masalah tersebut."

Ilmu Pengetahuan Sosial tidak hanya terbatas di Perguruan Tinggi,

melainkan juga diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah dilaksanakan sampai saat ini, baik pada pendidikan dasar

maupun pada pendidikan tinggi, tidak menekankan kepada aspek teoritis

keilmuannya, melainkan lebih ditekankan kepada segi praktis mempelajari,

menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya sesuai

dengan jenjang pendidikan masing-masing.

Setelah kita mengetahui Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan Sosial, maka

menjadi jelas kepada kita apa yang menjadi hakikat masing-masing bidang

tersebut. Di antara kedua bidang tersebut terdapat perkaitan yang erat, meskipun

Page 46: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

31

penekanan dan pendekatan kerangka kerjanya berbeda. Hakikatnya sama-sama

mempelajari bidang kehidupan manusia di masyarakat.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

Ilmu Pengetahuan Sosial berinduk kepada Ilmu Sosial, dengan pengertian bahwa

teori-konsep-prinsip yang diterapkan pada Ilmu Pengetahuan Sosial (Ilmu

Pengetahuan Sosial), adalah teori-konsep-prinsip yang ada dan berlaku untuk

semua pendekatan, analisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial

yang dilaksanakan pada pengkajian Ilmu Pengetahuan Sosial (Ilmu Pengetahuan

Sosial).

Berdasarkan tingkat jenjang sekolahnya, jumlah bidang yang dilibatkan di

dalam Ilmu Pengetahuan Sosial berbeda-beda di tingkat Sekolah Dasar,

bidangnya terutama terdiri atas geografi dan sejarah. Secara mendasar pengajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan

segala tingkah laku dan kebutuhannya.

b. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Pengorganisasian bahan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

sumbernya dari berbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu ke dalam

mata pelajaran. Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial di SD merupakan

bagian integral dari bidang studi. Namum ketika membicarakan suatu topik yang

berkaitan dengan sejarah, bahan-bahan pengajaran bisa dibicarakan secara lebih

tajam.

Ada dua bahan kajian Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu bahan kajian

pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi,

Page 47: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

32

ekonomi dan pemerintahan dan bahan kajian sejarah meliputi perkembangan

masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa kini.

Mengajar sejarah pada tingkat sekolah dasar memerlukan stimulant yang

besar serta berbagai variasi pendekatan untuk mendapatkan partisipasi peserta

didik.Akan tetapi kondisi kelas juga harus tetap dijaga supaya tidak kehilangan

kendali dan disiplin. Selain itu diharapkan juga pengajar harus selalu antusias

dalam menambah pengetahuan pribadinya terhadap pengetahuan sejarah. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindarkan suasana kelas yang pasif dan membosankan.

Dalam partisipasi peserta didik melalui penelitian, yang dilakukan berupa

pengembangan bahan pelajaran dengan membuat suatu kegiatan proyek yang

dapat memberikan motivasi kepada murid yang ”enggan” mempelajari sejarah.

Sedangkan dalam partisipasi murid dilakukan melalui diskusi merupakan salah

satu aktivitas yang dapat melatih kemampuan mental murid dalam menghadapi

situasi tertentu, karena mental merupakan isi penting dalam perkembangan murid.

murid yang aktif dalam kegiatan ini akan terlatih berpikir kritis dan

mengembangkan kerangka jiwanya untuk menghadapi setiap masalah,

membentuk pengertian terhadap fakta sejarah dan melatih dirinya untuk membuat

suatu kesimpulan. Bahannya tidak berbentuk permasalahan atau pertanyaan saja,

tetapi dapat pula berupa diskusi setelah mereka mengamati suatu model

dramatisasi peristiwa sejarah yang diperagakan oleh temannya.

c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Secara mendasar, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berkenaan

dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan

Page 48: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

33

kebutuhannya. Ilmu Pengetahuan Sosial berkenaan dengan cara manusia

memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya dan

kejiwaannya; memamfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi;

mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam

rangka mempertahankan kehidupan manusia. Singkatnya, Ilmu Pengetahuan

Sosial mempelajari, menelaah dan mengkaji sistem kehidupan manusia di

permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota

masyarakat.

Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas,

pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai

dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajarn

Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat

dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial

kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar murid MI/SD. Pada jenjang

pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas, begitu juga dengan jenjang

pendidikan tinggi yakni bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam

dengan berbagai pedekatan. Pendekatan interdisipliner atau pendekatan

multidisipliner dan pendekatan sistem memjadi pilihan yang tepat untuk

diterapkan karena pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya pikir dan daya

nalar murid secara berkesinambungan.

Page 49: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

34

Sebagaimana telah dikemukakan di awal, bahwa yang dipelajari di Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks

sosialnya, maka ruang lingkup kajian Ilmu Pengetahuan Sosial adalah: (a)

substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat; dan (b)

gejala, masalah dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua

lingkup pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini harus diajarkan secara terpadu

karena pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tidak hanya menyajikan materi-

materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi

kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena

itu, pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus menggali materi-materi yang

bersumber dari masyarakat. Dengan kata lain, pengajran Ilmu Pengetahuan Sosial

yang melupakan masyarakat atau tidak berpijak pada kenyataan di dalam

msyarakat tidak akan mencapai tujuannya.

Ruang lingkup pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD meliputi hal-

hal yang berkaitan dengan: keluarga, masyarakat setempat, uang, tabungan, pajak,

ekonomi setempat, wilayah sekitar, wilayah propinsi, pemerintahan daerah,

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pengenalasan kawasan dunia dan

kegiatan ekonomi. Pengajaran sejarah meliputi: kerajaan-kerajaan di Indonesia,

tokoh dan peristiwa masa kemerdekaan, bangunan bersejarah serta Indonesia dan

zaman penjajahan.

d. Fungsi Pelajaran Ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Pengajaran pengetahuan sosial di SD berfungsi mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang

Page 50: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

35

dihadapi murid dalam kehidupan sehari-hari.Sedangkan pengajaran sejarah

berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan

masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga kini.

Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi mengembangkan kemampuan setiap

peserta didik untuk memahami fenomena sosial dan lingkungan sekitarnya

sebagai bentuk proses pembelajaran yang berbasis kompetensi. Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self),

kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, Kecamatan,

kota/kabupatenupaten, propinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia.

Fungsi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menurut diantaranya

adalah: (a) memberikan bekal pengetahuan dasar, baik untuk melanjutkan

pendidikan lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (b)

memngembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsep-konsep Ilmu

Pengetahuan Sosial; (c) menanamkan sikap ilmiah dan melatih murid dalam

menggunakan metode ilmiah dan mmengagungkan penciptanya; (d) memupuk

daya kreatif dan inovatif murid; (e) membantu murid memahami informasi baru

dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK); dan (f) memupuk diri

serta mengembangkan minat murid terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial.

Sasaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial dengan pendekatan keterampilan proses diarahkan pada: (1) Melatih cara

berpikir murid dalam memecahkan masalah melalui penyelidikan, pengkajian dan

percobaan; (2) Pengembangan aktivita kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil dan rasa

Page 51: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

36

ingin tahu; dan (3) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi

melalui pembicaraan lisam, cetakan, grafik, peta dan diagram dalam penjelasan

gagasan/ide.

e. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah

Mata pelajaran perkembangan sosial di SD bertujuan agar murid mampu

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya

dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran sejarah bertujuan agar murid mampu

mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat sejak masa lalu

hingga kini sehingga murid memiliki kebangsaan sebagai bangsa Indonesia.

Adapun tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah: (1)

Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

social; (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan; (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, maupun

global.

Secara umum tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai berikut :

a. Aspek Pengetahuan/Pengertian, yang meliputi: (1) Menguasai pengetahuan

tentang aktivitas-aktivitas manusia di waktuyang lampau baik dalam aspek

eksternal maupun internal; (2) Menuasai pengetahuan tentang fakta–fakta

khusus (unik) dariperistiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta

kondisipada waktu terjadinya peristiwa tersebut; (3) Menguasai pengetahuan

Page 52: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

37

tentang unsur–unsur umum (generalisasi) yang terlihat pada sejumlah

peristiwa masa lampau; (4) Menguasai tentang unsur perkembangan dan

peristiwa–peristiwamasa lampau yang berlanjut (bersifat kontinuitas) dari

periode satu keperiode berikutnya yang menyambungkan peristiwa masa

lampaudengan peristiwa masa kini; (5) Menumbuhkan pengertian tentang

hubungan antara fakta satu denganfakta lainnya yang berangkai secara

kognitif (berkaitan secara intrinsik); (6) Menumbuhkan keawasan (awareness)

bahwa keterkaitan fakta lebih penting dari pada fakta–fakta yang berdiri

sendiri; (7) Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh – pengaruh sosial

cultural terhadap peristiwa sejarah; (8) Sebaliknya juga menumbuhkan

keawasan tentang pengaruh sejarahterhadap perkembangan sosial dan kultural

masyarakat; dan (9) Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan

peristiwa masalampau bagi situasi masa kini dalam prespektifnya dengan

situasi yangakan datang.

b. Aspek Pengembangan Sikap, yang meliputi: (1) Penumbuhan kesadaran

sejarah pada murid terutama dalam artian agar mereka mampu berpikir dan

bertindak (bertingkah laku dengan rasa tanggung jawab sejarah sesuai dengan

tuntutan zaman pada waktu mereka hidup); (2) Penumbuhan sikap menghargai

kepentingan/kegunaan pengalaman masa lampau bagi hidup masa kini suatu

bangsa; (3) Sebaliknya juga penumbuhan sikap menghargai berbagai aspek

kehidupan masa kini dari masyarakat di mana mereka hidup yang merupakan

hasil dari pertumbuhan di waktu yang lampau; dan (4) Penumbuhan kesadaran

akan perubahan–perubahan yang telah dan sedang berlangsung di suatu

Page 53: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

38

bangsa diharapkan menuju pada kehidupan yang lebih baik di waktu yang

akan datang.

c. Aspek Keterampilan yang meliputi: (1) Sesuai dengan trend baru dalam

pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial maka pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

di sekolah diharapkan juga menekankan pengembangan kemampuan dasar di

kalangan murid berupa kemampuan heuristik, kemampuan kritik, ketrampilan

menginterpretasikan serta merangkaikan fakta–fakta dan akhirnya juga

keterampilan menulis; (2) Keterampilan mengajukan argumentasi dalam

mendiskusikan masalah–masalah dan mencari hubungan satu peristiwa

dengan peristiwa lainnya atau dari zaman masa kini dan lain–lain; (3)

Ketrampilan menelaah secara elementer buku – buku terutama yang

menyangkut keanekaragaman Ilmu Pengetahuan Sosial dan sejarah; (4)

Ketrampilan mengajukan pertanyaan– pertanyaan produktif di sekitar masalah

keanekaragaman Ilmu Pengetahuan Sosial dan sejarah; (5) Ketrampilan

mengembangkan cara–cara berpikir analitis tentang masalah-masalah sosial

historis di lingkungan masyarakatnya; dan (6) Ketrampilan bercerita tentang

peristiwa sejarah secara hidup.

B. Kerangka Pikir

Hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial biasanya lebih rendah dari

mata pelajaran lain. Salah satu penyebababnya adalah guru hanya mengeluarkan

satu metode saja, yaitu ceramah. Guru tidak berani mencoba menerapkan metode

yang lain karena para guru beranggapan bahwa metode ceramah inilah yang

Page 54: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

39

paling efektif tanpa mempedulikan apakah murid mengerti tentang materi yang

disampaikan, murid tidak diberikan kesempatan untuk bertanya atau mencari

sendiri sehingga menyebabkan hasil belajar murid biasa-biasa saja atau rendah.

Salah satu metode yang cocok diterapkan dalam pembelajaran Iadalah metode

resitasi yang mana murid diberikan tugas sehingga murid memperoleh

kesempatan untuk mencari sendiri ilmu yang ingin diketahui entah itu dilakukan

di dalam kelas, di luar kelas namun tetap dalam lingkungan sekolah ataupun di

luar sekolah (rumah).

Dalam penelitian ini dikaji tentang pengaruh penggunaan metode resitasi

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka

Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Untuk mengetahui hal

tersebut penelitian ini dirancang melalui penelitian pre-experimental Designs

(Nondesigns) dengan desain penelitian yang digunakan adalah“One-Group

Pretest-Posttest Design.

Page 55: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

40

Hubungan antara hasil belajar murid dengan pengaruh penerapan Metode

Resitasi dapat dilihat dari skema kerangka pikir berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Hipotesis yang penulis ajukan adalah di duga ada pengaruh metode resitasi

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka

Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Sebelum Diberikan Perlakuan

berupa Penerapan Metode Resitasi

Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial

Setelah Diberikan Perlakuan berupa

Penerapan Metode Resitasi

pretest postest

Sebelum diberikan perlakuan

metode resitasi tidak berpengaruh

terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial

Setelah diberikan perlakuan metode resitasi berpengaruh

terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial

Page 56: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:107) ”penelitian eksperimen merupakan

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment)

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.Penelitian eksperimen

(eksperimental research) merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk

menilai suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap subjek/objek

penelitian untuk menguji hipotesis”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan one group pretest

posttest design. Penelitian ini tidak menggunakan kelas pembanding namun sudah

menggunakan tes awal sehingga besarnya efek atau pengaruh penggunaan metode

resitasi dapat diketahui secara pasti. Penelitian ini dilakukan dengan

mengimplementasikan metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial murid Kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan

Kabupaten Takalar.

B. Desain Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel X dan variabel Y.

Metode Resitasi sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial sebagai variabel terikat (Y).

Page 57: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

44

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian eksperimen dengan jenis One Group Pretest-Posttest.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pratest Variabel Terikat Posttest

O1 X O2

Sumber: Sugiyono (2007: 74)

Keterangan:

O1 : Tes awal yang diberikan sebelum diberikan perlakuan mengenai

penggunaan tehnik

O2 : Tes akhir yang diberikan setelah diberikan perlakuan mengenai

penggunaan tehnik

X : Perlakuan

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2015 : 117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penelitian ini keseluruhan murid di SDN 14

Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar adalah 53 orang,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 58: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

45

Tabel 3.2 Keadaan Populasi

No. Kelas Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki Wanita

1 I 3 6 9

2 II 5 5 10

3 III 5 3 8

4 IV 6 4 10

5 V 7 3 10

6 VI 3 3 6

Jumlah 29 24 53

Sumber:Tata Usaha Sekolah SDN 14 Mallaka

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan

sampel tidak berdasarkan peluang (Nonprobability Sampling) dengan tehnik

pengambilan sampel berdasarkan tujuan dengan cara undian. Dalam tehnik ini,

ada enam gulungan kertas yang diundi karena jumlah kelas ada 6 maka gulungan

kertas juga berjumlah 6 kemudian masing-masing kertas tersebut digabungkan

dalam satu tempat setelah itu kita undi dan akhirnya yang keluar dari undian

adalah kelas V. Jadi yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah murid kelas

V yang berjumlah 10 orang dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Sampel Penelitian: Murid Kelas V SDN 14 MALLAKA

No. Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Wanita

1 V 7 3 10

Sumber: Tata Usaha SDN 14 Mallaka Tahun Ajaran 2020

Page 59: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

46

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamankan presepsi, maka

terlebih dahulu penulis mengemukakan definisi variabel penelitian agar tidak

terjadi penafsiran yang keliru.

1. Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas

tertentu agar siswa melakukan kegitan belajar. Tugas yang diberikan siswa

dapat dilakukan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, perpustakaan, di

rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.

2. Hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keseluruhan

yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan

hanya salah sau aspek potensi saja.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

(Arikunto, 2002:136)”. Adapun instrument penelitian yang digunakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi

atau pengamatan guna memperoleh data yang di inginkan. Observasi atau

pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas murid selama

proses pembelajaran berlangsung.

Page 60: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

47

2. Lembar Tes

Butir soal yang digunakan adalah pretest dan posttest. Pretest digunakan

sebelum pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diterapkan, sedangkan posttest

digunakan setelah murid mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode

resitasi. Tes hasil belajar yang digunakan berupa uraian pertanyaan. Tes tersebut

dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan murid kelas V.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah penelitian

sendiri, namun setelah sasaran penelitian menjadi jelas maka dikembangkan

instrumen penelitian sederhana, yang dapat mempertajam serta melengkapi data

hasil pengamatan langsung atau observasi. Untuk kepentingan ini digunakan

teknik pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data yang ada dilokasi

penelitian, digunakan teknik :

1. Observasi

“Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra (dalam Margono 2000:122). Observasi digunakan

untuk mengumpulkan data tentang partisipasi murid dalam proses belajar melalui

penerapan metode resitasi.”

2. Tes

Tes yang digunakan adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).

Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:

a. Tes awal (pretest)

Page 61: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

48

Tes awal dilakukan sebelum menerapkan metode resitasi. Pretest dilakukan

untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum

diterapkannya metode resitasi .

b. Test akhir (posttest)

Tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh metode

resitasi.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan untuk mengambil data nama-nama murid

yang mendukung penelitian, Profil sekolah dan foto selama penelitian.

Adapun tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tahap Pelaksanaan

a. Pra Perlakuan

1. Memberikan penjelasan secara singkat dan menyeluruh kepada murid

kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten

Takalar sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

2. Memberikan tes awal dengan menggunakan instrument tes (pretest) untuk

mengetahui hasil belajar sebelum menerapkan metode Resitasi.

b. Perlakuan

1. Memberikan perlakuan dengan menerapkan metode Resitasi.

2. Memberikan tes akhir dengan menggunakan instrument tes yang di

berikan pada tes awal.

G. Teknik Analisis Data

Page 62: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

49

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan

analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai

posttest dan nilai posttest kemudian dibandingkan . membandingkan kedua nilai

tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang

didapatkan antara nilai pretest dengan nilai post test. Pengajuan perbedaan ini

nilai hanya dilakukan terhadap rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu

digunakan teknik yang disebut dengan uji – t (t-test). Dengan demikian langkah-

langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest

Posttest Design adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2015:207) Statistik Deskriptif merupakan statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskrIlmu

Pengetahuan Sosialikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan

melalui analisis ini adalah sebagai berikut :

a) Rata-rata (Mean)

b) Persentase (%) nilai rata-rata

Dimana :

P = Angka persentase

Page 63: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

50

f = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyaknya sampel responden.

Dalam analisis ini penelitian menetapkan tingkat kemampuan murid

dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang

dicanangkan oleh Dekdikbud (2003) yaitu :

Tabel 3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar

Sumber: Data Statistik Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Murid

Kelas V SDN 14 Mallaka.

2. Analisis data Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan

teknik statistik t (uji – t) . Dengan Tahap sebagai berikut :

t =

√∑

(Arikunto, 2011:275)

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (Posttest)

d = Deviasi masing-masing subjek

Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar

0 – 54

55 – 64

65 – 79

80 – 89

90 – 100

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Page 64: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

51

∑ =Jumlahkuadratdeviasi

= Subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut :

a) Mencari Harga “Md” dengan menggunakan rumus :

Md = ∑

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

∑ = Jumlah dari gain (Posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel.

b) Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus :

∑ = ∑ – ∑

Keterangan :

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

∑ = Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel

c) Menentukan harga t hitung dengan menggunakan rumus :

t =

√∑

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (Posttest)

d = Deviasi masing-masing subjek

Page 65: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

52

∑ =Jumlahkuadratdeviasi

= Subjek pada sampel

d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan.

Kaidah pengujian signifikan :

Jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan

metode resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten

Takalar.

Jika t hitung < t tabel maka H 0 diterima berarti penggunaan metode resitasi

tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V

SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

Menentukan harga t tabel dengan mencari t tabel menggunakan tabel distribusi t

dengan taraf signifikan = 0,05 dan di = N – 1

Membuat kesimpulan apakah penggunaan metode resitasi berpengaruh

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka

Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

Page 66: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah jawaban dari rumusan masalah yang telah

ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 murid mengenai

metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V

SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan analisis data penelitian

menggunkan teknik statistik deskriptif dan statistik infrensial. Hasil analisis

tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran

mengenai karakteristik subyek penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan menerapkan metode resitasi.

a). Deskripsi hasil Pretest Kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan

Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar sebelum diterapkan Metode

Resitasi.

Berdasarkan hasil belajar murid sebelum diberikan perlakuan atau sebelum

diterapkan metode resitasi pada murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan

Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar, maka diperoleh data-data yang

dikumpulkan melalui instrumen tes. Data hasil belajar kelas V SDN 14 Mallaka

Page 67: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

54

Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar dapat diketahui sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Skor Nilai Pretest Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V

NO NAMA MURID NILAI

1 Fedi Syaren Loasari 60

2 Muh. Hidayat Nur Fajri 75

3 Hairul 65

4 Muhammad Hilal Ramadhan 50

5 Rika Syam 80

6 Nur Alya Saputri 60

7 Dafina Ayu Ananta.M 70

8 Muh. Zaky Adithia Abbas 70

9 Muhammad Ibnu Sina 50

10 Ilham Albukhory 50

Jumlah 630

Dari data di atas, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid

kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar

dapat dilihat melalui tabel dibawah ini

Tabel 4.2 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest

X F F.X

50 3 150

60 2 120

65 1 65

70 2 140

75 1 75

80 1 80

Jumlah 10 630

Page 68: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

55

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ 630 , sedangkan

nilai dari N sendiri adalah 10. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut :

= ∑

=

= 63

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan

Kabupaten Takalar sebelum penerapan metode resitasi yaitu 63. Adapun

dikategorikan pada pedoman Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(Depdikbud) , dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Tingkat hasil belajar Pretest

Interval Kategori Hasil

Belajar

Frekuensi Persentase (%)

0-54 Sangat Rendah 3 30

55-64 Rendah 2 20

65-79 Sedang 4 40

80-89 Tinggi 1 10

90-100 Sangat Tinggi 0 0

Jumlah 10 100

Sumber: Data Statistik Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Murid

Kelas V SDN 14 Mallaka.

Berdasarkan data pada tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen tes

dikategorikan sangat rendah yaitu 30 % dari 3 murid, rendah 20 % dari 2 murid,

Page 69: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

56

sedang 40 % dan tinggi 10%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat

dikatakan bahwa tingkat kemampuan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

sebelum diterapkan metode resitasi tergolong rendah.

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 x < 65 Tidak tuntas 5 50

65 x 100 Tuntas 5 50

Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

murid kelas V SDN 14 Mallaka setelah dilakukan pretest terdapat 5 murid yang

belum tuntas hasil belajarnya 5 murid yang telah tuntas hasil belajarnya. Ini

berarti ketuntasan hasil belajar tidak memuaskan secara klasikal karena nilai rata-

rata 63 tidak mencapai KKM yang diharapkan yaitu 65.

1. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas

V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten

Takalar setelah diterapkan metode resitasi.

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap murid setelah

diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya

diperoleh setelah diberikan posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Skor Nilai Postest Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD

NO NAMA MURID NILAI

1 Fedi Syaren Loasari 75

2 Muh. Hidayat Nur Fajri 95

Page 70: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

57

3 Hairul 75

4 Muhammad Hilal Ramadhan 75

5 Rika Syam 95

6 Nur Alya Saputri 85

7 Dafina Ayu Ananta.M 90

8 Muh. Zaky Adithia Abbas 90

9 Muhammad Ibnu Sina 85

10 Ilham Albukhory 80

Jumlah 845

Dari data di atas, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid

kelas V SDN 14 Mallaka dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest

X F F.X

75 3 225

80 1 80

85 2 170

90 2 180

95 2 190

Jumlah 10 845

Dari data hasil posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =

845. Dan nilai dari N sendiri adalah 10. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut :

Page 71: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

58

= ∑

=

= 84,5

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan

Kabupaten Takalar setelah penerapan metode resitasi yaitu 84,5 dari skor ideal

100. Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan

kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.7 Tingkat hasil belajar posttest

Interval Kategori Hasil

Belajar

Frekuensi Persentase (%)

0-54 Sangat Rendah 0 0

55-64 Rendah 0 0

65-79 Sedang 3 30

80-89 Tinggi 3 30

90-100 Sangat Tinggi 4 40

Jumlah 10 100

Sumber: Data Statistik Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Murid

Kelas V SDN 14 Mallaka.

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap posttest dengan menggunakan

instrumen tes dikategorikan sangat tinggi yaitu kategori sedang 30%, tinggi 30%,

dan sangat tinggi 40%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan

Page 72: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

59

bahwa tingkat hasil belajar murid setelah diterapkan metode resitasi tergolong

tinggi.

Tabel 4.8 Deksripsi ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Skor Kategori Frekuensi %

0 x < 65 Tidak tuntas 0 0

65 x 100 Tuntas 10 100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

murid kelas V SDN 14 Mallaka setelah dilakukan pretest terdapat 0 murid (0%)

yang tidak tuntas hasil belajarnya dan 10 murid (100%) yang telah tuntas hasil

belajarnya. Ini berarti ketuntasan hasil belajar memuaskan secara klasikal karena

nilai rata-rata 84,5 mencapai KKM yang diharapkan yaitu 65.

2. Deskripsi Aktivitas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SDN 14

Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar Selama

Diterapkan Metode Resitasi.

Hasil pengamatan aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan metode resitasi selama 3 kali pertemuan dinyatakan dalam

persentase sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid

HASIL ANALISIS DATA OBSERVASI AKTIVITAS MURID

No Aktifitas Murid

Jumlah Murid

yang aktif pada

pertemuan

Rata-

rata % Kategori

1 3 4 5 6

Page 73: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

60

1 Murid yang hadir

pada saat

pembelajaran

P

R

E

T

E

S

10 10 10

P

O

S

T

E

S

T

10 100 Aktif

2 Murid yang

memperhatikan

penjelasan guru

mengenai materi

yang pembelajaran

9 9 10 9,33 93,3 Aktif

3 Murid

mendengarkan

penjelasan guru

sebelum diberikan

tugas

9 9 9 9 90 Aktif

4 Murid diberi

kesempatan untuk

bertanya mengenai

tugas yang

diberikan

8 9 9 8,67 86,7 Aktif

5 Murid yang

mengerjakan

pekerjaan dengan

baik dan sesuai

dengan arahan guru

9 9 10 9,33 93,3 Aktif

6 Murid yang

mengerjakan

pekerjaannya

sendiri tanpa

dikerjakan oleh

orang lain

9 10 10 9,67 96,7 Aktif

7 Murid mencatat

hasil pekerjaan

dengan baik dan

sistematis

9 10 10 9,67 96,7 Aktif

8 murid yang mampu

menyimpulkan

materi pembelajaran

pada akhir

pembelajaran

8 9 10 9 90 Aktif

Page 74: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

61

Rata-rata 9,34 93,4

Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III

menunjukkan bahwa :

1. Persentase kehadiran murid sebesar 100 %

2. Persentase murid yang memperhatikan penjelasan guru tentang meteri yang

diajarkan sebanyak 93,3 %, selebihnya terdapat dua orang siswa yang

bermain sehingga tidak dapat memperhatikan gurunya.

3. Murid mendengarkan penjelasan guru sebelum diberikan tugas 90 %, dan

terdapat 3 orang siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru sebelum

diberikan tugas karena siswa tersebut izin keluar kelas.

4. Murid diberi kesempatan untuk bertanya mengenai tugas yang diberikan

86,7%, selebihnya terdapatmurid yang tidak bertanya pada hari 1-3

dikarenakan murid tersebut sudah mengerti dari tugas yang telah diberikan

oleh gurunya.

5. Murid yang mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan arahan

guru 93,3%, akan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang belum dapat

mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan arahan guru

dikarenakan murid tersebut masih belum faham terkait pekerjaan yang sudah

diberikan oleh gurunya.

6. Murid yang mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa dikerjakan oleh orang

lain 96,7 %, akan tetapi masih terdapat satu murid yang masih belum bisa

emngerjakan pekerjaannya sendiri dikarenakan murid tersebut memiliki sikap

Page 75: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

62

tidak peduli sehingga dia masih belum bisa mengerjakan pekerjaannya

dengan sendiri.

7. Murid mencatat hasil pekerjaan dengan baik dan sistematis 96,7%, dan masih

terdapat satu orang murid yang masih rancuh dalam mencatat hasil pekerjaan

dikarenakan murid tersebut masih malas untuk menulis.

8. murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir

pembelajaran 90%, namun terdapat beberapa murid yang kurang memahami

materi pembelajaran karena mereka tidak focus ketika guru menjelaskan

materi pembelajaran.

9. Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial dengan menggunakan metode resitasi yaitu 93,4%

Dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah murid yang aktif

melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 93,4% , sehingga dapat

disimpulkan bahwa aktivitas murid dalam proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode resitasi telah mencapai kriteria

aktif.

3. Pengaruh Penerapan Metode Resitasi dalam Meningkatkan Hasil

Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SDN 14

Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Terdapat pengaruh penerapan

metode resitasi dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid

kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten

Takalar”. Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah

teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji t.

Page 76: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

63

Tabel 4.10 Analisis Skor Pretest dan Posttest

No X1 (Pretest) X2 (Posttest) d= X2 - X1 d2

1 60 75 15 225

2 75 95 20 400

3 65 75 10 100

4 50 75 25 625

5 80 95 15 225

6 60 85 25 625

7 70 90 20 400

8 70 90 20 400

9 50 85 35 1.225

10 50 80 30 900

JML 630 845 215 5.125

Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.

1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md = ∑

=

= 21,5

2. Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus :

∑ = ∑ – ∑

= 5125 -

= 5125 –

= 5125 – 4622,5

= 502,5

Page 77: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

64

3. Menentukan harga t hitung dengan menggunakan rumus :

t =

√∑

t =

t =

t =

t =

t =

4. Menentukan harga t tabel

Untuk Menentukan harga t tabel dengan mencari t tabel menggunakan tabel

distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan d.b = N-1= 10-1 = 9 maka

diperoleh t 0,05 = 1,833

Setelah diperoleh t hitung 9,099 t tabel = 1,833 maka diperoleh t hitung .> t

tabel atau 9,099 > 1,833 sehingga dapat di simpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1

diterima. Berarti terdapat pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar murid

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka

Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

Page 78: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

65

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pretest, nilai rata-rata hasil belajar murid

dengan kategori sangat rendah yaitu 30 % dengan jumlah 3 murid, rendah 20 %

dengan jumlah 2 murid, sedang 40 % dengan jumlah 4 murid dan tinggi 10%

dengan jumlah 1 murid. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan

bahwa tingkat hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid sebelum diterapkan

metode resitasi tergolong rendah

Selanjutnya nilai rata-rata hasil posttest adalah 84,5, jadi hasil belajar

murid setelah diterapkan metode resitasi mempunyai hasil belajar yang lebih baik

dibanding dengan sebelum penerapan metode resitasi. Selain itu, persentase

kategori hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid juga meningkat yakni

sangat tinggi yaitu kategori sedang 30% dengan jumlah 3 murid, tinggi 30%

dengan jumlah 3 murid, dan sangat tinggi 40% dengan jumlah 4 murid. Melihat

dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar murid

dalam berbicara setelah diterapkan metode resitasi tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan

rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 9,099. dengan frekuensi

(dk) sebesar 10 – 1 = 9 , pada taraf signifikan 5 % diperoleh t tabel = 1,833. Oleh

karena t hitung > t tabel pada taraf signifikan 5 % , maka hipotesis nol (H0)

ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti bahwa terdapat

pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar murid pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng

Selatan Kabupaten Takalar. Hasil analisis yang menunjukkan adanya pengaruh

Page 79: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

66

metode resitasi terhadap hasil belajar sejalan dengan hasil observasi yang

dilakukan.

Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah murid yang menjawab

pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri untuk

menyampaikan persoalan faktual. Murid juga mulai aktif dan percaya diri untuk

menyampaikan perasaan dan pendapatnya setelah melakukan kegiatan diskusi

mereka mengaku senang dan sangat menikmati diskusi yang dilakukan sehingga

termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran yang menyenangkan

membuat murid tidak lagi keluar masuk pada saat pembelajaran berlangsung dan

tidak lagi merasa bosan ataupun tertekan mengikuti pembelajaran dikelas.

Berdasarkan nilai analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang

diperoleh serta hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh penerapan metode resitasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial murid V SDN 14 Mallaka Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten

Takalar.

Page 80: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

67

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pretest, nilai rata-rata hasil belajar murid

dengan kategori sangat rendah yaitu 30 % dengan jumlah 3 murid, rendah 20

% dengan jumlah 2 murid, sedang 40 % dengan jumlah 4 murid dan tinggi

10% dengan jumlah 1 murid. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat

dikatakan bahwa tingkat hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid

sebelum diterapkan metode resitasi tergolong rendah

Nilai rata-rata hasil posttest adalah 84,5, jadi hasil belajar murid setelah

diterapkan metode resitasi mempunyai hasil belajar yang lebih baik

dibanding dengan sebelum penerapan metode resitasi. Selain itu, persentase

kategori hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid juga meningkat yakni

sangat tinggi yaitu kategori sedang 30% dengan jumlah 3 murid, tinggi 30%

dengan jumlah 3 murid, dan sangat tinggi 40% dengan jumlah 4 murid.

Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil

belajar murid dalam berbicara setelah diterapkan metode resitasi tergolong

tinggi.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan

rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 9,099. dengan frekuensi

(dk) sebesar 10 – 1 = 9 , pada taraf signifikan 5 % diperoleh t tabel = 1,833.

Oleh karena t hitung > t tabel pada taraf signifikan 5 % , maka hipotesis nol

Page 81: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

68

(H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti bahwa terdapat

pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar murid pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan

Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Hasil analisis yang

menunjukkan adanya pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar sejalan

dengan hasil observasi yang dilakukan.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian bahwa penerapan

metode resitasi berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar murid pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas V SDN 14 Mallaka Kecamatan

Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar, maka dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Kepada Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan pendidikan disekolah,

kiranya memberikan dorongan kepada guru untuk mengembangkan metode-

metode pembelajaran yang inovatif dan variatif dalam mengembangkan mutu

pendidikan di sekolah.

2. Kepada para pendidik khususnya guru SDN 14 Mallaka yang melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi disarankan agar tidak

hanya menjelaskan secara verbal tetapi juga membimbing murid yang

mengalami kesulitan, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar murid.

3. Kepada peneliti, diharapkan mampu mengembangkan metode resitasi ini

dengan menerapkan pada materi lain untuk mengetahui apakah pada materi

Page 82: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

69

lain cocok dengan metode pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang

diharapkan dan Sebaiknya diadakan pertemuan berkala sesering mungkin

untuk membahas upaya-upaya dan permasalahan yang ditemukan di kelas

dengan bertukar pikiran yang bermuara pada peningkatan kualitas

pembelajaran di kelas.

4. Kepada calon peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat metode

resitasi ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji terlebih

dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.

Page 83: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

69

DAFTAR PUSTAKA

Alipandie, Amansjah. 1984. Buku Pegangan Guru Didaktik Metodik. Surabaya:

Usaha Nasional

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Cahyani, Riana. 2010. Pembelajaran IPS Kreatif. Jakarta:Balai Pustaka

Ersugianto, Moch Ali. 2004.Penggunaan Metode Resitasi atau Pemberian Tugas

Untuk meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas

V SD Negeri Baros Kota Cimahi .

Fajarwati, Nur Akhdiyah. 2012. Jurnal Cendekia Sosial(online),

Http://sc.syekhnurjati.ac.id, di akses pada tgl 1 february 2020, pukul 14.06.

Fradani, Ayis Crusma, dkk. 2018. Eksperimentasi Model Pembelajaran Probing

Prompting Yang Di Dukung Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Pada

Mata Pelajaran IPS di MTs Abu Darrin Bojonegoro. Prodi Pendidikan

Ekonomi Unswagati Cirebon. Vol.6 No.2.

Hamdayama, Jumanta. 2014 Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter,Ghalia Indonesia.Bogor

Indranata, Iskandar 2008 Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas

Penerbit.Universitas Indonesia(UI-Press).Jakarta

Lestari, Wiwit Endah, dan Mazlan. 2019. Pengaruh Metode Resitasi dan Problim

Solving Terhadap Prestasi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN

Padangjambu Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik. Ilmiah Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan. Vol.7 No.2

Mudlofir, Ali. 2015.Desain Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Praseptyo, Heri. 2017. Statistik dasar sebuah panduan untuk peneliti

Pemula/penyusun. Mojekerto Jawa Timur Indonesia : Lembaga Pendidikan

dan Pelatihan International English Institute Indonesia

Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda karya Gulo,W.2002.

Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Grasindo

Sari, Sinta Alfiana. dan Tiara Anggia Dewi. 2019. Pengaruh Penggunaan Metode

Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester

Genap SMP Negeri 1 Trimurjo. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro.

Vol.7 No.1

Page 84: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

70

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasarProses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algasindo

Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabe

Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

KencanaPrenada Media Group

Thomas, Gordon. 1996. Mengajar Anak Berdisiplin Diri Di Rumah Dan Di Sekolah.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rahmawati, Ai. 2013.Pengertian Pendidikan. IPS dan Pendidikan IPS(Online),

(http://bahanbelajar. Pgsd.blogspot.com, diakses 12 Juni 2017, pukul 10.50

WITA)

Rusyanti, Hesti. 2012. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(Online),

(http://teoriku.blogspot.in, diakses 29 juni 2017,pukul 17.30 WITA)Teori

Makalah. Pengertian IPS.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2010. Bandung: Nuansa Aulia.

Page 85: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

LAMPIRAN 1

PERSURATAN

Page 86: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hastuti S.Pd.,M.Pd

NIP : 197207101998032011

Jabatan : Kepala Sekolah

Unit Kerja : SDN 14 Mallaka

Dengan ini menyatakan bahwa:

Nama : Nirwana

Nim :105401112016

Status : Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah melakukan penelitian Skripsi dengan judul : “Pengaruh Mtode

Resitasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid SDN 14

Mallaka Kecamatan Polongbankeng Selatan Kabupaten Takalar” Kegiatan

tersebut di laksanakan pada tanggal 05 – 19 Agustus 2020. Demikian Surat

keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya agar dapat di gunakan sebagai

mana mestinya.

Makassar, Agustus 2020

Kepala Sekolah SDN 14 Mallaka

Hastuti S.Pd.,M.Pd

NIP 197207101998032011

SDN 14 MALLAKA

KECAMATAN POLONGBANGKENG SELATAN

KABUPATEN TAKALAR

Page 87: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU
Page 88: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

LAMPIRAN II

RPP DAN SOAL-SOAL

Page 89: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SDN 14 MALLAKA

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)

Sub Tema : Lingkungan dan Manfaatnya (Sub Tema 3)

Pembelajaran ke : 4

Alokasi waktu :

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

Page 90: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : IPS

No Kompetensi Indikator

3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis

Indonesia sebagai negara kepulauan/

maritim dan agraris serta pengaruhnya

terhadap kehidupan ekonomi, sosial,

budaya, komunikasi serta transportasi.

3.1.1 Identifikasi letak geografis

bangsa Indonesia terhadap budaya

masyarakat.

3.1.2 Menyebutkan nama bandara

dan pelabuhan yang ada di

indonesia.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi

karakteristik geografis Indonesia sebagai

negara kepulauan/ maritim dan agraris

serta pengaruhnya terhadap kehidupan

ekonomi, sosial, budaya, komunikasi

serta transportasi.

4.1.1 Studi pustaka mencari

informasi letak geografis

bangsa indonesia.

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator

3.1.

Menentukan pokok pikiran dalam teks

lisan dan tulis

3.1.1 Menentukan ide pokok

bacaan

4.1 Menyajikan pokok pikiran dalam teks

tulis dan lisan secara lisan, tulis, dan

visual..

4.1.1 Menuliskan ide pokok

bacaan.

Page 91: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

C. TUJUAN

1. Dengan mengamati gambar pada peta, siswa dapat menyebutkan asal

daerah beberapa identitas budaya secara peduli.

2. Dengan membaca, siswa dapat menemukan ide pokok bacaan secara

percaya diri.

3. Dengan menentukan ide pokok siswa mampu memahami tentang sejarah

perahu phinisi dari sulawesi selatan

D. MATERI

1. Peta Indonesia.

2. Bacaan tentang "Kapal Phinisi, Kapal Penjelajah Dunia".

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Teknik : Example Non Example

Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, dan Ceramah

Page 92: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do‟a dipimpin oleh salah

seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do‟a

adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.

(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap

disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya

sita-cita.

4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu

nasional lainnya. Guru memberikan penguatan

tentang pentingnya menanamkan semangat

Nasionalisme.

5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/

berbicara selama 15-20 menit materi non pelajaran

seperti tokoh dunia, kesehatan, kebersihan,

makanan/minuman sehat , cerita inspirasi dan

motivasi .

15 menit

Page 93: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Inti Langkah-Langkah Pembelajaran

Guru menjelaskan sesuai dengan materi yang akan

diajarkan

Guru memberikan tugas kepada murid

Guru memberikan waktu kepada murid untuk

mengerjakan tugasnya

Guru mengontrol murid, sehingga murid bekerja

dengan sungguh-sungguh

Guru memberi penguatan tentang jawaban murid

140 menit

Penutup 1. Siswa mampu mengemukakan hasil belajar hari ini

2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan

menambahkan informasi dari siswa lainnya..

4. Penugasan dirumah kerjasama dengan orang tua.

Dengan bantuan orang tuanya, siswa mencatat

kesenian tradisional, adat istiadat, dan unsur budaya

lainnya yang masih lestari di wilayah tempat

tinggalnya.

5. Salam dan do‟a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

15 enit

Page 94: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

G. PENILAIAN

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan

memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat

dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes

pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric

penilaian sebagai berikut.

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin

b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis

c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen Penilaian

a. Sikap

1) Disiplin

2) Tanggung jawab

3) Peduli

4) Percaya Diri

b. Pengetahuan

Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis pada buku siswa.

Format Penilaian

Page 95: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

c. Keterampilan

Rubrik Mengamati Gambar

H. PENGAYAAN

Page 96: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Peta diatas adalah peta jalur penerbangan antar pulau di Indonesia. Sekarang

sebutkan bandara-bandara dan lapangan udara di tiap-tiap provinsi di

Indonesia.

No. Nama Provinsi Nama Bandara/Lapangan Udara

1.

2.

3.

4.

5.

Page 97: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

I. SUMBER DAN MEDIA

1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5

(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

2. Buku, gambar, teks, peta geografis pulau-pulau di Indonesia, atlas.

Refleksi Guru

Catatan Guru

1. Masalah :……….

2. Ide Baru :………..

3. Momen Spesial :………….

Mengetahui

Kepala Sekolah,

HASTUTI.S,Pd.,M.Pd

NIP. 197207101998032011

Takalar , September 2020

Guru Kelas V ,

MUH. ILHAM,S.Pd.

NIP. 199101122019031014

Page 98: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

SOAL PRETEST DAN POSTTEST

Peta diatas adalah peta jalur pelayaran antar pulau di Indonesia. Sekarang

sebutkan nama pelabuhan di tiap-tiap provinsi di Indonesia.

No. Nama Provinsi Nama Bandara/Lapangan Udara

1.

Page 99: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

2.

3.

4.

5.

LAMPIRAN III

Page 100: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

HASIL ANALISIS

DATA DARI PRETEST

DAN POSTTEST

PRETEST

Skor Nilai Pretest Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V

NO NAMA MURID NILAI

1 Fedi Syaren Loasari 60

2 Muh. Hidayat Nur Fajri 75

3 Hairul 65

4 Muhammad Hilal Ramadhan 50

5 Rika Syam 80

6 Nur Alya Saputri 60

7 Dafina Ayu Ananta.M 70

Page 101: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

8 Muh. Zaky Adithia Abbas 70

9 Muhammad Ibnu Sina 50

10 Ilham Albukhory 50

Jumlah 630

Dari data di atas, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid

kelas V SDN 14 Mallaka Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar dapat dilihat

melalui tabel dibawah ini.

Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest

X F F.X

50 3 150

60 2 120

65 1 65

70 2 140

75 1 75

80 1 80

Jumlah 10 630

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ 630 , sedangkan

nilai dari N sendiri adalah 10. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut :

= ∑

=

= 63

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kec. Polongbangkeng Selatan Kab.

Takalar sebelum penerapan metode resitasi yaitu 63. Adapun dikategorikan pada

Page 102: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

pedoman Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) , maka

keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tingkat Hasil Belajar Pretest

Interval Kategori Hasil

Belajar

Frekuensi Persentase (%)

0-54 Sangat Rendah 3 30

55-64 Rendah 2 20

65-79 Sedang 4 40

80-89 Tinggi 1 10

90-100 Sangat Tinggi 0 0

Jumlah 10 100

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel diatas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan

instrumen tes dikategorikan sangat rendah yaitu 30 % dari 3 murid, rendah 20 %

dari 2 murid, sedang 40 % dari 4 murid dan tinggi 10% dari 1 murid. Melihat dari

hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan hasil

belajar murid sebelum diterapkan metode resitasi tergolong rendah.

Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 x < 65 Tidak tuntas 5 50

65 x 100 Tuntas 5 50

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka

Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar setelah dilakukan pretes terdapat 5

murid (50%) yang belum tuntas hasil belajarnya dan 5 murid (50%) yang telah

tuntas hasil belajarnya. Ini berarti ketuntasan hasil belajar tidak memuaskan

Page 103: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

secara klasikal karena nilai rata-rata 63 tidak mencapai KKM yang diharapkan

yaitu 65.

POSTTEST

Data Perolehan skor tes hasil belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kec.

Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar setelah penerapan metode resitasi:

Skor Nilai Postest Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD

NO NAMA MURID NILAI

1 Fedi Syaren Loasari 75

2 Muh. Hidayat Nur Fajri 95

3 Hairul 75

4 Muhammad Hilal Ramadhan 75

5 Rika Syam 95

6 Nur Alya Saputri 85

7 Dafina Ayu Ananta.M 90

Page 104: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

8 Muh. Zaky Adithia Abbas 90

9 Muhammad Ibnu Sina 85

10 Ilham Albukhory 80

Jumlah 845

Dari data di atas, untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid

kelas V SDN 14 Mallaka dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest

X F F.X

75 3 225

80 1 80

85 2 170

90 2 180

95 2 190

Jumlah 10 845

Dari data hasil posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =

845. Dan nilai dari N sendiri adalah 10. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut :

= ∑

=

= 84,5

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka Kec. Polongbangkeng Selatan Kab.

Takalar setelah penerapan metode resitasi yaitu 84,5 dari skor ideal 100. Adapun

di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan

(Depdikbud) , maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 105: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Tabel 4.7 Tingkat hasil belajar posttest

Interval Kategori Hasil

Belajar

Frekuensi Persentase (%)

0-54 Sangat Rendah 0 0

55-64 Rendah 0 0

65-79 Sedang 3 30

80-89 Tinggi 3 30

90-100 Sangat Tinggi 4 40

Jumlah 16 100

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap posttest dengan menggunakan

instrumen tes dikategorikan sangat tinggi yaitu kategori sedang 30% dari 3

murid, tinggi 30% dari 3 murid, dan sangat tinggi 40% dari 4 murid. Melihat dari

hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa hasil belajar murid setelah

diterapkan metode resitasi tergolong tinggi.

Deksripsi ketuntasan Hasil Belajar

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 x < 65 Tidak tuntas 0 0

65 x 100 Tuntas 10 100

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid kelas V SDN 14 Mallaka

Kec. Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar setelah dilakukan pretes terdapat 10

murid (100%) yang telah tuntas hasil belajarnya.. Ini berarti ketuntasan hasil

belajar memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 84,5 mencapai KKM

yang diharapkan yaitu 65.

Page 106: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

LAMPIRAN IV

Page 107: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

HASIL ANALISIS

DATA OBSERVASI

AKTIVITAS MURID

HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS MURID

No Aktifitas Murid

Jumlah Murid

yang aktif pada

pertemuan

Rata-

rata % Kategori

1 3 4 5 6

1 Murid yang hadir

pada saat

pembelajaran

10 10 10

10 100 Aktif

Page 108: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

2 Murid yang

memperhatikan

penjelasan guru

mengenai materi

yang pembelajaran

P

R

E

T

E

S

9 9 10

P

O

S

T

E

S

T

9,33 93,3 Aktif

3 Murid

mendengarkan

penjelasan guru

sebelum diberikan

tugas

9 9 9 9 90 Aktif

4 Murid diberi

kesempatan untuk

bertanya mengenai

tugas yang

diberikan

8 9 9 8,67 86,7 Aktif

5 Murid yang

mengerjakan

pekerjaan dengan

baik dan sesuai

dengan arahan guru

9 9 10 9,33 93,3 Aktif

6 Murid yang

mengerjakan

pekerjaannya

sendiri tanpa

dikerjakan oleh

orang lain

9 10 10 9,67 96,7 Aktif

7 Murid mencatat

hasil pekerjaan

dengan baik dan

sistematis

9 10 10 9,67 96,7 Aktif

Page 109: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

8 murid yang mampu

menyimpulkan

materi pembelajaran

pada akhir

pembelajaran

8 9 10 9 90 Aktif

Rata-rata 9,34 93,4

Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III menunjukkan

bahwa :

10. Persentase kehadiran murid sebesar 100 %

11. Persentase murid yang memperhatikan penjelasan guru mengenai meteri

yang diajarkan 93,3 %, selebihnya terdapat 2 orang murid yang bermain

sehingga tidak dapat memperhatikan gurunya.

12. Murid mendengarkan penjelasan guru sebelum diberikan tugas 90 %, dan

terdapat 3 orang murid yang tidak mendengarkan penjelasan guru sebelum

diberikan tugas karena siswa tersebut izin keluar kelas.

13. Murid diberi kesempatan untuk bertanya mengenai tugas yang diberikan

86,7% selebihnya terdapat murid yang tidak bertanya pada hari 1-3

dikarenakan murid tersebut sudah mengerti dari tugas yang telah diberikan

oleh gurunya.

14. Murid yang mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan arahan

guru 93,3% akan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang belum dapat

mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan arahan guru

dikarenakan murid tersebut masih belum paham terkait pekerjaan yang sudah

diberikan oleh gurunya.

Page 110: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

15. Murid yang mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa dikerjakan oleh orang

lain 96,7 % akan tetapi masih terdapat 1 murid yang masih belum bisa

mengerjakan pekerjaannya sendiri dikarenakan murid tersebut memiliki sikap

tidak peduli sehingga dia belum bisa mengerjakan pekerjaannya dengan

sendiri.

16. Murid mencatat hasil pekerjaan dengan baik dan sistematis 96,7% dan masih

terdapat 1 orang murid yang masih rancuh dalam mencatat hasil pekerjaan

dikarenakan murid tersebut masih malas untuk menulis.

17. murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir

pembelajaran 90% namun terdapat beberapa murid yang kurang memahami

materi pembelajaran karena mereka tidak focus ketika guru menjelaskan

materi pembelajaran.

18. Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan

sosial dengan menggunakan metode resitasi yaitu 93,4%.

Page 111: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

LAMPIRAN V

DOKUMENTASI

Page 112: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Gambar 1 Melakukan Perkenalan dengan Murid dan Menyampaikan materi pembelajaran.

Page 113: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Gambar 2 Melaksanakan Pretest

Gambar 3 Melaksanakan Pretest

Page 114: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Gambar 4 Melakukan Posttest

Gambar 5 Foto bersama Guru SDN 14 Mallaka.

Page 115: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

Distribusi Nilai T Tabel

Page 116: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU
Page 117: PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU

RIWAYAT HIDUP

NIRWANA. Dilahirkan di Limbung Kabupaten

Gowa pada hari Jum‟at, tanggal 17 Desember 1999.

Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari

pasangan Ayah Hamka dan Ibu Fausiah.

Penulis mulai menempuh pendidikan formal pada tahun

2004 di SDN Limbung Putera dan tamat pada tahun

2010. Kemudian, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 1 Bajeng dan tamat pada tahun 2013. Selanjutnya, penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Bajeng dan tamat pada tahun 2016.

Setelah tamat SMA pada tahun 2016, penulis hijrah ke Kota Makassar untuk

melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pada bangku perkuliahan.

Penulis kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar dan diterima pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) S1 dan selesai pada tahun 2020.